Upload
yabniel-lit-jingga
View
382
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
KOMUNIKASI TERAPEUTIK
Martinus Catur KurniawanMeliana Rahayu
Nur Anggun PuspitaPuji Utami
Shinta Ana Wijaya
Komunikasi Non Terapeutik
Komunikasi nontherapeutic merupakan komunikasi yang dapat merintangi atau merusak profesionalisme hubungan.
Komunikasi ini dapat menyebabkan klien enggan atau bahkan menghindari terjadinya interaksidengan perawat agar terhindar dari pengaruh komunikasi nonterapeutik ini.
Menanyakan pertanyaan pribadi Memberikan pendapat pribadi Mengganti subyek Respon otomatis Penentraman hati yang keliru Simpati Meminta penjelasan Persetujuan atau penolakan Respon bertahan Respon agresif dan pasif Membantah
Beberapa Komunikasi Non Terapeutik
Komunikasi Non Terapeutik Tingkah laku perawat Punishment
Pemberi hukuman Satiasi
Tindakan menyuruh seseorang melakukan perubahan berulang-ulang sehingga menjadi jera
Coercion
Menakut-nakuti seseorang Perawat berorientasi rumah sakit Fokus penyakit, psikososial tidak diperhatikan Bio: kebutuhan dasar manusia Psiko: jiwa Sosial: kebiasaan, adat istiadat Perawat kurang tanggap terhadap kebutuhan, keluhan
Karateristik Diri Perawat Sebelum Melakukan Komunikasi Terapeutik
Berhadapan langsung dengan orang yang diajak komunikasi mempunyai arti bahwakomunikator siap untuk komunikasi.
Mempertahankan kontak mata merupakan kegiatan menghargai klien danmengatakan keinginan untuk tetap berkomunikasi.
Membungkuk kearah klien merupakan sikap/posisi yang menunjukkan keeeinginanuntuk mendengar sesuatu.
Mempertahankan sikap terbuka merupakan sikap yang ditunjukkan dddengan posisikaki tidak melipat tangan,menunjukkan keterbukaan untuk berkomunikasi.
Tetap rileks merupakan sikap yang menunjukkan adanya keseimbangan antaraketegangan dengan relaksasi dalam memberi respon pada klien.
Menurut Tamsuri2005 sikap rileks menciptakan iklim yang kondusif bagi klien untuk tetap melakukankomunikasi dan memungkinkan pengembangan komunikasi.
DEFINISI KOMUNIKASI TERAPEUTIK
Komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang direncanakan secara sadar, bertujuan dan kegiatannya dipusatkan untuk kesembuhan pasien (Purwanto,1994). Teknik komunikasi terapeutik merupakan cara untuk membina hubungan yang terapeutik dimana terjadi penyampaian informasi dan pertukaran perasaan dan pikiran dengan maksud untuk mempengaruhi orang lain (Stuart & sundeen,1995).
Tujuan Komunikasi Terapeutik
Membantu pasien untuk memperjelas dan mengurangi beban perasaan dan
pikiran serta dapat mengambil tindakan untuk mengubah situasi yang ada bila
pasien percaya pada hal yang diperlukanMengurangi keraguan, membantu dalam hal mengambil tindakan yang efektif dan
mempertahankan kekuatan egonyaMempengaruhi orang lain, lingkungan
fisik dan dirinya sendiri.
Prinsip-Prinsip Komunikasi Terapeutik
Klien harus merupakan fokus utama dari interaksi. Tingkah laku professional mengatur hubungan terapeutik. Membuka diri dapat digunakan hanya pada saat membuka
diri mempunyai tujuan terapeutik. Hubungan sosial dengan klien harus dihindari. Kerahasiaan klien harus dijaga. Kompetensi intelektual harus dikaji untuk menentukan
pemahaman. Implementasi intervensi berdasarkan teori. Memelihara interaksi yang tidak menilai, dan hindari
membuat penilaian tentang tingkah laku klien dan memberi nasihat.
Beri petunjuk klien untuk menginterprestasikan kembali pengalamannya secara rasional.
Telusuri interaksi verbal klien melalui statemen klarifikasi dan hindari perubahan subyek/topik jika perubahan isi topik tidak merupakan sesuatu yang sangat menarik klien.
Tahap-Tahap Komunikasi Terapeutik
A.Fase pra-interaksiFase pra-interaksi merupakan masa persiapan sebelum berhubungan dan
berkomunikasi dengan klien
Strategi yang dapat dilakukan perawat dalam tahapan ini adalah: Membina rasa saling percaya Merumuskan kontrak (waktu, tempat pertemuan, dan topik pembicaraan)
bersama-sama dengan klien dan menjelaskan atau mengklarifikasi kembali kontrak yang telah disepakati bersama
Mengeksplorasi pikiran, perasaan dan perbuatan serta mengidentifikasi masalah klien yang umumnya dilakukan dengan menggunakan teknik komunikasi pertanyaan terbuka
Tahap-Tahap Komunikasi Terapeutik
B. Fase orientasi Fase orientasi atau perkenalan merupakan fase
yang dilakukan perawat pada saat pertama kali bertemu atau kontak dengan klien.
Tujuan dalam tahap ini adalah memvalidasi keakuratan data dan rencana yang telah dibuat sesuai dengan keadaan klien saat ini, serta mengevaluasi hasil tindakan yang telah lalu (Stuart.G.W, 1998).
Tahap-Tahap Komunikasi Terapeutik
C. Fase kerjaFase kerja merupakan inti dari hubungan perawat dan klien
yang terkait erat dengan pelaksanaan rencana tindakan keperawatan yang akan dilaksanakan sesuai dengan tujuan yang dicapai.
Strategi yang dapat dilakukan perawat dengan cara:• Berhadapan dengan lawan bicara.Dengan posisi ini perawat
menyatakan kesiapannya (”saya siap untuk anda”). • Pertahankan kontak mata, sejajar, dan natural. Dengan posisi
mata sejajar perawat menunjukkan kesediaannya untuk mempertahankan komunikasi.
• Bersikap tenang. Akan lebih terlihat bila tidak terburu-buru saat berbicara dan menggunakan gerakan/bahasa tubuh yang natural.
Tahap-Tahap Komunikasi Terapeutik
D. Fase terminasi Terminasi merupakan akhir dari pertemuan perawat dan klien. Tahap
terminasi dibagi dua yaitu terminasi sementara dan terminasi akhir (Stuart,G.W,1998).
Terminasi sementara adalah akhir dari tiap pertemuan perawat dan klien, setelah hal ini dilakukan perawat dan klien masih akan bertemu kembali pada waktu yang berbeda sesuai dengan kontrak waktu yang telah disepakati bersama.
Terminasi akhir dilakukan oleh perawat setelah menyelesaikan seluruh proses keperawatan.
Tugas perawat dalam tahap ini adalah:a) Mengevaluasi pencapaian tujuan dari interaksi yang telah dilaksanakan
(evaluasi objektif). b) Melakukan evaluasi subjektif dengan cara menanyakan perasaan klien
setelah berinteraksi dengan perawatc) Menyepakati tindak lanjut terhadap interaksi yang telah dilakukan.
erikutnya.
Sikap Perawat Dalam Komunikasi TerapeutikKehadiran fisik, menurut Evans (1975, dikutip
dalam Kozier dan E.B, 1993 : 372) mengidentifikasi 4 sikap dan cara utnuk menghadirkan diri secara fisik, yaitu :
1) Berhadapan : arti dari posisi ini yaitu "saya siap utnuk anda“
2) Mempertahankan kontak mata : berarti mengahargai klien dan menyatakan keinginan untuk tetap berkomunikasi.
3) Membungkuk ke arah klien : posisi ini menunjukkan keinginan atau mendengar sesuatu
4) Tetap rileks : dapat mengontrol keseimbangan antara ketegangan dan relaksasi dalam merespon klien.
Sikap Perawat Dalam Komunikasi Terapeutik Kehadiran psikologis dapat dibagi dalam dua
dimensi yaitu dimensi tindakan dan dimensi respon (Truax, Carkhfoff dan Benerson, dikutip dalam Stuart dan Sundeen, 1987 : 126)
1. Dimensi Respon. Dimensi respon terdiri dari respon perawat yang ikhlas, menghargai, simpati dan konkrit. Dimensi respon sangat penting pada awal hubungan klien untuk membina hubungan saling percaya dan komunikasi terbuka. Respon ini terus dipertahankan sampai pada akhir hubungan.
2. Dimensi Tindakan. Dimensi tindakan terdiri dari konfrontasi, kesegeraan, keterbukaan, emosional katarsis, dan bermain peran (Stuart da Sundeen, 1987 : 131)
Teknik-Teknik Komunikasi Keperawatan Terapeutik
Menurut Stuart dan Sundeen tahun 1995, tehnik komunikasi terdiri dari:
Mendengar aktif Mendengar pasif Penerimaan Klarifikasi Fokusing Observasi Menawarkan informasi Diam (memelihara ketenangan) Assertive MenyimpulkanGiving recognition (memberiakn
pengakkuan/penghargaan) Offering Sel (menawarakan diri) Offering general leads (memberikan petunjuk umum) Giving broad opening (memberikan pertanyaan terbuka) Placing the time in time/sequence (penempatan urutan/waktu) Encourage deskripition of perception (mendukung deskripsi dari
persepsi)
Encourage Comparison (mendukung perbandingan) Restating (mengulang) Restating Reflekting (Refleksi) Eksploring (EksporasiVoucing) doubt (menunjukkan keraguan Seeking consensual Verbalizing the implied Encouraging evaluation (mendukung evaluasi) Attempting to translate into feeling (usaha menerjemahkan perasaan) Suggesting collaborating (menganjurkan kolaborasi) Encouragingformulation of plan of action (mendukng terbentuknya
rencana tindakan) Estabilising guidelines (menyediakan petunjuk) Open- ended comments (komentar terbuka-tertutup) Reducing distant (penurunan jarak) Humor
Teknik-Teknik Komunikasi Keperawatan Terapeutik