21
Tugas Kelompok 7 Mata Kuliah : Komunikasi Kesehatan Dosen : Fairus Prihatin,SKM,M.Kes “ Mengelola Pesan Dalam Komunikasi Kesehatan” Disusun oleh : Ety Apriyani 14120100082 Asriani Hijrah 14120100078 Hardianti Sri Hastuti 141201200 Irma Lestari 14120120140 FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

komkes klmpk 7

Embed Size (px)

DESCRIPTION

komunikasi kesehatan

Citation preview

Page 1: komkes klmpk 7

Tugas Kelompok 7

Mata Kuliah : Komunikasi Kesehatan

Dosen : Fairus Prihatin,SKM,M.Kes

“ Mengelola Pesan Dalam Komunikasi Kesehatan”

Disusun oleh :

Ety Apriyani 14120100082

Asriani Hijrah 14120100078

Hardianti Sri Hastuti 141201200

Irma Lestari 14120120140

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

MAKASSAR

2012/2013

Page 2: komkes klmpk 7

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pesan dalam proses komunikasi yang disampaikan oleh

komunikator kepada komunikan terdiri dari isi (the content) dan lambang

(symbol). Lambang dalam media primer dalam proses komunikasi adalah

bahasa, kial, isyarat, gambar, warna dan sebagainya yang secara

langsung mampu menerjemahkan pikiran atau perasaan komunikator

pada komunikan. (Effendy, 2000: 11).

Bahasa adalah lambang yang paling banyak dipergunakan, namun

tidak semua orang pandai berkata-kata secara tepat yang dapat

mencerminkan pikiran dan perasaannya. Kial (gesture) memang dapat

menerjemahkan pikiran seseorang sehingga terekspresi secara fisik

namun gerakan tubuh hanya dapat menyampaikan pesan yang terbatas.

Isyarat dengan menggunakan alat seperti tongtong, bedug, sirine dan

lain-lain serta warna yang mempunyai makna tertentu, kedua lambang itu

sama-sama terbatas dalam mentransmisikan pikiran seseorang pada

orang lain.

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah:

1. Bagaimana pesan yang disampaikan dalam komunikasi

kesehatan?

2. Bagaimana perbedaan penyampaian pesan dalam bidang

kesehatan?

3. Bagaimana mengelola pesan dalam komunikasi kesehatan?

C. Tujuan

Tujuan dalam pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui cara

mengelola pesan dalam komunikasi dibidang kesehatan.

Page 3: komkes klmpk 7

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian

Pesan adalah sesuatu yang disampaikan pengirim kepada

penerima. Menurut De Vito, pesan adalah pernyataan tentang pikiran dan

perasaan kita yang dikirim kepada orang lain agar orang tersebut

diharapkan bisa mengerti dan memahami apa yang diinginkan oleh si

pengirim pesan. Pesan seharusnya mempunyai inti pesan atau tema

sebagai pengaruh di dalam usaha mencoba mengubah sikap dan tingkah

laku komunikan. Pesan dapat disampaikan panjang lebar, namun yang

perludiperhatikan dan diarahkan adalah tujuan akhir dari pesan itu sendiri.

Pesan (message) terdiri dari dua aspek, yaitu isi pesan (The

contentof message) dan lambing/simbol untuk mengekspresikannya.

Lambang utama pada komunikasi umumnya adalah bahasa, karena

hanya bahasalah yang dapat mengungkapkan pikiran dan perasaan, fakta

dan opini hal yang kongkrit dan abstrak, pengalaman yang sudah lalu dan

yang akan dating dan sebagainya. Pesan merupakan seperangkat

lambang bermakna yang disampaikan oleh komunikator. Pesan dapat

berupa gagasan, pendapat dan sebagainya yang sudah dituangkan dalam

suatu bentuk dan melalui lambang komunikasi diteruskan kepada orang

lain atau komunikan.

Menurut Hanafi ada tiga faktor yang perlu dipertimbangkan dalam

pesan,yaitu :

a. Kode pesan, adalah sekumpulan symbol yang dapat disusun

sedemikian rupa, sehingga bermakna bagi seseorang.

b. Isi pesan, adalah bahan atau material yang dipilih sumber untuk

menyatakan maksudnya.

Page 4: komkes klmpk 7

c. Wujud pesan, adalah keputusan-keputusan yang dibuat

sumbermengenai bagaimana cara sebaiknya menyampaikan maksud-

maksuddalam bentuk pesan.

Dan agar pesan yang disampaikan mengena pada sasarannya,

maka suatu pesan harus memenuhi syarat-syarat :

a. Pesan harus direncanakan secara baik-baik, serta sesuai dengan

kebutuhan kita.

b. Pesan tersebut dapat menggunakan bahasa yang dapat dimengerti

kedua belah pihak.

c. Pesan harus menarik minat dan kebutuhan pribadi penerima serta

menimbulkan kepuasan. Dalam bentuknya pesan merupakan sebuah

gagasan-gagasan yang telah diterjemahkan ke dalam simbol-simbol

yang dipergunakan untuk menyatakan suatu maksud tertentu.

Isi pesan dapat berupa idea tau gagasan, perintah, informasi, dan

ungkapan perasaan. Pesan yang efektif adalah pesan yang dapat

dipahami (decodable) oleh komunikan secara utuh. Dan tidak

menimbulkan bias atau distorsi pesan. Pesan yang disampaikan pada

proses komunikasi mungkin tidak dapat ditangkap dengan utuh oleh

komunikan di persepsikan secara keliru oleh komunikan(terdistorsi) atau

bahkan tidak dapat di tangkap sama sekali oleh komunikan.

(Tamsuri,2005)

B. Hakikat Pesan

Hakikat komunikasi adalah kegiatan yang dilakukan manusia untuk

menyampaikan isi pesannya kepada manusia lain untuk mencapai tujuan

tertentu. Hakikat pesan sendiri yaitu:

1. Isi(content) pesan (message) merupakan basis dari pengaruh

komunikator (juga media), inilah yang paling penting untuk dipelajari

2. Isi pesan dirancang secara cermat oleh perancang, produser, penulis,

editor untuk mempengaruhi audiens.

Page 5: komkes klmpk 7

3. Isi pesan tidak selalu terikat pada hal yang benar tetapi juga pada isu

yang tidak benar.

4. Studi tentang isi pesan menolong kita untuk meramalkan dampak

terhadap audiens.

C. Isi Pesan Kesehatan

Dalam melakukan komunikasi di bidang kesehatan, isi pesan yang

dimaksud adalah:

1. Content/isi adalah kelengkapan jumlah(kuantitas) dan kualitas

informasi verbal dan visual mengenai kesehatan didistribusikan oleh

komunikator oleh media.

2. Jumlah/kuantitatif isi itu merujuk pada jumlah waktu yang digunakan

dalam detik, menti, jam untuk memuat berita, film , dan lain-lain. Atau

jumlah kolom surat kabar /majalah yang memuat berita, opini, gambar,

cerpen, berita daerah kolom, feature, dalam satu kali terbitan.

3. Kualitatif merujuk pada mutu, kualitas isi, penampilan factual,

pemerolehan berita, daya guna sebuah berita, fakta, keabsahan

metode, dan teknik pengolahan. Penting untuk memperhatikan hal-hal

berikut ini:

Prominence/important : pesan yang mau di sampaikan itu

merupakan sesuatu yang menonjol dan penting

Human Interens : pesan yang mau disampaikan itu mengandung

daya tarik kesempurnaan

Conflict/controversy : pesan yang mau disampaikan itu

mengandung konflik, controversial, aneh

The unusual : pesan yang disampaikan itu merupakan peristiwa

yang jarang terjadi dan tidak lazim

Timeliness : pesan yang disampaikan itu merupakan peristiwa

sesuai dengan waktunya

Page 6: komkes klmpk 7

Proximity : pesan yang disampaikan itu merupakan yang dekat

secara sosiologi/antropologis atau psiikologis dengan audiens.

D. Kategori Fungsi-Isi Pesan

Ada beberapa kategori fungsi-isi pesan yaitu :

a. Fungsi mengawasi lingkungan, memperingatkan ancaman dan bahaya

tentang dunia sekeliling kita, memperingatkan bahaya penyakit

menular, bahasa PMS, bahaya HIV/AIDS dan lain-lain.

b. Fungsi korelasi, melalui tajuk dan propaganda sehingga membuat

audiens menghubungkan peringatan tersebut dengan pengawasan

lingkungan diatas.

c. Transmisi, isi mengalihkan norma masyarakat dalam pelbagai cara.

d. Hiburan, manusia normal berpikir bahwa mereka butuh hiburan,

santai, humor, isi pesan biasa dirancang sedemikian rupa untuk

menampilkan juga aspek hiburan agar audiens juga menikmati..

Hiburan berisi kenyataan, pengalaman manusia, kehidupan nyata,

banyak media tidak memanfaatkan aspek sehingga mereka gagal

menjalankan fungsi.

Sasaran pesan kesehatan ada 3 kelompok, yaitu pesan

kesehatan individual dengan sasaran individu, pesan kesehatan kelompok

dengan sasaran kelompok dan pesan kesehatan masyarakat dengan

sasaran masyarakat. Tempat penyampaian pesan kesehatan dapat

dilakukan di mana saja, seperti: institusi pelayanan antara lain

puskesmas, rumah bersalin, klinik dan sekolah serta dimasyarakat berupa

keluarga masyarakat binaan. Hasil yang diharapkan dalam penyampaian

pesan kesehatan masyarakat adalah terjadinya perubahan sikap dan

perilaku individu, keluarga, dan masyarakat untuk dapat menanamkan

prinsip-prinsip hidup sehat dalam kehidupan sehari-hari demi mencapai

derajat kesehatan yang optimal (Effendy, 1995).

E. Teknik Pengelolaan Pesan

Page 7: komkes klmpk 7

Menurut Cassandra, ada dua model dalam penyusunan pesan

yakni (Cangara,Hafied,2007):

a. Penyusunan pesan yang bersifat informative yakni lebih banyak

ditujukan pada perluasan wawassan dan kesadaran khalayak.

Prosesnya lebih banyak bersifat difusi atau penyebaran, sederhana,

jelas dan tidak banyak menggunakan jargon atau istilah-istilah yang

kurang popular di kalangan khalayak. Ada empat macam penyusunan

pesan yang bersifat informative yaitu: space order, time order,

deductive order, inductive order.

b. Penyusunan pesan yang bersifat persuasive yakni memiliki tujuan

untuk mengubah persepsi, sikap dan pendapat khalayak. Sebab itu

penyusunan pesan persuasuive memiliki sebuah proposisi. Proposisi

disini adalah apa yang dikehendaki sumber terhadap penerima

sebagai hasil pesan yang disampaikan, artinya setiap pesan yang

dibuat diinginkan adanya perubahan. Ada beberapa cara yang

digunakan dalam penyusunan pesan yang memakai teknik persuasive,

diantaranya adalah fear appeal, emotional appeal, reward appeal,

motivational appeal dan humorious appeal.

Untuk berhasi mengelola dan menyusun pesan-pesan secara

efektif perlu memperhatikan beberapa hal berikut (Cangara, Hafied,2007):

a. Pesan yang disampaikan harus dikuasai lebih dahulu, termasuk

struktur penyusunannya yang sistematis.

b. Mampu mengemukakan argumentasi secara logis.

c. Memiliki kemampuan untuk membuat intonasi bahasa serta gerakan-

gerakan non verbal yang dapat menarik perhatian khalayak.

d. Memiliki kemampuan untuk membumbui pesan yang disampaikan

dengan anekdot-anekdot untuk menarik perhatian dan mengurangi

rasa bosan khalayak.

Syarat pesan yang baik yakni :

Page 8: komkes klmpk 7

a. Sesuai konteks (situasi komunikasi)

b. Singkat dan jelas

c. Menggunakan saluran yang mudah dipahami oleh komunikator dan

komunikan

d. Memungkinkan pengulangan dan penegasan pesan.

F. Jenis-Jenis Himbauan dalam Pesan Kesehatan

Dalam media promosi, pesan dimaksudkan untuk mempengaruhi

orang lain, atau pesan itu untuk Menghimbau sasaran agar mereka

menerima dan melaksanakan gagasan kita.

a. Himbauan Rasional

Hal ini didasarkan pada anggapan bahwa manusia pada dasarnya

makhluk rasional. Contoh pesan:

“Datanglah ke posyandu untuk imunisasi anak Anda. Imunisasi

melindungi anak dari penyakit berbahaya” para ibu mengerti pesan itu,

namun kadang tidak bertindak karena keraguan.

b. Himbauan Emosional

Kebanyakan perilaku manusia, terutama kaum ibu, lenih didasarkan

pada emosi daripada hasil pemikiran rasional. Bebarapa hal

menunjukan bahwa pesan dengan menggunakan imbauan emosional

sering lebih berhasil disbanding dengan imbauan dengan bahasa

rasional.

Contoh:

“Diare merupakan penyakit berbahaya, penyebab kematian bayi.

Cegahlah dengan stop BAB Sembarangan” Kombinasikan dalam

poster hubungan gagasan dengan unsur visual dan nonverbal, misal

dengan gambar anak balita sakit, kemudian tertera pesan “Lindungi

anak Anda”:

c. Himbauan Ketakutan

Page 9: komkes klmpk 7

Penggunaan himbauan dengan pesan yang menimbulkan ketakutan

harus digunakan secara berhati-hati. Ada sebagian orang yang

mempunyai kepribadian kuat justru tidak takut dengan himbauan

semacam ini, tetapi sebaliknya kelompok orang yang memiliki tingkat

kecemasan tinggi, pesan semacam ini akan lebih effektif.

d. Himbauan Ganjaran

Pesan dengan himbauan ganjaran dimaksudkan menjanjikan sesuatu

yang diperlukan dan diinginkan oleh si penerima pesan. Teknik

semacam ini dirasa cukup masuk akal, karena pada kenyataanya

orang akan lebih banyak mengubah perilakunya bila akan memperoleh

imbalan (terutama materi) yang cukup.

e. Himbauan Motivasional

Pesan ini dengan menggunakan bahasa himbauan motivasi yang

menyentuh kondisi internal diri dari penerima pesan. Manusia dapat

digerakan lewat dorongan kebutuhan biologis seperti lapar, haus,

keselamatan, tetapi juga lewat dorongan psikologis seprti kasih

sayang, keagamaan, prestasi, dll

Komunikasi dalam suatu organisasi kesehatan dapat berupa

tulisan dan atau komunikasi yang bersifat verbal serta non-verbal.

Bentuk komunikasi tertulis antara lain rekam medik, resep serta surat

edaran. Pada rekam medik, riwayat penyakit, diagnosis, rencana kerja

dan instruksi pengobatan pasien dituliskan. Rekam medik menjadi

sumber informasi siapapun yang ikut merawat pasien tersebut masa

kini atau suatu saat nanti, bahkan pasien pun berhak membaca rekam

medik tersebut, karena itu kelengkapan dan kejelasan tulisannya

menjadi sangat penting. Penulisan resep pada dasarnya adalah

memberikan instruksi kepada petugas apotik untuk memberikan obat

kepada pasien sesuai dengan keinginan si penulis, sedangkan surat

edaran biasanya dikeluarkan oleh direktur utama rumah sakit, direktur

Page 10: komkes klmpk 7

medik, atau kepala divisi, bergantung isi dan kepada siapa surat

edaran tersebut ditujukan.

Cara komunikasi lainnya antar petugas kesehatan adalah

komunikasi verbal dan non-verbal. Cara ini dapat terjadi dalam

berbagai bentuk misalnya komunikasi interpersonal yang melibatkan

dua atau beberapa orang saja, atau dalam bentuk pertemuan yang

bisa melibatkan banyak orang. Pada komunikasi interpersonal,

komunikasi verbal dan non-verbal digunakan baik secara tersendiri,

atau sebagai pendukung dari komunikasi tulisan yang dilakukan.

Sebagai contoh seorang dokter yang telah menuliskan instruksi

pengobatan, menjelaskan instruksinya tersebut kepada perawat atau

bidan. Pada pertemuan apapun akan terjadi komunikasi verbal dan

non-verbal antar peserta pertemuan. Sangat penting bagi hadirin untuk

menguasai keterampilan komunikasi interpersonal agar pertemuan

dapat membuahkan hasil yang optimal. Konferensi kasus merupakan

contoh pertemuan yang diharapkan dapat memberikan solusi yang

terbaik bagi pasien.

G. Pesan (Kode Verbal dan Non Verbal)

Pemberian arti pada symbol adalah suatu proses komunikasi yang

dipengaruhi oleh kondisi social budaya yang berkembang pada suatu

masyaraka. Oleh karena itu dapat disimpulkan sebagai berikut:

a. Semua kode memiliki unsure nyata

b. Semua kode memiliki arti

c. Semua kode tergantung pada persetujuan para pemakainya

d. Semua kode memiliki fungsi

e. Semua kode dapat dipindahkan, apakah melalu media atau saluran-

saluran komunikasi lainnya

Kode pada dasarnya dapat dibedakan menjadi dua macam, yakni:

Page 11: komkes klmpk 7

a. Kode verbal dalam pemakaiannya menggunakan bahasa. Bahasa

dapat didefinisikan seperangkat kata yang telah disusun secara

terstruktur sehingga menjadi himpunan kalimat yang mempunyai arti.

Bahasa memiliki banyak fungsi, ada tiga fungsi yang hubungannya

dalam menciptakan komunikasi yang efektif yaitu: untuk mempelajari

tentang dunia sekeliling, untuk membina hubungan baik antar sesame

manusia, dan menciptakan ikatan-ikatan dalam kehidupan manusia.

b. Kode non verbal biasa juga disebut bahasa isyarat atau bahasa diam,

Mark Knapp (1978) menyebutkan bahwa penggunaan kode verbal

dalam berkomunikasi memiliki fungsi yaitu: meyakinkan apa yang

diucapkannya, menunjukkan perasaan atau emosi yang tidak bisa

diutarakan dengan kata-kata (substtitution), menunjukkan jati diri

sehingga orang lain bisa mengenalnya (identity), dan menambahkan

atau melengkapi ucapan-ucapan yang dirasakan belum sempurna.

Dari berbagai studi yang pernah dilakukan sebelumnya, kode non verbal

dapat dikelompokkan dalam beberapa bentuk antara lain:

a. Kinesics adalah kode non verbal yang ditunjukkan oleh gerakan-

gerakan badan yang emblems, illustratiors, affect displays, regulators,

adaptor. Kinesik adalah pesan non verbal yang diimplementasikan

dalam bentuk bahasa isyarat tubuh atau anggota tubuh. Perhatikan

bahwa dalam pengalihan informasi mengenai kesehatan, para

penyuluh tidak saja menggunakan kata-kata secara verbal tapi juga

memperkuat pesan-pesan itu dengan bahasa isyarat untuk

mengatakan suatu penyakit yang berbahaya, obat mujarab, cara

memakai kondom, cara mengaduk obat, dan lain-lain.

b. Gerakan mata (eye gaze) atau kontak mata merupakan symbol non

verbal yang sangat penting dalam beberapa kebudayaan namun tidak

penting bagi kebudayaan lain. Kalau anda melakukan penyuluhan

kesehatan di pedesaan NTT maka ingatlah bahwa komunikan lebih

Page 12: komkes klmpk 7

suka mendengarkan sambil melakukan kontak mata. Hal ini berbeda

dengan orang Jawa yang lebih mengutamakan telinga untuk

mendengar daripada mata untuk menatap komunikator. Mark Knapp

dalam risetnya menemukan empat fungsi utamagerakan mata yakni:

untuk memperoleh umpan balik dari seorang lawan bicaranya, untuk

menyatakan terbukanya saluran komunikasi dengan tibanya waktu

untuk bicara, sebagai sinyal, dan sebagai pengganti jarak fisik.

c. Sentuhan (touching) adalah isyarat yang dilambangkan dengan

sentuhan badan yakni kenisthetic, sociofugal, dan thermal.

d. Paralanguage adalah isyarat yang ditimbulkan dari tekanan atau irama

suara sehingga penerima dapat memahami sesuatu dibalik apa yang

diucapkan. Misalnya “datanglah” bisa diartikan betul-betul

mengundang kehadiran kita atau sekedar basa basi.

e. Diam , menurut Max Picard menyatakan bahwa diam tidak semata-

mata mengadung arti bersikap negatif, tetapi bisa juga melambangkan

sikap positif.

f. Postru tubuh, menurut Well dan Siegel (1961) yang merupakan dua

orang ahli psikologi melalui studi yang mereka lakukan berhasil

menggambarkan bentuk-bentuk tubuh manusia dengan karakternya.

Kedua ahli ini membagi bentuk tubuh menjadi tiga tipe yaitu:

ectomorphy (bentuk tubuh kurus tinggi), mesomorphy (bentuk tubuh

tegap, tinggi dan atletis) dan endomorphy (bentuk tubuh pendek, bulat,

dan gemuk).

g. Kedekatan dan ruang (proximity and spatial) : ruang lingkup bahs anon

verbal berikutnya adalah prosemik, yaitu bahasa non verbal yang

ditunjukkan oleh “ruang” dan “jarak” antara individu dengan orang lain

waktu berkomunikasi atau antara individu dengan objek. Prosksemik

dibagi atas prosemik jarak, prosemik ruang, dan prosemik waktu.

h. Artifak dan visualisasi adalah hasil kerajinan manusia (seni)

Page 13: komkes klmpk 7

i. Warna, hampir semua bangsa di dunia punya arti tersendiri terhadap

warna, contoh warna bendera Indonesia yang terdiri atas warna merah

dan putih.

j. Bunyi dimaksudkan untuk mengatasi jarak jauhdan menyatakan

perintah untuk kelompok orang banyak, misalnya dalam kesatuan

tentara.

k. Bau yang merupakan salah satu lambang kosmetik, bau juga

merupakan petunjuk dalam arah contohnya posisi bangkai, karet

terbakar, dan lain-lain.

l. Gestures merupakan bahasa isyarat yang ditampilkan oleh gerakan

anggota tubuh. Contoh seorang komunikator kesehatan

mengancungkan jempol keatas untuk mempengaruhi audiens atau

masyarakat saat menyatakan kebanggaan atas sikap peduli

masyarakat dengan lingkungannya dan komunikator yang

mengancungkan jempol kebawah saat menyatak kegagalan

masyarakat dalam menjaga lingkungannya.

m. Ekspresi wajah seseorang dapat memberikan informasi atas apa yang

telah dirasakan, di dunia tercatat sekurang-kurangnya terdapat 30.000

lebih ekspresi wajah yang berbeda-beda. Ekspresi wajah tersebut

memiliki banyak makna, sesuai dengan apa yang dirasakan si pemiliki

ekspresi.

Page 14: komkes klmpk 7

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Adapun kesimpulan yang dapat ditarik dari penjelasan ini adalah

komunikasi dalam suatu organisasi kesehatan dapat berupa tulisan dan

atau komunikasi yang bersifat verbal serta non-verbal. Bentuk komunikasi

tertulis antara lain rekam medik, resep serta surat edaran. Pesan

merupakan seperangkat lambang bermakna yang disampaikan oleh

komunikator. Pesan dapat berupa gagasan, pendapat dan sebagainya

yang sudah dituangkan dalam suatu bentuk dan melalui lambang

komunikasi diteruskan kepada orang lain atau komunikan. Cara

komunikasi lainnya antar petugas kesehatan adalah komunikasi verbal

dan non-verbal. Cara ini dapat terjadi dalam berbagai bentuk misalnya

komunikasi interpersonal yang melibatkan dua atau beberapa orang saja,

atau dalam bentuk pertemuan yang bisa melibatkan banyak orang.

B. SARAN

Saran yang dapat diberikan dari makalah ini adalah agar dalam

komunikasi dilakukan dengan memperhatikan berbagai aspek terutama

mengelola pesan dalam komunikasi tersebut. Apalagi dalam komunikasi

kesehatan antara dokter dan pasien, perawat dan dokter dan komunikasi

lainnya harusnya dilakukan dengan benar agar tidak terjadi kesalahan

dalam penyampaian pesan.

Page 15: komkes klmpk 7

DAFTAR PUSTAKA

Changara,Hafied,2003. Pengantar Ilmu Komunikasi .PT.Raja

Grafindo.Jakarta

Mulyana.D.2005.Ilmu Komunikasi,Suatu Pengantar.PT.Remaja

Rosdakarya.Cetakan ke delapan.Bandung

Notoatmodjo,S.1997.Ilmu Kesehatan Masyarakat.Cetakan

Pertama.PT.Rineka Cipta.Jakarta