39
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyuluh kehutanan memiliki peranan yang strategis dalam rangka meningkatkan kapasitas dan kemandirian serta partisipasi masyarakat dalam upaya pelestarian hutan. Penyuluh berupaya dan bergiat mengajak, membimbing dan memfasilitasi masyarakat agar dapat berdaya dan mandiri sehingga, masyarakat dapat meningkatkan taraf hidupnya sendiri dengan menggunakan dan mengakses sumber daya setempat sebaik mungkin Dalam tataran praktek, penyuluh kehutanan diharapkan mampu menyampaikan berbagai materi penyuluhan kepada masyarakat sekitar hutan dan juga menyampaikan berbagai masukan demi penyempurnaan dan pengembangan sistem penyuluhan dalam suatu forum diskusi. Oleh karena itu, menjadi sesuatu yang mutlak bahwa penyuluh kehutanan harus memiliki kemampuan komunikasi dan presentasi yang memadai. Agar komunikasi dan presentasi yang dilaksanakan berjalan efektif, seorang penyuluh diharapkan mampu memahami teknik komunikasi dan presentasi yang efektif sehingga dapat mendukung perannya sebagai fasilitator, mediator, informator, motivator dan konsultan masyarakat. B. Maksud dan Tujuan Teknik Komunikasi dan Presentasi Efektif 1

Komunikasi Dan Presentasi Efektif

Embed Size (px)

DESCRIPTION

KOMUNIKASI UNTUK PENYULUH

Citation preview

Page 1: Komunikasi Dan Presentasi Efektif

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penyuluh kehutanan memiliki peranan yang strategis dalam rangka meningkatkan

kapasitas dan kemandirian serta partisipasi masyarakat dalam upaya pelestarian hutan.

Penyuluh berupaya dan bergiat mengajak, membimbing dan memfasilitasi masyarakat agar

dapat berdaya dan mandiri sehingga, masyarakat dapat meningkatkan taraf hidupnya

sendiri dengan menggunakan dan mengakses sumber daya setempat sebaik mungkin

Dalam tataran praktek, penyuluh kehutanan diharapkan mampu menyampaikan

berbagai materi penyuluhan kepada masyarakat sekitar hutan dan juga menyampaikan

berbagai masukan demi penyempurnaan dan pengembangan sistem penyuluhan dalam

suatu forum diskusi. Oleh karena itu, menjadi sesuatu yang mutlak bahwa penyuluh

kehutanan harus memiliki kemampuan komunikasi dan presentasi yang memadai.

Agar komunikasi dan presentasi yang dilaksanakan berjalan efektif, seorang

penyuluh diharapkan mampu memahami teknik komunikasi dan presentasi yang efektif

sehingga dapat mendukung perannya sebagai fasilitator, mediator, informator, motivator

dan konsultan masyarakat.

B. Maksud dan Tujuan

Penyampaian mata diklat ini dimaksudkan untuk memberikan pengetahuan pada

calon penyuluh ahli mengenai bagaimana komunikasi dan presentasi yang efektif, dengan

tujuan agar dapat diimplemantasikan dalam suatu kegiatan penyuluhan.

C. Ruang Lingkup

Ruang lingkup pembahasan mata diklat ini meliputi pengertian, tujuan, unsur, dan

bentuk komunikasi; paradigma pemberdayaan; perubahan model komunikasi, hambatan-

hambatan komunikasi; komunikasi efektif; dan presentasi efektif.

Teknik Komunikasi dan Presentasi Efektif 1

Page 2: Komunikasi Dan Presentasi Efektif

D. Kompetensi Dasar

Setelah mengikuti proses pembelajaran, peserta diharapkan dapat menjelaskan

komunikasi dan presentasi yang efektif dalam kegiatan pemberdayaan masyarakat.

E. Indikator Keberhasilan

Setelah mengikuti pelajaran, diharapkan peserta diklat dapat menjelaskan:

1. Pengertian, tujuan, unsur, dan bentuk komunikasi.

2. Paradigma pemberdayaan.

3. Perubahan model komunikasi.

4. Hambatan-hambatan dan keberhasilan komunikasi.

5. Komunikasi efektif.

6. Presentasi efektif.

F. Pokok Bahasan

Pokok Bahasan yang akan di sampaikan dalam bahan ajar ini adalah:

1. Pengertian, tujuan, unsur, dan bentuk komunikasi.

2. Paradigma pemberdayaan.

3. Perubahan model komunikasi.

4. Hambatan-hambatan dan keberhasilan komunikasi.

5. Komunikasi efektif.

6. Presentasi efektif.

PENGERTIAN, TUJUAN, UNSUR DAN BENTUK KOMUNIKASI

Secara etimologis, kata komunikasi atau communication dalam bahasa Inggris

berasal dari kata Latin communicatio, dan bersumber dari kata communis yang berarti

“sama”. Sama disini maksudnya adalah sama makna. Dengan demikian, dua atau lebih

orang dikatakan melakukan komunikasi apabila terjadi kesamaan makna dalam diri

mereka. Namun demikian pengertian ini masih bersifat dasariah artinya bahwa

komunikasi minimal harus mengandung kesamaan makna antara pihak-pihak yang

berkomunikasi. Dikatakan minimal karena kegiatan komunikasi tidak hanya informatif,

Teknik Komunikasi dan Presentasi Efektif 2

Page 3: Komunikasi Dan Presentasi Efektif

yakni agar orang lain mengerti dan tahu, tetapi juga persuasif, yaitu agar orang lain

bersedia menerima suatu paham atau keyakinan, melakukan suatu perbuatan dan kegiatan,

dan lain-lain.

Secara paradigmatis, beberapa pakar memberikan definisi komunikasi yang

beragam antara lain sebagai berikut:

Rogers (1986) mendefinisikan komunikasi adalah proses di mana suatu ide

dialihkan dari sumber kepada suatu penerima atau lebih, dengan maksud untuk merubah

tingkah laku mereka.

Berelson dan Steiner (dalam Mulyana, 2001) Komunikasi merupakan tindakan

atau proses transmisi informasi, gagasan emosi, keterampilan, dan sebagainya, dengan

menggunakan simbol-simbol/kata-kata, gambar, figure, grafik, dan sebagainya.

Dari berbagai pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa kegiatan komunikasi

pada prinsipnya adalah aktivitas pertukaran ide atau gagasan, dengan tujuan untuk

mencapai kesamaan pandangan atas ide yang dipertukarkan tersebut sehingga terjadi

perubahan perilaku.

Komunikasi merupakan aktivitas yang bertujuan. Ada hal yang ingin dicapai oleh

seseorang ketika ia berkomunikasi dengan orang lain. Adapun tujuan dilakukannya

komunikasi adalah terjadinya perubahan sikap (attitude change), perubahan

pendapat/pengetahuan (opinion/knowledge change), perubahan perilaku (behavior

change), dan perubahan sosial (social change).

Dari pengertian dan tujuan komunikasi sebagaimana dijelaskan di atas dapat

diuraikan unsur-unsur komunikasi, yakni:

1. Source (Sumber),

Sumber adalah pihak yang berinisiatif atau mempunyai kebutuhan untuk

berkomunikasi. Sumber boleh jadi seorang individu, kelompok, organisasi, perusahaan

atau bahkan suatu Negara. Dalam konteks penyuluhan, biasanya yang dominan

berperan sebagai sumber adalah penyuluh, namun demikian secara transaksional

petani atau anggota masyarakat juga dapat berperan sebagai sumber.

2. Message (Pesan)

Pesan merupakan seperangkat simbol verbal dan/atau non verbal yang mewakili

perasaan, nilai, gagasan, atau maksud sumber tadi. Pesan mempunyai tiga

Teknik Komunikasi dan Presentasi Efektif 3

Page 4: Komunikasi Dan Presentasi Efektif

komponen: makna, simbol yang digunakan untuk menyampaikan makna, dan

bentuk atau organisasi pesan. Simbol yang terpenting adalah kata-kata (bahasa).

Pesan juga dapat dirumuskan secara non-verbal, seperti melalui tindakan atau

isyarat anggota badan.

3. Channel (Saluran atau Media)

Alat atau wahana yang digunakan sumber untuk menyampaikan pesannya kepada

penerima. Mengingat tingkatan cara berpikir, cara kerja, cara hidup dan

keterbukaan petani terhadap hal-hal baru tidaklah sama, maka kecakapan penyuluh

dalam memilih saluran akan menjamin suksesnya komunikasi penyuluhan

kehutanan.

4. Receiver (Penerima)

Orang yang menerima pesan dari sumber. Receiver boleh jadi seorang individu,

kelompok, organisasi, perusahaan atau bahkan suatu Negara. Dalam konteks

penyuluhan, biasanya yang sering berperan sebagai receiver adalah petani atau

masyarakat, namun demikian secara transaksional penyuluh juga dapat berperan

sebagai receiver.

5. Effect (Pengaruh atau Dampak)

Apa yang terjadi pada penerima setelah ia menerima pesan tersebut, misalnya

penambahan pengetahuan, terhibur, perubahan sikap dan tingkah laku, dan

sebagainya.

Komunikasi dapat termanifestasi ke dalam berbagai bentuk. Effendy (2000)

menyatakan bahwa bentuk-bentuk komunikasi mengacu pada tatanan komunikasi yang

dicerminkan oleh sejumlah para pelaku komunikasi yang terlibat dalam proses

komunikasi (satu orang, dua orang, sekelompok orang, atau sejumlah orang yang

bertempat tinggal secara tersebar), yaitu:

1. Komunikasi Pribadi (Personal communication)

a. Komunikasi Intrapribadi (Intrapersonal communication)

b. Komunikasi Antarpribadi (Interpersonal communication)

2. Komunikasi Kelompok (Group communication)

a. Komunikasi Kelompok Kecil (Small group communication)

b. Komunikasi Kelompok Besar (Large group communication/public speaking)

Teknik Komunikasi dan Presentasi Efektif 4

Page 5: Komunikasi Dan Presentasi Efektif

3. Komunikasi Massa (Mass communication)

a. Komunikasi Media Massa Cetak

b. Komunikasi Media Massa Elektronik

4. Komunikasi Medio

Lain-lain media tidak termasuk media massa (surat, telepon, pamflet, poster,

spanduk, dan lain-lain)

PARADIGMA PEMBERDAYAAN

Konsep pemberdayaan sebenarnya berawal dari Barat. Kata pemberdayaan sendiri

merupakan terkemahan dari kata empowerment. Kata empowerment mengandung dua arti.

Pengertian adalah to give power or authority to, dan pengertian kedua berarti to give

ability to or enable. Dalam pengertian pertama, diartikan sebagai memberi kekuasaan,

mengalihkan kekuatan, atau mendelegasikan otoritas ke pihak lain. Sedangkan, dalam

pengertian kedua, diartikan sebagai upaya untuk memberi kemampuan atau

keberdayaan. Seringkali untuk mencapai apa yang diinginkan dalam pengertian pertama,

perlu diawali dengan berbagai upaya yang terkandung dalam pengertian kedua.

Pemberdayaan masyarakat, di berbagai negara berkembang, lebih ditekankan pada

pengertian kedua. Pengertian yang kedua ini mengandung tiga sisi penting, yaitu; pertama,

pemberdayaan masyarakat dengan menciptakan suasana atau iklim yang memungkinkan

potensi berkembang. Setiap manusia, setiap masyarakat, memiliki potensi yang dapat

dikembangkan. Artinya tidak ada masyarakat yang sama sekali tanpa daya karena kalau

demikian pasti punah. Pemberdayaan adalah upaya untuk membangun daya itu, dengan

mendorong, memotivasi dan membangkitkan kesadaran akan potensi yang dimiliki serta

berupaya untuk mengembangkannya.

Kedua, memperkuat potensi atau daya yang dimiliki masyarakat. Penguatan ini

meliputi langkah-langkah nyata dan menyangkut berbagai penyediaan berbagai masukan,

serta pembukaan akses kepada berbagai peluang yang akan membuat masyarakat makin

berdaya. Dalam hal ini, pemberdayaan masyarakat amat erat kaitannya dengan

pemantapan, pembudayaan dan pengalaman.

Ketiga, memberdayakan mengandung arti melindungi. Proses pemberdayaan harus

mencegah pihak yang lemah menjadi bertambah lemah karena kurang berdaya mengadapi

Teknik Komunikasi dan Presentasi Efektif 5

Page 6: Komunikasi Dan Presentasi Efektif

yang kuat. Oleh karena itu, dalam konsep pemberdayaan masyarakat, perlindungan dan

pemihakan kepada yang lemah merupakan hal yang sangat mendasar. Melindungi

merupakan upaya untuk mencegah terjadinya persaingan yang tidak seimbang serta

eksplorasi yang kuat atas yang lemah. Pemberdayaan masyarakat bukan membuat

masyarakat menjadi makin tergantung pada berbagai program pemberian (charity) karena

pada dasarnya setiap apa yang dinikmati harus dihasilkan atas usaha sendiri. Dengan

demikian tujuan akhir pemberdayaan masyarakat adalah memandirikan masyarakat,

memampukan, dan membangun kemampuan untuk memajukan diri kearah kehidupan yang

lebih baik secara sinambung.

Berdasarkan pada beberapa pengertian tentang konsep pemberdayaan masyarakat,

dapat dirangkum bahwa pemberdayaan masyarakat dapat dikatakan sebagai proses untuk

mendorong, memotivasi, dan mestimulasi masyarakat agar memiliki kekuatan atau

berdaya, serta upaya untuk mengembangkan dan memperkuat potensi yang dimiliki

masyarakat dalam rangka untuk mencapai kemandirian dan kehidupan yang lebih baik atau

sejahtera secara sinambung (berkelanjutan).

Secara sederhana, Ife (1995) menyatakan bahwa pemberdayaan masyarakat berarti

menyediakan dan menyiapkan sumberdaya, peluang dan kesempatan, pengetahuan dan

keterampilan kepada warga dengan tujuan meningkatkan kapasitas mereka sehingga

mereka mampu menentukan masa depannya sendiri, berpartisipasi dan mempengaruhi

lingkup kehidupan yang lebih luas yaitu masyarakat. Dengan daya yang dimilikinya

diharapkan semua orang mempunyai pilihan dan kemampuan untuk memilih dan memiliki

kontrol atas sumberdaya yang mereka butuhkan untuk memperbaiki kondisi hidupnya.

Paradigma pemberdayaan masyarakat menekankan pada peran serta aktif

masyarakat. Dalam hal ini pembangunan diorientasikan pada arah pembangunan yang

berkeadilan yang berpusat pada rakyat. Dalam paradigma ini peran individu bukan sebagai

obyek melainkan sebagai pelaku (subyek) yang menetapkan tujuan, mengendalikan

sumberdaya, dan mengarahkan proses yang mempengaruhi kehidupannya. Pembangunan

yang berpusat pada rakyat menghargai dan mempertimbangkan prakarsa rakyat dan

kekhasan masyarakat setempat. Pengembangan ekonomi atau ekonomi suatu daerah di

berbagai bidang menghendaki peran serta aktif masyarakat yang sebesar-besarnya dalam

kehidupan ekonomi sehingga pengambilan keputusan dilakukan secara mandiri oleh

Teknik Komunikasi dan Presentasi Efektif 6

Page 7: Komunikasi Dan Presentasi Efektif

anggota masyarakat. Campur tangan birokrasi pemerintah dalam pengambilan keputusan

secara bertahap mengalami pergeseran dan makin minimal.

Pemberdayaan, dalam implementasinya, ditafsirkan secara berbeda bergantung cara

pandang yang digunakan. Dari sisi ilmu sosiologi, pemberdayaan ditekankan pada upaya

mengurangi diskriminasi sosial yang dialami oleh sekelompok orang karena perbedaan ras,

etnik, religi, dan gender. Dari sisi pembangunan ekonomi, pendekatan pemberdayaan

memfokuskan kepada upaya untuk memobilisasi kemampuan sendiri golongan miskin,

dibandingkan sekedar menyediakan program kesejahteraan soial untuk mereka. Sementara

dalam bidang politik, pemberdayaan adalah perjuangan untuk penegakkan hak-hak sipil

serta keetaraan gender.

Satu hal yang esensial dalam pemberdayaan adalah ketika individu atau masyarakat

diberikan kesempatan untuk membicarakan dan memutuskan apa yang penting untuk

perubahan yang mereka butuhkan. Ini akan berimplikasi kepada sisi supply dan demand

tentang pembangunan, perubahan lingkungan dimana masyarakat miskin hidup, dan

membantu mereka membangun dan mengembangkan karakter mereka sendiri.

Pemberdayaan bergerak mulai dari masalah pendidikan dan pelayanan kepada persoalan

politik dan kebijakan ekonomi. Pemberdayaan berupaya meningkatkan kesempatan-

kesempatan pembangunan, mendorong hasil-hasil pembangunan, dan memperbaiki

kualitas hidup manusia.

PERUBAHAN MODEL KOMUNIKASI: DARI LINEAR KE KONVERGEN

Komunikasi telah lama dipergunakan oleh pelbagai pihak dalam pembangunan.

Ada periode di mana para penggiat pembangunan sangat percaya pada kehebatan

komunikasi untuk pembangunan, ada pula masa di mana para ahli tidak menganggap

komunikasi penting. Sampai tahun 1970-an, para ahli, pengambil kebijaksanaan, dan

adminitrator pembangunan memandang komunikasi sebagai kekuatan besar untuk

pembangunan (Melkote dalam Lubis, 2005).

Model komunikasi yang dipergunakan juga berubah sesuai dengan perubahan

strategi pembangunan yang di anut. Pada awal-awal ”gerakan pembangunan”, media

komunikasi menjadi kendaraan pengangkut bagi pesan-pesan pembangunan yang telah

dikemas oleh penguasa. Pendekatan ini disebut oleh Rogers (1977) sebagai ”paradigma

Teknik Komunikasi dan Presentasi Efektif 7

Page 8: Komunikasi Dan Presentasi Efektif

dominan” dari modernisasi dan pembangunan. Model komunikasi yang dipakai pada masa

itu dikenal sebagai model komunikasi linear, dengan unsur utama Sumber, Pesan, Saluran,

dan Penerima (SMCR) dengan segala variannya, seperti tercantum pada gambar di bawah

ini:

(Umpan Balik)

Model Komunikasi Linear

Aplikasi dari model ini dalam menghantar teknologi adalah model penyuluhan

vertikal (Uphoff. 1995).

Penelitian

Penyuluh

Petani

Model Vertikal

Pada model ini, segala informasi yang akan disalurkan

kepada petani dirancang oleh suatu lembaga di tingkat

pusat. Informasi ini kemudian diberikan kepada

penyuluh untuk disampaikan kepada petani. Jadi dalam

hal ini, lembaga penelitian dan/atau pengambil

kebijaksanaan merupakan Sumber, yang memproduksi

Pesan, dan penyuluh berperan sebagai Saluran untuk

menyampaikan pesan tadi kepada petani, yang adalah

Penerima. Jadi, teknologi didifusikan dari ”pusat” ke

”daerah”.

Para ahli tak lagi percaya pada pendekatan ini, khususnya untuk kegiatan pertanian

dan pengelolaan sumberdaya alam. Kegiatan ini mempunyai banyak dimensi, sehingga

mustahil pusat (ilmuan, pengambil kebiijaksanaan) menjadi penguasa tunggal dalam

pengambilan keputusan. Karenanya, keputusan haruslah diambil melalui negosiasi oleh

para pihak yang berururusan dengan sumberdaya tersebut.

Teknik Komunikasi dan Presentasi Efektif 8

SUMBER PENERIMA

SALURAN

PESAN

SUMBER PENERIMA

SALURAN

PESAN

Page 9: Komunikasi Dan Presentasi Efektif

Tak puas dengan komunikasi model SMCR, model komunikasi lain dimunculkan

oleh Everret M. Rogers dan Lawrence Kincaid (Rogers, 1986). Mereka menamakan model

ini sebagai model konvergen (convergence model of communication).

Model Komunikasi Konvergensi

Pada model ini, tidak ada lagi sumber arau penerima, semuanya adalah partisipan

yang aktif mempertukarkan informasi. Tujuan akhir dari proses komunikasi adalah

memperoleh pengertian bersama (MU = Mutual Umderstanding), yang pada gilirannya

bisa menjadi persetujuan/kesepakatan bersama dan akhirnya bertindak bersama. Karena

keduanya adalah partisipan, maka posisi pelaku komunikasi adalah setara.

Sejalan dengan perubahan pendekatan pembangunan dari paradigma modernisasi

ke paradigma pemberdayaan, yang diikuti oleh perubahan model komunikasi linear ke

konvergen, penerapan komunikasi untuk pengembangan teknologi juga berubah.

PETANI

PENYULUH PENELITI

Model Triangulasi

Komunikasi tidak lagi dipandang sebagai alat

untuk membawa pesan dari atas ke bawah,

melainkan merupakan proses partisipatoris yang

mengikutsertakan pemanfaatan hasil pembangunan

(yang selama ini dijuluki ”sasaran”). Model ini

dikatakan oleh Uphoff (1995) sebagai ”model

triangulasi.”

Dalam model ini, ketiga pihak aktif mencari teknologi yang paling cocok

diterapkan oleh petani. Pada model ini, pengetahuan lokal (local and indigenous

Teknik Komunikasi dan Presentasi Efektif 9

P-1 P-2MU

I-1

I-2

I-3

I-4dst

lalu

Page 10: Komunikasi Dan Presentasi Efektif

knowledge) yang dimiliki oleh petani dan pengetahuan peneliti dipertemukan, untuk

mencari teknologi yang pali pas/tepat untuk petani, ; spesifik lokal.

Secara ringkas, perbedaan penggunaan model komunikasi untuk kedua pendekatan

pembangunan yang berebda ini disajikan pada tabel berikut:

Modernisasi Pemberdayaan

Sumber Top down, autarian Berbagi pengalaman antar berba-

gai aktor

Paradigma Perubahan sosial diarahkan oleh dan

dari pihak luar

Partisipatoris, diarahkan dari

dalam untuk mempertahankan

kontrol atas kebutuhan dasar.

Aras Media nasional

Media besar (TV, radio, surat kabar)

Akar rumput, lokal

Media kecil (video, media tradisi-

onal, komunikasi kelompok dan

interpersonal)

Akibat Menciptakan iklim yang baik agar

sasaran menerima ide dan inovasi

yang dibawa dari luar

Menciptakan iklim yang baik

untuk pengertian bersama antara

pihak luar dan pihak lokal

Diadaptasi dari: Melkote (dalam Lubis, 2005)

HAMBATAN KOMUNIKASI

Dalam berkomunikasi, terkadang terjadi ketidaksesuaian/ketidaksepahaman makna

antara pesan yang dikirim oleh komunikator dengan pesan yang ditamngkap oleh

komunikate (penerima). Ketidaksesuaian atau ketidaksepahaman makna pesan ini

disebabkan oleh adanya berbagai hambatan.. Pearson (1983) mengemukakan bahwa segala

sesuatu yang mencegah atau merintangi terjadinya pemahaman atau pengertian terhadap

pesan dapat disebut sebagai kendala atau hambatan komunikasi. Hambatan-hambatan ini

dapat muncul dalam berbagai konteks komunikasi, seperti komunikasi interpersonal

(antapribadi), kelompok kecil, antarbudaya, dan massa. Seorang penyuluh kehutanan

seyogyanya mengetahui hal-hal yang menjadi hambatan tersebut sehingga mampu

merancang dan melancarkan komunikasi secara efektif. Secara garis besar, menurut

Effendy (2000), terdapat empat jenis hambatan komunikasi :

Teknik Komunikasi dan Presentasi Efektif 10

Page 11: Komunikasi Dan Presentasi Efektif

1. Hambatan sosio-antro-psikologis

Proses komunikasi berlangsung dalam konteks situasional (situasional context). Ini

berarti bahwa komunikator/penyuluh harus memperhatikan situasi ketika komunikasi

dilangsungkan, sebab situasi amat berpengaruh terhadap kelancaran komunikasi, terutama

situasi yang berhubungan dengan factor-faktor sosiologis-antropologis-psikologis.

a. Hambatan sosiologis

Masyarakat terdiri dari berbagai golongan atau lapisan, yang menimbulkan

poerbedaan dalam status social, agama, ideology, tingkat pendidikan, tingkat

pendidikan, dan sebagainya. Kesemuanya ini, dapat menjadi hambatan bagi

kelancaran komunikasi.

b. Hambatan antropologis

Manusia memiliki budaya, ras, warna kulit, postur yang berbeda-beda yang pada

akhirnya menciptakan gaya hidup, norma, kebiasaan, adat istiadat, kepercayaan/

keyakinan,dan bahasa yang berbeda-beda pula. Kesemua hal tersebut secara signifikan

akan mempengaruhi seseorang dalam merespon pesan komunikasi yang sampai

padanya. Dalam melancarkan komunikasinya seorang penyuluh tidak akan berhasil

apabila ia tidak mengenal siapa orang yang dijadikan sasarannya. Yang dimaksud

dengan “siapa” disini bukan nama yang disandang, melainkan ras apa, bangsa apa,

atau suku apa. Dengan mengenal diri sasaran komunikasinya, akan mengenal pula

kebudayaannya, gaya hidupp dan norma kehidupannya, kebiasaan dan bahasanya.

c. Hambatan psikologis

Faktor psikologis seringkali menjadi hambatan dalam komunikasi. Komunikasi

sulit untuk berhasil apabila sasaran komunikasi sedang dalam kondisi sedih, bingung,

marah, merasa kecewa, stress, merasa iri hati dan kondisi psikologis lainnya; juga jika

sasaran komunikasi menaruh prasangka (prejudice) kepada penyuluh

Prasangka merupakan salah satu hambatan berat bagi kegiatan komunikasi, karena

orang yang berprasangka belum apa-apa sudah bersikap menentang

komunikator/penyuluh. Pada orang yang bersikap prasangka, emosinya menyebabkan

ia menarik kesimpulan tanpa menggunakan pikiran secara rasional. Emosi seringkali

Teknik Komunikasi dan Presentasi Efektif 11

Page 12: Komunikasi Dan Presentasi Efektif

membutakan pikiran dan perasaan terhadap suatu fakta yang bagaimanapun jelas dan

tegasnya. Apalagi apabila prasangka tersebut sudah berakar, seseorang tidak dapat lagi

berpikir obyektif, dan apa saja yang dilihat atau didengarnya selalu akan dinilai

negatip.

Prasangka sebagai factor psikologis, dapat disebabkan oleh aspek antropologis dan

sosiologis; dapat terjadi terhadap ras, bangsa, suku bangsa, agama, partai politik,

kelompok, dan apa saja yang bagi seseorang merupakan perangsang disebabkan dalam

pengalamannya pernah diberi kesan yang tidak enak.

2. Hambatan semantis

Kalau hambatan sosio-antro-psikologis terdapat pada diri sasaran komunikasi,

maka hambatan semantis terdapat pada diri komunikator/penyuluh. Faktor semantis

menyangkut bahasa yang digunakan oleh komunikator/penyuluh sebagai “alat” untuk

menyalurkan pikiran dan perasaannya kepada sasaran komunikasi. Salah ucap, salah tulis

ataupun penggunaan kata yang sama tetapi secara antropologis dalam diri sasaran

komunikasi memiliki makna yang berbeda dapat menimbulkan salah pengertian

(misunderstanding) atau salah tafsir (misinterpretation), yang pada gilirannya bias

menimbulkan salah komunikasi (miscommunication). Ringkasnya bahwa hambatan

semantis adalah hambatan yang disebabkan ketidaktepatan atau ketidaksesuaian

menginterpretasikan pesan akibat adanya perbedaan pengetahuan mengenai pengertian

kata-kata.

3. Hambatan mekanis

Hambatan mekanis adalah hambatan yang disebabkan saluran komunikasi.

Hambatan mekanis banyak dijumpai pada media yang digunakan untuk melancarkan

komunikasi. Ketikan huruf yang tidak jelas/buram pada surat, suara yang hilang-muncul

pada pesawat radio, berita surat kabar yang sulit dicari sambungan kolomnya, gambar yang

meliuk-liuk ataupun kabur pada pesawat televisi, dan lain-lain.

4. Hambatan ekologis

Hambatan ekologis terjadi disebabkan oleh gangguan lingkungan terhadap

berlangsungnya proses komunikasi, jadi datangnya dari lingkungan. Suara riuh orang-

orang atau kebisingan lalu lintas, suatra hujan atau petir, suara pesawat terbang lewat, dan

lain-lain pada saat komunikasi sedang berlangsung merupakan contoh hambatan ekologis.

Teknik Komunikasi dan Presentasi Efektif 12

Page 13: Komunikasi Dan Presentasi Efektif

Kemudian sebagai pelengkap oleh beberapa pakar komunikasi dilengkapi lagi

sebuah hambatan yang dapat merintangi efektivitas komunikasi, yaitu:

5. Hambatan fisiologis

Hambatan fisiologis terjadi disebabkan karena terganggunya fungsi fisiologis

seseorang yaitu panca indera. Orang-orang yang terlibat dalam komunikasi menggunakan

panca inderanya untuk menangkap stimuli atau sensasi ataupun pesan yang datang pada

mereka. Ketepatan menafsirkan pesan dipengaruhi oleh berfungsinya alat indera secara

baik. Kekurangberfungsian alat indera akan mengurangi ketepatan penyampaian pesan

yang akan berujung pada kesalahan menafsirkan pesan.

KOMUNIKASI EFEKTIF

Secara dasariah komunikasi dikatakan berlangsung efektif apabila terjadi kesamaan

makna dalam pesan antara komunikator dan sasaran komunikasinya. Artinya proses

penyandian oleh komunikator harus beririsan (intersection) dengan proses pengawasandian

oleh sasaran komunikasi. Menurut Schramm (1972) semakin tumpang tindih pengalaman

dan kerangka rujukan (field and frame of references) komunikator dengan pengalaman dan

kerangka rujukan sasaran komunikasi, akan semakin efektif pesan yang dikomunikasikan.

Komunikator akan dapat menyandi dan sasaran komunikasi akan dapat mengawasandi

hanya dalam istilah-istilah sesuai dengan pengalaman dan kerangka rujukan yang dimiliki

masing-masing. Namun demikian kefektifan komunikasi bukan hanya dilihat dari

kesamaan makna yang diperoleh masing-masing orang yang terlibat dalam komunikasi

tersebut tetapi sebenarnya dilihat dari tujuan yang hendak dicapai dalam proses komunkasi

tersebut, apakah untuk perubahan sikap, perubahan pendapat, perubahan prilaku,

perubahan emosional ataupun perubahan sosial.

Oleh karena itu, komunikasi yang efektif mengadung pengiriman dan penerimaan

pesan yang paling cermat, pengertian pesan yang mendalam oleh kedua belah pihak dan

pengambilan tindakan yang tepat terhadap penyelesaian pertukaran informasi. Komunikasi

yang efektif berarti bahwa maksud dan tujuan yang terkandung dalam komunikasi

disampaikan dengan cara sedemikian rupa sehingga dapat dimengerti sepenuhnya oleh

penerima; artinya harus ada ketepatan pikiran oleh kedua belah pihak yang berunjung pada

tercapainya maksud dan tujuan komunikasi tersebut.

Teknik Komunikasi dan Presentasi Efektif 13

Page 14: Komunikasi Dan Presentasi Efektif

Dengan demikian dalam konteks penyuluhan terkait dengan pemberdayaan

masyarakat, komunikasi dikatakan efektif apabila makna pesan yang disampaikan oleh

penyuluh dimaknai relatif sama dengan apa yang diterima oleh masyarakat sehingga

berujung pada terjadinya tindakan dari masyarakat sesuai dengan yang dikehendaki oleh

penyuluh.

5 Hukum Komunikasi Yang Efektif

Hukum Komunikasi Yang Efektif terangkum dalam satu kata yang mencerminkan

esensi dari komunikasi itu sendiri yaitu REACH, yang berarti merengkuh atau meraih.

Karena sesungguhnya komunikasi itu pada dasarnya adalah upaya bagaimana kita meraih

perhatian, cinta kasih, minat, kepedulian, simpati, tanggapan, maupun respon positif dari

orang lain.

Hukum # 1: Respect

Hukum pertama dalam mengembangkan komunikasi yang efektif adalah sikap

menghargai setiap individu yang menjadi sasaran pesan. Rasa hormat dan saling

menghargai merupakan hukum yang pertama dalam berkomunikasi dengan orang lain.

Ingatlah bahwa pada prinsipnya manusia ingin dihargai dan dianggap penting, bahkan

dalam memberikan kritik, menegur atau memarahi seseorang, lakukan dengan penuh

respek terhadap harga diri dan kebanggaaan orang tersebut. Membangun komunikasi

dengan rasa dan sikap saling menghargai dan menghormati, maka akan dapat dibangun

Teknik Komunikasi dan Presentasi Efektif 14

Efektivitas Komunikasi dalam Penyuluhan

FoCMasyarakat

Perubahan yang diharapkan

FoCPenyuluh

dekoding

enkoding

enkoding

dekoding

PemaknaanBersama thd Pesan

Page 15: Komunikasi Dan Presentasi Efektif

kerjasama yang menghasilkan sinergi yang akan meningkatkan efektifitas kinerja baik

sebagai individu maupun secara keseluruhan sebagai sebuah tim.

Hukum # 2: Empathy

Empati adalah kemampuan untuk menempatkan diri pada situasi atau kondisi

yang dihadapi oleh orang lain. Salah satu prasyarat utama dalam memiliki sikap empati

adalah kemampuan kita untuk mendengarkan atau mengerti terlebih dulu sebelum

didengarkan atau dimengerti oleh orang lain.

Rasa empati akan memampukan seseorang untuk dapat menyampaikan pesan

dengan cara dan sikap yang akan memudahkan orang lain menerimanya. Oleh karena itu,

dalam kegiatan penyuluhan memahami perilaku kelayan (sasaran suluh) merupakan

keharusan. Dengan memahami perilaku sasarn suluh, maka penyuluh dapat empati dengan

apa yang menjadi kebutuhan, keinginan, minat, harapan sasaran suluh. Demikian halnya

dengan bentuk komunikasi lainnya, misalnya komunikasi dalam membangun kerjasama

tim, perlu saling memahami dan mengerti keberadaan orang lain dalam tim. Rasa empati

akan menimbulkan respek atau penghargaan, dan rasa respek akan membangun

kepercayaan yang merupakan unsur utama dalam membangun teamwork.

Jadi sebelum membangun komunikasi atau mengirimkan pesan, perlu dimengerti

dan dipahami dengan empati calon penerima pesan. Sehingga nantinya pesan akan dapat

tersampaikan tanpa ada halangan psikologis atau penolakan dari penerima.

Empati bisa juga berarti kemampuan untuk mendengar dan bersikap perseptif atau

siap menerima masukan ataupun umpan balik apapun dengan sikap yang positif. Banyak

sekali orang yang tidak mau mendengarkan saran, masukan apalagi kritik dari orang lain.

Padahal esensi dari komunikasi adalah aliran dua arah. Komunikasi satu arah tidak akan

efektif manakala tidak ada umpan balik (feedback) yang merupakan arus balik dari

penerima pesan.

Hukum # 3: Audible

Makna dari audible antara lain: dapat didengarkan atau dimengerti dengan

baik. Jika empati berarti harus mendengar terlebih dahulu ataupun mampu menerima

umpan balik dengan baik, maka audible berarti pesan yang disampaikan harus dapat

diterima atau ditangkap oleh penerima pesan. Hukum ini mengatakan bahwa pesan harus

disampaikan melalui media atau delivery channel sedemikian hingga dapat diterima

Teknik Komunikasi dan Presentasi Efektif 15

Page 16: Komunikasi Dan Presentasi Efektif

dengan baik oleh penerima pesan. Hukum ini mengacu pada kemampuan untuk

menggunakan berbagai media maupun perlengkapan atau alat bantu audio visual yang

akan membantu agar pesan yang disampaikan dapat diterima dengan baik. Dalam

komunikasi personal hal ini tidak hanya berarti bahwa pesan yang disampaikan harus dapat

didengar tetapi juga harus dilakukan dengan cara atau sikap yang dapat diterima oleh

penerima pesan.

Hukum # 4: Clarity

Selain bahwa pesan harus dapat dimengerti dengan baik, maka hukum keempat

yang terkait dengan itu adalah kejelasan dari pesan itu sendiri sehingga tidak

menimbulkan multi interpretasi atau berbagai penafsiran yang berlainan, karena kesalahan

penafsiran atau pesan yang dapat menimbulkan berbagai penafsiran akan menimbulkan

dampak yang tidak sederhana.

Clarity dapat pula berarti keterbukaan dan transparansi. Dalam berkomunikasi perlu

dikembangkan sikap terbuka (tidak ada yang ditutupi atau disembunyikan), sehingga dapat

menimbulkan rasa percaya (trust) dari penerima pesan atau anggota tima. Tanpa adanya

keterbukaan akan timbul sikap saling curiga dan pada gilirannya akan menurunkan

semangat dan antusiasme kelompok atau tim.

Hukum # 5: Humble

Hukum kelima dalam membangun komunikasi yang efektif adalah sikap rendah

hati. Sikap ini merupakan unsur yang terkait dengan hukum pertama untuk membangun

rasa menghargai orang lain, biasanya didasari oleh sikap rendah, antara lain meliputi:

sikap yang penuh melayani (dalam bahasa manajemen mutu terpadu: Customer First

Attitude), sikap menghargai, mau mendengar dan menerima kritik, tidak sombong dan

memandang rendah orang lain, berani mengakui kesalahan, rela memaafkan, lemah lembut

dan penuh pengendalian diri, serta mengutamakan kepentingan yang lebih besar.

Tolok Ukur Komunikasi Yang Efektif

Menurut Tubb dan Moss (2001), secara umum, paling tidak terdapat lima hal yang

dapat dijadikan ukuran bagi komunikasi yang efektif, yaitu timbulnya:

Teknik Komunikasi dan Presentasi Efektif 16

Page 17: Komunikasi Dan Presentasi Efektif

1. Pengertian/Pemahaman

Pemahaman atau pengertian adalah penerimaan yang cermat atas kandungan

stimuli sebagaimana yang dimaksudkan oleh komunikator. Apabila pesan yang

disampaikan oleh penyuluh dapat dimengerti dan dipahami oleh masyarakat, terlebih lagi

jika pesan tersebut demi kepentingan masyarakat tersebut, maka tugas penyuluh akan

semakin mudah untuk mengajak masyarakat ke arah pemberdayaan.

2. Kesenangan/kehangatan

Tidak semua komunikasi ditujukan untuk menyampaikan informasi dan

membentuk pengertian. Terkadang komunikasi hanya digunakan sekedar untuk

menimbulkan rasa senang (fatic), seperti sapaan singkat “selamat pagi, apa kabar?”, atau

kegiatan minum kopi sambil berbincang-bincang yang hanya sekedar untuk memperoleh

kesenangan, dan lain sebagaimya. Seorang penyuluh diharapkan dapat membawa dirinya

ketika berkomunikasi dengan masyarakat, dengan berusaha bersikap ramah sehingga

memberikan kesan yang baik pada masyarakat.

3. Pengaruh Pada Sikap

Pada umumnya paling sering kita melakukan komunikasi untuk mempengaruhi

orang lain. Dalam berbagai situasi kita berusaha mempengaruhi orang lain, dan berusaha

agar orang lain setuju dengan apa yang kita ucapkan. Dalam konteks pemberdayaan

masyarakat, diharapkan komunikasi yang dilancarkan oleh penyuluh akan mempengaruhi

masyarakat untuk setuju dengan adanya kegiatan pemberdayaan.

4. Hubungan Sosial yang Semakin Baik

Manusia adalah makhluk sosial yang tidak tahan hidup sendiri. Kita memerlukan

hubungan dengan orang lain secara positip. Kebutuhan sosial ini hanya dapat dipenuhi

dengan melakukan komunikasi. Untuk itu, dalam membentuk dan mempertahankan

hubungan sosial yang baik diperlukan komunikasi yang efektif. Semakin baiknya

hubungan antara penyuluh dengan masyarakat maka dapat dikatakan bahwa keberadaan

penyuluh tersebut sangat diterima. Artinya penyuluh akan dapat menghadapi masyarakat

secara wajar dan mendapatkan dirinya berada pada dunia masyarakat secara wajar pula.

Kondisi ini akan menciptakan situasi yang efektif bagi penyuluh dalam memberikan

bantuan kepada masyarakat untuk mengembangkan potensi masyarakat tersebut ke arah

kemandirian.

Teknik Komunikasi dan Presentasi Efektif 17

Page 18: Komunikasi Dan Presentasi Efektif

5. Tindakan

Menimbulkan tindakan nyata merupakan indikator yang paling penting di dalam

suatu kegiatan pendampingan masyarakat. Harapan seorang penyuluh adalah masyarakat

tidak hanya mengerti dan setuju terhadap apa yang ia sampaikan tetapi juga terjadi

tindakan nyata oleh masyarakat sesuai dengan apa yang disampaikannya.

PRESENTASI EFEKTIF

Presentasi dalam kokteks penyuluhan merupakan strategi penyajian seperangkat

materi atau program penyuluhan yang dilakukan oleh fasilitator/penyuluh kepada seorang,

sekelompok orang dan/atau masyarakat dalam bentuk kegiatan komunikasi tatap muka

(face to face) terprogram untuk mencapai tujuan penyuluhan.

Pada dasarnya terdapat tiga hal atau prinsip penting dalam suatu kegiatan presentasi

yang perlu diketahui dan dipraktekkan, agar presentasi berjalan dengan baik, yaitu:

1. Kontak. Membangun dan melihara kontak visual dan kontak mental dengan khalayak.

2. Olah Vokal. Gunakan lambang-lambang auditif; atau usahakan agar suara dapat

memberikan makna yang lebih kaya pada bahasa yang digunakan.

3. Olah Visual. Bebicaralah dengan seluruh kepribadian; dengan wajah, tangan dan

tubuh.

1. Kontak

Presentasi adalah komunikasi tatap muka, yang bersifat dua arah. Walaupun

presenter/penyuluh lebih banyak mendominasi pembicaraan, ia harus ”mendengarkan”,

pesan-pesan yang disampaikan para pendengarnya (baik berupa kata-kata atau bukan kata-

kata). Ia harus menjalin hubungan dengan pendengarnya.

Teknik pertama untuk menjalin hubungan adalah melihat langsung kepada

khalayak. Bila khalayaknya banyak dan tidak memungkinkan untuk melihat mereka satu

per satu maka presenter/penyuluh dapat menyapukan seluruh pandangan ke semua hadirin.

Pada titik-titik tertentu presenter dapat melihat orang-orang yang akan dilipilihnya sebagai

wakil dari salah satu bagian hadirin/khalayak. Bila inipun sukar, paling tidak pandanglah

khalayak/hadirin dengan perhatian terbagi. Lakukan layaknya sopir yang memandang

semua hal yang berada di depannya. Tidak terpusat, tetapi terlihat semua.

Teknik Komunikasi dan Presentasi Efektif 18

Page 19: Komunikasi Dan Presentasi Efektif

Disamping kontak visual, perlu dilakukan kontak mental. Perhatikan umpan balik

dari khalayak yang hadir, dan sesuaikan pembicaraan dengan umpan balik tersebut.

Terkadang terjadi terdapat hadirin yang terlihat mengantuk, pada saat itu kiranya perlu

dimasukkan bahan-bahan yang menarik perhatian. Bila terlihat dahi dari hadirin berkenyit,

jelaskan pembicaraan lebih rinci. Bila ada dari hadirin memberikan komentar, ambil

komentar itu dan jadikan bahan pembicaraan. Ambil contoh-contoh atau ilustrasi dengan

menyebut nama-nama hadirin.

2. Olah Vokal

Mekanisme olah vokal adalah cara presenter mengeluarkan suara dan memberikan

makna tambahan atau penekanan atau bahkan membelokkan makna kata, ungkapan, atau

kalimat. Tiga hal penting dalam olah vokal, yaitu: kejelasan (intelligibility), keragaman

(variety), dan ritma (rhythm).

Kejelasan dalam presentasi berkaitan dengan artikulasi dan volume bunyi yang

dikeluarkan oleh presenter. Artikulasi menunjukkan proses pembentukan dan pemisahan

bunyi oleh mekanisme vokal (organ-organ bunyi). Kejelasan artikulasi dipengaruhi oleh

faktor pelapalan, dan dialek dari peresenter. Volume adalah keras/nyaring tidaknya bunyi

suara yang dikeluarkan oleh presenter.

Keragaman merupakan karakteristik vokal yang paling mempengaruhi makna.

Keragaman terdiri dari pitch (nada), duration (lama), rate ( kecepatan), pauses (hentian).

Dengan memperhatikan dan menempatkan pitch, durasi, kecepatan, dan hentian yang tepat,

teratur/sistematis, dan teroganisir maka presentasi yang dilakukan akan berjalan menarik,

lebih hidup dan lebih mudah dipahami.

Ritme merupakan keteraturan dalam meletakkan tekanan pada bunyi, suku kata, tata

kalimat, atau paragraf. Tekanan pada satuan ungkapan yang kecil disebut stress atau aksen.

Tekanan pada ungkapan yang panjang (seperti paragraf) disebut tempo.

3. Olah Visual

Olah visual merupakan pesan non verbal, yang ditangkap oleh indra penglihatan

pendengar. Pada umumnya ketika seseorang berkomunikasi, sadar atau tidak sadar, pesan

non verbal akan selalu menyertai pesan verbal yang disampaikanmya, demikian pula dalam

kegiatan presentasi. Ekspresi wajah, gerakan tangan, body language, kontak mata,

sentuhan, kepala, penampilan, dan lain sebagainya dari presenter akan memiliki makna

Teknik Komunikasi dan Presentasi Efektif 19

Page 20: Komunikasi Dan Presentasi Efektif

tersendiri bagi hadirin yang melihatnya. Roman muka yang kusut menandakan ada

masalah yang sedang dihadapi oleh presenter, atau muka yang pucat dan badan sedikit

gemetar memperlihatkan kegugupan presenter. Lewat pesan non verbal seseorang dapat

memprediksi suasana emosional orang lain (walaupun mungkin prediksi tersebut belum

tentu tepat)

Pesan non verbal ini dapat berfungsi sebagai reinforcement atau memberi

penguatan kepada pesan verbal yang disampaikan. Bahkan dapat juga berfungsi sebagai

daya tarik. Namun demikian bila terjadi kontradiktif antara pesan verbal dan non verbal

maka orang akan lebih percaya pada pesan non verbal yang sampai padanya daripada

pesan verbal.

Oleh karena itu, dengan melihat pentingnya pesan non verbal yang mengiringi

pesan verbal, maka dalam kegiatan presentasi, seorang presenter diharapkan mampu

menampilkan atau mengekspresikan pesan non verbal yang dapat memperkokoh

penerimaan pendengar atas pesan verbalnya. Misal saja, mengatakan “bagus” dengan

mengacungkan jempol.

Panduan sederhana untuk melakukan presentasi.

Apa yang dimaksud dengan keterampilan melakukan presentasi ? Keterampilan

melakukan presentasi yang baik merupakan perpanjangan dari keterampilan komunikasi

yang baik. Komunikasi merupakan proses dua arah: pesan harus disampaikan dengan jelas

namun prosesnya hanya akan menjadi lengkap bila Anda merasa yakin bahwa pesan Anda

telah diterima dengan baik dan dipahami.

Apa perbedaan antara presentasi yang baik dan yang buruk? Memberikan

presentasi yang baik adalah mudah bila anda mengetahui karakteristik yang memisahkan

antara presentasi yang baik dan presentasi yang buruk. Bandingkan karakteristik pada

tabel di bawah ini.

Teknik Komunikasi dan Presentasi Efektif 20

Page 21: Komunikasi Dan Presentasi Efektif

Presentasi yang baik Presentasi yang buruk

Energi dan penuh semangat

Kontak mata dengan audiens

Berbicara dengan jelas dan cukup keras

Sesekali bergerak saat berbicara

Menggunakan anekdot dan humor yang

sesuai

Tujuan tidak jelas

Postur tubuh kurang baik, tidak ada

kontak mata, dan berbicara dengan

suara yang monoton

Pengulangan yang tak perlu (dalam

presentasi atau dari pembicara

sebelumnya)

Mengenakan pakaian yang serasi

Argumen-argumen terstruktur dengan baik

Slide dapat dibaca

Tipe slide bervariasi

Tidak lebih dari 1 slide per menit

Variasi teknologi lain, misalnya video

Selesai tepat waktu dan sediakan waktu

Kurang persiapan

Terlalu rumit/sederhana bagi audiens

Terlalu banyak slide

Slide tidak dapat dibaca

Penggunaan efek-efek teknis

PowerPoint yang berlebihan

Penggunaan warna yang buruk pada

slide

Penggunaan peralatan teknis yang

keliru

Melebihi waktu yang dialokasikan

untuk presentasi anda.

Melakukan presentasi adalah hal yang mudah dilakukan oleh sebagian orang,

terutama oleh mereka yang profesional dalam bidang komunikasi atau public speaking.

Namun, tidak semua orang mampu melakukan presentasi secara baik, memuaskan audiens.

Mereka yang gagal melakukan presentasi bukan saja para pemula yang kurang

berpengalaman, melainkan juga orang-orang yang memiliki jam terbang tinggi sebagai

eksekutif maupun yang aktif dalam kepengurusan berbaga organisasi.

Tip Presentasi Efektif

Teknik Komunikasi dan Presentasi Efektif 21

Page 22: Komunikasi Dan Presentasi Efektif

1. Sebelum presentasi

Teliti siapa audiens Anda: minat-minat dan keyakinan-keyakinan jenis presentasi

yang sesuai (berapa lama, bagaimana formatnya, dan jenis teknologinya).

Pilih pakaian yang tepat, sesuai dengan keadaan audiens Anda: kasual atau formal?

Siapkan apa yang akan Anda sampaikan: Anda tidak mungkin menuliskan semua

kata yang akan disampaikan; buatlah daftar konsep apa saja yang akan disampaikan,

dan kembangkan poin-poin percakapan yang mendukung konsep-konsep tersebut.

Latihan: berlatih mengucapkan poin-poin tersebut secara urut dan dengan tone

percakapan.

Rileks: sesaat sebelum presentasi, pikiran harus jernih dan siap menjalankan tugas.

2. Selama presentasi

Mengawali dengan anekdot atau kutipan kata-kata.

Menyampaikan kerangka pemikiran kepada audiens.

Menyampaikan argumen inti (pentingnya topik yang disajikan) pada awal presentasi,

didukung data.

Membangun sesi interaktif: ajukan pertanyaan-pertanyaan untuk membantu audiens

fokus pada presentasi.

Menggunakan teknologi, tetapi jaga supaya tetap komunikatif.

Usahakan menarik, tetapi tidak perlu terlewat entertaining (menghibur). Yang

penting peserta dibuat berpikir.

Menutup dengan sebuah kutipan atau pesan penting untuk menegaskan esensi

presentasi.

3. Sesudah presentasi

Mengevaluasi: katakan pada diri sendiri, kapan dan apa yang baik dilakukan pada

presentasi yang akan datang

Follow-up: siapkan dan kirim materi atau data yang Anda janjikan kepada audiens,

dan sampaikan ucapan terima kasih secara formal kepada panitia atau pengelola

acara.

Strategi Mengatasi Ke cemasan

Teknik Komunikasi dan Presentasi Efektif 22

Page 23: Komunikasi Dan Presentasi Efektif

Persiapan:

Setelah memastikan topik presentasi, segera siapkan perlengkapan. Lakukan persiapan 10-

15 menit sehari agar dapat tampil alami. Tetapkan dan praktikkan kata-kata atau kisah

pembuka agar dapat melewati kecemasan tinggi pada awal presentasi.

Mengenal Medan:

Sebelum presentasi, usahakan menengok setting presentasi akan berlangsung, agar tidak

cemas karena situasi yang asing. Kenali juga siapa audien Anda (berapa banyak, latar

belakang, pendidikan, atasan keikutsertaan).

Bayangkan Sukses:

Bayangkan (visualisasi) diri Anda dihadapan audiens di tempat presentasi. Lihat diri Anda

dalam keadaan percaya diri sepenuhnya, dapat mengendalikan situasi, dan audiens yang

menikmati apa yang Anda bicarakan.

DAFTAR PUSTAKA

Teknik Komunikasi dan Presentasi Efektif 23

Page 24: Komunikasi Dan Presentasi Efektif

1. Anjali MPK. 2006. Menjadi Pembicara Ulung di Ruang Publik dan Privat.

Yogyakarta: DIVA Press.

2. Effendy OU. 2000. Ilmu Komunikasi: Teori dan Praktek. Bandung: Remaja

RosdaKarya

3. Lubis DP. 2005. Komunikasi untuk Pemberdayaan Masyarakat. Makalah pada

Penyegaran Tenaga Penyuluhan dan Penyuluh di Bogor. Jakarta: Pusbinluhhut.

4. Mulyana D. 2001. Pengantar Ilmu Komunikasi. Bandung: Remaja RosdaKarya.

5. Marpaung, P.M. 2002. Komunikasi dan Presentasi Efektif. Jakarta : LAN RI.

6. Pearson J. 1983. Interpersonal Communication. Glenview, Illinois: Scott, Foreman and

Company

7. Rogers EM. 1986. Communication Technology: The New Media in Society.New York:

The Free Press.

8. Tubbs SL, Moss S. 2001(editor). Human Communication: Prinsip-Prinsip Dasar.

Mulyana D, penerjemah. Bandung: Remaja RosdaKarya.

9. Uphoff N. 1995. Institutionalizing User Participation in System Linkage Among

Research, Extention, and Farmer. Makalah pada Workshop Dinamika

Penyuluh dan Peranannya di Masa Depan. Bogor: IPB

10. Wiyanto A, Astuti PK. 2004. Terampil Membawa Acara. Jakarta: Grasindo.

BAHAN AJAR

Teknik Komunikasi dan Presentasi Efektif 24

Page 25: Komunikasi Dan Presentasi Efektif

TEKNIK KOMUNIKASI DAN PRESENTASI EFEKTIF

DIKLAT

Pembentukan Penyuluh Kehutanan

Ahli

BADAN KOORDINASI PENYULUHAN MALUKU UTARA DAN

BALAI DIKLAT KEHUTANAN MAKASSAR

MAKASSAR, JUNI 2012

Teknik Komunikasi dan Presentasi Efektif 25