23
“You may have someone in your wonderful life,in your biggest dream,in your deepest heart,in your night pray,but ALLAH SWT is the Only One when you have no one” -ROHIS SMAN 44 JKT- EVIDENCE BASED MEDICINE Sebelumnya maaf yaa temen- temen kalau menyesatkan, saya sendiri sudah pusing buat cakul ini. Maaf banget yaa ini cuma sebisa mungkin buatnya, jangan lupa buat memahami tiap tabel yang ada dan pengertiannya hehe. Semangaaaaattt!!! A. DEFINISI EBM adalah integrasi bukti-bukti riset terbaik dengan keterampilan klinis dan nilai-nilai pasien (Sackett et al., 2000). Jadi EBM merupakan kedokteran berbasis bukti, contohnya adalah seperti kita saat mencari informasi untuk tutorial. Jadi EBM merupakan ilmu kedokteran yang mengintegrasikan 3 variabel penting yaitu: 1. Hasil-hasil dari penelitian, 2. Ketrampilan klinis yang didapat dari fak. Kedokteran seperti saat praktek, dn 3. Nilai-nilai yang sangat dihargai oleh pasien (biasanya nilai ini bisa berbeda dengan nilai dokternya). Contoh: pasien pemain piano kecelakaan kena tangannya padahal dia sangat menjaga tangannya, tangannya mesti diamputasi. Nah disini terlihat ada perbedaan nilai antara pasien dan dokter dimana bagi pasien tangannya merupakan sumber pekerjaan tapi bagi dokter yang penting keselamatannya. Oleh karena itu saat terapi jangan lihat sisi medisnya aja tapi juga nilai pasien (biologi, psikis, sosial, ekonomi). B. Langkah Evidence-Based Practice: 5 Langkah EBM: 1. Rumuskan masalah klinis pasien -> Merumuskan Pertanyaan Klinis, yaitu dg PICO (harus diingat sampai koas ya temans terutama untuk tindakan terapi dan diagnosis): Contoh: ada pasien dengan pembesaran massa. Nah apakah mau dilakukan MRI itu udah bener? Atau malah ga perlu dilakukan? Untuk itu kita lihat dari aspek PICO ini untuk mengambil keputusan apakah MRI itu udah tepat apa belum: Patient , population, dan problem (bagaimana pasien dan masalah apa, yaitu kausa/etiologi/ harm, diagnosis, terapi, atau prognosis)? Intervention (tes diagnostik, terapi, paparan, dsb) -> yang mau kita lihat -> mau terapi/tes apa yang akan dilakukan Comparison (jika relevan, misalnya terapi

kokom

Embed Size (px)

DESCRIPTION

kokom

Citation preview

EVIDENCE BASED MEDICINE

Sebelumnya maaf yaa temen-temen kalau menyesatkan, saya sendiri sudah pusing buat cakul ini. Maaf banget yaa ini cuma sebisa mungkin buatnya, jangan lupa buat memahami tiap tabel yang ada dan pengertiannya hehe. Semangaaaaattt!!!

A. DEFINISI

EBM adalah integrasi bukti-bukti riset terbaik dengan keterampilan klinis dan nilai-nilai pasien (Sackett et al., 2000). Jadi EBM merupakan kedokteran berbasis bukti, contohnya adalah seperti kita saat mencari informasi untuk tutorial.

Jadi EBM merupakan ilmu kedokteran yang mengintegrasikan 3 variabel penting yaitu: 1. Hasil-hasil dari penelitian, 2. Ketrampilan klinis yang didapat dari fak. Kedokteran seperti saat praktek, dn 3. Nilai-nilai yang sangat dihargai oleh pasien (biasanya nilai ini bisa berbeda dengan nilai dokternya). Contoh: pasien pemain piano kecelakaan kena tangannya padahal dia sangat menjaga tangannya, tangannya mesti diamputasi. Nah disini terlihat ada perbedaan nilai antara pasien dan dokter dimana bagi pasien tangannya merupakan sumber pekerjaan tapi bagi dokter yang penting keselamatannya. Oleh karena itu saat terapi jangan lihat sisi medisnya aja tapi juga nilai pasien (biologi, psikis, sosial, ekonomi).

B. Langkah Evidence-Based Practice: 5 Langkah EBM:

1. Rumuskan masalah klinis pasien -> Merumuskan Pertanyaan Klinis, yaitu dg PICO (harus diingat sampai koas ya temans terutama untuk tindakan terapi dan diagnosis):

Contoh: ada pasien dengan pembesaran massa. Nah apakah mau dilakukan MRI itu udah bener? Atau malah ga perlu dilakukan? Untuk itu kita lihat dari aspek PICO ini untuk mengambil keputusan apakah MRI itu udah tepat apa belum: Patient , population, dan problem (bagaimana pasien dan masalah apa, yaitu kausa/etiologi/ harm, diagnosis, terapi, atau prognosis)?

Intervention (tes diagnostik, terapi, paparan, dsb) -> yang mau kita lihat -> mau terapi/tes apa yang akan dilakukan

Comparison (jika relevan, misalnya terapi standar, gold standard, plasebo) -> contoh: pada psien DM ditemukan adanya obat baru nah mesti dicari dulu gold standardnya dan dibandingkan sama plasebo

(Clinical) Outcome (Patient-Oriented Evidence that Matters, misalnya, perbaikan klinis, mortalitas, morbiditas, kualitas hidup)

2. Cari bukti di internet (Cochrane, PubMed/ Medline, dll)

- Bukti Berorientasi Penyakit (DOE) versus Bukti Berorientasi Pasien (POEM) -> yang bener adalah pasien oriented (POEM) dan bukan disease oriented (DOE)

- Contoh: lihat TABEL SLIDE 7, dari tabel tersebut dapat dijelaskan:

a. Terapi antiaritmia

*secara disease: melihat EKG tanpa lihat pasien maka akan menurunkan PVC namun kalo dilihat secara keseluruhan justru terapi ini akan meningkatkan angka kematian -> ga sesuai sehingga jangan diberikan. Jadi intinya kalo kita cuma lihat dai diseasenya kan seolah-olah terapi ini memberikan manfaat karena dari hasil EKG nya menurunkan PVC tapi kalo dilihat lagi secara menyeluruh sebenernya terapi ini meningkatkan kematian.

b. Terapi anti hipertensi

*secara disease: akan menurunkan tekanan darah, kemudaian secara psien: dapat menurunkan mortality -> sehingga antar keduanya saling mendukung -> dapat diterapkan.

c. Skrining prostat (batas: >4)

*secara disease: dapat mendeteksi dini kanker, secara pasien: walau terdeteksi tapi ga menurunkan resiko kematian. Kenapa? Karena skrining ini bisa menskrining semua pembesaran jadi sekalipun pembesaran itu ga bahaya tetep terdeteksi jadi walau di terapi pun juga ga menurunkan kematian kan ga bahaya -> jadi antar keduanya ga saling mendukung -> tidak direkomendasikan -> tapi juga lihat kondisi pasien (faktor-faktor resikonya).

- Evidence-Based Medicine menggunakan bukti-bukti yang berorientasi pada pasien (perbaikan klinis pasien, hilangnya discomfort, tercegahnya death dan disability /3D)

- Sumber Bukti dan Strategi Mencari Bukti dari Artikel dalam Jurnal: lihat PIRAMIDA SLIDE 9

*Penelitian individual study -> sinopsis (gabungan beberapa penelitian) -> sintesis (analisis gabungan tersebut), ex: Cochrane -> synopes of sintesis (beberapa review digabung, beberapa sintesis digabung) -> summaries (analisis lagi) -> system (sudah tersistem)

- Sumber dan Kategori Bukti

a. Sumber bukti sistem: BMJ Clinical Evidence (http://www.clinicalevidence. com)

UpToDate (http://www.uptodate.com),

PIER: The Physicians Information and Education Resource (http://pier.acponline.org/index.html)

WebMD (http://webmd.com)denan

ACP Medicine (www.acpmedicine.com)

Bandolier (http:// www.ebandolier.com/).

b. Sumber bukti sinopsis (CATS= Critically Appraised Topics) ACP [American College of Physicians] Journal Club (http://www.acpjc.org)

EBM (http://ebm. bmj.com), CATs (www.cebm.jr2.ox.ac.uk)

POEMs (www.infopoems.com), BestBETS (www.bestbets.com).

c. Sumber bukti sintesis: Cochrane Library (http://www3. interscience.wiley. com/ cgi-bin/mrwhome/106568753/HOME)

DARE www.york.ac.uk/inst/crd/welcome.htm)

Medline, Ovid EBMR, Evidence-Based Medicine / ACP Journal Club, dan lain-lain.

d. Sumber bukti studi MEDLINE/ PubMed (www.pubmed.com/)

Embase (www.ovid.com)

Trip database (www.tripdatabase.com/).

- Hirarki Kekuatan Bukti untuk Efektivitas Terapi

*yang paling tinggi adalah systematic review terutama yang randomized control trial karena dibaca satu-satu, dilihat satu-satu, dilihat dari kekurangan sampai kelebihannya kemudian dibuat kesimpulan jadi 1 dari beberapa penelitian jadi intinya udah di filtrasi gitu deh. Kemudian yang kedua adalah RCTs dan seterusnya -> lihat cascade di atas yaa. Lebih jelasnya lihat piramid di bawah ini:

- Pyramid of Evidence in EBM

- Rank (Level) of Evidence : lihat TABEL SLIDE 13

*intinya kalo penelitian itu pake metode yang masuk kategori A itu berarti terapinya sangat rekomendasikan, semakin ke bawah kategorinya berarti makin lemah.

- Strategi Pencarian Bukti: lihat ALUR SLIDE 14

*Jadi ketika kita cari bukti pertama-tama kita cari baca judulnya dulu -> kita analisis apakah merupakan artikel asli atau hanya kajian kritis kemudian juga analisis apakah berhub langsung dengan praktik -> kalo nggak ya cari lagi judul lain yang sesuai -> kalo iya lanjutin mbaca abstraknya -> terus kita hubungkan dengan rumusan masalah kita (yang PICO tadi looh) -> nah kalo nggak sesuai ya berarti mesti cari lagi judul lain dan ulangi langkah dari awal -> tapi kalo iya kita lakukan critical review (VIA)

3. Lakukan Critical Appraisal (VIA)

Validity (apakah temuan benar?)

Importance (apakah temuan penting (signifikansi statistik dan signifikansi klinis?)

Applicability (apakah temuan bisa diterapkan pada pasien saya?)

4. Terapkan bukti

5. Evaluasi kinerja penerapan bukti

- Karakteristik terapi yang terbaik:

a.Memberikan lebih banyak manfaat daripada kerugian (Does more good than harm ) -> contoh: skrining PSA, skrining ini merupakan contoh yang more harm than good, kenapa? Karena yang nggak di PSA nggak perlu kemo maupun terapi (pembesaran yang jinak)

b.Cost-effective : apakah menghemat biaya atau tidak

c.Etis : etis atau tidak

- Kegunaan Terapi (Good dan Bad Outcome), dan Akibat Terapi (Harm) -> jadi kegunaan terapi itu diharapkan dapat meningkatkan good outcome dan mencegah bad outcome = lihat SLIDE 18

- Tiga Macam Efek Terapi/ Intervensi Medis

a. Menurunkan risiko terjadinya hasil yang buruk (bad outcome) Hasil buruk: merupakan akibat buruk dari penyakit seperti komplikasi, kecacatan, disfungsi, rekurensi, relaps, atau kematian. Contoh: terapi insulin intensif menurunkan risiko retinopati diabetik

b. Meningkatkan probabilitas terjadinya hasil yang baik (good outcome)

Hasil baik: kesembuhan, remisi, regresi, perbaikan klinis lainnya, atau perbaikan hasil laboratorium. Contoh: terapi insulin intensif menurunkan level HbA1c sampai pada level yang optimal

c. Meningkatkan probailitas terjadinya hasil buruk yang tidak diinginkan (harm, adverse effect): Contoh: terapi insulin intensif meningkatkan risiko hipoglikemia

C. CRITICAL APPRAISAL (VIA)

1. Validitas -> menilai apakah suatu hasil penelitian itu valid apa nggak

- Validity: Efek Sesungguhnya atau Efek Palsu? = LIHAT SKEMA SLIDE 22*jadi validitas ini dapat dilihat dari metodenya -> kita harus lihat apakah hasilnya itu bener-bener efeknya atau hanya bias -> so janga Cuma lihat abstrak sama kesimpulan aja temans yaa

*Bias ada 2 yaitu selection bias dan information bias -> untuk membedakan dilihat dari kelompok kontrol dan perlakuan -> apakah keduanya bisa dibandingkan apa nggak. Contoh: penelitian Ca serviks. Yang menjadi kelompok kasus adalah masyarakat dengan sos-ek rendah dan px nya pubsmear, sedangkan kelompok kontrol dari kelompok masyarakat menengah dengan px IVA test -> nah kan antar kedua kelomok ini ga seimbang jadi bisa terjadi bias. Jadi bias disini bisa menyebabkan hasil tidak sesuai dengan kenyataan.

*bedain dengan confounding yaa, kalo counfounding itu variabel perancu yang bisa bikin hasil ga valid.

*Dari penjelasan di atas diketahui bahwa validitas suatu penelitian dapat dipengaruhi oleh bias dan confounding.

Validity dan Precision: Kesalahan Sistematis (Tidak Valid, Bias) dan Kesalahan Random (Kurang Presisi) = LIHAT GAMBAR SLIDE 23*dari gambar tersebut terlihat bahwa ada yang titik nyebar dan nggak. Nah yang bagus yang mana? Yang bagus itu yang nggak nyeber, jadi makin rapat makin bagus. Titik-titik tersebutlah yang menunjukkan precision Validity dan Precision: Efek Ukuran Sampel terhadap Kesalahan Sistematis dan Kesalahan Random -> jadi disini ukuran sampel itu sebenernya hanya berhubungan ke precision dan random error dan ga ngaruh buat ke validitas. Pengaruh Bias, Confounding, dan Peran Peluang Terhadap Efek Terapi = LIHAT TABEL SLIDE 25 Validitity, Kesalahan Sistematis dan Cara Mengendalikannya = LIHAT SKEMA SLIDE 26*Spektrum sampel: mewakili sampel -> berbeda dengan penjumlahan sampel karena jumlah sampel sama hanya berbeda pada jumlah sampel per kelompok yang diambil.

*blinding: ada dobel blinding (pasien dan pemeriksa nggak tahu) dan triple blinding (pasien, pengambil sampel, dan analisis ga tahu)

*concealment: berusaha menyembunyikan baik exposure atau treatmentnya. Contoh: pasien HPV yang diduga Ca serviks -> dilakukan pemeriksaan HPV tapi juga pemeriksaan lain -> biar gatau sebenernya lagi meriksa HPV, atau contoh pada plasebo -> sama-sama diberi treatment tapi gatau nek plasebo -> disembunyikan.

*randomisasi: biar variabel perancu terdistribusi sama pada kelompok intervensi dan non intervensi

*restriksi: kriteria inklusi dan eksklusi -> membatasi sampel

Randomisasi dan Kelompok Kontrol = LIHAT SLIDE 27 Randomisasi = Metode untuk Mengontrol Kerancuan (Kerancuan) Mendistribusikan semua faktor perancu (confounding factor), baik yang diketahui maupun tidak diketahui peneliti, baik yang bisa atau tidak bisa diukur oleh peneliti, termasuk faktor genetik, secara seimbang ke dalam kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Dengan randomisasi maka akan mengurangi variabel perancu dan bias

Randomisasi versus Random Sampling = LIHAT SKEMA SLIDE 28*randomisasi: sudah restriksi dulu (contoh: di RS Moewardi) -> memenuhi syarat -> mau apa nggak -> mau -> eksperimen diacak

*random sampling: diambil langsung secara acak -> jadi sampel -> belum ada treatment -> bisa jadi yang kita pilih secara acak tadi menolak.

Randomisasi versus Restriksi (Kriteria Inklusi/ Eksklusi)

Randomisasi: Mendistribusikan semua faktor perancu, baik yang diketahui maupun tidak diketahui peneliti, baik yang bisa atau tidak bisa diukur oleh peneliti, termasuk faktor genetik, secara seimbang ke dalam kelompok eksperimen dan kelompok kontrol

Restriksi (Kriteria Inklusi/ Eksklusi): Membatasi sampel penelitian menurut kriteria tertentu, sehingga kelompok eksperimen dan kelompok kontrol serupa. Hindari metode ini (Kontraproduktif!): 1.Memangkas sampel potensial (ukuran sampel kecil ( p besar, CI95% lebar

2.Sampel penelitian menjadi sangat spesifik ( Applicability rendah! -> karena hanya dapat diterapkan pada sampel tersebut saja.

Validity: Menilai Validitas (Kebenaran) Efek Terapi = LIHAT TABEL SLIDE 30 -> makin banyak yang dijawab ya berarti makin baik atau mendekati valid.

*apakah comparabel

*apakah intervensinya sama? Ex: apa di cek 2 hari 1x atau 2 jam 1x -> pada kelompok kasus dan kontrol harus sama intervensinya

*saat randomisasi: apakah ter follow up sampai terapi berakhir

*ada blinding atau tidak

2. Importance

- Importance: Lihat Ukuran Efek dan CI95% Mencegah Bad Outcome

1.RR

2.OR

3.ARR

4.RRR

5.NNT : jumlah sampel yang diperlukan untuk mencapai efek pada 1 orang

*contoh: OR sebelum terapi: 7,3; OR sesudah terapi: 5,3 ->

sehingga ARR: 7,3-5,3 = 2. Kemudian RRR nya = 2/OR awal = 2/7,3

Meningkatkan Good Outcome

1.RR

2.OR

3.ABI : hampir sama dengan ARR hanya saja B: benefit

4.RBI : hampir sama kaya RRI

5.NNT

*contoh: RR1: 4,2 ; RR2: 6,4 -> ABI = 6,4-4,2 = 2,2 dan RBI = 2,2/6,4

Meningkatkan Harm/ Adverse Outcome

1.RR

2.OR

3.ARI

4.RRI

5.NNH

- Importance: Rule of Thumb Besarnya Efek/ Kekuatan Hubungan : LIHAT TABEL SLIDE 33

*dari tabel tersebut terlihat bahwa OR >3 akan mempunyai hubungan yang kuat, antara 1,5 sampai 3 hubungan sendanh, dan dibawah itu hubungannya lemah. Sedangkan untuk tabel satunya untuk terapi kuratif apabila >4 akan memiliki efektivitas yang kurang dan untuk terapi preventif apabila >6 akan memiliki efektivitas kurang. Importance: Menilai Kemaknaan Klinis Efek Terapi : LIHAT SLIDE 34 Ukuran Efek Terapi:

1.RR = Rasio Risiko

2.OR = Odds Ratio

3.ARR= Absolute Risk Reduction

4.RRR= Relative Risk Reduction

5.ABI= Absolute Benefit Increase

6.RBI= Relative Benefit Increase

7.NNT= Number Needed To Treat

8.NNH= Number Needed To Harm

*tambahan tentang meta analisis: lihat SLIDE 35

/ meta analisis itu menggabungkan beberapa penelitian jadi 1 (dari OR dll nya)

/ ukuran titik-titik: semakin besar semakin memberikan kontribusi besar terhadap hasil (menunjukkan bobot)

/ convident interval melewati 1=tidak signifikan dan efek berbeda-beda

-> meta analisis ini Cuma just to know aja koo

- Importance: Melakukan/ Tidak Melakukan Tes Diagnostik = lihat TABEL SLIDE 36 -> untuk mengambil keputusan perlu nggak nya dilakukan tes diagnostik maka yang perlu dilihat adalah LR nya

3. Applicability

- Applicability: Populasi Riset, Pasien Anda, dan Penerapan Bukti -> apakah pasien kita masuk ke populasi sasaran = lihat SKEMA SLIDE 38

D. KUNCI KONSEP

1. Probabilitas Kebenaran Diagnosis dan Interpretasinya -> untuk tahu apakah diagnosis kita benar apa nggak.

a. Pretest Probability : probabilitas kebenaran diagnosis sebelum menggunakan tes

diagnostik

b. Posttest Probability : probabilitas kebenaran diagnosis sesudah menggunakan tes

diagnostik

Contoh: datang seorang pasien dengan keluhan keputihan, berbau, dll -> gejala mengarah ke Ca serviks -> kita menetapkan dulu pretest probability nya sebelum dilakuin tes yang mendukung diagnostik kita yaitu dari angka 0-1 -> misal 0,7 -> tes diagnostik -> pubsmear -> post test probabilitynya jadi 0,9 (setelah dilakukan tes berapa probabilitas dr penyakit yang kita pikirkan) -> yakin ca serviks

2. Probabilitas Kebenaran Diagnosis dan Interpretasinya -> lihat TABEL SLIDE 413. Pretest Probability dan Pengambilan Keputusan Klinis -> LIHAT TABEL SLIDE 42

*0,3-0,8 : sebaiknya dilakukan test

*< 0,3 : kemungkinan kecil

*> 0,8 : lakukan terapi

4. Akurasi Tes Diagnostik : lihat TABEL SLIDE 435. Likelihood Ratio : Likelihood Ratio (LR) merupakan informasi yang menunjukkan manfaat tes penunjang diagnostik = LIHAT TABEL 44

Contoh: SLIDE 45 DAN 466. Pengaruh Pemilihan Cut-Off Variabel Kontinu Terhadap Positif Palsu dan Negatif Palsu = LIHAT SLIDE 47

*kalo digeser apakah pengaruhnya? Kalo gesernya ke kanan positif palsu dan negatif palsu maka menyebabkan sensitivitas berkurang dan spesivitas bertambah dan sebaliknya -> dilakukan untuk menetukan batas yang optimal -> area di bawah kurva semakin baik dan bagus.7. Penggunaan Receiver Operating Characteristic (ROC) Curve : lihat SLIDE 488. Hubungan Antara Sensitivitas, Spesifisitas, LR, dan ROC : LIHAT SLIDE 499. Mengubah Pretest Probability Menjadi Posttest Probability : LIHAT SLIDE 5010. Posttest Probability dan Pengambilan Keputusan Klinis : LIHAT SLIDE 51Bismillahirrahmanirrahim, kuliah konsep dasar epidemiologi dulu yuk...

Definisi. Epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang distribusi suatu penyakit dan determinan (faktor faktor) yang mempengaruhi.

Studi desain. Menggunakan analitik cohort atau case control.

= case control

Nb : E = exposure , D = diagnosis

Measure of Disease Frequency

1. Cumulative Incidence (Incidence, Risk, I, R2. Incidence Density (Incidence Rate, ID, IR)Hanya kasus baru. Ada waktu periodenya sehingga dapat menunjukkan kecepatan

3. Prevalence (Point Prevalence):Semua kasus lama dan baru

Levels of Disease Occurence

Endemik (masalah kesehatan yang selalu ada tapi levelnya tidak tinggi

Hiperendemik ( masalah kesehatan yang levelnya tinggi

Epidemik/ outbreak ( masalah kesehatan yang levelnya meningkat

Pandemik ( masalah kesehatan yang menyebar secara global ( dapat ke seluruh negara sampai manca negara)

Measures of Disease AssociationRISK = the chances of something happening

the chances of all things happening jadi contohnya nih pada suatu populasi jumlahnya 500, yang kena ca serviks ada 50 orang..

risk =50 ( proporsi

500

ODDS= the chances of something happening

the chances of it not happening contoh nya sama kaya yang diatas, utk rationya

odds = 50 ( ratio

450

pusing kaaann... hahahaha *sama ._.

lanjut ke Relative Risk

Berasumsi bahwa di antara 100 orang yang beresiko, 50 adalah laki-laki dan 50 perempuan. Jika 15 laki-laki dan 5 perempuan mengembangkan pilek, kemudian risiko relatif mengembangkan influenza pada laki-laki, dibandingkan dengan wanita adalah....ex :

RR = P = 15/50 = 3:0

L 5/50

OR = P : L = 15/35 = 3,9

5/45

OR > RR . nilai OR selalu lebih ekstrem

OR dan RR berbeda tipis saat penyakit penyakit yang jarang.

Measures of Public Health Impact1. Attributable risk ( AR = Ie - Iu Resiko yang berhubungan dengan eksposur

Semakin tinggi AR semakin terasa dampaknya apabila diberi intervensi

2. Attributable (risk) fraction ( ARF = (Ie - Iu)/Ie Semakin tinggi ARF ( impact semakin tinggi apabila diberi interfensi

3. Population attributable risk ( PAR = Ip - Iu 4. Population attributable (risk) fraction ( PARF = (Ip - Iu)/Ip ............... makin pusing?? Tos sek!! ._.

Ruang Lingkup Epidemiologi1. Penggunaan

a. Penyebab

b. Natural historyc. Diskripsi dari status kesehatand. Evaluasi intervensi2. Issue

a. BiasHasil yang tidak sebenarnya yang didapat karena kesalahann sistem penelitian.

ada 2 :

1. Selection bias ( kita sendiri yang memilih populasi , salah memilih kelompok kasus

2. Information bias ( bias dari kesalahan mengumpulkan data.

Ini ada 3 contoh dari information bias :

a. Measurement bias ( bagaimana mengumpulan data

b. Interviewer bias ( yang mewawancara yang melakukan penelitian, jadi si peneliti secara gak sadar mengotak atik hasil dari wawancara

c. Recall bias ( paling banyak di case control, salah memilih kelompokb. ConfoundingSatu variabel yang berhubungan dengan variabel bebas dan variabel terikat

Campuran dampak dari :

antara eksposur, penyakit dan faktor ketiga terkait dengan paparan dan penyakit efek dari paparan penyakit ini terdistorsi oleh asosiasi antara paparan dan faktor yang ketigaFaktor ketiga ini faktor yang membingungkan dan dapat menyebabkan asosiasi palsu

.... emang dasar faktor ketiga -_____-

Hills Criteria for Causation

1. Strength of association

Semakin tinggi hubungan semakin jadi kausa

2. Specificity

Spresifik kausa sebagai penyebab.

Ex : Mycobacterium tb. Sebagai penyebab sakit TBC

3. Temporal sequence

Exposure sebelum disease

4. Biologic gradient (dose-response relationship)

Peokok 1 batang ( ..... ca paru

Perokok 1 bungkus ( ..... ca paru

5. Biologic plausibility

Secara patofis/ patomekanisme memungkinkan atau tidak menjadi penyebab ca paru

6. Consistency

Konsisten atau tidak hasilnya dari beberapa penelitian

7. Coherence

Exposure bisa menyebabkan penyakit lain atau tidak.

Smooking ( ca paru

Cardiovaskular disease

8. Experimental study

Bikin penyakit kongenital atau tidak

9. Analogy

Pada hewan dapat diterapkan ke manusia atau tidak.

Konsep Dasar Timbulnya Penyakit1. Trias Bloom (Konsep Keseimbangan)a. The Basic Triad Of Descriptive Epidemiology

b. The Basic Triad Of Analytic Epidemiology

Agent

Infectivity Pathogenicity Virulence Immunogenicity Antigenic stability Survival Host

Age Sex Genotype Behaviour Nutritional status Health statusEnvironment

Weather Housing Geography Occupational setting Air quality Food 2. Natural History of Disease

Timeline of Infectiousness

ScreeningDefinisi

Pemeriksaan seluruh populasi bertujuan untuk mendeteksi mereka menghadapi resiko gangguan tertentu untuk mencegah gangguan atau kondisi atau konsekuensi dari gangguan tersebut.Ada yang postif ada yang tidak.

Sifatnya utk early diagnostic

Beda dengan Surveillance ( didapat dari data yang sudah ada...

1. Active Surveillance (mencari)2. Passive Surveillance (berdasar laporan (RM))Surveillance lebih tersistematis.

Aaaaakkkkk...... selesai cakulnyaaa.... selesaaaiii.... alhamdu..... lillah..

Kuliah Vitamin dan Mineral

Widardo, M.Sc

Vitamin dan mineral merupakan zat gizi yang diperlukan oleh tubuh dalam dosis yang cukup.

Di dalam piramida makanan (kayak yg ada di slide 1) kebutuhan zat gizi yang diperlukan oleh tubuh mulai dari yang banyak ke sedikit adalah : cerealia (karbohidrat), protein, lemak, dan terakhir gula.

MINERAL

Pengelompokan mineral ada 2 yaitu :

Makromineral : jika kebutuhan kita banyak, >100mg/hr. Meliputi Ca, P, Mg, Na, Cl, K

Mikromineral/trace dan ultratrace element : hanya diperlukan dalam jumlah yg sangat sedikit. Meliputi Fe, Zn, Cobalt, Iod, Mn, F, Mb, Se, dll..

Sodium (Na)

Merupakan kation ekstrasel utama dalam tubuh, berfungsi dalam keseimbangan cairan dan elektrolit. Jarang mengalami defisiensi.

Adequate Intake

Dewasa : 1500 mg/hr (19-50th)

1300 mg/hr (51-70th)

1200 mg/hr (>70 th)

Fungsi :

Mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit dalam tubuh

Transmisi impuls saraf

Kontraksi otot

Gejala Defisiensi : kram otot, mental apati, hilang perasa

Gejala toksisitas : edema, hipertensi akut

Sumber makanan : garam meja, soy sauce, kandungan cukup pada daging, roti, dan sayuran. Dalam produk olahan jumlahnya cukup besar.

Cloride (Cl)

Merupakan anion utama diluar sel. Merupakan bagian asam hidroklorid dalam perut.

Intake:

19-50 th : 2300 mg/hr

51-70 th : 2000 mg/hr

>70 th : 1800 mg/hr

Fungsi : hampir sama dengan Na yaitu mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit dalam tubuh. Juga berfungsi dalam pencernaan makanan. Defisiensi jarang terjadi.

Gejala toksisitas : muntah-muntah

Sumber : sama seperti Na

Pottasium (K)

AI : 4700 mg/hr. jarang mengalami defisiensi

Fungsi :

Menjaga keseimbangan cairan tubuh, kontraksi otot, integritas sel, dan transmisi impuls saraf.

Gejala defisiensi : kelemahan otot, paralisis

Gejala toksisitas : lemah otot, muntah

Sumber : semua jenis bahan makanan

Selenium

Merupakan antioksidan yang fungsinya hampir sama dengan vit E.

AI : 55 ug/hr, upper level : 400 mg/hr

Apabila kelebihan mengkonsumsi selenium bisa menyebabkan keracunan.

Fungsi :

Membunuh oksidan dalam tubuh yangmana kita selalu terpapar tiap harinya. Cth : asap kendaraan, asap rokok, asap sate.

Regulated thyroid hormone

Mengubah T4 menjadi T3 (aktif)

Gejala defisiensi : manifestasi kekurangan selenium hampir sama dg kkurangan yodium yt gondok (struma). Sakit jantung, Keshan disease (kelemahan jantung).

Sumber : seafood, biji-bijian, sayur-sayuran (tergantung tanahnya byk mengandung selenium/yodium tidak), gandum

Calcium (Ca)

Sangat penting terumata dalam proses pertumbuhan, merupakan pembentuk tulang dan gigi, pembentuk jaringan dalam tubuh.

Fungsi : berfungsi dalam kontraksi dan relaksasi otot, mineralisasi tulang, tekanan darah, sistem imun, dan juga saraf.

Defisiensi : anak : stunted/pendek

Dewasa : osteoporosis

Peak Bone Mass orang hanya sampai umur 30 th, setelah itu kemudian akan mengalami demineralisasi. Pada wanita usia 30 th tulang akan mengalami demineralisasi terutama yg menopause, demineralisasi tlg akan lebih cepat dibandingkan laki-laki. Sehingga biasanya akan terjadi penurunan tinggi badan hingga sekita 6 inchi.

Sumber calcium : susu, teri, dll.

Phospor

Berfungsi pada pembentukan tulang dan gigi

Defisiensi : kelemahan otot

Sumber : daging, unggas, ikan, telur, susu.

Zinc

Merupakan mineral penting untuk perkembangan janin, genetic, kekebalan tubuh, dan berhubungan dengan hormone insulin, transport vitamin A.

Pada orang infeksi biasanya akan terjadi kekurangan zinc. Missal ketika diukur, kadar feritinnya tinggi, tapi Hb nya menurun. Mengapa hal ini terjadi? Yaitu karena adanya kekurangan zinc. Zinc dibutuhkan untuk transport vitamin A dan Fe.

Zinc juga berfungsi pada indra perasa, sehingga jika terjadi defisiensi akan kehilangan perasa (hipogeusia)

Iodium

Merupakan minerak esensial pada hormone pertumbuhan/tiroid hormone.

Gejala defisiensi bisa terjadi dari awal lahir sampai jadi dewasa. Apabila seorang ibu hamil mengalami kekurangan iodium maka anak bisa lahir kretin (pendek, cebol) dan mengalami gangguan pertumbuhan motoric, gangguan kecerdasan, dll.

Kalo pada dewasa bisa menjadi gondok.

Orang dengan kekurangan yodium bisa terjadi penurunan IQ 11-13 point.

Sumber yodium : seafood, tumbuhan yang hidup di tanah kaya yodium.

Defisiensi : goiter, kretinisme, (mental & physical retardation).

Besi (Fe)

Besi merupakan bagian dari Hb, bagian dari protein dalam otot, dan bagian dari penggunaan energi dalam tubuh.

Sumber : ikan, telur, daging merah.

Zat besi itu ada dua jenis :

1. Heme (dr hewani) : lebih bagus penyerapannya (2x lipat non heme),

2. Non heme (nabati)

Banyak makan sayur dan buah akan meningkatkan konsumsi serat, serat akan mengikat mineral dalam tubuh, sehingga penyerapan Fe berhubungan dengan proses luka, koagulasi.

Thiamin (B1)

Fungsi utama : untuk metabolism energi

Defisiensi : beri-beri

Riboflavin (B2)

Defisiensi : lesi pada kulit

Niacin (B3) untuk metabolism

Vitamin B6

Pada metabolism lebih berperan pada interelasi lemak, protein, dan karbohidrat. Konversi masing-masing zat gizi.

Folate

Berfungsi pada sintesis DNA, penting pada formasi sel yang baru terutama pada janin. Bisa kekurangan jaringan kalau kurang.

Vit B12 (Cobalamin) => berfungsi untuk metabolism

Vitamin C

Konsumsi vitamin C yang tinggi maka tubuh akan menyesuaikan, sehingga kalau konsumsi berkurang akan muncul tanda-tanda defisiensi meskipun pada AKG masih dalam batas cukup.

Jadi, misal kebutuhan hanya 200 tapi karena sering mengkonsumsi banyak (misal 500) maka tubuh akan menyesuaikan (jadi 500). Jika suatu hari kurang makan vitamin C maka akan timbul gejala klinis.

Maaf cakulnya Cuma segini T.T

Jangan lupa slidenya tetap dibaca yaa.. semangat.. ^^9

KEDOKTERAN KELUARGA

Arsita Eka P, dr., M.Kes

Sebelum mulai ke materi kedokteran keluarga, ini sambil cerita2 dulu yaa

Kita mengenal adanya 3 domain pembangunan, yaitu Kesehatan, Ekonomi dan Pendidikan.

Nah, kita berbicara pada domain kesehatan.Titik berat pelayanan kesehatan saat ini lebih ditekankan pada pelayanan secara komprehensif (menyeluruh di segala aspek), mencakup upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif dan terintegrasi yaitu memandang tidak hanya per individu namun komunitas.Untuk sejarahnya bisa dibaca di slide ya (MDGs

dilaksanakan dengan mengikuti Sistem Kesehatan Nasional yang MENGINTEGRASIKAN pelayanan kesehatan komunitas dengan perorangan (pergeseran dari Community Oriented Medical EducationCOME Ke Family Oriented Medical Education FOME).

Visi-Misi Indonesia Sehat 2010:

Visi:

(menyesuaikan status kesehatan)

Membawa masyarakat Indonesia agar bisa berperilaku sehat, berlingkungan sehat dan mencapai pusat pelayanan kesehatan setinggi-tingginya.

Permenkes no. 916 th 1997:

Pelayanan dokter umum diarahkan menjadi pelayanan dokter keluarga.

KELUARGA adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari suami, isteri atau suami, isteri, dan anak, atau ayah dan anak atau ibu dan anak (UU No. 10 tahun 1992).

Kasus kesehatan dari setiap individu perlu pendekatan secara holistik (menyeluruh) mencakup biopsikososial (memandang manusia secara utuh).

Pendidikan kesehatan dgn pendekatan keluarga dengan cara komunikasi dua arah

9 Fungsi Keluarga :

1. fungsi holistik (Fungsi Biologis, Fungsi Psikologi, Fungsi Sosial Ekonomi)

wawancara tentang penyakit

2. fungsi fisiologis (APGAR SCORE -- Adaptation, Partnership, Growth, Affection, Resolve)

pembentukan keluarga , dinamika keluarga

3. fungsi patologis (SCREEM - Social, Culture, Religious, Economic, Educational, Medical)

fungsi keluarga dalam kedudukannya di masyarakat

4. fungsi hubungan antarmanusia (antar anggota keluarga)

diagram harmonisasi keluarga

5. fungsi keturunan (genogram)

3 generasi yg tinggal dlm rumah

6. fungsi perilaku (Pengetahuan, sikap, tindakan)

7. fungsi nonperilaku (Lingkungan, pelayanan kesehatan, keturunan)

8. fungsi indoor

fungsi outdoor

Kedokteran Keluarga

Ilmu yang letaknya di pelayanan kesehatan tingkat I (PB IDI) Orientasi komunitas dititikberatkan pada keluarga, aktif mengunjungi pasien bila diperlukan.

E

D

Cohort ( prospektif

retroseptif

E

D

Semua kasus yang muncul di waktu tertentu

Jumlah populasi

100

50 P

5

45

50 L

15

35

+

+

Faktor protektif

Faktor resiko

AR

Semangat !!Page 19