KLINIS PROTOZOA USUS

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/11/2019 KLINIS PROTOZOA USUS

    1/99

  • 8/11/2019 KLINIS PROTOZOA USUS

    2/99

    Protozoa Usus Patogen pada

    Manusia : Entamoeba histolytica

    Balantidium coli

    Giardia lamblia

    Isospora

    Ameba Koprozoik: Naegleria fowleri

    Acanthamoeba spp

    2fxbbss - klinis protozoa usus,protozoa atrial

  • 8/11/2019 KLINIS PROTOZOA USUS

    3/99

    Amebiasis:

    Patogenesis: melekat pada reseptor dan secara mekanis dibantu

    dengan pembentukan filopodia; dihambat oleh pembentukan mikrofilamin;

    tergantung pada protein pengikat KH spesifik (lektin)

    pada permukaan sel ameba yang lebih menyukai

    melekat pada polisakarida & glikoconjugat ygmengandung N-asetilgalaktosamin;

    3fxbbss - klinis protozoa usus,protozoa atrial

  • 8/11/2019 KLINIS PROTOZOA USUS

    4/99

    Amebiasis :

    Patogenesis :

    Terjadinya invasi ameba ke dinding usus tergantung

    keseimbangan antara pertahanan tubuh hospes dengan

    kemampuan destruksi virulensi ameba; keduanyadipengaruhi banyak faktor seperti misalnya: daya tahan

    tubuh hospes, penyakit2yg melemahkan (HIV/AIDS,

    penyakit2kronis, keganasan, dibetes melitus dsb),

    penggunaan obat2imunosupressan (mis. kortikosteroid

    dalam jangka lama), perlukaan dinding usus, strain ameba,kondisi isi usus (mis. Banyaknya kandungan KH

    menguntungkan ameba,passageisi usus)

    4fxbbss - klinis protozoa usus,protozoa atrial

  • 8/11/2019 KLINIS PROTOZOA USUS

    5/99

    Patogenesis (lanjutan):

    Perlekatan E. histolyticapd epitel usus juga

    tergantung pada:

    ~ suhu (optimal: 35-37C);

    ~ waktu sejak inkubasi (perlekatan maksimal terjadi

    setelah 15 menit sejak inkubasi);

    ~ pH (optimal: 5,7 - 6,0);

    Banyak memproduksi protease, hialuronidase &enzim hidrolitik, tapi aktivitasnya pada sitotoksisitas

    tidak dapat terlihat secara in vitro;

    5fxbbss - klinis protozoa usus,protozoa atrial

  • 8/11/2019 KLINIS PROTOZOA USUS

    6/99

    Patogenesis (lanjutan):

    Trofozoit E. histolyticamampu menghancurkan

    lekosit pada waktu kontak, tapi untuk terjadinya

    sitolitik perlu kontak antara ameba dengan sel target;

    Lisis & fagositosis terjadi bersamaan;

    Strain patogen menelan eritrosit manusia lebih

    banyak;

    Secara elektroforetik isozim strain patogen

    memberikan gambaran yg berbeda daripada strain

    non patogen;

    Faktor intrinsik yg menentukan patogenitas ameba

    tidak diketahui.6fxbbss - klinis protozoa usus,

    protozoa atrial

  • 8/11/2019 KLINIS PROTOZOA USUS

    7/99

    Predileksi:

    7fxbbss - klinis protozoa usus,protozoa atrial

  • 8/11/2019 KLINIS PROTOZOA USUS

    8/99

    Patologi

    Ameba mampu

    melakukan

    penetrasimenembus lamina

    muskularis mukosa

    submukosa ke

    horisontal ulkusberbentuk botol

    8fxbbss - klinis protozoa usus,protozoa atrial

  • 8/11/2019 KLINIS PROTOZOA USUS

    9/99

    Ulserasi menyebabkan

    perdarahan intraluminal,

    khas pada fase akut Ulkus dapat bergabung

    dengan ulkus di dekatnya

    membentuk koalisi ulkus

    dimana mukosa di atasnya

    tampak tetap utuh Bila terjadi infeksi sekunder

    oleh bakteri dapat terjadi

    nekrosis dinding usus yg

    luas

    Timbulnya tenesmusmenunjukkan adanya

    ulserasi rektum.

    9fxbbss - klinis protozoa usus,protozoa atrial

  • 8/11/2019 KLINIS PROTOZOA USUS

    10/99

    Gejala Klinis

    Pada umumnya tidak jelas/samar

    Berat-ringannya gejala tergantung pada luasnya invasi ke

    jaringan.

    Sebagian besar (85-95%) infeksi ameba adalah asimtomatik 5-15% infeksi simtomatik

    95% infeksi simtomatik bermanifesatasi sebagai disentri atau

    kolitis non disentri

    5% dari amebiasis simtomatik berupa amebiasis

    ekstraintestinal.

    Amebiasis ekstraintestinal dapat berupa: hepatitis akut non

    supuratif, abses hepatik, amebiasis pulmonal, amebiasis lain

    yang sangat jarang (otak, kulit, vagina, penis)

    10fxbbss - klinis protozoa usus,protozoa atrial

  • 8/11/2019 KLINIS PROTOZOA USUS

    11/99

    Amebiasis simtomatik:

    Onset-(mulai)nya biasanya per-lahan;

    Biasanya berupa nyeri abdomen atau rasa tidak enak

    di abdomen karena gerakan usus yang lebih cepat;

    Sering dirasakan nyeri rektum dan keinginan berak

    yang sangat, diare berdarah merupakan tanda

    disentri ameba yang klasik;

    Sering tanpa demam maupun gejala lain;

    1/3 kasus amebiasis berlangsung akut dengan

    11fxbbss - klinis protozoa usus,protozoa atrial

  • 8/11/2019 KLINIS PROTOZOA USUS

    12/99

    Ronsenologi Ba in loop Amebiasis kolon

    Amebiasis koli akut Amebiasis koli kronis

    12fxbbss - klinis protozoa usus,protozoa atrial

  • 8/11/2019 KLINIS PROTOZOA USUS

    13/99

    Komplikasi:

    Perforasiperitonitis

    Penyembuhan sekunder

    granulomata kronis konstriksi ususgangguan pasase isi usus ileus

    13fxbbss - klinis protozoa usus,protozoa atrial

  • 8/11/2019 KLINIS PROTOZOA USUS

    14/99

    Amebiasis Hati

    Hepatomegali, sakit tekan

    Demam

    Berat badan turun Kadang batuk (oleh karena pnemonia lobus

    kanan bawah)

    Dapat terbentuk abses Lekositosis

    14fxbbss - klinis protozoa usus,protozoa atrial

  • 8/11/2019 KLINIS PROTOZOA USUS

    15/99

    Ronsen Thoraks penderita amebiasis hati

    Ronsen thorax normal Ro thorax penderita abses hati amebawi

    15fxbbss - klinis protozoa usus,protozoa atrial

  • 8/11/2019 KLINIS PROTOZOA USUS

    16/99

    Pus hasil aspirasi abses

    hepatik amebawi

    16fxbbss - klinis protozoa usus,protozoa atrial

  • 8/11/2019 KLINIS PROTOZOA USUS

    17/99

    Amebiasis Kulit

    Terjadi karena

    penyebaranper

    continuitatum

    Paling sering kulit di

    daerah hepatal

    Bisa di perineum,epigastrik

    17fxbbss - klinis protozoa usus,protozoa atrial

  • 8/11/2019 KLINIS PROTOZOA USUS

    18/99

    Fistula amebawi perianal Amebiasis glas penis

    18fxbbss - klinis protozoa usus,protozoa atrial

  • 8/11/2019 KLINIS PROTOZOA USUS

    19/99

    Diagnosa :

    Keluhan : sakit

    perut, kadang

    sampai kram,terutama waktu mau

    BAB

    Diare disertai darah

    & lendir, keluarsedikit2, sakit, tinja

    masih berbentuk

    19fxbbss - klinis protozoa usus,protozoa atrial

  • 8/11/2019 KLINIS PROTOZOA USUS

    20/99

    Pemeriksaan Tinja

    Pada penderita

    amebiasis koli akut

    tinja harus sudahdiperiksa dalam

    jangka waktu 2 jam

    sejak evakuasi tinja;

    bila tidak bisa harusdiawetkan dg PVA

    atau MIF

    20fxbbss - klinis protozoa usus,protozoa atrial

  • 8/11/2019 KLINIS PROTOZOA USUS

    21/99

    Trofozoit E. histolytica dalam larutan garam fisiologis

    21fxbbss - klinis protozoa usus,protozoa atrial

  • 8/11/2019 KLINIS PROTOZOA USUS

    22/99

    Gerakan Ameba dalam larutan

    garam fisiologis

    22fxbbss - klinis protozoa usus,protozoa atrial

  • 8/11/2019 KLINIS PROTOZOA USUS

    23/99

    TrofozoitE. histolytica Kista E. histolytica

    23fxbbss - klinis protozoa usus,protozoa atrial

  • 8/11/2019 KLINIS PROTOZOA USUS

    24/99

    Pengobatan:

    Anti amebik:

    Metronidazole: 3 500-700 mg/hari

    selama 5 - 10 hari; Tinidazole: 1 2 gr/hari selama 2 - 3 hari;

    Seknidazole: 1 2 gr/hari selama 3 hari;

    Nimorazole; 1 2 gr/hari selama 5 hari; Furazolidon: 4 100 mg/hari selama 7

    hari.

    24fxbbss - klinis protozoa usus,protozoa atrial

  • 8/11/2019 KLINIS PROTOZOA USUS

    25/99

    Pencegahan:

    Menjaga higiene & sanitasi pribadi &

    keluarga.

    Penanganan food handlers.

    Air selalu dimasak, kebersihan ice

    cubes dan alat makan & minum.

    Hindari makan langsung sayuran

    mentah dan buah dari pedagang di

    pinggir jalan.

    25fxbbss - klinis protozoa usus,protozoa atrial

  • 8/11/2019 KLINIS PROTOZOA USUS

    26/99

    MeningoensefalitisAmebawi

    Primer

    Disebabkan oleh ameba yang hidup

    bebas (free living amebae = ameba

    oportunistik)

    Ada 2 bentuk:

    - Meningoensefalitis amebawi primer;- Ensefalitis amebawi granulomatosa.

    26fxbbss - klinis protozoa usus,protozoa atrial

  • 8/11/2019 KLINIS PROTOZOA USUS

    27/99

    Meningoensefalitis amebawi primer

    Disebabkan oleh Naegleria fowleri. Dilaporkan dari Australia (pertamakali),juga

    dari Amerika Serikat, Eropa, Asia, Selandia Bru,

    Afrika, Amerika Tengah dan Selatan.

    Ada riwayat berenang sebelumnya,

    ~ sebagian besar kasus berenang di danau, rawa,

    sungai, baik air tawar maupun payau, tetapi ada juga

    laporan dengan riwayat berenang di kolam renang.

    ~ ada kasus dari Nigeria yang diduga dari air wudhu

    ~ kasus non akuatik juga dilaporkan dari Nigeria

    pada bayi berumur 8 bulan.

    27fxbbss - klinis protozoa usus,protozoa atrial

  • 8/11/2019 KLINIS PROTOZOA USUS

    28/99

    Cairan spinal:

    ~ keruh, purulen bahkan sanguinopurulen,

    dengan jumlah sel > 20.000/mmk, terutama

    terdiri atas netrofil,

    ~ bakteri (-),~ eritrosit biasanya ada,

    ~ dapat ditemukan ameba yang motil dan

    tidak tercat dengan baik dengan pewarnaan

    bakteri yang biasa.

    28fxbbss - klinis protozoa usus,protozoa atrial

  • 8/11/2019 KLINIS PROTOZOA USUS

    29/99

    Gambaran klinisnya dramatik:- masa inkubasi pendek

    - berlangsung akut, fulminan, fatal

    - gejala prodromal hanya beberapa hari, berupa:

    + sakit kepala berat, demam mual muntah;

    + gejala meningitis yg terutama mengenai daerah olfaktorial,frontal, temporal & serebelar;

    + Gejala olfaktorial: khas, timbul awal, tapi tidak selalu ada;

    + pasien menjadi irasional koma;

    + meninggal dalam 3-6 hari.

    29fxbbss - klinis protozoa usus,protozoa atrial

  • 8/11/2019 KLINIS PROTOZOA USUS

    30/99

    Meningoensefalitis amebawi

    granulomatosa Disebabkan olehAcanthamoeba spp.

    (dulu diduga Hartmanellajuga merupakan penyebab, tetapi

    tidak ada bukti lebih lanjut yang mendukung)

    Insidens lebih jarang.

    Biasanya mengenai orang dengan imunitas

    inkompeten.

    Masa inkubasi > 10 hari, kronis, gejala kurang

    menonjol.

    Terjadi ensefalitis granulomatosa kronis.

    Acanthamoeba spp. Dilaporkan juga dapat

    menimbulkan keratitis, amebiasis kutis &

    osteomielitis. 30fxbbss - klinis protozoa usus,protozoa atrial

  • 8/11/2019 KLINIS PROTOZOA USUS

    31/99

  • 8/11/2019 KLINIS PROTOZOA USUS

    32/99

    Giardiasis

    Patogenesis:

    Iritasi duodenum

    Diare usus kecil

    Sakitkejang perut Gangguan pencernaan lemak

    Diare berlemak Flatulensi Sindroma malabsorbsi

    32fxbbss - klinis protozoa usus,protozoa atrial

  • 8/11/2019 KLINIS PROTOZOA USUS

    33/99

    Gejala klinis:

    Dapat mengenai semua umur, tetapi anak > dewasa. Sering tanpa gejala, bila timbul gejala bervariasi, mulai dari

    diare ringan, flatulensi, anoreksi, sakit perut seperti kejang

    perut, sakit tekan epigastrik sampai steatorea dan sindroma

    malabsorbsi.

    tinja berlemak, hipoproteinemia, hipogamaglobulinemia,defisiensi asam folat & vitamin terlarut dalam lemak.

    Infeksi Giardiadapat memicu intoleransi laktosa, tetapi

    intoleransi laktosa ini tetap berlanjut meskipun giardiasis sudah

    diobati.

    Sering disertai gejala kolangitis.

    33fxbbss - klinis protozoa usus,protozoa atrial

  • 8/11/2019 KLINIS PROTOZOA USUS

    34/99

    Diagnosa:

    Gejala klinis: keluhan penderita, pemeriksaan fisik diagnostik,

    pemeriksaan tinja.

    G. lamblia tidak selalu terdapat dalam tinja secara konsisten.

    Terdapat 3 pola ekskresi Giardia dalam tinja:

    Tinggi: Giardiaterdapat pada hampir semua tinja yang diperiksa;

    Rendah: Giardia hanya dijumpai disebagian kecil tinja (40%

    sampel tinja);

    Campuran: 1-3 minggu tinggi kemudian ber-ganti dengan suatu

    periode yg pendek dari pola ekskresi rendah.

    bila suatu pemeriksaan tinja thd Giardianegatif, pemriksaan ulang

    dilakukan setelah interval beberapa hari.

    Imunoserologis:ELISA, Imunofluoresen, CIE.

    34fxbbss - klinis protozoa usus,protozoa atrial

  • 8/11/2019 KLINIS PROTOZOA USUS

    35/99

    Pengobatan:

    Kuinakrin HCl

    Metronidazol

    Tinidazol

    Nimorazol

    Seknidazol

    35fxbbss - klinis protozoa usus,protozoa atrial

  • 8/11/2019 KLINIS PROTOZOA USUS

    36/99

    Balantidiasis.

    Balantidium coli menghuni usus besar, sekum dan

    ileum terminal.

    Terutama sebagai penghuni lumen, meskipun

    demikian mampu melakukan penetrasi kedalammukosa dan menimbulkan ulserasi.

    Penetrasi kedalam mukosa dilakukan dengan

    bantuan enzim hialuronidase.

    Sesudah invasi B. coli, dapat diikuti invasi bakteri

    yang kemudian diikuti reaksi peradangan disekitar

    trofozoit.

    36fxbbss - klinis protozoa usus,protozoa atrial

  • 8/11/2019 KLINIS PROTOZOA USUS

    37/99

    Gejala klinis:

    ..Sering asimtomatik.

    Gejala klinis bervariasimulai dari diare dan kolitis

    ringan sampai disenteri berat menyerupai disentri

    ameba.

    Meskipun jarang, pernah dilaporkan penyebaran

    ekstraintestinal ke nodis limfatikus, hati, pleura, paru

    dan traktus urogenital.

    Pernah ada laporan kasus fatal balantidiasis oleh

    karena perforasi apendiks yang kemudian diikuti

    peritonitis.

    37fxbbss - klinis protozoa usus,

    protozoa atrial

  • 8/11/2019 KLINIS PROTOZOA USUS

    38/99

    Pengobatan:

    Oksitetrasiklin 4 x 500 mg selama 10 hari

    Iodokuinol 3 x 650 mg selama 20 hari

    38fxbbss - klinis protozoa usus,

    protozoa atrial

  • 8/11/2019 KLINIS PROTOZOA USUS

    39/99

    Isosporiasis

    Sebagian besar self limited

    sering tanpa gejala/asimtomatik

    bila timbul gejala sangat bervariasi

    ~ mulai hanya berupa rasa tidak enak di perut disentri berat

    dengan konsekuensi fatal

    ~ bisa terjadi diare kronis, berat badan turun, lemah anoreksia

    ~ diare yg terjadi bisa sampai 20 /hari selama 3-4 hari.

    bisa berlangsung beberapa bulan 15 th

    eosinofilia

    tinja lembek, kuning pucat, lemak (+) malabsorbsi

    39fxbbss - klinis protozoa usus,

    protozoa atrial

  • 8/11/2019 KLINIS PROTOZOA USUS

    40/99

    Predileksi:duodenum bagian oral jejunum proksimal,

    meskipun demikian dapat terjadi penyebaran pada

    epitel mukosa di usus bagian yang lain

    Parasit bereproduksi secara aseksual ber-ulangintraselulermenyebar kerusakan lapisan

    permukaan usus

    reproduksi seksual

    ookista keluar bersama tinja

    40fxbbss - klinis protozoa usus,

    protozoa atrial

  • 8/11/2019 KLINIS PROTOZOA USUS

    41/99

    Diagnosa: pemeriksaan tinja: langsung

    konsentrasi dengan ZnSO4+ J-KJ

    pengecatan tahan asam modifikasi Farthal & Guest

    (1984) dengan cat rhodamin-auramin dicari ookista

    (imatur maupun matur) berisi 2 sporokista.

    Pengobatan:

    kotrimoksazol (kombinasi trimethoprim +

    sulfamethoxazol)

    41fxbbss - klinis protozoa usus,

    protozoa atrial

  • 8/11/2019 KLINIS PROTOZOA USUS

    42/99

    Protozoa Atrial

    Hanya ada satu spesies, yaitu:

    Trichomonas vaginalis

  • 8/11/2019 KLINIS PROTOZOA USUS

    43/99

    Trichomonas vaginalis:

    Berbentuk lonjong, panjang 2-15 , bahkan bisa

    mencapai panjang 30 .

    Memiliki 4 buah flagel anterior.

    Membrana undulansi pendek, 1/3 panjang tubuh,

    tanpa flagel bebas dari membrana undulansi ini.

    Inti tunggal di anterior dekat pangkal flagel, dengan

    kariosoma kecil.

    Memiliki aksostil memanjang dari anterior ke

    posterior tubuh.

    Hanya ada bentuk trofozoit.

    fxbbss - klinis protozoa usus,

    protozoa atrial

    43

  • 8/11/2019 KLINIS PROTOZOA USUS

    44/99

    Trichom onas v aginal is dengan pengecatanGiemsa.

    fxbbss - klinis protozoa usus,

    protozoa atrial

    44

  • 8/11/2019 KLINIS PROTOZOA USUS

    45/99

    Penyakit :

    Menyebabkan vaginitis dengan gejala

    keputihan jernih, banyak, gatal yg

    menonjol, kadang disertai rasa panas dikemaluan.

    Vagina hiperemis, kadang tampak normal.

    sering disertai gejala sering kencing,disuria.

    Infeksi pada laki2biasanya asimtomatik.

    fxbbss - klinis protozoa usus,

    protozoa atrial

    45

  • 8/11/2019 KLINIS PROTOZOA USUS

    46/99

  • 8/11/2019 KLINIS PROTOZOA USUS

    47/99

    Diagnosis:

    Dari gejala klinik dan pemeriksaan

    mikroskopis usap vagina dalam

    keadaan hidup maupun denganpengecatan.

    fxbbss - klinis protozoa usus,

    protozoa atrial

    47

  • 8/11/2019 KLINIS PROTOZOA USUS

    48/99

    Pengobatan:

    Metronidazol 3 x 250 mg/hari selama 10

    hari.

    Kontraindikasi kehamilan trimester I.

    fxbbss - klinis protozoa usus,

    protozoa atrial

    48

  • 8/11/2019 KLINIS PROTOZOA USUS

    49/99

    New Emerging Diseases

    FX Bambang Sukilarso Sakiman

  • 8/11/2019 KLINIS PROTOZOA USUS

    50/99

    50

    New Emerg ing Diseases :

    Blastocystis hominis

    Pneumocystis carinii

    Cryptosporidium parvum

    Cyclospora cayetanensis

    fxbbss - klinis protozoa usus,

    protozoa atrial

  • 8/11/2019 KLINIS PROTOZOA USUS

    51/99

    Blastocystis hominis

  • 8/11/2019 KLINIS PROTOZOA USUS

    52/99

    52

    Blastocystis hominis :

    Penghuni saluran cerna berbagai jenis hewan dan manusia

    Dideskripsikan tahun 1911 oleh Alexeief sebagai Blastocyst isenterocola, dan pada tahun 1912 Brumpt mengisolasi dari tinjamanusia dan memberi nama Blastocyst is hom inis, dan

    mengklasifikasikan sebagai khamir yg tidak berbahaya.

    Pada manusia penyakitnya disebut blastosistosis.

    Lebih banyak terdapat di negara2sedang berkembang dibandingnegara industri

    Selama ber-tahun2taksonomi Blastocyst is hom inistidak jelas,ada yg memasukkan dalam organisme yg berkaitan denganBlastomyces, ada yg menganggap sebagai bentuk kista dari suatuflagelata,dan ada ygmemasukkan dalam genusSchizosaccharomyces, atau dianggap sebagai anggota algae.

    fxbbss - klinis protozoa usus,

    protozoa atrial

  • 8/11/2019 KLINIS PROTOZOA USUS

    53/99

    53

    Semula dianggap sebagai, psedoparasit, khamir nonpathogen,kepentingannya di kedokteran semula adalah karena bentuk danukurannya menyerupai kista Entamoeba, hanya berbeda dalam kejelasangambaran struktur organisasi internalnya.

    Zierdt dkk mereklasifikasi sebagai protozoa berdasarkan sifat2protista ygdimiliki Blastocyst is homin isseperti adanya nukleus, retikulumendoplasmik yg halus dan kasar, kompleks Golgi dan organela sepertimitokondria. Sensitivitasnya thd obat antiprotozoa danketidakmampuannya tumbuh pada media utk fungus memperkuat dugaanbahwa organisma ini adalah protozoa. Penelitian lebih lanjut secaramolekuler menunjukkan bahwa organisma ini bukanlah khamir maupunprotozoa, tetapi dimasukkan dalam Kelas Blastocystea, SubfilumOpalinata, Infrakingdom Chromobiota, Kingdom Chromista.

    Sebagai protozoa, Blastocyst isdimasukkan dalam Kelas Blastocysteadanordo Blastocyst ida.

    fxbbss - klinis protozoa usus,

    protozoa atrial

  • 8/11/2019 KLINIS PROTOZOA USUS

    54/99

    54

    Analisis thd 10 stok B. hominisyg diisolasi dari tinja manusiamenunjukkan 2 kelompok yg jelas berbeda, protein dari keduakelompok secara imunologis berbeda, dan penelitian hibridisasi

    menunjukkan isi DNA-nyapun berbeda.

    Penelitian lain thd 61 isolat menunjukkan paling sedikit ada 4kelompok yg terpisah secara serologis. Meskipun demikian studilebih lanjut mengenai apakan Blastocystisini dapat dipisahkan

    dalam spesies yg berbeda menunjukkan bhw Blastocystishanya terdiri atas 2 grup/kelompok. Penelitian biokimiawi lebihlanjut menunjukkan paling kurang terdiri atas 2 varian.

    fxbbss - klinis protozoa usus,

    protozoa atrial

  • 8/11/2019 KLINIS PROTOZOA USUS

    55/99

    55

    Daur Hidup :

    Masih banyak kontroversi, daur hidup yg dikonsepkan sekarang inidibuat atas dasar temuan morfologis.

    B. hominissangat anerobik, berkembang biak baik secara seksualmaupun aseksual dengan pembelahan biner atau sporulasi, normalnya

    membutuhkan bakteria untuk tumbuh dan mampu memakan bakteriadan debris lain.

    Memiliki 2 macam kista: kista yg berdinding tebal dan kista ygberdinding tipis; kista dinding tipis menunjukkan hasil autoinfeksi dansegera mengalami perbanyakan diri dalam saluran cerna, sedang kistadinding tebal adalah bentuk menular secara fekal-oral.

    Daur hidup seperti inilah yg mungkin dpt menjelaskan tingginya carrierpada berbagai penelitian, lebih tinggi dibanding infeksi berbagaiprotozoa parasitik usus lain.

    fxbbss - klinis protozoa usus,

    protozoa atrial

  • 8/11/2019 KLINIS PROTOZOA USUS

    56/99

    56fxbbss - klinis protozoa usus,

    protozoa atrial

  • 8/11/2019 KLINIS PROTOZOA USUS

    57/99

    57

    Morfologi:

    Variasi bentuk yg besar dari B. hominismenimbulkankesulitan dalam identifikasi dan diagnostik.

    Ada 4 macam bentuk yg umum: Bentuk vakuolar

    Bentuk granuler

    Bentuk ameboid

    Bentuk kista.

    Gambaran bentuk organisma ini sangat dipengaruhikondisi lingkungan.

    fxbbss - klinis protozoa usus,

    protozoa atrial

  • 8/11/2019 KLINIS PROTOZOA USUS

    58/99

    58

    Bentuk vakuolar :

    Bentuk ini paling sering digunakanuntuk identifikasi, dan merupakanbentuk klasik yg biasanya terdapatdi tinja .

    Ukuran sangat bervariasi dgdiameter 2 m200 m.

    Karakteristik dengan suatu badansentral yg besar dan terikat padamembran yg mengisi 90% volumesel dan berfungsi dalam prosesreproduksi seksual maupun

    aseksual, yg mungkin merupakancadangan karbohidrat dan lipid(badan sentral ini dulu disangkaadalah suatu vakuola).

    fxbbss - klinis protozoa usus,

    protozoa atrial

  • 8/11/2019 KLINIS PROTOZOA USUS

    59/99

    59

    Bentuk Granuler :

    Hampir sama dengan

    bentuk vakuoler kecuali

    dalam vakuolanya dan

    sitoplasmanya yg terlihat

    mengandung granuladalam berbagai bentuk yg

    berbeda.

    fxbbss - klinis protozoa usus,

    protozoa atrial

  • 8/11/2019 KLINIS PROTOZOA USUS

    60/99

    60

    Bentuk Ameboid :

    Bentuk yg lebih jarang.

    Seperti ameba pd

    umumnya, bentuk ini

    dapat bergerak atau

    menangkap makanannyadg psedopodianya dan

    menelannya.

    Gambarannya tidak

    teratur.

    fxbbss - klinis protozoa usus,

    protozoa atrial

  • 8/11/2019 KLINIS PROTOZOA USUS

    61/99

    61

    Bentuk Kista :

    Lebih kecil ukurannya. Memiliki dinding ber-lapis2

    (multilayer).

    Tidak memiliki vakuola sentral.

    Memiliki beberapa nukleus dankadang dapat dilihat beberapa

    vakuloa dan cadangan makanan. Bentuk paling resisten thd kondisiyg keras.

    Tahan thd asam lambung, dapattetap hidup dalam air sulingsampai 19 hari, tetap mampuhidup dalam kultur yg

    mengandung obat antiprotozoa.

    fxbbss - klinis protozoa usus,

    protozoa atrial

  • 8/11/2019 KLINIS PROTOZOA USUS

    62/99

    62

    Trofozoit Blastocystis hominis

    :

    fxbbss - klinis protozoa usus,

    protozoa atrial

  • 8/11/2019 KLINIS PROTOZOA USUS

    63/99

    63

    Manifestasi Klinis :

    Gejala yg diduga dapat ditimbulkan oleh B. hominisantara laindiare, kejang perut dan mual, dan pada kasus yg lebih akutdemam dan diarea berat dengan tinja cair.

    Gejala lain yg mungkin dapat dikaitkan dg blastositosis adalahkelelahan, anoreksia, flatulencedan efek gastrointestinal lain,terdapatnya lekosit dalam tinja, perdarahan rektal, peningkataneosinofil, pembesaran hati dan/atau limpa, ruam kulit, gatal,pembengkakan dan sakit sendi

    B. hominisini dikaitkan dengan penderiita yg sebelumnyadidiagnosa irritable bowel syndrome.

    Dilaporkan juga B. hoministerkait obstruksi intestinal.

    Pada pasien2dengan kondisi yg mendasari (underlyingconditions) spt di atas gejala yg muncul lebih jelas.

    fxbbss - klinis protozoa usus,

    protozoa atrial

  • 8/11/2019 KLINIS PROTOZOA USUS

    64/99

    64

    Karena patogenitasnya belum jelas, dan juga tidaksetiap infeksi Blastocystismenunjukkan gejala, makamasih banyak kontroversi. Kesimpulan gejala2klinis

    yg diduga terkait dg blastositosis tsb diambil atasdasar penelitian epidemiologis dan laporan kasus.

    Pendapat pertama yaitu bila B. hoministerdapatpada penderita diare, kejang (perut), mual, demam,

    muntah, dan sakit perut, tanpa ditemukannya parasit,bakteri atau virus, maka keberadaan B. hominisiniperlu diterapi.

    fxbbss - klinis protozoa usus,

    protozoa atrial

  • 8/11/2019 KLINIS PROTOZOA USUS

    65/99

    65

    Pendapat kedua didasarkan atas salah satu penelitian ygdilakukan di Jerman, yaitu pada 262 pasien HIV yg dari tinjanyadapat diisolasi B. hominis, menunjukkan bahwa ditemukannyaB. hominisdalam tinja, bahkan pada pasien simtomatikmaupun pasien immunocompromisedyg berat, bukan

    merupakan indikasi pengobatan (thd B. hominis) krn sebagianbesar pasien akan sembuh spontan atau ditemukan etiologi lain.

    Penelitian yg lebih baru thd 1.216 penderita dewasa, termasukpenderita immunocompromised, pasien psikiatri, pasien lanjutusia, imigran dari negara sedang berkembang, wisatawan ke

    negara tropis, menunjukkan tingginya prevalensi parasit padakelompok resiko tinggi tsb dan B. hominismrpk parasit yg palingdominan, dan hanya berhubungan secara signifikan dg gejalagastrointestinal bila juga disertai depresi imun yg berat.

    fxbbss - klinis protozoa usus,

    protozoa atrial

  • 8/11/2019 KLINIS PROTOZOA USUS

    66/99

    66

    Penelitian akhir2ini menunjukkan bahwa B. hominismenghasilkanprotease yg memecah antibodi yg dihasilkan dan disekresikan kedalamlumen usus, yi IgA.

    Penelitian lain menunjukkan dan berkesimpulan bhw sebagai reaksi

    atas protease ini maka sel intestinal hospes memberikan sinyal agarsuatu seri proses (mekanisme pertahanan) berlangsung yg berakhirdengan self-destructionsel hospes yg dikenal sebagai fenomenaapoptosis.

    B. hominisjuga menunjukkan kemampuan merubah susunan F-actinsel epitel intestinal yg penting utk stabilisasi terjadinya ikatan yg erat

    dan menstabilkan fungsi barier usus (yg mrpk lapisan antara sel epiteldengan isi usus. Dengan merubah susunan filamen aktin ini terjadiperubahan (kompromi) fungsi barier sehingga gejala diare.

    fxbbss - klinis protozoa usus,

    protozoa atrial

  • 8/11/2019 KLINIS PROTOZOA USUS

    67/99

    67

    Diagnosa :

    Pemeriksaan tinja rutin sangat efektif untuk menemukan B. hominis,meskipun demikian sediaan permanen dg pengecatan merupakanprocedure of choice.

    Bila tinja dicuci dg air sebelum diproses, berbeda dengan kista yg lain,

    B. hominisakan rusak shg menghasilkan hasil negatif palsu.

    Laporan hasil pemeriksaan laboratorium harus dinyatakan secarasemikuantitatif, mis: jarang, sedikit, sedang, banyak. Selain itu jugaperlu diingat untuk meniadakan kemungkinan penyebab dari patogenlain.

    Pemeriksaan serologi dg ELISA dapat dilakukan dengan batas titerreferensi 1/50.

    Respon antibodi berhubungan secara konsisten dg simtom, danproduksi antibodi ini dainggap sebagai bukti imunologis patogenitas B.hominis.

    fxbbss - klinis protozoa usus,

    protozoa atrial

  • 8/11/2019 KLINIS PROTOZOA USUS

    68/99

    68

    Terapi :

    Meskipun belum ada kesepakatan buktiklinis, tetapi dari penelitian in vitrothdsuseptibility B. hoministhd berbagai macam

    obat, (sementara) dapat diambil kesimpulan: Metronidazole adalah yg paling efektif.

    Diodohydoxyquin.

    Masih dalam perdebatan karena infeksi B.hominissecara alami merupakan infeksi ygself-limiting.

    fxbbss - klinis protozoa usus,

    protozoa atrial

  • 8/11/2019 KLINIS PROTOZOA USUS

    69/99

    69

    Epidemiologi :

    Penularan: fekaloral melalui makanan atauminuman yg tercemar.

    Diduga prevalensinya berkaitan dg kondisi cuaca, iniditunjukkan oleh kecenderungan meningkatnyainsiden yg meningkat selama musim panas danbulan2pre-monsoon.

    Terdapat bukti bhw B. hominisadalah patogenoportunistik, yaitu pasien yg menderitapenyakit/infeksi lain menjadi lebih rentan thd infeksiB. hominis,terutama pasien HIV lebih mudahterkena.

    fxbbss - klinis protozoa usus,

    protozoa atrial

  • 8/11/2019 KLINIS PROTOZOA USUS

    70/99

    70

    Tindakan Pencegahan untuk Protozoa

    Intestinal:

    Perbaikan kondisi higiene & sanitasi personal.

    1. Cuci tangan dengan air dan sabun setelah menggunakan toilet dan sebelum menangani

    makanan.

    2. Hindari air dan makanan yg terkontaminasi.3. Cuci dan kupas semua makanan yg dimakan mentah.

    4. Bila bepergian ke daerah dimana pasokan air tidak aman, hindari minum air mentah atau

    makanan mentah yg tidak dicuci dengan air masak. Minuman kaleng, atau dalam botol,

    atau minuman karbonasi, minuman terpasteurisasi dan kopu atau the yg diseduh

    dengan air menididh aman untuk dikonsumsi.

    5. Bila bekerja di pusat perawatan anak dimana harus melakukan tugas mengganti popok,yakinkan sudah mencuci tangan dengan baik dengan menggunakan sabun yg cukup, air

    hangat setiap sesudah mengganti popok, meskipun sudah menggunakan sarung

    tangan.

    fxbbss - klinis protozoa usus,

    protozoa atrial

  • 8/11/2019 KLINIS PROTOZOA USUS

    71/99

    71

    Kondisi AIDS di Indonesia 2006 :

    No. Provinsi/Province AIDS AIDS/IDU

    Mati/Deaths

    1 DKI Jakarta 2565 1839 420

    2 Papua 947 4 221

    3 Jawa Barat/West Java 940 757 138

    4 Jawa Timur/East Java 863 475 258

    5 Kalimantan Barat/West Kalimantan 553 106 1066 Bali 399 124 74

    7 Jawa Tengah/Central Java 290 86 138

    8 Sumatera Utara/North Sumatra 242 110 48

    9 Kepulauan Riau/Riau Archipelago 203 21 91

    10 Sulawesi Selatan/South Sulawesi 143 91 62

    11 Maluku/Moluccas 119 50 53

    12 Lampung 102 83 32

    13 Sulawesi Utara/North Sulawesi 101 24 37

    14 Riau 97 15 40

    15 Sumatera Selatan/South Sumatra 91 52 22

    fxbbss - klinis protozoa usus,

    protozoa atrial

    No. Provinsi/Province AIDS AIDS/IDU Mati/Deaths

  • 8/11/2019 KLINIS PROTOZOA USUS

    72/99

    72

    16 Yogyakarta 89 55 11

    17 Jambi 83 49 29

    18 Sumatera Barat/West Sumatra 64 53 32

    19 NTB/West Nusa Tenggara 62 30 16

    20 Irian Jaya Barat/West Irian Jaya 58 5 0

    21 Bangka-Belitung 50 15 3

    22 Banten 42 38 11

    23 NTT/East Nusa Tenggara 29 4 4

    24 Bengkulu 23 15 6

    25 Kalimantan Selatan/South Kalimantan 12 7 526 Kalimantan Timur/East Kalimantan 10 4 8

    27 NAD/Aceh 6 1 2

    28 Maluku Utara/North Moluccas 3 1 1

    29 Gorontalo 3 2 1

    30 Sulawesi Tenggara/SE Sulawesi 2 0 0

    31 Sulawesi Tengah/Central Sulawesi 2 1 1

    32 Kalimantan Tengah/Central Kalimantan 1 1 1

    33 Sulawesi Barat/West Sulawesi 0 0 0

    Jumlah/Total 8194 4118 1871

    fxbbss - klinis protozoa usus,

    protozoa atrial

  • 8/11/2019 KLINIS PROTOZOA USUS

    73/99

    73

    Jumlah Kasus Baru AIDS/HIV Berdasarkan

    Tahun Pelaporan :Tahun/Year HIV AIDS Jumlah/Total AIDS/IDU

    1987 4 5 9 0

    1988 4 2 6 0

    1989 4 5 9 0

    1990 4 5 9 0

    1991 6 15 21 0

    1992 18 13 31 0

    1993 96 24 120 1

    1994 71 20 91 0

    1995 69 23 92 1

    1996 105 42 147 1

    1997 83 44 127 0

    1998* 126 60 186 0

    1999 178 94 272 10

    2000 403 255 658 65

    2001 732 219 951 62

    2002 648 345 993 97

    2003 168 316 484 122

    2004 649 1195 1844 822

    2005 875 2638 3513 1420

    2006 986 2873 3859 1517

    fxbbss - klinis protozoa usus,

    protozoa atrial

  • 8/11/2019 KLINIS PROTOZOA USUS

    74/99

    Pneumocystis carinii

  • 8/11/2019 KLINIS PROTOZOA USUS

    75/99

    75

    Pneumocystis carinii:

    Pertamakali diisolasi oleh Chagas th 1909 dari paru seekor marmot yg terinfeksiTrypanosoma cruzidan dihubungkan dg penyakit pada manusia th 1942.

    Pada manusia penyakitnya disebut pnemosistosis.

    Dulu P. carinii hanya dikaitkan sbg penyebab pnemonia sel plasma interstitialpada bayi dg immunocompromizedatau bayi prematur umur < 3 bulan, tetapisekarang P. cariniidikenal sbg penyebab penting pnemonia pada individuimmunocompromizedsemua umur, terutama dg AIDS. Beberapa laporan kasusyg terbatas, berdasarkan serologis, memperoleh hasil frekuensi 75% di antaraanak2umur 4 th yg diperiksa.

    Penelitian yg dilakukan tahun2terakhir menganjurkan utk menempatkan P.

    cariniike dalam fungi, ini didasarkan atas sekuens gen mitokondrial, hasilsequencingrRNA, DNA yg homolog dh khamir merah ustomiseta, terdapatnyaepitop yg sama dg fungus spesifik, keterbatasan pertumbuhan dalam berbagaimedia utk pertumbuhan fungus.

    fxbbss - klinis protozoa usus,

    protozoa atrial

  • 8/11/2019 KLINIS PROTOZOA USUS

    76/99

    76

    Meskipun demikian masih yg berpendapat agar dilakukanpenelitian lebih lanjut dalam hal sekuens rRNA thd organismalain sebelum dilakukan reklasifikasi.

    Analisa thd dinding kista P. cariniimenunjukkan bhw permukaanmembran luar berperan penting dalam pengaturan osmosa,penggunaan nutrisi, berhubungan (mediasi) dengan hospes,dan sebagai target obat terapetik. Penelitian lebih lanjutmenunjukkan adanya gula dalam dinidng yg berfungsi sebagaiperantara hubungan parasit-hospes dan bertindak sebagai

    pertahanan dengan membentuk barrierpermeabilitas di sekitarkista.

    fxbbss - klinis protozoa usus,

    protozoa atrial

  • 8/11/2019 KLINIS PROTOZOA USUS

    77/99

    77

    Daur Hidup :

    fxbbss - klinis protozoa usus,

    protozoa atrial

  • 8/11/2019 KLINIS PROTOZOA USUS

    78/99

    78

    Morfologi :

    Memiliki 2 bentuk/stadium: Trofozoit

    Kista

    Baik trofozoit maupun kista dapat ditemukandari rongga alveoli paru yg terinfeksi.

    Kista mempunyai 4 m, dan bila maturberisi 8 spora.

    fxbbss - klinis protozoa usus,

    protozoa atrial

  • 8/11/2019 KLINIS PROTOZOA USUS

    79/99

    79fxbbss - klinis protozoa usus,

    protozoa atrial

  • 8/11/2019 KLINIS PROTOZOA USUS

    80/99

    80

    Manifestasi Klinis :

    Manifestasi klinisnya berbeda pada :

    Infeksi non-AIDS

    Infeksi pada penderita AIDS

    fxbbss - klinis protozoa usus,

    protozoa atrial

  • 8/11/2019 KLINIS PROTOZOA USUS

    81/99

    81

    Manifestasi Klinis Infeksi pada

    Individu Non-AIDS :

    Awal penyakit tidak kentara, periode inkubasi bisa sampai 2 bulan.

    Karakteristiknya adalah batuk non-produktif, yg bila berlanjut dapat menurunkankapasitas pernafasan.

    Meskipun gangguan pernafasan bisa berat tetapi temuan klinis lain tidak jelasabnormalitasnya.

    Mungkin tidak ada demam, sel darah putih normalsedikit meningkat, mungkinterjadi eosinofilia.

    Bayi < 3 bulan bisa mendapat gejala batuk, takipnea, dan suatu episode apnea.

    Pada pemeriksaan fisik biasanya ditemukan ronkhi yg difus.

    Penelitian terakhir menunjukkan bahwa individu immunocompetentdg penyakitparu (lain) yg mendasarinya dapat menjadi carriertanpa menjadi pneumoniaoleh karena P. carinii.

    fxbbss - klinis protozoa usus,

    protozoa atrial

  • 8/11/2019 KLINIS PROTOZOA USUS

    82/99

  • 8/11/2019 KLINIS PROTOZOA USUS

    83/99

    83

    Manifestasi Klinis Infeksi pada

    penderita AIDS :

    Untuk penderita infeksi HIV simtomatik yg diduga terkena PCP,sebaiknya dilakukan evaluasi diagnostik mulai dari ronsenthorak, bila ronsen thorak normal dilakukan pengukurankapasitas paru dalam penyebaran CO (DLCO), dan bilakeduanya normal sebaiknya tes dihentikan.

    Faktor resiko PCP dikaitkan dg: Profilaksis PCP primer

    Laki2homoseksual atau biseksual

    Diagnosa AIDS

    CD4+< 200 pd saat diagnosa AIDS ditegakkan.

    Penurunan berat badan.

    Inkubasi PCP pd penderita AIDS lebih panjang, sekitar 40 hari,tapi bisa sampai 1 th.

    fxbbss - klinis protozoa usus,

    protozoa atrial

  • 8/11/2019 KLINIS PROTOZOA USUS

    84/99

    84

    BB turun, malaise, diare, batuk non-produktif, sesak nafas yg progresifdan demam ringan.

    Pemeriksaan fisik paru dapat menemukan atau tidak menemukanronkhi.

    Pd kasus ronsen dada normal dan pemeriksaan fisik dada bisatidak menemukan tanda atau sebaliknya dapat menumkan tanda2sakit.

    Meskipun P. cariniidapat ditemukan dari berbagai organ spt limfonodi,limpa, hepar, darah tepi, lambung, usus halus, sumsum tulang,

    miokard, kel adrenal dan tiroid tapi sebetulnya penyebaran dari parusangatlah jarang.

    Dapat ditemukan cairan serous dalam jar interstitial atau alveoli paru.

    fxbbss - klinis protozoa usus,

    protozoa atrial

  • 8/11/2019 KLINIS PROTOZOA USUS

    85/99

    85

    Mrpk infeksi oportunistik yg serius pada anak HIV;muncul lebih awal dibanding infeksi oportunistik lain;puncaknya pd umur 45 bulan.

    Resiko PCP pd bayi penderita AIDS antara 720%,dg mortalitas 40-50%. Krn pd kasus2spt inimenunjukkan AIDS yg sudah lanjut makadiperkirakan infeksi terjadi in utero.

    Extrapulmonary P. cariniisekarang makin seringdijumpai.

    fxbbss - klinis protozoa usus,

    protozoa atrial

  • 8/11/2019 KLINIS PROTOZOA USUS

    86/99

    86fxbbss - klinis protozoa usus,

    protozoa atrial

  • 8/11/2019 KLINIS PROTOZOA USUS

    87/99

    87

    Diagnosa :

    Dulu dengan menemukan P. cariniipd material biopsi paru.

    Biopsi transbronkhial dan touch printmemberikan angka keberhasilan95% dlm menemukan organisma. Induksi sputum, bronkhoskopi jugadilaporkan efektif utk menemukan organisma ini.

    Meskipun demikian belum dicapai kata sepakat.

    Identifikasi dapat dilakukan dengan berbagai metoda pengecatan,misal modifikasi pewarnaan tahan asam, Gram-Weigert, cresylechtviolet, toluidin blue dan acridine-orange.

    Pengecatan perak methenamine menurut Gomori dapat digunakan utkmencari kista pada jaringan.

    Belum ada tes serologi untuk P. carinii.

    fxbbss - klinis protozoa usus,

    protozoa atrial

  • 8/11/2019 KLINIS PROTOZOA USUS

    88/99

    88

    Pengobatan :

    Kombinasi Trimethoprim

    Sulfamethoxazol mrpk drug of choice,

    bersifat bakteriostatik.

    Pentamidine isethionate.

    fxbbss - klinis protozoa usus,

    protozoa atrial

  • 8/11/2019 KLINIS PROTOZOA USUS

    89/99

    Cryptosporidium

    parvum

  • 8/11/2019 KLINIS PROTOZOA USUS

    90/99

    90

    Cryptosporidium parvum :

    TermasukApicomplexa, Coccidia.

    Pertamakali ditemukan pada tikus.

    Zoonosis pada ayam, kalkun,mencit, tikus, marmut, kuda,babi,domba, monyet, anjing, kucing, tidak host specific.

    Menular melalui fekal-oral. Bisa menginfeksi manusia, terutama yg dengan kekebalan

    kurang (immunodeficient) atau immunocompromizedsepertiAIDS.

    Diare, self-limiting, mekanismenya belum jelas.

    Diagnosa dengan menemukan ookista dalam tinja. Pengobatan: memperbaiki imunitas, spiramisin, atau

    pirimetamin dan sulfadiasin.

    fxbbss - klinis protozoa usus,

    protozoa atrial

  • 8/11/2019 KLINIS PROTOZOA USUS

    91/99

    91

    Daur Hidup :

    fxbbss - klinis protozoa usus,

    protozoa atrial

  • 8/11/2019 KLINIS PROTOZOA USUS

    92/99

    92

    Morfologi :

    fxbbss - klinis protozoa usus,

    protozoa atrial

  • 8/11/2019 KLINIS PROTOZOA USUS

    93/99

    93fxbbss - klinis protozoa usus,

    protozoa atrial

  • 8/11/2019 KLINIS PROTOZOA USUS

    94/99

    94fxbbss - klinis protozoa usus,

    protozoa atrial

  • 8/11/2019 KLINIS PROTOZOA USUS

    95/99

    Cyclospora cayetanensis

  • 8/11/2019 KLINIS PROTOZOA USUS

    96/99

    96

    Cyclospora cayetanensis:

    TermasukApicomplexa, Coccidia, membentuk

    ookista.

    Hospes: manusia, intraseluler pada epitel usus.

    Infeksi: fekal-oral.

    Gastroenteritis, diare cair, eksplosif, mual muntah,

    sakit otot2self-limiting.

    Lebih berat pada penderita dengan imunitas kurang,

    seperti penderita AIDS

    Diagnosa: menemukan ookista dalam tinja.

    Terapi: kotrimoksazol.

    fxbbss - klinis protozoa usus,

    protozoa atrial

  • 8/11/2019 KLINIS PROTOZOA USUS

    97/99

    97

    Daur Hidup :

    sporozoit

    trofozoit

    merozoit

    makrogamet

    mikrogamet

    ookista

    fxbbss - klinis protozoa usus,

    protozoa atrial

  • 8/11/2019 KLINIS PROTOZOA USUS

    98/99

    98fxbbss - klinis protozoa usus,

    protozoa atrial

  • 8/11/2019 KLINIS PROTOZOA USUS

    99/99