9
Klasifikasi Angina Stable Angina Unstable Angina Variant (Prinzmatal’s) Infark Miokard Akut - STEMI - NSTEMI Angina Stable Definisi: merupakan tipe angina paling umum. Terjadi karena jantung bekerja lebih keras dari biasaanya. Memiliki pola yang teratur. Setelah beberapa episode, kita dapat mempelajarinya dan kemudian mengenali kapan angina tersebut akan terjadi. Nyeri biasanya hilang dalam beberapa menit setelah istirahat atau meminum obat angina. Angina stabil bukan serangan jantung, tetapi merupakan tanda adanya ancaman serangan jantung (infark) dimasa yang akan datang. Etiology: aktivitas fisik merupakan penyebab utama nyeri dan ketidaknyamanan dari angina stabil. Ketika kebutuhan otot jantung terhadap oksigen rendah (misalnya saat duduk) maka walaupun penyempitan arteri sudah parah tapi darah yang mengalir masih mampu memenuhi kebutuhan oksigen. Tapi jika aktivitas meningkat, misalnya saat berjalan atau menaiki tangga, aktivitas jantung meningkat dan kebutuhan oksgenpun meningkat, sehingga arteri tidak mampu lagi memenuhi kebutuhan oksigenasi jantung. Penyebab yang lain meliputi: Stress emosional, terpapar suhu sangat panas atau sangat dingin, makan terlalu banyak, dan merokok. Sign & Symptoms:

Klasifikasi CAD

Embed Size (px)

Citation preview

Klasifikasi Angina Stable Angina Unstable Angina Variant (Prinzmatals) Infark Miokard Akut STEMI NSTEMI

Angina StableDefinisi: merupakan tipe angina paling umum. Terjadi karena jantung bekerja lebih keras dari biasaanya. Memiliki pola yang teratur. Setelah beberapa episode, kita dapat mempelajarinya dan kemudian mengenali kapan angina tersebut akan terjadi. Nyeri biasanya hilang dalam beberapa menit setelah istirahat atau meminum obat angina. Angina stabil bukan serangan jantung, tetapi merupakan tanda adanya ancaman serangan jantung (infark) dimasa yang akan datang. Etiology: aktivitas fisik merupakan penyebab utama nyeri dan ketidaknyamanan dari angina stabil. Ketika kebutuhan otot jantung terhadap oksigen rendah (misalnya saat duduk) maka walaupun penyempitan arteri sudah parah tapi darah yang mengalir masih mampu memenuhi kebutuhan oksigen. Tapi jika aktivitas meningkat, misalnya saat berjalan atau menaiki tangga, aktivitas jantung meningkat dan kebutuhan oksgenpun meningkat, sehingga arteri tidak mampu lagi memenuhi kebutuhan oksigenasi jantung. Penyebab yang lain meliputi: Stress emosional, terpapar suhu sangat panas atau sangat dingin, makan terlalu banyak, dan merokok.Sign & Symptoms:Nyeri dan ketidaknyamanan memiliki karakteristik: Terjadi ketika jantung harus bekerja lebih keras, biasanya selama aktivitas fisik. Bisa diperkirakan datangnya, setiap episode nyeri memiliki kemiripan, atau cenderung sama Biasanya berlangsung singkat (5 menit atau kurang). Menurun atau hilang dengan istirahat atau obat angina. Terasa seperti kembung atau indigestion. Bisa dirasakan seperti nyeri dada yang menyebar ke lengan, punggung atau tempat lain.Gejala seperti mual, fatigue, nafas pendek, berkeringat, nyeri kepala ringan, atau kelemahan bisa juga terjadi.Pemeriksaan Fisik: tak ada hal yang spesifik pada pemeriksaan fisik. Kebanyakan normal pada kebanyakan pasien. Mungkin pemeriksaan fisik yang dlakukan waktu nyeri dada dapat menemukan adanya aritmia, gallop bahkan murmur, split S2 paradoksal, ronki basah dibagian basal paru yang menghilang lagi pada waktu nyeri sudah berhenti. Yang dapat membantu pada pemeriksaan fisik ialah penemuan adanya tanda2 aterosklerosis umumnya seperti sklerosis A. Carotis, aneurisma abdominal, nadi dorsum pedis/tibialis posterior tidak teraba, penyakit valvular krn sklerosis, adanya hipertensi, LVH, xantoma, kelainan fundus mata.

Pemeriksaan Laboratorium: pemeriksaan yang diperlukan ialah Hb, Ht, trombosit, dan pemeriksaan terhadap faktor resiko koroner seperti gula darah, profil lipid, dan penanda inflamasi akut bila diperlukan, yaitu bila nyeri dada cukup berat dan lama, seperti CK/CKMB, CRP/hs CRP, troponin. Diagnostik: didapati dari anamese pasien, pemeriksaan laboratorium, EKG (biasa didapati normal), monitor holter, angiografi koroner tk melihat penyumbatan (yang harus dilakukan), dan stress testing.Penatalaksanaan: tujuannya ialah mengurangi symtomp /gejala/ keluhan angina dan iskemia berulang (kualitatif) dan mencegah infark miokard akut dan kematian (mengurangi morbiditas dan mortalitas ).ACC/AHA/ACP-ASIM guidelines for management of stable angina:A aspirin and anti anginal, B beta blocker and blood pressure, C cholestrol dan cigarrete, D diet and diabetes, E education dan exercise.Manajemen Farmakologis: Antiplatelet (Aspirin, Klopidogrel, Glikoprotein IIb/IIIa, Adenosine Diphosphate Inhibitors). Antiangina (Beta bloker, Ca antagonis, Nitrat). ACE Inhibitor. Penurun Kolesterol (statin).Manajemen Faktor Resiko: Tangani Hipertensi. Stop merokok. Atasi diabetes. Program rehabilitasi yang komprehensif . Penurunan kadar LDL pada suspect CAD atau penderita CAD dengan kadar LDL > 130 mg/dl ,dng target 20 minutes. Pemeriksaan fisik. Pemeriksaan penunjang, yaitu: EKG didapati ( ST segment depression or T wave inversion). Pemeriksaan Laboratorium tidak ada peningkatan cardiac enzym. Angina VariantDefinisi: Tipe angina ini jarang terjadi. Biasanya timbul saat istirahat. Nyeri bisa memburuk dan terjadi ditengah malam atau pagi buta. Menurun dengan obat-obatan. Nyeri yang timbul tengah malam itu merupakan hasil dari peningkatan aktivitas metabolisme REM saat tidur. Pada varian angina biasanya terjadi pada yang masih muda. Walaupun demikian jenis variant ini sangat jarang terjadi yaitu 2 dari 100 kasus angina.

Etiology: Variant angina disebabkan spasme arteri koroner. Spasme tersebut menyebabkan dinding arteri menyempit. Penyempitan lumen arteri inilah yang menghambat aliran darah sehingga kebutuhan oksigen miokard tidak terpenuhi. Variant angina bisa terjadi pada orang dengan atau tanpa penyakit jantung koroner.Penyebab lain dari spasme arteri meliputi: terpapar suhu dingin, stress emosional, obat-obatan (vasokonstriktor), merokok, dan cocaine.Sign & Symptomp: Karakteristik nyeri dan ketidaknyamanan meliputi: Biasanya terjadi saat istirahat dan selama malam hari atau pagi buta. Cenderung untuk menjadi parah. Berkurang dengan obat angina.Nyeri dada yang berlangsung lebih lama dan tidak hilang dengan istirahat atau obat angina bisa merupakan tanda adanya serangan jantung (infark).Gejala seperti mual, fatigue, nafas pendek, berkeringat, nyeri kepala ringan, atau kelemahan bisa juga terjadi. Infark Miokard AkutDefinisiInfark miokard akut adalah kematian/nekrosis jaringan miokard akibat penurunan secara tiba-tiba aliran darah arteri koronaria ke jantung atau terjadinya peningkatan kebutuhan oksigen secara tiba-tiba tanpa perfusi arteri koronaria yang cukup.Etiology Infark miokard akut dapat disebabkan oleh :1. penyempitan kritis arteri koroner akibat ateriosklerosis atau oklusi arteri komplit akibat embolus atau trombus, 2. Penurunan aliran darah koroner dapat juga disebabkan oleh syok dan hemoragic, 3. Ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen miokard.Klasifikasi Infark Miokard akut dapat dibagi menjadi 2 yaitu:a. Infark Miokard akut dengan elevasi ST (STEMI)b. Infark Miokard akut tanpa elevasi ST (NSTEMI)Kriteria Infark Miokard Akut

menurut WHO:1.Clinical symptom : Keluhan nyeri dada yang disebabkan oleh IMA ialah sebagai berikut :a.. Nyeri substernal, prekordial, epigastrium. Nyeri menjalar ke lengan kiri , leher dan rahang.b. Angina pain > 20 minutes (typical infarct pain).c. Kualitas nyeri dada seperti ditekan, diremas, terasa berat, rasa penuh (srg padaNSTEMI), perasaan seperti diikat (srg padaNSTEMI), rasa terbakar (srg pada NSTEMI), nyeri tumpul (srg pd NSTEMI).d. Nyeri dada tidak hilang dengan istirahat atau pemberian nitrat sublinguale. Dapat disertai palpitasi , sesak nafas, banyak keringat danpucat.2. ECG changes (ST-T changes or new LBBB). For NSTEMI ST-T changes (ST segment depression or T wave inversion) For STEMI:

ECG changes : - ST segment elevation.- Inferior wall ( limb lead ;lead II, III, aVF 2 of 3 ) ST elevation : 1 mV.- Anterior wall ( Precordial lead; V1 V6 ) ST elevation : minimal 2 mV.3. Laboratorium : increase cardiac enzymePemeriksaan yg dianjurkan adalah creatine kinase (CK)MB dan cardiac specific troponin (cTn)T atau cTn I dan dilakukan secara serial. cTn harus digunakan sebagai tanda optimal untuk pasien STEMI yg disertai kerusakan otot skletal, krn pada keadaan ini jugaakan diikuti peningkatan IMA.Peningkatan nilai enzim diatas 2 kali nilai batas atas normal menunjukkan adanya nekrosis jantung (inark miokard). CKMB: meningkat setelah 3 jam bila ada infark miokard dan mencapai puncak dalam 10-24 jam dan kembali normal dalam 2-4 hari. cTn: ada 2 jenis yaitu cTn T dan cTn I. Enzim ini meningkat setelah 2 jam bila ada infark miokard dan mencapai puncak dalam 10-24 jam dan cTn T masih dapat dideteksi setelah 5 14 hari, sdgkan cTn 1 setelah 5 10 hari. Mioglobin: dapat dideteksi satu jam setelah infark dan mencapai puncak dalam 4 8 jam. Creatin kinase (CK): meningkat setelah 3 8 jam bila ada infark miokard dan mencapai puncak dalam 10 36 jam dan kembali normal dalam 3 4 hari. Lactic dehydrogenase (LDH): meningkat setelah 24 48 jam bila ada infark miokard, mencapai puncak 3 6 hari dan kembali normal dalam 8 14 hari.Patofisiologi : NSTEMI terjadi karena trombosis akut atau proses vasokontroksi koroner. Trombosis akut pada arteri koroner diawali dengan adanya ruptur plak yang tak stabil. Plak yg tdk stabil ini biasanya mempunyai inti lipid yg besar, densitas otot polos yg rendah, fibrous cap yg tipis dan konsentrasi faktor jaringan yg tgg. Pada lokasi ruptur plak dapat dijumpai sel makrofag dan limfosit T yg menunjukkan adanya proses inflamasi. Sel sel ini akan mengeluarkan sitokin proinflamasi seperti TNF-, dan IL-6. Selanjutnya IL-6 akan merangsang pengeluaran hs CRP di hati. STEMI umumnya terjadi jika aliran darah koroner menurun secara mendadak setelah oklusi trombus pada plak aterosklerotik yg sdh ada sebelumnya. STEMI terjadi jika trombus arteri koroner jika terjadi secara cepat pada lokasi ijuri vaskular, dmana injuri ini dicetuskan oleh faktor2; merokok, hipertensi dan akumulasi lipid. Pada STEMI gambaran patologis klasik terdiri dari fibrin rich red trombus, yang dipercaya menjadi dasar sehingga STEMI memberikan respon terhadap terapi trombolitik.