3
Andika Putra Bharata PPLN 4 – A Tugas Kekayaan Negara Dipisahkan Opini Terhadap Isu Penyertaan Modal Negara Ringkasan Berita utama : Salah satu isu yang mendapat perhatian luas dalam pembahasan RAPBN-P 2015 lalu adalah rencana pemerintah menambah penyertaan modal negara (PMN) menjadi Rp 72,9 triliun, yang akan dialokasikan kepada 40 BUMN. Jumlah penyertaan ini meningkat 1.328 persen atau sekitar Rp 67,8 triliun dari alokasi APBN 2015 yang Rp 5,1 triliun. Dari total jumlah ini, Kementerian BUMN mengajukan Rp 48,01 triliun untuk 35 perusahaan, terdiri dari Rp 46,8 triliun PMN tunai dan Rp 1,21 triliun PMN nontunai. Sisanya, sekitar Rp 27 triliun, PMN untuk BUMN di bawah Kementerian Keuangan. Opini Penyertaan Modal Negara berperan dalam terwujudnya BUMN sebagai salah satu penggerak utama pertumbuhan ekonomi. Tak saja akan mendorong pengembangan BUMN itu sendiri, tetapi juga menjadikan BUMN sebagai agen pembangunan nasional. Karena pentingnya pembahasan PMN dalam RAPBN-P 2015 hingga banyak menimbulkan pro dan kontra berbagai pihak, namun penulis beranggapan bahwa pemberian PMN ini jangan sampai terlupa dari tiga fungsi utama pemerintah terhadap negara yang akan kita kaitkan dalam isu pemberian PMN dalam jumlah besar ini. Fungsi yang pertama adalah fungsi alokasi. Adanya fungsi alokasi dimaksud karena adanya keterbatasan sumber daya yang dimiliki suatu negara. Dalam hal ini pemerintah berfungsi untuk menentukan seberapa besar dari sumber daya yang dimiliki akan dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan warganya akan barang-barang publik, dan seberapa besar sumber daya yang akan digunakan untuk memproduksi barang–barang swasta. Selaras dengan hal ini adalah ketentuan pada pasal 33 UUD 1945 untuk sebesar besarnya kemakmuran rakyat. Yang kedua adalah fungsi distribusi, pada fungsi ini pemerintah diharuskan mampu membuat kebijakan-kebijakan agar alokasi sumber daya ekonomi dilaksanakan secara efisien. Selain itu, pemerintah juga harus membuat kebijakan – kebijakan agar kekayaan terdistribusi secara baik dalam masyarakat, kita ambil contoh dalam kasus ini. Pengaruh PMN terhadap BUMN memang tidak terjadi secara tidak langsung (time lag). Pada awalnya PMN akan menyehatkan struktur neraca BUMN, terutama yang

KND Analisis

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Analisa Kekayaan Negara

Citation preview

Andika Putra Bharata PPLN 4 A Tugas Kekayaan Negara DipisahkanOpini Terhadap Isu Penyertaan Modal NegaraRingkasan Berita utama :Salah satu isu yang mendapat perhatian luas dalam pembahasan RAPBN-P 2015 lalu adalah rencana pemerintah menambah penyertaan modal negara (PMN) menjadi Rp 72,9 triliun, yang akan dialokasikan kepada 40 BUMN.Jumlah penyertaan ini meningkat 1.328 persen atau sekitar Rp 67,8 triliun dari alokasi APBN 2015 yang Rp 5,1 triliun. Dari total jumlah ini, Kementerian BUMN mengajukan Rp 48,01 triliun untuk 35 perusahaan, terdiri dari Rp 46,8 triliun PMN tunai dan Rp 1,21 triliun PMN nontunai. Sisanya, sekitar Rp 27 triliun, PMN untuk BUMN di bawah Kementerian Keuangan.Opini Penyertaan Modal Negara berperan dalam terwujudnya BUMN sebagai salah satu penggerak utama pertumbuhan ekonomi. Tak saja akan mendorong pengembangan BUMN itu sendiri, tetapi juga menjadikan BUMN sebagai agen pembangunan nasional. Karena pentingnya pembahasan PMN dalam RAPBN-P 2015 hingga banyak menimbulkan pro dan kontra berbagai pihak, namun penulis beranggapan bahwa pemberian PMN ini jangan sampai terlupa dari tiga fungsi utama pemerintah terhadap negara yang akan kita kaitkan dalam isu pemberian PMN dalam jumlah besar ini.Fungsi yang pertama adalah fungsi alokasi. Adanya fungsi alokasi dimaksud karena adanya keterbatasan sumber daya yang dimiliki suatu negara. Dalam hal ini pemerintah berfungsi untuk menentukan seberapa besar dari sumber daya yang dimiliki akan dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan warganya akan barang-barang publik, dan seberapa besar sumber daya yang akan digunakan untuk memproduksi barangbarang swasta. Selaras dengan hal ini adalah ketentuan pada pasal 33 UUD 1945 untuk sebesar besarnya kemakmuran rakyat. Yang kedua adalah fungsi distribusi, pada fungsi ini pemerintah diharuskan mampu membuat kebijakan-kebijakan agar alokasi sumber daya ekonomi dilaksanakan secara efisien. Selain itu, pemerintah juga harus membuat kebijakan kebijakan agar kekayaan terdistribusi secara baik dalam masyarakat, kita ambil contoh dalam kasus ini. Pengaruh PMN terhadap BUMN memang tidak terjadi secara tidak langsung (time lag). Pada awalnya PMN akan menyehatkan struktur neraca BUMN, terutama yang mengalami kerugian. Terlepas disetujui atau tidaknya dana PMN pada beberapa BUMN, tetapi tambahan suntikan dana pemerintah tersebut sedikit banyaknya dapat memberikan ruang gerak bagi BUMN.Sedangkan fungsi stabilisasi adalah fungsi pemerintah untuk menjaga indikator-indikator ekonomi makro dapat dikendalikan, misalnya inflasi, suku bunga, uang beredar. Di samping itu, fungsi stabilisasi juga menyangkut pengendalian kondisi politik dan keamanan agar kondusif sehingga pelaku usaha dapat melaksanakan aktivitas usahanya dengan baik atau BUMN khususnya dalam hal ini.Setelah kita sudah memperjelas kedudukan pemerintah sesuai dengan fungsi pemerintahan itu sendiri terhadap negara dalam kasus Penanaman Modal Negara ini, ada beberapa poin penting yang bisa dijadikan masukan :1. Subjek penerimaan PMN : Pemerintah setidaknya harus sudah mengevaluasi laporan keuangan tahunan setiap BUMN yang akan diberi PMN. Sehingga dengan demikian alokasi dan distribusi PMN dapat dilakukan secara adil, berimbang, dan proporsional atau bisa mencoret BUMN dari daftar BUMN penerima PMN ini jika dianggap tidak terkualifikasi secara manajemen dan finansial. Suntikan dana APBN melalui PMN haruslah mempertimbangkan kinerja BUMN dan masalah-masalah yang terjadi dalam tubuh BUMN. Secara keseluruhan, nilai PMN kepada semua BUMN telah mencapai Rp 770,4 triliun per 31 Desember 2013. Dengan total aset sekitar Rp 4.467 triliun pada 2014, BUMN masih jadi pemain penting dalam ekonomi Indonesia.Besarnya penyertaan modal negara dan makin bertambahnya aset BUMN tidak serta-merta menjadikan kinerja BUMN makin membanggakan. Sejumlah BUMN masih diliputi berbagai persoalan keuangan yang akut, bahkan lebih parah lagi banyak BUMN dipaksa hanya mengejar keuntungan tanpa mempertimbangkan fungsinya sebagai public service atau public utilities.

2. Orientasi tujuan PMN ; Pendirian BUMN ialah wujud manifestasi peran negara dalam ekonomi. BUMN merupakan badan milik negara yang pembentukannya ditetapkan dengan UU, termasuk penyertaan modalnya yang juga ditetapkan dengan UU. Mekanisme tersebut dilakukan karena penyertaan modal tersebut menggunakan uang rakyat. PMN harus berorientasi memperkuat modal BUMN, sekaligus mengurangi ketergantungan BUMN pada pinjaman luar negeri yang sudah sangat besar. Menurut BI, utang luar negeri (ULN) BUMN mengalami pertumbuhan cukup signifikan. PMN dalam jangka panjang harus bisa menyelasaikan masalah masalah tersebut yang barujung pada naiknya kesejahteraan rakyat

3. Tindak lanjut / follow up yang jelas : semangat PMN dalam mendukung perbaikan BUMN juga harus diikuti dengan beberapa hal penting seperti: Pertama, menetapkan target kuantitatif. Misalnya, untuk PMN berbasis sumberdaya alam, maka ditargetkan peningkatan produksi. BUMN juga perlu memetakan kondisi perusahaan, rencana bisnis, proyeksi keuangan ke depan. Kedua, reward and punishment. Mekanisme ini harus diterapkan oleh Pemerintah dan DPR agar pengelolaanya tidak main-main. Ketiga, perlu pengawasan internal maupun eksternal. Pengawasan internal mengacu pada rencana bisnis perusahaan sedangkan dari eksternal seperti dari lembaga pemerintah maupun swasta.Keempat, kolaborasi antara pengelolaan keuangan dan pengelolaan organisasi. Peningkatan pengelolaan keuangan melalui suntikan dana PMN tidak akan menghasilkan output maksimal ketika manajemen organisasinya tidak diperbaiki. Sehingga, perlu sinergi antara keduanya. Bagian lainnya yang menjadi perhatian ke depan adalah perlunya menyesuaikan besaran PMN menurut kategori BUMN. Sedikitnya terdapat tiga kategori BUMN yaitu komersial, Public Service Obligation (PSO), dan strategis. Hal ini sangat penting agar PMN tepat sasaran dan terlaksana dengan baik.

4. Kemudian yang tidak kalah penting adalah jauhkan dari kekuasaan politik ; sudah sepatutnya kita mengawasi agar pemberian PMN dilakukan semata-mata untuk meningkatkan kinerja BUMN sebagai salah satu pilar penting dalam pembangunan nasional. Pengelolaan BUMN harus semakin dijauhkan dari kekuasaan politik agar tidak terjadi penyalahgunaan dan muncul lagi istilah sapi perahan bagi pihak penguasa atau rakyat mana yang ingin disejahterahkan ?