12
Klasifikasi Museum Menurut Penyelenggaranya Museum Swasta, yaitu museum yang diselenggarakan dan dikelola oleh swasta Museum Pemerintah, yaitu museum yang diselenggarakan dan dikelola oleh Pemerintah. Museum Pemerintah dibagi menjadi 2 yaitu museum yang dikelola pemerintah daerah dan museum yang dikelola pemerintah pusat. Menurut Kedudukannya Museum Nasional, yang menjadi urusan Pemerintah yang menggambarkan warisan sejarah dan kebudayaan nasional. Museum Lokal, terbagi menjadi museum dengan ruang lingkup tingkat propinsi, kabupaten dan kotamadya. Museum Lapangan Terbuka, yang dapat berarti open air museum (museum di lapangan terbuka) dapat merupakan suatu kompleks yang luas, seperti Taman Mini, terdiri dari model rumah adat, baik yang asli, yang telah berpindah tempat dari asal daerahnya semula maupun tiruan sebagai koleksi pelengkap. Menurut jenis Koleksi Museum Khusus, museum yang memiliki koleksi penunjang satu ilmu pengetahuan saja, misalnya Museum Ilmu Hayati, Museum Ilmu dan Teknologi, Museum Antropologi, Museum Etnografi, Museum Seni Rupa. Museum Umum, museum jenis ini memiliki koleksi penunjang cabang-cabang ilmu pengetahuan alam, teknologi dan ilmu pengetahuan social. Sebuah benda dapat dikatakan koleksi apabila memnuhi persyaratan sebagai berikut: Benda itu memiliki nilai sejarah dan nilai ilmiah. Termasuk nilai keindahan, termasuk objek-objek koleksi umum seni rupa atau museum sejarah kesenian. Benda harus dapat diidentifikasi, baik mengenai bentuk atau wujudnya (morfologis), tipenya (tipologis), gaya, fungsi, asalnya secara historical, geografikal, jenisnya dalam orde biologi atau periodesasinya dalam geologi (untuk benda sejarah alam). Benda harus dapat dijadikan dokumen dalam arti sebagai bukti kenyataan dan bukti kehadiran (realitas dan eksistensinya) suatu penelitian ilmiah. Benda harus dapat dijadikan monument atau bakal jadi monument dalam sejarah alam dan budaya. Reproduksi atau replica yang sah menurut persyaratan permuseuman. Pengadaan koleksi museum diperoleh dengan cara:

Klasifikasi Museum

Embed Size (px)

DESCRIPTION

klasifikasi museum, persyaratan

Citation preview

Page 1: Klasifikasi Museum

Klasifikasi Museum

Menurut Penyelenggaranya

Museum Swasta, yaitu museum yang diselenggarakan dan dikelola oleh

swasta

Museum Pemerintah, yaitu museum yang diselenggarakan dan dikelola oleh

Pemerintah. Museum Pemerintah dibagi menjadi 2 yaitu museum yang

dikelola pemerintah daerah dan museum yang dikelola pemerintah pusat.

Menurut Kedudukannya

Museum Nasional, yang menjadi urusan Pemerintah yang menggambarkan

warisan sejarah dan kebudayaan nasional.

Museum Lokal, terbagi menjadi museum dengan ruang lingkup tingkat

propinsi, kabupaten dan kotamadya.

Museum Lapangan Terbuka, yang dapat berarti open air museum (museum

di lapangan terbuka) dapat merupakan suatu kompleks yang luas, seperti

Taman Mini, terdiri dari model rumah adat, baik yang asli, yang telah

berpindah tempat dari asal daerahnya semula maupun tiruan sebagai koleksi

pelengkap.

Menurut jenis Koleksi

Museum Khusus, museum yang memiliki koleksi penunjang satu ilmu

pengetahuan saja, misalnya Museum Ilmu Hayati, Museum Ilmu dan

Teknologi, Museum Antropologi, Museum Etnografi, Museum Seni Rupa.

Museum Umum, museum jenis ini memiliki koleksi penunjang cabang-cabang

ilmu pengetahuan alam, teknologi dan ilmu pengetahuan social.

Sebuah benda dapat dikatakan koleksi apabila memnuhi persyaratan sebagai

berikut:

Benda itu memiliki nilai sejarah dan nilai ilmiah. Termasuk nilai keindahan,

termasuk objek-objek koleksi umum seni rupa atau museum sejarah

kesenian.

Benda harus dapat diidentifikasi, baik mengenai bentuk atau wujudnya

(morfologis), tipenya (tipologis), gaya, fungsi, asalnya secara historical,

geografikal, jenisnya dalam orde biologi atau periodesasinya dalam geologi

(untuk benda sejarah alam).

Benda harus dapat dijadikan dokumen dalam arti sebagai bukti kenyataan

dan bukti kehadiran (realitas dan eksistensinya) suatu penelitian ilmiah.

Benda harus dapat dijadikan monument atau bakal jadi monument dalam

sejarah alam dan budaya.

Reproduksi atau replica yang sah menurut persyaratan permuseuman.

Pengadaan koleksi museum diperoleh dengan cara:

Page 2: Klasifikasi Museum

1. Pembelian

2. Sumbangan dari donator atau kolektor

3. Pertukaran dengan museum lain

4. Warisan dari seseorang

5. Titpan dari seseorang atau lembaga

6. Penemuan melalui riset di lapangan sewaktu melakukan ekspedisi atau

eksplorasi

7. Membuat miniature dari kebudayaan asli

Perkiraan ruang (contoh)

Entrance

Loket

R. informasi

R. P3K

R. Kontrol Museum

R. Security

R. Pameran Kasual

Toilet

R. AHU

Gudang Alat

Gudang Koleksi

Loading Dock

Restoran

Dapur

Gudang Konsumsi

Gudang Elektrikal

R. House Keeping

R. Pompa

R. Filtrasi

R. Genset

R. Panel

R. Trafo

R. Chiller

Gudang Alat Penelitian

Retail

Shopping Hall

Lobby Konvension Hall

Smoking Room

R. Audio Visual

R. Workshop

R. Baca

Perpustakaan

Page 3: Klasifikasi Museum

R. Koleksi

Convention Hall

Ruang Istirahat

Laboratorium

Kantor Fasilitas Penelitian

Kantor Pengelola

R. Rapat

R. Karantina

R. Visitor

R. Istirahat Karyawan

R. Loker Karyawan

R. Istirahat Sopir

Mushola

R. Kontrol STP

STP

Parkir

Area Rekreasi Pantai

Studi Aktivitas

a. Pengunjung

Datang > parkir > masuk > mencari informasi + ticketing > eksplorasi koleksi

> ruang pameran tetap / temporer > toilet / istirahat / makan / membeli

souvenir / workshop / seminar / play work building > parkir > pulang

b. Pengelola

Datang > parkir > bekerja [ruang kerja / ruang pameran / laboratorium /

workshop ] > parkir > pulang

c. Arsitek / Tamu

Datang > parkir > melihat koleksi / menghadiri seminar / member seminar /

workshop > parkir > pulang

Permasalahan desain

Bagaimana membuat bangunan yang dapat mewadahi setiap aktivitas yang ada di

dalamnya baik untuk rekreasi, eksplorasi maupun edukasi.

Memiliki bentuk yang unik dan menarik sehingga dapat dijadikan salah satu

bangunan ikonik kota Semarang

Merancang museum yang dapat menarik minat pengunjung untuk datang dan

belajar mengenai arsitektur Jawa.

Page 4: Klasifikasi Museum

Penekanan desain lebih kepada pemanfaatan dan penataan pencahayaan baik

pencahayaan alami maupun buatan pada bangunan.

Menciptakan bangunan museum yang tidak hanya nyaman namun pengunjung juga

dapat merasakan cerita yang disampaikan oleh museum itu sendiri.

Persyaratan Bangunan Museum

Memiliki Sistem Pengamanan terhadap bahaya alam, kebakaran, kriminalitas,

tanpa mengurangi identifikasi local

Ketentuan suhu dan kelembaban untuk benda-benda koleksi di dalam tempat

penyimpanan maupun ruang pamer.

o Suhu udara ideal untuk benda koleksi dari bahan organic dan non

organic adalah 20-24oC

o Kelembaban udara yang ideal untuk benda koleksi dari bahan organic

maupun non organic adalah 40-60%

Ketentuan cahaya untuk benda-benda koleksi

o Benda organic seperti kain, lukisan memerlukan intensitas maksimal

50 lux dan raidasi UV maksimal 30 mikrowatt / cm2

o Benda seperti kayu, tulang, gading, tanduk, daun lontar memerlukan

intensias tertinggi 150 lux dan menerima radiasi UV maksimal 80.

Sumber : Depdikbud 1997, halaman 12-13

Persyaratan Arsitektural Museum

Bentuk bangunan yang simbolis untuk mewujudkan karakter museum sebagai

landmark

Ruang pamer sebagai media komunikasi yang memberikan informasi yang

edukatif pada pengunjung. Agar berhasil ada 5 faktor, yaitu:

o Story line yang diangkat

o Benda koleksi museum yang menunjang jalannya story line

o Mengenali kebiasaan pengunjung dari tiap ruang di museum

o Menguasai pengetahuan tentang, vitrin, panel, materi bangunan, teknik

dan metode pameran.

Berbicara mengenai sejarah dan tradisi, seorang arsitek dari Jepang bernama

Kurokawa (1988) mengatakan, bahwa ada dua jalan pemikiran mengenai sejarah

dan tradisi. Pertama, adalah sejarah yang dapat kita lihat seperti, bentuk arsitektur,

elemen dekorasi, dan simbol-simbol yang telah ada pada kita. Kemudian yang

kedua, adalah sejarah yang tidak dapat kita lihat seperti, sikap, ide-ide, filosofi,

kepercayaan, keindahan, dan pola kehidupan. Melihat hal tersebut, jelaslah bahwa

masa lalu tradisi budaya situs Trowulan telah diungkapkan dengan keberadaan fisik

peninggalan

Page 5: Klasifikasi Museum

Perkembangan

Perkembangan merupakan pola perkembangan individu yang berawal pada konsepsi dan terus berlanjut sepanjang hayat dan bersifat involusi ( Santrok Yussen. 1992). Dengan demikian perkembangan berlangsung dari proses terbentuknya individu dari proses bertemunya sperma dengan sel telur dan berlangsung sampai ahir hayat yang bersifaf timbulnya adanya perubahan dalam diri individu.

Perkembangan merupakan serangkaian perubahan progresif yang terjadi sebagai akibat dari proses kematangan dan pengalaman dan terdiri atas serangkaian perubahan yang bersifat kualitatif dan kuantitatif ( E.B. Harlock ). Dimaksudkan bahwa perkembangan merupakan proses perubahan individu yang terjadi dari kematangan (kemampuan seseorang sesuai usia normal) dan pengalaman yang merupakan interaksi antara individu dengan lingkungan sekitar yang menyebabkan perubahan kualitatif dan kuantitatif ( dapat diukur) yang menyebabkan perubahan pada diri individu tersebut.

Perkembangan mengandung makna adanya pemunculan sifat-sifat yang baru, yang berbeda dari sebelumnya ( Kasiram, 1983 : 23), menandung arti bahwa perkembangan merupakan peubahan sifat indiviu menuju kesempurnaan yang merupakan penyempurnaan dari sifat-sifat sebelumnya.

Museum awalnya diciptakan oleh raja dan para bangsawan Perancis pada

zaman pemerintahan Louis XIV yang ingin mengoleksi seni mereka dalam suatu

bangunan khusus. Lambat laun benda koleksi menjadi beragam dan luas cakupannya.

Museum di Indonesia dibangun pertama kali oleh bangsawan Belanda pada

abad XVIII di Jakarta dan Surabaya.

Oleh ICOM (International Council of Museum), museum ditetapkan sebagai

lembaga yang bersifat tetap, nirlaba, melayani masyarakat, terbuka untuk umum; yang

memperoleh, merawat dan memamerkan koleksi untuk tujuan studi, penelitian, dan

rekreasi.

Dari G Lewis – The history of museums

Secara etimologis

kata museum dalam bahasa Yunani berasal dari kata mouseion, yang berarti “seat

of the Muses” and designated a philosophical institution or a place of contemplation.

>> intine sebagai tempat perenungan atau pengingat.

Kemunculan museum dilarang pada saat jaman Romawi.

Page 6: Klasifikasi Museum

Museum Alexandria ditemukan oleh Ptomely I Soter di awal abad ke 3 sebelum

masehi. Museum ini lebih mirip universitas dibandingkan dengan lembaga yang

memelihara dan merawat benda-benda hasil kebudayaan [museum] karena

bangunan ini dilengkapi dengan kampus dan perpustakaan. Kata museum baru

muncul di Eropa pada abad ke 15, untuk menjelaskan koleksi dari Lorenzo de’

Medici de Florence, tetapi istilah museum disini lebih menyampaikan suatu konsep

yang luas dibandingkan menunjukan sebuah bangunan. Di abad ke 17, di Eropa,

museum digunakan untuk menjelaskan koleksi yang aneh. Contohnya Ole Worm’s

Collection di Copenhagen.

Di Inggris, John Tradescant’s collection

Pada abad ke 19 sampai awal abad 20an, museum diartikan sebagai bangunan

yang memelihara benda-benda kebudayaan dimana masyarakat umum mempunyai

akses ke bangunan.

Open air museum, yang menjadikan bangunan sebagai object. Sedangkan

ecomuseum, memasukan semua aspek dari lingkungan luar

Dengan lokasi yang strategis serta banyaknya potensi wisata

yang dapat ditawarkan (seperti Kawasan Kota Lama, Kawasan Kampung

Melayu, Kawasan Pecinan, dll), Kota Semarang tidak hanya dapat

dijadikan lokasi transit namun juga sebagai tujuan wisata. Peningkatan

sektor pariwisata juga dapat dilihat dari meningkatnya kunjungan wisata

dari tahun ke tahun karena banyaknya event pariwisata maupun bisnis

yang ada di kota Semarang.

Selain sebagai lokasi transit, yang memungkinkan banyak orang

datang ke Kota Semarang, banyaknya event pariwisata serta obyek

wisata yang ditawarkan di Kota Semarang juga menjadi potensi sendiri di

sektor pariwisata.

Seperti halnya tujuan dari Pemerintah Kota Semarang untuk menjadikan

Kota Semarang sebagai salah satu tujuan wisata, selain perlu adanya

penyempurnaan baik dari sarana maupun obyek wisata yang ada juga

Page 7: Klasifikasi Museum

diperlukan obyek wisata baru yang dikemas secara menarik dan inovatif,

yaitu Museum Perkembangan Arsitektur Jawa.

PELAKU AKTIVITAS RUANG

Pengelola Datang / Pulang dan

memarkirkan kendaraan

Memimpin dan bertanggung

jawab atas pengelolaan

museum

Rapat dan diskusi dengan staff

Mengatur administrasi public

dan non public

Mengatur dan mengawasi

administrasi, keuangan dan

kinerja pegawai.

Penelitian koleksi, penerbitan

dan publikasi hasil penelitian

Kegiatan layanan pada

masyarakat

Mengawasi dan mengawasi

kinerja komunikasi, mekanikal,

elektrikal, genset, plumbing, dll

Kegiatan konservasi / koleksi

perawatan

Penyediaan data untuk

mengkomunikasikan koleksi

bagi kepentingan studi

Kegiatan mengawasi dan

pengadaan buku

Makan . minum, duduk,

mengobrol

BAB / BAK

Area parkir

Kantor kepala museum

Ruang rapat

Ruang Tata Usaha

Ruang Keuangan dan

Kepegawaian

Ruang Konservasi dan

Preparasi

Ruang Karyawan

Edukatif

Ruang Sentral

Komunikasi, ME,

Genset, plumbing

Lab. Konservasi

Mini studio dan Ruang

audio visual

Perpustakaan

Cafetaria / Kantin

Page 8: Klasifikasi Museum

Beribadah Lavatory

Mushola

Pengunjung Datang / pulang dan

memarkirkan kendaraan

Melihat- lihat dan menunggu

Menitipkan barang

Membeli tiket masuk

Menikmati koleksi yang

dipamerkan

Bermain

Istirahat

Berdiskusi dan workshop

tentang arsitektur

Mengikuti seminar atau

menonton film

Membaca buku, artikel, dll

Membeli souvenir

Mengobrol, duduk, makan,

minum

BAB / BAK

Beribadah

Mencari informasi

Area parkir

Lobby

Ruang Penitipan

Loket

Ruang Pameran (Tetap

/ Temporer)

Play work building area

Rest Area

Ruang Workshop

Ruang Auditorium

Perpustakaan

Museum shop

Cafeteria

Lavatory

Mushola

Ruang Infromasi

Tamu Datang / Pulang dan memarkir

kendaraan

Keperluan dengan kepala atau

pengelola museum

Memberi / mengikuti seminar

Mengobrol, duduk, makan,

minum

BAB/BAK

Beribadah

Area Parkir

Ruang Tamu

Auditorium

Cafetaria / Kantin

Lavatory

Mushola

Karyawan Datang / Pulang dan memarkir Area parkir

Page 9: Klasifikasi Museum

Penunjang kendaraan

Membersihkan ruangan

Bertanggung jawab atas

keamanan

Melayani jual beli souvenir

Melayani jual beli makanan dan

minuman

Bongkar muat dan

penyimpanan barang

Mempersiapkan minuman dan

snack bagi seluruh pegawai

BAB / BAK

Beribadah

R. Cleaning Service

R. Keamanan

Museum Shop

Cafeteria / Kantin

Gudang

Dapur Umum

Lavatory

Mushola

PELAKU AKTIVITAS RUANG SIFAT

Kepala Museum

Datang / Pulang

dan memarkirkan

kendaraan

Area parkir

Public

Memimpin dan

bertanggung

jawab atas

pengelolaan

museum

Kantor

Kepala

Museum

Privat

Rapat dan diskusi

dengan staff

Ruang Rapat Privat

Bertemu dengan

tamu

Ruang Tamu Semi public

Duduk, makan, Cafetaria Publik

Page 10: Klasifikasi Museum

minum

Istirahat

Beribadah Mushola Servis

BAB / BAK Lavatory Servis

Datang / Pulang

dan memarkir

kendaraan

Area Parkir Public

Bagian Tata Usaha

dan Pelayanan

masyarakat

Mengatur

administrasi

(umum, keuangan,

kepegawaian,

rumah tangga)

Pengadaan

perpustakaan

Kantor Tata

Usaha

Privat

Rapat dan diskusi Ruang Rapat Privat

Duduk, makan,

minum

Cafetaria

Public

Istirahat

BAB / BAK Lavatory Servis

Beribadah Mushola Servis

Bagian Konservasi

dan Preservasi

Datang / Pulang

dan memarkir

kendaraan

Mendata dan

Area Parkir

Kantor

Public

Privat

Page 11: Klasifikasi Museum

mendokmentasi

informasi koleksi

Penelitian Koleksi

Penerbitan dan

publikasi hasil

penelitian

Perawatan dan

pemeliharaan

Koleksi

Rapat dan diskusi

Duduk, makan,

minum

Istirahat

BAB / BAK

Beribadah

Konservasi

dan

Preservasi

Laboratorium

Ruang Rapat

Cafetaria

Lavatory

Mushola

Privat

Public

Servis

Servis

Bagian Pelayanan

dan Tata Pameran

Datang / Pulang

dan Memarkirkan

kendaraan

Area Parkir

Merencanakan

pelayanan

informasi

Merencanakan

program kegiatan

Membuat promosi

Kantor

bagian

Pelayanan

dan Tata

Pameran

Page 12: Klasifikasi Museum

dan publikasi

Mengelola gedung

pameran

Merancang tata

pameran

Pemandu museum

Melayani

pembelian tiket

Front office

BAB / BAK Lavatory

Istirahat

Rapat dan diskusi Ruang Rapat

Duduk, makan dan

minum

Cafetaria

Beribadah Mushola

Bagian Kelompok

Edukatif