Komitmen Dalam Cinta Atau PacaranJarak Jauh (LDR). Psikodiagnostik 3

Embed Size (px)

Citation preview

WAWANCARAKomitmen dalam Cinta atau PacaranJarak Jauh (LDR)Untuk memenuhi tugas mata kuliah Psikodiagnostik 3

Disusun Oleh :Kholifatu Zahro111211131017Kelas C

Fakultas PsikologiUniversitas Airlangga Surabaya2014

I. Topik WawancaraA. Topik WawancaraTema Wawancara yang saya pilih ialah Komitmen dalam Pacaran Jarak Jauh.B. Tinjauan TeoritikKetika membicarakan cinta maka tidak lepas kaitannya dengan komitmen, dalam Suryanto, dkk (2012) menyebutkan bahwa komitmen merupakan prediktor yang sangat kuat dalam membentuk kepuasan hubungan dan ketahanan cinta. Komitmen dalam Dayakisni dan Hudaniah (2009) didefinisikan sebagai suatu perasaan kelekatan dan niat untuk memelihara hubungan yang telah dijalin seperti pernikahan. Dalam Sears, Freedman, dan Peplau (1994) komitmen menunjuk pada segala kekuatan, baik yang positif maupun negatif, yang berfungsi untuk mempertahankan individu dalam suatu hubungan. Berdasarkan definisi diatas komitmen dapat didefinisikan sebagai suatu ikatan yang kuat yang menyebabkan seseorang berniat untuk menjaga hubungan yang telah dijalin. Menurut Duffy dan Rusbult (dalam Dayakisni & Hudaniah, 2009) orang akan lebih komitmen pada suatu hubungan ketika :1. Mereka puas dengan hasil yang mereka peroleh dari hubungan tersebut,2. Tidak adanya alternatif hubungan lain yang dapat dimasukinya,3. Mereka telah menginvestasikan beberapa sumber yang cukup besar dalam hubungan itu (seperti waktu, usaha, pengungkapan diri, persahabatan yang timbal balik, dan berbagi milik). C. IndikatorTerdapat 3 komponen yang dapat menentukan seberapa besar tingkat komitmen yang telah dibuat dalam suatu hubungan interpersonal (Rusbult, et al., 1998). Ketiga komponen tersebut yaitu :1. Niat untuk bertahan (Intent to persist)2. Kelekatan (Attachment)3. Orientasi jangka panjang (Long-term orientation)

II. Pelaksanaan WawancaraA. Identitas PewawancaraNama: Kholifatu ZahroNIM: 111211131017Kelas: CB. Identitas Subyek WawancaraNama: Nilam RestiaJenis Kelamin: PerempuanUsia: 20 tahunSekolah: Fakultas Farmasi, Universitas AirlanggaC. Pelaksanaan WawancaraHari: SelasaTanggal: 1 Juli 2014Jam: 20:00

III. Hasil WawancaraA. VerbatimVerbatim hasil wawancaraArea/Indikator

Q : Ada saran mbak untuk menjalani pacaran jarak jauh ini, mungkin dari hubungan mbak sendiri?A : Kalau pacaran jarak jauh sih pertama sarannya harus saling percaya. Yang kedua, ehm.. pokoknya harus selalu jelas. Apapun yang kita lakukan maksudnya misalkan ehm..

Q : Tapi dia tetap mendukung?A : Heem. Asalkan pokoknya bisa jaga diri, jaga perasaan juga hehe pasti itu.

Niat untuk bertahan (Intent to persist) (cetak miring).

Q : Memberikan kabar yang jelas?A : Heem, memberikan kabar yang jelas. Semuanya harus terbuka. Kita lebih kayak teman gituloh. Menganggap kita itu ya kayak teman, kakak. Karena kan jarak kita jauh. Makanya aku menganggapnya dia itu seperti kakak, seperti temanku juga gitu.

Q : Kemudian ya mbak, ini kan otomatis jarang bertemu karena LDR. Seberapa sering intensitas bertemu mbak dengan pacar mbak dalam satu bulan?A : Ehm kalau.. Tergantung sih. Tapi lebih seringnya satu bulan itu sekali. Misalkan pulang, ya itu pasti bisa ketemu.

Q : Sempat kencan dulu?A : Enggak sih, soalnya kita itu nggak begitu suka keluar. Kita lebih suka dirumah tapi ehm.. Karena dirumah ada keluarga ada yang lain, lagian keluargaku juga sudah lumayan kenal sama dia, jadi sudah biasa.

Kelekatan (Attachment) (Cetak Tebal)

Q : Selanjutnya ya mbak, apakah sering ada masalah dalam hubungan mbak?A : Ehm masalah sih jarang banget mbak. Kita lebih ehm, sekarang mikirnya itu lebih ke depan gitu. Jadi kalau misalkan ada masalah paling masalahnya itu hal-hal yang kayak miss komunikasi, gitu. Dan itupun kalau misalkan ada miss komunikasi kita kita lebih cepat terus membicarakan kenapa kok gitu. Pokoknya kita cari solusinya, gitu kalau sekarang. Kalau dulu mungkin, dulu waktu saya masih SMA mengertilah masih SMA itu maunya menang sendiri. Ya dulu dia yang sering mengalah tapi sekarang ya lama-lama jadi lebih ngertilah.

Orientasi jangka panjang (Long-term orientation) (garis bawah)

B. Kesimpulan WawancaraIndikatorDataNarasi (dari indikator yang terkait)

Niat untuk bertahan (intent to presist)Harus saling percaya, harus selalu jelas apapun yang dilakukan. Menjaga diri dan menjaga perasaan untuk pasangan.Subyek memiliki komitmen yang tinggi dengan pacarnya karena subyek mempunyai niat untuk bertahan menjalani cinta jarak jauh atau LDR dengan bersikap saling percaya, menjelaskan apapaun yang dilakukan untuk menjaga komunikasi. Selain itu niat untuk bertahan juga ditunjukkan ketika mampu menjaga diri dan menjaga perasaan pada pasangan (pacar). Subyek menganggap pacarnya sebagai kakak dan sebagai temannya juga sehingga setiap pulang selalu disempatkan waktu untuk bertemu. Antara subyek dan pasangannya sama-sama memiliki rasa pengertian tinggi karena dalam pacaran ini subyek memiliki pikiran untuk menjalani hubungan untuk kedepan (tahap yang lebih serius)

Kelekatan (Attachment)Menganggap seperti teman, kakak. Pasti bisa bertemu ketika pulang. Sudah dekat sekali seperti keluarga.

Orientasi jangka panjang (Long-term orientation)Berpikir lebih ke depan, dan lebih saling mengerti.

IV. Kesimpulan tentang SubyekSubyek saya ialah seorang mahasiswi jurusan fakultas farmasi Universitas Airlangga. Subyek saya bernama Nilam Restia berusia 20 tahun dan berasal dari Trenggalek. Pacarnya juga berasal dari Trenggalek, berusia 4 tahun lebih tua diatasnya. Ia menjalani cinta jarak jauh atau LDR ini sejak awal pacaran lima tahun yang lalu. Pada awal pacaran, ketika ia masih berada pada Sekolah Menengah Atas dia lebih banyak egois atau mau menang sendiri. Pacarnya selalu bisa mengalah karena pada dasarnya pacarnya memang lebih dewasa dan lebih pengertian daripada dia. Dulu ketika awal LDR dijalani, ia menceritakan bahwa LDRnya ini antara Kediri Trenggalek karena pacarnya berkuliah di Kediri. Pacarnya pulang seminggu sekali, sehingga memang intensitas bertemunya juga jarang apalagi karena pada waktu itu ia masih duduk dibangku SMA maka keluarga terutama orang tuanya masih membatasinya dalam berpacaran, mereka baru bisa bertemu ketika pacarnya pulang. Saat ini, Nilam lah yang berada jauh dari rumah sehingga LDRnya ini antara Surabaya Trenggalek. Pacarnya berprofesi sebagai guru, dan Nilam mahasiswa. Sebenarnya pacar Nilam adalah tetangganya sendiri, namun karena Nilam berkuliah di tempat yang jauh dari rumah maka tetap saja terjadi LDR. Pada awal menjalani LDR Trenggalek Surabaya ini ia sudah membicarakan dengan pasangannya bahwa kuliahnya ini akan sangat sibuk, sehingga pacarnya mengerti akan resiko kesibukan dari kegiatan Nilam tersebut. Masalah yang sering muncul dalam hubungannya ialah masalah miss komunikasi. Apabila ia dan pacarnya mengalami miss komunikasi maka ia segera membicarakan sebab atau alasan kenapa bisa muncul permasalahan tersebut sehingga dapat langsung ditemukan solusinya. Kerena ia dan pasangannya sama-sama orang yang tidak menyukai ribet maka setiap ada masalah selalu dibicarakan berdua dan dicari jalan keluarnya saat itu juga, begitupun ketika mereka berbeda pendapat maka ia memilih untuk tidak memperpanjang perbedaan pendapat tersebut dan sama-sama sepakat untuk menyelesaikan. Intensitas bertemu saat ini sama seperti LDR yang sebelumnya hanya saja waktunya sebulan sekali. Ia merasa tidak ada masalah jika pacarnya tidak mengabarinya selama satu hari karena sudah percaya dengan pacarnya. Ia juga selalu memberitahukan kepada pacarnya dengan jelas jika mempunyai kegiatan diluar agar tidak terjadi salah paham, pacarnya pun selalu berpesan untuk berhati-hati kepadanya dan selalu ingat untuk menjaga diri, menjaga hati dan menjaga perasaan. Selama lima tahun menjalani LDR ini Nilam tidak pernah merasa terganggu dengan hubungan seperti itu. Ia mempercayai dan mempunyai pandangan bahwa landasan hubungan jarak jauh itu harus saling percaya dan selalu jelas dalam segala hal atau terbuka kepada pasangan. Ia mengharapkan dalam hubungan yang ia jalani ini untuk dapat bertahan ketahap yang lebih baik dan lebih serius, meskipun mereka sedang LDR saat ini, karena memang ia dan pacarnya ini adalah cinta pertama sekaligus pacar pertamanya.

V. Catatan TambahanKelebihan dan Kekurangan Wawancara1. Ketika subyek sering bingung dengan pertanyaan untuk menggali indikator komitmen ini maka perlu ada contoh masalah atau contoh kasus, dan terkadang jawaban dari contoh kasus tersebut tidak sesuai dengan jawaban yang mengandung unsur indikator komitmen yang diharapkan.2. Karena tema yang saya ambil berkaitan dengan masalah pribadi, maka terkadang subyek malu-malu saat diberikan pertanyaan tertentu sehingga menjawab dengan berbisik atau tersenyum atau bahkan menjawab dengan singkat.3. Banyak probing.Kelebihan dan Kekurangan Pedoman Wawancara1. Terlalu banyak jenis pertanyaan closed-ended sehingga pada awalnya terasa kaku dan tidak begitu menggali indikator yang diinginkan.2. Dalam teori tidak ada penjelasan indikator, sehingga pertanyaan panduan wawancara banyak menanyakan hal-hal yang tersirat.

VI. Lampiran(Lampiran 1)Daftar PustakaDayakisni, T. & Hudaniah. (2009). Psikologi sosial. Malang: UMM PressSears, D. O., Freedman, J. L., & Peplau, L. A. (1994). Psikologi sosial (5th ed). (Terj. M. Adryanto & S. Soekrisno). Jakarta: Erlangga.Suryadi, dkk. (2012). Psikologi Sosial. Surabaya : Airlangga University Press.Rusbult, C. E., Martz, J. M., Agnew, C. R. (1998). The investment model scale: Measuring commitment level, satisfaction level, quality of alternatives, and investment size. Personal Relationships, 5.

(Lampiran 2) Informed Consent

(Lampiran 3)Pedoman WawancaraPembuka : Selamat malam mbak? (close-ended) Identitas. Nama mbak siapa? Usia mbak berapa? Kuliah dimana? (Close-ended)Inti : Apakah mbak saat ini sedang pacaran jarak jauh atau LDR? (close-ended) Sudah berapa lama mbak LDR? (Close-ended) Sudah berapa lama pacaran? (close-ended) Bisakah mbak ceritakan mengapa mbak mampu pacaran (lama) padahal terbatas oleh jarak? (Primary) Bagaimana mbak dan pasangan mbak memandang hubungan yang sedang mbak dan pasangan mbak jalani saat ini? (neutral) Apakah sering ada masalah dalam hubungan mbak? (Primary) Jika ada masalah (sebutkan contoh masalahnya) dengan pacar mbak, apa yang mbak lakukan? (Secondary) Bagaimana tanggapan pasangan mbak dengan kesibukan mbak? (Atau sebaliknya) (neutral) Seberapa sering intensitas bertemu dalam satu bulan? (closed) Bagaimana perasaan mbak apabila pacar mbak tidak memberikan kabar selama satu hari? (open-ended) Apakah pacaran jarak jauh itu mengganggu aktifitas mbak? (open-ended) Bagaimana tanggapan mbak tentang hubungan jarak jauh ini? (open-ended)Penutup Adakah saran dalam menjalani pacaran jarak jauh ini? (neutral) Terimakasih atas saran dan waktunya. Semoga ini semua bermanfaat.

(Lampiran 4)VerbatimQ : Selamat malam mbak.A : Selamat malam.Q : Saya Kholifatu Zahro dari fakultas psikologi UNAIR. Saya mendapatkan tugas untuk wawancara. Apakah mbak bersedia untuk saya wawancarai?A : Iya, saya bersedia.Q : Kalau sekarang ada waktu mbak?A : Ada, boleh boleh.Q : Saya mulai ya mbak. Pertama saya mau tanyakan tentang identitas dulu. Nama lengkap mbak, siapa ya mbak?A : Nama saya Nilam Restia.Q : Usia mbak?A : 20 tahun.Q : Sekarang sedang kuliah?A : Saya di jurusan farmasi UNAIRQ : Saya mulai ya mbak.A : HeemQ : Apakah mbak saat ini sedang pacaran jarak jauh atau LDR?A : Iya.Q : Sudah berapa lama mbak LDR?A : Ehm, sekitar 5 tahunan.Q : Sekitar 5 tahun ya? Kalau pacarannya sudah berapa lama mbak?A : Sama sekitar 5 tahunan juga.Q : Berarti sejak 5 tahun itu memang sudah LDR.A : Iya.Q : Dari awal LDR?A : HeemQ : Iya. Kemudian bisakah mbak ceritakan mengapa mbak bisa pacaran lama ya mbak padahalkan terbatas oleh jarak?A : Ehm, hehe bingungQ : Hehe bisakah mbak ceritakan...A : Iya, dulu awalnya kita, kitakan jaraknya empat tahun. Terus dulu waktu saya lulus SMA dia sudah kuliah, terus sekarang gantian saya yang kuliah dia sudah bekerja terus karena kita sudah terbiasa makanya kita, ehm, ya udah ngga apa-apa...Q : Ngga masalah kalau LDR?A : Heem, ngga masalahQ : Ini mana kemana ya mbak? Maksudnya mbakkan sekarang ada di Surabaya, pacar mbak ada dimana?A : Kebetulan, pacar saya itu tetangga saya.Q : Oh iya, jadi..A : Ya dekat rumahnya, lumayan.Q : Dimana ya mbak rumahnya mbak?A : Saya Trenggalek.Q : Berarti pacar mbak juga Trenggalek?A : Iya, sama sama.Q : Pacar lima langkah, bukan ya?A : Hahaha bisa dibilang gituQ : Haha iya bisa bisa. Kalau misalnya pulang kerumah berarti ngga LDR ya mbak?A : Ehm.. Iyalah. Soalnya kan kebetulan rumahnya itu ngelewatin rumahku.Q : Oh.. Haha, iya mbak. Tapi karena jarak tadi makanya sering ngga ketemu ya mbak?A : Iya.Q : Dulu awalnya itu, ketika mbak SMA kan itu juga LDR. Itu pacar mbak kuliahnya dimana?A : Dulu dia kuliah di Kediri. Dulu dia pulangnya seminggu sekali cuma karena saya masih SMA jadi banyak batasan. Begitu. Jadi tetap aja LDR.Q : Ehm..A : Iya tetap LDR, jarang ketemu.Q : Kemudian bagaimana mbak dan pacar mbak memandang hubungan yang mbak dan pacar mbak jalankan? Mbak itu mengganggap pacaran itu seperti apa?A : Ehm, gimana ya. Ya biasa aja.Q : Biasa ajanya gimana mbak? Ehm biasa aja ya, yasudah. A : Hahaha. (berbisik, ini cinta pertama dan pacar pertama saya hehe)Q : Hehe. Selanjutnya ya mbak, apakah sering ada masalah dalam hubungan mbak?A : Ehm masalah sih jarang banget mbak. Kita lebih ehm, sekarang mikirnya itu lebih ke depan gitu. Jadi kalau misalkan ada masalah paling masalahnya itu hal-hal yang kayak miss komunikasi, gitu. Dan itupun kalau misalkan ada miss komunikasi kita kita lebih cepat terus membicarakan kenapa kok gitu. Pokoknya kita cari solusinya, gitu kalau sekarang. Kalau dulu mungkin, dulu waktu saya masih SMA mengertilah masih SMA itu maunya menang sendiri. Ya dulu dia yang sering mengalah tapi sekaramg ya lama-lama jadi lebih ngertilah.Q : Berarti sekarang sama-sama mengerti bukan sama-sama mengalah?A : iya. Kalau dulu kan istilahnya karena dia lebih dewasa ya kan?Q : Oh iya..A : Jadinya kayak ngemong gitu kan? Nah sekarang karena mungkin pemikiran juga lebih dewasa, itu juga berbeda kan sekarang jadi lebih saling memahamilah maksudnya.Q : Iya, heem. Kalau itu tadi cara mengatasi kalau misalnya ada miss komunikasi ya mbak?A : HeemQ : Kalau misalnya ada masalah lain? Ada masalah lain nggak mbak selain miss komunikasi?A : Apa ya? Ehm..Q : Ada ngga misalnya nggak cocok soal ini, atau mungkin sering beradu pendapat soal ini ini.A : Iya, itu juga pernah sih..Q : heemA : Tapi, kita itu ngga suka ribet gitu loh. Kalau misalkan marah-marah karena beda pendapat biasanya, ya sudahlah, nggak usah diterusin ini loh ngga penting. Paling gitu..Q : Oh iya, saling menyadari?A ; Iya, saling menyadari. Kayak gitu.Q : Kalau misalnya kayak gitu, bagaimana mbak mengatasinya supaya nggak berlarut-larut misalnya? Langsung tahu apa ah sudahlah ini nggak penting atau bagaimana?A : Iya, aku biasanya langsung gini, ini loh sebenarnya nggak penting. Terus mau sampai kapan?Q : Marahan?A : Heem, beda pendapatkan. Terus dia juga pasti bilang gini. Iya sih. Gitu misalkan. Ya sudah kita kan sama-sama, akhirnya..Q : Sudah ah lupakan masalah itu..A : Haha iya. Lupakan masalah itu. Kan gitu kan.Q : Haha, heem. Kemudian bagaimana tanggapan pacar mbak dengan kesibukan mbak saat ini? Kan sekarang mbak gantian yang sibukkan?A : Heem.Q : Terus bagaimana tanggapannya?A : Ehm, dulu itu awal kuliah aku sudah bilang kalau misalkan kuliahku itu lumayan sibukkan? Terus dia awalnya bisa ngerti tapi lama-lama terus dia ngerasa kok karena apa ya, kan kayak mendadak gitu loh perubahannya terus kenapa kok jadi berubah. Gitu kan. Jarang komunikasi, terus lebih banyak akunya yang sibuk sekarang gitu. Terus ya aku jelasin ya ini resiko karena dulu dari awal kan aku juga sudah bilang, ini masih semester awal mungkin belum tentukan nati semester depannya mungkin bisa lebih sibuk lagi. Terus, ehm yang terpentingkan tetap dukungan. Begitu. Ya gitu aja sih orangnya, heheQ : Oh, tapi pacar mbak tetap mendukung apapun yang mbak lakukan ya?A : Iya. Apa sih, ya dia tipe orang yang ndukung.Q : Tipe orang yang mensupport? Berarti kalau misalnya mbak mendapat dukungan dari pacar mbak itu semuanya boleh gitu.A : Iya heem.Q : Kalau misalnya pacar mbak nggak mendukung itu bagaimana mbak? Maksudnya, apakah terbatas gitu mbak?A : Biasanya aku pasti ngomong dulu. Kayak pas apa ya.. Ehm, waktu itu.. Melakukan itu loh ke..Q : Camp?A : Iya, sejenis camp. Itu misalnya kan aku bilang. Aku mau kesini. Terus dia, berapa hari? Pasti tanya kayak gitu kan, aku pasti jelas. Berapa harinya, terus dimana, terus acaranya jelas pokoknya. Dia nggak masalah, pokoknya ya itu. Dia selalu bilang hati-hati soalnya jauh dari rumah. Gitu. Yaudah.Q : Tapi dia tetap mendukung?A : Heem. Asalkan pokoknya bisa jaga diri, jaga perasaan juga hehe pasti itu.Q : Kemudian ya mbak, ini kan otomatis jarang bertemu karena LDR. Seberapa sering intensitas bertemu mbak dengan pacar mbak dalam satu bulan?A : Ehm kalau.. Tergantung sih. Tapi lebih seringnya satu bulan itu sekali. Misalkan pulang, ya itu pasti bisa ketemu.Q : Kalau misalnya pulang nggak ketemu?A : Lebih sering ketemunya, soalnya kan tetangga dekat.Q : Kalau misalnya, pacar mbak kan kerja pulang nggak ketemu karena mbak pulangnya sebentar mbak balik lagi, mbak nggak ketemu kan. Misalnya pacar mbak kerja lembur?A : Karena dia di bidang guru, jadi dia kan setengah hari sampai sore jadi masih ada waktu. Dia selalu nyempatin.Q : Sempat kencan dulu?A : Enggak sih, soalnya kita itu nggak begitu suka keluar. Kita lebih suka dirumah tapi ehm.. Karena dirumah ada keluarga ada yang lain, lagian keluargaku juga sudah lumayan kenal sama dia, jadi sudah biasa.Q : Sudah lama ya mbak, pasti keluarga sudah kenal.A : Iya. Sudah sama-sama kenal.Q : Kemudian jika, karena sama-sama sibuk ya mbak, kalau misalnya pacar mbak yang tidak memberikan kabar selama satu hari itu bagaimana perasaan mbak?A : Ehm, perasaannya... Kalau satu hari sih nggak apa-apa, kalau misalkan lebih dari itu mungkin bertanya-tanya kenapa. Tapi kalau misalkan dia ngabarin jelas ke aku kemarin kenapa gitu yaudah nggak apa-apa. Kalau misalnya gitu.Q : Berarti mbak mau menerima, mau mengerti?A : Iya, kita sama-sama bisa ngerti.Q : Terus ehm, sebenarnya ini tadi sudah saya tanyakan ya mbak, saya mau tanyakan lagi jadi kan kalau seperti ini bagaimana mbak dan pacar mbak memandang hubungan ini, ya sudahlah kita memang begini atau yasudahlah biarkan berjalan apa adanya mungkin? Hehe bagaimana mbak?A : Jalan apa adanya? Haha. Ya, kalau untuk saat ini sih kita jalani dulu soalnya kan aku juga masih kuliah. Jadi untuk kedepannya itu juga masih agak lama heheQ : Tapi sudah punya pandangan ke depan ya mbak?A : Iya, insyaallah heheQ : Iya mbak, amin hehe. Kemudian apakah karena pacaran mbak jarak jauh ini mengganggu aktivitas mbak? Misalnya kalau mau camp kayak tadi itu harus ijin dulu, kalau enggak menimbulkan pertengkaran mungkin. Itu bagaimana mbak, apakah itu mengganggu?A : Enggak sih, justru kalau aku bilang itu kan dia juga lebih tenang kan. Misalkan sebelumnya aku bilang dia kan juga lebih tenang, nggak kuatir.Q : Ya itu nggak mengganggu ya mbak?A : Enggak.Q : Selama ini dijalani enak-enak aja?A : Ehm, iya lumayan.Q : Sudah biasa mungkin ya mbak? Kemudian tanggapan mbak sendiri tentang hubungan jarak jauh itu bagaimana mbak?A : Tanggapan?Q : Hubungan mbak dengan pacar mbak. Ehm maksudnya itu begini mbak, mungkin mbak menganggap sekarang ya mau gimana lagi emang kita terbatas jarak jadi ya emang kayak gini. Begitu. Ya nggak apa-apalah, toh kita sama-sama nerima, seperti itu. Bagaimana tanggapan mbak?A : Ehm, aku juga ada sih berfikir kok kita jadi jauh gitu kan, ya sempat kadang berfikir seperti itu. Tapi tetap dibalikin lagi, soalnya ya ini memang jalannya, sudah resiko. Terus dia juga, iya sih kamu juga jauh memang lebih jauh kan sekarang daripada waktu dia yang kuliah. Jadinya yaudah pasti lebih lama juga ketemunya.Q : Jadi misalnya kalau ada perasaan kok kita jadi jauh sih itu gimana mbak? Menyadari atau gimana? Ada pertengkaran dikit terus baikan?A : Kalau sekarang sih kita udah nggak. Kita udah sama-sama ngerti masalah itu. Soalnya ya emang gitu kan hehe.Q : Ada saran mbak untuk menjalani pacaran jarak jauh ini, mungkin dari hubungan mbak sendiri?A : Kalau pacaran jarak jauh sih pertama sarannya harus saling percaya. Yang kedua, ehm.. pokoknya harus selalu jelas. Apapun yang kita lakukan maksudnya misalkan ehm..Q : Memberikan kabar yang jelas?A : Heem, memberikan kabar yang jelas. Semuanya harus terbuka. Kita lebih kayak teman gituloh. Menganggap kita itu ya kayak teman, kakak. Karena kan jarak kita jauh. Makanya kau menganggapnya dia itu seperti kakak, seperti temanku juga gitu.Q : Pacar plus-plus?A : Iya, heheheQ : Ada lagi mbak yang mau disampaikan? Mungkin terkait dengan LDR itu harus bagaimana? Apakah kalau jarang bertemu harus, ada nggak mbak waktu tertentu kalau kita ketemuan dua jam kamu harus disini, mungkin?A : Enggak sih, soalnya sekarang sih kalau ketemu aku dia lebih senang ketemu sama keponakanku. Soalnya ada keponakanku yang hehe, tau kan maksudnya?Q : Anak kecil ?A : Anak kecil, karena kalau ada anak kecil sekarang itu dia lebih.. kita sama-sama main sama dia. HeheheQ : Oh seperti keluarga gitu ya mbak?A : Heem, amin amin.Q : Iya hehe, amin. Sekian ya mbak wawancara saya. Terimakasih atas sarannya tadi dan waktunya juga.A : Iya sama-sama.Q : Semoga ini semua bermanfaat ya mbak.A : Amin.Q : Terimakasih.