Klasifikasi

Embed Size (px)

DESCRIPTION

dfhdsesheh

Citation preview

Klasifikasi :1. EDEMA LOKALISATA (EDEMA LOKAL) terbatas pada organ atau pembuluh darah tertentu pada 1 ekstremitas (unilateral) : disebabkan oleh obstruksi pada vena atau pembuluh limf, misalnya : trombosis vena dalam, obstruksi oleh tumor, limfedema primer, edema stasis pada ekstremitas yang mengalami kelumpuhan pada 2 ekstremitas (bilateral), biasanya pada ekstremitas bawah : disebabkan oleh obstruksi vena cafa inferior, tekanan akibat asites masif atau massa intra abdomen pada muka (facial edema) : disebabkan oleh obstruksi pada vena cafa superior dan reaksi alergi (angioedema) asites (cairan di rongga peritoneal) hidrotoraks (cairan di rongga pleura) = efusi pleura

2. EDEMA GENERALISATA (EDEMA UMUM) pembengkakan terjadi pada seluruh tubuh atau sebagian besar tubuh penderita pada ekstremitas bawah, terutama setelah berdiri lama dan disertai dengan edema pada paru : disebabkan oleh kelainan jantung pada mata, terutama setelah bangun tidur : disebabkan oleh kelainan ginjal dan gangguan ekskresi natrium asites, edema pada ekstremitas dan skrotum : sering disebabkan oleh sirosis atau gagal jantung

3. Penyebab lain (tapi kasusnya relatif jarang) : Edema idiopatik : edema yang disertai dengan peningkatan berat badan secara cepat dan berulang, biasanya terjadi pada wanita usia reproduktif Hipotiroid : merupakan mix-edema, biasanya terdapat di pre-tibial Obat-obatan : steroid, estrogen, vasodilator Kehamilan Makan kembali setelah puasa

Edema1. Berkurangnya protein dari plasma gangguan hati, gangguan ginjal, malnutrisi protein tekanan onkotik (OPc) menurun

2. Meningkatnya tekanan hidrostatik kapiler gagal jantung, kegagalan pompa vena : paralisis otot, latihan, peningkatan curah jantung tekanan hidrostatik (HPc) meningkat 3. Meningkatnya permeabilitas kapiler respon inflamasi, trauma peningkatan OPi dan penurunan OPc

4. Hambatan pembuluh limfatik filariasis limfatik, sumbatan kelenjar getah bening peningkatan Opi

5.Pengurangan tekanan osmotik Hal ini diakibatkan oleh kehilangan albumin serum yang berlebihan atau pengurangan sintesis albumin serum. Penyebab terpenting peningkatan kehilangan albumin adalah suatu penyakit ginjal tertentu yang disertai permeabilitas tidak normal pada albumin. Karena keseimbangan cairan tergantung pada sifat osmotik protein serum maka keadaan yang disertai oleh penurunan konsentrasi protein ini dapat mengakibatkan edema. Pada sindrom nefrotik sejumlah besar protein hilang dalam urin dan penderita menjadi hipoproteinemia. Hipoproteinemia pada hepar dapat berupa sirosis hati.

6. Retensi natrium dan air Retensi natrium terjadi jika ekskresi natrium dalam urine lebih kecil daripada yang masuk. Karena konsentrasi natrium yang tingi akan terjadi hipertonik. Hipertonik akan menyebabkan air ditahan sehingga jumlah CES bertambah dan terjadilah edema. Cairan edema dapat dibedakan menjadi dua yaitu : Transudat Transudat adalah cairan yang tertimbun di dalam jaringan atau ruangan karena alasan-alasan lain dan bukan akibat dari perubahan permeabilitas pembuluh. Gagal jantung merupakan penyebab utama pembentukan transudat. Selain itu pada edema akibat turunnya tekanan koloid osmotik plasma, cairan edema akan terisi sedikit protein maka cairannya termasuk transudat. Eksudat Eksudat adalh cairan yang tertimbun di dalam jaringan atau ruangan karena bertambahnya permeabilitas pembuluh terhadap protein. Edema peradangan merupakan salah satu jenis eksudat. Eksudat dengan sifatnya yang alami cenderung mengandung lebih banyak protein daripada transudat oleh karena itu eksudat cenderung memiliki berat jenis yang lebih besar. Selain itu protein eksudat sering mengandung fibrinogen yang akan mengendap sebagai fibrin sehingga dapat menyebabkan terjadinya pembekuan eksudat dan akhirnya eksudat mengandung leukosit sebagai bagian dari proses peradangan.Edema

1. Peningkatan tekanan hidrostatik- Penyakit jantung kongestif2. Penurunan tekanan koloid osmotik- Sindroma nefrotik- Sirosis hepatis- Protein energy malnutrition3. Penyumbatan pembuluh limfe- Filariasi 4. Peningkatan Permeabilitas Kapiler- Alergi makananEdemaPEMERIKSAAN FISIK1. Varises di tungkai bawah1. Abdomen mengembang dan sedikit tegang1. Foto thorax1. USGLABORATORIUM0. Penurunan serum osmolalitas : < 280 mOsm/kg0. Penurunan serum protein, albumin, ureum, Hb dan Ht0. Peningkatan tekanan vena sentral (Central Vein Pressure)Edema1. Cari dan atasi penyebabnya1. Tirah baring1. Diet rendah Natrium : < 500 mg/hari1. Stoking suportif dan elevasi kaki1. Restriksi cairan : < 1500 ml/hari1. Diuretik Pada gagal jantung0. hindari overdiuresis karena dapat menurunkan curah jantung dan menyebabkan azotemia pre renal0. hindari diuretik yang bersifat hipokalemia karena dapat menyebabkan intoksikasi digitalis1. Pada sirosis hati :0. spironolakton dapat menyebabkan asidosis dan hiperkalemia0. dapat pula ditambahkan diuretik golongan tiazid0. deplesi volume yang berlebihan dapat menyebabkan gagal ginjal, hiponatremia dan alkalosis1. Pada sindroma nefrotik :0. pemberian albumin dibatasi hanya pada kasus yang berat( Aru, dkk.2006.Ilmu penyakit dalam Edisi I. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit dalam FKUI) (Sudoyo, Aru, dkk.2006. Ilmu Penyakit Dalam Edisi I. Jakarta : Departemen IPD FKUI)(http://www.persify.com/id/perspectives/medical-conditions-diseases/asites-_-951000103218 diakses tanggal: 22/02/13 pukul: 20.47 WIB)(fk.unhalu.ac.id/.../modul-Bengkak.pdf diakses tanggal: 26/02/2013 pukul: 21:07 WIB)Lebih kurang 60% berat badan orang dewasa pada umumnya terdiri dari cairan (air dan elektrolit). Rata-rata seseorang memerlukan sekitar 11 liter cairan tubuh untuk nutrisi sel dan pembuangan residu jaringan tubuh. Zat terlarut yang ada dalam cairan tubuh terdiri dari elektrolit dan nonelektrolit. Non elektrolit adalah zat terlarut yang tidak terurai dalam larutan dan tidak bermuatan listrik, seperti : protein, urea, glukosa, oksigen, karbon dioksida dan asam-asam organik. Sedangkan elektrolit tubuh mencakup natrium (Na+), kalium (K+), Kalsium (Ca++), magnesium (Mg++), Klorida (Cl-), bikarbonat (HCO3-), fosfat (HPO42-), sulfat (SO42-). Garam mineral ketika berada dalam bentuk cairan sel, baik seluruhnya maupun sebagian berbentuk ion elektron, yaitu kation dan anion. Kation dibentuk oleh metal (Na+, K+, Ca2+, Mg2+, dll.), sedangkan anion dibentuk oleh residu asam (Cl-, HCO-3, SO2-4, H2PO-4). Ion amonium (NH+4) termasuk kation, sedangkan asam organik dan protein adalah anion.

Volume cairan tubuh- wanita (17-39 th) : 50% BB- pria (17-39 th): 60% BB

Distribusi cairan tubuh- cairan intrasel (CIS) = 2/3 cairan tubuh- cairan ekstrasel (CES) = 1/3 cairan tubuh * intravaskular (plasma) = 25% CES * intersisial = 75% CESSasbel1. Memahami dan Menjelaskan Kapiler1.1 Menjelaskan Struktur Kapiler1.2 Menjelaskan Fungsi Kapiler1.3 Menjelaskan Mekanisme Sirkulasi Kapiler 2. Memahami dan Menjelaskan Kelebihan Cairan Tubuh2.1 Menjelaskan Penyebab Kelebihan Cairan Tubuh2.2 Menjelaskan Transportasi Cairan Dalam Tubuh3. Memahami dan Menjelaskan Gangguan Kelebihan Cairan Dalam Tubuh (Edema dan Asites)3.1 Menjelaskan Definisi dan Klasifikasi Edema dan Asites3.2 Menjelaskan Etiologi Edema dan Asites3.3 Menjelaskan Manifestasi Klinis Edema dan Asites3.4 Menjelaskan Patofisiologi Edema dan Asites3.5 Menjelaskan Pemeriksaan Fisik dan Pemeriksaan Penunjang Edema dan Asites3.6 Menjelaskan Penatalaksanaan Edema dan Asites