3
Nama : Zahrotul Azizah NIM : 125020300111051 MK : Akuntansi Forensik Kondisi Moralitas dan Integritas Indonesia Perkembangan dunia akuntansi yang semakin pesat saat ini tidak hanya membawa manfaat bagi masyarakat tetapi juga menjadi sumber masalah kecurangan (fraud) yang sangat kompleks seperti misalnya korupsi, penyalahgunaan aset dan manipulasi laporan keuangan. Banyak kasus kecurangan dalam akuntansi yang akhirnya terungkap di Indonesia seperti kasus kejahatan perbankan, manipulasi pajak, korupsi, dan lain sebagainya. Shleifer dan Vishny (1993) serta Gaviria (2001) menyatakan bahwa kecurangan akuntansi ditunjukkan oleh tingkat korupsi suatu negara. Berdasarkan data dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) per 30 September 2013, di tahun 2013 korupsi jenis penyuapan dan pengadaan barang/jasa sebagai jumlah jenis perkara tertinggi di Indonesia.

Kondisi Moralitas Dan Integritas Indonesia

Embed Size (px)

DESCRIPTION

akuntansi forensik

Citation preview

Page 1: Kondisi Moralitas Dan Integritas Indonesia

Nama : Zahrotul Azizah

NIM : 125020300111051

MK : Akuntansi Forensik

Kondisi Moralitas dan Integritas Indonesia

Perkembangan dunia akuntansi yang semakin pesat saat ini tidak hanya membawa

manfaat bagi masyarakat tetapi juga menjadi sumber masalah kecurangan (fraud) yang sangat

kompleks seperti misalnya korupsi, penyalahgunaan aset dan manipulasi laporan keuangan.

Banyak kasus kecurangan dalam akuntansi yang akhirnya terungkap di Indonesia seperti kasus

kejahatan perbankan, manipulasi pajak, korupsi, dan lain sebagainya. Shleifer dan Vishny (1993)

serta Gaviria (2001) menyatakan bahwa kecurangan akuntansi ditunjukkan oleh tingkat korupsi

suatu negara. Berdasarkan data dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) per 30 September

2013, di tahun 2013 korupsi jenis penyuapan dan pengadaan barang/jasa sebagai jumlah jenis

perkara tertinggi di Indonesia.

Jika melihat pada data di atas dimana jumlah kasus korupsi sangat banyak, maka perlu

dipertanyakan bagaimana kondisi moralitas dan integratis aparatur bangsa Indonesia ?

Potensi kerugian negara pada semester I- tahun 2013 lebih banyak disebabkan oleh kasus

kelemahan Sistem Pengendalian Intern (SPI) dan ketidakpatuhan terhadap perundang-undangan.

Page 2: Kondisi Moralitas Dan Integritas Indonesia

BPK menemukan sebanyak 13.969 kasus kelemahan SPI selama semester 1- tahun 2013

(Ikhtisar Hasil Pemeriksaan Semester 1 Tahun 2013). Bahkan ada data yang menyebutkan bahwa

Indonesia memiliki indeks paling rendah dalam hal indeks good governance dan indeks korupsi

dibandingkan dengan beberapa negara Asia Tenggara lainnya. Semakin rendah angka indeks

maka semakin rendah tingkat good governance dan semakin tinggi tingkat korupsi dan hal ini

menunjukkan pula bahwa akuntabilitas belum berjalan sepenuhnya. Adanya indikasi kecurangan

akuntansi di sebuah organisasi, tentu akan mengurangi kualitas pelaporan organisasi yang

nantinya akan berimbas pada pengelolaan sumber daya ekonomi yang tidak tepat.

Jadi berdasarkan fakta di atas menunjukkan bahwa memang moralitas dan integritas

Indonesia masih sangat rendah. Individu yang memiliki moralitas dan integritas khususnya

dalam hal ini aparatur negara yang merupakan pihak yang paling disoroti karena begitu banyak

terjadi kasus kejahatan korporasi mulai dari korupsi, manipulasi pajak, dan penyuapan perlu

melakukan introspeksi dan lebih meningkatkan kesadaran akan pentingnya moralitas dan

integritas di masing-masing bidangnya guna meningkatkan kualitas dan kemajuan dari bangsa

Indonesia. Selain itu perlu adanya restrukturasi dalam korporasi yang terbukti banyak melakukan

fraud (kecurangan) baik melalui pembuatan dan sanksi yang tegas bagi setiap pelaku tindak

kecurangan dan pembentukan Sistem Pengendalian Internal (SPI) yang lebih memadai. Sehingga

diharapkan dengan adanya restrukturasi tersebut akan memberikan dampak pada penurunan

kecurangan yang terjadi dan dapat meningkatkan kesadaran akan pentingnya moralitas dan

integritas bagi terwujudnya lingkungan korporasi yang sehat.