30
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komunikasi adalah salah satu aktivitas yang sangat fundamentalis dalam kehidupan umat manusia. Kebutuhan manusia untuk berhubungan dengan sesamanya diakui oleh hampir semua agama telah ada sejak Tuhan menciptakan Adam dan Hawa di muka bumi. Komunikasi non verbal sering kali kita lakukan pada kegiatan sehari-hari, tetapi kita belum terlalu memahami bagaimana komunikasi non verbal tersebut terjadi. komunikasi non verbal mempunyai peranan yang sangat besar bagi perkembangan komunikasi terutama bagi orang yang mempunyai kekurangan dalam berkomunikasi seperti orang tuna rungu dan lain-lain. Komunikasi nonverbal juga berguna dalam proses belajar mengajar juga dalam kehidupan sehari-hari, oleh karena itu kita harus lebih memahami apa yang dimaksud dengan komunikasi non verbal sehingga kita dapat lebih terampil dan memanfaatkan komunikasi non verbal secara tepat. Komunikasi nonverbal adalah proses komunikasi dimana pesan disampaikan tidak menggunakan kata-kata. Contoh komunikasi nonverbal ialah menggunakan gerak isyarat, bahasa tubuh, ekspresi wajah dan kontak mata, penggunaan objek seperti pakaian, potongan rambut, dan sebagainya, simbol-simbol, serta cara berbicara seperti intonasi, penekanan, kualitas suara, gaya emosi, dan gaya berbicara. Para ahli di bidang komunikasi nonverbal biasanya menggunakan definisi "tidak menggunakan kata" dengan ketat, dan tidak menyamakan komunikasi non-verbal dengan komunikasi nonlisan. Contohnya, bahasa 1

Komunikasi NonVerbal

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Proses Komunikasi

Citation preview

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Komunikasi adalah salah satu aktivitas yang sangat fundamentalis dalam kehidupan

umat manusia. Kebutuhan manusia untuk berhubungan dengan sesamanya diakui oleh hampir

semua agama telah ada sejak Tuhan menciptakan Adam dan Hawa di muka bumi.

Komunikasi non verbal sering kali kita lakukan pada kegiatan sehari-hari, tetapi kita

belum terlalu memahami bagaimana komunikasi non verbal tersebut terjadi. komunikasi non

verbal mempunyai peranan yang sangat besar bagi perkembangan komunikasi terutama bagi

orang yang mempunyai kekurangan dalam berkomunikasi seperti orang tuna rungu dan lain-

lain. Komunikasi nonverbal juga berguna dalam proses belajar mengajar juga dalam

kehidupan sehari-hari, oleh karena itu kita harus lebih memahami apa yang dimaksud dengan

komunikasi non verbal sehingga kita dapat lebih terampil dan memanfaatkan komunikasi non

verbal secara tepat.

Komunikasi nonverbal adalah proses komunikasi dimana pesan disampaikan tidak

menggunakan kata-kata. Contoh komunikasi nonverbal ialah menggunakan gerak isyarat, bahasa

tubuh, ekspresi wajah dan kontak mata, penggunaan objek seperti pakaian, potongan rambut, dan

sebagainya, simbol-simbol, serta cara berbicara seperti intonasi, penekanan, kualitas suara, gaya

emosi, dan gaya berbicara.

Para ahli di bidang komunikasi nonverbal biasanya menggunakan definisi "tidak

menggunakan kata" dengan ketat, dan tidak menyamakan komunikasi non-verbal dengan komunikasi

nonlisan. Contohnya, bahasa isyarat dan tulisan tidak dianggap sebagai komunikasi nonverbal karena

menggunakan kata, sedangkan intonasi dan gaya berbicara tergolong sebagai komunikasi nonverbal.

Komunikasi nonverbal juga berbeda dengan komunikasi bawah sadar, yang dapat berupa komunikasi

verbal ataupun nonverbal.

Secara sederhana, nonverbal berasal dari kata “Non” yang berarti “tidak” dan verbal

yang berarti “kata-kata” (words). Dengan demikian, komunikasi nonverbal dimaknai sebagai

komunikasi tanpa kata-kata yang merupakan salah satu cara bagi seseorang untuk mengirim

pesan kepada orang lain.

Menurut Drs. Agus M. Hardjana, M.Sc., Ed. menyatakan bahwa: “Komunikasi non

verbal yaitu komunikasi yang pesannya dikemas dalam bentuk non verbal, tanpa kata-kata”.

Sedangkan menurut Atep Adya Barata mengemukakan bahwa: “Komunikasi non verbal yaitu

komunikasi yang diungkapkan melalui pakaian dan setiap kategori benda lainnya (the object

1

language), komunikasi dengan gerak (gesture) sebagai sinyal (sign language), dan

komunikasi dengan tindakan atau gerakan tubuh (action language).

Manusia diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa sebagai makhluk sosial, makhluk

yang suka tidak suka pasti berinteraksi dengan manusia yang lain. Manusia dalam melakukan

interaksi dengan manusia lain menggunakan komunikasi. Dimanapun kita berada pasti

berkomunikasi baik itu di rumah, sekolah, di kantor dan di manapun manusia itu berada.

2

BAB II

PEMBAHASAN

A.  Fungsi komunikasi nonverbal

Istilah nonverbal biasanya digunakan untuk melukiskan semua peristiwa komunikasi

di luar kata-kata terucap dan tertulis. Pada saat yang sama kita harus menyadari bahwa

banyak peristiwa dan perilaku nonverbal ini ditafsirkan melalui simbol-simbol verbal.

Dalam pengertian ini, peristiwa dan perilaku nonverbal itu tidak sungguh-sungguh

bersifat nonverbal.

Dilihat dari fungsinya, perilaku nonverbal mempunyai beberapa fungsi. Paul Ekman

menjelaskan 5 fungsi pesan nonverbal, seperti yang dapat dilukiskan dengan perilaku

mata, yakni sebagai berikut:

1. Fungsi pertama : Repetisi

Perilaku nonverbal dapat mengulangi perilaku verbal. Misalnya anda

menganggukkan kepala ketika mengatakan "Ya," atau menggelengkan kepala

ketika mengatakan "Tidak," atau menunjukkan arah (dengan telunjuk) ke

mana seseorang harus pergi untuk menemukan WC.

2. Fungsi Kedua : Subtitusi

Perilaku nonverbal dapat menggantikan perilaku verbal, jadi tanpa

berbicara anda bisa berinteraksi dengan orang lain. Misalnya, seorang

pengamen mendatangi mobil anda kemudian tanpa mengucapkan sepatah

katapun anda menggoyangkan tangan anda dengan telapak tangan mengarah

ke depan (sebagai kata pengganti "Tidak"). Isyarat nonverbal yang

menggantikan kata atau frasa inilah yang disebut emblem.

3. Fungsi Ketiga : Kontradiksi

Perilaku nonverbal dapat membantah atau bertentangan dengan

perilaku verbal dan bisa memberikan makna lain terhadap pesan verbal .

Misalnya, anda memuji prestasi teman sambil mencibirkan bibir.

3

4. Fungsi Keempat : Aksentuasi

Memperteguh, menekankan atau melengkapi perilaku verbal.

Misalnya, menggunakan gerakan tangan, nada suara yang melambat ketika

berpidato. Isyarat nonverbal tersebut disebut affect display.

5. Fungsi Kelima : Komplemen

Perilaku Nonverbal dapat meregulasi perilaku verbal. Misalnya, saat

kuliah akan berakhir, anda melihat jam tangan dua-tiga kali sehingga dosen

segera menutup kuliahnya.

B.       Ciri – ciri komunikasi nonverbal

a) Isyarat nonverbal bersifat komunikatif

Dalam satu interaksi, setiap perilaku nonverbal selalu mengkomunikasikan

sesuatu. Dengan kata lain, kita tidak mungkin tidak bertingkah laku, contoh diam.

Saat diam, kita juga sudah mengkomunikasikan sesuatu, duduk diam

mendengarkan musik. Apa yang sedang dilakukan atau tidak dilakukan, sengaja

atau tidak sengaja, di situ ada pesan yang dapat dibaca atau ditafsirkan oleh orang

lain. Devito menyebutkan gerakan otot di sekitar mata, tingkat kontak mata, atau

cara mereka saling memandang, semua memberikan petunjuk bagi kita untuk

memberi penilaian. Setiap perilaku itu mempunyai makna, masing-masing

melakukan komunikasi.

b) Isyarat nonverbal bersifat kontekstual

Artinya pesan yang terkandung dalam isyarat non-verbal tergantung pada

konteksnya (tempat, waktu dan situasi). Mengedipkan mata pada seorang wanita

di bis kota dan dimeja poker beda maknanya. Kedipan di meja poker akan

mendapat uang banyak, kedipan di bis kota, sifatnya menggoda.

c) Isyarat nonverbal bersifat paket

Perilaku nonverbal, apakah itu gerakan tangan, mata, otot tubuh, biasanya

bersifat paket. Semua bagian tubuh biasanya berkerja sama untuk komunikasikan

4

makna tertentu. Misalnya, kita ingin mengetahui seseorang sedang marah atau

tidak, maka isyarat kita lihat adalah apakah kata-kata verbalnya diikuti isyarat

nonverbal, seperti tubuh dan wajah yang memegang, dahi berkerut, dan sikap

yang sedang siap untuk berkelahi.

d) Isyarat nonverbal dapat dipercaya

Hasil penelitian menunjukkan hampir selalu terdapat kekonsistenan antara

bahasa verbal dan nonverbal pun berdusta. Hasil penelitian para ahli juga

menemukan, biasanya orang berbohong saat berbicara, menggunakan kata-kata

lebih sedikit. Orang yang berbohong cenderung menggunakan jeda (pause) yang

lebih lama, sebelum menjawab pertanyaan. Ciri lain orang berbohong, mereka

yang menggunakan kata-kata yang konkret. Mereka biasanya menggunakan

istilah-istilah yang umum seperti, “Yah, seperti itulah”. Mereka juga jarang

menyebutkan nama tempat atau nama orang secara spesifik. Ciri lainnya adalah

saat bicara sering menutup mulutnya dengan tangan yang posisi ibu jarinya di

pipi.

e) Isyarat nonverbal dikendalikan oleh aturan

Ada beberap aturan-aturan yang berlaku dalam proses nonverbal. Hanya

memiliki kedudukan lebih tinggi yang boleh menyentuh pundak. Misal seorang

direktur menyentuh pundak bawahannya, bukan bawahannya yang menyentuh

pundak direkturnya, risikonya akan dipecat. Selain itu, bila atasannya ingin berdiri

di dekat bawahannya, maka posisinya cenderung lebih dekat dibanding bila sang

bawahan yang memiliki keinginan untuk mendekat, pasti jarak bawahan lebih

jauh.

f) Isyarat nonverbal bersifat metakomunikasi

Antara pesan yang satu dengan pesan yang lain (baik isyarat verbal dengan

isyarat nonverbal, atau isyarat nonverbal dengan isyarat nonverbal) saling

berhubungan, saling mengkomunikasikan, dan saling menguatkan. Misalnya,

seorang sales sedang menawarkan produknya kepada calon customer-nya. Ia tidak

hanya berkomunikasi secara verbal, tetapi juga berkomunikasi nonverbal. Kata-

5

katanya, penampilan tubuh, gaya rambut, cara berpakaian, jam tangan,dan cara

berjalan, semua mengkomunikasikan dirinya serta produk yang ditawarkan.

C.          Jenis – jenis komunikasi nonverbal

a) Komunikasi Tubuh (Gesture)

Jalan pertama di antara semua jalan komunikasi nonverbal adalah tubuh.

Manusia mengkomunikasikan pikiran dan perasaannya seringkali dan secara

akurat melalui gerakan-gerakan tubuh, gerakan wajah, dan gerakan mata. Dalam

unit ini kita mengamati komunikasi tubuh dan menelaah berbagai cara di mana

tubuh, wajah, dan mata mengkomunikasikan makna-makna.

Untuk membahas gerakan tubuh, klasifikasi yang ditawarkan oleh Paul Ekman

dan Wallace V. Friesen (1969) sangat berguna. Kedua periset ini membedakan

lima kelas (kelompok) gerakan nonverbal berdasarkan asal-usul, fungsi, dan kode

perilaku ini:

a) Komunikasi Gesture yang meliputi:

1. Emblim (emblems)

Emblim adalah perilaku nonverbal yang secara

langsung menerjemahkan kata atau ungkapan. Emblim

meliputi, misalnya; isyarat untuk “oke.” “jangan ribut,”

“kemarilah,” dan saya ingin menumpang.” Emblim adalah

pengganti nonverbal untuk kata-kata atau ungkapan tertentu.

Kita barangkali mempelajarinya dengan cara yang pada

dasarnya sama dengan kita mempelajari kata-kata – tanpa

sadar, dan sebagian besar melalui proses peniruan.

Walaupun emblim bersifat alamiah dan bermakna,

mereka mempunyai kebebasan makna seperti sebarang kata

apa pun dalam sebarang bahasa. Oleh karenanya, emblim

dalam kultur kita sekarang belum tentu sama dengan emblim

dalam kultur kita 300 tahun yang lalu atau dengan emblim

dalam kultur lain.

6

2. Ilustrator

Ilustrator adalah perilaku nonverbal yang menyertai dan

secara harfiah “mengilustrasikan” pesan verbal. Dalam

mengatakan “Ayo, bangun,” misalnya, anda mungkin

menggerakkan kepala dan tangan anda ke arah menaik. Dalam

menggambarkan lingkaran atau bujur sangkar anda mungkin

sekali membuat gerakan berputar atau kotak dengan anda.

Ilustrator bersifat lebih alamiah, kurang bebas. Dan lebih

universal ketimbang emblem. Mungkin sekali ilustrator ini

mengandung komponen-komponen yang sudah dibawa sejak

lahir selain juga yang dipelajari.

3. Regulator

Regulator adalah perilaku nonverbal yang “mengatur,”

memantau, memelihara, atau mengendalikan pembicaraan

orang lain. Ketika anda mendengarkan orang lain, anda tidak

pasif. menganggukkan kepala, mengerutkan bibir,

menyesuaikan fokus mata, dan membuat berbagai suara para

linguistik seperti “mm-mm” atau “tsk.” Regulator jelas terikat

pada kultur dan tidak universal.

4. Adaptor

Adaptor adalah perilaku nonverbal yang bila dilakukan

secara pribadi atau di muka umum tetapi tidak terlihat-

berfungsi memenuhi kebutuhan tertentu dan dilakukan sampai

selesai. Misalnya, bila anda sedang sendiri mungkin anda akan

menggaruk-garuk kepala sampai rasa gatal hilang. Di muka

umum, bila orang-orang melihat, anda melakukan perilaku

adaptor ini hanya sebagian. Anda mungkin, misalnya, hanya

menaruh jari anda di kepala dan menggerakkannya sedikit,

tetapi barangkali tidak akan menggaruk cukup keras untuk

menghilangkan gatal.

7

b) Komunikasi Wajah (Affect Display)

Gerakan wajah mengkomunikasikan macam-macam emosi selain juga

kualitas atau dimensi emosi. Kebanyakan periset sependapat dengan Paul

Ekman, Wallace V. Friesen, dan Phoebe Ellsworth (1972) dalam

menyatakan bahwa pesan wajah dapat mengkomunikasikan sedikitnya

“kelompok emosi” berikut: kebahagiaan, keterkejutan, ketakutan,

kemarahan, kesedihan, dan kemuakan/penghinaan. Periset nonverbal Dele

Leathers (1986) mengemukakan bahwa gerakan wajah mungkin juga

mengkomunikasikan kebingungan dan ketetapan hati. Keenam emosi yang

diidentifikasi oleh Ekman dan rekan-rekannya secara umum dinamakan

affect display primer.

Ini merupakan emosi tunggal yang relatif murni. Keadaan emosi yang

lain dan tampilan wajah yang lain merupakan kombinasi dari berbagai

emosi primer ini, dan dinamakan bauran affect. Sekitar 33 bauran affect

(affect blend) telah diidentifikasi. Kita dapat mengkomunikasikan berbagai

affect ini dengan berbagai bagian dari wajah. Jadi, misalnya, anda

mungkin mengalami rasa takut dan rasa muak sekaligus. Mata dan kelopak

mata anda, mungkin mengisyaratkan ketakutan, sedangkan gerakan

hidung, pipi, dan daerah mulut anda mungkin mengisyaratkan rasa muak.

c) Komunikasi Mata

Pesan-pesan yang dikomunikasikan oleh mata bervariasi bergantung

pada durasi, arah, dan kualitas dari perilaku mata. Bila kontak mata terjadi

lebih singkat, kita dapat mengira orang ini tidak berminat, rnalu, atau

sibuk. Bila waktu yang patut dilampaui, kita umumnya menganggap hal ini

menunjukkan minat yang berlebihan. Di antara periset-periset lain, Mark

Knapp (1978) mengemukakan empat fungsi komunikasi mata:

• Mencari Umpan Balik

Kita seringkali menggunakan mata kita untuk mencari umpan

balik dari orang lain. Dalam berbicara dengan seseorang, kita

memandangnya dengan sungguh-sungguh, seakan-akan

mengatakan, “Nah, bagaimana pendapat anda?” Seperti mungkin

8

anda duga, pendengar memandang pembicara lebih banyak

ketimbang pembicara memandang pendengar.

• Menginformasikan Pihak Lain untuk Berbicara

Fungsi kedua adalah menginformasikan pihak lain bahwa

saluran komunikasi telah terbuka dan bahwa ia sekarang dapat

berbicara. Kita melihat ini dengan jelas di ruang kuliah, ketika

dosen mengajukan pertanyaan dan kemudian menatap salah

seorang mahasiswa. Tanpa mengatakan apa-apa, dosen ini jelas

mengharapkan mahasiswa tersebut untuk menjawab

pertanyaannya.

• Mengisyaratkan Sifat Hubungan

Fungsi ketiga adalah mengisyaratkan sifat hubungan antara dua

orang -misalnya, hubungan positif yang ditandai dengan pandangan

terfokus yang penuh perhatian, atau hubungan negatif yang

ditandai dengan penghindaran kontak mata. Kita juga dapat

mengisyaratkan tata hubungan status dengan mata kita. Ini

khususnya menarik karena gerakan mata yang sama mungkin

mengisyaratkan subordinasi atau superioritas. Seorang atasan,

misalnya, mungkin menatap bawahannya atau tidak mau

melihatnya langsung. Demikian pula, bawahan mungkin menatap

langsung atasannya atau barangkali hanya menatap lantai.

• Mengkompensasi Bertambahnya Jarak Fisik

Akhimya, gerakan mata dapat mengkompensasi bertambah

jauhnya jarak fisik. Dengan melakukan kontak mata, kita secara

psikologis mengatasi jarak fisik yang memisahkan kita. Bila kita

menangkap pandangan mata seseorang dalam sebuah pesta,

misalnya, secara psikologis kita menjadi dekat meskipun secara

fisik jarak di antara kita jauh. Tidaklah mengherankan, kontak mata

dan ekspresi lain yang menunjukkan kedekatan psikologis, seperti

pengungkapan-diri, berhubungan secara positif; jika yang satu

meningkat, begitu juga yang lain.

9

• Fungsi Penghindaran Kontak Mata

Ahli sosiologi, Erving Goffman, dalam Interaction Ritual

(1967), mengatakan bahwa mata adalah “pengganggu yang hebat.”

Bila kita menghindari kontak mata atau mengalihkan pandangan

kita, kita membantu orang lain menjaga privasi (privacy) mereka.

Kita sering melakukan hal ini bila ada pasangan yang bertengkar di

muka umum.

Kita mengalihkan pandangan dari mereka (meskipun mungkin

mata kita terbuka lebar) seakan-akan mengatakan, “Kami tidak

ingin mencampuri; kami menghormati hak anda.” Goffman

menamai perilaku ini inatensi masyarakat (civil innatention).

Penghindaran kontak mata dapat mengisyaratkan tidak adanya

minat terhadap seseorang, pembicaraan, atau rangsangan visual

tertentu. Adakalanya, seperti burung unta, kita menyembunyikan

mata kita untuk menghindari rangsangan yang tidak

menyenangkan. Perhatikanlah, misalnya, betapa cepat orang

menutup mata mereka bila menghadapi hal yang sangat tidak

menyenangkan.

b) Komunikasi Ruang

a) Proksemik/komunikasi jarak

yaitu jarak yang digunakan ketika berkomunikasi dengan orang lain,

termasuk juga tempat atau lokasi posisi anda berada.

• Intim (0-45cm),

• Personal (75-120cm),

• Sosial (120-210 atau 210-360 formal),

• Publik (360-450 cm).

b) Teritorial

c) Estetika dan warna

10

c) Diam

a) Memberi kesempatan berpikir,

b) Menyakiti,

c) Mengisolasi diri sendiri,

d) Mencegah komunikasi,

e) Mengkomunikasikan perasaan,

f) Tidak menyampaikan sesuatupun.

d) Paralanguage

Merupakan suara-suara/vokal nonverbal yang merupakan aspek-aspek dari

percakapan, seperti kecepatan berbicara: volume, ritme; bentuk-bentuk vokal:

tertawa, pekikan, rintihan, uh, ahh, dan sebagainya.

e) Komunikasi Temporal (Waktu)

a) Menujukkan status

b) Waktu dan kesesuaian

D.          Microexpression “Contemp”

Ekspresi wajah yang mencerminkan emosi seseorang, tetapi  tidak bisa lagi

dipalsukan dikenal dengan istilah microexpression.

Ada tujuh microexpression yang bersifat universal yakni:

1. disgust (rasa jijik),

2. anger (marah),

3. fear (takut),

4. sadness (sedih),

5. happiness (bahagia),

6. surprise (terkejut),

7. contempt (benci).

11

Anda bisa jadi sulit untuk mendeteksi microexpression tersebut karena biasanya

dilakukan dalam hitungan 1/15 to 1/25 detik.  Cepat sekali tanpa orang tersebut

menyadarinya.

Yang menarik dari microexpression tersebut adalah ekspresi wajah “contempt“, yakni

ekspresi wajah yang biasa anda lakukan bila anda tidak suka dengan seseorang,

menggangap remeh orang tersebut atau menggangap bahwa orang tersebut tidaklah

penting.

Ekspresi wajah “contempt” terlihat dari posisi bibir dimana salah satu ujung bibir

anda tertarik keatas. Salah satu sudut bibir saja, tidak kedua-duanya. Itulah “contempt“.

Oleh karena keunikannya tersebut, biasanya ekspresi wajah “contempt” dijadikan

isyarat akan adanya ketidakjujuran seseorang.

E.     Hambatan komunikasi internal dan eksternal

a) Hambatan internal

Hambatan internal adalah hambatan yang berasal dari dalam diri individu yang

terkait kondisi fisik dan psikologis. Contohnya, jika seorang mengalami gangguan

pendengaran maka ia akan mengalami hambatan komunikasi. Demikian pula

seseorang yang sedang tertekan (depresi) tidak akan dapat melakukan komunikasi

dengan baik.

b) Hambatan eksternal

Hambatan eksternal adalah hambatan yang berasal dari luar individu yang

terkait dengan lingkungan fisik dan lingkungan sosial budaya. Contohnya, suara

gaduh dari lingkungan sekitar dapat menyebabkan komunikasi tidak berjalan

lancar. Contoh lainnya, perbedaan latar belakang sosial budaya dapat

menyebabkan salah pengertian.

Menurut Prof. Onong Uchjana Effendy, MA dalam bukunya Ilmu, Teori, dan

Filasafat Komunikasi. Ada 4 jenis hambatan komunikasi, yaitu:

1) Gangguan

Ada 2 jenis gangguan terhadap jalannya komunikasi yang menurut sifatnya

dapat diklasifikasikan sebagai gangguan mekanik dan semantik.

a. Gangguan mekanik

Gangguan yang disebabkan oleh saluran komunikasi atau

kegaduhan yang bersifat fisik.

12

b. Gangguan semantik

Gangguan jenis ini bersangkutan dengan pesan komunikasi

yang pengertiannya menjadi rusak. Gangguan semantik tersaring ke

dalam pesan melalui penggunaan bahasa. Lebih banyak kekacauan

mengenai pengertian suatu istilah atau konsep yang terdapat pada

komunikator, akan lebih banyak gangguan semantik dalam pesannya.

Gangguan ini terjadi dalam salah pengertian.

2) Kepentingan

Kepentingan akan membuat seseorang selektif dalam menanggapi atau

menghayati suatu pesan.

3) Motivasi terpendam

Motivasi akan mendorong seseorang berbuat sesuatu yang sesuai benar

dengan keinginan, kebutuhan, dan kekurangannya. Semakin sesuai komunikasi

dengan motivasi seseorang semakin besar kemungkinan komunikasi itu dapat

diterima dengan baik oleh pihak yang bersangkutan.

Sebaliknya, komunikan akan mengabaikan suatu komunikasi yang tak sesuai

dengan motivasinya.

4) Prasangka

Prasangka merupakan salah satu rintangan atau hambatan berat bagi

suatu kegiatan komunikasi oleh karena orang yang mempunyai prasangka belum

apa-apa sudah bersikap curiga dan menentang komunikator yang hendak

melancarkan komunikasi.

Menurut Dr. Erliana Hasan, Msi dalam bukunya Komunikasi Pemerintahan,

ada beberapa faktor yang memengaruhi tercapainya komunikasi yang efektif:

a. Perbedaan latar Belakang

Setiap orang ingin diperlakukan sebagai pribadi, dan memang setiap

orang berbeda, berkaitan dengan perbedaan itu merupakan tanggung jawab

13

komunikator untuk mengenal perbedaan tersebut dan menyesuaikan isi pesan

yang hendak disampaikan dengan kondisi penerima pesan secara tepat, dan

memilih media serta saluran komunikasi yang sesuai agar respon yang

diharapkan dapat dicapai. Makin besar persamaan orang-orang yang terlibat

dalam pembicaraan makin besar kemungkinan tercapainya komunikasi yang

efektif. Perbedaan yang mungkin dapat menimbulkan kesalahan dalam

berkomunikasi antara lain:

Perbedaan persepsi,

Perbedaan pengalaman dan latar belakang,

Sikap praduga/stereotip.

b. Factor bahasa

bahasa yang digunakan seseorang verbal maupun nonverbal (bahasa

tubuh) ikut berpengaruh dalam proses komunikasi antara lain:

Perbedaan arti kata,

Penggunaan istilah atau bahasa tertentu,

Komunikasi nonverbal.

c. Sikap pada waktu berkomunikasi.

Hal ini ikut berperan, bahkan sering menjadi faktor utama, sikap-sikap

seseorang yang dapat menghambat komunikasi tersebut antara lain:

Mendengar hanya apa yang ingin kita dengar,

Mengadakan penilaian terhadap pembaca,

Sibuk mempersiapkan jawaban,

Bukan pendengar yang baik,

Pengaruh faktor emosi,

Kurang percaya diri,

14

Gaya/cara bicara dan nada suara.

d. Factor lingkungan

lingkungan dan kondisi tempat kita berkomunikasi juga ikut

menentukan proses maupun hasil komunikasi tersebut, hal-hal yang

berpengaruh antara lain:

• Faktor tempat,

• Faktor situasi/ waktu.

Menurut Wahyu Ilaihi, MA dalam bukunya Komunikasi Dakwah. Faktor

penghambat komunikasi, yaitu:

a) Hambatan sosiologis,antropologis,dan psikologis

Konteks komunikasi berlangsung dalam konteks situasional.

Komunikator harus memperhatikan situasi ketika komunikasi berlangsung,

sebab situasi mata berpengaruh terhadap kelancaran komunikasi terutama

situasi yang berhubungan dengan faktor - faktor sosiologis, antropologis,

psikologis.

Hambatan sosiologis

Dalam kehidupan masyarakat terjadi dua jenis pergaulan yaitu

gemeinschaft dan gesellschaft. Perbedaan jenis pergaulan tersebutlah

yang menjadikan perbedaan karakter sehingga kadang-kadang

menimbulkan perlakuan yang berbeda dalam berkomunikasi.

Hambatan antropologis

Hambatan ini terjadi karena perbedaan pada diri manusia seperti dalam

postur, warna kulit, dan kebudayaan.

Hambatan psikologis

15

Umumnya disebabkan komunikator dalam melancarkan komunikasi

tidak mengkaji dulu diri dari komunikan.

b) Hambatan semantik

Hambatan ini menyangkut bahasa yang digunakan komunikator

sebagai alat untuk menyalurkan pikiran dan perasaannya pada komunikan.

c) Hambatan mekanik

Hambatan mekanis dijumpai pada media yang dipergunakan dalam

melancarkan komunikasi.

F. Komunikasi Nonverbal dalam Film Action

Setelah memahami apa itu komunikasi nonverbal maka kita dapat dengan

mudah mengetahui contoh – contoh komunikasi nonverbal yang tersirat di dalam

sebuah film action yang berjudul “ The Avenger Age Of Ultron” .

Berikut contoh – contoh komunikasi nonverbal yang telah kita temukan pada

film tersebut :

1) Ekspresi yang di keluarkan oleh Tony Stark

menandakan bahwa dia merasa jijik karena

lelucon yang di buat oleh temannya

membosankan, hal ini dapat terlihat jelas dari

bibirnya yang melebar sebelah ke samping.

2) Ekspresi yang di keluarkan oleh teman Tony

Stark ini adalah ekspresi sedih, karena dia

merasa kecewa bahwa Tony Stark dan Thor

tidak menghargai leluconnya, hal ini terlihat

jelas dari bibirnya yang terlihat menjadi

16

melengkung ke bawah, kelopak matanya terlihat lebih sayu, dan matanya terlihat

lebih tidak fokus.

3) Pada adegan ini wanita ini terlihat ketakutan saat

melihat pasukan robot milik Tony Stark

memperingati akan adanya bahaya, hal ini

terlihat dari mulut dan matanya yang sedikit

terbuka.

4) Pada adegan ini terlihat jelas ekspresi benci

yang di keluarkan oleh orang tersebut, karena

sudah terlihat jelas dari wajahnya terlihat dari

mulutnya yang sebelah melebar.

5) Pada adegan ini terlihat temannya Tony Stark

mengeluarkan ekspresi bahagia karena berhasil

membuat orang lain tertawa dengan leluconnya.

Hal ini terlihat jelas dari mulutnya yang

tersenyum lebar dan matanya yang menyipit.

6) Pada adegan ini sangat terlihat jelas bahwa Hulk

mengeluarkan ekspresi marah saat bertarung

melawan Iron Man, hal ini dapat di lihat dari

alisnya yang mengkerut, serta bibirnya yang

melengkung ke bawah.

7) Pada adegan ini Thor terlihat mengeluarkan

ekspresi Heran karena dia tidak menyangka ada

yang mampu menggeser palu miliknya, terlihat

jelas dari raut wajahnya yang langsung berubah

menjadi serius sesaat di iringi dengan mata yang

terlihat lebih fokus dan bibir terlihat lebih kaku.

17

8) Pada adegan ini terlihat bahwa para Avenger

terlihat diam dan mengeluarkan ekspresi heran,

hal ini merupakan komunikasi nonverbal yang

bersifat paket dimana raut wajah serta bahasa

tubuhnya secara spontan saling berhubungan, jadi

walaupun mereka hanya diam kita dapat

mengetahui dari bahasa tubuh mereka bahwa

mereka itu heran karena di kejutkan oleh sebuah hal.

9) Pada adegan ini dapat diketahui bahwa lelaki ini

merasa kesakitan karena terlihat dari ekspresinya

yang terlihat kesakitan, hal ini terlihat jelas dari

dahinya terlihat sangat mengkerut dan mulutnya

yang terbutka.

10) Adegan ini merupakan contoh dari fungsi

Aksentuasi, karena terlihat dari bahasa tubuhnya

kalau dia sedang mengumpulkan tenaga untuk

mengangkat palu milik Thor.

11) Adegan ini merupakan contoh dari fungsi

Subtitusi dimana kata “aku tidak bisa

mengangkatnya” hanya di wakili dengan

mengangkat kedua telapak tangan.

18

12) Pada adegan ini terlihat komunikasi nonverbal

yang bersifat paket, maksudnya ekspresi dan

bahasa tubuhnya secara spontan saling

berhubungan, misal pada adegan ini si penjahat

yang hendak kabur di kejutkan oleh Captain

America sehingga dia mengeluarkan ekspresi

terkejut tetapi secara spontan dia mengeluarkan

bahasa tubuh seperti pada gambar di samping, terlihat tangannya menjadi lebih

terbuka dan pundak terlihat lebih seperti di tarik ke belakang, hal ini di sebabkan

rasa kaget yang di alaminya.

19

BAB III

PENUTUPA.      Kesimpulan

Komunikasi adalah salah satu aktivitas yang sangat fundamentalis dalam kehidupan

umat manusia. Kebutuhan manusia untuk berhubungan dengan sesamanya diakui oleh hampir

semua agama telah ada sejak Tuhan menciptakan Adam dan Hawa di muka bumi.

Komunikasi nonverbal adalah proses komunikasi dimana pesan disampaikan tidak

menggunakan kata-kata. Contoh komunikasi nonverbal ialah menggunakan gerak isyarat,

bahasa tubuh, ekspresi wajah dan kontak mata, penggunaan objek seperti pakaian, potongan

rambut, dan sebagainya, simbol-simbol, serta cara berbicara seperti intonasi, penekanan,

kualitas suara, gaya emosi, dan gaya berbicara.

Komunikasi nonverbal mempunyai beberapa fungsi. Paul Ekman menjelaskan 5

fungsi pesan nonverbal, seperti yang dapat dilukiskan dengan perilaku mata, yakni Repetisi,

Fungsi Subtitusi, Fungsi Kontradiksi, Fungsi Aksentuasi, Fungsi Komplemen.

Komunikasi nonverbal juga mempunyai ciri – ciri sebagai beikut :

a) bersifat komunikatif,

b) bersifat kontekstual,

c) bersifat paket,

d) dapat dipercaya,

e) dikendalikan oleh aturan,

f) bersifat metakomunikasi.

B.       Saran

Diharapkan setelah mempelajari dan memahami makalah ini, mahasiswa dapat

mengetahui lebih jelas apa itu komunikasi nonverbal agar mahasiswa bisa berkomunikasi

lebih baik di dalam lingkungan sosial.

20