Upload
rain-octovianto
View
28
Download
5
Embed Size (px)
Citation preview
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Dokter keluarga adalah dokter yang dapat memberikan pelayanan kesehatan yang
berorientasi komunitas dengan titik berat kepada keluarga, ia tidak hanya memandang
penderita sebagai individu yang sakit tetapi sebagai bagian dari unit keluarga dan tidak
hanya menanti secara pasif, tetapi bila perlu aktif mengunjungi penderita atau keluarganya
(Ikatan Dokter Indonesia, 1982).
Ruang lingkup pelayanan kedokteran keluarga lebih terkait pada masalah-masalah
keluarga yang ada hubungannya dengan masalah kedokteran yakni masalah sehat-sakit yang
dihadapi oleh perseorangan bagian dari anggota keluarga. Pelayanan dokter keluarga
tidaklah sama dengan pelbagai pelayanan kedokteran lainnya. Banyak manfaat yang dapat
diperoleh dari pelayanan kedokteran keluarga, salah satunya adalah penanganan kasus
penyakit sebagai manusia seutuhnya, bukan hanya terhadap keluhan yang disampaikan
sehingga lebih terpadu serta tidak menimbulkan pelbagai masalah lainnya.
Sekitar sepertiga penduduk di dunia terinfeksi Mycobacterium tuberculosis, dan infeksi
tuberkulosis merupakan penyebab tunggal kematian orang dewasa di dunia (WHO, 2006).
Pada tahun 2006, World Health Organization memperkirakan terdapat 9,24 juta kasus baru
TB (tuberkulosis), sedangkan pada tahun 2007 terdapat 9,27 juta. Jumlah pasien TB yang
meninggal pada tahun 2007 sebanyak 1,32 juta orang (tanpa Human Immunodeficiency
Virus), ditambah 456.000 pasien dengan HIV-positif. WHO melaporkan kasus global TB di
seluruh dunia pada tahun 2009 mencapai 14.000.000 kasus. Insidens tertinggi berada di
wilayah Asia Tenggara, yang mencapai 35% dari 9.400.0000 kasus baru pada tahun tersebut.
Di Indonesia, TB merupakan penyebab kematian kedua terbanyak setelah stroke.
Jumlah penderita TB di Indonesia pada tahun 2008 dilaporkan mencapai 528.063 dengan
prevalensi dan insidens 244 dan 102. Angka ini meningkat pada tahun 2009 dengan
perkiraan prevalensi dan insidens 285 dan 189 per 100.000 penduduk.
Di Puskesmas Kecamatan Mauk sendiri jumlah pasien TB masih cukup banyak.
Berdasarkan hasil wawancara dengan staf puskesmas, diketahui bahwa hampir setiap bulan
terdapat kunjungan pasien TB baik kasus lama maupun kasus baru. Alasan dipilihnya pasien
ini (Nn.N) dalam program kunjungan kasus karena merupakan pasien baru yang dinyatakan
positif TBparu dengan status gizi underweight.
I.2. PERUMUSAN MASALAH
I.2.1. Pernyataan Masalah
Pasien TB paru baru dengan status gizi underweight.
I.2.2. Pertanyaan Masalah
1. Darimana sumber penularan pasien ?
2. Bagaimana kondisi lingkungan pasien baik lingkungan fisik maupun keluarga?
3. Bagaimana kondisi psiko–sosio-ekonomi, pendidikan, serta budaya keluarga pasien?
4. Bagaimana jalan keluar atau alternatif pemecahan masalah untuk mengatasi masalah
kesehatan yang dihadapi oleh pasien?
5. Bagaimana hubungan antara status gizi underweight dengan tuberkulosis paru pada
pasien ?
I.3. TUJUAN
I.3.1. Tujuan Umum
Tercapainya keteraturan berobat sehingga dapat terjadi perbaikan klinis pada pasiendan
mengurangi resiko penularan terhadap lingkungan sekitar pasien.
I.3.2. Tujuan Khusus
1. Diketahuinya sumber penularan pasien.
2. Diketahuinya kondisi lingkungan pasien baik lingkungan fisik mapun keluarga.
3. Diketahuinya kondisi psiko–sosio ekonomi, pendidikan, serta budaya keluarga
pasien.
4. Diketahuinyajalan keluar atau alternatif pemecahan masalah untuk mengatasi masalah
kesehatan yang dihadapi oleh pasien.
5. Diketahuinya hubungan antara status gizi underweight dengan tuberkulosis paru pada
pasien.
BAB II
DATA KLINIS
II.1. IDENTITAS PASIEN
Nama Pasien : Nn.N
Umur Pasien : 15 tahun
Status Perkawinan : Belum menikah
Alamat : Kampung Mandeg RT 11 RW 03 Desa sasak Kecamatan
Mauk Kabupaten/Kota Tangerang
Pekerjaan : Pelajar
Agama Pasien dan Keluarga : Islam
Pendidikan Terakhir Pasien : SMP
II.2. ANAMNESA
Dilakukan autoanamnesa dan alloanamnesa pada tanggal 10 November 2012 di rumah
pasien.
II.2.1 Keluhan Utama :
Batuk berdahak + 1 bulan lalu
II.2.2 Riwayat Perjalanan Penyakit
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien mengeluh batuk berdahak 1 bulan yang lalu. Batuk berdahak tersebut
dirasakan terus menerus, terutama pada malam hari sehingga seringkali mengganggu
tidurnya. Dahak yang dikeluarkan bersifat kental, berwarna hijau. Pasien juga mengeluh
seringkali timbul keringat dingin, terutama pada sore hari. Pasien tidak ada demam,
tidak ada pilek.
Pasien kemudian berobat ke petugas puskesmas didekat rumahnya, pasien mendapatkan
obat antibiotik dan obat batuk. Namun gejala tidak membaik, kemudian pasien disarankan
menjalani beberapa pemeriksaan yaitu pemeriksaan foto thoraks dan pemeriksaan dahak. Dari
hasil pemeriksaan tersebut, pasien didiagnosa Tuberkulosis paru sehinga pasien mendapat obat-
obatan seperti Rifampisin, Isoniazid, Pirazinamid, dan Etambutol yang masih dikonsumsinya
sampai dengan sekarang. Serta pasien hanya mendapat penjelasan mengenai TB merupakan
penyakit kronis dan lamanya pengobatan TB yang harus dijalani.
Pasien merasa nafsu makan berkurang dan terdapat penurunan berat badan yang
signifikan. Berat badan (BB) pasien sempat turun 6 kilogram selama 2 bulan terakhir.
Ada riwayat kontak yang diakui pasien didapat dari nenek, ibu, kakak dan kakak ipar
pasien, yang diduga menderita TB. Dimana menurut pengakuan pasien, nenek pasien yang
pertama kali menderita TB kemudian ibunya, kakak dan suaminya. Pasien mengaku nenek, ibu,
kakak dan kakak iparnya sudah dikatakan sembuh, dimana ibu pasien dikatakan kembali
menderita TB oleh petugas kesehatan. Pasien mengaku di lingkungan sekitar rumah, tetangga
depan rumah dan belakang ada yang menderita penyakit yang serupa.
Setelah mendapat pengobatan pasien merasa ada perbaikan, batuk berdahak sudah
mulai berkurang. Sesak nafas tidak dirasakan lagi. Berat badan pasien dirasakan meningkat,
pasien masih keluar keringat pada malam hari tanpa disertai perasaan dingin (menggigil) serta
ada efek samping obat yang dirasakan oleh pasien (kencing berwarna merah).
Pasien adalah seorang pelajar SMA, tinggal
di??????????????????????????????????????????????????????????????????????
Riwayat makan pasien tidak teratur 2-3 kali sehari dengan porsi kurang. Pasien hanya
makan bubur ayam di pagi hari, nasi, sayur, ikan/telorm tahu/tempe di siang hari dan pada
malam hari pasien makan makanan yang serupa dengan siang hari dan kadang tidak makan.
Riwayat BAB (Buang Air Besar) teratur 1 kali sehari dengan konsistensi keras sampai lunak,
warna coklat kekuningan, tidak ada darah, tidak ada lendir dan tanpa harus mengedan. Riwayat
BAK (Buang Air Kecil) lancar, tidak perih dan berwarna merah (karena obat TB).
II.2.4. Riwayat Penyakit Dahulu
Alergi : Disangkal
Asma : Disangkal
Maag : Disangkal
Penyakit serupa : Disangkal
Infeksi : Disangkal
Jantung : Disangkal
II.2.5. Riwayat Merokok : Disangkal
II.2.6. Riwayat Penyakit Keluarga
Darah tinggi : Disangkal
Penyakit jantung : Disangkal
Kencing manis : Disangkal
Penyakit serupa : Positif (nenek, ibu, kakak dan kakak ipar)
II.3. PEMERIKSAAN FISIK
Tanggal : 12 November 2012
Waktu : Pukul 12.00 WIB
II.3.1 Keadaan Umum
Keadaan umum : tidak tampak sakit, baik, perawakan kurus
Kesadaran : Compos mentis
II.3.2 Status Gizi
Berat badan : 46 kg (tanggal 20 Otober 2012 : 52 kg).
Tinggi badan : 163 cm
IMT : BB / TB (m) 2 = 46 kg / (1,63 m) 2 = 17,31 kg/m2.
Body Mass Index diklasifikasikan menurut WHO, 2006
Sumber
Menurut WHO 2006, status gizi pasien dikategorikan underweight.
II.3.3 Status Generalis:
Tekanan darah : 120/ 80 mmHg
Nadi : 76 x/ menit, reguler, isi cukup, pulsus defisit (-)
Respiratory Rate : 20 x/ menit, teratur, tipe torakoabdominal
Suhu : 36,5 oC
Underweight <18,5
Normal 18,5 – 24,9
Overweight >25
Pre Obese 25 – 29,9
Obese I 30 – 34,9
Obese II 35 – 39,9
Obese III ≥40
Sumber : WHO (2006)
II.3.4 Kepala dan Leher
Kepala : Bentuk normal, tidak teraba benjolan, rambut hitam terdistribusi merata dan
tidak mudah dicabut.Leher : Simetris, letak trakea di tengah, teraba pembesaran kelenjar getah
bening servikalis, lunak, dengan diameter 1x1cm (berjumlah dua).
II.3.5 Mata
Bentuk normal, palpebra superior etinferior tidak edema, tidak cekung, konjungtiva tidak
pucat, sklera tidak ikterik, pupil bulat, isokor, diameter 3 mm, refleks cahaya langsung +/+,
reflek cahaya tidak langsung +/+.
II.3.6 Telinga
Bentuk normal, liang telinga lapang, tidak ada serumen, nyeri tekan tragus -/-, nyeri
tarik aurikuler -/-. Kelenjar getah bening pre-retro-infra aurikuler tidak teraba membesar.
II.3.7Hidung
Bentuk normal, tidak ada septum deviasi, tidak ada pernapasan cuping hidung, tidak ada
sekret.
II.3.8Mulut
Tidak ada perioral sianosis, lidah tidak kotor dan tidak berselaput, tonsil T1-T1 tidak
hiperemis, faring tidak hiperemis, uvula di tengah.
II.3.9Gigi
Terdapat caries dan kalkulus.
II.3.11Thoraks
II.3.11.1 Paru-paru
Inspeksi : tampak simetris dalam diam dan pergerakan nafas.
Palpasi: stem fremitus kiri sama kuat dengan kanan baik sisi depan maupun belakang.
Perkusi: sonor, batas paru hepar di intracostae space(ICS) VI midclavicula line(MCL)
dekstra, peranjakan 2 jari.
Auskultasi: vesikuler, ronkhi +/+, wheezing -/-.
II.3.11.2 Jantung
Inspeksi : tidak tampak pulsasi ictus cordis.
Palpasi : pulsasi ictus cordis teraba di ICS V MCL sinistra.
Perkusi : redup
batas jantung atas di ICS II parasternal line sinistra.
batas jantung kanan di ICS V sternal line sinistra.
batas jantung kiri di ICS V MCLsinistra.
Auskultasi : bunyi jantung I dan II normal, murmur (-), gallop (-).
II.3.12 Abdomen
Inspeksi : tampak membuncit, scar (+).
Palpasi : supel, nyeri tekan epigastrium (-), turgor kulit baik, hepar-lien
tidak teraba membesar.
Perkusi : timpani, nyeri ketok costovertebral angle(-), meteorismus (-).
Auskultasi : bising usus (+)dalam batas normal.
II.3.13 Ekstremitas
Ekstremitas superior et inferior dextra et sinistra tidak tampak deformitas, tidak edema,
akral hangat.
II.3.14 Status Neurologis
1. Kesadaran :compos mentis, Glaslow Coma Scale 15
2. Rangsang meningeal :(-)
3. Peningkatan TIK :(-)
4. Pupil : bulat,isokor, 3 mm, refleks cahaya langsung
+/+, Refleks cahaya tidak langsung +/+
5. Nn. craniales : baik
6. Motorik : baik
7. Sensorik : baik
8. Sistem otonom : baik
9. Fungsi cerebelum dan koordinasi : baik
10. Fungsi luhur : baik
11. Refleks fisiologis : +/+ normal
12. Refleks patologis : -/-
13. Tanda regresi dan demensia : tidak ada
II.4.PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Radiologis
Foto thoraks AP
tanggal ??????????????????????????????????????????????????????????????????????
COR : CTR < 50%
Aorta dan mediastinum superior tidak melebar
Trachea di tengah dan kedua hilus tidak menebal
Tampak infiltrat di suprahilar dan parakardial paru kanan kiri
Kedua sinus costophrenicus lancip, diafragma licin
Tulang-tulang dan jaringan lunak dinding dada baik
Kesan : KP aktif dupleks
Pemeriksaan sputum BTA SPS (Sewaktu-Pagi-Sewaktu) tanggal
????????????????????????????????????????????????????? menunjukkan
hasil (-)
II.5. DIAGNOSA KERJA
Tuberkulosis paru, kasus baru (Kategori I).
II.6. DIAGNOSA TAMBAHAN
Status gizi underweight.
II.7. TERAPI YANG TELAH DIBERIKAN
Terapi Farmakologi
Pengobatan di Puskesmas Kelurahan Joglo I:
o Fase intensif / kombipak I: 2 RHZE (150/ 75 / 400 / 275 mg),
Minum 1 x 3 tab kombipak I setiap hari.
o Fase lanjut / kombipak II : 4 R3H3 (150/ 150 mg)
Minum setiap senin, rabu & jumat 1 x 3 tab kombipak II.
Terapi Nonfarmakologi
1) Edukasi oleh tenaga kesehatan Puskesmas Kelurahan Joglo Imengenai cara
minum obat dan lamanya waktu pengobatan yang harus dijalani.
BAB III
DATA KELUARGA DAN LINGKUNGAN
III.1. STRUKTUR KELUARGA
III. 1. 1. Catatan Perorangan Kepala Keluarga Dan Anggota Keluarga
No. Nama L/P Tanggal
Lahir
(Usia)
Hubungan
dengan
Kepala
Keluarga
Pendidikan
Terakhir
Pekerjaan Agama Status
Pernikahan
Keterangan
1 Bpk W L 42 tahun Kepala
Keluarga
SMP Pegawai
Swasta
Islam Menikah Sehat
2 Ibu S P 42 tahun Istri SD Ibu rumah
tangga
Islam Menikah Sembuh ??
????????
3 Ny.I P 25 tahun Anak SMP Ibu rumah
tangga
Islam Menikah Sehat
4 Tn.A L 27 tahun Menantu D3 Pegawai
Swasta
Islam Menikah Sehat
5 Nn.N P 15 tahun Anak SMP Pelajar Islam Belum
menikah
Sehat
6 An.F L 6 tahun Anak TK Pelajar Islam Belum
Menikah
Sehat
7 An.A L 2 tahun Cucu - - Islam Belum
menikah
Sehat
Tabel III.1.1. Catatan Usia, Hubungan dengan KK, Pendidikan Terakhir, Pekerjaan, Agama
dan Status Pernikahan.
Sumber : wawancara
Genogram
Lihat print lagi
Kasih halaman
header footer
III.3. RIWAYAT IMUNISASI
Tabel III.2. Tabel Riwayat Imunisasi Keluarga dan Kesehatan Keluarga
Daftar
keluarga
Vaksinasi
Keterangan
Hepatitis Polio BCG DPT TT Campak
Tn. K - - - - - - Sehat
Ny. B - - - - - - Sakit (pasien)
Y + + + + + + Sehat
N + + + + + + Sehat
D + + + + + + Sehat
III.4. STATUS PENDIDIKAN PASIEN DAN KELUARGA
Pendidikan terakhir Ny.B tamat Sekolah Menengah Pertama. Pendidikan terakhir Tn.K
tamat Sekolah Menengah Umum. Anak pertama sedang menjalani pendidikan Sekolah
Menengah Ekonomi Atas. Anak kedua sedang menjalani pendidikan sekolah dasar. Anak
terakhir sedang menjalani pendidikan Taman kanak-kanak.
Tabel III.3. Tabel Status Pendidikan Pasien dan Keluarga
Nama Tingkat Pendidikan
Tn K SMA
Ny B SMP
Y SMEA
N 5 SD
D TK A
III.5. STATUS SOSIAL EKONOMI
Suami Ny. B bekerja sebagai pelayan restoran dengan penghasilan Rp. 1.000.000/ bulan.
(Upah Minimum Provinsi DKI Jakarta tahun 2011 Rp. 1.299.000, berdasarkan upah minimum
provinsi status sosial Ny. B dibawah Upah Minimum Provinsi/ kurang). Menurut pasien,
pemasukan dari suaminya cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari yang terdiri dari
makanan, pakaian, listrik dan air, serta biaya sekolah anak ketiga pasien. Pasien dibantu oleh
adiknya yang telah bekerja dan belum menikah dalam memenuhi kebutuhan keluarga (Rp.
50.000 / bulan). Ny.B menyisihkan uang belanjanya Rp 50.000/bulan sebagai simpanan.
Perkiraan pengeluaran untuk kebutuhan keluarga:
Untuk makanan dan pakaian : Rp. 500.000,-
Untuk penerangan : Rp. 50.000,-
Untuk pendidikan(dan lain lain) : Rp. 450.000,-
Pendapatan – pengeluaran : sebanding
III.6. PEMBIAYAAN KESEHATAN
Pasien mengaku apabila ada anggota keluarganya yang sakit, selalu berobat ke klinik 24
jam terdekat atau ke Puskesmas Kelurahan Joglo I.Kadangsebelum berobat ke puskesmas atau ke
klinik pasien meminum obat warung terlebih dahulu. Keluarga Ny.B tidak ada yang mempunyai
ASKES (asuransi kesehatan) atau jaminan kesehatan lainnya.
III.7. POLA MAKAN SEHARI-HARIPASIEN DAN KELUARGA SEHARI-HARI
Makanan biasanya dimasak olehpasien berupa sayur dan lauk-pauk. Pola makan keluarga
pasien 3x sehari. Pola makan pasien tidak teratur, 2 - 3X sehari yaitu makan pagi, siang dan
malam.
Tabel III.4. Pola Makanan Pasien Sehari-Hari
Jenis Makanan Jumlah Kalori Karbohidrat (gr)
Protein (gr) Lemak (gr)
Makan pagi :
Kue donat 1 buah 280 kkal 57 5 20
Makan siang :
Nasi putih ½ piring 180 kkal 39,8 3 0,3
Tempe goreng 1 potong 35 kkal 1,5 2,5 2,7
Telur dadar atau
1 butir 126 kkal 0,7 8,2 9,7
Ikan kembung 1 ekor 125 kkal 2,2 21,3 3,4
Jenis Makanan Jumlah Kalori Karbohidrat (gr)
Protein (gr) Lemak (gr)
Sawi putihatau
100gr 9 kkal 1,7 1 0,1
Kangkung 100gr 28 kkal 3,9 3,4 0,7
Makan malam :Mie bakso atau
1 mangkok 114 kkal 16,4 5,3 3
Mie instan 1 mangkok (100gr)
102 kkal 10,5 6,2 3,9
Total 744 -763 kkal
117 -114,9 gr 25 - 41,7 gr 35,8 -31 gr
Kadang seminggu sekali pasien mengonsumsi buah seperti pisang/pepaya.
Jumlah kalori yang di butuhkan Ny. B : 2079 kalori/hari
Jumlah kalori yang dikonsumsi Ny. B : 744 - 763 kkal
Dilihat dari menu sehari-hari, maka kebutuhan kalori kurang.
Tabel III.5. Pola Makanan Keluarga Pasien Sehari-Hari
Waktu
makan
Menu
Sumber kalori Sumber proteinSayur-
sayuran
Buah-
buahan
Makan
Pagi
Kue donat (1 buah) _
Makan
Siang
Nasi (1 piring) Telur (1 butir)/
tempe 1 potong
Kangkung/
sawi putih
Makan
malam
Nasi (1 piring)
Mie instan
tempe 1 potong -
III.8.KONDISI RUMAH
Status : Rumah kakek pasien.
III.8.1. Luas Rumah dan Kondisi Bangunan
Luas rumah 4 m X 6 m = 24 m2
Jumlah ruangan : 3 ruangan terdiri dari, 1 kamar tidur, 1 MCK, 1 dapur
Rumah terdiri dari : 1 lantai
Atap rumah : terbuat dari genteng
Dinding : terbuat dari tembok
Langit-langit rumah : terbuat dari tripleks
Lantai rumah : terbuat dari ubin
Jumlah orang dalam rumah : 5 orang
Jumlah keluarga : 1 keluarga
III.8.2. Lokasi
Lokasi rumah tidak langsung berhadapan dengan jalanan umum dengan jarak sekitar 25
m dari jalan raya.Jarak antara satu rumah dengan rumah yang lain sangat berdekatan (< 1m).
III.8.3. Alat Kesejahteraan di Rumah
1 unit televisi, 1 unit sepeda motor, 1 unit kipas angin, 1 unit rice cooker, dan 1 unit
kompor gas 2 tungku.
III.8.4. Ventilasi
Diruang keluarga, kamar tidur, kamar mandidan dapur keluar-masuknya angin melalui
tiga pintu yang dibiarkan terbuka.
Ventilasi terdiri dari :
Pintu depan: 2 m x 0,6 m = 1,2 m2
Pintu tengah : 2 m x 0,3 m = 0.6 m2
Pintu belakang: 2 m x 0,4 m = 0,8 m2
Lubang angin di atas pintu dan jendela depan:2 x 0.05m x 2,5 m = 0,25 m2
Jendela depan: 1.6m x 0.45 m =0.72 m2,secara fungsional tidak berfungsi.
Total ventilasi: 3,57 m2 – 0,72 m2= 2,85 m2
Persentase ventilasi:
Luas ventilasi/luas lantai x 100% = 3,57m2 / 24 m² x 100 %
= 11,8%
Karena ventilasi rumah yang ideal adalah 15 – 20 %, maka ventilasi rumahpasien dalam
kriteria tidak ideal.
III.8.5. Pencahayaan
Pencahayaan rumah pasien pada pagi dan siang hari kurang dikarenakan di rumah pasien
jendelanya rusak,sehingga sumber cahayanya berasal dari pintu yang dibiarkan
terbuka.Pencahayaan rumah pada malam hari menggunakan penerangan listrik yaitu bohlam, 1
di ruang keluarga dan 1 di kamar Ny.B.
III.8.6. Penggunaan Air Sehari-Hari
a) Penggunaan air
Kebutuhan air untuk mandi dan mencuci diperoleh dari sumur pompa.
Jarak antara sumur pompa dengan septic tank ± 2 m.
b) Kebiasaan minum
Keperluan memasak dan minum sehari-hari didapatkan dari sumur pompa tetangga.
Kualitas air baik, air yang diminum dimasak terlebih dahulu.
Penilaian air minum yang dipakai : baik.
III.8.7. Pembuangan Kotoran
Pembuangan air kotor : di tanah
Pembuangan sampah :sampah dibuang di belakang rumah, dan
selanjutnya sampah dibakar.
III.8.8. Tempat Mandi
Tempat mandi berada dalam rumah menyatu dengan jamban dan kondisiyang kurang
terawat.
III.8.9.Pembuangan Tinja
Tempat pembuangan tinja : Jamban pribadi.
Reservoir kakus :Tinja disalurkan ke tanah yang dikeruk sedalam ±3m.
Bagian kakus: Kakus jongkok (tidak terawat)
Dinding terbuat dari semen
Lantai terbuat dari ubin
III. 9. DENAH LOKASI
III.10. DENAH RUMAH
RUMAH NENEK
III.11. MANDALA OF HEALTH
Mind, Body and Spirit: Ny.B, usia 37 tahun, pasien TB paru baru dengan status
giziunderweight.
Human biology : -
Family: Nenek pasiendiduga menderita penyakit TB paru dan meninggal setahun
lalu dan adik pasien pernah menjalani pengobatan TB selama 6 bulan dan belum
dinyatakan sembuh. Kurangnya pengetahuan keluarga tentang penyakit TBC dan
penularannya serta manfaat gizi seimbang.
Personal behaviour : Bersin dan batuk tidak menutup mulut, membuang ludah
sembarangan. Pasien rutin dan teratur minum obat TB paru.
Psyco-socio-economic enviroment : Sosial ekonomi kurang.
Physical enviroment : Rumah yang lembab, kurangnya ventilasi dan
pencahayaan serta higiene rumah yang kurang.
Sick care system : kurangnya edukasi terhadap penyakit TB paru
Work : Kerja fisik ringan-sedang (ibu rumah tangga).
Life style: Gaya hidup sederhana.
Community : Masyarakat sosial ekonomi rendah.
Human made environment : lingkungan yang padat dengan polusi udara.
Culture: minum obat warung jika sakit, dan berobat ke puskesmas.
Biosphere: Global warming.
Mandala of Health
Ny.
B, 3
7 ta
hun,
m
ende
rita
TB p
aru
& st
atus
giz
i un
derw
eigh
t
Nen
ek te
rken
a TB
par
u,
men
ingg
al s
etah
un la
lu
Life
styl
e
Gay
a hi
dup
sede
rhan
a
Pers
onal
Beh
avio
ur
Buan
g lu
dah
sem
bara
ngan
, saa
t ba
tuk
tidak
men
utup
m
ulut
. Ter
atur
min
um
obat
TB
Sosi
al e
kono
mi k
uran
g
Kerja
fisi
k rin
gan-
seda
ng (I
bu ru
mah
ta
ngga
)
Rum
ah le
mba
b,
kura
ngny
a ve
ntila
si d
an
penc
ahay
aan,
hyg
iene
ru
mah
kur
ang
Jika
saki
t min
um o
bat w
arun
g,
bero
bat k
e pu
skes
mas
Kura
ngny
a ed
ukas
i te
ntan
g TB
par
u
Glo
bal W
arm
ing
Hum
an b
iolo
gy
(-)
BAB IV
DIAGNOSA HOLISTIK
IV.1. RESUME
Telah dilakukan kunjungan rumah terhadap seorang perempuan berusia 37 tahun
dengankeluhan utama batuk berdahak dan ada bercak darah sejak 2 bulan yang lalu. Dari
anamnesa didapatkan bahwa batuk tersebut dirasakan terus menerus terutama pada malam hari.
Sputum bersifat kental, berwarna hijau dan kadang disertai bercak darah. Rasa nyeri pada dada
dan sesak nafas dirasakan pada waktu pasien batuk. Pasien juga sering mengeluh keringat dingin
terutama pada waktu malam hari.
Dari pemeriksaan fisik (tanggal 18 November 2011) didapatkan :
Keadaan umum :tampak sakit ringan, tidak sianosis, tidak dyspneu, tidak ikterik,
tidakanemis dan status giziunderweight.
Tekanan darah : 120/ 80 mmHg
Nadi : 76 x/ menit, reguler, isi cukup, pulsus defisit (-)
Respiratory Rate : 10 x/ menit, teratur, tipe torakoabdominal
Suhu : 36,5 oC
Auskultasi paru : ronchi + / + pada paru kanan dan kiri
Dari pemeriksaan tambahan didapatkan :
Pemeriksaan sputum basil tahan asam SPS (sewaktu-pagi-sewaktu) tanggal 8-11-
2011 menunjukkan hasil (-)
Pemeriksaan foto rontgen thoraks tanggal 8-11-2011 memberi kesan KP(koch
pulmonum) duplex aktif
Diagnosa : Tuberkulosis paru duplex aktif, kasus baru (kategori 1)
Terapi :
o Fase intensif / kombipak I : 2 RHZE (150 / 75 / 400 / 275 mg),
Minum 1 x 3 tab kombipak I setiap hari.
o Fase lanjut / kombipak II : 4 R3H3 (150 / 150 mg)
Minum setiap senin, rabu & jumat 1 x 3 tab kombipak II.
IV. 2. DIAGNOSA HOLISTIK
a. Aspek personal (keluhan) : batuk berdarah, keringat dingin pada malam hari, nyeri
dada dan sesak napas saat batuk.
b. Aspek klinis atau diagnosis klinis (diagnosis dan diagnosis bandingnya)
Diagnosis : Pasien menderita TB Paru kategori 1 dengan status gizi underweight.
DD / : -
c. Aspek internal (masalah perilaku)
Pasien bersin dan batuk tidak menutup mulut, membuang ludah sembarangan.
Pengetahuan pasien tentang penyakit TBC kurang.
Pengetahuan pasien tentang gizi seimbang kurang.
d. Aspek eksternal penderita (masalah psikososial, keluarga)
Pengetahuan keluarga tentang penyakit TBC kurang.
Pengetahuan keluarga mengenai pengaruh pencahayaan, ventilasi, terhadap
masalah kesehatan pasien kurang.
Pengetahuan keluarga tentang gizi seimbang kurang.
Tidak ada anggota keluarga yang menjadi pengawas minum obat pasien.
Sosio-ekonomi kurang
Adik pasien menderita TB paru dan telah menjalani pengobatan TB selama 6
bulan tetapi belum dinyatakan sembuh.
e. Aspek status fungsional pasien (fungsi sosial)
Pasien mampu melakukan tugas sehari-hari tanpa hambatan.
BAB V
PENATALAKSANAAN HOLISTIK KOMPREHENSIF DAN PROGNOSIS
V.1. PENATALAKSANAAN HOLISTIK KOMPREHENSIF
V.1.1. Aspek Personal:
Batuk berdarah, keringat dingin pada malam hari, nyeri dada dan sesak napas saat batuk.
Penatalaksanaan
Terapikausal (obat anti tuberkulosis), istirahat cukup, asupan gizi yang cukup.
V.1.2. Aspek Klinis:
Diagnosis : Pasien menderita TB Paru kategori 1 dengan status gizi underweight.
Penatalaksanaan:
Farmakologi : Diberikanobat anti tuberkulosis (OAT) kategori 1 (isoniazid, rifampisin,
pirazinamid dan etambutol) karena termasuk kedalam Tuberkulosis paru kasus baru.
Nonfarmakologi : memberikan edukasi pada pasien tentang asupan gizi yang baik dan
penyakit TBC bahwa penyakit tersebut dapat menular dan dapat disembuhkan.
V.1.3. Aspek internal:
Pasien bersin dan batuk tidak menutup mulut, membuang ludah sembarangan.
Pengetahuan pasien tentang penyakit TBC kurang.
Pengetahuan pasien tentang gizi seimbang kurang.
Penatalaksanaan:
Memberi edukasi untuk tidak membuang ludah di sembarang tempat (membuang ludah/
dahak ke wadah yang diberi antiseptik), memberi anjuran untuk menutup mulut saat
batuk.
Memberikan edukasi tentang penyakit TBC dan memberikan penjelasan kepada pasien
untuk meminum obat sesuai dengan dosisnya .
Memberi edukasi kepada pasien mengenai pentingnya pemenuhan gizi seimbang untuk
mendukung proses penyembuhannya.
Tabel V.1. Anjuran Diet untuk Pasien
Jenis Makanan Jumlah Kalori Karbohidrat (gr)
Protein (gr) Lemak (gr)
Makan pagi :Nasi putih 1 piring 360 kkal 80 6 0,6Tempe goreng 2 potong 70 kkal 3 5 5,4Telur dadar 1 butir 126 kkal 0,7 8,2 9,7Kue donat 1 buah 280 kkal 57 5 20Makan siang :Nasi putih 1 piring 360 kkal 80 6 0,6Tempe goreng 3 potong 125 kkal 4,5 7,5 8,1Telur dadar atau
1 butir 126 kkal 0,7 8,2 9,7
Ikan kembung goreng 1 ekor 125 kkal 2,2 21,3 3,4Sawi putih tumisatau
100gr 9 kkal 1,7 1 0,1
Kangkung tumis 100gr 28 kkal 3,9 3,4 0,7Jeruk manis 1 buah 45 kkal 11,2 0,9 0,2
Makan malam :Nasi putih 1 piring 360 kkal 80 6 0,6Tahu goreng 3 potong
(150gr)120 kkal 1,2 16,5 7,5
Telur dadar 1 butir 126 kkal 0,7 8,2 9,7Bayam 100gr 23 kkal 3,7 1,2 0,6Total 2130 – 2148
kkal324,4 – 328,1 gr 79,7 – 95,2 gr 67,1 - 72,8
gr
Karbohidrat : 63 -64 % Protein : 15,7 -18,6 % Lemak : 28,9 – 31,2 %
V.1.4. Aspek eksternal:
Pengetahuan keluarga tentang penyakit TBC kurang.
Pengetahuan keluarga tentang gizi seimbang kurang.
Pengetahuan keluarga mengenai pengaruh pencahayaan, ventilasi, terhadap masalah
kesehatan pasien kurang.
Tidak ada anggota keluarga yang menjadi pengawas minum obat pasien.
Sosio –ekonomi kurang
Adik pasien menderita TB paru dan telah menjalani pengobatan TB selama 6 bulan tetapi
belum dinyatakan sembuh.
Penatalaksanaan:
Menjelaskan kepada keluarga tentang penyakit TBC
Menjelaskan pada keluarga dan pasien tentang bahan-bahan makanan yang bernilai gizi
tinggi yang bisa didapatkan dengan harga murah, misalnya tahu, tempe, telur dan susu
kedelai, menjelaskan pada keluarga dan pasien untuk mengkonsumsi buah-buahan dan
sayur-sayuran.
Menjelaskan pada keluarga dan pasien tentang manfaat sinar matahari dalam mencegah
perkembangan kuman TBC, menjelaskan pentingnya ventilasi dan sirkulasi udara yang
baik dalam menciptakan kesehatan lingkungan rumah.
Menjelaskan pada keluarga mengenai pentingnya peranan keluarga sebagai Pengawas
Minum Obat.
Edukasi mengenai cara menghasilkan pendapatan tambahan setelah pasien
sembuh.Contoh : menjual gorengan.
Menganjurkan adik pasien melakukan pemeriksaan TB ulang.
V.1.5. Aspek fungsional:
Pasien mampu melakukan tugas sehari-hari tanpa hambatan.
V.2. PROGNOSIS
Ad vitam: dubia ad bonam
Ad functionam: dubia ad bonam
Ad sanationam: dubia ad bonam
BAB VI
HASIL INTERVENSI DAN PEMBINAAN
Kegiatan kunjungan ke rumah pasien dilakukan sejak tanggal 25 November - 8 Desember
2011. Dalam tiap kunjungan, dilakukan anamnesis dan observasi keadaan dalam dan luar rumah.
Intervensi mulai dilakukan sejak tanggal 25 November dan pengamatan hasil intervensi
dilakukan pada hari terakhir kunjungan yaitu tanggal 8 Desember 2011.
Bentuk intervensi yang dilakukan:
Aspek personal
o Intervensi: istirahat yang cukup.
o Hasil: keluhan batuk berdarah, keringat dingin pada malam hari,nyeri dada dan
sesak napas saat batuk sudah tidak dirasakan pasien.
Aspek klinis
o Intervensi : edukasi mengenai penyakit TB dan asupan gizi yang baik.
o Hasil: Pasien sudah mengerti mengenai penyakit yang di deritanya. Asupan gizi
pasien masih kurang (pasien masih sering tidak makan malam dan tidak makan
buah-buahan), namun makan pagi telah makan nasi dengan sayur / telor. Berat
badan pasien telah mengalami kenaikan 2 kg (dari 39 kg menjadi 41 kg).
Aspek internal
o Intervensi : menutup mulut saat batuk (menggunakan masker), membuang ludah/
dahak pada wadah yang diberi antiseptik.
o Hasil: ketika keluar rumah pasien menggunakan masker, namun di rumah pasien
tidak memakai masker karena merasa tidak nyaman. Pasien sudah membuang
ludah/ dahak pada wadah yang telah diberi antiseptik.
Aspek eksternal
o Intervensi: Membuka jendela dan pintu dari pagi sampai sore, edukasi keluarga
tentang penyakit TB dan untuk mengawasi pasien minum obat. Menganjurkan
adik pasien untuk melakukan pemeriksaan TB ulang.
o Hasil: pasien sudah membuka jendela dan pintu dari pagi sampai sore, hal ini
dapat dibuktikan saat kunjungan ke rumah pasien. Keluarga pasien telah mengerti
mengenai penyakit TB dan yang bertindak sebagai PMO (Pengawas Minum Obat)
adalah suami pasien. Adik pasien belum melakukan pemeriksaan TB ulang.
BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN
VII.1. KESIMPULAN
1. Kemungkinan sumber penularan Ny.B didapat dari neneknya yang dirawat oleh
pasien, nenek pasien mempunyai gejala batuk berdarah dan diduga menderita
TB paru. Sumber penularan lain didapat dari adiknya yang tinggal disebelah
rumah pasien, sudah menjalani pengobatan TB paru (6 bulan) namun belum
dinyatakan sembuh.
2. Pasien tinggal di lingkungan yang padat dengan polusi udara, rumah pasien tidak
memenuhi kriteria rumah sehat (kurangnya ventilasi, pencahayaan dan
kebersihan).
3. Kondisi psiko-sosio-ekonomi keluarga pasien kurang dengan penghasilan
dibawah UMP (Upah Minimum Provinsi) yang didapatkan dari penghasilan
suami yang bekerja sebagai pramusaji restoran. Pengetahuan keluarga pasien
tentang penyakit yang diderita pasiensangat minim,dimana keluarga pasien
kurang memahami hal-hal apa saja yang menunjang kesembuhan pasien,alasan
perlunya pengawas minum obat, dan bagaimana cara penularan dari penyakit
TBC. Jika sakit keluarga pasien minum obat warung dan berobat ke puskesmas.
4. Masalah kesehatan yang dialami pasien dapat dipecahkan dengan konsumsi obat
teratur sesuai dosis yang ditentukan, meningkatkan pemahaman pasien dan
keluarga mengenai penyakit TBC paru dan resiko penularannya.Menjelaskan
pada keluarga dan pasien tentang manfaat sinar matahari dalam mencegah
perkembangan kuman TBC, menjelaskan pentingnya ventilasi dan sirkulasi
udara yang baik dalam menciptakan kesehatan lingkungan rumah. Memberikan
anjuran tentang asupan gizi yang baik.
5. Status gizi Ny.B sebelum menderita TB tergolong underweight, hal ini
menyebabkan sistem imun menurun sehingga lebih mudah tertular penyakit TB
paru. Setelah terkena TB paru status gizi Ny.B masih tergolong
underweight.Penyakit TB paru merupakan penyakit kronis yang menyebabkan
kerusakan sel dan mengakibatkan penurunan berat badan.
VII.2 . SARAN
Saran intervensi:
a) Menutup mulut saat batuk (menggunakan masker) untuk mencegah penularan, dan
membuang dahak diwadah yang telah diberi larutan antiseptik.
b) Membuka jendela dan pintu agar sinar matahari dapat masuk ke dalam rumah dan
sirkulasi udara baik.
c) Makan makanan yang bergizi baik dan jumlah yang cukup serta istirahat cukup.
d) Menentukan suami pasien menjadi Pengawas Minum Obat (PMO).
e) Menganjurkan adik pasien untuk melakukan pemeriksaan TB ulang.
Saran bagi tim kunjugan berikutnya:
a) Memantau kepatuhan pasien agar meminum obat sesuai dengan dosis yang
ditentukan.
b) Membangun kesadaran pasien akan pentingnya rumah yang sehat (membuka jendela
dan pintu).
c) Memantau kebiasaan pasien memakai masker atau menutup mulut ketika batuk serta
membuang dahak pada wadah yang telah diberikan larutan antiseptik.
d) Memantau asupan gizi harian.
e) Memantau apakah suami sudah berperan sebagai pengawas minum obat.
f) Mengetahui apakah adik pasien telah menjalani pemeriksaan TB ulang dan
menentukan tindakan selanjutnya.
Saran bagi puskesmas:
a) Memantau perkembangan pasien dengan kunjungan rutin.
b) Penyuluhan penyakit TBC di wilayah kerja puskesmas.
DAFTAR PUSTAKA
Gerakan Terpadu Nasional Penanggulangan Penyakit Tuberkulosis Jakarta. (2002)
“Pengobatan Penderita Tuberkulosis”, Pelatihan Penanggulangan Tuberkulosis Paru,
Gerudnas, Jakarta, hal 5.
Suku Dinas Kesehatan Jakarta Barat. (2001). “Kebijaksanaan Nasional Pemberantasan
Tuberkulosis Paru di Indonesia”, Pelatihan Pemberantasan Penyakit Menular,
Sudinkes Jakarta Barat, Jakarta, hal 1.
Suku Dinas Kesehatan Masyarakat Kotamadya Jakarta Barat. (2004). “Program
Penanggulangan Tuberkulosis”, Pedoman Nasional Penanggulangan Tuberkulosis,
Sudinkesmas Jakarta Barat, Jakarta, hal 2.