Click here to load reader
View
76
Download
3
Embed Size (px)
1
KERTAS KERJA PERSEORANGAN (KKP)
RENCANA KERJA PENINGKATAN KINERJA
TIM PELAKSANA DAN POKMAS DISTRIBUSI RASKIN TINGKAT DUSUN OLEH BIDANG KESEJAHTERAAN
SOSIAL DINAS TENAGA KERJA DAN SOSIAL KABUPATEN BANTUL
OLEH :
PESERTA No. 30/Diklatpim III/VIII/DIY/2013
PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
DIKLAT KEPEMIMPINAN TINGKAT III ANGKATAN VIII YOGYAKARTA
2013
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kemiskinan merupakan salah satu permasalahan sosial yang
memerlukan penanganan secara serius oleh pemerintah dalam membantu
meningkatkan kesejahteraannya. Raskin merupakan program nasional yang
cukup strategis dan dikelola secara lintas sektoral, dimana pemerintah daerah
mengambil bagian tugas dan tanggung jawab dalam melaksanakan program
raskin tersebut sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya masing-masing,
sedangkan pemerintah pusat berperan dalam membuat kebijakan.
Presiden secara khusus telah memberikan instruksi kepada Perum
Bulog untuk menyediakan dan menyalurkan beras bersubsidi bagi
masyarakat miskin dengan tujuan untuk mengurangi beban pengeluaran
masyarakat miskin dan meningkatkan akses dalam pemenuhan kebutuhan
pokok pangan. Berdasarkan hasil Pendataan Program Perlindungan Sosial
Tahun 2011, Tim Nasional Program Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K)
menetapkan jumlah Rumah Tangga Sasaran Penerima Manfaat Raskin (RTS-
PM) Tahun 2013.
Berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta
Nomor 7/KEP/2013 tentang Penetapan Pagu Rumah Tangga Sasaran
Penerima Manfaat dan Surat Keputusan Bupati Bantul Nomor
31/Kep.KDH/A/2013 tentang Program Raskin sebanyak 60.485 RTS-PM,
dengan jumlah beras 10.887.300 Kg, setiap RTS-PM menerima 15 Kg per
bulan, dengan harga tebus Rp. 1.600,- per Kg di Titik Distribusi (Desa). Untuk
3
pengendalian dan peningkatan efektivitas pelaporan pelaksanaan distribusi
program raskin telah ditetapkan indikator kinerja yaitu Tepat Sasaran, Jumlah,
Harga, Waktu, Administrasi dan Tepat Kualitas.
Dalam implementasinya pelaksanaan program raskin di lapangan
menghadapi permasalahan diantaranya adalah ditribusi raskin yang tidak
tepat sasaran, jumlah, kualitas dan pembayaran, yang secara spesifik
memerlukan kebijakan dan kearifan lokal. Melalui Musyawarah Desa
(MUSDES), Pemerintah Desa bersama unsur terkait membangun
kesepahaman dan kesepakatan untuk mengatasi permasalahan tersebut
yang hasilnya dituangkan dalam Berita Acara MUSDES.
Sejalan dengan rencana pemerintah untuk mengatasi permasalahan
sosial dan kemiskinan yang tertuang dalam Rencana Kerja Pemerintah (RKP)
Tahun 2013 dengan tema Memperkuat Perekonomian Domestik bagi
Peningkatan dan Perluasan Kesejahteraan Rakyat. Maka penulis mengambil
judul Kertas Kerja Perorangan (KKP) adalah Rencana Kerja Peningkatan
Kinerja Tim Pelaksana dan Pokmas Distribusi Raskin Tingkat Dusun
oleh Bidang Kesejahteraan Sosial Dinas Tenaga Kerja dan Sosial
Kabupaten Bantul.
B. Isu Aktual
Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan Tingkat III Angkatan VIII
Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2013 mengambil
Tema yaitu Membangun World Class Governance melalui Pengembangan
Sumber Daya Manusia Aparatur, Pembangunan Berkelanjutan dan
Peningkatan Kesadaran Berbangsa dan Berbudaya.
4
Sesuai dengan tugas pokok dan fungsi Bidang Kesejahteraan Sosial
yaitu menyelenggarakan, membina dan mengendalikan kesejahteraan sosial,
rehabilitasi tuna sosial dan bantuan sosial, dengan isu strategis pada urusan
sosial adalah angka Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS)
yang masih cukup tinggi belum dibarengi dengan penanganan secara intensif
dan terintegrasi.
Dalam pelaksanaannya di lapangan saat ini menghadapi
permasalahan yaitu kinerja pelaksana ditribusi raskin kurang optimal yang
menyebabkan penyaluran raskin tidak tepat sasaran dan terjadi
keterlambatan pembayaran.
C. Visi dan Misi Organisasi
1. Visi
Pengertian visi menurut Lembaga Administrasi Negara (LAN-RI)
adalah suatu gambaran yang menantang tentang keadaan masa depan
berisikan cita-cita yang ingin diwujudkan oleh instansi pemerintah. Visi
Dinas Tenaga Kerja dan Sosial Kabupaten Bantul Tahun 2010-2015
adalah: Terwujudnya Tenaga Kerja, Penyandang Masalah Sosial dan
Warga Miskin yang lebih mapan secara ekonomi maupun sosial pada
tahun 2015.
2. Misi
Visi tersebut dijabarkan lebih lanjut ke dalam misi yang diharapkan
agar seluruh anggota organisasi, semua pemangku kebijakan dan pihak
yang berkepentingan dapat mengetahui peran dan fungsi Dinas Tenaga
Kerja dan Sosial dalam penyelenggaraan tugas pemerintahan. Misi Dinas
Tenaga Kerja dan Sosial Kabupaten Bantul meliputi:
5
a. Mengoptimalkan penyelenggaraan sistem ketatausahaan dan kinerja
aparatur.
b. Meningkatkan kapasitas daya saing tenaga kerja dan penganggur.
c. Meningkatkan kualitas hidup penyandang masalah kesejahteraan
sosial.
d. Meningkatkan kapabilitas warga miskin dan kepesertaan transmigrasi.
D. Tugas Pokok dan Fungsi
Tugas pokok dan fungsi Dinas Tenaga Kerja dan Sosial tertuang
dalam Peraturan Daerah Kabupaten Bantul nomor 12 tahun 2011 tentang
Perubahan Atas Peraturan Daerah Kabupaten Bantul nomor 9 tahun 2009
tentang Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Bantul dan Peraturan
Bupati Bantul Nomor 48 tahun 20011 tentang Perubahan Atas Peraturan
Bupati Bantul nomor 20 Tahun 2009 tentang Uraian Tugas, Fungsi dan
Tatakerja Dinas Tenaga Kerja dan Sosial sebagai berikut (tabel 1):
Tabel 1. Tugas Pokok dan Fungsi Bidang Kesejahteraan Sosial
Dinas Tenaga Kerja dan Sosial Kab. Bantul ( L. 1 )
No Tugas Pokok dan Fungsi 1.
2.
Tugas Pokok : Menyelenggarakan, membina dan mengendalikan kesejahteraan sosial, rehabilitasi tuna sosial dan bantuan sosial. Fungsi : a. penyusunan rencana kerja Bidang Kesejahteraan Sosial; b. perumusan kebijakan teknis kesejahteraan sosial, rehabilitasi tuna
sosial dan bantuan sosial; c. penyelenggaraan, pembinaan dan pengendalian kesejahteraan
sosial; d. penyelengaraan, pembinaan dan pengendalian rehabilitasi sosial; e. penyelenggaraan, pembinaan dan pengendalian bantuan sosial; f. evaluasi dan penyusunan laporan pelaksanaan rencana kerja
bidak kesejahteraan sosial.
6
E. Tujuan Jangka Panjang
Bantuan raskin yang disalurkan pemerintah sejak beberapa tahun lalu
besar manfaatnya bagi keluarga miskin yang penanganannya melibatkan
seluruh stakeholder yang prakteknya di lapangan menghadapi kendala dan
permasalahan. Sesuai dengan tupoksi Bidang Kesejahteraan Sosial adalah
merumuskan kebijakan teknis dalam penyelenggaraan, pembinaan dan
pengendalian bantuan raskin, maka tujuan jangka panjang dapat di lihat
sebagai berikut (Tabel 2):
Tabel 2. Tujuan Jangka Panjang Bidang Kesejahteraan Sosial
Dinas Tenaga Kerja dan Sosial Kab. Bantul ( L. 2 )
No Tujuan Jangka Panjang
1. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat berpenghasilan rendah/miskin
2. Meningkatkan peran lembaga pelaksana distribusi raskin di tingkat desa
3. Meningkatkan kesadaran dan kebersamaan masyarakat
Untuk menentukan prioritas, digunakan analisis USG (Urgency,
Seriousness, Growth) yang dilakukan dengan cara menentukan skor tiap
tujuan berdasarkan urgensi, keseriusan dan tingkat berkembangnya masalah
dengan skala nilai 1 (satu) sampai 5 (lima) sebagai berikut :
1. Angka 5 memiliki USG yang relatif sangat tinggi
2. Angka 4 memiliki USG yang relatif tinggi
3. Angka 3 memiliki USG yang relatif cukup tinggi
4. Angka 2 memiliki USG yang relatif rendah
5. Angka 1 memiliki USG yang relatif sangat rendah
7
Hasil analisis USG tersebut kemudian disajikan ke dalam tabel sebagai
berikut (Tabel 3):
Tabel 3. USG Tujuan Jangka Panjang Prioritas
Bidang Kesejahteraan Sosial Dinas Tenaga Kerja dan Sosial Kabupaten Bantul
No Tujuan Jangka Panjang U S G Total
1. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat berpenghasilan rendah/miskin
4 4 3 11
2. Meningkatkan peran lembaga pelaksana distribusi raskin di tingkat desa
5 5 5 15
3. Meningkatkan kesadaran dan kebersamaan masyarakat
4 4 4 12
Tujuan Prioritas : nomor 2 Meningkatkan peran lembaga pelaksana distribusi raskin di tingkat desa
Berdasarkan hasil analisis USG tersebut di atas maka yang menjadi
tujuan jangka panjang prioritas adalah tujuan yang kedua yaitu Meningkatkan
peran lembaga pelaksana distribusi raskin di tingkat desa dengan total skor
USG 15, sedangkan di urutan kedua adalah tujuan nomor 3 dengan total nilai
skor USG 12, dan di urutan ketiga adalah tujuan nomor 1 dengan total nilai
skor USG 11.
Pemilihan tujuan jangka panjang prioritas tersebut juga berdasarkan
pertimbangan bahwa kinerja lembaga pelaksana distribusi raskin di tingkat
desa/dusun sangat berpengaruh terhadap kelancaran distribusi raskin dari
titik distribusi ke titik bagi yang mempunyai dampak luas terhadap
keberhasilan program raskin di daerah. Dengan demikian tujuan jangka
panjang tersebut diharapkan akan dapat mendorong terwujudnya kelancaran
distribusi raskin sesuai kriteria Tepat