18
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI ANALITIK II PENETAPAN KADAR KLOROKUIN FOSFAT Disusun Oleh: Aprilia Khusnul R Lilis Handrayani Farmasi 3B PROGRAM STUDI FARMASI SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

klorokuin

Embed Size (px)

DESCRIPTION

penting

Citation preview

Page 1: klorokuin

LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA FARMASI ANALITIK II

PENETAPAN KADAR KLOROKUIN FOSFAT

Disusun Oleh:

Aprilia Khusnul R

Lilis Handrayani

Farmasi 3B

PROGRAM STUDI FARMASI

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

BAKTI TUNAS HUSADA

TASIKMALAYA

2014

Page 2: klorokuin

No Praktikum : 02

Hari-Tanggal : Rabu 19-02-2014

Judul : Turunan Kuinolon

Sampel : Klorokuin Fosfat

Metode : Instrumen Spektrofotometri

A. Tujuan

Untuk mengetahui kadar klorokuin dengan menggunakan metode

spektrofotometri.

B. Dasar Teori

Spektrofotometer adalah alat untuk mengukur transmitan atau

absorban suatu sampel sebagai fungsi panjang gelombang. Sedangkan

pengukuran menggunakan spektrofotometer ini, metoda yang digunakan

sering disebut dengan spektrofotometri (Basset,1994).

Spektrofotometri merupakan suatu metoda analisa yang didasarkan

pada pengukuran serapan  sinar monokromatis oleh suatu lajur larutan

berwarna pada panjang gelombamg spesifik dengan menggunakan

monokromator prisma atau kisi difraksi dengan detektor fototube

( Underwood,2001).

Spektrofotometri dapat dianggap sebagai perluasan suatu

pemeriksaan visual dengan studi yang lebih mendalam dari absorbsi

energi. Absorbsi radiasi oleh suatu sampel diukur pada berbagai panjang

gelombangdan dialirkan oleh suatu perkam untuk menghasilkan spektrum

tertentu yang khas untuk komponen yang berbeda (Khopkar, 2003).

Jenis-jenis Spektrofotometri Spektrofotometri terdiri dari beberapa jenis berdasarkan sumber

cahaya yang digunakan.  Diantaranya adalah sebagai berikut :

a. Spektrofotometri Vis (Visible)

Pada spektrofotometri ini yang digunakan sebagai sumber

sinar/energy dalah cahaya tampak (Visible). Cahaya visible termasuk

spectrum elektromagnetik yang dapat ditangkap oleh mata manusia.

Panjang gelombang sinar tampak adalah 380-750 nm. Sehingga semua

Page 3: klorokuin

sinar yang dapat dilihat oleh mata manusia, maka sinar tersebut

termasuk kedalam sinar tampak (Visible).

b. Spektrofotometri UV (Ultra Violet)

Berbeda dengan spektrofotometri Visible, pada spektrofometri

UV berdasarkan interaksi sampel dengan sinar UV. Sinar UV

memiliki panjang gelombang 190-380 nm. Sebagai sumber sinar dapat

digunakan lampu deuterium. Deuterium disebut juga heavy hydrogen.

Dia merupakan isotop hydrogen yang stabil tang terdapat berlimpah

dilaut dan didaratan. Karena sinar UV tidak dapat dideteksi oleh mata

manusia maka senyawa yang dapat menyerap sinar ini terkadang

merupakan senyawa yang tidak memiliki warna. Bening dan

transparan.

c. Spektrofotometri UV-Vis

Spektrofotometri ini merupakan gabungan antara

spektrofotometri UV dan Visible. Menggunakan dua buah sumber

cahaya berbeda, sumber cahaya UV dan sumber cahaya visible.

Meskipun untuk alat yang lebih canggih sudah menggunakan hanya

satu sumber sinar sebagai sumber UV dan Vis, yaitu photodiode yang

dilengkapi dengan monokromator.

Penyerapan sinar uv dan sinar tampak oleh molekul, melalui 3

proses yaitu :

a.    Penyerapan oleh transisi electron ikatan dan electron anti ikatan.

b.    Penyerapan oleh transisi electron d dan f dari molekul kompleks

c.    Penyerapan oleh  perpindahan muatan.

Interaksi antara energy cahaya dan molekul dapat digambarkan sbb :

E = hv

Dimana :

E = energy (joule/second)

h = tetapan plank

v = frekuensi foton

Page 4: klorokuin

d. Spektrofotometri IR (Infra Red)

Spektrofotometri ini berdasar kepada penyerapan panjang

gelombang Inframerah. Cahaya Inframerah, terbagi menjadi

inframerah dekat, pertengahan dan jauh. Inframerah pada

spektrofotometri adalah adalah inframerah jauh dan pertengahan yang

mempunyai panjang gelombang 2.5-1000 mikrometer. Hasil analisa

biasanya berupa signalkromatogram hubungan intensitas IR terhadap

panjang gelombang. Untuk identifikasi, signal sampel akan

dibandingkan dengan signal standard.

Komponen utama dari spektrofotometer yaitu :

1. Sumber cahaya

A. Untuk radisi kontinue

Untuk daerah UV dan daerah tampak :

a. Lampu wolfram (lampu pijar) menghasilkan spektrum kontiniu

pada gelombang 320-2500 nm.

b. Lampu hidrogen atau deutrium (160-375 nm)

c. Lampu gas xenon (250-600 nm)

B. Untuk daerah IR

Ada tiga macam sumber sinar yang dapat digunakan :

a. Lampu Nerst,dibuat dari campuran zirkonium oxida (38%)

Itrium oxida  (38%) dan erbiumoxida (3%)

b. Lampu globar dibuat dari silisium Carbida (SiC).

c. Lampu Nkrom terdiri dari pita nikel krom dengan panjang

gelombang 0,4 – 20 nm

C. Spektrum radiasi garis UV atau tampak :

a. Lampu uap (lampu Natrium, Lampu Raksa)

b. Lampu katoda cekung/lampu katoda berongga

c. Lampu pembawa muatan dan elektroda (elektrodeless

dhischarge lamp)

d. Laser

2. Pengatur Intensitas

Page 5: klorokuin

Berfungsi untuk mengatur intensitas sinar yang dihasilkan oleh

sumber cahaya agar sinar yang masuk tetap konstan.

3. Monokromator

Berfungsi untuk merubah sinar polikromatis menjadi sinar

monokromatis sesuai yang dibutuhkan oleh pengukuran

Macam-macam monokromator :

a. Prisma

b. Kaca untuk daerah sinar tampak

c. Kuarsa untuk daerah UV

d. Rock salt (kristal garam) untuk daerah IR

e. Kisi difraksi

Keuntungan menggunakan kisi :

a. Dispersi sinar merata

b. Dispersi lebih baik dengan ukuran pendispersi yang sama

c. Dapat digunakan dalam seluruh jangkauan spektrum

4. Kuvet

Pada pengukuran di daerah sinar tampak digunakan kuvet kaca

dan daerah UV digunakan kuvet kuarsa serta kristal garam untuk

daerah IR.

5. Detektor

Fungsinya untuk merubah sinar menjadi energi listrik yang

sebanding dengan besaran yang dapat diukur.

Syarat-syarat ideal sebuah detektor :

a. Kepekan yang tinggi

b. Perbandingan isyarat atau signal dengan bising tinggi

c. Respon konstan pada berbagai panjang gelombang

d. Waktu respon cepat dan signal minimum tanpa radiasi.

Macam-macam detektor : Detektor foto (Photo detector),

Photocell, Phototube, Hantaran foto, Dioda foto,dan Detektor panas.

6. Penguat (amplifier)

Berfungsi untuk memperbesar arus yang dihasilkan oleh

detektor agar dapat dibaca oleh indikator (Hastuti,2007).

Page 6: klorokuin

Cara Kerja spektrofotometer

a. Sumber cahaya polikromatis masuk ke dalam monokromator (disini

terjadi penyebaran cahaya)

b. Dari monokromator kemudian keluar menuju ke sel sampel, pada sel

sampel ini terjadi proses penyerapan cahaya oleh zat yang ada dalam

sel sampel (dimana cahaya yang masuk lebih terang dibandingkan

cahaya setelah keluar)

c. Selanjutnya cahaya ditangkap oleh detektor dan mengubahnya menjadi

arus listrik

Klorokuin merupakan serbuk hablur putih atau sedikit kuning,

tidak berbau, rasa pahit. Kelrutan sangat sukar larut dalam air, larut dalam

asam encer, kloroform dan eter. Mempunyai berat molekul 319,88 dengan

struktur kimia C18H26CIN3. Termasuk kedalam golongan alkaloid bersifat

basa lemah. Rumus bangun :

C. Alat dan Bahan

a. Timbangan

b. Labu ukur

c. Corong pisah

d. Gelas vial

e. Beaker gelas

f. Pipet

g. Pipet ukur

Page 7: klorokuin

h. Spektrofotometer

i. Kloroform

j. Ammonium Hidroksida

k. Etanol 70%

D. Prosedur Kerja

Dilarutakan

Corong pisah (ECC)

Sampel dalam bentuk serbukDitimbang

Air

Filtrat

Sentrifuge

Residu

Tes kualitatif denganPereaksi dragendorf

Endapan coklat (+) klorokuin

Residu dilarutkan lgi dengan air, tes sampai tidak ada endapan

Tidak ada endapan (-) klorokuin

Tambahkan NH4OH sampai pH 10

+ kloroform kocok

Fase atasair

Fase bawahkloroform

Uapakan sampai terbentuk kristal

Larutkan dalam etanol 70%

Spektofotometer

Page 8: klorokuin

Analisis dengan spektrometer

E. Data Pengamatan Dan Perhitungan

1. Hasil penetuan larutan standar

Penentuan banko (Etanol 70%)

Penentuan larutan standar

Penentuan sampel

Page 9: klorokuin

2. Hasil penentuan sampel

3. Perhitungan kadar sampel

Kadar Kloroquin dalam 10ml sampel

= 101,698 ppm x 20

= 2033,96 ppm

% kadar sampel Kloroquin

F. Pembahasan

Pada praktikum kali ini yaitu penentuan kadar klorokuin dalam

sediaan serbuk . Metode yang digunakan adalah instrumen

Page 10: klorokuin

spektrofotometri UV, alasan menggunakan metode spektrofotometri UV

karena klorokuin menyerap energi radiasi pada daerah UV yaitu 329 nm-

343nm, selain itu pada sktuktur klorokuin terdapat ikatan rangkap

terkonjugasi.

Prinsip kerja spektrofotometer adalah bila cahaya (monokromatik

maupun campuran) jatuh pada suatu medium homogen, sebagian dari sinar

masuk akan dipantulkan, sebagian di serap dalam medium itu, dan sisanya

diteruskan. Nilai yang keluar dari cahaya yang diteruskan dinyatakan

dalam nilai absorbansi karena memiliki hubungan dengan konsentrasi

sampel. Studi spektrofotometri dianggap sebagai perluasan suatu

pemeriksaan visual yang lebih mendalam dari absorbsi energi. Hukum

Beer menyatakan  absorbansi cahaya berbanding lurus dengan dengan

konsentrasi dan ketebalan bahan/medium.

Sampel yang didapat adalah klorokuin fosfat merupakan alkaloid

dalam bentuk garam sehingga larut dalam air . Pada praktikum, sampel

dalam betuk matrik ditambahkan air untuk melarutkan klorokuin fospat

tersebut dan disentripius untuk memisahkan analit dari zat pembawanya,

kemudian ditambah dengan amonia hidroksida sampai pH 10 untuk

mengubah klorokuin fosfat (garam) ke bentuk klorokuin (basa bebas) atau

dapat disebut juga diubah ke dalam bentuk molekulnya yang larut dalam

pelarut organik. Klorokuin dapat ditarik dengan menggunakan pelarut

organik seperti kloroform yang kemudian diuapkan dan didapatkan ekstrak

dari alkaloid klorokuin. selanjutnya klorokuin dilarutakn dalam etanol

untuk ditentukan konsentrasinya dengan spektrofotometri.

Selanjutnya pembuatan larutan standar, larutan standar dibuat

dengan maksud untuk membuat kurva standar atau kurva kalibrasi

sehingga nanti akan diperoleh panjang gelombang maksimum dari larutan

standar tersebut. Kenapa panjang gelombang maksimum yang dipilih, hal

ini karena di sekitar panjang gelombang maksimum tersebut, bentuk kurva

serapan adalah datar sehingga hukum Lambert-Beer akan terpenuhi

dengan baik dehingga kesalahan yang ditimbulkan panjang gelombang

maksimum dapat diperkecil. Larutan mengnhasilkan warna komplementer

Page 11: klorokuin

yang dapat menyerap cahaya. Warna-warna ini ditimbulkan oleh adanya

panjang gelombang yang dimiliki larutan tersebut. Setiap warna memiliki

panjang gelombang yang berbeda-beda dengan interval tertentu.

Langkah pertama yaitu menentukan absorbansi banko yaitu etanol

dan dilanjutkan dengan pengukuran larutan standar yang dibuat 10.000

ppm karena absorbansinya 4,00 maka dibuat penegnceran 500 ppm dan

100 ppm Hal ini dikarenakan pengukuran absorbansi yang baik untuk

penentuan panjang gelombang adalah pada daerah 0,2-0,8. Pada

konsentrasi 100 ppm didapat absorbansi 0,530 dengan panjang gelombang

333,5 nm. Setelah didapat panjang gelombang larutan standar maka

dilanjutkan dengan pengukuran sampel dan didapat absorbansi 0,539.

Sehingga dapat dihitung konsentrasi dari sampel yaitu 4,06 %

G. Kesimpulan

Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan penetapan kadar

sampel klorokuin dengan menggunakan metode instrumen

spektrofotometri UV adalah 4,06 %

Page 12: klorokuin

DAFTAR PUSTAKA

Gholib, Ibnu. 2007. Kimia Farmasi Analisis.UGM:Yogyakarta.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1979. Farmakope Indonesia

edisi ketiga 1979. Jakarta: Depdiknas

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1995. Farmakope Indonesia

edisi empat 1995. Jakarta: Depdiknas

Basset, J. 1994. Kimia  Analisis  Kuantitatif  Anorganik. Jakarta: EGC.

Harjadi, W. 1986. Ilmu Kimia Analitik Dasar. Jakarta. PT Gramedia.

Khopkar, S.M. 2003. Konsep Dasar Kimia Analitik. Universitas Indonesia.

Jakarta.

Skogg. 1965. Analytical Chemistry. Florida. Sounders College.

Underwood,A.L dan R.A day, J.R. 2001. Analisis Kimia Kuantitatif.

Erlangga. Jakarta.