74
P U T U S A N Perkara Nomor 32/KPPU-L/2009 Komisi Pengawas Persaingan Usaha Republik Indonesia selanjutnya disebut Komisi yang memeriksa Dugaan Pelanggaran Pasal 9, Pasal 15 ayat (2), Pasal 17 ayat (1), dan Pasal 19 huruf d Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat selanjutnya disebut Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 dalam Penjualan Jasa Asuransi kepada Penumpang Ferry Batam – Singapura/Malaysia di Terminal Ferry Kota Batam, yang dilakukan oleh: ---------------------- 1. Terlapor I: Badan Pengusahaan Batam (d/h Otorita Pengembangan Daerah Industri Pulau Batam), berkedudukan di Jalan Engku Putri Nomor 01, Batam Center, Batam, Provinsi Kepulauan Riau 29400, Nomor Telepon (0778) 462047, dan Nomor Fax (0778) 462240; 462456 selanjutnya disebut BP Batam; ---------------------------------- 2. Terlapor II: PT Jasa Raharja (Persero) Batam, berkedudukan di Jalan Ir. Sutami Nomor 01, Komp. Perkantoran Sekupang, Batam, Provinsi Kepulauan Riau 29422, Nomor Telepon (0778) 322894 selanjutnya, disebut PT Jasa Raharja (Persero); ------- 3. Terlapor III: PT Asuransi Jasaraharja Putera Batam, berkedudukan di Jalan Raden Patah, Komp. Libra Center Blok A Nomor 04, Batam, Provinsi Kepulauan Riau, Nomor Telepon (0778) 431230, dan Nomor Fax (0778) 431232 selanjutnya disebut PT Asuransi Jasaraharja Putera; -------------------------------------------------------------------- 4. Terlapor IV: PT Jasa Asuransi Indonesia (Persero) Batam, berkedudukan di Komp. Regency Park Blok I/3, Jalan Teuku Umar – Lubuk Baja, Pulau Batam 29432, Nomor Telepon (0778) 458928; 458727 dan Nomor Fax (0778) 458928 selanjutnya disebut PT Jasa Asuransi Indonesia (Persero); ------------------------------------------------------------- 5. Terlapor V: PT Indodharma Corpora, berkedudukan di Terminal Ferry Internasional Sekupang, Jalan R.E. Martadinata, Sekupang, Batam, Provinsi Kepulauan Riau, Nomor Telepon (0778) 323851 dan Nomor Fax (0778) 323492 selanjutnya disebut PT Indodharma Corpora; ----------------------------------------------------------------------------- 6. Terlapor VI: PT Synergy Tharada, berkedudukan di Batam Center Point, International Ferry Terminal, Batam Center, Batam, Provinsi Kepulauan Riau, Nomor Telepon (0778) 467939; 467816 dan Nomor Fax (0778) 467868; 467815 selanjutnya disebut PT Synergy Tharada; --------------------------------------------------------------------- 7. Terlapor VII: PT Senimba Bay Resort, berkedudukan di Jalan K.H. Akhmad Dahlan, Komplek Waterfont City Nomor 01, Sei Temiang, Batam, Provinsi Kepulauan Riau selanjutnya disebut PT Senimba Bay Resort; --------------------------------------------------

Komisi Pengawas Persaingan Usaha Republik Indonesia Asuransi Ferry Batam.pdf · Komisi Pengawas Persaingan Usaha Republik Indonesia selanjutnya disebut Komisi yang memeriksa Dugaan

  • Upload
    others

  • View
    3

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Komisi Pengawas Persaingan Usaha Republik Indonesia Asuransi Ferry Batam.pdf · Komisi Pengawas Persaingan Usaha Republik Indonesia selanjutnya disebut Komisi yang memeriksa Dugaan

P U T U S A N Perkara Nomor 32/KPPU-L/2009

Komisi Pengawas Persaingan Usaha Republik Indonesia selanjutnya disebut Komisi

yang memeriksa Dugaan Pelanggaran Pasal 9, Pasal 15 ayat (2), Pasal 17 ayat (1), dan

Pasal 19 huruf d Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek

Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat selanjutnya disebut Undang-Undang Nomor

5 Tahun 1999 dalam Penjualan Jasa Asuransi kepada Penumpang Ferry Batam –

Singapura/Malaysia di Terminal Ferry Kota Batam, yang dilakukan oleh: ----------------------

1. Terlapor I: Badan Pengusahaan Batam (d/h Otorita Pengembangan Daerah

Industri Pulau Batam), berkedudukan di Jalan Engku Putri Nomor 01, Batam Center,

Batam, Provinsi Kepulauan Riau 29400, Nomor Telepon (0778) 462047, dan Nomor

Fax (0778) 462240; 462456 selanjutnya disebut BP Batam; ----------------------------------

2. Terlapor II: PT Jasa Raharja (Persero) Batam, berkedudukan di Jalan Ir. Sutami

Nomor 01, Komp. Perkantoran Sekupang, Batam, Provinsi Kepulauan Riau 29422,

Nomor Telepon (0778) 322894 selanjutnya, disebut PT Jasa Raharja (Persero); -------

3. Terlapor III: PT Asuransi Jasaraharja Putera Batam , berkedudukan di Jalan Raden

Patah, Komp. Libra Center Blok A Nomor 04, Batam, Provinsi Kepulauan Riau, Nomor

Telepon (0778) 431230, dan Nomor Fax (0778) 431232 selanjutnya disebut PT

Asuransi Jasaraharja Putera; --------------------------------------------------------------------

4. Terlapor IV: PT Jasa Asuransi Indonesia (Persero) Batam, berkedudukan di Komp.

Regency Park Blok I/3, Jalan Teuku Umar – Lubuk Baja, Pulau Batam 29432, Nomor

Telepon (0778) 458928; 458727 dan Nomor Fax (0778) 458928 selanjutnya disebut PT

Jasa Asuransi Indonesia (Persero); -------------------------------------------------------------

5. Terlapor V: PT Indodharma Corpora, berkedudukan di Terminal Ferry Internasional

Sekupang, Jalan R.E. Martadinata, Sekupang, Batam, Provinsi Kepulauan Riau, Nomor

Telepon (0778) 323851 dan Nomor Fax (0778) 323492 selanjutnya disebut PT

Indodharma Corpora; ------------------------------- ----------------------------------------------

6. Terlapor VI: PT Synergy Tharada, berkedudukan di Batam Center Point,

International Ferry Terminal, Batam Center, Batam, Provinsi Kepulauan Riau, Nomor

Telepon (0778) 467939; 467816 dan Nomor Fax (0778) 467868; 467815 selanjutnya

disebut PT Synergy Tharada; ---------------------------------------------------------------------

7. Terlapor VII: PT Senimba Bay Resort, berkedudukan di Jalan K.H. Akhmad Dahlan,

Komplek Waterfont City Nomor 01, Sei Temiang, Batam, Provinsi Kepulauan Riau

selanjutnya disebut PT Senimba Bay Resort; --------------------------------------------------

Page 2: Komisi Pengawas Persaingan Usaha Republik Indonesia Asuransi Ferry Batam.pdf · Komisi Pengawas Persaingan Usaha Republik Indonesia selanjutnya disebut Komisi yang memeriksa Dugaan

halaman 2 dari 74

mengambil Putusan sebagai berikut: -------------------------------------------------------------------

Majelis Komisi: ------------------------------------------------------------------------------------------

Setelah membaca surat-surat dan dokumen-dokumen dalam perkara ini: -------------------

Setelah membaca Laporan Hasil Pemeriksaan Pendahuluan (selanjutnya disebut

LHPP); -------------------------------------------------------------------------------------------------

Setelah membaca Laporan Hasil Pemeriksaan Lanjutan (selanjutnya disebut LHPL) ; ----

Setelah membaca Berita Acara Pemeriksaan (selanjutnya disebut BAP); -------------------

Setelah membaca tanggapan atau pembelaan dari para Terlapor. -----------------------------

TENTANG DUDUK PERKARA

1. Menimbang bahwa Sekretariat Komisi telah menerima laporan tentang adanya

Dugaan Pelanggaran Pasal 9 dan Pasal 15 ayat (2) Undang-Undang Nomor 5

Tahun 1999 dalam Penjualan Jasa Asuransi kepada Penumpang Ferry Batam –

Singapura/Malaysia di Pelabuhan Ferry Kota Batam (vide bukti L1, C107); ---------

2. Menimbang bahwa setelah melakukan klarifikasi dan penelitian atas laporan

tersebut, maka Komisi menyatakan laporan tersebut telah lengkap dan jelas; --------

3. Menimbang bahwa berdasarkan laporan yang lengkap dan jelas tersebut, Komisi

menerbitkan Penetapan Komisi Nomor 140/KPPU/PEN/XI/2009 tanggal 16

November 2009 tentang Pemeriksaan Pendahuluan Perkara Nomor 32/KPPU-

L/2009 terhitung sejak tanggal 16 November 2009 sampai dengan tanggal 31

Desember 2009 (vide bukti A1); -------------------------------------------------------------

4. Menimbang bahwa untuk melaksanakan Pemeriksaan Pendahuluan, Sekretaris

Jenderal menerbitkan Surat Tugas Nomor 1222/SJ/ST/XI/2009 tanggal 16

November 2009 yang menugaskan Sekretariat Komisi sebagai Tim Pemeriksa

dalam Pemeriksaan Pendahuluan Perkara Nomor 32/KPPU-L/2009 (vide bukti

A3); ----------------------------------------------------------------------------------------------

5. Menimbang bahwa setelah melakukan Pemeriksaan Pendahuluan, Tim Pemeriksa

menyimpulkan terdapat bukti awal yang cukup terjadinya Pelanggaran Pasal 9,

Pasal 15 ayat (2), Pasal 17 ayat (1), dan Pasal 19 huruf d Undang-undang Nomor

5 Tahun 1999 yang dilakukan oleh Terlapor I, Terlapor II, Terlapor III, Terlapor

IV, Terlapor V, Terlapor VI, dan Terlapor VII (vide bukti A21); ----------------------

6. Menimbang bahwa berdasarkan Laporan Hasil Pemeriksaan Pendahuluan, Tim

Pemeriksa merekomendasikan kepada Rapat Koordinasi agar Pemeriksaan

Pendahuluan dilanjutkan ke tahap Pemeriksaan Lanjutan (vide bukti A21); ---------

7. Menimbang bahwa atas dasar rekomendasi Tim Pemeriksa, Komisi menyetujui

dan menerbitkan Penetapan Komisi Nomor 01/KPPU/PEN/I/2010 tanggal 04

Januari 2010 yang menetapkan untuk melanjutkan Perkara Nomor 32/KPPU-

Page 3: Komisi Pengawas Persaingan Usaha Republik Indonesia Asuransi Ferry Batam.pdf · Komisi Pengawas Persaingan Usaha Republik Indonesia selanjutnya disebut Komisi yang memeriksa Dugaan

halaman 3 dari 74

L/2009 ke dalam tahap Pemeriksaan Lanjutan terhitung sejak tanggal 04 Januari

2010 sampai dengan tanggal 30 Maret 2010 (vide bukti A22); -------------------------

8. Menimbang bahwa untuk melaksanakan Pemeriksaan Lanjutan, Sekretaris

Jenderal menerbitkan Surat Tugas Nomor 01/SJ/ST/I/2010 tanggal 04 Januari

2010 yang menugaskan Sekretariat Komisi sebagai Tim Pemeriksa dalam

Pemeriksaan Lanjutan Perkara Nomor 32/KPPU-L/2009 (vide bukti A24); ----------

9. Menimbang bahwa selanjutnya, Tim Pemeriksa menilai perlu untuk melakukan

Perpanjangan Pemeriksaan Lanjutan. Untuk itu Komisi menerbitkan Keputusan

Nomor 137/KPPU/KEP/III/2010 tanggal 30 Maret 2010 tentang Perpanjangan

Pemeriksaan Lanjutan Perkara Nomor 32/KPPU-L/2009 terhitung sejak tanggal

31 Maret 2010 sampai dengan tanggal 12 Mei 2010 (vibe bukti A48); ---------------

10. Menimbang bahwa dalam proses Pemeriksaan, Tim Pemeriksa telah mendengar

keterangan dari para Terlapor dan Saksi; ---------------------------------------------------

11. Menimbang bahwa identitas serta keterangan para Terlapor dan Saksi telah dicatat

dalam BAP yang telah ditandatangani oleh para Terlapor dan Saksi; -----------------

12. Menimbang bahwa dalam Pemeriksaan Pendahuluan, Pemeriksaan Lanjutan dan

Perpanjangan Pemeriksaan Lanjutan, Tim Pemeriksa telah meneliti, menilai

sejumlah surat, dan/atau dokumen, BAP, serta mendapatkan bukti-bukti lain yang

diperoleh selama Pemeriksaan; ---------------------------------------------------------------

13. Menimbang bahwa setelah melakukan Pemeriksaan Lanjutan, Tim Pemeriksa

membuat LHPL yang berisi (vide bukti A59); --------------------------------------------

13.1 Tentang Ketentuan Mengenai Asuransi Kecelakaan Penumpang di

Indonesia;--------------------------------------------------------------------------------

13.1.1 Undang-undang Nomor 33 Tahun 1964 tentang Dana

Pertanggungan Wajib Kecelakaan Penumpang Jo Peraturan

Pemerintah Nomor 17 Tahun 1965 tentang Ketentuan-Ketentuan

Pelaksanaan Dana Pertanggungan Wajib Kecelakaan Penumpang

(vide bukti C72); -------------------------------------------------------------

a. “Tiap penumpang yang sah dari kendaraan bermotor umum,

kereta-api, pesawat terbang, perusahaan penerbangan nasional

dan kapal perusahaan perkapalan/pelayaran nasional, wajib

membayar iuran melalui pengusaha/pemilik yang bersangkutan

untuk menutup akibat keuangan disebabkan kecelakaan

penumpang dalam perjalanan”. (Pasal 3 ayat (1) huruf a); -----

b. Iuran wajib pada pasal 3 huruf a digunakan untuk mengganti

kerugian berhubung dengan kematian, cacat tetap akibat

kecelakaan penumpang”. (Pasal 3 ayat (1) huruf c); -------------

Page 4: Komisi Pengawas Persaingan Usaha Republik Indonesia Asuransi Ferry Batam.pdf · Komisi Pengawas Persaingan Usaha Republik Indonesia selanjutnya disebut Komisi yang memeriksa Dugaan

halaman 4 dari 74

c. “Hak atas pembayaran ganti rugi tersebut dalam pasal 3

dibuktikan semata-mata dengan surat bukti menurut contoh

yang ditetapkan oleh Menteri”. (Pasal 4 ayat (1)); ----------------

d. “Surat bukti tersebut pada ayat (1) diberikan kepada setiap

penumpang yang wajib membayar iuran bersama dengan

pembelian tiket”. (Pasal 4 ayat (2)); ---------------------------------

e. “Paling lambat pada tanggal 27 dari setiap bulan, pengusaha

dari perusahaan-perusahaan kendaraan tersebut pada pasal 3

ayat (1) sub a sudah harus menyetorkan hasil penerimaan uang

iuran wajib dari para penumpang kepada dana pertanggungan

melalui bank atau badan asuransi yang ditunjuk oleh Menteri”.

(Pasal 5); -----------------------------------------------------------------

f. Bahwa ketentuan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 1964

mengatur tentang asuransi kecelakaan kendaraan bermotor

umum, kereta api, pesawat terbang, perusahaan penerbangan

nasional dan kapal perusahaan perkapalan/pelayaran nasional. --

13.1.2 Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 1978, Perubahan atas

Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 1965 tentang Pendirian

Perusahaan Umum Asuransi Kerugian "Jasa Raharja" (vide bukti

C77); ---------------------------------------------------------------------------

“Perusahaan berusaha di dalam negeri khususnya dalam lapangan

Asuransi Tanggung Jawab Kendaraan Bermotor, Asuransi

Kecelakaan Penumpang dan Surety/Bonding, yaitu dengan jalan: ---

a. mengadakan dan menutup perjanjian asuransi termasuk re-

asuransi dalam bidang asuransi tanggung jawab kendaraan

bermotor, asuransi kecelakaan penumpang dan Surety/Bonding.

b. memberi perantaraan dalam penutupan asuransi tanggung jawab

kendaraan bermotor, asuransi kecelakaan penumpang dan

Surety/Bonding". (Pasal 1); --------------------------------------------

13.1.3 Keputusan Menteri Nomor 337/KMK.011/1981 tentang

Penunjukan Perusahaan Perseroan (Persero) Asuransi Kerugian

Jasa Raharja untuk menyelenggarakan Dana Pertanggungan Wajib

Kecelakaan Penumpang dan Dana Kecelakaan Lalu Lintas Jalan,

pada pokoknya mengatur bahwa yang ditunjuk untuk

melaksanakan pertanggungan wajib tersebut adalah Jasa Raharja,

dimana semua masyarakat Indonesia yang menggunakan jasa

angkutan umum dan mengalami kecelakaan berhak mendapat

santunan dari Pemerintah melalui Jasa Raharja, sedangkan untuk

Page 5: Komisi Pengawas Persaingan Usaha Republik Indonesia Asuransi Ferry Batam.pdf · Komisi Pengawas Persaingan Usaha Republik Indonesia selanjutnya disebut Komisi yang memeriksa Dugaan

halaman 5 dari 74

kapal ferry dengan rute internasional tidak menjadi tanggung jawab

Jasa Raharja; ------------------------------------------------------------------

13.1.4 Peraturan Menteri Keuangan Nomor 37/PMK.010/2008 tentang

Besar Santunan dan Iuran Wajib Dana Pertanggungan Wajib

Kecelakaan Penumpang Alat Angkutan Penumpang Umum di

Darat, Sungai/Danau, Ferry/Penyeberangan, Laut dan Udara, yang

pada intinya mengatur hal-hal sebagai berikut (vide bukti C67): -----

a. “Iuran Wajib merupakan premi asuransi yang dibayarkan oleh

para penumpang yang menggunakan alat angkutan penumpang

umum di darat, sungai/danau, ferry/penyeberangan, laut, dan

udara kepada perusahaan yang menyelenggarakan Dana

Pertanggungan Wajib Kecelakaan Penumpang”. (Pasal 1 Ayat

(2)); ------------------------------------------------------------------------

b. “Alat angkutan penumpang umum dengan biaya angkutan di

atas Rp. 25.000,00 (dua puluh lima ribu rupiah) sebesar Rp.

2.000,00 (dua ribu rupiah”). (Pasal 6 Ayat (2) huruf e). ----------

13.1.5 Surat Keputusan Kepala Badan Pelaksana Otorita Batam Nomor

10/SKEP/KA/IV/90 tentang Jaminan Asuransi Kecelakaan Diri

Wisatawan. (vide bukti C71) -----------------------------------------------

“Mewajibkan semua Biro Perjalanan Umum/Cabang yang

beroperasi di Otorita Pengembangan Daerah Industri Pulau

Batam untuk memberikan jaminan asuransi kecelakaan

wisatawan.”

13.2 Penetapan Harga Asuransi Kecelakaan bagi Penumpang/Wisatawan

oleh Otorita Pengembangan Daerah Industri Pulau Batam -----------------

13.2.1 Kepala Satuan Pelaksana Otorita Pengembangan Daerah Industri

Pulau Batam Republik Indonesia mengirimkan surat Nomor

B/301/KA/V/1997 tertanggal 9 Mei 1997 kepada Pimpinan PT

Asuransi Jasa Raharja Putera. Dalam surat tersebut tercantum hal-

hal sebagai berikut (vide bukti C97): --------------------------------------

a. Premi Asuransi Kecelakaan Diri di laut ditanggung oleh setiap

penumpang/wisatawan ferry sebesar Sin $ 1 (Satu Dollar

Singapura) untuk penumpang tujuan luar negeri; -------------------

b. Setiap penumpang (penduduk Indonesia) dengan tujuan

Singapura/Malaysia juga diberikan pertanggungan asuransi

apabila terjadi kecelakaan selama kunjungan ± 7 (tujuh) hari,

dan nilai premi yang akan diperoleh sama dengan orang asing

Page 6: Komisi Pengawas Persaingan Usaha Republik Indonesia Asuransi Ferry Batam.pdf · Komisi Pengawas Persaingan Usaha Republik Indonesia selanjutnya disebut Komisi yang memeriksa Dugaan

halaman 6 dari 74

yang melakukan kunjungan di Wilayah Propinsi Riau (sebelum

Propinsi Kepulauan Riau terbentuk). ---------------------------------

13.2.2 Berdasarkan surat tersebut, pihak pengelola Terminal Ferry

Internasional Sekupang dan Pengelola Terminal Ferry Internasional

Teluk Senimba membuat perjanjian dengan PT Asuransi Jasa

Raharja Putera untuk menetapkan premi asuransi kecelakaan diri

penumpang/wisatawan ferry sebesar Sin $ 1 (Satu Dollar

Singapura) per penumpang; ------------------------------------------------

13.2.3 Berdasarkan surat tersebut, pihak pengelola Terminal Ferry

Internasional Batam Center membuat perjanjian dengan PT Jasa

Asuransi Indonesia (Persero) untuk menetapkan premi asuransi

kecelakaan diri penumpang/wisatawan ferry sebesar Sin $ 1 (Satu

Dollar Singapura) per penumpang; ----------------------------------------

13.3 Perjanjian Asuransi Kecelakaan Diri bagi Penumpang/Wisatawan di

Terminal Ferry Internasional Batam ---------------------------------------------

13.3.1 Perjanjian Asuransi Kecelakaan Diri bagi Penumpang/Wisatawan

Ferry di Terminal Ferry Internasional Sekupang ------------------------

a. Kesepakatan Bersama antara Team Management Otorita Batam

dengan PT Jasa Raharja (Persero) dan PT Asuransi Jasa Raharja

Putera tentang Penutupan Asuransi Kecelakaan Diri bagi

Penumpang/Wisatawan Nomor 01/KB/GM-Term/XI/2003,

Nomor P/PK/001/XI/2003, Nomor P/KS/001/XI/2003 (vide

bukti C108).

(1) Para Pihak ---------------------------------------------------------

− Team Management Otorita Batam, berkedudukan di

Terminal Ferry Internasional Sekupang Batam sebagai

PIHAK PERTAMA;

− PT Jasa Raharja (Persero) Batam, berkedudukan di Jl.

Ir. Sutami Batam sebagai PIHAK KEDUA;

− PT Asuransi Jasa Raharja Putera Batam, berkedudukan

di Jl. Yos Sudarso, Komplek Baloi Point Blok B-1 No.

04 Batam sebagai PIHAK KETIGA.

(2) Isi Kesepakatan----------------------------------------------------

− Bahwa Otorita Batam berkeinginan meningkatkan

pelayanan dengan memberikan kepastian jaminan

asuransi kepada penumpang/wisatawan dan awak

kapal yang bepergian menggunakan ferry yang

berangkat melalui Pelabuhan Internasional Sekupang

Page 7: Komisi Pengawas Persaingan Usaha Republik Indonesia Asuransi Ferry Batam.pdf · Komisi Pengawas Persaingan Usaha Republik Indonesia selanjutnya disebut Komisi yang memeriksa Dugaan

halaman 7 dari 74

sepakat mengadakan kerjasama dengan konsorsium

asuransi yaitu PT Jasa Raharja (Persero) Batam dan

PT Asuransi Jasa Raharja Putera Batam, untuk

memberikan jaminan pertanggungan kecelakaan diri

kepada penumpang/wisatawan yang bepergian

menggunakan ferry yang berangkat melalui

Pelabuhan Internasional Sekupang, PT Jasa Raharja

(Persero) Batam dan PT Asuransi Jasa Raharja

Putera Batam menerima sejumlah premi dari Otorita

Batam untuk memberikan jaminan pertanggungan atas

risiko keuangan akibat kecelakaan yang terjadi

terhadap wisatawan.

− Besarnya premi asuransi adalah $ Sin 1,00 (Satu

Dollar Singapore) per penumpang/wisatawan untuk

sekali perjalanan. (Pasal 4 ayat (2)).

− PIHAK PERTAMA akan mendapat jasa pengutipan

sebesar 10% dari premi yang diterima oleh PIHAK

KETIGA.( Pasal 5 ayat (3)).

− Agen Kapal sebagai kolektor premi asuransi yang

ditunjuk oleh Pengelola Pelabuhan Internasional

Sekupang akan mendapat biaya operasional sebesar

10% dari premi yang diterima oleh PIHAK KETIGA.

( Pasal 5 ayat (4)).

− Melakukan pengutipan premi asuransi dari setiap

penumpang/wisatawan dan menyetorkannya kepada

PIHAK KETIGA, sesuai dengan ketentuan yang diatur

dalam perjanjian ini.( Pasal 7 Ayat (1)).

b. Perjanjian antara Otorita Pengembangan Daerah Industri Pulau

Batam dengan PT Indodharma Corpora, yaitu Perjanjian Nomor

12/PERJ-KA/VIII/2004-111/IDC-OB/SP/BOT-SKP/VIII/2004

tentang Kerjasama untuk Membangun, Mengelola, dan

Memelihara Terminal Ferry Internasional Sekupang. Perjanjian

tertanggal 20 Agustus 2004 dan berlaku selama 15 (lima belas)

tahun sejak tanggal perjanjian (vide bukti C85); --------------------

Dalam perjanjian tersebut tercantum hal-hal sebagai berikut : ---

Pihak Kedua (PT Indodharma Corpora) wajib

menyelenggarakan asuransi yang meng-cover keselamatan

Page 8: Komisi Pengawas Persaingan Usaha Republik Indonesia Asuransi Ferry Batam.pdf · Komisi Pengawas Persaingan Usaha Republik Indonesia selanjutnya disebut Komisi yang memeriksa Dugaan

halaman 8 dari 74

penumpang selama perjalanan atau di lokasi Terminal Ferry

Internasional Sekupang dan asuransi untuk meng-cover

kendaraan di areal parkir Terminal Ferry Internasional

Sekupang. (Pasal 24 poin 24.2)

c. Kesepakatan Bersama antara PT Indodharma Corpora dengan

PT Jasa Raharja (Persero) dan PT Asuransi Jasa Raharja Putera

tentang Penutupan Asuransi Kecelakaan Diri bagi

Penumpang/Wisatawan Ferry Nomor 01A/IDC-

TFIS/GM/IX/2004, Nomor SP/JR/004/2004, Nomor

P/KS/105/IX/2004, tertanggal 01 September 2004 yang berlaku

sampai dengan tanggal 31 Agustus 2009 dan diketahui oleh

Pihak Otorita Batam (vide bukti C93); -------------------------------

(1) Para Pihak ------------------------------------------------------------

− PT Indodharma Corpora sebagai PIHAK PERTAMA;

− PT Jasa Raharja (Persero) Batam sebagai PIHAK

KEDUA;

− PT Asuransi Jasa Raharja Putera Batam sebagai PIHAK

KETIGA.

(2) Isi Perjanjian ---------------------------------------------------------

− Bahwa PT Indodharma Corpora berkeinginan

meningkatkan pelayanan dengan memberikan kepastian

jaminan asuransi kepada penumpang/wisatawan dan

awak kapal yang bepergian menggunakan ferry yang

berangkat melalui Pelabuhan Internasional Sekupang

sepakat mengadakan kerjasama dengan konsorsium

asuransi yaitu PT Jasa Raharja (Persero) Batam dan PT

Asuransi Jasa Raharja Putera Batam, untuk memberikan

jaminan pertanggungan kecelakaan diri kepada

penumpang/wisatawan yang bepergian menggunakan

ferry yang berangkat melalui Pelabuhan Internasional

Sekupang, PT Jasa Raharja (Persero) Batam dan PT

Asuransi Jasa Raharja Putera Batam menerima sejumlah

premi dari PT Indodharma Corpora untuk memberikan

jaminan pertanggungan atas risiko keuangan akibat

kecelakaan yang terjadi terhadap wisatawan.

− Besarnya premi asuransi adalah $SGD 1,00 (Satu

Dollar Singapura) per penumpang/wisatawan untuk

sekali perjalanan. (Pasal 4 Ayat (2)).

Page 9: Komisi Pengawas Persaingan Usaha Republik Indonesia Asuransi Ferry Batam.pdf · Komisi Pengawas Persaingan Usaha Republik Indonesia selanjutnya disebut Komisi yang memeriksa Dugaan

halaman 9 dari 74

− Tentang Pengutipan dan Penyetoran Premi Asuransi,

Pasal 5 ayat (4), (5), (6).

� PIHAK PERTAMA akan mendapat jasa pengutipan

sebesar 18.75% dari premi yang diterima oleh

PIHAK KETIGA.

� Agen Pelayaran sebagai Kolektor Premi yang

ditunjuk oleh PIHAK PERTAMA akan mendapat

biaya sebesar 10% dari premi yang diterima oleh

PIHAK KETIGA.

� Otorita Batam sebagai Regulator Pelabuhan Laut

Internasional akan mendapat royalty yang sebesar

15% dari premi yang diterima oleh PIHAK KETIGA.

(3) Dalam perjanjian terbaru antara PT Indodharma Corpora

dengan PT Asuransi Jasa Raharja Putera, mulai tanggal 1

November 2008, PT Asuransi Jasa Raharja Putera mendapat

bagian 72%, PT Indodharma Corpora mendapat bagian

20%, dan agen pelayaran mendapat bagian 8%. ----------------

(4) Dalam perjanjian antara PT Indodharma Corpora dengan PT

Asuransi Jasa Raharja Putera, disepakati jaminan

pertanggungan asuransi bagi penumpang/wisatawan ferry

yang menjadi korban kecelakaan adalah sebagai berikut: ----

• Meninggal Dunia Sin $ 20.000

• Cacat Tetap (maksimum) Sin $ 20.000

• Biaya Perawatan (maksimum) Sin $ 6.000

• Biaya Pemulangan Jenazah (maksimum) Sin $ 3.000

13.3.2 Perjanjian Asuransi Kecelakaan Diri bagi Penumpang/Wisatawan

di Terminal Ferry Internasional Batam Center --------------------------

a. Perjanjian Kerjasama Operasioanal antara PT Synergy Tharada

dengan Otorita Pengembangan Daerah Industri Pulau Batam

(sekarang Badan Pengusahaan (BP) Kawasan Pelabuhan

Batam) Nomor 02////110

2002///04VIISPBCSTOB

VIIKAPERJ

−−

tentang

Kerjasama Operasi Pengelolaan Terminal Ferry Internasional

Batam Center (vide bukti C13). ---------------------------------------

Dalam perjanjian tersebut tercantum kewajiban PT Synergy

Tharada selaku Pihak Kedua untuk mengasuransikan

penumpang pengguna jasa Terminal Ferry:

Page 10: Komisi Pengawas Persaingan Usaha Republik Indonesia Asuransi Ferry Batam.pdf · Komisi Pengawas Persaingan Usaha Republik Indonesia selanjutnya disebut Komisi yang memeriksa Dugaan

halaman 10 dari 74

”Pihak Kedua (PT Synergy Tharada) wajib mengasuransikan

gedung Kompleks Terminal Ferry dari resiko kebakaran,

kerusuhan/huru hara dan lainnya. Premi asuransi tersebut

dibayar Pihak Kedua dan polisnya atas nama Pihak Pertama

selaku beneficiary dan terikat untuk mengadakan asuransi

terhadap penumpang pengguna jasa Terminal Ferry”.

b. Bahwa perjanjian tersebut menjadi dasar dan aturan PT Synergy

Tharada dalam mengasuransikan penumpang pengguna jasa

Terminal Ferry Internasional Batam Center; ------------------------

c. Perjanjian Kerjasama antara PT Jasa Asuransi Indonesia

(Persero) dengan PT Synergy Tharada tentang Penutupan

Asuransi Kecelakaan Diri bagi Wisatawan/Penumpang dari dan

ke Terminal Ferry Internasional Batu Ampar, Batam Nomor

PKS.015.AJI/V/2001-NO.101/KS-AJI/J/V/2001 tertanggal 01

Mei 2001. Perjanjian berlaku sampai dengan tanggal 19

Desember 2003 (vide bukti C11); -------------------------------------

Pada pokoknya dalam perjanjian tersebut disepakati hal-hal

sebagai berikut:

(1) Menunjuk PT Jasa Asuransi Indonesia (Persero) sebagai

penanggung untuk melaksanakan penutupan asuransi

kecelakaan diri Penumpang/Wisatawan ferry; ------------------

(2) Pertanggungan berlaku selama 24 (dua puluh empat) jam

untuk jangka waktu maksimal 7 (tujuh) hari kalender selama

di tempat tujuan, terhitung sejak tanggal keberangkatan dari

Terminal Batu Ampar; ---------------------------------------------

(3) Tarif premi yang dibebankan kepada penumpang sebesar

Sin $ 1 (satu dolar Singapura) per Penumpang/Wisatawan

Ferry; ------------------------------------------------------------------

(4) PT Jasa Asuransi Indonesia (Persero) setuju memberikan

rabat atau potongan premi kepada PT Synergy Tharada

sebesar 10% (sepuluh persen) dari tarif premi untuk setiap

penutupan asuransi kecelakaan. -----------------------------------

d. Perjanjian Kerjasama antara PT Jasa Asuransi Indonesia

(Persero) dengan PT Synergy Tharada tentang Penutupan

Asuransi Kecelakaan Diri bagi Penumpang/Wisatawan dari dan

ke Terminal Ferry Internasional Batam Center, Batam Nomor

PKS.033.AJI/VII/2003-NO.053/ST-PKS/VII/2003

Page 11: Komisi Pengawas Persaingan Usaha Republik Indonesia Asuransi Ferry Batam.pdf · Komisi Pengawas Persaingan Usaha Republik Indonesia selanjutnya disebut Komisi yang memeriksa Dugaan

halaman 11 dari 74

tertanggal 30 Juli 2003 dan berlaku sampai dengan tanggal 31

Desember 2007 (vide bukti C83); -------------------------------------

Pada pokoknya dalam perjanjian tersebut disepakati hal-hal

sebagai berikut: ----------------------------------------------------------

(1) Menunjuk PT Jasa Asuransi Indonesia (Persero) sebagai

penanggung untuk melaksanakan penutupan asuransi

kecelakaan diri Penumpang/Wisatawan ferry; ------------------

(2) Pertanggungan berlaku selama 24 (dua puluh empat) jam

untuk jangka waktu maksimal 7 (tujuh) hari kalender selama

di tempat tujuan, terhitung sejak tanggal keberangkatan dari

Terminal Batu Ampar; ---------------------------------------------

(3) Tarif premi yang dibebankan kepada Penumpang sebesar

Sin $ 1 (satu dolar Singapura) per Penumpang/Wisatawan

Ferry;

(4) PT Jasa Asuransi Indonesia (Persero) setuju memberikan

rabat atau potongan premi kepada PT Synergy Tharada

sebesar 10% (sepuluh persen) dari tarif premi untuk setiap

penutupan asuransi kecelakaan. -----------------------------------

e. Perjanjian Kerjasama PT Jasa Asuransi Indonesia (Persero)

dengan PT Synergy Tharada tentang Penutupan Asuransi

Kecelakaan Diri bagi Penumpang/Wisatawan dari dan ke

Terminal Ferry Internasional Batam Center, Batam Nomor

PKS.023A/AJI/IX/2008-NO.023/PUPIBC-LgL/PKS/IX/2008

tertanggal 01 September 2008 yang berlaku selama 10 (sepuluh)

tahun terhitung sejak tanggal 01 September 2008 (vide bukti

C9, C89); ------------------------------------------------------------------

Perjanjian tersebut pada pokoknya menyepakati hal-hal sebagai

berikut: --------------------------------------------------------------------

(1) Menunjuk PT Jasa Asuransi Indonesia (Persero) sebagai

penanggung untuk melaksanakan penutupan asuransi

kecelakaan diri Penumpang/Wisatawan ferry; ------------------

(2) Pertanggungan berlaku selama 24 (dua puluh empat) jam

untuk jangka waktu maksimal 7 (tujuh) hari kalender selama

di tempat tujuan, terhitung sejak tanggal keberangkatan dari

Terminal Ferry Internasional Batam Center; --------------------

Page 12: Komisi Pengawas Persaingan Usaha Republik Indonesia Asuransi Ferry Batam.pdf · Komisi Pengawas Persaingan Usaha Republik Indonesia selanjutnya disebut Komisi yang memeriksa Dugaan

halaman 12 dari 74

(3) Tarif premi yang dibebankan kepada Penumpang sebesar

Sin $ 1 (satu dolar Singapura) per Penumpang/Wisatawan

Ferry; ----------------------------------------------------------------

(4) PT Jasa Asuransi Indonesia (Persero) setuju memberikan

rabat atau potongan premi asuransi kepada PT Synergy

Tharada sebesar 20% (dua puluh persen) dari tarif premi

asuransi untuk setiap penutupan asuransi kecelakaan diri

bagi Penumpang/Wisatawan Ferry. Hal tersebut sudah

termasuk kewajiban PT Synergy Tharada selaku Pengelola

Pelabuhan kepada Pihak BP Kawasan sesuai dengan

perjanjian Nomor 04/PERJ-KA/VII/2002-110/OB-

ST/SPBC/VII/02 tanggal 5 Juli 2002 (vide bukti C13). -------

(5) Pada tahun 2009, dalam perjanjian antara PT Synergy

Tharada dengan PT Jasa Asuransi Indonesia (Persero)

disepakati jaminan pertanggungan asuransi bagi

Penumpang/Wisatawan Ferry yang menjadi korban

kecelakaan adalah sebagai berikut: ------------------------------

• Meninggal Dunia Sin $ 20.000

• Cacat Tetap (maksimum) Sin $ 20.000

• Biaya Perawatan (maksimum) Sin $ 6.000

• Biaya Pemulangan Jenazah (maksimum) Sin $ 3.000

13.3.3 Perjanjian Asuransi Kecelakaan Diri bagi Penumpang/Wisatawan

Ferry di Terminal Ferry Internasional Teluk Senimba. -----------------

a. Terdapat Kesepakatan Bersama antara PT Jasa Raharja

(Persero) dan PT Asuransi Jasa Raharja Putera dengan PT

Marina City Development tentang Pemungutan Premi Asuransi

Kecelakaan Diri bagi Penumpang Ferry Nomor

P/KS/012/XI/2003, Nomor P/KS/11/XI/2003, Nomor

216/MCD-Ex/XI2003, tertanggal 01 Nopember 2007 yang

berlaku sampai dengan 31 Oktober 2007 dan diperpanjang

selama 5 (lima) tahun sampai dengan 31 Oktober 2012. ----------

b. Bahwa besarnya premi asuransi adalah Sin $ 1 per

Penumpang/Wisatawan Ferry untuk sekali perjalanan dengan

masa pertanggungan 7 (tujuh) hari. -----------------------------------

c. Dalam perjanjian antara PT Marina City Development dengan

PT Jasa Raharja (Persero) dan PT Asuransi Jasa Raharja Putera,

disepakati jaminan pertanggungan asuransi bagi

Page 13: Komisi Pengawas Persaingan Usaha Republik Indonesia Asuransi Ferry Batam.pdf · Komisi Pengawas Persaingan Usaha Republik Indonesia selanjutnya disebut Komisi yang memeriksa Dugaan

halaman 13 dari 74

Penumpang/Wisatawan Ferry yang menjadi korban kecelakaan

adalah sebagai berikut: -------------------------------------------------

• Meninggal Dunia Sin $ 20.000

• Cacat Tetap (maksimum) Sin $ 20.000

• Biaya Perawatan (maksimum) Sin $ 6.000

• Biaya Pemulangan Jenazah (maksimum) Sin $ 3.000

d. Bahwa pada tahun 2007, PT Marina City Development telah

berganti nama menjadi PT Senimba Bay Resort. -------------------

13.4 Tentang Surat Kesepakatan Bersama Anggota ASITA Komda Batam

tentang Pelaksanaan Asuransi Wisatawan, Pengumpulan dan

Penyetoran Dana Promosi Pariwisata dan Dana Jaminan Bersama -------

13.4.1 Bahwa dalam rangka memperlancar Usaha Pengembangan

Kepariwisataan Daerah Industri Pulau Batam sebagai salah satu

penghasil Devisa, maka pada tanggal 24 Mei 1989 Menteri Negara

Riset dan Teknologi Republik Indonesia selaku Ketua Otorita

Pengembangan Daerah Industri Pulau Batam telah menerbitkan

Surat Keputusan Nomor 050/UM-KPTS/V/1989 tentang Badan

Promosi Pariwisata Batam (Batam Tourist Promotion Board) (vide

bukti C94); --------------------------------------------------------------------

13.4.2 Bahwa Badan Promosi Pariwisata Batam merupakan forum

kerjasama antara Pemerintah cq Otorita Pengembangan Daerah

Industri Pulau Batam, Instansi dan Organisasi terkait serta Industri

Pariwisata. ---------------------------------------------------------------------

13.4.3 Selanjutnya Otorita Pengembangan Daerah Industri Pulau Batam

menerbitkan surat Keputusan Kepala Badan Pelaksana Otorita

Batam nomor: 10/SKEP/KA/IV/90 mengenai Jaminan Asuransi

Kecelakaan Diri Wisatawan yang berkunjung ke Pulau Batam yang

berisi Penetapan yang Mewajibkan Semua Biro Perjalanan

Umum/Cabang yang beroperasi di Otorita Pengembangan Daerah

Industri Pulau Batam untuk memberikan jaminan asuransi

kecelakaan diri wisatawan. (vide bukti C71) -----------------------------

13.4.4 Berdasarkan surat keputusan tersebut, maka pada tanggal 19 Juli

1990, sejumlah Biro Perjalanan Umum (BPU) dan Cabang Biro

Perjalanan Umum (CBPU) yang tergabung dalan ASITA Komda

Batam menyatakan sepakat untuk melaksanakan Asuransi

Kecelakaan diri Wisatawan yang dituangkan ke dalam suatu

kesepakatan bersama. (vide bukti C105) ---------------------------------

Page 14: Komisi Pengawas Persaingan Usaha Republik Indonesia Asuransi Ferry Batam.pdf · Komisi Pengawas Persaingan Usaha Republik Indonesia selanjutnya disebut Komisi yang memeriksa Dugaan

halaman 14 dari 74

13.4.5 Dalam kesepakatan bersama tersebut, BPU dan CBPU telah sepakat

menetapkan besaran Premi Asuransi Kecelakaan Diri Wisatawan

tersebut sebesar Sin $ 1, yang dituangkan dalam Pasal 4 point b.1

dan ditandatangani oleh 18 (delapan belas) Anggota ASITA Komda

Batam pada tanggal 19 Juli 1990. (vide bukti C105) -------------------

13.4.6 Bahwa Asuransi Kecelakaan Diri Wisatawan tersebut efektif mulai

dilaksanakan sejak tanggal 1 Agustus 1990. -----------------------------

13.5 Tentang Pelabuhan Internasional di Kota Batam ------------------------------

13.5.1 Pelabuhan Internasional di Kota Batam dibagi menjadi dua

Pelabuhan Umum (Terminal Ferry Internasional Batam Center dan

Terminal Ferry Internasional Sekupang) dan tiga Pelabuhan Khusus

(Terminal Ferry Internasional Teluk Senimba, Terminal Ferry

Internasional Harbour Bay, dan Terminal Ferry Internasional

Nongsa Pura). (vide bukti B1)----------------------------------------------

13.5.2 Ijin Pelabuhan Umum dikeluarkan oleh Otorita Batam sebagai

pemegang hak pengelolaan atas pelabuhan laut di Batam,

sedangkan ijin Pelabuhan Khusus dikeluarkan oleh Menteri

Perhubungan. (vide bukti B1) ----------------------------------------------

13.5.3 Meskipun Terminal Ferry Internasional Teluk Senimba adalah

Pelabuhan Khusus, namun PT Senimba Bay Resort selaku

pengelola pelabuhan tetap mengikuti kebijakan mengenai asuransi

kecelakaan diri bagi Penumpang/Wisatawan yang ditetapkan oleh

Otorita Batam. Apabila PT Senimba Bay Resort tidak mengikuti

kebijakan tersebut, maka Otorita Batam dapat memberikan sanksi

berupa rekomendasi kepada Menteri Perhubungan untuk meninjau

ulang ijin operasi PT Senimba Bay Resort. (vide bukti B10) ---------

13.6 Tentang Pemutusan Kerjasama dengan PT Jasa Asuransi Indonesia

(Persero) ---------------------------------------------------------------------------------

Bahwa PT Synergy Tharada memberikan dokumen tentang pemutusan

perjanjian kerjasama dengan PT Jasa Asuransi Indonesia (Persero) dengan

kronologis sebagai berikut: ------------------------------------------------------------

13.6.1 Tanggal 31 Agustus 2009, PT Synergy Tharada mengirimkan surat

kepada PT Jasa Asuransi Indonesia (Persero) perihal

Pemberitahuan Pemutusan Perjanjian Kerja Sama Nomor

PKS.023A/AJI/IX/2008 – No.023/PUPIBC-Lgl/PKS/IX/2008

tentang Penutupan Asuransi Kecelakaan Diri bagi

Penumpang/Wisatawan dari dan ke Terminal Ferry Internasional

Batam Center. Surat ini ditembuskan antara lain kepada Ketua

Page 15: Komisi Pengawas Persaingan Usaha Republik Indonesia Asuransi Ferry Batam.pdf · Komisi Pengawas Persaingan Usaha Republik Indonesia selanjutnya disebut Komisi yang memeriksa Dugaan

halaman 15 dari 74

Badan Pengelola Kawasan Pulau Batam dan Walikota

Pemerintahan Kota Batam. (vide bukti C89) -----------------------------

13.6.2 Tanggal 1 Oktober 2009, PT Jasa Asuransi Indonesia (Persero)

mengirimkan surat Nomor SD.049/DO/X/2009 kepada PT Synergy

Tharada perihal pelaksanaan penutupan asuransi kecelakaan diri

wisatawan bagi Penumpang dari dan ke Terminal Ferry

Internasional Batam Center yang pada pokoknya menyatakan PT

Jasa Asuransi Indonesia (Persero) bersedia untuk menutup asuransi

kecelakaan diri wisatawan bagi penumpang dari dan ke Terminal

Ferry Internasional Batam Center dan tetap bertanggung jawab

terhadap klaim yang terjadi sesuai polis induk dan MoU antara PT

Jasa Asuransi Indonesia (Persero) dengan PT Synergy Tharada.

(vide bukti C90) --------------------------------------------------------------

13.6.3 Tanggal 1 Oktober 2009, Otorita Batam mengirimkan surat

Nomor B/277/ORKIN/10/2009 kepada PT Synergy Tharada perihal

Pelaksanaan Asuransi di Terminal Ferry Internasional Batam

Center yang pada pokoknya menyatakan (vide bukti C21): -----------

• Agar pelaksanaan penutupan asuransi kecelakaan diri bagi

Penumpang/Wisatawan dari dan ke Terminal Ferry

Internasional Batam Center tetap dilaksanakan seperti yang

telah berjalan selama ini sampai dengan adanya perubahan

resmi dari Otorita Batam dan PT Synergy Tharada. ----------------

• Agar PT Synergy Tharada terlebih dahulu menyampaikan

usulan rencana perubahan secara jelas dan transparan sebagai

bahan pembahasan, pertimbangan dan persetujuan tertulis dari

Otorita Batam. -----------------------------------------------------------

13.6.4 Tanggal 2 Desember 2009, PT Synergy Tharada mengirimkan surat

Nomor 023/PUPIBC-DIR/XII/2009 kepada Ketua Otorita Batam

perihal Pengadaan Penutupan Asuransi Personal Accident untuk

Penumpang/Wisatawan Pengguna Jasa Terminal Ferry

Internasional Batam Center Point yang pada pokoknya

memberitahukan PT Synergy Tharada akan melakukan tender

secara terbuka dalam rangka meningkatkan pelayanan dalam

bidang asuransi bagi penumpang pengguna jasa Terminal Ferry

Internasional Batam Center Point. PT Synergy Tharada menunjuk

PT Fresnel Perdana Mandiri sebagai broker dan konsultan asuransi

untuk melakukan tender. Setelah proses tender terlaksana dan telah

Page 16: Komisi Pengawas Persaingan Usaha Republik Indonesia Asuransi Ferry Batam.pdf · Komisi Pengawas Persaingan Usaha Republik Indonesia selanjutnya disebut Komisi yang memeriksa Dugaan

halaman 16 dari 74

ditunjuk pemenang, PT Synergy Tharada akan melaporkan proses

tersebut kepada Otorita Batam. (vide bukti C23, C25, C26, C27,

C28) ----------------------------------------------------------------------------

13.6.5 Bahwa setelah dilakukan pemutusan kerjasama dengan PT Jasa

Asuransi Indonesia (Persero) dan dilakukannya tender ulang oleh

PT Synergy Tharada melalui PT Fresnel Perdana Mandiri sebagai

broker dan konsultan asuransi, kemudian PT Synergy Tharada

melapor kembali kepada Ketua Otorita Batam pada tanggal 9

Februari 2010 untuk mendapatkan persetujuan melaksanakan hasil

tender tersebut. (vide bukti C29) -------------------------------------------

13.6.6 Bahwa menurut Otorita Batam ketika PT Synergy Tharada

melakukan tender, PT Synergy Tharada melakukan kesalahan besar

dan melanggar perjanjian KSO dengan Otorita Batam yang berisi

setiap jasa pengelolaan harus seijin Otorita Batam. (vide bukti B19)

13.6.7 Sampai Pemeriksaan Lanjutan ini berakhir, PT Synergy Tharada

tidak dapat melaksanakan hasil tender tersebut dikarenakan Pihak

Otorita Batam masih mewajibkan PT Synergy Tharada untuk tetap

menggunakan PT Jasindo sebagai penyelenggara Asuransi

Terminal Ferry Internasional Batam Center Point, berdasarkan

Perjanjian Kerja Sama Operasi pasal 712 dan Inpres Nomor 5/2005.

(vide bukti B19) --------------------------------------------------------------

13.7 Fakta lain: -------------------------------------------------------------------------------

Tanggapan Otorita Batam atas Hasil Pemeriksaan Pendahuluan dan

Permohonan Perubahan Perilaku, yang pada intinya sebagai berikut; (vide

bukti A74) --------------------------------------------------------------------------------

13.7.1 Mengenai Sejarah Asuransi Wisatawan ----------------------------------

a. Dalam rangka meningkatkan kunjungan wisatawan dari dan ke

Pulau Batam serta pulau-pulau sekitarnya, Otorita Batam

(dahulu Satuan Pelaksana Otorita Pengembangan Daerah

Industri Pulau Batam) memandang perlu dilakukannya

pelayanan bagi keamanan dan kenyamanan wisatawan dengan

cara memberikan perlindungan kecelakaan diri bagi wisatawan

yang datang maupun Warga Negara Indonesia yang berkunjung

ke Singapura dan/atau Malaysia melalui Pelabuhan Pulau

Batam. ---------------------------------------------------------------------

b. Perlindungan diri wisatawan tersebut kemudian dituangkan

dalam bentuk Asuransi yang disebut Asuransi Wisatawan.

Melalui surat Nomor b/58//KA/II/1992 tanggal 20 Februari

Page 17: Komisi Pengawas Persaingan Usaha Republik Indonesia Asuransi Ferry Batam.pdf · Komisi Pengawas Persaingan Usaha Republik Indonesia selanjutnya disebut Komisi yang memeriksa Dugaan

halaman 17 dari 74

1992 kepada Pimpinan/Pengusaha Ferry/Kapal Penumpang dan

Kepala PT. AK. Jasa Raharja agar menertibkan pelaksanaan

system penutupan bagi asuransi wisatawan dimaksud. ------------

c. Bahwa dengan pertimbangan asuransi kecelakaan diri bagi

Wisatawan belum di-cover oleh Undang-undang Nomor 33

Tahun 1964, maka Otorita Batam bekerjasama dengan PT

(Persero) Asuransi Kerugian Jasa Raharja menandatangani

Perjanjian Kerjasama Pertanggungan Asuransi Kecelakaan Diri

Nomor 19/SPJ/KA/X/1992/Nomor P/07/SPP/X/1992 tanggal 21

Oktober 1992, yang berisi antara lain: --------------------------------

Yang dimaksud tertanggung dalam tertanggung dalam

perjanjian kerjasama tersebut adalah: --------------------------------

• Setiap Wisatawan Asing/Warga Negara Asing yang masuk

ke Pulau Batam melalui Pelabuhan Laut Sekupang,

Pelabuhan Laut Batu Ampar dan Pelabuhan lainnya. ---------

• Setiap Warga Negara Asing yang memiliki izin menetap

sementara di Pulau Batam dan masuk ke Pulau Batam

melalui Pelabuhan Laut Sekupang, Pelabuhan Laut Batu

Ampar, dan Pelabuhan lainnya untuk paling lama 7 (tujuh)

hari sejak kedatangannya di Pulau Batam dan terdaftar pada

pihak imigrasi Pulau Batam.---------------------------------------

• Setiap Warga Negara Indonesia yang melakukan perjalanan

dari Pulau Batam dengan tujuan Singapura dan Malaysia

dengan menggunakan Kapal Laut/Ferry atau Pesawat

Udara. -----------------------------------------------------------------

d. Besaran Jaminan Pertanggungan Asuransi bagi Korban atau

Ahli Waris Korban adalah: ---------------------------------------------

• Meninggal Dunia : Sin.$. 10,000.00

• Cacat Tetap (Maksimum) : Sin.$. 10,000.00

• Biaya Perawatan

Dokter/Rumah Sakit (Maksimum) : Sin.$. 3,000.00

e. Besaran Premi Asuransi sebesar Sin $. 1,00 -------------------------

f. Masa Pertanggungan berlaku saat memasuki Pulau Batam,

selama berada di Pulau Batam dan sekitarnya paling lama & 7

(tujuh) hari dan berakhir saat meninggalkan Kapal di Pelabuhan

tujuan (Singapura atau Malaysia). ------------------------------------

Page 18: Komisi Pengawas Persaingan Usaha Republik Indonesia Asuransi Ferry Batam.pdf · Komisi Pengawas Persaingan Usaha Republik Indonesia selanjutnya disebut Komisi yang memeriksa Dugaan

halaman 18 dari 74

13.7.2 Tarif Premi Asuransi --------------------------------------------------------

Oleh karena asuransi wisatawan tujuan utamanya adalah sebagai

daya tarik dan untuk tujuan keamanan dan kenyamanan kunjungan

wisatawan di Pulau Batam maka manfaat yang diperoleh dari

asuransi ini haruslah menarik bagi wisatawan dan layak

berdasarkan standard ekonomi Singapura dan Malaysia serta tidak

memberatkan Wisatawan/Warga Negara Indonesia yang membeli

asuransi tersebut.

Atas pertimbangan tersebut maka premi sebesar Sin $. 1,00 (satu

Dollar Singapura) dianggap dapat memberikan manfaat yang

diharapkan kemudian hari oleh Otorita Batam dan PT (Persero)

Asuransi Kerugian Jasa Raharja yang dituangkan dalam Perjanjian

Kerjasama.

13.7.3 Asuransi Wisatawan di Terminal Ferry Internasional Pulau Batam

Pasal 3 ayat(1) huruf a undang-undang Nomor 33 Tahun 1964

tentang Dana Pertanggungan Wajib Kecelakaan Penumpang

menyebutkan: -----------------------------------------------------------------

“Tiap penumpang yang sah dari kendaraan bermotor umum,

kereta-api, pesawat terbang, perusahaan penerbangan nasional

dan kapal perusahaan perkapalan/pelayaran nasional, wajib

membayar iuran melalui pengusaha/pemilik yang bersangkutan

untuk menutup akibat keuangan disebabkan kecelakaan

penumpang dalam perjalanan”.

Maka berdasarkan Pasal tersebut yang wajib membayar iuran

asuransi kecelakaan penumpang adalah:

• Tiap Penumpang yang sah;

• Kendaraan bermotor umum, kereta api, pesawat terbang,

Perusahaan Penerbangan Nasional dan Kapal Perusahaan

Perkapalan/Pelayaran Nasional;

• Melalui pengusaha/pemilik yang bersangkutan.

Oleh karena terhadap (i) Wisatawan/Warga Negara Asing (ii)

kendaraan bermotor umum, kereta api, pesawat terbang,

Perusahaan Penerbangan Nasional dan Kapal Perusahaan

Perkapalan/Pelayaran Asing dan (iii) Warga Negara Indonesia yang

berkunjung ke Singapura dan Malaysia menggunakan kendaraan

bermotor umum, kereta api, pesawat terbang, Perusahaan

Penerbangan Nasional dan Kapal Perusahaan Perkapalan/Pelayaran

Asing tidak di-cover oleh Undang-undang Nomor 33 Tahun 1964,

Page 19: Komisi Pengawas Persaingan Usaha Republik Indonesia Asuransi Ferry Batam.pdf · Komisi Pengawas Persaingan Usaha Republik Indonesia selanjutnya disebut Komisi yang memeriksa Dugaan

halaman 19 dari 74

maka sampai saat ini Otorita Batam tetap melaksanakan Perjanjian

Kerjasama tersebut.

13.7.4 Permohonan Perubahan Perilaku -----------------------------------------

Kebijakan yang diambil Otorita Batam dalam hal Asuransi

Wisatawan ini semata-mata untuk tujuan keamanan dan

kenyamanan bagi wisatawan yang datang ke Pulau Batam dan

Warga Negara Indonesia yang ke Singapura atau Malaysia yang

mana terhadap subjek tersebut tidak di-cover oleh aturan-aturan

jasa asuransi kecelakaan penumpang yang berlaku saat ini.

Namun apabila kebijakan yang diambil Otorita Batam tersebut

dianggap dapat berpotensi mengakibatkan Persaingan Usaha tidak

Sehat, Otorita Batam mendukung upaya perbaikan yang dilakukan

KPPU terhadap Penjualan Jasa Asuransi kepada penumpang ferry

Kota Batam ke depan dengan melakukan Perubahan Perilaku sesuai

dengan ketentuan yang berlaku.

Untuk menunjukkan keseriusan menjalankan tugas besar tersebut

Otorita Batam telah melakukan langkah dengan melakukan

Amandemen atas Perjanjian Kerjasama dengan masing-masing

pengelola Terminal Ferry Internasional, yang dalam klausul

mengenai asuransi disarankan agar pelaksanaan disesuaikan dengan

peraturan yang berlaku

13.8 Analisis -----------------------------------------------------------------------------------

Berdasarkan fakta-fakta yang diperoleh selama Pemeriksaan berlangsung,

selanjutnya Tim Pemeriksa menilai hal-hal sebagai berikut: ---------------------

13.8.1 Tentang Pasar Bersangkutan -----------------------------------------------

13.8.1.1 Bahwa pasar bersangkutan menurut Pasal 1 angka (10)

Undang-undang Nomor 5 Tahun 1999 adalah pasar yang

berkaitan dengan jangkauan atau daerah pemasaran

tertentu oleh pelaku usaha atas barang dan atau jasa yang

sama atau sejenis atau substitusi dari barang dan atau

jasa tersebut; -----------------------------------------------------

13.8.1.2 Bahwa geographical market dalam Laporan Hasil

Pemeriksaan Lanjutan ini adalah Terminal Ferry

Internasional Batam Center, Terminal Ferry

Internasional Sekupang, dan Terminal Ferry

Internasional Teluk Senimba di kota Batam. ---------------

Page 20: Komisi Pengawas Persaingan Usaha Republik Indonesia Asuransi Ferry Batam.pdf · Komisi Pengawas Persaingan Usaha Republik Indonesia selanjutnya disebut Komisi yang memeriksa Dugaan

halaman 20 dari 74

13.8.1.3 Bahwa product market dalam Laporan Hasil

Pemeriksaan Lanjutan ini adalah jasa asuransi

kecelakaan diri bagi Penumpang/Wisatawan Ferry di

Terminal Ferry Internasional Batam Center, Terminal

Ferry Internasional Sekupang, dan Terminal Ferry

Internasional Teluk Senimba di kota Batam ----------------

13.8.1.4 Bahwa dengan demikian pasar bersangkutan dalam

perkara ini adalah Jasa Asuransi Kecelakaan diri bagi

Penumpang/Wisatawan Ferry di Terminal Ferry

Internasional Batam Center, Terminal Ferry

Internasional Sekupang, dan Terminal Ferry

Internasional Teluk Senimba di kota Batam. ---------------

13.8.2 Tentang Ketentuan mengenai Asuransi Kecelakaan Penumpang di

Indonesia ----------------------------------------------------------------------

13.8.2.1 Tim Pemeriksa telah membaca ketentuan dan aturan

mengenai Asuransi Kecelakaan bagi

Penumpang/Wisatawan Ferry di Indonesia, yaitu: ---------

a. Undang-undang Nomor 33 Tahun 1964 tentang

Dana Pertanggungan Wajib Kecelakaan Penumpang.

b. Undang-undang Nomor 34 Tahun 1964 tentang

Dana Kecelakaan Lalu Lintas Jalan.

c. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 1965 tentang

Ketentuan-ketentuan Pelaksanaan Dana

Pertanggungan Wajib Kecelakaan Penumpang.

13.8.2.2 Keputusan Menteri Nomor 337/KMK.011/1981 tentang

Penunjukan Perusahaan Perseroan (Persero) Asuransi

Kerugian Jasa Raharja untuk menyelenggarakan Dana

Pertanggungan Wajib Kecelakaan Penumpang dan Dana

Kecelakaan Lalu Lintas Jalan, pada pokoknya mengatur

bahwa yang ditunjuk untuk melaksanakan

pertanggungan wajib tersebut adalah Jasa Raharja,

dimana semua masyarakat Indonesia yang menggunakan

jasa angkutan umum dan mengalami kecelakaan berhak

mendapat santunan dari Pemerintah melalui Jasa

Raharja, sedangkan untuk kapal ferry dengan rute

internasional tidak menjadi tanggung jawab Jasa

Raharja. ----------------------------------------------------------

Page 21: Komisi Pengawas Persaingan Usaha Republik Indonesia Asuransi Ferry Batam.pdf · Komisi Pengawas Persaingan Usaha Republik Indonesia selanjutnya disebut Komisi yang memeriksa Dugaan

halaman 21 dari 74

13.8.2.3 Peraturan Menteri Keuangan RI Nomor

37/PMK.010/2008 tentang Besar Santunan dan Iuran

Wajib Dana Pertanggungan Kecelakaan Penumpang

Alat Angkutan Penumpang Umum di Darat,

Sungai/Danau, Ferry/Penyeberangan, Laut dan Udara. ---

13.8.2.4 Tim Pemeriksa tidak menemukan adanya dasar hukum

penunjukan PT Jasa Raharja (Persero) sebagai

perusahaan yang wajib menyelenggarakan jasa asuransi

kecelakaan diri penumpang perusahaan

perkapalan/pelayaran sebagaimana tanggapan Otorita

Batam dalam Pemeriksaan Pendahuluan. -------------------

13.8.2.5 Dalam aturan-aturan tersebut, Tim Pemeriksa tidak

menemukan adanya ketentuan yang menyatakan bahwa

PT Jasa Raharja (Persero) adalah perusahaan yang wajib

menyelenggarakan jasa asuransi kecelakaan diri bagi

penumpang/wisatawan perusahaan perkapalan/pelayaran

dengan rute internasional. -------------------------------------

13.8.3 Tentang Penetapan Harga Asuransi Kecelakaan bagi

Penumpang/Wisatawan oleh Otorita Pengembangan Daerah

Industri Pulau Batam -------------------------------------------------------

13.8.3.1 Tim Pemeriksa menilai Surat Keputusan Kepala Badan

Pelaksana Otorita Batam Nomor 10/SKEP/KA/IV/90

tanggal 10 April 1990 dan kesepakatan yang dibuat oleh

ASITA pada tanggal 19 Juli 1990 yang didalamnya

menyepakati besaran Premi Asuransi Kecelakaan Diri

Wisatawan tersebut sebesar Sin $ 1 tidak dapat dijadikan

dasar bagi Otorita Batam untuk menetapkan besaran

premi asuransi yang harus diikuti oleh Pengelola

Pelabuhan dan Penyelenggara Jasa Asuransi; --------------

13.8.3.2 Tim Pemeriksa menilai tindakan Otorita Batam

menerbitkan surat nomor b/58//KA/II/1992 tanggal 20

Februari 1992 kepada Pimpinan/Pengusaha Ferry/Kapal

Penumpang dan Kepala PT AK Jasa Raharja agar

menertibkan pelaksanaan sistem penutupan bagi asuransi

wisatawan merupakan suatu bentuk penunjukan kepada

asuransi Jasa Raharja sebagai satu-satunya

penyelenggara jasa asuransi wisatawan di Batam. ---------

Page 22: Komisi Pengawas Persaingan Usaha Republik Indonesia Asuransi Ferry Batam.pdf · Komisi Pengawas Persaingan Usaha Republik Indonesia selanjutnya disebut Komisi yang memeriksa Dugaan

halaman 22 dari 74

13.8.3.3 Tim Pemeriksa menilai Otorita Batam tidak berhak

menetapakan besaran Premi Asuransi Kecelakaan Diri

bagi Penumpang/Wisatawan sebesar Sin $ 1 dengan

jangka waktu pertanggungan selama 7 (tujuh) hari dan

nilai santunan maksimal sebesar 20.000 (dua puluh ribu)

kali per penumpang sebagaimana dinyatakan dalam

Surat Kepala Satuan Pelaksana Otorita Pengembangan

Daerah Industri Pulau Batam (Kasatlak OB) Republik

Indonesia Nomor B/301/KA/V/1997 tertanggal 09 Mei

1997 yang ditujukan kepada Pimpinan PT Asuransi

Jasaraharja Putera. ----------------------------------------------

13.8.3.4 Tim Pemeriksa menilai asuransi kecelakaan diri bagi

Penumpang/Wisatawan yang ditetapkan oleh Otorita

Batam bukanlah asuransi wajib sebagaimana dimaksud

dalam Undang-undang Nomor 33 Tahun 1964 maupun

Keputusan Menteri Nomor 337/KMK.011/198, oleh

karena itu Otorita Batam tidak berwenang menetapkan

besaran premi asuransi wajib sebesar Sin $ 1 per

penumpang termasuk besaran pertanggungannya. ---------

13.8.4 Tentang Pembagian Wilayah ----------------------------------------------

Tim Pemeriksa tidak menemukan bukti adanya perjanjian mengenai

pembagian wilayah yang dilakukan oleh PT Jasa Raharja (Persero),

PT Asuransi Jasaraharja Putera dan PT Jasa Asuransi Indonesia

(Persero) yang difasilitasi oleh Otorita Batam untuk membagi

wilayah pemasaran asuransi kecelakaan diri bagi

penumpang/wisatawan di Pelabuhan Internasional Batam Center,

Pelabuhan Internasional Teluk Senimba dan Pelabuhan

Internasional Sekupang. -----------------------------------------------------

13.8.5 Tentang Perjanjian Tertutup ----------------------------------------------

13.8.5.1 Berdasarkan bukti perjanjian antara PT Indodharma

Corpora dengan PT Jasa Raharja (Persero) dan PT

Asuransi Jasaraharja Putera di Pelabuhan Internasional

Sekupang, perjanjian antara PT Synergy Tharada dengan

PT Jasa Asuransi Indonesia (Persero) di Pelabuhan

Internasional Batam Center, dan perjanjian antara PT

Senimba Bay Resort (d/h PT Marina City Development)

dengan PT Jasa Raharja (Persero) dan PT Asuransi

Jasaraharja Putera di Pelabuhan Internasional Teluk

Page 23: Komisi Pengawas Persaingan Usaha Republik Indonesia Asuransi Ferry Batam.pdf · Komisi Pengawas Persaingan Usaha Republik Indonesia selanjutnya disebut Komisi yang memeriksa Dugaan

halaman 23 dari 74

Senimba, Tim Pemeriksa menilai perjanjian tersebut

bukanlah perjanjian sebagaimana dimaksud dalam Pasal

15 ayat 2 Undang-undang Nomor 5 Tahun 1999. ---------

13.8.5.2 Berdasarkan bukti-bukti yang diperoleh selama

pemeriksaan, Tim Pemeriksa menilai asuransi

kecelakaan diri bagi Penumpang/Wisatawan ferry yang

ditetapkan oleh Otorita Batam bukan asuransi

kecelakaan yang terdiri dari asuransi wajib (selama di

kapal dan perjalanan) + asuransi tidak wajib (selama

berada di luar kapal dan berlaku selama 7 hari); -----------

13.8.6 Tentang Perjanjian Pengelola Pelabuhan dengan Perusahaan

Asuransi ----------------------------------------------------------------------

13.8.6.1 Tim Pemeriksa telah membaca perjanjian antara PT

Indodharma Corpora dengan PT Jasa Raharja (Persero)

dan PT Asuransi Jasaraharja Putera, PT Synergi Tharada

dengan PT Jasa Asuransi Indonesia (Persero), PT

Senimba Bay Resort dengan PT Jasa Raharja (Persero)

dan PT Asuransi Jasaraharja Putera. ------------------------

13.8.6.2 Dalam masing-masing perjanjian tersebut terdapat

klausula yang menyatakan besaran premi asuransi wajib

sebesar Sin $ 1 per penumpang. ------------------------------

13.8.6.3 Bahwa besaran premi asuransi wajib sebesar Sin $ 1 per

penumpang yang ditetapkan oleh masing-masing pihak

yang membuat perjanjian didasarkan atas aturan yang

dibuat Kasatlak OB. --------------------------------------------

13.8.6.4 Terdapat kesamaan besaran nilai pertanggungan pada

masing-masing perjanjian antara PT Indodharma

Corpora dengan PT Jasa Raharja (Persero) dan PT

Asuransi Jasaraharja Putera, PT Synergi Tharada dengan

PT Jasa Asuransi Indonesia (Persero), PT Senimba Bay

Resort dengan PT Jasa Raharja (Persero) dan PT

Asuransi Jasaraharja Putera. ----------------------------------

13.8.6.5 Kesamaan nilai pertanggungan tersebut menunjukkan

tidak adanya persaingan diantara perusahaan jasa

asuransi kecelakaan diri bagi penumpang ferry di kota

Batam akibat dari ditetapkannya premi asuransi sebesar

Sin $ 1 oleh Otorita Batam. -----------------------------------

Page 24: Komisi Pengawas Persaingan Usaha Republik Indonesia Asuransi Ferry Batam.pdf · Komisi Pengawas Persaingan Usaha Republik Indonesia selanjutnya disebut Komisi yang memeriksa Dugaan

halaman 24 dari 74

13.8.7 Tentang Pengelolaan Pelabuhan ------------------------------------------

13.8.7.1 Terminal Ferry Internasional Sekupang ---------------------

a. Berdasarkan perjanjian kerjasama antara PT

Indodharma Corpora dengan Otorita Batam,

pengelola diwajibkan untuk menyelenggarakan

asuransi yang meng-cover keselamatan penumpang

selama perjalanan atau di lokasi Terminal Ferry

Internasional Sekupang.

b. Sejak ditunjuk sebagai pengelola pelabuhan, PT

Indodharma Corpora telah membuat perjanjian

kerjasama asuransi dengan PT Jasa Raharja (Persero)

dan PT Asuransi Jasaraharja Putera untuk memungut

premi asuransi kecelakaan diri bagi

Penumpang/Wisatawan ferry sebesar Sin $ 1 selama

7 (tujuh) hari.

c. Tim Pemeriksa menduga PT Indodharma Corpora,

PT Jasa Raharja (Persero), PT Asuransi Jasaraharja

Putera dan Otorita Batam secara bersama-sama

menguasai pasar jasa asuransi kecelakaan diri bagi

Penumpang/Wisatawan ferry di Terminal Ferry

Internasional Sekupang.

d. Tim Pemeriksa menilai adanya penguasaan pasar

jasa asuransi kecelakaan diri bagi

penumpang/wisatawan ferry di Terminal Ferry

Internasional Sekupang mendiskriminasi pelaku

usaha lain di bidang asuransi untuk masuk ke pasar

jasa asuransi kecelakaan diri bagi

Penumpang/Wisatawan ferry di Terminal Ferry

Internasional Sekupang.

13.8.7.2 Terminal Ferry Internasional Batam Center ----------------

a. PT Synergy Tharada sebagai pengelola Terminal

Ferry Internasional Batam Center merupakan

Pelabuhan Umum yang mendapatkan Ijin Operasi

dari Otorita Batam. Oleh karena itu, PT Synergy

Tharada wajib tunduk terhadap aturan dan kebijakan

yang dikeluarkan oleh Otorita Batam, termasuk

kebijakan mengenai asuransi kecelakaan diri bagi

Penumpang/Wisatawan ferry.

Page 25: Komisi Pengawas Persaingan Usaha Republik Indonesia Asuransi Ferry Batam.pdf · Komisi Pengawas Persaingan Usaha Republik Indonesia selanjutnya disebut Komisi yang memeriksa Dugaan

halaman 25 dari 74

b. Sejak ditunjuk sebagai pengelola pelabuhan, PT

Synergy Tharada telah membuat perjanjian

kerjasama asuransi dengan PT Jasa Asuransi

Indonesia (Persero) untuk memungut premi asuransi

kecelakaan diri bagi Penumpang/Wisatawan ferry

sebesar Sin $ 1 selama 7 (tujuh) hari.

c. Tim Pemeriksa menduga PT Synergy Tharada, PT

Jasa Asuransi Indonesia (Persero), dan Otorita

Batam secara bersama-sama menguasai pasar jasa

asuransi kecelakaan diri bagi Penumpang/Wisatawan

ferry di Terminal Ferry Internasional Batam Center.

d. Tim Pemeriksa menilai adanya penguasaan pasar

jasa asuransi kecelakaan diri bagi

penumpang/wisatawan ferry di Terminal Ferry

Internasional Batam Center mendiskriminasi pelaku

usaha lain di bidang asuransi untuk masuk ke pasar

jasa asuransi kecelakaan diri bagi

Penumpang/Wisatawan ferry di Terminal Ferry

Internasional Batam Center.

13.8.7.3 Terminal Ferry Internasional Teluk Senimba --------------

a. PT Senimba Bay Resort merupakan pengelola

Terminal Ferry Internasional Teluk Senimba yang

mendapatkan hak pengelolaan tersebut dari Menteri

Perhubungan sebagai Pelabuhan Khusus.

b. Meskipun Teluk Senimba merupakan Pelabuhan

Khusus, namun PT Senimba Bay Resort sebagai

pengelola pelabuhan, mengikuti aturan dan

kebijakan mengenai jasa asuransi kecelakaan diri

bagi Penumpang/Wisatawan ferry yang ditetapkan

oleh Otorita Batam.

c. PT Senimba Bay Resort telah membuat perjanjian

kerjasama asuransi dengan PT Jasa Raharja (Persero)

dan PT Asuransi Jasaraharja Putera untuk memungut

premi asuransi kecelakaan diri bagi

Penumpang/Wisatawan ferry sebesar Sin $ 1 selama

7 (tujuh) hari.

Page 26: Komisi Pengawas Persaingan Usaha Republik Indonesia Asuransi Ferry Batam.pdf · Komisi Pengawas Persaingan Usaha Republik Indonesia selanjutnya disebut Komisi yang memeriksa Dugaan

halaman 26 dari 74

d. Tim Pemeriksa menduga PT Senimba Bay Resort,

PT Jasa Asuransi Indonesi (Persero), PT Asuransi

Jasaraharja Putera dan Otorita Batam secara

bersama-sama menguasai pasar jasa asuransi

kecelakaan diri bagi Penumpang/Wisatawan ferry di

Terminal Internasional Teluk Senimba.

e. Tim Pemeriksa menilai adanya penguasaan pasar

jasa asuransi kecelakaan diri bagi

Penumpang/Wisatawan ferry di Teluk Senimba

mendiskriminasi pelaku usaha lain di bidang

asuransi untuk masuk ke pasar jasa asuransi

kecelakaan diri bagi Penumpang/Wisatawan ferry di

Terminal Ferry Internasional Teluk Senimba.

13.8.8 Kesimpulan -------------------------------------------------------------------

Berdasarkan analisis terhadap fakta-fakta dan alat bukti berupa

dokumen-dokumen yang diperoleh selama pemeriksaan, Tim

Pemeriksa Lanjutan berkesimpulan tidak terdapat pelanggaran

Pasal 9, Pasal 15 ayat (2) dan terdapat pelanggaran Pasal 17 ayat

(1) serta Pasal 19 huruf d dalam penentuan jasa asuransi kecelakaan

diri bagi Penumpang/Wisatawan ferry di kota Batam yang

dilakukan oleh para Terlapor. (vide bukti A59) -------------------------

13.8.9 Rekomendasi -----------------------------------------------------------------

Berdasarkan kesimpulan tersebut di atas, Tim Pemeriksa

merekomendasikan kepada Komisi untuk dilakukan Sidang Majelis

terhadap Perkara Nomor 32/KPPU-L/2009 terkait dengan

Penjualan Jasa Asuransi kepada penumpang Ferry Batam –

Singapura/Malaysia di Pelabuhan Ferry Kota Batam. (vide bukti

A59) ----------------------------------------------------------------------------

14. Menimbang bahwa setelah selesainya Perpanjangan Pemeriksaan Lanjutan, perlu

dilakukan Sidang Majelis Komisi. Untuk itu, Komisi menerbitkan Penetapan

Komisi Pengawas Persaingan Usaha Nomor 97/KPPU/PEN/V/2010 tentang

Sidang Majelis Komisi Perkara Nomor 32/KPPU-L/2009 dalam jangka waktu

selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari kerja terhitung mulai tanggal 12 Mei

2010 sampai dengan 24 Juni 2010 dan menerbitkan Keputusan Komisi Nomor

175/KPPU/KEP/V/2010 tentang Penugasan Anggota Komisi sebagai Majelis

Komisi dalam Sidang Majelis Komisi Perkara Nomor 32/KPPU-L/2009; (vide

bukti A60, A61) --------------------------------------------------------------------------------

Page 27: Komisi Pengawas Persaingan Usaha Republik Indonesia Asuransi Ferry Batam.pdf · Komisi Pengawas Persaingan Usaha Republik Indonesia selanjutnya disebut Komisi yang memeriksa Dugaan

halaman 27 dari 74

15. Menimbang bahwa pada tanggal 31 Mei 2010, Majelis Komisi telah

menyampaikan Laporan Hasil Pemeriksaan Lanjutan kepada para Terlapor; (vide

bukti A63, A64, A65, A66, A67, A68, A69) ----------------------------------------------

16. Menimbang bahwa untuk melaksanakan Sidang Majelis Komisi, Komisi

menerbitkan Keputusan Komisi Nomor 175/KPPU/KEP/V/2010 tanggal 12 Mei

2010 tentang Penugasan Anggota Komisi sebagai Majelis Komisi dalam Sidang

Majelis Komisi Perkara Nomor 32/KPPU-L/2009; (vide bukti A61) ------------------

17. Menimbang bahwa untuk membantu Majelis Komisi dalam Sidang Majelis

Komisi, maka Sekretaris Jenderal Sekretariat Komisi menerbitkan Surat Tugas

Nomor 692/SJ/ST/V/2010 tanggal 12 Mei 2010 tentang penugasan Staf

Sekretariat untuk membantu Majelis Komisi dalam Sidang Majelis Komisi; (vide

bukti A62) ---------------------------------------------------------------------------------------

18. Menimbang bahwa untuk mendapatkan pembelaan atau tanggapan para Terlapor

terhadap LHPL maka Majelis Komisi memanggil para Terlapor untuk

menyampaikan pembelaan atau tanggapannya pada Sidang Majelis tanggal 11

Juni 2010 (vide bukti A76, A77, A78, A79, A80, A81, A82) ---------------------------

19. Menimbang bahwa Terlapor I dalam Sidang Majelis memberikan pembelaan atau

tanggapan yang pada intinya sebagai berikut; (vide bukti A97) -----------------------

19.1 Tidak benar bahwa Otorita Batam telah melanggar Pasal 17 Ayat (1) dan

Pasal 19 Huruf d Undang-undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan

Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat --------------------------

19.1.1 Otorita Pengembangan Daerah Industri Pulau Batam (“Otorita

Batam”) adalah pemegang hak pengelolaan atas pelabuhan-

pelabuhan yang ada di Batam. Sedangkan mengenai pengawasan

Pelabuhan-pelabuhan tersebut, kewenangan Otorita Batam

terbatas pada Pelabuhan Umum (yaitu Terminal Ferry

Internasional Batam Center dan Terminal Ferry Internasional

Sekupang). Sedangkan pengawasan Pelabuhan Khusus (yaitu

Terminal Ferry Internasional Teluk Senimba, Terminal Ferry

Internasional Harbour Bay dan Terminal Ferry Internasional

Nongsa Pura) merupakan kewenangan Departemen Perhubungan.

19.1.2 Dalam pelaksanaan pengelolaan di Pelabuhan Umum, Otorita

Batam telah menandatangani Perjanjian Kerjasama dengan PT

Synergy Tharada untuk pengelolan Terminal Ferry Internasional

Batam Center dan PT Indodharma Corpora untuk pengelolaan di

Terminal Ferry Internasional Sekupang. -------------------------------

Page 28: Komisi Pengawas Persaingan Usaha Republik Indonesia Asuransi Ferry Batam.pdf · Komisi Pengawas Persaingan Usaha Republik Indonesia selanjutnya disebut Komisi yang memeriksa Dugaan

halaman 28 dari 74

19.1.3 Pada Pasal 24 Perjanjian Kerjasama untuk Membangun,

Mengelola dan Memelihara Terminal Ferry Internasional

Sekupang dan Pasal 7. 12 Perjanjian Kerjasama Operasi

Pengelolaan Terminal Ferry Internasional Batam Center jelas-

jelas disebutkan bahwa Otorita Batam hanya mensyaratkan agar :

a. Pengelola mengasuransikan Barang Kekayaan Negara

Gedung Terminal Ferry.

b. Pengelolaan mengasuransikan penumpang/pengguna jasa

Terminal Ferry.

19.1.4 Sedangkan mengenai penunjukan Perusahaan Asuransi yang

boleh melakukan pemungutan asuransi di masing-masing

terminal ferry diserahkan sepenuhnya kepada masing-masing

pengelola, sebagaimana tertuang pada jawaban Nomor 21 Berita

Acara Pemeriksaan terhadap Bpk. Rusli Den Hutagaol pada

tanggal 14 Desember 2009. ----------------------------------------------

19.1.5 Bahwa kalaupun Otorita Batam pernah memberikan kritik, saran

maupun masukan kepada pengelola semata-mata adalah untuk

menjalankan fungsi Otorita Batam sebagai pengawas dalam

rangka menjaga agar pelaksanaan pengelolaan pelabuhan sesuai

prosedur dan ketentuan yang berlaku, tidak berdampak negatif

bagi iklim investasi dan promosi Pulau Batam, dan tidak

menimbulkan gejolak di tengah masyarakat. -------------------------

19.1.6 Apabila yang mengadakan perjanjian adalah antara Pengelola

dengan Perusahaan Asuransi, lalu bagaimana mungkin Otorita

Batam dapat melakukan pembagian wilayah penjualan jasa

asuransi atau melakukan perjanjian tertutup dengan Perusahaan

Asuransi atau monopoli atas penjualan jasa asuransi atau

melakukan praktek diskriminasi terhadap pelaku usaha jasa

asuransi; ---------------------------------------------------------------------

19.2 Tidak benar bahwa Otorita Batam melakukan Penetapan Harga Asuransi

Kecelakaan bagi Penumpang/Wisatawan, Otorita Batam hanya

menetapkan kebijakan tentang penerapan Asuransi bagi wisatawan

didasarkan pada alasan bahwa terhadap wisatawan maupun perusahaan

perkapalan Asing belum ter-cover oleh Undang-undang Nomor 33 Tahun

1964 -------------------------------------------------------------------------------------

Page 29: Komisi Pengawas Persaingan Usaha Republik Indonesia Asuransi Ferry Batam.pdf · Komisi Pengawas Persaingan Usaha Republik Indonesia selanjutnya disebut Komisi yang memeriksa Dugaan

halaman 29 dari 74

19.2.1 Bahwa Asuransi Wisatawan diadakan untuk tujuan memberikan

kenyamanan bagi wisatawan yang berkunjung ke Batam

sekaligus sebagai salah satu media promosi untuk meningkatkan

kunjungan wisatawan. ----------------------------------------------------

19.2.2 Namun oleh karena mekanisme dan penerapan asuransi ini belum

diatur dalam Undang-Undang Nomor 33 Tahun 1964 tentang

Dana Pertanggungan Wajib Kecelakaan Penumpang maka Otorita

Batam mengeluarkan kebijakan Agar Diterapkan Asuransi

Kecelakaan Diri Bagi Penumpang/Wisatawan sebagaimana

disebutkan dalam Surat Keputusan Kepala Badan Pelaksana

Otorita Batam Nomor 10/SKEP/KA/IV/90 tentang Jaminan

Asuransi Kecelakaan Diri Wisatawan yang Berkunjung ke Pulau

Batam (vide Bukti TT1-1), yang memerintahkan kepada Kepala

Perwakilan Depparpostel Otorita Batam selaku Ketua Harian

Batam Tourist Promotion Board untuk mengambil langkah-

langkah persiapan dan pelaksanaan guna mewajibkan semua Biro

Perjalanan Umum/Cabang yang beroperasi di Otorita

Pengembangan Daerah Industri Pulau Batam untuk memberikan

jaminan asuransi kecelakaan diri wisatawan. -------------------------

19.2.3 Bahwa ditetapkannya premi asuransi sebesar Singapura $ 1,00

(satu dollar Singapura) merupakan kesepakatan segenap Biro

Perjalanan Umum (BPU) dan Cabang Biro Perjalanan Umum

(CBPU) yang bernaung di bawah wadah ASITA KOMDA

BATAM yang tertuang dalam Kesepakatan Bersama Anggota

ASITA Komda Batam tentang Pelaksanaan Asuransi

Wisatawan, Pengumpulan dan Penyetoran Dana Promosi

Pariwisata dan Dana Jaminan Bersama tanggal 19 Juli 1990

(vide Bukti TTI-2) yang isinya antara lain : ---------------------------

“Tiap BPU/CBPU wajib memasukkan premi asuransi sebesar

Singapura $ 1,00 per wisatawan kedalam harga paket yang

dijual“

19.2.4 Kesepakatan Bersama Penutupan Asuransi Kecelakaan Diri

Penumpang/Wisatawan dan Awak Kapal antara Dewan

Pimpinan Cabang Indonesian National Shipowner’s

Association (DPC INSA) Batam dengan PT Asuransi

Jasaraharja Putera Nomor 01/INSA/III/2001 ; Nomor

PKS/01/III/2001 pada Addendum Nomor 1 dengan premi tetap

Page 30: Komisi Pengawas Persaingan Usaha Republik Indonesia Asuransi Ferry Batam.pdf · Komisi Pengawas Persaingan Usaha Republik Indonesia selanjutnya disebut Komisi yang memeriksa Dugaan

halaman 30 dari 74

sebesar Sin $. 1,00 menambah besarnya santunan asuransi

wisatawan menjadi : ------------------------------------------------------

• Meninggal dunia : Sin. $. 20,000.00

• Cacat Tetap (Maksimum) : Sin. $. 20,000.00

• Biaya Perawatan Dokter/

Rumah Sakit (Maksimum) : Sin. $. 6,000.00

• Biaya Repatriasi : Sin. $. 3,000.00

19.2.5 Bahwa pada kesepakatan-kesepakatan tersebut, posisi Otorita

Batam hanya sebagai pihak yang “mengetahui” dan karena telah

disepakati oleh ASITA maupun INSA yang merupakan pelaku

usaha yang berhubungan langsung dengan wisatawan maka agar

pelaksanaan pemungutan asuransi berlangsung tertib serta

menjamin tujuan pemungutan tersebut terpenuhi maka Otorita

Batam memberlakukan premi yang telah disepakati tersebut di

Terminal Ferry Internasional Batam Center dan Terminal Ferry

Internasinal Sekupang. ----------------------------------------------------

19.3 Bahwa Seluruh Penerimaan dari Pelaksanaan Kebijakan Asuransi

Kecelakaan Diri bagi Penumpang/Wisatawan merupakan Pendapatan yang

Disetorkan ke Kas Negara -----------------------------------------------------------

19.3.1 Bahwa berdasarkan Kesepakatan Bersama antara Team

Management Otorita Batam dengan PT Jasa Raharja (Persero)

dan PT Asuransi Jasaraharja Putera tentang Penutupan Asuransi

Kecelakaan Diri bagi Penumpang/Wisatawan Nomor 01/KB/GM-

Term/XI/200, Nomor P/PK/001/XI/2003, Nomor

P/KS/001/XI/2003, Otorita Batam PERNAH menerima 10% dari

Premi yang diterima oleh PT Asuransi Jasaraharja Putera sebagai

pendapatan atas JASA PENGUTIPAN yang kemudian disetor ke

kas Negara dengan Pos Penerimaan dari Pihak Asuransi. -----------

19.3.2 Penerimaan tersebut berlangsung sejak tahun 2005 dan

DIHENTIKAN oleh Otorita Batam pada tahun 2008 karena

belakangan diketahui bahwa oleh Pihak Asuransi pemasukan

kepada Otorita Batam tersebut dijadikan sebagai alasan untuk

mengurangi pertanggungan. ----------------------------------------------

19.4 Permohonan Terlapor I berkaitan dengan Pelaksanaan Perubahan Perilaku -

19.4.1 Sesuai dengan surat Terlapor I kepada Majelis Komisi Pengawas

Persaingan Usaha Perkara Nomor 32/KPPU-L/2009 tanggal 2

Maret 2010 perihal Tanggapan atas Hasil Pemeriksaan

Pendahuluan dan Permohonan Perubahan Perilaku, atas inisiatif

Page 31: Komisi Pengawas Persaingan Usaha Republik Indonesia Asuransi Ferry Batam.pdf · Komisi Pengawas Persaingan Usaha Republik Indonesia selanjutnya disebut Komisi yang memeriksa Dugaan

halaman 31 dari 74

dan itikad baik Terlapor I untuk melaksanakan fungsi

pemerintahan yang baik dan taat kepada peraturan perundang-

undangan yang berlaku, Terlapor I telah melaksanakan upaya

perubahan perilaku berupa: ----------------------------------------------

a. Melakukan addendum atas perjanjian kerjasama pengelolaan

terminal ferry terutama atas pasal yang berkaitan dengan

asuransi;

b. Menyatakan tidak berlaku Surat Kasatlak Otorita Batam

Nomor B/301/KA/V/1997 tanggal 9 Mei 1997 perihal

Asuransi Jasa Raharja serta peraturan-peraturan lain yang

memberlakukan premi Sin $. 1,00.

c. Mendorong pengelola pelabuhan agar segera diberlakukan

system dan tariff penjualan jasa asuransi yang sesuai dengan

ketentuan yang berlaku.

19.4.2 Akhirnya Terlapor I mohon agar Majelis Komisi yang memeriksa

perkara ini dapat mempertimbangkan Permohonan ini untuk

mengambil keputusan yang tidak memberatkan Terlapor I, namun

akan semakin mendorong Terlapor I untuk terus melakukan

perbaikan kebijakan-kebijakan yang dapat mendukung iklim

persaingan usaha yang sehat pada sektor-sektor yang lainnya. ----

20. Menimbang bahwa Terlapor II dalam Sidang Majelis memberikan pembelaan atau

tanggapan yang pada intinya sebagai berikut; (vide bukti A98) -----------------------

20.1 Sebagaimana diketahui bersama Kota Batam adalah salah satu kota yang

berdampingan langsung dengan Negara Tetangga dalam hal ini Malaysia

dan Singapore yang secara tidak langsung juga berdampak kepada

tingginya tingkat kedatangan wisatawan yang pada akhirnya dibentuk

suatu lembaga yang secara khusus untuk mempromosikan Kota Batam itu

sendiri, yang dalam hal ini adalah BTPB (Batam Touris Promotion Board).

20.2 Adapun dibentuknya BTPB adalah salah satu langkah upaya atau strategi

pemerintah daerah untuk lebih meningkatkan kunjungan wisatawan ke

Kota Batam dengan cara dibuatnya agenda tahunan wisata Kota Batam. ----

20.3 Untuk lebih meningkatkan pelayanan dan memberikan rasa aman kepada

wisatawan yang berkunjung ke Kota Batam dengan menggunakan

transportasi laut, maka Pemerintah dalam hal ini Otorita Batam,

mewajibkan setiap Penumpang/Wisatawan yang datang di Kota Batam

mendapat perlindungan asuransi selama wisatawan itu sendiri berada di

Kota Batam. ----------------------------------------------------------------------------

Page 32: Komisi Pengawas Persaingan Usaha Republik Indonesia Asuransi Ferry Batam.pdf · Komisi Pengawas Persaingan Usaha Republik Indonesia selanjutnya disebut Komisi yang memeriksa Dugaan

halaman 32 dari 74

20.4 Untuk memastikan bahwa setiap penumpang telah merasa dirinya telah

dilindungi dengan perlindungan asuransi oleh karena itu Pemerintah Kota

Batam dalam hal ini Otorita Batam menghimbau dan menyarankan bahwa

perlu diadakan perlindungan asuransi bagi wisatawan yang menuju dan

berangkat dari setiap Pelabuhan di Kota Batam, yang sekaligus dianggap

sebagai daya tarik bagi wisatawan untuk datang ke Kota Batam. -------------

20.5 Perlindungan asuransi bagi para penumpang, pada masa itu diketahui

bahwa yang dapat memberikan perlindungan dasar bagi para penumpang

hanya PT Jasa Raharja (Persero) selaku pelaksana dari Undang-undang

Nomor 33 Tahun 1964, sementara untuk perlindungan asuransi bagi

wisatawan diketahui ada Perusahaan Asuransi Jasindo dan PT Jasaraharja

Putera yang sesuai dengan bidang tugasnya dapat memberikan

perlindungan asuransi bagi para wisatawan. --------------------------------------

20.6 Dengan adanya permintaan dari para pengelola pelabuhan tersebut dan

berdasarkan hasil penawaran yang dilakukan masing-masing Perusahaan

Asuransi maka terbentuklah suatu kesepakatan bersama antara pihak

pengelola pelabuhan dengan perusahaan-Perusahaan Asuransi. ---------------

20.7 Ketiga Pengelola Pelabuhan yang pada saat itu melakukan kerjasama

dengan Perusahaan Asuransi adalah sebagai berikut : ---------------------------

a. PT Indodharma Corpora bekerjasama dengan PT Jasa Raharja

(Persero) dan PT Asuransi Jasaraharja Putera untuk melaksanakan

perlindungan asuransi bagi para penumpang dan wisatawan yang

datang dan berangkat dari Pelabuhan Sekupang Batam melalui

Kesepakatan Bersama Nomor 01A/DC-TFIS/GM/IX/2004, Nomor

SP/JR/004/2004, Nomor P/KS/105/IX/2004 tanggal 01 September

2004 yang berlaku sampai dengan tanggal 31 Agustus 2009 namun

kerjasama tersebut telah berakhir pada tahun 2008. -------------------------

b. PT Jasa Raharja (Persero) dan PT Asuransi Jasaraharja Putera dengan

PT Marina City Development untuk melaksanakan perlindungan

asuransi bagi para penumpang dan wisatawan yang datang dan

berangkat dari Pelabuhan Marina Batam melalui Kesepakatan Bersama

Nomor P/KS/012/XI/2003, Nomor P/KS/11/XI/2003, Nomor

216/MCD-Ex/XI/2003 tanggal 01 Nopember 2007 yang berlaku

sampai dengan tanggal 31 Oktober 2007 dan selanjutnya diperpanjang

selama 5 (lima) tahun sampai dengan tanggal 31 Oktober 2012, namun

dalam pelaksanaannya telah berakhir pada tahun 2008. --------------------

Page 33: Komisi Pengawas Persaingan Usaha Republik Indonesia Asuransi Ferry Batam.pdf · Komisi Pengawas Persaingan Usaha Republik Indonesia selanjutnya disebut Komisi yang memeriksa Dugaan

halaman 33 dari 74

20.8 Untuk menutup Perlindungan Asuransi terhadap para penumpang dan

wisatawan di Pelabuhan tersebut dilakukan pengutipan premi asuransi

wisatawan dan iuran wajib kecelakaan penumpang dalam perjalanan di

Pelabuhan masing-masing dengan pengenaan tarif asuransi wisatawan

berdasarkan kesepakatan dari masing-masing travel yang

menyelenggarakan jasa perjalanan wisatawan dan tarif iuran wajib

berdasarkan SK Menteri Keuangan RI dengan tarif asuransi yang dikutip

dari para penumpang yang telah disepakati sebesar 1 USD yang di

dalamnya sudah termasuk iuran wajib dana pertanggungan wajib

kecelakaan penumpang sesuai dengan SK Menteri Keuangan RI yang

berlaku. ---------------------------------------------------------------------------------

20.9 Namun demikian seiring sejalan dengan adanya suatu penafsiran yang

berbeda tentang pelaksanaan penutupan perlindungan asuransi penumpang

dan wisatawan dan dengan adanya permintaan penghentian pelaksanaan

penutupan perlindungan asuransi penumpang dan wisatawan dari masing-

masing pengelola pelabuhan yang melakukan kesepakatan maka

perlindungan asuransi penumpang dan wisatawan telah dihentikan. ----------

20.10 Adapun penghentian pelaksanaan penutupan perlindungan asuransi bagi

penumpang dan wisatawan dimaksud dimulai sejak : ---------------------------

Nomor Nama Pelabuhan Internasional Berakhir sejak

1 PT Indodharma Corpora Desember 2007

2 PT Marina City Develompment September 2008

Dengan demikian kewajiban dan hak masing-masing pihak telah berakhir

dengan adanya penghentian dimaksud.

20.11 Pada bulan Desember 2009 kami mendapatkan surat dari KPPU RI Nomor

978.6/AK/KTP-PP/XI/2009 tanggal 30 November 2009 tentang

Pemberitahuan Perkara Nomor 32/KPPU-L/2009 dan surat KPPU RI

kedua Nomor 42/AK/KTP-PL/2010 tanggal 12 Januari 2010 perihal

Pemberitahuan Perkara Nomor 32/KPPU-L/2009 yang berkaitan dengan

permasalahan pelaksanaan penutupan asuransi bagi wisatawan. Di mana

dalam perkara tersebut diuraikan bahwa : -----------------------------------------

a. Dugaan Pelanggaran pada pasal 15 ayat (2) Undang-undang Nomor 5

Tahun 1999 yaitu Pelaku Usaha dilarang membuat perjanjian lain yang

memuat persyaratan bahwa pihak yang menerima barang dan atau jasa

tertentu harus bersedia membeli barang dan atau jasa lain dari pelaku

usaha pemasok.

Page 34: Komisi Pengawas Persaingan Usaha Republik Indonesia Asuransi Ferry Batam.pdf · Komisi Pengawas Persaingan Usaha Republik Indonesia selanjutnya disebut Komisi yang memeriksa Dugaan

halaman 34 dari 74

b. Dugaan Pelanggaran Pasal 9 Undang-undang Nomor 5 tahun 1999,

yaitu Pelaku Usaha dilarang membuat perjanjian dengan pelaku usaha

pesaingnya yang bertujuan untuk membagi wilayah pemasaran atau

lokasi pasar terhadap barang dan atau jasa sehingga dapat

mengakibatkan terjadinya praktek monopoli dan atau persaingan usaha

tidak sehat.

20.12 Atas Dugaan Pelanggaran Undang-undang Nomor 5 Tahun 1999 di atas,

dapat kami sampaikan sebagai berikut : -------------------------------------------

a. Atas Dugaan Pelanggaran Pasal 15 ayat (2) Undang-undang Nomor 5

Tahun 1999 tersebut bahwa PT Jasa Raharja (Persero) Batam pada

masa itu semata-mata untuk memenuhi permintaan dan pengusaha

pelabuhan untuk memberikan perlindungan dasar bagi para penumpang

sesuai dengan Undang-undang Nomor 33 Tahun 1964 Juncto PP

Nomor 17 Tahun 1965 dan SK Menteri Keuangan RI dan tidak pernah

mempersyaratkan kepada pihak lain untuk menerima dan bersedia

mengasuransikan wisatawan kepada Perusahaan Asuransi Lain yang

ditunjuk. ----------------------------------------------------------------------------

b. Atas Dugaan Pelanggaran Pasal 9 Undang-undang Nomor 5 Tahun

1999 tersebut bahwa PT Jasa Raharja (Persero) Batam pada masa itu

tidak pernah membuat perjanjian dengan pelaku usaha persaingan

dengan tujuan untuk membagi wilayah pemasaran, sehingga terjadi

praktek monopoli atau persaingan tidak sehat. PT Jasa Raharja

(Persero) Batam hanya semata-mata menjalankan program asuransi

wajib yang diamanatkan Undang-undang Nomor 33 Tahun 1965 Juncto

PP Nomor 17 Tahun 1965 dan SK Menteri Keuangan RI dengan

memberikan perlindungan dasar bagi para penumpang alat angkutan

penumpang Kapal/Ferry Penyeberangan selama dalam perjalanan saat

naik di tempat pemberangkatan sampai turun di tempat tujuan. -----------

20.13 Perlu kami sampaikan kepada Bapak bahwa memperhatikan

perkembangan yang terjadi selama proses pemeriksaan di KPPU maka PT

Jasa Raharja (Persero) berdasarkan keinginan bersama dengan pengelola

pelabuhan menghentikan sementara pemungutan premi Iuran Wajib

kepada para panumpang Kapal Laut/Ferry yang melayani rute Batam-

Singapura dan Batam-Malaysia sampai dengan adanya Keputusan KPPU

yang mempunyai kekuatan hukum tetap. ------------------------------------------

20.14 Perlu kami tegaskan bahwa dengan tidak dipungutnya lagi premi Iuran

Wajib kepada para penumpang kapal laut/ferry dimaksud maka Pemerintah

Republik Indonesia dalam hal ini PT Jasa Raharja (Persero) tidak

Page 35: Komisi Pengawas Persaingan Usaha Republik Indonesia Asuransi Ferry Batam.pdf · Komisi Pengawas Persaingan Usaha Republik Indonesia selanjutnya disebut Komisi yang memeriksa Dugaan

halaman 35 dari 74

mempunyai kewajiban lagi untuk menyantuni para penumpang baik warga

negara Indonesia sendiri maupun warga negara asing yang bertolak dari

Batam menuju Singapura dan Malaysia apabila di dalam perjalanan

mengalami kecelakaan. --------------------------------------------------------------

20.15 Berdasarkan penjelasan kami di atas, kami mohon Sidang Majelis

terhormat di dalam putusannya kiranya dapat mempertimbangkan hal-hal

yang bekenaan dengan filosofi kelahiran Undang-undang Nomor 33 Tahun

1964 sebagai wujud tanggung jawab pemerintah kepada warga negaranya,

sekaligus sebagai bentuk tanggung jawab dan kepedulian pemerintah RI

terhadap warga negara asing yang berkunjung ke Indonesia. -----------------

20.16 Akhirnya kami mohon kepada Bapak kiranya dapat memberikan masukan,

arahan dan petunjuk kepada kami sehingga tanggungjawab kami selaku

pelaksana Undang-undang Nomor 33 Tahun 1964 dapat terlaksana dengan

baik sesuai ketentuan hukum yang berlaku demi untuk sebesar-besarnya

kepentingan negara dan warga negara Republik Indonesia yang kita cintai.-

21. Menimbang bahwa Terlapor III dalam Sidang Majelis memberikan pembelaan

atau tanggapan yang pada intinya sebagai berikut; (vide bukti A99) ------------------

21.1 Otorita Batam merupakan Badan yang berwenang untuk mengatur

pemberian ijin usaha bagi perusahaan atau cabangnya di dalam

pengelolaan perjalanan dan pelabuhan yang beroperasi di Batam. -----------

21.2 Keputusan dari Kepala Badan Otorita Batam Nomor 10/SKEP/KA/IV/90

menetapkan bahwa perusahaan atau cabangnya yang beroperasi di Batam

wajib memberikan jaminan asuransi bagi penumpang ferry/wisatawan -----

21.3 Perjanjian Kerjasama antara Pengelola dengan Otorita Batam,

mempersyaratkan bagi pengelola tersebut untuk mengasuransikan asset

dan penumpang ferry/wisatawan. --------------------------------------------------

21.4 PT Asuransi Jasaraharja Putera selaku Perusahaan Asuransi, dalam

melaksanakannya mengajukan proposal penawaran asuransi dan tidak

pernah membuat kesepakatan dalam bentuk apapun untuk mendapatkan

penutupan asuransi, pembagian wilayah ataupun alokasi pasar dengan

pihak manapun. -----------------------------------------------------------------------

21.5 Dalam melakukan kerjasama menggunakan mekanisme yang berlaku

umum dalam asuransi yang didahului proses offer & acceptance

(penawaran dan penerimaan), yang memenuhi unsur: --------------------------

Page 36: Komisi Pengawas Persaingan Usaha Republik Indonesia Asuransi Ferry Batam.pdf · Komisi Pengawas Persaingan Usaha Republik Indonesia selanjutnya disebut Komisi yang memeriksa Dugaan

halaman 36 dari 74

a. Concideration (kesepakatan), bahwa pihak pengelola pelabuhan

berjanji akan membayar premi asuransi sebagai bukti pengalihan risiko

dan PT Asuransi Jasaraharja Putera sebagai pihak yang menerima

pengalihan risiko akan memenuhi kewajiban untuk membayar klaim. ---

b. Certainty (kepastian), dalam arti jelas apa yang diperjanjikan, dapat

diidentifikasi dan dapat diukur, yakni adanya pengalihan risiko

kecelakaan sesuai Term & Condition. ----------------------------------------

c. Intention (maksud) dari perjanjian yang juga jelas bagi kedua belah

pihak, yaitu pengalihan risiko, pemberian kepastian jaminan,

peningkatan pelayanan kepada pemakai jasa dan mendukung

berkembangnya sektor pariwisata di Batam. --------------------------------

d. Memenuhi ketentuan perundang-undangan yang berlaku. ----------------

21.6 Berdasarkan perjanjian antara Pengelola Pelabuhan dengan Otorita Batam,

risiko timbulnya kerugian atas asset dan penumpang ferry/wisatawan

menjadi liability dari pengelola, yang untuk selanjutnya dialihkan kepada

PT Asuransi Jasaraharja Putera melalui mekanisme asuransi. -----------------

21.7 Penetapan premi sebesar Sin $ 1.00 per orang dengan nilai santunan

maksimal sebesar Sin $ 20,000.00, ditetapkan oleh Otorita Batam. Dengan

demikian penawaran proposal asuransi yang dilakukan oleh PT Asuransi

Jasaraharja Putera (termasuk PT Jasa Asuransi Indonesia) khusus terhadap

penumpang ferry/wisatawan harus sesuai dengan ketetapan tersebut. -------

21.8 Program asuransi di Batam walaupun berkait dengan asset dan kecelakaan

diri, tetapi mempunyai spesifikasi tersendiri karena pembayaran premi

tidak dilakukan di muka dan tingkat risiko yang cukup tinggi dan tidak

terdapat di tempat lain. Kondisi ini menyebabkan terbatasnya Perusahaan

Asuransi yang dapat menutup program tersebut. Dalam hal ini PT Asuransi

Jasaraharja Putera mempunyai kapasitas untuk melakukannya (termasuk

PT Jasa Asuransi Indonesia sebagai pesaing). -----------------------------------

21.9 PT Asuransi Jasaraharja Putera telah melaksanakan program asuransi sejak

lama sebelum terbitnya Undang-undang Nomor 5 Tahun 1999, namun

demikian tidak semua pengelola pelabuhan di Batam dan sekitarnya

menggunakan jasa asuransi dari PT Asuransi Jasaraharja Putera, karena

ada pengelola pelabuhan yang menggunakan jasa dari PT Jasa Asuransi

Indonesia yang notabene adalah pesaing dari PT Asuransi Jasaraharja

Putera. ----------------------------------------------------------------------------------

21.10 Bahwa PT Asuransi Jasaraharja Putera sebagai pelaksana pertama dari

program asuransi ini karena mendukung program pemerintah untuk

meningkatkan pariwisata dan tidak hanya dilakukan di Batam saja. Selain

Page 37: Komisi Pengawas Persaingan Usaha Republik Indonesia Asuransi Ferry Batam.pdf · Komisi Pengawas Persaingan Usaha Republik Indonesia selanjutnya disebut Komisi yang memeriksa Dugaan

halaman 37 dari 74

itu tingkat risiko yang tinggi menyebabkan banyak Perusahaan Asuransi

yang enggan untuk menutup program tersebut selain dari kurangnya

kapasitas untuk melakukannya, walaupun pada awalnya telah ditawarkan

secara terbuka oleh Otorita Batam. ------------------------------------------------

21.11 Terhitung sejak tanggal 1 November 2008, terjadi pembaharuan perjanjian

kerjasama antara PT Asuransi Jasaraharja Putera dengan pengelola

pelabuhan yang semula 3 (tiga) pihak dengan PT Jasa Raharja (Persero)

menjadi 2 (dua) pihak saja. Hal ini disebabkan karena asuransi bagi

penumpang ferry adalah dari dan keluar negeri (Singapura/Malaysia)

karena cover dari PT Jasa Raharja (Persero) terbatas untuk domestik. ------

21.12 PT Asuransi Jasaraharja Putera dalam hal menjadi pelaksana program

asuransi bagi penumpang ferry/wisatawan karena memberikan coverage

yang lebih baik dibanding pesaingnya, selain itu pula karena tingkat

pengalaman maupun infrastruktur yang menunjang untuk melakukan

penutupan tersebut. Sebagai contoh : ----------------------------------------------

• Terminal Ferry Sekupang Batam yang dikelola oleh PT Indodharma

Corpora, PT Asuransi Jasaraharja Putera ditunjuk sebagai pelaksana

karena dapat memberikan santunan yang lebih tinggi dibanding

pesaingnya. -----------------------------------------------------------------------

• Pada tender untuk tahun 2010 yang dilaksanakan oleh PT Indodharma

Corpora dengan peserta tender 3 (tiga) perusahaan, yaitu PT Jasa

Asuransi Indonesia (Jasindo), PT Asuransi Jasaraharja Putera (JP) dan

PT Asuransi Umum Bumiputeramuda 1967 (Bumida 1967),

penunjukan untuk JP karena mendapat nilai tertinggi dibanding dengan

2 (dua) peserta tender lainnya. -------------------------------------------------

21.13 PT Asuransi Jasaraharja Putera saat mengajukan penawaran tidak selalu

sendiri tetapi juga menghadapi persaingan dengan Perusahaan Asuransi

lainnya, bahwa kemudian dapat melakukan asuransi bukan karena tindakan

yang melanggar peraturan, tetapi semata-mata karena kemampuan yang

dimiliki oleh perusahaan. -----------------------------------------------------------

21.14 Kesimpulan ----------------------------------------------------------------------------

21.14.1 PT Asuransi Jasaraharja Putera tidak melakukan pelanggaran

terhadap ketentuan dari Pasal 9, karena: -------------------------------

a. Untuk mendapatkan penutupan asuransi dilakukan dengan

cara mengajukan proposal penawaran kepada pengelola

pelabuhan dan tidak melakukan kesepakatan dengan pesaing

usaha untuk mendapatkan pembagian wilayah pemasaran. ----

Page 38: Komisi Pengawas Persaingan Usaha Republik Indonesia Asuransi Ferry Batam.pdf · Komisi Pengawas Persaingan Usaha Republik Indonesia selanjutnya disebut Komisi yang memeriksa Dugaan

halaman 38 dari 74

b. PT Asuransi Jasaraharja Putera telah melaksanakan program

asuransi ini sejak lama dan sebagai yang pertama, dengan

demikian kapasitas perusahaan telah teruji untuk menutup

program asuransi tersebut, sehingga tidak perlu melakukan

kesepakatan dengan pihak manapun untuk mendapatkan

penutupan asuransi. --------------------------------------------------

c. Bahwa pada saat sekarang ini hanya terdapat dua Perusahaan

Asuransi, yaitu PT Asuransi Jasaraharja Putera dan PT Jasa

Asuransi Indonesia yang dapat melakukan penutupan asuransi

di Batam bukan karena kesepakatan untuk melakukan

pembagian wilayah, tetapi karena kedua perusahaan tersebut

mampu untuk memberikan jaminan yang lebih dibanding

dengan pesaing lainnya. ---------------------------------------------

21.14.2 PT Asuransi Jasaraharja Putera tidak melakukan pelanggaran

terhadap ketentuan dari Pasal 15 ayat (2), karena : ------------------

a. Pengelola pelabuhan mempunyai kewajiban untuk

mengasuransikan asset dan penumpang ferry sebagai salah

satu persyaratan dari Otorita Batam dan terdapat dalam

perjanjian dari Otorita Batam dengan Pengelola Pelabuhan,

maka pihak pengelola pelabuhan membutuhkan Perusahaan

Asuransi yang dapat dan mampu untuk menutup asuransi

secara komprehensif dan tidak parsial. -----------------------------

b. Berdasarkan kondisi tersebut di atas, apabila terjadi monopoli

bukanlah karena suatu hal yang disengaja tetapi terjadi secara

alamiah yang disebabkan perjanjian kerjasama dilakukan

dengan pengelola pelabuhan sebagai pihak yang

berkepentingan untuk itu, sedangkan di sisi lain PT Asuransi

Jasaraharja Putera mampu untuk melakukannya karena

memiliki kapasitas untuk melakukan penutupan secara

komprehensif. ---------------------------------------------------------

21.14.3 PT Asuransi Jasaraharja Putera tidak melakukan pelanggaran

terhadap ketentuan dari Pasal 17 ayat (1), karena : ------------------

a. Untuk mendapatkan penutupan asuransi tersebut dilakukan

secara terbuka dengan adanya pesaing dari Perusahaan

Asuransi lain, dengan kata lain pihak manapun dapat

mengetahui bahwa perusahaan telah mengajukan proposal

penawaran dan tidak tertutup bagi Perusahaan Asuransi lain

untuk mengajukan proposal penawaran yang sama. -------------

Page 39: Komisi Pengawas Persaingan Usaha Republik Indonesia Asuransi Ferry Batam.pdf · Komisi Pengawas Persaingan Usaha Republik Indonesia selanjutnya disebut Komisi yang memeriksa Dugaan

halaman 39 dari 74

b. Dalam penutupan asuransi dengan PT Indodharma Corpora,

perusahaan yang bersangkutan memilih PT Asuransi

Jasaraharja Putera dibandingkan dengan pesaingnya karena

nilai santunan maupun jaminan yang diberikan oleh

perusahaan lebih tinggi dari pada penawaran yang diajukan

oleh Perusahaan Asuransi yang menjadi pesaing. ---------------

21.14.4 PT Asuransi Jasaraharja Putera tidak melakukan pelanggaran

terhadap ketentuan dari Pasal 19 huruf d, karena : -------------------

a. Perusahaan tidak pernah melakukan kesepakatan dengan

pihak tertentu ataupun tindakan lain yang bertentangan

dengan perundang-undangan yang berlaku, sehingga

perusahaan lain tidak dapat masuk ke dalam pasar tersebut. ---

b. PT Asuransi Jasaraharja Putera selalu menerapkan prinsip-

prinsip asuransi yang berlaku umum dalam menjalankan

usahanya, sehingga berhasilnya suatu program dilaksanakan

karena berpegang pada prinsip serta kemampuan dari

perusahaan. ------------------------------------------------------------

c. Dalam mengajukan proposal penawaran asuransi, perusahaan

selalu bersandarkan pada legalitas penutupan dan kemampuan

yang dimiliki, sehingga keberhasilan untuk mendapatkan

penutupan asuransi semata-mata dari kemampuan dan bukan

dengan menghalang-halangi pesaing untuk masuk di dalam

suatu bisnis tertentu. --------------------------------------------------

21.14.5 Selain dari itu pula, kerjasama yang dilakukan akan dapat

dipertahankan karena adanya kepercayaan (trust) dari pihak

tertanggung bahwa pihak penanggung akan menjalankan

kewajibannya sesuai dengan apa yang telah disepakati bersama

dan hal ini merupakan pondasi utama berjalannya bisnis asuransi

yang sehat. ------------------------------------------------------------------

21.14.6 Berdasar hal-hal sebagaimana tersebut di atas, dapat disampaikan

bahwa tindakan yang dilakukan oleh perusahaan selalu

bersandarkan pada peraturan perundang-undangan yang berlaku

dan dapat terlaksananya bisnis asuransi di Batam karena

penunjukan dari pengelola pelabuhan setempat tanpa adanya

upaya atau itikad yang tidak baik untuk mendapatkan bisnis. ------

Page 40: Komisi Pengawas Persaingan Usaha Republik Indonesia Asuransi Ferry Batam.pdf · Komisi Pengawas Persaingan Usaha Republik Indonesia selanjutnya disebut Komisi yang memeriksa Dugaan

halaman 40 dari 74

21.14.7 Untuk program ke depan, PT Asuransi Jasaraharja Putera akan

mengajukan proposal penawaran asuransi secara lebih terbuka

dengan tetap berpedoman pada kaedah-kaedah yang ada serta

berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku sebagai

hukum positif. -------------------------------------------------------------

21.15 Terhadap Penetapan KPPU RI ------------------------------------------------------

Bahwa berdasarkan tanggapan dan konklusi dari dugaan pelanggaran yang

ditetapkan KPPU RI, mengharapkan agar Majelis Komisi dapat

membebaskan perusahaan dari dugaan pelanggaran atas Undang-undang

Nomor 5 Tahun 1999, karena terlihat dengan jelas bahwa perusahaan tidak

melakukan pelanggaran dari ketentuan Undang-undang.

22. Menimbang bahwa Terlapor IV dalam Sidang Majelis memberikan pembelaan

atau tanggapan yang pada intinya sebagai berikut; (vide bukti A100) -----------------

22.1 Bahwa PT Jasa Asuransi Indonesia (Persero) – Termohon IV sebelum

menjadi penanggung atas asuransi wisatawan / penumpang Ferry dari dan

ke Terminal Ferry Internasional Batam Center, telah mengajukan proposal

kepada Otoritas Batam dan Pengelola Pelabuhan dimaksud, selanjutnya

oleh PT Synergy Tharada selaku pengelola pelabuhan setelah melalui

seleksi maka PT Jasa Asuransi Indonesia (Persero) ditunjuk dan ditetapkan

sebagai Penanggung atas asuransi wisatawan dimaksud. Dengan demikian

penetapan dan penunjukan PT Jasa Asuransi Indonesia (Persero) tersebut

telah melalui seleksi yang dilakukan oleh PT Synergy Tharada, sehingga

tidak ada hal-hal yang dikategorikan sebagai persaingan usaha tidak sehat,

oleh karena semua Perusahaan Asuransi yang ada tidak dilarang dan diberi

kesempatan yang sama untuk mengajukan proposal sebagai penanggung

asuransi wisatawan dimaksud. ------------------------------------------------------

22.2 Bahwa sesuai dengan Perjanjian Kerjasama antara PT Synergy Tharada

sebagai pengelola Terminal Ferry Internasional Batam Center dengan PT

Jasa Asuransi Indonesia (Persero) – Nomor PKS.023A/AJI/IX/2008/

No.023/PUPIBC-LgL/PKS/IX/2008, di dalam perjanjian tersebut tidak

terdapat satu kalimatpun dan pengertian yang membatasi kepada Pihak

lainnya (Perusahaan Asuransi) untuk melakukan penawaran asuransi

sejenis yang telah dijual oleh PT Jasa Asuransi Indonesia (Persero). ---------

22.3 Bahwa dalam perjanjian kerjasama tersebut diberlakukan selama 10

(sepuluh) tahun, namun demikian akan dievaluasi pelaksanaannya setiap

tahun dan para pihak dapat mengakhiri ataupun memutuskan perjanjian

kapanpun. Dengan demikian pelaksanaan perjanjian ini dapat diakhiri

sebelum jangka waktu tersebut. -----------------------------------------------------

Page 41: Komisi Pengawas Persaingan Usaha Republik Indonesia Asuransi Ferry Batam.pdf · Komisi Pengawas Persaingan Usaha Republik Indonesia selanjutnya disebut Komisi yang memeriksa Dugaan

halaman 41 dari 74

22.4 Bahwa untuk dapat menjadi penanggung asuransi wisatawan/penumpang

dari dan ke Terminal Ferry Internasional Batam Center, tentunya harus

memenuhi kriteria yang ditentukan oleh PT Synergy Tharada, dengan

demikian apabila terdapat Perusahaan Asuransi lainnya yang dapat

menawarkan kondisi jaminan yang sama atau lebih baik dan harga yang

sama atau lebih murah, maka tentunya perusahaan tersebut setiap saat/

kapapun juga tetap mempunyai kesempatan yang sama, dengan demikian

dalam hal ini tidak terdapat diskriminasi kepada pelaku usaha lainnya. ------

22.5 Bahwa sejak Termohon IV ditunjuk oleh PT Synergy Tharada untuk

menjadi penanggung atas asuransi kecelakaan diri bagi

wisatawan/penumpang dari dan ke Terminal Ferry Internasional Batam

Center, belum ada satu Perusahaan Asuransi lainnya yang membuat

penawaran ataupun mengajukan diri sebagai penanggung atas asuransi

kecelakaan diri bagi wisatawan/penumpang dimaksud, dengan demikian

menurut Termohon IV dalam hal ini tidak terdapat perlakuan yang

diskriminatif terhadap pelaku usaha lainnya dan juga tidak terdapat praktek

monopoli dan atau persaingan usaha tidak sehat sebagaimana kesimpulan

Majelis Komisi Perkara Nomor 32/KKPU-L/2009. -----------------------------

22.6 Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, maka dengan ini Termohon IV

berpendapat dan berkesimpulan bahwa : ------------------------------------------

22.6.1 Termohon IV tidak melakukan penguasaan atas produksi dan atau

pemasaran jasa asuransi wisatawan yang dapat mengakibatkan

terjadinya praktek monopoli dan atau persaingan usaha tidak

sehat (Pasal 17 ayat (1) Undang-undang Nomor 5 Tahun 1999). --

22.6.2 Termohon IV tidak melakukan diskriminasi terhadap pelaku

usaha tertentu (Pasal 19 huruf d Undang-undang Nomor 5 Tahun

1999). ------------------------------------------------------------------------

23. Menimbang bahwa Terlapor V dalam Sidang Majelis tidak menyampaikan

pembelaan atau tanggapan kepada Majelis Komisi: -------------------------------------

24. Menimbang bahwa Terlapor VI dalam Sidang Majelis memberikan pembelaan

atau tanggapan yang pada intinya sebagai berikut; (vide bukti A101) -----------------

24.1 Bahwa berdasarkan kesimpulan yang dibuat oleh Tim Pemeriksa pada

Perkara Nomor 32/KPPU-L/2009, sudah menyimpulkan bahwa tidak

didapat pelanggaran atas Pasal 9 dan Pasal 15 ayat (2), dan didapat

pelanggaran terhadap Pasal 17 ayat (1) dan Pasal 19 huruf d, maka kami

akan terfokus membahas dan menganalisa dugaan pelanggaran terhadap

pasal 17 ayat (1) dan pasal 19 huruf d dalam hal sebagai berikut; -------------

Page 42: Komisi Pengawas Persaingan Usaha Republik Indonesia Asuransi Ferry Batam.pdf · Komisi Pengawas Persaingan Usaha Republik Indonesia selanjutnya disebut Komisi yang memeriksa Dugaan

halaman 42 dari 74

24.1.1 Bahwa sebagaimana Ketentuan pasal 4 huruf b, KEPPRES

No.75/1999, tugas KPPU antara lain meliputi: ------------------------

b. Melakukan penilaian terhadap kegiatan usaha dan atau

tindakan pelaku yang dapat mengakibatkan terjadinya praktek

Monopoli dan atau Persaingan Usaha Tidak sehat sebagaimana

diatur dalam pasal 17 sampai pasal 24 UU No 5/ 1999;………dst.

24.1.2 Bahwa tindakan yang dilakukan PT Synergy Tharada

mengasuransikan Penumpang Ferry yang melalui Terminal Ferry

Internasional Batam Centre tidak bertentangan dengan peraturan

perundang undangan yang berlaku sebagaimana ketentuan pasal 4

ayat (2), pasal 7 Undang-undang Nomor 33 Tahun 1964, dan

bahkan sesuai dengan Kepres Nomor 5 Tahun 2005 huruf c

Nomor 2 yang mengharuskan mengasuransikan muatan barang

dan penumpang pelayaran nasional yang berlayar di dalam negeri

dan keluar negeri; ----------------------------------------------------------

24.2 Bahwa pada prakteknya PT Synergy Tharada tidak melakukan pelanggaran

terhadap ketentuan Undang-undang Nomor 5 Tahun 1999, Pasal 17 ayat

(1) tentang penguasaan atas produksi dan atau pemasaran dan atau jasa

yang dapat mengakibatkan terjadinya praktek monopoli dan atau

persaingan usaha tidak sehat, dengan alasan-alasan sebagai berikut : --------

24.2.1 Bahwa PT Synergy Tharada sejak awal dalam memilih PT Jasa

Asuransi Indonesia (Persero) setelah melalui pelaksanaan “Beauty

Contest”, yaitu membandingkan dan menilai penawaran dari

Perusahaan Asuransi PT Jasa Raharja Putra dan PT Jasa Asuransi

Indonesia (Persero); -------------------------------------------------------

24.2.2 Bahwa asuransi kecelakaan wisatawan yang berlaku selama

maksimal tujuh hari di Negara Tujuan adalah suatu produk yang

sangat jarang dan tidak semua Perusahaan Penanggung (Produser

Asuransi) mau melakukannya, dan sebagaimana keterangan

Perusahaan Penanggung yang ikut didengar keterangannya yaitu: -

24.2.3 PT Asuransi Alianz Life Indonesia dalam Berita Acara

Pemeriksaan tertanggal 16 April 2010, oleh Banua Sianturi

sebagai Kepala Kantor Agensi di Batam menyatakan pada

pokoknya : ------------------------------------------------------------------

a. Bahwa asuransi yang diterapkan PT Synergy Tharada adalah

sejenis Travel Asuransi, yang mana di Indonesia tidak

diwajibkan kecuali bagi beberapa Negara Eropa; ----------------

Page 43: Komisi Pengawas Persaingan Usaha Republik Indonesia Asuransi Ferry Batam.pdf · Komisi Pengawas Persaingan Usaha Republik Indonesia selanjutnya disebut Komisi yang memeriksa Dugaan

halaman 43 dari 74

b. Bahwa PT Asuransi Alianz Life Indonesia mungkin saja

mengajukan proposal kepada Pengelola Pelabuhan Ferry

Internasional; -----------------------------------------------------------

c. Bahwa PT Asuransi Alianz Life Indonesia tidak pernah

dilarang mengajukan atau menjual produk asuransi di wilayah

Terminal Ferry Internasional Batam Centre, karena

Perusahaan tersebut tidak menjual product asuransi

sebagaimana diterapkan PT Synergy Tharada karena product

PT Asuransi Alianz Life Indonesia adalah penanggungan

Asuransi Pendidikan, Kesehatan dan Asuransi Jiwa, dan

kalaupun ada pertanggungan kecelakaan dapat terakomodasi

dalam asuransi jiwa; --------------------------------------------------

24.2.4 Bahwa begitu juga dengan keterangan saksi PT Manulife

Indonesia tertanggal 16 April 2010 oleh Jeffrey Kie, sebagai

Head Territory Agency, yang pada pokoknya menerangkan: ------

a. Bahwa PT Manulife Indonesia menjual produk asuransi

individu, dana kesehatan dan Dana Pensiun, tidak menjual

produk asuransi kerugian karena ijinnya adalah asuransi jiwa;

b. Bahwa PT Manulife Indonesia ada menanggung asuransi

kecelakaan sebagai tambahan asuransi tertentu seperti

asuransi Pendidikan dan tidak dijual tersendiri; ------------------

c. Bahwa PT Manulife Indonesia tidak berminat karena

pertimbangan bisnis perusahaan karena asuransi sebagaimana

diterapkan PT Synergy Tharada masih belum

menguntungkan; -------------------------------------------------------

24.2.5 Bahwa pada prakteknya PT Synergy Tharada tidak melakukan

pelanggaran terhadap ketentuan Undang-undang Nomor 5 Tahun

1999, Pasal 19 huruf d tentang Diskriminasi terhadap Pelaku

Usaha Tertentu karena PT Synergy Tharada tidak pernah

melarang atau menghalangi pelaku usaha atau Jasa Asuransi yang

lain untuk memasarkan produknya di Terminal Ferry

Internasional Batam Centre yang kami kelola; ------------------------

24.2.6 Bahwa KPPU tidak melaksanakan kesepakatan yang akan

menjadwal lagi Pemeriksaan Pendahuluan sebagai lanjutan berita

acara tanggal 21 Desember 2009, adalah tidak benar menurut

hukum, dan tindakan KPPU yang menetapkan PT Synergy

Tharada sebagai Terlapor VI pada perkara aquo tanpa melalui

Page 44: Komisi Pengawas Persaingan Usaha Republik Indonesia Asuransi Ferry Batam.pdf · Komisi Pengawas Persaingan Usaha Republik Indonesia selanjutnya disebut Komisi yang memeriksa Dugaan

halaman 44 dari 74

Tahap Pemeriksaan Pendahuluan, adalah tidak beralasan menurut

hukum; ----------------------------------------------------------------------

24.2.7 Bahwa kami sangat keberatan dengan pendapat KPPU dalam

Laporan Hasil Pemeriksaan Pendahuluan Perkara Nomor

32/KPPU-L/2009 tertanggal 28 Desember 2009 pada poin Fakta

Lain nomor urut 3 (halaman 11) yang menyebutkan :” ijin

Pelabuhan Umum dikeluarkan Otorita Batam sebagai Pemegang

Hak Pengelolaan atas Pelabuhan Laut di Batam, sedangkan Ijin

Pelabuhan Khusus dikeluarkan Menteri Perhubungan”, karena

fakta hukum yang sebenarnya Ijin Pengelolaan Pelabuhan Umum

Internasional Batam Centre diberikan oleh Menteri Perhubungan

kepada Otorita Batam, dan dengan Dasar Kerjasama antara

Otorita Batam dengan PT Synergy Tharada, maka PT Synergy

Tharada mengelola Terminal Ferry Internasional Batam Centre;

24.2.8 Bahwa penetapan KPPU yang menduga PT Synergy Tharada

melakukan pelanggaran terhadap Pasal 17 ayat (1), dan pasal 19

huruf d Undang Undang Nomor 5 Tahun 1999, tidak beralasan

menurut hukum karena yang menjadi dasar dugaan tersebut

adalah fakta yang tidak sesuai yang mana fakta KPPU mengenai

Ketentuan Undang Undang Nomor 33 Tahun 1964 mengatur

asuransi atas pelayaran nasional, sedangkan yang dilaksanakan

PT Synergy Tharada adalah asuransi penumpang/wisatawan

dalam Pelayaran Internasional, dan pelaksanaan asuransi terhadap

Penumpang/Wisatawan dari dan ke Terminal Ferry Internasional

Batam Centre yang dilakukan PT Jasa Asuransi Indonesia

(Persero) tidak melanggar ketentuan pasal 17 ayat (1) Undang

Undang Nomor 5 Tahun 1999 karena PT Synergy Tharada tidak

pernah melarang Perusahaan Asuransi lain menjual produknya di

wilayah Terminal Ferry Internasional Batam Centre; ----------------

24.2.9 Bahwa tindakan yang dilakukan PT Synergy Tharada

mengansuransikan Penumpang Ferry yang melalui Terminal

Ferry Internasional Batam Centre adalah memenuhi kewajiban

sebagaimana yang diwajibkan Pemerintah dan Perjanjian

Kerjasama antara PT Synergy Tharada dengan Otorita Batam,

dan asuransi yang diterapkan dan dilakukan oleh PT Synergy

Tharada sebagaimana dalam perkara aquo, adalah asuransi wisata

yang menunjang kebijakan yang dilakukan Otorita Batam

sebagaimana ditetapkan Otorita Batam dalam Surat Ketua Badan

Page 45: Komisi Pengawas Persaingan Usaha Republik Indonesia Asuransi Ferry Batam.pdf · Komisi Pengawas Persaingan Usaha Republik Indonesia selanjutnya disebut Komisi yang memeriksa Dugaan

halaman 45 dari 74

Pelaksana OB (Suryo Hadi Djatmiko) Nomor B/301/KA/V/1997

tanggal 9 Mei 1997, perihal Asuransi dan Surat Nomor B/

070/DOPS/II/2002, tertanggal 27 Februari 2002, perihal

Persetujuan Penyesuaian Kembali Tariff Seaport Charge, yang

mana pertanggungan asuransi wisatawan tersebut bertujuan

memberikan rasa aman dan terjaminnya para wisatawan baik

yang berangkat ke Luar Negeri (Singapore dan Malaysia) maupun

yang berkunjung ke Regional Riau (meliputi Propinsi Riau dan

Propinsi Kepulauan Riau) melalui Terminal Ferry Internasional

Batam Centre, yang tujuannya meningkatkan arus wisatawan

yang masuk dan keluar melalui Pulau Batam dan dapat

mempercepat Pembangunan Batam dan serta merta meningkatkan

devisa negara; --------------------------------------------------------------

24.2.10 Bahwa berdasarkan fakta hukum yang ada dan keterangan saksi

yaitu Perusahaan Asuransi yang lain sebagaimana tersebut di atas,

sudah terbukti dengan jelas bahwa PT Synergy Tharada tidak

pernah melarang serta tidak menutup kemungkinan Perusahaan

Asuransi lain memasarkan produknya di Terminal Ferry

Internasional Batam Centre dan dengan demikian PT Synergy

Tharada tidak melakukan penguasaan atas produksi dan atau

pemasaran asuransi sebagaimana yang diduga KPPU; ---------------

24.2.11 Bahwa berdasarkan hal-hal tersebut di atas, jelas bahwa PT

Synergy Tharada (Terlapor VI) tidak pernah melakukan

diskriminasi terhadap pemasaran asuransi sebagaimana diduga

Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU); ------------------------

24.2.12 Memohon Majelis Komisi mempertimbangkan dengan seksama

bahwa ada kontradiksi antara keterangan yang disampaikan oleh

Otorita Batam sebagaimana dalam Berita Acara Pemeriksaan

pada Pemeriksaan Pendahuluan yang diterangkan pada jawaban

nomor (13) yang menyatakan bahwa Otorita Batam tidak ikut

dalam Penetapan Pihak Asuransi yang lalu namun ke depan akan

upayakan supaya terlibat dalam penetapan perusahaan

penanggung asuransi, namun kenyataannya, ketika PT Synergy

Tharada melakukan perubahan perilaku dengan menghentikan

atau memutus kerjasama dengan pihak penanggung asuransi PT

Jasa Asuransi Indonesia (Terlapor IV), serta melakukan tender

dua kali yang dilaksanakan melalui PT Fresnel Perdana Mandiri,

Page 46: Komisi Pengawas Persaingan Usaha Republik Indonesia Asuransi Ferry Batam.pdf · Komisi Pengawas Persaingan Usaha Republik Indonesia selanjutnya disebut Komisi yang memeriksa Dugaan

halaman 46 dari 74

selaku broker dan konsultan asuransi, kenyataan Pihak Pengelola

Kawasan Pulau Batam (dahulu Otorita Batam), tidak menyetujui,

dan menyatakan supaya PT Synergy Tharada tetap melaksanakan

penutupan asuransi kecelakaan Wisatawan sebagaimana selama

ini berjalan sampai ada perubahan resmi dari Otorita Batam dan

PT Synergy Tharada -------------------------------------------------------

24.2.13 Bahwa perubahan perilaku yang dilakukan PT Synergy Tharada

sebagaimana telah kami terangkan di atas dan juga yang secara

tegas diakui sebagai fakta hukum oleh KPPU sebagaimana dalam

Laporan Hasil Pemeriksaan Pendahuluan tanggal 28 Desember

2009 dan Laporan Hasil Pemeriksaan Lanjutan tertanggal 12 Mei

2010, di mana PT Synergy Tharada tidak dapat menuntaskan

perubahan prilaku dalam perkara ini adalah karena tidak disetujui

atau dengan kata lain dihalang-halangi oleh Badan Pengelola

Kawasan Pulau Batam (dh. Otorita Batam) sebagaimana terbukti

dengan Surat Otorita Batam tertanggal 01 Oktober 2009, Nomor

B/277/ORKIN/10/2009, (terlampir) yang pada inti pokoknya

menyatakan : “supaya PT Synergy Tharada tetap melaksanakan

penutupan asuransi kecelakaan Wisatawan sebagaimana selama

ini berjalan sampai ada perubahan resmi dari Otorita Batam dan

PT Synergy Tharada”, sehingga PT Synergy Tharada

memutuskan untuk menyerahkan pengelolaan atau pelaksanaan

pertanggungan asuransi terhadap Penumpang Pengguna Jasa

Terminal Ferry Internasional Batam Centre kepada Otorita Batam

sebagaimana tertuang dalam surat Nomor 017/BCP-

PDir/VI/2010, (terlampir) yang isinya pada pokoknya meminta

Badan Pengelola Kawasan Pulau Batam untuk mencabut pasal 7.

12 dalam Surat Perjanjian Nomor 04/PER-KA/VII/2002-110/OB-

ST/SPBC/VII/02, yang mengatur kewajiban Kami untuk

mengadakan asuransi terhadap Penumpang dan/atau

mengembalikan kebijakan pelaksanaan tanggung jawab

penumpang kepada Pengelola (OB) atas tanggungannya; -----------

24.2.14 Bahwa fakta-fakta tersebut diatas sudah jelas membuktikan

bahwa PT Synergy Tharada tidak terbukti melakukan

pelanggaran terhadap pasal 17 ayat (1) dan pasal 19 huruf d,

Undang undang Nomor 5 Tahun 1999, dan kalaupun Investigator

KPPU berpandangan lain dengan tetap menduga Kami

melakukan pelanggaran, kami secara tegas menolaknya, dan

Page 47: Komisi Pengawas Persaingan Usaha Republik Indonesia Asuransi Ferry Batam.pdf · Komisi Pengawas Persaingan Usaha Republik Indonesia selanjutnya disebut Komisi yang memeriksa Dugaan

halaman 47 dari 74

mohon pertimbangan Yang Mulia Sidang Komisi

mempertimbangkan bahwa Kami, PT Synergy Tharada (Terlapor

VI) telah berusaha semaksimal mungkin melakukan dan

melaksanakan perubahan perilaku, sebagaimana diamanatkan

Undang Undang Nomor 5 Tahun 1999, namun dihalangi oleh

Terlapor I yaitu Otorita Batam, sehingga dengan demikian, sudah

wajar menurut hukum PT Synergy Tharada dibebaskan dari

perkara ini dan serta merta dibebaskan dari sanksi menurut

hukum; ----------------------------------------------------------------------

25. Menimbang bahwa Terlapor VII dalam Sidang Majelis memberikan pembelaan

atau tanggapan yang pada intinya sebagai berikut; (vide bukti A102) -----------------

25.1 Terlapor VII hanya melaksanakan Kebijakan Badan Pengusahaan Batam

dalam memberikan Perlindungan Asuransi Kecelakaan Diri bagi

Wisatawan.

25.1.1 Terlapor VII yang dahulu bernama PT Marina City Development

adalah pengelola Pelabuhan Khusus Internasional di Teluk

Senimba berdasarkan Surat Keputusan Menteri Perhubungan

Nomor SK.43/AL.003/PHB-99 tanggal 25 Juni 1999 tentang

Pemberian Izin Operasi kepada PT Marina City Development

untuk Mengoperasikan Pelabuhan Khusus Pariwisata di Teluk

Senimba, Kota Madya Batam, Propinsi Riau. Terminal Ferry

Internasional Teluk Senimba merupakan salah satu pintu keluar

masuknya wisatawan dari dan menuju ke Batam. Sehubungan

dengan hal tersebut, Terlapor VII dengan itikad baik telah

melaksanakan kebijakan yang ditentukan oleh Terlapor I dalam

memberikan perlindungan asuransi kecelakaan diri bagi

wisatawan yang belum ter-cover berdasarkan Undang-Undang

Nomor 33 Tahun 964 tentang Dana Pertanggungan Wajib

Kecelakaan Penumpang maupun oleh peraturan perundang-

undangan lainnya; ---------------------------------------------------------

25.1.2 Bahwa sesuai dengan Surat Keputusan Terlapor I Nomor

10/SKEP/KA/IV/90, tanggal 10 April 1990 tentang Jaminan

Asuransi Kecelakaan Diri yang Berkunjung Ke Pulau Batam,

pemberian asuransi kecelakaan diri tersebut diberikan untuk

menghindari risiko dan memberikan rasa aman kepada wisatawan

yang dalam perjalanan baik menuju atau meninggalkan wilayah

Batam. Dalam surat tersebut Terlapor I mewajibkan semua Biro

Page 48: Komisi Pengawas Persaingan Usaha Republik Indonesia Asuransi Ferry Batam.pdf · Komisi Pengawas Persaingan Usaha Republik Indonesia selanjutnya disebut Komisi yang memeriksa Dugaan

halaman 48 dari 74

Perjalanan Umum/Cabang yang beroperasi di wilayah otorita

Batam untuk memberikan jaminan asuransi kecelakaan diri bagi

wisatawan. ------------------------------------------------------------------

25.1.3 Surat Keputusan Terlapor I Nomor 10/SKEP/KA/IV/90 tanggal

10 April 1990 kemudian ditindaklanjuti dengan dikeluarkannya

Surat Terlapor I Nomor B/58/KA/II/1992 tanggal 20 Februari

1992 perihal Jaminan Asuransi bagi Wisatawan Manca Negara.

Dalam surat terakhir tersebut, Terlapor I meminta kepada seluruh

pimpinan/pengusaha ferry/kapal penumpang dan Terlapor II

untuk melakukan penutupan asuransi kecelakaan diri wisatawan. -

25.1.4 Selanjutnya pada tanggal 9 Mei 1997, Terlapor I mengeluarkan

Surat Nomor B/301/KA/V/1997 tentang Asuransi Jasa Raharja

yang ditujukan kepada PT Asuransi Jasaraharja Putra. Dalam

surat tersebut antara lain ditetapkan hal-hal sebagai berikut: -------

25.1.4.1 Premi asuransi kecelakaan diri yang ditanggung setiap

penumpang ialah sebesar: -------------------------------------

� Penumpang tujuan Luar Negeri sebesar Sin $ 1,00

(Satu Dolar Singapura) per orang;

� Penumpang tujuan Dalam Negeri sebesar Rp. 250,-

(Dua Ratus Lima Puluh Rupiah) per orang.

Setiap penumpang (penduduk Indonesia) dengan tujuan

Singapura atau Malaysia pertanggungan asuransi juga

diberikan apabila terjadi kecelakaan selama kunjungan +

7 (tujuh) hari dan Nilai Premi yang akan diperoleh sama

dengan orang asing yang melakukan kunjungan di

Wilayah Propinsi Riau.

25.1.4.2 Pelaksanaan pungutan premi asuransi tersebut

ditetapkan untuk dilaksanakan mulai tanggal 2 Mei

1997. --------------------------------------------------------------

25.1.5 Terminal Ferry Internasional Teluk Senimba yang dikelola oleh

Terlapor VII merupakan Pelabuhan Internasional yang digunakan

oleh para wisatawan dan karenanya para wisatawan tersebut harus

diberikan perlindungan asuransi kecelakaan diri sebagaimana

dimaksud dalam Surat Keputusan Terlapor I Nomor

10/SKEP/KA/IV/90 tanggal 10 April 1990; Surat Terlapor I

Nomor B/58/KA/II/1992 tanggal 20 Februari 1992; dan Surat

Terlapor I Nomor B/301/KA/V/1997 tentang Asuransi Jasa

Raharja tanggal 9 Mei 1997. ---------------------------------------------

Page 49: Komisi Pengawas Persaingan Usaha Republik Indonesia Asuransi Ferry Batam.pdf · Komisi Pengawas Persaingan Usaha Republik Indonesia selanjutnya disebut Komisi yang memeriksa Dugaan

halaman 49 dari 74

25.1.6 Kemudian pada tanggal 1 November 2007, Terlapor VII

menandatangani Kesepakatan Bersama dengan Terlapor II dan

Terlapor III Nomor P/PK/012/XI/2003; Nomor P/KS/11/XI/2003

dan Nomor 216/MCD-EX/XI/03 tentang Pemungutan Premi

Asuransi Kecelakaan Diri bagi Penumpang Ferry (untuk

selanjutnya disebut sebagai “Kesepakatan Bersama”) dan

Addendum Nomor 2 atas Kesepakatan Bersama tersebut.-----------

25.1.7 Dalam Kesepakatan tersebut, Terlapor II dan Terlapor III

bertindak sebagai Perusahaan Asuransi yang memberikan

perlindungan terhadap risiko kecelakaan dari wisatawan yang

merupakan penumpang kapal ferry dengan ruang lingkup sebagai

berikut: ----------------------------------------------------------------------

a. Warga Negara Indonesia dari Pelabuhan Khusus Internasional

Teluk Senimba menuju Pelabuhan di Singapura atau Malaysia

dan selama berada di wilayah teritorial negara tersebut sampai

dengan kembali lagi ke wilayah Pulau Batam; dan --------------

b. Warga Negara Asing dari yang berasal dari pelabuhan di

Singapura atau Malaysia yang tiba di Pelabuhan Khusus

Internasional Teluk Senimba dan selama berada di wilayah

Kepulauan Riau sampai dengan tiba kembali di Pelabuhan

Internasional Singapura atau Malaysia; ----------------------------

Dengan masa berlaku asuransi tersebut secara terus menerus

selama maksimum 7 (tujuh) hari kalender terhitung sejak tanggal

pemberangkatan di Pelabuhan masing-masing.

25.1.8 Bahwa dasar hukum pemilihan Terlapor II dan Terlapor III

sebagai Perusahaan Asuransi yang memberikan pertanggungan

atas kecelakaan diri bagi wisatawan tersebut didasarkan pada

adanya penunjukan yang dilakukan oleh Terlapor I kepada

Terlapor II dan Terlapor III sebagaimana dimaksud dalam Surat

Keputusan Terlapor I Nomor 10/SKEP/KA/IV/90 tanggal 10

April 1990, Surat Terlapor I Nomor B/58/KA/II/1992 tanggal 20

Februari 1992 dan Surat Terlapor I Nomor B/301/KA/V/1997

tentang Asuransi Jasa Raharja tanggal 9 Mei 1997 yang dijadikan

dasar hukum dalam pembuatan Kesepakatan Bersama. -------------

Page 50: Komisi Pengawas Persaingan Usaha Republik Indonesia Asuransi Ferry Batam.pdf · Komisi Pengawas Persaingan Usaha Republik Indonesia selanjutnya disebut Komisi yang memeriksa Dugaan

halaman 50 dari 74

25.1.9 Bahwa Terlapor VII tidak pernah merumuskan, menetukan atau

memutuskan besarnya premi asuransi atas kecelakaan diri bagi

wisatawan. Besarnya premi yang dipungut oleh Terlapor VII

berdasarkan Kesepakatan Bersama sebesar Sin $ 1,00 (Satu Dolar

Singapura) per penumpang/wisatawan untuk setiap perjalanan

didasarkan pada adanya kesepakatan dan surat sebagai berikut: ---

a. Kesepakatan Bersama Anggota ASITA Komda Batam tentang

Pelaksanaan Wisatawan, Pengumpulan dan Penyetoran Dana

Promosi Pariwisata dan Dana Jaminan Bersama tanggal 19

Juli 1990; ---------------------------------------------------------------

b. Naskah Perjanjian Kerjasama Pertanggungan Asuransi

Kecelakaan Diri antara Terlapor I dengan Terlapor II Nomor

19/SPT/KA/X/1992 dan Nomor P/07/SPP/X/1992 tanggal 21

Oktober 1992 (untuk selanjutnya disebut “Naskah Perjanjian

Kerjasama”); dan ------------------------------------------------------

c. Surat Terlapor I Nomor B/301/KA/V/1997 tentang Asuransi

Jasa Raharja tanggal 9 Mei 1997; -----------------------------------

25.1.10 Tindakan Terlapor VII yang melakukan Kesepakatan Bersama

dengan Terlapor II dan Terlapor III hanyalah untuk melaksanakan

seluruh kebijakan dari Terlapor I, termasuk dalam menentukan

Perusahaan Asuransi yang akan memberikan penanggungan dan

besarnya premi kecelakaan diri bagi wisatawan tersebut. Lebih

lanjut sebagaimana telah Terlapor VII sampaikan dalam tahap

Pemeriksaan Pendahuluan dan Pemeriksaan Lanjutan, apabila

Terlapor VII tidak mengikuti kebijakan tersebut, maka Terlapor I

dapat menjatuhkan sanksi berupa rekomendasi kepada Menteri

Perhubungan untuk meninjau ulang ijin operasi Pelabuhan

Khusus Pariwisata yang dimiliki oleh Terlapor VII tersebut.

Dengan demikian, tindakan Terlapor VII tersebut bukan

didasarkan atas kehendak untuk menciptakan monopoli atau pun

untuk mematikan persaingan di antara sesama Perusahaan

Asuransi yang beroperasi di Terminal Ferry Internasional Teluk

Senimba. --------------------------------------------------------------------

25.2 Kebijakan Pemberian Asuransi Kecelakaan Diri bagi Wisatawan tersebut

berlaku juga untuk Terminal Ferry Internasional Teluk Senimba -------------

25.2.1 Dalam pembelaan ini perlu Terlapor VII sampaikan keberatan

dan tanggapan atas dalil yang dikemukakan oleh Terlapor I yang

menyatakan bahwa kebijakan tentang asuransi kecelakaan diri

Page 51: Komisi Pengawas Persaingan Usaha Republik Indonesia Asuransi Ferry Batam.pdf · Komisi Pengawas Persaingan Usaha Republik Indonesia selanjutnya disebut Komisi yang memeriksa Dugaan

halaman 51 dari 74

bagi wisatawan ini hanya berlaku di Pelabuhan Umum dan tidak

termasuk Pelabuhan Khusus sebagaimana disampaikan dalam

halaman 4 Keterangan Tambahan yang disampaikan oleh

Terlapor I kepada Majelis Komisi Pengawasan dan Persaingan

Usaha. Dalil yang disampaikan oleh Terlapor I tersebut adalah

keliru. -----------------------------------------------------------------------

25.2.2 Hal tersebut didasarkan pada ketentuan dalam Pasal 1 butir 1

Naskah Perjanjian Kerja Sama yang dijadikan dasar hukum dalam

pembuatan Kesepakatan Bersama, yang kami kutip sebagai

berikut: ----------------------------------------------------------------------

Pasal 1

1. TERTANGGUNG adalah:

a. Setiap Wisatawan Asing/ Warga negara asing yang masuk

ke Pulau Batam melalui Pelabuhan Sekupang, Batu

Ampar dan Pelabuhan lainnya baik Pelabuhan Laut

maupun Pelabuhan Udara sepanjang terdaftar pada

Pihak Imigrasi di Pulau Batam.

b. Setiap Warga Negara Asing yang memiliki izin menetap

sementara di Pulau Batam dan masuk ke Pulau Batam

melalui Pelabuhan Laut Sekupang, Batu Ampar dan

Pelabuhan lainnya baik Pelabuhan Laut maupun

Pelabuhan Udara, untuk jangka waktu paling lama 7

(tujuh) hari sejak kedatangan di Pulau Batam dan

terdaftar pada Pihak Imigrasi di Pulau Batam.

c. Setiap Warga Negara Indonesia yang melakukan

perjalanan dari Pulau Batam dengan tujuan Singapura

dan Malaysia dengan mempergunakan Kapal Laut / Ferry

atau Pesawat Udara.”

25.2.3 Dengan demikian jelas bahwa kebijakan pemberian asuransi

kecelakaan diri bagi wisatawan yang ditetapkan oleh Terlapor I

tersebut tidak memiliki kaitan dengan status Terminal Ferry

Internasional Teluk Senimba sebagai Pelabuhan Khusus

sebagaimana disebutkan dalam ruang lingkup dari Tertanggung di

atas; --------------------------------------------------------------------------

26. Menimbang bahwa selanjutnya Majelis Komisi menilai telah mempunyai bukti

dan penilaian yang cukup untuk mengambil keputusan; --------------------------------

Page 52: Komisi Pengawas Persaingan Usaha Republik Indonesia Asuransi Ferry Batam.pdf · Komisi Pengawas Persaingan Usaha Republik Indonesia selanjutnya disebut Komisi yang memeriksa Dugaan

halaman 52 dari 74

TENTANG HUKUM

1. Berdasarkan LHPL, Pendapat atau Pembelaan para Terlapor, surat, dokumen dan alat

bukti lainnya Majelis Komisi menilai dan menyimpulkan ada tidaknya pelanggaran

yang dilakukan oleh para Terlapor yaitu sebagai berikut: --------------------------------------

1.1 Mengenai Identitas para Terlapor; ------------------------------------------------------

1.1.1 Terlapor I: Badan Pengusahaan Batam (d/h Otorita Pengembangan

Daerah Industri Pulau Batam, selanjutnya disebut “BP Batam”),

dibentuk berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 25

Tahun 2005 tentang Daerah Industri Pulau Batam. BP Batam adalah

pemegang hak pengelolaan atas terminal-terminal ferry yang ada di Batam.

Adanya hak pengelolaan tersebut menjadikan BP Batam memperoleh

pendapatan dari pengelolaan Terminal Ferry Internasional di Batam

sehingga dapat dikategorikan sebagai pelaku usaha ; ---------------------------

1.1.2 Terlapor II: PT Jasa Raharja (Persero) Batam, didirikan berdasarkan

Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 1980 tanggal 6 November 1980

tentang pengalihan bentuk Perusahaan Umum (Perum) Asuransi Kerugian

Jasa Raharja menjadi Perusahaan Perseroan (Persero). Pendirian Perseroan

dilaksanakan dengan Anggaran Dasar PT Jasa Raharja (Persero)

sebagaimana dimuat dalam Akta Nomor 49 tanggal 28 Februari 1981 yang

dibuat di hadapan Notaris Imas Fatimah, S.H. yang telah beberapa kali

diubah dan ditambah, terakhir dengan Akta Nomor 72 tanggal 31 Mei

2006 yang dibuat di hadapan Notaris Julius Purnawan, S.H., M.Sc. di

Jakarta. PT Jasa Raharja (Persero) adalah pelaku usaha yang

menyediakan jasa asuransi kecelakaan diri wisatawan/penumpang di

Terminal Ferry Internasional Sekupang dan Teluk Senimba; ------------

1.1.3 Terlapor III: PT Asuransi Jasaraharja Putera Batam, didirikan

berdasarkan Pernyataan Keputusan Rapat Pemegang Saham PT Asuransi

Aken Raharja mengenai Perubahan Anggaran Dasar Perseroan yang Akte

Pendiriannya dibuat dihadapan Notaris Ny. Machmudah Rijanto, S.H.

dengan Akta Notaris Nomor 81 tanggal 27 November 1993 dan disahkan

oleh Menteri Kehakiman dengan Keputusan Nomor C2-

369.HT.01.04.TH.93 tanggal 13 Desember 1993, dan berganti nama

menjadi PT Asuransi Jasaraharja Putera pada tanggal 29 Desember 1995

dihadapan Notaris Sucipto, S.H. di Jakarta dengan Akta Nomor 30 tanggal

6 Juni 1996 dan telah mendapat persetujuan Menteri Kehakiman dengan

Keputusan Nomor C2-10.812.HT.01.04.TH.96 tanggal 5 Desember 1996.

PT Asuransi Jasaraharja Putera adalah pelaku usaha yang menyediakan

Page 53: Komisi Pengawas Persaingan Usaha Republik Indonesia Asuransi Ferry Batam.pdf · Komisi Pengawas Persaingan Usaha Republik Indonesia selanjutnya disebut Komisi yang memeriksa Dugaan

halaman 53 dari 74

jasa asuransi kecelakaan diri wisatawan/penumpang di Terminal

Ferry Internasional Sekupang dan Teluk Senimba; -------------------------

1.1.4 Terlapor IV: PT Jasa Asuransi Indonesia (Persero) Batam didirikan

berdasarkan Akta Nomor 1 tanggal 2 Juni 1973 dihadapan Notaris

Mohamad Ali di Jakarta, dan telah mengalami Perubahan Anggaran Dasar

Perusahaan Perseroan (Persero) PT Jasa Asuransi Indonesia Nomor 42

tanggal 10 Maret 1998 dihadapan Notaris Imas Fatimah, S.H. di Jakarta.

PT Jasa Asuransi Indonesia Batam adalah pelaku usaha yang

menyediakan jasa asuransi kecelakaan diri wisatawan/penumpang di

Terminal Ferry Internasional Batam Center; ---------------------------------

1.1.5 Terlapor V, PT Indodharma Corpora, pelaku usaha yang berbentuk

badan hukum yang didirikan berdasarkan peraturan perundang-undangan

Republik Indonesia berupa suatu Perseroan Terbatas dengan Akta

Perubahan Terakhir Nomor 06 tanggal 10 Januari 1997 yang dibuat oleh

Notaris Siti Marjami Soepangat, S.H., melakukan kegiatan usaha antara

lain perdagangan, pembangunan, jasa industri, angkutan, pertanian,

perbengkelan, percetakan, biro iklan, perawatan gedung-gedung dan

pertambangan, dalam hal ini sebagai pelaku usaha yang mengelola

Pelabuhan Internasional Sekupang; ---------------------------------------------

1.1.6 Terlapor VI, PT Synergi Tharada, pelaku usaha yang berbentuk badan

hukum yang didirikan berdasarkan peraturan perundang-undangan

Republik Indonesia berupa suatu Perseroan Terbatas dengan Akta

Perubahan Terakhir Nomor 66 tanggal 15 Mei 2001 yang dibuat oleh

Notaris Agus Madjid, S.H., melakukan kegiatan usaha antara lain sebagai

pelaku usaha yang mengelola Pelabuhan Ferry Internasional Batam

Center; ---------------------------------------------------------------------------------

1.1.7 Terlapor VII, PT Senimba Bay Resort, pelaku usaha yang berbentuk

badan hukum yang didirikan berdasarkan peraturan perundang-undangan

Republik Indonesia berupa suatu Perseroan Terbatas dengan Akta

Perubahan Terakhir Nomor 31 tanggal 14 Februari 2007 yang dibuat oleh

Notaris Robert Purba, S.H., melakukan kegiatan usaha antara lain

menjalankan usaha dalam bidang pembangunan dan pengelolaan

pelabuhan laut, terminal ferry, kapal untuk keberangkatan dan kedatangan

baik domestik maupun internasional dan dermaga, menjalankan usaha

dalam bidang pembangunan, penjualan, pengembangan, penjualan, dan

pengurusan kantor-kantor dan ruangan-ruangan kantor dan rumah-rumah

Page 54: Komisi Pengawas Persaingan Usaha Republik Indonesia Asuransi Ferry Batam.pdf · Komisi Pengawas Persaingan Usaha Republik Indonesia selanjutnya disebut Komisi yang memeriksa Dugaan

halaman 54 dari 74

dan pembangunan-pembangunan dalam hal ini sebagai pelaku usaha

yang mengelola Pelabuhan Ferry Teluk Senimba; ---------------------------

1.2 Aspek Formil; ---------------------------------------------------------------------------------

1.2.1 Selanjutnya sebelum menilai dan menyimpulkan pokok perkara (aspek

materiil) Majelis Komisi terlebih dahulu menilai aspek formil yang

ditanggapi oleh PT Synergy Tharada yang menyatakan bahwa tindakan

KPPU yang tidak menjadwalkan kembali Pemeriksaan Pendahuluan

terhadap PT Synergy Tharada adalah tidak benar menurut hukum, dan

tindakan KPPU menetapkan PT Synergy Tharada sebagai Terlapor tanpa

melalui tahap Pemeriksaan Pendahuluan adalah tidak beralasan menurut

hukum; ----------------------------------------------------------------------------------

1.2.2 Majelis Komisi menilai penetapan PT Synergy Tharada sebagai Terlapor

dalam perkara ini telah sesuai dengan Penetapan KPPU Nomor

140/KPPU/PEN/XI/2009 tentang Pemeriksaan Pendahuluan Perkara

Nomor 32/KPPU-L/2009 tanggal 16 November 2009 dan Tim Pemeriksa

Pendahuluan telah memanggil secara patut Direktur PT Synergy Tharada

pada tanggal 21 Desember 2009, sehingga pendapat atau pembelaan

PT Synergy Tharada di atas tidak beralasan; -------------------------------------

1.3 Tentang Pasar Bersangkutan; ------------------------------------------------------------

1.3.1 Bahwa pasar bersangkutan menurut Pasal 1 angka (10) Undang-undang

Nomor 5 Tahun 1999 adalah adalah pasar yang berkaitan dengan

jangkauan atau daerah pemasaran tertentu oleh pelaku usaha atas barang

dan atau jasa yang sama atau sejenis atau substitusi dari barang dan atau

jasa tersebut; ---------------------------------------------------------------------------

1.3.2 Bahwa pasar bersangkutan dalam perkara ini adalah Jasa Asuransi

Kecelakaan diri bagi Penumpang/Wisatawan Ferry di Terminal Ferry

Internasional Batam Center, Terminal Ferry Internasional Sekupang, dan

Terminal Ferry Internasional Teluk Senimba di kota Batam; ------------------

1.3.3 Bahwa para Terlapor tidak memberikan tanggapan atau pembelaannya

tentang definisi pasar bersangkutan; -----------------------------------------------

1.3.4 Bahwa Majelis Komisi sepakat dengan definisi pasar bersangkutan dalam

LHPL, dan dengan tidak adanya pendapat atau pembelaan dari para

Terlapor maka Majelis Komisi menilai para Terlapor menerima definisi

pasar bersangkutan tersebut; --------------------------------------------------------

1.4 Bahwa sebelum menyimpulkan ada atau tidaknya pelanggaran yang dilakukan

oleh para Terlapor, maka Majelis Komisi terlebih dahulu menguraikan tentang

perilaku para Terlapor, yaitu sebagai berikut: -------------------------------------------

Page 55: Komisi Pengawas Persaingan Usaha Republik Indonesia Asuransi Ferry Batam.pdf · Komisi Pengawas Persaingan Usaha Republik Indonesia selanjutnya disebut Komisi yang memeriksa Dugaan

halaman 55 dari 74

1.4.1 Tentang Pembagian Wilayah; -------------------------------------------------------

1.4.1.1 Bahwa dalam LHPL, Tim Pemeriksa tidak menemukan bukti

adanya perjanjian pembagian wilayah yang dilakukan oleh

PT Jasa Raharja (Persero), PT Asuransi Jasaraharja Putera dan PT

Jasa Asuransi Indonesia (Persero) yang difasilitasi oleh BP Batam

untuk membagi wilayah pemasaran asuransi kecelakaan diri bagi

penumpang/wisatawan di Pelabuhan Internasional Batam Center,

Pelabuhan Internasional Teluk Senimba dan Pelabuhan

Internasional Sekupang; --------------------------------------------------

1.4.1.2 Bahwa dalam pendapat atau pembelaannya, PT Jasa Raharja

(Persero) pada pokoknya menyatakan PT Jasa Raharja (Persero)

tidak pernah membuat perjanjian dengan pelaku usaha

pesaingnya dengan tujuan untuk membagi wilayah pemasaran,

sehingga terjadi praktek monopoli atau persaingan tidak sehat. PT

Jasa Raharja (Persero) Batam hanya semata-mata menjalankan

program asuransi wajib yang diamanatkan Undang-undang

Nomor 33 Tahun 1965 Jo PP Nomor 17 Tahun 1965 dan SK

Menteri Keuangan RI dengan memberikan perlindungan dasar

bagi para penumpang alat angkutan penumpang Kapal/Ferry

Penyeberangan selama dalam perjalanan saat naik di tempat

pemberangkatan sampai turun di tempat tujuan; ----------------------

1.4.1.3 Bahwa dalam pendapat atau pembelaannya, PT Asuransi

Jasaraharja Putera pada pokoknya menyatakan tidak melakukan

kesepakatan dengan pesaing usaha untuk mendapatkan

pembagian wilayah pemasaran; ------------------------------------------

1.4.1.4 Bahwa setelah membaca LHPL dan pendapat atau pembelaan dari

para Terlapor, maka Majelis Komisi sepakat dengan LHPL yang

menyatakan tidak ditemukan bukti adanya perjanjian pembagian

wilayah yang dilakukan oleh PT Jasa Raharja (Persero), PT

Asuransi Jasaraharja Putera dan PT Jasa Asuransi Indonesia

(Persero) yang difasilitasi oleh BP Batam untuk membagi wilayah

pemasaran asuransi kecelakaan diri bagi penumpang/wisatawan

di Pelabuhan Internasional Batam Center, Pelabuhan

Internasional Teluk Senimba dan Pelabuhan Internasional

Sekupang; -------------------------------------------------------------------

Page 56: Komisi Pengawas Persaingan Usaha Republik Indonesia Asuransi Ferry Batam.pdf · Komisi Pengawas Persaingan Usaha Republik Indonesia selanjutnya disebut Komisi yang memeriksa Dugaan

halaman 56 dari 74

1.4.2 Perjanjian Tertutup; ------------------------------------------------------------------

1.4.2.1 Bahwa dalam LHPL, Tim Pemeriksa menilai asuransi kecelakaan

diri bagi penumpang/wisatawan ferry yang ditetapkan oleh BP

Batam bukan Asuransi Kecelakaan yang terdiri dari Asuransi

Wajib (selama di kapal dan perjalanan) + Asuransi Tidak Wajib

(selama berada di luar kapal dan berlaku selama 7 hari).

Berdasarkan hal tersebut, maka perjanjian antara PT Indodharma

Corpora dengan PT Jasa Raharja (Persero) dan PT Asuransi

Jasaraharja Putera di Pelabuhan Internasional Sekupang,

perjanjian antara PT Synergy Tharada dengan PT Jasa Asuransi

Indonesia (Persero) di Terminal Ferry Internasional Batam

Center, dan perjanjian antara PT Senimba Bay Resort (d/h PT

Marina City Development) dengan PT Jasa Raharja (Persero) dan

PT Asuransi Jasaraharja Putera di pelabuhan Teluk Senimba

bukanlah perjanjian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat

(2) Undang-undang Nomor 5 Tahun 1999; ----------------------------

1.4.2.2 Bahwa dalam pendapat atau pembelaannya, PT Jasa Raharja

(Persero) pada pokoknya menyatakan pada masa itu PT Jasa

Raharja (Persero) hanya memenuhi permintaan dari pengelola

pelabuhan untuk memberikan perlindungan dasar bagi para

penumpang sesuai dengan Undang-undang Nomor 33 Tahun

1964 jo PP Nomor 17 Tahun 1965 dan tidak pernah

mempersyaratkan kepada pihak lain untuk menerima dan bersedia

mengasuransikan wisatawan kepada Perusahaan Asuransi lain

yang ditunjuk; --------------------------------------------------------------

1.4.2.3 Bahwa dalam pendapat atau pembelaannya, PT Jasa Raharja

(Persero) pada pokoknya menyatakan untuk menutup

perlindungan asuransi para penumpang dan wisatawan di

pelabuhan dilakukan pengutipan premi asuransi wisatawan dan

iuran wajib kecelakaan penumpang dalam perjalanan di masing-

masing pelabuhan sebesar Sin $ 1 yang didalamnya sudah

termasuk iuran wajib dana pertanggungan kecelakaan penumpang

sesuai SK Menteri Keuangan yang berlaku; ---------------------------

1.4.2.4 Bahwa dalam pendapat atau pembelaannya, PT Asuransi

Jasaraharja Putera pada pokoknya menyatakan kewajiban untuk

mengasuransikan aset dan penumpang ferry merupakan salah satu

persyaratan dari BP Batam yang termuat dalam perjanjian dengan

pihak pengelola pelabuhan, dan PT Asuransi Jasaraharja Putera

Page 57: Komisi Pengawas Persaingan Usaha Republik Indonesia Asuransi Ferry Batam.pdf · Komisi Pengawas Persaingan Usaha Republik Indonesia selanjutnya disebut Komisi yang memeriksa Dugaan

halaman 57 dari 74

mampu untuk menutup asuransi secara komprehensif dan tidak

parsial; -----------------------------------------------------------------------

1.4.2.5 Bahwa setelah membaca LHPL dan pendapat atau pembelaan

para Terlapor, maka Majelis Komisi sepakat dengan LHPL yang

menyatakan asuransi kecelakaan diri bagi penumpang/wisatawan

ferry yang ditetapkan oleh BP Batam bukan merupakan asuransi

kecelakaan yang terdiri dari asuransi wajib (selama di kapal dan

perjalanan) + asuransi tidak wajib (selama berada diluar kapal

dan berlaku selama 7 hari) namun merupakan satu produk

asuransi; ---------------------------------------------------------------------

1.4.2.6 Bahwa Majelis Komisi sependapat dengan LHPL yang

menyatakan perjanjian yang terdapat pada butir 1.4.2.1 bukanlah

perjanjian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat 2 Undang-

undang Nomor 5 Tahun 1999; -------------------------------------------

1.4.3 Praktek Monopoli dan Diskriminasi; -----------------------------------------------

1.4.3.1 Terminal Ferry Internasional Sekupang; -------------------------------

1.4.3.1.1 Bahwa dalam LHPL, Tim Pemeriksa menyatakan

berdasarkan perjanjian kerjasama antara PT

Indodharma Corpora dengan BP Batam, pengelola

diwajibkan untuk menyelenggarakan asuransi yang

menanggung keselamatan penumpang selama

perjalanan atau di lokasi Terminal Ferry Internasional

Sekupang. Sejak ditunjuk sebagai pengelola

pelabuhan, PT Indodharma Corpora telah membuat

perjanjian kerjasama asuransi dengan PT Jasa Raharja

(Persero) dan PT Asuransi Jasaraharja Putera untuk

memungut premi asuransi kecelakaan diri bagi

penumpang/wisatawan ferry sebesar Sin $ 1 selama 7

(tujuh) hari; ---------------------------------------------------

1.4.3.1.2 Bahwa dalam LHPL, Tim Pemeriksa menduga PT

Indodharma Corpora, PT Jasa Raharja (Persero), PT

Asuransi Jasaraharja Putera dan BP Batam secara

bersama-sama menguasai pasar jasa asuransi

kecelakaan diri bagi Penumpang/Wisatawan ferry di

Terminal Ferry Internasional Sekupang sehingga

penguasaan pasar jasa asuransi tersebut

mendiskriminasi pelaku usaha lain di bidang asuransi

Page 58: Komisi Pengawas Persaingan Usaha Republik Indonesia Asuransi Ferry Batam.pdf · Komisi Pengawas Persaingan Usaha Republik Indonesia selanjutnya disebut Komisi yang memeriksa Dugaan

halaman 58 dari 74

untuk masuk ke pasar jasa asuransi kecelakaan diri

bagi penumpang/wisatawan ferry di Terminal Ferry

Internasional Sekupang; ------------------------------------

1.4.3.1.3 Bahwa dalam pendapat atau pembelaannya, PT Jasa

Raharja (Persero) menyatakan dalam mendapatkan

penutupan Asuransi, PT Jasa Raharja (Persero)

memperoleh secara terbuka dan tidak menutup

Perusahaan Asuransi lain yang ingin mengajukan

proposal penawaran yang sama; ---------------------------

1.4.3.1.4 Bahwa dalam pendapat atau pembelaannya, PT

Asuransi Jasaraharja Putera pada pokoknya

menyatakan PT Indhodarma Corpora memilih PT

Asuransi Jasaraharja Putera karena nilai santunan atau

jaminan yang didapatkan lebih tinggi dibanding

penawaran Perusahaan Asuransi lain; --------------------

1.4.3.1.5 Bahwa dalam pendapat atau pembelaannya, PT

Asuransi Jasaraharja Putera pada pokoknya

menyatakan PT Asuransi Jasaraharja Putera tidak

pernah melakukan kesepakatan dengan pihak tertentu

yang bertentangan dengan Undang-undang sehingga

mengakibatkan Perusahaan Asuransi lain tidak dapat

masuk ke dalam Terminal Ferry Internasional

Sekupang; -----------------------------------------------------

1.4.3.1.6 Bahwa Majelis Komisi menilai adanya perjanjian

kerjasama yang dimulai sejak tahun 2004 dan berlaku

selama 15 (lima belas) tahun antara PT Indodharma

Corpora, PT Jasa Raharja (Persero) dan PT Asuransi

Jasaraharja Putera di Terminal Ferry Internasional

Sekupang dengan difasilitasi oleh BP Batam

menunjukkan terjadinya penguasaan pasar jasa

asuransi kecelakaan diri bagi penumpang/wisatawan

ferry di Terminal Ferry Internasional Sekupang

sehingga menutup kesempatan bagi pelaku usaha lain

di bidang asuransi untuk masuk ke pasar jasa asuransi

tersebut; -------------------------------------------------------

1.4.3.1.7 Bahwa Majelis Komisi menilai tidak adanya

Perusahaan Asuransi lain yang mengajukan proposal

penawaran jasa asuransi kecelakaan diri untuk

Page 59: Komisi Pengawas Persaingan Usaha Republik Indonesia Asuransi Ferry Batam.pdf · Komisi Pengawas Persaingan Usaha Republik Indonesia selanjutnya disebut Komisi yang memeriksa Dugaan

halaman 59 dari 74

wisatawan menunjukkan informasi mengenai adanya

pasar jasa asuransi kecelakaan diri ini tidak diketahui

oleh Perusahaan Asuransi lain; ----------------------------

1.4.3.1.8 Bahwa Majelis Komisi menilai tidak adanya upaya

membuka informasi tentang pasar jasa asuransi

kecelakaan diri Penumpang/Wisatawan di Terminal

Ferry Internasional Sekupang merupakan hambatan

bagi pelaku usaha lain di bidang asuransi untuk masuk

ke pasar tersebut; --------------------------------------------

1.4.3.1.9 Bahwa dengan demikian Majelis Komisi

menyimpulkan perjanjian antara PT Indodharma

Corpora, PT Jasa Raharja (Persero) dan PT Asuransi

Jasaraharja Putera di Terminal Ferry Internasional

Sekupang yang difasilitasi oleh BP Batam merupakan

tindakan diskriminasi bagi pelaku usaha lain di bidang

asuransi dengan cara tidak memberikan informasi

yang terbuka mengenai adanya pasar jasa asuransi

kecelakaan diri bagi Penumpang/Wisatawan; -----------

1.4.3.2 Terminal Ferry Internasional Batam Center; --------------------------

1.4.3.2.1 Bahwa dalam LHPL, Tim Pemeriksa menyatakan PT

Synergy Tharada sebagai pengelola Terminal Ferry

Internasional Batam Center merupakan Pelabuhan

Umum yang mendapatkan Ijin Operasi dari BP

Batam. Oleh karena itu, PT Synergy Tharada wajib

tunduk terhadap aturan dan kebijakan yang

dikeluarkan oleh BP Batam, termasuk kebijakan

mengenai asuransi kecelakaan diri bagi

Penumpang/Wisatawan ferry. Sejak ditunjuk sebagai

pengelola pelabuhan, PT Synergy Tharada telah

membuat perjanjian kerjasama asuransi dengan PT

Jasa Asuransi Indonesia (Persero) untuk memungut

premi asuransi kecelakaan diri bagi

Penumpang/Wisatawan ferry sebesar Sin $ 1 selama 7

(tujuh) hari; ---------------------------------------------------

1.4.3.2.2 Bahwa dalam LHPL, Tim Pemeriksa menduga PT

Synergy Tharada, PT Jasa Asuransi Indonesia

(Persero), dan BP Batam secara bersama-sama

Page 60: Komisi Pengawas Persaingan Usaha Republik Indonesia Asuransi Ferry Batam.pdf · Komisi Pengawas Persaingan Usaha Republik Indonesia selanjutnya disebut Komisi yang memeriksa Dugaan

halaman 60 dari 74

menguasai pasar jasa asuransi kecelakaan diri bagi

Penumpang/Wisatawan ferry di Terminal Ferry

Internasional Batam Center sehingga penguasaan

pasar jasa asuransi kecelakaan diri bagi

Penumpang/Wisatawan ferry di Terminal Ferry

Internasional Batam Center mendiskriminasi pelaku

usaha lain di bidang asuransi untuk masuk ke pasar

jasa asuransi kecelakaan diri bagi

Penumpang/Wisatawan ferry di Terminal Ferry

Internasional Batam Center; -------------------------------

1.4.3.2.3 Bahwa dalam pendapat atau pembelaannya, PT Jasa

Asuransi Indonesia (Persero) menyatakan tidak ada

hal-hal yang dapat dikategorikan sebagai persaingan

usaha tidak sehat karena semua Perusahaan Asuransi

yang ada tidak dilarang untuk mengajukan proposal

sebagai penanggung asuransi wisatawan di Terminal

Ferry Internasional Batam Center; ------------------------

1.4.3.2.4 Bahwa dalam pendapat atau pembelaannya, PT Jasa

Asuransi Indonesia (Persero) pada pokoknya

menyatakan apabila terdapat Perusahaan Asuransi lain

yang dapat menawarkan kondisi jaminan yang sama

atau lebih baik dengan harga yang sama atau lebih

murah, maka perusahaan tersebut tetap mempunyai

kesempatan yang sama untuk menjadi penanggung

asuransi wisatawan, dengan demikian tidak terdapat

diskriminasi terhadap pelaku usaha lainnya; ------------

1.4.3.2.5 Bahwa dalam pendapat atau pembelaannya, PT

Synergy Tharada menyatakan sejak awal sudah

memilih PT Jasa Asuransi Indonesia (Persero)

melalui pelaksanaan Beauty Contest, dengan produk

asuransi kecelakaan wisatawan yang berlaku selama 7

(tujuh) hari di negara tujuan. Dimana hal tersebut

merupakan suatu produk yang sangat jarang dan tidak

semua Perusahaan Asuransi mau melakukannya; ------

1.4.3.2.6 Bahwa dalam pendapat atau pembelaannya, PT

Synergy Tharada pada pokoknya menyatakan tidak

melakukan diskriminasi karena tidak pernah melarang

atau menghalangi pelaku usaha atau perusahaan jasa

Page 61: Komisi Pengawas Persaingan Usaha Republik Indonesia Asuransi Ferry Batam.pdf · Komisi Pengawas Persaingan Usaha Republik Indonesia selanjutnya disebut Komisi yang memeriksa Dugaan

halaman 61 dari 74

asuransi yang lain untuk memasarkan jasa asuransi di

Terminal Ferry Internasional Batam Center; ------------

1.4.3.2.7 Bahwa dalam pendapat atau pembelaannya, PT

Synergy Tharada pada pokoknya menyatakan telah

melakukan perubahan perilaku dengan cara

melakukan penghentian atau pemutusan kerjasama

dengan PT Jasa Asuransi Indonesia (Persero) serta

melakukan tender sebanyak 2 (dua) kali namun pada

kenyataannnya BP Batam tidak menyetujui dan

menyatakan agar PT Synergy Tharada tetap

melaksanakan penutupan Asuransi Kecelakaan

Wisatawan sebagaimana yang telah berjalan

sebelumnya (vide surat OB 1 Oktober 2010

No.B/277/ORKIN/10/2009); -------------------------------

1.4.3.2.8 Bahwa Majelis Komisi menilai adanya perjanjian

kerjasama antara PT Synergy Tharada dan PT Jasa

Asuransi Indonesia (Persero) dengan difasilitasi oleh

BP Batam sejak tahun 2001 menunjukkan terjadinya

penguasaan pasar jasa asuransi kecelakaan diri bagi

Penumpang/Wisatawan ferry di Terminal Ferry

Internasional Batam Center, sehingga menutup

kesempatan bagi pelaku usaha lain di bidang asuransi

untuk masuk ke pasar jasa asuransi tersebut; ------------

1.4.3.2.9 Bahwa Majelis Komisi menilai tidak adanya

Perusahaan Asuransi lain yang mengajukan proposal

penawaran jasa asuransi kecelakaan diri untuk

wisatawan menunjukkan informasi mengenai adanya

pasar jasa asuransi kecelakaan diri ini tidak diketahui

oleh Perusahaan Asuransi lain; ----------------------------

1.4.3.2.10 Bahwa Majelis Komisi menilai tidak adanya upaya

membuka informasi tentang pasar jasa asuransi

kecelakaan diri Penumpang/Wisatawan di Terminal

Ferry Internasional Sekupang merupakan hambatan

bagi pelaku usaha lain di bidang asuransi untuk masuk

ke pasar tersebut; --------------------------------------------

Page 62: Komisi Pengawas Persaingan Usaha Republik Indonesia Asuransi Ferry Batam.pdf · Komisi Pengawas Persaingan Usaha Republik Indonesia selanjutnya disebut Komisi yang memeriksa Dugaan

halaman 62 dari 74

1.4.3.2.11 Bahwa dengan demikian, Majelis Komisi

menyimpulkan perjanjian antara PT Synergy Tharada

dengan PT Jasa Asuransi Indonesia (Persero) di

Terminal Ferry Internasional Batam Center yang

difasilitasi oleh BP Batam tersebut merupakan

tindakan diskriminasi bagi pelaku usaha lain di bidang

asuransi dengan cara tidak memberikan informasi

yang terbuka mengenai adanya pasar jasa asuransi

kecelakaan diri bagi Penumpang/Wisatawan; -----------

1.4.3.3 Terminal Ferry Internasional Teluk Senimba; -------------------------

1.4.3.3.1 Bahwa dalam LHPL, Tim Pemeriksa menyatakan PT

Senimba Bay Resort merupakan pengelola Terminal

Ferry Internasional Teluk Senimba yang mendapatkan

ijin dari Menteri Perhubungan sebagai Pelabuhan

Khusus. Meskipun Teluk Senimba merupakan

Pelabuhan Khusus, namun PT Senimba Bay Resort

sebagai pengelola pelabuhan, mengikuti aturan dan

kebijakan mengenai jasa asuransi kecelakaan diri bagi

Penumpang/Wisatawan ferry yang ditetapkan oleh BP

Batam; ---------------------------------------------------------

1.4.3.3.2 Bahwa dalam LHPL, Tim Pemeriksa menyatakan PT

Senimba Bay Resort telah membuat perjanjian

kerjasama asuransi dengan PT Jasa Raharja (Persero)

dan PT Asuransi Jasaraharja Putera untuk memungut

premi asuransi kecelakaan diri bagi

Penumpang/Wisatawan ferry sebesar Sin $ 1 selama 7

(tujuh) hari; ---------------------------------------------------

1.4.3.3.3 Bahwa dalam LHPL, Tim Pemeriksa menduga PT

Senimba Bay Resort, PT Jasa Raharja (Persero), PT

Asuransi Jasaraharja Putera dan BP Batam secara

bersama-sama menguasai pasar jasa asuransi

kecelakaan diri bagi Penumpang/Wisatawan ferry di

Terminal Frry Internasional Teluk Senimba sehingga

penguasaan pasar jasa asuransi tersebut

mendiskriminasi pelaku usaha lain di bidang asuransi

untuk masuk ke pasar jasa asuransi kecelakaan diri

bagi Penumpang/Wisatawan ferry di Terminal Ferry

Internasional Teluk Senimba; ------------------------------

Page 63: Komisi Pengawas Persaingan Usaha Republik Indonesia Asuransi Ferry Batam.pdf · Komisi Pengawas Persaingan Usaha Republik Indonesia selanjutnya disebut Komisi yang memeriksa Dugaan

halaman 63 dari 74

1.4.3.3.4 Bahwa dalam pendapat atau pembelaannya, PT Jasa

Raharja (Persero) pada pokoknya menyatakan dalam

mendapatkan penutupan asuransi, PT Jasa Raharja

(Persero) memperoleh secara terbuka dan tidak

menutup Perusahaan Asuransi lain yang ingin

mengajukan proposal penawaran yang sama; -----------

1.4.3.3.5 Bahwa dalam pendapat atau pembelaannya, PT

Asuransi Jasaraharja Putera pada pokoknya

menyatakan tidak pernah melakukan kesepakatan

dengan pihak tertentu yang bertentangan dengan

Undang-undang sehingga mengakibatkan Perusahaan

Asuransi lain tidak dapat masuk ke dalam Terminal

Ferry Internasional Teluk Senimba; ----------------------

1.4.3.3.6 Bahwa dalam pendapat atau pembelaannya, PT

Senimba Bay Resort pada pokoknya menyatakan

kesepakatan bersama antara PT Senimba Bay Resort

dengan PT Jasa Raharja (Persero) dan PT Asuransi

Jasaraharja Putera hanya untuk melaksanakan seluruh

kebijakan dari BP Batam, termasuk dalam

menentukan Perusahaan Asuransi yang akan

memberikan penanggungan dan besarnya premi

kecelakaan bagi wisatawan tersebut. Apabila PT

Senimba Bay Resort tidak mengikuti kebijakan

tersebut maka BP Batam dapat menjatuhkan sanksi

berupa rekomendasi kepada Menteri Perhubungan

untuk meninjau ulang ijin operasi Pelabuhan Khusus

pariwisata PT Senimba Bay Resort; ----------------------

1.4.3.3.7 Bahwa dalam pendapat atau pembelaannya, PT

Senimba Bay Resort pada pokoknya menyatakan

keberatan dengan dalil yang disampaikan oleh BP

Batam tentang kebijakan asuransi kecelakaan

wisatawan hanya berlaku di Pelabuhan Umum dan

tidak termasuk Pelabuhan Khusus. Kebijakan

pemberian asuransi kecelakaan diri wisatawan yang

diterapkan oleh BP Batam tidak memiliki kaitan

dengan status Terminal Ferry Internasional Teluk

Senimba sebagai Pelabuhan Khusus; ---------------------

Page 64: Komisi Pengawas Persaingan Usaha Republik Indonesia Asuransi Ferry Batam.pdf · Komisi Pengawas Persaingan Usaha Republik Indonesia selanjutnya disebut Komisi yang memeriksa Dugaan

halaman 64 dari 74

1.4.3.3.8 Bahwa Majelis Komisi menilai adanya perjanjian

kerjasama antara PT Senimba Bay Resort dengan PT

Jasa Raharja (Persero) dan PT Asuransi Jasaraharja

Putera di Terminal Ferry Internasional Teluk Senimba

sejak tahun 2003 dengan difasilitasi oleh BP Batam

menunjukkan terjadinya penguasaan pasar jasa

asuransi kecelakaan diri bagi Penumpang/Wisatawan

ferry di Terminal Ferry Internasional Teluk Senimba

sehingga menutup kesempatan bagi pelaku usaha lain

di bidang asuransi untuk masuk ke pasar jasa asuransi

tersebut; -------------------------------------------------------

1.4.3.3.9 Bahwa Majelis Komisi menilai tidak adanya

Perusahaan Asuransi lain yang mengajukan proposal

penawaran jasa asuransi kecelakaan diri untuk

wisatawan menunjukkan informasi mengenai adanya

pasar jasa asuransi kecelakaan diri ini tidak diketahui

oleh Perusahaan Asuransi lain; ----------------------------

1.4.3.3.10 Bahwa Majelis Komisi menilai tidak adanya upaya

membuka informasi tentang pasar jasa asuransi

kecelakaan diri Penumpang/Wisatawan di Terminal

Ferry Internasional Sekupang merupakan hambatan

bagi pelaku usaha lain di bidang asuransi untuk masuk

ke pasar tersebut; --------------------------------------------

1.4.3.3.11 Bahwa dengan demikian, Majelis Komisi

menyimpulkan perjanjian antara PT Senimba Bay

Resort, PT Jasa Raharja (Persero) dan PT Asuransi

Jasaraharja Putera di Terminal Ferry Internasional

Teluk Senimba yang difasilitasi oleh BP Batam

tersebut merupakan tindakan diskriminasi bagi pelaku

usaha lain di bidang asuransi dengan cara tidak

memberikan informasi yang terbuka mengenai adanya

pasar jasa asuransi kecelakaan diri bagi

penumpang/wisatawan; -------------------------------------

2. Menimbang bahwa berdasarkan fakta-fakta tersebut dan dikaitkan dengan dugaan

pelanggaran terhadap ketentuan Pasal 9, Pasal 15 ayat (2), Pasal 17 ayat (1) dan Pasal

19 huruf d Undang-undang Nomor 5 Tahun 1999, maka Majelis Komisi menilai

pemenuhan unsur-unsur pasal sebagai berikut; --------------------------------------------------

Page 65: Komisi Pengawas Persaingan Usaha Republik Indonesia Asuransi Ferry Batam.pdf · Komisi Pengawas Persaingan Usaha Republik Indonesia selanjutnya disebut Komisi yang memeriksa Dugaan

halaman 65 dari 74

2.1 Bahwa Ketentuan Pasal 9 Undang-undang Nomor 5 Tahun 1999 menyatakan:-------

“Pelaku usaha dilarang membuat perjanjian dengan pelaku usaha pesaingnya

yang bertujuan untuk membagi wilayah pemasaran atau alokasi pasar terhadap

barang dan atau jasa sehingga dapat mengakibatkan terjadinya praktek monopoli

dan atau persaingan usaha tidak sehat”; ----------------------------------------------------

2.2 Analisis Pemenuhan Unsur Pasal 9 Undang-undang Nomor 5 Tahun 1999 di atas

adalah sebagai berikut: ------------------------------------------------------------------------

2.2.1 Pelaku Usaha -------------------------------------------------------------------------

2.2.1.1 Bahwa yang dimaksud pelaku usaha berdasarkan Pasal 1

angka 5 Undang-undang Nomor 5 Tahun 1999 adalah orang

perorangan atau badan usaha, baik yang berbentuk badan

hukum atau bukan badan hukum yang didirikan dan

berkedudukan atau melakukan kegiatan dalam wilayah hukum

negara Republik Indonesia, baik sendiri maupun bersama-sama

melalui perjanjian, menyelenggarakan berbagai kegiatan usaha

dalam bidang ekonomi; -------------------------------------------------

2.2.1.2 Bahwa pelaku usaha yang dimaksud dalam Pasal ini adalah BP

Batam, PT Jasa Raharja (Persero), PT Asuransi Jasaraharja

Putera, dan PT Jasa Asuransi Indonesia (Persero); -----------------

2.2.1.3 Bahwa dengan demikian, berdasarkan uraian pada butir 1.1

Bagian Tentang Hukum, maka unsur pelaku usaha telah

terpenuhi; ----------------------------------------------------------------

2.2.2 Perjanjian Pembagian Wilayah -----------------------------------------------------

2.2.2.1 Bahwa perjanjian yang dilakukan oleh PT Jasa Raharja

(Persero), PT Asuransi Jasaraharja Putera dan PT Jasa Asuransi

Indonesia (Persero) dengan difasilitasi oleh BP Batam bukan

merupakan perjanjian untuk membagi wilayah pemasaran

asuransi kecelakaan diri bagi Penumpang/Wisatawan di

Pelabuhan Internasional Batam Center, Pelabuhan Internasional

Teluk Senimba dan Pelabuhan Internasional Sekupang; -----------

2.2.2.2 Dengan demikian unsur perjanjian pembagian wilayah tidak

terpenuhi; ----------------------------------------------------------------

2.2.3 Bahwa karena unsur perjanjian pembagian wilayah tidak terpenuhi, maka

Majelis Komisi tidak perlu membuktikan unsur lainnya; -----------------------

Page 66: Komisi Pengawas Persaingan Usaha Republik Indonesia Asuransi Ferry Batam.pdf · Komisi Pengawas Persaingan Usaha Republik Indonesia selanjutnya disebut Komisi yang memeriksa Dugaan

halaman 66 dari 74

2.3 Bahwa Ketentuan Pasal 15 ayat (2) Undang-undang Nomor 5 Tahun 1999

menyatakan; --------------------------------------------------------------------------------------

“Pelaku usaha dilarang membuat perjanjian dengan pihak lain yang memuat

persyaratan bahwa pihak yang menerima barang dan atau jasa tertentu harus

bersedia membeli barang dan atau jasa lain dari pelaku usaha pemasok”; ---------

2.4 Analisis Pemenuhan Unsur Pasal 15 ayat (2) Undang-undang Nomor 5 Tahun 1999

di atas adalah sebagai berikut;-----------------------------------------------------------------

2.4.1 Pelaku Usaha -------------------------------------------------------------------------

2.4.1.1 Bahwa yang dimaksud pelaku usaha berdasarkan Pasal 1

angka 5 Undang-undang Nomor 5 Tahun 1999 adalah orang

perorangan atau badan usaha, baik yang berbentuk badan

hukum atau bukan badan hukum yang didirikan dan

berkedudukan atau melakukan kegiatan dalam wilayah hukum

negara Republik Indonesia, baik sendiri maupun bersama-sama

melalui perjanjian, menyelenggarakan berbagai kegiatan usaha

dalam bidang ekonomi; -------------------------------------------------

2.4.1.2 Bahwa pelaku usaha yang dimaksud dalam Pasal ini adalah PT

Indodharma Corpora, PT Synergi Tharada, dan PT Senimba

Bay Resort selaku pengelola pelabuhan; -----------------------------

2.4.1.3 Bahwa dengan demikian, berdasarkan uraian pada butir 1.1

Bagian Tentang Hukum, maka unsur pelaku usaha telah

terpenuhi; ----------------------------------------------------------------

2.4.2 Perjanjian dengan pihak lain yang memuat persyaratan bahwa pihak yang

menerima barang dan atau jasa tertentu harus bersedia membeli barang dan

atau jasa lain dari pelaku usaha pemasok; -----------------------------------------

2.4.2.1 Bahwa pihak lain dalam perkara ini adalah PT Jasa Raharja

(Persero), PT Asuransi Jasaraharja Putera dan PT Jasa Asuransi

Indonesia (Persero); -----------------------------------------------------

2.4.2.2 Bahwa asuransi jasa kecelakaan diri bagi

Penumpang/Wisatawan ferry sebesar Sin $ 1 per penumpang

adalah satu produk asuransi yang tidak terbagi menjadi asuransi

wajib dan asuransi tidak wajib; ----------------------------------------

2.4.2.3 Bahwa PT Jasa Raharja (Persero), PT Asuransi Jasaraharja

Putera dan PT Jasa Asuransi Indonesia (Persero) tidak

mempersyaratkan pengelola pelabuhan untuk

menyelenggarakan jasa asuransi kecelakaan diri bagi

Penumpang/Wisatawan ferry secara terpisah; -----------------------

Page 67: Komisi Pengawas Persaingan Usaha Republik Indonesia Asuransi Ferry Batam.pdf · Komisi Pengawas Persaingan Usaha Republik Indonesia selanjutnya disebut Komisi yang memeriksa Dugaan

halaman 67 dari 74

2.4.2.4 Bahwa dengan demikian, unsur Perjanjian dengan pihak lain

yang memuat persyaratan bahwa pihak yang menerima barang

dan atau jasa tertentu harus bersedia membeli barang dan atau

jasa lain dari pelaku usaha pemasok tidak terpenuhi; ------------

2.4.3 Bahwa karena unsur perjanjian dengan pihak lain yang memuat

persyaratan bahwa pihak yang menerima barang dan atau jasa tertentu

harus bersedia membeli barang dan atau jasa lain dari pelaku usaha

pemasok tidak terpenuhi, maka Majelis Komisi tidak perlu membuktikan

unsur lainnya; --------------------------------------------------------------------------

2.5 Bahwa Ketentuan Pasal 17 Undang-undang Nomor 5 Tahun 1999 menyatakan; -----

(1)“Pelaku usaha dilarang melakukan penguasaan atas produksi dan atau

pemasaran barang dan atau jasa yang dapat mengakibatkan terjadinya praktek

monopoli dan atau persaingan usaha tidak sehat”; -------------------------------------

(2) “Pelaku usaha patut diduga atau dianggap melakukan penguasaan atas

produksi dan atau pemasaran barang dan atau jasa sebagaimana dimaksud dalam

ayat (1) apabila: --------------------------------------------------------------------------------

a. Barang dan atau jasa yang bersangkutan belum ada substitusinya; atau --------

b. Mengakibatkan pelaku usaha lain tidak dapat masuk ke dalam persaingan

usaha barang dan atau jasa yang sama; atau -----------------------------------------

c. Satu pelaku usaha atau satu kelompok pelaku usaha menguasai lebih dari 50%

(lima puluh persen) pangsa pasar satu jenis barang atau jasa tertentu -----------

2.6 Analisis Pemenuhan Unsur terhadap setiap unsur Pasal 17 Undang-undang Nomor

5 Tahun 1999 di atas adalah sebagai berikut; -----------------------------------------------

2.6.1 Pelaku Usaha; -------------------------------------------------------------------------

2.6.1.1 Bahwa yang dimaksud pelaku usaha berdasarkan Pasal 1

angka 5 Undang-undang Nomor 5 Tahun 1999 adalah orang

perorangan atau badan usaha, baik yang berbentuk badan

hukum atau bukan badan hukum yang didirikan dan

berkedudukan atau melakukan kegiatan dalam wilayah hukum

negara Republik Indonesia, baik sendiri maupun bersama-sama

melalui perjanjian, menyelenggarakan berbagai kegiatan usaha

dalam bidang ekonomi; -------------------------------------------------

2.6.1.2 Bahwa pelaku usaha yang dimaksud dalam Pasal ini adalah BP

Batam, PT Jasa Raharja (Persero), PT Asuransi Jasaraharja

Putera, PT Jasa Asuransi Indonesia (Persero), PT Indodharma

Corpora, PT Synergy Tharada, dan PT Senimba Bay Resort; ----

Page 68: Komisi Pengawas Persaingan Usaha Republik Indonesia Asuransi Ferry Batam.pdf · Komisi Pengawas Persaingan Usaha Republik Indonesia selanjutnya disebut Komisi yang memeriksa Dugaan

halaman 68 dari 74

2.6.1.3 Bahwa dengan demikian, berdasarkan uraian pada butir 1.1

Bagian Tentang Hukum, maka unsur pelaku usaha telah

terpenuhi; ----------------------------------------------------------------

2.6.2 Melakukan penguasaan atas produksi dan atau penguasaan barang dan atau

jasa; -------------------------------------------------------------------------------------

2.6.2.1 Bahwa PT Indodharma Corpora, PT Jasa Raharja (Persero), dan

PT Asuransi Jasaraharja Putera dengan difasilitasi oleh BP

Batam telah menguasai pasar jasa asuransi kecelakaan diri

Penumpang/Wisatawan ferry di Terminal Ferry Internasional

Sekupang; -----------------------------------------------------------------

2.6.2.2 Bahwa PT Synergy Tharada dan PT Jasa Asuransi Indonesia

(Persero) dengan difasilitasi oleh BP Batam telah menguasai

pasar jasa asuransi kecelakaan diri Penumpang/Wisatawan ferry

di Terminal Ferry Internasional Batam Center; ---------------------

2.6.2.3 Bahwa PT Senimba Bay Resort, PT Jasa Raharja (Persero), dan

PT Asuransi Jasaraharja Putera dengan difasilitasi oleh BP

Batam telah menguasai pasar jasa asuransi kecelakaan diri

Penumpang/Wisatawan ferry di Terminal Ferry Internasional

Teluk Senimba; ----------------------------------------------------------

2.6.2.4 Bahwa dengan demikian, unsur melakukan penguasaan atas

produksi dan atau penguasaan barang dan atau jasa terpenuhi; --

2.6.3 Mengakibatkan terjadinya praktek monopoli dan atau persaingan usaha

tidak sehat; -----------------------------------------------------------------------------

2.6.3.1 Bahwa yang dimaksud dengan praktek monopoli adalah

pemusatan kekuatan ekonomi oleh satu atau lebih pelaku usaha

yang mengakibatkan dikuasainya produksi dan atau pemasaran

atas barang dan atau jasa tertentu sehingga menimbulkan

persaingan usaha tidak sehat dan dapat merugikan kepentingan

umum; ---------------------------------------------------------------------

2.6.3.2 Bahwa yang dimaksud dengan persaingan usaha tidak sehat

adalah persaingan antar pelaku usaha dalam menjalankan

kegiatan produksi dan atau pemasaran barang dan atau jasa

yang dilakukan dengan cara tidak jujur atau melawan hukum

atau menghambat persaingan usaha; ----------------------------------

2.6.3.3 Bahwa dengan dikuasainya pasar jasa asuransi kecelakaan diri

Penumpang/Wisatawan di Terminal Ferry Internasional

Sekupang oleh PT Indodharma Corpora, PT Jasa Raharja

(Persero), dan PT Asuransi Jasaraharja Putera dengan

Page 69: Komisi Pengawas Persaingan Usaha Republik Indonesia Asuransi Ferry Batam.pdf · Komisi Pengawas Persaingan Usaha Republik Indonesia selanjutnya disebut Komisi yang memeriksa Dugaan

halaman 69 dari 74

difasilitasi oleh BP Batam menunjukkan adanya pemusatan

kekuatan ekonomi di Terminal Ferry Internasional Sekupang

yang mengakibatkan pelaku usaha lain di bidang asuransi tidak

dapat masuk ke dalam pasar tersebut; --------------------------------

2.6.3.4 Bahwa dengan dikuasainya pasar jasa asuransi kecelakaan diri

Penumpang/Wisatawan di Terminal Ferry Internasional Batam

Center oleh PT Synergy Tharada dan PT Jasa Asuransi

Indonesia (Persero) dengan difasilitasi oleh BP Batam

menunjukkan adanya pemusatan kekuatan ekonomi di Terminal

Ferry Internasional Batam Center yang mengakibatkan pelaku

usaha lain di bidang asuransi tidak dapat masuk ke dalam pasar

tersebut; -------------------------------------------------------------------

2.6.3.5 Bahwa dengan dikuasainya pasar jasa asuransi kecelakaan diri

Penumpang/Wisatawan di Terminal Ferry Internasional Teluk

Senimba oleh PT Senimba Bay Resort, PT Jasa Raharja

(Persero), dan PT Asuransi Jasaraharja Putera dengan

difasilitasi oleh BP Batam menunjukkan adanya pemusatan

kekuatan ekonomi di Terminal Ferry Internasional Teluk

Senimba yang mengakibatkan pelaku usaha lain di bidang

asuransi tidak dapat masuk ke dalam pasar tersebut; ---------------

2.6.3.6 Bahwa dengan demikian, unsur mengakibatkan terjadinya

praktek monopoli dan atau persaingan usaha tidak sehat

terpenuhi; ----------------------------------------------------------------

2.7 Bahwa Ketentuan Pasal 19 huruf (d) Undang-undang Nomor 5 Tahun 1999

menyatakan; --------------------------------------------------------------------------------------

“Pelaku usaha dilarang melakukan satu atau beberapa kegiatan, baik sendiri

maupun bersama pelaku usaha lain, yang dapat mengakibatkan terjadinya

praktek monopoli dan atau persaingan usaha tidak sehat berupa: (d) Melakukan

diskriminasi terhadap pelaku usaha tertentu; ---------------------------------------------

2.8 Analisis Pemenuhan Unsur terhadap setiap unsur Pasal 19 huruf d Undang-undang

Nomor 5 Tahun 1999 di atas adalah sebagai berikut; --------------------------------------

2.8.1 Pelaku Usaha--------------------------------------------------- -----------------------

2.8.1.1 Bahwa yang dimaksud pelaku usaha berdasarkan Pasal 1

angka 5 Undang-undang Nomor 5 Tahun 1999 adalah orang

perorangan atau badan usaha, baik yang berbentuk badan

hukum atau bukan badan hukum yang didirikan dan

berkedudukan atau melakukan kegiatan dalam wilayah hukum

Page 70: Komisi Pengawas Persaingan Usaha Republik Indonesia Asuransi Ferry Batam.pdf · Komisi Pengawas Persaingan Usaha Republik Indonesia selanjutnya disebut Komisi yang memeriksa Dugaan

halaman 70 dari 74

negara Republik Indonesia, baik sendiri maupun bersama-sama

melalui perjanjian, menyelenggarakan berbagai kegiatan usaha

dalam bidang ekonomi; -------------------------------------------------

2.8.1.2 Bahwa pelaku usaha yang dimaksud dalam pasal ini adalah BP

Batam, PT Jasa Raharja (Persero), PT Asuransi Jasaraharja

Putera, PT Jasa Asuransi Indonesia (Persero), PT Indodharma

Corpora, PT Synergy Tharada, dan PT Senimba Bay Resort; ----

2.8.1.3 Bahwa dengan demikian, berdasarkan uraian pada butir 1.1

Bagian Tentang Hukum, maka unsur pelaku usaha telah

terpenuhi; ----------------------------------------------------------------

2.8.2 Melakukan praktek diskriminasi terhadap pelaku usaha tertentu; -------------

2.8.2.1 Bahwa dengan dikuasainya pasar jasa asuransi kecelakaan diri

Penumpang/Wisatawan di Terminal Ferry Internasional

Sekupang oleh PT Indodharma Corpora, PT Jasa Raharja

(Persero), dan PT Asuransi Jasaraharja Putera dengan

difasilitasi oleh BP Batam telah mendiskriminasi pelaku usaha

lain di bidang asuransi untuk dapat masuk ke pasar tersebut; -----

2.8.2.2 Bahwa dengan dikuasainya pasar jasa asuransi kecelakaan diri

Penumpang/Wisatawan di Terminal Ferry Internasional Batam

Center oleh PT Synergy Tharada dan PT Jasa Asuransi

Indonesia (Persero) dengan difasilitasi oleh BP Batam telah

mendiskriminasi pelaku usaha lain di bidang asuransi untuk

dapat masuk ke pasar tersebut; ----------------------------------------

2.8.2.3 Bahwa dengan dikuasainya pasar jasa asuransi kecelakaan diri

Penumpang/Wisatawan di Terminal Ferry Internasional Teluk

Senimba oleh PT Senimba Bay Resort, PT Jasa Raharja

(Persero), dan PT Asuransi Jasaraharja Putera dengan

difasilitasi oleh BP Batam telah mendiskriminasi pelaku usaha

lain di bidang asuransi untuk dapat masuk ke pasar tersebut; -----

2.8.2.4 Bahwa sejak BP Batam mewajibkan adanya asuransi

kecelakaan diri bagi Penumpang/Wisatawan, tidak ada pelaku

usaha lain di bidang asuransi selain PT Jasa Raharja (Persero),

PT Asuransi Jasaraharja Putera dan PT Jasa Asuransi Indonesia

(Persero) yang masuk ke pasar tersebut karena tidak adanya

informasi mengenai penyelenggaraan asuransi kecelakaan diri

bagi Penumpang/Wisatawan; ------------------------------------------

2.8.2.5 Bahwa dengan demikian unsur melakukan praktek diskriminasi

terhadap pelaku usaha tertentu terpenuhi; ---------------------------

Page 71: Komisi Pengawas Persaingan Usaha Republik Indonesia Asuransi Ferry Batam.pdf · Komisi Pengawas Persaingan Usaha Republik Indonesia selanjutnya disebut Komisi yang memeriksa Dugaan

halaman 71 dari 74

3. Menimbang bahwa sebelum memutus Majelis Komisi mempertimbangkan hal-hal

sebagai berikut: ---------------------------------------------------------------------------------------

3.1 Para Terlapor bertindak kooperatif selama pemeriksaan berlangsung; -----------------

3.2 Dalam proses Pemeriksaan Lanjutan, Para Terlapor telah melakukan perubahan

perilaku dengan cara: ---------------------------------------------------------------------------

3.2.1 BP Batam telah menerbitkan Surat Nomor B/58/KP-BP/6/2010 tertanggal

10 Juni 2010 yang pada pokoknya menyatakan mencabut Surat Kepala

Satuan Pelaksana BP Pengembangan Daerah Industri Pulau Batam

(Kasatlak) Nomor B/301/KA/V/1997 tanggal 9 Mei 1997 dan

Surat/Dokumen lain yang berkaitan dengan Penetapan Premi Asuransi

sebesar Sin $ 1; ------------------------------------------------------------------------

3.2.2 PT Indodharma Corpora sedang melakukan tender untuk mencari penyedia

jasa asuransi kecelakaan diri Penumpang/Wisatawan ferry dengan tidak

membebankan premi asuransi kepada penumpang namun akan ditanggung

oleh PT Indodharma Corpora; ------------------------------------------------------

3.2.3 PT Jasa Raharja (Persero) telah mengakhiri perjanjian dengan

PT Indodharma Corpora dan PT Asuransi Jasaraharja Putera di Terminal

Ferry Internasional Sekupang; ------------------------------------------------------

3.2.4 PT Jasa Raharja (Persero) telah mengakhiri perjanjian dengan

PT Senimba Bay Resort dan PT Asuransi Jasaraharja Putera di Terminal

Ferry Internasional Teluk Senimba; ------------------------------------------------

3.2.5 PT Synergy Tharada telah memutuskan perjanjian kerja sama dengan

PT Jasa Asuransi Indonesia (Persero) dan kemudian melakukan tender

untuk mencari penyedia jasa asuransi kecelakaan diri

Penumpang/Wisatawan ferry; -------------------------------------------------------

4. Menimbang bahwa sebagaimana tugas Komisi yang dimaksud dalam Pasal 35 huruf e

Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 dan pertimbangan Majelis di atas, Majelis

Komisi merekomendasikan kepada Komisi untuk memberikan rekomendasi kepada BP

Batam sebagai pemegang hak pengelolaan atas pelabuhan-pelabuhan yang ada di Batam

untuk tetap menciptakan persaingan sehat. -------------------------------------------------------

5. Menimbang bahwa perkara ini tidak dalam ruang lingkup sebagaimana yang

dikecualikan dalam Pasal 50 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999; -----------------------

6. Menimbang bahwa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan di atas, maka mengingat

Pasal 43 ayat (3) Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999, Majelis Komisi: ----------------

Page 72: Komisi Pengawas Persaingan Usaha Republik Indonesia Asuransi Ferry Batam.pdf · Komisi Pengawas Persaingan Usaha Republik Indonesia selanjutnya disebut Komisi yang memeriksa Dugaan

halaman 72 dari 74

MEMUTUSKAN

1. Menyatakan Terlapor I: Badan Pengusahaan Batam (d/h Otorita

Pengembangan Daerah Industri Pulau Batam), Terlapor II: PT Jasa Raharja

(Persero) Batam, Terlapor III: PT Asuransi Jasaraharja Putera Batam,

Terlapor IV: PT Jasa Asuransi Indonesia (Persero) Batam, Terlapor V: PT

Indodharma Corpora, Terlapor VI: PT Synergy Tharada, dan Terlapor VII:

PT Senimba Bay Resort tidak terbukti melanggar Pasal 9 Undang-undang

Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan

Usaha Tidak Sehat; ---------------------------------------------------------------------------

2. Menyatakan Terlapor I: Badan Pengusahaan Batam (d/h Otorita

Pengembangan Daerah Industri Pulau Batam), Terlapor II: PT Jasa Raharja

(Persero) Batam, Terlapor III: PT Asuransi Jasaraharja Putera Batam,

Terlapor IV: PT Jasa Asuransi Indonesia (Persero) Batam, Terlapor V: PT

Indodharma Corpora, Terlapor VI: PT Synergy Tharada, dan Terlapor VII:

PT Senimba Bay Resort tidak terbukti melanggar Pasal 15 ayat (2) Undang-

undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan

Persaingan Usaha Tidak Sehat; ------------------------------------------------------------

3. Menyatakan Terlapor I: Badan Pengusahaan Batam (d/h Otorita

Pengembangan Daerah Industri Pulau Batam), Terlapor II: PT Jasa Raharja

(Persero) Batam, Terlapor III: PT Asuransi Jasaraharja Putera Batam,

Terlapor IV: PT Jasa Asuransi Indonesia (Persero) Batam, Terlapor V: PT

Indodharma Corpora, Terlapor VI: PT Synergy Tharada, dan Terlapor VII:

PT Senimba Bay Resort terbukti secara sah dan meyakinkan melanggar Pasal

17 ayat (1) Undang-undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek

Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat; -----------------------------------------

4. Menyatakan Terlapor I: Badan Pengusahaan Batam (d/h Otorita

Pengembangan Daerah Industri Pulau Batam), Terlapor II: PT Jasa Raharja

(Persero) Batam, Terlapor III: PT Asuransi Jasaraharja Putera Batam,

Terlapor IV: PT Jasa Asuransi Indonesia (Persero) Batam, Terlapor V: PT

Indodharma Corpora, Terlapor VI: PT Synergy Tharada, dan Terlapor VII:

PT Senimba Bay Resort terbukti secara sah dan meyakinkan melanggar Pasal

19 huruf (d) Undang-undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek

Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat; -----------------------------------------

5. Menghukum Terlapor I: Badan Pengusahaan Batam (d/h Otorita

Pengembangan Daerah Industri Pulau Batam) membayar denda sebesar

Rp. 1.000.000.000,- (satu milyar rupiah) yang harus disetor ke Kas Negara

sebagai setoran pendapatan denda pelanggaran di bidang persaingan usaha

Page 73: Komisi Pengawas Persaingan Usaha Republik Indonesia Asuransi Ferry Batam.pdf · Komisi Pengawas Persaingan Usaha Republik Indonesia selanjutnya disebut Komisi yang memeriksa Dugaan

halaman 73 dari 74

Satuan Kerja Komisi Pengawas Persaingan Usaha melalui bank Pemerintah

dengan kode penerimaan 423755 (Pendapatan Denda Pelanggaran di Bidang

Persaingan Usaha); ----------------------------------------------------------------------------

6. Menghukum Terlapor II: PT Jasa Raharja (Persero) Batam membayar denda

sebesar Rp. 1.500.000.000,- (satu milyar lima ratus juta rupiah) yang harus

disetor ke Kas Negara sebagai setoran pendapatan denda pelanggaran di

bidang persaingan usaha Satuan Kerja Komisi Pengawas Persaingan Usaha

melalui bank Pemerintah dengan kode penerimaan 423755 (Pendapatan

Denda Pelanggaran di Bidang Persaingan Usaha); ------------------------------------

7. Menghukum Terlapor III: PT Asuransi Jasaraharja Put era Batam membayar

denda sebesar Rp. 1.500.000.000,- (satu milyar lima ratus juta rupiah) yang

harus disetor ke Kas Negara sebagai setoran pendapatan denda pelanggaran

di bidang persaingan usaha Satuan Kerja Komisi Pengawas Persaingan Usaha

melalui bank Pemerintah dengan kode penerimaan 423755 (Pendapatan

Denda Pelanggaran di Bidang Persaingan Usaha); ------------------------------------

8. Menghukum Terlapor IV: PT Jasa Asuransi Indonesia (Persero) Batam

membayar denda sebesar Rp. 500.000.000,- (lima ratus juta rupiah) yang

harus disetor ke Kas Negara sebagai setoran pendapatan denda pelanggaran

di bidang persaingan usaha Satuan Kerja Komisi Pengawas Persaingan Usaha

melalui bank Pemerintah dengan kode penerimaan 423755 (Pendapatan

Denda Pelanggaran di Bidang Persaingan Usaha); ------------------------------------

9. Menghukum Terlapor V: PT Indodharma Corpora membayar denda sebesar

Rp. 500.000.000,- (lima ratus juta rupiah) yang harus disetor ke Kas Negara

sebagai setoran pendapatan denda pelanggaran di bidang persaingan usaha

Satuan Kerja Komisi Pengawas Persaingan Usaha melalui bank Pemerintah

dengan kode penerimaan 423755 (Pendapatan Denda Pelanggaran di Bidang

Persaingan Usaha); ----------------------------------------------------------------------------

10. Menghukum Terlapor VI: PT Synergy Tharada membayar denda sebesar

Rp. 500.000.000,- (lima ratus juta rupiah) yang harus disetor ke Kas Negara

sebagai setoran pendapatan denda pelanggaran di bidang persaingan usaha

Satuan Kerja Komisi Pengawas Persaingan Usaha melalui bank Pemerintah

dengan kode penerimaan 423755 (Pendapatan Denda Pelanggaran di Bidang

Persaingan Usaha); ----------------------------------------------------------------------------

11. Menghukum Terlapor VII: PT Senimba Bay Resort membayar denda sebesar

Rp. 250.000.000,- (dua ratus lima puluh juta rupiah) yang harus disetor ke Kas

Negara sebagai setoran pendapatan denda pelanggaran di bidang persaingan

usaha Satuan Kerja Komisi Pengawas Persaingan Usaha melalui bank

Page 74: Komisi Pengawas Persaingan Usaha Republik Indonesia Asuransi Ferry Batam.pdf · Komisi Pengawas Persaingan Usaha Republik Indonesia selanjutnya disebut Komisi yang memeriksa Dugaan

halaman 74 dari 74

Pemerintah dengan kode penerimaan 423755 (Pendapatan Denda Pelanggaran

di Bidang Persaingan Usaha). ---------------------------------------------------------------

Demikian putusan ini ditetapkan melalui musyawarah dalam Sidang Majelis Komisi pada

hari Selasa tanggal 22 Juni 2010 dan dibacakan di muka persidangan yang dinyatakan

terbuka untuk umum pada hari Rabu 23 Juni 2010 oleh Majelis Komisi yang terdiri dari

Prof. Dr. Tresna P. Soemardi, sebagai Ketua Majelis Komisi, Ir. Dedie S. Martadisastra,

S.E.,M.M., dan Prof. Dr. Ir. H. Ahmad Ramadhan Siregar, M.S., masing-masing sebagai

Anggota Majelis Komisi, dibantu oleh Ita Damayanti Wulansari, S.E. dan Akbar Hariyadi,

S.H. sebagai Panitera.

Ketua Majelis,

Prof. Dr. Tresna P. Soemardi

Anggota Majelis,

Ir. Dedie S. Martadisastra, S.E.,M.M.

Anggota Majelis,

Prof. Dr. Ir. H. Ahmad Ramadhan Siregar, M.S

Panitera,

Ita Damayanti Wulansari, S.E. Akbar Hariyadi, S.H.