56
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Dokter keluarga adalah dokter yang dapat memberikan pelayanan kesehatan yang berorientasi komunitas dengan titik berat kepada keluarga, ia tidak hanya memandang penderita sebagai individu yang sakit tetapi sebagai bagian dari unit keluarga dan tidak hanya menanti secara pasif, tetapi bila perlu aktif mengunjungi penderita atau keluarganya (Ikatan Dokter Indonesia, 1982). Ruang lingkup pelayanan kedokteran keluarga lebih terkait pada masalah-masalah keluarga yang ada hubungannya dengan masalah kedokteran yakni masalah sehat-sakit yang dihadapi oleh perseorangan bagian dari anggota keluarga. Pelayanan dokter keluarga tidaklah sama dengan pelbagai pelayanan kedokteran lainnya. Banyak manfaat yang dapat diperoleh dari pelayanan kedokteran keluarga, salah satunya adalah penanganan kasus penyakit sebagai manusia seutuhnya, bukan hanya terhadap

kk joglo

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: kk joglo

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Dokter keluarga adalah dokter yang dapat memberikan pelayanan kesehatan yang

berorientasi komunitas dengan titik berat kepada keluarga, ia tidak hanya memandang

penderita sebagai individu yang sakit tetapi sebagai bagian dari unit keluarga dan tidak

hanya menanti secara pasif, tetapi bila perlu aktif mengunjungi penderita atau keluarganya

(Ikatan Dokter Indonesia, 1982).

Ruang lingkup pelayanan kedokteran keluarga lebih terkait pada masalah-masalah

keluarga yang ada hubungannya dengan masalah kedokteran yakni masalah sehat-sakit yang

dihadapi oleh perseorangan bagian dari anggota keluarga. Pelayanan dokter keluarga

tidaklah sama dengan pelbagai pelayanan kedokteran lainnya. Banyak manfaat yang dapat

diperoleh dari pelayanan kedokteran keluarga, salah satunya adalah penanganan kasus

penyakit sebagai manusia seutuhnya, bukan hanya terhadap keluhan yang disampaikan

sehingga lebih terpadu serta tidak menimbulkan pelbagai masalah lainnya.

Sekitar sepertiga penduduk di dunia terinfeksi Mycobacterium tuberculosis, dan infeksi

tuberkulosis merupakan penyebab tunggal kematian orang dewasa di dunia (WHO, 2006).

Pada tahun 2006, World Health Organization memperkirakan terdapat 9,24 juta kasus baru

TB (tuberkulosis), sedangkan pada tahun 2007 terdapat 9,27 juta. Jumlah pasien TB yang

meninggal pada tahun 2007 sebanyak 1,32 juta orang (tanpa Human Immunodeficiency

Virus), ditambah 456.000 pasien dengan HIV-positif. WHO melaporkan kasus global TB di

Page 2: kk joglo

seluruh dunia pada tahun 2009 mencapai 14.000.000 kasus. Insidens tertinggi berada di

wilayah Asia Tenggara, yang mencapai 35% dari 9.400.0000 kasus baru pada tahun tersebut.

Di Indonesia, TB merupakan penyebab kematian kedua terbanyak setelah stroke.

Jumlah penderita TB di Indonesia pada tahun 2008 dilaporkan mencapai 528.063 dengan

prevalensi dan insidens 244 dan 102. Angka ini meningkat pada tahun 2009 dengan

perkiraan prevalensi dan insidens 285 dan 189 per 100.000 penduduk.

Di Puskesmas Kecamatan Mauk sendiri jumlah pasien TB masih cukup banyak.

Berdasarkan hasil wawancara dengan staf puskesmas, diketahui bahwa hampir setiap bulan

terdapat kunjungan pasien TB baik kasus lama maupun kasus baru. Alasan dipilihnya pasien

ini (Nn.N) dalam program kunjungan kasus karena merupakan pasien baru yang dinyatakan

positif TBparu dengan status gizi underweight.

I.2. PERUMUSAN MASALAH

I.2.1. Pernyataan Masalah

Pasien TB paru baru dengan status gizi underweight.

I.2.2. Pertanyaan Masalah

1. Darimana sumber penularan pasien ?

2. Bagaimana kondisi lingkungan pasien baik lingkungan fisik maupun keluarga?

3. Bagaimana kondisi psiko–sosio-ekonomi, pendidikan, serta budaya keluarga pasien?

4. Bagaimana jalan keluar atau alternatif pemecahan masalah untuk mengatasi masalah

kesehatan yang dihadapi oleh pasien?

Page 3: kk joglo

5. Bagaimana hubungan antara status gizi underweight dengan tuberkulosis paru pada

pasien ?

I.3. TUJUAN

I.3.1. Tujuan Umum

Tercapainya keteraturan berobat sehingga dapat terjadi perbaikan klinis pada pasiendan

mengurangi resiko penularan terhadap lingkungan sekitar pasien.

I.3.2. Tujuan Khusus

1. Diketahuinya sumber penularan pasien.

2. Diketahuinya kondisi lingkungan pasien baik lingkungan fisik mapun keluarga.

3. Diketahuinya kondisi psiko–sosio ekonomi, pendidikan, serta budaya keluarga

pasien.

4. Diketahuinyajalan keluar atau alternatif pemecahan masalah untuk mengatasi masalah

kesehatan yang dihadapi oleh pasien.

5. Diketahuinya hubungan antara status gizi underweight dengan tuberkulosis paru pada

pasien.

Page 4: kk joglo

BAB II

DATA KLINIS

II.1. IDENTITAS PASIEN

Nama Pasien : Nn.N

Umur Pasien : 15 tahun

Status Perkawinan : Belum menikah

Alamat : Kampung Mandeg RT 11 RW 03 Desa sasak Kecamatan

Mauk Kabupaten/Kota Tangerang

Pekerjaan : Pelajar

Agama Pasien dan Keluarga : Islam

Pendidikan Terakhir Pasien : SMP

II.2. ANAMNESA

Dilakukan autoanamnesa dan alloanamnesa pada tanggal 10 November 2012 di rumah

pasien.

II.2.1 Keluhan Utama :

Batuk berdahak + 1 bulan lalu

II.2.2 Riwayat Perjalanan Penyakit

Riwayat Penyakit Sekarang

Page 5: kk joglo

Pasien mengeluh batuk berdahak 1 bulan yang lalu. Batuk berdahak tersebut

dirasakan terus menerus, terutama pada malam hari sehingga seringkali mengganggu

tidurnya. Dahak yang dikeluarkan bersifat kental, berwarna hijau. Pasien juga mengeluh

seringkali timbul keringat dingin, terutama pada sore hari. Pasien tidak ada demam,

tidak ada pilek.

Pasien kemudian berobat ke petugas puskesmas didekat rumahnya, pasien mendapatkan

obat antibiotik dan obat batuk. Namun gejala tidak membaik, kemudian pasien disarankan

menjalani beberapa pemeriksaan yaitu pemeriksaan foto thoraks dan pemeriksaan dahak. Dari

hasil pemeriksaan tersebut, pasien didiagnosa Tuberkulosis paru sehinga pasien mendapat obat-

obatan seperti Rifampisin, Isoniazid, Pirazinamid, dan Etambutol yang masih dikonsumsinya

sampai dengan sekarang. Serta pasien hanya mendapat penjelasan mengenai TB merupakan

penyakit kronis dan lamanya pengobatan TB yang harus dijalani.

Pasien merasa nafsu makan berkurang dan terdapat penurunan berat badan yang

signifikan. Berat badan (BB) pasien sempat turun 6 kilogram selama 2 bulan terakhir.

Ada riwayat kontak yang diakui pasien didapat dari nenek, ibu, kakak dan kakak ipar

pasien, yang diduga menderita TB. Dimana menurut pengakuan pasien, nenek pasien yang

pertama kali menderita TB kemudian ibunya, kakak dan suaminya. Pasien mengaku nenek, ibu,

kakak dan kakak iparnya sudah dikatakan sembuh, dimana ibu pasien dikatakan kembali

menderita TB oleh petugas kesehatan. Pasien mengaku di lingkungan sekitar rumah, tetangga

depan rumah dan belakang ada yang menderita penyakit yang serupa.

Setelah mendapat pengobatan pasien merasa ada perbaikan, batuk berdahak sudah

mulai berkurang. Sesak nafas tidak dirasakan lagi. Berat badan pasien dirasakan meningkat,

Page 6: kk joglo

pasien masih keluar keringat pada malam hari tanpa disertai perasaan dingin (menggigil) serta

ada efek samping obat yang dirasakan oleh pasien (kencing berwarna merah).

Pasien adalah seorang pelajar SMA, tinggal

di??????????????????????????????????????????????????????????????????????

Riwayat makan pasien tidak teratur 2-3 kali sehari dengan porsi kurang. Pasien hanya

makan bubur ayam di pagi hari, nasi, sayur, ikan/telorm tahu/tempe di siang hari dan pada

malam hari pasien makan makanan yang serupa dengan siang hari dan kadang tidak makan.

Riwayat BAB (Buang Air Besar) teratur 1 kali sehari dengan konsistensi keras sampai lunak,

warna coklat kekuningan, tidak ada darah, tidak ada lendir dan tanpa harus mengedan. Riwayat

BAK (Buang Air Kecil) lancar, tidak perih dan berwarna merah (karena obat TB).

II.2.4. Riwayat Penyakit Dahulu

Alergi : Disangkal

Asma : Disangkal

Maag : Disangkal

Penyakit serupa : Disangkal

Infeksi : Disangkal

Jantung : Disangkal

II.2.5. Riwayat Merokok : Disangkal

Page 7: kk joglo

II.2.6. Riwayat Penyakit Keluarga

Darah tinggi : Disangkal

Penyakit jantung : Disangkal

Kencing manis : Disangkal

Penyakit serupa : Positif (nenek, ibu, kakak dan kakak ipar)

II.3. PEMERIKSAAN FISIK

Tanggal : 12 November 2012

Waktu : Pukul 12.00 WIB

II.3.1 Keadaan Umum

Keadaan umum : tidak tampak sakit, baik, perawakan kurus

Kesadaran : Compos mentis

Page 8: kk joglo

II.3.2 Status Gizi

Berat badan : 46 kg (tanggal 20 Otober 2012 : 52 kg).

Tinggi badan : 163 cm

IMT : BB / TB (m) 2 = 46 kg / (1,63 m) 2 = 17,31 kg/m2.

Body Mass Index diklasifikasikan menurut WHO, 2006

Sumber

Menurut WHO 2006, status gizi pasien dikategorikan underweight.

II.3.3 Status Generalis:

Tekanan darah : 120/ 80 mmHg

Nadi : 76 x/ menit, reguler, isi cukup, pulsus defisit (-)

Respiratory Rate : 20 x/ menit, teratur, tipe torakoabdominal

Suhu : 36,5 oC

Underweight <18,5

Normal 18,5 – 24,9

Overweight >25

Pre Obese 25 – 29,9

Obese I 30 – 34,9

Obese II 35 – 39,9

Obese III ≥40

Sumber : WHO (2006)

Page 9: kk joglo

II.3.4 Kepala dan Leher

Kepala : Bentuk normal, tidak teraba benjolan, rambut hitam terdistribusi merata dan

tidak mudah dicabut.Leher : Simetris, letak trakea di tengah, teraba pembesaran kelenjar getah

bening servikalis, lunak, dengan diameter 1x1cm (berjumlah dua).

II.3.5 Mata

Bentuk normal, palpebra superior etinferior tidak edema, tidak cekung, konjungtiva tidak

pucat, sklera tidak ikterik, pupil bulat, isokor, diameter 3 mm, refleks cahaya langsung +/+,

reflek cahaya tidak langsung +/+.

II.3.6 Telinga

Bentuk normal, liang telinga lapang, tidak ada serumen, nyeri tekan tragus -/-, nyeri

tarik aurikuler -/-. Kelenjar getah bening pre-retro-infra aurikuler tidak teraba membesar.

II.3.7Hidung

Bentuk normal, tidak ada septum deviasi, tidak ada pernapasan cuping hidung, tidak ada

sekret.

II.3.8Mulut

Tidak ada perioral sianosis, lidah tidak kotor dan tidak berselaput, tonsil T1-T1 tidak

hiperemis, faring tidak hiperemis, uvula di tengah.

II.3.9Gigi

Terdapat caries dan kalkulus.

Page 10: kk joglo

II.3.11Thoraks

II.3.11.1 Paru-paru

Inspeksi : tampak simetris dalam diam dan pergerakan nafas.

Palpasi: stem fremitus kiri sama kuat dengan kanan baik sisi depan maupun belakang.

Perkusi: sonor, batas paru hepar di intracostae space(ICS) VI midclavicula line(MCL)

dekstra, peranjakan 2 jari.

Auskultasi: vesikuler, ronkhi +/+, wheezing -/-.

II.3.11.2 Jantung

Inspeksi : tidak tampak pulsasi ictus cordis.

Palpasi : pulsasi ictus cordis teraba di ICS V MCL sinistra.

Perkusi : redup

batas jantung atas di ICS II parasternal line sinistra.

batas jantung kanan di ICS V sternal line sinistra.

batas jantung kiri di ICS V MCLsinistra.

Auskultasi : bunyi jantung I dan II normal, murmur (-), gallop (-).

II.3.12 Abdomen

Inspeksi : tampak membuncit, scar (+).

Palpasi : supel, nyeri tekan epigastrium (-), turgor kulit baik, hepar-lien

tidak teraba membesar.

Perkusi : timpani, nyeri ketok costovertebral angle(-), meteorismus (-).

Auskultasi : bising usus (+)dalam batas normal.

II.3.13 Ekstremitas

Page 11: kk joglo

Ekstremitas superior et inferior dextra et sinistra tidak tampak deformitas, tidak edema,

akral hangat.

II.3.14 Status Neurologis

1. Kesadaran :compos mentis, Glaslow Coma Scale 15

2. Rangsang meningeal :(-)

3. Peningkatan TIK :(-)

4. Pupil : bulat,isokor, 3 mm, refleks cahaya langsung

+/+, Refleks cahaya tidak langsung +/+

5. Nn. craniales : baik

6. Motorik : baik

7. Sensorik : baik

8. Sistem otonom : baik

9. Fungsi cerebelum dan koordinasi : baik

10. Fungsi luhur : baik

11. Refleks fisiologis : +/+ normal

12. Refleks patologis : -/-

13. Tanda regresi dan demensia : tidak ada

II.4.PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan Radiologis

Page 12: kk joglo

Foto thoraks AP

tanggal ??????????????????????????????????????????????????????????????????????

COR : CTR < 50%

Aorta dan mediastinum superior tidak melebar

Trachea di tengah dan kedua hilus tidak menebal

Tampak infiltrat di suprahilar dan parakardial paru kanan kiri

Kedua sinus costophrenicus lancip, diafragma licin

Tulang-tulang dan jaringan lunak dinding dada baik

Kesan : KP aktif dupleks

Pemeriksaan sputum BTA SPS (Sewaktu-Pagi-Sewaktu) tanggal

????????????????????????????????????????????????????? menunjukkan

hasil (-)

II.5. DIAGNOSA KERJA

Tuberkulosis paru, kasus baru (Kategori I).

II.6. DIAGNOSA TAMBAHAN

Status gizi underweight.

II.7. TERAPI YANG TELAH DIBERIKAN

Page 13: kk joglo

Terapi Farmakologi

Pengobatan di Puskesmas Kelurahan Joglo I:

o Fase intensif / kombipak I: 2 RHZE (150/ 75 / 400 / 275 mg),

Minum 1 x 3 tab kombipak I setiap hari.

o Fase lanjut / kombipak II : 4 R3H3 (150/ 150 mg)

Minum setiap senin, rabu & jumat 1 x 3 tab kombipak II.

Terapi Nonfarmakologi

1) Edukasi oleh tenaga kesehatan Puskesmas Kelurahan Joglo Imengenai cara

minum obat dan lamanya waktu pengobatan yang harus dijalani.

Page 14: kk joglo

BAB III

DATA KELUARGA DAN LINGKUNGAN

III.1. STRUKTUR KELUARGA

III. 1. 1. Catatan Perorangan Kepala Keluarga Dan Anggota Keluarga

No. Nama L/P Tanggal

Lahir

(Usia)

Hubungan

dengan

Kepala

Keluarga

Pendidikan

Terakhir

Pekerjaan Agama Status

Pernikahan

Keterangan

1 Bpk W L 42 tahun Kepala

Keluarga

SMP Pegawai

Swasta

Islam Menikah Sehat

2 Ibu S P 42 tahun Istri SD Ibu rumah

tangga

Islam Menikah Sembuh ??

????????

3 Ny.I P 25 tahun Anak SMP Ibu rumah

tangga

Islam Menikah Sehat

4 Tn.A L 27 tahun Menantu D3 Pegawai

Swasta

Islam Menikah Sehat

5 Nn.N P 15 tahun Anak SMP Pelajar Islam Belum

menikah

Sehat

6 An.F L 6 tahun Anak TK Pelajar Islam Belum

Menikah

Sehat

7 An.A L 2 tahun Cucu - - Islam Belum

menikah

Sehat

Page 15: kk joglo

Tabel III.1.1. Catatan Usia, Hubungan dengan KK, Pendidikan Terakhir, Pekerjaan, Agama

dan Status Pernikahan.

Sumber : wawancara

Genogram

Lihat print lagi

Kasih halaman

header footer

Page 16: kk joglo

III.3. RIWAYAT IMUNISASI

Tabel III.2. Tabel Riwayat Imunisasi Keluarga dan Kesehatan Keluarga

Daftar

keluarga

Vaksinasi

Keterangan

Hepatitis Polio BCG DPT TT Campak

Tn. K - - - - - - Sehat

Ny. B - - - - - - Sakit (pasien)

Y + + + + + + Sehat

N + + + + + + Sehat

D + + + + + + Sehat

III.4. STATUS PENDIDIKAN PASIEN DAN KELUARGA

Pendidikan terakhir Ny.B tamat Sekolah Menengah Pertama. Pendidikan terakhir Tn.K

tamat Sekolah Menengah Umum. Anak pertama sedang menjalani pendidikan Sekolah

Menengah Ekonomi Atas. Anak kedua sedang menjalani pendidikan sekolah dasar. Anak

terakhir sedang menjalani pendidikan Taman kanak-kanak.

Page 17: kk joglo

Tabel III.3. Tabel Status Pendidikan Pasien dan Keluarga

Nama Tingkat Pendidikan

Tn K SMA

Ny B SMP

Y SMEA

N 5 SD

D TK A

III.5. STATUS SOSIAL EKONOMI

Suami Ny. B bekerja sebagai pelayan restoran dengan penghasilan Rp. 1.000.000/ bulan.

(Upah Minimum Provinsi DKI Jakarta tahun 2011 Rp. 1.299.000, berdasarkan upah minimum

provinsi status sosial Ny. B dibawah Upah Minimum Provinsi/ kurang). Menurut pasien,

pemasukan dari suaminya cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari yang terdiri dari

makanan, pakaian, listrik dan air, serta biaya sekolah anak ketiga pasien. Pasien dibantu oleh

adiknya yang telah bekerja dan belum menikah dalam memenuhi kebutuhan keluarga (Rp.

50.000 / bulan). Ny.B menyisihkan uang belanjanya Rp 50.000/bulan sebagai simpanan.

Perkiraan pengeluaran untuk kebutuhan keluarga:

Untuk makanan dan pakaian : Rp. 500.000,-

Untuk penerangan : Rp. 50.000,-

Untuk pendidikan(dan lain lain) : Rp. 450.000,-

Page 18: kk joglo

Pendapatan – pengeluaran : sebanding

III.6. PEMBIAYAAN KESEHATAN

Pasien mengaku apabila ada anggota keluarganya yang sakit, selalu berobat ke klinik 24

jam terdekat atau ke Puskesmas Kelurahan Joglo I.Kadangsebelum berobat ke puskesmas atau ke

klinik pasien meminum obat warung terlebih dahulu. Keluarga Ny.B tidak ada yang mempunyai

ASKES (asuransi kesehatan) atau jaminan kesehatan lainnya.

III.7. POLA MAKAN SEHARI-HARIPASIEN DAN KELUARGA SEHARI-HARI

Makanan biasanya dimasak olehpasien berupa sayur dan lauk-pauk. Pola makan keluarga

pasien 3x sehari. Pola makan pasien tidak teratur, 2 - 3X sehari yaitu makan pagi, siang dan

malam.

Tabel III.4. Pola Makanan Pasien Sehari-Hari

Jenis Makanan Jumlah Kalori Karbohidrat (gr)

Protein (gr) Lemak (gr)

Makan pagi :

Kue donat 1 buah 280 kkal 57 5 20

Makan siang :

Nasi putih ½ piring 180 kkal 39,8 3 0,3

Tempe goreng 1 potong 35 kkal 1,5 2,5 2,7

Telur dadar atau

1 butir 126 kkal 0,7 8,2 9,7

Ikan kembung 1 ekor 125 kkal 2,2 21,3 3,4

Page 19: kk joglo

Jenis Makanan Jumlah Kalori Karbohidrat (gr)

Protein (gr) Lemak (gr)

Sawi putihatau

100gr 9 kkal 1,7 1 0,1

Kangkung 100gr 28 kkal 3,9 3,4 0,7

Makan malam :Mie bakso atau

1 mangkok 114 kkal 16,4 5,3 3

Mie instan 1 mangkok (100gr)

102 kkal 10,5 6,2 3,9

Total 744 -763 kkal

117 -114,9 gr 25 - 41,7 gr 35,8 -31 gr

Kadang seminggu sekali pasien mengonsumsi buah seperti pisang/pepaya.

Jumlah kalori yang di butuhkan Ny. B : 2079 kalori/hari

Jumlah kalori yang dikonsumsi Ny. B : 744 - 763 kkal

Dilihat dari menu sehari-hari, maka kebutuhan kalori kurang.

Page 20: kk joglo

Tabel III.5. Pola Makanan Keluarga Pasien Sehari-Hari

Waktu

makan

Menu

Sumber kalori Sumber proteinSayur-

sayuran

Buah-

buahan

Makan

Pagi

Kue donat (1 buah) _

Makan

Siang

Nasi (1 piring) Telur (1 butir)/

tempe 1 potong

Kangkung/

sawi putih

Makan

malam

Nasi (1 piring)

Mie instan

tempe 1 potong -

III.8.KONDISI RUMAH

Page 21: kk joglo

Status : Rumah kakek pasien.

III.8.1. Luas Rumah dan Kondisi Bangunan

Luas rumah 4 m X 6 m = 24 m2

Jumlah ruangan : 3 ruangan terdiri dari, 1 kamar tidur, 1 MCK, 1 dapur

Rumah terdiri dari : 1 lantai

Atap rumah : terbuat dari genteng

Dinding : terbuat dari tembok

Langit-langit rumah : terbuat dari tripleks

Lantai rumah : terbuat dari ubin

Jumlah orang dalam rumah : 5 orang

Jumlah keluarga : 1 keluarga

III.8.2. Lokasi

Lokasi rumah tidak langsung berhadapan dengan jalanan umum dengan jarak sekitar 25

m dari jalan raya.Jarak antara satu rumah dengan rumah yang lain sangat berdekatan (< 1m).

III.8.3. Alat Kesejahteraan di Rumah

1 unit televisi, 1 unit sepeda motor, 1 unit kipas angin, 1 unit rice cooker, dan 1 unit

kompor gas 2 tungku.

III.8.4. Ventilasi

Diruang keluarga, kamar tidur, kamar mandidan dapur keluar-masuknya angin melalui

tiga pintu yang dibiarkan terbuka.

Ventilasi terdiri dari :

Pintu depan: 2 m x 0,6 m = 1,2 m2

Page 22: kk joglo

Pintu tengah : 2 m x 0,3 m = 0.6 m2

Pintu belakang: 2 m x 0,4 m = 0,8 m2

Lubang angin di atas pintu dan jendela depan:2 x 0.05m x 2,5 m = 0,25 m2

Jendela depan: 1.6m x 0.45 m =0.72 m2,secara fungsional tidak berfungsi.

Total ventilasi: 3,57 m2 – 0,72 m2= 2,85 m2

Persentase ventilasi:

Luas ventilasi/luas lantai x 100% = 3,57m2 / 24 m² x 100 %

= 11,8%

Karena ventilasi rumah yang ideal adalah 15 – 20 %, maka ventilasi rumahpasien dalam

kriteria tidak ideal.

III.8.5. Pencahayaan

Pencahayaan rumah pasien pada pagi dan siang hari kurang dikarenakan di rumah pasien

jendelanya rusak,sehingga sumber cahayanya berasal dari pintu yang dibiarkan

terbuka.Pencahayaan rumah pada malam hari menggunakan penerangan listrik yaitu bohlam, 1

di ruang keluarga dan 1 di kamar Ny.B.

Page 23: kk joglo

III.8.6. Penggunaan Air Sehari-Hari

a) Penggunaan air

Kebutuhan air untuk mandi dan mencuci diperoleh dari sumur pompa.

Jarak antara sumur pompa dengan septic tank ± 2 m.

b) Kebiasaan minum

Keperluan memasak dan minum sehari-hari didapatkan dari sumur pompa tetangga.

Kualitas air baik, air yang diminum dimasak terlebih dahulu.

Penilaian air minum yang dipakai : baik.

III.8.7. Pembuangan Kotoran

Pembuangan air kotor : di tanah

Pembuangan sampah :sampah dibuang di belakang rumah, dan

selanjutnya sampah dibakar.

III.8.8. Tempat Mandi

Tempat mandi berada dalam rumah menyatu dengan jamban dan kondisiyang kurang

terawat.

III.8.9.Pembuangan Tinja

Tempat pembuangan tinja : Jamban pribadi.

Reservoir kakus :Tinja disalurkan ke tanah yang dikeruk sedalam ±3m.

Bagian kakus: Kakus jongkok (tidak terawat)

Dinding terbuat dari semen

Lantai terbuat dari ubin

Page 24: kk joglo

III. 9. DENAH LOKASI

Page 25: kk joglo

III.10. DENAH RUMAH

RUMAH NENEK

Page 26: kk joglo

III.11. MANDALA OF HEALTH

Mind, Body and Spirit: Ny.B, usia 37 tahun, pasien TB paru baru dengan status

giziunderweight.

Human biology : -

Family: Nenek pasiendiduga menderita penyakit TB paru dan meninggal setahun

lalu dan adik pasien pernah menjalani pengobatan TB selama 6 bulan dan belum

dinyatakan sembuh. Kurangnya pengetahuan keluarga tentang penyakit TBC dan

penularannya serta manfaat gizi seimbang.

Personal behaviour : Bersin dan batuk tidak menutup mulut, membuang ludah

sembarangan. Pasien rutin dan teratur minum obat TB paru.

Psyco-socio-economic enviroment : Sosial ekonomi kurang.

Physical enviroment : Rumah yang lembab, kurangnya ventilasi dan

pencahayaan serta higiene rumah yang kurang.

Sick care system : kurangnya edukasi terhadap penyakit TB paru

Work : Kerja fisik ringan-sedang (ibu rumah tangga).

Life style: Gaya hidup sederhana.

Community : Masyarakat sosial ekonomi rendah.

Human made environment : lingkungan yang padat dengan polusi udara.

Culture: minum obat warung jika sakit, dan berobat ke puskesmas.

Biosphere: Global warming.

Page 27: kk joglo

Mandala of Health

Page 28: kk joglo

Ny.

B, 3

7 ta

hun,

m

ende

rita

TB p

aru

& st

atus

giz

i un

derw

eigh

t

Nen

ek te

rken

a TB

par

u,

men

ingg

al s

etah

un la

lu

Life

styl

e

Gay

a hi

dup

sede

rhan

a

Pers

onal

Beh

avio

ur

Buan

g lu

dah

sem

bara

ngan

, saa

t ba

tuk

tidak

men

utup

m

ulut

. Ter

atur

min

um

obat

TB

Sosi

al e

kono

mi k

uran

g

Kerja

fisi

k rin

gan-

seda

ng (I

bu ru

mah

ta

ngga

)

Rum

ah le

mba

b,

kura

ngny

a ve

ntila

si d

an

penc

ahay

aan,

hyg

iene

ru

mah

kur

ang

Jika

saki

t min

um o

bat w

arun

g,

bero

bat k

e pu

skes

mas

Kura

ngny

a ed

ukas

i te

ntan

g TB

par

u

Glo

bal W

arm

ing

Hum

an b

iolo

gy

(-)

Page 29: kk joglo

BAB IV

DIAGNOSA HOLISTIK

IV.1. RESUME

Telah dilakukan kunjungan rumah terhadap seorang perempuan berusia 37 tahun

dengankeluhan utama batuk berdahak dan ada bercak darah sejak 2 bulan yang lalu. Dari

anamnesa didapatkan bahwa batuk tersebut dirasakan terus menerus terutama pada malam hari.

Sputum bersifat kental, berwarna hijau dan kadang disertai bercak darah. Rasa nyeri pada dada

dan sesak nafas dirasakan pada waktu pasien batuk. Pasien juga sering mengeluh keringat dingin

terutama pada waktu malam hari.

Dari pemeriksaan fisik (tanggal 18 November 2011) didapatkan :

Keadaan umum :tampak sakit ringan, tidak sianosis, tidak dyspneu, tidak ikterik,

tidakanemis dan status giziunderweight.

Tekanan darah : 120/ 80 mmHg

Nadi : 76 x/ menit, reguler, isi cukup, pulsus defisit (-)

Respiratory Rate : 10 x/ menit, teratur, tipe torakoabdominal

Suhu : 36,5 oC

Page 30: kk joglo

Auskultasi paru : ronchi + / + pada paru kanan dan kiri

Dari pemeriksaan tambahan didapatkan :

Pemeriksaan sputum basil tahan asam SPS (sewaktu-pagi-sewaktu) tanggal 8-11-

2011 menunjukkan hasil (-)

Pemeriksaan foto rontgen thoraks tanggal 8-11-2011 memberi kesan KP(koch

pulmonum) duplex aktif

Diagnosa : Tuberkulosis paru duplex aktif, kasus baru (kategori 1)

Terapi :

o Fase intensif / kombipak I : 2 RHZE (150 / 75 / 400 / 275 mg),

Minum 1 x 3 tab kombipak I setiap hari.

o Fase lanjut / kombipak II : 4 R3H3 (150 / 150 mg)

Minum setiap senin, rabu & jumat 1 x 3 tab kombipak II.

IV. 2. DIAGNOSA HOLISTIK

a. Aspek personal (keluhan) : batuk berdarah, keringat dingin pada malam hari, nyeri

dada dan sesak napas saat batuk.

b. Aspek klinis atau diagnosis klinis (diagnosis dan diagnosis bandingnya)

Diagnosis : Pasien menderita TB Paru kategori 1 dengan status gizi underweight.

DD / : -

c. Aspek internal (masalah perilaku)

Pasien bersin dan batuk tidak menutup mulut, membuang ludah sembarangan.

Pengetahuan pasien tentang penyakit TBC kurang.

Page 31: kk joglo

Pengetahuan pasien tentang gizi seimbang kurang.

d. Aspek eksternal penderita (masalah psikososial, keluarga)

Pengetahuan keluarga tentang penyakit TBC kurang.

Pengetahuan keluarga mengenai pengaruh pencahayaan, ventilasi, terhadap

masalah kesehatan pasien kurang.

Pengetahuan keluarga tentang gizi seimbang kurang.

Tidak ada anggota keluarga yang menjadi pengawas minum obat pasien.

Sosio-ekonomi kurang

Adik pasien menderita TB paru dan telah menjalani pengobatan TB selama 6

bulan tetapi belum dinyatakan sembuh.

e. Aspek status fungsional pasien (fungsi sosial)

Pasien mampu melakukan tugas sehari-hari tanpa hambatan.

Page 32: kk joglo

BAB V

PENATALAKSANAAN HOLISTIK KOMPREHENSIF DAN PROGNOSIS

V.1. PENATALAKSANAAN HOLISTIK KOMPREHENSIF

V.1.1. Aspek Personal:

Batuk berdarah, keringat dingin pada malam hari, nyeri dada dan sesak napas saat batuk.

Penatalaksanaan

Terapikausal (obat anti tuberkulosis), istirahat cukup, asupan gizi yang cukup.

V.1.2. Aspek Klinis:

Diagnosis : Pasien menderita TB Paru kategori 1 dengan status gizi underweight.

Penatalaksanaan:

Farmakologi : Diberikanobat anti tuberkulosis (OAT) kategori 1 (isoniazid, rifampisin,

pirazinamid dan etambutol) karena termasuk kedalam Tuberkulosis paru kasus baru.

Nonfarmakologi : memberikan edukasi pada pasien tentang asupan gizi yang baik dan

penyakit TBC bahwa penyakit tersebut dapat menular dan dapat disembuhkan.

Page 33: kk joglo

V.1.3. Aspek internal:

Pasien bersin dan batuk tidak menutup mulut, membuang ludah sembarangan.

Pengetahuan pasien tentang penyakit TBC kurang.

Pengetahuan pasien tentang gizi seimbang kurang.

Penatalaksanaan:

Memberi edukasi untuk tidak membuang ludah di sembarang tempat (membuang ludah/

dahak ke wadah yang diberi antiseptik), memberi anjuran untuk menutup mulut saat

batuk.

Memberikan edukasi tentang penyakit TBC dan memberikan penjelasan kepada pasien

untuk meminum obat sesuai dengan dosisnya .

Memberi edukasi kepada pasien mengenai pentingnya pemenuhan gizi seimbang untuk

mendukung proses penyembuhannya.

Page 34: kk joglo

Tabel V.1. Anjuran Diet untuk Pasien

Jenis Makanan Jumlah Kalori Karbohidrat (gr)

Protein (gr) Lemak (gr)

Makan pagi :Nasi putih 1 piring 360 kkal 80 6 0,6Tempe goreng 2 potong 70 kkal 3 5 5,4Telur dadar 1 butir 126 kkal 0,7 8,2 9,7Kue donat 1 buah 280 kkal 57 5 20Makan siang :Nasi putih 1 piring 360 kkal 80 6 0,6Tempe goreng 3 potong 125 kkal 4,5 7,5 8,1Telur dadar atau

1 butir 126 kkal 0,7 8,2 9,7

Ikan kembung goreng 1 ekor 125 kkal 2,2 21,3 3,4Sawi putih tumisatau

100gr 9 kkal 1,7 1 0,1

Kangkung tumis 100gr 28 kkal 3,9 3,4 0,7Jeruk manis 1 buah 45 kkal 11,2 0,9 0,2

Makan malam :Nasi putih 1 piring 360 kkal 80 6 0,6Tahu goreng 3 potong

(150gr)120 kkal 1,2 16,5 7,5

Telur dadar 1 butir 126 kkal 0,7 8,2 9,7Bayam 100gr 23 kkal 3,7 1,2 0,6Total 2130 – 2148

kkal324,4 – 328,1 gr 79,7 – 95,2 gr 67,1 - 72,8

gr

Karbohidrat : 63 -64 % Protein : 15,7 -18,6 % Lemak : 28,9 – 31,2 %

V.1.4. Aspek eksternal:

Pengetahuan keluarga tentang penyakit TBC kurang.

Pengetahuan keluarga tentang gizi seimbang kurang.

Pengetahuan keluarga mengenai pengaruh pencahayaan, ventilasi, terhadap masalah

kesehatan pasien kurang.

Tidak ada anggota keluarga yang menjadi pengawas minum obat pasien.

Sosio –ekonomi kurang

Page 35: kk joglo

Adik pasien menderita TB paru dan telah menjalani pengobatan TB selama 6 bulan tetapi

belum dinyatakan sembuh.

Penatalaksanaan:

Menjelaskan kepada keluarga tentang penyakit TBC

Menjelaskan pada keluarga dan pasien tentang bahan-bahan makanan yang bernilai gizi

tinggi yang bisa didapatkan dengan harga murah, misalnya tahu, tempe, telur dan susu

kedelai, menjelaskan pada keluarga dan pasien untuk mengkonsumsi buah-buahan dan

sayur-sayuran.

Menjelaskan pada keluarga dan pasien tentang manfaat sinar matahari dalam mencegah

perkembangan kuman TBC, menjelaskan pentingnya ventilasi dan sirkulasi udara yang

baik dalam menciptakan kesehatan lingkungan rumah.

Menjelaskan pada keluarga mengenai pentingnya peranan keluarga sebagai Pengawas

Minum Obat.

Edukasi mengenai cara menghasilkan pendapatan tambahan setelah pasien

sembuh.Contoh : menjual gorengan.

Menganjurkan adik pasien melakukan pemeriksaan TB ulang.

V.1.5. Aspek fungsional:

Pasien mampu melakukan tugas sehari-hari tanpa hambatan.

V.2. PROGNOSIS

Ad vitam: dubia ad bonam

Ad functionam: dubia ad bonam

Page 36: kk joglo

Ad sanationam: dubia ad bonam

Page 37: kk joglo

BAB VI

HASIL INTERVENSI DAN PEMBINAAN

Kegiatan kunjungan ke rumah pasien dilakukan sejak tanggal 25 November - 8 Desember

2011. Dalam tiap kunjungan, dilakukan anamnesis dan observasi keadaan dalam dan luar rumah.

Intervensi mulai dilakukan sejak tanggal 25 November dan pengamatan hasil intervensi

dilakukan pada hari terakhir kunjungan yaitu tanggal 8 Desember 2011.

Bentuk intervensi yang dilakukan:

Aspek personal

o Intervensi: istirahat yang cukup.

o Hasil: keluhan batuk berdarah, keringat dingin pada malam hari,nyeri dada dan

sesak napas saat batuk sudah tidak dirasakan pasien.

Aspek klinis

o Intervensi : edukasi mengenai penyakit TB dan asupan gizi yang baik.

o Hasil: Pasien sudah mengerti mengenai penyakit yang di deritanya. Asupan gizi

pasien masih kurang (pasien masih sering tidak makan malam dan tidak makan

buah-buahan), namun makan pagi telah makan nasi dengan sayur / telor. Berat

badan pasien telah mengalami kenaikan 2 kg (dari 39 kg menjadi 41 kg).

Aspek internal

Page 38: kk joglo

o Intervensi : menutup mulut saat batuk (menggunakan masker), membuang ludah/

dahak pada wadah yang diberi antiseptik.

o Hasil: ketika keluar rumah pasien menggunakan masker, namun di rumah pasien

tidak memakai masker karena merasa tidak nyaman. Pasien sudah membuang

ludah/ dahak pada wadah yang telah diberi antiseptik.

Aspek eksternal

o Intervensi: Membuka jendela dan pintu dari pagi sampai sore, edukasi keluarga

tentang penyakit TB dan untuk mengawasi pasien minum obat. Menganjurkan

adik pasien untuk melakukan pemeriksaan TB ulang.

o Hasil: pasien sudah membuka jendela dan pintu dari pagi sampai sore, hal ini

dapat dibuktikan saat kunjungan ke rumah pasien. Keluarga pasien telah mengerti

mengenai penyakit TB dan yang bertindak sebagai PMO (Pengawas Minum Obat)

adalah suami pasien. Adik pasien belum melakukan pemeriksaan TB ulang.

Page 39: kk joglo

BAB VII

KESIMPULAN DAN SARAN

VII.1. KESIMPULAN

1. Kemungkinan sumber penularan Ny.B didapat dari neneknya yang dirawat oleh

pasien, nenek pasien mempunyai gejala batuk berdarah dan diduga menderita

TB paru. Sumber penularan lain didapat dari adiknya yang tinggal disebelah

rumah pasien, sudah menjalani pengobatan TB paru (6 bulan) namun belum

dinyatakan sembuh.

2. Pasien tinggal di lingkungan yang padat dengan polusi udara, rumah pasien tidak

memenuhi kriteria rumah sehat (kurangnya ventilasi, pencahayaan dan

kebersihan).

3. Kondisi psiko-sosio-ekonomi keluarga pasien kurang dengan penghasilan

dibawah UMP (Upah Minimum Provinsi) yang didapatkan dari penghasilan

suami yang bekerja sebagai pramusaji restoran. Pengetahuan keluarga pasien

tentang penyakit yang diderita pasiensangat minim,dimana keluarga pasien

kurang memahami hal-hal apa saja yang menunjang kesembuhan pasien,alasan

perlunya pengawas minum obat, dan bagaimana cara penularan dari penyakit

TBC. Jika sakit keluarga pasien minum obat warung dan berobat ke puskesmas.

4. Masalah kesehatan yang dialami pasien dapat dipecahkan dengan konsumsi obat

teratur sesuai dosis yang ditentukan, meningkatkan pemahaman pasien dan

Page 40: kk joglo

keluarga mengenai penyakit TBC paru dan resiko penularannya.Menjelaskan

pada keluarga dan pasien tentang manfaat sinar matahari dalam mencegah

perkembangan kuman TBC, menjelaskan pentingnya ventilasi dan sirkulasi

udara yang baik dalam menciptakan kesehatan lingkungan rumah. Memberikan

anjuran tentang asupan gizi yang baik.

5. Status gizi Ny.B sebelum menderita TB tergolong underweight, hal ini

menyebabkan sistem imun menurun sehingga lebih mudah tertular penyakit TB

paru. Setelah terkena TB paru status gizi Ny.B masih tergolong

underweight.Penyakit TB paru merupakan penyakit kronis yang menyebabkan

kerusakan sel dan mengakibatkan penurunan berat badan.

VII.2 . SARAN

Saran intervensi:

a) Menutup mulut saat batuk (menggunakan masker) untuk mencegah penularan, dan

membuang dahak diwadah yang telah diberi larutan antiseptik.

b) Membuka jendela dan pintu agar sinar matahari dapat masuk ke dalam rumah dan

sirkulasi udara baik.

c) Makan makanan yang bergizi baik dan jumlah yang cukup serta istirahat cukup.

d) Menentukan suami pasien menjadi Pengawas Minum Obat (PMO).

e) Menganjurkan adik pasien untuk melakukan pemeriksaan TB ulang.

Saran bagi tim kunjugan berikutnya:

a) Memantau kepatuhan pasien agar meminum obat sesuai dengan dosis yang

ditentukan.

Page 41: kk joglo

b) Membangun kesadaran pasien akan pentingnya rumah yang sehat (membuka jendela

dan pintu).

c) Memantau kebiasaan pasien memakai masker atau menutup mulut ketika batuk serta

membuang dahak pada wadah yang telah diberikan larutan antiseptik.

d) Memantau asupan gizi harian.

e) Memantau apakah suami sudah berperan sebagai pengawas minum obat.

f) Mengetahui apakah adik pasien telah menjalani pemeriksaan TB ulang dan

menentukan tindakan selanjutnya.

Saran bagi puskesmas:

a) Memantau perkembangan pasien dengan kunjungan rutin.

b) Penyuluhan penyakit TBC di wilayah kerja puskesmas.

Page 42: kk joglo

DAFTAR PUSTAKA

Gerakan Terpadu Nasional Penanggulangan Penyakit Tuberkulosis Jakarta. (2002)

“Pengobatan Penderita Tuberkulosis”, Pelatihan Penanggulangan Tuberkulosis Paru,

Gerudnas, Jakarta, hal 5.

Suku Dinas Kesehatan Jakarta Barat. (2001). “Kebijaksanaan Nasional Pemberantasan

Tuberkulosis Paru di Indonesia”, Pelatihan Pemberantasan Penyakit Menular,

Sudinkes Jakarta Barat, Jakarta, hal 1.

Suku Dinas Kesehatan Masyarakat Kotamadya Jakarta Barat. (2004). “Program

Penanggulangan Tuberkulosis”, Pedoman Nasional Penanggulangan Tuberkulosis,

Sudinkesmas Jakarta Barat, Jakarta, hal 2.