28
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perdarahan Post Partum (PPP) merupakan perdarahan yang masih berasal dari tempat implantasi plasenta, robekan pada jalan lahir dan jaringan sekitarnya dan merupakan salah satu penyebab kematian ibu di samping perdarahan karena hamil ektopik dan abortus. Perdarahan post partum bila tidak mendapat penanganan yang semestinya akan meningkatkan morbiditas dan mortalitas ibu serta proses penyembuhan kembali (Mochtar, 2002). Perdarahan post partum adalah perdarahan yang melebihi 500 ml setelah bayi lahir. Pada praktisnya tidak perlu mengukur jumlah perdarahan sampai sebanyak itu sebab menghentikan perdarahan lebih dini akan memberikan prognosis lebih baik. Pada umumnya bila terdapat perdarahan yang lebih dari normal, apalagi telah menyebabkan perubahan tanda vital (seperti kesadaran menurun, pucat, limbung, berkeringat dingin, sesak napas, serta tensi < 90 mmHg dan nadi > 100/menit), maka penanganan harus segera dilakukan (Prawirohardjo, 2011). Di Indonesia, Sebagian besar persalinan terjadi tidak di rumah sakit, sehingga sering pasien yang bersalin di luar kemudian terjadi perdarahan post partum terlambat sampai ke rumah sakit, saat datang keadaan umum/hemodinamiknya sudah memburuk, akibatnya Hemoragik Post Partum Page 1

kompre HPP

Embed Size (px)

Citation preview

BAB 1PENDAHULUAN1.1 Latar BelakangPerdarahan Post Partum (PPP) merupakan perdarahan yang masih berasal dari tempat implantasi plasenta, robekan pada jalan lahir dan jaringan sekitarnya dan merupakan salah satu penyebab kematian ibu di samping perdarahan karena hamil ektopik dan abortus. Perdarahan post partum bila tidak mendapat penanganan yang semestinya akan meningkatkan morbiditas dan mortalitas ibu serta proses penyembuhan kembali (Mochtar, 2002).Perdarahan post partum adalah perdarahan yang melebihi 500 ml setelah bayi lahir. Pada praktisnya tidak perlu mengukur jumlah perdarahan sampai sebanyak itu sebab menghentikan perdarahan lebih dini akan memberikan prognosis lebih baik. Pada umumnya bila terdapat perdarahan yang lebih dari normal, apalagi telah menyebabkan perubahan tanda vital (seperti kesadaran menurun, pucat, limbung, berkeringat dingin, sesak napas, serta tensi < 90 mmHg dan nadi > 100/menit), maka penanganan harus segera dilakukan (Prawirohardjo, 2011).Di Indonesia, Sebagian besar persalinan terjadi tidak di rumah sakit, sehingga sering pasien yang bersalin di luar kemudian terjadi perdarahan post partum terlambat sampai ke rumah sakit, saat datang keadaan umum/hemodinamiknya sudah memburuk, akibatnya mortalitas tinggi. Menurut Depkes RI, kematian ibu di Indonesia (2009) adalah 650 ibu tiap 100.000 kelahiran hidup dan 43% dari angka tersebut disebabkan oleh perdarahan post partum.Penyebab langsung tingginya angka kematian ibu di Indonesia disebabkan oleh perdarahan 28%, Eklampsia24%, infeksi 20%, komplikasi Puerperium 8%, abortus 5%, partus macet 5%, trauma obsetri 5 %, emboli 3% (WHO, 2010).

Dari data WHO (World Health Organization) tahun 2007 menunjukan bahwa 25% dari kematian maternal disebabkan oleh perdarahan postpartum dan diperkirakan 100.000 kematian maternal tiap tahunnya (Admin, 2009).

Perdarahan, khususnya perdarahan post-partum, terjadi secara mendadak dan lebih berbahaya apabila terjadi pada wanita yang menderita anemia. Seorang ibu dengan perdarahan dapat meninggal dalam waktu kurang dari satu jam (Kemenkes RI, 2008). Kondisi kematian ibu secara keseluruhan diperberat oleh tiga terlambat yaitu terlambat dalam pengambilan keputusan, terlambat mencapai tempat rujukan, terlambat dalam mendapatkan pertolongan yang tepat di fasilitas kesehatan (Dinas Provinsi NTB, 2010).

1.2 Rumusan MasalahBagaimanakah konsep dasar dari hemoragi post partum?

1.3 Tujuan1.3.1 Tujuan Umum

Mengetahui landasan teori serta konsep asuhan keperawatan dari perdarahan post partum.

1.3.2 Tujuan Khusus1. Agar mahasiswa mampu mengetahui serta memahami tentang: a. Definisi dari hemoragik post partumb. Etiologi dari hemoragik post partumc. Klasifikasi dari hemoragik post partumd. Tanda dan gejala dari hemoragik post partume. Patofisiologi dari hemoragik post partumf. Pemeriksaan penunjang dari hemoragik post partumg. Penatalaksanaan dari hemoragik post partumh. Komplikasi dari hemoragik post partumi. Asuhan keperawatan pada pasien dengan hemoragik post partum1.4 Manfaat 1.4.1 Bagi Institusi PendidikanMakalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat khususnya dalam memperbanyak referensi tentang penyebab perdarahan post partum sebagai acuan bagi peneliti selanjutnya.1.4.2 Bagi Masyarakat

Memberikan pengetahuan atau gambaran pada masyarakat khususnya tentang perdarahan post partum terutama faktor penyebab terjadinya perdarahan post partum dalam 24 jam pertama setelah melahirkan.1.4.3 Bagi PenulisPenelitian ini sangat berguna untuk menambah pengalaman dan wawasan dalam penelitian serta sebagai bahan untuk menerapkan ilmu yang telah didapatkan selama kuliah.

BAB 2TINJAUAN PUSTAKA2.1Perdarahan Post Partuma. Pengertian Perdarahan Post PartumDefinisi perdarahan post partum adalah perdarahan yang melebihi 500 ml setelah bayi lahir. Pada praktisnya tidak perlu mengukur jumlah perdarahan sampai sebanyak itu sebab menghentikan perdarahan lebih dini akan memberikan prognosis lebih baik. Pada umumnya bila terdapat perdarahan yang lebih dari normal, apalagi telah menyebabkan perubahan tanda vital (seperti kesadaran menurun, pucat, limbung, berkeringat dingin, sesak napas, serta tensi < 90 mmHg dan nadi > 100/menit), maka penanganan harus segera dilakukan (Prawirohardjo, 2011).Perdarahan postpartum sering didefenisikan secara berturut-turut sebagai kehilangan darah berlebihan dari traktus genetalia dalam 24 jam setelah persalinan, sebanyak 500 ml atau lebih, atau sebanyak apapun yang mengganggu kesejahtraan ibu (Widiarti, 2007).Kondisi dalam persalinan menyebabkan kesulitan untuk menentukan jumlah perdarahan yang terjadi, maka batasan jumlah perdarahan disebutkan sebagai perdarahan yang lebih dari normal dimana telah menyebabkan perubahan tanda vital, antara lain pasien mengeluh lemah, limbung, berkeringat dingin, menggigil, hiperpnea, tekanan darah sistolik 100 x/menit, kadar Hb < 8 g/dL.Hemoragik postpartum (perdarahan postpartum) adalah hilangnya darah lebih dari 500 ml dalam 24 jam pertama setelah lahirnya bayi (William, 1981). Namun, menurut Doengoes (2001), perdarahan postpartum adalah kehilangan darah lebih 500 ml selama atau setelah melahirkan.

b. EtiologiPenyebab perdarahan dibagi dua sesuai dengan jenis perdarahan yaitu :Penyebab perdarahan paska persalinan dini :

1) Perlukaan jalan lahir : ruptur uteri, robekan serviks, vagina dan perineum, luka episiotomi.

2) Perdarahan pada tempat menempelnya plasenta karena : atonia uteri, retensi plasenta, inversio uteri.

3) Gangguan mekanisme pembekuan darah

Penyebab perdarahan paska persalinan terlambat:

1) sisa plasenta

2) bekuan darah,

3) infeksi akibat retensi produk pembuangan dalam uterus sehingga terjadi sub involusi uterus.

Faktor Predisposisi

1) Perdarahan pascapersalinan dan usia ibuWanita yang melahirkan anak pada usia dibawah 20 tahun atau lebih dari 35 tahun merupakan faktor risiko terjadinya perdarahan pascapersalinan yang dapat mengakibatkan kematian maternal. Pada usia dibawah 20 tahun fungsi reproduksi seorang wanita belum berkembang dengan sempurna, jalan lahir mudah robek, kontraksi uterus masih kurang baik, rentan terjadi perdarahanPada usia diatas 35 tahun fungsi reproduksi seorang wanita mengalami penurunan kemungkinan komplikasi pascapersalinan terutama perdarahan lebih besar.2) Perdarahan pascapersalinan dan gravidIbu-ibu dengan kehamilan multigravida mempunyai risiko > dibandingkan primigravida. Pada Multigravida fungsi reproduksi mengalami penurunan sehingga kemungkinan terjadinya perdarahan pascapersalinan menjadi lebih besar.3) Perdarahan pascapersalinan dan paritasParitas 2-3 merupakan paritas paling aman ditinjau dari perdarahan pascapersalinan yang dapat mengakibatkan kematian maternal. Paritas satu dan paritas tinggi (lebih dari tiga) mempunyai kejadian perdarahan lebih tinggi. Pada paritas yang rendah (paritas satu) ketidak siapan ibu dalam menghadapi persalinan yang pertama adalah faktor penyebab ketidakmampuan ibu hamil dalam menangani komplikasi yang terjadi selama kehamilan, persalinan dan nifas.4) Perdarahan pascapersalinan dan Antenatal Care5) Perdarahan pascapersalinan dan kadar hemoglobinAnemia adalah suatu keadaan yang ditandai dengan penurunan nilai hemoglobin dibawah nilai normal. Perdarahan pascapersalinan mengakibatkan hilangnya darah sebanyak 500 ml atau lebih, jika hal ini terus dibiarkan tanpa adanya penanganan yang tepat dan akurat mengakibatkan turunnya kadar hemoglobin dibawah nilai normal.c. Klasifikasi

Menurut pendapat (Varney, 2008).Perdarahan post partum dibagi menjadi 2:1) Perdarahan Post Partum Dini/Perdarahan Post Partum Primer (Early Postpartum Hemorrhage)Perdarahan post partum dini adalah perdarahan yang terjadi dalam 24 jam pertama setelah kala III. Penyebab utama perdarahan post partum primer adalah atonia uteri, retensio plasenta, sisa plasenta dan robekan jalan lahir. Terbanyak dalam 2 jam pertama.2) Perdarahan pada Masa Nifas I Perdarahan Post Partum Sekunder (Late Postpartum Hemorrhage)Perdarahan post partum sekunder ialah perdarahan yang terjadi setelah anak lahir biasanya hari ke 5-15 post partum. Penyebab utamanya robekan jalan lahir dan sisa plasenta.Klasifikasi perdarahan post partum1) Perdarahan paska persalinan dini/ early HPP/ primary HPP adalah perdarahan berlebihan ( 600 ml atau lebih ) dari saluran genitalia yang terjadi dalam 12 - 24 jam pertama setelah melahirkan.2) Perdarahan paska persalinan lambat / late HPP/ secondary HPP adalah perdarahan yang terjadi antara hari kedua sampai enam minggu paska persalinan.d. Tanda dan Gejala

Gejala Klinis umum yang terjadi adalah kehilangan darah dalam jumlah yang banyak (> 500 ml), nadi lemah, pucat, lochea berwarna merah, haus, pusing, gelisah, letih, dan dapat terjadi syok hipovolemik, tekanan darah rendah, ekstremitas dingin, mual.

Gejala Klinis berdasarkan penyebab:1) Atonia Uteri: Gejala yang selalu ada : Uterus tidak berkontraksi dan lembek dan perdarahan segera setelah anak lahir (perarahan postpartum primer) Gejala yang kadang-kadang timbul : Syok (tekanan darah rendah, denyut nadi cepat dan kecil, ekstremitas dingin, gelisah, mual dan lain-lain)2) Robekan jalan lahir Gejala yang selalu ada : perdarahan segera, darah segar mengalir segera setelah bayi lahir, kontraksi uteru baik, plasenta baik Gejala yang kadang-kadang timbul : pucat, lemah, menggigil.3) Retensio plasenta Gejala yang selalu ada : plasenta belum lahir setelah 30 menit, perdarahan segera, kontraksi uterus baik Gejala yang kadang-kadang timbul : tali pusat putus akibat traksi berlebihan, inversi uteri akibat tarikan, perdarahan lanjutan4) Tertinggalnya plasenta (sisa plasenta Gejala yang selalu ada : plasenta atau sebagian selaput (mengandung pembuluh darah ) tidak lengkap dan perdarahan segera Gejala yang kadang-kadang timbul : Uterus berkontraksi baik tetapi tinggi fundus tidak berkurang5) Inversio uterus Gejala yang selalu ada : uterus tidak teraba, lumen vagina terisi massa, tampak tali pusat (jika plasenta belum lahir), perdarahan segera, dan nyeri sedikit atau berat. Gejala yang kadang-kadang timbul : Syok neurogenik dan pucate. PatofisiologiPada dasarnya perdarahan terjadi karena pembuluh darah didalam uterus masih terbuka. Pelepasan plasenta memutuskan pembuluh darah dalam stratum spongiosum sehingga sinus-sinus maternalis ditempat insersinya plasenta terbuka.Pada waktu uterus berkontraksi, pembuluh darah yang terbuka tersebut akan menutup, kemudian pembuluh darah tersumbat oleh bekuan darah sehingga perdarahan akan terhenti. Adanya gangguan retraksi dan kontraksi otot uterus, akan menghambat penutupan pembuluh darah dan menyebabkan perdarahan yang banyak. Keadaan demikian menjadi faktor utama penyebab perdarahan paska persalinan. Perlukaan yang luas akan menambah perdarahan seperti robekan servix, vagina dan perinium.

f. Pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan diagnostik yang dapat dilakukan adalah dengan menggunakan :

1) Pemeriksaan Laboratorium

Kadar Hb