Upload
others
View
18
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Klenteng Shia Jin Kong Jonggol: Kajian Arkeologi
Rio Cahya Perdana, Heriyanti Ongkodharma
Departemen Arkeologi, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia, Depok
Email: [email protected]
Abstrak
Klenteng adalah salah satu bangunan keagamaan yang sering dijadikan objek penelitian arkeologi. Pada bangunan klenteng biasanya banyak terdapat ornamen atau hiasan yang berada di bagian dalam bangunan maupun luar bangunan klenteng. Selain itu, pada pembangunannya sering menerapkan aturan umum arsitektur tradisional Cina dan aturan fengshui. Penelitian ini membahas mengenai ornamen, penerapan arsitektur tradisional cina dan aturan fengshui. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor yang menyebabkan Klenteng Shia Jin Kong tidak memiliki banyak ornamen dan apakah sepenuhnya menerapkan aturan umum dan fengshui. Dalam penelitian ini digunakan tahapan metode arkeologi, yaitu observasi, pengolahan data, dan interpretasi. Pada tahap pengolahan data digunakan analisis ornamen dan analisis kronologi. Hasil dari penelitian ini adalah Klenteng Shia Jin Kong merupakan klenteng rakyat yang dibangun pada akhir abad 19. Klenteng Shia Jin Kong juga menerapkan hampir semua aspek arsitektur tradisional Cina dan aturan fengshui.
Kata kunci: klenteng; arkeologi; ornamen; arsitektur tradisional Cina; fengshui
Shia Jin Kong Temple Jonggol: Archaeological Study
Abstract
Chinese temple is one of the religious buildings that often become the object of archaeological research. At the temple building there are usually lots of ornaments or decorations that were inside the building and outside the building of the temple. In addition, the construction often apply the general rule of traditional Chinese architecture and the rules of feng shui. This study discusses the ornament, the application of traditional Chinese architecture and the rules of feng shui. The purpose of this study was to determine the factors that led to Shia temple Jin Kong does not have a lot of ornaments and they are fully apply the general rule and fengshui. In this study used the stages of archaeological methods, ie observation, data processing and interpretation. At this stage of the analysis used data processing and analysis ornament chronology. The results of this study are Shia Jin Kong Temple is a folk temple built in the late 19th century temple Shia Jin Kong also implemented nearly all aspects of traditional Chinese architecture and the rules of feng shui.
Keywords: temple; archaeology; ornament; Chinese traditional architecture; fengshui
Klenteng Shia ..., Rio Cahya Perdana, FIB UI, 2016
Pendahuluan
Klenteng merupakan benda buatan manusia (material culture) masa lalu yang dapat
menggambarkan dan mewakili kebudayaan pada masa tertentu. Klenteng sebagai material
culture dapat menggambarkan kebudayaan masyarakat Tionghoa yang ada di Indonesia, yaitu
dari segi agama dan bangunan. Melalui bangunan klenteng kita dapat melihat dan mengetahui
percampuran kebudayaan Cina dan kebudayaan lokal.
Klenteng sebagai bangunan keagamaan merupakan tempat manusia untuk melakukan
upacara atau ritual dan berkomunikasi dengan sang pencipta serta penghormatan kepada para
leluhur. Pada bangunan-bangunan keagamaan biasanya terdapat simbol-simbol atau ornamen-
ornamen yang membedakan antara bangunan keagamaan yang satu dengan yang lainnya.
Menurut Lip (1986: 1) arsitektur di Cina mulai berkembang pesat pada masa Dinasti
Song (960-1280) dan klenteng juga mulai ada pada masa Dinasti Ming (1368-1644) dan
berkembang pada masa Dinasti Qing (1644-1911). Sementara itu, pada masa sebelum
berkembangnya arsitektur di Cina tidak ada perbedaan antara klenteng dan rumah hunian biasa
dari segi arsitektur maupun ornament.
Ornamen adalah komponen dari seni yang dibuat untuk menambah nilai estetika dan
sebagai hiasan (Atmosudiro dkk, 2008: 156). Hiasan sebagai bagian dari komponen bangunan
dapat diteliti dan memiliki pembahasan yang berbeda (Munandar, 2003: 18).
Dalam mengkaji arsitektur secara fisik terdapat beberapa komponen, yaitu bahan,
teknologi, struktur, dan gaya bangunan. Komponen-komponen tersebut dapat dikaji keseluruhan,
namun dapat pula dikaji dua atau tiga komponen (Munandar, 2003: 17). Kajian arsitektur masa
lampau ini tidak lepas dari permasalahan yaitu, keadaan fisik karya arsitektur, konsep-konsep
pengarah yang dianut, dan fungsi sosial karya arsitektur itu sendiri (Munandar, 2003: 19).
Hal itu menyebabkan klenteng di beberapa daerah terlihat seperti rumah hunian biasa
yang tidak memiliki banyak hiasan atau ornamen. Selain itu arsitektur bangunan Cina
mencerminkan tradisi rakyat yang merupakan penerapan langsung dan otomatis ke dalam bentuk
fisik sebuah kebudayaan, mencerminkan kebutuhan dan norma-norma yang dimiliki, juga
merupakan perwujudan keinginan, semangat, dan harapan masyarakatnya. Pernyataan ini dapat
tercermin dari warna merah yang sangat dominan pada klenteng, melambangkan kebahagiaan
(Junus, 2006: 3).
Klenteng Shia ..., Rio Cahya Perdana, FIB UI, 2016
Sebagai kajian arkeologi, bangunan klenteng Shia Jin Kong adalah bukti gambaran
perkembangan dan masuknya budaya Cina di daerah Jonggol. Klenteng-klenteng yang ada di
Indonesia memiliki ciri khas masing-masing, mulai dari cara pembangunan, denah, ukiran,
penataan ruang dan altar, bahkan di beberapa klenteng catatan pembiayaan1 juga dicatat. Catatan
pembiayaan tersebut berisi anggaran renovasi, penyelenggaraan upacara, penyelenggaraan
festival, dan nama orang-orang yang menyumbang untuk pembiayaan klenteng tersebut.
Klenteng Shia Jin Kong berbeda dari klenteng yang ada, karena pada klenteng ini tidak
banyak ditemukan ornamen-ornamen seperti klenteng lain pada umumnya. Pada bagian luar
klenteng, tidak terlihat tanda-tanda yang menunjukan bahwa bangunan tersebut adalah sebuah
klenteng.
Masalah Penelitian
Ornamen yang ada pada klenteng bukan hanya bertujuan untuk menambah estetika atau
keindahan saja. Ornamen merupakan elemen penting pada suatu bangunan, selain itu sebagai
elemen penting ornamen memiliki arti dan makna tertentu. Selain itu, pada pembangunannya
biasanya klenteng menerapkan aturan-aturan umum arsitektur Cina dan aturan feng shui. Pada
penelitian ini terdapat tiga permasalahan, permasalahan yang pertama adalah mengapa klenteng
Shia Jin Kong tidak memiliki ornamen yang raya. Permasalahan yang kedua pada abad berapa
klenteng Shia Jin Kong dibangun. Permasalahan yang ketiga adalah apakah pada
pembangunannya klenteng Shia Jin Kong sepenuhnya menerapkan aturan umum arsitektur Cina
dan aturan feng shui. Ketiga pertanyaan pada penelitian ini diangkat karena angka tahun pada
klenteng ini tidak diketahui. Pada setiap klenteng juga memiliki ornamen yang berbeda-beda.
Selain itu, pada pembangunannya klenteng menerapkan aturan umum arsitektur Cina dan aturan
feng shui.
Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui angka tahun Klenteng Shia Jin Kong
,faktor penyebab Klenteng Shia Jin Kong tidak memiliki banyak ornamen, ornamen apa saja
1 Biasanya pada beberapa klenteng, catatan biaya baik pengeluaran dan pemasukan dicatat sebagai laporan dan inventaris. Contohnya pada klenteng Koan Iem “Tiao-‐Kak-‐Sie” di Cirebon (J.L.J.F. Ezerman, 2003)
Klenteng Shia ..., Rio Cahya Perdana, FIB UI, 2016
yang ada, serta menjelaskan arti atau makna dari ornamen-ornamen tersebut. Selain itu, untuk
mengetahui kebudayaan dan kepercayaan masyarakat Cina melalui penerapan aturan-aturan
umum arsitektur tradisional Cina dan ilmu fengshui dalam pembangunan klenteng. Manfaat dari
penelitian ini yaitu pengetahuan mengenai penerapan arsitektur tradisional dan ilmu fengshui dan
juga kepercayaan yang ada pada bangunan Klenteng Shia Jin Kong. Diharapkan penelitian ini
juga dapat menjadi sumbangsih untuk penelitian klenteng selanjutnya khususnya di daerah
Cileungsi.
Metode Penelitian
Metode penelitian digunakan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian. Dalam
metode penelitian Arkeologi, terdapat tiga tahapan, yaitu pengumpulan data (observasi),
pengolahan data, dan ekpslanasi (Deetz, 1967: 8).
Pada tahap pengumpulan data, dilakukan pengamatan secara langsung ke lapangan guna
mendapatkan kebutuhan penelitian, yaitu pada bangunan klenteng Shia Jin Kong. Pengumpulan
data dilakukan dengan melakukan perekaman pada objek penelitian, yaitu pemotretan seluruh
elemen bangunan klenteng Shia Jin Kong mulai dari tampak depan, halaman, serambi depan,
ruang utama, atap, hingga ornamen-ornamen yang ada, dan penggambaran denah klenteng. Pada
tahap ini juga dilakukan wawancara terhadap narasumber terkait, yaitu untuk mendapat
informasi yang lebih mendalam untuk melengkapi data yang sudah didapat dari studi pustaka.
Selanjutnya pada tahap kedua adalah pengolahan data. Pengolahan data diawali dengan
melakukan deskripsi terhadap objek. Deskripsi dimulai dari halaman depan, bangunan utama,
hingga ke bangunan samping. Dari masing-masing ruang juga dideskripsikan bagian bangunan
berupa lantai, ruang suci utama, altar-altar dewa (dewa utama dan dan dewa pendamping), atap,
pintu, tiang, dinding, impluvium, hingga ornamen-ornamen baik itu yang berupa tulisan, patung,
ataupun lukisan. Pendeskripsian dilakukan dalam bentuk verbal yang dilengkapi dengan foto
atau gambar.
Setelah deskripsi dilakukan, selanjutnya adalah analisis terhadap bangunan klenteng Shia
Jin Kong. Analisis pertama yang dilakukan adalah analisis bangunan berdasarkan penerapan
umum arsitektur Cina. Analisis tersebut menjabarkan penerapan umum denah, pondas, pintu,
tiang, ruang, altar, dinding dan atap yang digunakan pada klenteng Shia Jin Kong. Kemudian,
Klenteng Shia ..., Rio Cahya Perdana, FIB UI, 2016
analisis penerapan feng shui juga dilakukan pada bangunan klenteng untuk mendapatkan
informasi adanya penggunaan aturan tersebut pada klenteng Shia Jin Kong.
Analisis juga dilakukan terhadap ornamen-ornamen yang terdapat pada bangunan
klenteng Shia Jin Kong untuk mengetahui arti serta penggunaannya. Selain analisis ornamen,
analisis analogi juga dilakukan untuk mendapatkan informasi masa didirikannya klenteng Shia
Jin Kong. Analisis dilakukan dengan menentukan komponen yang digunakan, yaitu bentuk
denah, atap, bubungan atap, dan konstruksi tiang berdasarkan riwayat klenteng-klenteng dari
abad 17 hingga awal abad 20.
Setelah selesai melakukan pengumpulan data dan pengolahan data, maka tahap
selanjutnya adalah eksplanasi. Eksplanasi merupakan tahapan akhir dalam metode penelitian,
yaitu untuk mendapatkan jawaban dari penelitian. Oleh sebab itu, kesimpulan merupakan bentuk
eksplanasi dari penelitian ini sehingga terjawab sudah pertanyaan mengenai minimnya ornamen,
masa didirikan, serta penerapan umum arsitektur Cina dan penerapan aturan feng shui pada
klenteng Shia Jin Kong.
Klenteng Shia Jin Kong
Foto 1. Klenteng Shia Jin Kong
Klenteng Shia Jin Kong terletak di Jalan Raya Jonggol No.84, Jonggol, Bogor 18360,
secara administratif termasuk dalam wilayah Kecamatan Jonggol, Kabupaten Bogor, Provinsi
Jawa Barat. Letak klenteng Shia Jin Kong berdekatan dengan Pasar Lama Jonggol yang
merupakan pemukiman Cina. Bangunan klenteng berbatasan dengan jalan Raya Jonggol dan
pemukiman penduduk. Klenteng Shia Jin Kong jika dilihat dari letak geografisnya berada pada
Klenteng Shia ..., Rio Cahya Perdana, FIB UI, 2016
106o03’822”BT dan 06o28’045”LS (Depdiknas, 2000: 169). Batas-batas geografis bangunan
klenteng ialah:
- Sebelah Utara dengan pemukiman penduduk.
- Sebelah Timur dengan pemukiman penduduk.
- Sebelah Barat pemukiman penduduk.
- Sebelah Selatan berbatasan dengan Jalan Raya Jonggol dan pemukiman penduduk.
Luas keseluruhan klenteng Shia Jing Kong adalah 1000 m2, meliputi luas bangunan 700
m2 dan sisanya merupakan halaman klenteng yang digunakan sebagai tempat parkir. Arah hadap
klenteng menurut pintu masuk ialah ke selatan begitu juga dengan arah hadap bangunan utama.
Pintu masuk lainnya berada di sisi barat yang biasanya digunakan oleh umat yang bertujuan
untuk memohon doa kepada dewi Kwan Im, karena klenteng ini menganut Tridharma.
Pada bagian depan klenteng di depan pintu masuk utama klenteng terdapat altar Thian
dan terdapat wadah pembakaran hiolo yang terbuat dari kuningan. Wadah pembakaran holo
memiliki tinggi 156 cm, jika tidak dengan umpak memiliki tinggi 100 cm. Ukuran diameter hiolo
adalah 40 cm. Pada sisi timur dan barat altar Thian terdapat patung singa. Tinggi patung singa
jika dihitung dari umpak berukuran 166 cm dan jika dihitung tanpa umpak memiliki tinggi 115
cm, sedangkan ukuran umpak singa adalah 80 x 60 x 51 cm. Selain itu, pada sisi tenggara
klenteng terdapat replica pagoda yang berfungsi sebagai tempat pembakaran kertas. Pagoda
tersebut memiliki tinggi 5 m, sedangkan alas pagoda berukuran 120 x 120 cm dengan bentuk
segi delapan.
Foto 2. Hiolo dari kuningan yang berada di depan altar Thian
Klenteng Shia ..., Rio Cahya Perdana, FIB UI, 2016
Bangunan utama Klenteng Shia Jin Kong didirikan di atas podium dengan tinggi 30 cm,
dengan denah empat persegi panjang dengan orientasi arah timur-barat. Bangunan utama
klenteng memiliki serambi (teras) dan ruang utama. Dalam ruang utama terdapat ruang depan,
impluvium dan ruang samping, serta ruang suci utama. Selain itu, terdapat bangunan samping
yang berada di kanan dan kiri bangunan utama.
Ruang suci utama klenteng Shia Jin Kong berdenah persegi panjang dengan ukuran 21,6
m x 10,8 m. Pada ruang suci utama terdapat tiga pintu masuk, yaitu pada sisi selatan, timur, dan
barat. Pada masing-masing pintu terdapat aksara Cina yang dipahatkan. Pada ruang suci utama
juga terdapat impluvium yang merupakan ciri khas bangunan Cina. Impluvium pada klenteng ini
brukuran 4,20 m x 2,10 m.
Pada ruang suci utama terdapat tiga altar utama dengan keletakan arca utama berada di
bagian tengah. Dewa-dewa yang ada pada altar tengah yaitu dewa utama Shia Jin Kong, Kwan
Kong, Khia Lam Thai Ong, Hok Tek Ceng Sin dan Kwee Seng Ong. Pada altar dewa utama,
bagian atapnya terdapat motif ukir berupa dua naga yang saling berhadapan dan di tengahnya
terdapat sebuah bola yang bersinar. Warna naga didominasi dengan warna keemasan dan warna
merah. Pada sisi timur altar dewa utma Shia Jin Kong terdapat altar dewi Kwan Im Po Sat. Di
sisi barat altar dewa utama Shia Jin Kong terdapat altar dewa Hian Tan Kong beserta dewa
pendamping, yaitu dewa Tai Swe Ya dan How Ciang Kong.
Foto 3. Altar dewa utama Shia Jin Kong
Bentuk atap yang menaungi ruang serambi, ruangan utama dan ruang tambahan di
sebelah timur adalah tipe kombinasi atap jurai dan pelana (Gable and pitched roof/Hsuan Shan)
yang terbuat dari genteng dan berbentuk pelana dan pada bagian ujungnya melengkung ke atas.
Klenteng Shia ..., Rio Cahya Perdana, FIB UI, 2016
Foto 4. Atap klenteng
Klenteng Shia Jin Kong memiliki ruang obat dan dua bangunan samping. Bangunan
samping tersebut berada pada sisi timur (kanan) dan barat (kiri) bangunan utama. Ruang obat
yang berada di ruang suci utama berfungsi untuk menyimpan obat-obatan. Obat-obatan yang ada
berupa obat racik dari daun-daunan kering. Pada ruang obat ini terdapat 108 jenis obat-obatan.
Pada bangunan tambahan, masing-masing memiliki dewa pendukung yang disembah selain dewa
utama. Bangunan sisi timur diperuntukkan untuk dewa-dewa lokal atau orang-orang lokal yang
dianggap berjasa bagi klenteng, sedangkan bangunan sisi barat diperuntukkan untuk dewa-dewi
agama Tri Dharma. Pada bangunan sisi barat hanya terdapat satu altar dan altar tersebut terdapat
dewa Trinabi Agung, yaitu Buddha, Lo tjoe, dan Khong Hoe Tjoe.
Penerapan Arsitektur Tradisional Cina, Fengshui, dan Ornamen Pada Klenteng
Penerapan arsitektur tradisional Cina, ilmu fengshui dan juga ornamentasi pada klenteng
dapat diketahui melalui analisis yang telah dilakukan, yaitu analisis terhadap bangunan, analisis
terhadap ornamen dan analisis kronologi untuk mengetahui angka tahun klenteng. Pada
penelitian ini analisis terhadap penerapan arsitektur tradisional Cina dan ilmu fengshui dilakukan
kepada seluruh bangunan klenteng. Analisis ornamen dilakukan pada setiap ornamen yang ada
pada bangunan seperti dinding, atap altar dan pintu. Sementara analisis kronologi dilakukan
dengan mengklasifikasikan ciri-ciri klenteng berdasarkan abad.
a. Penerapan Arsitektur Tradisional Cina
Pada Klenteng Shia Jin Kong terdapat beberapa aturan umum pembangunan arsitektur
Cina yang tidak diterapkan, yaitu:
1. Pada tiang tidak terdapat mahkota tiang (bracket)
2. Atap tidak dilapisi dengan genteng berglasir dan berwarna merah
Klenteng Shia ..., Rio Cahya Perdana, FIB UI, 2016
3. Tiang yang menopang atap tidak memiliki mahkota
Komponen utama yang dapat diketahui dari penerapan arsitektur tradisional Cina adalah
atap. Atap Klenteng Shia Jin Kong bertipe atap kombinasi atap jurai dan pelana (Hsuan
Shan/gable and pitched roof) dan memiliki tipe bubungan atap tipe ujung meliuk (Curling end).
Sistem rangka atap menggunakan system v terbalik, yaitu atap yang menempel langsung pada
dinding dan membentuk huruf V.
Klenteng Shia Jin Kong memiliki denah empat persegi panjang dan bangunan utama
menghadap ke arah selatan. Bangunan utama klenteng bagian dasarnya merupakan pondasi atau
podium yang ditinggikan, yaitu 30cm. Hal ini merupakan kebiasaan tradisional bangunan suci
Cina yaitu untuk menambah ketinggian bangunan dan terhindar dari kelembaban (Depdiknas,
2000: 32). Serambi dan ruang utama klenteng ditopang dengan tiang berbentuk bulat dan dicat
warna merah yang terbuat dari batu dan dilapisi dengan semen. Tiang-tiang yang terdapat pada
ruang suci utama menopang rangka atap dan pada bagian tengahnya terdapat impluvium.
Aturan lain yang diterapkan adalah pintu yang berjumlah lebih dari satu, yaitu tiga pintu
yang terdapat pada sisi selatan, barat dan timur. Dinding klenteng terbuat dari bata yang disemen
dan diberi keramik mempertegas batas-batas ruangan. Pada dinding muka klenteng dan dinding
ruang suci utama terdapat ornament yin yang.
b. Penerapan Aturan Feng Shui
Menurut Skinner (2002: 2) Feng shui adalah ilmu pertanahan yang diandaikan dengan
apapun yang ada di permukaan bumi, tanah akan mempengaruhi apa yang ada di atasnya. Tanah
memiliki energi vital yang menjadi dasar keserasian hidup. Selain itu tanah merupakan
persyaratan baku bagi kesejahteraan seluruh kehidupan. Feng shui adalah seni penempatan,
sebuah keahlian yang digunakan untuk mengatur bangunan serta pengetahuan yang berhubungan
erat dengan kekuatan alam (Lip, 1997: 11). Dengan kata lain, feng shui adalah ilmu untuk hidup
selaras, damai, sejahtera dan harmonis dengan tanah yang ditempati oleh manusia dan untuk
mendapatkan manfaat yang besar dari energi vital itu sendiri.
Penerapan feng shui pada bangunan ditujukan agar dapat membawa keberuntungan dan
kedamaian bagi penghuni yang menempati bangunan itu sendiri. Hal ini juga berlaku pada
bangunan klenteng yang merupakan bangunan keagamaan. Perbandingan penerapan feng shui
Klenteng Shia ..., Rio Cahya Perdana, FIB UI, 2016
pada Klenteng Shia Jin Kong tidak jauh berbeda, dari 14 aturan yang ditetapkan 6 diantaranya
tidak diterapkan.
Aturan feng shui yang sangat diterapkan pada Klenteng Shia Jin Kong adalah
bangunannya yang dibangun dekat dengan sumber mata air. Sumber mata air ada di sebelah
timur dan selatan bangunan, yaitu sungai yang tidak terlalu besar. Pada sebelah barat klenteng
juga terdapat sungai dan danau yang letaknya agak jauh. Sumber mata air adalah unsur penting
dalam penerapan feng shui.
Selain itu dari segi arsitektur, aturan feng shui juga tampak pada hal-hal yang sederhana
seperti pilar berwarna merah dan anak tangga ganjil yaitu tiga yang terdapat pada serambi
sebelum memasuki ruang utama. Hal ini dimaksudkan agar bangunan yang dibangun tampak
lebih tinggi dan terhindar dari lembab, sedangkan warna merah dianggap sebagai lambang
kebahagiaan.
Pada Klenteng Shia Jin Kong terdapat beberapa aturan feng shui yang tidak diterapkan,
yaitu:
1. Bangunan klenteng tidak dibangun ditanah yang tinggi
2. Bangunan klenteng tidak didirikan di atas tanah yang bergelombang
3. Pada bubungan atap tidak terdapat hiasan
4. Atap tidak berwarna kuning tetapi warna coklat
5. Muka pintu tidak digantung
6. Ruangan klenteng tidak berjumlah ganjil (1,5,9)
c. Ornamen Klenteng Shia Jing Kong
Ornamen pada suatu bangunan atau tempat bukan hanya berfungsi sebagai unsur
pelengkap saja, melainkan juga berfungi sebagai sarana komunikasi untuk menyampaikan pesan
tertentu. Media yang dipakai bisa berupa kayu, lukisan, kain, dan dinding. Menurut Supangkat
dan Zaelani (2006:16), bentuk dari ornamen yang ada pada klenteng memiliki gambaran tentang
manusia, tumbuhan, hewan, atau objek lain yang dikenal dalam kehidupan manusia, dan abstrak
lainnya yang memang sengaja dibuat oleh si pembuat.
Pada Klenteng Shia Jing Kong terdapat beberapa ornamen, diantaranya adalah motif
fauna, flora, tulisan, lukisan, dan geometri. Analisis pada ornamen tidak dilakukan secara
menyeluruh, hal ini dikarenakan beberapa ornamen diduga adalah ornamen baru. Analisis
Klenteng Shia ..., Rio Cahya Perdana, FIB UI, 2016
ornamen hanya dilakukan pada halaman depan dan ruang utama saja. Pada tabel 1. akan
ditampilkan jenis ornamen yang dianalisis serta integrasi ornamen yang ada.
Tabel 1. Jenis dan lokasi ornamen pada klenteng Shia Jin Kong
Jenis Lokasi Jumlah
Singa Halaman 3
Naga
Altar Thian 2
Hiolo 3
Papan nama klenteng 2
Tiang 2
Kain altar 7
Atap altar 2
Bunga Padma Kain altar 7
Yin yang Dinding 4
Total 32
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa secara keseluruhan total motif ornamen
yang ada pada Klenteng Shia Jin Kong berjumlah 32 buah. Motif ornamen yaitu fauna adalah
motif yang paling banyak ditemukan pada Klenteng Shia Jin Kong dengan jumlah 21 buah,
sedangakan ornamen yang paling sedikit ditemukan adalah motif ornamen geometri yang
berjumlah 4 buah.
Motif ornamen fauna pada klenteng yang dapat diketahui adalah naga dan singa. Motif
dengan jenis naga adalah yang paling banyak ditemukan, yaitu berjumlah 18 buah. Motif-motif
tersebut terdapat pada altar Thian yang ada pada serambi, hiolo yang berada di depan altar Thian,
papan nama klenteng, altar-altar dewa pada ruang suci utama, dan atap altar dewa utama Shia Jin
Kong. Sementara itu motif ornamen dengan jenis singa ada pada bagian depan klenteng.
Klenteng Shia ..., Rio Cahya Perdana, FIB UI, 2016
(a)
(b) (c)
Foto 5. Ornamen fauna pada klenteng
Motif flora dengan jenis bunga Padma adalah motif kedua terbanyak dengan jumlah 7
buah. Motif ini hanya dapat ditemukan pada kain altar Dewi Kwan Im. Sementara itu motif
dengan jenis paling sedikit adalah yin yang dengan jumlah 4 buah dan motif ini dapat ditemukan
pada dinding serambi dan dinding ruang suci utama klenteng.
(a)
Klenteng Shia ..., Rio Cahya Perdana, FIB UI, 2016
(b) (c)
Foto 6. Motif ornamen flora (a) dan geometri (b, c)
Analisis Khusus Klenteng Shia Jin Kong
Analisis khusus ini dilakukan untuk mengetahui angka tahun atau abad didirikannya
Klenteng Shia Jin Kong, karena tidak ada dokumen atau arsip yang mencatat sejarah klenteng
ini. Analisis yang digunakan adalah analisis analogi, yaitu dengan menentukan beberapa
komponen-komponen dari tiap-tiap klenteng dari abad 17 hingga awal abad 20. Komponen-
komponen yang digunakan adalah denah, atap, bubungan atap, dan konstruksi tiang.
Klenteng Shia Jin Kong memiliki denah asli empat persegi horisontal (horizontal
rectangular), yaitu bangunan dengan tiga dinding penutup dan satu dinding penghalang dan
terdapat satu pintu yang merupakan jalur masuk utama menuju ruang utama. Denah seperti ini
banyak digunakan di pedesaan dan rumah rakyat yang sederhana. Denah ini juga digunakan
untuk mensiasati lahan yang sempit, sehingga bangunan dengan tipe ini tidak membutuhkan
biaya yang besar dalam pembangunannya.
Atap dan bubungan atap adalah komponen bangunan klenteng yang mendapat perhatian
khusus, karena komponen ini yang membedakan bangunan biasa dengan bangunan klenteng.
Atap klenteng Shia Jin Kong memakai tipe atap kombinasi atap jurai dan pelana (Hsuan
Shan/gable and pitched roof), sedangkan tipe bubungan atap memiliki tipe ujung meliuk (curling
end).
Komponen terakhir adalah kontruksi tiang. Sistem konstruksi tiang yang dipakai pada
Shia Jin Kong adalah sistem truss V terbalik, karena sistem konstruksi seperti ini lebih mudah
diterapkan dan umumnya dipakai pada bangunan yang lebih modern.
Berdasarkan komponen-komponen yang digunakan dalam analogi, klenteng Shia Jin
Kong diperkirakan didirikan pada paruh akhir abad 19. Klenteng yang didirikan pada masa ini
Klenteng Shia ..., Rio Cahya Perdana, FIB UI, 2016
memiliki atribut berupa denah yang tidak luas, dikarenakan keterbatasan lahan. Selain itu,
klenteng pada masa ini menggunakan atap pelana dengan sistem konstruksi tiang V terbalik.
Komponen-komponen tersebut ada pada klenteng Shia Jin Kong dan dapat disimpulkan bahwa
klenteng Shia Jin Kong didirikan pada paruh akhir abad 19.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis, dapat diketahui bahwa klenteng Shia Jin Kong didirikan pada
akhir abad 19. Pembangunan klenteng Shia Jin Kong menerapkan dan mengikuti aturan-aturan
umum arsitektur Cina. Namun demikian, tidak semua aturan diterapkan pada klenteng yang
mungkin disebabkan oleh faktor lingkungan dan keadaan sekitar.
Penerapan aturan umum dapat dilihat dari denah bangunan yang berbentuk simetris.
Denah klenteng Shia Jin Kong adalah empat persegi horisontal (horizontal rectangular) dengan
arah hadap bangunan ke arah selatan. Ruang utama klenteng menggunakan struktur yang terbuat
dari rangka kayu dan ruang utama didirikan di atas podium yang ditinggikan. Dasar bangunan
juga terbuat dari bahan batu atau bata. Selain itu, penerapan aturan umum pada pintu juga
diterapkan pada klenteng yaitu memiliki pintu lebih dari satu. Klenteng Shia Jin Kong memiliki
tiga pintu yang berada di selatan sebagai pintu utama, pintu timur dan pintu barat. Pada pintu
klenteng juga terdapat hiasan tulisan berupa aksara Cina.
Aturan umum juga diterapkan pada tiang yang berbentuk bulat yang terbuat dari bata
yang disemen. Akan tetapi tiang pada klenteng tidak terdapat mahkota tiang dan tidak dilapisi
plester dari serat kapur dan tidak di pernis. Dinding muka klenteng dihiasi dengan ornamen
berupa yin yang dan dinding terbuat dari bata yang disemen dan diberi keramik. Dinding bagian
utara merupakan dinding padat.
Pada bagian atap aturan umum juga diterapkan, yaitu berbentuk landai. Atap bangunan
adalah kombinasi atap jurai dan pelana (gable and pithced roof/Hsuan Shan) dan menggunakan
bubungan atap tipe awan meliuk (curling end). Hampir semua aturan umum diterapkan pada
klenteng Shia Jin Kong, hanya beberapa aturan umum yang tidak diterapkan. Aturan yang tidak
diterapkan diantaranya adalah:
a. Pada tiang tidak terdapat mahkota tiang (bracket)
b. Atap yang tidak dilapisi dengan genteng berglasir dan berwarna merah
c. Tiang yang menopang atap tidak memiliki mahkota
Klenteng Shia ..., Rio Cahya Perdana, FIB UI, 2016
Selain aturan umum, aturan feng shui juga diterapkan pada bangunan klenteng Shia Jin
Kong. Aturan feng shui yang mendasar adalah bangunan yang berada dengan sumber mata air
(sungai, laut atau danau) dan terdapat impluvium. Sebelah utara merupakan dinding padat dan
bagian depan bangunan merupakan lahan kosong atau lahan lapang yang digunakan untuk
tempat parkir kendaraan.
Ornamen yang ada pada klenteng Shia Jin Kong terdapat pada bagian depan klenteng,
dinding muka, dinding ruang suci utama, dan pada altar dewa-dewa. Ornamen yang terdapat
pada dinding muka dan dinding ruang suci utama adalah motif yin yang.
Ornamen motif hewan yang ada pada klenteng adalah motif singa dan naga. Motif singa
terdapat pada bagian depan bangunan berupa patung pada bagian kiri dan kanan altar Thian.
Motif naga adalah motif yang paling banyak digunakan pada bangunan klenteng Shia Jin Kong.
Motif naga pada klenteng ada pada hiolo kuningan yang ada di depan altar Thian, altar dewa
Hian Thian Siang Tee, altar dewa utama Shia Jin Kong dan altar dewa Hian Tan Kong. Motif
tumbuhan hanya ditemukan pada altar dewa Kwan Im Poo Sat yang berupa bunga teratai.
Ornamen aksara Cina yang terdapat pada pintu utama (selatan), kiri (timur) dan kanan
(barat) merupakan sebuah pengharapan atau doa agar bangunan klenteng serta masyarakat selalu
dilindungi oleh dewa-dewa, selalu diberkahi dengan hasil bumi yang berlimpah dan selalu diberi
keselamatan dan keamanan. Karena jika masyarakat aman, negarapun akan damai.
Minimnya ornamen atau hiasan pada klenteng Shia Jin Kong dikarenakan klenteng
tersebut adalah klenteng rakyat, klenteng yang dibangun dengan biaya hasil keringat sendiri.
Akan tetapi, bukan tidak mungkin ada orang yang bukan berasal dari daerah tersebut ikut
menyumbangkan uangnya dalam pembangunan klenteng tersebut. Selain itu, klenteng dibangun
bukan untuk sebagai penghormatan kepada seseorang. Hal itu dibuktikan dengan tidak adanya
sebuah prasasti ataupun bukti tertulis.
Daftar Referensi
Atmosudiro, S. (2008). Jawa tengah, sebuah potret warisan budaya. Klaten: Balai Pelestarian
Peninggalan Purbakalan Jawa Tengah.
Klenteng Shia ..., Rio Cahya Perdana, FIB UI, 2016
Deetz, J. (1967). Invitation to archaeology. New York: Natural History Press.
Departemen Pendidikan Nasional. (2000). Kelenteng kuno di DKI jakarta dan jawa barat.
Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Junus, G.S. (2006). Tipologi bangunan kelenteng abad 16 hingga paruh awal abad 20 di DKI
jakarta. Tesis Program Pascasarjana Universitas Indonesia.
Lip, E. (1986). Chinese temples and deities. Singapore: Times Books International.
Lip, E. (1997). What is feng shui?. Singapore: Academy Editions.
Munandar, A.A. (2003). “Karya arsitektur dalam kajian arkeologi” dalam Cakrawala Arkeologi.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1-21.
Skinner, S. (2002). Feng shui: ilmu tata letak tanah dan kehidupan cina kuno. Semarang: Dahara
Prize.
Klenteng Shia ..., Rio Cahya Perdana, FIB UI, 2016