Upload
zeni-marlina
View
233
Download
21
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Klimogram
Citation preview
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Dalam pengembangan budidaya pertanian,pengaruh faktor iklim sangat
penting sehingga menjadi faktor utama yang perlu diperhatikan.Hubungan antara
iklim dan pertanian mencakup segala aspek integrasi antara unsur iklim dan
tanaman yang meliputi unsur-unsur fisika atmosfer,fisika tanah, geografi,
fisiologi, ekologi,ekonomi,dan pengelolaan untuk kepentingan manusia.Unsur-
unsur iklim mempunyai pengaruh yang besar terhadap pertumbuhan dan
perkembangan suatu tanaman dan setiap daerah mempunyai kondisi dan
karakteritik unsur-unsur iklim yang berbeda.
Indonesia mempunyai wilayah cukup luas sekitar 188,2 juta ha, yang terdiri
dari 148 juta halahan kering dan 40,2 juta ha lahan basah, didukung oleh sifat tanah, bahan
induk, fisiografi,elevasi, iklim dan lingkungannya yang beragam.Wilayah barat
relatif beriklim basah dan makin ke timur yang makin beriklim kering, dengan
tanah berasal dari bahan volkan yang subur merupakan salah satu keuntungan wilayah
Indonesia. Keragaman tanah dan iklim ini memberikan peluang cukup besar
untuk memproduksi berbagai komoditas pertanian.
Tanaman membutuhkan kondisi iklim yang cocok untuk tumbuh dan
berkembang sehingga menghasilkan produksi yang diharapkan.Ada banyak cara
untuk menguji atau mencari kesesuaian tanaman dan iklim,diantaranya dengan
mengumpulkan data tentang kebutuhan fisiologi tanaman terhadap berbagai
faktor lingkungan iklim.Analisis kesesuaian lainnya adalah dengan menggunakan
analogi klimogram dari data empiris.Dasar analisisnya adalah dengan mencari
data iklim dari daerah pusat porduksi tanaman yang akan dikembangkan terutama
1
data iklim dari faktor pengendali utama bagi pertumbuhan,perkembangan dan
produksi suatu tanaman.
1.2 Tujuan
Mengetahui manfaat klimogram dan klasifikasi iklim untuk introduksi dan
ekstensifikasi tanaman.
1.3 Manfaat
- Membudidayakan berbagai tanaman di tempat yang berbeda dengan habitatnya.
- Memperbanyak hasil produksi dengan menyesuaikan iklim tempat tanam
dengan yang diinginkan si tanaman.
- Memperbanyak jenis tanaman yang bisa di budidaya.
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Klimogram
Klimogram adalah suatu grafik atau gambar tentang iklim suatu tempat. Cara
ini adalah suatu cara yang sederhana dan mudah untuk melihat dan membaca
iklim suatu tempat. Dengan begitu dapatlah dibandingkan perbedaan dan
kesamaan antara iklim suatu tempat dengan iklim tempt lainnya.
Cara penggambarannya yaitu dengan menuangkan (plotting) satu atau dua
unsur iklim pada suatu sistem salib sumbu.
1. Satu unsur iklim
Unsur iklim tunggal dapat berupa curah hujan, suhu, RH, dll. Dapat
digambarkan dalam bentuk grafik bisa atau histogram.
2. Dua unsur iklim
Unsur iklim yang paling banyak untuk menggambarkan klimogram suatu
tempat adalah suhu dan presipitasi. Unsur-unsur iklim ini merupakan unsur yang
sangat besar peranannya bagi tumbuhan.
Caranya :
1. Ambil harga normal dari suhu dan presipitasi (rata-rata 30 tahun).
2. Masing-masing suhu dan presipitasi digambarkan pada sistem salib sumbu
pada bulan yang sama.
3. Titik-titik pertemuan itu menghubungkan dari bulan Januari sampai
Desember secara berurutan.
Dari klimogram di atas terlihat bahwa fluktuasi suhu dalam setahun kecil,
tetapi variasi hujannya besar. Perbedaan antara bulan terkering dan bulan terbasah
3
sangat besar. Bentuk klimogramnya kira-kira lonjong dan horisontal (sumbu X
sebagai presipitasi dan sumbu Y sebagai suhu). Bentuk seperti ini umumnya
terdapat di daerah tropis. Di daerah beriklim sedang (temperate) bentuk
klimogram umumnya lonjong dan vertikal.
Klasifikasi iklim dibuat berdasarkan pendekatan hubungan antara iklim dan
tanaman. Tiga model klasifikasi utama yang telah banyak diutamakan adalah
klasifikasi iklim koppen,klasifikasi scmidth-ferguson,dan klasifikasi iklim
oldeman.
2.2 Introduksi Tanaman
Introduksi tanaman merupakan suatu proses memperkenalkan tanaman dari
tempat asal tumbuhnya ke suatu daerah baru. Introduksi tanaman dimaksudkan
mendatangkan/memasukkan varietas-varietas tanaman dari luar negeri ke suatu
negeri. Introduksi tanaman selain menambah keragaman tanaman mempunyai
manfaat lain yaitu :
A. Memajukan bidang industri,dengan mendatangkan tanaman-tanaman industri
seperti tanaman kehutanan, tanaman obat-obatan dan tanaman industri lainnya.
B. Memenuhi kebutuhan aestetik dengan mendatangkan tanaman-tanaman
ornamental untuk melengkapi koleksi kebun-kebun, taman-taman, gedung-
gedung sehingga menciptakan keindahan tersendiri.
C. Untuk mempelajari asal, distribusi, klasifikasi dan evolusi dari tanaman dengan
jalan memelihara tanaman yang diintroduksi di tempat tertentu kenmudian
dipelejari data-datanya secara mendetail.
D. Untuk peningkatan mutu tanaman.
4
2.3 Ekstensifikasi Pertanian
Ekstensifikasi pertanian adalah perluasan areal pertanian ke wilayah yang
sebelumnya belum dimanfaatkan manusia. Sasarannya adalah ke lahan hutan,
padang rumput steppe, lahan gambut, atau bentuk-bentuk lain lahan marginal
(terpinggirkan). Istilah ini dalam bahasa indonesia tidak ada hubungan langsung
dengan pertanian ekstensif; dan dalam peristilahan internasional program
demikian lebih dikenal sebagai agricultural (land) expansion ("perluasan lahan
pertanian").
2.4 Pemanfaatan klimogram dan klasifikasi iklim untuk introduksi
a. Pemanfaatan klimogram untuk introduksi
Mendatangkan bahan tanam dari tempat lain (introduksi) merupakan cara
paling sederhana untuk meningkatkan keragaman (variabilitas) genetik.
Seleksi penyaringan (screening) dilakukan terhadap koleksi plasma nutfah
yang didatangkan dari berbagai tempat dengan kondisi lingkungan yang
berbeda-beda.
Dalam bidang pertanian, kehutanan dan peternakan penggunaan
klimogram ini umumnya ditujukan untuk memindahkan tanaman (introduksi)
ataupun hewan ternak. Dengan menggambarkan klimogram kedua tempat,
dapat diketahui kesamaan dan kelainan iklimnya, yaitu setelah kedua
klimogram tindihkan satu sama lain.
Perpindahan suatu organisme dari suatu tempat ke tempat lain yang
agak berbeda iklimnya akan mengalami proses aklimatisasi, yaitu
penyesuaian organisme itu terhadap iklim di tempat baru. Tidak ada
5
perubahan organ atau bagian dari organisme tersebut dalam aklimatisasi.
Akan tetapi adaptasi biasanya ada sedikit perubahan pada organ atau bagian
organ.
Pemanfaatan klimogram dalam introduksi adalah saat pemindahan
tanaman dapat diusahakan iklim yang tidak terlalu jauh menyimpang dari
iklim habitat aslinya.
b. Manfaat Klasifikasi iklim untuk introduksi tanaman
Beberapa sistem klasifikasi iklim yang sampai sekarang masih
digunakan dan pernah digunakan di Indonesia antara lain adalah:
1) Sistem Klasifikasi Koppen
Koppen membuat klasifikasi iklim berdasarkan perbedaan temperatur dan
curah hujan. Koppen memperkenalkan lima kelompok utama iklim di muka
bumi yang didasarkan kepada lima prinsip kelompok nabati (vegetasi). Kelima
kelompok iklim ini dilambangkan dengan lima huruf besar dimana tipe iklim A
adalah tipe iklim hujan tropik (tropical rainy climates), iklim B adalah tipe
iklim kering (dry climates), iklim C adalah tipe iklim hujan suhu sedang (warm
temperate rainy climates), iklim D adalah tipe iklim hutan bersalju dingin (cold
snowy forest climates) dan iklim E adalah tipe iklim kutub (polar climates)
(Safi’i, 1995).
2) Sistem Klasifikasi Mohr
Klasifikasi Mohr didasarkan pada hubungan antara penguapan dan besarnya
curah hujan, dari hubungan ini didapatkan tiga jenis pembagian bulan dalam
kurun waktu satu tahun dimana keadaan yang disebut bulan basah apabila
curah hujan >100 mm per bulan, bulan lembab bila curah hujan bulan berkisar
6
antara 100 – 60 mm dan bulan kering bila curah hujan < 60 mm per bulan
(Anonim).
3) Sistem Klasifikasi Schmidt-Ferguson
Sistem iklim ini sangat terkenal di Indonesia. Menurut Irianto, dkk (2000)
penyusunan peta iklim menurut klasifikasi Schmidt-Ferguson lebih banyak
digunakan untuk iklim hutan. Pengklasifikasian iklim menurut Schmidt-
Ferguson ini didasarkan pada nisbah bulan basah dan bulan kering seperti
kriteria bulan basah dan bulan kering klasifikasi iklim Mohr. Pencarian rata-
rata bulan kering atau bulan basah (X) dalam klasifikasian iklim Schmidt-
Ferguson dilakukan dengan membandingkan jumlah/frekwensi bulan kering
atau bulan basah selama tahun pengamatan ( åf ) dengan banyaknya tahun
pengamatan (n) (Anonim; Safi’i, 1995).
Schmidt-Ferguson membagi tipe-tipe iklim dan jenis vegetasi yang tumbuh di
tipe iklim tersebut adalah sebagai berikut; tipe iklim A (sangat basah) jenis
vegetasinya adalah hutan hujan tropis, tipe iklim B (basah) jenis vegetasinya
adalah hutan hujan tropis, tipe iklim C (agak basah) jenis vegetasinya adalah
hutan dengan jenis tanaman yang mampu menggugurkan daunnya di musim
kemarau, tipe iklim D (sedang) jenis vegetasi adalah hutan musim, tipe iklim E
(agak kering) jenis vegetasinya hutan savana, tipe iklim F (kering) jenis
vegetasinya hutan savana, tipe iklim G (sangat kering) jenis vegetasinya
padang ilalang dan tipe iklim H (ekstrim kering) jenis vegetasinya adalah
padang ilalang (Syamsulbahri, 1987).
Table Klasifikasi Iklim Menurut Schmidt-Ferguson
7
4) Sistem Klasifikasi Oldeman
Klasifikasi iklim yang dilakukan oleh Oldeman didasarkan kepada jumlah
kebutuhan air oleh tanaman, terutama pada tanaman padi. Penyusunan tipe
iklimnya berdasarkan jumlah bulan basah yang berlangsung secara berturut-
turut.
Oldeman, et al (1980) mengungkapkan bahwa kebutuhan air untuk tanaman
padi adalah 150 mm per bulan sedangkan untuk tanaman palawija adalah 70
mm/bulan, dengan asumsi bahwa peluang terjadinya hujan yang sama adalah
75% maka untuk mencukupi kebutuhan air tanaman padi 150 mm/bulan
diperlukan curah hujan sebesar 220 mm/bulan, sedangkan untuk mencukupi
kebutuhan air untuk tanaman palawija diperlukan curah hujan sebesar 120
mm/bulan, sehingga menurut Oldeman suatu bulan dikatakan bulan basah
apabila mempunyai curah hujan bulanan lebih besar dari 200 mm dan
dikatakan bulan kering apabila curah hujan bulanan lebih kecil dari 100 mm.
Lamanya periode pertumbuhan padi terutama ditentukan oleh jenis/varietas
yang digunakan, sehingga periode 5 bulan basah berurutan dalan satu tahun
dipandang optimal untuk satu kali tanam. Jika lebih dari 9 bulan basah maka
petani dapat melakukan 2 kali masa tanam. Jika kurang dari 3 bulan basah
berurutan, maka tidak dapat membudidayakan padi tanpa irigasi tambahan
(Tjasyono, 2004).
Oldeman membagi lima zona iklim dan lima sub zona iklim. Zona iklim
merupakan pembagian dari banyaknya jumlah bulan basah berturut-turut yang
terjadi dalam setahun. Sedangkan sub zona iklim merupakan banyaknya
jumlah bulan kering berturut-turut dalam setahun. Pemberian nama Zone iklim
berdasarkan huruf yaitu zone A, zone B, zone C, zone D dan zone E sedangkan
8
pemberian nama sub zone berdasarkana angka yaitu sub 1, sub 2, sub 3 sub 4
dan sub 5.
Zone A dapat ditanami padi terus menerus sepanjang tahun. Zone B hanya
dapat ditanami padi 2 periode dalam setahun. Zone C, dapat ditanami padi 2
kali panen dalam setahun, dimana penanaman padi yang jatuh saat curah hujan
di bawah 200 mm per bulan dilakukan dengan sistem gogo rancah. Zone D,
hanya dapat ditanami padi satu kali masa tanam. Zone E, penanaman padi tidak
dianjurkan tanpa adanya irigasi yang baik. (Oldeman, et al., 1980)
Tabel Klasifikasi iklim menurut Oldeman
Klasifikasi iklim berguna dalam introduksi tanaman yaitu untuk menyamakan
curah hujan, kelembaban dan lain-lain daerah penerima tanaman dengan
daerah asalnya agar tidak terlalu mempengaruhi perkembangan tanaman.
Karena pada dasarnya iklim akan sangat berpengaruh pada pertumbuhan dan
perkembangan tanaman.
9
c. Manfaat klimogram dan klasifikasi iklim untuk ekstensifikasi tanaman
Menyimak pemberitaan beberapa media masa akhir-akhir ini tentang
semakin rawannya ketersediaan pangan di Indonesia tentunya sangat
memprihatinkan. Pengaruh kegagalan panen, bangkrutnya petani dan harga
pangan yang makin meningkat dapat meruntuhkan prospek pertumbuhan
ekonomi. Kondisi dimana harga bahan pangan dan komoditi lain yang tinggi
tentu saja berakibat pada peningkatan inflasi. Semakin rawannya ketahanan
pangan di Indonesia merupakan akibat semakin menurunnya luas lahan
pertanian dan produktivitas lahan yang tidak mungkin ditingkatkan. Artinya
beberapa upaya untuk meningkatkan hasil produksi pertanian sudah tidak
ekonomis lagi.
Peningkatan kebutuhan terhadap produksi pertanian akibat peningkatan
jumlah penduduk di satu sisi, dan semakin terbatasnya jumlah sumber daya
pertanian disisi lain, menuntut perlunya optimalisasi seluruh sumber daya
pertanian, terutama lahan dan air. Oleh sebab itu, sistem usahatani yang
selama ini lebih berorientasi komoditas (commodity oriented) harus beralih
kepada sistem usahatani yang berbasis sumber daya (commodity base), seperti
halnya sistem usahatani agribisnis. Salah satu aspek penting dalam
pengembangan agribisnis adalah bahwa kualitas hasil sama pentingnya
dengan kuantitas dan kontinuitas hasil.
Salah satu cara untuk mempertahankan kuantitas produk pertanian
adalah ekstensifikasi.Perluasan areal pertanian diperlukan apabila lahan
pertanian yang tersedia dianggap tidak mampu lagi mendukung penyediaan
produksi yang diharapkan (misalnya untuk menyediakan bahan pangan bagi
penduduk suatu wilayah/negara). Risiko yang harus diambil adalah
terganggunya ekosistem asli yang alami dan potensi terdesaknya budaya
penduduk asli karena kalah bersaing dengan pendatang.
10
Dalam proses ekstensifikasi, meskipun kadang lahan yang digunakan
masih bersebelahan dengan lahan sebelumnya bukan berarti tempat itu akan
cocok dengan si tanaman. Bisa saja ada pengaruh seperti ketinggian atau
kelembaban tanahnya berbeda, sehungga si tanaman akan beradaptasi dulu
dengan daerah barunya.
Ekstensifikasi juga tidak melulu hanya memperluas areal tanam dengan
membuka lahan baru yang berdekatan dengan lahan lama, tetapi juga bisa
berarti perluasan areal tanam di tempat yang benar-benar baru yang berbeda
dengan habitat asalnya.
Klimogram dan klasifikasi iklim ini sangat diperlukan dalam
ekstensifikasi tanaman karena untuk memindahkan tanaman agar
produktivitasnya tidak terganggu, kondisi tempat tanamnya harus sesuai
dengan kebutuhan tanaman.
Klimogram dibuat untuk menguji apakah kondi suatu daerah sesuai
untuk pengembangan suatu tanaman dengan bahan kultivar dan pengelolaan
yang sama dengan daerah-daerah yang merupakan sentra/pusat produksi
daerah tanaman tersebut. Suatu daerah yang merupakan sentra produksi dalam
jangka waktu yang panjang mengindikasikan bahwa daerah tersebut secara
iklim cocok untuk pertanaman tersebut atau dengan kata lain kondisi iklim
berada pada titik optimum sehingga menunjang pertumbugan dan
perkembangan tanaman.
Klimogram juga dapat di buat untuk dijadikan pola penentu early
warning system dalam bidang hama dan penyakit. Klimogram dapat
digunakan pada skala titik/daerah ataupun wilayah. Hasil analisis klimogram
nantinya dapat digunakan untuk membuat peta potensi agroklimat suatu
wilayah.
11
Selain digunakan pada bidang pertanian dan perkebunan, klimogram
juga dapat digunakan pada bidang peternakan. Sebagian besar hewan ternak
memerlukan kondisi unsur-unsur iklim yang optimum untuk berkembang biak
dan berproduksi. Dengan mengasumsikan bahwa benih, panen dan perlakuan
berada pada kondisi optimum.
Tahapan dalam pembuatan klimogram adalah:
1. Tentukan tanaman pertanian atau perkebunan yang akan dicari kesesuainnya
2. Carilah tiga atau lebih daerah yang telah menjadi sentra produksi selama
lebih dari sepuluh tahun dari tanaman yang akan ditentukan.
3. Tentukan unsur iklim yang paling berpengaruh terhadap kualitas dan
kuantitas produksi tanaman tersebut
4. lakukan inventarisasi data iklim harian terutama unsur iklim yang paling
berpengaruh selama minimal 10 tahun.
5. Kemudian plotkan dalam bentuk grafik garis yang saling berhungan dari
bulan januari sampai bulan desember
6. lakukan overlay antara grafik klimogram daerah sentra produksi dengan
grafik daerah yang diuji
7. dari hasil overlay tersebut dapat dilihat bahwa jika antara grafik klimogram
sentra produksi dengan grafik daerah yang diuji berhimpit maka daerah
yang diuji tersebut scara iklim cocok dikembangkan untuk budidaya
tanaman tersebut.
12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Klimogram dan klasifikasi iklim sangat diperlukan dalam introduksi
tAnaman dan ekstensifikasi karena untuk menanam di daerah yang baru, kita
perlu menyesuaikan iklim yang dibutuhkan si tanaman dengan iklim tempat
tanamnya,karena tanaman membutuhkan kondisi iklim yang cocok (optimal )
untuk tumbuh dan berkembang sehingga menghasilkan produksi yang
diharapkan. Maka perlu berbagai cara dilakukan untuk menguji dan mengetahui
kesesuian iklim dan tanaman pada suatu wilayah. Diantaranya adalah dengan
mengumpulkan data tentang kebutuhan fisiologi tanaman terhadap berbagai
factor lingkungan iklim. Salah satu cara yang dilakukan untuk mengentahui
kesesuain iklim dan tanaman adalah dengan analis klimogram dari data empiris.
Dasar analisisnya adalah dengan mencari data iklim dari sentra produksi tamanan
yang akan dikembangkan, terutama data iklim yang merupakan factor pengendali
utama bagi pertumbuhan, perkembang dan produksi suatu tanaman.
13
DAFTAR PUSTAKA
http://anandayopantry.blogspot.com/2010/11/program-intensifikasi-dan.html
http://himaperta-uyp.blogspot.com/2011/04/pengantar-klimatologi.html
http://id.answers.yahoo.com/question/index?qid=20080224181129AAgbdwh
http://id.wikipedia.org/wiki/Ekstensifikasi_pertanian
http://kelembagaandas.wordpress.com/transformasi-kelembagaan/puslitbang-sosek-pertanian/
http://panjaitansumitro.blogspot.com/2010/12/aplikasi-klimogram-bidang-pertanian.html
http://rivaarifin.blogspot.com/2012/03/klimogram.html
http://sanoesi.wordpress.com/2009/01/29/hubungan-faktor-iklim-dengan-pertumbuhan-dan-produksi-tanaman/
http://ustadzklimat.blogspot.com/2009_01_01_archive.html
http://www.anneahira.com/ekstensifikasi-pertanian.htm
http://www.slideshare.net/kjpp_sudiono/minggu-1-ii
14