10
KLASIFIKASI Kalkulus supragingiva2. Kalkulus subgingivaKalkulus supragingiva Kalkulus subgingivaLetak Di atas gin gival (sebelahkoronal dari tepi gingival)Di bawah gingival (akar gigidi dekat batas apical poketyang dalam, pada kasus yang parah, bahkan dapatditemukan jauh lebih dalamsampai ke apeks gigi)Warna Agak kekuningan kecuali bilatercemar faktor lain sepertitembakau, anggur, pinang.Bewarna hijau tua atau hitam.Bentuk Cukup keras, rapuh, mudahdilepas dari gigi dengan alatkhusus.Lebih keras daripada kalkulussupragingiva, melekat lebiherat pada permukaan gigi.Dapat terlihat langsung didalam mulut.Tidak dapat terlihat langsungdalam mulut. PROSES PEMBENTUKAN KALKULUS Setelah kita menyikat gigi, pada permukaan gigi akan terbentuk lapisan bening dan tipis yangdisebut pelikel. Pelikel ini belum ditumbuhi kuman. Apabila pelikel sudah ditumbuhi kumandisebutlah dengan plak. Plak berupa lapisan tipis bening yang menempel pada permukaan gigi,terkadang juga ditemukan pada gusi dan lidah. Lapisan itu tidak lain adalah kumpulan sisamakanan, segelintir bakteri, sejumlah protein dan air ludah. Plak selalu berada dalam mulutkarena pembentukannya selalu terjadi setiap saat, dan akan hilang bila menggosok gigi ataumenggunakan benang khusus. Plak yang dibiarkan, lama kelamaan akan terkalsifikasi (berikatandengan kalsium) dan mengeras sehingga menjadi karang gigi. Mineralisasi plak mulai di dalam24-72 jam dan rata-rata butuh12 hari untuk matang.Karang gigi menyebabkan permukaan gigi menjadi kasar dan menjadi tempat menempelnya plak kembali sehingga kelamaan karang gigi akan semakin mengendap, tebal dan menjadi sarangkuman. Jika dibiarkan menumpuk, karang gigi dapat meresorbsi tulang alveolar penyangga gigidan akibatnya gigi mudah goyang dan tanggal. Akibat dari kalkulus: 1.Karies :Proses terjadinya karies dimulai dari enamel ditutupi oleh endapan pelikel saliva, kemudianmikroorganisme melekat yang disebut plak, apabila ada substrat (makanan) berkarbohidratlengket di plak disebut debris, mikroorganisme meragi substrat sehingga menyebabkan

KLASIFIKASI plak

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: KLASIFIKASI plak

KLASIFIKASI

Kalkulus supragingiva2.

Kalkulus subgingivaKalkulus supragingiva Kalkulus subgingivaLetak Di atas gingival (sebelahkoronal dari tepi gingival)Di bawah gingival (akar gigidi dekat batas apical poketyang dalam, pada kasus yang parah, bahkan dapatditemukan jauh lebih dalamsampai ke apeks gigi)Warna Agak kekuningan kecuali bilatercemar faktor lain sepertitembakau, anggur, pinang.Bewarna hijau tua atau hitam.Bentuk Cukup keras, rapuh, mudahdilepas dari gigi dengan alatkhusus.Lebih keras daripada kalkulussupragingiva, melekat lebiherat pada permukaan gigi.Dapat terlihat langsung didalam mulut.Tidak dapat terlihat langsungdalam mulut.

PROSES PEMBENTUKAN KALKULUS

Setelah kita menyikat gigi, pada permukaan gigi akan terbentuk lapisan bening dan tipis yangdisebut pelikel. Pelikel ini belum ditumbuhi kuman. Apabila pelikel sudah ditumbuhi kumandisebutlah dengan plak. Plak berupa lapisan tipis bening yang menempel pada permukaan gigi,terkadang juga ditemukan pada gusi dan lidah. Lapisan itu tidak lain adalah kumpulan sisamakanan, segelintir bakteri, sejumlah protein dan air ludah. Plak selalu berada dalam mulutkarena pembentukannya selalu terjadi setiap saat, dan akan hilang bila menggosok gigi ataumenggunakan benang khusus. Plak yang dibiarkan, lama kelamaan akan terkalsifikasi (berikatandengan kalsium) dan mengeras sehingga menjadi karang gigi. Mineralisasi plak mulai di dalam24-72 jam dan rata-rata butuh12 hari untuk matang.Karang gigi menyebabkan permukaan gigi menjadi kasar dan menjadi tempat menempelnya plak kembali sehingga kelamaan karang gigi akan semakin mengendap, tebal dan menjadi sarangkuman. Jika dibiarkan menumpuk, karang gigi dapat meresorbsi tulang alveolar penyangga gigidan akibatnya gigi mudah goyang dan tanggal.

Akibat dari kalkulus:

1.Karies :Proses terjadinya karies dimulai dari enamel ditutupi oleh endapan pelikel saliva, kemudianmikroorganisme melekat yang disebut plak, apabila ada substrat (makanan) berkarbohidratlengket di plak disebut debris, mikroorganisme meragi substrat sehingga menyebabkan pH plak turun sampai 5 mengakibatkan demineralisasi enamel. Bila hal ini berlangsung berulang-ulang dapat terjadi karies.

2 Penyakit periodontal : Ada dua tipe penyakit periodontal yang biasa dijumpai yaitu gingivitisdanperiodontitis.

Gingivitis adalah bentuk penyakit periodontal yang ringan, biasanya gingiva berwarnamerah, membengkak dan mudah berdarah sedangkan periodontitis adalah kerusakan tulang pendukung gigi.Pembersihan gigi yang kurang baik menyebabkan plak mengumpul makin banyak dan akanmengiritasi gingiva, dan berlanjut merusak jaringan penyangga yang lebih dalam. Bila penyakit ini berlangsung terus maka tulang penyangga lama-kelamaan menjadi goyang dansampai pada akhirnya gigi yang terkena penyakit ini akan tanggal sendiri tanpa pencabutan

PENANGANAN:

Karang gigi harus dibersihkan dengan alat yang disebut

Page 2: KLASIFIKASI plak

scaler atau root planing

Scaling: mengeluarkan deposit dari permukaan gigi, utamanya permukaan gigi yangnampak dalam rongga mulut.

Root planning: mengeluarkan bagian gigi yang nekrotik dan tidak sehat dari permukaanakar gigi

Yang lazim digunakan untuk scaling adalah alat yang disebut scaler ultrasonik,yaitu alatyang bekerja dengan getaran ultrasonik pada bagian ujungnya yang berbentuk sedikit runcingagar dapat memecah karang gigi hingga ke tempat yang sulit dijangkau, termasuk karang gigiyang ada di bawah gusi

PENCEGAHAN

Menyikat gigi secara teratur dan sempurna.

Dental floss

juga perlu digunakan untuk membersihkan permukaan antar dua gigi yangsering menjadi tempat terselipnya makanan dan menjadi tempat penimbunan plak.

Obat kumur yang mengandung clorhexidine dapat digunakan untuk mencegah timbulnya plak, obat ini dapat digunakan setelah penyikatan gigi.

Rajin kontrol ke dokter gigi setiap 6 bulan sekali untuk membersihkan karang gigi

KARANG GIGI

Gigi adalah salah satu bagian dari tubuh manusia yang fungsinya tidak kalah penting dengananggota tubuh yang lain. Dalam hal menjaga kebersihan gigi dan mulut, banyak orang lalai dan bahkan tidak memperdulikan kebersihan gigi dan mulutnya. Akibatnya gigi menjadi kotor dantidak sehat. Masalah awal yang sering timbul akibat kelalainya adalah banyak terdapat karanggigi pada giginya.1. Apakah sebenarnya karang gigi itu ?Karang gigi atau calculus adalah : suatu endapan keras yang terletak pada permukaan gigi berwarna mulai dari kuning ± kekuningan, kecoklat ± coklatan, sampai dengan kehitam ± hitaman dan mempunyai permukaan kasar. Proses pembentukan karang gigi secara teori sangat bervariasi , tetapi pada umumnya ´ para ahli berpendapat bahwa antara plak dan karang gigiterdapat hubungan yang erat sekali, sehingga tidak dapat dipisahkan satu sama lainya ( Sindoro,1996 : 35 ).Sisa makanan yang tidak segera dibersihkan dalam 1 hari, sudah penuh dengan bakteri penyebab penyakit. Orang cenderung bertanya, sudah menggosok gigi setiap hari tetapi masih juga terdapatkarang gigi. Faktor penyebab karang gigi banyak sekali, letak pertumbuhan gigi yang tidak beraturan atau berjejal bisa menyebabkan tertinggalnya sisa makanan antara sela ± sela gigi.Atau cara menyikat gigi yang kurang benar, sehingga masih tertinggalnya plak.Pertumbuhan karang gigi tidak hanya kepermukaan gigi saja, melainkan dapat musuk kedalamsaku gusi menempel pada akar gigi, dan merusak jaringan penyangga gigi. Karang gigi yangtumbuhnya ke permukaan disebut supra ginggiva calculus. Dimana warna karang gigi inikekuning ± kuningan dan kecoklatan, pembersihanya relatif mudah. Sedangkan karang gigi yang pertumbuhanya kedalam saku gusi disebut sub ginggiva calculus. Dengan warna kecoklatan dankehitaman, dan membersihkanya sulit karna sceler harus masuk kedalam gusi. Dalam keadaanini, dokter gigi akan memberikan anastesi lokal sehingga pembersihan dapat berlangsung tanparasa sakit.Pembentukan terjadinya karang gigi

Page 3: KLASIFIKASI plak

sangat cepat, dalam 1 minggu karang gigi sudah mengeras.Bagian gigi yang tidak dibuat mengunyah cenderung dipenuhi karang gigi. Karena sisa makananakan berkumpul pada bagian yang tidak dibuat mengunyah. Diet makanan juaga mempengaruhiterjadinya karang gigi. Makanan yang manis dan melekat pada gigi akan cepat terbentuknyakarang gigi. Awal terbentuknya karang gigi adalah adanya plak yang tertinggal karena gosok gigiatau mungkin tidak dibersihkan dan mengalami mineralisasi oleh air ludah dan peran bakteriyang berkembang biak dalam plak.Menurut pendapat Tureskey, dkk ( dalam Sindoro, 1990 : 36 )Bahwa karang gigi dapat terjadi karena adanya aktifitas anzim ± enzim phosphat berasal dari sel ± sel permukaan mucosa yang sedang bergenerasi. Umumnya enzim Phosphat terbentuk bila adasuatu peradangan. Terjadinya pertumbuhan enzim tase, Apabila didalam jaringan pengikat gusiterjadi peradangan pengendapan phosphat dari air ludah disebabkan adanya enzim phosphat ini.2. Akibat dari karang gigi adalah :Estetika jelek atau permukaan gigi yang jelek, bau mulut yang tidak sedap, penyakit gusi berdarah atau ginggivitis, gusi membengkak dan bernanah, gusi melorot sehingga akarnyakelihatan, gigi menjadi renggang, gigi menjadi linu padahal tidak ada yang berlubang, penyakit penyangga gigi atau periodontitis, gigi goyang

3. Pencegahan karang gigiPencegahan karang gigi adalah dengan menyikat gigi dengan baik dan benar setiap hari.Penyikatan gigi sebaiknya dilakukan 2 X sehari, yaitu setiap kali setelah makan pagi dansebelum tidur malam. Karena pada waktu tidur aktifitas gigi dan mulut berhenti danmemudahkan bakteri untuk berkembang biak. Selain itu pembersihan gigi dapat menggunakan benang khusus atau dental flos yang dibuat untuk kedokteran gigi untuk membersihkan sela ± sela gigi.Sedangkan cara menyikat gigi yang baik benar adalah : Untuk bagian depan permukaan gigiyaitu bagian bibir dan pipi, dilakukan dengan cara memutar. Untuk bagian mengunyah danmenggigit, dilakukan dengan cara maju± mundur. Sedangkan pada bagian dalam yaitu bagianlidah dan langit ± langit dilakukan dengan cara mencongkel ( Ambarwati, 1994 : 32 ).Apabila setelah makan dan tidak sempat gosok gigi, lakukan kumur dengan air. Untuk menghilangkan sisa makanan. Atau dengan makan buah ± buahan yang berserat dan banyak mengandung air.4. Pembersihan Karang GigiSebaiknya dilakukan secara rutin tiap 2 sampai 4 kali dalam setahun. Atau atas pertimbangandokter atas kondisi yang ditemukan. Laju pembentukan karang gigi setiap individu berbeda bedadipicu oleh bebagi faktor dalam tubuh misalnya pada penderita deabetes bniasanya karang gigicepat terbentuk karena kondisi tingkat kekentalan air liur sangat tinggi dan jumlahnya sedikit,karena itu semakin capat karang gigi terbentuk sering pula kita melakukan perawatan pembersihan( Sriono, 2005 : 52 ).

DAFTAR PUSTAKALimantara, Ambarwati. 1994. Pendidikan Kesehatan Gigi Surabaya: SPRG.Sindoro, Imam. 1996. Ilmu Pencegahan Penyakit Gigi dan Mulut .Surabaya: AKG.Sindoro, Imam. 1990. Perlindungan Khusus. Surabaya: SPRG.Pratiwi, Donna. 2007. Gigi Sehat Merawat Gigi Sehari - hari . Jakarta: Kompas.Sriono, Niken Widyanti. 2005. Pengantar Ilmu Kedokteran Gigi Pencegahan.Cet.ke-1. Yogyakarta: Medika Fakultas Kedokteran Gigi UGM.

Pada dasarnya, ada tiga stadium pembentukan biofilm: a. Stadium 1: Ikatan reversibel terhadap dasar luka.

Pada dasarnya mikroorganisme bebas bergerak satu sama lain, namun dalam dibawah kondisi alamiah kebanyakan mikroorganisme cenderung untuk melekat pada permukaan luka. Pada stadium ini ikatan masih bersifat reversibel.

b. Stadium 2: Ikatan permanen

Page 4: KLASIFIKASI plak

Seiring dengan proses multiplikasi, ikatan mikroorganisme menjadi semakin kuat dan terus menerus mengalami diferensiasi. Perubahan pola ekspresi genetik juga membuat bakteri semakin dapat bertahan terhadap serangan antibodi hal ini dimungkinkan karena adanya komunikasi antara bakteri yang dikenal sebagaiquorum sensing.

c. Pembentukan selaput lendir biofilm.Manakala bakteri sudah terikat kuat dengan dasar luka maka bakteri akan mensekresikan matriks yang dikenal sebagaiekstraseluler polymeric substance (EPS). Matriks ini merupakan selaput pelindung berlendir. Koloni bakteri dalam jumlah yang sedikit dapat menginduksi proses pembentukan biofilm. Biofilm yang telah matur terbentuk secara terus menerus dapat menyebarkan bakteri, mikrokoloni, dan fragmen-fragmen biofilm lainnya pada dasar luka dan akan berkembang menjadi biofilm baru.Perlu diketahui bahwa antara sesama komunitas bakteri terjadi saling tukar menukar informasi yang meningkatkan keterampilan dan kemampuan bakteri untuk bertahan hidup, kondisi ini tentunya sangat menguntungkan bagi kelangsungan hidup mereka.

Dalam kaitannya dengan luka keberadaan biofilm memperpanjang proses inflamasi sehingga menghambat proses penyembuhan luka. Selain itu menurunnya imunitas pasien akan mengakibatkan pasien lebih rentan terhadap infeksi. Hasil biopsi dengan pengamatan melalui mikroskop elektron menunjukkan 60 % luka kronis terpapar oleh biofilm adapun pada luka akut hanya ditemukan 6 %. Oleh karena itu pada setiap luka kronis sebaiknya diasumsikan telah terbentuk biofilm

2.4 Biofilm

Biofilm adalah suatu istilah yang digunakan untuk menggambarkan suatu lingkungan kehidupan yang khusus darisekelompok mikroorganisme, yang melekat ke suatu permukaanpadat dalam lingkungan perairan. Hal ini menjadi mikrolingkunganyang unik dimana mikroorganisme dalam biofilm berbeda secarastruktural maupun fungsional dengan yang hidup bebas (planktonik)(Donlan, 2002).Biofilm dapat terbentuk dengan tiga cara (Center for BiofilmEngineering, 2009):

1.Terbentuk di atas substrat padat yang berhubungan dengansuatu kelembaban tertentu. Substrat padat dapat berupaberbagai macam batu, pipa, makanan dan alat-alat medis.

2. Terbentuk di atas permukaan jaringan dari makhluk hidup.Jaringan tersebut antara lain adalah gigi,intestinal mucosa,dan pada organ akar tanaman.

3.Biofilm juga dapat terbentuk pada ruang antara zat cairdengan udara. Ruang yang dimaksud adalah permukaanbenda cair. Biofilm dapat terbentuk pada permukaan air lautatau air sungai namun mudah rusak akibat gelombang airkarena tidak menempel pada substrat.

Biofilm memberi dampak terhadap kehidupan sehari-hari, olehsebab itu riset mengenai biofilm menjadi penting. Biofilm dapatuntuk memurnikan air dengan cara menguraikan senyawa-senyawaberbahaya dalam perairan. Biofilm mempunyai keunggulandibandingkan sel planktonik dimana dia lebih tahan terhadap bahanantiseptik, temperatur, pH sampai beberapa ribu kali. Pengendalianpencemaran di air dengan memanfaatkan bakteri pembentuk biofilmakan menjadi sangat efektif (Donlan, 2002).Bakteri di habitat alami biasanya membentuk biofilm. Beberapatahun terakhir, banyak dipelajari mengenai pembentukan biofilm.Motilitas dari flagela dan pili tipe IV pada

Page 5: KLASIFIKASI plak

Pseudomonas aeroginosa

berperan dalam pelekatan dan pembentukan biofilm (Deziel

et al.

,2000).Gambar 2.2 Mekanisme pembentukan biofilm (Donlan, 2002)

Mekanisme pembentukan biofilm (Gambar 2.2) terdiri atasbeberapa tahap:

1.Keadaan permukaan substrat. Pipa atau batu yang terkena airakan menyebabkan sejumlah molekul menempel pada permukaanpipa atau batu. Bahan organik tersebut menetralkan kondisipermukaan dimana kondisi ini menolak keberadaan bakteri yangmendekat.

2.Pelekatan bakteri yang berperan sebagai perintis ( pioneer ).Bakteri yang secara bebas mengapung di permukaan selanjutnyamelekatkan dirinya dengan gaya tarik elektrostatik dan energi fisik.Beberapa dari sel akan melekat secara permanen pada permukaan.Pelekatan disebabkan adanya zat polimer ekstraselular atau polimermelekat yang dihasilkan bakteri tersebut.

3.Penumpukan bakteri pada substrat. Polimer ekstraselular yangmengandung polisakarida tidak hanya mempererat sel denganpermukaan substrat tetapi juga melakukan sistem pertukaran ionuntuk mengikat dan menyamakan konsentrasi dengan nutrisi yangberasal dari air. Sel perintis akan tumbuh dan berkembang ketikanutrisi mulai terakumulasi. Sel baru selanjutnya memproduksieksopolimer dan akan meningkatkan volume dari pertukaran ion dipermukaan. Kondisi

Page 6: KLASIFIKASI plak

yang stabil akan menyebabkan koloni bakteritetap melekat. Biofilm yang dewasa sebagian besar volume (75-95%)ditempati oleh matrik polisakarida dengan air. Lumpur atau kotoranyang sangat encer membuat permukaan biofilm menjadi sepertiagar-agar dan licin.

4. Koloni sekunder. Eksopolimer tidak hanya mengikat molekulnutrisi melainkan juga mampu mengikat sel mikroorganisme strainyang lain secara fisik dan interaksi elektrostatik. Koloni sekunderyang terikat dan melekat pada substrat melakukan metabolismeterhadap produk hasil pendegradasian dari koloni primer dan samabaiknya menghasilkan produk yang akan didegradasi sel yang lain.Metabolisme yang demikian disebut kometabolisme. Kometabolismeberarti reaksi bersama-sama dalam proses pendegradasian yangdilakukan dua komponen dimana hasil pendegradasian yangdilakukan oleh komponen kedua bergantung pada hasilpendegradasian yang dilakukan komponen pertama (Ryooet al.,2000)

5. Biofilm berfungsi secara maksimal. Dalam kondisi dewasa,biofilm berfungsi secara maksimal dan seperti jaringan hidup yangmelekat pada substrat. Kerja sama dalam metabolisme yangdilakukan antar spesies yang berbeda pada mikro-nichemerupakanhal yang kompleks. Lapisan anaerobik dapat terbentuk di bawahbiofilm aerobik. Biofilm akan tumbuh dan menebal pada zona yangtenang alirannya. Pada zona yang beraliran deras sel akan banyak yang lepas dari substrat.

Pseudomonas aeruginosamerupakanspesies yang sering berperan sebagai bakteri perintis ( pioneer )(Edstrom, 2009).

Proses pembentukan biofilm (Gambar 2.3) melalui waktu-waktutertentu. Pada hitungan detik awal, bakteri mengalami pengendapanyang berubah-ubah. Terdapat bakteri yang mengendap di dasarsungai dan ada pula yang terbawa arus. Dalam hitungan detik hinggamenit, bakteri yang terbawa arus selanjutnya melekat pada substratdan tidak dapat berpindah karena terdapat ikatan yang kuat dengansubstrat. Dalam hitungan jam hingga hari terjadi pertumbuhan danpembelahan sel bakteri. Dalam hitungan jam hingga hari selanjutnyaterjadi produksi eksopolimer dan mulai terbentuknya biofilm. Dalamhitungan hari hingga bulan, terjadi pelekatan organisme lain padabiofilm (Center of Biofilm Engineering, 2009).

Biofilm terdiri dari sel-sel bakteri yang melekat erat ke suatupermukaan sehingga berada dalam keadaan diam (sesil) dan tidak mudah lepas atau berpindah tempat (irreversible). Pelekatan iniseperti pada bakteri disertai oleh penumpukan bahan-bahan organik yang diselubungi oleh matriks ekstraselular (exopolimer ) yangdihasilkan oleh bakteri tersebut. Matriks ini berupa struktur benang-benang bersilang satu sama lain yang dapat berupa perekat bagibiofilm (Donlan, 2002).

Bakteri di habitat alamiah umumnya dapat hidup dalam dualingkungan fisik yang berbeda (Donlan, 2002):

a) Keadaan planktonik, berfungsi secara individu dan dapat tumbuhpada keadaan bebas ( free-living).

b) Keadaan diam (sesil) dimana sel melekat ke suatu permukaanmembentuk biofilm dan berfungsi sebagai komunitas yangbekerjasama dengan erat.

Secara umum bakteri pembentuk biofilmmelekat ke suatu permukaan dengan menghasilkan polisakaridaekstraselular.Biofilm terbentuk karena adanya interaksi antara bakteri danpermukaan

Page 7: KLASIFIKASI plak

yang ditempeli. Interaksi ini terjadi dengan adanyafaktor-faktor yang meliputi kelembaban permukaan, makanan yangtersedia, pembentukan matriks ekstraselular (exopolimer ) yangterdiri dari polisakarida, faktor-faktor fisikokimiawi seperti interaksimuatan permukaan dan bakteri, ikatan ion, ikatan Van Der Waals,pH, dan tegangan permukaan serta pengkondisian permukaan.Muatan elektron, ikatan Van Der Waals, dan daya tarik elektrostatik paling berpengaruh terhadap pelekatan bakteri meskipun interaksi dialam secara tepat masih diperdebatkan (Donlan, 2002).Biofilm terdiri atas dua komponen utama yaitu sel darimikroorganisme dan Extracelluler Polymeric Substance(EPS).

Extracelluler Polymeric Substance

terdiri atas 50 % hingga 90 %dari total karbon organik dari biofilm dan merupakan bahan matriksutama dari biofilm.

Extracelluler Polymeric Substance

terdiri ataskomponen kimia dan fisika tetapi komponen utamanya adalahpolisakarida. Senyawa EPS berperan penting dalam kohesi padabiofilm dan adhesi antara biofilm dengan permukaan substrat.Mikroorganisme memiliki kemampuan untuk merespon perubahanlingkungannya untuk mengubah komposisi dari EPS untuk mempertahankan adhesi dengan permukaan. Kation-kation multivalensi seperti kalsium dan magnesium berperan penting dalammekanisme kohesi pada biofilm. (PubMed Central, 2007).Gambar 2.4 Saluran Pembuangan Limbah dengan MenggunakanBiofilm (Ashraf dan Naqvi, 2001)Dalam pengolahan limbah suatu pabrik (Gambar 2.4) dapatdigunakan proses filtrasi dengan menggunakan biofilm. Filter inimengandung biofilm. Biofilm tidak hanya diaplikasikan pada mediafilter ( filter media) tetapi juga pada saluran pipa (biofilm on pipe).Hal ini memungkinkan limbah menjadi aman ketika kembali kelingkungan karena telah berhasil didegradasi oleh biofilm