91
KOMUNIKASI ANTARA GURU DAN SISWA DALAM MENGURANGI TINGKAT KENAKALAN SISWA DI SMA-N 74 JAKARTA Skripsi Oleh: Hari Styioko NIM: 205051000461 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2011

KOMUNIKASI ANTARA GURU DAN SISWA DALAM MENGURANGI …

  • Upload
    others

  • View
    1

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

KOMUNIKASI ANTARA GURU DAN SISWA

DALAM MENGURANGI TINGKAT KENAKALAN SISWA

DI SMA-N 74 JAKARTA

Skripsi

Oleh:

Hari Styioko NIM: 205051000461

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2011

i

ABSTRAK Nama : Hari Styioko Nim : 205051000461 Komunikasi Antar Pribadi Guru dan Siswa Dalam Mengurangi Tingkat Kenakalan Siswa di SMA-N 74 Jakarta Kenakalan siswa meliputi semua perilaku yang menyimpang dari norma-norma sosial yang dilakukan siswa. Perilaku tersebut akan merugikan dirinya sendiri. Berbagai macam kenakalan siswa yang ditunjukkan akhir-akhir ini seperti perkelahian secara perorangan atau kelompok, mabuk-mabukkan, pemerasan dan lain-lain. Oleh karena itu peran seorang Guru BK sangat diperlukan disetiap sekolah, baik sekolah negeri maupun swasta. Pentingnya komunikasi yang dibangun oleh guru terhadap siswanya akan mempengaruhi dampak dan mengurangi tingkat kenakalan siswa disekolah tersebut. Itulah sebabnya penulis tertarik meneliti tentang komunikasi yang terjalin antara Guru BK dan siswa, seberapa efektifkah komunikasi antar pribadi yang dilakukan guru dengan siswa, motivasi apa yang diberikan dan manfaat bimbingan konseling sehingga dapat mengurangi tingkat kenakalan siswa. Metode penelitian yang penulis gunakan adalah deskriptif kualitatif. Metode penelitian ini menggunakan perspektif (pemahaman, interpretasi penafsiran, dan eksplorasi) dilaksanakan menggunakan tehnik dokumentasi, observasi, dan wawancara. Kesimpulan dari penelitian ini adalah komunikasi antar pribadi antara guru dan siswa berjalan efektif. Karena setiap permasalahan yang terjadi pada siswa disekolah tersebut dapat diselesaikan denga baik. Selain itu komunikasi dengan orang tua siswa pun terjalin dengan baik. Siswa bisa bekerja sama dengan orang lain memahami perbedaan, menerima kekurangan orang lain dan tidak selalu menyalahkan orang lain. Pemberian motivasi dalam belajar secara perlahan merubah siswa dalam menerima materi belajar dari sekolah. Manfaat yang diterima siswa pun dari bimbingan konseling berbeda-beda baik secara langsung maupun tidak langsung.

ii

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Alhamdulillah, adalah kata yang terucap dari lisan penulis. Puji dan syukur

atas segala nikmat hidup yang telah Allah SWT berikan, sehingga penulis bisa

menyelesaikan tanggung jawab akademis yaitu penulisan skripsi yang sederhana

ini. Dengan judul “Komunikasi Antara Guru dan Siswa Dalam Mengurangi

Tingkat Kenakalan Siswa di SMA-N 74 Jakarta”.

Salawat serta salam tidak lupa dihaturkan penulis kepada baginda

Rasulullah Muhammad SAW, beserta keluarga dan sahabatnya. Tidak lupa do’a

terhadap kaum muslimin-muslimat yang telah wafat di jalan magfirah Allah SWT.

Terima kasih kepada semua yang telah memberikan dukungan moril

maupun materil, baik pada saat aktif kuliah maupun pada saat mengerjakan

skripsi. Begitu banyak ucapan terima kasih yang ingin penulis sampaikan, karena

tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak, skripsi ini tidak akan selesai. Ucapan

trima kasih yang begitu besar dihaturkan kepada:

1. Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi (FIDKOM) Dr. H.

Arief Subhan, M.A, Pudek I Drs. Wahidin Saputra, M.A, Pudek II Drs. H.

Mahmud jalal, M.A, dan Pudek III Drs. Study Rizal LK, M.A, yang telah

memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengaplikasikan ilmu yang

telah diperoleh dalam bentuk karya tulis semoga Allah SWT memberikan

balasan yang setimpal.

iii

2. Ketua Program Non Regular Dra. Asriati Jamil, M.Hum, yang sekaligus

merangkap sebagai dosen pembimbing angkatan dan pembimbing skripsi

yang selalu sabar dalam melakukan bimbingan serta selalu menyempatkan

waktunya untuk mengoreksi skripsi.

3. Dra. Musfirah Nurlaily, M.A, selaku sekretaris Program Non Regular yang

selalu memberikan motivasi kepada saya.

4. Seluruh Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, yang telah

banyak memberikan ilmu pengetahuannya pada saat penulis aktif kuliah

maupun pada saat menyelesaikan penulisan skripsi ini.

5. Petugas perpustakaan yang aktif sehingga membantu penulis dalam

mencari data dan referensi dalam pembuatan skripsi.

6. Bapak Tugimin (Alm), semoga Bapak bisa merasakan kebahagian di alam

akhirat atas apa yang telah aku capai saat ini. Terima kasih Ibu buat do’a

mu yang tidak pernah berhenti untuk selalu mendo’akan anak-anakmu.

Kakakku tersayang.

7. Sahabat-sahabat KPI 2005, kapan kita ke kota kembang lagi ?

8. KKS 2008, Desa Pamijahan and Goes to Anyer.

iv

DAFTAR ISI

ABSTRAK………………………………………………………………………...i

KATA PENGANTAR……………………………………………………………ii

DAFTAR ISI…………………………………………………………………......iv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah.............................................................1

B. Batasan dan Rumusan Masalah………………………………..7

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian………………………………..7

D. Tinjauan Pustaka………………………………………………8

E. Metodologi Penelitian…………………………………………8

F. Sistematika Penulisan………………………………………...10

BAB II LANDASAN TEORI

A. Komunikasi Antar Pribadi……………………………………12

1. Komunikasi Antar Pribadi……………………………12

2. Bentuk Komunikasi Antar Pribadi…………………...20

3. Efektifitas Komunikasi Antar Pribadi………………..22

4. Teori Penetrasi Sosial………………………………...24

B. Kenakalan Siswa……………………………………………..26

BAB III GAMBARAN UMUM SMA-N 74 JAKARTA

A. Profil SMA-N 74 Jakarta…………………………………….30

1. Sejarah SMA-N 74 Jakarta…………………………..30

2. Visi dan Misi………………………………………....34

v

3. Struktur Organisasi Sekolah………………………….35

4. Nama Guru dan Tugas Mengajar…………………….37

B. Kegiatan Akademik………………………………………….37

C. Profil Guru BK SMA-N 74 Jakarta………………………….42

BAB IV HASIL ANALISIS DATA LAPANGAN

A. Bentuk Komunikasi Antara Guru dan Siswa………………...44

B. Efektifitas Antara Guru dan Siswa…………………………..45

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan…………………………………………………..54

B. Saran…………………………………………………………57

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………..58

LAMPIRAN

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Komunikasi merupakan sarana paling utama dalam kehidupan

manusia, yang berarti tak ada seorang pun yang dapat menarik diri dari proses

ini baik dalam fungsinya sebagai individu maupun makhluk sosial.

Komunikasi itu sendiri ada dimana-mana seperti dirumah, sekolah, kantor,

rumah sakit, dan disemua tempat yang melakukan sosialisasi. Artinya hampir

seluruh kegiatan manusia selalu tersentuh komunikasi. Banyak pakar menilai

bahwa komunikasi adalah suatu kebutuhan yang sangat fundamental bagi

seseorang dalam hidup bermasyarakat.1

Menurut Onong Uchjana Effendi istilah komunikasi berasal dari

perkataan inggris yaitu Communication yang bersumber dari bahasa latin

Communication yang berarti pemberitahuan atau pertukaran pikiran makna

asli dari Communicatio adalah communis yang artinya adalah sama atau

kesamaan arti.2

Salah satu tujuan komunikasi adalah menggerakkan orang lain untuk

melakukan sesuatu. Sesuatu itu dapat bermacam-macam, mungkin bisa berupa

kegiatan. Melalui komunikasi orang dapat merencanakan masa depannya,

membentuk kelompok dan lain-lain. Dengan komunikasi manusia dapat

menyampaikan informasi, opini, dan pendapatnya.

1 Hafied Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi, (Jakarta : PT. Rajagrafindo Utama, 2007) h.1

2 Onong Uchjana Effendi, Spektur Komunikasi, (Bandung : Bandar Maju, 1992) h.4

2

Komunikasi itu sendiri bisa terjadi secara langsung dan tidak langsung.

Komunikasi langsung dapat dilakukan secara langsung berbicara dengan

lawan bicara kita. Komuikasi ini, sangat efektif untuk mengetahui tanggapan

lawan bicara kita. Kemudian selain itu, ada komunikasi tidak lansung.

Biasanya, orang berkomunikasi lewat email, surat menyurat, dan SMS.

Komunikasi ini adalah komunikasi secara tidak langsung. Komunikasi tidak

langsung memang efisien, tapi lebih dianjurkan untuk melakukan komunikasi

secara lansung (face to face), karena jika komunikasi itu dilakukan secara

langsung, maka kedua belah pihak lebih memahami informasi yang diberikan,

selain itu lebih mengenal karakteristik lawan bicara kita, sehingga resiko salah

paham dapat diminimalisir.

Pada sisi lain komunikasi merupakan suatu proses penyampaian pesan

dari sumber kepada penerima melalui saluran atau media dengan tujuan agar

terjadi perubahan terhadap diri orang yang menerima pesan tersebut.

Komunikasi sebagai suatu proses tersendiri atas komponen-komponen yakni

komunikator, pesan, saluran, komunikan dan efek atau pengaruh. Selain

komponen tersebut, komponen lain yang turut menentukan berhasil tidaknya

suatu komunikasi yaitu tanggapan balik lingkungan dan gangguan yang saling

terkait satu dengan yang lainnya.

Namun pada kenyataannya, dari berbagai macam komunikasi.

Komunikasi Antar Pribadi adalah komunikasi yang sangat berpengaruh dalam

kehidupan sehari-hari. Karena komunikasi antar pribadi adalah komunikasi

yang berlangsung dalam situasi tatap muka antara dua orang atau lebih, baik

3

secara terorganisasi maupun pada kerumunan orang.3 Bentuk khusus dari

komunikasi antar pribadi ini adalah komunikasi yang melibatkan hanya dua

orang secara tatap muka, yang memungkinkan setiap pesertanya menangkap

reaksi orang lain secara langsung, baik secara verbal ataupun nonverbal.

Komunikasi antar pribadi berlangsung antar dua individu, karenanya

pemahaman komunikasi dan hubungan antar pribadi menempatkan

pemahaman mengenai komunikasi dalam proses psikologis. Setiap individu

dalam tindakan komunikasi memiliki pemahaman dan makna pribadi terhadap

setiap hubungan dimana dia terlibat didalamnya.

Dalam sudut pandang psikologis Komunikasi antar pribadi merupakan

kegiatan yang melibatkan dua orang atau lebih yang memiliki tingkat

kesamaan tertentu, katakanlah laki-laki dan perempuan. Mereka secara

individual dan serempak memperluas diri pribadi masing-masing ke dalam

tindakan komunikasi melalui pemikiran, perasaan, keyakinan, atau dengan

kata lain melalui proses psikologi mereka.

Hal terpenting dari aspek psikologi dalam komunikasi adalah asumsi

bahwa diri pribadi individu terletak dalam diri individu dan tidak mungkin

diamati secara langsung. Artinya dalam komunikasi antar pribadi pengamatan

terhadap seseorang dilakukan melalui perilakunya dengan mendasarkan pada

persepsi si pengamat. Dengan demikian aspek psikologi mancakup

pengamatan pada dua dimensi, yaitu internal dan eksternal. Fungsi psikologi

dari komunikasi adalah untuk menginterpretasikan tanda-tanda melalui

3 http://www.lusa.web.id / Komunikasi-antar-Pribadi-interpersonal-Communication/ Tgl.

26 oktober 2009

4

tindakan atau perilaku yang dapat diamati. Proses interpretasi ini setiap

individu berbeda. Karena setiap individu memiliki kepribadian yang berbeda,

yang terbentuk karena pengalaman yang berbeda pula.

Komunikasi antar pribadi sangat potensial untuk menjalankan fungsi

instrumental sebagai alat untuk mempengaruhi atau membujuk orang lain.

Karena kita dapat menggunakan kelima alat indera kita untuk mempertinggi

daya bujuk pesan yang kita komunikasikan kepada komunikan kita. Sebagai

komunikasi yang paling lengkap dan paling sempurna, komunikasi antar

pribadi berperan penting hingga kapanpun, selama manusia mempunyai

emosi.

Fungsi komunikasi antar pribadi tidak sebatas pertukaran informasi

atau pesan saja, tetapi merupakan kegiatan individu dan kelompok mengenai

tukar-menukar data, fakta dan ide-ide agar komunikasi dapat berlangsung

secara efektif dan informasi yang disampaikan oleh komunikator dapat

diterima dengan baik, maka komunikator perlu menyampaikan pola

komunikasi yang baik pula. 4

Pentingnya komunikasi antar pribadi dalam kehidupan manusia tidak

dapat dipungkiri, begitu juga halnya dalam suatu lembaga organisasi. Yang

mana organisasi merupakan suatu wadah, sekumpulan orang yang mempunyai

kepentingan dan tujuan yang sama, dimana dalam aktifitasnya membutuhkan

pembagian kerja untuk mencapai tujuan organisasi, tentunya dibutuhkan

komunikasi yang baik bagi anggotanya.

4 Asnawir dan Basyirudin Usman, Media Pembelajaran (Jakarta : Ciputat Press, 2002)

h.7

5

Salah satu organisasi yang dimaksud ialah menggunakan sarana atau

tempat yang ada dan dikenal oleh masyarakat luas yaitu Sekolah. Sekolah

merupakan lembaga organisasi yang bertujuan meningkatkan pengetahuan

mengenai etika, moral, serta kedisiplinan. Peningkatan pengetahuan disini

tidak lepas dari prestasi belajar seseorang dalam hal ini adalah siswa tidak

hanya itu saja, prestasi belajar siswa harus disertai dengan etika dan moral

yang baik, yang akhirnya dapat menumbuhkan sikap kedisiplinan. Dalam

upaya pencapaian tujuan pendidikan disekolah tersebut, maka peranan

kredibilitas yang dimiliki oleh seorang guru dalam mendidik siswa dalam

proses belajar mengajar sangatlah penting untuk meingkatkan kualitas siswa

dalam prestasi belajar dan prestasi etika, moral, sikap, dan tingkah laku.

Sekolah memerlukan guru yang memiliki kompetisi mengajar dan

mendidik, yang inovatif, yang kreatif, yang cukup waktu untuk menekuni

tugas profesionalnya, yang dapat menjaga wibawanya dimata para siswanya.

Jadi guru merupakan faktor kunci keberhasilan pelaksanaan pendidikan dan

pengajaran, artinya segala kebijakan rencana inovasi gagasan pendidikan yang

ditetapkan untuk mewujudkan cita-cita pendidikan nasional, yang pada

akhirnya mutu pelaksanaan terletak ditangan guru. Adapun dalam belajar

mengajar proses penyampaian pesan sumbernya bisa dari murid, guru, dan

lain sebagainya. Media pendidikan adalah salurannya, dan penerimanya

adalah murid.5

5 H.M. Alisufsabri, Pengantar Ilmu Pendidikan, (Jakarta : UIN Jakarta, 2005), h.11

6

Pelajar atau siswa adalah seseorang yang sedang menginjak usia

remaja, yang merupakan masa transisi dari kanak-kanak ke dewasa. Siswa

menengah umum ini rata-rata berusia 15 sampai 18 tahun. Pada usia inilah

akan timbul berbagai macam gejolak jiwa, keragu-raguan yang dapat

menimbulkan kesulitan-kesulitan dalam dirinya. Kesulitan-kesulitan yang

datang tentu akan menyebabkan rasa ketidakpuasan siswa yang dapat

mengganggu konsentrasi belajar. Permasalahan ini membuat tugas sebagai

pengajar menjadi lebih berat, karena guru harus menghadapi berbagai

perbedaan sifat dan sikap secara individual.

Dengan komunikasi antar pribadi secara persuasif dan efektif antara

guru kepada siswanya diharapkan akan membantu memotivasi,

menggerakkan, serta mendorong siswa untuk lebih giat belajar, karena dengan

komunikasi antar pribadi yang berjalan dengan baik, maka akan membuat

siswa lebih komunikatif dan mau bekerja sama untuk lebih giat sehingga

rencana dan tujuan dari sekolah akan tercapai yaitu menciptakan siswa yang

bermutu.

Adapun syarat utama terjadinya komunikasi adalah adanya interaksi

antara komunikator dengan komunikan. Karena komunikasi adalah proses

penyampaian pesan atau pemindahan informasi dari komunikator kepada

komunikan untuk mencapai suatu tujuan yang digunakan oleh komunikator.

Untuk itu penulis menuangkan dalam bentuk penelitian yang berjudul

“KOMUNIKASI ANTARA GURU DAN SISWA DALAM MENGURANGI

TINGKAT KENAKALAN SISWA DI SMA-N 74 JAKARTA”

7

B. Batasan dan Rumusan Masalah

Memperhatikan luasnya masalah yang diuraikan, maka penulis

membatasi pada komunikasi antar pribadi yang terjadi antara Guru BP dengan

Siswa kelas XI dalam mengurangi tingkat kenakalan siswa di SMA-N 74

Jakarta Selatan.

Adapun rumusan masalah yang diteliti yaitu:

1. Bagaimana bentuk komunikasi antar pribadi antara guru dan siswa dalam

mengurangi tingakat kenakalan siswa di SMA-N 74 Jakarta?

2. Bagaimana efektifitas komunikasi antar pribadi dalam mengurangi tingkat

kenakalan siswa di SMA-N 74 Jakarta ?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian.

1. Tujuan Penelitian

a. Mengetahui efektifitas komunikasi antar pribadi dalam mengurangi

tingkat kenakalan siswa di SMA 74.

b. Motivasi apa saja yang diberikan untuk mengurangi tingkat kenakalan

Siswa.

c. Apa manfaat setelah melakukan binbingan konseling

2. Manfaat Penelitian.

a. Sebagai usaha untuk memperdalam pengetahuan mengenai hal-hal

yang berhubungan dengan peningkatan profesi sebagai bidang garapan

penulis dan merupakan bahan acuan serta perbandingan bagi studi

dalam usaha mengembangkan keilmuan yang sesuai bidangnya.

8

b. Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan informasi dan

dokumentasi ilmiah, dan dalam rangka meningkatkan sebuah andil

khusus para pengajar dalam memberikan pendidikan. Maka skripsi ini

diharapkan mampu memberikan evaluasi terhadap seluruh aktivitas

pendidikan tentang hal mana yang harus dapat dipertahankan atau

dapat diperbaiki sehingga keberadaan pengajar di SMA-N 74 dapat

lebih meningkat lagi dengan baik dan sempurna.

D. Tinjauan Pustaka

Tinjauan pustaka ini hasil membaca buku, internet, skripsi penelitian

mahasiswi Rosalina tahun 2009 dengan judul “Pola Komuikasi Guru dan

Murid pada lembaga Bimbingan Belajar Bintang Pelajar”.

E. Metodologi Penelitian

Metodologi penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif, yaitu

metode yang sangat bergantung kepada perspektif yang digunakan serta

permasalahan yang diteliti dalam rangka melakukan deskripsi

(penggambaran), verstehen (pemahaman dan pemakanaan), interpretasi

(penafsiran), pengembangan dan eksplorasi.6

1. Tempat Penelitian

SMA-N 74 yang terletak di Jl. Dharma Putra XI Kebayoran Lama,

Jakarta Selatan

6 Prayogo Imam Suryo, Metodologi Penelitian Sosial Agama, (Bandung; PT Remaja

Rosdakarya, 2001) h.101-102

9

2. Subjek dan Objek Penelitian

Subjek penelitian adalah orang yang dapat memberikan informasi,

yaitu orang yang berkaitan langsung dengan Pendidikan di sekolah. Dan

Objek penelitiannya adalah bentuk dan efektifitas komunikasi antar

pribadi guru dalam mengurangi tingkat kenakalan siswa.

3. Pengumpulan Data Penelitian

a. Observasi

Observasi yaitu pengamatan dan pencatatan dengan sistematis

terhadap fenomena-fenomena yang diteliti. Dalam hal ini penulis

secara langsung mengamati terhadap objeknya dengan dibantu

seperangkat alat seperti tape recorder, buku catatan, dan lain-lain yang

semua itu dilakukan dengan datang langsung ke SMA-N 74.

b. Wawancara

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu.

Percakapan ini dilakukan oleh dua belah pihak, yaitu pewawancara

(interview) yang mengajukan pertanyaan dan yang terwawancara

(interviewel) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu.

c. Dokumentasi

Dalam melakukan wawancara pada orang-orang yang

bersangkutan (nara sumber) peneliti langsung mengumpulkan data-

data untuk dijadikan dokumen.

10

d. Tehnik Analisis Data

Dari data yang dikumpulkan, kemudian dianalisis dan

diinterpetasikan. Adapun metode yang dipakai dalam menganalisis

data dengan menggunakan metode analisis deskriptif, maksudnya cara

melaporkan data dengan menerangkan dan memberikan gambaran

mengenai data yang telah terkumpul secara apa adanya dan kemudian

data tersebut disimpulkan.

F. Sistematika Penulisan

Dalam rangka penyelesaian skripsi ini penulis membuat sistematika

untuk mempermudah pembahasan antara lain :

Bab I PENDAHULUAN

Bab pertama ini akan menjelaskan mengenai latar belakang

masalah, batasan dan rumusan masalah, tujuan dan manfaat

penelitian, tinjauan pustaka, metodologi penelitian, sistematika

penulisan.

Bab II LANDASAN TEORI TENTANG

Bab kedua ini akan menjelaskan mengenai pengertian

komunikasi antar pribadi, proses komunikasi antar pribadi,

efektifitas komunikasi antar pribadi, penetrasi sosial, serta

kenakalan siswa.

11

Bab III GAMBARAN UMUM SMA-N 74 JAKARTA

Bab ketiga ini akan menjelaskan tentang sejarah dan

perkembangan, visi dan misi, struktur organisasi,

kepengurusan, program kerja, serta sarana dan prasarana SMA-

N 74 Jakarta

Bab IV HASIL PENELITIAN

Bab keempat ini menjelaskan tentang efektifitas komunikasi

antar pribadi guru dan siswa. Motivasi siswa dalam belajar

serta manfaat bimbingan konseling.

Bab V PENUTUP

Bab kelima ini menjelaskan tentang kesimpulan dari hasil

penelitian serta saran-saran dari hasil penelitian

.

12

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Komunikasi Antar Pribadi

1. Komunikasi Antar Pribadi

Pada hakikatnya setiap manusia suka berkomunikasi dengan

manusia lain, karena manusia merupakan makhluk sosial yang dalam

kehidupannya selalu ditandai dengan pergaulan antar manusia. Pergaulan

manusia merupakan salah satu bentuk peristiwa komunikasi dalam

masyarakat. Diantara manusia yang saling bergaul, ada yang saling

membagi informasi dan ada pula yang membagi gagasan dan sikap.

Pergaulan ini lebih sering dalam bentuk komunikasi antar pribadi.

Komunikasi barasal dari kata Communication yang berpangkal dari

perkataan latin yaitu Communis yang artinya membuat kebersamaan atau

membangun kebersaman. Astrid Susanto mengemukakan, perkataan

komunikasi berasal dari kata Communicare yang dalam bahasa latin

mempunyai arti berpartisipasi atau memberitahukan, menyampaikan

pesan, informasi, gagasan dan pendapat yang dilakukan oleh seseorang

kepada orang lain dengan mengharapkan feedback.7

Selain itu menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah

pengiriman dan penerimaan pesan atau berita antara dua orang atau lebih

sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami.8 Berdasarkan beberapa

pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa komunikasi adalah

7 Phil Astrid Susanto, Komunikasi Teori dan Praktek, (Bandung : Bina Cipta, 1980) h. 29 8 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, h.585

13

penyampaian informasi dan pengertian dari seseorang kepada orang lain

untuk mencapai tujuan tertentu. Komunikasi adalah proses penyampaian

suatu pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk memberitahu atau

mengubah sikap, pendapat atau perilaku, baik secara langsung lisan

maupun tidak langsung melalui media.9

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa seseorang dapat

dikatakan bahwa seseorang yang berkomunikasi berarti mengucapkan agar

orang lain ikut berpartisipasi atau merubah seseorang dengan tujuan dan

harapan agar dari isi pesan yang disampaikan. Jadi orang yang

berkomunikasi mereka harus memiliki kesamaan makna atau arti pada

lambang-lambang yang digunakan untuk berkomunikasi dan harus saling

mengetahui masalah yang dikomunikasikan.

Dalam Komunikasi terdapat unsur-unsur, yaitu :

a. Komunikator

Komunikator yaitu orang yang menyampaikan pesan pada komunikan,

yang memiliki sebagai Encoding, yaitu orang yang mengolah pesan-

pesan atau informasi kepada orang lain. Komunikator dapat juga

berupa individu yang sedang berbicara, menulis, sekelompok orang,

organisasi komunikasi seperti, surat kabar, radio, film, dan lain

sebagainya.10

9 Onong Uchjana Effendy, Dinamika Komunikasi, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2004) h.5

10 A. W. Widjaja, Komunikasi dan Hubungan Masyarakat. H.12

14

Syarat-syarat komunikator :

1) Memiliki kemampuan berkomunikasi

2) Memiliki kemampuan yang luas

3) Memiliki kredibilitas yang tinggi

4) Memiliki daya tarik

5) Mengenal dirinya sendiri

6) Memiliki kekuatan

b. Pesan

Adapun yang dimaksud dengan pesan dalam proses komunikasi adalah

suatu informasi yang akan dikirim kepada si penerima pesan.11

c. Komunikan

Komunikan atau penerima pesan adalah orang yang menjadi sasaran

dari kegiatan komunikasi.12 Komunikan atau penerima pesan dapat

menjadi pribadi atau orang banyak.

d. Media

Media yaitu saluran yang dipakai atau dipergunakan untuk

menyampaikan pesan dari sumber kepada penerima.

e. Efek

Efek merupakan hasil akhir dari proses komunikasi. Efek disini dapat

berupa sikap atau tingkah laku komunikan, apakah sesuai atau tidak

dengan yang diinginkan oleh komunikator.

11 Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi (Jakarta : Bumi Aksara, 1995) h.12 12 YS. Gunadi, Himpunan istilah Komunikasi (Jakarta : Gramedia, 1998), h.7

15

Komunikasi mempunyai peranan yang sangat penting dalam

kehidupan sehari-hari. Komunikasi merupakan medium penting bagi

pembentukan atau pengembangan pribadi untuk kontak sosial, yang berarti

dengan adanya komunikasi seseorang tumbuh dan belajar. Melalui

komunikasi juga, seseorang bisa menemukan pribadi kita dan orang lain,

bersahabat, bermusuhan, mencintai atau mengasihi orang lain, dan

sebagainya. Komunikasi adalah suatu proses, suatu kegiatan berlangsung

kontinu.13

Komunikasi tidak lain merupakan interaksi simbolik. Manusia

dalam berkomunikasi lebih pada memanipulasi lambang-lambang dari

berbagai benda. Semakin tinggi tingkat peradaban manusia semakin maju

orientasi masyarakatnya terhadap lambang-lambang. Secara sederhana

komunikasi dapat dirumuskan sebagai proses pengoperan isi pesan berupa

lambang-lambang dari komunikator kepada komunikan.

Berangkat dari definisi tersebut, komunikasi berarti sama-sama

membagi ide-ide. Apabila seseorang berbicara dan temannya tidak

mendengarkan dia, maka disini tidak ada pembagian dan tidak ada

komunikasi. Apabila orang pertama menulis dalam bahasa Perancis dan

orang kedua tidak dapat membaca Perancis, maka tidak ada pembagian

dan tidak ada komunikasi. Pada dasarnya komunikasi tidak hanya berupa

memberitahukan dan mendengarkan saja. Komunikasi harus mengandung

pembagian ide, pikiran, fakta, atau pendapat.

13 Tommy Suprapto, Pengantar Teori Komunikasi, h.5

16

Menurut Dedy Mulyana komunikasi berarti sama, Communico,

Communication, atau Communicare yang berarti membuat sama (to make

common). Istilah pertama adalah istilah yang paling sering disebut sebagai

asal-usul komunikasi, yang merupakan akar dari kata-kata latin lainnya

yang mirip. Komunikasi menyarankan bahwa suatu pikiran, suatu makna,

suatu pesan dianut secara sama.14 Secara umum Komunikasi antar pribadi

dapat diartikan sebagai suatu proses pertukaran makna antara orang-orang

yang saling berkomunikasi. Karena terjadi secara tatap muka (face to face)

antara dua individu. Selain itu, pengertian komunikasi antar pribadi adalah

komunikasi yang berlangsung antara dua orang, dimana terjadi kontak

langsung dalam bentuk percakapan.

Komunikasi antar pribadi juga dapat diartikan sebagai suatu proses

pertukaran makna antar orang-orang yang saling berkomunikasi. Dalam

proses pertukaran tersebut selalu mengalirkan pesan, dan pesan-pesan

komunikasi tidak selalu menggunakan kata-kata verbal semata-mata.

Kadang-kadang menggunakan lambang-lambang pesan yang disebut

pesan-pesan non verbal. Jenis komunikasi ini dianggap paling efektif

untuk mengubah sikap, pendapat atau perilaku manusia.

Dari pengertian diatas bisa ditarik kesimpulan bahwa komunikasi

antar pribadi adalah komunikasi antara orang-orang secara tatap muka,

yang memungkinkan setiap pesertanya menangkap reaksi orang lain secara

14 Dedy Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, ( Bandung : Remaja Rosdakarya,

2002) h.41

17

langsung, dimana lambang-lambang pesan secara efektif digunakan,

terutama lambang-lambang bahasa.

Pada komunikasi antar pribadi pribadi kita harus memperhatikan

lawan bicara kita, apakah yang bersangkutan tertarik atau tidak pada pesan

yang disampaikan. Untuk itu setiap komunikator harus dapat membaca

situasi serta kondisi orang yang diajak berbicara agar pembicaraan itu

dapat menghasilkan sebagaimana yang diharapkan. Proses penyampaian

pesan tersebut dilakukan untuk memberikan pengertian atau

mempengaruhi sikap dan tindakan orang. Dalam komunikasi antar pribadi

memiliki beberapa definisi seperti :

a. Definisi berdasarkan komponen ( Bochner 1978)

Komunikasi antar pribadi dengan mengamati komponen-komponen

utamanya adalah penyampaian pesan oleh satu orang kepada orang

lain atau seseorang menyampaikan pesan atau informasi kepada

sekelompok kecil orang, dengan berbagai dampaknya dan dengan

memberikan peluang untuk umpan balik.

b. Definisi berdasarkan hubungan diadik ( Campellia 1987 )

Komunikasi antar pribadi sebagai komunikasi yang berlangsung

diantara dua orang yang mempunyai hubungan yang mantap dan jelas.

Seperti suami istri, anak dengan ayah atau ibu, antar kakak beradik dan

lain sebagainya.

18

c. Definisi berdasarkan pengembangan ( Miller 1990 )

Komunikasi antar pribadi dilihat sebagai akhir dari perkembangan

komunikasi tak pribadi (impersonal) pada suatu ekstrem menjadi

komunikasi pribadi atau intim pada ekstrem lain. Maksudnya

hubungan yang mula-mulanya baru kenal kemudian memperdalam

mengetahui perilaku dan tingkah laku.

Bila diperhatikan secara seksama memang ketiga definisi itu ada

perbedaannya, seperti penekanan pada definisi pertama pada komponen-

komponen utamanya, artinya komponen dari komunikasi, yaitu pesan atau

informasi. Definisi kedua yang menjadi penekanannya pada hubungan

yang mantap dan jelas. Pada definisi ketiga penekanannya pada

komunikasi tidak pribadi menjadi pribadi.

Walaupun tampaknya ada perbedaan antara satu definisi dengan

definisi lainnya, namun pada hakekatnya mempunyai pengertian yang

sama, yaitu sebagai proses penyampaian atau penyebaran maksud, gagasan

pendapat dari suatu kejadian kepada orang lain untuk mempengaruhi

pendapat dan sikap.

Asumsi dasar komunikasi antar pribadi adalah bahwa setiap orang

yang berkomunikasi akan membuat prediksi pada data psikologis tentang

efek atau perilaku komunikasinya, yaitu bagaimana pihak yang menerima

pesan memberikan reaksinya. Setiap berkomunikasi dengan orang lain kita

secara tidak langsung membuat prediksi tentang efek dan perilaku

komunikasinya. Menurut Miller ada tiga tingkatan yang digunakan dalam

melakukan prediksi, yaitu :

19

a. Analisis tingkat kultular

Sebelumnya kita harus menyamakan pemahaman dulu tentang kultur

atau budaya. Budaya adalah akal budi manusia, yang pada analisis ini

individu tersebut berusaha menyamakan persepsi pada karya akal budi

manusia yang terikat dalam bahasa, kebiasaan, norma sosial yang

berlaku dimasyarakat.

b. Analisis tingkat sosiologis

Pada analisis ini lebih kepada generalissasi rangsangan berdasarkan

kerangka pengalaman dan kerangka intelektual yang dihubungkan

antara karakteristik objek pengamatan kepada kelompok sosial

tertentu. Maksudnya, pada tahapan ini individu melakukan prediksi

berdasarkan generalisasi masyarakat secara umum terhadap

karakteristik objek pengamatan. Kecirian yang diikuti pemberian label

menjadi jawaban dari penilaian sementara individu tersebut.

c. Analisis tingkat psikologis

Analasis ini menjelaskan bahwa apabila prediksi atau prakira yang

dibuat komunikator terhadap reaksi komunikan sebagai akibat

menerima suatu pesan didasarkan atas analisis pengalaman individual

yang unik dari komunikan, maka dapat dikatakan komunikator

melakukan prediksi pada tataran psikologis. Karena tiap individu

memiliki watak dan kepribadian yang tak sama dengan orang lain, jadi

analisis ini merupakan hasil tempaan dan terbentuk berdasarkan

pengalaman dimasa lalu.

20

Atas dasar uraian diatas, maka dapat dibedakan antara komunikasi

antar pribadi dengan komunikasi non antar pribadi. Apabila prediksi

mengenai hasil komunkasi didasarkan pada analisis tingkat atau tataran

psikologis, maka pihak-pihak yang berkomunikasi terlibat dalam

komunikasi antar pribadi, begitu pula sebaliknya. Dari beberapa uraian

diatas berdasarkan ciri dan perbedaan komunikasi antar pribadi dan non

antar pribadi maka penulis berusaha mencirikan komunikasi antar pribadi

sebagai berikut :

a. Prediksi pada tataran psikologis

b. Terjadi pada ruang lingkup individu yang sempit (sedikit orang)

c. Norma yang berlangsung cenderung relational

d. Arus pesan dua arah

e. Komunikasi antar pribadi verbal dan non verbal

f. Komunikasi antar pribadi saling mempengaruhi dan mengubah15

2. Bentuk Komunikasi Antar Pribadi

Kegiatan komunikasi merupakan hal yang sangat mendasar dalam

kehidupan manusia hal ini dapat terlihat dengan jelas terutama pada proses

sosialisasi yang dilakukan oleh manusia-manusia tersebut. Sebagai

makhluk sosial, interaksi yang dilakukan menusia dengan manusia hanya

dapat dilakukan melalui kegiatan komunikasi. Adapun bentuk komunikasi

antar pribadi adalah:

15 http://kosmik.web.id/ilmu-komunikasi/komunikasi-antar-pribadi/ Tgl 12 Mei 2010

21

a. Komunikasi Verbal.

Komuikasi verbal adalah komunikasi yang menggunakan simbol-

simbol atau kata-kata, baik yang dinyatakan secara oral atau lisan maupun

secara tulisan. Komunikasi lisan dapat didefinisikan sebagai suatu proses

dimana seorang pembicara berinteraksi secara lisan dengan pendengar

untuk mempengaruhi tingkah laku penerima. Komukasi tulisan apabila

keputusan yang akan disampaikan oleh pimpinan itu disandikan simbol-

simbol yang dituliskan pada kertas atau pada tempat lain yang bisa dibaca,

kemudian dikirimkan kepada orang yang dimaksudkan.

Untuk kepentingan komunikasi verbal, bahasa dipandang sebagai

suatu wahana penggunanan tanda-tanda atau simbol-simbol untuk

menjelaskan suatu konsep tertentu. Bahasa memiliki keyakinan

simbolisasi verbal dan dipandang sebagai upaya manusia

mendayagunakan informasi yang bersumber dari persepsi manusia untuk

berkomunikasi secara santun dengan orang lain.

b. Komunikasi Non Verbal

Komunikasi non verbal adalah penciptaan dan pertukaran pesan

dengan tidak menggunakan kata-kata seperti komunikasi yang

menggunakan gerakan tubuh, sikap tubuh, vocal yang bukan kata-kata,

kontak mata, ekspresi muka, dan sentuhan.

22

Komunikasi non verbal adalah komunikasi dengan menggunakan

mimik dan bahasa isyarat. Bahasa isyarat bermacam-macam, bahasa

isyarat dapat menimbulkan salah tafsir, terutama kalau berbeda latar

belakang budayanya.

3. Efektifitas Komunikasi Antar Pribadi

Komunikasi antar pribadi dapat dikatakan efektif jika suatu pesan

tidak mengalami penyimpangan. Seseorang yang dalam menyampaikan

komunikasi yang efektif dapat mengirim pesan kepada orang lain dengan

sedikit sekali terjadi salah pengertian. Banyak faktor yang menyebabkan

terjadinya penyimpangan komunikasi seperti latar belakang, motivasi atau

gaya bicara dari komunikator. Selain itu seorang komunikan juga memiliki

saringan-saringan psikologinya yang dilalui pesan sebelum penafsirannya

yang terakhir. Penyimpangan juga terjadi selama proses perlambangan

atau proses penguraian isi lambang itu. Dalam efektivitas komunikasi

antar pribadi terjadi lima karakteristik yaitu:

a. Keterbukaan, artinya membuka diri pada orang lain, bereaksi pada

orang lain dengan spontan tanpa dalih perasaan dan pikiran yang kita

miliki.

b. Empati, kemampuan menempatkan diri pada pada peranan dan posisi

orang lain.

c. Perilaku Suportif, ditandai dengan sifat deskriptif, spontanitas, dan

profesionalisme.

23

d. Perilaku positif, adalah ekspresi sikap-sikap positif terhadap diri

sendiri, orang lain, dan situasi.

e. Kesamaan, meliputi kesamaan dalam bidang pengalaman dan

kesamaan dalam hal mengirim dan menerima pesan.16

Kriteria paling penting bagi keefektifitasan komunikasi antar

pribadi adalah pengaruh yang disampaikan oleh seorang komunikator

kepada seorang komunikan. Yang dimaksud dengan pengaruh bukan

berarti pengendalian, tetapi seorang komunikator mencapai hasil yang

dimaksudkan. Jika komunikator berharap mendapatkan jawaban yang

empatis dan dia memperoleh hal itu sebagai hasil dari interaksinya, maka

dia telah berhasil mempengaruhi orang lain. Karenanya, efek adalah salah

satu elemen komunikasi yang penting untuk mengetahui berhasil atau

tidaknya komunikasi yang diinginkan.17

Adapun salah satu tujuan komunikasi antara perorangan adalah

membangun hubungan keparcayan antara sumber dan sasaran komunikasi.

Suatu komunikasi yang efektif sangat membantu membangun kepercayaan

dan hubungan antar pribadi yang lebih baik antara komunikator dan

komunikan. Adapun faktor yang menambah pengaruh dalam membangun

kepercayaan adalah kredibilitas komunikator. Misalnya jika suatu pesan

komunikasi dikirim oleh seorang teman mungkin komunikasi itu tidak

dianggap serius, tetapi pesan yang sama akan diterima dengan lebih serius

jika datang dari tingkat yang lebih tinggi.

16 http://danankseta.blog.uns.ac.id/2010/06/01/komunikasi-antar-pribadi/ Tgl 21 Mei 2010

17 Dani Vardiansyah, Pengantar Ilmu Komunikasi. h.110-111

24

4. Teori Penetrasi sosial

Teori adalah sebuah set konsep atau konstruk yang berhubungan

satu dengan yang lainnya, suatu set dari preposisi yang mengandung suatu

pandangan sistematis dari fenomena atau gejala.18 Peranan teori yang

paling penting dalam penelitian adalah mambantu peneliti dalam membuat

Summary tentang informasi sebelumnya dan memandu penelitian

selanjutnya sehingga penelitian yang dilakukan memberikan hasil yang

diharapkan. Jadi teori merupakan rumusan sistematis yang menyatakan

hubungan. Sebab akibat antara dua variabel atau lebih yang merangkum

penemuan-penemuan khas dari banyak studi dan dapat menjadi pedoman

untuk suatu penjelasan atau prediksi teori lain.

Ada beberapa teori mengenai komunikasi antar pribadi yang

dikemukakan oleh pakar komunikasi. Salah satunya adalah “Teori

Penetrasi Sosial” yang dikemukakan oleh Irwin Altman dan Dalmas A.

Taylor pada tahun 1973, yaitu proses dimana orang saling mengenal satu

dengan lainnya.19

Teori penetrasi sosial sangat sesuai apabila kita ingin melakukan

pendekatan dengan orang lain dan melakukan suatu hubungan, karena

model ini manggambarkan perkembangan hubungan sebagai suatu proses

dimana hubungan sebagai suatu proses dimana hubungan adalah suatu

yang terus berlangsung dan berubah.

18 Moh. Nasir, Metode Pnelitian, Ghalia Indonesia, Jakarta, 1998, h.22 19 S. Djuarsa Sendjaja, Phd, Dkk, Teori Komunikasi, Universitas Terbuka, 1998, H. 80

25

Teori penetrasi sosial mempunyai tingkatan-tingkatan dalam

prosesnya, yaitu :

a. Strategi yang paling utama (orientation) tentang interaksi. Pada tahap

ini hanya sedikit evaluasi yang dibahas dan jarang sekali terjadinya

konflik, yang ada hanyalah rasa ingin tahu yang besar terhadap

lawannya.

b. Langkah berikutnya (explocation offictive exchange). Aspek

kepribadian yang dijaga sebelumnya sejak awal sekarang dinyatakan

lebih mendalam dan sedikit menekankan pada peringatan-peringatan.

Hubungan pada tingkat ini umumnya lebih bersahabat dan santai,

bergerak kearah yang lebih tinggi dimana keakraban dimulai.

c. Persahabatan yang dekat dan hubungan yang romantis berkarakteristik

pada tingkat berikut (affective exchange) tentang interaksi sosial.

Disini keterlibatan interaksi bebas tanpa hambatan dan sederhana.

Tingkat ini juga merupakan masa transisi untuk tingkat yang lebih

tinggi kemungkinan terjalin perubahan keakraban.

d. Tingkat yang terakhir ini (stabel exchange) perkembangan hubungan

yang sedang tumbuh yaitu dicirikan dalam keterbukaan yang

berkelanjutan, demikian pula antar semua lapiskan kepribadian,

komunikasi antar individu menjadi efisien dan masing-masing.20

20 Michael, E. Rudolf and Gerald R. Miller, Interpersonal Process, New burg, New

Direction in Communication Research, Sage publication, 1987

26

B. Kenakalan Siswa

Siswa atau pelajar merupakan generasi penerus bangsa yang

diharapkan dapat menggantikan generasi-generasi terdahulu dengan kualitas

kinerja dan mental yang lebih baik. Untuk mencapai harapan itu anak-anak

memerlukan sarana pendidikan dan pelatihan, karena dengan pendidikan dan

pelatihan sangat berguna bagi masa depannya karena pendidikan adalah suatu

proses yang dilakukan untuk menyiapkan generasi muda untuk menjalankan

kehidupan dan memenuhi tujuan hidupnya secara efektif dan efisien.21 Namun

pada kenyataanya banyak data dan informasi tentang tingkat kenakalan siswa

yang mengarah pada tindak kekerasan dan melanggar hukum.

Masalah pendidikan keluarga, pendidikan di sekolah, dan pendidikan

dalam masyarakat merupakan refleksi masalah-masalah sosial dalam

masyarakat. Kenakalan siswa merupakan kumpulan dari berbagai perilaku

siswa yang tidak dapat diterima secara sosial hingga terjadi tindak kriminal.

Masyarakat merupakan eksteren yang juga berpengaruh terhadap siswa.

Pengaruh itu terjadi karena keberadaan siswa dalam masyarakat yang

mencakup kegiatan siswa dalam masyarakat, media massa, teman bergaul dan

bentuk kehidupan masyarakat disekitarnya. Pendidikan yang baik bukanlah

pendidikan yang ketat, seperti kebiasaan anak tidur atau latihan sopan santun,

yang harus dibiasakan dari sejak kecil. Tapi lebih daripada itu sikap orang tua

21 Azumardi Azra, Pendidikan Islam dan Modernisasi Menuju millennium baru (Jakarta;

Logo. 1999) h.2

27

dan cara orang tua menghadapi hidup pada umumnya dan cara

memperlakukan anak.22

Dalam kurun waktu kurang dari dasawarsa terakhir, kenakalan siswa

semakin menunjukkan trend yang amat memprihatinkan. Kenakalan siswa

yang diberitakan dalam berbagi forum dan media dianggap semakin

membahayakan. Kenakalan siswa dapat diartikan sebagai suatu outcome dari

suatu proses yang menunjukkan penyimpangan tingkah laku atau pelanggaran

terhadap norma-norma yang ada.

Kenakalan siswa dapat ditimbulkan oleh beberapa hal yang

mempengaruhinya seperti diantaranya:

1. Krisis identitas

Perubahan biologis dan sosiologis diri remaja memungkinkan

terjadinya dua bentuk integrasi. Pertama, terbentuknya perasaan dan

konsistensi dalam kehidupannya. Kedua, tercapainya identitas peran,

kenakalan siswa terjadi karena siswa gagal mencapai integrasi kedua.

2. Kontrol diri yang lemah

Siswa yang tidak bisa mempelajari dan membedakan tingkah laku

yang dapat diterima dengan tidak dapat diterima akan terseret pada

perilaku “nakal”. Begitupun bagi mereka yang telah mengetahui perbedaan

dua tingkah laku tersebut, namun tidak bisa mengembangkan kontrol diri

untuk bertingkah laku sesuai dengan pengetahuannya.

22 Andi Hakim Nasution, et al, Membina Keluarga Bahagia, h.105

28

3. Keluarga

Perceraian orang tua, tidak adanya komunikasi antar anggota

keluarga, atau perselisihan antar anggota keluarga bisa memicu perilaku

negatif pada siswa. Pendidikan yang salah dikeluargapun, seperti terlalu

memanjakan anak, tidak memberikan pendidikan agama atau penolakan

terhadap eksistensi anak, bisa menjadi penyebab kenakalan siswa.

4. Teman yang kurang baik

Pengaruh teman sering diumpamakan sebagai segumpal daging

busuk, yang apabila dibungkus daun, maka daun itupun akan berbau

busuk. Perumpamaan ini merupakan sedemikian besarnya pengaruh

pergaulan dalam membentuk watak dan kepribadian seseorang. Jangan

biarkan anak bergaul dengan teman-teman yang tidak benar.

5. Penggunaan waktu luang

Kegiatan siswa sering hanya berkisar pada kegiatan sekolah dan

seputar usaha menyelesaikan usaha dirumah, selain itu mereka bebas tidak

ada kegiatan. Apabila waktu luang tanpa kegiatan ini terlalu banyak, maka

akan timbul gagasan untuk mengisi waktu luangnya dengan berbagai

bentuk kegiatan. Apabila bentuk kegiatan itu positif, hal ini tidak akan

menimbulkan masalah. Namun, jika ia melakukan kegiatan negatif maka

lingkungan akan terganggu.

Berbagai macam faktor yang berpengaruh pada kenakalan siswa,

yaitu faktor keluarga seperti kedekatan hubungan orang tua dengan anak,

gaya pengasuhan orang tua, pola disiplin orang tua, serta pola komunikasi

29

dalam keluarga. Keluarga merupakan kelompok sosial yang pertama

dalam kehidupan manusia, tempat ia belajar dan menyatakan diri sebagai

manusia sosial dalam hubungan interaksinya dengan kelompoknya.23

Selain itu ada juga ada faktor lain diluar keluarga seperti hubungan dengan

kelompok bermain, ketersediaan berbagai sarana tempat-tempat hiburan,

televisi, internet.

Harapan pelajar sebagai penerus bangsa yang menentukan kualitas

negara dimasa yang akan datang sepertinya bertolak belakang dengan

kenyataan yang ada. Perilaku nakal dikalangan pelajar saat ini cenderung

mancapai titik kritis.

23 W. A. Gerungan, Psikologi Soisal, (Bandung : Refika Aditama, 2004) h.195

30

BAB III

SMA-N 74 JAKARTA

A. Profil SMA-N 74

1. Sejarah SMA Negeri 74 Jakarta

SMA 74 adalah SMA Negeri yang termasuk dalam Rayon 08

Jakarta Selatan. SMA Negeri 74 ini berlokasi di jalan Dharma Putra XI

Komplek Kostrad Tanah Kusir Kebayoran Lama Selatan, Kecamatan

Kebayoran Lama Jakarta Selatan. Mengingat lokasi SMA 74 berada di

Komplek Kostrad, maka secara teknis berada pada lingkungan yang

tenang dan aman untuk proses belajar mengajar.

SMA 74 berdiri pada tahun 1983 sesuai dengan surat keputusan

Mendikbud No. 0473/O/1983 Tanggal 9 Nopember 1983. Pendirian SMA

74 diawali ketika Kakanwil Depdikbud DKI Jakarta tahun pelajaran 1984

membuka beberapa sekolah baru (SMA) di beberapa lokasi di DKI

Jakarta, termasuk SMA baru yang didirikan di Komplek Kostrad Tanah

Kusir. Setelah belajar beberapa bulan barulah SMA baru Tanah Kusir ini

memperoleh nomor urut sekolah negeri, yaitu SMA Negeri 74 Jakarta

dengan Kepala Sekolah Ny. YUB Hadi Soetjipto.

Berkat kegigihan Kepala Sekolah, dengan bermodal kelas kosong

dan 4 (empat) rombongan belajar kelas 1, dimulailah proses belajar

mengajar. Gedung kosong tanpa meja, kursi dan prasarana akhirnya dapat

terisi berkat swadaya orang tua siswa dan sumbangan dari SMA 70.

31

Adapun guru-gurunya berdatangan dari beberapa SMA di DKI, seperti

SMA 3, 70, 29, 51, 23, SMP 13 dan Ibu Hadi Soetjipto sendiri dari SMA 8

KJ, dan karyawannya belum ada yang pegawai negeri.

Adapun Kepala Sekolah yang pernah tugas dan aktif di SMA 74

adalah

a. Ny. YUB. Hadi Soetjipto 1983 - 1991

b. Drs. H. Arifin Rusmana 1991 - 1994

c. Ny. Sri Hartini 1994 - 1997

d. H. Syamsudin HS 1997 - 2002

e. Dra. Hj.Ida Hasidah, MSc,MM 2002 - 2005

f. Drs. Abdul Jalali. M,Pd 2005 – 2010

g. Drs. H. Arphan Lubis 2010- Sekarang

a. Identitas Sekolah

1) Nama Sekolah : SMA Negeri 74 Jakarta

2) Alamat Sekolah

Provinsi : Daerah Khusus Ibukota Jakarta

Kabupaten/Kota : Jakarta Selatan

Kecamatan : Kebayoran Lama

Kelurahan : Kebatoran Lama Selatan

Jalan : Dharma Putra XI Kebayoran Lama Jakarta

Selatan

Kode Pos : 12240

32

Telepon/Faks : (021) 7260377 Fax. (021) 72794965

Website/Email : sma74jkt.sch.id / [email protected]

b. Fasilitas

Fasilitas sekolah merupakan faktor yang teramat penting dalam

menunjang proses belajar mengajar dalam rangka pemberian bekal

kepada siswa. Diharapkan dengan dukungan fasilitas yang cukup siswa

mampu mengaplikasikan ilmunya dengan baik.

Sebagai salah satu SMA yang diproyeksikan menjadi Sekolah

mandiri, SMA Negeri 74 Jakarta didukung oleh fasilitas yang cukup

memadai yang terdiri dari:

1) Memiliki gedung belajar mengajar yang representatif.

2) Memiliki 1 (satu) Laboratorium Multimedia Pentium 4 sebanyak

40 unit.

3) Memiliki 1 (satu) Laboratorium Komputer Pentium 4 sebanyak 24

unit dan Core2Duo sebanyak 16 unit.

4) Memiliki masing-masing 1 (satu) Laboratorium Bahasa, Biologi,

Fisika, dan Kimia.

5) Seluruh kelas 10 telah terpasang LCD Projector dan seperangkat

Komputer disetiap kelas.

6) Seluruh kelas 12 telah terpasang LCD Projector.

7) Perpustakaan menyediakan berbagai macam buku untuk

mendukung proses belajar mengajar. Memiliki 2 (dua) lapangan

olahraga.

33

8) Memiliki “Internet Hotspot Area”

9) Masjid yang cukup luas.

10) Memiliki 1 (satu) buah mobil sekolah.

c. Daftar Sarana dan Prasarana

SMA Negeri 74 Jakarta di bangun diatas tanah seluas 6375 M2

dengan gedung utama barlantai dua dan seluruh bangunannya seluas

926,28 M2. Lahan yang tidak digunakan untuk bangunan dipakai

untuk sarana lapangan olahraga, parkir, dan upacara bendera. Adapun

sarana dan prasarana SMA 74 Jakarta lebih rinci adalah sebagai

berikut:

No. Jenis Ruangan Jumlah Luas (M2) 1. Kelas/Teori 21 72 2. Laboratorium 72 a. Laboratorium Fisika 1 72 b. Laboratorium Biologi 1 72 c. Laboratorium Kimia 1 72 d. Laboratorium IPS 1 72 e. Laboratorium Komputer 1 144 f. Laboratorium Bahasa 1 108

3. Perpustakaan 1 96 4. Ruang Kepala Sekolah 1 48 5. Ruang Guru 1 144 6. Ruang Tata Usaha 1 80 7. Ruang Audio Visual 1 46 8. Ruang Bimbingan & Konseling 1 50 9. Ruang Multimedia 1 72 10. Ruang Koperasi 1 12 11. Ruang OSIS 1 18 12. Ruang UKS/PMR 1 12 13. Kantin 7 21 14. Ruang Ganti Pakaian 1 9 15. WC Guru 4 24 16. WC Siswa Putri 9 40 17. WC Siswa Putra 7 40 18. Masjid 1 144

34

2. Visi dan Misi

Sebagai gambaran keadaan yang ingin dicapai, sesuatu yang akan

menjadi tujuan SMA 74 Jakarta, maka SMA Negeri 74 Jakarta memiliki

Visi dan Misi sebagai berikut:

VISI

Unggul dalam prestasi berdasarkan kultur imtak, iptek dan 7 K

MISI

a. Menciptakan suasana Sekolah yang Aman, Nyaman, dan

Menyenangkan.

b. Membangun suasana kekeluargaan.

c. Menjadi teladan bagi lingkungan dalam bersikap, berperilaku sebagai

masyarakat, pelajar yang cinta damai.

d. Menegakkan disiplin persuasif edukatif.

e. Menningkatkan kinerja profesionalisme dengan menggali dan

memanfaatkan segenap potensi sumber daya yang ada.

f. Membina sikap mental dan membangkitkan jiwa kompetitif ingin maju

serta kritis terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

g. Menjadikan Sekolah sebagai pusat seni budaya dan olahraga dengan

menggali potensi bakat, minat, dan kreativitas melalui kegiatan

ekstrakurikuler.

h. Menumbuhkembangkan jiwa sadar hukum, sikap hormat, dan

kepatuhan.

i. Mampu mengaktualisasikan nilai-nilai kebersamaan.

35

3. Struktur Organisasi Sekolah

1. Kepala Sekolah : Drs. H. Arphan Lubis

2. Wakil Kepala Sekolah

a. Humas dan Kesiswaan : W. Handoyo, S.Pd

b. Sarana : Drs. H. Dhabas Rakhmat M.Pd

c. Kurikulum : Basuki, S.Pd

36

3. Staf

a. Kurikulum : Lailani, S.Pd

Dra Tati Rahayu

Kasmadi, S.Pd

b. Kesiswaan : Dra. Hj. Sri Untari

Abdul manan, S.Pd

Sigit Nuryadin,S.Pd

c. Sarana : Dra. R. Eri Rahmayanis

4. Pembina

a. Pembina Rohis : Dra. Hj. Gusnely dan M. Makhrus,

S.Ag.

b. Pembina Keputrian : Hj. Sarmaini Saragih, S.Pd

c. Pembina Seni Budaya : Rinoldy Sidiki, S.Pd

d. Pembina Olah raga

dan Kesehatan : Rakhman, S.Pd

e. Pembina Paskibra

PMR : Innaka, S.Pd

f. Pembina KIR : Debbi Tjakradirana, S.Pd

5. Staf Khusus : Drs. Warno Ekariyanto

6. Koordinator BK : Dra. Wahyu Murdiana

7. Koordinator Lab. Bahasa : Hj. Farida Hanum

8. Koordinator Lab. Biologi : Dra. Hirziah

9. Koordinator Lab. Kimia : Hj. Wahyuni, S.Pd

10. Koordinator Lab. Fisika : Dra. Nur Endah W

37

11. Pembina Perpustakaan : Drs. Darsono

4. Nama Guru dan Tugas Mengajar

Guru-guru di SMA Negeri 74 Jakarta adalah Tenaga Profesional dengan gelar

Sarjana S1, S2 dari berbagai disiplin ilmu kependidikan dan merupakan lulusan

dari perguruan tinggi negeri dan swasta terkemuka. Tenaga guru yang

berpendidikan D3 sekarang sedang menempuh program S1. Jumlah personil

tenaga pengajar di SMA 74 Jakarta adalah sebagai berikut: ada di lampiran

B. Kegiatan Akademik

Upaya peningkatan prestasi belajar siswa dilakukan melalui beberapa

terobosan-terobosan, antara lain dengan membuat jadwal waktu belajar yang

kondusif, moving class, team teaching, pengayaan, remedial, try out,

peningkatan pelayanan bimbingan konseling.

1. Waktu belajar

Waktu belajar disusun sesuai muatan kurikulum, namun demikian

tetap disesuaikan dengan formula yang tepat, kondusif. Secara umum

waktu belajar di SMA Negeri 74 Jakarta adalah sebagai berikut:

a. Dalam satu minggu SMA 74 melaksanakan kegiatan belajar mengajar

sebanyak 43 jam. Alokasi waktu ini termasuk didalamnya Upacara

Bendera, Bimbingan Konseling, dan Pembinaan Keagamaan (Tadarus

Al Qur’an bagi yang muslim dan kebaktian bagi yang Kristen),

sedangkan ekstrakurikuler, kegiatan OSIS, pengayaan, dan remedial

dilakukan diluar jam efektif.

38

b. Waktu belajar hari Senin 9 jam pelajaran, Selasa, Rabu, Kamis 10 Jam

pelajaran, dan Jum’at 6 jam pelajaran ditambah 30 menit pembinaan

keagamaan dan sabtu libur. 1 jam pelajaran tatap muka selama 45

menit, diselingi 2 kali istirahat masing-masing 25 menit.

c. Pembelajaran setiap hari dimulai pukul 06.30 WIB.

2. Program pendalaman materi dan pengayaan

Program pendalaman materi dan pengayaan diperuntukkan bagi

siswa kelas XII dan dilaksanakan pada hari Rabu jam ke 9 dan 10. Materi

dan strateginya dibuat secara khusus untuk menghadapi Ujian Nasional.

Pada semester 2, dilakukan kerjasama dengan lembaga bimbingan belajar

agar variatif dan mendapatkan hasil yang sempurna.

3. Try Out

Untuk mendukung dan mengevaluasi keberhasilan pengayaan dan

pendalaman materi serta kegiatan belajar mengajar dilakukan tes uji coba

(Try Out), yang soalnya dibuat sesuai dengan standar SKL Ujian Nasional,

dan bekerja sama dengan Dinas serta lembaga bimbingan belajar.

4. Pelaksanaan program remedial

Program remedial diberikan kepada siswa yang belum kompeten

dalam menguasai materi tertentu. Program ini dilaksanakan oleh guru

bidang studi melalui tugas tertentu agar siswa tersebut dapat segera

menguasai materi atau mengejar ketinggalannya dengan siswa lainnya.

Jadwal remedial dilaksanakan setiap hari Rabu jam ke 9 dan 10.

39

5. Layanan bimbingan konseling

Undang-undang No. 2 tahun 1989 tentang Sisdiknas menyebutkan

bahwa “Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik

melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan atau latihan bagi peranannya

di masa dating”. Upaya pendidikan berdasarkan pengertian tersebut

mencakup kawasan yang sangat luas yang mengacu kepada

pengembangan individu. Cakupan yang luas itu (yakni kawasan

bimbingan, pengajaran dan latihan) saling terkait dan menunjang. Suatu

upaya pendidikan yang menyeluruh, lengkap, dan mantap harus secara

terpadu meliputi ketiga kawasan pendidikan itu.

Kegiatan Bimbingan, pengajaran, dan latihan harus dalam keadaan

saling terkait dan terpadu namun ketiganya harus dapat dibedakan, bukan

dipisahkan. Tujuan pembedaan itu adalah untuk dikembangkannya

kawasan tersebut secara optimal. Demikian juga di SMA 74 Jakarta

kegiatan bimbingan dan konseling dikelola secara mandiri dengan

koordinasi dari seorang koordinator BK.

Secara garis besar pelayanan BK di SMA 74 Jakarta adalah sebagai

berikut:

a. Layanan Orientasi

b. Layanan Informasi: layanan informasi diberikan kepada siswa

mengenai berbagai hal yang berhubungan dengan kepentingan siswa

terutama mengenai kepentingan belajar.

40

c. Layanan penempatan dan penyaluran: yaitu layanan yang berkaitan

dengan bakat dan minat siswa yang berhubungan dengan bagian

kurikulum dan kesiswaan, dalam hal ini BK memberikan layanan

kepada siswa dalam hal pengembangan diri.

d. Layana Pembelajaran: dalam layanan ini guru pembimbing

bekerjasama dengan guru mata pelajaran, dan bagian kurikulum dalam

hal program pengayaan, pendalaman materi, dan program remedial

bagi peserta didik tertentu.

6. Pengambangan diri

Pengambangan diri merupakan kegiatan pendidikan diluar mata

pelajaran sebagai bagian integral dari kurikulum sekolah/madrasah.

Kegiatan pengembangan diri dilakukan melalui kegiatan pelayanan

konseling berkenaan dengan masalah diri pribadi dan kehidupan sosial,

kegiatan belajar dan pengembangan karir peserta didik, serta kegiatan

ekstrakurikuler.

Kegiatan pengembangan diri difasilitasi oleh konselor dan kegiatan

ekstrakurikuler dapat diselenggarakan oleh konselor, guru dan atau tenaga

kependidikan lain sesuai dengan kemampuan dan kewenangannya.

Kegiatan ini dapat mengembangkan kompetensi dan kebiasaan dalam

kehidupan sehari-hari peserta didik.

41

a. Tujuan:

1) Tujuan Umum : memberikan kesempatan kepada peserta didik

untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan

kebutuhan, potensi, bakat, minat kondisi dan perkembangan

peserta didik dengan memperhatikan kondisi sekolah

2) Tujan Khusus : menunjang pendidikan peserta didik dalam

mangembangkan bakat, minat, kreativitas, kompetensi, dan

kebiasaan dalam kehidupan, kemandirian, kemampuan kehidupan

keagamaan, kemampuan sosial, kemampuan belajar, wawasan dan

perencanaan karir dan kemampuan pemecahan masalah.

b. Ruang lingkup

1) Pelayanan Konseling, meliputi pengembangan kehidupan pribadi,

kemampuan sosial, kemampuan belajar, serta wawasan dan

perencanaan karir.

2) Ekstrakurikuler, meliputi kegiatan: kepemimpinan, ilmiah remaja,

palang merah remaja, seni, olahraga, pecinta alam, dan keagamaan.

c. Bentuk pelakasanaan

1) Rutin (upacara bendera, senam, ibadah bersama)

2) Spontan (memberi salam, membuang sampah pada tempatnya,

antri, mengatasi pertengkaran)

3) Keteladanan (berpakaian rapi, berbahasa yang baik, rajin

membaca, memuji kebaikan, dan kebersihan orang lain)

42

4) Terprogram (krida, karya ilmiah, latihan lomba, seminar,

workshop, bazaar, dan kegiatan lapangan)

C. Profil Guru BK SMA-N 74 Jakarta

1. Dra. Wahyu Murdiana, lahir di kota solo 21 Mei 1965. Tinggal di

Komplek Polri I.5/4 Blok D.II-7 kedaung Pamulang. Beliau adalah

Ketua Guru BK di SMA-N 74 Jakarta. Karena kesabarannya

memberikan bimbingan, beliau memberikan bimbingan kepada siswa

kelas XII.

2. Rostati Tarihoran, wanita kelahiran Medan 17 juni 1970. Tinggal di

Komp. Maharta V A. 14/18 Rt. 16/10 Pd. Kacang Timur, Pd Aren.

Walaupun usianya tidak muda lagi namun itu bukan halangan buat

beliau belajar. Karena ketika saya melakukan penelitian beliau juga

sedang membuat tugas akhir di salah satu Universitas Swasta di

Jakarta. Beliau memegang peranan dalam bimbingan konseling kelas

XII.

3. Dra. Sari Krisantini, lahir di Jakarta 23 September 1968. Wanita

pribumi ini alias dari suku betawi, terkenal lincah karena tubuhnya

yang kecil. Tapi jangan meremehkan beliau, walaupun tubuhnya kecil,

beliau salah satu Guru BK yang sangat tegas. Karena ketegasannya

dalam melakukan bimbingan, beliau malakukan bimbingan kepada

kelas X dan XI.

43

4. Dra. Mulyasri, lahir di Bandung 17 April 1969. Tinggal di Reni Jaya

Blok P.9 No. 4 Rt 07/06 Pd. Benda Pamulang. Beliau melakukan

bimbingan kepada siswa kelas XI.

5. Siti Aisyah, Lahir di Jakarta 29 November 1966. Tinggal di Komp.

Kedaung Hijau Blok E/13 Rt 02/05 Kedaung Pamulang. Melakukan

bimbingan kepada siswa kelas X.

44

BAB IV

HASIL ANALISIS DATA LAPANGAN

A. Bentuk Komunikasi Antara Guru dan Siswa.

1. Komunikasi Verbal

Adapun komunikasi verbal adalah bentuk komunikasi berupa kata-kata

yang diucapkan secara lisan dan tulisan yang sangat umum dgunakan oleh

banyak orang hal itu karena komunikasi verbal sangat mudah untuk dipahami

dan dimengerti. Oleh karena itu guru di SMA-N 74 Jakarta

mengkomunikasikan pesannya secara verbal atau dengan lisan melalui

program pembelajaran yang telah ditetapkan.

Begitu juga dengan komunikasi antara guru dan wali murid. Sampai

saat ini komunikasi mereka sangat baik. Komunikasi yang paling efektif

digunakan mereka yaitu komunikasi verbal karena dengan komunikasi verbal

mereka bisa berinteraksi, saling tanya jawab antara guru dan wali murid serta

juga bisa sharing baik masalah anak dirumah maupun disekolah.

Komunikasi yang diberlakukan dapat berlangsung melalui bentuk

komunikasi verbal, dalam rentang komunikasi yang informal sampai yang

formal. Melalui era tersebut akan diperoleh saling pengertian antara kedua

belah pihak. Tehnik komunikasi manapun akan ada peningkatan pandangan

dan pegertian pada wali murid dan guru tentang anak didik dan proses belajar

mereka.

45

2. Komunikasi non verbal

Selain komunikasi verbal yang didapat dalam penelitian ini juga

terdapat komunikasi non verbal. Mendefinisikan komunikasi non verbal

sebagai proses pertukaran pikiran dan gagasan dimana pesan yang

disampaikan berupa isyarat, ekspresi wajah, pandangan mata, gerakan tubuh,

sentuhan.

Pada hasil penelitian ini didapatkan komunikasi non verbal seperti

halnya guru memberikan senyuman kepada siswa ketika bertemu, ini

menunjukkan bahwa adanya keharmonisan antara guru dan siswa, sehingga

tercapailah komunikasi yang efektif dan baik. Jadi sudah jelas bahwasanya

komunikasi antara guru dan siswa sangat penting demi kemajuan pendidikan

siswanya.

B. Efektivitas Komunikasi Antara Guru dan Siswa

Kegiatan bimbingan konseling di SMA 74 merupakan suatu kegiatan

untuk mendorong dan mengembangkan siswa agar tidak terjadi kenakalan

siswa. Kegiatan ini dilaksanakan menurut kurikulum yang berlaku pada

sekolah umum lainnya. Bila dilihat dari sarana dan prasarana sekolah,

kegiatan tersebut sudah mencukupi standar kualitas proses bimbingan

konseling. Dengan demikian pada kegiatan tersebut bisa berjalan dengan

efektif.

46

Karena dengan adanya faktor-faktor sarana dan prasarana yang baik.

Seorang siswa dapat melaksanakan kegiatan-kegiatan yang positif pula.

Sehingga hal-hal negatif tidak akan terjadi. Begitu pula dalam pelaksanaan

bimbingan konseling.

Informasi yang diberikan dalam bentuk pesan dan simbol pada

kegiatan bimbingan konseling, disusun dalam bentuk materi yang sesuai

dengan norma-norma yang berlaku dimasyarakat pada umunya. Sehingga

diharapkan dari pemberian materi tersebut muncul respon positif dari siswa

agar tidak melakukan tindak kenakalan.

“Berbicara kenakalan siswa, tentunya kenakalan tersebut terbagi beberapa

macam seperti pelanggaran tata tertib sekolah, yakni terjadinya senioritas

antara siswa yang mengakibatkan terjadinya pemalakan uang terhadap siswa

juniornya.”24

Oleh karena itu perwujudan interaksi guru dan siswa harus lebih

banyak berbentuk pemberian motivasi dari guru kepada siswa, agar siswa

merasa bergairah, memiliki semangat, potensi dan kemampuan yang dapat

meningkatkan harga dirinya. Dengan demikian siswa diharapkan lebih efektif

dan efisien sesuai dengan yang diharapkan.

“Sangatlah luas cakupannya jika kita membicarakan kenakalan siswa. Namun saya akan menjelaskan secara garis besar tentang kenakalan siswa yang terjadi disekolah ini. Tentunya kenakalan tersebut masih dalam batas yang wajar seperti membolos sekolah, keluar jam pelajaran, terlambat datang. Namun terkadang kami menemukan kenakalan yang meresahlan seperti tawuran antar pelajar.25

24 Wawancara Pribadi dengan Ibu Dra. Mulyasri, Guru BK SMA-N 74, Jakarta 14

Agustus 2010 25 Wawancara Pribadi dengan Ibu Dra. Sari Krisantini, Guru BK SMA-N 74, Jakarta 13

Agustus 2010.

47

Tawuran antar pelajar dapat merusak dan memperlemah persatuan dan

kesatuan para pelajar dan merusak nilai-nilai sosial. Peranan Guru BK dalam

melaksanakan bimbingan sangatlah penting di dalam pembentukan sikap dan

tingkah laku para siswa. Melalui bimbingan kita kembangkan kreativitas dan

efektivitas siswa dengan melakukan komunikasi yang baik.

Dalam tatanan komunikasi terdapat komunikasi antar pribadi yaitu

proses pengiriman serta penerimaan pesan-pesan antara dua orang atau

diantara sekelompok kecil orang-orang, tentunya dengan beberapa efek dan

beberapa umpan balik seketika. Jika dilihat dari cara guru melakukan

komunikasi pada saat berlangsungnya bimbingan konseling, antara guru dan

siswa sudah melakukan komunikasi antar pribadi yang efektif untuk

melaksanakan kegiatan tersebut.

Oleh karena itu semua hal-hal terkecil pun yang bisa menunjang

pelaksanaan bimbingan konseling akan dilaksanakan, demi terlaksananya

bimbingan yang efktif dan sempurna. Untuk itu diperlukan komunikasi yang

cukup intensif dari pendidik didalam mendidik. Agar nantinya terbentuk

manusia yang dewasa yang mampu membaca lingkungan dan dapat

menghadapi permasalahan-permasalahan yang timbul di sekitarnya.

Di dalam mendidik dan mengasuh anak-anak remaja, pendidik

diharapkan lebih berperan melalui komunikasi secara pribadi dengan anak

remaja yang bersangkutan. Karena dengan memahami sifat dan karakter

remaja yang bersangkutan akan lebih mempermudah dan memperlancar

komunkasi dengan mereka.

48

“… Karena kami melakukan pendekatan-pendekatan siswa itu sendiri. Sehingga siswa tersebut merasa kalau kami merupakan panutan atau contoh, tidak lupa kami selalu menjalin komunikasi dengan orang tua siswa tersebut, agar kami mandapatkan dukungan serta kepercayaan penuh dari orang tua siswa jadi jika ada siswa yang bermasalah kami dengan mudah menyelesaikannya.”26

Komunikasi antar pribadi yang dilakukan oleh guru merupakan suatu

pembicaraan secara pribadi yang dilakukan oleh guru terhadap salah satu

siswa yang memerlukan perhatian penuh dan nasehat-nasehat, untuk dapat

mengatasi masalah yang dihadapi oleh siswa tersebut. Misalnya masalah

pribadi, masalah dengan temannya, maupun masalah akademis. Hal tersebut

dilakukan guru-guru BK sebagai arahan dan langkah-langkah dalam

mengatasi masalah-masalah yang mereka hadapi, agar siswa mampu dalam

menyelesaikan masalah dan berkomunikasi seperti biasa dengan teman-teman

yang lain dan juga mampu menerima materi-materi pelajaran yang

disampaikan oleh guru-guru lainnya.

Dikatakan komunikasi tersebut berjalan dengan efektif, karena dilihat

dari proses penyampaian bimbingan yang terjadi ketika seorang guru

menyampaikan materi bimbingannya. Selain itu peneliti juga menemukan

beberapa point penting dalam penelitian tersebut. Adapun dari hasil penelitian

yang dilakukan dengan cara melakukan wawancara, dari 14 interviewee, 12

siswa menyatakan efektif dan hanya 2 siswa yang menyatakan tidak efektif.

Sebelum melaksanakan bimbingan, guru terlebih dahulu melihat latar

belakang kehidupan sosial keluarganya. Sehingga pesan-pesan tersebut akan

26 Wawancara Pribadi dengan Ibu Dra. Sari Krsantini. Guru BK SMA-N 74, Jakarta 13

Agustus 2010

49

menimbulkan suatu komunikasi yang baik dan mudah dimengerti oleh siswa-

siswinya.

“…Karena dengan adanya komunikasi yang baik antara pribadi

guru dan siswa dapat saling mengerti apa yang diinginkan siswa dan

guru.”27

Untuk itu faktor-faktor yang menunjang komunikasi antar pribadi yang

efektif bisa dilihat dari segi:

1. Komunikator

Komunikator harus memiliki kredibilitas (source credibility). Jika

dalam hal ini guru tidak memiliki kredibilitas maka siswa akan sulit

menerima pesan yang disampaikan oleh guru, bahkan siswa tidak mau

mengikuti perintah guru. Selain itu guru harus memiliki daya tarik (source

attractiveness). Siswa akan dengan mudah menerima pesan yang

disampaikan oleh guru karena siswa merasa bangga terhadap gurunya dan

mengagumi sosok gurunya.

2. Pesan

Pesan harus dirancang dan disampaikan dengan sedemikian rupa

sehingga menarik bagi siswa, pesan harus menggunakan lambing-lambang

yang dapat dipahami oleh siswa, pesan harus sesuai dengan kebutuhan

siswa. Jadi guru harus mengemas pesan dengan baik, jangan sampai terjadi

miss understanding antara guru dan siswa.

27 Wawancara Pribadi dengan Andra Remon, Siswa SMA-N 74, Jakarta 20 Agustus 2010

50

3. Komunikan

Siswa mau mendengarkan atau berkonsentasi agar pesan dapat

diterima dengan benar, sehingga siswa bersedia mengambil keputusan

pada saat komunikasi berlansung, dan memberikan umpan balik kepada

guru.

Sudah popular di Indonesia bahwa tujuan pendidikan nasional pada

khususnya dan pembangunan kepada umumnya adalah ingin menciptakan

“manusia seutuhnya”. Maksudnya manusia yang lengkap, selaras, serasi, dan

seimbang perkembangan semua segi kepribadiannya.

“Banyak faktor yang menyebabkan terjadinya kenakalan siswa dan

umumnya faktor-faktor masalah keluarga masih dominant, seperti

pertengkaran kedua orang tuanya, perceraian, serta sibuknya orang tua

sehingga lupa akan memberikan kasih saying. Selain itu faktor ekonomi

rendah juga menjadi faktor penyebab kenakalan siswa…”.28

Sedangkan dalam pelaksanaan bimbingan, guru sering menggunakan

dialog dengan siswanya. Karena dialog merupakan bentuk komunikasi antar

pribadi yang menunjukkan terjadinya interaksi. Mereka yang terlibat dalam

komunikasi bentuk ini berfungsi ganda. Masing-masing menjadi pembicara

dan pendengar secara bergantian.

28 Wawancara Pribadi dengan Ibu Dra. Sari Krsantini. Guru BK SMA-N 74, Jakarta 13

Agustus 2010

51

“Dalam proses komunikasi nampak adanya upaya perilaku komunikasi

untuk terjadinya pengertian bersama dan empatinya. Guru malakukan shared

fade to face pada siswa atau siswi, menasihati atau menegur anak tersebut

secara baik dan membantu siswa atau siswi untuk mengontrol diri.”29

Dalam komunikasi antar pribadi sangat ampuh dibanding bentuk

komunikasi lainnya. Karena komunikasi berlangsung secara tatap muka oleh

karena komunikator dengan komunikan itu saling bertatap muka, maka

terjadilah kontak pribadi. Ketika guru menyampaikan pesan, umpan balik

berlangsung seketika. Guru mengetahui pada saat itu tanggapan muridnya,

terhadap pesan yang telah disampaikan.

“Manfaatnya lebih mengingatkan kita pada sesuatu yang ingin kita

capai nantinya, karena bimbingan konseling itu biasanya selalu mangarahkan

kita pada hal yang baik.”30

Pentingnya situasi komunikasi antar pribadi bagi guru adalah karena

dia dapat mengetahui secara langsung diri murid selengkap-lengkapnya, serta

untuk mengubah sikap, pendapat, dan perilakunya. Dengan demikian guru

dapat mengarahkannya kepada murid suatu tujuan sebagaimana yang

diinginkan, yaitu proses bimbingan yang efektif.

Keuntungan bagi seorang guru dalam menggunakan komunikasi antar

pribadi dalam penyampaian materi bimbingan terdapat kontak langsung secara

pribadi, umpan balik secara langsung, suasana lingkungan komunikasi dapat

29 Wawancara Pribadi dengan Amanta Assiria, Siswi SMA-N 74, Jakarta 20 Agustus 2010 30 Wawancara Pribadi dengan M. Anang Mulia, Siswa SMA-N 74, Jakarta 20 Agustus

2010

52

diketahui. Sehingga guru dapat mengetahui tanggapan dan reaksi murid pada

saat menyampaikan materi bimbingan.

Penulis menjelaskan operasionalisasi dari efketivitas komunikasi antar

pribadi yang terdapat pada lima karakteristik adalah:

1. Keterbukaan, setiap siswa di SMA-N 74 yang memiliki masalah pelajaran

ataupun masalah pribadi selalu bercerita kepada guru.

2. Empati, maksudnya seorang guru yang baik harus bisa menempatkan

posisi dan merasakan keluhan yang sedang dihadapi siswanya.

3. Dukungan, Guru di SMA-N 74 terutama Guru BK selalu mendukung

setiap kegiatan siswa tentunya kegiatan-kegiatan positif.

4. Rasa Positif, Guru BK di SMA-N 74 memiliki rasa positif terhadap siswa

yang bermasalah. Karena mereka berpendapat bahwa setiap siswa dapat

berubah kalau dibimbing dengan baik

5. Kesamaan, Guru BK memiliki kesamaan terhadap siswa. Misalnya guru

menginginkan siswanya naik kelas dan lulus dengan nilai yang baik begitu

juga dengan siswa. Berarti guru dan siswa memiliki kesamaan tujuan.

Secara esensial, sebenarnya guru mengajar adalah menyediakan

kondisi yang kondusif agar masing-masing individu anak didik itu dapat

belajar secara optimal, sehingga tidak melakukan tindak kenakalan.

Sehubungan dengan permasalahan tersebut, memang sangat perlu diketahui

adanya karakteristik siswa. Karakteristik siswa adalah keseluruhan kelakuan

dan kemampuan yang ada pada siswa sebagai hasil dari pembawaan dan

53

lingkungan sosialnya sehingga menentukan pola aktivitas dalam melatih cita-

citanya.

Mengenai pembicaraan karakteristik siswa ini ada tiga hal yang perlu

diperhatikan :

1. Karakteristik yang berkenaan dengan kemampuan awal atau prerequisite

skills, seperti misalnya kemampuan intelektual, Kemampuan berpikir

mengucapkan hal-hal yang berkaitan dengan aspek psikomotor, dan lain-

lain.

2. Karakteristik yang berhubungan dengan latar belakang dan status sosial

(sociocultural).

3. Karakteristik yang berkenan dengan perbedaan-perbedaan kepribadian

seperti sikap, perasaan, minat, dan lain-lain.

Pengetahuan mengenai karakteristik siswa ini memiliki arti yang cukup

penting dalam interaksi belajar mengajar serta mengurrangi kenakalan

siswa yang selama ini terjadi. Disamping itu juga sangat bermanfaat bagi

guru untuk memberikan motivasi dan bimbingan bagi setiap individu

siswa kearah keberhasilan belajarnya.

54

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dalam proses bimbingan konseling terdapat bentuk komunikasi yaitu

1. Komunikasi verbal.

Guru berinteraksi dengan murid khusunya menggunakan kata-kata

yang baik, lemah-lembut, secara lisan maupun tulisan untuk memberikan

pengetahuan mengenai cara bersikap, bertingkah laku atau berbudi pekerti

yang baik. Hal itu diberikan agar siswa dapat melaksanakannya

dilingkungan sekolah, rumah, maupun dalam kehidupan masyarakat

umum.

Saat berkomunikasi dengan komunikasi verbal, guru berupaya

untuk mempengaruhi dan memberikan motivasi kepada siswanya melalui

pendekatan psikologis. Dengan demikian untuk melakukan segala

aktivitasnya para guru perlu memliki syarat-syarat dan kemampuan

tertentu agar dapat menyampaikan pesannya sesuai dengan harapan yang

dicita-citakan dengan memperoleh hasil yang maksimal.

2. Kommunikasi non verbal

Proses komunikasi non verbal juga sering terjadi disetiap sekolah.

Karena proses interaksi guru terhadap siswanya sangat diperlukan dengan

menggunakan gerak tubuh, kontak mata, perilaku, ekspresi wajah, dan

sentuhan. Hal ini diperlukan untuk membantu keberhasilan proses

55

komunikasi guru dan siswa dalam menanamkan budi pekerti. Sikap,

perilaku dan sentuhan yang dilakukan guru terhadap salah seorang siswa

akan menjadi pusat perhatian siswa lainnya. Karena siswa melihat

langsung sikap yang dilakukan guru dan dapat menjadi cerminan bagi para

murid.

Proses bimbingan konseling akan mencapai tingkat efektivitas yang

maksimal bila didukung dengan hubungan komunikasi antar pribadi yang baik

antara guru dan siswa. Dalam hal ini efektif yang dimaksud ialah mengenai

sasaran atau mencapai tujuan sesuai dengan maksud si pembicara. Jadi apabila

tujuan untuk mengubah pendapat, sikap, dan tingkah laku dapat tercapai maka

komunikasi antar pribadi itu dapat dikatakan efektif. Untuk itu faktor-faktor

yang menunjang komunikasi efektif bisa dilihat dari segi:

1. Komunikator

Guru sebagai komunikator yang melakukan komunikasi dengan

siswa harus mengerti dan memahami betul kebiasaan dan psikologi siswa.

Karena tiap siswa mempunyai kepribadian dan watak yang berbeda.

2. Komunikan

Siswa yang berperan sebagai penerima pesan atau informasi yang

dikirimkan oleh guru selaku komunikator. Komunikator ada karena

adanya komunikan yang berperan sebagai penerima pesan dalam bentuk

bimbingan. Oleh sebab itu, siswa merupakan faktor pendukung bagi

berhasilnya komunikasi antar pribadi.

56

3. Pesan

Pesan yang disampaikan oleh guru menarik bagi siswa, pesan yang

disampaikan sesuai dengan kebutuhan siswa. Adanya kesamaan

pengalaman dan pengetahuan antara guru dan siswa. Hal inilah yang

menjadi faktor pendukung bagi efektifnya komunikasi dalam bimbingan.

Dalam memberlakukan siswa dalam bimbingan, guru tidak

membedakan antara perlakuan terhadap siswa putra dan putri. Komunikasi

antar pribadi ini dianggap cukup efektif diterapkan pada sistem bimbingan

konseling, karena bisa menjadi salah satu sarana mengurangi tingkat

kenakalan siswa. Umumnya pelaksanaan komunikasi dalam bimbingan

disampaikan berupa motivasi.

Motivasi siswa pada umumnya banyak rupanya dan ada yang pada

mula-mulanya berasal dari dalam dirinya dan ada yang berasal dari luar

dirinya. Semua pekerjaan, selain membutuhkan adanya kecakapan-kecakapan

pribadi, juga membutuhkan adanya motivasi yang cukup pada pribadi tersebut

untuk melaksanakan pekerjaan itu dengan berhasil. Tanpa motivasi orang

tidak akan berbuat apa-apa, tidak akan bergerak dinamis.

Banyak hal yang didapat dari motivasi dalam bimbingan konseling,

terutama dalam mengurangi tingkat kenakalan siswa. Dalam hal ini manfaat

yang dirasakan siswa seperti lebih mengenal jati dirinya sendiri, dapat belajar

dengan cepat mengenal lingkungan yang baru disekitar kita, bisa

mengingatkan siswa dalam menempuh tujuan awal siswa tersebut.

57

B. Saran

Adapun saran-saran yang penulis berikan kepada Guru BK SMA-N 74

menyangkut efektifitas komunikasi antar pribadi antara guru dan siswa, ada

beberapa hal yang dirasa perlu dikaji dan diperbaiki dalam pelaksanaannya

diantaranya:

1. Diberikan wadah serta kegiatan khusus bagi siswa yang bermasalah, agar

siswa tidak mengisi kekosongan waktunya untuk melakukan hal-hal yang

negatif.

2. Adanya pendekatan hubungan, khususnya bagi siswa yang bermasalah.

Sebagai antisipasif hal-hal yang negatif sebelum terjadi masalah yang

berdampak besar.

3. Intensifitas hubungan guru dan siswa lebih ditingkatkan, agar

mempermudah dan berjalannya komunikasi yang lebih baik dan efektif.

4. Memperluas jaringan komunikasi dengan orang tua murid, supaya pihak

sekolah terutama guru bisa mendapatkan informasi yang akurat. Demi

mendukungnya motivasi siswa dalam melaksanakan pendidikan.

58

DAFTAR PUSTAKA

Alisufsabri, Muhammad, H. Pengantar Ilmu Pendidikan, Jakarta: UIN, 2005

Azra, Azyumardi. Pendidikan Islam dan Modernisasi Menuju Millenium Baru. Jakarta: logo, 1999

Budyatna. M dan Nina Mutmainah. Komunkasi Antar Pribadi. Jakarta: Universitas Terbuka, 1994

SMA-N 74, Buku Panduan SMA Negeri 74 Jakarta. Jakarta, 2010

Cangara, Hafied. Pengantar Ilmu Komunikasi, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2003

Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta : Balai Pustaka, 2007, Cet III

Djuarsa Sasa, Sengadjaja, dkk, Teori Komunikasi, Jakarta: Universitas Terbuka, 1988

Effendi, Uchjana Onong. Spektur Komunikasi, Bandung : Bandar Maju, 2001

______. Dinamika Komunikasi, Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2004

______. Ilmu KomunikasiTeori dan Praktek, Bandung: PT.Remaja Rosdakarya, 2007

Gunadi, YS. Himpunan Istilah Komunikasi. Jakarta Gramedia, 1998

Muhammad, Arni. Komunikasi Organisasi. Jakarta: Bumi Aksara, 1995

Mulyana, Deddy. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2002

Nasir, Mohammad. Metode Penelitian. Ghalia Indonesia. Jakarta, 1998

Prayogo, Imam Suryo. Metodologi Penelitian Sosial Agama, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2001

Roudhonah, Ilmu Komunikasi. Jakarta: UIN Jakarta Press, 2007

Susanto, Astrid, Komunikasi Dalam Teori dan Praktek, Bandung: Bina Cipta, 1988

Wiryanto, Pengantar Ilmu Komunikasi, Jakarta: PT. Grasindo, 2004

59

http://kosmik.web.id/ilmu-komunikasi/komunikasi-antar-pribadi/ Tgl 12 Mei 2010

http://adiprakoso.blogspot.com/2007/12/Pengertian-Komunikasi-Antarpribadi.html

http://www.lusa.web.id / Komunikasi-antar-Pribadi-interpersonal-Communication/ Tgl. 26 oktober 2009

http://danankseta.blog.uns.ac.id/2010/06/01/komunikasi-antar-pribadi/ Tgl 21 Mei 2010

Interviewer : Dra. Hj. Sari Krisantini

Jabatan : Guru BP/BK

Waktu wawancara : Jum’at, 13 Agustus 2010

Tempat wawancara : SMA-N 74 Jakarta

Pertanyaan

1. Kenakalan siswa seperti apa yang terjadi di Sekolah ini?

2. Faktor apa saja yang menyebabkan kenakalan siswa di Sekolah ini?

3. Apa saja faktor penghambat dalam melakukan bimbingan konseling?

4. Apa yang anda lakukan untuk memotivasi siswa?

5. Seberapa efektifkah Komunikasi Antar pribadi Guru BK dan Siswa dalam

mengurangi tingkat kenakalan siswa di Sekolah ini?

Hasil Jawaban :

1. Sangatlah luas cakupannya jika kita membicarakan kenakalan siswa.

Namun saya akan menjelaskan secara garis besar tentang kenakalan siswa

yang terjadi disekolah ini. Tentunya kenakalan tersebut masih dalam batas

yang wajar seperti membolos sekolah, keluar jam pelajaran, terlambat

datang. Namun terkadang kami menemukan kenakalan yang meresahlan

seperti tawuran antar pelajar.

2. Banyak pelaku yang menyebabkan terjadinya kenakalan siswa dan

umunya faktor-faktor masalah keluarga seperti pertengkaran kedua orang

tua, perceraian serta sibuknya orang tua sehingga lupa akan memberikan

kasih sayang. Selain itu faktor ekonomi rendah juga menjadi faktor

penyebab kenakalan siswa karena dia merasa minder atau kurang pede

sebab teman-temannya yang lain lebih mampu dan akhirnya timbul

kecemburuan sosial.

3. Faktor penghambat dalam melakukan bimbingan konseling itu sendiri

sebenarnya datang dari siswa tersebut. Seperti setiap siswa masih kurang

terbuka dalam memberikan info sehingga kami pun harus mencari info

dari keluarganya. Selain itu ada juga faktor orang tua yang kurang

protektif untuk pendidikan anaknya. Oleh karena itu kami juga selalu

berkomunikasi dengan orang tua dari siswa yang bersangkutan.

4. Tentunya hal itu harus terus-menerus dilakukan untuk menyadari siswa

untuk lebih memahami belajar dan bergaul disekolah, agar siswa yang

bersangkutan bisa mendapatkan dan mencapai prestasi yang gemilang.

Serta harus diimbangi dengan pergaulan yang baik disekolah. Serta kami

pun tidak lupa mengingatkan orang tua untuk ikut memperhatikan dan

mendukung anaknya.

5. Menurut saya sudah efektif, karena kami melakukan pendekatan-

pendekatan pada siswa itu sendiri. Sehingga siswa tersebut merasa kalau

kami merupakan panutan atau contoh. Tidak lupa kami selalu menjalin

komunikasi dengan siswa tersebut. Agar kami mendapatkan dukungan

serta kepercayaan dari orang tua siswa. Jadi jika ada siswa yang

bermasalah kami dengan mudah menyelesaikannya.

Interviewer : Dra. Mulyasri

Jabatan : Guru BP/BK

Waktu wawancara : Jum’at, 14 Agustus 2010

Tempat wawancara : SMA-N 74 Jakarta

Pertanyaan

1. Kenakalan siswa seperti apa yang terjadi di Sekolah ini?

2. Faktor apa saja yang menyebabkan kenakalan siswa di Sekolah ini?

3. Apa saja faktor penghambat dalam melakukan bimbingan konseling?

4. Apa yang anda lakukan untuk memotivasi siswa?

5. Seberapa efektifkah Komunikasi Antar pribadi Guru BK dan Siswa dalam

mengurangi tingkat kenakalan siswa di Sekolah ini?

Hasil Jawaban :

1. Berbicara kenakalan siswa, tentunya kenakalan tersebut terbagi beberapa

macam seperti pelanggaran tata tertib sekolah, yakni terjadinya senioritas

antara siswa yang mengakibatkan terjadinya pemalakan uang terhadap

siswa juniornya.

2. Faktor penyebabnya pun bermacam-macam ada yang hanya sekedar iseng

karena ingin mendapatkan perhatian lebih dari gurunya. Selain itu

ketidaktahuan siswa juga menjadi faktor penyebab kenakalan siswa.

3. Setiap melakukan bimbingan konseling ada saja faktor penghambatnya.

Sebut saja kurangnya dukungan siswa dan orang tua dalam memberikan

data-data yang konkrit, yang tentu saja merupakan sebuah tantangan bagi

para guru BP/BK dalam melaksanakan bimbingan.

4. Banyak cara untuk melakukan motivasi terhadap siswa, namun setiap guru

malakukannya berbeda. Seperti saya, dalam melakukan awal bimbingan

saya selalu bertanya kepada siswa. Apa yang diinginkan siswa disekolah

ini, bila sudah ayo kita tetapkan tujuan akhirnya sehingga siswa tersebut

mencapai tujuan akhirnya dengan sempurna, tentunya didukung pula oleh

para siswa yang bersangkutan.

5. Sangat baik dan efektif karena setiap siswa yang memiliki masalah entah

itu nilainya turun atau dikelas dia selalu melamun. Guru BP disini selalu

sigap dan cepat sehingga saya selaku guru BP langsung melakukan

panggilan untuk malakukan konseling. Selain itu guru-guru mata pelajaran

umum juga langsung melapor bila ada hal-hal yang ganjil sehingga

komunikasi yang terjalin diantara guru juga baik.

Interviewer : Ferryanda Muhamad

Kelas : XI IPA 3

Waktu wawancara : Jum’at, 18 Agustus 2010

Tempat wawancara : SMA-N 74 Jakarta

Pertanyaan

1. Apa yang anda ketahui tentang Bimbingan Konseling (BK) ?

2. Apa yang guru lakukan untuk memotivasi siswa agar tidak melakukan

tindak kenakalan siswa di Sekolah ini?

3. Bagaimana cara penyampaian bimbingan konseling di Sekolah ini?

4. Manfaat apa yang anda dapatkan setelah bimbingan konseling?

5. Menurut anda, Siapakah yang paling berperan dalam mengurangi tingkat

kenakalan siswa di Sekolah ini?

6. Seberapa efektifkah komunikasi antar pribadi Guru dan Siswa dalam

mengurangi tingkat kenakalan siswa disekolah ini? Jelaskan?

Hasil Jawaban :

1. Bimbingan yang diarahkan dari guru BP/BK, dan membicarakan tentang

masalah yang ada disekolah maupun diluar sekolah, dan juga sebagai

pelajaran mengenal diri kita sendiri.

2. Guru lebih melakukan motivasi dan memberikan nasehat agar tidak

melakukan hal tersebut. Jika tetap melanggar akan dilakukan tindakan

hukuman terhadap siswanya.

3. Penyampaiannya dengan cara diskusi secara aktif.

4. Lebih mendapatkan motivasi dalam belajar dan sadar akan kesalahan diri

sendiri.

5. Siswa sekolah, karena kalau siswanya sudah sadar dan tidak mau

melakukan tindak kenakalan, maka sekolah itu akan lebih terbebas dari

kenakalan, dan pengawasan dilakukan oleh guru dan semua masyarakat

yang ada disekolah.

6. Efektif karena guru menyadarkan bahwa perilaku tersebut kurang baik dan

akibatnya dari perilaku tersebut, dan akhirnya siswa pun sadar dan tidak

mau melakukan perilaku tersebut.

Interviewer

(Ferryanda Muhamad)

Interviewer : Ilham Mohammad Rasyid

Kelas : XI IPS 3

Waktu wawancara : Jum’at, 18 Agustus 2010

Tempat wawancara : SMA-N 74 Jakarta

Pertanyaan

1. Apa yang anda ketahui tentang Bimbingan Konseling (BK) ?

2. Apa yang guru lakukan untuk memotivasi siswa agar tidak melakukan

tindak kenakalan siswa di Sekolah ini?

3. Bagaimana cara penyampaian bimbingan konseling di Sekolah ini?

4. Manfaat apa yang anda dapatkan setelah bimbingan konseling?

5. Menurut anda, Siapakah yang paling berperan dalam mengurangi tingkat

kenakalan siswa di Sekolah ini?

6. Seberapa efektifkah komunikasi antar pribadi Guru dan Siswa dalam

mengurangi tingkat kenakalan siswa disekolah ini? Jelaskan?

Hasil Jawaban :

1. Tempat untuk aspirasi murid, tempat untuk sharing baik tentang diri

sendiri atau orang lain.

2. Membuat kegiatan sekolah seperti cup-cup. Karena selain meningkatkan

kreatifitas anak juga mempererat tali silahturahmi dengan sekolah lain.

3. Menurut saya, penyampaian BK di SMA 74 cukup baik. Cuma kurang ada

kehidupan saat interaksi. Jadi cuma sendiri saja interaksinya.

4. Dapat menemukan jati diri, mau jadi apa nanti, bagaimana cara belajar

yang baik.

5. Lingkungannya, apabila sekolah bagus, fasilitas lengkap, intrakurikuler

atau ekstrakurikuler berprestasi. Maka dengan adanya semua itu murid

tidak lagi melakukan tindak kenakalan.

6. Kurang efektif, Karena pada dasarnya guru hanya suka menasehati

selayaknya diri sendirinya paling benar. Maka siswapun hanya

mendengarkan masuk kuping kiri keluar kuping kanan. Untuk itu

seharusnya para guru juga introspeksi bukan siswa saja yang selalu

dinasehati.

Interviewer

(Ilham Mohammad Rasyid)

Interviewer : Maya Nirmala

Kelas : XI IPA 3

Waktu wawancara : Jum’at, 18 Agustus 2010

Tempat wawancara : SMA-N 74 Jakarta

Pertanyaan

1. Apa yang anda ketahui tentang Bimbingan Konseling (BK) ?

2. Apa yang guru lakukan untuk memotivasi siswa agar tidak melakukan

tindak kenakalan siswa di Sekolah ini?

3. Bagaimana cara penyampaian bimbingan konseling di Sekolah ini?

4. Manfaat apa yang anda dapatkan setelah bimbingan konseling?

5. Menurut anda, Siapakah yang paling berperan dalam mengurangi tingkat

kenakalan siswa di Sekolah ini?

6. Seberapa efektifkah komunikasi antar pribadi Guru dan Siswa dalam

mengurangi tingkat kenakalan siswa disekolah ini? Jelaskan?

Hasil Jawaban :

1. Bimbingan konseling merupakan pelajaran yang sifatnya lebih banyak

untuk membimbing siswa, karena pergaulan disekolah juga mempengaruhi

kepribadian siswa, agar siswa memiliki kepribadian yang baik, maka

dibutuhkan bimbingan dari guru.

2. Memberi penyuluhan dan bimbingan setiap pertemuan dikelas. Memanggil

siswa-siswa yang bermasalah disekolah untuk ditangani lebih lanjut.

3. Melalui pertemuan dikelas setiap 1 jam dalam seminggu.

4. Membentuk kepribadian (BK sangat berpengaruh dalam pembentukan

kepribadian anak sekolah). Megetahui atau dapat membedakan hal-hal

yang buruk dan hal-hal yang baik.

5. Guru BP/BK dan Wakil Kepala Sekolah bidang kesiswaan.

6. Cukup efektif, dengan pertemuan setiap seminggu sekali didalam kelas

guru BP/BK dapat lebih mudah memperhatikan siswa-siswa yang

bermasalah bisa cepat ditangani.

Interviewer

(Maya Nirmala)

Interviewer : Padma Shara

Kelas : XI IPA 3

Waktu wawancara : Jum’at, 19 Agustus 2010

Tempat wawancara : SMA-N 74 Jakarta

Pertanyaan

1. Apa yang anda ketahui tentang Bimbingan Konseling (BK) ?

2. Apa yang guru lakukan untuk memotivasi siswa agar tidak melakukan

tindak kenakalan siswa di Sekolah ini?

3. Bagaimana cara penyampaian bimbingan konseling di Sekolah ini?

4. Manfaat apa yang anda dapatkan setelah bimbingan konseling?

5. Menurut anda, Siapakah yang paling berperan dalam mengurangi tingkat

kenakalan siswa di Sekolah ini?

6. Seberapa efektifkah komunikasi antar pribadi Guru dan Siswa dalam

mengurangi tingkat kenakalan siswa disekolah ini? Jelaskan?

Hasil Jawaban :

1. Bimbingan konseling merupakan proses pembelajaran atas pengenalan diri

dan pelatihan mental serta pembentukan diri disekolah.

2. Memberikan penjelasan tentang tindakan kenakalan itu sendiri serta

memberitahu akibat yang ditimbulkan dari kelakuan tersebut.

3. Dengan cara pemberian materi kedalam kelas tentang pembelajaran

bimbingan konseling.

4. Saya lebih mengenal siapa diri kita, kelebihan apa yang kita miliki serta

bagaimana pengembangan kedepan atas kelebihan tersebut.

5. Mungkin yang mengatur adalah tata tertib namun yang menegaskan adalah

guru BP/BK sekolah itu. Akan tetapi menurut saya semua kembali pada

pengendalian diri kita sendiri.

6. Cukup efektif karena dengan komunikasi yang baik akan membantu dalam

mengendalikan siswa yang berbuat kenakalan.

Interviewer

(Padma Shara)

Interviewer : Agraputra Awali

Kelas : XI IPA 3

Waktu wawancara : Jum’at, 19 Agustus 2010

Tempat wawancara : SMA-N 74 Jakarta

Pertanyaan

1. Apa yang anda ketahui tentang Bimbingan Konseling (BK) ?

2. Apa yang guru lakukan untuk memotivasi siswa agar tidak melakukan

tindak kenakalan siswa di Sekolah ini?

3. Bagaimana cara penyampaian bimbingan konseling di Sekolah ini?

4. Manfaat apa yang anda dapatkan setelah bimbingan konseling?

5. Menurut anda, Siapakah yang paling berperan dalam mengurangi tingkat

kenakalan siswa di Sekolah ini?

6. Seberapa efektifkah komunikasi antar pribadi Guru dan Siswa dalam

mengurangi tingkat kenakalan siswa disekolah ini? Jelaskan?

Hasil Jawaban :

1. BK adalah aktivitas yang dilakukan antara guru dengan murid-murid yang

membahas tentang hal-hal yang ada disekitar kita. Misalnya pergaulan,

kenakalan remaja, dan lain-lain. Jadi, BK juga bisa menjadi sarana curhat

dan menjadi sarana pemotivasi.

2. Guru memberikan penyuluhan tentang kenakalan siswa, lalu guru juga

memberi gambaran akibat dari kenakalan siswa tersebut. Guru juga

memberi masukan untuk melakukan kenakala siswa.

3. Guru BK ada dalam pelajaran. Jadi, guru BK akan masuk kedalam kelas.

Selain itu, kita juga bisa ke ruang BK untuk mengatasi masalah yang kita

miliki sendiri.

4. Saya lebih termotivasi untuk melangkah lebih maju, semua masalah

belajar dapat teratasi.

5. Menurut saya yang paling berperan adalah siswa itu sendiri.

6. Dalam hal komunikasinya sangat efektif, tapi dalam penerapannya kurang

efektif. Karena banyak sekali siswa yang sudah berkomunikasi dengan

guru masih saja melakukan kenakalan siswa.

Interviewer

(Agraputra Awali)

Interviewer : M. Anang Mulia

Kelas : XI IPA 3

Waktu wawancara : Jum’at, 20 Agustus 2010

Tempat wawancara : SMA-N 74 Jakarta

Pertanyaan

1. Apa yang anda ketahui tentang Bimbingan Konseling (BK) ?

2. Apa yang guru lakukan untuk memotivasi siswa agar tidak melakukan

tindak kenakalan siswa di Sekolah ini?

3. Bagaimana cara penyampaian bimbingan konseling di Sekolah ini?

4. Manfaat apa yang anda dapatkan setelah bimbingan konseling?

5. Menurut anda, Siapakah yang paling berperan dalam mengurangi tingkat

kenakalan siswa di Sekolah ini?

6. Seberapa efektifkah komunikasi antar pribadi Guru dan Siswa dalam

mengurangi tingkat kenakalan siswa disekolah ini? Jelaskan?

Hasil Jawaban :

1. Bimbingan konseling adalah suatu kegiatan disekolah yang bukan

termasuk kurikulum tapi adalah kegiatan sekolah yang bertujuan

mengarahkan siswa kepada suatu tujuan yang sebenarnya ingin dicapai

dan tempat konsultasi diri kepada guru.

2. Guru disekolah ini melakukan tindakan dari motivasi siswa dengan

mengarahkan kita ketujuan yang kita capai dimasa depan dengan cita-cita

kita apakah ingin sungguh-sungguh belajar untuk mendapatkan suatu yang

baik nantinya.

3. Penyampaiannya dengan cara langsung dan menyuruh kita untuk mampu

berbuat seperti diri kita yang diiginkan.

4. Manfaatnya lebih megingatkan kita pada sesuatu yang kita capai nantinya,

Karena bimbingan konseling itu biasanya selalu mengarahkan kita pada

hal yang baik.

5. Disamping guru bimbingan konseling yang bisa berperan mengurangi

tingkat kenakalan adalah teman sendiri. Karena pengaruh itu datangnya

kebanyakan dari teman dan teman yang baik juga yang bisa ikut

merubahnya.

6. Komunikasi antar pribadi guru dan siswa sudah cukup baik, tapi karena

siswa banyak yang masih selalu ingin senang dan sesukanya hal itu sedikit

sekali efektifnya.

Interviewer

(M. Anang Mulia)

Interviewer : Amanta Assiria

Kelas : XI IPA 3

Waktu wawancara : Jum’at, 20 Agustus 2010

Tempat wawancara : SMA-N 74 Jakarta

Pertanyaan

1. Apa yang anda ketahui tentang Bimbingan Konseling (BK) ?

2. Apa yang guru lakukan untuk memotivasi siswa agar tidak melakukan

tindak kenakalan siswa di Sekolah ini?

3. Bagaimana cara penyampaian bimbingan konseling di Sekolah ini?

4. Manfaat apa yang anda dapatkan setelah bimbingan konseling?

5. Menurut anda, Siapakah yang paling berperan dalam mengurangi tingkat

kenakalan siswa di Sekolah ini?

6. Seberapa efektifkah komunikasi antar pribadi Guru dan Siswa dalam

mengurangi tingkat kenakalan siswa disekolah ini? Jelaskan?

Hasil Jawaban :

1. BK itu tempatnya siswa-siswi untuk berbagi, keterbukaan sifat atau sikap

diri kita masing-masing atau tempat kita mengontrol diri kita beradaptasi

dilingkungan kita.

2. Guru melakukan shared face to face pada siswa atau siswi menasihati atau

menegur anak tersebut secara baik dan membantu siswa atau siswi untuk

mengontrol diri.

3. Baik, secara privasi tidak terbuka dan individu.

4. Kita bisa melihat keadaan lingkungan sekitar kita pada diri sendiri dan

bisa mengetahui kita itu siapa dan dapat merubah sifat atau sikap kita yang

sedang dalam masa pubertas kedewasa.

5. Menurut saya semua pihak sangat besar peranannya. Karena dibutuhkan

kesadaran masing-masing pihak, bila siswa tidak nakal maka gurupun

tidak perlu pusing.

6. Lumayan efektif, karena saya masih bisa melihat banyak sekali teman-

teman yang sikap atau sifatnya masih belum dewasa atau belum seimbang,

termasuk saya.

Interviewer

(Amanta Assiria)

Interviewer : Andra Remon

Kelas : XI IPA 2

Waktu wawancara : Jum’at, 20 Agustus 2010

Tempat wawancara : SMA-N 74 Jakarta

Pertanyaan

1. Apa yang anda ketahui tentang Bimbingan Konseling (BK) ?

2. Apa yang guru lakukan untuk memotivasi siswa agar tidak melakukan

tindak kenakalan siswa di Sekolah ini?

3. Bagaimana cara penyampaian bimbingan konseling di Sekolah ini?

4. Manfaat apa yang anda dapatkan setelah bimbingan konseling?

5. Menurut anda, Siapakah yang paling berperan dalam mengurangi tingkat

kenakalan siswa di Sekolah ini?

6. Seberapa efektifkah komunikasi antar pribadi Guru dan Siswa dalam

mengurangi tingkat kenakalan siswa disekolah ini? Jelaskan?

Hasil Jawaban :

1. Yang saya ketahui bimbingan konseling adalah suatu perantara yang

sekaligus sebagai pembimbing dan pendidik disekolah. Disini kita dapat

mengeluarkan pendapat, curahan hati, dan sebagainya. Tentang masalah

hidup yang dialami sekolah maupun dilingkungan yang lain.

2. Harusnya mengarahkan dan memberi wejangan sehingga siswa mengerti

akan tindakannya yang salah dan merugikan dirinya sendiri.

3. Menurut saya penyampaian BK di 74 sangat bagus, disini para

pembimbingnya mau mengerti tentang masalah yang dihadapi siswa-

siswanya. Para pembimbingnya sangat terbuka untuk mendengarkan apa

yang dialami oleh siswanya.

4. Dapat menghadapi masalah yang dialami dengan pengatasan masalah yang

benar.

5. Salah satunya adalah bimbingan konseling, disini anak dapat berkonsultasi

akan masalah yang menyebabkan kenakalan disekolah.

6. Sangat efektif, Karena dengan adanya komunikasi yang baik antara pribadi

guru dan siswa dapat saling mengerti apa yang diinginkan siswa dan

diinginkan guru.

Interviewer

(Andra Remon)

No. Nama Bidang Studi 1. Drs. H. Arphan Lubis Agama Islam 2. Drs. H. Dhabas Rahmat M.Pd Agama Islam 3. M. Makhrus, S.Ag Agama Islam 4. Dra. Hj. Gusneli Agama Islam 5. Dra. Malem Ukur Agama Kristen 6. Dra. Hj. Sri Untari Pkn 7. Dra. Sarmaini Pkn 8. Dra. Darsono Bahasa Indonesia 9. Agus Yuliono S.Pd Bahasa Indonesia

10. Elly Purwanty, S.Pd Bahasa Indonesia 11. Widayanti, S.Pd Bahasa Indonesia 12. Hj. Nurbaiti Sejarah 13. W. Handoyo, S.pd Sejarah 14. Hj. Alimah Aminah Alfa Bahasa Inggris 15. Dra. Heri Sulistiawati Bahasa Inggris 16. Hj. Farida Hanum Bahasa Inggris 17. Uung Ulfah, S.Pd Bahasa Inggris 18. Innaka S.Pd Bahasa Inggris 19. Yeyet Umwati Bahasa Inggris 20. Drs. Warno Ekariyanto Pendidikan Jasmani 21. Sigit Nuryadin, S.Pd Pendidikan Jasmani 22. Rakhman Kurnia T Pendidikan Jasmani 23. Dra. Misriati Matematika 24. Dra. Hj. Emmy Laksmi Matematika 25. Ismawilis, S.Pd Matematika 26. Gita Narita, S.Pd Matematika 27. Syamhudi, S.Pd Matematika 28. Drs. Slamet Wibowo Matematika 29. Drs. Sriyono Fisika 30. Lailani, S.Pd Fisika 31. Dra. Nur Indah Wahyuningsih Fisika 32. Dra. Anneke Makapele Biologi 33. Dra. Nurwendah Biologi 34. Dra. Hirziah Biologi 35. Dra. Tati Rahayu Kimia 36. Wahyuni, S.Pd Kimia 37. Debbi Cakradirana, S.Pd Kimia 38. Nurmala, S.Pd Kimia 39. Dra. Hj. Rosmiati Effendi Kimia 40. Nurpaja Simangungsong Ekonomi 41. Dra. Ratna Ekasari Ekonomi 42. Anna Atyana, S.Pd Ekonomi

43. Kasmadi, S.Pd Ekonomi 44. Dra Sunarsih Ekonomi 45. Dra. R. Erirahmayanis Geografi 46. Abdul Manan, S.Pd Geografi 47. Eny Suryani, S.Pd Sosiologi 48. Dra. Vivi Hafidzah Sosiologi 49. Drs. Jajuli Seni Rupa 50. Renoldy Sidiki, S.Pd Seni Rupa 51. Dewi Sri Kusumawardhani, S.Pd Seni Rupa 52. Siti Aisyah Bimbingan Konseling 53. Dra. Mulyasri Bimbingan Konseling 54. Rostati Tarihoran Bimbingan Konseling 55. Dra. Sari Krisantini Bimbingan Konseling 56. Dra. Wahyu Murdiana Bimbingan Konseling 57. Drs. Slamet Wibowo TIK 58. Basuki, S.Pd TIK 59. H. Muslim Khasani, S.pd TIK 60. Retno Utari Bahasa Jepang 61. Retno Susilowati, S.Pd Bahasa Jepang 62. Dra. Endang Sumajanti Bahasa Jerman 63. Mr. Amick Pringadi, M.Eng English Proramme