11
KONDISI UMUM Batas Geografis dan Administratif Wilayah perencanaan situs Candi Muara Takus terletak di Desa Muara Takus, Kecamatan XIII Koto Kampar, Kabupaten Kampar, Provinsi Riau. Jarak kompleks candi tersebut dengan Kota Pekanbaru adalah ± 128 Km atau sekitar 1,5 Km dari pusat desa Muara Takus. Secara astronomi Candi Muara Takus terletak pada garis khatulistiwa koordinat 0°21 LU dan 100°39 BT. Luas situs Candi Muara Takus dalam batas pagar batu keliling adalah 5476 m². Namun, berdasarkan beberapa penelitian diketahui bahwa terdapat batas terluar lain berupa tanggul kuno dengan ketinggian ± 87 mdpl. Penetapan batasan terluar tersebut berdasarkan pada penemuan bangunan pendukung di luar pagar tembok keliling. Dalam rencana pelestarian Candi Muara Takus, batas terluar yang digunakan adalah batas Tanggul Kuno (Arden Wall). Gambar 2 adalah gambaran dari kondisi eksisting kawasan Candi Muara Takus dalam batas Tanggul Kuno. Berdasarkan batas tersebut luas total kawasan adalah ± 94,5 Ha dengan batasan fisik kawasan yaitu : Sebelah Utara : Danau PLTA Koto Kampar Sebelah Timur : Hutan rawa Sebelah Barat : Sungai Kampar Kanan Sebelah Selatan : Pusat Desa Muara Takus Situs Candi Muara Takus Berdasarkan penelusuran sejarah kawasan Candi Muara Takus dibangun pada masa pemerintahan Kerajaan Sriwijaya. Penelitian arkeologi pada awal 1980-an menyatakan bahwa kawasan ini diyakini merupakan sebuah kota yang cukup besar dan menjadi pusat penyebaran agama Budha pada masa tersebut. Penelitian J.W. Yzerman menyatakan dalam kompleks candi terdapat beberapa bangunan utama, yaitu candi Tua, candi Bungsu, candi Mahligai Stupa, candi Palangka, bangunan I dan bangunan II (Gambar 3).

KONDISI UMUM Batas Geografis dan Administratif · Pendekatan yang digunakan dalam penelitian adalah penelusuran sejarah ... Tahap perencanaan meliputi beberapa kegiatan diantaranya

  • Upload
    vannhi

  • View
    232

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: KONDISI UMUM Batas Geografis dan Administratif · Pendekatan yang digunakan dalam penelitian adalah penelusuran sejarah ... Tahap perencanaan meliputi beberapa kegiatan diantaranya

30

KONDISI UMUM

Batas Geografis dan Administratif

Wilayah perencanaan situs Candi Muara Takus terletak di Desa Muara

Takus, Kecamatan XIII Koto Kampar, Kabupaten Kampar, Provinsi Riau. Jarak

kompleks candi tersebut dengan Kota Pekanbaru adalah ± 128 Km atau sekitar 1,5

Km dari pusat desa Muara Takus. Secara astronomi Candi Muara Takus terletak

pada garis khatulistiwa koordinat 0°21 LU dan 100°39 BT.

Luas situs Candi Muara Takus dalam batas pagar batu keliling adalah 5476

m². Namun, berdasarkan beberapa penelitian diketahui bahwa terdapat batas

terluar lain berupa tanggul kuno dengan ketinggian ± 87 mdpl. Penetapan batasan

terluar tersebut berdasarkan pada penemuan bangunan pendukung di luar pagar

tembok keliling. Dalam rencana pelestarian Candi Muara Takus, batas terluar

yang digunakan adalah batas Tanggul Kuno (Arden Wall). Gambar 2 adalah

gambaran dari kondisi eksisting kawasan Candi Muara Takus dalam batas

Tanggul Kuno. Berdasarkan batas tersebut luas total kawasan adalah ± 94,5 Ha

dengan batasan fisik kawasan yaitu :

Sebelah Utara : Danau PLTA Koto Kampar

Sebelah Timur : Hutan rawa

Sebelah Barat : Sungai Kampar Kanan

Sebelah Selatan : Pusat Desa Muara Takus

Situs Candi Muara Takus

Berdasarkan penelusuran sejarah kawasan Candi Muara Takus dibangun

pada masa pemerintahan Kerajaan Sriwijaya. Penelitian arkeologi pada awal

1980-an menyatakan bahwa kawasan ini diyakini merupakan sebuah kota yang

cukup besar dan menjadi pusat penyebaran agama Budha pada masa tersebut.

Penelitian J.W. Yzerman menyatakan dalam kompleks candi terdapat beberapa

bangunan utama, yaitu candi Tua, candi Bungsu, candi Mahligai Stupa, candi

Palangka, bangunan I dan bangunan II (Gambar 3).

Page 2: KONDISI UMUM Batas Geografis dan Administratif · Pendekatan yang digunakan dalam penelitian adalah penelusuran sejarah ... Tahap perencanaan meliputi beberapa kegiatan diantaranya

31

Page 3: KONDISI UMUM Batas Geografis dan Administratif · Pendekatan yang digunakan dalam penelitian adalah penelusuran sejarah ... Tahap perencanaan meliputi beberapa kegiatan diantaranya

32

Gambar 3. Kompleks Bangunan Utama Candi Muara Takus

Struktur dan lingkungan situs Candi Muara Takus dalam pagar batu

pembatas saat ini cukup terawat dengan baik. Hal ini disebabkan oleh kegiatan

pemugaran dan pemeliharaan yang dilakukan pihak pengelola. Jalan utama dalam

kawasan situs telah diperkeras dengan aspal sehingga cukup mudah diakses oleh

para pengunjung. Salah satu hal yang menarik dari kawasan ini adalah cerita dan

nilai historikal yang terkandung dalam tiap-tiap bangunan candi. Hal tersebut

manjadi pendukung utama dari keindahan alam dan nilai arsitektural bangunan

candi untuk dikembangkan menjadi kawasan wisata budaya.

Page 4: KONDISI UMUM Batas Geografis dan Administratif · Pendekatan yang digunakan dalam penelitian adalah penelusuran sejarah ... Tahap perencanaan meliputi beberapa kegiatan diantaranya

33

METODOLOGI

Lokasi Penelitian

Penelitian mengenai Rencana Penataan Lanskap Kompleks Candi Muara

Takus sebagai Kawasan Wisata Sejarah dilakukan di Desa Muara Takus,

Kecamatan XIII Koto, Kabupaten Kampar, Propinsi Riau (Gambar 4). Luas total

kawasan adalah 94,5 Ha dengan batasan fisik Sungai Kampar Kanan, hutan

campuran, perkebunan penduduk dan rawa.

Gambar 4. Peta Lokasi Penelitian

Page 5: KONDISI UMUM Batas Geografis dan Administratif · Pendekatan yang digunakan dalam penelitian adalah penelusuran sejarah ... Tahap perencanaan meliputi beberapa kegiatan diantaranya

34

Waktu Penelitian

Penelitian mengenai Perencanaan Lanskap Candi Muara Takus sebagai

Objek Wisata Budaya dalam Upaya Pelestarian Kawasan dilakukan selama 10

bulan mulai (April 2010 – Januari 2011), melalui 5 (lima) tahapan kegiatan yaitu

persiapan, studi literatur, survei lapangan, pengolahan data dan proses

perencanaan lanskap.

Batasan Studi

Penelitian dilakukan sampai batas tahap perencanan untuk mendukung

pelestarian kawasan. Penelitian mencakup perencanaan tata ruang (zonasi), sistem

sirkulasi, jalur interpretasi wisata, fasilitas pendukung wisata, serta program

wisata sejarah yang terkait objek dan atraksi. Keseluruhannya akan diintegrasikan

dalam rencana lanskap wisata budaya. Produk dari penelitian ini adalah gambar

arsitektur lanskap dalam bentuk Rencana Lanskap dan gambar-gambar penunjang

lainnya serta program pendukung pengembangan wisata.

Metode dan Tahapan Penelitian

Pengumpulan data penelitian dilakukan melalui dua cara yaitu studi

pustaka dan studi lapang. Studi pustaka dilakukan untuk mengumpulkan berbagai

informasi yang terkait dengan tapak/situs arkeologis dan kesejarahannya. Melalui

studi pustaka ditentukan kriteria yang akan digunakan untuk menentukan batas

kawasan dan kepentingan atau makna dari situs, daerah tujuan wisata, konsep

pengembangan, arahan dan strategi pengembangannya.

Studi lapangan merupakan tahap kegiatan yang sangat penting, yaitu

pengumpulan dan pemahaman data primer yang meliputi ber-bagai bidang terkait,

pengambilan gambar/foto, serta melakukan wawancara. Dari berbagai data yang

telah dikumpulkan, selanjutnya dilakukan analisis sesuai dengan kebutuhan dan

tujuan studi.

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian adalah penelusuran sejarah

terkait kompleks Candi Muara Takus secara deskriptif kuantitatif, spasial maupun

tabular terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi rencana pelestarian dan

pengembangan kawasan sebagai wisata budaya. Pendekatan yang digunakan

Page 6: KONDISI UMUM Batas Geografis dan Administratif · Pendekatan yang digunakan dalam penelitian adalah penelusuran sejarah ... Tahap perencanaan meliputi beberapa kegiatan diantaranya

35

dalam perencanaan lanskap kawasan candi adalah pendekatan ketersediaan

sumberdaya objek dan atraksi wisata budaya yang dikemukan oleh Gunn (1994).

Tahap perencanaan meliputi beberapa kegiatan diantaranya persiapan,

pengumpulan data dan informasi secara primer maupun sekunder, analisis tapak,

sintesis, penyusunan konsep, dan perencanaan lanskap. Tahap proses studi dapat

dilihat pada Gambar 5.

Gambar 5. Tahapan Penelitian

Tahap Persiapan

Tahap ini meliputi perumusan masalah, penetapan tujuan studi,

penyusunan usulan studi, dan perizinan studi. Tahap tersebut merupakan langkah

Page 7: KONDISI UMUM Batas Geografis dan Administratif · Pendekatan yang digunakan dalam penelitian adalah penelusuran sejarah ... Tahap perencanaan meliputi beberapa kegiatan diantaranya

36

awal untuk melakukan perencanaan lanskap kawasan Candi Muara Takus sebagai

kawasan wisata sejarah. Kemudian dilakukan pengumpulan informasi awal

mengenai lokasi penelitian. Pengumpulan informasi awal ini digunakan sebagai

bahan dalam penyusunan usulan penelitian.

Tahap Pengumpulan data dan Informasi

Merupakan tahap pengumpulan kelompok data yang terkait dengan objek

penelitian. Data untuk rencana pelestarian dan pengembangan kawasan Candi

Muara Takus terdiri dari data aspek kesejarahan, data aspek religi dan data

pengembangan wisata sejarah. Berkaitan dengan aspek kesejarahan kawasan maka

dikumpulkan data alur kesejarahan dan signifikansi situs, data arsitektural Candi

Muara Takus serta data makna keunikan dan kekhususan situs. Data aspek religi

terdiri dari filosofi agama Budhis terkait situs candi serta data lokasi pelaksanaan

ritual oleh komunitas Budhis. Sementara data aspek wisata berkaitan dengan

potensi lanskap kawasan, objek dan atraksi serta aktivitas wisata yang dapat

dilakukan dalam kawasan pelestarian, fasilitas pendukung wisata serta kebijakan

terkait pengembangn situs sebagai kawasan wisata sejarah. Selain itu, untuk

mendukung kegiatan pengembangan wisata dilakukan inventarisasi data sosial

dan budaya masyarakat untuk mengetahui persepsi mereka terhadap rencana

pengembangan tapak.

Jenis data yang dikumpulkan dapat berupa data primer dan data sekunder

(Tabel 2.) Pengumpulan data ini dilakukan untuk menentukan potensi, kendala

yang terdapat pada lokasi penelitian. Metode pengumpulan data dilakukan dengan

cara survei lapang, studi pustaka dan wawancara. Wawancara (Lampiran)

dilakukan dengan teknik purposive sampling atau pemilihan responden secara

sengaja dengan pertimbangan responden adalah pengguna lahan (stakeholders).

Responden yang dipilih adalah responden yang terlibat langsung dan dianggap

mempunyai kemampuan dan mengerti permasalahan terkait Situs Candi Muara

Takus. Responden terdiri dari komunitas Budhis, masyarakat setempat, tokoh

masyarakat, dan dinas-dinas terkait untuk memperoleh informasi terkait dengan

sejarah kawasan, kondisi lanskap, orientasi kawasan, elemen lanskap sejarah,

pengelolaan, pengembangan serta kebijakan yang terkait dengan Kawasan Candi

Page 8: KONDISI UMUM Batas Geografis dan Administratif · Pendekatan yang digunakan dalam penelitian adalah penelusuran sejarah ... Tahap perencanaan meliputi beberapa kegiatan diantaranya

37

Muara Takus. Selain itu juga dilakukan wawancara terhadap pengunjung untuk

mengetahui keinginan dan harapan dalam pengembangan kawasan sebagai objek

wisata budaya.

Tabel 2. Jenis, Bentuk, Sumber dan Cara Pengambilan Data

No. Kelompok

Data

Jenis Bentuk Sumber Cara

Pengambilan

1 Aspek

Kesejarahan

Kawasan

Kesejarahan

dan signifikansi

situs candi

Sekunder Dinas Kebudayaan

dan pariwisata

Dinas Purbakala

Studi Pustaka

Wawancara

Arsitektural

situs Candi

Muara Takus

Primer

Sekunder

Tapak dan

Dinas Kebudayaan

dan pariwisata

Survei Lapang

Studi Pustaka

Kekhususan

dan keunikan

situs candi

Primer

Sekunder

Tapak dan

Dinas Kebudayaan

dan pariwisata

Survei Lapang

Studi Pustaka

2 Aspek Religi

pada Kawasan

Filosofi religi

Budhis

Sekunder Dinas Kebudayaan

dan pariwisata

Komunitas Budhis

Studi Pustaka

Wawancara

Lokasi ritual

pada situs

Sekunder Dinas Kebudayaan

dan pariwisata

Studi Pustaka

3 Aspek

Kepariwisataan

Potensi lanskap

kawasan

Primer

Sekunder

Tapak dan

Bappeda

Survei Lapang

Studi Pustaka

Objek dan

atraksi wisata

(material dan

non-material)

Primer

Sekunder

Tapak dan

Dinas Kebudayaan

dan pariwisata

Survei Lapang

Studi Pustaka

Aksesibilitas

dan sirkulasi

Primer

Sekunder

Tapak

Bappeda

Survei Lapang

Studi Pustaka

4 Aspek Sosial dan

Budaya

Penerimaan

penduduk

Primer Tapak Wawancara

(purposive

sampling)

Keinginan

penduduk

Primer Tapak Wawancara

(purposive

sampling)

Tahap Analisis Data

Kegiatan analisis yang dilakukan berupa analisis deskriptif , tabular dan

analisis spasial. Tahap analisis dilakukan untuk mengetahui keterkaitan antar data

yang diperoleh serta untuk menentukan potensi dan kendala yang terdapat pada

lokasi penelitian. Aspek yang diutamakan dalam analisis penelitaan ini adalah

aspek wisata sebagai upaya untuk pelestarian Candi Muara Takus. Hasil analisis

kemudian digunakan sebagai dasar tahap lanjutan yaitu sintesis.

Page 9: KONDISI UMUM Batas Geografis dan Administratif · Pendekatan yang digunakan dalam penelitian adalah penelusuran sejarah ... Tahap perencanaan meliputi beberapa kegiatan diantaranya

38

Analisis aspek kesejarahan meliputi penilaian terhadap faktor-faktor yang

mempengaruhi dalam melakukan tindakan pelestarian lanskap sejarah. Faktor-

faktor tersebut meliputi :

1. Penelusuran bentuk dan fungsi arsitektural situs.

Meliputi pendataan jumlah dan tipe objek yang merupakan bagian utama

(major features) dari suatu periode sejarah (Tabel 3). Korelasi antar objek

sejarah akan menentukan tindakan teknis pelestarian yang akan dilakukan

serta untuk menggambarkan integritas historik dari sumberdaya sejarah

budaya yang akan terus bertahan.

Tabel 3. Penggolongan Fitur Arsitektur Candi Muara Takus

Objek Sejarah Tipe/Gaya Usia Lokasi

Bangunan Utama

Bangunan Pendukung

Batas

Ornamen

Sumber : Harris dan Dines, 1988

2. Penelusuran Kesejarahan dan Signifikansi Situs.

Melalui evaluasi makna kekhususan dan keunikan lanskapnya. Evaluasi

makna kekhususan sejarah (Tabel 3) dan evaluasi tingkat keunikan lanskapnya

(Tabel 5) berperan dalam menentukan tindakan pelestarian pada suatu lanskap

sejarah budaya.

Table 4. Evaluasi Makna Kekhususan Sejarah dari Suatu Lanskap

Tipikal Tinggi Sedang Rendah

Tata guna lahan

Persepsi terhadap topografi

Hubungan spasial

Pola sirkulasi

Tipe struktur

Penempatan struktur

Kualitas estetik

Sumber : Harris dan Dines, 1988

Keterangan

Tinggi : Memikili karakter yang berbeda dengan lanskap lainnya dan terkait

dengan nilai atau norma dalam ajaran tertentu

Sedang : Memikili karakter yang berbeda dan hanya ada ditempat tersebut

Rendah : Memiliki kesamaan karakter dengan beberapa tempat lainnya

Page 10: KONDISI UMUM Batas Geografis dan Administratif · Pendekatan yang digunakan dalam penelitian adalah penelusuran sejarah ... Tahap perencanaan meliputi beberapa kegiatan diantaranya

39

Tabel 5. Evaluasi Makna Keunikan dari Suatu Lanskap

Keunikan Tinggi Sedang Rendah

Kualitas estetik

Inovasi teknologi

Asosiasi kesejarahan

Integritas

Sumber : Harris dan Dines, 1988

3. Evaluasi kondisi peninggalan situs Candi Muara Takus

Meliputi kondisi fisik struktur dan kondisi lanskap kawasan (Tabel 6).

Analisis kondisi tersebut akan menentukan tindakan pelestarian yang

dilakukan serta program-program pelestarian yang akan diajukan guna

meningkatkan kualitas lanskap pada kawasan tersebut.

Tabel 6. Evaluasi Kondisi Arsitektur Candi Muara Takus

Objek Sejarah Kondisi

Baik Sedang Rusak

Bangunan Utama

Bangunan Pendukung

Batas

Ornamen

Sumber : Harris dan Dines, 1988

Keterangan

Baik : Struktur bangunan baik dan lanskap kawasan tidak mengalami perubahan.

Sedang : Sebagian struktur bangunan hilang atau dipindah tempatnya tetapi bentuk

asli banguanan belum berubah.

Rusak : Struktur bangunan mengalami degradasi fisik dan lanskap kawasan telah

berubah dari kondisi aslinya.

Analisis aspek religi kawasan meliputi menelusuran filosofi agama Budha

yang berkaitan dengan tata ruang lanskap pada situs Candi Muara Takus. Selain

itu, juga dilakukan pendataan kegiatan ritual yang biasa dilakukan komunitas

Budhi pada Candi Muara Takus serta lokasi pelaksanaannya. Hasil pemetaan

tersebut akan membentuk zona religi situs yang menjadi bahan pertimbangan

dalam menentukan ruang wisata pada kawasan.

Aspek kepariwisataan terdiri dari analisis data potensi lanskap kawasan,

objek dan atraksi yang ada dalam kawasan, aksesibilitas tapak serta fasilitas

Page 11: KONDISI UMUM Batas Geografis dan Administratif · Pendekatan yang digunakan dalam penelitian adalah penelusuran sejarah ... Tahap perencanaan meliputi beberapa kegiatan diantaranya

40

pendukung. Kegiatan analisis meliputi analisis deskriptif dan spasial. Analisis ini

bertujuan untuk menentukan ruang wisata dalam kawasan.

Analisis sosial budaya dilakukan terhadap data sosial hasil wawancara

dengan pihak pengelola, masyarakat serta pengunjung situs Candi Muara Takus

serta terhadap arak kebijakan pemerintah setempat terkait pengembangan dan

pembangunan kompleks candi sebagai kawasan wisata. Hasilnya disampaikan

secara deskriptif dan tabular untuk menjelaskan kondisi sosial budaya dan

kebijakan pemerintah yang ada di Kecamatan XIII Koto Kampar serta bagaimana

persepsi mereka terhadap tapak dan pengembangannya sebagai wisata sejarah.

Tahap Sintesis

Data dan informasi disintesis dengan dua metode yaitu deskriptif tabular

dan overlay spasial. Pada tahap ini dihasilkan alternatif pengembangan dan

pemecahan masalah. Hasil dari tahap sintesis akan disajikan berupa pembagian

dan rencana pengembangan ruang meliputi zona arkeologis, zona religi dan zona

wisata. Gabungan dari ketiga zona tersebut akan menghasilkan zona pemanfaatan

atau blockplan pelestarian dan pengembangan tapak sebagai kawasan wisata

sejarah.

Tahap Konsep

Tahap konsep merupakan dasar sebelum tahap perencanaan. Pada tahapan

ini dibuat konsep perencanaan kawasan yang akan diterjemahkan dalam bentuk

pengembangan ruang wisata dan jalur sirkulasi wisata sehingga dapat memenuhi

tujuan pengembangan lanskap kawasan.

Tahap Perencanaan Lanskap

Berdasarkan konsep perencanaan kawasan yang merupakan hasil integrasi

antara data yang telah dianalisis maka konsep dan pengembangannya tersebut

diterjemahkan dalam bentuk rencana tata ruang wisata budaya, rencana jalur

wisata, dan rencana lanskap kawasan wisata budaya. Produk perencanaan lanskap

ini akan menggambarkan pengembangan tapak sebagai suatu lanskap kawasan

wisata budaya.