Upload
others
View
8
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
KOMITMEN PENEGAKAN ANTI-KORUPSI
PARTAI PERSATUAN PEMBANGUNAN
(Studi Kasus Korupsi Bupati Bogor Rachmat Yasin)
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)
Oleh
Wisnu Triehatmojo
NIM: 1111112000007
PROGRAM STUDI ILMU POLITIK
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2016
i
KOMITMEN PENEGAKAN ANTI-KORUPSI
PARTAI PERSATUAN PEMBANGUNAN
(Studi Kasus Korupsi Bupati Bogor Rachmat Yasin)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)
Oleh:
Wisnu Triehatmojo
NIM: 1111112000007
Pembimbing
Dr. Sirojuddin Aly, MA
NIP. 1954065 200112 1 003
PROGRAM STUDI ILMU POLITIK
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2016
ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI
Dengan ini, Pembimbing Skripsi menyatakan bahwa mahasiswa:
Nama : Wisnu Triehatmojo
NIM : 1111112000007
Program Studi : Ilmu Politik
Telah menyelesaikan skripsi dengan judul:
KOMITMEN PENEGAKAN ANTI-KORUPSI PARTAI PERSATUAN
PEMBANGUNAN (STUDI KASUS KORUPSI BUPATI BOGOR RACHMAT
YASIN)
Dan telah memenuhi persyaratan untuk diuji.
Jakarta, 23 Juni 2016
Mengetahui, Menyetujui,
Ketua Program Studi Pembimbing
Dr. Iding Rosyidin Hasan, M.Si Dr. Sirojuddin Aly, Ma
NIP. 19701013 200501 1 003 NIP. 1954065 200112 1 003
v
ABSTRAK
Wisnu Triehatmojo
Komitmen Penegakan Anti-Korupsi Partai Persatuan Pembangunan (Studi
Kasus Korupsi Bupati Bogor Rachmat Yasin)
Skripsi ini membahas tentang bagaimana hubungan korupsi dan Islam
dalam Partai Persatuan pembangunan mengacu pada kasus korupsi Bupati Bogor,
Rachmat Yasin. Penelitian ini menganalisis tentang kasus korupsi yang dilakukan
oleh Rachmat Yasin. Tujuan dari penelitian ini adalah mencari tahu komitmen
penegakan anti korupsi Partai Persatuan Pembangunan dan mengetahui langkah
serta kebijakan yang dilakukan Partai Persatuan Pembangunan dalam memberantas
korupsi di ruang lingkup partainya. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif
yang memperoleh data melalui hasil wawancara, buku rujukan, jurnal, internet dan
sumber – sumber lainnya. Narasumber dalam penelitian ini terdiri dari anggota
Partai Persatuan Pembangunan Kabupaten Bogor dan Ketua Dewan Pimpinan Pusat
Partai Persatuan Pembangunan.
Hasil penelitian menujukan bahwa Rachmat Yasin merupakan seorang
muslim yang religius dan sudah ada dalam Partai Persatuan Pembangunan sejak
tahun 1997 nyatanya mampu melakukan tindakan korupsi karena biaya politik yang
mahal, padahal seharusnya asas islam Partai mampu mencegah terjadinya korupsi.
Kasus korupsi Rachmat Yasin dipandang oleh partai Persatuan
Pembangunan sebagai masalah individu yang tidak dapat melibatkan partai. Dalam
memberantas korupsi di ruang lingkup partainya, Partai Persatuan Pembangunan
akan memecat anggotanya yang dijadikan tersangka korupsi oleh Komisi
Pemberantasan Korupsi. Peraturan pemecatan tersebut tertuang dalam hasil
Mukhtamar VIII di Surabaya. Perlunya revitalisasi Islam dalam tubuh Partai
Persatuan Pembangunan juga akan membuat pemahaman tentang Islam dan anti-
korupsi semakin meluas
Kata Kunci: Korupsi, Islam, Partai Persatuan Pembangunan, Bupati Bogor, dan
Alih Fungsi Hutan.
vi
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT, atas berkat, rahmat,
nikmat dan karunia-Nya yang telah dilimpahkan kepada penulis sehingga penulis
dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini merupakan salah satu persyaratan yang
harus ditempuh dalam menyelesaikan program studi Strata Satu (S1) Ilmu Politik
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
Dalam proses pengerjaan skripsi ini penulis mendapatkan dorongan,
bimbingan dan bantuan berharga dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis
ingin menyampaikan terima kasih dan rasa hormat kepada:
1. Prof. Dr. Dede Rosyada, MA selaku Rektor UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
2. Prof. Dr. Zulkifli, MA selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
(FISIP) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Dr. Iding R. Hasan, M.Si selaku Ketua Program Studi Ilmu Politik UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Dr. Sirojuddin Aly, MA selaku dosen pembimbing atas waktu, kesabaran,
ketelitian, kritik dan saran – saran yang diberikan kepada penulis selama
menyusun skripsi ini.
5. Seluruh dosen dan staf pengajar di Program Studi Ilmu Politik UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu dan pengetahuan selama
kuliah berlangsung.
vii
6. Mas Amran Remy, Kang Mahmurahman dan Kang Ahmad Ubaedillah yang
telah memberikan waktunya untuk diwawancarai mengenai Islam dan Partai
Persatuan Pembangunan.
Penulis juga ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar – besarnya kepada
orang – orang penting yang berada dibalik perjalanan selama menimba ilmu di
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, mereka adalah:
1. Kedua orang tua penulis, Mama Amsiah dan Papa Tarmuji, yang selalu
sabar, berdoa dan tiada henti memberikan semangat dalam memberikan
dukungan materiil maupun moril kepada penulis sehingga mampu
menyelesaikan skripsi ini.
2. Kak Rosma Niarti yang telah memberikan semangat dan dukungannya
kepada penulis. Serta Mas Andri Yadi dan Mas Jaenuddin Kartawidjaya.
3. Fianita Nur Utami yang telah memberikan dorongan, dukungan, semangat
dalam menemani penulis mencari referensi dan memberikan masukan
dalam penulisan skripsi.
4. Teman-teman jurusan Ilmu Politik angkatan 2011, Sonny Ajie Herliandy,
Zulzihni Hindami, Riyadh Fadhli, Fauzi, Iskandar, Derio, Nurcholis, Handi,
Putra, Iksan, Afdal, Hendra, Roy, Ammar, Atina, Sitta Al Savira, Neneng,
Heni, Rindi, Kamila, Mareta, Imansari dan teman-teman lainnya yang tidak
dapat penulis sebutkan satu-persatu.
viii
Pada akhirnya penulis menyadari bahwa penelitian ini belum terdapat
kesempurnaan dalam penulisan. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan
saran dan kritik yang membangun dari pembaca. Semoga skripsi ini dapat
membawa manfaat dan menambah khasanah wawasan bagi para pembaca.
Bogor, 23 Juni 2016
Wisnu Triehatmojo
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................................... i
LEMBAR PERSETUJUAN ................................................................................... ii
PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME .......................................................... iii
PENGESAHAN PANITIAN UJIAN .................................................................... iv
ABSTRAK .............................................................................................................. v
KATA PENGANTAR .......................................................................................... vi
DAFTAR ISI ......................................................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ................................................................... 1
B. Pertanyaan Penelitian ....................................................................... 8
C. Tujuan Penelitian .............................................................................. 9
D. Manfaat Penelitian ............................................................................ 9
E. Tinjauan Pustaka ............................................................................... 9
F. Metode Penelitian ........................................................................... 13
G. Sistematika Penulisan ..................................................................... 15
BAB II KERANGKA TEORETIS DAN PEMIKIRAN
A. Konsep Partai Politik ...................................................................... 17
1. Pengertian Partai Politik ........................................................... 17
2. Rekrutmen dan Seleksi Pemimpin ............................................. 18
3. Islam sebagai Dasar Politik PPP ............................................... 20
B. Konsep Korupsi .............................................................................. 22
1. Pengertian Korupsi ................................................................... 22
2. Agama Islam Anti Korupsi ........................................................ 30
3. Keharusan Menjaga Amanah bagi Pemimpin .......................... 36
BAB III SEJARAH PPP DAN PROFIL RACHMAT YASIN
A. Profil Kasus Korupsi Rachmat Yasin .............................................. 38
1. Latar Belakang Keluarga .......................................................... 38
2. Rachmat Yasin dalam Perpolitikan dan Organisasi ................. 41
B. Peran PPP dalam Perpolitikan Nasional ......................................... 46
1. Orde Baru ................................................................................. 46
2. Era Reformasi ........................................................................... 48
C. Islam sebagai Ideologi PPP ............................................................ 51
BAB IV PARTAI PERSATUAN PEMBANGUNAN DAN KORUPSI
RAHMAT YASIN
A. Kronologi Kasus Korupsi Rachmat Yasin ...................................... 58
B. Ketentuan Partai Persatuan Pembangunan Terkait Kasus Korupsi
Rachmat Yasin ................................................................................ 63
x
C. Perlunya Revitalisasi Ideologi Islam PPP Bagi Para Anggota ........ 69
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ..................................................................................... 73
B. Saran ............................................................................................... 75
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 76
LAMPIRAN - LAMPIRAN ................................................................................ 80
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sejak lahirnya era reformasi, rakyat Indonesia semakin bersatu melawan
ketidak adilan demi terciptanya pemerintahan yang bersih. Harapan ini muncul
setelah kebebasan pers dibuka seluas - luasnya untuk dapat mengawasi jalannya
pemerintahan. 1 Namun, impian mendirikan pemerintahan yang bersih nampaknya
tidak berjalan dengan cepat. Sudah sekitar 17 tahun sejak reformasi bergulir
pemberitaan tentang korupsi masih menjadi isu utama dalam negeri ini. Kenyataan
ini diperparah ketika survey menyebutkan negara Indonesia sebagai negara dengan
perilaku korupsi yang tinggi, sementara negara tetangga seperti Singapura memiliki
prestasi yang jauh lebih baik. 2 Menurut undang – undang No. 31 tahun 1999 juncto
undang – undang No.20 tahun 2001 menyebutkan 30 jenis tindak pidana korupsi,
yang bisa dikelompokan menjadi 7, yakni: Perbuatan merugikan negara, suap
menyuap, penggelapan dalam jabatan, pemerasan, perbuatan curang, benturan
kepentingan dalam pengadaan, dan gratifiksi. Indonesia merupakan salah satu negara
1 Lalu Misbah Hidayat, Reformasi Administrasi: Kajian Komparatif Pemerintahan Tiga Presiden
(Jakarta: Gramedia, 2007), h. 47.
2 Dedy Priatmojo dan Santi Dewi, Tiga Negara Terkorup di Dunia, Indonesia Masuk Ranking Berapa?
artikel diakses dari www.news.viva.co.id/news/read/463931-tiga-negara-terkorup-di-dunia--indonesia-
masuk-rangking-berapa- Dalam survey (5 Desember 2013) Transparansi Internasional (TI) tersebut
Indonesia berada dalam posisi ke-114 dengan indeks persepsi 32, sementara Singapura berada dalam posisi
ke-5 negara terbersih dengan indeks persepsi 86.
2
yang selalu mendapatkan perhatian dari berbagai pakar ataupun think-tank. Hal ini
setidaknya dapat dilihat dari banyak survey penelitian tentang korupsi yang
menempatkan Indonesia sebagai negara yang dianalisis. Hal ini bagaikan pisau
bermata dua, di satu sisi Indonesia dipandang penting dalam sisi ekonomi dan politik
dunia. Di sisi lain Indonesia dipandang sebagai negara korup dan dianggap sebagai
lahan ideal bagi para peneliti dan pegiat antikorupsi.
Tabel 1 Indonesia pada urutan ke 144 dengan Indeks prestasi 32, sementara Singapura berada pada peringkat 5
dengan Indeks Prestasi 86 (sumber: Transparency.org)
3
Banyak unsur yang harus bersinergi dalam pemberantasan korupsi, salah
satunya, dan yang paling utama, adalah partai politik. Dilihat dari definisi partai
politik menurut Ranney dan Kendall, tujuan utama dari partai politik adalah
mendapatkan kekuasaan dan melakukan kontrol terhadap pemerintahan sekaligus
kebijakan.3 Jika melihat seluruh sendi pemerintahan, mulai dari eksekutif, legislatif
dan yudikatif hampir semua jabatan penting diisi oleh orang – orang dari anggota
partai politik. Melalui perannya yang besar dalam kekuasaan mengelola negara,
partai politik harusnya menjadi begitu berpengaruh dalam pemberantasan korupsi,
namun kenyataannya malah kontraproduktif. Berkaca dari hal yang telah disebutkan,
partai politik dibedakan melalui asas atau dari ideologi apa partai mereka dibangun.
Ideologi tidak hanya menjadi retorika belaka tetapi juga harus terejawantahkan dalam
setiap kegiatan politik, karena tanpa ideologi yang jelas masyarakat sebagai pemilih
akan kebingunan dalam menentukan dukungan dan partai pun menjadi kehilangan
arah tujuannya. Celakanya banyak partai politik di Indonesia yang dibangun tanpa
dasar ideologi yang jelas, semata mata partai politik dibangun hanya berfokus pada
kekuasaan atau kekecewaan terhadap partai sebelumnya, sebagai contoh sebut saja
partai politik bentukan mantan kader partai Golkar seperti PKPI, Nasional Demokrat,
Hanura dan Gerindra yang memiliki ideologi yang tidak jauh berbeda dengan partai
3 Firmanzah, Mengelola Partai Politik: Komunikasi dan Positioning Ideologi politik di Era Demokrasi
(Jakarta: Yayasan Pustaka Obor, 2011), h. 68.
4
sebelumnya.4 Perilaku tersebut tidak akan mewadahi dan memfasilitasi kepentingan
pemilih. 5
Partai dengan ideologi yang jelas dapat dilihat dari sejarahnya yang panjang
seperti Partai Persatuan Pembangunan (PPP). PPP mengusung Islam sebagai dasar
ideologinya. Ini tidak menjadi hal yang aneh ketika melihat jauh kebelakang saat
partai ini terbentuk. Pada awal tahun 1973, PPP lahir sebagai wadah tunggal aspirasi
politik umat Islam di Indonesia. Wadah tunggal umat Islam ini merupakan hasil dari
kebijakan penyederhanaan partai yang dilakukan oleh Presiden Soeharto pada masa
itu. PPP merupakan partai fusi dari gabungan empat partai berasas Islam yang besar
yakni, Partai Muslimin Indonesia (Parmusi), Partai Nahdlatul Ulama (NU), Partai
Syarekat Islam Indonesia (PSII), dan Partai Persatuan Tarbiyah Islamiyah (Perti). 6
Satu satunya alasan mengapa PPP tidak membawa kata ‘Islam’ dalam nama partainya
adalah bahwa Presiden Soeharto berpendapat kata ‘Islam’ akan mengundang sikap
antagonistik dari pihak lain. Pada akhirnya para pimpinan partai mengubah nama
partai persatuan Islam itu menjadi Partai Persatuan Pembangunan (PPP). 7 Apabila
dikaitkan dengan Islam, maka PPP tidak bisa terlepas dari nilai – nilai Islam yang
bersumber dari al-Quran dan as-Sunnah. Dalam Islam sejatinya tidak ada dimensi
kehidupan yang tidak diatur, pandangan ini dilihat dari risalah yang dibawa Nabi dan
4 Indri Maulidar, Empat Partai Pecahan Golkar yang Masih Eksis, artikel dari
http://nasional.tempo.co/read/news/2014/12/02/078625766/empat-partai-pecahan-golkar-yang-masih-
eksis/1
5 Firmanzah, Mengelola Partai Politik: Komunikasi dan Positioning Ideologi politik di Era Demokrasi,
h. 72.
6 Arief Mudatsir Mandan, Krisis Ideologi: Catatan Tentang Ideologi Politik Kaum Santri Studi Kasus
Penerapan Ideologi Islam PPP (Jakarta: Pustaka Indonesia Satu, 2009), h. 91.
7 Paragoan, PPP 30 Tahun Bersama Umat (Jakarta: Dewan Pimpinan Pusat PPP, 2003), h. 6.
5
Rasul tidak hanya bercorak nilai spiritual murni melainkan juga mencakup dimensi
sosial dan politik. Dalam pandangan Islam sendiri, korupsi merupakan
pengkhianatan terhadap amanah yang semestinya dipelihara dan dijaga. Melihat
pandangan tersebut semestinya agama Islam bisa menjadi benteng perilaku anti-
korupsi bagi siapapun pemeluknya, karena melawan perintah dalam al-Quran dan as-
Sunnah adalah perbuatan yang diharamkan.
Pandangan bahwa anggota partai berasaskan Islam diharamkan untuk korupsi,
ternyata terusik ketika Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Jawa Barat PPP sekaligus
Bupati Bogor, Rachmat Yasin, ditangkap karena kasus korupsi pada 7 Mei 2014 di
rumahnya di Perumahan Yasmin, Bogor. Politisi PPP sekaligus Bupati Bogor ini
ditangkap dengan dugaan terkait pengusutan izin Rancangan Umum Tata Ruang di
Bogor, Puncak dan Cianjur. Rachmat Yasin ditangkap setelah sebelumnya KPK telah
menangkap Muhammad Zairin yang merupakan Kepala Dinas Pertanian dan
Kehutanan Kabupaten Bogor dan Franciscus Xaverius Yohan Yap, Presiden Direktur
PT Bukit Sentul, di sebuah restoran di kawasan rest area Sentul. KPK lantas
membawa M. Zairin dan Yohan Yap ke kantor dan dana korupsi yang ditemukan
ternyata bernilai 4 miliar rupiah. Uang ini rencananya akan digunakan Yohan Yap
untuk menyogok Bupati Bogor. 8 Akibat dari kasus yang menimpanya ini, jabatan
Rachmat Yasin sebagai Bupati Bogor diberhentikan dengan tidak hormat melalui SK
No 131.32-51 tanggal 20 Januari 2015.
8 Bunga Manggiasih, Kronologi Bupati Bogor Rachmat Yasin Ditangkap KPK, artikel diakses pada 14
Februari 2015 dari www.tempo.co/read/news/2014/05/08/063576168/Kronologi-Bupati-Bogor-Rachmat-
Yasin-Ditangkap-KPK
6
Sebelum dilantik menjadi ketua DPW PPP Jawa Barat periode masa jabatan
2011 – 2016, Rachmat Yasin (RY) memegang jabatan sebagai Ketua Dewan
Pimpinan Cabang (DPC) PPP Kabupaten Bogor untuk masa jabatannya yang kedua
antara 2006 – 2011. Selain aktifitas politiknya Rachmat Yasin juga pernah dipercaya
sebagai Ketua Umum Persatuan Sepak Bola Indonesia Kabupaten Bogor (Persikabo)
dalam dua periode. Rachmat Yasin merupakan anak dari pasangan HM. Yasin dan
Hj. Nuryati dan merupakan keturunan dari ulama besar KH. Basri atau dikenal
dengan nama Basri Kedaung yang merupakan salah satu pejuang Bogor.
Ayahandanya adalah seorang guru Madrasah, selain menjadi seorang pendidik HM.
Yasin merupakan aktivis partai Nahdlatul Ulama yang kemudian bergabung ke
dalam PPP. RY, begitu sapaan masyarakat Kabupaten Bogor, tumbuh dan hidup
dalam lingkungan NU yang kental. Dia pernah menjabat sebagai Ketua Gerakann
Pemuda Anshor (GP Anshor) Kabupaten Bogor selama tahun 1984 – 1991. Dan,
sempat mendirikan Majlis Taklim Nur Yasin di komplek tempat tinggalnya. 9
Kini, setelah terbukti melakukan tindak pidana korupsi Rachmat Yasin
juga tidak hanya diberhentikan dengan tidak hormat sebagai Bupati Bogor untuk
periode keduanya, tapi juga dipecat dari partai yang ia naungi sejak lama.
Romahurmuziy memberhentikan Rachmat Yasin sebagai ketua DPW PPP Jawa
Barat pada 9 September 2014 lalu.
9 Ilham Maulana, “Dakwah dan Politik: Studi atas Drs. H. Rachmat Yasin,” (Skripsi S1 Fakultas
Dakwah dan Penyiaran Islam, Universitas Islam Negeri Jakarta, 2009), h. 48.
7
Dari uraian tersebut penulis tertarik untuk melakukan penelitian terkait kasus
korupsi Bupati Bogor sekaligus Dewan Pimpinan Wilayah Jawa Barat PPP, Rachmat
Yasin, serta melihat komitmen pemberantasan korupsi Partai Persatuan
Pembangunan. Masalah ini menjadi penting untuk diteliti karena PPP memiliki
sejarah yang panjang. Sebelum tergabung kedalam PPP, empat partai seperti
Parmusi, Perti, PSII dan NU sangat aktif dalam memberikan pandangannya tentang
negara. Hal ini bisa dilihat dari upayanya menyingkirkan paham komunisme di
Indonesia dengan membubarkan PKI (Partai Komunis Indonesia).10 Sedangkan
setelah terbentuk, PPP juga turut aktif dalam upayanya memasukan nilai – nilai Islam
ke dalam undang undang. Contoh paling nyata dapat dilihat dalam keberhasilannya
memasukan RUU (yang kemudian menjadi UU) tentang Pornografi, kesehatan dan
penghapusan diskriminasi ras dan etnis. 11
Melihat lebih lanjut mengenai ideologi sebuah partai, ideologi digunakan
sebagai identitas atau karakter dalam sebuah partai politik. Dalam kaitan ini ideologi
merupakan basis sistem nilai dan faham yang menjelaskan mengapa suatu partai
politik harus ada. Menurut pemahaman tersebut, ideologi seharusnya tidak hanya
menjadi nilai – nilai kosong dalam sebuah partai politik di Indonesia melainkan harus
mampu terejawantahkan dalam setiap kehidupan politik para kadernya. Sebagai
contoh, akan menjadi hal yang aneh dan tidak konsisten jika sebuah partai
berideologi kerakyatan namun mengadakan rapat di hotel yang mewah dan mahal,
10 Haniah Hanafie dan Suryani, Politik Indonesia (Jakarta: Lemlit UIN Jakarta, 2011), h. 89.
11Ahmad Bakir Ihsan, “Ideologi Islam dan Partai Politik: Strategi Partai Persatuan Pembangunan dalam
Memasukan Nilai – Nilai Islam ke Dalam Rancangan Undang – Undang di Era Reformasi, 2004 – 2009,”
(Disertasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2015).
8
atau jika sebuah partai berideologi Islam namun banyak kadernya yang melakukan
perbuatan yang diharamkan oleh ajaran Islam.
PPP merupakan partai yang mengusung Islam sebagai dasar ideologinya. Jika
membawa nama Islam tentu sumber utama atau nilai utamanya berasal dari al-Quran
dan as-Sunnah. Dalam pandangan Islam, korupsi merupakan hal yang diharamkan
karena mengacu pada perbuatan yang melanggar amanah yang diberikan. Perbuatan
khianat dalam menjalankan amanat ini mengacu pada jabatan politik, ekonomi, bisnis
dan sosial. Hal ini setidaknya tertulis dalam al-Quran bahwa perilaku korupsi akan
diganjar dengan balasan yang setimpal di hari kiamat (QS. Al-Imran: 161).
Melalui pemahaman yang telah dikemukakan, sudah seharusnya kader partai
berhaluan Islam seperti PPP berpegang pada prinsip al-Quran dan as-Sunnah dalam
kehidupan politiknya. Namun, nampaknya hal ini menjadi terbalik terhadap kader
PPP yang tertangkap dan menjadi tersangka kasus korupsi, salah satunya adalah
Rachmat Yasin. Rachmat Yasin (RY) merupakan sosok kharismatik dari Kabupaten
Bogor yang terpilih menjadi Bupati Bogor untuk dua kali masa jabatan. RY bukan
merupakan orang baru di partai berlambang Ka’bah ini. Ia merupakan orang yang
menurut penulis mengerti betul arah, ideologi dan prinsip Partai Persatuan
Pembangunan. Bagaimana tidak, ia sudah aktif di PPP sejak tahun 1997 sebagai
anggota DPRD Kabupaten Bogor, menjadi ketua DPC PPP Kabupaten Bogor selama
dua periode, dan terakhir sebagai ketua DPW PPP Jawa Barat. Pertanyaan yang
kemudian menjadi masalah adalah: Mengapa Rachmat Yasin, orang yang menurut
9
penulis harusnya paham betul mengenai ideologi PPP, melakukan korupsi? Dan,
apakah ideologi PPP tidak diinterpretasikan dengan baik oleh kadernya?
B. Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan gambaran yang telah dikemukakan penulis mengambil beberapa
pertanyaan penelitian, antara lain:
1. Bagaimana kebijakan Partai Persatuan Pembangunan terkait kasus korupsi Bupati
Bogor, Rachmat Yasin?
2. Bagaimana selanjutnya komitmen pencegahan korupsi dalam Partai Persatuan
Pembangunan?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan Penelitian ini antara lain:
1. Untuk mengetahui langkah yang dilakukan Partai Persatuan Pembangunan dalam
memberantas korupsi di ruang lingkup partainya.
D. Manfaat Penelitian
1. Mengembangkan ilmu politik khususnya dalam studi mengenai korupsi dan
Partai Islam di Indonesia.
2. Menambah literatur tentang kajian korupsi dan partai politik Islam.
E. Tinjauan Pustaka
Terdapat beberapa karya ilmiah yang menjadikan Partai Persatuan Pembangunan
(PPP) maupun korupsi sebagai objek penelitian, antara lain:
10
1. Skripsi yang ditulis oleh Yebi Ma’asan Mayrudin mahasiswi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta tahun 2011 yang berjudul “Transisi Demokrasi dan Perilaku
Partai Islam (Studi Tentang Kemerosotan Perolehan Suara PPP Pasca Orde
Baru).” Secara garis besar penelitian ini meneliti tentang bagaimana PPP pada
akhirnya malah mengalami kemerosotan suara pasca runtuhnya Orde Baru. Dalam
penelitiannya, ada beberapa hal yang menjadi kesimpulan, antara lain: Pertama,
Banyaknya kemunculan partai politik setelah lahirnya Orde Reformasi, yang
tadinya hanya 3 partai kemudian menjadi 48 partai. Kedua, terpecahnya PPP yang
kemudian melahirkan turunan turunan. Hal ini berdampak pada terpecahnya
pemilih tradisional (konstituen) PPP. Ketiga, demokrasi reformasi menjamin
persaingan politik. Banyaknya partai politik yang lahir pasca orde menyebabkan
kemerosotan suara PPP. Pada masa Orde Baru, PPP hanya memiliki 2 partai
pesaing yakni Golkar dan Partai Demokrasi Indonesia, pasca Orde Baru PPP
kemudian harus melawan 47 partai.12 Penelitian ini memiliki perbedaan dengan
penelitian yang sedang penulis lakukan, perbedaan ada pada objek penelitan.
Penelitian yang ditulis oleh Mayruddin mengacu pada faktor faktor penurunan
suara Partai Persatuan Pembangunan, sementara penelitian yang sedang penulis
lakukan memiliki objek penelitian pada pandangan Partai Persatuan
Pembangunan terkait kasus korupsi Bupati Bogor.
12 Yebi Ma’asan Mayrudin, “Transisi Demokrasi dan Perilaku Partai Islam (Studi Tentang Kemerosotan
Perolehan Suara PPP Pasca Orde Baru)”, (Skripsi S1 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Islam Negeri Jakarta, 2011).
11
2. Skripsi yang ditulis oleh Adik Saiful Yulianto Safikri mahasiswa UIN Jakarta
tahun 2013 yang berjudul “Korupsi Politik Kartel di Pemerintahan Semarang.”
Dari hasil penelitiannya tersebut didapatkan kesimpulan bahwa korupsi yang
dilakukan di pemerintahan Semarang tergolong kedalam jenis grand corruption
karena terjadi secara masif terkait melancarkan permintaan dana oleh anggota
DPRD untuk pembahasan pengesahan APBD tahun 2012 Kota Semarang.
Penilitian yang ditulis Yulianto Safikri ini juga memberikan beberapa poin dari
faktor – faktor terjadinya praktik korupsi politik kartel di Pemerintahan Daerah,
antara lain: Pertama, desentralisasi atau otonomi daerah yang dituangkan dalam
undang – undang nomor 32 tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah,
memberikan hak kewenangan dan kekuasaan yang begitu besar pada Kepala
Daerah yang berdampak pada munculnya “Raja – Raja Kecil” di daerah. Hal ini
mendorong terjadinya politik kartel antar kepentingan elit – elit penguasa, yang
kemudian bisa terwujudnya praktik korupsi. Kedua, penyalahgunaan wewenang
pengaturan anggaran pembangunan daerah (APBD) menjadi potensi sarang
korupsi. Ketiga, terjadinya penguatan pada lembaga – lembaga politik negara
terutama hak, kewajiban dan tugas fungsi dewan atau legislatif. Dengan
penguatan di bidang legislasi, budgeting/ anggaran, control/ pengawasan,
memudahkan elit – elit penguasa baik partai dan kepala daerah dalam
memuluskan kepentingannya. 13 Penulis memiliki kesamaan fokus dengan
13 Adik Saiful Yulianto Safikri, “Korupsi Politik Kartel di Pemerintahan Semarang,” (Skripsi S1
Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Islam Negeri Jakarta, 2013).
12
penelitian Yulianto yakni tentang korupsi pemerintah daerah. Namun, perbedaan
dapat dilihat dari objek penelitiannya, Yulianto memberikan masukan pada
kebijakan daerah yang memungkinkan terjadinya korupsi pada lingkungan
daerah.
3. Disertasi yang ditulis dari Ahmad Bakir Ihsan yang berjudul “Ideologi Islam dan
Partai Politik (Strategi Partai Persatuan Pembangunan dalam Memasukan Nilai –
Nilai Islam ke Dalam Rancangan Undang – Undang di Era Reformasi, 2004 -
2009).” Disertasi ini memberikan pemaparan tentang peran PPP dalam
membentuk RUU Pornografi (yang menjadi UU Pornografi Nomor 44 tahun
2008), RUU Kesehatan (menjadi UU Nomor 36 Tahun 2009), dan RUU
Penghapusan Diskriminasi Ras dan Etnis (kemudian menjadi UU Nomor 40
Tahun 2008). Secara umum dijelaskan juga bahwa Partai Islam seperti PPP tidak
bisa dilepaskan dari ideologi Islam yang dibawanya. Ideologi ini menurut peneliti
menjadi pembeda di tengah “kabur”-nya ideologi partai lain.14 Penulis
menggunakan acuan penelitian Bakir Ihsan untuk mengetahui sejauh mana peran
PPP dalam pemerintahan dan bagaimana PPP membina kadernya agar tetap
sejalan dengan pandangan ideologi Islam dalam partai.
14 Ahmad Bakir Ihsan, “Ideologi Islam dan Partai Politik: Strategi Partai Persatuan Pembangunan
dalam Memasukan Nilai – Nilai Islam ke Dalam Rancangan Undang – Undang di Era Reformasi, 2004 –
2009,” (Disertasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2015).
13
F. Metode Penelitian
1. Pendekatan Penelitian
Penulis menggunakan pendekatan kualitatif untuk mengkaji masalah yang telah
disebutkan. Metode kualitatif dinilai paling tepat untuk dipilih ketika tujuan riset
adalah untuk mengeksplorasi pemahaman – pemahaman subjektif partai dengan
makna yang dihubungkan berdasarkan pengalaman – pengalaman. Wawancara
intensif dapat menggali sudut pandang kepartaian dan tafsiran partai tentang
ideologi mereka. Metode ini juga bermanfaat untuk meneliti pemikiran atau narasi
yang diberikan oleh subjek penelitian, ketika pembahasan isu mengalir secara
alami memungkinkan untuk memahami logika argumen subjek dan pemikiran
asosiatif yang mendorong subjek pada suatu kesimpulan.15 Penggunaan metode
ini diharapkan membawa informasi sedetail mungkin tentang pandangan Partai
Persatuan Pembangunan terkait pemberantasan korupsi di partainya.
2. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data terdiri dari wawancara dan dokumentasi.
1. Wawancara (Interview)
Tujuan utama melakukan wawancara antara lain: (a) Untuk menggali
pemikiran konstruktif seseorang, yang menyangkut peristiwa, organisasi,
perasaan, perhatian, dan sebagainya yang terkait dengan aktivitas budaya, (b)
Untuk merekonstruksi pemikiran ulang tentang hal ikhwal yang dialami
15 David Marsh dan Gerry Stoker, Teori dan Metode dalam Ilmu Politik (Bandung: Nusa Media 2010),
h. 241.
14
informan di masa lalu atau sebelumnya, (c) untuk mengungkap proyeksi
pemikiran tentang kemungkinan di masa datang.16 Peneliti akan mendatangi
kantor DPC PPP Kabupaten Bogor dan tokoh penting PPP untuk
diwawancarai terkait kasus korupsi yang dilakukan Rachmat Yasin. Di DPC
PPP Kabupaten Bogor, penulis akan mewawancarai Pengurus DPC
Kabupaten Bogor dan tokoh penting PPP, seperti ketua DPP PPP, Amran
Remy.
2. Dokumentasi
Proses dokumentasi dan pengarsipan seluruh aktivitas dari surat hingga data
menjadi hal awal yang penting bagi peneliti untuk melakukan kajian.17
Dokumen yang diteliti meliputi media cetak, online, buku, dan jurnal yang
berkaitan dengan pemberitaan tentang korupsi Rachmat Yasin.
3. Sumber dan Jenis data
a. Data primer diperoleh langsung dari lapangan oleh peneliti. Data ini didapat
melalui proses wawancara dengan tokoh PPP, seperti ketua DPC PPP
Kabupaten Bogor dan tokoh penting PPP.
b. Data sekunder digunakan untuk mendukung data dari sumber primer. Data
sekunder dalam hal ini diambil dari buku buku terkait masalah diatas, jurnal,
surat kabar/ media cetak, surat kabar elektronik/ internet dan dokumentasi.
4. Teknik Analisa Data
16 Ibid. 151.
17 Suwardi Endaswara, Metodologi Penelitian Folklor, (Yogyakarta: Media Pressindo, 2009), h. 99.
15
Metode yang digunakan dalam analisa data oleh penulis adalah metode
kualitatif-deskriptif. Metode ini mengedepankan objektivitas dan pemaparan
secara deskriptif analisis guna mendapatkan pemaparan tentang pandangan
PPP terhadap kadernya yang melakukan korupsi, dalam hal ini adalah
Rachmat Yasin. Analisis data dalam penelitian ini akan dibagi menjadi tiga
bagian yaitu penyajian data, reduksi data dan penarikan kesimpulan. Ketiga
bagian tersebut diharapkan mampu memberikan ketepatan dalam mengelola
data penelitian.
G. Sistematika Penulisan
Penelitian ini akan dibagi menjadi lima bab, dengan masing masing bab meneliti
sebagai berikut:
Bab Pertama, pendahuluan yang terdiri dari latar belakang masalah, rumusan
masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penelitian.
Bab Kedua, membahas kerangka teoretis serta pemaparan tentang perang
melawan korupsi sejak era reformasi dan pandangan Islam tentang korupsi dilihat
dari sejarah, larangan melakukan korupsi, serta dimensi sosial politik Islam.
Bab Ketiga, pada bab ini akan memaparkan profil Partai Persatuan Pembangunan
sebagai partai politik berasaskan Islam dan Profil dari Rachmat Yasin sebagai
objek penelitian. Pada bagian ini akan memberikan pemaparan sejarah, latar
belakang berdirinya PPP, ideologi Islam yang diusung, dan peran PPP dalam
pemerintahan.
16
Bab Keempat, pada bab ini peneliti akan memberikan paparan serta mengangkat
masalah penelitian seperti pandangan PPP tentang korupsi terkait masalah korupsi
yang dilakukan Rachmat Yasin. Dalam bab ini juga akan berisi analisa perlunya
reinterpretasi ideologi PPP bagi seluruh kadernya.
Bab Kelima, bab ini berisi kesimpulan dan uraian pembahasan dari penelitian
yang telah dipaparkan, selain itu dalam bab ini juga akan berisi kritik dan saran
yang kemudian ditutup oleh daftar kepustakaan yang digunakan referensi
penelitian oleh penulis.
17
BAB II
KERANGKA TEORETIS DAN PEMIKIRAN
A. Konsep Partai Politik
1. Teori Partai Politik
Partai politik diidentifikasi memiliki empat karakteristik dasar yang menjadi
ciri khas organisasi, empat karakteristik dasar yang dikemukakan oleh La
Palombara dan Weiner tersebut adalah sebagai berikut:18
1. Organisasi jangka panjang. Organisasi partai politik harus bersifat jangka
panjang, diharapkan dapat terus hadir meskipun pendirinya sudah tidak lagi
ada. Partai politik akan berfungsi dengan baik apabila sistem dan prosedur
yang mengatur aktivitas organisasi dan mekanisme suksesi berjalan dengan
baik untuk jangka waktu yang lama. Ini menjadi hal yang penting untuk
menjamin keberlangsungan partai.
2. Struktur organisasi. Pentingnya dukungan oleh struktur organisasi mulai dari
tingkat lokal maupun nasional serta ada pola interaksi yang teratur di antara
keduanya adalah cara utama untuk dapat menjalankan fungsi politiknya.
Melalui hal tersebut, partai politik nantinya dapat dilihat sebagai organisasi
18 Firmanzah, Mengelola Partai Politik: Komunikasi dan Positioning Ideologi Politik di Era
Demokrasi, h. 68.
18
yang meliputi suatu wilayah territorial serta dikelola secara prosedural dan
sistematis.
3. Tujuan berkuasa. Partai politik didirikan untuk mendapatkan kekuasaan, baik
di tingkat lokal maupun nasional. Contoh utama yang dapat diambil adalah
kepemimpinan negara, propinsi dan kabupaten yang menjadi dasar latar
belakang partai politik. Ini juga sekaligus yang membedakan partai politik
dengan organisasi lain seperti serikat pekerja, asosiasi dan ikatan.
4. Dukungan publik yang luas adalah cara untuk mendapatkan kekuasaan. Partai
politik perlu mendapatkan dukungan dari publik luas. Dukungan ini nantinya
menjadi basis legitimasi untuk mendapatkan kekuasaan. Partai politik dalam
hal ini harus mampu menunjukan karakteristiknya agar dapat diterima oleh
mayoritas masyarakat. Semakin besar dukungan dari publik, semakin besar
juga legitimasi yang akan diperoleh partai politik.
Seperti banyak organisasi lain yang beroperasi dalam ruang publik, partai
politik perlu melihat peran dan tugas yang diembannya. Aktivitas politik perlu
mendapatkan frame dalam suatu lembaga formal yang dapat menampung aspirasi
aspirasi politik dari kelompok yang diperjuangkan. Hal ini menjadi dasar penting
karena fungsi utama dari partai politik adalah mampu mensistematisasi
kepentikan dan aspirasi politik.
Ada dua peran dan fungsi partai politik. Dua fungsi ini dibedakan menjadi
fungsi internal dan fungsi eksternal. Dalam fungsi internal partai politik
memainkan peran penting dalam pembinaan, edukasi, pembekalan, kaderisasi dan
19
melanggengkan ideologi politik yang menjadi latar belkaang pendirian partai
politik. Dalam fungsi eksternal, partai politik melibatkan banyak masyarakat luas.
Partai politik memiliki tanggung jawab konstitusional, moral dan etika untuk
membawa kondisi dan situasi masyarakat menjadi lebih baik.
2. Rekrutmen dan Seleksi Pemimpin
Partai politik pada awalnya lahir di negara Eropa Barat. Kelahirannya adalah
atas dasar berkembangnya gagasan bahwa rakyat merupakan faktor yang harus
diikut sertakan dalam proses politik. Partai politik pada masa ini menjadi
penghubung antara rakyat di satu sisi dan pemerintah di sisi lain. Pada awal
perkembangannya di Inggris dan Perancis abad ke-18, kegiatan politik hanya
bersifat elitis dan aristokratis yang membawa misi mempertahankan kepentingan
kaum bangsawan terhadap tuntutan – tuntutan raja.19 Namun seiring
perkembangan zaman dan meluasnya hak pilih, kegiatan politik juga berkembang
keluar parlemen dengan mulai terbentuknya kelompok – kelompok yang
mengatur pengumpulan suara para pendukungnya menjelang masa pemilihan
umum.
Dalam menjalankan legitimasinya, partai politik harus mampu mencetak
pemimpin yang berkualitas. Pemimpin ini tidak hanya harus membawa wawasan
partai politiknya saja namun juga memiliki orientasi pada kepentingan nasional,
karena ketika menjadi pemimpin nasional ia otomatis menjadi pemimpin untuk
semua orang. Perlu pendidikan formal dan non-formal dalam mencetak pemimpin
19 Miriam Budiardjo, Dasar – Dasar Ilmu Politik (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2008), h. 398.
20
yang berkualitas dan berkarakter. Untuk mendapatkan pemimpin yang demikian,
partai politik harus mengembangkan sistem rekrutmen, seleksi dan kaderisasi
politik. Diawali dari rekrutmen, karena rekrutmen merupakan awal mula dari
perekrutan seorang anggota partai politik. Dalam proses ini terdapat seleksi
kesesuaian antara karakteristik kandidat dengan sistem nilai dan ideologi partai
politiknya. Orang yang dipilih nantinya harus memiliki kesamaan dengan ideologi
partai serta memiliki potensi yang baik untuk menjadi pemimpin. Setelah
melakukan perekrutan, partai politik perlu mengembangkan sistem pendidikan
dan kaderisasi kader – kadernya. Dalam proses kaderisasi ini, kader partai politik
akan dilekatkan dengan visi misi partai dan strategi partai serta pendidikan terkait
permasalahan bangsa dan negara.
3. Islam sebagai Dasar Politik PPP
Partai Persatuan Pembangunan berpendapat bahwa Islam sebagai syariat
terakhir yang diturunkan Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW untuk umat
manusia di muka bumi adalah suatu kebenaran yang mengandung tuntutan
kebajikan yang bersifat universal dan menebarkan kasih sayang untuk sekalian
alam (Rahmatan lil’alamin), serta meliputi seluruh aspek kehidupan dan berlaku
sepanjang masa. Keyakinan atas dasar ini mendorong keharusan untuk
menerapkan ajaran Islam dimanapun dalam segala situasi dan kondisi yang
bagaimanapun. Partai Persatuan Pembangunan memandang bahwa faham
keagamaan yang dianut mayoritas umat Islam Indonesia dan sesuai dengan
kepribadian bangsa Indonesia adalah faham keagamaan Islam ahlusunnah wal
21
jama’ah dalam arti luas. Yakni suatu faham keagamaan yang bersandar pada Nabi
Muhammad SAW dan para sahabatnya (ma ana ‘laihi wa ashaby).20 Faham yang
dipegang teguh ini menjunjung tinggi nilai – nilai moderasi (Tawasuth), toleransi
(Tasamuh) dan menjaga keseimbangan (Tawazun), memiliki keramahan terhadap
budaya lokal, serta memelihara nilai kasih sayang untuk semesta alam (rahmatan
lil ‘alamiin). Faham ini juga menolah segala bentuk sikap dan pandangan yang
ekstrim, anarkisme, radikalisme dan budaya kekerasan lainnya. Basis pandangan
tersebut tertuang dalam QS. Al – Anbiya : 107 :
“Dan tiadalah kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat
bagi semesta alam” (QS. Al – Anbiya’: 107)
“Dan tidaklah patut bagi laki – laki yang mu’min dan tidak pula bagi
perempuan yang mu’min apabila Allah dan Rasul-nya telah menetapkan
suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan
mereka. Dan barangsiapa mendurhakai Allah dan Rasul-nya maka
sesungguhnya dia telah sesat, sesat yang nyata” (QS. Al – Ahzab: 36)
Para ulama Partai Persatuan Pembangunan menyadari terdapat hubungan
timbal balik yang saling memerlukan antara Islam dan negara. Islam memerlukan
negara sebagai wahana mewujudkan nilai – nilai universal Islam seperti keadilan,
kemanusiaan dan perdamaian, sedangkan negara memerlukan Islam sebagai
landasan bagi pembangunan masyarakat modern, maju dan berakhlak mulia.
Politik harus menjadi bagian dari diri Islam, sebab melalui politik, kepentingan
dakwah Islamiyah dapat diwujudkan. Kehadiran Islam dalam negara selalu
memberikan pandangan moral yang benar bagi tindakan manusia, sebab Islam
20 PPP. Ketetapan Ketetapan dan Hasil Mukhtamar VIII, h. 164.
22
merupakan totalitas sempurna yang menawarkan solusi yang dapat memecahkan
semua masalah kehidupan.21
Terkait soal kepemimpinan dalam Partai Persatuan Pembangunan melalui
Mukhtamar ke VIII, Majelis Syari’ah Dewan Pimpinan Partai Persatuan
Pembangunan menilai bahwa kepemimpinan adalah amanah yang harus dijaga,
dipelihara dan diamalkan sebagai pengejawantahan nilai – nilai ibadah. Himbauan
kepada seluruh kader partai juga diserukan untuk menjunjung tinggi nilai
Ukhuwah dan tetap menjaga keluhuran dan kesucian nilai islam dengan tetap
berperilaku soleh, tawadhu’ dan berakhlakuk karimah.22
B. Konsep Korupsi
1. Pengertian Korupsi
Korupsi bukanlah hal baru dalam kehidupan manusia. Korupsi lahir
bersamaan ketika manusia menciptakan sebuah peradaban, bahkan mungkin
bersamaan dengan umur manusia itu sendiri. Saat manusia memulai hidup
bermasyarakat, di sanalah korupsi pertama kali dimulai. Penguasaan atas suatu
tempat atau wilayah dan sumber daya alam oleh segelintir orang mendorong
manusia untuk saling berebut dan menguasai. Dalam perebutan dan penguasaan
tersebut moralitas manusia mulai dikesampingkan. Orientasi kepemimpinan yang
21 Dewan Pimpinan Pusat Partai Persatuan Pembangunan, Keputusan Munas Ulama III Majelis Syariah
DPP PPP: Mabda’ Siyasi dan Taushiyah, h. 42.
22 Ibid., h. 77.
23
pada awalnya mengarah pada keadilan kemudian berubah menjadi kehidupan
saling menguasai dan mengeksploitasi. Hal ini dapat kita temukan dari banyak
catatan sejarah dunia mengenai korupsi. Seperti misalnya, India yang korupsinya
sudah menjadi permasalahan serius sejak 2300 tahun yang lalu.23 Hal ini terbukti
dari tulisan seorang perdana menteri Chandragupta tentang 40 cara untuk mencuri
kekayaan negara.
“After all, is as old as government itself. Writing some 2300 years ago,
The Brahman Prime Minister of Chandragupta listed at least 40 ways of
embezzling money from the government”
Kerajaan di China, pada ribuan tahun yang lalu menerapkan kebijakan yang
disebut Ying-lian, yakni kebijakan pemberian bonus atau hadiah kepada pejabat
yang bersih dan jujur guna menekan angka korupsi dalam pemerintahan (nourish
incorruptness).
Dalam dua dekade terakhir, masyarakat internasional mulai memandang
korupsi sebagai masalah utama. Berbagai gerakan untuk memerangi korupsi
dilakukan mulai dari tingkat nasional, regional hingga level internasional seperti
berdirinya Transparency International, sebuah organisasi internasional yang
memerangi korupsi politik. Organisasi ini pertama kali didirikan di Jerman pada
tahun 1993 sebagai organisasi non-profit dan sekarang tumbuh sebagai organisasi
internasional non pemerintahan. Transparency International secara tahunan
23 Robert Klitgaard, “Controlling Corruption” (California: University of California Press, 1998), h. 7.
24
menerbitkan Global Corruption Barometer dan Corruption Perception Index.24
Survey Transparency International pada tahun 2005 menempatkan Indonesia
dalam Indeks Persepsi Korupsi dengan nilai 2.2 sejajar dengan Azerbaijan,
Kamerun, Ethiopia, Irak, Liberia, dan Uzbekistan. Korupsi dipandang bukan
hanya sebagai permasalahan multidimensional seperti politik, ekonomi, sosial dan
budaya. Cara pandang yang melihat korupsi sebagai musuh utama yang harus
diperangi membuat menjamurnya kerjasama antar bangsa dalam upaya
membangun optimisme bahwa korupsi bisa dilawan. Contoh kecil yang bisa
dilihat lagi adalah perjanjian Indonesia dengan Singapura tentang ekstradisi
buronan termasuk diantaranya koruptor yang berusaha untuk kabur. Pada
perjanjian antara pemerintah Indonesia dengan Singapura tentang ekstradisi
buronan pasal 2 ayat 1: xii dijelaskan bahwa penyuapan dan perbuatan korupsi
lainnya wajib diekstradisikan.
Secara etimologis, korupsi berasal dari bahasa Latin, Corruptus, yang
berarti merusak atau menghancurkan. Ketika digunakan untuk kata benda,
corruptus berarti menggambarkan sesuatu yang sudah rusak, hancur atau sudah
patah. Term ini juga dipakai dalam kata Bankrupt atau bangkrut, yang merupakan
dua kata gabungan bangko yang berarti “Bangku” dan rupto yang berarti “Rusak”.
Jelas sudah sesuatu yang telah ‘Bangkrut’ berarti telah rusak, sama halnya dengan
korupsi yang memiliki sifat merusak. Sementara definisi tentang korupsi dilihat
dari terminologi cukup beragam, namun definisi yang paling tepat untuk
24 https://www.transparency.org
25
menggambarkan korupsi adalah the abuse of public power for private benefit atau
penyalah gunaan kekuasaan publik untuk mendapatkan keuntungan pribadi.25
Definisi ini setidaknya digunakan oleh World Bank dan International Monetary
Fund (IMF). Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, korupsi
merupakan penyelewengan atau penyalahgunaan uang negara untuk kepentingan
pribadi atau orang lain. Dari definisi yang tersebut, korupsi selalu berhubungan
lurus dengan kegiatan di sektor privat.
Menurut Arvind Kain, korupsi terjadi apabila terdapat tiga hal terpenuhi,
antara lain: pertama, adanya kekuasaan dalam menentukan kebijakan dan
melakukan administrasi kebijakan tersebut (Discretionary power). Kedua, adanya
manfaat ekonomi dari kebijakan tersebut (Income from corruption). Ketiga,
adanya sistem yang membuka peluang terjadinya pelanggaran oleh pejabat publik
yang bersangkutan. Misalnya ada kemungkinan untuk mengelabui hukum atau
kemungkinan tidak diketahui saat melakukan korupsi (Deterrent to corruption).26
Apabila salah satu dari tiga faktor terjadinya korupsi tersebut tidak terpenuhi maka
tindakan tersebut tidak bisa disebut tindakan korupsi. Makna ini sedikitnya
berbeda dengan apa yang tertuang dalam UU nomor 31 Tahun 1999 yang
kemudian diubah ke dalam UU nomor 20 Tahun 2001. Korupsi menurut UU
nomor 31 Tahun 1999 mengacu pada segala perbuatan memperkaya diri sendiri
atau orang lain baik dilakukan oleh perorangan atau korporasi dengan cara
25 Vito Tanzi, Corruption Around The World: Causes, Consequences, Scope, and Cures. (IMF Working
Paper, International Monetary Fund, 1998), h. 8.
26 Arvind K. Jain, “Corruption: a Review,” Concordia University, no. 1 (2001), h. 74.
26
melawan hukum yang berakibat pada kerugian negara atau perekonomian.
Perbedaan dapat dilihat dari definisi menurut Arvind Kain tidak memberikan
pemahaman secara menyeluruh tentang kerugian terhadap negara dan tidak
menitik beratkan pada non pejabat publik. Sebagai contoh, kasus penyelundupan
selama tidak melibatkan pejabat publik tidak masuk dalam definisi korupsi
menurut Arvind Kain, padahal kegiatan ini memberikan potensi kerugian negara.
Sedangkan menurut UU nomor 31 Tahun 1999, korupsi merupakan segala bentuk
hal yang merugikan negara baik itu dilakukan orang pejabat publik atau non
pejabat publik. Dalam hal ini setidaknya Indonesia telah mengambil langkah maju
untuk mendefinisikan korupsi. Perbedaan korupsi yang dilakukan pejabat publik
dan pejabat non-publik adalah ada pada bahwa pejabat publik memiliki wewenang
politik, sehingga jabatan atau kedudukan yang disalahgunakan adalah bermuatan
politik, masalah ini juga disebut sebagai korupsi politik. Akibat yang ditimbulkan
oleh korupsi politik juga tidak hanya ada pada kerugian negara saja, tetapi juga
ada pada politik, moral dan hak asasi manusia.27 Korupsi politik banyak terjadi di
kalangan birokrasi karena birokrasi memiliki posisi strategis secara politik dan
mengemban kepercayaan rakyat. Lebih lanjut, dalam sistem politik demokratis,
birokrasi merupakan salah satu sumber daya yang sangat penting karena
menyangkut hal politik seperti rencana, kebijakan dan program yang berkaitan
dengan kepentingan publik yang kemudian bisa menjadi objek komersialisasi
jabatan pada pengusaha, konglomerat, atau investor. Dalam penjualan terhadap
27 Artidjo Alkosar, Korupsi Politik di Negara Modern (Yogyakarta: FH UII Press, 2009), h. 40.
27
aset – aset publik tersebut seseorang atau beberapa orang birokrat mendapat
imbalan ekonomis, janji – janji promotif atau imbalan lain yang saling
menguntungkan.
Perbedaan korupsi politik dengan korupsi lain adalah pelaku yang
memiliki posisi politik, sehingga jabatan atau kedudukan yang disalahgunakan
adalah bermuatan politik. Lebih dari itu akibat yang ditimbulkan juga tidak hanya
kerugian keuangan negara, namun juga akibat politik, moral dan hak asasi
manusia. Korupsi politik mengandung unsur adanya ekspolitasi politik dalam
upaya mempertoleh keuntungan politik. Seperti yang dikutip oleh Menachen
Hopnuy untuk memaparkan korupsi politik dalam Artidjo Alkostar, Joseph
Lapalomkara menyatakan bahwa:
“Behavior by a public servant, whether elected or appointed, which
increase a deviation from his or her public duties because of reasons of
personal gain to himself or to herself or to other private person with whom
the public servant is associated”
Dalam kalimat tersebut pada intinya memberikan penekanan pada penyimpangan
tingkah laku yang dilakukan oleh pejabat publik, baik pejabat publik yang dipilih
atau ditunjuk, menunjukan pertentangan tugasnya sebagai pelayan publik dan dari
tindakannya tersebut ia mendapatkan keuntungan bagi dirinya pribadi atau
kelompok.28
Korupsi politik merupakan tingkah laku menyimpang dari norma etika dan
hukum, karena tidak sesuai dengan moralitas bangsa dimanapun. Korupsi politik
28 Ibid., h. 39.
28
mengandung unsur sikap manupulasi kepentingan orang banyak atau masyarakat
oleh seseorang atau kelompok. Pelaku korupsi politik akan mendapat penilaian
atau sanksi moral dari masyarakat. Seperti dikemukakan oleh A. Charis Zubair,
bahwa manusia membutuhkan moral dan tidak mungkin manusia bisa hidup
secara optimal tanpa pedoman. Tindakan yang berpedoman kepada norma
merupakan prasyarat bagi individu dan komunitas sosial agar dapat hidup dalam
keteraturan.29 Dari pernyataan tersebut dapat dilihat bahwa tidak sedikit pelaku
korupsi politik yang pada akhirnya mengundurkan diri dari jabatannya, bahkan di
negara – negara tertentu pelaku korupsi politik bisa sampai bunuh diri karena
merasa malu. Perilaku ini menunjukan bahwa pelaku tersebut masih memiliki sisa
rasa bermoral. Kebanyakan pelaku korupsi politik di Indonesia seringkali harus
melewati masa pemecatan terlebih dahulu, jarang ada yang dengan sadar diri
mengakui kelemahan moralnya. Ini berbeda dengan Rachmat Yasin, sehari
setelah KPK menyatakannya sebagai tersangka korupsi, Rachmat Yasin langsung
mengadakan Conference Press bahwa dirinya menyatakan mundur sebagai Bupati
Bogor dan kepengurusan dalam partainya. Tradisi mengundurkan diri seperti ini
biasanya banyak terjadi di Jepang, Korea dan beberapa negara lain dan jarang
terjadi di Indonesia.
Korupsi secara langsung berhubungan dengan suap atau pemberian.
Sebuah pemberian akan didefinisikan sebagai suap apabila terdapat manfaat
timbal-balik (quid pro quo). Pemberian yang dikategorikan sebagai suap dapat
29 Charis Zubair, Etika Rekayasa menurut Konsep Islam (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1997), h. 68.
29
dilihat dari nilainya yang tidak peduli banyak atau sedikit kemudian dapat
mempengaruhi kelakuan si penerima.30 Hubungan pemberi – penerima jasa di
sektor publik membuka peluang untuk terjadinya korupsi. Namun definisi ini
menerima begitu saja bahwa terdapat perbedaan antara peran umum dan peran
pribadi seorang pelaku. Di sektor swasta, kebiasaan memberi hadiah berlaku
umum dan juga sangat dihargai, serta tampaknya lumrah untuk memberi
pekerjaan dan kontrak kepada teman atau keluarga. Di sektor birokrasi, pemberian
hadiah kepada pejabat publik atas prestasi atau pekerjaan yang ia lakukan menjadi
sulit dilakukan karena bisa terindikasi sebagai perilaku korupsi.
Tindakan korupsi dibedakan menjadi dua bagian, antara lain korupsi
dalam skala besar (grand corruption) dan korupsi dengan skala kecil (petty
corruption). Korupsi yang dilakukan oleh pejabat publik tingkat tinggi terkait
kebijakan publik dan keputusan besar di berbagai bidang disebut sebagai grand
corruption. Aksi dari grand corruption ini menyebabkan kerugian sangat besar
bagi negara. Korupsi ini juga disebut corruption by greed atau korupsi
berdasarkan keserakahan, karena umumnya orang yang melakukan korupsi ini
sudah memiliki kecukupan ekonomi. Sedangkan petty corruption sering juga
disebut corruption by need atau korupsi berdasarkan kebuTuhan. Korupsi ini
dilakukan oleh pegawai pemerintahan yang pendapatannya tidak memadai guna
memenuhi kebuTuhan untuk hidup.31 Tentunya banyak rakyat Indonesia sepakat
30 Susan Rose dan Ackerman, Korupsi dan Pemerintah: Sebab, Akibat dan Reformasi (Jakarta: Pustaka
Sinar Harapan, 2000), h. 130.
31 Wijayanto, Korupsi Mengorupsi Indonesia: Sebab, Akibat dan Prospek Pemberantasan (Jakarta:
Gramedia, 2009), h. 19.
30
bahwa besar kecil tindakan korupsi juga tidak dapat ditolerir dan harus
dihilangkan, mengingat petty corruption apabila ramai ramai atau secara masif
dilakukan tentu akan menciptakan sebuah grand corruption juga, yang berujung
pada kerugian negara.
2. Agama Islam Anti Korupsi
Sebagai ajaran yang menuntun moral manusia, semua agama tentu tidak
menghendaki pemeluk atau umatnya melakukan korupsi karena sudah jelas
tergambarkan bahwa perilaku korup akan berakibat terjadinya kerusakan di muka
bumi ini. Terlebih lagi agama Islam, agama yang menganjurkan, bahkan
mewajibkan pemeluknya, untuk jujur, terbuka, amanah sehingga nantinya dapat
terbentuk suatu masyarakat yang saling percaya.
Dalam konteks ajaran Islam, korupsi merupakan tindakan yang
bertentangan dengan prinsip keadilan (al-‘adalah), akuntabilitas (al-amanah), dan
tanggung jawab.32 Korupsi dalam masyarakat pada akhirnya akan menimbulkan
kerusakan terhadap kehidupan negara dan masyarakat, hal ini dikategorikan
sebagai perbuatan fasad, kerusakan di muka bumi, yang merupakan hal yang
dilarang oleh Allah SWT. Bahkan dalam Surah Al – Maidah: 33, orang – orang
yang fasad atau merusak dapat diganjar dengan hukuman yang berat.
“Hukuman bagi orang yang memerangi Allah dan Rasulnya dan
membuat kerusakan di bumi adalah dibunuh, disalib, dipotong tangan
dan kakinya, atau diasingkan dari tempat kediamannya. Yang demikian
32 Azyumardi Azra, “Agama dan Pemberantasan Korupsi” dalam Pramono Tanthowi, ed., Membasmi
Kanker Korupsi (Jakarta: PSAP, 2004), h. 244.
31
itu kehinaan bagi mereka di dunia, dan di akhirat mereka mendapat azab
yang besar” (al – Quran, al – Maidah: 33).
Serupa dengan artian corruptus dalam bahasa Yunani yang artinya merusak,
korupsi dalam bahasa Arab disebut fasâd yang artinya kerusakan atau ifsâd yang
berarti merusak. Makna ini diambil karena korupsi memiliki sifat yang merusak
sistem politik, ekonomi, dan hukum.33 Tidak hanya fasâd dan ifsâd korupsi juga
bisa disebut risywah (suap) dan ghulul (berkhianat). Pengertian tersebut diambil
dari sumber al – Quran dan Sunnah.34 Lebih lanjut, korupsi dalam Islam mengacu
pada tindakan pengkhianatan terhadap kepercayaan, tindakan penyalahgunaan
kekuasaan, dan tindakan penyalahgunaan kekuasaan untuk mendapatkan
keuntungan materiil yang bukan merupakan haknya. Dalam Al-quran Allah SWT
berfirman:
“Dan janganlah kamu makan harta saudaramu dengan jalan yang batil.
Dan Jangan kamu bawa urusan harta kepada hakim agar kamu dapat
memakan memakan sebagian harta orang lain dengan jalan dosa, padahal
kamu mngetahui” (al – Quran, al – Baqarah: 188)
Larangan untuk melakukan korupsi terlihat jelas dari nilai normatif Islam yang
melarang umatnya memakan harta haram. Dalam firman Allah SWT: “Jangan
kalian memakan harta haram (yang diperoleh) secara batil” (Al – Quran, al –
Baqarah: 188). Hal ini sejalan dengan hadis Nabi yang menjelaskan bahwa
tidaklah daging yang tumbuh dalam diri seseorang yang memakan harta haram,
kecuali berhak dilahap api neraka. Ini sekaligus memunculkan logika sederhana
33 Sukron Kamil, Pemikiran Islam Tematik: Agama dan Negara, Demokrasi, Civil Society, Syariah
dan HAM, Fundamentalis, dan AntiKorupsi (Jakarta: Kencana), h. 284.
34 Peter L. Berger, Langit Suci: Agama sebagai Realitas Sosial (Jakarta: LP3ES, 1991), h. 36.
32
bahwa dalam Islam kita dapat melihat hubungan antara perilaku seseorang dengan
apa yang ia makan.35 Alasan ini diperkuat pula dengan pengaturan makanan halal
dan haram untuk umat muslim. Islam juga menyerukan kepada umat muslim
untuk tidak buta dengan banyaknya harta di dunia. Seruan ini tertuang dalam:
“Dijadikan terasa indah dalam pandangan manusia cinta terhadap apa
yang ia inginkan berupa perempuan – perempuan, anak – anak, harta
benda yang bertumpuk dalam emas dan perak, kuda pilihan, hewan ternak
dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah
tempat kembali yang baik” (Al – Quran, Ali Imran: 14)
Dalam ayat tersebut tidak dilarang untuk mencari harta dan menjadikan seseorang
kaya raya, yang menjadi penekanan adalah harta di dunia seringkali membuat lupa
tempat di sisi Allah-lah tempat yang paling baik dari seluruh hartanya.36
Dalam terciptanya clean governance, Hadis Nabi tampaknya mengakui ide bahwa
demi terciptanya pemerintahan yang bersih tidak hanya hadir dari konsep mental
penguasa atau pejabatnya saja, namun juga datang dari kelayakan gaji yang
diberikan. Hadis riwayat Abdurrahman bin Zubair dan al – Mustaurid bin syaddad
menunjukan hal itu. Dalam hadis tersebut Nabi bersabda:
“Siapapun yang diberi wewenang mengerjakan sesuatu, sementara ia
belum memiliki rumah, maka buatkanlah rumah. Atau ia belum punya
istri, maka nikahkanlah. Atau ia belum punya pembantu, maka carikanlah
pembantu. Atau ia belum punya kendaraan, carikanlah kendaraan. Jika
mengambil selain itu, maka ia berarti melakukan korupsi (ghulul)”
35 Husein Syahathah, Suap dan Korupsi dalam Perspektif Syari’ah Islam, (Jakarta: Amzah, 2003), h.
30.
36 Sukron Kamil, Pemikiran Islam Tematik: Agama dan Negara, Demokrasi, Civil Society, Syariah dan
HAM, Fundamentalis, dan AntiKorupsi, h. 295.
33
Melalui hadis ini Islam mengajarkan kepada umatnya dalam memberikan upah
yang layak kepada si penerima wewenang.37 Namun tetap, Islam juga
memberikan seruan terhadap bahaya nafsu harta dunia yang terkadang membuat
manusia lupa. Sebab itu, Islam pun melatih kaum muslim untuk berpuasa sebulan
penuh agar mereka tidak menjadi budak dunia.
2.1. Risywah
Risywah secara umum dipahami sebagai upah, hadiah, pemberian atau komisi.
Namun Risywah secara terminologis adalah tindakan memberikan harta dan
yang sejenis untuk membatalkan pihak lain atau mendapatkan hak atas milik
pihak lain.38 Senada dengan pemahaman tersebut, para ulama diantaranya al –
Shan’ani dalam Subul al-Salām memahami korupsi sebagai “upaya
memperoleh sesuatu dengan mempersembahkan sesuatu.”
Dalam HR. Ahmad, Nabi bersabda: “Allah melaknat orang - orang yang
memberi suap, penerima suap dan penghubung antara keduanya”. Dari hadis
tersebut dapat diambil sebuah kesimpulan bahwa tidak hanya si penerima suap
saja yang dilaknat oleh Allah, namun juga si pemberi suap dan orang yang
menghubungkan antara keduanya. Suap dalam hadis ini dimaknai sebagai
sesuatu yang diberikan seseorang dengan maksud memengaruhi kebijakan –
kebijakan yang dikeluarkan oleh si penerima suap, tentunya dengan tujuan
memberikan keuntungan kepada si pemberi suap secara melawan hukum.
37 Ibid., h. 297.
38 Bambang Widjoyanto, ed., Koruptor itu Kafir: Telaah Fiqih dalam Muhammadiyah dan Nahdlatul
Ulama (Jakarta: Mizan, 2010), h. 23.
34
Menurut Mas’oed Muhtar, suap dalam Islam dipandang sebagai perbuatan
menukarkan Allah dengan sesuatu yang bersifat materi.39 Hal ini merupakan
manifestasi ketundukan seseorang kepada material selain Tuhan, dan tentunya
ini bertentangan dengan nilai – nilai tauhid Islam sebagai pembebas
penganutnya dari berhala atau belenggu jiwa selain Tuhan.40 Nilai tauhid ini
setidaknya dapat kita lihat dari kalimat la ilâha illallâh (tidak ada Tuhan selain
Allah), ini sekaligus menegaskan bahwa seorang muslim tidak boleh menjadi
hamba atau budak, kecuali menjadi hamba Allah SWT.
Larangan perbuatan Risywah menurut pandangan Partai Persatuan
Pembangunan mengacu pada QS. Al – Baqarah: 188.41
“Dan janganlah kamu makan harta haram diantara kamu dengan jalan
yang batil, dan (janganlah) kamu menyuap dengan harta itu kepada hakim
dengan maksud agar kamu dapat memakan sebagian harta orang lain itu
dengan jalan dosa, padahal kamu mengetahui”
Partai Persatuan Pembangunan juga mengacu pada Hadist Nabi yang
menyebutkan:
Dari Abdullah bin Umar ra. berkata, “Rasulullah saw melaknat penyuap dan
yang menerima suap.” (HR. al – Khamsah disahihkan oleh at-Tirmidzi)
Tindakan suap dikhawatirkan akan mengancam kestabilan dalam
kehidupan, oleh karena pandangan tersebut, tindakan suap karena terpaksa
39 Mas’oed Muhtar, Politik, Birokrasi, Pembangunan (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1994), h. 84.
40 Sukron Kamil, Pemikiran Islam Tematik: Agama dan Negara, Demokrasi, Civil Society, Syariah dan
HAM, Fundamentalis, dan AntiKorupsi, h. 286.
41 Dewan Pimpinan Pusat Partai Persatuan Pembangunan, Keputusan Munas Ulama III Majelis Syariah
DPP PPP: Mabda’ Siyasi dan Taushiyah, 87.
35
untuk memperoleh hak – hak tertentu atau untuk mendatangkan kemaslahatan
dalam Islam pun tetap diharamkan. Alasan utamanya terkait pada suap
merupakan perbuatan dosa, mengakibatkan lahirnya keputusan dan perbuatan
melawan hukum.42
2.2. Ghulul
Berbeda dengan risywah (suap) yang tidak terdapat dalam al – Quran tetapi
dalam hadist, kata ghulul (berkhianat) terdapat dalam al – Quran dan Hadist.
Dalam Ali – Imran (3): 61, Allah Berfiman:
“Tidaklah mungkin seorang Nabi melakukan ghulul (berkhianat)
dalam urusan harta rampasan perang. Barang siapa melakukan
ghulul dalam harta rampasan perang, maka pada hari kiamat ia akan
datang dengan apa yang telah dikhianatinya itu…” (al – Quran, ali –
Imran: 61)
Kemudian dalam HR. Abu Daud, Nabi bersabda: “Barangsiapa yang kami
angkat sebagai pegawai dalam suatu jabatan kemudian kami berikan gaji,
maka sesuatu yang diterima di luar gaji itu adalah korupsi (ghulul)”
Semula ghulul merupakan istilah bagi harta rampasan perang yang
digelapkan sebelum dibagikan. Namun kemudian Nabi dalam hadistnya
memperjelas makna dari ghulul. Dalam al – Quran, Al – Imron: 61 diatas,
ghulul bermakna mengambil harta publik yang bukan haknya, sementara
dalam hadist yang diriwayatkan Abu Daud, ghulul bermakna mendapatkan
bagian materi diluar gaji yang diberikan. Makna dari “mengambil gaji diluar
42 Husein Syathathah, Suap dan Korupsi dalam Perspektif Syaria, h. 26.
36
gaji yang diberikan” dalam Bahasa Indonesia bisa disebut dengan komisi,
tentunya komisi yang didapatkan dengan cara tidak halal.43
Ghulul sudah disuarakan sejak Mukhtamar ke VII Partai Persatuan
Pembangunan. Tindakan hukum tegas harus dilakukan (Law Enforcement)
terkait masalah korupsi (ghulul), nepotisme, suap (risywah), dan pemerasan
secara sungguh sungguh dan tidak diskriminatif.44
3. Keharusan Menjaga Amanah bagi Pemimpin
Kebohongan dalam menjalankan amanah menurut hadist mutafaq ‘alaih
akan melahirkan kebohongan lain demi menutupi kebohongan sebelumnya.
Melalui hal tersebut, pemimpin dalam Islam mutlak harus memiliki sifat
penjaga amanah atau bukan merupakan orang dari golongan orang munafik.
Dijelaskan lebih lanjut bahwa, kebohongan seorang atasan besar
kemungkinannya akan mengikutsertakan bawahan - bawahannya. Hal ini
dalam konteks korupsi di Indonesia, korupsi akan membuat kerusakan pada
struktur badan yang dikelola oleh pemimpin tersebut. Sebagaimana yang
sudah dicontohkan oleh nabi, pemimpin tidak harus teladan dan cerdas namun
juga harus amanah. Seorang pemimpin yang amanah adalah seseorang yang
mampu menjalankan tugasnya dengan efisien dan efektif serta memiliki
komitmen untuk tidak menyelewengkan jabatannya untuk kepentingan yang
merugikan publik, bahwa segala tindakannya didasarkan pada
43 Sukron Kamil, Pemikiran Islam Tematik: Agama dan Negara, Demokrasi, Civil Society, Syariah dan
HAM, Fundamentalis, dan AntiKorupsi, h. 288.
44 Dewan Pimpinan Pusat Partai Persatuan Pembangunan, Keputusan Munas Ulama III Majelis Syariah
DPP PPP: Mabda’ Siyasi dan Taushiyah, 92.
37
profesionalisme pekerjaanya, tidak terpengaruh oleh pemikiran pemikiran
subjektifnya.
Dalam pandangan Partai Persatuan Pembangunan tentang seruan untuk
menegakan kebenaran, termasuk di dalamnya sifat anti korupsi, mengacu pada
QS. Ali Imran: 104:45
“Dan hendaklah ada diantara kalian segolongan ummat yang
menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan
mencegah dari yang munkar. Mereka itulah orang – orang yang
beruntung” (QS. ali Imran: 104)
Keberhasilan dalam merealisasikan amar ma’ruf nahi munkar yang
merupakan prinsip perjuangan PPP sangat tergantung dari sejauh mana para
pimpinan, pengurus, aktivis dan simpatisan partai.
Dalam memelihara pemimpin yang amanah sekaligus merespon realitas sosial
terkait permasalahan ini, Partai Persatuan Pembangunan menyerukan kepada
pemimpin negara untuk segera menghentika cara – cara ketidak jujuran,
perilaku kecurangan dan kebiasaan buruk berbohong di depan publik dan
segera menjaga nilai amanah kepada yang ia pimpin. Partai persatuan
pembangunan juga mengajak pemerintah untuk memperbaiki sistem
pendidikan nasional agar tidak hanya kecerdasan berpikir saja yang
diunggulkan namun juga sikap takwa kepada Allah swt.46
45 Dewan Pimpinan Pusat Partai Persatuan Pembangunan, Keputusan Munas Ulama III Majelis Syariah
DPP PPP: Mabda’ Siyasi dan Taushiyah, h. 81. 46 Ibid., h. 96.
38
BAB III
SEJARAH PPP DAN PROFIL RACHMAT YASIN
A. Profil Kasus Korupsi Rachmat Yasin
1. Latar Belakang Keluarga
Rachmat Yasin merupakan anak kedua dari sembilan bersaudara yang
lahir dari pasangan HM Yasin – HJ Nuryati pada 4 November 1963. RY,
begitu sapaan di lingkungannya, juga merupakan keturunan ulama besar Kiai
Hasan Basri atau yang lebih dikenal dengan nama Mama Basri Kedaung.
Pamannya juga merupakan pejuang asli Bogor yakni HM. Syarifuddin. Ayah
dari Rachmat Yasin merupakan salah satu tokoh yang merintis dan mendirikan
PPP di Bogor yang kemudian dari sinilah bakat politik Rachmat Yasin
dimulai.
RY semasa kecil menghabiskan masa sekolah dasarnya di SD Negeri
Sindang Barang I dan lulus pada tahun 1975. Kemudian melanjutkan ke
Sekolah Menengah Pertama Negeri 4 Bogor selama 3 tahun. Setelah
menamatkan sekolah menengah pertamanya, pada tahun 1979 Rachmat Yasin
kemudian bersekolah di SMA Negeri 1 Bogor dan lulus pada tahun 1982.
Pendidikan nampaknya memang hal utama yang dipandang Rachmat Yasin,
gelar sarjanya diraih di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik diraihnya di
39
Universitas Nasional. Beliau juga mampu meraih gelar S2 nya di Universitas
Satyagama Jakarta ketika menjabat sebagai anggota DPRD.
Di samping pendidikan formal, orang tua Rachmat Yasin juga
menanamkan nilai – nilai agama ke dalam dirinya. Berkat didikan orang tua,
Rachmat Yasin mampu berkampanye lewat dakwah yang ia berikan, dari
karakternya ini dalam lingkungannya Rachmat Yasin akhirnya mendapat gelar
“Kiyai”. Gelar ini bukan tanpa maksud, Rachmat Yasin dinilai oleh
lingkungannya fasih dalam mengutip ayat Quran dan Hadist. Lebih lanjut,
sebagai seorang yang memiliki pengetahuan Islam, ia adalah seorang muslim
yang senantiasa berupaya mengamalkan segala apa yang menjadi
pengetahuannya dalam kehidupan sehari – hari.
Sejak kecil Rachmat Yasin dididik dalam lingkungan yang agamis dan
berpendidikan. Ayahnya, H.M. Yasin, merupakan seorang guru di
Tsanawiyah Sunanul Huda yang meskipun telah menjadi anggota DPR tetap
tidak meninggalkan profesi mulianya sebagai guru. Ayahnya merupakan
tokoh agamis yang juga aktif dalam kepengurusan Partai Nahdlatul Ulama,
yang mana pada hari kemudian bergabung dengan partai Islam lain
membentuk PPP. Beliau juga merupakan sesepuh PPP Kabupaten Bogor.
Tidak sampai disitu saja, kakek dari ayah Rachmat Yasin, KH. Muhammad
Syarifuddin, merupakan ulama sekaligus pejuang kemerdekaan asli Bogor,
tepatnya di daerah yang sekarang Kecamatan Cigudeg, tepatnya daerah
Rengasjajar. Desa tersebut pada masa lalu merupakan basis kekuatan umat
40
Islam dalam mencapai kemerdekaan. Tidak sampai disitu perhatian KH.
Muhammad Syarifuddin dalam kemajuan umat Islam juga besar. Dalam
bidang ekonomi, ia merupakan penggagas berdirinya Pusat Koperasi Keluarga
Bogor (PKKB), yang saat ini kantornya telah berubah menjadi kantor Dewan
Koperasi Indonesia Daerah (Dekopinda) Kabupaten Bogor. 47
Sementara itu, ibunya, Hj. Nuryati, disamping menjadi pembimbing
rohani dan pengayom putra-putrinya, ia masih tetap membina dan
membimbing masyarakat terutama kaum hawa. Saat ini ia mengelola Majlis
Ta’lim Nur Yasin, yang didirikan oleh Rachmat Yasin di lingkungan tempat
tinggalnya, tujuannya tidak lain adalah agar menjadi ladang amal soleh bagi
ibunda tercinta.48
Menikah dengan Hj. Elly Halimah, Rachmat Yasin kemudian
dikaruniai beberapa orang anak yang semua nya perempuan. Mereka adalah
Amira Pratiwi, Salma Isni Ramadhani, dan Naura Tri Kamila. Bagi anak-
anaknya, Rachmat Yasin merupakan ayah yang penuh kasih dan perhatian. Ini
dibuktikan dari sesibuk apapun aktivitas Rachmat Yasin, ia tetap memberikan
perhatian terhadap perkembangan buah hatinya. Hj. Elly Halimah sendiri
merupakan anak dari seorang perwira dari kesatuan Corps Polisi Militer
(CPM). Ia sebelumnya juga pernah aktif dalam kepengurusan PKK dan
menjabat sebagai Ketua PKK Kabupaten Bogor.
47 Ilham Maulana, “Dakwah dan Politik: Studi atas Drs. H. Rachmat Yasin,” (Skripsi S1 Fakultas
Dakwah dan Penyiaran Islam, Universitas Islam Negeri Jakarta, 2009), h. 46.
48 S. Ramilus, Perjalanan Anak Guru Madrasah Menuju Kursi Bupati Bogor, 2008.
41
Dalam menjalani kepemimpinannya, Rachmat Yasin dikenal dengan
langkahnya yang kuat membela aqidah ahlusunnah wal jamaah. Ia dikenal
dengan langkahnya memberantas aliran Islam yang dipandangnya sesat di
daerah Parung, Kabupaten Bogor pada tahun 2006. Jama’ah Islam yang
dipandang sesat saat itu adalah Islam Ahmadiyah. Aktifitasnya ini
membuatnya digugat ke Pengadilan oleh beberapa pegiat HAM.
2. Rachmat Yasin dalam Perpolitikan dan Organisasi
Sebelum akhirnya tertangkap karena kasus korupsi alih fungsi hutan
Rencana Umum Tata Ruang (RUTR), Rachmat Yasin menjabat sebagai ketua
Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) PPP Jawa Barat. Rachmat Yasin berhasil
mengalahkan Tatang Farhanul Hakim dalam pemilihan pemimpin DPW
tersebut.49 Kiprah Rachmat Yasin sangat panjang baik dalam internal
kepengurusan PPP maupun organisasi yang lain. Pada tahun 2004 – 2009 saja,
beliau menjabat sebagai Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang dipilih
langsung oleh anggota DPRD Kabupaten Bogor. Pada tahun yang sama beliau
juga dipilih sebagai pengurus Dewan Pimpinan Cabang (DPC) PPP
Kabupaten Bogor untuk kedua kalinya.
Melihat jauh kebelakang, Rachmat Yasin sebenarnya bukan orang yang
ada begitu saja di dunia politik. Sejak muda ia sudah menjabat sebagai Ketua
49 Wawancara pribadi dengan Mahmurahman, wakil ketua Bidang Organisasi PPP Bogor. 26 Oktober
2015.
42
Gerakan Pemuda (GP) Anshor Kabupaten Bogor pada tahun 1984 – 1991.
Berlanjut kemudian ia menjabat juga sebagai pengurus Komite Nasional
Pemuda Indonesia (KNPI) Kabupaten Bogor. Pada akhirnya, langkah
politiknya semakin terang ketika ia berhasil terpilih menjadi anggota DPRD
Kabupaten Bogor pada tahun 1997 dari PPP dan duduk sebagai ketua komisi
C yang membidangi keuangan daerah. Posisi ini tetap berada di tangan
Rachmat Yasin bahkan ketika rezim orde baru runtuh dan pemilu terpaksa
dipercepat, Rachmat Yasin pada akhirnya terpilih kembali dan menduduki
jabatan yang sama.50 Di lingkungan masyarakat, Rachmat Yasin juga
dipercaya menjadi Ketua Umum Persatuan Sepak Bola Kabupaten Bogor
(Persikabo) antara tahun 2006 – 2010. Selama Rachmat Yasin menjabat,
prestasi yang diberikannya antara lain peringkat ke-4 wilayah Jawa Barat dan
masuk ke Divisi Utama pada 2008. Suatu pencapaian yang patut dibanggakan
Kabupaten Bogor, pasalnya sebelum tahun kepemimpinannya, klub sepakbola
kebanggaan warga Kabupaten Bogor ini hanya mampu meraih prestasi yang
kurang membanggakan.51
Tahun 2003 merupakan tahun yang menjadi tonggak sejarah bagi
Rachmat Yasin. Pada tahun ini, melalui sidang Musyawarah Cabang
(Muscab) Rachmat Yasin dipercaya sebagai ketua Dewan Pimpinan Cabang
PPP Kabupaten Bogor. Jabatan ini ia emban hingga tahun 2011. Melalui
50 Profil Rachmat Yasin, http://www.intelijen.co.id/rahmat-yasin/
51 Profil dan Prestasi Klub Persikabo Bogor, http://www.heibogor.com/post/detail/3400/profil-dan-
prestasi-klub-persikabo-bogor
43
Muscab yang diadakan di Cipayung, Puncak, internal PPP juga sepakat untuk
mencalonkan Rachmat Yasin sebagai bupati Bogor 2008 - 2013.
Instansi Jabatan Periode Keterangan
Bupati Bogor Bupati
2008 – 2013
2013 – 2014
Pada 2014
ditangkap oleh
KPK
Persatuan Sepak
Bola Kabupaten
Bogor
(Persikabo)
Ketua 2006 – 2010
Habis masa
jabatan
DPC PPP
Kabupaten Bogor
Ketua
2003 – 2006
2006 - 2011
Pada 2011
maju menjadi
ketua DPW
DPW PPP
Kabupaten Bogor
Ketua 2011 - 2014
Diberhentikan
karena kasus
korupsi
DPRD Kabupaten
Bogor
Ketua Komisi C
Bidang Anggaran
1997 - 1999
1999 – 2004
2004 - 2008
Mencalonkan
diri sebagai
Bupati Bogor
44
Terpilihnya Rachmat Yasin dalam beberapa posisi penting dalam Partai
Persatuan Pembangunan sehingga menobatkan dirinya untuk maju dalam
pertarungan politik Kabupaten Bogor bukan tanpa sebab, Rachmat Yasin
merupakan sosok yang cukup dikenal dekat oleh banyak warga Kabupaten
Bogor. Pembawaannya yang santai, bahasa sundanya yang lancar serta sikap
yang dinilai santri oleh banyak orang menjadi alasan mengapa ia bisa begitu
dekat dengan warga Kabupaten Bogor. Sikap santri ini setidaknya ditunjukan
dari caranya ketika melakukan lawatan ke beberapa daerah di Kabupaten
Bogor, ia tidak jarang menyelipkan dakwah dalam perkataannya.52 Alasan
mengapa Rachmat Yasin selalu membawa dakwah dalam setiap kehidupan
politiknya adalah karena menurutnya dakwah dan politik merupakan dua sisi
yang tidak dapat dipisahkan. Pernyataannya setidaknya juga sejalan dengan
visi misi Partai Persatuan Pembangunan.
Pada 30 Desember 2013, Rachmat Yasin yang berpasangan dengan
Nurhayati resmi dilantik sebagai Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Bogor
masa periode 2013 – 2018. Bagi Rachmat Yasin ini merupakan periode
keduanya menjabat sebagai Bupati Kabupaten Bogor. Kemenangan ini
diperoleh ketika Kabupaten Bogor menggelar pemilu Pilkada pada 8
September 2013. Perolehan suara yang diraihnya cukup banyak, yakni 1.2 juta
pemilih atau setara dengan 64% suara sah pemilih.53 Ini bisa jadi bukti bahwa
52 Ilham Maulana, “Dakwah dan Politik: Studi atas Drs. H. Rachmat Yasin,” h. 52.
53 Bupati dan Wakil Bupati Bogor Terpilih Dilantik Hari Ini,
http://news.okezone.com/read/2013/12/30/501/919206/bupati-wakil-bupati-bogor-terpilih-dilantik-hari-
ini
45
kepemimpinan sebelumnya ketika menjabat sebagai bupati, Rachmat Yasin
masih dipercaya oleh mayoritas masyarakat Kabupaten Bogor.54 Bukti ini
diperkuat oleh hasil survey LSI yang menggelar survey sebelum pilkada
dilakukan, hasilnya Rachmat Yasin menjadi pilihan yang lebih disukai
masyarakat Kabupaten Bogor. Pada tahun sama juga, selepas masa jabatannya
sebagai Ketua Umum Persikabo, Rachmat Yasin terpilih menjadi Pengurus
Daerah (Pengda) PSSI Jawa barat 2013 – 2018. Agenda utamanya dalam
jabatannya kali ini adalah mempersatukan kembali kepengurusan organisasi
sepak bola di Jawa Barat.55
Selama masa kepemimpinannya sebagai Bupati Bogor, Rachmat Yasin
banyak juga mencapai prestasi dan keberhasilan. Antara lain pada bidang
kesehatan, Rachmat Yasin mampu meraih prestasi dengan meningkatkan
pembiayaan kesehatan bagi keluarga miskin melalui proses Jamkesda. Dana
yang sebelumnya hanya 7,8 miliar meningkat menjadi 9,7 miliar. Dana ini
setidaknya mampu membiayai warga miskin sekitar 382 ribu orang untuk
berobat. Dalam bidang perumahan, target Pendapatan Asli Daerah melalui
PBB mampu meningkat 15%, dari 63 miliar menjadi 73 miliar. Pada bidang
pariwisata, terdapat peningkatan kunjungan wisatawan dengan rata rata
kenaikan sebesar 10% tiap tahunnya per tahun 2012. Pada bidang peternakan
54 Hitung Cepat LSI: Rachmat Yasin Menang Telak
Satu Putaran, http://www.republika.co.id/berita/nasional/jabodetabek-nasional/13/09/08/mssxe1-hitung-
cepat-lsi-rachmat-yasin-menang-telak-di-pilkada-kabupaten-bogor
55 Fitri Supratiwi, Rachmat Yasin Persatukan Pengda Jabar,
http://www.antaranews.com/berita/411575/rachmat-yasin-persatukan-pengda-pssi-jabar.
46
dan perikanan mampu meningkatkan produksi hasil ternak berupa daging,
susu dan telur rata rata sebesar 4.68%, dengan peningkatan terbesar berada
pada sektor produksi daging yakni 7.32%, dari 81 Ton meningkat menjadi 104
ton pada tahun 2012.56
B. Peran PPP dalam Perpolitikan Nasional
1. Orde Baru
Pada masa Orde Baru tidak ada partai yang bisa berkuasa penuh kecuali
partai pemerintah. Wadah pemimpinnya pun ragu untuk menyebut dirinya
partai politik, melainkan hanya menyebutnya sebagai golongan. Dua partai
yang ada pada masa tersebut, Partai Demokrasi Indonesia (PDI) dan Partai
Persatuan Pembangunan (PPP), hanya dijadikan pelengkap demokrasi saja.
Tidak banyak yang bisa dilakukan PPP pada masa ini karena kepemimpinan
otoritarianisme terasa benar adanya, seluruh sektor organisasi politik dalam
pengawasan dan organisasi masa pun demikian. PPP pada masa ini hanya
dilihat sebagai wadah berkumpulnya aspirasi umat Islam saja. Dalam naskah
deklarasi pembentukan PPP yang digagas dan ditanda tangani oleh petinggi
Nahdlatul Ulama, Parmusi, PSII dan Perti seperti KH. Idham Khalid, H.M.S
Mintaredja, H. Anwar Tjokroaminoto, Rusli Halil dan K.H. Masykur,
dikatakan bahwa PPP lahir sebagai wadah penyelamat aspirasi umat Islam dan
56 Prestasi Kabupaten Bogor,
https://bogorkab.go.id/uploads/images/Bogorkab/Microsoft%20PowerPoint%20-
%20prestasi%20bupati%20bogor%20web.pdf
47
cermin serta tanggung jawab tokoh – tokoh umat untuk bersatu dan membina
masyarakat untuk dapat lebih meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada
Allah SWT melalui perjuangan politiknya.57
Pada kenyataanya, keberadaan PPP (dan juga PDI), pada masa Orde
Baru ini tidak lebih dari sekedar “aksesoris” saja. Aspirasi dan pandangan
umat Islam serta umat lainnya sangat nyata terkekang oleh aturan aturan
hukum. Negara dalam hal ini pemerintah, bisa dengan bebas mengintervensi
setiap sendi kehidupan politik seperti internal partai politik. Akibat dari hal ini
pada akhirnya PPP tidak bisa menjalankan peran dan fungsinya sebagai partai
politik. Gambaran partai politik dalam buku pengantar politik berbeda dengan
realitas kehidupan partai politik di masa Orde Baru.
Meskipun hidup dalam lingkungan pemimpin negara otoriter, PPP patut
diberikan apresiasi karena pada masa Orde Baru berani untuk menyuarakan
pembatasan masa jabatan presiden tidak lebih dari dua periode agar sirkulasi
kepemimpinan dapat terjaga dengan baik, alamiah, demokratis, dan paling
penting menjaga kedaulatan rakyat. Tidak sampai disitu, ada banyak bahan
kritikan kepada pemimpin orde baru, antara lain pengembangan ekonomi
kerakyatan, penegakan hukum dan keadilan, pemberantasan KKN, otonomi
daerah, pemerataan pembangunan, pemberantasan perjudian beratas namakan
57 Syafruddin Amir, Transformasi Energi PPP : Konsolidasi Menuju Partai Sejati (Bandung: Idea
Publishing, 2009), h. 29.
48
sumbangan dana sosial berhadiah (SDSB) dan penghapusan asas tunggal yang
disuarakan kader PPP dalam forum.58
Ini setidaknya mencerminkan nilai – nilai Islam dalam PPP sebagai
partai berbasis Islam. Dalam Islam sendiri terdapat seruan untuk melakukan
mengingatkan pemimpin yang ‘melampaui batas’. Ini tertulis dalam al –
Quran ketika Allah SWT memerintahkan Harun dan Musa untuk
mengingatkan Firaun yang zalim: “Pergilah kalian berdua kepada Firaun
karena ia telah melampaui batas. Lalu katakanlah untuknya kalimat yang
lemah lembut, agar ia ingat dan takut” (QS. At – Thaha: 43 - 44)
2. Era Reformasi
Ketika tekanan orde baru sudah tidak ada lagi, PPP pada akhirnya kembali
ke khittahnya semula, yakni menempatkan Islam sebagai asas partainya.
Semua ini terjadi ketika Soeharto lengser dari kekuasaannya, dan kemudian
digelar SI MPR 1998 yang berada di bawah tekanan arus reformasi nasional,
antara lain berhasil mencabutnya TAP MPR No. II/MPR/1978 tentang
pedoman, penghayatan dan pengamalan pancasila (P4). PPP dalam
perjuangannya senantiasa berpegang pada Khitthah dan Program Perjuangan
PPP sebagai pedoman bagi pimpinan dan kader Partai dalam menampung,
menyalurkan, memperjuangkan, dan membela aspirasi rakyat dan
58 Khittah dan Program Perjuangan PPP, http://ppp.or.id/page/khitthah-dan-program-perjuangan-
/index/
49
mewujudkan cita-cita bangsa, seraya tetap memelihara akidah, menjalankan
syariat dan mentransformasikan nilai-nilai Islam dalam seluruh aspek
kehidupan guna meneguhkan Islam yang rahmatan lil’alamin.
Kembalinya PPP kepada khittah tahun 1973, yang menempatkan Islam
sebagai asas partai, sekaligus menjadikan Kabah sebagai lambang partai ini,
ditegaskan dalam pasal 2 Anggara Dasar Partai Persatuan Pembangunan,
sebagai hasil muktamar IV yang berlangsung pada akhir November hingga
awal Desember 1998 di Jakarta. Lambang Ka’bah juga penting untuk
diterapkan kembali, karena PPP ingin menegaskan kiblat perjuangan umat
Islam.59 Dengan kembainya ke Khittah 1973, PPP tidak bermaksud
menjadikan dirinya partai yang eksklusif, melainkan tetap terbuka. Dengan
kembalinya ke asas Islam PPP ingin menegaskan agar bangsa Indonesia
menjadi bangsa yang taat beribadah sebagai pemeluk agama. Hal ini juga bisa
dilihat dari cara pengkaderan partainya yang tidak butuh persyaratan khusus.
Untuk menjadi anggota PPP, hanya diperlukan persyaratan sehat jasmani dan
rohani, berusia diatas 17 tahun dan Islam. Beberapa pertanyaan yang mungkin
terlintas adalah bagaimana jika keIslaman tersebut hanya ada pada surface-
nya seseorang saja? Atau bahkan punya track record buruk dalam
keIslamannya? Menanggapi hal ini, ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PPP
Amran Remy menegaskan bahwa Islam adalah agama rahmatan lil’alamin,
59 Arif Mudatsir Mandan, Krisis Ideologi: Catatan Tentang Ideologi Politik Kaum Santri (Jakarta:
Pustaka Indonesia Satu, 2009), h. 108.
50
baik buruk nya keIslaman seseorang hanya tuhan yang akan menilai. Manusia
sebagai khalifah di bumi ini bertugas hanya menyampaikan pesan yang Allah
SWT sampaikan.60
PPP menegaskan dirinya sebagai partai Islam yang berorientasi
keindonesiaan dan keumatan. Artinya, PPP berbeda dengan partai-partai
sekuler yang tidak berasas Islam dan cenderung memisahkan secara diametral
antara Islam dan negara, serta menjauhkan peran-peran Islam dalam
kehidupan kenegaraan. Sebagai partai Islam, PPP juga menegaskan perbedaan
dirinya dengan partai-partai Islam lain yang berpaham fundamentalis-radikal,
yang lebih menonjolkan simbol dan agenda universal Islam di atas
kepentingan bangsa dan negara Indonesia. Identitas Islam PPP mencerminkan
corak “Islamnya orang Indonesia” atau “Islam ke-Indonesiaan”, yang
berpegang pada prinsip harmoni antara universalitas Islam dan lokalitas
keindonesiaan. Dalam hal ini, hubungan Islam dan negara bersifat simbiotik,
sinergis, serta saling membutuhkan dan memelihara. Ini sesuai dengan tujuan
politik PPP yang diorientasikan bagi terwujudnya negara Indonesia yang
damai, makmur, sejahtera serta religius dan bermoral. Dalam perjuangannya,
PPP berpegang pada pemahaman Islam yang inklusif, moderat, santun, serta
anti kekerasan dan anti redikalisme, sebagai penjabaran dari Islam yang
Rahmatan Lil Alamin.61
60 Wawancara Pribadi dengan Amran Remy, Ketua Dewan Pimpinan Pusat Partai Persatuan
Pembangunan. 6 Oktober 2015
61 Khittah dan Program Perjuangan PPP, http://ppp.or.id/page/khitthah-dan-program-perjuangan-
/index/
51
Di dalam pemerintahan, PPP tetap konsisten memperjuangkan nilai nilai
keIslaman. Pada masa awal jatuhnya Orde Baru, PPP beserta partai Islam yang
lain turut berada dibelakang pencalonan KH. Abdurahman Wahid (Gus Dur)
sebagai presiden. Kemudian tentang pembahasan undang undang sistem
pendidikan nasional (Sisdiknas) yang terkait dengan pasal 12 ayat 1a tentang
pelajaran agama yang harus diberikan sesuai dengan agama siswa dan
diajarkan oleh guru yang seagama.62
C. Islam sebagai Ideologi PPP
Mengkaji tentang Islam dan politik bisa dipandang sebagai dua hal yang
berbeda. Pada satu sisi, Islam adalah sebuah keyakinan dan agama yang
berkembang cukup pesat sejak abad ketujuh Masehi melalui perjuangan Nabi
Muhammad SAW, dengan sumber ajaran utamanya yakni al – Quran dan as –
Sunnah, Islam menjadi sebuah kekuatan besar di dunia. Sedangkan di sisi lain,
politik merupakan dimensi praktis dan menyejarah yang terkait dengan kekuasaan
dan kepartaian terutama dalam lingkup negara. Dalam konteks Partai Islam, sisi
Islam dan sisi politik dipertemukan dalam satu ruang karena banyak kaum
muslimin yang sepakat Islam merupakan agama komprehensif yang mengatur
segala sendi kehidupan manusia.
62 Ahmad Bakir Ihsan, “Ideologi Islam dan Partai Politik: Strategi Partai Persatuan Pembangunan
dalam Memasukan Nilai – Nilai Islam ke Dalam Rancangan Undang – Undang di Era Reformasi, 2004 –
2009,” (Disertasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2015), h. 4.
52
Menelisik lebih jauh mengenai politik Islam, sebenarnya sudah bisa dilihat
sejak masa kepemimpinan khalifah Utsman bin Affan yang berseteru dengan Ali
bin Abi Thalib. Konflik ini memanas ketika kedua golongan berselisih tentang
siapa yang selanjutnya memegang kepemimpinan, terlebih ketika Utsman
meninggal, umat Islam pada masa itu terpecah menjadi dua kubu. Alasan
terpecahnya umat ini adalah pembaiatan Ali yang pada masa itu tidak disetujui
oleh seluruh umat muslim. Kubu yang terpecah ini adalah kubu yang mendukung
pembaiatan Ali sebagai khalifah Islam setelah Ustman, kemudian di kubu lainnya
adalah mereka yang mendukung Muawiyah sebagai khalifah. Di satu sisi, Ali
menyatakan bahwa kepemimpinannya sudah sah, sementara di kubu lain
pemilihan Ali tidak sah karena Ahlu Hil wal ‘aqd masih berselisih pendapat. Di
samping kedua kelompok tersebut, ada kelompok lain yang tidak melihat
kebenaran diantara keduanya. Melalui peristiwa ini, pada akhirnya Islam
melahirkan sekte – sekte politik pada periode ke depannya.63
Dalam sejarah Indonesia sendiri, di kalangan pemikir Islam mengalami
perdebatan tentang suatu hal yang sangat fundamental: perlukah umat Islam
mendirikan partai? Di satu sisi, ada yang menolak berdirinya sebuah partai Islam.
Di sisi lain, ada kelompok yang cukup keras memperjuangkan perlunya kelahiran
partai Islam sebagai alat perjuangan dan aspirasi politik kaum muslim untuk
mengimplementasikan nilai – nilai Islam yang menurut mereka sesuai dengan
63 Munawir Sjadzali, Islam dan Tata Negara: Ajaran, Sejarah dan Pemikiran (Jakarta: UI Press, 2008), h.
33.
53
kehidupan umat di dalam sebuah negara. Penolakan terhadap pemikiran tidak
perlunya pembentukan partai Islam cukup populer dengan slogan yang dibuat oleh
Cak Nur: Islam Yes, Partai Islam No! menurutnya, harus ada pemisahan antara
urusan agama dan politik. Agama tidak boleh dibawa – bawa pada urusan praktis
yang ujung – ujugnya hanya akan membawa konflik antara umat Islam.
Pemisahan dalam Islam dan negara berlandaskan pada pemikiran bahwa Islam
akan lebih bisa memfokuskan diri pada urusan – urusan dakwah dan keumatan
serta urusan lain seperti pendidikan dan sosial. Sementara urusan politik agar lebih
menjadi ranah partai politik saja. Sedangkan gagasan yang lain adalah gagasan
yang mendukung Islam untuk membentuk partai politik dengan tujuan
mendukung aspirasi dan perjuangan kaum muslim. Pandangan lain ini juga
menjadi populer ketika mayoritas penduduk Indonesia adalah beragama Islam,
partai Islam kemudian dirasa perlu agar aspirasi muslim dapat terwakilkan dalam
kebijakan pemerintah.64
Melihat prinsip dalam partai Islam, setidaknya ada beberapa hal yang
perlu dipatuhi oleh sebuah partai agar bisa disebut sebagai partai Islam. Pertama,
berasaskan pada nilai – nilai yang tertuang dalam al – Quran dan as – Sunnah.
Keputusan dan program – program partai tidak boleh bertentangan dengan apa
yang ada di dalam al – Quran dan ajaran Nabi Muhammad SAW. Pasalnya kedua
sumber tersebut terkandung nilai – nilai yang mengatur segala sendi kehidupan
manusia. Kedua, mengedepankan musyawarah. Semua keputusan yang
64 Ridho Al – Hamdi, Partai Politik Islam (Jakarta: Graha Ilmu, 2013), h. 6.
54
dikeluarkan harus didasarkan pada musyawarah pengurus. Melalui proses ini,
partai akan dapat melahirkan sebuah keputusan yang bijak karena mendapatkan
banyak pertimbangan dari berbagai pihak. Musyawarah dalam sebuah Islam
sebenarnya mengindikasi sifat anti-otoritarianisme, ini sekaligus mencerminkan
sifat Islam yang kolektif – kolegial dimana setiap kebijakan harus adil dan
mendapat persetujuan bersama. Ketiga, berlaku adil. Keputusan yang adil harus
menjadi syarat dalam penyebutan partai Islam. Tiap pemimpin partai harus bisa
bersikap adil dalam menangani permasalahan yang ada meskipun merugikan
pihak lain, namun pada akhirnya keputusan tersebut telah sesuai keputusan yang
berpihak kepada orang yang tertindas. Keempat, menghargai perbedaan. Islam
tidak mengajarkan sikap anti perbedaan yang berujung pada perpecahan dan
rusaknya iman. Tidak menghargai perbedaan seringkali menjadi awal
permasalahan munculnya kerusakan moral manusia.65
Partai persatuan pembangunan berpendapat bahwa Islam sebagai syariat
terakhir yang diturunkan Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW untuk umat
manusia di muka bumi adalah suatu kebenaran mutlak yang mengandung
tuntunan kebajikan yang bersifat unibersal dan menebarkan kasih sayang untuk
sekalian alam (Rahmatan lil’alamin), serta meliputi seluruh aspek kehidupan dan
berlaku sepanjang masa. Keyakinan terhadap universalitas Islam menuntut
keharusan untuk meyakini adanya satu – satunya kebenaran yang mutlak dalam
ajaran Islam dan pengakuan terhadap kemampuan ajaran Islam untuk diterapkan
65 Ibid., h. 11.
55
oleh siapapun dan dimanapun serta dalam segala situasi dan kondisi yang
bagaimanapun. Padangan ini setidaknya tertuang dalam ayat – ayat al – Quran,
antara lain:
“dan tiadalah Kami mengutus kami, melainkan untuk (menjadi) rahmat
bagi alam semesta” (al – Quran, Al-Anbiya: 107)
Keyakinan terhadap universalitas Islam harus disikapi dengan menjadikan nilai
ajaran Islam sebagai tolok ukur dan pembuatan kriteria untuk menilai segala
sesuatu. Keyakinan ini juga menuntut keharusan untuk menerapkan nilai nilai
ajaran Sialm dalam segala aspek kehidupan serta menolak segala sesuatu yang
diyakini bertentangan dengan nilai – nilai ajaran Islam.
Partai Persatuan Pembangunan meyadari bahwa kemajemukan dan
keberagaman umat Islam dalam pikiran dan keagamaan merupakan rahmat bagi
umat yang harus diterima sebagai keragaman dinamika untuk mencapai
kebenaran yang hakiki. Sebab sikap menghormati berbagai perbedaan pikiran dan
pandangan merupakan wasilah bagi terbentuknya kehidupan kolektif yang
dilandasi semangat persaudaraan (ukhuwah), tolong menolong (ta’awun), dan
toleransi (tasamuh).
Kemajemukan dan keragaman umat Islam ini telah disadari oleh Partai
Persatuan Pembangunan sebagai sesuatu hal yang wajar, sebagai konsekuensi dari
konsep ‘ijtihad yang memungkinkan terjadinya perbedaan. Untuk hal tersebut
sikap – sikap yang merasa hanya pendapatnya sendiri yang paling benar serta
cenderung menyalahkan pendapat orang lain dan menolak untuk berdialog
56
merupakan sikap yang bertentengan dengan prinsip toleransi (tasamuh) dan sikap
tersebut merupakan egosime (ananiyyah) dan fanatisme kelompok (ananiyyah
hizbiyyah) yang berpotensi mengakibatkan saling permusuhan (al-‘adawah),
pertentangan (al-tanazu’) dan perpecahan (al-insyiqaq).
Partai Persatuan Pembangunan berpendapat bahwa perbedaan yang dapat
ditoleransi adalah perbedaan yang berada dalam majal al-ikhtilaf (wilayah
perbedaan). Sedangkan perbedaan yang berada diluar tersebut tidak dikategorikan
sebagai perbedaan, melainkan sesuatu yang menyimpang dan perlu diluruskan.
Dengan demikian, perbedaan dalam kalangan umat Islam, merupakan perbedaan
tidak diartikan sebagai kebebasan tanpa batas (bila hudud wa bila dlawabith).66
“dan tidaklah patut bagi laki laki yang mukmin dan tidak pula bagi
perempuan yang mumin apabila Allah dan Rasul-nya telah mentapkan
suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan
mereka. Dan barangsiapa mendurhakai Allah dan Rasul-nya maka
sungguhlah dia telah sesat, sesat yang nyata” (al – Quran, Al – Ahzab: 36).
“Hai orang – orang yang beriman, janganlah kamu mengikuti langkah –
langkah syaitan. Barangsiapa yang mengikuti langkah – langkah syaitan,
maka sesungguhnya syaitan itu menyuruh mengerjakan perbuatan yang
keji dan yang munkar. Sekiranya tidaklah karena kurnia Allah dan rahmat-
nya kepada kamu sekalian, niscaya tidak seorang pun dari kamu bersih
(dari perbuatan – perbuatan keji dan munkar itu) selama – lamanya, tetapi
Allah membersihkan siapa yang dikehendakinya. Dan Allah Maha
Mendengar lagi Maha Mengetahui” (al – Quran, Al – Nur: 21).
Partai Persatuan Pembangunan memandang bahwa faham keagamaan yang dianut
mayoritas umat Islam Indonesia dan sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia
adalah faham keagamaan Islam ahlussunnah wal jama’ah dalam artian luas, yakni
66 Mabda Siyasi: Pandangan PPP Terhadap Islam, (Jakarta: DPP PPP, 2012), h. 5.
57
faham keagamaan yang bersandar pada Nabi Muhammad SAW dan para sahabat
serta para salaf as-shaleh. Ahlus Sunnah wal jama’ah merupakan faham
keagamaan yang menjunjung tinggi nilai nilai moderasi (tasawuth), toleransi
(tasamuh), menjaga keseimbangan (tawazun), memiliki keramahan terhadap
budaya lokal, serta menebar nilai – nilai kasih sayang untuk alam semesta
(rahmatan lil alamiin). Faham ini juga menolak bentuk atau sikap dan pandangan
yang ekstrim, anarkis dan radikal dan budaya kekerasan yang lain.
58
BAB IV
PARTAI PERSATUAN PEMBANGUNAN DAN KORUPSI RACHMAT YASIN
A. Kronologi Kasus Korupsi Rachmat Yasin
Pada tahun 2008, Rachmat Yasin dan Karyawan Faturrahman, didukung
Partai Persatuan Pembangunan dan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan.
Pasangan ini mendapat dukungan luas dari sejumlah organisasi kemasyarakatan
Islam. Di antaranya, Nahdlatul Ulama, Muhammadiyah, Mathlaul Anwar,
Persatuan Umat Islam, dan persatuan Islam. Selama ini ormas – ormas tersebut
sering terjadi perdebatan, namun pada Pilkada tersebut mereka mendukung NU.
Ini dipandang oleh kader NU karena sifat Rachmat Yasin yang Islami.67 Hal lain
yang menjadi alasan banyak ormas Islam memilihnya adalah janji dari Rachmat
Yasin yang akan menjadikan ulama pada posisi yang terhormat. Posisi terhormat
dalam hal ini adalah dalam setiap kebijakan yang akan diambil oleh Rachmat
Yasin pasti akan meminta masukan dari kalangan alim ulama sebelum diserahkan
pada DPRD untuk dikaji.
Pada periode kedua masa jabatannya, Rachmat Yasin berpasangan dengan
Nurhayati terpilih kembali menjadi Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Bogor
untuk periode 2013 – 2018. Namun sebelum masa jabatannya berakhir, bahkan
67 Khoirul, Pejabat Bogor Wajib Bisa Baca Al-Quran dan Jadi Imam Shalat. Artikel ini diakses pada
4 April 2016 dari http://www.nu.or.id/post/read/15895/pejabat-bogor-wajib-bisa-baca-al-quramp8217an-
dan-jadi-imam-shalat
59
belum setahun mejabat sebagai Bupati Bogor terpilih, Rachmat Yasin dinyatakan
melakukan tindak pidana Korupsi oleh KPK dan ditangkap pada tanggal 7 Mei
2014 di kediaman pribadinya di Jalan Wijaya Kusumah Nomor 103, Perumahan
Taman Yasmin, Kecamatan Bogor Barat. Penangkapannya ini terkait dengan
pengusutan izin Rancangan Umum Tata Ruang di Bogor, Puncak, dan Cianjur.
Awal mula rangkaian peristiwa ini sebenarnya cukup lama, dimulai dari
Desember 2012 saat PT Bukit Jonggol Asri (BJA) mengajukan permohonan
rekomendasi tukar menukar kawasan hutan kepada Bupati Bogor atas lahan seluas
2.754,85 hektar. PT Bukit Jonggol Asri sendiri merupakan perusahaan properti
yang didirikan pada 1994 yang kemudian pada tahun 2010 diambil alih oleh
Sentul City dengan pembelian 88% saham BJA guna percepatan proyek kota baru
mandiri. Tepat di Juli 2010, Sentul City menggandeng PT Bakrieland
Development Tbk dengan kepemilikan saham masing – masing 50%. Lalu pada
23 Juli 2011, BJA secara resmi mengumumkan dimulainya proyek prestisius
Sentul Nirwana yang akan memaksimalkan lahan seluas 12.000 hektar di wilayah
Jonggol Kabupaten Bogor, Jawa barat. Pada April 2013, Sentul City
meningkatkan kepemilikan sahamnya di BJA menjadi 100%, hasil pembelian
saham BJA milik Bakrieland Development. Sentul Nirwana merupakan proyek
pembangunan kota mandiri terbesar di Indonesia dengan pembangunan tahap I
seluas 6.000 hektar.68
68 Detik, Ini Profil Bukit Jonggol Asri yang Terseret Kasus Rachmat Yasin. Artikel diakses pada 4 April
2014 dari laman http://news.detik.com/berita/2578128/ini-profil-bukit-jonggol-asri-yang-terseret-kasus-
rachmat-yasin
60
Setelah PT BJA mengajukan surat permohonan tukar menukar kawasan
hutan, pada 20 Agustus 2013, Rachmat Yasin menerbitkan surat rekomendasi
tukar menukar kawasan hutan atas nama PT BJA dan memberi tahukan bahwa
permohonan yang dimohonkan oleh PT BJA dalam luasan tersebut tidak dapat
dikabulkan sepenuhnya karena adanya izin usaha pertambangan untuk perusahaan
lain. Sehingga luas yang direkomendasikan untuk ditukar hanya pada luasan
1.668,47 hektar. Pada tanggal 24 Oktober 2013 Direktur Jenderal Planologi
Kehutanan Kementrian Kehutanan Bambang Supijanto menerbitkan surat Nomor:
S.1348/VII-KUH/2013 kepada Bupati Bogor yang pada pokoknya meminta
klarifikasi terhadap penerbitan Izin Usaha Pertambangan (IUP) atas nama PT
Indocement Tunggal Prakarsa dan PT Semindo Resources di kawasan hutan yang
dimohon untuk dilakukan tukar menukar kawasan hutan oleh PT BJA seluas 2.754
hektar. Kemudian ditanggapi oleh Rachmat Yasin melalui surat kepala Dinas
Kehutanan pada 29 Oktober 2013 yang pada pokoknya menyampaikan bahwa
Pemda Kabupaten Bogor tidak mengetahui proses yang dicapai PT BJA terkait
tukar menukar kawasan hutan yang dimohon dan Pemda Kabupaten Bogor telah
membuat rekomendasi kawasan hutan PT BJA seluas kurang lebih 1.668,47
hektar.
Pada Januari 2014, Cahyadi Kumala (Direktur Utama PT Sentul City),
Hari Ganie (Direktur Perancangan dan Perijinan PT BJA), Robin Zulkarnain
(anggota biro direksi Sentul City), Bupati Bogor Rachmat Yasin serta Yohan Yap
melakukan pertemuan di salah satu rumah berlokasi di perumahan Sentul City.
61
Dalam pertemuan tersebut, Cahyadi Kumala meminta bantuan kepada Rachmat
Yasin agar surat rekomendasi tukar menukar kawasan hutan yang dimohonkan PT
BJA segera diterbitkan. Pada 6 Februari 2014, Yohan dan Hari mendatangi rumah
dinas bupati Bogor dan bertemu dengan Rachmat Yasin. Yohan lalu memberikan
uang senilai 1 miliar rupiah kepada Rachmat Yasin. Belum selesai hingga disitu,
Robin Zulkarnain memberitahukan kepada Yohan bahwa Rachmat Yasin
membutuhkan uang 2 miliar rupiah. Uang tersebut kemudian diterima oleh
sekretaris pribadi Yasin, Tenny Ramdhani. Oleh Tenny uang tersebut disimpan di
bawah meja kerja yang terletak di ruang keluarga rumah dinas Bupati Bogor.69
Lahan yang diinginkan PT BJA sebenarnya masih terkendala tumpang
tindih wilayah dengan PT Indocement Tunggal Prakarsa dan PT Semindo
Resources.70 Namun, masalah ini bisa diselesaikan oleh Kepala Dinas Kehutanan
Kabupaten Bogor HM Zairin melalui beberapa kali proses surat menyurat. Pada
29 April 2014 Yasin kemudian menerbitkan surat rekomendasi tukar menukar
kawasan hutan atas nama PT Bukti Jonggol Asri kepada Menteri Kehutanan.
Intinya dalam surat tersebut ada pernyataan dukungan Pemerintah Kabupaten
Bogor terkait kelanjutan proses tukar menukar kawasan hutan seluas 2.754 hektar.
Pada hari yang sama Rachmat Yasin segera menghubungi Cahyadi Kumala
69 Detik, Melibatkan Cahyadi Kumala, Begini Kronologi Penyuapan Bupati Bogor. Artikel ini diakses
pada 4 April 2016 dari laman http://news.detik.com/berita/2656960/melibatkan-cahyadi-kumala-begini-
kronologi-lengkap-penyuapan-bupati-bogor/3
70 RMOL Kantor Berita Politik, Kejagung Ambil Alih Kasus Lahan Fasum Sentul City. Artikel ini
diakses pada 4 April 2016 dari laman http://www.rmol.co/read/2016/02/15/235776/Kejagung-Ambil-Alih-
Kasus-Lahan-Fasum-Sentul-City-
62
karena surat dukungan telah dibuat dan meminta sekretaris nya untuk meminta
surat tersebut ke Zairin.
Pada 7 Mei 2014, Yohan melakukan pertemuan dengan Zairin di Taman
Budaya, Jalan Siliwangi Sentul City untuk menyerahkan uang 1.5 miliar rupiah.
Setelah uang sampai ke tangan Zairin, keduanya ditangkap petugas KPK.
Penyidik juga kemudian menangkap Rachmat Yasin. Atas kasus yang
menjeratnya ini, melalui proses sidang yang panjang Rachmat Yasin dituntut 5.5
tahun penjara oleh Majelis Hakim Pengadilan Negeri (PN) Tipikor Bandung,71
Rachmat Yasin dinilai terbukti bersalah menerima uang suap untuk melakukan
suatu hal yang tidak sesuai dengan kewajibannya sebagai penyelenggara negara,
sesuai dengan yang tercantum dalam dakwaan pertama yaitu pasal 12 huruf a UU
Nomor 31 tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
sebagaimana yang telah diubah dalam UU Nomor 20 Tahun 2001, Rachmat Yasin
juga diharuskan membayar denda sebesar 300 juta rupiah atau subsidair 3 bulan
kurungan penjara. Majelis Hakim juga mengganjar hukuman tambahan berupa
pencabutan hak Rachmat Yasin untuk dipilih kembali menjadi pejabat publik
selama dua tahun. Hukuman ini sebenarnya lebih ringan dibandingkan tuntutan
JPU yang menuntut Rachmat Yasin dengan hukuman penjara 7.5 tahun.
Keringanan hukuman yang diterima Rachmat Yasin adalah karena tindakannya
yang kooperatif dan sopan selama persidangan serta mengakui menerima uang
71Andrian Salam Wiyono, Rachmat Yasin Terima Hukuman 5.5 Tahun. Artikel diakses pada 4 April
2016 dari lama http://www.merdeka.com/peristiwa/terima-vonis-penjara-55-tahun-rahmat-yasin-bilang-
innalillahi.html
63
dan bersedia menyerahkan uang yang diterimanya ke penyidik. Selain itu,
Rachmat Yasin juga belum pernah dihukum dan ketika menjabat sebagai Bupati
Bogor menerima beberapa penghargaan atas kinerjanya.72
B. Ketentuan Partai Persatuan Pembangunan Terkait Kasus Korupsi Rachmat
Yasin
Setidaknya ada enam prinsip perjuangan yang menjadi pegangan seluruh
anggota partai, yaitu: (1) Prinsip ibadah kepada Allah SWT, (2) Prinsip amar
makruf nahi munkar, (3) Prinsip kebenaran, kejujuran dan keadilan, (4) Prinsip
musyawarah, (5) Prinsip persamaan dan persatuan, (6) Prinsip istiqomah.73
Melalui enam prinsip perjuangan tersebut sudah jelas bahwa korupsi menyalahi
hampir kesemua poin yang telah disebutkan. Al – Quran dalam beberapa ayat
menekankan untuk selalu bertindak amanah dan jujur dalam menjalankan
wewenang sementara korupsi merupakan hal yang bertententangan dengan sikap
amanah, seperti tertuang dalam An – Nisa [4]: 107.
“Sungguh, Allah menyuruhmu menyampaikan amanat kepada yang
berhak menerimanya, dan apabila kamu menetapkan hukum di antara
manusia hendaknya kamu menetapkan dengan adil. Sungguh, Allah sebaik
baiknya yang Memberi pengajaran kepadamu. Sungguh, Allah Maha
Mendengar, Maha Melihat” (al – Quran, an – nisa: 107)
72 Okan Firdaus, Bupati Bogor Non-Aktif Divonis 5,5 Tahun Penjara. Artikel diakses pada 4 April 2016
dari laman http://news.liputan6.com/read/2139820/bupati-bogor-non-aktif-rachmat-yasin-divonis-55-
tahun-penjara
73 Dewan Pimpinan Pusat Partai Persatuan Pembangunan, Keputusan Munas Ulama III Majelis Syariah
DPP PPP: Mabda’ Siyasi dan Taushiyah, h. 42.
64
Serta melarang keras berkhianat untuk melakukan penyelewengan dari tanggung
jawab yang seharusnya dipikul dengan baik
“Wahai orang – orang yang beriman! Janganlah kamu mengkhianati Allah
dan Rasul dan (juga) janganlah kamu mengkhianati amanat yang
dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui” (al – Quran, al –
Anfal: 180)
Tindakan korupsi sebagaimana sabda nabi dalam Hadis Riwayat Muslim juga
diancam hukuman neraka: “Tidaklah seseorang yang diberi wewenang untuk
mengurus urusan rakyatnya, tetapi ia menipu mereka, kemudian ia mati, kecuali
haram baginya surga.” Dan dalam Hadis Riwayat Bukhari, Nabi bersabda:
“Berikanlah hak hak rakyat karena sesungguhnya Allah akan meminta
pertanggung jawaban setiap penguasa perihal hak – hak rakyatnya”, kemudian
dalam Hadis Riwayat Bukhari yang lain, Nabi bersabda: “Jika amanah hilang,
maka tunggulah kehancuran”.
Komitmen anti-korupsi Partai Persatuan Pembangunan setidaknya sudah
tertuang dalam rapat yang dibahas dalam Muktamar VIII di Surabaya. Dalam
ketetapan anggaran rumah tangga Partai Persatuan Pembangunan bab 3 pasal 9
tentang persayaratan dan larangan, dituliskan bahwa anggota Partai Persatuan
Pembangunan dapat diberhentikan dari keanggotaan partai apabila sudah menjadi
tersangka dalam tindak pidana korupsi oleh Komisi Pemberantasan Korupsi.74
Bahkan sebelum jatuh dakwaan kepada anggota yang diduga korupsi, atau masih
dalam status tersangka, anggota tersebut sudah bisa diberhentikan. Ini patut
74 PPP. Ketetapan Ketetapan dan Hasil Mukhtamar VIII (Jakarta: Dewan Pimpinan Pusat, Partai
Persatuan Pembangunan, 2014), h. 117.
65
diapresiasi dan bisa menjadi bukti bahwa semenjak maraknya kasus korupsi yang
menimpa anggota partainya, Partai Persatuan Pembangunan semakin serius dalam
memerangi korupsi di dalam lingkup partainya.
Kasus korupsi Rachmat Yasin dipandang oleh Partai Persatuan
Pembangunan sebagai sesuatu yang berada di luar tanggung jawab partai.
Rachmat Yasin dinilai oleh partai merupakan sosok pemuda yang cerdas,
ceramahnya dapat merangkul semua golongan dan sering memberikan suara yang
cerdas ketika ada dalam rapat partai, hal ini juga yang menjadi faktor ketidak
raguan pengurus partai untuk mengangkat Rachmat Yasin sebagai ketua Dewan
Pimpinan Wilayah Jawa Barat. Kasus korupsi dalam diri Rachmat Yasin, dan juga
anggota Partai Persatuan Pembangunan yang lain, dinilai sebagai aksi individu
yang tidak mudah diawasi partai. Jika saja perilaku korupsi nya dapat terawasi,
tentu akan dicegah oleh pengurus partai. Pencegahan perilaku menyimpang
anggota dari aturan partai adalah dengan cara diberikan surat teguran tertulis
sebanyak tiga kali, jika kali ketiga tetap tidak bisa merubah dirinya, maka akan
diberhentikan. Tidak hanya itu, masyarakat juga dapat melaporkan jika ada
anggota Partai Persatuan Pembangunan yang dinilai kurang bermoral atau bahkan
terlihat indikasi melakukan korupsi. Temuan ini dapat dilaporkan segera ke
pengurus partai, nantinya pengurus partai akan mengajukan laporan tersebut ke
mahkamah partai dan mahkamah partai akan mengumumkan surat teguran atau
bahkan pemberhentian. Namun dalam mengeluarkan surat pemberhentian tetap
ada hak hak terlapor untuk membela diri, ini menghindari sikap sewenang –
66
wenang dalam menjalankan kekuasaan sekaligus mengedepankan sikap
musyawarah partai.75
Partai Persatuan Pembangunan nampaknya memiliki pandangan yang
sama dengan partai lain dalam melihat korupsi, haram. Perilaku korupsi dalam
Partai Persatuan Pembangunan bisa disamakan dengan kejahatan berat seperti
membunuh karena jelas mengambil hak orang lain. Terkait aksi korupsi yang
dilakukan oleh orang yang taat beragama, ketua Dewan Pimpinan Pusat, Amran
Remy, juga masih belum bisa memberikan jawaban jelas. Kader Partai Persatuan
Pembangunan yang melakukan korupsi seperti Rachmat Yasin diakui olehnya
adalah orang yang taat beribadah dan di lingkungannya merupakan suri tauladan
yang baik. Namun, ambisinya mampu mengalahkan semuanya, termasuk
landasan Islam yang tertanam dipikirannya. Ambisi tersebut bisa berupa ingin
cepat kaya raya, ingin menduduki jabatan yang lebih tinggi, ingin memperoleh
kekuasaan dan lain lain. Lebih lanjut, Partai Persatuan Pembangunan bahkan
Islam, tidak pernah melarang umatnya untuk menjadi kaya raya dan memiliki
jabatan, namun selama rezeki nya diperoleh dengan cara yang halal, bukan cara
yang haram, tidak melupakan zakat, bersedekah dan berinfak sodaqah tentu
diperbolehkan.
75 Wawancara Pribadi dengan Amran Remy, Ketua Dewan Pimpinan Pusat Partai Persatuan
Pembangunan. 6 Oktober 2015.
67
Adapun kebijakan Partai Persatuan Pembangunan terkait kasus korupsi
anggota partainya tertuang dalam AD/ART partai Bagian Ketiga tentang
Pemberhentian Anggota Dewan Pimpinan
Bagian Ketiga
Pemberhentian Anggota Dewan Pimpinan
Pasal 11
(1) Pemberhentian tetap atau pemberhentian sementara Anggota Dewan
Pimpinan di berbagai tingkatan yang terdiri atas Ketua Umum DPP,
DPW/DPD/DPLN/DPC/PR, Pengurus Harian DPP/DPW/DPD/
DPLN/DPC/PR, Pimpinan dan anggota Majelis, Pimpinan dan
Anggota Mahkamah Partai, Pimpinan dan Anggota Departemen/
Biro/Bagian/Seksi/Kelompok Kerja/ Lembaga dapat dilakukan
karena:
a. Berhalangan tetap karena meninggal dunia atau karena hal lain;
b. Berhenti atas permintaannya sendiri;
c. Menjadi tersangka tindak pidana korupsi oleh KPK;
d. Menjadi terdakwa atau dinyatakan bersalah berdasarkan
putusan pengadilan tingkat pertama;
e. Sangat nyata tidak aktif dalam kegiatan kepemimpinan PPP;
f. Sangat nyata tidak aktif dalam kegiatan kepemimpinan PPP;
g. Melakukan perbuatan menjatuhkan nama PPP;
h. Melanggar ketetapan/ keputusan PPP yang ditetapkan/
diputuskan secara sah.
(2) Anggota DPP, DPW, DPD, DPLN, DPC dan PR yang memenuhi
ketentuan pasal 11 ayat (1) huruf a dan b berhenti secara tetap dengan
sendirinya dan ditetapkan oleh pengurus harian sesuai tingkatannya;
(3) Anggota DPP, DPW, DPD, DPLN, DPC dan PR yang memenuhi
ketentuan pasal 11 ayat (1) huruf c dan d berhenti sementara dengan
sendirinya dan ditetapkan oleh Pengurus Harian sesuai dengan
tingkatannya. Dalam hal yang bersangkutan dinyatakan bersalah
berdasarkan putusan pengadilan tingkat pertama, yang bersangkutan
dinyatakan berhenti secara tetap dan ditetapkan oleh pengurus harian
sesuai tingkatannya;
68
Lebih lanjut ketika Rachmat Yasin dinyatakan menjadi tersangka kasus
korupsi dengan PT Bukit Jonggol Asri, sikap Rachmat Yasin dinilai oleh pengurus
Partai Persatuan Pembangunan sebagai sikap yang patut diapresasi. Bukan karena
korupsinya, tapi karena dirinya mengakui bahwa dirinya memang benar bersalah
dan bersedia mengundurkan diri dari kepengurusan partai tidak lama setelah
dinyatakan sebagai tersangka. Rachmat Yasin juga bersedia mengembalikan hasil
korupsinya senilai 4.5 miliar rupiah dan kooperatif saat di ruang sidang.
Perilaku korupsi dalam tubuh Partai Persatuan Pembangunan dianggap
sebagai masalah pada individu masing – masing. Partai Persatuan Pembangunan
ingin masalah ini dilihat dari perserpsi cara berpikir seseorang dan harus selalu
dipisahkan dari institusi yang ia naungi. Faktanya selama ini, Partai Persatuan
Pembangunan dalam setiap kegiatannya selalu mengedepankan kegiatan positif
dan berasaskan Islam. Dimulai dari perekrutan anggota, tidak semata mata
membuat Kartu Tanda Anggota lantas bisa masuk begitu saja dalam kepengurusan
partai. Dalam perekrutan partai nya saat ini, Partai Persatuan Pembangunan
mengharuskan anggotanya mengikuti proses pelatihan kader (kaderisasi) untuk
menanamkan aturan – aturan partai, salah satunya sikap membentengi diri dari
perilaku korupsi tentunya dengan menanamkan nilai – nilai keIslaman di dalam
diri anggota nya.76
76 Wawancara dengan Mahmurahman, Ketua Partai Persatuan Pembangunan Kota Bogor Bidang
Pengkaderan. 26 Oktober 2015.
69
C. Perlunya Revitalisasi Ideologi Islam bagi Para Kader PPP
Revitalisasi Ideologi Islam dalam Partai Persatuan Pembangunan
merupakan salah satu hal yang perlu dilakukan agar partai dapat menjaga anggota
dari perilaku tercela korupsi. Revitalisasi ini dinilai perlu karena nampaknya sifat
sejati ajaran Islam untuk anti-korupsi belum bisa diresapi dengan baik oleh
beberapa anggota partai, ironisnya kebanyakan yang melakukan korupsi adalah
pimpinan partai. Ini terlihat jelas dari pandangan kesalehan yang hanya terpaku
pada aktivitas ritual semata.77 Seseorang akan nampak saleh apabila sudah
melakukan solat wajib dengan rutin, membayar zakat serta puasa di bulan
Ramadhan, padahal pandangan saleh dalam Islam memiliki definisi yang lebih
luas termasuk di dalamnya pengkhayatan tentang membentengi diri dari sikap
korup.78 Sikap ini harus tertuang dalam sebuah ideologi yang perlu direvitalisasi
kembali, dimaterialkan dan diubah ke dalam sebuah identitas serta energi gerak
program partai. Seruan untuk membasmi korupsi dan menutup diri dari perilaku
tercela menurut Islam perlu digalakan dalam setiap mukhtamar partai.
Visi Partai Persatuan Pembangunan79 adalah mewujudkan masyarakat
yang bertaqwa kepada Allah SWT dan Negara Indonesia yang adil, makmur,
sejahtera, bermoral, demokratis, tegaknya supremasi hukum, penghormatan
terhadap Hak Asasi Manusia (HAM), serta menunjang tinggi harkat martabat
77 Melalui wawancara dengan Amran Remy, Ubaedillah dan Mahmurahman, Rachmat Yasin
merupakan orang yang saleh dalam urusan beribadah dan menjalankan ritual Islam.
78 Evi Hartanti, Tindak Pidana Korupsi, (Jakarta: Sinar Grafika, 2005), h. 11.
79 PPP, Ketetapan Muktamar VI Partai Persatuan Pembangunan tentang Khittah dan Program
Perjuangan PPP (Jakarta: Dewan Pimpinan Pusat, Partai Persatuan Pembangunan, 2007), h. 12.
70
kemanusiaan dan keadial sosial yang berlandaskan kepada nilai – nilai
keIslaman.
Misi Partai Persatuan Pembangunan (Khidmat Perjuangan), yakni:
1. PPP berkhidmat untuk berjuang dalam mewujudkan dan membina
manusia serta masyarakat yang beriman dan bertaqwa, mengembangkan
ukhuwah Islamiyah (persaudaraan sesama muslim).
2. PPP berkhidmat untuk memperjuangkan hak – hak asasi manusia dan
kewajiban dasar manusia sesuai harkat dan martabatnya dengan
mempertahankan nilai – nilai agama terutama nilai – nilai ajaran Islam,
dengan mengembangkan Ukhuwah Basyariyah (Persaudaraan sesama
manusia).
3. PPP berkhidmat untuk berjuang memelihara rasa aman, mempertahankan
dan memperkukuh persatuan dan kesatuan bangsa dengan
mengembangkan ukhuwah wathaniyah (persaudaraan sebangsa).
4. PPP berkhidmat untuk berjuang melaksanakan dan mengembangkan
kehidupan politik yang mencerminkan demokrasi dan kedaulatan rakyat
yang sejati dengan prinsip – prinsip musyawarah untuk mencapai mufakat.
5. PPP berkhidmat untuk memperjuangkan berbagai upaya dalam rangka
mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur yang diridhai oleh Allah
SWT. Baldatun Thayyibatun wa rabbun ghafur.
Melihat Visi dan Misi Partai Persatuan Pembangunan, jelas terlihat bahwa PPP
akan sejalan dengan tugas revitalisasi ideologi keIslaman partai dalam rangka
71
melawan korupsi. Lebih lanjut, PPP juga memandang korupsi dengan pandangan
yang sejalan dengan Islam, yakni sebagai sesuatu yang diharamkan dan dapat
merusak partai dalam mencapai cita – cita.80
Partai Persatuan Pembangunan tidak memiliki persyaratan khusus bagi
calon anggotanya, persyaratan utama adalah beragama Islam dan memiliki
jasmani serta rohani yang sehat. Tidak ada mekanisme khusus seperti harus dari
golongan ulama, NU atau Muhammadiyah.81 Dalam ketetapan dan hasil
mukhtamar VIII Partai Persatuan Pembangunan di Surabaya pada 17 Oktober
2014:
Persyaratan untuk menjadi anggota biasa PPP:
a. Telah Berusia 17 (tujuh belas) tahun atau sudah/ pernah menikah;
b. Menerima dan sanggup mematuhi Anggaran Dasar dan Anggaran
Rumah Tangga serta Khittah dan Program Perjuangan PPP;
c. Sanggup aktif mengikuti kegiatan – kegiatan PPP.
Melalui hal tersebut proses revitalisasi ideologi Islam bisa dimulai dari
awal proses anggota mengikuti kegiatan – kegiatan partai. Proses ini bisa meliputi
pengamalan Khittah Perjuangan Partai Persatuan Pembangunan tentang ideologi
Islam sebagai syari’at terakhir yang diturunkan Allah SWT kepada umat manusia
di muka bumi adalah suatu kebenaran mutlak yang mengandung tuntutan
kebajikan yang bersifat universal serta meliputi seluruh aspek kehidupan dan
80 Wawancara dengan Ahmad Ubaedillah, Wakil Ketua I Partai Persatuan Pembangunan Kota Bogor
Bidang Organisasi. 26 Oktober 2015.
81 PPP. Ketetapan Ketetapan dan Hasil Mukhtamar VIII, h. 111.
72
berlaku sepanjang masa. Termasuk di dalamnya memerangi korupsi. Kehadiran
kepercayaan untuk menolak segala bentuk perilaku tercela dan berperilaku adil
tercermin dalam banyak ayat al – Quran dan perilaku tauladan Nabi yang
diharapkan mampu menjadi cara ampuh untuk membentengi diri anggota partai
dari banyak bentuk perilaku korupsi.
73
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari uraian panjang mengenai komitmen penegakan anti-korupsi Partai
Persatuan Pembangunan terkait kasus korupsi Bupati Bogor, Rachmat Yasin. Maka
penelitian ini akhirnya menarik kesimpulan, bahwa:
1. Partai Persatuan Pembangunan memandang anggotanya yang melakukan
korupsi sebagai masalah terpisah dari partai, termasuk pada kasus korupsi
Rachmat Yasin. Partai dalam hal ini, telah melakukan seruan untuk tidak
melakukan korupsi melalui kegiatan – kegiatan kepada anggotanya. Partai
Persatuan Pembangunan sendiri memandang korupsi sebagai sesuatu yang
sangat tercela dan haram. Korupsi mampu merusak kestabilan ekonomi,
politik, dan berujung pada kerusakan bangsa dan negara.
2. Dalam upaya pemberantasan korupsi di ruang lingkup partai, Partai
Persatuan Pembangunan lewat Mukhtamar VIII di Surabaya membuat aturan
yang ditulis jelas dalam AD/ART partai tentang pemecatan bagi anggota
yang dinyatakan menjadi tersangka oleh Komisi Pemberantasan Korupsi.
Upaya ini juga akan dibarengi dengan pemberian pemahaman tentang
perilaku korup menurut Islam.
74
3. Kasus korupsi Rachmat Yasin dipandang Partai Persatuan Pembangunan
karena ambisi dari Rachmat Yasin yang ingin menjadi Ketua Umum partai.
Partai Persatuan Pembangunan juga mengakui masalah ini berawal dari
mahalnya biaya politik yang harus dikeluarkan.
4. Merevitalisasi ideologi Islam bagi kader PPP merupakan cara paling tepat
untuk memberikan pemahaman bahwa definisi saleh dalam Islam tidak
hanya meliputi kegiatan ritual seperti solat, puasa, zakat dan naik haji saja,
namun juga meliputi keseluruhan pandangan hidup. Umat Islam harus
menyadari bahwa setiap langkahnya selalu dalam pengawasan Allah Swt dan
akan dipertanggung jawabkan. Beberapa konsep Islam yang perlu menjadi
pegangan bagi seluruh anggota Partai Persatuan Pembangunan, antara lain:
a) Memelihara dan mengembangkan ideologi Islam dalam kehidupan nyata.
Tidak hanya mencegah terjadinya korupsi di dalam ruang lingkup
pemerintahan, ideologi Islam yang dikembangkan dalam kehidupan nyata
dipercaya akan mendukung terciptanya lingkungan yang bebas dari
korupsi dalam segala aspek kehidupan.
b) Menjadikan ideologi Islam sebagai penggerak dan pembentuk cara
berpikir, bersikap dan bertindak dari organ – organ yang ada di dalam
partai. Hal ini bertujuan sebagai alat bagi anggota Partai Persatuan
Pembangunan untuk membentengi diri dari tindakan – tindakan yang
menyimpang dari nilai – nilai yang telah digariskan oleh Islam. Cara ini
juga dipandang sebagai tindakan preventif bagi para anggota.
75
c) Menjadikan sikap anti-korupsi sebagai citra partai. Hal ini diharapkan
mampu meresap kedalam pola pikir dan gerak anggota Partai Persatuan
Pembangunan menjadi lebih waspada terhadap korupsi.
Pandangan diatas tidak akan mengubah visi dan misi Partai Persatuan
Pembangunan, malah akan bersinergi dengannya.
B. Saran
Dari kesimpulan yang telah dipaparkan diatas, penulis perlu menyampaikan
saran terkait topik penelitian korupsi dan partai Islam. Kajian dan studi tentang
korelasi Islam dan korupsi perlu terus dilakukan, khususnya bagi anggota partai
Islam. Ini perlu dilakukan agar umat tidak hanya memahami Islam sebagai ritual
semata namun juga memahami kontekstualisasi secara menyeluruh lebih jauh seperti
termasuk di dalamnya perang melawan korupsi.
76
DAFTAR PUSTAKA
Alkosar, Artidjo. Korupsi Politik di Negara Modern. Yogyakarta: FH UII Press, 2009.
Amir, Syafruddin. Transformasi Energi PPP: Konsolidasi Menuju Partai Sejati.
Bandung: Idea Publishing, 2009.
Azra, Azyumardi. “Agama dan Pemberantasan Korupsi” dalam Tanthowi, Pramono
ed., Membasmi Kanker Korupsi. Jakarta: PSAP, 2004.
Budiardjo, Miriam. Dasar – Dasar Ilmu Politik. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama,
2008.
Dewan Pimpinan Pusat Partai Persatuan Pembangunan. Keputusan Munas Ulama III
Majelis Syariah DPP PPP: Mabda’ Siyasi dan Taushiyah. Jakarta: DPP PPP,
2012.
Effeny, Bachtiar. Islam dan Negara: Transformasi Gagasan dan Praktik Politik Islam
di Indonesia. Jakarta: Yayasan Abad Demokrasi, 2011.
Endaswara, Suwardi. Metodologi Penelitian Folklor. Yogyakarta: Media Pressindo,
2009.
Firmanzah. Mengelola Partai Politik: Komunikasi dan Positioning Ideologi politik di
Era Demokrasi. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor, 2011.
Geertz, Clifford. Islam Observed: Religious Development in Morocco and Indonesia.
Chicago: University of Chicago Press, 1968.
Gibb, H.R. dalam Natsir, M. Capita Selecta, (Jilid I). Jakarta: Bulan Bintang, 1973.
Hanafie, Haniah dan Suryani. Politik Indonesia. Jakarta: Lemlit UIN Jakarta, 2011.
Hartanti, Evi. Tindak Pidana Korupsi. Jakarta: Sinar Grafika, 2005.
Hidayat, Lalu Misbah. Reformasi Administrasi: Kajian Komparatif Pemerintahan
Tiga Presiden. Jakarta: Gramedia, 2007.
Ihsan, Ahmad Bakir. “Ideologi Islam dan Partai Politik: Strategi Partai Persatuan
Pembangunan dalam Memasukan Nilai – Nilai Islam ke Dalam Rancangan
Undang – Undang di Era Reformasi, 2004 – 2009.” Disertasi Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2015.
Jain, Arvind K. Corruption: a Review. Concordia University, 2001.
Kamil, Sukron. Pemikiran Islam Tematik: Agama dan Negara, Demokrasi, Civil
Society, Syariah dan HAM, Fundamentalis, dan AntiKorupsi. Jakarta:
Kencana).
Klitgaard, Robert. Controlling Corruption. California: University of California Press,
1998.
Mandan, Arief Mudatsir. Krisis Ideologi: Catatan Tentang Ideologi Politik Kaum
Santri Studi Kasus Penerapan Ideologi Islam PPP. Jakarta: Pustaka Indonesia
Satu, 2009.
77
Marsh, David dan Stoker, Gerry. Teori dan Metode dalam Ilmu Politik. Bandung: Nusa
Media 2010.
Maulana, Ilham. “Dakwah dan Politik: Studi atas Drs. H. Rachmat Yasin.” Skripsi S1
Fakultas Dakwah dan Penyiaran Islam, Universitas Islam Negeri Jakarta, 2009.
Mayrudin, Yebi Ma’asan. “Transisi Demokrasi dan Perilaku Partai Islam (Studi
Tentang Kemerosotan Perolehan Suara PPP Pasca Orde Baru)”, Skripsi S1
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Islam Negeri Jakarta, 2011.
McLellan. Ideology. Mineapolis: University Press, 1986.
Muhtar, Mas’oed. Politik, Birokrasi, Pembangunan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
1994.
PPP. Mabda Siyasi: Pandangan PPP Terhadap Islam. Jakarta: DPP PPP, 2012.
Ramilus, S. Perjalanan Anak Guru Madrasah Menuju Kursi Bupati Bogor. 2008.
Robertson, Roland. Agama: Dalam Analisa dan Interpretasi Sosiologis. Jakarta: Raja
Grafindo Persada, 1993.
Rose, Susan dan Ackerman. Korupsi dan Pemerintah: Sebab, Akibat dan Reformasi.
Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 2000.
Rukmana, Aan. Korupsi di Indonesia dalam Lintas Sejarah. Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama, 2009.
Safikri, Adik Saiful Yulianto. “Korupsi Politik Kartel di Pemerintahan Semarang.”
Skripsi S1 Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Islam Negeri Jakarta,
2013.
Sjadzali, Munawir. Islam dan Tata Negara: Ajaran, Sejarah dan Pemikiran. Jakarta:
UI Press, 2008.
Syahathah, Husein. Suap dan Korupsi dalam Perspektif Syari’ah Islam. Jakarta:
Amzah, 2003.
Syariati, Ali. Tugas Cendikiawan Muslim. Yogyakarta: Salahudin Press, 1982.
Syathathah, Husein. Suap dan Korupsi dalam Perspektif Syariah. Jakarta: Amzah,
2003.
Tanzi, Vito. Corruption Around The World: Causes, Consequences, Scope, and Cures.
IMF Working Paper, International Monetary Fund, 1998.
The World Book Encyclopedia, volume 10. Chicago: World Book inc, 1990.
Widjoyanto, Bambang. Koruptor itu Kafir: Telaah Fiqih dalam Muhammadiyah dan
Nahdlatul Ulama. Jakarta: Mizan, 2010.
Zubair, Charis. Etika Rekayasa menurut Konsep Islam. Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
1997.
78
Karya Ilmiah
Ihsan, Ahmad Bakir. “Ideologi Islam dan Partai Politik: Strategi Partai Persatuan
Pembangunan dalam Memasukan Nilai – Nilai Islam ke Dalam Rancangan
Undang – Undang di Era Reformasi, 2004 – 2009.” Disertasi Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2015.
Maulana, Ilham. “Dakwah dan Politik: Studi atas Drs. H. Rachmat Yasin.” Skripsi S1
Fakultas Dakwah dan Penyiaran Islam, Universitas Islam Negeri Jakarta, 2009.
Mayrudin, Yebi Ma’asan. “Transisi Demokrasi dan Perilaku Partai Islam (Studi
Tentang Kemerosotan Perolehan Suara PPP Pasca Orde Baru)”, Skripsi S1
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Islam Negeri Jakarta, 2011.
Internet
Andrian Salam Wiyono, Rahmat Yasin Terima Hukuman 5.5 Tahun. Artikel diakses
pada 4 April 2016 dari lama http://www.merdeka.com/peristiwa/terima-
vonis-penjara-55-tahun-rahmat-yasin-bilang-innalillahi.html
Arry Anggada, Korupsi Meningkat di Zaman Soeharto. Artikel diakses dari
http://politik.news.viva.co.id/news/read/13650-
korupsi_meningkat_di_zaman_soeharto
Bunga Manggiasih, Kronologi Bupati Bogor Rachmat Yasin Ditangkap KPK,
artikel diakses pada 14 Februari 2015 dari
www.tempo.co/read/news/2014/05/08/063576168/Kronologi-Bupati-Bogor-
Rachmat-Yasin-Ditangkap-KPK
Bupati dan Wakil Bupati Bogor Terpilih Dilantik Hari Ini,
http://news.okezone.com/read/2013/12/30/501/919206/bupati-wakil-bupati-
bogor-terpilih-dilantik-hari-ini
Dedy Priatmojo dan Santi Dewi, Tiga Negara Terkorup di Dunia, Indonesia Masuk
Ranking Berapa? artikel diakses dari
www.news.viva.co.id/news/read/463931-tiga-negara-terkorup-di-dunia--
indonesia-masuk-rangking-berapa-
Detik, Ini Profil Bukit Jonggol Asri yang Terseret Kasus Rahmat Yasin. Artikel
diakses pada 4 April 2014 dari laman
http://news.detik.com/berita/2578128/ini-profil-bukit-jonggol-asri-yang-
terseret-kasus-rachmat-yasin
Detik, Melibatkan Cahyadi Kumala, Begini Kronologi Penyuapan Bupati Bogor.
Artikel ini diakses pada 4 April 2016 dari laman
http://news.detik.com/berita/2656960/melibatkan-cahyadi-kumala-begini-
kronologi-lengkap-penyuapan-bupati-bogor/3
79
Fitri Supratiwi, Rahmat Yasin Persatukan Pengda Jabar,
http://www.antaranews.com/berita/411575/rachmat-yasin-persatukan-pengda-
pssi-jabar.
Hitung Cepat LSI: Rahmat Yasin Menang Telak Satu Putaran,
http://www.republika.co.id/berita/nasional/jabodetabek-
nasional/13/09/08/mssxe1-hitung-cepat-lsi-rachmat-yasin-menang-telak-di-
pilkada-kabupaten-bogor
https://www.transparency.org
Indri Maulidar, Empat Partai Pecahan Golkar yang Masih Eksis, artikel dari
http://nasional.tempo.co/read/news/2014/12/02/078625766/empat-partai-
pecahan-golkar-yang-masih-eksis/1
Khittah dan Program Perjuangan PPP, http://ppp.or.id/page/khitthah-dan-program-
perjuangan-/index/
Khittah dan Program Perjuangan PPP, http://ppp.or.id/page/khitthah-dan-program-
perjuangan-/index/
Khoirul, Pejabat Bogor Wajib Bisa Baca Al-Quran dan Jadi Imam Shalat. Artikel ini
diakses pada 4 April 2016 dari http://www.nu.or.id/post/read/15895/pejabat-
bogor-wajib-bisa-baca-al-quramp8217an-dan-jadi-imam-shalat
Okan Firdaus, Bupati Bogor Non-Aktif Divonis 5,5 Tahun Penjara. Artikel diakses
pada 4 April 2016 dari laman http://news.liputan6.com/read/2139820/bupati-
bogor-non-aktif-rachmat-yasin-divonis-55-tahun-penjara
Prestasi Kabupaten Bogor,
https://bogorkab.go.id/uploads/images/Bogorkab/Microsoft%20PowerPoint%
20-%20prestasi%20bupati%20bogor%20web.pdf
Profil dan Prestasi Klub Persikabo Bogor,
http://www.heibogor.com/post/detail/3400/profil-dan-prestasi-klub-
persikabo-bogor
Profil Rahmat Yasin, http://www.intelijen.co.id/rahmat-yasin/
RMOL Kantor Berita Politik, Kejagung Ambil Alih Kasus Lahan Fasum Sentul
City. Artikel ini diakses pada 4 April 2016 dari laman
http://www.rmol.co/read/2016/02/15/235776/Kejagung-Ambil-Alih-Kasus-
Lahan-Fasum-Sentul-City-
WAWANCARA
Wawancara dengan Amran Remy (Ketua DPP PPP)
Wawancara dengan Ahmad Ubaedillah (Wakil Ketua I Bidang Organisasi PPP
Bogor)
Wawancara dengan Mahmurahman (Ketua PPP Kota Bogor Bidang Kaderisasi)
80
LAMPIRAN – LAMPIRAN
TRANSKRIP WAWANCARA
Narasumber : Amran Remy, Ketua DPP Partai Persatuan Pembangunan
Lokasi : Jakarta, Gedung DPP PPP
Hari/ Tanggal : Selasa, 6 Oktober 2015
Bagaimana Islam dalam PPP bisa menjadi benteng anti korupsi bagi kadernya?
PPP sebagai partai islam, melarang seluruh kadernya melakukan korupsi. Komitmen
tersebut setidaknya dibahas dalam Muktamar ke-8 di Surabaya. “Jika ada kader PPP
belum terdakwa, baru tersangka saja melakukan korupsi, harus mundur dari
kepengurusan partai”. Setidaknya hal tersebut bisa menjadi komitmen PPP dalam
membentengi dirinya dari korupsi.
81
Soal biaya politik yang mahal: RY Ingin Menjadi Ketua Umum Partai
Jadi seperti ini, beliau ini memang ketua DPP yang sukses. Dalam usia muda keinginan
untuk menjadi ketua umum partai. Dalam menuju kesana, pasti ada ongkos ongkos politik
yang besar. Hal ini yang mungkin menjadi memengaruhi RY.
Bagaimana cara PPP merekrut kadernya?
Ada dibuku. Jadi siapa saja yang sudah dewasa, berumur minimal 17 tahun, beragama
Islam, dan patuh terhadap aturan PPP, bisa datang pengurus PPP terdekat kemudian akan
mendapat kartu anggota.
Bagaimana pandangan Islam PPP sebagai partai berbasis Islam?
PPP mengedepankan Azas Nahi Munkar (menegakan kebenaran dan mencegah yang
munkar), termasuk korupsi merupakan perbuatan yang munkar dan tidak dibenarkan
menurut PPP. Sampai kapanpun, PPP tidak akan meridhoi kadernya jika memenuhi
keinginan politiknya dengan melakukan cara cara korupsi. Jadi semua landasan partai
PPP harus berlandaskan keislaman, yang sudah disusun dalam Anggaran Dasar/ Angaran
Rumah Tangga Partai (AD/ART Partai).
Jika ada Kader PPP yang menyimpang dari peraturan Partai?
Jika ada kader yang melakukan perbuatan demikian, akan kita tegur tertulis sebanyak tiga
kali. Jika tidak bisa merubah dirinya, akan diberhentikan, sederhana saja. Contoh
misalnya, ada anggota partai PPP yang dinilai oleh masyarakat kurang bermoral, tinggal
laporkan saja ke pengurus partai. Kemudian oleh pengurus partai akan diajukan ke
mahkamah partai, dan mahkamah partai yang akan mengumumkan. Namun tetap ada hak
dia untuk membela diri, hak jawab, tidak main pecat saja, tidak sewenang wenang. Kita
tetap mengharapkan dia bisa merubah dirinya menjadi lebih baik sesuai dari segi akidah
keislamannya.
Bagaimana PPP memandang Korupsi?
Sudah jelas bahwa itu haram, baik secara pribadi diri saya sendiri maupun partai. Dalam
ilmu pidana saja termasuk kejahatan kerah putih, membunuh atau mengambil hak orang
lain. Termasuk perbuatan yang biadab. Jadi PPP sangat anti terhadap perbuatan korupsi.
Singkat saja.
Jadi korupsi dan sejenisnya, termasuk yang berbau pidana, tidak akan menjadi peran PPP.
Bahkan akan hilang hak politik kader PPP ketika keputusan pengadilan menetapkan dia
dihukum.
82
PPP sudah memberikan contoh paling baik dalam pemberantasan korupsi, karena PPP
memiliki cara pandang yang sama dengan islam dalam memandang perbuatan korupsi.
Mengapa orang yang menganut ideologi Islam melakukan korupsi?
Memang contoh kita pun berpikir seperti itu. Orang dia (koruptor) melakukan 5x solat
semestinya dapat memberikan suri tauladan yang baik, tetapi mungkin ada keinginan
pribadi pribadi tertentu, yang mungkin dia sebenarnya tidak mampu, namun karena ingin
memenuhi ambisi yang kuat sementara kurang modal, mungkin berubah pikiran. Korupsi
sebenarnya menyangkut pribadi seseorang. Saya lihat sendiri, kader yang korupsi, rajin
menjalankan solat, melakukan amal, saat lebaran memberikan sumbangan, namun pada
akhirnya melakukan korupsi.
PPP tidak melarang kadernya kaya raya
Sepanjang rezeki diperoleh dengan cara yang halal. Bukan cara yang haram. Jangan
lupakan zakat, bersedekah, berinfak, silahkan saja. PPP tidak melarang kadernya kaya
raya, sepanjang itu didapatkan melalui kerja keras.
Apa ideologi islam berpengaruh dalam membentengi diri dari korupsi?
Sangat berpengaruh. Sepanjang dia mengkhayati al – Quran, sudah seharusnya bisa
mencegah dirinya untuk tidak berbuat kemunkaran kemunkaran di permukaan bumi ini.
Dia harus memberikan suri tauladan seperti nabi Muhammad. Islam sesungguhnya sangat
sempurna, tidak hanya memandang korupsi saja. Islam juga yang sebenarnya menuntun
manusia secara individu untuk berbuat yang terbaik dalam rangka menjalankan tugas nya
sebagai khalifatullah di bumi ini. Jadi, sebagai orang yang berpegangan teguh dengan
nilai nilai islam harus selalu memandang apakah rezeki yang didapatkan hari ini halal
atau haram, harus ada pertanyaan seperti itu, agar tidak menghalalkan segala cara.
Tadi disebutkan tata cara menjadi kader PPP harus islam, sementara Islam di
Indonesia seringkali menjadi khiasan saja (Islam KTP). Bagaimana jika ada calon
kader PPP yang islam, namun memiliki Track Record yang buruk?
Bisa saja dia masuk PPP. Karena kita tidak tau apakah nanti nya dia bisa berubah menjadi
baik jika masuk PPP.
83
TRANSKRIP WAWANCARA
Narasumber : Mahmurahman, Ketua PPP Kota Bogor Bidang Pengkaderan
Lokasi : Bogor, Gedung DPRD Kota Bogor
Hari/ Tanggal : Senin, 26 Oktober 2015
Dalam aturan partai, barangsiapa yang belum terdakwa saja, masih tersangka,
sudah bisa dijatuhi hukuman dikeluarkan dari kepengurusan partai. Mengapa
Suryadharma Ali tidak diberhentikan?
Suryadharma Ali (SDA) sebenarnya sudah diberhentikan dari kepengurusan partai,
namun ia tidak mengiyakan. Dalam rapat yang sudah kuorum ia belum mengiyakan
keputusan partai. Ia lebih memilih untuk meninggalkan ruang rapat. Satu hal yang sulit
untuk memberhentikan sekaligus memberikan keputusan hukum dalam menjalankan
peraturan partai dalam masalah ini adalah SDA memiliki hak prerogative sebagai ketua.
Ini juga yang dimenangkan oleh MA sewaktu kisruh kepemimpinan di tubuh PPP. Kubu
Romy (Romahurmuzy) sudah mengajukan untuk memecat SDA, 2/3 anggota harian, 33
84
anggota DPR sudah setuju dengan keputusan Romy, tetap saja, karena ketua umum punya
hak prerogatif kita sulit.
Hak Prerogatif yang dimaksud salah satu isinya adalah mengganti kepengurusan tanpa
persetujuan yang lain, mengganti pengurus yang tidak mengikuti garis perjuangan PPP
dan ia bisa melaksanakan Muktamar.
Jadi hak Prerogatif bukankah malah jauh dari nilai nilai islam karena tidak
menekankan ke musyawarah?
Ini juga menjadi perdebatkan di Mukhtamar terutama poin kedua (mengganti
kepengurusan), seharusnya mengganti kepengurusan haruslah lewat muktamar dan ada
juga alasannya. Ini sebenarnya sudah dirasakan, telah lewat dari garis garis haluan partai.
Kasus Rachmat Yasin dan kasus Surya Dharma Ali berbeda?
Surya Dharma Ali termasuk orang lama di PPP, dan Rachmat Yasin pun sama. Rachmat
Yasin sewaktu pemilihan ketua DPW PPP Jawa Barat juga mendapat sokongan dari Surya
Dharma Ali, keduanya saling sama sama mengenal, semua orang PPP tau betul itu.
Namun ketika kasus kampanye gerindra kemarin, mereka saling terlihat bermusuhan.
Maka tidak jarang, yang mengerti betul cerita itu, pasti masih membela SDA.
Ketika Rachmat Yasin ditangkap KPK terkait kasus korupsi alih fungsi hutan, Rachmat
Yasin tidak memegang uang nya sama sekali. Uang berada di bawahannya, disini terlihat
kepemimpinan Rachmat Yasin. Rachmat Yasin berkata saksi - saksi yang merupakan
bawahannya merupakan tanggung jawabnya. Kemudian ketika disuruh untuk mundur
dari kepengurusannya ia langsung mundur. Tidak ada waktu 2 bulan 3 bulan untuk
membela diri. Diakui oleh pengurus PPP, tidak semua kader PPP memiliki sifat seperti
RY.
Diakui oleh pengurus PPP (Mahmurahman), terlalu mudah untuk menggunakan nama RY
untuk melancarkan sesuatu. Sebagai contoh seorang kepala dinas Kehutanan Kabupaten
Bogor tinggal menyebut saja sesuatu atas nama RY kepada seorang Pengusaha, tanpa
sepengetahuan RY.
Bagaimana proses Pengkaderan PPP?
Tidak semata mata sudah membuat Kartu Tanda Anggota lantas langsung masuk begitu
saja dalam kepengurusan Partai. Dalam PPP ada proses Kaderisasi untuk menanamkan
nilai nilai aturan partai. PPP menyebut ini sebagai pembekalan kader. Dalam proses
pembekalan diberikan wawasan tentang Islam, berbagai macam islam.
Bagaimana dengan orang islam namun memiliki track record buruk dalam
kehidupannya?
85
Tetap kita rangkul, karena yang menilai baik buruk tetap Allah SWT. lagipula keyakinan
diri saya, dia kami harap akan berubah kearah yang lebih baik jika masuk ke dalam PPP.
Saya Mengambil contoh seorang pemuda yang setiap hari bergaul dengan penjual parfum,
pasti wanginya akan menular ke si pemuda tersebut, mungkin logika sederhana itulah
yang kita terapkan.
86
TRANSKRIP WAWANCARA
Narasumber : Ahmad Ubaedillah, Wakil Ketua I Bidang Organisasi PPP Bogor
Lokasi : Bogor, Gedung DPRD Kota Bogor
Hari/ Tanggal : Senin, 26 Oktober 2015
Apa yang membedakan ideologi Islam di PPP dari islam di Partai Lain?
Ini yang jarang terekspos. Bahwa ideologi Islam yang ingin dikembangkan dan
dipromosikan oleh PPP adalah Islam Rahmatan Lil Alamin. Artinya dalam konteks
merespons isu isu sensitif keagamaan, kalo mas perhatikan berita PPP dari masa ke masa
jarang menyentuh isu relasi antara islam dengan Kristen dan lain sebagainya. Artinya PPP
ingin menunjukan akan menjadi parpol yang harus merawat kebhinekaan, kemajemukan,
saya kira itu ideologi penting juga dalam konteks berpolitik bagi parpol yang mengusung
ideologi islam.
Basis paling utama ideologi partai PPP, pasti asasnya islam, itu yang menjadi identitas
khas dari PPP. Jika bicara mengenai distingsi politik, kita punya variable yang
87
menjelaskan kita punya perbedaan dengan partai yang lain. PKS, orang bilang partai
islam, dia jg kurang tegas dalam asasnya.
Dari cara perekrutan partai, apa harus ada spesifikasi khusus, seperti harus islam?
Aturan khusus saya kira tidak ada. Yang paling penting adalah kesediaan, kesediaan dia
untuk menjadi bagian dari perjuangan PPP. Tidak ada mekanisme khusus seperti
organisasi HMI, PMII dan lain lain. Semua kita rangkul.
Sejauh mana ideologi islam digunakan untuk merekrut anggota?
Kalo itu, jadi bagian strategi perjuangan kita. Ini nampak ketika momen konstelasi politik,
misal pileg dan pilkada. Biasanya yang menjadi jurkam, atau petugas khusus yang
menjadi penggalang atau melakukan kampanye politik, tentu yang disampaikan oleh
mereka adalah PPP adalah partai islam satu satunya. Warna Islam dalam partai tetap kita
promote.
Realitas dalam masyarakat, mengapa kemudian masyarakat berkenan memilih PPP, tentu
karena ada persoalan basis ideologi, ada basis interest politik. Terutama islam.
Bagaimana jika nanti ada anggota partai menyimpang dari aturan partai?
Aturan main organisasi sudah pasti dijalankan. Disitu justru kekuatan organisasi partai
politik, harus menegakan disiplin organisasi.
Cara PPP memandang korupsi, apa sama dengan cara islam memandang korupsi?
Semua partai politik akan punya pemikiran yang sama. Dalam konteks merespon isu isu
demokrasi dan korupsi. Saya kira semua partai politik bahkan memiliki pemikiran yang
sama.
Bagaimana jika ada kader PPP yang melakukan korupsi? Terutama kader yang
mengerti betul asas partai dan asas keislaman?
Kalo kita melihatnya seperti ini, bahwa dalam partai selalu ada aturan dan harus dipegang
bagi seluruh kader partai. Ada aturan main. Meskipun sebenarnya problem semacam ini
sebenarnya merupakan problem individu, seperti masalah terkait tindakan yang tidak
mencerminkan perilaku perilaku keislaman. Meskipun agak sulit memisahkan individu
dengan institusi.
Misalnya Pak SDA, selalu dilekatkan dengan tubuh PPP, ini juga perlu clear, kita harus
arif memisahkannya. Apa dia melakukan sebagai ketua umum PPP? Atau masalah
pribadi.
88
Bagaimana pandangan PPP terkait aksi langsung memundurkan diri Rachmat
Yasin?
Ini luar biasa, kang Rahmat sendiri yang mengambil sikap, tanpa partai melakukan
tindakan organisasi, kang Rahmat justru mengambil sikap demikian (Mengundurkan
diri). Disini juga bisa dilihat bahwa kita harus clear mempersepsi cara berpikir orang,
selalu pisahkan dirinya dengan institusi tertentu. Seperti Pak Surya Dharma Ali, orang
selalu menyerang PPP, Lutfhi Hasan Ishak sebagai PKS dan sebagainya, kita harus
memisahkan itu.
Langkah PPP dalam ruang lingkupnya seperti apa?
Dalam setiap rapat disiplin organisasi selalu ditegaskan dalam rapat internal. Kita juga
melakukan brainstorming, yang kita lakukan harus on the track. Bahwa nanti ada
penyimpangan pasti kita tindak.