20
Komunikasi Terapeutik dalam pelayanan kebidanan DISUSUN OLEH : Nuraeni Sri Nurisma Veni Widia Wati Sekolah Tinggi Ilmu KesehatanAbdi Nusantara Jakarta Tahun Ajaran 2014-2015 1

Komunikasi Terapeutik Dalam Pelayanan Kebidanan

  • Upload
    nuraeni

  • View
    623

  • Download
    53

Embed Size (px)

DESCRIPTION

kebidanan

Citation preview

Komunikasi Terapeutik dalam pelayanan kebidanan

DISUSUN OLEH :

Nuraeni Sri Nurisma Veni Widia WatiSekolah Tinggi Ilmu KesehatanAbdi Nusantara Jakarta

Tahun Ajaran 2014-2015

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan pertolonganNya kami dapat menyelesaiakan tugas ini. Meskipun banyak rintangan dan hambatan yang kamialami dalam proses pengerjaannya, tapi kami berhasil menyelesaikannya dengan baik.

Tak lupa kami mengucapkan terimakasih kepada dosen yang telah memberi tugas ini, oleh karena beliau kami dapat mengerti akan disiplin waktu, dan kami ucapkan terimakasih kepada rekan rekan yang elah berpartisipasi dalam tugas ini.

Pada bagian akhir, kami akan mengulas tentang berbagai masukan dan pendapat dari orang-orang yang ahli di bidangnya, karena itu kami harapkan hal ini juga dapat berguna bagi kita bersama.Semoga tugas ini menjadi acuhan kedepannya agar lebih giat lagi dalam mengerjakan tugas.

Penulis,

BAB IPENDAHULUAN

Komunikasi adalah proses berbagi makna melalui perilaku verbal dan nonverbal. Segala perilaku dapat disebut komunikasi jika melibatkan dua orang atau lebih.frase dua atau lebih perlu ditekankan ,karena sebagian literatur menyebut istilah komunikasi intrapersonal,yakni komunikasi diri sendiri. Komunikasi terjadi jika setidaknya suatu sumber membangkitkan respons pada penerima melalui penyampaian suatu pesan dalam bentuk tanda atau symbol,baik bentuk verbal atau bentuk nonverbal,tanpa harus memastikan terlebih dulu bahwa kedua pihak yang berkomunikasi punya suatu sistemsimbol yang sama.Komunikasi efektif terjadi apabila sesuatu (pesan) yang diberitahukan komunikator dapat diterima dengan baik atau sama oleh komunikan,sehingga tidak terjadi salah persepsi.

Seperti yang kita ketahui dalam kehidupan sehari-hari kita tidak pernah lepas dari yang namanya komunikasi, baik secara langsung maupun tidak langsung. Komunikasi secara langsung salah satunya adalah dengan cara bertemu dan bertatap muka secara langsung sedangkan komunikasi secara tidak langsung bisa melalui perantara orang ketiga yang menyampaikan pesan nantinya. Hal ini pasti selalu ada di dalam kehidupan bermasyarakat. Apalagi sifat manusia itu sendiri adalah makhluk social yaitu makhluk yang tidak dapat hidup sendiri melainkan perlunya interaksi dengan manusia lainnya. Salah satu bentuk konkret dari interaksi ini adalah komunikasi tersebut. Namun dalam pembahasan yang ada di dalam makalah ini adalh mengenai komunikasi dalam konteks manajemen dan pemerintahan. Oleh karena itu untuk memenuhi pembelajaran mata kuliah azas-azas manajemen ini, penulis mengambil judul Komunikasi Terapeutik dalam Pelayanan Kebidanan di dalam makalah yang penulis kerjakan ini.

BAB II

ISI

A. Pengertian komunikasi

Pengertian komunikasi diambil dari bahasa latin communicatio, yang bersumber dari istilah communis yang berarti membuat kebersamaan atau membangun kebersamaan antara dua orang atau lebih. Dalam kehidupan sehari-hari selain menjadi makhluk individu, manusia juga sebagai makhluk sosial yang sangat membutuhkan interaksi dengan orang lain. Dari interaksi itulah terjadi komunikasi untuk menyampaikan pesan, saling bertukar informasi dengan orang lain untuk tujuan tertentu. Pengertian Komunikasi Pengertian komunikasi menurut para

ahli mengacu pada aktivitas interaksi manusia yang bisa terjadi secara langsung atau tidak langsung. Beberapa definisi komunikasi menurut

para ahli berikut ini :

Everett M. Rogers , mengemukakan pendapatnya yaitu Komunikasi adalah suatu proses dimana suatu ide dialihkan dari sumber kepada suatu penerimaan atau lebih dengan maksud untuk mengubah tingkah laku mereka.

Kemudian pendapat lain dari Rogers & O. Lawrence Kincaid Komunikasi adalah suatu proses dimana dua orang

atau lebih membentuk atau melakukan pertukaran informasi dengan satu sama lain yang pada gilirannya akan

tiba pada saling pengertian yang mendalam. Theodore M. Newcomb , Setiap tindakan komunikasi dipandang sebagai suatu transmisi informasi,terdiri dari rangsangan yang diskriminatif, dari sumber kepada penerima

Dari pendapat di atas, bisa di tarik kesimpulan bahwa komunikasi bias karena adanya beberapa unsure yang ada untuk membangun sebuah komunikasi. Berikut ini unsure pembangun komunikasi :

Sumber Yaitu pembuat informasi atau pengirim informasi. Pada komunikasi antar manusia, sumber komunikasi bias dari satu orang atau dari beberapa orang (kelompok) misalnya sebuah organisasi atau lembaga. Sumber komunikasi disebut juga komunikator. Penerima pihak yang menjadi tujuan untuk dikirimi pesan oleh sumber(komunikator).

Penerima bisa terdiri dari satu orang atau lebih. Penerima disebut juga komunikan.

Pesan adalah informasi yang disampaikan oleh pengirim pesan kepada penerima (komunikan). Pesan tersebut bisa disampaikan dengan bertatap muka (langsung) atau melalui media komunikasi (tidak langsung).

Media alat yang digunakan dalam berkomunikasi untuk memindahkan pesan (informasi) dari sumber kepada

penerima

Efek Pengaruh yang dipikirkan dan dirasakan oleh penerima sebelum dan sesudah menerima pesan. Yang kemudian akan mempengaruhi sikap seseorang dalam menelaah pesan.

Umpan Balik sebuah bentuk tanggapan balik dari penerima setelah memperoleh pesan yang diterima.

Fungsi Komunikasi

Pada unsur komunikasi yang telah dijelaskan bahwa pihak yang mengirim pesan kepada khalayak disebut komunikator. Sebagai pelaku dalam proses komunikasi, komunikator memegang peranan yang sangat penting

terutama dalam mengendalikan jalannya komunikasi. Sehingga pesan tersebut diterima oleh penerima (komunikan) secara baik.

Berikut ini beberapa fungsi komunikasi dalam kehidupan sehari-hari tersebut menurut para ahli :

Menurut Thomas M. Scheidel, Kita

berkomunikasi terutama untuk menyatakan dan mendukung identitas- diri, untuk membangun kontak social dengan orang di sekitar kita, dan untuk mempengaruhi orang lain untuk merasa, berpikir, atau berperilaku seperti yang kita inginkan

Rudolf F. Verderber, Komunikasi mempunyai dua fungsi. Pertama, fungsi social, yakni untuk tujuan kesenangan, untuk menunjukan ikatan dengan orang lain, membangun dan memelihara hubungan. Kedua, fungsi pengambilan keputusan, yakni memutuskan untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu pada saat tertentu.

B. Pengertian komunikasi terapeutik dalam pelayanan kebidananKomunikasi, menciptakan hubungan antara bidan dengan pasien untuk mengenal kebutuhan dan menentukan rencana tindakan.

Kemampuan komunikasi tidak terlepas dari tingkah laku yang melibatkan aktifitas fisik, mental dan dipengaruhi oleh latar belakang sosial, pengalaman, usia, pendidikan dan tujuan.

a. Pengertian Komunikasi Terapeutik

Komunikasi terapeutik adalah komunikasi yg direncanakan secara sadar, bertujuan dan dipusatkan untuk kesembuhan pasien. Komunikasi terapeutik mengarah pada bentuk komunikasi interpersonal.

Northouse (1998: 12), komunikasi terapeutik adalah kemampuan atau keterampilan bidan untuk membantu pasien beradaptasi terhadap stres, mengatasi gangguan psikologis, dan belajar bagaimana berhubungan dengan orang lain.

Stuart G.W. (1998), komunikasi terapeutik merupakan hubungan interpesonal antara bidan dengan pasien, dalam hubungan ini bidan dan pasien memperoleh pengalaman belajar bersama dalam rangka memperbaiki pengalaman emosional pasien.

Tujuan Komunikasi Terapeutik

1. Membantu pasien memperjelas dan mengurangi beban perasaan serta pikiran.

2. Membantu mengambil tindakan yang efektif untuk pasien.

3. Membantu mempengaruhi orang lain, lingkungan fisik dan diri sendiri.

Menurut Stuart, tujuan terapeutik diarahkan pada pertumbuhan klien :

1. Realisasi diri, penerimaan diri dan rasa hormat pada diri sendiri.

2. Identitas diri yang jelas dan integritas diri yang tinggi.

3. Kemampuan membina hubungan interpersonal yang intim, saling tergantung dan mencintai.

4. Peningkatan fungsi dan kemampuan yang memuaskan kebutuhan serta mencapai tujuan personal yang realistis.

Manfaat Komunikasi Terapeutik

1. Mendorong dan menganjurkan kerjasama antara bidan-pasien.

2. Mengidentifikasi, mengungkap perasaan dan mengkaji masalah serta mengevaluasi tindakan yang dilakukan bidan.

3. Memberikan pengertian tingkah laku pasien dan membantu pasien mengatasi masalah yang dihadapi.

4. Mencegah tindakan yang negatif terhadap pertahanan diri pasien.

Komunikasi terapeutik mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :

1. Terjadi antara bidan dengan pasien.

2. Mempunyai hubungan akrab dan mempunyai tujuan.

3. Berfokus pada pasien yang membutuhkan bantuan.

4. Bidan dengan aktif, mendengarkan dan memberikan respon pada pasien.

b. Unsur Komunikasi Terapeutik

Adapun komunikasi terapeutik mempunyai unsur sebagai berikut :

1. Ada sumber proses komunikasi.

2. Pesan disampaikan dengan penyandian balik (verbal & non verbal).

3. Ada penerima

4. Lingkungan saat komunikasi berlangsung.

c. Prinsip Komunikasi Terapeutik (Menurut Carl Rogers)

1. Bidan sebagai tenaga kesehatan harus mengenal dirinya sendiri,

2. Komunikasi ditandai dengan sikap menerima, percaya dan menghargai,

3. Bidan sebagai tenaga kesehatan harus paham, menghayati nilai yang dianut pasien,

4. Bidan sebagai tenaga kesehatan harus sadar pentingnya kebutuhan pasien,

5. Bidan sebagai tenaga kesehatan harus menciptakan suasana agar pasien berkembang tanpa rasa takut,

6. Bidan sebagai tenaga kesehatan menciptakan suasana agar pasien punya motivasi mengubah diri,

7. Bidan sebagai tenaga kesehatan harus menguasai perasaannya sendiri,

8. Mampu menentukan batas waktu yang sesuai dan konsisten,

9. Bidan harus paham akan arti empati,

10. Bidan harus jujur dan berkomunikasi secara terbuka,

11. Bidan harus dapat berperan sebagai role model,

12. Mampu mengekspresikan perasaan,

13. Altruisme (panggilan jiwa) untuk mendapatkan kepuasan dengan menolong orang lain,

14. Berpegang pada etika,

15. Tanggung jawabd. Teknik Menjalin Hubungan dengan Pasien

Syarat dasar komunikasi menjadi efektif (Stuart, 1998) adalah :

1. Komunikasi ditujukan untuk menjaga harga diri pemberi dan penerima pesan.

2. Komunikasi dilakukan dengan saling pengertiansebelum memberi saran, informasi dan masukan.C. PROSES KOMUNIKASI

Contoh model komunikasi yang sederhana digambarkan dibawah ini :

1. Pengirim >Berita >Penerima

Jika salah satu elemen komunikasi tidak ada maka komunikasi tidak akan berjalan. Ada komponen-komponen

dalam komunikasi antara lain :

2. Pengirim(Sender=Sumber) adalah seseorang yang mempunyai kebutuhan atau informasi serta mempunyai Kepentingan mengkomunikasikan kepada orang lain.

Pengkodean (Encoding) adalah pengirim mengkodean informasi yang akan disampaikan ke dalam symbol atau isyarat.

3. Pesan (Massage) , pesan dapat dalam segala bentuk biasanya dapat dirasakan atau dimengerti satu atau lebih dari indra penerima.

4. Saluran (Chanel) adalah cara mentrasmisikan pesan, misal kertas untuk surat, udara untuk kata-kata yang diucapkan.

5. Penerima (Recaiver) adalah orang yang menafsirkan pesan penerima, jika pesan tidak disampaikan kepada penerima maka komunikasi tidak akan terjadi.

6. Penafsiran kode (Decoding) adalah proses dimana penerima menafsirkan pesan dan menterjemahkan menjadi informasi yang berarti baginya. Jika semakin tepat penafsiran penerima terhadap pesan yang dimaksudkan oleh penerima, Maka semakin efektif komunikasi yang terjadi.

7. Umpan balik (Feedback) adalah pembalikan dari proses komunikasi dimana reaksi kominikasi pengirim dinyatakanD. Jenis Komunikasi Terapeutik1. Mendengar dengan penuh perhatian

Usaha bidan mengerti pasien dengan cara mendengarkan masalah yang disampaikan pasien. Sikap bidan : pandangan ke pasien, tidak menyilangkan kaki dan tangan, menghindari gerakan yang tidak perlu, tubuh condong ke arah pasien.

2. Menunjukkan penerimaan

Mendukung dan menerima informasi dengan tingkah laku yang menunjukkan ketertarikan dan tidak menilai. Sikap bidan : mendengarkan tanpa memutuskan pembicaraan, memberikan umpan balik verbal.3. Menanyakan pertanyaan yg berkaitanTujuan : mendapatkan informasi yang spesifik mengenai masalah yang disampaikan pasien.

4. Mengulang ucapan pasien dengan kata-kata

Pemberian feedback dilakukan setelah bidan melakukan pengulangan kembali kata kata pasien.

5. Mengklarifikasi

Tujuan : untuk menyamakan pengertian.

6. Memfokuskan

Untuk membatasi bahan pembicaraan sehingga percakapan lebih spesifik dan dimengerti.

7. Menyatakan hasil observasi

Bidan memberikan umpan balik pada pasien dengan menyatakan hasil pengamatannya sehingga pasien dapat menguraikan apakah pesannya diterima atau tidak.

8. Menawarkan informasi

Memberi tambahan informasi merupakan tindakan penyuluhan kesehatan untuk pasien.

9. Diam

Memberikan kesempatan pada bidan untuk mengorganisasikan pikiran dan memproses informasi.10. Meringkas

Pengulangan ide utama yang telah dikomunikasikan secara singkat. Manfaat : membantu, mengingat topik yang telah dibahas sebelum melanjutkan pembicaraan.

11. Memberikan penghargaan

Teknik ini tidak digunakan untuk menyatakan hal yang baik dan buruk.

12. Menawarkan diri

Menyediakan diri Anda tanpa respon bersyarat atau respon yang diharapkan; Memberi kesempatan kepada pasien untuk memulai pembicaraan; Memberi kesempatan kepada pasien untuk berinisiatif dalam memilih topik pembicaraan.13. Menganjurkan untuk meneruskan pembicaraanHal ini mempunyai tujuan:

1. Memberi kesempatan pasien untuk mengarahkan seluruh pembicaraan, menafsirkan diskusi, bidan mengikuti apa yg sedang dibicarakan selanjutnya.

2. Menempatkan kejadian dan waktu secara berurutan.

3. Menguraikan kejadian secara teratur akan membantu bidan dan pasien untuk melihat dalam suatu perspektif.

4. Menemukan pola kesukaran interpersonal klien.

14. Menganjurkan klien untuk menguraikan persepsi

Bidan harus dapat melihat segala sesuatu dari perpektif pasien.

15. Perenungan

Memberikan kesempatan untuk mengemukakan dan menerima ide serta perasaannya sebagai bagian dari dirinya sendiri.E. Tahap Interaksi dengan Pasien

1.1 Pre interaksi

Tahap Pre interaksi adalah masa persiapan sebelum mengevaluasi dan berkomunikasi dengan pasien. Pada masa ini bidan perlu membuat rencana interaksi dengan pasien yaitu : melakukan evaluasi diri, menetapkan tahapan hubungan/ interaksi, merencanakan interaksi.1.2 Perkenalan

Tahap Perkenalan adalah kegiatan yang dilakukan saat pertama kali bertemu. Hal yang perlu dilakukan bidan adalah : memberi salam; memperkenalkan diri; menanyakan nama pasien; menyepakati pertemuan (kontrak); melengkapi kontrak; menyepakati masalah pasien; mengakhiri perkenalan.

1.3 Orientasi

Fase ini dilakukan pada awal setiap pertemuan kedua dst. Tujuan : memvalidasi keakuratan data, rencana yang telah dibuat dengan keadaan pasien dan mengevaluasi hasil tindakan yg lalu. Hal yang harus diperhatikan : memberi salam; memvalidasi keadaan psien; mengingatkan kontrak.1.4 Fase kerja

Merupakan inti hubungan bidan-klien yang terkait erat dengan pelaksanaan rencana tindakan kebidanan yang dilaksanakan sesuai dengan tujuan yang akan dicapai.

Tujuan tindakan kebidanan :

1. Meningkatkan pengertian dan pengenalan pasien tentang diri, perasaan, pikiran dan perilakunya (tujuan kognitif).

2. Mengembangkan, mempertahankan,dan meningkatkan kemampuan pasien secara mandiri menyelesaikan masalah yang dihadapi (tujuan afektif & psikologi).

3. Melaksanakan terapi/ klinis kebidanan.

4. Melaksanakan pendidikan kesehatan.

5. Melaksanakan kolaborasi.

6. Melaksanakan observasi dan pemantauan.

1.5 Fase terminasi

Merupakan akhir dari setiap pertemuan bidan dengan pasien. Klasifikasi terminasi :

1. Terminasi sementara : akhir dari tiap pertemuan bidan dengan pasien; terdiri dari tahap evaluasi hasil, tahap tindak lanjut dan tahap untuk kontrak yang akan datang.

2. Terminasi akhir : terjadi jika pasien akan pulang dari rumah sakit atau bidan selesai praktik. Isi percakapan antara bidan dengan pasien meliputi tahap evaluasi hasil, isi percakapan tindak lanjut dan tahap eksplorasi perasaan.1.6 Faktor Penghambat Komunikasi Terapeutik

Komunikasi terapeutik dapat mengalami hambatan diantaranya :

1. Pemahaman berbeda.

2. Penafsiran berbeda.

3. Komunikasi yang terjadi satu arah.

4. Kepentingan berbeda.

5. Pemberian jaminan yang tidak mungkin.

6. Bicara hal-hal yang pribadi.

7. Menuntut bukti, penjelasan dan tantangan.

8. Mengalihkan topik pembicaran.

9. Memberikan kritik mengenai perasaan pasien.

10. Terlalu banyak bicara.

11. Memperlihatkan sifat jemu dan pesimis.F. Komunikasi Terapeutik dalam Kebidanan

Komunikasi terapeutik dalam kebidanan meliputi :

1.1.1 Pengkajian

Menentukan kemampuan dalam proses informasi; mengevaluasi data tentang status mental pasien; mengevaluasi kemampuan pasien dalam berkomunikasi; mengobservasi kejadian yang terjadi; mengidentifikasi perkembangan pasien; menentukan sikap pasien; mengkaji tingkat kecemasan pasien.1.1.2 Rencana tujuan

Membantu pasien untuk memenuhi kebutuhan sendiri; membantu pasien menerima pengalaman; meningkatkan harga diri pasien; memberi support; tenaga kesehatan dan pasien sepakat untuk berkomunikasi secara terbuka.

1.1.3 Implementasi

Memperkenalkan diri pada pasien; memulai interaksi dengan pasien; membantu pasien mendapatkan gambaran pengalamannya; menganjurkan pasien untuk mengungkapkan perasaan; menggunakan komunikasi untuk meningkatkan harga diri pasien.

1.1.4 Evaluasi

Pasien dapat mengembangkan kemampuan dalam mengkaji dan memenuhi kebutuhan komunikasi menjadi lebih jelas, terbuka, dan terfokus pada masalah; membantu menciptakan lingkungan yang dapat mengurangi kecemasan.

BAB IIIPENUTUPA. KESIMPULAN

Komunikasi merupakan landasan bagi profesi bidan dalam memberikan asuhan kebidanan karena tugas bidan adalah memberikan pelayanan kepada masyarakat. Proses komunikasi merupakan suatu penyampaian pesan, ide, atau lambing kepada orang lain agar dapat mencapai persepsi yang sama sesuai dengan yang dikehendaki oleh komunikator. Tujuan berkomunikasi adalah memudahakan dan melancarkan pencapaian tujuan. Unsure dasar komunikasi terdiri atas komunikator, pesan, saluran komunikasi, metode komunikasi, komunikan,lingkungan, dan umpan balik.

Kemampuan menerapkan teknik komunikasi terapeutik dalam asuhan kebidanan memerlukan latihan dan kepekaan serta ketajaman perasaan, karena komunikasi terjadi tidak dalam kehampaan, tetapi dalam dimensi nilai,waktu,dan ruang yang turut memengaruhi keberhasilan komunikasi yang terlihat melalui dampak terapeutik bagi klien dan juga berpusat bagi bidan sebagai komunikator.B. SARAN

Sebagai seorang bidan, komunikasi adalah hal yang sangat penting dan merupakan kunci utama keberhasilan seorang bidan.Sebaiknya dalam berkomunikasi dengan klien, seorang bidan harusnya menjaga etika dan penampilannya dalam menghadapi kliennya.Menjaga hak-hak priabdi dan hak-hak orang lain.Menghormati,menjaga perasaan klien, dengan melihat kondisi ekonominya.Menjaga rahasia klien.

Daftar PustakaUripni, L. 2003. Komunikasi Kebidanan. Jakarta : EGC.Suparyanti, R. 2008. Handout Komunikasi Terapeutik.Suryani. 2005. Komunikasi Terapeutik Teori Dan Praktik. Jakarta : EGC.Christina, dkk., 2003. Komunikasi Kebidanan . Jakarta: EGC.Tyastuti, dkk., 2008. Komunikasi dan Konseling Dalam Praktik Kebidanan .Yogyakarta: Fitramaya.Vardiyansah, 2004. Pengantar Ilmu Komunikasi . Bogor: Ghalia Indonesia.

Wiryanto, DR., 2006. Pengantar Ilmu Komunikasi . Cetakan Ketiga. Jakarta: PT Grasindo.

7