28
Kondisi Kerja dan Psikologi Kerekayasaan

Kondisi Kerja Dan Psikologi Kerekayasaan

Embed Size (px)

DESCRIPTION

psikologi kerekayasaan, kondisi kerja

Citation preview

Page 1: Kondisi Kerja Dan Psikologi Kerekayasaan

Kondisi Kerja dan Psikologi Kerekayasaan

Page 2: Kondisi Kerja Dan Psikologi Kerekayasaan

a. Psikologi Kerekayasaan Pengaruh timbal balik dari berbagai

kondisi kerja dengan tenaga kerjanya dan rancangan pekerjaan (meliputi peralatan kerja, prosedur kerja), rancangan pekerjaan (workspace design) yang sesuai dengan keterampilan dan keterbatasan manusia/ tenaga kerja.

Ancaman ini dikenal sebagai psikologi kerekayasaan (engineering psychologi). Istilah lain yang berdekatan artinya dengan psikologi kerekayasaan adalah kerekayasaan faktor-faktor manusia (human factor engineering) kerekayasaan manusia (human engineering), biomekanika, ergonomika, psikoteknologi, psikologi eksperimen terapan (Chapanis, 1976).

Page 3: Kondisi Kerja Dan Psikologi Kerekayasaan

b. Kerekayasaan Faktor-faktor Manusia Kerekayasaan faktor-faktor manusia (human factor

engineering) atau kerekayasaan manusia merupakan istilah yang digunakan di Amerika Utara. Ditempat lain di dunia digunakan istilah ergonomics. Untuk tujuan praktis, kerekayasaan manusia dan ergonomic/ergonomika dapat dianggap sama artinya.

Page 4: Kondisi Kerja Dan Psikologi Kerekayasaan

Tugas Psikologi kerekayasaan ialah mengubah : Mesin dan alat-alat yang digunakan manusia dalam

pekerjaannya Lingkungan tempat ia bekerja, untuk membuat

pekerjaannya lebih sesuai bagi manusia

Page 5: Kondisi Kerja Dan Psikologi Kerekayasaan

c. Ergonomics Singleton (1972) memilik pandangan yang serupa dengan

Chapanis dalam arti bahwa ergonomica-teknologi dari rancangan kerja didasarkan pada ilmu-ilmu biologi manusia (anatami, fisiologi dan psikologi).

Page 6: Kondisi Kerja Dan Psikologi Kerekayasaan

Pendahuluan Psikologi Kerekayasaan A. Manajemen Ilmiah Frederick W. Taylor menekankan efisiensi dalam melakukan tugas pekerja,

yang membuat berbagai macam peralatan yang disesuaikan dengan bentuk dan berfungsinya anggota badan merupakan pendahulu dari psikologi kerekayasaan.

Page 7: Kondisi Kerja Dan Psikologi Kerekayasaan

Lanjutan… Salah satu contoh ialah diciptakannya sekop-sekop baru

untuk pekerjaan menyekop berbagai bahan biji di Bethlehem Steel Compony pada tahun 1898. Dengan sekop-sekop baru perusahaan menghemat US$ 78.000 setahun. Hanya diperlukan 140 pekerja untuk mencapai hasil kerja yang sebelumnya dicapai oleh 500 pekerja.

 

Page 8: Kondisi Kerja Dan Psikologi Kerekayasaan

b. Analisis Waktu dan Gerak Dengan menganalisa gerak tangan dan lengan dari tukang

pasang batu tembok Gilbreth mengurangi gerak yang “tidak perlu” dan berhasil meningkatkan pemasangan batu bata tembok dalam satu jam dari 120 batu bata sampai 350 batu bata.

Melalui analisis waktu dan gerak Gilbreth dan rekan-rekannya sampai pada penyederhanaan kerja dan pembakuan kerja (work simplification and work standardization).

Page 9: Kondisi Kerja Dan Psikologi Kerekayasaan

c. Kondisi Kerja Penelitian lain yang merupakan pendahulu psikologi

kerekayasaan ialah penelitian eksperimental yang dilakukan tentang lingkungan kerja fisik. Penelitian di Hawthorne, dekat Chichago (Amerika Serikat), yang besar dari Western Electric Company bertujuan untuk mengetahui dampak dari cahaya penerangan terhadap produktivitas. Dari hasil-hasil penelitian ditemukan bahwa produktivitas bukan hanya merupakan gejala keteknikan saja, tapi juga merupakan gejala social.

Page 10: Kondisi Kerja Dan Psikologi Kerekayasaan

Lanjutan… Penelitian tentang dampak dari lingkungan yang ekstrem,

yang luar biasa, bahkan yang “bermusuhan” terhadap pelaksanaan pekerjaan para tenaga kerja merupakan bagian yang penting dari psikologi kerekayasaan.

Page 11: Kondisi Kerja Dan Psikologi Kerekayasaan

KONDISI KERJA

A. KONDISI FISIK KERJA Lingkungan kerja fisik mencakup setiap hal dari fasilitas

parker di luar gedung perusahaan, lokasi dan rancangan gedung sampai jumlah cahaya dan suara yang menimpa meja kerja atau ruang kerja seorang tenaga kerja.

Page 12: Kondisi Kerja Dan Psikologi Kerekayasaan

Lanjutan… Keluhan utama tentang kantor-kantor “pemandangan

alam” ini berkaitan dengan tidak adanya keleluasaan pribadi, adanya banyak kebisingan dan kesulitan untuk berkonsentrasi. Di samping masalah parker, lokasi, ruang kantor, masalah rancangan ruang kerja diteliti juga secara luas tentang faktor-faktor lingkungan yang spesifik, antara lain tentang penerangan atau iluminasi, warna, kebisingan dan musik.

Page 13: Kondisi Kerja Dan Psikologi Kerekayasaan

1. Iluminasi Beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam iluminasi

ialah : kadar (intensity) cahaya, distribusi cahaya, dan sinar yang menyilaukan.

Pekerjaan yang memerlukan ketelitian dan kejelian mata, menuntut kadar cahaya yang lebih tinggi dibandingkan dengan pekerjaan-pekerjaan yang tidak begitu memerlukan penglihatan yang tajam.

Page 14: Kondisi Kerja Dan Psikologi Kerekayasaan

2. Warna Banyak orang memberikan makna yang tinggi kepada

penggunaan warna atau kombinasi warna yang tepat untuk ruangan-ruangan di rumah, kantor, dan di pabrik.

Mereka berpendapat bahwa penggunaan warna atau kombinasi warna yang tepat dapat meningkatkan produksi, menurunkan kecelakaan dan kesalahan, dan meningkatkan semangat kerja. Namun pandangan di atas tidak ditunjang oleh hasil-hasil penelitian.

Page 15: Kondisi Kerja Dan Psikologi Kerekayasaan

3. Bising Bising biasanya dianggap sebagai bunyi atau suara yang

tidak diinginkan, yang menggangu, yang menjengkelkan. Namun batasan seperti ini kurang memuaskan, karena tidak ada dasar yang jelas untuk menyatakan kapan sesuatu bunyi tidak diinginkan.

Page 16: Kondisi Kerja Dan Psikologi Kerekayasaan

Lanjutan… McCormick menggabungakan aspek bunyi yang tidak

diinginkan dengan batasan dari Burrows dengan mengatakan bahwa tampaknya masuk nalar dengan mengatakan bahwa bunyi atau suara yang tidak diingikan ialah bunyi yang tidak memiliki hubungan informasi dengan tugas atau aktivitas yang dilaksanakan

Page 17: Kondisi Kerja Dan Psikologi Kerekayasaan

4. Musik dalam bekerja Sejak tahun 1940-an banyak perusahaan di Amerika

Serikat mulai memperdengarkan musik yang mengiringi, sebagai latar belakang, para karyawan bekerja. Sebagaimana warna, musik dapat meningkatkan produktivitas karyawannya. Hasil penelitian tidak menunjukkan hasil yang tegas tentang hal ini.

Page 18: Kondisi Kerja Dan Psikologi Kerekayasaan

B. KONDISI WAKTU LAMA KERJA

1. Jam kerja Jumlah jam kerja dalam satu minggu, di Indonesia, pada

umumnya 40 jam. Ada organisasi-organisasi kerja yang membagi 40 jam kerja ke dalam enam hari kerja, ada yang membaginya ke dalam lima hari kerja.

Page 19: Kondisi Kerja Dan Psikologi Kerekayasaan

Lanjutan… Berapa jam sehari dan berapa jam seminggu yang paling

baik untuk manusia agar masih tetap dapat bekerja optimal?

Meskipun tampaknya 40 per minggu diterima sebagai standar jumlah jam kerja di seluruh dunia, tidak berarti bahwa jumlah jam tersebut merupakan jumlah jam yang paling tepat.

Page 20: Kondisi Kerja Dan Psikologi Kerekayasaan

2. Kerja paro waktu tetap Yang termasuk dalam kelompok ini adalah para tenaga

kerja muda yang menyukai gaya hidup yang lentur, yang dimungkinkan dengan bekerja paro waktu. Mereka memberikan tekanan besar pada penggunaan waktu luang (diluar jam-jam kerja) yang memberikan makna yang lebih besar kepada mereka.

Page 21: Kondisi Kerja Dan Psikologi Kerekayasaan

3. 4 haru minggu kerja Berapa jumlah hari kerja per minggu yang paling baik,

enam hari kerja atau lima hari kerja ataukah empat hari kerja (seperti mulai diusulkan di beberapa perusahaan di Eropa dan Amerika Serikat), masih belum juga diketahui. Kalau mula-mula diterima enam hari kerja dan satu hari libur, maka sekarang ada anggapan bahwa manusia memerlukan istirahat lebih lama dari hanya satu hari saja. Timbullah sekarang aturan tentang lima hari kerja dan dua hari libur.

Page 22: Kondisi Kerja Dan Psikologi Kerekayasaan

4. Jam kerja lentur Sejak 1960-an di Jerman Barat terjadi satu perubahan

radikal dalam penjadwalan kerja. Para tenaga kerja dibiarkan menentukan sendiri pada jam berapa mereka ingin mulai kerja dan pada jam berapa mereka ingin pulang, menghentikan kerja. Sebelumnya, sebagimana juga berlaku di Negara-negara lain termasuk Indonesia, para tenaga kerja mengikuti jadwal kerja yang ditetapkan. Semuanya masuk dan pulang kerja pada jam yang sama.

Page 23: Kondisi Kerja Dan Psikologi Kerekayasaan

SISTEM MESIN MANUSIA System mesin-manusia adalah system dimana kedua

komponen harus bekerja sama untuk menyelesaikan pekerjaan. Masing-masing komponen (komponen manusia saja, atau komponen mesin saja) tidak berarti tanpa adanya komponen yang lain sebagai pelengkapnya.

Page 24: Kondisi Kerja Dan Psikologi Kerekayasaan

Lanjutan… Di pabrik-pabrik pembuatan mobil di Jepang digunakan

banyak robot untuk mengantikan manusia dalam proses perakitan mobil. Namun demikian peran manusia tidak dapat seluruhnya diganti oleh mesin. Manusia, dengan perkembangan teknologi ini, akan menghadapi mesin yang lebih canggih dan lebih majemuk.

Page 25: Kondisi Kerja Dan Psikologi Kerekayasaan

PENYAJIAN INFORMASI Meskipun memiliki banyak alat indra, alat indra yang paling

banyak digunakan selama tenaga kerja bekerja ialah alat indra pengelihatan dan alat indra pendengaran.

Dalam merancang konstruksi mesin, yang pengaruhnya besar terhadap efisiensi kerja ialah keputusan yang harus diambil tentang peraga apa yang akan digunakan (peraga pengelihatan atau pendengaran) sebagai saluran komunikasi antara mesin dan manusia, serta bagaimana bentuk peraga tersebut.

Page 26: Kondisi Kerja Dan Psikologi Kerekayasaan

Lanjutan… Penggunaan peraga yang tepat dalam merancang dan

konstruksi mesin akan menyebabkan kemudahan dan ketepatan penerimaan informasi oleh tenaga kerja, sehingga ia dapat mengambil keputusan dan tindakan yang tepat, sehingga ia dapat bekerja secara efisien dan berprestasi tinggi

Page 27: Kondisi Kerja Dan Psikologi Kerekayasaan

FUNGSI-FUNSI KENDALI Sama pentingnya dengan penggunaan peraga yang tepat

pada rancangan dan konsturksi mesin ialah penggunaan alat-alat operasi atau alat-alat kendali pada rancangan dan konstruksi mesin.

Dalam kebanyakan system mesin-manusia, operator menerima informasi melalui beberapa alat-alat inderanya, mengolah informasi ini dengan berbagai macam cara, untuk kemudian mengambil suatu tindakan. Tidakan ini biasanya dilakukan melalui suatu kendali, misalnya suatu tombol, kenop, engkol atau pengungkit.

Page 28: Kondisi Kerja Dan Psikologi Kerekayasaan

Lanjutan… Dalam merancang alat kendali untuk penggunaan manusia

yang efektif harus ditetapkan alat kendali yang paling tepat untuk pekerjaannya. Alat kendali dapat sesuai atau tidak sesuai. Tombol pijat baik untuk menstater mobil, tetapi tidak baik untuk mengemudikannya. Ada berbagai macam alat kendali, seperti tombol tangan, tombol kaki, berbagai macam sakelar, kenop, roda, penggungit, pedal, dan lain-lain yang masing-masing memiliki tujuan penggunaan untuk pekerjaan tertentu.