2
Komplikasi Anestesi regional Komplikasi pada blokade saraf pusat Blokade pada saraf pusat dapat menghasilkan efek anelgesik pada persalian yang baik dan juga pada SC dan didukung juga denga tingkat insidensi yang rendah dari komplikasi yang berat. Beberapa komplikasi pula dapat muncul dengan blokade sistem saraf pusat (CNB). PDPH, PDPH merupakan komplikasi umum yang terjadi pada blokade neuraaxial. Insiden yang dilaporkan pada pasien sekitar 0 – 30 %. PDPH berkaitan dengan ukuran serta tipe dari jarum spinal yang digunakan, dan secara progresif berkurang dengan penggunaan jarum kecil tipe Quincke untuk spinal. Jarum ukuran mata pensil punya insidensi rendah dari kejadian PDPH diabnding jarum cutting. PDPH adalah sebuah komplikasi yang seharusnya tidak ditangani secara ringan. Karena adanya tingkat morbiditas tinggi pada PDPH. Sudah dilaporkan bahwa PDPH yang tidak ditangani bisa menjadi hematoma subdural. Adapun demikian, ahli anestesi sudah disarankan untuk menghindari kejadian PDPH dengan cara mengoptimalisasi faktor2 yang dapat dikntrol dalam pelaksanaan anestesi. PDPH biasanya bersifat self-limiting dan secara spontan dapat muncul sendiri dalam bebrapa hari. Meskipun demikian, penulios merekomendasikan 24 jam terapi untuk terapi konservatif. Beberapa terapi farmasetik() dan intervensi () sudah ada untuk mengobati PDPH, EBP mempunyai tngkat kesuksesan 96-98 % dan telah diakui sebagai terapi definitif untuk PDPH dan juga EBP yang bersifat profilaksis. Komplikasi neurologis berat yang berhubungan dengan anestesi regional jarang terjadi. Insidensi dari komlikasi neurologis setelah melakukan CNB diperkirakan antara 1/1000 dan 1/1000000. trauma langsung pada jaringan saraf muncul pada lokasi corda spinalis, jaringan saraf, atau saraf perifer. Jarum epidural atau jarum spinal mungkin dapat menyentuh jaringan saraf yang nantinya akan menyebabkan rusaknya corda

Komplikasi Anestesi Regional

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Komplikasi Anestesi Regional

Komplikasi Anestesi regional

Komplikasi pada blokade saraf pusatBlokade pada saraf pusat dapat menghasilkan efek anelgesik pada persalian yang baik dan juga pada SC dan didukung juga denga tingkat insidensi yang rendah dari komplikasi yang berat. Beberapa komplikasi pula dapat muncul dengan blokade sistem saraf pusat (CNB).

PDPH, PDPH merupakan komplikasi umum yang terjadi pada blokade neuraaxial. Insiden yang dilaporkan pada pasien sekitar 0 – 30 %. PDPH berkaitan dengan ukuran serta tipe dari jarum spinal yang digunakan, dan secara progresif berkurang dengan penggunaan jarum kecil tipe Quincke untuk spinal. Jarum ukuran mata pensil punya insidensi rendah dari kejadian PDPH diabnding jarum cutting. PDPH adalah sebuah komplikasi yang seharusnya tidak ditangani secara ringan. Karena adanya tingkat morbiditas tinggi pada PDPH. Sudah dilaporkan bahwa PDPH yang tidak ditangani bisa menjadi hematoma subdural. Adapun demikian, ahli anestesi sudah disarankan untuk menghindari kejadian PDPH dengan cara mengoptimalisasi faktor2 yang dapat dikntrol dalam pelaksanaan anestesi.

PDPH biasanya bersifat self-limiting dan secara spontan dapat muncul sendiri dalam bebrapa hari. Meskipun demikian, penulios merekomendasikan 24 jam terapi untuk terapi konservatif. Beberapa terapi farmasetik() dan intervensi () sudah ada untuk mengobati PDPH, EBP mempunyai tngkat kesuksesan 96-98 % dan telah diakui sebagai terapi definitif untuk PDPH dan juga EBP yang bersifat profilaksis.

Komplikasi neurologis berat yang berhubungan dengan anestesi regional jarang terjadi. Insidensi dari komlikasi neurologis setelah melakukan CNB diperkirakan antara 1/1000 dan 1/1000000. trauma langsung pada jaringan saraf muncul pada lokasi corda spinalis, jaringan saraf, atau saraf perifer. Jarum epidural atau jarum spinal mungkin dapat menyentuh jaringan saraf yang nantinya akan menyebabkan rusaknya corda spinalis. Scott et al, memonitor 505.000 blok epidural pada ibu bersalin, hanya didapatkan 38 neuropati. Sindrom cauda equina juga merupakan komplikasi lainnya pada CNB yang mengganggu. Rigler et al, mendalilkan bahwa kombinasi dari trauma, maldistribusi dan anestesi lokal yang dosisnya tinggi dapat menyebabkan kerusakan neurotoksik.

Abses epidural jarang terjadi tetapi merupakan komplikasi paling buruk dari CNB. Abses epidural biasanya menyangkut pada infeksi pada ruang epidural. Pada salah satu tinjuan, anestesi epidural hanya berhubungan dengan 1 dalam 39 kejadian abses epidural. Defisit neurologis dapat berlanjut apabila corda spinalis terkompresi. Gejala lainnya adalah nyeri ekstreitas bawah, kelemahan, disfungsi VU dan Usus Besar, serta paraplegia. Operasi segera diperlukan.

Epidural hematoma : beberapa literatur menjelaskan betapa bahayanya, tetapi jarang terjadi, akibat kompliaksi dari anestesi regional pada pasien yang sehat. Kebanyakan hematoma biasanya diikuti akibat regional anestesi yang timbul pada pasien dengan kelainan hemostasis, yang biasanya pada kasus antikoagulannya. Heparin yang

Page 2: Komplikasi Anestesi Regional

bermolekul rendah yang menjadi penyebab untuk 35 kejadian hematoma epidural yang terjadi akibat anestesi regional, dan sebaiknya diperhatikan untuk menjadi kontarindikasi yang kuat. Kasus sekarang menyarankan apabila angka trombosit lebih dari 80 X 109/L merupakan jumlah adekuat untuk dilakukan anestesi neuraxial tanpa adanya faktor resiko. Survey baru saja ini, mengkonfirmasi bahwa 64-78 % dari unit yang ingin melakukan anestesi neraxial jika angka trombositnya setara atau diatas 80 X 109/L.

Komplikasi kardiovaskuler