45
1 ANALISIS DAMPAK IMPLEMENTASI MODEL BLENDED LEARNING (KOMBINASI PEMBELAJARAN DI KELAS DAN E-LEARNING) PADA MATA KULIAH MEDAN ELEKTROMAGNETIK Muhamad Ali Jurusan Pendidikan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta Email : [email protected] Website : http://elektro.uny.ac.id/muhal dan http://muhal.dikti.net Abstract The ultimate goal of this research is to measure and analyse the effect of blended learning model in Electromagnetic Fields Course. Blended Learning Model is a combination between conventional class room learning and e-learning systems. Research conducted by class action research (CAR) model that was developed by Kemmis and Taggart. Modification of this model was done to fulfilled the need assesment in Electromagnetic Fields Course. This research was done by doing learning in class room and e-learning in several cycle until the indicator of this research was achieved. Analyze will be done by direct observation in class room learning, analyze from the e-learning report, questionnaire to the students and test. This result of this research shown that the blended learning model (combination class room learning and e-learning) give significant result in increasing the motivation and result study of the students. Students’s motivation was increased in Electromagnetic fields course by using blended learning that was shown by frecuency and duration of students in learning, activity student in forum discussion, respond in class room and e-learning. The result from students’s quesitonnairy was get that the average score is 3.22 in motivation and 3.24 in benefit of using blended learning model. The student’s competence was increased from 58.6 (pre test) to 73.4 (post test) in the second cycle action class. Keyword: blended learning, class room, e-learning, electromagnetic fields

(KOMBINASI PEMBELAJARAN DI KELAS DAN E-LEARNING) PADA MATA ...guru-indonesia.net/admin/file/f_9235_221_MuhamadA... · Mata kuliah Medan Elektromagnetik ... mewujudkan suasana belajar

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: (KOMBINASI PEMBELAJARAN DI KELAS DAN E-LEARNING) PADA MATA ...guru-indonesia.net/admin/file/f_9235_221_MuhamadA... · Mata kuliah Medan Elektromagnetik ... mewujudkan suasana belajar

1

ANALISIS DAMPAK IMPLEMENTASI MODEL BLENDED LEARNING (KOMBINASI PEMBELAJARAN DI KELAS DAN E-LEARNING)

PADA MATA KULIAH MEDAN ELEKTROMAGNETIK

Muhamad Ali Jurusan Pendidikan Teknik Elektro

Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta Email : [email protected]

Website : http://elektro.uny.ac.id/muhal dan http://muhal.dikti.net

Abstract

The ultimate goal of this research is to measure and analyse the effect of blended learning model in Electromagnetic Fields Course. Blended Learning Model is a combination between conventional class room learning and e-learning systems.

Research conducted by class action research (CAR) model that was developed

by Kemmis and Taggart. Modification of this model was done to fulfilled the need assesment in Electromagnetic Fields Course. This research was done by doing learning in class room and e-learning in several cycle until the indicator of this research was achieved. Analyze will be done by direct observation in class room learning, analyze from the e-learning report, questionnaire to the students and test.

This result of this research shown that the blended learning model (combination

class room learning and e-learning) give significant result in increasing the motivation and result study of the students. Students’s motivation was increased in Electromagnetic fields course by using blended learning that was shown by frecuency and duration of students in learning, activity student in forum discussion, respond in class room and e-learning. The result from students’s quesitonnairy was get that the average score is 3.22 in motivation and 3.24 in benefit of using blended learning model. The student’s competence was increased from 58.6 (pre test) to 73.4 (post test) in the second cycle action class. Keyword: blended learning, class room, e-learning, electromagnetic fields

Page 2: (KOMBINASI PEMBELAJARAN DI KELAS DAN E-LEARNING) PADA MATA ...guru-indonesia.net/admin/file/f_9235_221_MuhamadA... · Mata kuliah Medan Elektromagnetik ... mewujudkan suasana belajar

2

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Mata kuliah Medan Elektromagnetik merupakan salah satu mata kuliah yang

sudah lama diajarkan dalam kurikulum Jurusan Teknik Elektro FT UNY. Mata kuliah

Medan Elektromagnetik bersifat teori dan diberikan pada semester tiga dengan nilai

kredit dua SKS. Mata kuliah Medan Elektromagnetik merupakan mata kuliah penunjang

bagi mata kuliah penting di Jurusan Elektro diantaranya adalah Transformator, Motor

Listrik, Sistem Transmisi dan Distribusi Tenaga Listrik, Sistem Telekomunikasi dan

mata kuliah lainnya yang membutuhkan konsep kelistrikan dan kemagnetan.

Mata kuliah Medan Elektromagnetik termasuk jenis mata kuliah yang cukup

sulit untuk dipelajari dan mengandung banyak muatan kompetensi yang harus dikuasai

mahasiswa. Kesulitan mahasiswa terkait dengan unsur matematika yang spesifik yaitu

analisis vektor, sistem koordinat baik dua maupun tiga dimensi baik koordinat kartesius,

tabung maupun bola, persamaan differensial yang berkenaan pengaruh medan listrik dan

magnet dan kaitannya dengan sifat-sifat gelombang, integral yang bekaitan dengan sifat-

sifat perubahan dinamis. Kompleksitas mata kuliah Medan Elektromagnetik

memerlukan dukungan yang kuat dari mata kuliah sebelumnya yaitu Dasar Elektro,

Fisika Terapan, Matematika Terapan dan Matematika Teknik.

Metode pembelajaran yang selama ini dilakukan adalah dengan metode

pembelajaran di kelas yaitu dengan ceramah, diskusi dan latihan mengerjakan soal. Pada

metode ini dosen dan mahasiswa berpedoman pada buku teks dan modul kuliah yang

dikembangkan oleh dosen yang bersangkutan. Ada kalanya dosen menggunakan media

pembelajaran interaktif berbasis multimedia dengan program computer yang

ditampilkan melalui layar LCD Viewer. Akan tetapi karena keterbatasan peralatan yang

ada dan banyaknya materi yang harus disampaikan, metode pembelajaran kuliah di

kelas dengan media pembelajaran sering kali tidak dapat diimplementasikan dengan

baik. Pengajar lebih memfokuskan pada pencapaian materi yang dibebankan pada SAP

dan silabus.

Berdasarkan pengamatan peneliti terhadap proses belajar mengajar di Jurusan

Pendidikan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta, ternyata

proses belajar mengajar yang digunakan hanya mengandalkan pembelajaran

Page 3: (KOMBINASI PEMBELAJARAN DI KELAS DAN E-LEARNING) PADA MATA ...guru-indonesia.net/admin/file/f_9235_221_MuhamadA... · Mata kuliah Medan Elektromagnetik ... mewujudkan suasana belajar

3

konvensional yang mensyaratkan pertemuan secara langsung antara mahasiswa dan

dosen. Kenyataan yang ada jumlah ruang kelas yang ada Cuma 3 kelas untuk

perkuliahan teori padahal terdapat banyak mahasiswa baik dari S1 Teknik Elektro, S1

Mekatronika, D3 Reguler maupun D3 Non Reguler yang menggunakan kelas yang sama

sehingga pengaturan jadwal menjadi sangat padat. Di sisi lain kalender akademik di

Indonesia mempunyai banyak hari libur dan perkuliahan berjalan selama 5 hari (senin-

jumat). Hal ini mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap kualitas pembelajaran

yang berdampak pada kurangnya kompetensi mahasiswa.

Berkaitan dengan mata kuliah Medan Elektromagnetik, karena tingkat kesulitan

yang cukup tinggi dan banyaknya muatan materi pada mata kuliah ini menjadikan

motivasi belajar mahasiswa menjadi rendah. Mahasiswa merasa bahwa mata kuliah ini

susah dipelajari dan cakupan materinya cukup banyak sehingga mereka sudah apriori

yang berakibat pada menurunnya motivasi dan semangat belajar pada mata kuliah ini.

Kenyataan ini diperparah oleh adanya cerita yang tidak kondusif dari mahasiswa yang

perbah mengikuti kuliah ini dan mendapatkan nilai yang kurang baik. Hal ini

berdampak pada hasil belajar mahasiswa yang diidikasikan dengan nilai A dan B yang

masih sedikit. Kebanyakan mahasiswa memperoleh nilai B-, C dan D.

Permasalahan-permasalahan seperti yang telah dikemukan di atas memerlukan

usaha penyelesaian yang tidak mudah untuk dilakukan. Penelitian ini diharapkan dapat

memberi sumbangan untuk memberikan solusi dalam meningkatkan motivasi dan

kompetensi mahasiswa pada mata kuliah Medan Elektromagnetik. Melalui model

blended learning (kombinasi pembelajara di kelas dan e-learning), proses pembelajaran

tidak hanya terbatas di kelas melainkan dapat dikembangkan di luar kelas tanpa

terhalang oleh ruang dan waktu. Mahasiswa dan dosen dapat melakukan proses

pembelajaran tanpa harus bertemu di kelas melainkan cukup melalui media komputer

dalam jaringan.

B. PERUMUSAN MASALAH

Dari uraian di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan yang akan

dipecahkan pada penelitian ini, yaitu :

1. Bagaimana penerapan model blended learning pada Mata Kuliah Medan

Elektromagnetik di Jurusan Pendidikan Teknik Elektro FT UNY?

Page 4: (KOMBINASI PEMBELAJARAN DI KELAS DAN E-LEARNING) PADA MATA ...guru-indonesia.net/admin/file/f_9235_221_MuhamadA... · Mata kuliah Medan Elektromagnetik ... mewujudkan suasana belajar

4

2. Bagaimana motivasi mahasiswa terhadap penerapan model blended pada Mata

Kuliah Medan Elektromagnetik di Jurusan Pendidikan Teknik Elektro FT

UNY?

3. Seberapa besar manfaat yang akan didapat dengan diimplementasikannya

model blended learning bagi mahasiswa, dosen dan Jurusan ?

C. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk merancang dan mengembangkan

pembelajaran mata kuliah Medan Elektromagnetik menggunakan sistem e-learning

di Jurusan Pendidikan Teknik Elektro FT UNY. Secara rinci tujuan yang akan

dicapai sebagai berikut :

1. Menerapkan model blended learning pada mata kuliah Medan Elektromagnetik

di Jurusan Pendidikan Teknik Elektro FT UNY

2. Mengukur motivasi mahasiswa terhadap penerapan model blended pada Mata

Kuliah Medan Elektromagnetik di Jurusan Pendidikan Teknik Elektro FT UNY

3. Mengetahui manfaat yang akan didapat dengan diimplementasikannyasistem

model blended learning bagi mahasiswa, dosen dan Jurusan

Manfaat Penelitian

Dengan implementasi Model Blended Learning pada mata kuliah Medan

Elektromagentik, diharapkan proses belajar mengajar dapat ditingkatkan baik

frekuensi perkuliahan maupun kontensnya. Mahasiswa dapat mengembangkan ilmu

pengetahuan dan teknologi pembelajaran dengan memanfaatkan pembelajaran di

kelas dan e-learning. Sistem e-learning hanya menjadi pelengkap pembelajaran di

Jurusan Pendidikan Teknik Elektro FT UNY, bukan untuk menggantikan sistem

pembelajaran yang selama ini sudah berjalan.

Page 5: (KOMBINASI PEMBELAJARAN DI KELAS DAN E-LEARNING) PADA MATA ...guru-indonesia.net/admin/file/f_9235_221_MuhamadA... · Mata kuliah Medan Elektromagnetik ... mewujudkan suasana belajar

5

BAB II

KONSEP PENGEMBANGAN DAN TINJAUAN TEORITIK

A. Kurikulum Berbasis Kompetensi

Pemerintah telah menggariskan masalah pendidikan yang tertuang dalam Undang-

undang Sistem Pendidikan Nasional No 20 Tahun 2003. Dalam Undang-undang ini

pemerintah menjelaskan bahwa Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,

pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang

diperlukan dirinya, masyarakat bangsa dan negara. Salah satu misi pendidikan nasional

adalah meningkatkan profesionalisme peserta didik dan akuntabilitas lembaga

pendidikan sebagai pusat pembudayaan ilmu pengetahuan, keterampilan, pengalaman,

sikap, dan nilai berdasarkan standar nasional maupun global. Strategi pembangunan

pendidikan meliputi : pengembangan dan pelaksanaan kurikulum berbasis kompetensi,

proses pembelajaran yang mendidik dan dialogis serta pengembangan kecakapan hidup

(UU Sidiknas, 2003).

Suderajat (2004) menjelaskan bahwa konsep pendidikan dapat dibagi menjadi

beberapa bagian diantaranya yaitu pendidikan kecakapan hidup, kecakapan personal,

kecakapan sosial, kecakapan intelektual dan kecakapan vokasional untuk bekerja atau

usaha mandiri. Kecakapan hidup didefinisikan sebagai suatu kecakapan

mengaplikasikan kemampuan dasar keilmuan atau kemampuan dasar kejuruan dalam

kehidupannya sehari-hari sehingga bermakna dan bermanfaat bagi peningkatan taraf

kehidupan serta harkat dan martabatnya, dan juga memberikan manfaat bagi masyarakat

dan lingkungannya. Dalam pembelajaran terkandung dua dimensi yaitu proses dan

materi yang sesuai dengan pembelajaran konstruktivistik. Lebih lanjut (Suderajat, 2004)

menjelaskan bahwa konsep-konsep keilmuan tidak dapat ditransfer oleh guru kepada

siswa, melainkan siswa itu sendiri yang harus membangun keilmuan dari informasi

yang didapatnya. Dalam pembelajaran siswa harus mengintegrasikan ketiga domain

afektif, kognitif dan psikomotorik. Dengan demikian dimensi dalam pembelajaran

meliputi dimensi proses, dimensi materi dan dimensi aplikasi.

Page 6: (KOMBINASI PEMBELAJARAN DI KELAS DAN E-LEARNING) PADA MATA ...guru-indonesia.net/admin/file/f_9235_221_MuhamadA... · Mata kuliah Medan Elektromagnetik ... mewujudkan suasana belajar

6

Gambar 1: Tiga dimensi tujuan pembelajaran berbasis kompetensi

Dalam rangka mencapai pembelajaran konstruktivistik diperlukan media untuk

membantu peserta didik menyusun pengetahuan yang dipelajarinya. Media yang

dimaksud berupa model yang sesuai dengan materi yang sedang dipelajarinya. Dosen

sebagai pendidik dalam pembelajaran berfungsi sebagai motivator, dan fasilitator dalam

rangka mengembangkan kompetensi mahasiswa sebagai peserta didik. Kompetensi

lulusan merupakan kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan,

dan keterampilan sesuai dengan standar nasional yang telah ditetapkan.

B. Sistem Pembelajaran

1. Sistem Pembelajaran Konvensional

Sistem pembelajaran konvensional dicirikan dengan adanya pertemuan antara

pelajar dan pengajar untuk melakukan proses belajar mengajar (Farhad, 2001). Metode

ini sudah berlangsung sejak dahulu dan masih dikembangkan hingga saat ini guna

memenuhi tujuan utama pengajaran dan pembelajaran. Seiring dengan perkembangan

kebutuhan pembelajaran dimana peserta belajar semakin banyak dan terdistribusi di

berbagai daerah yang terpisah secara geografis, metode konvensional menghadapi

kendala yang berkaitan dengan keterbatasan tempat, lokasi dan waktu penyelenggaraan

dengan semakin meningkatnya aktifitas pelajar dan pengajar. Di sisi lain pergeseran

paradigma sistem pengajaran juga muncul pada transfer ilmu pengetahuan yang pada

mulanya lebih menekankan pada proses mengajar (teaching), berbasis pada isi (content

base), bersifat abstrak dan hanya untuk golongan tertentu (pada proses ini pengajaran

cenderung pasif), tetapi saat ini pendidikan mulai bergeser pada proses belajar

(learning), berbasis pada masalah (case base), bersifat kontekstual dan tidak terbatas

Proses

Aplikasi

Konsep

Page 7: (KOMBINASI PEMBELAJARAN DI KELAS DAN E-LEARNING) PADA MATA ...guru-indonesia.net/admin/file/f_9235_221_MuhamadA... · Mata kuliah Medan Elektromagnetik ... mewujudkan suasana belajar

7

hanya untuk golongan tertentu sehingga pelajar dituntut untuk lebih aktif mempelajari

dan mengembangkan materi pelajaran dengan mengoptimalkan sumber-sumber lain.

Perubahan paradigma pembelajaran pada mulanya diawali dengan timbulnya

berbagai masalah, hambatan dan kekakuan sistem pembelajaran konvensional

diantaranya; keterbatasan tempat, lokasi, waktu dan usia. Dengan adanya perubahan-

perubahan tersebut, tuntutan masyarakat dan juga keinginan untuk memberikan

kesempatan pendidikan atau pelatihan bagi mereka yang mempunyai keterbatasan jarak

dan waktu, maka muncullah kebutuhan belajar jarak jauh.

2. Sistem Pembelajaran Jarak Jauh (Distance Learning)

Sistem pembelajaran jarak jauh merupakan suatu metode instruksional antara

pengajar dan pelajar untuk memberikan kesempatan belajar tanpa dibatasi oleh

kendala-kendala; waktu, ruang dan tempat serta keterbatasan sistem pendidikan

tradisional (Eileen dalam Ali, 2007). Pada sistem pembelajaran jarak jauh, pelajar tidak

perlu hadir dalam kelas, mendengarkan pengajar mengajar, dan seterusnya, tetapi cukup

belajar di mana saja, mengerjakan soal-soal latihan seperti yang terjadi pada metode

pembelajaran tradisional. Interaksi antara pengajar dan pelajar masih tetap berlangsung

dengan media yang memungkinkan interaksi tersebut terjadi.

Seringkali belajar jarak jauh diartikan sama dengan pendidikan jarak jauh.

Tetapi hal ini kurang tepat karena sebenarnya belajar jarak jauh merupakan hasil dari

proses pendidikan jarak jauh. Belajar jarak jauh lebih menekankan kepada bagaimana

seorang pelajar dapat belajar dengan baik tanpa terhalang oleh batasan jarak dan waktu.

Sedangkan pendidikan jarak jauh menekankan kepada bagaimana suatu proses

pengajaran yang dilakukan oleh pengajar dapat diterima oleh pelajar dengan baik tanpa

terhalang oleh batasan jarak (Eileen dalam Ali, 2007).

Meskipun mempuyai definisi yang sedikit berbeda. Konsep pendidikan jarak

jauh dan belajar jarak jauh mempunyai beberapa kesamaan, yang membedakannya

dengan konsep pendidikan tradisional yaitu :

• Perbedaan lokasi antara pengajar dan pelajar

• Pengaruh organisasi pendidikan

Page 8: (KOMBINASI PEMBELAJARAN DI KELAS DAN E-LEARNING) PADA MATA ...guru-indonesia.net/admin/file/f_9235_221_MuhamadA... · Mata kuliah Medan Elektromagnetik ... mewujudkan suasana belajar

8

• Pengunaan teknologi sebagai media untuk menyatakan pengajar dan pelajar dan juga

penyampaian bahan pengajaran

• Ketersediaan komunikasi dua arah antara pengajar, pelajar, dan administrator.

3. Perkembangan Teknologi Pembelajaran

Media yang digunakan dalam menyelenggarakan pembelajaran jarak jauh

tergantung pada sistem pengantaran/penyampaian yang digunakan. Teknologi

korespondensi, voice/audio, video dan yang berbasis komputer sampai kepada

penggunaan intranet dan internet merupakan teknologi-teknologi yang digunakan

sebagai media penyampaian materi pelajaran.

Berdasarkan waktu terjadinya proses belajar mengajar, terdapat dua jenis sistem

pembelajaran jarak jauh yaitu Synchronous dan Asynchronous. Pada sistem

synchronous , pelajar dan pengajar berada dalam waktu bersamaan, sedangkan dalam

sistem Asynchronous pengajar dan pelajaran tidak berada dalam waktu yang bersamaan.

3.1. Sistem Korespondensi

Teknologi yang digunakan pada mulanya menggunakan korespondensi dan

merupakan sistem pembelajaran jarak jauh yang paling sederhana dan umum, yaitu

semacam Universitas terbuka yang berlangsung di beberapa negara termasuk di

Indonesia. Sistem ini menggunakan materi-materi cetakan (printed materials) yang

dikirim secara berkala. Materi yang dikirim dapat berupa diktat, studi kasus,

silabus/rangkuman, dan buku kerja. Pennsylvania State University merupakan salah satu

universitas pertama yang menggunakan teknologi cetakan dan layanan pos. Pada tahun

1886 yang membentuk jaringan pembelajaran jarak jauh untuk komunikasi antara

pengajar dan pelajarnya yang kemudian dikenal sebagai correspondence education

(Farhad, 2001).

3.2. Web Based Learning

Lahirnya sistem pembelajaran jarak jauh berbasis Web (web Distance Learning)

menjadi awal berkembangnya teknologi informasi di bidang pendidikan. Web-based

learning termasuk salah satu metode dan teknologi yang digunakan dalam pembelajaran

jarak jauh. Pada Web-Based learning, penyampaian dan akses materi pengajaran

dilakukan melalui media elektronik menggunakan Web sever untuk menyampaikan

Page 9: (KOMBINASI PEMBELAJARAN DI KELAS DAN E-LEARNING) PADA MATA ...guru-indonesia.net/admin/file/f_9235_221_MuhamadA... · Mata kuliah Medan Elektromagnetik ... mewujudkan suasana belajar

9

materi, Web browser untuk mengakses materi pelajaran, dan TCP/IP (Transmision

Control Protocol/Internet Protocol) dan HTTP (Hyper Text Transfer Protocol) sebagai

protocol untuk melakukan komunikasi. TCP/IP digunakan sebagai protocol komunikasi

untuk menghubungkan komputer Host ke internet, sedangkan HTTP merupakan

protocol yang digunakan pada World Wide Web yang menentukan format data, cara

transmisinya, aksi Web Sever, Web Browser untuk merespon berbagai perintah yang

diterima.

Web-based learning memungkinkan penyelenggaraan distance teaching maupun

distance learning baik itu dalam mode synchronous atau asynchronous. Fasilitas-

fasilitas berbasis Web yang digunakan antara lain e-mil, discussion forums, video

conferencing dan live lecture.

Berdasarkan metode penyampaian tersebut maka dapat dibentuk suatu definisi

tentang pembelajaran jarak jauh berbasis web yaitu menyelenggarakan pembelajaran

jarak jauh yang menggunakan aplikasi web.

Karakteristik Web based learning diantaranya : (Alan 2001)

• Materi belajar disusun dalam bentuk text, grafik dan elemen multimedia seperti

video, audio dan animasi;

• Komunikasinya secara synchronous atau asynchronous seperti video

confrerencing, chat room atau forum diskusi

• Penyimpanan, perawatan dan administrasi materi ada pada Web server

• Menggunakan TCP/IP sebagai fasilitas komunikasi antara pelajar dan materi

belajar dan/atau sumber lain.

3.3. Homepage kuliah

Homepage kuliah merupakan informasi singkat mengenai suatu kuliah yang bisa

berdiri sendiri atau mempunyai link dengan homepage lain (Eigen, 2001). Homepage

kuliah berisi; silabus, latihan-latihan soal, referensi, literature, dan riwayat pengajar,

Link yang disediakan harus bermanfaat untuk pelajar, misalnya link dengan data

penelitian atau untuk akses katalog perpustakaan atau dengan homepege pelajar lain.

Selain itu juga dapat menghubungkan pelajar ke daftar diskusi atau listserv yang di set-

up untuk komunikasi pelajar.

Page 10: (KOMBINASI PEMBELAJARAN DI KELAS DAN E-LEARNING) PADA MATA ...guru-indonesia.net/admin/file/f_9235_221_MuhamadA... · Mata kuliah Medan Elektromagnetik ... mewujudkan suasana belajar

10

Elemen-lemen yang ada dalam hompage kuliah :

• Informasi kuliah dan pengajar : termasuk didalamnya topik kuliah, waktu kuliah,

informasi, texbook, tujuan kuliah dan sistem kuliah.

• Komunikasi kelas; menyediakan akses ke e-mail pengajaran, link ke grup diskusi

yang diset-up untuk komunikasi pelajaran ke pelajaran dan menyediakan form untuk

pelajaran agar dapat digunakan untuk melaporkan permasalahan-permasalahan.

• Penilaian dan test.

• Materi yang digunakan kuliah; membuat catat kuliah dan handout yang disediakan

baik sebagai web page atau file yang bisa di download.

• Demonstrasi, animasi, video, audio.

• Referensi materi; daftar materi dalam bentuk print atau elektronik sebagai pelengkap

texbook. Link dengan perpustaan kampus atau ke kampus lain.

Hompage kuliah telah menekankan kepada pemberian dukungan proses belajar

mengajar pada sistem web-based learning atau sistem belajar tradisional dengan mode

komunikasinya asynchronous.

3.4. Virtual class

Virtual class pada dasarnya hanya menyelenggarakan pembelajaran untuk satu

bidang khusus tertentu saja, misalnya menyelenggarakan instruksional dibidang teknik

instalsi, teknik kendali, computer atau medan elektromagnetik.

Student withLAN access

Student withInternet access

Student withInternet access

CompanyInternet

The Internet

PublicNetwork

LANConnectedEnd-points

Server

Instructor

Gambar 2 Virtual Classroom

Page 11: (KOMBINASI PEMBELAJARAN DI KELAS DAN E-LEARNING) PADA MATA ...guru-indonesia.net/admin/file/f_9235_221_MuhamadA... · Mata kuliah Medan Elektromagnetik ... mewujudkan suasana belajar

11

Virtual class umumnya bentuk dari real time Lectures sebagai solusi Web based

learning pada mode synchronous dengan cara ini memungkinkan untuk

menyelenggarakan kuliah secara live dan pelajar dapat mengikutinya dimanapun dia

berada dengan tersedianya akses ke internet situasinya sama seperti kelas tradisional,

tetapi secara fisik tidak pernah dijumpai keberadaan kelas tersebut. Kegiatan kuliah

terjadwal, komunikasi secara synchronous dan asynchronous, teknologi yang digunakan

: internet, teleconfrence, videoconfrence, video, TV, CDROM. (Chu, 1998)

Beberapa contoh situs yang menyelenggarakan virtual class :

• http://www.mvcr.org • http://vu.umkc.edu • http://ull.chemistry.uakron.edu/classroom.html

3.5. Sistem Electronic Learning (E-Learning)

Sistem e-learning merupakan bentuk pendidikan jarak jauh yang menggunakan

media elektronik sebagai media penyampaian materi dan komunikasi antara pengajar

dengan pelajarnya (Wikipedia, 2009). Istilah e-learning merupakan istilah yang

umumnya digunakan dalam bisnis. “e-learning” adalah istilah yang paling baru pada

sistem pendidikan jarak jauh (distance education) dan istilah ini diperuntukkan bagi

pembelajaran secara elektronik termasuk media komputer dan telekomunikasi. (Int

1996). Sampai sekarang masih belum ada standard yang baku baik dalam hal definisi

maupun implementasi e-learning menjadikan banyak orang mempunyai konsep yang

bermacam-macam. E-learning merupakan kependekan dari electronic learning (Sohn,

2005). Salah satu definisi umum dari e-learning diberikan oleh (Gilbert & Jones dalam

Surjono 2007), yaitu: pengiriman materi pembelajaran melalui suatu media elektronik

seperti Internet, intranet/extranet, satellite broadcast, audio/video tape, interactive TV,

CDROM, dan computer-based training (CBT). Definisi yang hampir sama diusulkan juga

oleh the Australian National Training Authority (2003) yakni meliputi aplikasi dan proses

yang menggunakan berbagai media elektronik seperti internet, audio/video tape, interactive

TV and CD-ROM guna mengirimkan materi pembelajaran secara lebih fleksibel.

The ILRT of Bristol University (dalam Surjono, 2007) mendefinisikan e-learning

sebagai penggunaan teknologi elektronik untuk mengirim, mendukung, dan meningkatkan

pengajaran, pembelajaran dan penilaian. Udan and Weggen (dalam Suryono, 2007)

Page 12: (KOMBINASI PEMBELAJARAN DI KELAS DAN E-LEARNING) PADA MATA ...guru-indonesia.net/admin/file/f_9235_221_MuhamadA... · Mata kuliah Medan Elektromagnetik ... mewujudkan suasana belajar

12

menyebutkan bahwa e-learning adalah bagian dari pembelajaran jarak jauh sedangkan

pembelajaran on-line adalah bagian dari e-learning. Di samping itu, istilah e-learning

meliputi berbagai aplikasi dan proses seperti computer-based learning, web-based learning,

virtual classroom, dll; sementara itu pembelajaran on-line adalah bagian dari pembelajaran

berbasis teknologi yang memanfaatkan sumber daya Internet, intranet, dan extranet. Lebih

khusus lagi Rosenberg (dalam Surjono, 2007) mendefinisikan e-learning sebagai

pemanfaatan teknologi Internet untuk mendistribusikan materi pembelajaran, sehingga

siswa dapat mengakses dari mana saja.

Stasiun radio merupakan media elektronik pertama yang digunakan sebagai

media penyampaian materi yaitu dengan menggunakan gelombang radio (pertama kali

lisensinya diberikan kepada Latter Dya Saints, Universitas Salt City pada tahun 1921).

(Farhad, 2001). Media lain yang dapat digunakan diantaranya TV kabel. Pelajaran yang

mengikuti pelajaran harus berlangganan TV kabel dan mengikuti pelajaran melalui

siaran televisi yang ada.

Iowa State University mendapat lisensi dari Federal Communication

Commission (FCC) untuk menyelenggarakan educational television (ETV) pada tahun

1945 dan menjadi penyelenggara ETV pertama didunia dan kemudian menjadi program

pendidikan melalui televisi (televising sducational program) pada tahun 1950. Sistem

ini lebih interaktif namun masih memiliki berbagai kendala dan kelemahan untuk

mencapai tujuan pembelajaran. Pada pertengahan tahun 1980, teknologi pembelajaran

jarak jauh mulai bergeser ke pemakaian jaringan komputer untuk menyelenggaran

pengajaran dan pembelajaran.

Kaitan antara berbagai istilah yang berkaitan dengan e-learning dan pembelajaran

jarak jauh dapat diilustrasikan dalam gambar di bawah (Surjono, 2007).

Page 13: (KOMBINASI PEMBELAJARAN DI KELAS DAN E-LEARNING) PADA MATA ...guru-indonesia.net/admin/file/f_9235_221_MuhamadA... · Mata kuliah Medan Elektromagnetik ... mewujudkan suasana belajar

13

Gambar 3. Klasifikasi Pembelajaran Jarak Jauh

3.5.1. Implementasi E-Learning

Implementasi sistem e-learning dewasa ini sangat bervariasi, namun semua itu

didasarkan atas suatu prinsip bahwa e-learning dimaksudkan sebagai upaya pendistribusian

materi pembelajaran melalui media elektronik atau Internet sehingga peserta didik dapat

mengaksesnya kapan saja dari seluruh penjuru dunia. Ciri pembelajaran dengan e-leaning

adalah terciptanya lingkungan belajar yang fleksibel dan terdistribusi.

Fleksibilitas menjadi kata kunci pada sistem e-learning. Peserta didik menjadi

sangat fleksibel dalam memilih waktu dan tempat belajar karena mereka tidak harus datang

di suatu tempat pada waktu tertentu. Dilain pihak, pengajar dapat memperbaharui materi

pembelajarannya kapan saja dan dari mana saja. Dari segi isi, materi pembelajaranpun dapat

dibuat sangat fleksibel mulai dari bahan kuliah yang berbasis teks sampai materi

pembelajaran yang sarat dengan komponen multimedia. Namun demikian kualitas

pembelajaran dengan e-learning pun juga sangat fleksibel atau variatif, yakni bisa lebih

jelek atau lebih baik dari sistem pembelajaran konvensional. Untuk mendapatkan sistem e-

learning yang baik diperlukan perancangan yang baik pula.

Dalam merancang sistem e-learning perlu mempertimbangkan dua hal, yakni

peserta didik yang menjadi target dan hasil pembelajaran yang diharapkan. Pemahaman atas

Page 14: (KOMBINASI PEMBELAJARAN DI KELAS DAN E-LEARNING) PADA MATA ...guru-indonesia.net/admin/file/f_9235_221_MuhamadA... · Mata kuliah Medan Elektromagnetik ... mewujudkan suasana belajar

14

peserta didik sangatlah penting, yakni antara lain adalah harapan dan tujuan mereka dalam

mengikuti e-learning, kecepatan dalam mengakses internet atau jaringan, keterbatasan

bandwidth, beaya untuk akses internet, serta latar belakang pengetahuan yang menyangkut

kesiapan dalam mengikuti pembelajaran. Pemahaman atas hasil pembelajaran diperlukan

untuk menentukan cakupan materi, kerangka penilaian hasil belajar, serta pengetahuan

awal.

Sistem e-learning dapat diimplementasikan dalam bentuk asynchronous,

synchronous, atau kombinasi keduanya. Contoh e-learning asynchronous banyak dijumpai

di Internet baik yang sederhana maupun yang terpadu melalui portal e-learning. Sedangkan

dalam e-learning synchronous, pengajar dan siswa harus berada di depan komputer secara

bersama-sama karena proses pembelajaran dilaksanakan secara live, baik melalui video

maupun audio conference. Selanjutnya dikenal pula istilah blended learning yakni

pembelajaran yang menggabungkan semua bentuk pembelajaran misalnya on-line, live,

maupun tatap muka (konvensional).

3.5.2. Teknologi Sistem e-Learning

Sistem e-learning yang banyak dikembangkan dan diimplementasikan adalah

sistem e-learning berbasis web. Untuk mengimplementasikan pembelajaran

e-learning berbasis web dibutuhkan infra struktur jaringan komputer yang sudah

terbentuk secara menyeluruh.

Gambar 4. Arsitektur jaringan sistem e-learning

Page 15: (KOMBINASI PEMBELAJARAN DI KELAS DAN E-LEARNING) PADA MATA ...guru-indonesia.net/admin/file/f_9235_221_MuhamadA... · Mata kuliah Medan Elektromagnetik ... mewujudkan suasana belajar

15

a. Software

Pengembangan sistem e-learning memerlukan perangkat lunak (software) dan

perangkat keras (hardware). Karena sistem e-learning yang akan dikembangkan adalah

berbasis pada aplikasi jaringan sehingga diperlukan perangkat lunak yang meliputi :

• Sistem Operasi, untuk server diperlukan sistem operasi server yang menggunakan

Linux. Pemilihan sistem operasi ini karena sistem operasi ini merupakan sistem

open source sehingga bersifat free. Karena sifatnya yang open source menjadikan

sistem operasi Linux menjadi sangat handal karena setiap ada bug selalu cepat

diupdate oleh komunitas.

• Web Server, karena sistem e-learning yang akan dikembangkan berbasis web,

maka diperlukan sebuah perangkat lunak web server. Software yang akan

digunakan untuk web server adalah Apache. Apache merupakan web server yang

handal dengan ukuran yang kecil dan sifatnya open source. Lebih dari 50 % web

server di dunia menggunakan Apache (Http//www.apache.org).

• Database Server, karena materi yang akan ditampilkan dalam sistem e-learning

relatif besar sehingga perlu dikelola dengan software khusus yang menangani

database. MySQL Server merupakan salah satu software database server yang

sangat handal dengan ukuran yang relatif kecil dan juga open source sehingga

legal untuk digunakan (Http//www.mysql.org).

• Web Viewer, untuk menampilkan informasi yang diminta oleh klien perlu

digunakan kode tertentu sehingga dapat dimengerti oleh komputer server. Kode

program yang akan digunakan adalah PHP. Program PHP merupakan program

web viewer yang handal yang mampu menampilkan informasi secara dinamis.

Dengan ukuran yang relatif kecil, kemampuan yang hebat dan dukungan software

lainnya menjadikan PHP menjadi program web viewer yang banyak digunakan

dalam aplikasi berbasis web.

• Web Browser digunakan untuk mengakses halaman web di komputer klien.

Software web browser yang digunakan tergantung dari komputer klient yang akan

mengakses e-learning yang dapat berupa Microsoft Internet Explorer, Mozilla

Firefox, Opera, Netscape Communicator dan program web browser lainnya.

Sistem e-learning yang akan dikembangkan harus dapat kompatibel terhadap

Page 16: (KOMBINASI PEMBELAJARAN DI KELAS DAN E-LEARNING) PADA MATA ...guru-indonesia.net/admin/file/f_9235_221_MuhamadA... · Mata kuliah Medan Elektromagnetik ... mewujudkan suasana belajar

16

program web browser yang ada sehingga dapat diakses oleh berbagai mesin yang

berbeda dengan baik.

b. Hardware

Perangkat keras yang digunakan dalam sistem e-learning tidak berbeda dengan

sistem jaringan komputer. Adapaun hardware yang diperlukan adalah sebagai berikut :

• Komputer Server sebagai sistem yang akan melayani permintaan dari klien

• Komputer database Server yang berfungsi untuk menyimpan database materi

pembelajaran dan data-data yang diperlukan dalam sistem e-learning.

• Komputer klien yang digunakan untuk interface dalam mengakses ke sistem

e-learning. Untuk komputer klien dapat berjumlah lebih dari satu sesuai dengan

kebutuhan. Idealnya jumlah komputer klien disesuaikan dengan perbandingan

jumlah mahasiswa yang perlu mengakses sistem e-learning.

• Hub/Switch yang digunakan untuk menghubungkan komputer server dengan

klient.

• Kabel Jaringan yang digunakan sebagai sarana fisik untuk menghubungkan antara

komputer klien ke komputer server. Penggunaan kabel jaringan dapat diganti

dengan sistem tanpa kabel menggunakan WLAN (Wireless LAN).

2. E-Learning Jurusan Pendidikan Teknik Elektro FT UNY (Elco Cyber Class)

Dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajaran, Jurusan Pendidikan Teknik

Elektro melalui tim IT telah membangun sistem e-learning yang diberinama Elco Cyber

Class. E-learning Elco Cyber Class diimplementasikan dengan paradigma pembelajaran on-

line terpadu menggunakan LMS (Learning Management System) yang sangat terkenal yaitu

Moodle. Sistem E-learning ini telah berfungsi sebagaimana mestinya dan dapat diakses

melalui URL: http://elektro.uny.ac.id/elearning.

Dengan adanya sistem e-learning ini para dosen dapat mengelola materi

perkuliahan, yakni: menyusun silabi, meng-upload materi perkuliahan, memberikan tugas

kepada mahasiswa, menerima pekerjaan mahasiswa, membuat tes/quiz, memberikan nilai,

memonitor keaktifan mahasiswa, mengolah nilai mahasiswa, berinteraksi dengan

mahasiswa dan sesama dosen melalui forum diskusi dan chat, serta fasilitas-fasilitas

lainnya. Di sisi lain, mahasiswa dapat mengakses informasi dan materi pembelajaran,

Page 17: (KOMBINASI PEMBELAJARAN DI KELAS DAN E-LEARNING) PADA MATA ...guru-indonesia.net/admin/file/f_9235_221_MuhamadA... · Mata kuliah Medan Elektromagnetik ... mewujudkan suasana belajar

17

berinteraksi dengan sesama mahasiswa dan dosen, melakukan transaksi tugas-tugas

perkuliahan, mengerjakan tes/quiz, melihat pencapaian hasil belajar, dll.

Salah satu keuntungan bagi dosen yang membuat mata kuliah online berbasis LMS

adalah kemudahan. Hal ini karena dosen tidak perlu mengetahui sedikitpun tentang

pemrograman web, sehingga waktu dapat dimanfaatkan lebih banyak untuk memikirkan

konten (isi) pembelajaran yang akan disampaikan. Disamping itu dengan menggunakan

LMS Moodle, maka kita cenderung untuk mengikuti paradigma elearning terpadu yang

memungkinkan menjalin kerjasama dalam “knowledge sharing” antar perguruan tinggi

besar di Indonesia (melalui INHERENT).

Saat ini (Oktober 2007) sistem e-learning Elco Cyber Class baru mengakomidir

sekitar 199 mata kuliah dengan dosen sebanyak 96 dan user sebanyak 2900. E-learning

UNY akan terus disosialisasikan ke seluruh civitas akademika UNY, sehingga semakin

banyak warga UNY yang memanfaatkannya dalam proses belajar mengajar.

Tampilan halaman depan dari e-learning Elco Cyber Class Jurusan Pendidikan

Teknik Elektro FT UNY (http://elektro.uny.ac.id/elearning dan http://elektro-

uny.net/moodle) dapat dilihat pada gambar di bawah.

Gambar 5. Tampilan E-Learning Jurusan Pendidikan Teknik Elektro (Elco Cyber Class)

Page 18: (KOMBINASI PEMBELAJARAN DI KELAS DAN E-LEARNING) PADA MATA ...guru-indonesia.net/admin/file/f_9235_221_MuhamadA... · Mata kuliah Medan Elektromagnetik ... mewujudkan suasana belajar

18

3. Blended Learning (Kombinasi Pembelajaran di Kelas dan E-Learning)

Blended learning merupakan istilah yang sekarang ini banyak digunakan pada

model pembelajaran dimana implementasi pembelajaran dilakukan melalui kombinasi

antara pembelajaran konvensional dan pembelajaran dengan menggunakan bantuan

teknologi informasi dan komunikasi (Thorne, 2003). Istilah blended learning telah

digunakan untuk menjelaskan berbagai konteks pembelajaran yang mengkaitkan

pembelajaran dengan menggunakan teknologi informasi dan komunikasi baik pada

sektor korparat, pembelajaran jarak jauh, pengembangan profesionalisme dan di

perguruan tinggi (Purwaningsih, 2009). Lebih lanjut Purwaningsih menjelaskan bahwa

kecenderungan implementasi di berbagai pendidikan tinggi adalah menggunakan

kombinasi antara pembelajaran konvensional dan pembelajaran online.

Peraturan akademik yang ada di berbagai perguruan tinggi yang masih

mensyaratkan pembelajaran secara konvensional menyebabkan pembelajaran e-learning

tidak dapat semata-mata menggantikan pembelajaran konvensional. Berbagai riset

menyatakan bahwa e-learning mampu meningkatkan motivasi belajar mahasiswa (Ali,

2007), e-learning mampu meningkatkan hasil belajar (Chandra, 2007), e-learning

efektif digunakan untuk mengukur kompetensi mahasiswa (Alan, 2008). Melalui

pertimbangan ini maka konsep blended learning menjadi salah satu model pembelajaran

yang patut dikembangkan untuk mengatasi berbagai permasalahan dalam dunia

pendidikan.

Blended learning dipandang sebagai pendekatan pedagogis yang menerapkan

berbagai pendekatan pembelajaran ketimbang dilihat dari seberapa besar delivery system

antara face-to-face dibandingkan dengan secara online. Blended learning

mengkombinasikan secara arif, relevan dan tepat antara potensi face-to face dengan

potensi teknologi informasi dan komunikasi yang demikian pesat berkembang saat ini

sehingga memungkinkan:

• Terjadinya pergeseran paradigma pembelajaran dari yang dulunya lebih berpusat

pada guru menuju paradigma baru yang berpusat pada siswa (student-centered

elarning).

• Terjadinya peningkatan interaksi atau interaktifitas antara siswa dengan guru,

siswa dengan siswa, siswa/guru dengan konten, siswa/guru dengan sumber

belajar lainnya.

Page 19: (KOMBINASI PEMBELAJARAN DI KELAS DAN E-LEARNING) PADA MATA ...guru-indonesia.net/admin/file/f_9235_221_MuhamadA... · Mata kuliah Medan Elektromagnetik ... mewujudkan suasana belajar

19

• Terjadinya konvergensi antar berbagai metode, media sumber belajar serta

lingkungan belajar lain yang relevan.

Blended learning dapat juga dipandang sebagai suatu kontinuum antara tatap

muka konvensional sampai dengan online penuh. Dengan demikian ada beberapa

bentuk kontinum blended learning, diantaranya adalah sebagai berikut:

• Online penuh, dimana tidak ada face to face sama sekali.

• Online penuh, tapi ada option/pilihan untuk melakukan face-toface walaupun

tidak dipersyaratkan.

• Kebanyakan online penuh, tapi ada beberapa hari tertentu dilakukan face-to-face

baik di kelas atau di lab atau ditempat kerja langsung (jika itu on the job

training).

• Kebanyakan online penuh, tapi siswa tetap belajar konvensional dalam kelas

atau lab setiap hari.

• Kebanyakan belajar konvensional di kelas atau lab, tapi siswa dipersyaratkan

mengikuti aktifitas online tertentu sebagai pengayaan atau tambahan.

• Pembelajaran konvensional penuh, walaupun ada aktifitas online walaupun tidak

dipersyaratkan bagi siswa untuk mengikutinya.

• Full pembelajaran konvensional.

Page 20: (KOMBINASI PEMBELAJARAN DI KELAS DAN E-LEARNING) PADA MATA ...guru-indonesia.net/admin/file/f_9235_221_MuhamadA... · Mata kuliah Medan Elektromagnetik ... mewujudkan suasana belajar

20

BAB III METODE PENGEMBANGAN DAN STRATEGI PELAKSANAAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini merupakan kelanjutan peneltian yang sudah dilakukan peneliti pada

penelitian sebelumnya. Penelitian awal dilakukan di Jurusan Pendidikan Teknik Elektro

FT Universitas Negeri Yogyakarta yang dilaksanakan pada semester gasal tahun ajaran

2007/2008 dengan alokasi waktu 6 bulan, terhitung dari bulan Februari 2007 – Juli

2007, dengan rincian tahap-tahapnya sebagai berikut :

1. Persiapan penelitian

2. Kajian terhadap model blended learning (Kombinasi antara pembelajaran di kelas

dan e-learning)

3. Kajian terhadap sistem pembelajaran di Jurusan Pendidikan Teknik Elektro FT

UNY (Pembelajaran di kelas dan e-learning)

4. Digitalisasi materi mata kuliah Medan Elektromagnetik untuk diimplementasikan

pada sistem e-learning.

5. Pengembangan media pembelajaran mata kuliah Medan Elektromagnetik pada

sistem e-learning

6. Implementasi pembelajaran di kelas dan e-learning

7. Analisis data dan evaluasi

8. Penulisan draft laporan

9. Seminar dan penulisan laporan akhir

B. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian penelitian tindakan kelas (Class Action

Research). Metode pelaksanaan penelitian menggunakan model dasar penelitian

tindakan kelas yang dikembangkan oleh Kemmis dan Mc Taggart (1990). Untuk

meningkatkan hasil dilakukan modifikasi model ini sesuai dengan kebutuhan

pembelajaran Medan Elektromagnetik di Jurusan Pendidikan Teknik Elektro FT UNY.

C. Metode Penelitian Tindakan Kelas

Penelitian tindakan kelas dilakukan melalui kombinasi antara pembelajaran

konvensional di kelas dan pembelajaran e-learning. Pembelajaran di kelas dilakukan

Page 21: (KOMBINASI PEMBELAJARAN DI KELAS DAN E-LEARNING) PADA MATA ...guru-indonesia.net/admin/file/f_9235_221_MuhamadA... · Mata kuliah Medan Elektromagnetik ... mewujudkan suasana belajar

21

dengan menggunakan berbagai macam strategi pembelajaran yang ada. Pembelajaran

pada sistem e-learning dilakukan dengan materi dan media pembelajaran yang sama

dengan yang digunakan pada pembelajaran di kelas. Metode yang digunakan pada

penelitian tindakan kelas mengadopsi model dasar penelitian tindakan kelas yang

dikembangkan oleh Kemmis dan Mc Taggart (1990) dengan melakukan modifikasi

yang disesuiakan kondisi mahasiswa.

Gambar 7. Proses Penelitian Tindakan

Penelitian tindakan kelas ini direncakan dilakukan dalam 2 siklus, setiap siklus

terdiri dari

1. Perencanaan

Tahap perencanaan dimulai dari penemuan masalah dan kemudian merancang

tindakan yang akan dilakukan. Secara lebih rinci langkah-langkahnya adalah sebagai

berikut :

a. Menemukan masalah pembelajaran mata kuliah Medan Elektromagnetik

berkaitan dengan motivasi dan hasil belajar. Pada fase ini dilakukan melalui

observasi kelas, diskusi dengan mahasiswa dan beberapa pengajar.

Page 22: (KOMBINASI PEMBELAJARAN DI KELAS DAN E-LEARNING) PADA MATA ...guru-indonesia.net/admin/file/f_9235_221_MuhamadA... · Mata kuliah Medan Elektromagnetik ... mewujudkan suasana belajar

22

b. Merencanakan langkah-langkah pembelajaran baik pada pembelajaran di kelas

maupun e-learning mulai dari siklus I sampai siklus II, namun perencanaan yang

dibuat masih bersifat fleksibel dan terbuka terhadap perubahan dalam

pelaksanaannya.

c. Merancang instrument sebagai pedoman observasi dalam pelaksanaan

pembelajaran.

2. Tindakan dan Observasi

a. Tindakan.

Dalam tindakan dilaksakanan pemecahan masalah sebagaimana yang telah

direncanakan. Tindakan ini dipandu oleh perencanan yang telah dibuat dalam arti

perencanaan tersebut dilihat sebagai rasional dari segala tindakan itu. Namun

perencanan yang dibuat tadi harus bersifat fleksibel dan terbuka terhadap

perubahan-perubahan dalam pelaksanaannya. Jadi tindakan bersifat tidak tetap

dan dinamis yang memerlukan keputusan cepat tentang apa yang perlu dilakukan.

Pelaksanan perencanaan tindakan memerlukan perjuangan materiil sosial dan

politis terhadap perbaikan. Mungkin negosiasi dan kompromi diperlukan tetapi

kompromi juga harus dilihat dalam konteks strateginya.

b. Observasi.

Observasi atau pengamatan atau upaya mengamati pelaksanaan tindakan.

Observasi terhadap proses tindakan yang sedang dilaksanakan untuk

mendokumentasikan pengaruh tindakan yang dilaksanakan berorientasi ke masa

yang akan datang dan memberikan dasar bagi kegiatan refleksi yang lebih kritis.

Proses tindakan, pengaruh tindakan yang sengaja dan tidak sengaja, situasi tempat

tindakan dilakukan dan kendala tindakan semuanya dicatat dalam kegiatan

observasi yang terencana secara fleksibel dan terbuka.

3. Refleksi

Refleksi merupakan bagian yang penting dalam langkah proses penelitian

tindakan disebabkan dengan kegiatan refleksi akan memantapkan kegiatan atau

tindakan untuk mengatasi permasalahan, dengan memodifikasi perencanaan

sebelumnya sesuai dengan apa yang timbul dilapangan. Refleksi berfungsi sebagai

sarana untuk menyamakan data, koreksi data, dan untuk validasi data. Pada

Page 23: (KOMBINASI PEMBELAJARAN DI KELAS DAN E-LEARNING) PADA MATA ...guru-indonesia.net/admin/file/f_9235_221_MuhamadA... · Mata kuliah Medan Elektromagnetik ... mewujudkan suasana belajar

23

penelitian ini kegiatan refleksi dilakukan pada 3 tahap yaitu: 1) tahap penemuan

masalah; 2) tahap merancang tindakan; 3) tahap pelaksanaan.

Pada tahap penemuan dan identifikasi masalah peneliti dan pengajar

membahas kesulitan-kesulitan apa dalam pembelajaran atau yang dialami dikelas dan

merumuskan permasalahan tersebut secara operasional dan merumuskan solusi apa

yang akan digunakan untuk perbaikan pembelajaran tersebut. Hasil refleksi awal ini

dituangkan perumusan masalah yang lebih operasional.

Pada tahap merancang tindakan yaitu pembuatan disain pembelajaran dengan

menggunakan pendekatan ketrampilan proses dan pembelajaran kooperatif yang

dituangkan dalam satuan pelajaran. Dari hasil refleksi pada tahap tindakan diikuti

dengan perbaikan rancangan tindakan yang dibuat dan dapat digunakan untuk

pelaksanaan tindakan selanjutnya.

Refleksi berikutnya adalah pada tahap pelaksanaan dimana peneliti, pengajar

dan kolaborator mendiskusikan hasil pengamatan yang dilakukan untuk

menyimpulkan data dan informasi yang berhasil dikumpulkan. Hasil yang ditemukan

berupa temuan tingkat aktifitas, disain pembelajaran dengan menggunakan

pendekatan proses dan pembelajaran kooperatif yang dirancang dan daftar

permasalahn yang muncul dilapangan yang selanjutnya dapat dipakai sebagai dasar

untuk melakukan perencanaan ulang.

Dengan langkah-langkah tersebut terjadi suatu siklus, perencanaa, tindakan

pemantauan dan refleksi dan dapat merevisi atau menyusun kembali perencanaan

baru untuk menyempurnakan perencanaan sebelumnya dan perencanaan baru dapat

disusun sesuai dengan permasalahan yang diketemukan dilapangan. Hal itu harus

dilakukan sampai dihasilkan tingkat optimalisasi yang lebih tinggi sesuai kriteria

keberhasilan.

4. Evaluasi dan Revisi

a. Evaluasi

Sebelum melakukan refleksi langkah yang ditempuh peneliti adalah

melakukan evaluasi tindakan. Kegiatan evaluasi merupakan suatu hal yang dapat

memberikan indikasi yang jelas yang berguna untuk pengambilan keputusan

tindakan. Kegiatan evaluasi merupakan proses yang sangat penting yang

Page 24: (KOMBINASI PEMBELAJARAN DI KELAS DAN E-LEARNING) PADA MATA ...guru-indonesia.net/admin/file/f_9235_221_MuhamadA... · Mata kuliah Medan Elektromagnetik ... mewujudkan suasana belajar

24

bermanfaat untuk mengetahui keberhasilan perencanaan yang dilaksanakan,

apabila tujuan dalam perencanan belum sesuai dengan kriteria keberhasilan, maka

perlu diadakan perunbahan untuk menyusun program baru sesuai dengan

hambatan-hambatan yang ada dilapangan yang dapat dilaksanakan pada siklus

berilkutnya.

Pada penelitian ini akan dilakukan 2 macam evaluasi, yaitu : 1) evaluasi

berdasarkan standar minimal tujuan jangka pendek yang dilaksanakan setiap kali

tindakan, dilakukan untuk mengetahui keberhasilan dalam suatu tindakan, 2)

evaluasi berdasarkan evaluasi belajar berdasar prestasi belajar sebelum dilakukan

tindakan dibandingkan dengan sesudah dilakukan tindakan untuk mengetahui

hasil dari tindakan atau dibandingkan dengan kondisi sebelum dilaksanakan

tindakan kelas..

Pada akhir kegiatan penelitian dilaksanakan evaluasi ke dua berdasarkan

hasil tindakan kumulatif dan pendapat pengajar berkaitan dengan permasalahan

yang diatasi melalui penelitian tindakan kelas ini. Kriteria dalam evaluasi kedua

ini bersifat normatif sebagai acuan dalam mempertimbangkan dan memberikan

makna terhadap pelaksanaa peningkatan keefektifan pembelajaran setelah proses

tindakan, yaitu bahwa hasil tindakan dianalisis dengan metode alur dan

dibandingkan dengan kondisi sebelum dilaksanakan tindakan. Apabila setelah

dilaksanakan tindakan terjadi perubahan perilaku belajar lebih baik dari

sebelumnya, maka tindakan tersebut dinyatakan berhasil, tetapi apabila perilaku

belajar berbeda lebih jelek, maka tindakan dinyatakan belum berhasil.

Tahap refleksi dilakukan untuk melakukan penilaian terhadap proses yang

terjadi, masalah yang muncul, segala hal ikhwal yang berkaitan dengan tindakan

yang telah dilakukan. Pelaksanaan refleksi ini berupa diskusi yang dilakukan oleh

peneliti dan pengajar untuk mengevaluasi hasil tindakan dan merumuskan

perencanaan tindakan berikutnya. Apabila masih diperlukan proses diulangi lagi

dengan merancang pemecahan masalah putaran kedua, berupa revisi rancangan

pertama, kemudian menyelesaikan pemecahan kedua dan merefleksinya. Apabila

dipandang masih tetap diperlukan proses perancangan, pelaksanaan, observasi dan

refleksi dilakukan sampai beberapa putaran lagi.

Page 25: (KOMBINASI PEMBELAJARAN DI KELAS DAN E-LEARNING) PADA MATA ...guru-indonesia.net/admin/file/f_9235_221_MuhamadA... · Mata kuliah Medan Elektromagnetik ... mewujudkan suasana belajar

25

b. Revisi

Peneliti, pengajar dan para kolaborator mendiskusikan hasil pengamatan

yang dilakukan berdasarkan hasil evaluasi yang dilakukan tersebut, diperoleh

temuan tingkat keefektifan disain pembelajaran dengan menggunakan pendekatan

ketrampilan proses dan pembelajaran kooperatif dan daftar permasalahan yang

muncul dilapangan, selanjutnya dapat dipakai sebagai dasar melakukan

perancanaan ulang, untuk penyempurnaan, merevisi rancangan yang akan

dilakukan pada tindakan selanjutnya. Hal ini diharapkan akan menghasilkan

tingkat optimalisasi yang lebih tinggi.

D. Indikator Kinerja

Penelitian tindakan peningkatan motivasi dan hasil belajar mahasiswa pada mata

kuliah Medan Elektromagnetik melalui penerapan model blended learning dilaksanakan

dalam beberapa siklus. Banyaknya proses iterasi tindakan ditentukan oleh ketercapaian

indikator kinerja penelitian yang meliputi :

1. Indikator kinerja ditinjau dari materi pembelajaran

Proses pengembangan materi dan media pembelajaran mata kuliah Medan

Elektromagnetik pada sistem e-learning akan dihentikan setelah 70 % ahli media

dan ahli teknologi informasi menyatakan media pembelajaran ini dapat digunakan

dalam mendukung proses pembelajaran.

2. Indikator kinerja ditinjau dari aspek kemanfaatan media pembejaran terhadap

motivasi dan prestasi mahasiswa.

Tabel 1. Indikator kinerja

No KINERJA AWAL PROGRAM

AKHIR PROGRAM

1 Rata-rata motivasi mahasiswa mengikuti mata kuliah Medan Elektromagnetik

Sedang Baik

2 Rata-rata pemahaman mahasiswa terhadap materi Medan Elektromagnetik

Kurang Baik

3 Waktu yang dibutuhkan mahasiswa untuk menguasai materi Medan Elektromagnetik

6 Bulan 3 Bulan

4 Prosentase mahasiswa yang mendapat nilai B ke atas

30 % 70 %

Page 26: (KOMBINASI PEMBELAJARAN DI KELAS DAN E-LEARNING) PADA MATA ...guru-indonesia.net/admin/file/f_9235_221_MuhamadA... · Mata kuliah Medan Elektromagnetik ... mewujudkan suasana belajar

26

E. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data

Pada penelitian tindakan kelas (Class Action Research), teknik pengumpulan data

akan dilakukan melalui beberapa cara yaitu :

• Observasi langsung terhadap proses pembelajaran dengan model blended learning

(pembelajaran di kelas dan e-learning).

• Merecord aktivitas belajar mahasiswa pada sistem e-learning dan membuat laporan

yang dapat dilihat secara menyeluruh.

• Mengadakan interview dengan mahasiswa dan dosen lain yang berkaitan.

• Membuat instrumen penelitian berupa pedoman wawancara dan kuisioner terhadap

pengaruh pembelajaran blended learning terhadap motivasi dan hasil belajar

mahasiswa pada mata kuliah Medan Elektromagnetik.

• Melakukan tes kepada mahasiswa untuk melihat kondisi awal mahasiswa (pre test)

pada pada akhir siklus (post test) setiap siklus.

F. Teknik Analisis Data

Berdasarkan data yang diperoleh pada penelitian ini akan dilakukan analisis data

secara kuantitatif dan kualitatif.

• Analisis data pada proses pembelajaran di kelas akan dilakukan secara kualitatif

berkaitan dengan perubahan perilaku mahasiswa dalam mengikuti perkuliahan

Medan Elektromagnetik

• Analisis data aktivitas mahasiswa pada e-learning akan dilakukan secara kuantitatif

berdasarkan data statistik yang digenerate oleh Learning Management System

(e- learning)

• Analisis data hasil kuisioner kepada mahasiswa berkaitan dengan motivasi dan

manfaat pembelajaran dengan model blended learning akan dilakukan secara

kuantitatif

• Hasil tes mahasiswa akan dianalisis dengan teknik analisis kuantitatif

Page 27: (KOMBINASI PEMBELAJARAN DI KELAS DAN E-LEARNING) PADA MATA ...guru-indonesia.net/admin/file/f_9235_221_MuhamadA... · Mata kuliah Medan Elektromagnetik ... mewujudkan suasana belajar

27

BAB IV

HASIL IMPLEMENTASI DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Implementasi

Berikut ini akan dideskripsikan jalannya penelitian serta hasil yang diperoleh.

Penelitian dilakukan melalui dua buah cara pembelajaran yaitu pembelajaran di kelas

secara konvensional dengan syarat adanya pertemuan antara mahasiswa dan dosen dan

pembelajaran dengan bantuan e-learning. Materi yang diberikan pada mata kuliah

Medan Elektromagnetik baik dengan sistem pembelajaran di kelas maupun dengan e-

learning sama yaitu meliputi 7 pokok bahasan yaitu Analis Vektor dan Sistem

Koordinat (Kartesius, Tabung dan Bola), Gaya Listrik, Medan Listrik, Fluks Listrik,

Potensial dan Energi Listrik, Medan Magnet serta Induksi Elektromagnetik. Materi yang

dikembangkan pada sistem e-learning menggunakan materi pembelajaran interaktif

dalam formar SCORM (Shareable Common Object Module). Model ini dipilih karena

mampu meningkatkan kualitas media pembelajaran pada e-learning.

1. Pelaksanaan Pada Siklus 1

Siklus pertama dilakukan selama

Tahap pertama penelitian tindakan dilakukan melalui pembelajaran di kelas.

Pada pertemuan pertama materi yang diajarkan adalah materi analisis vektor dan teori

medan pada sistem koordinat kartesius, tabung dan koordinat bola. dengan cara

mengumpulkan mahasiswa pada laboratorium komputer untuk diberikan penjelasan

singkat bagaimana memanfaatkan e-learning di Jurusan Pendidikan Teknik Elektro FT

UNY khususnya pada mata kuliah Medan Elektromagnetik. Kegiatan ini melibatkan 2

orang peneliti dengan durasi waktu 3 jam. Pada tahap ini mahasiswa yang akan

mengikuti perkuliahan diberikan bekal berupa tata cara pendaftaran kuliah, prosedur

mengikuti perkuliahan, kunci masuk yang digunakan, proses login, mengakses materi

kuliah, mengakses tugas, cara mengumpulkan tugas, menjawab pertanyaan pada kuis

dan ujian, prosedur berdiskusi dan hal-hal lainnya yang berkaitan dengan penggunaan e-

learning secara teori maupun praktek.

Page 28: (KOMBINASI PEMBELAJARAN DI KELAS DAN E-LEARNING) PADA MATA ...guru-indonesia.net/admin/file/f_9235_221_MuhamadA... · Mata kuliah Medan Elektromagnetik ... mewujudkan suasana belajar

28

Pada tahap ini mahasiswa diberikan motivasi akan kebutuhan untuk memperoleh

kompetensi mata kuliah Medan Elektromagnetik dan kebutuhan untuk mendapatkan

nilai yang baik. Pemberian motivasi diberikan melalui ceramah, penjelasan criteria

penilaian dan pemberian tugas yang relevan untuk meningkatkan pemahaman dan

penguasaan materi kuliah. Selain itu mahasiswa juga diberikan motivasi mengenai

kompetensi lain yaitu dalam memanfaatkan pemelajaran berbasis e-learning yang akan

sangat bermanfaat sebagai penunjang.

Setelah mahasiswa mempunyai bekal yang cukup dan dirasa mampu

menggunakan e-learning, langkah selanjutnya adalah menugaskan kepada mahasiswa

untuk memperdalam pemahaman pada mata kuliah Medan Elektromagnetik melalui e-

learning. Karena materi yang dibangun pada e-learning disusun secara sistematis,

interaktif dan banyak animasi sehingga pemahaman mahasiswa terhadap materi

diharapkan akan meningkat.

Seiring dengan berjalannya kuliah melalui e-learning, perkuliahan di kelas tetap

berjalan seperti biasa dengan materi yang sama seperti apa yang terdapat di e-learning.

Hanya materi-materi interaktif berbasis multimedia tidak disampaikan di kelas. Selama

2 kali pertemuan di kelas mahasiswa dibiarkan secara bebas untuk mengakses atau

tidak sistem e-learning.

Pada pembelajaran dengan e-learning dosen pengampu tidak selalu online pada

e-learning melainkan hanya meluangkan 4 jam per hari untuk online. Hal ini mengingat

kegiatan lain yang dimiliki oleh dosen untuk mengampu mata kuliah lainnya,

membimbing tugas akhir mahasiswa, kegiatan penelitian, seminar dan pengabdian pada

masyarakat. Demikian juga halnya dengan mahasiswa, pada kegiatan pembelajaran

dengan e-learning mereka tidak selalu mengakses e-learning secara sinkron dengan

mahasiswa lain dan dengan dosennya, tetapi melalui sistem e-learning ini interaksi

antara mahasiswa dengan mahasiswa lain dan dosen tetap dapat dilaksanakan secara

asinkron. Aktivitas mahasiswa tidak hanya sebatas mengakses materi kuliah melainkan

dapat melakukan aktivitas lainnya seperti membuat topik diskusi, menanggapi topik

diskusi, latihan soal melalui kuis, bertanya ke teman lain atau dosen, menambahkan

materi, menanggapi materi, mengumpulkan tugas dan kegiatan lainnya.

Page 29: (KOMBINASI PEMBELAJARAN DI KELAS DAN E-LEARNING) PADA MATA ...guru-indonesia.net/admin/file/f_9235_221_MuhamadA... · Mata kuliah Medan Elektromagnetik ... mewujudkan suasana belajar

29

2. Hasil Siklus 1

Pada tahap pertama tindakan kelas dengan menggunakan model blended

learning, mahasiswa sudah bisa melakukan login ke sistem e-learning dan sudah dapat

mengakses mata kuliah Medan Elektromagnetik. Dari beberapa fasilitas yang ada,

mahasiswa lebih banyak memanfaatkan fasilitas download materi (modul) dalam format

PDF. Hal ini dipilih karena mahasiswa merasa materi dalam bentuk PDF cukup lengkap

dan bisa dibuka dirumah ataupun dicetak sehingga dapat digunakan untuk belajar off-

line. Sebagian besar mahasiswa sudah bisa melakukan proses download materi kuliah

Medan Elektromagnetik pada e-learning.

Data ini dapat dilihat dari fasilitas laporan yang disediakan oleh sistem

e-learning pada user sebagai dosen dan administrator. Dari menu laporan seorang

pengajar dapat melihat segala aktivitas peserta kuliah baik yang sedang on-line, sudah

off-line, berkaitan dengan fasilitas apa saja yang diakses, berapa lama waktu mengakses,

kapan mengaksesnya, darimana dia mengakses dan informasi-informasi penting lainnya

berkaitan dengan aktivitas peserta kuliah pada e-learning.

Dari fitur yang lain (Pembelajaran on-line, kuis, forum diskusi, pengayaan

materi, daftar istilah, link ke website yang relevan masih belum mendapat perhatian

mahasiswa. Hanya terdapat 2 mahasiswa yang sudah mulai untuk mengakses fasilitas

lain selain download materi kuliah.

Untuk meningkatkan keaktifan mahasiswa, dosen memberikan sebuah tugas

yang dipublish di e-learning dan mahasiswa diharuskan untuk mengerjakan dan

mengumpulkannya lewat e-learning. Dari hasil inipun ternyata mahasiswa tidak tahu

kalau ada tugas baru untuk mata kuliah ini di e-learning. Pada saatnya hari terakhir

pengumpulan ternyata hanya 2 orang yang berhasil mengerjakan soal dan

mengumpulkannya lewat e-learning.

Untuk mengetahui apakah mahasiswa sudah memahami materi yang diberikan

pada e-learning maka diadakan suatu tes (kuis) yang terdiri dari 3 soal essay dengan

tingkat kesulitan yang sederhana seperti apa yang telah ada di e-learning hanya

dilakukan modifikasi sedikit. Dari hasil kuis ini ternyata hanya 23 % yang berhasil

mengerjakan soal dengan baik dengan nilai di atas 60 sedang yang lainnya mendapat

nilai di bawah 50. Hasil rata-rata prestasi mahasiswa yaitu 58,6 dengan skor maksimal

Page 30: (KOMBINASI PEMBELAJARAN DI KELAS DAN E-LEARNING) PADA MATA ...guru-indonesia.net/admin/file/f_9235_221_MuhamadA... · Mata kuliah Medan Elektromagnetik ... mewujudkan suasana belajar

30

100 dan kalau dikonversi mendapat nilai C. Hasil prestasi mahasiswa ini masih jauh dari

yang diinginkan peneliti yaitu rata-rata 70 atau dengan nilai B.

Dari ilustrasi di atas dapat diambil kesimpulan bahwa pada tahap pertama

penelitian tindakan kelas (3 Minggu) hasilnya mahasiswa hanya berfikir bahwa

e-learning hanya sebatas download materi (modul) kuliah. Mereka belum memahami

secara benar pembelajaran berbasis e-learning sehingga mereka tidak mau mengakses

fasilitas-fasilitas lainnya di e-learning yang sebenarnya mempunyai manfaat yang

sangat besar. Kebanyakan mahasiswa hanya mengandalkan kuliah di kelas secara

konvensional untuk memahami materi kuliah.

3. Pelaksanaan Siklus 2

Setelah mengetahui hasil dari siklus pertama yang masih belum memberikan

hasil yang memuaskan, peneliti mengadakan perenungan atau refleksi mengenai strategi

yang perlu dilakukan berkaitan dengan peningkatan motivasi dan prestasi belajar

mahasiswa. Pada tahap ini peneliti mengadakan penelusuran mengenai penyebab utama

belum optimalnya usaha yang dilakukan pada siklus pertama melalui berbagai cara

diantaranya diskusi, pendekatan kepada mahasiswa dan perenungan. Dengan

perenungan ini akhirnya peneliti menemukan benang merah upaya peningkatan motivasi

dan kompetensi kepada mahasiswa ternyata berawal dari kurangnnya informasi

mengenai kepastian tugas yang diberikan terhadap penilaian.

Setelah peneliti menemukan benang merah permasalahan yang dihadapi pada

siklus pertama, peneliti menyusun rencana perbaikan tindakan yang akan dilaksanakan

pada siklus kedua. Pada tahap kedua, mahasiswa dikumpulkan kembali di kelas melalui

perkuliahan biasa lalu diberikan penjelasan mengenai bagaimana mengoptimalkan

media e-learning dalam pembelajaran. Pada pertemuan di kelas mahasiswa kembali

diberikan motivasi mengenai kiat sukses mengikuti kuliah Medan Elektromagnetik.

Dalam pertemuan dengan mahasiswa diberikan penjelasan dan diskusi mengenai

permasalahan yang dihadapi mahasiswa selama mengikuti perkuliahan ini baik di kelas

maupun dengan metode e-learning. Dari hasil diskusi seperti biasa mahasiswa masih

malu-malu dan belum memberikan respon yang diinginkan. Peneliti akhirnya mencoba

membangun suasana dengan melontarkan permasalahan yang ada. Dengan

Page 31: (KOMBINASI PEMBELAJARAN DI KELAS DAN E-LEARNING) PADA MATA ...guru-indonesia.net/admin/file/f_9235_221_MuhamadA... · Mata kuliah Medan Elektromagnetik ... mewujudkan suasana belajar

31

permasalahan ini akhirnya beberapa mahasiswa berani mengemukakan pendapat

berkaitan dengan permasalahan kurang optimalnya pembelajaran berbasis e-learning.

Akhirnya ditemukan jawaban pasti bahwa mahasiswa membutuhkan kepastian tugas

yang diberikan akan berpengaruh kepada penilaian tidak hanya sebatas tugas biasa.

Pada siklus kedua ini peneliti mencoba untuk mengakomodasi permintaan

mahasiswa dengan memberikan agar yang lebih pasti dan sangat berpengaruh terhadap

penialaian. Mahasiswa diberikan tugas yaitu minimal dalam 1 minggu harus mengakses

e-learning sebanyak 1 kali dengan durasi waktu minimal 1 jam. Hal ini bertujuan agar

mahasiswa mempunyai komitmen terhadap peningkatan kompetensi pada mata kuliah

Medan Elektromagnetik.

4. Hasil Siklus 2

Pada tahap kedua tindakan kelas dilakukan melalui penekanan pada perkuliahan

di kelas dan e-learning. Pembelajaran di kelas lebih ditekankan pada pemahaman materi

dan contoh soal, sedangkan e-learning dotekankan pada peningkatan keaktifan

mahasiswa melalui forum diskusi, latihan soal, pengayaan materi dan frekuensi akses

serta durasi belajar. Pada siklus kedua ini terjadi peningkatan aktivitas mahasiswa yang

cukup signifikan. Setelah diberikan penjelasan mengenai bagaimana mengoptimalkan

e-learning dan tugas yang dilakukan mempunyai konsekuensi terhadap penilaian,

terlihat peningkatan aktivitas mahasiswa di e-learning mulai dari penggunaan fasilitas

yang ada di e-learning mulai dari akses pembelajaran secara on-line (materi interaktif),

akses tugas, mengerjakan soal latihan (kuis), mengikuti diskusi dan memperdalam

pengetahuan melalui situs referensi yang ada di e-learning.

Pada siklus kedua ini terlihat jelas keaktifan mahasiswa melalui fasilitas

e-learning. Dari beberapa fasilitas yang ada, ternyata mahasiswa sudah mulai

mengaksesnya dan memberikan respon yang positif walaupun masih ada sedikit

paksaan dari dosen dengan memberikan tugas untuk akses e-learning. Dari catatan pada

laporan didapatkan rata-rata mahasiswa dalam mengakses e-learning adalah 1,2 jam

dengan lebih dari 1 fasilitas yang diakses.

Dari hasil tes yang dilakukan ternyata juga menunjukkan peningkatan dari 58, 6

pada siklus pertama menjadi 73,4 pada siklus kedua. Rata-rata nilai 73,4 kalau

Page 32: (KOMBINASI PEMBELAJARAN DI KELAS DAN E-LEARNING) PADA MATA ...guru-indonesia.net/admin/file/f_9235_221_MuhamadA... · Mata kuliah Medan Elektromagnetik ... mewujudkan suasana belajar

32

dikonversi akan menghasilkan nilai B. Hasil ini menunjukkan bahwa motivasi dan

kompetensi mahasiswa sudah mengalami peningkatan yang cukup signifikan.

B. Pembahasan

1. Pengamatan Langsung

Pengamatan secara langsung terhadap mahasiswa berkaitan dengan proses

pembelajaran dilakukan oleh peneliti baik pada pembelajaran di kelas maupun pada

sistem e-learning. Pengamatan dilakukan berdasarkan indikator kehadiran mahasiswa di

kelas, keaktifan mahasiswa dalam mengikuti perkuliahan, keaktifan mahasiswa dalam

diskusi, memberikan pertanyaan, tanggapan dan respon terhadap proses belajar

mengajar di kelas.

Berdasarkan pengamatan secara langsung didapatkan adanya pengaruh yang

cukup signifikan antara penerapan pembelajaran model blended learning terhadap

motivasi belajar mahasiswa. Hal ini diindikasikan oleh tingkat kehadiran mahasiswa di

kelas mencapai 80 %. Selain itu aktivitas mahasiswa juga meningkat tidak hanya tingkat

kehadiran saja, tetapi terjadi peningkatan interaksi antara mahasiswa dan mahasiswa

maupun dengan dosen. Setelah diadakan pembelajaran melalui e-learning mahasiswa

cenderung lebih aktif dalam bertanya, menanggapi permasalahan yang di bahas,

menjawab pertanyaan dari temannya, berdiskusi tentang topik-topik yang terkait dengan

perkuliahan.

2. Report Aktivitas Mahasiswa Pada E-Learning

Salah satu keunggulan dari penerapan pembelajaran dengan e-learning adalah

semua aktivitas dari pengguna (dosen dan mahasiswa) dapat direkam secara rinci oleh

sistem Learning Management System (LMS). Melalui fasilitas ini proses manajemen

kelas akan menjadi sangat mudah dan praktis. Dosen dapat lebih fokus untuk

mengembangkan konten pembelajaran dan interaksi dengan mahasiswa dari pada

mengurusi masalah administrasi pembelajaran.

Report yang dihasilkan oleh LMS hanya dapat dilihat dosen pengampu sehingga

dosen bisa mengetahui mahasiswa mana yang lebih aktif belajar melalui e-learning,

Page 33: (KOMBINASI PEMBELAJARAN DI KELAS DAN E-LEARNING) PADA MATA ...guru-indonesia.net/admin/file/f_9235_221_MuhamadA... · Mata kuliah Medan Elektromagnetik ... mewujudkan suasana belajar

33

berapa lama dia mengakses, materi apa saja yang diakses dan apa saja yang dilakukan.

Semua aktivitas tercatat secara detail setiap saat terhadap apa yang dilakukan oleh

mahasiswa dan dosen. Dosen dapat mengecek aktivitas mahasiswa berdasarkan waktu

(hari), berdasar topik yang ada atau berdasar kegiatan lain yang dikembangkan.

Gambar x. Report aktivitas penguna pada E-Learning

3. Hasil Kuisioner

Pengukuran pengaruh dan dampak pembelajaran model blended learning

terhadap peningkatan motivasi mahasiswa dilakukan tidak hanya melalui pengamata

langsung dan laporan aktivitas pada e-learning melainkan juga menggunakan instrumen

kuisioner kepada mahasiswa. Kuisioner ini digunakan untuk mengukur 3 aspek

pengaruh penggunaan model pembelajaran blended learning terhadap motivasi belajar,

peningkatan interaksi dan kemanfaatannya bagi mahasiswa.

Berdasar kuisioner kepada mahasiswa yang menambil mata kuliah Medan

Elektromagnetik, didapat data sebagaiberikut:

Page 34: (KOMBINASI PEMBELAJARAN DI KELAS DAN E-LEARNING) PADA MATA ...guru-indonesia.net/admin/file/f_9235_221_MuhamadA... · Mata kuliah Medan Elektromagnetik ... mewujudkan suasana belajar

34

Hasil kuisioner terhadap mahasiswa menunjukkan bahwa penerapan model

blended learning ternyata memberikan kemanfaatan yang tinggi dengan skor 3,47 atau

86,7 % menyatakan sangat bermanfaat. Hal ini juga terjadi pada aspek interaksi dengan

hasil 3,83 atau 96 % serta motivasi yang mencapai skor 3,34 atau 83,4 %. Berdasarkan

pada skala likert, skor ini dapat dikategorikan pada tngkat sangat baik. Hal ini berarti

mahasiswa merasakan terjadinya peningkatan motivasi, kemanfaatan dan kualitas

interaksi dengan menggunakan pembelajaran model blended learning.

4. Tes

Untuk mengukur pengaruh model pembelajaran blended learning terhadap hasil

belajar mahasiswa dilakukan melalui tes (pre test dan post test). Pre tes dilakukan pada

saat sebelum dilakukan tindakan penerapan model blended learning, sedangkan post tes

dilakukan setelah mahasiswa melakukan treatmen menggunakan model blended

learning. Untuk menghindari bias dalam pengukuran, maka soal pre test dan post test di

buat berbeda disesuaikan dengan topik yang sudah diajarkan.

Hasil pre tes menunjukkan rata-rata mahasiswa mencapai nilai rerata 58,6. Nilai

rata-rata mahasiswa masih berada jauh di bawah standar yang ditetapkan yaitu 70.

Mahasiswa yang mencapai nilai di atas 70 jumlahnya sangat sedikit dengan kebanyakan

nilainya di bawah 50. Hasil post tes menunjukkan peningkatan nilai yang cukup

signifikan dengan rerata 73, 4. Walaupun masih ada beberapa mahasiswa yang

mendapatkan nilai kurang dari 70 akan tetapi prosesentasinya sedikit.

Berdasarkan uraian di atas, penerapan atau implementasi model blended

learning pada mata kuliah Medan Elektromagnetik pada pembelajaran di kelas dan

e-learning sudah dapat direalisasikan. Pembelajaran di kelas dilakukan di ruang RE 02,

sedangkan pembelajaran pada e-learning dilakukan oleh mahasiswa di berbagai tempat

yang bisa terhubung ke e-learning Jurusan Pendidikan Teknik Elektro (Elco Cyber

Class). Penerapan kuliah ini pada sistem e-learning meliputi akses materi mata kuliah,

No Aspek Jumlah item Skor Rerata Percentase

1 Kemanfaatan 5 3,47 86, 7 % 2 Interaksi 6 3,83 96, 0 % 3 Motivasi 8 3,34 83, 4 %

Page 35: (KOMBINASI PEMBELAJARAN DI KELAS DAN E-LEARNING) PADA MATA ...guru-indonesia.net/admin/file/f_9235_221_MuhamadA... · Mata kuliah Medan Elektromagnetik ... mewujudkan suasana belajar

35

akses tugas, pengumuman dan informasi kuliah, mengerjakan latihan soal (kuis),

melihat tugas, mengumpulkan tugas, melakukan diskusi, sharing informasi dan

memperkaya pengetahuan melalui situs terkait. Hal ini cukup memberikan motivasi bagi

mahasiswa untuk meningkatkan kompetensi mata kuliah ini berkaitan dengan bidang

ilmu terkait.

Untuk meningkatkan kompetensi mahasiswa pertama kali harus dilakukan

peningkatan motivasi belajar. Motivasi beajar ternyata mempunyai pengaruh yang

signifikan terhadap hasil belajar. Motivasi belajar mahasiswa perlu dilakukan dengan

mengadakan analisis kebutuhan mahasiswa, pedekatan kepada mereka dan diskusi yang

intensif. Pada penelitian ini motivasi yang diberikan berupa kebutuhan untuk

mendapatkan kompetensi mata kuliah, mendapatkan nilai yang baik dan kebutuhan

untuk berprestasi. Upaya ini dilakukan secara kontinu dan berkesinambungan agar hasil

yang dicapai sesuai dengan tujuan.

Peningkatan motivasi mahasiswa dapat dilihat dari indikator pada laporan pada

e-learning dimana terjadi peningkatan frekuensi dan waktu akses e-learning yang

berarti mahasiswa melakukan pembelajaran yang lebih banyak. Peningkatan motivasi

beajar ini mempunyai pengaruh terhadap peningkatan kompetensi mahasiswa yang

ditandai dengan rata-rata skor tes mahasiswa dari 58,6 menjadi 73,4.

Model pembelajaran blended learning (kombinasi antara pembelajaran di kelas

dan e-learning) terbukti mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan

motivasi dan hasil belajar mahasiswa. Mahasiswa dapat mengikuti perkuliahan di kelas

seperti biasa dan ditambah dengan kuliah melalui e-learning yang dapat dilaksanakan

secara bersamaan dengan teman lain dan dosennnya atau tidak. Mahasiswa dan dosen

mempunyai waktu 24 jam sehari selama 7 hari untuk memberikan kuliah kepada

mahasiswa baik secara sinkron maupun asinkron. Mahasiswa dapat berinteraksi dengan

mahasiswa lain dan dosen melalui fitur-fitur yang ada pada e-learning dan nantinya

didiskusikan di kelas. Keunggulan inilah yang mendorong motivasi belajar mahasiswa

meningkat yang secara langsung berdampak pada peningkatan hasil belajar mahasiswa.

Page 36: (KOMBINASI PEMBELAJARAN DI KELAS DAN E-LEARNING) PADA MATA ...guru-indonesia.net/admin/file/f_9235_221_MuhamadA... · Mata kuliah Medan Elektromagnetik ... mewujudkan suasana belajar

36

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Dari hasil pengembangan media pembelajaran dan penelitian tindakan yang

dilakukan melalui model blended learning (kombinasi antara pembelajaran di kelas dan

e-learning), maka peneliti dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Adanya peningkatan motivasi belajar mahasiswa terhadap penerapan model blended

learning pada mata kuliah Medan Elektromagnetik di Jurusan Pendidikan Teknik

Elektro FT UNY yang ditunjukkan oleh tingkat kehadiran mahasiswa di kelas,

frekuensi belajar dan keaktifan mahasiswa dalam diskusi, bertanya dan memberikan

masukan. Hasil ini diperoleh melalui pengamatan di kelas dan report aktivitas

mahasiswa yang digenerate oleh e-learning.

2. Penerapan model blended learning pada mata kuliah Medan Elektromagnetik

memberikan manfaat yang signifikan terhadap motivasi mahasiswa yang

diindikasikan skor rata-rata hasil angket mahasiswa sebesar 3,34 pada skala likert.

3. Terjadi peningkatan hasil belajar mahasiswa pada mata kuliah Medan

Elektromagnetik dari 58, 6 menjadi 73,4.

Saran

1. Perlu dilakukan pengukuran kualitas pembelajaran mata kuliah Medan

Elektromagnetik pada sistem e-learning setelah sistem ini diimplementasikan.

2. Perlu dibuat mirror untuk mengantisipasi apabila server http://elektro-uny.net

mengalami gangguan.

3. Perlu disosialisasikan kepada dosen dan mahasiswa tentang pentingnya penerapan

mata kuliah melalui e-learning.

Page 37: (KOMBINASI PEMBELAJARAN DI KELAS DAN E-LEARNING) PADA MATA ...guru-indonesia.net/admin/file/f_9235_221_MuhamadA... · Mata kuliah Medan Elektromagnetik ... mewujudkan suasana belajar

37

DAFTAR PUSTAKA

1. Alan, Jonathan Ritter & David Stavens, 2001 “The Online Learning Handbook,

Developing and Using web-Based Learning” New York : Stylus Pulishing

inc.

2. Ali, M, dkk, 2006 “Pengembangan E-Learning Jurusan Pendidikan Teknik Elektro

FT UNY”, Laporan Penelitian Research Grant PHK A2 Diknik Elektro FT

UNY, Yogyakarta

3. Chu, Alan G; Thompson, Melody M; Hancock, Burton W, 1998, “The Mc Graw-

Hill Handbook of Distance Learning”, New York : McGraw-Hill

4. Eigen, 2001 “Engineering Outreach. Distance Education: Distance Education and

the WWW”, www.uidaho.edu/evo/dist11.html, February 2001

5. Elliott, John. (1991). Action research for educational change. Celtic Court: Open

University Press.

6. Farhad Saba, 2001, “Distance Education : An Introduction” . Saba & Associates.

2001 http://www.distance-educa-tor.com/portals/research_deintro.html

7. (http//www.apache.org).

8. (http//www.java.org).

9. (http//www.mysql.org).

10. Jogiyanto HM, 1989. “Analisis dan Desain”. Yogyakarta : Andi Offset.

11. Int, 1996 Chapter 1 : Introduction to Distance Learning;

http://www.indiana.edu/~scs/dl prime.html.

12. Pressman SR, 1982. “Software Engineering”. Singapore : McGraw-Hill.

13. Sudrajat, A, 2007, “Blog Konsultasi Motivasi”,

http://akhmadsudrajat.wordpress.com/konseling/teori-teori-motivasi

diambil pada tanggal 27 Agustus 2007.

14. Suderadjat, H (2004). ”Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi” . Bandung:

CV Cekas Cipta Grafika.

15. Sohn, B. (2005). E-learning and primary and secondary education in Korea. KERIS

Korea Education & Research Information Service, 2(3), 6-9.

16. Surjono, Herman. (2007). Pengantar e-learning dan implementasinya di UNY,

http://elearning.uny.ac.id

Page 38: (KOMBINASI PEMBELAJARAN DI KELAS DAN E-LEARNING) PADA MATA ...guru-indonesia.net/admin/file/f_9235_221_MuhamadA... · Mata kuliah Medan Elektromagnetik ... mewujudkan suasana belajar

38

17. Thorne, K. (2003). Blended learning: How to integrate online and traditional

learning. London: Kogan Page.

Page 39: (KOMBINASI PEMBELAJARAN DI KELAS DAN E-LEARNING) PADA MATA ...guru-indonesia.net/admin/file/f_9235_221_MuhamadA... · Mata kuliah Medan Elektromagnetik ... mewujudkan suasana belajar

39

LAMPIRAN TAMPILAN MEDIA PEMBELAJARAN MATA KULIAH MEDAN ELEKTROMAGNETIK PADA SISTEM E-LEARNING

Tampilan Materi Medan Elektromagnetik pada e-learning

Tampilan Utama Media Pembelajaran Mata Kuliah Medan Elektromagnetik

Page 40: (KOMBINASI PEMBELAJARAN DI KELAS DAN E-LEARNING) PADA MATA ...guru-indonesia.net/admin/file/f_9235_221_MuhamadA... · Mata kuliah Medan Elektromagnetik ... mewujudkan suasana belajar

40

Tampilan Materi Sistem Koordinat Tabung 3 dimensi

Tampilan Ilustrasi Gaya Listrik dalam bentuk Animasi

Page 41: (KOMBINASI PEMBELAJARAN DI KELAS DAN E-LEARNING) PADA MATA ...guru-indonesia.net/admin/file/f_9235_221_MuhamadA... · Mata kuliah Medan Elektromagnetik ... mewujudkan suasana belajar

41

Tampilan Medan Listrik dalam bentuk Animasi

Tampilan Fluks Listrik Animasi

Page 42: (KOMBINASI PEMBELAJARAN DI KELAS DAN E-LEARNING) PADA MATA ...guru-indonesia.net/admin/file/f_9235_221_MuhamadA... · Mata kuliah Medan Elektromagnetik ... mewujudkan suasana belajar

42

Tampilan Vektor Medan Magnet Animasi

Tampilan Animasi Induksi Elektromagnetik

Page 43: (KOMBINASI PEMBELAJARAN DI KELAS DAN E-LEARNING) PADA MATA ...guru-indonesia.net/admin/file/f_9235_221_MuhamadA... · Mata kuliah Medan Elektromagnetik ... mewujudkan suasana belajar

43

Tampilan Menu Ujian

Tampilan Menu Tugas yang diberikan

Page 44: (KOMBINASI PEMBELAJARAN DI KELAS DAN E-LEARNING) PADA MATA ...guru-indonesia.net/admin/file/f_9235_221_MuhamadA... · Mata kuliah Medan Elektromagnetik ... mewujudkan suasana belajar

44

LAMPIRAN REPORT AKTIVITAS E-LERANING

Page 45: (KOMBINASI PEMBELAJARAN DI KELAS DAN E-LEARNING) PADA MATA ...guru-indonesia.net/admin/file/f_9235_221_MuhamadA... · Mata kuliah Medan Elektromagnetik ... mewujudkan suasana belajar