55
KOMPILASI HUKUM ISLAM Rancangan Kompilasi Hukum Islam yang terdiri dari tiga buku yaitu Buku I tentang Hukum Perkawinan Buku II tentang Hukum Kewarisan, dan Buku III tentang Hukum Perwakafan Selaras dengan wewenang utama Peradilan Agama, yang telah diterima baik oleh para ulama dan sarjana hukum Islam seluruh Indonesia dalam lokakarya yang diselenggarakan di Jakarta tanggal 2 sampai 5 Februari 1988, melalui Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 1991 tanggal 10 Juni 1991 telah ditentukan sebagai pedoman bagi instansi pemerintah dan masyarakat yang memerlukannya dalam menyelesaikan masalah-masalah di ketiga bidang hukum tersebut.

KOMPILASI HUKUM ISLAM

  • Upload
    josiah

  • View
    222

  • Download
    14

Embed Size (px)

DESCRIPTION

KOMPILASI HUKUM ISLAM. Rancangan Kompilasi Hukum Islam yang terdiri dari tiga buku yaitu Buku I tentang Hukum Perkawinan Buku II tentang Hukum Kewarisan, dan Buku III tentang Hukum Perwakafan - PowerPoint PPT Presentation

Citation preview

Page 1: KOMPILASI HUKUM ISLAM

KOMPILASI HUKUM ISLAMRancangan Kompilasi Hukum Islam yang terdiri dari

tiga buku yaitu Buku I tentang Hukum Perkawinan

Buku II tentang Hukum Kewarisan, dan Buku III tentang Hukum Perwakafan

Selaras dengan wewenang utama Peradilan Agama, yang telah diterima baik oleh para ulama dan sarjana

hukum Islam seluruh Indonesia dalam lokakarya yang diselenggarakan di Jakarta tanggal 2 sampai 5

Februari 1988, melalui Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 1991 tanggal 10 Juni 1991 telah ditentukan

sebagai pedoman bagi instansi pemerintah dan masyarakat yang memerlukannya dalam

menyelesaikan masalah-masalah di ketiga bidang hukum tersebut.

Page 2: KOMPILASI HUKUM ISLAM

Surat Keputusan Menteri Agama No. 154 Tahun 1991 tanggal 22 Juli 1991 meminta kepada :

Seluruh instansi Departemen Agama termasuk Peradilan Agama,

Instansi Pemerintah agar menyebarluaskan Kompilasi Hukum Islam.

Sebelum lahirnya KHI, Direktorat Pembinaan Badan Peradilan Agama dalam Surat Edaran No. 8/I/735

Tahun 1958 menentukan 13 Kitab Fiqih yang menjadi pegangan hakim agama dalam menyelesaikan

sengketa yang diajukan kepadanya.

Page 3: KOMPILASI HUKUM ISLAM

Untuk memenuhi harapan mengumpulkan dan merancang KHI itu, Panitia menempuh empat jalur

dalam melaksanakan kegiatannya. Jalur pertama adalah jalur pengkajian kitab-kitab

fiqih; Jalur kedua adalah jalur pendapat ulama, khususnya

ulama fiqih di tanah air kita; Jalur ketiga adalah jalur jurisprudensi yang terhimpun

dalam putusan-putusan Pengadilan Agama; Jalur keempat adalah studi perbandingan mengenai pelaksanaan dan penegakan hukum Islam di negara-

negara Muslim.

Page 4: KOMPILASI HUKUM ISLAM

Kompilasi Hukum Islam (diharapkan) dapat menyatukan wawasan hakim-hakim Peradilan Agama

di Indonesia dalam memecahkan berbagai masalah yang dimajukan kepada mereka.

Kompilasi Hukum Islam (KHI), yakni kumpulan atau himpunan kaidah-kaidah hukum Islam yang disusun

secara sistematis terdiri dari tiga (3)buku dengan sistematika sebagai berikut :

Buku I Hukum Perkawinan terdiri dari 19 bab dengan 170 pasal.

Dalam Pasal 1 dirumuskan arti: Peminangan, wali hakim, akad nikah, mahar, taklik talak, harta kekayaan dalam perkawinan atau harta bersama, pemeliharaan

anak, perwalian, khuluk dan mut’ah

Page 5: KOMPILASI HUKUM ISLAM

Bab II Dasar-dasar Perkawinan (Pasal 2 sampai 10). Pasal 3 menyebut tujuan perkawinan.

Pasal 4 disebut sahnya perkawinan bila dilakukan menurut hukum Islam.

Pasal 5 ditegaskan bahwa setiap perkawinan harus dicatat oleh Pegawai Pencatat Nikah.

Pasal 6 dinyatakan bahwa setiap perkawinan harus dilangsungkan di hadapan dan di bawah pengawasan Pengawai Pencatat Nikah.

Pasal 7 disebutkan bahwa perkawinan hanya dapat dibuktikan dengan Akta Nikah yang dibuat oleh

Pegawai Pencatat Nikah.

Page 6: KOMPILASI HUKUM ISLAM

Bab III Peminangan (Pasal 11 sampai Pasal 13). Pasal 11 disebut tata cara peminangan. Pasal 12

disebut wanita yang dapat atau boleh dipinang.

Bab IV (Pasal 14 sampai Pasal 29). Rukun dan Syarat Perkawinan. Pasal 19 menyebut tentang wali

nikah. Pasal 20 menyebut siapa yang berhak menjadi wali nikah yaitu wali nasab dan wali hakim. Pasal 21 diatur susunan keutamaan kekerabatan wali nasab.

Pasal 22 tentang pergeseran wali nasab, apabila ayah wali nasab yang paling berhak berhalangan

menjadi wali nikah. Pasal 23 menyebut wali hakim. Pasal 24 menyebut tentang saksi.

Page 7: KOMPILASI HUKUM ISLAM

Pasal 25 tentang syarat orang yang dapat menjadi saksi (Muslim, adil, akil baliq, waras dan tidak tuli). Di

pasal 26 dinyatakan bahwa saksi harus hadir menyaksikan langsung akad nikah serta

menandatangani Akta Nikah pada waktu dan di tempat akad nikah dilangsungkan.

Pasal 27 menyatakan bahwa ijab kabul antara wali dan calon mempelai pria harus jelas beruntun, tidak berselang waktu. Pasal 28 dinyatakan bahwa akad nikah dilaksanakan sendiri secara pribadi oleh wali

nikah, tetapi wali nikah dapat mewakilkannya kepada orang lain.

Page 8: KOMPILASI HUKUM ISLAM

Bab V mengenai mahar (Pasal 30 sampai Pasal 38)

Bab VI mengenai larangan kawin (Pasal 39 sampai Pasal 44)

1. Karena pertalian darah (nasab)

2. Karena pertalian perkawinan (kerabat, semenda)

3. Karena pertalian sesusuan

4. Pasal 40 dilarang perkawinan seorang pria dengan seorang wanita karena keadaan tertentu.

5. Pasal 41 (1) seorang pria dilarang memadu istrinya dengan wanita yang mempunyai

hubungan pertalian darah / susuan dengan istrinya.

Page 9: KOMPILASI HUKUM ISLAM

6. Larangan bagi seorang pria melangsungkan perkawinan dengan seorang wanita apabila pria tersebut sedang terikat tali perkawinan dengan

lebih dari seorang istri.

7. Pasal 43. Seorang pria dilarang kawin dengan :a. Wanita bekas istri yang telah ditalak 3 kali

b. Wanita bekas istri yang dili’anc. Pada pasal 43 (2) larangan tersebut pada huruf a gugur apabila mantan istri telah kawin

dengan pria lain dan bercerai lagi dari pria lain.

d. Pasal 44 seorang wanita Islam dilarang melangsungkan perkawinan dengan pria

yang tidak beragama Islam.

Page 10: KOMPILASI HUKUM ISLAM

8. Bab VII. Perjanjian Perkawinan, Pasal 45 s/d 52

9. Bab VIII. Kawin Hamil, Pasal 53 s/d 54

10. Bab IX. Beristri lebih dari 1 orang, Pasal 55 s/d 59

11. Bab X. Pencegahan Perkawinan, Pasal 60 s/d 69

12. Bab XI. Batalnya Perkawinan, Pasal 70 s/d 76

13. Bab XII. Hak dan Kewajiban suami istri, Pasal 77 s/d 84

14. Bab XIII. Harta Kekayaan Dalam Perkawinan, Pasal 85 s/d 97

15. Bab XIV. Pemeliharaan Anak, Pasal 98 s/d 106

Page 11: KOMPILASI HUKUM ISLAM

16. Bab XV. Perwalian, Pasal 107 s/d 112

17. Bab XVI. Putusnya Perkawinan, Pasal 113 s/d 148

18. Bab XVII. Akibat Putusnya Perkawinan, Pasal 149 s/d 162

19. Bab XIX. Masa Berkabung, Pasal 170

20. Bab-bab terakhir yaitu Bab XV s/d Bab XIX

HARAP PARA MAHASISWA MEMBACA DALAM KOMPILASI HUKUM ISLAM (KHI).

Page 12: KOMPILASI HUKUM ISLAM

Buku II Hukum Kewarisan terdiri dari 6 bab dengan 44 pasal (dari Pasal 171 sampai dengan Pasal 214).

Bab I adalah Ketentuan Umum (Pasal 171).

Bab II tentang Ahli Waris (Pasal 172 s/d Pasal 175).

Bab III Besarnya Bagian (Pasal 176 sampai Pasal 191).

Bab IV Aul dan Rad (Pasal 192 sampai Pasal 193).

Bab V Wasiat (Pasal 194 sampai Pasal 209).

Bab VI Hibah (Pasal 210 sampai Pasal 214).

Beberapa hal (unsur-unsur) penting yang sifatnya mendasar tentang kewarisan adalah (1) pewaris, (2) harta warisan atau harta peninggalan, (3) ahli waris.

Page 13: KOMPILASI HUKUM ISLAM

Asas-Asas Kewarisan Islam dalam Kompilasi Hukum Islam

Asas (i) ijbari, terlihat pada Pasal 187 ayat (2). Mengenai siapa-siapa yang menjadi ahli waris

disebutkan dalam Bab II Pasal 174 ayat (1) dan (2).

Asas (ii) bilateral. Pasal 174 ayat (1) yaitu ayah, anak laki-laki, saudara laki-laki, dst.

Prof. Hazairin dalam bukunya Hukum Kewarisan Bilateral menurut al-Qur’an, menyatakan bahwa

Qur’an adalah anti kepada masyarakat yang unilateral.

Page 14: KOMPILASI HUKUM ISLAM

Asas (iii) individual. Dalam Pasal 176 s/d Pasal 180 khusus bagi ahli waris yang memperoleh harta warisan sebelum ia dewasa atau tidak mampu

bertindak melaksanakan hak dan kewajibannya atas harta yang diperolehnya dari kewarisan, baginya

diangkat wali berdasarkan putusan hakim atas usul anggota keluarganya.

Asas (iv) keadilan berimbang. Terdapat pasal-pasal mengenai besarnya bagian dalam Pasal 176 dan

Pasal 180. dalam asas keadilan yang berimbang ini dapat dimasukkan soal ahli waris pengganti yang

dirumuskan dalam Pasal 185.

Page 15: KOMPILASI HUKUM ISLAM

Asas (v) kewarisan ada kalau ada yang meninggal dunia.

Kompilasi Hukum Islam dan Fikih MawarisGaris-garis hukum yang dihimpun dalam KHI

hanyalah pedoman dalam menyelesaikan perkara-perkara dibidang hukum perkawinan, kewarisan dan perwakafan. Pengembangannya diserahkan kepada

hakim agama dengan memperhatikan nilai-nilai hukum yang hidup dalam masyarakat, sehingga

putusannya sesuai dengan rasa keadilan (Pasal 229 KHI).

Page 16: KOMPILASI HUKUM ISLAM

Catatan :

Pertama, garis-garis hukum kewarisan sudah ditentukan dalam al-Qur’an, rumusan kompilasi

mengikuti saja rumusan yang terdapat dalam al-Qur’an, tidak ada perbedaan antara KHI dengan

Fiqhul Mawaris.

Kedua, kedudukan anak angkat tetap diletakkan di luar ahli waris.

Pasal 171 ketentuan umum, terhadap anak angkat yang tidak menerima wasiat diberi wasiat wajibah sebanyak-banyaknya 1/3 harta warisan orang tua

angkatnya (Pasal 209 ayat 2).

Page 17: KOMPILASI HUKUM ISLAM

Ketiga, Warisan yang diperoleh anak yang belum dewasa dan karena itu belum atau tidak mampu

mengurus hartanya sendiri, Pasal 184, bahwa untuk menjamin terpeliharanya harta warisan anak yang

belum dewasa diangkat wali berdasarkan keputusan hakim.

Pasal 107 perwalian mengenai diri dan harta kekayaan akan berlangsung sampai anak itu berumur

21 tahun. Walinya sedapat mungkin dari keluarga.Wali bertanggung jawab terhadap harta anak yang

dibawah perwaliannya, dilarang mengikat, membebani dan mengasingkan harta anak yang

berada di bawah perwaliannya, serta wajib mempertanggungjawabkan perwalian.

Page 18: KOMPILASI HUKUM ISLAM

Buku ke III. Hukum Perwakafan terdiri dari 5 Bab, dengan 14 Pasal (Pasal 215 s/d 228).

Bab I. Ketentuan Umum. Memuat penjelasan singkat tentang kata-kata penting yang dimuat dalam buku

III.

Bab II mengatur Fungsi Unsur-unsur dan Syarat-syarat Wakaf (Pasal 216 s/d Pasal 222).

Bab III Tata Cara Perwakafan dan Pendaftaran Benda Wakaf (Pasal 223 s/d Pasal 224).

Page 19: KOMPILASI HUKUM ISLAM

KesimpulanSumber penyusunan Hukum Islam dalam KHI :

1. Wahyu yang terdapat dalam al-Qur’an2. Sunnah Rasulullah yang terdapat dalam kitab-kitab

hadist.3. Ra’yu (akal pikiran) melalui ijtihad yang tercermin

dalam :(i) Kitab fiqih

(ii) Pendapat para ulama(iii) Yurisprudensi Peradilan Agama

(iv) Hasil Studi Perbandingan dgn negara-negara lain(v) Peraturan Perundang-undangan mengenai

perkawinan & perwakafan tanah milik di Indonesia.

Page 20: KOMPILASI HUKUM ISLAM

UU RI NOMOR 38 TAHUN 1999TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESARESIDEN REPUBLIK INDONESIA

Menimbang :a. Bahwa Republik Indonesia menjamin kemerdekaan

tiap-tiap penduduk untuk beribadat menurut agamanya masing-masing;

b. Bahwa penunaian zakat merupakan kewajiban umat Islam Indonesia yang mampu dan hasil

pengumpulan zakat merupakan sumber dana yang potensial bagi upaya mewujudkan kesejahteraan

masyarakat;

Page 21: KOMPILASI HUKUM ISLAM

c. Bahwa zakat merupakan pranata keagamaan untuk mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh

rakyat Indonesia dengan memperhatikan masyarakat yang kurang mampu;

d. Bahwa upaya penyempurnaan sistem pengelolaan zakat perlu terus ditingkatkan agar

pelaksanaan zakat lebih berhasil guna dan berdaya guna.

Mengingat :Undang-undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1989 Nomor 49, Tambahan

Lembaran Negara Nomor 3400);

Page 22: KOMPILASI HUKUM ISLAM

BAB IKETENTUAN UMUM

Pasal 11. Dalam UU ini yang dimaksud dengan;

2. Pengelolaan zakat adalah kegiatan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan terhadap pengumpulan dan pendistribusian serta

pendayagunaan zakat.3. Zakat adalah harta yang wajib disisihkan oleh

seorang muslim atau badan yang dimiliki oleh orang muslim sesuai dengan ketentuan agama

untuk diberikan kepada yang berhak menerimanya;

Page 23: KOMPILASI HUKUM ISLAM

4. Muzakki adalah orang atau badan yang dimiliki oleh orang Muslim yang berkewajiban

menunaikan zakat.5. Mustahiq adalah orang atau badan yang berhak

menerima zakat.6. Agama adalah Agama Islam.

7. Menteri adalah menteri yang ruang lingkup tugas dan tanggung jawabnya meliputi bidang agama.

Pasal 8Mengumpulkan, mendistribusikan dan

mendayagunakan zakat sesuai dengan ketentuan agama.

Page 24: KOMPILASI HUKUM ISLAM

BAB IVPENGUMPULAN ZAKAT

Pasal 111. Zakat terdiri atas zakat mal dan zakat fitrah

2. Harta yang dikenai zakat adalah :a. Emas, perak dan uang

b. Perdagangan dan perusahaanc. Hasil pertanian, perkebunan, perikanan

d. Hasil pertambangane. Hasil peternakan

f. Hasil pendapatan dan jasag. Rikaz

Page 25: KOMPILASI HUKUM ISLAM

3. Penghitungan zakat mal menurut nisab, kadar dan waktunya ditetapkan berdasarkan hukum agama.

Pasal 121. Pengumpulan zakat dilakukan oleh badan amil

zakat;2. Badan amil zakat dapat bekerja sama dengan

bank dalam pengumpulan zakat harta muzakki

Pasal 13BAZ dapat menerima harta selain zakat, seperti infaq,

shadaqah, hibah, waris dan kafarat.

Page 26: KOMPILASI HUKUM ISLAM

BAB VPENDAYAGUNAAN ZAKAT

BAB VIPENGAWASAN

Pasal 18 s/d Pasal 20

Page 27: KOMPILASI HUKUM ISLAM

BAB VIISANKSIPasal 21

1. Setiap pengelola zakat yang karena kelalaiannya tidak mencatat atau mencatat dengan tidak benar harta zakat, infaq, shadaqah, hibah, wasiat, waris dan kafarat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8, Pasal 12 dan Pasal 13 dalam undang-undang ini diancam dengan hukuman kurungan selama-

lamanya tiga bulan dan/atau denda sebanyak-banyaknya Rp. 30.000.000 (tiga puluh juta rupiah);

2. Tindak pidana yang dimaksud pada ayat (1) merupakan pelanggaran;

Page 28: KOMPILASI HUKUM ISLAM

3. Setiap petugas badan amil zakat dan petugas lembaga amil zakat yang melakukan tindak pidana kejahatan dikenai sanksi sesuai dengan peraturan

perundang-undangan yang berlaku.

BAB VIIIKETENTUAN-KETENTUAN LAIN

Pasal 22Dalam hal muzakki berada atau menetap di luar

negeri, pengumpulan zakatnya dilakukan oleh unit pengumpul zakat pada perwakilan Republik Indonesia yang selanjutnya diteruskan kepada badan amil zakat

Nasional.

Page 29: KOMPILASI HUKUM ISLAM

Pasal 23Pemerintah wajib membantu biaya operasional badan

amil zakat.

BAB IXKETENTUAN PERALIHAN

BAB XKETENTUAN PENUTUP

Page 30: KOMPILASI HUKUM ISLAM

PenjelasanPasal 11Ayat (1)

Zakat mal adalah bagian harta yang disisihkan oleh seorang muslim atau badan yang dimiliki oleh orang

muslim sesuai dengan ketentuan agama untuk diberikan kepada yang berhak menerimanya.

Zakat fitrah adalah sejumah bahan makanan pokok yang dikeluarkan pada Bulan Ramadhan oleh setiap

orang muslim bagi dirinya dan bagi orang yang ditanggungnya yang memiliki kelebihan makanan

pokok untuk sehari pada hari Raya Idul Fitri.

Page 31: KOMPILASI HUKUM ISLAM

PenjelasanPasal 11Ayat (3)

Nishab adalah jumlah minimal harta kekayaan yang wajib dikeluarkan zakatnya.

Kadar zakat adalah besarnya penghitungan atau presentase zakat yang harus dikeluarkan.

Waktu zakat dapat terdiri atas haul atau masa pemilikan harta kekayaan selama dua belas bulan Qomariah, tahun Qomariah, panen atau pada saat

menemukan rikaz.

Page 32: KOMPILASI HUKUM ISLAM

PenjelasanPasal 13

Dalam ketentuan ini yang dimaksud dengan :Infaq adalah harta yang dikeluarkan oleh seseorang atau badan, diluar zakat untuk kemaslahatan umum;Shadaqah adalah harta yang dikeluarkan seorang

muslim atau badan yang dimiliki oleh orang muslim di luar zakat untuk kemaslahatan umum;

Hibah adalah pemberian uang atau barang oleh seorang atau oleh badan yang dilaksanakan pada

waktu orang itu hidup kepada badan amil zakat atau lembaga amil zakat;

Page 33: KOMPILASI HUKUM ISLAM

PenjelasanPasal 13

Wasiat adalah pesan untuk memberikan suatu barang kepada badan amil zakat atau lembaga amil zakat;

pesan itu baru dilaksanakan sesudah pemberi wasiat meninggal dunia dan sesudah diselesaikan

penguburannya dan pelunasan utang-utangnya, jika ada;

Waris adalah harta tinggalan seorang yang beragama Islam yang diserahkan kepada badan amil zakat atau

lembaga amil zakat berdasarkan ketentuan perundang-undangan yang berlaku;

Page 34: KOMPILASI HUKUM ISLAM

PenjelasanPasal 13

Kafarat adalah denda wajib yang dibayar kepada badan amil zakat atau lembaga amil zakat oleh orang yang

melanggar ketentuan agama.

Pasal 16Mustahiq delapan ashnaf ialah fakir, miskin, amil,

muallaf, riqab, gharim, sabilillah, dan ibnusabil yang di dalam aplikasinya dapat meliputi orang-orang yang

paling tidak berdaya secara ekonomi seperti anak yatim, orang jompo, penyandang cacat, orang yang menuntut

ilmu, pondok pesantren, anak terlantar, orang yang terlilit utang, pengungsi yang terlantar, dan korban bencana

alam.

Page 35: KOMPILASI HUKUM ISLAM

PenjelasanPasal 24Ayat (1)

Selama ini ketentuan tentang pengelolaan zakat diatur dengan keputusan dan instruksi menteri. Keputusan tersebut adalah Keputusan Bersama Menteri Dalam

Negeri Republik Indonesia dan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 29 dan 47 Tahun 1991 tentang

Pembinaan Badan Amil Zakat, Infaq dan Shadaqah diikuti dengan Instruksi Menteri Agama Republik

Indonesia Nomor 5 Tahun 1991 tentang Pembinaan Teknis Badan Amil Zakat, Infaq dan Shadaqah dan Instruksi Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia

Nomor 7 Tahun 1998 tentang Pembinaan Umum Badan Amil Zakat, Infaq dan Shadaqah.

Page 36: KOMPILASI HUKUM ISLAM

UU RI NOMOR 41 TAHUN 2004TENTANG WAKAF

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESARESIDEN REPUBLIK INDONESIA

Menimbang :a. Bahwa lembaga wakaf sebagai pranata keagamaan

yg memiliki potensi dan manfaat ekonomi perlu dikelola secara efektif dan efisien untuk kepentingan ibadah dan untuk memajukan kesejahteraan umum;

b. Bahwa wakaf merupakan perbuatan hukum yg telah lama hidup dan dilaksanakan dalam masyarakat, yg pengaturannya belum lengkap serta masih tersebar dalam berbagai pengaturan perundang-undangan;

Page 37: KOMPILASI HUKUM ISLAM

c. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan huruf b, dipandang perlu

membentuk Undang-Undang tentang Wakaf.BAB I

KETENTUAN UMUMPasal 1

Dalam Undang-undang ini yang dimaksud dengan :1. Wakaf adalah perbuatan hukum wakif untuk

memisahkan dan/atau menyerahkan sebagian harta benda miliknya untuk dimanfaatkan selamanya atau

untuk jangka waktu tertentu sesuai dengan kepentingannya guna keperluan ibadan dan/atau

kesejahteraan umum menurut syariah.

Page 38: KOMPILASI HUKUM ISLAM

2. Wakif adalah pihak yang mewakafkan harta benda miliknya.

3. Ikrar Wakaf adalah pernyataan kehendak wakif yang diucapkan secara lisan dan/atau tulisan kepada Nazhir untuk mewakafkan harta benda miliknya.

4. Nazhir adalah pihak yang menerima harta benda wakaf dari Wakif untuk dikelola dan dikembangkan

sesuai dengan peruntukannya.5. Harta benda wakaf adalah harta benda yang

memiliki daya tahan lama dan/atau manfaat jangka panjang serta mempunyai nilai ekonomi menurut

syariah yang diwakafkan oleh Wakif.

Page 39: KOMPILASI HUKUM ISLAM

6. Pejabat Pembuat Akta Ikrar Wakaf selanjutnya disingkat PPAIW adalah pejabat berwenang yang ditetapkan oleh Menteri untuk membuat akta ikrar

wakaf.7. Badan Wakaf Indonesia adalah adalah lembaga

independen untuk mengembangkan perwakafan di Indonesia.

8. Pemerintah adalah perangkat Negara Kesatuan Republik Indonesia yang terdiri atas Presiden

beserta para menteri.9. Menteri adalah menteri yang bertanggung jawab di

bidang agama.

Page 40: KOMPILASI HUKUM ISLAM

BAB IIDASAR-DASAR WAKAF

Bagian PertamaUmum

Pasal 2 s/d Pasal 5

Bagian KetigaUnsur Wakaf

Pasal 6Wakaf dilaksanakan dengan memenuhi unsur wakaf

sebagai berikut :a. Wakif; d. Ikrar Wakaf;

b. Nazhir; e. Peruntukan hrta benda wkfc. Harta benda Wakaf f. Jangka waktu wakaf

Page 41: KOMPILASI HUKUM ISLAM

Bagian KeempatWakif

Pasal 7 dan Pasal 8Bagian Kelima

NazhirPasal 9 s/d Pasal 14

Pasal 9Nazhir meliputi :

a. Perseoranganb. Organisasi; atau

c. Badan hukum

Page 42: KOMPILASI HUKUM ISLAM

Bagian KeenamHarta Benda Wakaf

Pasal 15Harta benda wakaf hanya dapat diwakafkan apabila

dimiliki dan dikuasai oleh Wakif secara sah.

Pasal 161. Harta benda wakaf terdiri dari : a. Benda tidak bergerak; dan

b. Benda bergerak.

Page 43: KOMPILASI HUKUM ISLAM

Bagian KetujuhIkrar Wakaf

Pasal 17 dan Pasal 21Bagian Kedelapan

Peruntukan Harta Benda WakafPasal 22 s/d Pasal 23

Bagian KesembilanWakaf dengan Wasiat

Pasal 24 s/d Pasal 27Bagian Kesepuluh

Wakaf Benda Bergerak Berupa UangPasal 28 s/d Pasal 31

Page 44: KOMPILASI HUKUM ISLAM

BAB IIIPENDAFTARAN DAN PENGUMUMAN HARTA BENDA

WAKAFPasal 32 s/d Pasal 39

BAB IVPERUBAHAN STATUS HARTA BENDA WAKAF

Pasal 40 dan Pasal 41BAB V

PENGELOLAAN DAN PENGEMBANGAN HARTA BENDA WAKAF

Pasal 42 s/d Pasal 45

Page 45: KOMPILASI HUKUM ISLAM

BAB VIBADAN WAKAF INDONESIA

Bagian PertamaKedudukan dan Tugas

Pasal 47 s/d Pasal 50Bagian Kedua

OrganisasiPasal 51 s/d Pasal 52

Bagian KetigaAnggota

Pasal 53 dan Pasal 54

Page 46: KOMPILASI HUKUM ISLAM

Bagian KeempatPengangkatan dan Pemberhentian

Pasal 55 s/d Pasal 58Bagian KelimaPembiayaan

Pasal 59Bagian Keenam

Ketentuan PelaksanaanPasal 60

Page 47: KOMPILASI HUKUM ISLAM

Bagian KetujuhPertanggungjawaban

Pasal 611. Pertanggungjawaban pelaksanaan tugas Badan Wakaf Indonesia dilakukan melalui laporan tahunan

yang diaudit oleh lembaga audit independen dan disampaikan kepada Menteri.

2. Laporan tahunan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diumumkan kepada masyarakat.

Page 48: KOMPILASI HUKUM ISLAM

BAB VIIPENYELESAIAN SENGKETA

Pasal 62BAB VIII

PEMBINAAN DAN PENGAWASANPasal 63, Pasal 64, Pasal 65

BAB IXKETENTUAN PIDANA DAN SANKSI ADMINISTRATIF

Bagian PertamaKetentuan Pidana

Pasal 67

Page 49: KOMPILASI HUKUM ISLAM

Bagian KeduaSanksi Administratif

Pasal 68

BAB XKETENTUAN PERALIHAN

Pasal 69 dan Pasal 70

BAB XIKETENTUAN PENUTUP

Pasal 71

Page 50: KOMPILASI HUKUM ISLAM

Peraturan Daerah Propinsi Daerah Istimewa Aceh Nomor 5 Tahun 2000 tentang Pelaksanaan Syariat Islam.

Qanun Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam Nomor 10 Tahun 2002 tentang Peradilan Syariat Islam

Qanun Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam Nomor 11 Tahun 2002 tentang Pelaksanaan Syariat Islam bidang

Aqidah, Ibadah dan Syi’ar Islam.

Qanun Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam Nomor 12 Tahun 2003 tentang Minuman Khamr dan sejenisnya.

Qanun Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam Nomor 13 Tahun 2003 tentang Maisir (Perjudian)

Qanun Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam Nomor 14 Tahun 2003 tentang khalwat (Mesum)

Page 51: KOMPILASI HUKUM ISLAM

Qanun Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam Nomor......... Tahun ................ tentang Pembunuhan dan Pembunuhan

Berencana.

Qanun Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam Nomor 10 Tahun 2002 tentang Peradilan Syariah Islam

Menimbang :

a. Bahwa di daerah Aceh sejak 1 Agustus 1946 telah dibentuk mahkamah syar’iyah yang mengadili perkara-

perkara berkenaan dengan agama Islam yang mempunyai kewenangan absolut sebagaimana

ditentukan dalam keputusan Badan Pekerja DPR Aceh tanggal 3 Desember 1947 Nomor 35.

Page 52: KOMPILASI HUKUM ISLAM

b. Bahwa untuk memberi dasar hukum kepada mahkamah syar’iyah berdasarkan Pasal 1 ayat 4 UU Darurat No. 1 Tahun 1951 telah dikeluarkan PP No.

29 tahun 1957 tentang Pembentukan Pengadilan Agama, Mahkamah Syar’iyah di Prov. Aceh, selanjutnya dengan PP No. 45 Tahun 1957

Pengadilan Agama/Mahkamah Syar’iyah seperti yang telah dibentuk di Aceh dibentuk juga untuk daerah-

daerah lainnya diluar Jawa dan Madura.

c. Bahwa berdasarkan UU No. 14 Tahun 1970 dan UU No. 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama maka

nama Pengadilan Agama/Mahkamah Syar’iyah diseragamkan menjadi Pengadilan Agama tanpa

sebutan Mahkamah Syar’iyah.

Page 53: KOMPILASI HUKUM ISLAM

d. UU No. 18 Tahun 2001 tentang Otonomi Khusus Bagi Prov. Istimewa Aceh.

BAB I

KETENTUAN UMUM

BAB II

SUSUNAN MAHKAMAH

Bagian Pertama : Umum

Bagian Kedua : Ketua, Wakil Ketua, Hakim, Panitera

dan Juru Sita.

Paragraf 1 : Ketua, Wakil Ketua dan Hakim

Paragraf 2 : Panitera

Paragraf 3 : Juru Sita

Page 54: KOMPILASI HUKUM ISLAM

Bagian Ketiga : Sekretaris

BAB III

KEKUASAAN DAN KEWENANGAN MAHKAMAH

Pasal 49

Mahkamah Syar’iyah bertugas dan berwenang memeriksa, memutus dan menyelesaikan perkara-

perkara pada tingkat pertama dalam bidang :a. Al-ahwal al – syakhshiyah

b. Mu’amalah

c. Jinayah

Page 55: KOMPILASI HUKUM ISLAM

BAB IV

HUKUM MATERIIL DAN FORMIL

BAB V

KETENTUAN-KETENTUAN LAIN