17
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kolik abdomen sering dirasakan oleh orang yang memiliki gangguan sistem pencernaan. Kolik ini sangat menganggu pasien, karena rasa nyaman pasien dan ketenangan pasien, tidak jarang ini datang timbul rasanya. Tidak jarang ini timbul saat post operasi abdomen ataupun saat menderita penyakit.a Contoh setelah post operasi apendikstomy, kolik abdomen sering timbul sebagai komplikasi dari tindakan apendikstomy. Selain gangguan rasa nyaman kolik abdomen juga dapat beresiko penurunan nutrisi dari kebutuhan karena gangguan nyeri tersebut dapat menurunkan nafsu makan seseorang. Tapi dibalik semua masalah yang timbul, masih dapat diatasi dengan asuhan- asuhan keperawatan yang tepat. 1.2 Rumusan Masalah 1. Apa itu kolik abdomen ?? 2. Apa penyebab kolik abdomen ?? 3. Apa saja tanda gejala yang timbul dari kolik abdomen ?? 4. Bagaimana jalan penyakit dari kolik abdomen ?? 5. Apa saja pemeriksaan penunjang yang dilakukan untuk kolik abdomen ?? 6. Bagaimana Asuhan Keperawatan yang dilakukan pada penderita kolik abdomen ?? 1 | P a g e

Kolik Abdomen

Embed Size (px)

DESCRIPTION

keterangan makalah yang berisikan tentan kolik abdomen

Citation preview

BAB IPENDAHULUAN

1.1Latar BelakangKolik abdomen sering dirasakan oleh orang yang memiliki gangguan sistem pencernaan. Kolik ini sangat menganggu pasien, karena rasa nyaman pasien dan ketenangan pasien, tidak jarang ini datang timbul rasanya. Tidak jarang ini timbul saat post operasi abdomen ataupun saat menderita penyakit.aContoh setelah post operasi apendikstomy, kolik abdomen sering timbul sebagai komplikasi dari tindakan apendikstomy. Selain gangguan rasa nyaman kolik abdomen juga dapat beresiko penurunan nutrisi dari kebutuhan karena gangguan nyeri tersebut dapat menurunkan nafsu makan seseorang. Tapi dibalik semua masalah yang timbul, masih dapat diatasi dengan asuhan-asuhan keperawatan yang tepat.

1.2Rumusan Masalah1. Apa itu kolik abdomen ??2. Apa penyebab kolik abdomen ??3. Apa saja tanda gejala yang timbul dari kolik abdomen ??4. Bagaimana jalan penyakit dari kolik abdomen ??5. Apa saja pemeriksaan penunjang yang dilakukan untuk kolik abdomen ??6. Bagaimana Asuhan Keperawatan yang dilakukan pada penderita kolik abdomen ??

1.3Tujuan1. Mengetahui definisi kolik abdomen2. Mengetahui etiologi kolik abdomen3. Mengetahui tanda gejala kolik abdomen4. Mengetahui jalan penyakit kolik abdomen5. Mengetahui pemeriksaan yang digunakan untuk meninjau kolik abdomen6. Mengetahui asuhan keperawatan pada pasien kolik abdomen

BAB IIIKAJIAN PUSTAKA2.1PengertianCollic abdomen adalah nyeri perut yang kadang timbul secara tiba-tiba dan kadang hilang dan merupakan variasi kondisi dariyang sangat ringan sampai yang bersifat fatal (Ilmu Penyait Dalam, 2001 : 92).Kolik abdomen adalah gangguan pada aliran normal isi usus sepanjang traktus intestinal (Nettina, 2001) Obtruksi terjadi ketika ada gangguan yang menyebabkan terhambatnya aliran isi usus ke depan tetapi peristaltiknya normal (Reeves, 2001).

2.2AnatomiGaster terletak melintang dari kiri ke kanan melintasi abdomen bagian atas antara hati dan diafragma. Dalam keadaan kosong gaster berbentuk huruf J, gaster akan berakhir pada pylorus yang mempunyai sebuah otot sphincter yang berfungsi menutup dan membuka saat pengisian dan pengosongan lambung.

Gaster berlanjut kedalam duodenum yang berjalan secara anatomis dan visuil sulit dibedakan dari jejenum dan ileum, hanya saja panjang duodenum, kira-kira 25 cm dan berakhir pada ligmen-ligmen treltz berupa sebuah ligamen yang berjalan dari sisi kanan diafragma dekat hiafus esophagus dan melekat pada perbatasan duodenum dan jejenum.Sisa dari usus halus adalah jejenum bagian akhir disebut ileum. Secara anatomis letak jejenum adalah diperut bagian kiri, sedangkan ileum dibagian kanan. Makanan masuk melalui sphincter pylorium keduodenum, maka sisa makanan akan melalui katub ileoccal valve, yang mencegah berbaliknya makanan dari usus besar kedalam usus halus. Pada ujung caecum terdapat appendix vermicularis.Colon / usus besar :Ini lebih besar dari usus halus yang terdiri dari :*Caecum*Colon pars desendens*Colon Pars aseenden*Rectum*Colon transversumLapisan usus besar ini terdiri dari*Tunika serosa*Tunika submukosa*Tunika muskularis*Tunika mukosa

2.3Etiologia.Inflamasi peritoneum parietal : perforasi peritonitis, opendisitis, diverti kulitis, pankreanitis, kolesistitis.b.Kelainan mukosa viseral : tukak peptik, inflamatory bowel disease, kulitis infeksi, esofagitis.c.Obstrukti viseral : ileus obstruksi, kolik bilier atau renal karena batu.d.Regangan kopsula organ : hepatitis kista ovarium, pilelonefritis.e.Gangguan vaskuler : iskemia atau infark intestinal.f.Gangguan motilitas : irritable bowel syndrome, dispepsia fungsional.g.Ekstra abdominal : hespes trauma muskuloskeletal, infark miokard dan paru dan lainnya.

2.4Manifestasi Klinis1. Mekanika sederhana-usus halus atasKolik (kram) pada abdomen pertengahan sampai ke atas, muntahEmpedu awal, peningkatan bising usus (bunyi gemerencing bernada tinggiTerdengar pada interval singkat), nyeri tekan difusi minimal.2. Mekanika sederhana-usus halus bawahKolik (kram) signifikan midabdomen, asistensi berat, muntah sedikit atau tidak ada kemudian mempunyai ampas, bising usus dan bunyi hush meningkat, nyeri tekan difusi minimal.3. Mekanika sederhana-kolonKram (abdomen tengah sampai bawah), asistensi yang muncul terakhir, kemudian terjadi muntah (fekulen), peningkatan bising usus, nyeri tekan difusi minimal.4. Obstruksi mekanik parsialDapat terjadi bersama granulomatosa usus pada penyakit Crohn. Gejalanya kram nyeri abdomen, asistensi ringan dan diare.5. StrangulasiGejala berkembang dengan cepat; nyeri parah, terus menerus dan terlokalisir; asistensi sedang; muntah persisten; biasanya bising usus menurun dan nyeri tekan terlokalisir hebat. Feses ya\tau vomitus menjadi berwarna gelap atau berdarah atau mengandung darah samar.

2.5 PatofisiologiPenyebab kolik menyebabkan inflamasi obstruksi dan perdarahan di abdomen. Dari hal tersebut abdomen menjadi tak nyaman dan timbul rasa nyeri, nyeri tersebut diakibatkan penyebab tersebut. Hal ini dapat menimbulkan banyak masalah yang dapat mengganggu pasien.2.6 Pathway

2.7Pemeriksaan PenunjangBeberapa uji laboratorium tertentu dilakukan antara lain:1. Nilai hemoglobin dan hematokrit, untuk melihat kemungkinan adanya perdarahan atau dehidrasi.2. Hitung leukosit dapat menunjukkan adanya proses peradangan.3. Hitung trombosit dan faktor koagulasi, disamping diperlukan untuk persiapan bedah, juga dapat membantu menegakkan diagnosis yang lainnya.

2.8Penatalaksanaan(Farmakologis)a. Obat prokinetik, untuk mempercepat peristaltik saluran gastrointestinal.Ex. Betanekol, metoklopramid, domperiden dan cisarideb. Obat anti sekretorik, untuk menurunkan keasaman dan menurunkan jumlah sekresi lambung. Pada umumnya tergolong antagonis reseptor H2(ARH2).Ex. Simetidine, rantidine dan famatidinc. Antasidad. Obat pelindung mukosaEx. Sukralfat.(Nonfarmakologis)a. Koreksi ketidakseimbangan cairan dan elektrolitb. Terapi Na+, K+, komponen darahc. Ringer laktat untuk mengoreksi kekurangan cairan interstisiald. Dekstrosa dan air untuk memperbaiki kekurangan cairan intraselulere. Dekompresi selang nasoenteral yang panjang dari proksimal usus ke area penyumbatan; selang dapat dimasukkan dengan lebih efektif dengan pasien berbaring miring ke kanan.f. Implementasikan pengobatan unutk syok dan peritonitis.g. Hiperalimentasi untuk mengoreksi defisiensi protein karena obstruksi kronik, ileus paralitik atau infeksi.h. Reseksi usus dengan anastomosis dari ujung ke ujung.i. Ostomi barrel-ganda jika anastomosis dari ujung ke ujung terlalu beresiko.j. Kolostomi lingkaran untuk mengalihkan aliran feses dan mendekompresi usus dengan reseksi usus yang dilakukan sebagai prosedur kedua.

2.9 Pencegahana. Mengurangi mengkonsumsi makanan yang pedasb. Tidak mengkonsumsi makanan yang asemc. Menghindari mengkonsumsi sayuran tertentu misalnya, kol, sawid. Menghindari melakukan aktivitas yang beratBAB IIIASUHAN KEPERAWATAN3.1PengkajianPengakajian, meliputi :a.Identitas klien1)Nama2)Umur3)Jenis kelamin4)Suku bangsa5)Pekerjaan6)Pendidikan7)Alamat8)Tanggal MRS9)Diagnosisb.Keluhan utamaKeluhan yang dirasakan klien sebelum MRS dan saat MRS. Biasanya klien mengeluh nyeri perut, defans muskular, muntah dan lain-lain.c.Riwayat kesehatanRiwayat kesehatan sekarangBagaimana serangan itu timbul, lokasi, kualitas, dan faktor yang mempengaruhi dan memperberat keluhan sehingga dibawa ke Rumah Sakit.Riwayat kesehatan dahuluMegkaji apakah klien pernah sakit seperti yang dirasakan sekarang dan apakah pernah menderita HT atau penyakit keturunan lainnya yang dapat mempengaruhi proses penyembuhan klien.Riwayat kesehatan keluargaGambaran mengenai kesehatan keluarga dan adakah penyakit keturunan atau menular.d.Pola- pola fungsi kesehatanPola pesepsi dan tata laksana hidup sehatPerubahan penatalaksanaan dan pemeliharaan kesehatan sehingga dapat menimbulkan perawatan diri.Pola nutrisi dan metabolismeTerjadi gangguan nutris karena klien merasakan nyeri sehingga tidak toleran terhadap makanan dan klien selalu ingin muntah.Pola eliminasiTerjadi gangguan karena klien tidak toleran terhadap makanan sehingga terjadi konstipasi.Pola aktivitas dan latihanAkan terjadi kelemahan dan kelelahan.Pola persepsi dan konsep diriTidak terjadi gangguan / perubahan dalam diri klien.Pola sensori dan kognitifKurangnya pengetahuan akan menyebabkan collic abdomen yang berulang.Pola reproduksi dan seksualTidak terjadi dalam gangguan dalam pola reproduksi dan seksual.Pola hubungan peranKemungkinan akan terjadi perubahan peran selama klien sakit sehubungan dengan proses penyakitnya.Pola penanggulangan stressBagaimana cara klien mengatasi masalahnya.Pola tata nilai dan kepercayaanTidak terjadi gangguan pada pola tata nilai dan kepercayaan.e.Pemeriksaan fisikStatus kesehatan umumAkan terjadi nyeri perut yang hebat, akibat proses penyakitnya.Sistem respirasiSesuai dengan derajat nyerinya, jika nyerinya ringan kemungkinan tidak terjadi sesak tapi jika derajat nyerinya hebat / meninggi akan terjadi sesak.Sistem kardiovaskulerBisa terjadi takikardi, brodikardi dan disritmia atau penyakit jantung lainnya.Sistem persyarafanNyeri abdumen, pusing/sakit kepala karena sinar.Sistem gastrointestinal.Pada sistem gastrointestinal didapatkan intoleran terhadap makanan / nafsu makan berkurang, muntah.Sistem genitourinaria/eliminasiTerjadi konstipasi akibat intoleransi terhadap makanan.f.Analisa DataData 1Ds:Nyeri pada perutDo:Ekspresi wajah penderita, postur tubuh, berhati-hati dengan abdomen, respon autonomik misalnya perubahan tanda vital.Masalah:Gangguan rasa nyaman (nyeri akut / kronik).Etiologi:Proses penyakitnya.Data 2Ds:Klien terlihat gelisahDo:Perubahan tanda vital, perilaku menyerang, panik, kurang kontak mata, ekspresi wajah.Masalah:Ansietas / cemasEtiologi:Perubahan status kesehatan (ancaman kematian)Data 3Ds:Nyeri perutDo:Muntah, intoleran terhadap makanan, mual.Masalah:Resiko gangguan pemenuhan nutrisiEtiologi:Anoreksia (proses penyakitnya)

3.2DiagnosaData 1Gangguan rasa nyaman (nyeri akut/kronis) berhubungan dengan proses penyakitnya ditandai dengan nyeri perut, ekspresi wajah penderita, postur tubuh, berhati-hati dengan abdomen, respon autonomik.Data 2Ansietas (cemas) berhubungan dengan status kesehatan (ancaman kematian) ditandai dengan klien terlihat gelisah, perubahan tanda vital, prilaku menyerang, panik, kurang kontak mata, ekspresi wajah penderita.Data 3Resiko gangguan pemenuhan nutrisi berhubungan dengan anoreksia (proses penyakitnya) ditandai dengan muntah, mual, nyeri perut, intoleran terhadap makanan.

3.3IntervensiDiagnosa 1Gangguan rasa nyaman (nyeri akut/kronis) berhubungan dengan proses penyakitnya ditandai dengan nyeri perut, ekspresi wajah penderita, postur tubuh, berhati-hati dengan abdomen, respon autonomik.Tujuan: Nyeri berkurangKriteria hasil :Klien menyatakan nyeri mulai berkurangEkspresi wajah klien tidak menyeringai

*Rencana tindakana.Catat keluhan nyeri, termasuk lokasi lamanya.b.Observasi TTV klien.c.Kaji ulang faktor yang meningkatkan atau menurunkan nyeri.d.Berikan makan sedikit tapi sering sesuai indikasi untuk pasien.e.Identifikasi dan batasi makanan yang menimbulkan ketidaknyamanan.f.Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian terapi.

*Rasional :a.Nyeri tidak selalu ada tetapi bila ada harus dibandingkan dengan gejala nyeri pasien sebelumnya dimana dapat membantu siagnosa.b.Untuk mengetahui perkembangan klien.c.Membantu dalam membuat diagnosa dan kebutuhan terapi.d.Makanan mempunyai efek penetralisir asam, juga menghancurkan kandungan gaster. Makan sedikit mencegah distensi dan haluaran gastrin.e.Makanan khusus yang menyebabkan distress bermacam-macam antara individu. Penelitian menunjukkan merica dan kopi berbahaya dapat menimbulkan dispepsia.f.Untuk mempercepat proses penyembuhan.

Data 2Ansietas (cemas) berhubungan dengan status kesehatan (ancaman kematian) ditandai dengan klien terlihat gelisah, perubahan tanda vital, prilaku menyerang, panik, kurang kontak mata, ekspresi wajah penderita.Tujuan: Cemas berkurangKriteria hasil :Menunjukkan rileksKlien tidak terlihat gelisahMenunjukkan pemecahan masalah

*Rencana tindakana.Awasi respon fisiologis seperti takipnea, palpitasi.b.Catat petunjuk prilaku seperti gelisah, mudah terangsang, kurang kontak mata.c.Dorong pernyataan takut dan ansietas : berikan umpan balik.d.Dorong orang terdekat tinggal dengan pasien.e.Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian terapi

*Rasionala.Dapat menjadi indikatif derajat takut yang dialami pasien tetapi dapat juga berhubungan dengan kondisi fisik.b.Indikator derajat takut yang dialami pasien,misal : pasien akan merasa tak terkontrol terhaap situasi atau mencapai status panik.c.Membantu pasien menerima perasaan dan memberikan kesempatan untuk memperjelas kesalahan konsep.d.Membantu menurunkan takut melalui pengalaman menakutkan menjadi seorang diri.e.Untuk mempercepat proses penyembuhan dan memberikan rasa tenang pada klien.

Diagnosa 3Resiko gangguan pemenuhan nutrisi berhubungan dengan anoreksia (proses penyakitnya) ditandai dengan muntah, mual, nyeri perut, intoleran terhadap makanan.Tujuan: Klien tidak merasa nyeri perutKriteria hasil :Klien tidak merasa mual dan muntah.Klien toleran terhadap makanannya.*Rencana tindakana.Kaji dan observasi TTV klien.b.Dorong klien untuk makan makanannya sedikit demi sedikit.c.Berikan makan sedikit tapi sering sesuai indikasi pasien.d.Kolaborasi dengan tim gizi dalam pemberian diit.

*Rasionala.Untuk mengetahui keadaan / perkembangan klien.b.Agar isi dalam lambung tidak kosong atau memperbaiki keadaan sistem pencernaan klien.c.Makanan mempunyai efek penetralisir asam, juga menghancurkan kandungan gaster. Makan sedikit mencegah distensi dan haluaran gastrin.d.Melakukan fungsi independen perawat.

BAB IVPENUTUP

4.1Kesimpulan1. Kolik abdomen adalah nyeri yang hilang timbul yang dirasakan pasien, dari etiologi-etiologi yang ada. Nyeri adalah gejala utama dari gangguan ini namun dapat diatasi dengan tindakan keperawatan yang tepat.2. Penyebabnya sebagai berikut:a.Inflamasi peritoneum parietalb.Kelainan mukosa viseralc.Obstrukti viserald.Regangan kopsula organe.Gangguan vaskulerf.Gangguan motilitasg.Ekstra abdominal3. Gejalanya sebagai berikut:A.) Mekanika sederhana-usus halus atasB.) Mekanika sederhana-usus halus bawahC.) Mekanika sederhana-kolonD.) Obstruksi mekanik parsialE.) Strangulasi4. Patofisiologi dari kolik abdomen disebabkan inflamasi obstruksi dan perdarahan di abdomen. Dari hal tersebut abdomen menjadi tak nyaman dan timbul rasa nyeri, nyeri tersebut diakibatkan penyebab tersebut. Hal ini dapat menimbulkan banyak masalah yang dapat mengganggu pasien.5. Berikut Pemeriksaan Penunjang yang dapat dilakukan:1.) Nilai hemoglobin dan hematocrit2.) Hitung leukosit3.) Hitung trombosit dan faktor koagulasi6. Dan berikut pola pencegahaanya:1.) Mengurangi mengkonsumsi makanan yang pedas2.) Tidak mengkonsumsi makanan yang asem3.) Menghindari mengkonsumsi sayuran tertentu misalnya, kol, sawi4.) Menghindari melakukan aktivitas yang beratDAFTAR PUSTAKAH. Slamet Suyono. Prof. Dr. SpPD. KE.,Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II, FKUI Jakarta, 2001.H. Syaifuddin Drs. B.Ac,Anatomi Fisiologi, EGC Jakarta, 1997.Marllyn E. Doenges dkk,Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi 3, Jakarta, 2000.Mudjiastuti,Diktat Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Masalah Pencernaan Makanan, Surabaya, Tidak dipublikasikan.R. Sjamsuhidajat, Wim dc Jong,Buku Ajar Ilmu Bedah, EGC, Jakarta, 1997.12 | Page