3
Komunikasi Kunci Hubungan Baik Dokter dan Pasien Persoalan utama dalam kasus mlpraktek medik yaitu kurang baiknya hubungan yang terjadi antara dokter dan pasien. Terjadinya malpraktek medik lebih sering disebabkan kesenjangan persepsi antara dokter dan pasien. Di satu sisi pasien dan keluarga merasa kurang puas dengan proses atau hasil pengobatan yang dilakukan, sedangkan di sisi lain dokter dan rumah sakit merasa sudah melakukan pengobatan secara optimal. Dalam hubungan dokter-pasien, masyarakat menaruh harapan bahwa dokter akan menolongnya, melakukan upaya pengobatan yang terbaik dan memberikan hasil akhir berupa kesembuhan. Bila ternyata hasil pengobatan tidak sesuai dengan yang diharapkan, sebagian masyarakat menganggap kesalahan ada di pihak dokter dan menjadi tanggung jawab dokter Terlepas dari ada atau tidaknya kelalaian yang dilakukan dokter, dokter sebagai seorang yang lebih tahu mengenai masalah medik bertugas melakukan diagnosis serta memberi saran untuk melakukan pengobatan yang terbaik. Keputusan untuk melaksanakan atau menolak saran dokter tetap berada di pihak pasien. Pasien dan keluarga bahkan berhak meminta pendapat dokter lain (second opinion) dan bila perlu meminta dokter lain untuk merawatnya. Dokter juga harus menghormati setiap keputusan pasien dan bila mungkin memberikan alternatif lain serta pertimbangan resiko jika alternatif tersebut dilaksanakan. Jadi peran dokter di sini bukan sebagai orang yang diberi tanggung jawab untuk menghadapi persoalan yang dihadapi pasien, dengan semua keputusan dan tanggung jawab ada di pundak dokter, tetapi lebih sebagai seorang yang mendampingi pasien dalam menghadapi masalah medik atau penyakit. Istilahnya

Komunikasi Kunci Hubungan Baik Dokter Dan Pasien

Embed Size (px)

DESCRIPTION

kkk

Citation preview

Komunikasi Kunci Hubungan Baik Dokter dan Pasien

Komunikasi Kunci Hubungan Baik Dokter dan Pasien

Persoalan utama dalam kasus mlpraktek medik yaitu kurang baiknya hubungan yang terjadi antara dokter dan pasien. Terjadinya malpraktek medik lebih sering disebabkan kesenjangan persepsi antara dokter dan pasien. Di satu sisi pasien dan keluarga merasa kurang puas dengan proses atau hasil pengobatan yang dilakukan, sedangkan di sisi lain dokter dan rumah sakit merasa sudah melakukan pengobatan secara optimal.Dalam hubungan dokter-pasien, masyarakat menaruh harapan bahwa dokter akan menolongnya, melakukan upaya pengobatan yang terbaik dan memberikan hasil akhir berupa kesembuhan. Bila ternyata hasil pengobatan tidak sesuai dengan yang diharapkan, sebagian masyarakat menganggap kesalahan ada di pihak dokter dan menjadi tanggung jawab dokterTerlepas dari ada atau tidaknya kelalaian yang dilakukan dokter, dokter sebagai seorang yang lebih tahu mengenai masalah medik bertugas melakukan diagnosis serta memberi saran untuk melakukan pengobatan yang terbaik. Keputusan untuk melaksanakan atau menolak saran dokter tetap berada di pihak pasien. Pasien dan keluarga bahkan berhak meminta pendapat dokter lain (second opinion) dan bila perlu meminta dokter lain untuk merawatnya.Dokter juga harus menghormati setiap keputusan pasien dan bila mungkin memberikan alternatif lain serta pertimbangan resiko jika alternatif tersebut dilaksanakan. Jadi peran dokter di sini bukan sebagai orang yang diberi tanggung jawab untuk menghadapi persoalan yang dihadapi pasien, dengan semua keputusan dan tanggung jawab ada di pundak dokter, tetapi lebih sebagai seorang yang mendampingi pasien dalam menghadapi masalah medik atau penyakit. Istilahnya hubungan kemitraan,Masalah yang sering muncul kurangnnya pengetahuan masyarakat mengenai cara kerja dokter. Masyarakat masih sering menganggap seorang dokter tahu segala jenis penyakit dan apa yang dilakukan dokter selalu benar. Padahal dokter khususnya terkait bidang penyakit dalam yang digelutinya bekerja dari luar sehingga tidak dapat melihat langsung apa yang sebenarnya terjadi di dalam tubuh pasien.Dokter bekerja mengumpulkan data dari gejala dan tanda dan jika diperlukan meminta bantuan dari pemeriksaan laboratorium, rontgen atau pemeriksaan lain untuk selanjutnya menganalisis hasilnya dan membuat kesimpulan. Walaupun gejala dan tanda dari suatu penyakit seringkali mirip dan hampir sama, dokter harus dapat menganalisis, membuat keputusan dan memberikan pengobatan berdasarkan kemungkinan atau probabilitas yang paling mendekati, urainya.Meskipun pada sebagian besar kasus masalah pasien dapat diatasi namun sangat mungkin terjadi ketidaktepatan dalam pembuatan diagnosis. Dokter biasanya selalu melakukan evaluasi terhadap perkembangan kondisi pasien dan hasil pengobatan yang dilakukan dan jika perlu merubah diagnosis dan pengobatan berdasarkan perkembangan selama perawatan.Dalam hal pengobatan atau pun tindakan medis yang dilakukan, misalnya pemberian obat atau tindakan bedah, harus disadari selalu ada baik dan buruknya atau ada keuntungan dan komplikasinya. Respon pengobatan antara seseorang dengan orang lain pun dapat berbeda, tergantung pada banyak hal seperti kondisi pasien, penyakitnya, obat yang diberikan dan sebagainya.Dalam malprakteka medik akibat hasil pengobatan yang tidak sesuai dengan yang diharapkan, perlu diteliti dan dibuktikan bahwa hasil yang tidak diharapkan tersebut memang akibat kelalaian dan bukan sebagai akibat komplikasi penyakit atau pun efek samping yang terjadi selama pengobatan. Perlu juga dinilai apakah hal tersebut dapat diprediksi atau diantisipasi sebelumnya, ujarnya.Komunikasi merupakan kunci dalam membuka hubungan yang baik dan profesional antara dokter dengan pasien, meskipun dalam prakteknya masih sulit dilakukan.Komunikasi dokter-pasien adalah hal yang penting dan harus terus dipelajari, dilatih dan diterapkan oleh para dokter.Ada pun masalah dan kendala yang kerap menghambat komunikasi antara dokter-pasien umumnya menyangkut keterbatasan waktu baik dari pihak dokter maupun keluarga pasien sehingga sulit menyediakan waktu untuk bertemu. Kalaupun terjadi pertemuan, biasanya tidak efektif sebab komunikasi yang terjalin hanya bersifat satu arah. Dokter merasa keluarga pasien sudah paham tapi sesungguhnya apa yang disampaikannya tidak dimengerti.Keluarga juga sering tidak siap ketika akan bertemu dokter. Karenanya sebaiknya keluarga sudah mempersiapkan dan mencatat hal-hal apa yang akan ditanyakan bila bertemu dokter, terutama mengenai penyakit, diagnosis, keuntungan dan efek samping pengobatan..