Upload
others
View
17
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
KOLABORASI RISET
DOSEN DAN MAHASISWA
PENGARUH TATA KELOLA ISLAMI TERHADAP KINERJA
KEUANGAN DAN INDEKS MAQASHID SYARIAH PADA BANK UMUM
SYARIAH DI INDONESIA
ARTIKEL ILMIAH
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Penyelesaian Program
Pendidikan Sarjana
Program Studi Ekonomi Syariah
Oleh :
DIAN ZATA SAFINA SURYA
NIM : 2016710134
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI PERBANAS
SURABAYA
2020
,i
.,i.:,r
'
THE EFFECT OF ISLAMIC GOVERNANCE TO THE RETURN ON ASSET
AND MAQASHID SHARIA INDEX ON THE ISLAMIC BANKS IN INDONESIA
Dian Zata Safina Surya STIE Perbanas Surabaya
Email: [email protected]
ABSTRACT
This study aims to obtain empirical evidence of the influence of Islamic
governance on financial performance and Islamic maqashid index on Islamic commercial banks in Indonesia. The independent variable used is Islamic
governance with sharia supervisory board indicators and the dependent variable
is financial performance with Return On Asset indicators and sharia maqashid
index with indicators of education, justice, and public interest. The sample used was 11 (eleven) Sharia Commercial Banks in Indonesia. Period used for 4 (four)
years 2015-2018. Data were analyzed using the Partial Least Square approach
(Smartpls version 3.0). The results of this study indicate that Islamic governance
does not affect financial performance because it is seen from the data that there is
a decrease in the number of members whose impact on performance will make the
company's profitability decrease. Financial performance affects the maqasid sharia index because the better the sharia supervisory board performance based
on the analysis obtained, the better the maqashid sharia performance increase.
Keywords: Islamic Governance, Finance Performance, and maqashid shariah index.
PENDAHULUAN
Industri Perbankan syariah kini di indonesia semakin ramai, dengan adanya ketentuan sesuai prinsip-prinsip syariah seperti jauh dari
larangan riba bank syariah mampu menyita perhatian masyarakat Indonesia. Bank syariah hadir di tengah bank konvensional yang
seperti diketahui bank konvensional sudah lama ada di dalam Indonesia.
Bank syariah juga sangat cepat berkembang disini karena minat dari
masyarakat dari waktu kewatu semakin tinggi di lihat dari sebagian
besar masyarakat Indonesia adalah muslim dan semakin sadar akan adanya larangan riba.
Pada dasarnya perbankan syariah adalah sistem perbankan yang dalam usahanya berdasarkan
pada prinsip hukum syariah Islam
1
dan mengacu pada Al-Quran dan Al- Hadist. Salman (2017: 98), mendefinisikan Prinsip syariah ialah “Prinsip hukum Islam dalam
kegiatan perbankan berdasarkan fatwa yang dikeluarkan oleh lembaga
yang memiliki kewenangan dalam penetapan fatwa di bidang syariah.
TABEL 1 DATA PERKEMBANGAN PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
PERIODE 2015-2018
Periode
Indikator
2015 2016 2017 2018
BUS 12 13 13 14
UUS 311 332 344 354
BPRS 446 453 441 495
Aset (miliar
213.423 254.184 288.027 316.691 Rp)
Sumber : Otoritas Jasa Keuangan Syariah (2015-2018) Berdasarkan Tabel 1.1
menunjukkan perkembangan perbankan syariah di Indonesia, yang
pada tahun 2015 terdapat 12 (dua belas) Bank Umum Syariah di
Indonesia dan terus meningkat sampai dengan Desember 2018 yang
menjadi 14 Bank Umum Syariah. Perbankan syariah di Indonesia harus dapat memberikan perkembangan
yang baik seperti menerapkan tata kelola perusahaan yang gunanya
untuk meningkatkan kinerja suatu bank, dapat melindungi stakeholder, dan meningkatkan kepatuhan terhadap aturan yang berlaku secara umum, dalam penelitian ini menggunakan tata kelola berbasis islami yang di dalamnya terdapat dewan pengawas syariah (DPS). DPS terdiri dari pakar di bidang fiqh muamalah yang dipastikan mengetahui baik tentang pengetahuan umum di bidang perbankan dan kemampuan lain yang relevan dengan tugas kesehariannya yang harus mengacu kepada fatwa
DSN-MUI untuk memastikan
kesesuaian produk dan jasa bank dengan ketentuan dan aturan dalam fatwa tersebut. Mekanisme ini dibentuk agar semua kegiatan bank
sesuai dengan prinsip-prinsip syariah, sehingga manajemen bank
tidak melakukan pelanggaran atas
kontrak yang dilakukan dengan nasabah. DPS dalam penelitian ini
menggunakan indikator pengukuran
jumlah anggota Dewan Pengawas
Syariah, rangkap jabatan Dewan Pengawas Syariah, jumlah rapat
anggota Dewan Pengawas Syariah,
dan latar belakang pendidikan anggota Dewan Pengawas Syariah.
Kinerja perusahaan dapat juga diukur dengan menganalisis dan mengevaluasi laporan keuangan. salah satunya menggunakan rasio profitabilas. Profitabiltas merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan. (Kasmir, 2015: 141), rasio profitabilitas terdiri dari: profit
2
margin, ROA. Profitabilitas dalam
penelitian ini diwakili oleh Return On Asset (ROA). Penelitian ini juga
menggunakan Pengukuran untuk kinerja bank umum syariah berbasis Maqashid Syariah yaitu proses untuk
menentukan apakah bank syariah dapat mencapai tujuan bank syariah
yang diturunkan dari Maqashid Syariah. Pengukuran kinerja mempunyai hubungan langsung dengan tujuannya, sehingga indikator-indikator pencapaian
kinerjanya dapat diturunkan dari tujuan-tujuan tersebut (Hameed. dkk,
2004).
Peneliti termotivasi oleh hasil
penelitian sebelumnya, karena studi
sebelumnya menunjukkan hasil yang
tidak konsisten atau berbeda-beda.
Studi oleh Aisah(2016),
Imnasari(2015), Meilani(2015),
Syafii(2015), Mollah dan
Zaman(2015) ) yang membahas tata
kelola islami, kinerja keuangan dan
maqashid syariah memiliki hasil
yang tidak sama dan masih jarang
penelitian yang memberikan riset
empiris mengenai pengaruh tata
kelola yang menggunakan intensitas
islami terhadap kinerja keuangan dan
pengungkapan Indeks Maqashid
Syariah.
Mengingat kesenjangan diatas,
penelitian ini mencoba melakukan
penelitian yang sama tetapi yang
melibatkan para sampel yang kurang
diselidiki oleh yang sebelumnya,
seperti laporan tahunan periode
2015-2018, Sampel pada penelitian
ini yaitu 11 (sebelas) bank syariah.
3
Teknik analisis pada penelitian ini
menggunakan analisis deskriptif dan analisis statistik dengan
menggunakan SmartPLS versi 3.0
sebagai pengolahan data.
Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah dari
penelitian ini adalah: (1) Apakah Tata Kelola Islami berpengaruh
terhadap Kinerja keuangan yang diwakili Profitabilitas di Bank Umum Syariah di Indonesia? (2) Apakah Tata Kelola Islami berpengaruh terhadap Indeks Maqashid Syariah pada Bank Umum Syariah di Indonesia?
KERANGKA TEORITIS
DAN HIPOTESIS
Teori Agensi Teori keagenan menurut
Rebecca (2012) adalah hubungan yang timbul dari adanya kontrak
yang ditetapkan antara dua pihak, pihak pemilik modal (principal) sebagai pihak yang mendelegasikan
pekerjaan, dan agen (agent) ialah sebagai pihak yang menerima pendelegasian pekerjaan, yang berarti terjadi antara kepemilikan dan kontrol perusahaan.
Teori Agency adalah
hubungan antara principal dan agen. Principal adalah pihak yang memberikan mandate kepada agen
untuk bertindak atas nama principal, sementara agen merupakan pihak
yang diberikan mandate untuk bertindak atas nama principal. Teori Agency menghendaki adanya pemisahan antara principal dan agen,
hal tersebut memicu adanya asymmetric information di mana agen memiliki informasi yang lebih
baik mengenai organisasi dari pada principal. Adanya asymetric information dapat memicu masalah
agensi baik itu berupa moral hazard atau adverese selection (Jensen &
Meckling, 1976).
Implikasi teori keagenan terhadap penelitian ini dipertimbangkan dapat menjelaskan
bahwa hubungan antara principal dan agen, yang dimana pihak
principal menciptakan Tata kelola perusahaan yang baik sehingga dapat
meminimalisir perilaku yang
menyimpang dari manajer/agen, tata kelola disini menggunakan indikator
dewan pengawas syariah (DPS),
sehingga dapat menciptakan tata
kelola yang baik yang akan memberikan kinerja yang bagus pada
perusahaan seperti meningkatkan
kinerja keuangan dan kinerja IMS.
Teori Stakeholder Teori Stakeholder
mengungkapkan bahwa perusahaan bukanlah entitas yang hanya
beroperasi untuk kepentingannya sendiri namun harus memberikan manfaat bagi stakeholder. Kelangsungan hidup perusahaan tergantung pada dukungan stakeholder dan dukungan tersebut harus dicari sehingga aktivitas perusahaan adalah untuk mencari dukungan tersebut. Makin powerful stakeholder, makin besar usaha perusahaan untuk beradaptasi. Pengungkapan sosial dianggap sebagai bagian dari dialog antara
perusahaan dengan stakeholder-nya (Ghozali dan Chariri, 2007).
Penggunaan teori stakeholder dalam penelitian ini memiliki arti
bahwa pengelolaan suatu perusahaan yang baik maka akan menghasilkan
4
kinerja keuangan suatu perusahaan
menjadi baik dan dapat mencapai tujuan syariah yang diharapkan oleh
suatu perusahaan berbasis syariah maupun perbankan syariah.
Good Corporate Governance
Menurut The Organization for Economic Corporation and Development (OECD) Bank Dunia, good corporate governance ialah aturan, standar dan organisasi di
bidang ekonomi yang didalamnya mengatur perilaku pemilik perusahaan, direktur, dan manajer serta perincian dan penjabaran tugas dan wewenang serta pertanggung jawabannya kepada investor (pemegang saham dan kreditur).
GCG mempunya prinsip-prinsip yang harus di implementasikan dalam sebuah BUS menurut penjelasan atas PBI No.11/33/PBI/2009 :
1. Transparansi, adalah
keterbukaan dalam mengemukakan informasi yang
material dan relevan serta keterbukaan dalam proses pengambilan keputusan.
2. Akuntabilitas, adalah kejelasan fungsi dan pelaksanaan
pertanggungjawaban organ bank sehingga pengelolaannya
berjalan secara efektif. 3. Pertanggungjawaban, adalah
kesesuaian pengelolaan bank denganperaturan perundangundangan yang berlaku dan prinsip-prinsip pengelolaan bank yang sehat.
4. Professional, yaitu memiliki kompetensi, mampu bertindak obyektif dan bebas dari
pengaruh atau tekanan dari pihak manapun (independen)
serta memiliki komitmen yang tinggi untuk mengembangkan bank syariah.
5. Kewajaran, yakni keadilan dan kesetaraan dalam memenuhi hak-hak stakeholders berdasarkan perjanjian dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Dewan Pengawas Syariah
Dewan pengawas syariah sangat penting kehadirannya yaitu memberikan jasanya kepada bank
syariah dalam Undang-Undang No.21/2008 Tentang Perbankan Syariah Pasal 32 No. 3 sebagai pihak yang bertanggungjawab atas informasi tentang kepatuhan pengelola bank terhadap prinsip syariah.
Secara independen Dewan
Pengawas Syariah (DPS) melakukan pengawasan terhadap usaha bank
syariah apakah didalam menjalankan tugasnya tersebut bank syariah sudah sesuai prinsip syariah. Keanggotaan
DPS terdiri dari orang yang memiliki kemampuan dibidang hukum muamalah, hukum ekonomi, dan
perbankan. Anggota DPS harus memiliki integritas, kompetisi dan reputasi tentang keuangan (Faozan,
2013).
Profitabilitas
Profitabilitas digunakan untuk mengukur efektifitas manajemen berdasarkan hasil pengembalian yang dihasilkan dari
pinjaman dan investasi. profitabilitas pertama yang dibutuhkan bank
adalah Return On Asset (ROA). ROA penting bagi bank karena ROA digunakan untuk mengukur
5
efektivitas perusahaan di dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya. ROA (Return On Asset)
dengan membagi laba setelah pajak dengan total aset.
= %
Maqashid Syariah Maqashid merupakan bentuk
jamak dari maqashid yang berarti
kesengajaan, atau tujuan. Adapun “Syariah” artinya jalan menuju air,
atau bisa dikatakan dengan jalan menuju kearah sumber kehidupan. Sedangkan secara terminologi
maqashid syariah adalah maksud Allah selaku pembuat syariah untuk
memberikan kemaslahatan kepada manusia yaitu dengan terpenuhinya kebutuhan Dharuriyah, Hajiyat, dan
Tahsiniyah (Fauzia & Riyadi, 2014)
Hubungan antara Tata Kelola
Islami dan Profitabilitas Penerapan Good Corporate
Governance dapat membuat proses pengambilan keputusan akan berlangsung secara lebih baik sehingga akan menghasilkan keputusan yang optimal, dapat meningkatkan efisiensi serta terciptanya budaya kerja yang lebih sehat, dan berbagai penelitian telah membuktikan secara empiris bahwa penerapan Good Corporate Governance akan mempengaruhi kinerja perusahaan secara positif (Tjondro & Wilopo 2011). Good Corporate Governance menggunakan Dewan Pengawas Syariah (DPS) yang mempunyai fungsi mengawasi kegiatan bank syariah dan meningkatkan kepercayaan masyarakat serta dapat
menurunkan masalah agensi yang ada.
Rasio yang mampu mewakili profitabilitas perusahaan seperti
ROA memiliki hubungan positif signifikan dengan Good Corporate Governance. Sehingga makin baik pengelolaan perusahaan, maka perusahaan akan semakin mampu menghasilkan tingkat imbal hasil yang lebih baik. Oleh sebab itu diperkirakan pengaruh GCG terhadap ROA positif.
Hasil penelitian ini tidak mendukung dengan penelitian
terdahulu yang dilakukan oleh Mollah & Zaman (2015), Namun
penelitian ini sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Fakhrunnisa, E. (2019) yang
menyatakan tidak ada pengaruh
positif antara dewan pengawas syariah terhadap kinerja keuangan
bank syariah.
: Pengaruh Tata kelola islami dan Profitabilitas
Hubungan antara Tata
Kelola Islami dan Indeks
Maqashid Syariah Dewan Pengawas Syariah
(DPS) sangat penting kehadirannya agar bank syariah melakukan kegiatan operasionalnya sesuai
dengan peraturan syariah. Banyaknya
anggota dewan pengawas syariah
yang memiliki pengalaman, professional, dan jiwa sosial yang
tinggi didalam suatu bank syariah itu
sendiri maka akan meningkatkan
kepatuhan bank kearah yang lebih baik sehingga dapat menghasilkan
kinerja yang baik juga. Dari hal
tersebut maka dapat menurunkan masalah agensi yang dilakukan oleh
6
manajemen bank, sehingga dapat membuat kinerja maqashid syariah
menjadi lebih baik dan meningkat (Kholid dan Bachtiar, 2015).
Latar belakang pendidikan Dewan Direksi, direktur dan dewan komisaris memiliki peningkatan yang sesuai dalam tingkat pengungkapan dan pengelolaan bisnis serta pengambilan keputusan. Dengan logika yang sama, kinerja mqashid Syariah mengalami
peningkatan melalui latar belakang pendidikan dewan pengawas syariah. Mengingat menjadi seorang anggota
dewan pengawas syariah diperlukan syarat-syarat khusus sebagaimana
yang telah diatur dalam peraturan bank Indonesia no. 6/17/PBI/2004
pasal 28 ayat 2 dan 3. Penelitian ini tidak sejalan
dengan penelitian Majid (2017) &
Firmansyah (2019) yang menyatakan tidak ada pengaruh antara dewan
pengawas syariah terhadap indeks maqashid syariah H2 : Pengaruh Tata kelola islami dan
Indeks Maqashid Syariah
Kerangka Pemikiran Kerangka penelitian yang
mendasari penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut :
Kinerja
keuangan H1
Tata kelola islami
H2 Indeks
maqashid syariah
Gambar 1 KERANGKA PENELITIAN
METODE PENELITIAN
Rancangan Penelitian
Berdasarkan sumber atau jenis datanya maka penelitian ini menggunakan penelitian tidak
langsung atau menggunakan data
sekunder. Menurut Kuncoro (2013)
data sekunder merupakan data yang telah dikumpulkan oleh lembaga
pengumpul data dan di publikasikan
kepada masyarakat pengguna data. Selain itu, penelitian ini termasuk
penelitian kuantitatif. Penelitian
kuantitatif adalah penelitian yang
dilakukan dengan memperoleh data dalam bentuk angka atau data
kualitatif yang diubah dalam bentuk
angka. Penelitian ini menggunakan data dari laporan keuangan yang
telah dipublikasikan oleh masing-
masing bank melalui website dan
penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh Tata kelola islami
terhdapa Kinerja Keuangan dan
Indeks Maqashid Syariah.
Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini
yaitu semua Bank Umum Syariah di Indonesia. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode purposive sampling. Purposive sampling adalah penarikan sampel
7
berdasarkan kriteria-kriteria tertentu. Berikut ini adalah kriteria penarikan sampel berdasarkan purposive sample:
1. Bank Umum Syariah yang mempublikasikan laporan keuangan pada tahun 2015-2018.
2. Data yang terkait pengukuran Tata kelola islami, Kinerja
keuangan, dan Indeks Maqashid Syariah, tersedia dalam annual
report (laporan tahunan).
Identifikasi Variabel Variabel penelitian yang
digunakan dalam penelitian ini meliputi variabel dependen Kinerja Keuangan dan Indeks Maqashid
Syariah dan variabel independen terdiri dari Tata kelola islami.
Teknik Analisis Data
1. Analisis Deskriptif Analisis deskriptif digunakan
untuk menggambarkan karakteristik data dalam penelitian. Statistik
deskriptif dalam penelitian ini meliputi mean, nilai minimum, nilai
maksimum, dan standar deviasi yang merupakan ukuran variabilitas. 2. Analisis Statistik
Analisis statistik dalam penelitian ini menggunakan pendekatan Partial Least Square (PLS) dengan software smartPLS
versi 3.0. PLS merupakan pendekatan alternative yang bergeser
dari pendekatan SEM berbasis
covariance menjadi berbasis varians. SEM yang berbasis kovarian
umumnya menguji teori sedangkan
PLS lebih bersifat predictive model
(Ghozali & Latan, 2015). PLS dapat digunakan untuk mengkonfirmasi
teorri, PLS juga dapat digunakan
untuk menjelaskan ada tidaknya hubungan antar variabel laten.
Pengujian validitas konvergen (convergent validity), penelitian ini menggunakan loading factor lebih besar 0,50. Outer model atau
measurement model mendefinisikan bagaimana setiap blok indikator berhubungan dengan variabel latennya. Pengujian outer model pada penelitian ini dilakukan dengan melihat cross loading factor,
discriminant validity, dan composite reability dari konstruk. Konstruk dianggap memiliki reliabilitas konsisten internal apabila composite
reliability di atas 0,70. Nilai R2 (R
2
value) sebesar 0,75, 0,50, atau 0,25 untuk variabel laten endogen dalam model struktural dapat digambarkan masing-masing sebagai kuat, sedang, atau lemah mengacu pada studi Hair dkk. (2011).
Pengujian hipotesis dilakukan
dengan menggunakan bootstrapping
untuk menilai signifikansi koefisien jalur. Nilai t-statistic lebih besar dari
1,96 maka hipotesis diterima dan
sebaliknya. Selain itu, dapat dilihat
dari p-value apabila nilainya kurang dari 0,05 maka hipotesis penelitian
diterima dan sebaliknya (Hair dkk.,
2011).
HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN
Analisis Deskriptif Analisis deskriptif digunakan
untuk menggambarkan karakteristik data dalam peneitian. Berikut ini adalah hasil perhitungan deskriptif yang diolah menggunakan SmartPLS versi 3.0:
8
TABEL 2 HASIL ANALISIS STATISTIK
DESKRIPTIF
Indi S.
kator Mean Min. Max
deviasi
TATA KELOLA ISLAMI
X1 2,341 2,000 3,000 0,474
X1.2 0,932 0,000 1,000 0,252
X1.3 13,330 7,000 26,00
3,747 0
X1.4 0,318 0,000 1,000 0,466
RETURN ON ASSET (ROA)
Y1 -0.007 -0,201 0,026 0,040
INDEKS MAQASHID SYARIAH
Y2.1 0,002 -0,008 0,015 0,004
Y2.2 0,223 -0,037 0,931 0,138
Y2.3 0,092 -0,009 0,129 0,021
Sumber: Data Diolah SmartPLS 3.0
Jumlah Anggota DPS
Berdasarkan tabel 2, nilai
minimum variabel jumlah anggota
DPS sebesar 2.000 yang menyatakan bahwa jumlah anggota DPS dalam
suatu Bank Umum Syariah sebanyak
2 orang. Hal ini berarti bahwa jumlah
anggota DPS yang dimiliki Bank Umum Syariah di Indonesia masih
sedikit. Nilai maksimum pada
indikator jumlah anggota DPS sebesar 3.000 yang menyatakan
bahwa dalam suatu Bank Umum
Syariah tersebut terdapat 3 anggota
DPS. Jumlah anggota DPS yang banyak bermanfaat untuk memastikan kepatuhan Bank Umum Syariah terhadap prinsip dan hukum islam yang baik.
Indikator Jumlah Anggota DPS
memiliki nilai standar deviasi sebesar 0,474 dan nilai rata – rata tertinggi sebesar 2,36. Hal ini menunjukkan
bahwa nilai standar deviasi lebih kecil daripada nilai rata – rata, sehingga nilai rata – rata memiliki penyimpangan yang kecil.
Rangkap Jabatan Anggota DPS
Berdasarkan tabel 2, dapat dilihat bahwa nilai minimum indikator rangkap jabatan anggota DPS sebesar 0, artinya bahwa ada beberapa bank yang tidak mengungkapkan indikator rangkap jabatan anggota DPS yaitu Bank
Mega Syariah (2015 dan 2017) dan Bank Victoria Syariah (2016). Nilai
maksimum indikator rangkap jabatan anggota DPS sebesar 1.000, yang mengungkapkan bahwa semua Anggota DPS melakukan rangkap jabatan sesuai dengan peraturan
Bank Indonesia. Indikator rangkap jabatan
anggota DPS memiliki nilai standar
deviasi sebesar 0,252 dan nilai rata – rata sebesar 1. Hal ini menunjukkan bahwa nilai standar deviasi lebih
kecil dibanding nilai rata – rata, sehingga nilai rata – rata memiliki
penyimpangan yang kecil.
Jumlah Rapat Anggota DPS Berdasarkan tabel 2, nilai
minimum indikator jumlah rapat anggota DPS sebesar 7.0 artinya
bahwa terdapat Anggota DPS bank syariah yang melakukan rapat dalam satu tahun dengan jumlah frekuensi
sedikit yakni Bank Panin Syariah (2018), Bank Muamalat Indonesia (2015), serta Bank Mandiri Syariah (2016, 2017, 2018). Nilai maksimumin dikator jumlah rapat
anggota DPS sebesar 26.0 artinya Anggota DPS bank syariah sering
melakukan rapat dengan frekuensi lebih dari satu kali dalam satu bulan yakni Bank Jabar Banten Syariah
tahun 2016. Indikator frekuensi jumlah
rapat anggota DPS juga memiliki nilai standar deviasi sebesar 3,747
9
dan memiliki nilai rata-rata tertinggi
sebesar 13,88. Hal ini menunjukkan bahwa nilai standar deviasi lebih
kecil daripada nilai rata-rata, sehingga nilai rata-rata memiliki penyimpangan yang kecil
Latar belakang
pendidikan anggota DPS
Berdasarkan tabel 2, nilai minimum indikator latar belakang
pendidikan anggota DPS sebesar 0.0
artinya bahwa ada beberapa bank
yang tidak mengungkapkan latar belakang pendidikan anggota DPS
secara jelas selama tahun 2015-2017
yaitu Bank Bukopin Syariah, Bank Bri Syariah, Bank Jabar Banten
Syariah Indonesia dan Maybank
Syariah Indonesia. Nilai maksimum indikator latar belakang pendidikan
anggota DPS sebesar 1.000, yang
mengungkapkan bahwa anggota DPS
memiliki latar belakang pendidikan yang sesuai di bidang syariah
muamalah dan pegetahuan di bidang
perbankan serta pengetahuan di bidang keuangan secara umum.
Indikator Latar Belakang Pendidikan Anggota DPS memiliki
nilai standar deviasi sebesar 0,466 dan memiliki nilai rata – rata tertinggi sebesar 0,45. Hal ini
menunjukkan bahwa nilai standar deviasi lebih besar daripada nilai rata – rata, sehingga nilai rata – rata memiliki penyimpangan yang besar.
Profitabilitas (Return On Asset) Berdasarkan Tabel 2
menunjukkan bahwa nilai minimum yang ada pada indikator profitabilitas sebesar -0,201. Hal ini menunjukkan bahwa keuntungan yang dihasilkan bank syariah dari kegiatan operasionalnya menurun seperti yang
dihasilkan oleh Bank Panin Syariah (2017), Victoria Syariah Bank (2015-
2016), Bank Jabar Banten Syariah (2017), dan Maybank Syariah (2015,2016,2018). Indikator
profitabilitas menunjukkan nilai maksimum sebesar 0,026 seperti
yang dihasilkan oleh Bank Mega Syariah (2016). Hal tersebut menunjukkan bahwa ROA bank
syariah meraih keuntungan atau laba yang tinggi.
Indikator profitabilitas juga memiliki standar deviasi yaitu sebesar 0,040 dan memiliki nilai rata – rata tertinggi sebesar -0,001. Hal ini menunjukkan bahwa standar deviasi lebih besar daripada nilai rata – rata, sehingga nilai rata – rata memiliki penyimpangan yang besar
Indeks Maqashid Syariah Berdasarkan tabel 2,
menunjukkan bahwa nilai minimum
pada variabel Indeks Maqashid Syariah yang dimiliki indikator Education -0,008, dimana nilai
tersebut kurang mengalokasikan biaya untuk Education. Beberapa
bank di temukan banyak tidak mengalokasikan biaya untuk Education, yaitu Bank BNI Syariah (2018), Bank Mega Syariah (2017 dan 2018), Bank BRI Syariah (2017 dan 2018), Bank Muamalat Indonesia (2017 dan 2018), dan Maybank Syariah (2017 dan 2018).
Nilai maksimum pada variabel Indeks Maqashid Syariah sebesar
0,931 merupakan indikator Justice. Hal ini dimiliki oleh Bank Panin Syariah (2018), yang menunjukkan bahwa bank tersebut menerapkan keadilan dalam setiap transaksi kepada nasabahnya. Rata-
10
rata tertinggi diperoleh oleh indikator Justice dengan nilai 0,22.
Variabel Indeks Maqashid
Syariah memiliki nilai standar deviasi berbeda-beda yaitu pada
indikator Justice dengan nilai 0,138.
Hal ini menunjukkan bahwa nilai
standar deviasi lebih kecil daripada nilai rata-rata, sehingga nilai rata-rata
memiliki penyimpangan yang kecil,
semakin kecil nilai standar deviasi maka data indikator Justice bersifat
homogen dan nilai rata-rata indikator
Justice memiliki nilai sebaran yang
baik.
Analisis Statistik
Analisis statistik dalam penelitian ini menggunakan pendekatan Partial Least Square (PLS) dengan software SmartPLS versi 3.0. Berikut ini adalah hasil perhitungan statistik:
Pengujian Validitas Konvergen
Pengujian validitas konvergen dilakukan dengan melihat nilai dari outer loading dari setiap indikator penelitian. Outer loading harus diatas 0,50.
TABEL 3 HASIL OUTER LOADING
No. INDIKATOR OUTER LOADING
1 Jumlah anggota DPS (X1.1) 0,335
2 Rangkap jabatan anggota DPS (X1.2) 0,108
3 Jumlah Rapat anggota DPS (X1.3) 0,017
4 Latar belakang pendidikan anggota DPS (X1.4) 0,970
5 Return On Asset (ROA) (Y1) 1,000
6 Education (pendidikan) (Y2.1) -0,043
7 Justice (keadilan) (Y2.2) 0,906
8 Walfare (Al-Maslahah) (Y2.3) 0,879
Sumber: hasil olah data smartPLS
Berdasarkan tabel 3 menunjukkan bahwa penelitian ini meggunakan indikator latar belakang anggota DPS yang mewakili variabel kinerja keuangan. Indikator ROA mewakili variabel kinerja keuangan. Indikator justice dan welfare yang mewakili variabel Indeks Maqashid Syariah.
Pengujian Validitas Diskriminan
Pengujian validitas diskriminan dilakukan dengan melihat cross loading. Nilai korelasi variabel pada dirinya sendiri harus
lebih besar dibandingkan
dengan korelasi variabel lainnya.
Tabel 4
HASIL PENGUJIAN VALIDITAS DISKRIMINAN
DPS IMS ROA
DPS 1,000
IMS 0,339 0,890
ROA 0,078 0,270 1,000
Sumber: hasil olah data smartPLS
Berdasarkan Tabel 4 menunjukkan bahwa semua variabel memiliki korelasi tertinggi pada dirinya dibandingkan dengan korelasi pada variabel lainnya
sehingga syarat validitas diskriminan pada model pengukuran terpenuhi. Salah satu contoh adalah variabel DPS memiliki nilai 1,000 hal ini
menunjukkan korelasi yang tinggi dibandingkan korelasi dengan variabel lain yaitu sebesar 0.339 (IMS), dan 0.078 (ROA).
Pengujian Reliabilitas Pengujian reliabilitas dilakukan
dengan menggunakan cronbach alpha dan composite reliability. Cronbach alpha dan composite reliability
digunakan untuk mengukur reliabilitas
model pengukuran refleksif. Rule of
tumbs dalam penelitian ini adalah 0,70.
Berdasarkan hasil uji reliabilitas,
diperoleh variabel IMS, Company Size,
Company Age, dan ISR dalam penelitian
ini memiliki hasil reliabilitas yang baik karena skor yang dimiliki lebih dari rule
of tumbs 0,70. Berikut hasil pengujian
reliabilitas: Tabel 5
HASIL PENGUJIAN RELIABILITAS
Variabel Composite Cronbach
Reliability Alpha
DPS 1,000 1,000
ROA 1,000 1,000
IMS 0,884 0,750
Sumber: hasil olah data smartPLS
11
Hasil Pengujian Model Struktural
(Inner Model)
1. Nilai R2
Kriteria utama untuk menilai model inner adalah dengan melihat
koefisien determinasi atau R2. Nilai
R2 sebesar 0,75, 0,50, atau 0,25
untuk variabel laten endogen dalam model struktural dapat digambarkan masing-masing sebagai kuat, sedang,
atau lemah. Adapun nilai R2 sebesar
10.8% pada variabel Return On Asset dan 0.3% pada variabel Indeks maqashid syariah sebagai variabel dependen menunjukkan bahwa model tersebut kategori sedang. Nilai
R2 menunjukkan bahwa variabel
tingkat pengungkapan Return On Asset dan Indeks Maqashid Syariah dapat dijelaskan dalam model penelitian sebesar 0,6% dan 11,5% dan sisanya sebesar 87.9%. Berikut
ringkasan nilai R2:
Tabel 6 HASIL PENGUJIAN GOODNESS
OF FIT MODEL
Variabel R2
R2
Adjusted
Return On
0,006
-0,018
Asset (Y1)
Indeks 0,115 0,094
Maqashid
Syariah (Y2)
Sumber: hasil olah data smartPLS
12
2. Hasil Pengujian Goodness of Fit
Model
Pengujian goodness of fit dari model struktural menggunakan formula nilai predictive relevance
(Q2). Nilai Q
2 yang dihasilkan lebih
besar dari nol (Q2>0) menunjukkan
bahwa konstruk eksogen memiliki relevansi prediktif untuk konstruk
endogen. Formula perhitungan Q2
adalah sebagai berikut: =1 −(1− 12)
=1-(1-0,006) =1-(0,994) =0,006 =1 −(1− 22)
=1-(1-,0,115) =1-(0,885) =0.115
Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai predictive
relevance (Q2) sebesar 0,006 atau
0,6% dan 0,115 atau 11,5%. Sesuai dengan kriteria, maka model ini menunjukkan bahwa konstruk eksogen memiliki relevansi prediktif terhadap konstruk endogen karena
memiliki nilai Q2 lebih besar dari
nol.
Pengujian Hipotesis Pengujian hipotesis dari
pengaruh langsung (H1-H3) dilakukan dengan melihat nilai pada path coefficients yang menunjukkan koefisien parameter dan nilai T- statistic. Hipotesis penelitian didukung nilai T-statistic absolut≥1,96 atau P-value ≤0,05. Berikut hasil pengujian hipotesis:
Tabel 7 HASIL PENGUJIAN HIPOTESIS
Hubungan Hipotesis Original T-Statistic P-Value Hasil
Sampel
Tata kelola
islami →
H1 0,078 0,587 0,557 Tidak
kinerja Signifikan
keuangan
Tata kelola
Islami →
Indeks
H2 0,339 3.473 0,001 Signifikan Maqashid Syariah
Sumber : hasil olah data SmartPLS
Berdasarkan Tabel 7 dapat dijelaksan hasil pengujian hipotesis pengaruh langsung antar variabel sebagai berikut: 1. Hipotesis 1 menyatakan bahwa
variabel Tata keloal islami tidak
berpengaruh terhadap Kinerja
keuangan. Hasil pengujian
menunjukkan nilai T-statistic
sebesar 0,587 lebih kecil dari
1,96, hal ini berarti H1 ditolak.
Nilai koefisien inner weight
sebesar 0,078 menunjukkan bahwa Tata kelola islami tidak
berpengaruh positif terhadap
Kinerja keuangan 2. Hipotesis 2 menyatakan bahwa
variabel Tata keloal islami berpengaruh terhadap Indeks maqashid syariah. Hasil pengujian menunjukkan nilai T-
statistic sebesar 3,473 lebih besar dari 1,96, hal ini berarti H2
diterima. Nilai koefisien inner weight sebesar 0,339 menunjukkan bahwa Tata kelola islamiberpengaruhpositif terhadap Indeks maqashid syariah
Pembahasan Pembahasan dari ketiga variabel
independen akan dibahas sebagai berikut:
Pengaruh Tata kelola islami terhadap
Kinerja keuangan Dengan adanya Dewan
Pengawas Syariah (DPS) sebagai
salah satu bentuk penerapan Good Corporate Governance (GCG) pada
bank syariah maka suatu perusahaan dapat meminimalisir manajemen
yang dianggap tidak efektif dan tidak efisien sehingga berpotensi
merugikan pihak lain termasuk
perusahaan itu sendiri yang akan
mempengaruhi profitabilitas. Dapat disimpulkan bahwa bank tersebut
tidak sesuai dengan teori Good
Corporate Governance (GCG). Hipotesis ini tidak mengkonfirmasi
teori keagenan dalam menjelaskan
hubungan antara tata kelola yang baik dengan kinerja perusahaan, yang
dimana menyatakan bahwa tata
kelola yang baik dapat menghasilkan
kinerja yang lebih baik pula seperti hal nya kinerja keuangan dalam Bank
Umum Syariah, namun hipotesis ini
menghasilkan bahwa tata kelola Islami tidak berpengaruh terhadap
kinerja keuangan sehingga hipotesis
1 dinyatakan ditolak.
13
Pengaruh Tata kelola islami terhadap
Indeks maqashid syariah
pemilihan anggota DPS yang sesuai kriteria sehingga memunculkan anggota DPS yang mempunyai kinerja yang baik seperti melaksankan pengawasan dengan baik dalam suatu bank umum syariah, sehingga dengan
pengawasan yang baik tersebut akan menurunkan masalah agensi yang
dilakukan oleh manajemen bank syariah, dan dengan berkurangnya
masalah agensi maka indeks maqashid syariah bank syariahnya menjadi lebih baik. Hipotesis ini
berhasil mengkonfirmasi teori keagenan dalam menjelaskan hubungan antara tata kelola yang
baik dengan kinerja perusahaan, tata kelola yang baik dapat menghasilkan kinerja yang lebih baik pula.
KESIMPULAN Penelitian ini bertujuan untuk
menguji pengaruh Tata kelola islami
terhadao Kinerja keuangan dan Indeks
maqashid syariah pada bank umum
syariah di Indonesia periode 2015-2018. Peneltian ini menggunakan data
sekunder yang diperoleh dari website
resmi tiap bank dan website OJK. Jumlah bank umum syariah pada
penelitian ini adala 11 (sebelas) bank. Penelitian ini telah memperoleh
bukti empiris bahwa Tata kelola islami
tidak berpengaruh positif terhadap
Kinerja keuangan dan Tata kelola islami
berpengaruh positif terhadap Indeks
maqashid syariah pada bank umum
syariah di Indonesia periode 2015-2018.
Hal ini didukung dengan pengujian
hipotesis yang menunjukkan hasil yang tidak signifikan pada H1 dan signifikan
pada H2.
14
KETERBATASAN PENELITIAN
Penelitian ini memiliki
beberapa keterbatasan yang mempengaruhi hasil penelitian sebagai berikut: 1. Hasil pengujian reliabilitas
variabel tata kelola Islami menunjukkan nilai cronbach alpha sebesar 1,000 diatas 0,7
2. Nilai R Square (R2) pada
variabel ROA hanya memiliki pengaruh sebesar 0,6% dan pada variabel IMS memiliki pengaruh sebesar 11,5% sehingga 87,9% dipengaruhi oleh variabel lain.
3. Pada uji validitas konvergen
terdapat 3 (tiga) indikator dalam variabel tata kelola
islami yang kurang dari 0,05
yaitu indikator jumlah anggota DPS, Rangkap jabatan anggota
DPS, dan Jumlah rapat anggota
DPS. Pada variabel IMS
terdapat 1 (satu) indikator yang kurang dari 0,05 sehingga indikator tersebut harus dieliminasi.
4. Data yang berhubungan
dengan variabel tata kelola islami dengan indeks maqashid syariah dalam bank umum syariah tidak lengkap pengungkapan dalam annual report.
SARAN Berdasarkan keterbatasan dan hasil
penelitian ini, maka peneliti dapat
memberikan saran-saran bagi peneliti selanjutnya maupun Bank Umum Syariah di Indonesia. Saran tersebut
adalah sebagai berikut: 1. Bagi Bank umum syariah
Sebaiknya bank umum syariah di Indonesia harus meningkatkan pengeluaran
yang berkaitan dengan aspek pendidikan (education), khususnya pendidikan pada karyawan untuk menghasilkan sumber daya manusia lebih
baik (pendidikan, pelatihan, sertifikasi, workshop, promosi). Promosi perlu ditingkatkan untuk meningkatkan edukasi kepada masyarakat sehingga masyarakat mendapat edukasi tentangg bank syariah, hal tersebut dapat dijadikan peluang berkembangnya BUS di Indonesia.
2. Bagi peneliti selanjutnya Apabila peneliti selanjutnya
ingin melakukan penelitian dengan topic yang sama, maka
peneliti menyarankan untuk menambah variabel yang mempengaruhi kinerja keuangan dan indeks maqashid syariah atau menggunakan sampel penelitian yang berbeda.
DAFTAR RUJUKAN
Aisah. N. (2015) Analisis Kinerja Keuangan Perbankan Syariah di Indonesia dengan pendekatan Shariah Maqashid Index.
Antonio, M. S., Sanrego, Y. D., & Taufiq, M. (2012). An analysis of Islamic banking performance: Maqashid
index implementation in Indonesia and Jordania. Journal of Islamic Finance, 176(813), 1-18.
Bawono, A. (2006). Multivariate
Analysis dengan SPSS.
Salatiga: STAIN Salatiga
press. Faozan, A. (2013).
15
Implementasi Good
Corporate Governance dan
Peran Dewan Pengawas
Syariah di Bank Syariah .
Jurnal Ekonomi Islam La
Riba, Vol. VII (1). Endraswati, H. (2016). Women as
board of commissioner dan
kinerja perbankan syariah di indonesia.
Endraswati, H. (2017). Struktur
islamic corporate governance dan kualitas pengungkapan
laporan keuangan pada bank syariah di indonesia: perspektif governance dan finance.
Fakhrunnisa, E. (2019). Analisis Pengaruh Dewan Pengawas Syariah Dan Indikator Islamicity Performance Index Terhadap Profitabilitas
Perbankan Syariah Di Indonesia: Universitas Lampung.
Faozan, A. (2013). Implementasi
Good Corporate Governance dan Peran Dewan Pengawas Syariah di Bank Syariah . Jurnal Ekonomi Islam La Riba, Vol. VII (1).
Firmansyah, I. (2019). Pengaruh Tata kelola yang baik terhadap maqoshid indeks pada bank syariah. jurnal AKUNTANSI, 13(2), 59-68.
Ghozali, I., & Chariri, A. (2007). Teori Akuntansi. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Hameed, S., Wirman, A., Alrazi, B., Nazli, M., & Pramono, S. (2004). Alternative
Disclosure and Performance Measures for Islamic Bank. Department Of Accounting
International Islamic University Malaysia Jalan Gombak Kuala Lumpur Malaysia, pages: 8-10.
Imansari, A. D. (2015). Analisis perbandingan kinerja perbankan syariah berdasarkan konsep Al-Maqashid Al-Syariah Di Indonesia dan Malaysia.
Indah, A. Y. (2015). Analisis Good Corporate Governance Terhadap KIneja Maqashid Syariah Perbankan Syariah di Indonesia dan Malaysia. Yogyakarta: Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
Jazil, T., & Syahruddin. (2013). The
Performance Measures of Selected Malaysian and
Indonesian Islamic Bank Based on the Maqashid al-Shari'ah
Approach. Vol. 7 (2). Jensen, M. C., & Meckling, W. H.
(1976). Theory of the firm: Managerial behavior, agency costs and ownership structure. Journal of financial economics, 3(4), 305-360.
Kasmir. (2015), Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: Rajawali Pers Kholid, M. N., & Bachtiar, A.
(2015). Good Corporate Governance dan Kinerja
Maqashid Syariah Bank Syariah di Indonesia. JAAI 19 (2): 126-1.
Kuryanto, B., & Syafruddin, M.
(2008). Pengaruh modal
intelektual terhadap kinerja
perusahaan.
Kuncoro, m. (2013). Metode Riset Untuk Bisnis dan Ekonomi. Penerbit Erlangga Loredana, R., Alexandru, B., &
Roxana, H. (2016). Comparative Analysis
16
Between the Traditional
Model of Corporate Governance And Islamic
Model. Annals of the „Constantin Brâncuşi” University of Târgu Jiu,
Economy Series, Vol. 4, pages 165-170.
Majid, R. (2017). Analisis Pengaruh
Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) Terhadap
Pencapaian Maqashid Syariah
Di Perbankan Syariah
Indonesia (Tahun 2012-2015). Jurnal Ilmiah
Mahasiswa FEB, 5(2). Meilani, S. E. R. (2015). Hubungan
Penerapan Good Governance Business Syariah Terhadap Islamicity Financial Performance Index Bank Syariah Di Indonesia.
Mollah, S., & Zaman, M. (2015). Shari’ah supervision, corporate governance and
performance: Conventional vs. Islamic banks. Journal of Banking & Finance, 58,
418-435. Mohammed, M. O., Razak, A. D., &
Taib, F. M. (2008). The
Performance of Islamic
Banking Based on The Maqashid Syariah.
International Islamic
University Malaysia Journal, pages 4-9.
Nadlifiyah, N. F., & Laila, N. (2017). Analisis Pengaruh Kinerja
Perusahaan Terhadap
Pengungkapan ISR Bank Umum Syariah Tahun 2010-
2014. Jurnal Ekonomi
Syariah Teori dan Terapan,
4(1), 44.
Nasser, E. M., & Aryati, T. (2000). Model analisis CAMEL untuk memprediksi financial distress
pada sektor perbankan yang go public. Indonesian Journal of Accounting and Auditing, 4(2), 111-130.
Prasinta, D. (2012). Pengaruh good corporate governance terhadap kinerja keuangan. Accounting Analysis Journal, 1(2).
Rebecca, Y., & Siregar, S. V. (2012). Pengaruh Corporate Governance Index, Kepemilikan Keluarga, dan kepemilikan institusional terhadap Biaya Ekuitas dan Biaya Utang: Studi Empiri pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI. Simposium Nasional Akuntansi XV Banjarmasin.
Salman, K. R. (2017). Akuntansi Perbankan Syariah. Jakarta: PT Indeks.
Saoqi, A. A. (2017). Analyzing The Performance of Islamic
Banking In Indonesia and Malaysia: Maqashid Index
Approach. Jurnal Ekonomi Islam, 29-50.
Tjondro, D., & Wilopo, R. (2011). Pengaruh good corporate
governance (GCG) terhadap profitabilitas dan kinerja saham perusahaan perbankan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia. Journal of Business & Banking (JBB), 1(1), 1-14.
17