170

Click here to load reader

Koneksi matematika SMP

Embed Size (px)

DESCRIPTION

kg

Citation preview

Page 1: Koneksi matematika SMP

1

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN

GENERATIF TERHADAP KEMAMPUAN KONEKSI

MATEMATIKA SISWA

(Penelitian Kuasi Eksperimen di Kelas X SMAN I Tirtayasa Serang)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Sebagai Salah Satu Syarat

Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

MIMIN MINARNI AMELIA

NIM : 103017027240

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2010

Page 2: Koneksi matematika SMP

2

ABSTRAK

MIMIN MINARNI AMELIA (103017027240), ” Pengaruh Model Pembelajaran Generatif Terhadap Kemampuan Koneksi Matematika Siswa”. Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kemampuan koneksi matematik siswa yang memperoleh model pembelajaran generatif bila dibandingkan dengan yang memperoleh model pembelajaran konvensional serta mengetahui perbedaan kemampuan koneksi matematik siswa pada kelas yang diajarkan menggunakan model pembelajaran generatif lebih baik dari kelas yang diajarkan dengan model pembelajaran konvensional. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa SMAN I Tirtayasa, sedangkan sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas X SMAN I Tirtayasa. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik cluster random sampling, dipilih dua kelas secara acak untuk menentukan kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kelas eksperimen memperoleh pembelajaran dengan model pembelajaran generatif, sedangkan kelas kontrol memperoleh pembelajaran secara konvensional. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi eksperimen dengan desain penelitian Two Group Randomized Subject Post Test Only. Instrumen penelitian yang diberikan berupa tes yang terdiri dari 7 soal bentuk uraian. Teknik analisis data menggunakan uji kai kuadrat (chi square) untuk menguji normalitas data, uji Fisher untuk menguji homogenitas data. Berdasarkan hasil Uji Normalitas diperoleh bahwa salah satu dari kelompok sampel tidak berasal dari populasi yang berdistribusi normal, oleh karena itu untuk pengujian hipotesis digunakan uji statistik non parametrik, yakni Uji Mann-Whitney. Dari perhitungan tersebut diperoleh nilai z = -4,39 untuk taraf signifikansi

05,0=α dan mengkonsultasikannya pada tabel distribusi normal, maka

diperoleh nilai p = 0,00003. Karena diperoleh α<p ( )05,000003,0 < , maka H1

diterima. Artinya terdapat perbedaan antara rata-rata hasil tes kemampuan koneksi matematika siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran generatif dengan rata-rata hasil tes kemampuan koneksi matematik siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran konvensional. Dengan kata lain, rata-rata kemampuan koneksi matematik siswa yang diberi model pembelajaran generatif lebih tinggi daripada siswa yang diberi model pembelajaran konvensional

Kata kunci: model pembelajaran generatif¸ kemampuan koneksi matematika.

Page 3: Koneksi matematika SMP

3

ABSTRACT

MIMIN MINARNI AMELIA(103017027240),“ The Effect of Generative

Learning Model to Students Progress of Mathematical Connection Ability.”

Skripsi for Math Education, Faculty of Tarbiya and Teaching Science, Syarif

Hidayatullah State Islamic University Jakarta, 2010.

The purpose of this research is for discover the development of students ability

mathematical connection that learned with generative model and conventional

model, and also to know which is better between both models which is used by

the students using generative learning model or conventional model. The

population of this research is the SMAN I Tirtayasa School students grade X.

We use “Cluster Random Sampling Technique” to do this research. We chose

two classes randomly to decide where the experiment and the control class can

be done. In the experiment class, we use generative learning model for the

studies, while in the control class, we use conventional learning model for the

learning experiment. The design of the research we use is Two Group

Randomized Subject Post Test Only. The research instrument that is made up of

7 essay questions The analysis technique data uses chi square to test the data’s

normality, Fisher test is to measure the homoginity of data. Based on the

normality test, one of the sample group is not come from normal distributed

population, therefore in case hypothesis experiment we may use statistics non

parametric, that is Mann-Whitney Test.

From its account we get z = -4, 39 for the signification rate 05,0=α and

consulted to the normal distribution table, we get the result is p = 0,00003.

Because α<p ( )05,000003,0 < , then H1 received. Its means there are many

different between the result of the mathematical connection ability that is taught

with the generative learning model and also with the students average result of

the mathematical connection ability that is taught with conventional model.

In other words, the students’ average result of mathematical connection ability

of the students’ who is taught with the generative learning model is higher than

them who is taught with conventional learning model.

Keywords : generative learning model, the ability of mathematical connection.

Page 4: Koneksi matematika SMP

4

KATA PENGANTAR

Alhamdullilah, segala puji dan syukur penulis sampaikan kepada

kehadirat Allah SWT telah memberikan nikmatNya sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan

kepada junjungan Nabi Muhammad SAW, keluarga, para sahabatnya serta umat

islam yang mengikuti sampai akhir zaman.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini banyak rintangan dan

hambatan yang dihadapi. Namun berkat curahan karunia Allah SWT dan

siraman doa restu dari berbagai pihak yang telah ikhlas memberikan dukungan

dan bimbingan secara moril maupun materiil, sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu dengan segala ketulusan hati, sebagai

penghargaan penulis mempersembahkan rasa terimakasih yang mendalam

kepada:

1. Prof. Dr. Dede Rosyada, MA., Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta..

2. Ketua Jurusan Pendidikan Matematika sekaligus Penasehat Akademik Ibu

Maifalinda Fatra, M.Pd. Terima kasih yang tiada terkira karena berkat

perjuangan ibu, penulis dan teman-teman angkatan 2003 diberikan

kesempatan untuk menyelesaikan studi

3. Bapak Otong Suhyanto, M.Si, selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan

Matematika sekaligus pembimbing skripsi II, terimakasih telah meluangkan

waktu, tenaga, dan pikiran serta motivasi untuk memberikan bimbingan dan

nasehat.

4. Bapak DR. Kadir. M.Pd selaku dosen pembimbing skripsi I yang telah sabar

dalam memberikan bimbingan dan nasehat kepada penulis.

5. Para Dosen Pendidikan Matematika yang telah memberikan ilmu

pengetahuan serta bimbingan kepada penulis selama mengikuti perkuliahan,

khususnya Almh Dra Muhlistrarini.

Page 5: Koneksi matematika SMP

5

6. Bapak Drs. H. Kholisan Darba, M.Pd Kepala SMAN I Tirtayasa yang telah

mengizinkan untuk mengadakan penelitian.

7. Bapak Agung Nugraha, S.Pd wakasek bidang kurikulum yang telah

membantu dan meluangkan waktunya selama penelitian berlangsung.

8. Teristimewa untuk keluargaku khususnya kedua orangtuaku, Bapak, Mama,

dan adikku tercinta yang senantiasa memberikan motivasi dan doa kepada

penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

9. Bapak Safiuddin Shidiq, M. Ag, ibu dan adik” yang telah memberikan

tempat singgah ketika pertama kali di Jakarta juga untuk motivasinya selama

ini.

10. Kel. Po”, kel. Yie, kel. Tasikmalaya(alm.mank af, mank yana, nunk, ovi,

mama,ibu), Kel.Basic Cell-Ciputat(k’adji,ia,d’rafa,om otong, mank guy,

dkk), bi”+sepupu_qu(yo”h, tatu, uun, marni, ikah;+toetoet, ekong, caca, dll),

Bpk Marsai,S.Pd&ibu (thanks pinjaman buku&traktirannya), juga chuya,

uun&oto, abang_adek(ahong, rmond, nick, gdon, vans, nexs, agung)

terimakasih selalu memberikan doa dan menghibur kala penulis tiada

semangat.

11. Sahabat”Qyu(lia, po,thya, ani, nia,nina, yie), teman” tidurku (Nina, lu”, nta,

fi3), yang mewarnai hari-hariku selama menjalani kuliah hingga hari ini.

Tiada lupa teman” ngrumpi abang” F4(Olan, Rafli,Bdhoel, Qboth ), obay,

away, atik, tri, iyank, qori, maz Dhofier. Teman” sidang 271210(syukron,

rizal, isma&rahma), juga yang telah&akan mendampingiku “a2_malkan”,

hatur nuhun ya..

12. Teman-teman seperjuangan menanti dosen pembimbing, Sawati, Mia,

Lidiya, Ninis juga teman” PMTK 2004-2005(Yusmaini, Dini, Zaenab,

Fi3)&buat PMTK angkatan’06. Makasih ya, berkat kalian khususnya ”nenk

wati sipit” penulis kembali termotivasi.

13. Teman-teman jurusan Pendidikan Matematika’03 khususnya kelas B atas

kekompakan serta keceriaan selama perkuliahan.

Serta semua pihak-pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, mudah-

mudahan segala bantuan, yang telah diberikan mendapat balasan oleh Allah

Page 6: Koneksi matematika SMP

6

SWT. Akhir kata, semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca. Amin Ya

Rabbal’Alamin.

Jakarta, Desember 2010

Penulis

Page 7: Koneksi matematika SMP

7

DAFTAR ISI

ABSTRAK .................................................................................................. i

ABSTRACK ............................................................................................... ii

KATA PENGANTAR ................................................................................ iii

DAFTAR ISI ............................................................................................... v

DAFTAR TABEL ...................................................................................... vii

DAFTAR GAMBAR ................................................................................... viii

DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. ix

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ............................................................. 1

B. Identifikasi Masalah .................................................... 6

C. Pembatasan Masalah ................................................... 6

D. Rumusan Masalah ........................................................ 7

E. Tujuan Penelitian ......................................................... 7

F. Manfaat Penelitian ....................................................... 7

BAB II DESKRIPSI TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR

DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

A. Deskripsi Teoritis .......................................................... 8

1. Kemampuan Koneksi Matematika ………………. 8

a. Pengertian Matematika ………….………..…...... 8

b. Pengertian Kemampuan Koneksi Matematika …. 10

c. Macam-macam Koneksi Matematika …………….13

d. Tujuan Koneksi Matematika ……………………..24

2. Model Pembelajaran Generatif …………………...25

a. Pengertian Model Pembelajaran Generatif ………25

b. Langkah-langkah Model Pembelajaran

Generatif ………………………………………….33

Page 8: Koneksi matematika SMP

8

B. Hasil Penelitian yang Relevan ..................................... 35

C. Kerangka Berpikir ....................................................... 37

D. Pengajuan Hipotesis ..................................................... 38

BAB III METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian .................................... 39

B. Metode dan Desain Penelitian ..................................... 40

C. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel ............... 41

D. Teknik Pengumpulan Data ......................................... 41

E. Teknik Analisis Data .................................................... 46

F. Hipotesis Statistik ......................................................... 49

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data .............................................................. 50

B. Pengujian Persyaratan Analisis .................................. 55

C. Pengujian Hipotesis dan Pembahasan ....................... 57

D. Keterbatasan Penelitian .............................................. 60

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ................................................................... 61

B. Saran ............................................................................. 61

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 63

LAMPIRAN-LAMPIRAN ........................................................................ 65

Page 9: Koneksi matematika SMP

9

DAFTAR TABEL

1. Desain Penelitian ……………………………………………………….. 40

2. Perincian Populasi dan Sampel ............................................................... 41

3. Kisi-kisi Instrumen Tes Kemampuan Koneksi Matematika .................. 44

4. Distribusi Frekuensi Kemampuan Koneksi Matematika Kelas

Eksperimen ............................................................................................. 51

5. Distribusi Frekuensi Kemampuan Koneksi Matematika

Kelas Kontrol ......................................................................................... . 53

6. Perbandingan Hasil Tes Kemampuan Koneksi Matematika

Kelas Eksperimen dan Kontrol ………………………………..…......... 55

7. Hasil Uji Normalitas Kelompok Eksperimen dan

Kelompok Kontrol ………………………………………………………. 56

8. Hasil Uji Homogenitas Kelompok Eksperimen dan

Kelompok Kontrol ……………………………………………………..... 57

9. Penilaian Validitas Isi Instrumen Kemampuan Koneksi

Matematika Oleh Panelis (Rater) ………………………………….......... 132

10. Kunci Jawaban Instrumen ……………………………………………… 139

11. Hasil Penilaian Validitas Isi Oleh Para Rater …………………………... 150

12. Perhitungan Reliabilitas Interrater …………………………………....... 151

13. Distribusi Frekuensi Nilai Tes Kelas Eksperimen ……………………… 153

14. Distribusi Frekuensi Nilai Tes Kelas Kontrol ………………………….. 158

15. Penghitungan Uji Normalitas Kelompok Eksperimen ………………….. 163

16. Penghitungan Uji Normalitas Kelompok Kontrol ……………………..... 165

17. Penentuan Peringkat Nilai Posstest

(Uji Mann-Whitney – Uji “U”) …………………………………………. 172

18. Daftar Nilai Kritis 2χ untuk Kai-Kuadrat ………………………………. 175

19. Tabel Distribusi Distribusi Normal ……………………………………... 176

Page 10: Koneksi matematika SMP

10

DAFTAR GAMBAR

1. Proses Pembentukan Pengetahuan dalam Model Pembelajaran

Generatif ………………………………………………………………. 29

2. Histogram dan Poligon Frekuensi Kemampuan Koneksi Matematika

Kelompok Eksperimen ............................................................................. 52

3. Histogram dan Poligon Frekuensi Kemampuan Koneksi Matematika

Kelompok Kontrol ................................................................................... 54

Page 11: Koneksi matematika SMP

11

DAFTAR LAMPIRAN

1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Kelompok Eksperimen .............................................................................. 65

2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Kelompok Kontrol ................................................................................... 84

3. Lembar Kerja Siswa ................................................................................. 92

4. Lembar Penilaian Validitas Isi Instrumen Kemampuan Koneksi

Matematika Oleh Panelis (Rater) ............................................................. 133

5. Lembar Soal (Test) .................................................................................... 137

6. Kunci Jawaban Test .................................................................................. 139

7. Hasil Validasi Oleh Para Panelis (Rater) .................................................. 151

8. Penghitungan Reliabilitas Interater. ........................................................... 152

9. Penghitungan Data Statistik Awal Kelompok Eksperimen ....................... 153

10. Penghitungan Data Statistik Awal Kelompok Kontrol ............................. 158

11. Penghitungan Uji Normalitas Kelompok Eksperimen ............................... 163

12. Penghitungan Uji Normalitas Kelompok Kontrol ..................................... 165

13. Penghitungan Uji Homogenitas ................................................................ 168

14. Penghitungan Pengujian Hipotesis ............................................................ 170

15. Pedoman Wawancara ................................................................................ 174

Page 12: Koneksi matematika SMP

12

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan dunia pendidikan berkembang dengan pesat seiring

dengan perkembangan zaman. Perkembangan tersebut diwarnai dengan

adanya berbagai perubahan di segala aspek kehidupan, di mulai dari

kurikulum sampai dengan model pengajaran. Hal ini diharapkan dapat

membantu perbaikan dan peningkatan mutu pendidikan di Indonesia sehingga

tujuan utama dari pendidikan dapat tercapai dengan baik.

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan

membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya peserta

didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang

Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan

menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.1

Dalam Al-quran surat Al-mujadalah ayat 11 juga disebutkan

���� &%$� " !�� ��ن وا در�� أو��اا���� وا�� �� ���� أ���ا ا�� �� ا

Artinya :

“…Allah akan meninggikan orang-orang beriman diantaramu dan orang-

orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha

Mengetahui apa yang kamu kerjakan.”2

Ayat di atas menerangkan bahwa manusia yang berilmu akan

mendapat kedudukan yang lebih tinggi. Manusia yang berilmu dapat

mewujudkan kemajuan bangsa. Begitu penting pendidikan sehingga harus

dijadikan prioritas utama dalam pembangunan bangsa, dan itu berarti

diperlukan mutu pendidikan yang baik sehingga tercipta proses pendidikan

yang cerdas, damai, terbuka, demokratis, dan kompetitif.

1 UU SISDIKNAS RI No. 20 Th. 2003 Bab II Pasal 3, (Jakarta: Sinar Grafika, 2006) ,

Cet. ke-3, h.5-6. 2 DEPAG, Al-Qur’an dan Terjemahannya, (Jakarta: CV. Kathoda, 2005), h. 793.

Page 13: Koneksi matematika SMP

13

Pendidikan tidak dapat dipisahkan dari proses belajar mengajar.

Proses belajar mengajar ini dapat terjadi di sekolah dan di luar sekolah.

Sebagai salah satu lembaga yang menyelenggarakan pendidikan formal,

sekolah mempunyai peranan penting dalam usaha mendewasakan siswa agar

menjadi anggota masyarakat yang berguna. Untuk tujuan tersebut, sekolah

menyelenggarakan kegiatan belajar-mengajar dan kurikulum sebagai wadah

dan bahan mentahnya.

Matematika merupakan mata pelajaran yang ada dalam tiap tingkatan

sekolah, mulai dari Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP),

Sekolah Menengah Atas (SMA), dan sekolah yang lainnya yang setingkat.

Keberadaan matematika di tiap tingkat sekolah karena matematika memegang

peranan penting dalam ilmu pengetahuan, sehingga siswa di tingkat sekolah

harus mempelajari matematika. Cokroft dalam Mulyono mengemukakan

bahwa matematika perlu diajarkan kepada siswa karena:

1. Selalu digunakan dalam segala segi kehidupan. 2. Semua bidang studi memerlukan keterampilan yang sesuai. 3. Merupakan sarana komunikasi yang kuat, singkat, dan jelas. 4. Dapat digunakan untuk menyajikan informasi dalam berbgai cara. 5. Meningkatkan kemampuan berpikir logis, ketelitian, dan

kesadaran keruangan. 6. Memberikan kepuasan terhadap usaha memecahkan masalah yang

menantang. 3

Berbagai alasan perlunya sekolah mengajarkan matematika kepada

siswa pada hakikatnya dapat diringkas karena masalah kehidupan sehari-hari.

Hubungan yang ada dalam matematika memang bertalian erat dengan

kehidupan sehari-hari sehingga matematika sangat penting bagi siswa. Karena

itu, Depdiknas (2006) Permendiknas No.22 dalam Shadiq tentang standar isi

telah menyatakan bahwa tujuan pertama pelajaran matematika di SD/MI,

SMP/MTS, SMA/MA, dan SMK/MAK adalah agar peserta didik:

“memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antarkonsep dan

mengaplikasikan konsep atau algoritma secara luwes, akurat, efisien, dan

3 Mulyono Abdurrahman, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar (Jakarta: Rineka

Cipta, 1999), Cet. I, h.253

Page 14: Koneksi matematika SMP

14

tepat dalam pemecahan masalah”.4 R. Soedjadi mengungkapkan bahwa salah

satu tujuan umum pelajaran matematika di sekolah adalah untuk

mempersiapkan siswa agar dapat menggunakan matematika dan pola pikir

matematika dalam kehidupan sehari-hari dan dalam mempelajari berbagai

ilmu pengetahuan.5

Dari pendapat tersebut dapat diketahui bahwa matematika diajarkan di

sekolah agar siswa dapat menggunakan atau menerapkan matematika dalam

kehidupan sehari-hari dan dalam mempelajari berbagai ilmu pengetahuan

dalam rangka menghadapi perubahan dunia yang terus berkembang. Manusia

dianugerahkan potensi yang dapat digunakan untuk terus belajar dalam

menghadapi perubahan kehidupan ini, sebagaimana dijelaskan dalam Al-

quran surat An-nahl: 78

اللهكم وجرن أخم طونب كماتهون لا أملمعئا تيل شعجو لكم عمالس ارصالأبة ودالأفئو لكمون لعكرشت

Artinya:

“Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak

mengetahui sesuatupun, dan Dia memberimu pendengaran, penglihatan, dan

hati nurani, agar kamu bersyukur”.6

Salah satu tujuan umum pembelajaran matematika yang telah

dipaparkan pada intinya adalah agar para siswa memiliki kemampuan-

kemampuan yang diharapkan dalam pembelajaran matematika. Menurut

Mumun Syaban, “kemampuan untuk menghadapi permasalahan-

permasalahan baik permasalahan matematika maupun permasalahan dalam

kehidupan nyata merupakan daya matematis”.7 Salah satu daya matematis

4 Fadjar Shadiq, “Untuk Apa Belajar Matematika?”, dari www.fadjarp3g.wordpress.com,

14 Juli 2010 5R. Soedjadi, Kiat Pendidikan Matematika di Indonesia: Konstatasi Keadaan Masa Kini

Menuju Harapan Masa Depan, (Jakarta: Depdiknas, 2000), h. 43 6 DEPAG, Al-Qur’an dan Terjemahannya…,h. 375 7Mumun Syaban, “Menumbuh Kembangkan Daya Matematis Siswa”, dari

www.google.co.id/#hl=id&source=hp=&q=koneksi+matematika&meta=aq=0&oq=koneksi+mate&fp=3f15bf87a122b86, 28 September 2009

Page 15: Koneksi matematika SMP

15

tersebut adalah kemampuan membuat koneksi (connection). Melalui koneksi

matematik, konsep pemikiran dan wawasan siswa terhadap matematika akan

semakin luas, tidak hanya tertuju pada suatu topik tertentu yang sedang

dipelajari.

Kenyataan di lapangan, menunjukkan bahwa tujuan tersebut belum

tercapai. Hal ini diungkapkan oleh Khuzaimah, S. Si guru matematika kelas

X di SMAN I Tirtayasa bahwa dalam setiap pembelajaran matematika siswa

hanya tertuju pada materi yang sedang diajarkan saja dan pada pertemuan

selanjutnya siswa lupa tentang materi yang telah dipelajari padahal materi itu

ada hubungan. Jadi siswa biasanya hanya tertuju pada materi atau topik yang

sedang dipelajari saja, topik atau materi sebelumnya dilupakan begitu saja

karena dianggap sudah berlalu atau sudah tidak diperlukan lagi untuk diingat.

Akibatnya jika siswa dihadapkan dengan persoalan baru yang melibatkan

topik lain biasanya mereka tidak bisa untuk menyelesaikan persoalan

tersebut, bahkan memahami maksud pertanyaannya pun belum bisa. Selain

itu beliau juga mengungkapkan pada saat pembelajaran matematika, hanya

beberapa orang siswa yang terlihat aktif dan bertanya tanpa ditunjuk oleh

guru.

Oleh karena kemampuan koneksi matematik dan keaktifan siswa

yang kurang ini sehingga menyebabkan siswa menganggap mata pelajaran

matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang sulit. Kurangnya

kemampuan koneksi matematik dan kurangnya keaktifan siswa tidak

sepenuhnya merupakan salah siswa. Keberhasilan siswa dipengaruhi berbagai

macam faktor, salah satunya yaitu model pembelajaran. Di sinilah dituntut

kemampuan guru dalam memilih dan menerapkan model, strategi,

pendekatan, dan metode pembelajaran yang ada dalam upaya peningkatan

konsep-konsep matematika. Hal ini dikarenakan pembelajaran matematika

hingga kini lebih didominasi oleh sistem pembelajaran konvensional seperti

ceramah dan driil.

Dalam proses belajar mengajar guru hendaknya berupaya agar siswa

dapat memahami konsep matematika, serta keterkaitan antar konsep secara

Page 16: Koneksi matematika SMP

16

baik. Kemudian dapat menerapkan konsep-konsep tersebut dalam masalah

yang relevan. Keterkaitan dalam matematika dengan konsep mata pelajaran

lain, serta dengan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari adalah

merupakan koneksi matematika.

Bruner dalam Suherman mengemukakan bahwa, “belajar

matematika akan lebih berhasil jika proses pembelajarannya diarahkan

kepada konsep-konsep dan struktur-struktur yang terbuat dalam pokok

bahasan yang diajarkan, di samping hubungan-hubungan yang terkait antara

konsep-konsep dan struktur-struktur”.8 National Council of Teacher of

Mathematics (NCTM, 2000) merumuskan bahwa, “siswa harus mempelajari

matematika melalui pemahaman dan aktif membangun pengetahuan baru dari

pengalaman dan pengetahuan yang telah dimiliki sebelumnya”.9

Dengan kata lain belajar matematika akan lebih berhasil jika siswa

dapat melihat koneksi dalam konsep-konsep matematika. Pada saat

mempelajari keterkaitan antarkonsep atau prinsip maka penekanannya adalah

agar para siswa dapat menggunakan dengan tepat ‘keterkaitan konsep,

‘rumus’, atau ‘prinsip’ yang sedang dibahas. Siswa dinyatakan telah

memahami suatu keterkaitan antarkonsep atau rumus jika mereka:10 (1) ingat

rumus atau prinsip yang bersesuaian; (2) memahami beberapa konsep yang

digunakan serta lambang atau notasinya; dan (3) dapat menggunakan rumus

atau prinsip yang bersesuaian pada situasi yang tepat. Siswa harus meramu

sendiri kemampuan koneksi matematiknya. Konsep atau topik yang dipelajari

sebelumya oleh siswa harus bisa dijadikan modal oleh siswa untuk

mempelajari topik yang sedang dipelajari.

Untuk memperoleh kemampuan koneksi matematika yang baik

dimungkinkan bila dalam proses pembelajaran siswa sebagai pelaku

8 Erman Suherman,dkk, Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer, (Bandung :

Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA Universitas Pendidikan Indonesia , 2003) , h. 43 9Bambang Sarbani, “Standar Proses Pembelajaran Matematika”, dari http:

“bambangsarbani.blogspot.com/2008/10/standar-proses-pembelajaran-matematika.html, 28 September 2009 10Fadjar Shadiq, “Untuk Apa Belajar Matematika?”, dari www.fadjarp3g.wordpress.com,

14 Juli 2010

Page 17: Koneksi matematika SMP

17

pembelajaran. Salah satu model pembelajaran yang menjadikan siswa sebagai

pelaku pembelajaran adalah model pembelajaran generatif. Model

pembelajaran generatif berbasis pandangan konstruktivisme dengan asumsi

dasar bahwa pengetahuan dibangun dalam pikiran siswa.

Dalam model pembelajaran generatif, siswa yang aktif membangun

pengetahuannya sedangkan guru berperan sebagai fasilitator dan motivator

dalam pembelajaran. Tentu saja dalam proses pelaksanaan metode

pembelajaran dengan model generatif terdapat kendala-kendala dalam

pelaksanaanya di sekolah yang harus dipecahkan. Berdasarkan uraian-uraian

di atas, peneliti tertarik untuk meneliti “PENGARUH MODEL

PEMBELAJARAN GENERATIF TERHADAP KEMAMPUAN

KONEKSI MATEMATIK SISWA.”

B. Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah dalam skripsi ini adalah sebagai berikut:

1. Matematika dianggap mata pelajaran yang sulit menurut sebagian besar

siswa.

2. Kurangnya keaktifan siswa ketika proses pembelajaran matematika.

3. Kemampuan koneksi matematik siswa masih rendah.

C. Pembatasan Masalah

Agar masalah yang diteliti tidak berkembang pada hal-hal yang

tidak berhubungan dengan masalah penelitian, maka peneliti membatasi

penelitian permasalahan yang akan diteliti, yaitu bagaimanakah kemampuan

koneksi matematika disekolah dan apakah kemampuan koneksi matematika

yang diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran generatif lebih

tinggi daripada siswa yang diajarkan dengan menggunakan model

pembelajaran konvensional, khususnya siswa SMAN I Tirtayasa pada pokok

bahasan Sistem Persamaan Linear dan Kuadrat.

Page 18: Koneksi matematika SMP

18

D. Perumusan Masalah

Sesuai dengan pembatasan masalah yang telah diuraikan, maka

perumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Apakah penerapan model

pembelajaran generatif berpengaruh terhadap kemampuan koneksi

matematika siswa?

E. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui sejauh mana sasaran yang hendak dicapai, maka

kiranya tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui kemampuan koneksi matematik siswa yang

memperoleh model pembelajaran generatif bila dibandingkan dengan

siswa yang memperoleh model pembelajaran konvensional.

2. Untuk mengetahui perbedaan kemampuan koneksi matematik siswa yang

diajarkan menggunakan model pembelajaran generatif lebih baik dari

siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran konvensional.

F. Manfaat Penelitian

Dari penelitian ini akan diperoleh beberapa manfaat antara lain:

1. Bagi guru

Menambah pengetahuan tentang alternatif pembelajaran matematika

dalam upaya meningkatkan koneksi matematiknya.

2. Bagi Sekolah

Sebagai bahan penelitian yang membuat perencanaan peningkatan

kualitas dalam pembelajaran matematika.

3. Peneliti lain

Sebagai bahan pertimbangan bagi peneliti lain yang ingin mengkaji lebih

mendalam lagi berkenaan dengan model pembelajaran generatif.

Page 19: Koneksi matematika SMP

19

BAB II

DESKRIPSI TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR, DAN

PENGAJUAN HIPOTESIS

A. Deskripsi Teoritis

1. Kemampuan Koneksi Matematika

a. Pengertian Matematika

Matematika berasal dari bahasa latin mathema (pengetahuan

atau ilmu) atau manthanein yang berarti belajar (berpikir) atau ‘hal

yang dipelajari’, sedang dalam bahasa Belanda disebut wiskunde atau

ilmu pasti. Jadi, secara epistimologi istilah matematika berarti ilmu

pengetahuan yang diperoleh dengan bernalar.11 Dalam kamus besar

bahasa indonesia, “matematika diartikan sebagai ilmu tentang

bilangan-bilangan, hubungan antar bilangan, dan prosedur operasional

yang digunakan dalam penyelesaian masalah mengenai bilangan”.12

Selanjutnya Menurut Brownell, “matematika dapat

dipandang suatu sistem yang terdiri atas ide, prinsip dan proses

sehingga keterkaitan antar aspek-aspek tersebut harus dibangun

dengan penalaran penekanan bukan pada memori atau hapalan

melainkan pada aspek penalaran atau intelegensi anak”.13 Reys

mengemukakan bahwa matematika haruslah make sense. Jika

matematika disajikan kepada anak dengan cara demikian, maka

konsep yang dipelajari mempunyai arti, dipahami sebagai suatu

disiplin ilmu, terstruktur, dan memiliki keterkaitan satu sama lain.

Matematika sebagai ilmu mengenai struktur dan hubungan-

hubungannya, memerlukan simbol-simbol untuk membantu

memanipulasi aturan-aturan dengan operasi yang ditetapkan.

11 Erman Suherman, dkk, Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer, (Bandung:

Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA Universitas Pendidikan Indonesia, 2003), h. 15-16. 12 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai

Pustaka, 2007), h. 723. 13Supriadi, “Perkembangan matematika di Indonesia”, dari supriadi1770779.

wordpress.com/2009/04/09/pemecahan-masalah-matematika, 15 Juni 2010

Page 20: Koneksi matematika SMP

20

Simbolisasi menjamin adanya komunikasi dan mampu memberikan

keterangan untuk membentuk suatu konsep baru. Konsep baru

terbentuk karena adanya pemahaman terhadap konsep sebelumnya

sehingga konsep-konsep matematika itu tersusun secara hirarkis.

Simbolisasi itu akan berarti jika dilandasi suatu ide.14 Jadi kita harus

memahami ide yang terkandung dalam simbol tersebut. Dengan kata

lain, ide harus dipahami terlebih dahulu sebelum disimpulkan.

Menurut Kline (1973), matematika itu bukanlah pengetahuan

menyendiri yang dapat sempurna karena dirinya sendiri, tetapi adanya

matematika terutama untuk membantu manusia dalam memahami dan

menguasai permasalahan sosial, ekonomi, dan alam. Paling (1982:1)

dalam Abdurrahman, ide manusia tentang matematika berbeda-beda,

tergantung pada pengalaman dan pengetahuan masing-masing. Paling

mengemukakan bahwa,

matematika adalah suatu cara untuk menemukan jawaban terhadap masalah yang dihadapi manusia; suatu cara menggunakan informasi, menggunakan pengetahuan tentang bentuk dan ukuran, menggunakan pengetahuan tentang menghitung, dan yang paling penting adalah memikirkan dalam diri manusia itu sendiri dalam melihat dan menggunakan hubungan-hubungan.15 Berdasarkan pendapat Paling tersebut dapat disimpulkan

bahwa untuk menemukan jawaban atas tiap masalah yang

dihadapinya, manusia akan menggunakan (1) informasi yang

berkaitan dengan masalah yang dihadapinya; (2) pengetahuan tentang

bilangan, bentuk, dan ukuran; (3) kemampuan untuk menghitung; dan

(4) kemampuan untuk mengingat dan menggunakan hubungan-

hubungan.

Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari

perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting dalam

14 Joula Ekaningsih Paimin, Agar Anak Pintar Matematika, ( Jakarta : PT. Puspa Swara,

1998 ), Cet. I, h. 5. 15 Mulyono Abdurrahman, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, (Jakarta: PT.

Rineka Cipta, 1998), Cet.I, h. 252.

Page 21: Koneksi matematika SMP

21

berbagai disiplin ilmu dan memajukan daya pikir manusia. Untuk

menguasai dan menciptakan teknologi di masa depan, diperlukan

penguasaan matematika yang kuat sejak dini. Matematika adalah salah

satu mata pelajaran yang diajarkan di TK, SD, SMP, SMA bahkan

Perguruan Tinggi.

Pelajaran matematika merupakan salah satu mata pelajaran

yang mempelajari tentang bilangan-bilangan dengan operasinya dan

menggunakan aturan tertentu. Karakteristik utama matematika adalah

disiplin dan pola berfikir yang kritis, sistematis dan konsisten serta

menuntut daya kreatifitas dan inovatif. Setelah siswa belajar

matematika diharapkan dapat disiplin, berfikir logis dan dapat

mengembangkan daya kreatifitasnya sehingga mereka dapat

mengaplikasikan matematika dalam kehidupan sehari-hari.

Dari uraian di atas dapat kita lihat bahwa sulit untuk

mendefinisikan pengertian matematika secara utuh dan menyeluruh

karena cakupannya yang sangat luas. Tapi dapat kita katakan bahwa

matematika merupakan bahasa simbolis yang menjelaskan tentang

hubungan pola-pola yang diperoleh melalui proses berpikir.

b. Pengertian Kemampuan Koneksi Matematika

Teori belajar matematika menurut Bruner ada empat; (1)

teorema konstruksi; (2) teorema notasi; (3) teorema perbedaan dan

variasi; dan (4) teorema konektivitas.16 Pada teorema konektivitas,

menjelaskan bahwa dalam matematika antara satu konsep dengan

konsep lainnya terdapat hubungan yang erat, bukan saja dalam segi isi

namun juga dari segi rumus-rumus yang digunakan.

Hubungan dalam matematika penting bagi pengembangan

matematika dan kesadaran terhadap adanya hubungan dalam belajar

matematika, karena materi matematika pada umumnya saling

berkaitan. Materi yang satu mungkin merupakan prasyarat bagi yang

16 Joula Ekaningsih Paimin, Agar Anak Pintar..., h. 13.

Page 22: Koneksi matematika SMP

22

lainnya, atau suatu konsep tertentu diperlukan untuk menjelaskan

konsep yang lainnya.

Dalam hal ini guru perlu menjelaskan bagaimana hubungan

antara sesuatu yang dijelaskan dengan objek atau rumus lain. Melalui

cara ini siswa akan mengetahui pentingnya konsep yang sedang

dipelajarinya itu dalam matematika. Siswa perlu menyadari

bagaimana hubungan tersebut, karena antara sebuah bahasan dengan

bahasan matematika lainnya saling berkaitan.

Sejalan dengan teorema Bruner, ternyata salah satu daya

matematis yang dikemukakan oleh NCTM adalah koneksi

matematika. Koneksi matematika berasal dari kata Mathematical

Connection dalam bahasa Inggris, yang kemudian dipopulerkan oleh

NCTM dan dijadikan sebagai salah satu standar kurikulum.

“Keterkaitan antar topik matematika di dalam matematika atau dalam

bidang lain merupakan koneksi matematika”.17 Kemampuan koneksi

matematik adalah kemampuan siswa menghubungkan konsep-konsep

matematika baik antar konsep itu sendiri maupun menghubungkan

konsep matematika dengan bidang lainnya.Menurut Sumarmo,

koneksi matematika (Mathematical Connections) merupakan kegiatan yang meliputi, mencari hubungan antara berbagai representasi konsep dan prosedur, memahami hubungan antar topik matematik, menggunakan matematika dalam bidang studi lain atau kehidupan sehari-hari, memahami representasi ekuivalen konsep yang sama, mencari koneksi satu prosedur lain dalam representasi yang ekuivalen, menggunakan koneksi antar topik matematika dan antar topik matematika dengan topik lain.18

Koneksi dengan kata lain dapat dikatakan sebagai

keterkaitan, dalam hal ini koneksi matematika dapat diartikan sebagai

keterkaitan antara konsep- konsep matematika secara internal yaitu

17Abdul Muin, “Pendekatan Metakognitif Untuk Meningkatkan Kemampuan Matematika

Siswa SMA”, dalam ALGORITMA, Vol. 1 No. 1 juni 2006, h. 36 18Mumun Syaban, “Menumbuhkembangkan Daya Matematis Siswa”, dari

www.google.co.id/#hl=id&sorce=hp&q=koneksi+matematika&meta=&aq=0&oq=koneksi+mate&fp, 28 September 2009

Page 23: Koneksi matematika SMP

23

berhubungan dengan matematika itu sendiri ataupun keterkaitan

secara eksternal, yaitu matematika dengan bidang lain baik bidang

studi maupun dengan kehidupan sehari-hari.

NCTM (1989), belajar bermakna merupakan landasan utama

terbentuknya mathematical connection, untuk itu pembelajaran

matematika haruslah diarahkan dengan cara menggunakan koneksi

antar ide matematika, memahami keterkaitan materi yang satu dengan

yang lain sehingga terbangun pemahaman yang menyeluruh, dan

memperhatikan serta menggunakan matematika dalam konteks di luar

matematika.

Bambang Sarbani menjelaskan koneksi matematik

(Mathematical Connections) merupakan kegiatan yang meliputi:

1. Mencari hubungan antara berbagai representasi konsep dan prosedur

2. Memahami hubungan antar topik matematik 3. Menggunakan matematika dalam bidang studi lain atau

kehidupan sehari-hari 4. Memahami representasi ekuivalen konsep yang sama 5. Mencari koneksi satu prosedur lain dalam representasi yang

ekuivalen 6. Menggunakan koneksi antar topik matematika, dan antar

topik matematika dengan topik lain .19

Untuk bisa melakukan koneksi, siswa terlebih dahulu harus

mengerti dengan permasalahan, sebaliknya untuk bisa mengerti

permasalahan maka siswa harus mampu membuat koneksi dengan

topik-topik yang terkait. Di antara koneksi dan pengertian tersebut

terdapat hubungan timbal balik yang terangkai dalam satu kesatuan.

Dapat disimpulkan bahwa koneksi matematika adalah pemahaman

yang mengharuskan siswa dapat memperlihatkan hubungan antar

topik matematika, antara topik matematika dengan disiplin ilmu yang

lain, dan antara topik matematika dengan kehidupan sehari-hari.

19Bambang Sarbani, “Standar Proses Pembelajaran Matematika, dari

blogspot.com/2008/10/standar-proses pembelajaran-matematika.html, 28 september 2009

Page 24: Koneksi matematika SMP

24

c. Macam-macam Koneksi Matematika

NCTM mengemukakan standar koneksi matematika untuk

kelas 9-12 adalah sebagai berikut:

a) Recognize and use connections among mathematical ideas;

(Mengetahui dan menggunakan hubungan di antara ide-ide

matematika);

b) Understand how mathematical ideas interconnect and build on one

another to produce a coherent whole;(Memahami bagaimana ide-

ide matematika terkoneksi dan membangun satu sama lain untuk

menghasilkan suatu kesatuan yang koheren);

c) Recognize and apply mathematics in contexts outside of

mathematics.(Mengetahui dan menerapkan matematika dalam

konteks di luar matematika).20

Dari standar koneksi di atas, NCTM (1989)

mengklasifikasikan koneksi matematika menjadi dua bagian, yaitu

modelling connections and mathematical connections. Modelling

connections merupakan hubungan antara situasi masalah yang muncul

di dalam dunia nyata atau yang muncul dalam disiplin ilmu lain dengan

representasi matematikanya, sedangkan mathematical connections

adalah hubungan antara dua representasi yang ekuivalen beserta proses

penyelesaian dari masing-masing representasi. Keterangan NCTM

tersebut mengklasifikasikan koneksi matematik menjadi tiga macam,

yaitu:

a) Koneksi antar topik matematika,

b) Koneksi dengan disiplin ilmu lain, dan

c) Koneksi dalam kehidupan sehari-hari.

Klasifikasi koneksi matematika ini senada dengan pendapat

Mikovch dan Monroe, Kutz, dan Riedesel. Mikovch dan Monroe

(1994:371) menyatakan bahwa terdapat tiga koneksi matematika yaitu,

20 http://standards.nctm.org/document/chapter7/conn.htm, 24 juni 2010

Page 25: Koneksi matematika SMP

25

(1) koneksi dalam matematika, (2) koneksi untuk semua kurikulum, dan

(3) koneksi dengan konteks dunia nyata. Kutz (1991:272) juga

berpendapat hampir serupa, ia menyatakan koneksi matematika

berkaitan dengan koneksi internal dan eksternal. Koneksi internal

meliputi koneksi antar topik matematika. Koneksi eksternal meliputi

koneksi matematika dengan pelajaran lain dan koneksi dengan

kehidupan sehari-hari.21

Riedesel (1996:33-34) dalam Yaniawati membagi koneksi

matematika sebagai berikut: (1) koneksi antar topik dalam matematika,

(2) koneksi antar beberapa macam tipe pengetahuan, (3) koneksi antara

beberapa macam representasi, (4) koneksi dari matematika ke daerah

kurikulum lain, dan (5) koneksi siswa dengan matematika. 22

Menurut Bruner dalam Algoritma, mengemukakan tak ada

operasi yang tak terkoneksi dengan konsep. Karena merupakan suatu

kernyataan bahwa esensi matematika adalah sesuatu yang terkait

dengan sesuatu yang lain.23 Pernyataan ini menunjukkan bahwa tiap

topik dalam matematika mempunyai hubungan baik dengan matematika

itu sendiri maupun dengan topik bidang selain matematika, bahkan

dengan kehidupan sehari-hari.

Bruner dalam Suherman mengemukakan bahwa “dalam

matematika antara satu konsep dengan konsep lain terdapat hubungan

yang erat, bukan saja dari segi isi, namun juga dari segi rumus-rumus

yang digunakan”.24 Oleh karena itu agar siswa dalam belajar

matematika lebih berhasil, siswa harus lebih banyak diberi kesempatan

untuk melihat kaitan-kaitan itu.

21 Gusni Satriawati dan Lia Kurniawati, “Menggunakan Fungsi-fumgsi Untuk Membuat

Koneksi Matematika”, dalam ALGORITMA, Vol. 3 No. 1 juni 2008, h.97 22 R. Poppy Yaniawati, “Pembelajaran Dengan Pendekatan Open-Ended dalam Upaya

Meningkatkan Kemampuan Koneksi Matematis Siswa”, Tesis Pascasarjana UPI Bandung, (Bandung :UPI, 2001), h. 24-25, tidak diterbitkan

23 Gusni Satriawati dan Lia Kurniawati,Menggunakan Fungsi-Fungsi..., h. 98 24 Erman Suherman, dkk, Strategi Pembelajaran..., h.47

Page 26: Koneksi matematika SMP

26

Dari beberapa pendapat di atas dapat diketahui bahwa

koneksi matematika tidak hanya mencakup masalah yang berhubungan

dengan matematika saja, namun juga dengan pelajaran lain serta

kehidupan sehari-hari. Dengan memiliki kemampuan koneksi

matematika, maka siswa akan memiliki kemampuan dalam pemecahan

masalah-masalah dari berbagai bidang yang relevan, sehingga pelajaran

matematika dapat terlihat manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari.

a) Koneksi Antar Topik Matematika

Banyak diantara topik matematika yang sebenarnya memiliki

koneksi satu sama lain dalam suatu permasalahan matematika.

Koneksi antar topik matematika ini dapat membantu siswa agar

mampu menghubungkan berbagai topik.

Adanya aspek koneksi antar topik matematika akan

membantu siswa menghubungkan konsep-konsep matematik untuk

menyelesaikan suatu permasalahan matematik, artinya bahwa

pelajaran matematika yang tersebar ke dalam topik-topik aljabar,

pengukuran dan geometri, peluang dan statistika, trigonometri, serta

kalkulus, dalam pembelajarannya dapat dikaitkan satu sama

lainnya.25

Menurut Ruspiani koneksi antar topik terbagi atas 3 jenis

yaitu:26

1) Koneksi antar topik matematika, yaitu satu permasalahan yang

diselesaikan dengan dua cara berbeda. Contoh :

Selesaikan sistem persamaan berikut: 2x + y = 30 -2x + y = 10

a) Penyelesaian dengan cara eliminasi

2x + y = 30 ...(1 -2x + y = 10 ...(2

25Rudi Kurniawan, “Pembelajaran Dengan Pendekatan Kontekstual Untuk meningkatkan

Kemampuan Koneksi Matematik Siswa SMK”, dalam ALGORITMA, Vol. 1 No. 002 Desember 2006, h. 224 26Ruspiani, Kemampuan Siswa Dalam Melakukan Koneksi Matematika, Tesis

Pascasarjana UPI Bandung, (Bandung :UPI, 2001), h. 13, tidak diterbitkan

Page 27: Koneksi matematika SMP

27

+

Eliminasi pers (1) dan pers (2), dengan mengeliminir nilai y untuk mendapatkan nilai x :

2x + y = 30 -2x + y = 10 4x = 20

x� ���

x= 5

Untuk mendapatkan nilai y, eliminasi pers (1) dan pers (2) dengan mengeliminir nilai x:

2x + y = 30 -2x + y = 10

2y= 40

y= ���

y= 20 Sehingga penyelesaiannya: x=5, y=20

b) Penyelesaian dengan cara grafik

2x + y =30

-2x + y =10

X 0 -5 Y 10 0

Grafik:

Titik potong dari kedua Garis (5, 20)

X 0 15 Y 30 0

Y

30

25

20

15

5

10

-5 -10 X 15 10 5

-2x + y = 10

2x + y =

Page 28: Koneksi matematika SMP

28

Titik potong kedua garis pada (5, 20).

penyelesaiannya x = 5 dan y =20

2) Koneksi bebas; topik-topik yang berhubungan dengan persoalan

tidak ada hubungannya satu sama lain, namun topik-topik itu

menyatu dalam persoalan. Contoh:

2 2log(2x – y) = 3 – z

5x . 5 3y = 25z + 5��

33x: 32y = 31-4z

Tentukanlah nilai x, y, dan z dari persamaan-persamaan di atas!

Jawab:

a) Persamaan 1: 2 2log(2x – y) = 3 –z

Dengan menggunakan sifat logaritma persamaan di atas diubah

menjadi persamaan linear: 2x-y+z=3

b) Persamaan 2: 5x . 5 3y = 25z + 5��

Dengan menggunakan sifat eksponen persamaan di atas diubah

menjadi persamaan linear: x+3y-2z=11

c) Persamaan 3: 33x: 32y = 31-4z

Dengan menggunakan sifat eksponen persamaan di atas diubah

menjadi persamaan linear: 3x-2y+4z=1

Dengan menggunakan penyelesaian sistem persamaan

linear tiga variabel, maka didapat nilai x, y, dan z. Pada soal di

atas, topik-topik yang terlibat:

1. Logaritma

2. Eksponen

3. Sistem Persamaan Linear Tiga Variabel (SPLTV)

Pada soal tersebut topik utamanya adalah sistem

persamaan linear. Masing-masing topik lepas satu sama lain

dalam arti topik yang satu tidak bergantung kepada topik yang

lain.

Page 29: Koneksi matematika SMP

29

3) Koneksi terikat; antara topik-topik yang terlibat koneksi saling

bergantung satu sama lain (kebalikan dari koneksi bebas).

Contoh : sebuah segitiga siku-siku dengan panjang sisi miringnya

10 cm. Jika panjang alasnya sama dengan ���tinggi segitiga itu.

Hitunglah luas segitiga tersebut!

Jawab:

Diketahui: Sisi miring segitiga siku-siku(c) = 10cm

Misal panjang alas segitiga(a)= ���tinggi segitiga (t)

Langkah pertama : mencari nilai tinggi

Dengan menggunakan dalil Phytagoras : a2+b2=c2 persamaan (1

a= ��t persamaan (2

Subtitusikan nilai c dan a ke pers (1

a2 + b2 = c2

� ��� �� � ���

��� �� �� � ���

���� ���� � ���� ���� � ����

�� � ������

t2 = 64

t = ��

t = 8

Langkah kedua : mencari panjang alas

Dengan nilai tinggi yang diperoleh pada langkah pertama,

subtitusikan nilai t ke pers (2:

a= ��t

a=��� ����

a= 6

Page 30: Koneksi matematika SMP

30

Langkah ketiga: menghitung luas segitiga

Dengan panjang alas (a)= 6 cm dan tinggi segitiga (t)= 8 cm maka

diperoleh luas segittiga= �� �� �

=��� ���

= �� � �

= 24 cm2

Topik-topik yang terlibat di atas adalah :

1. Teorema phytagoras

2. Rumus luas segitiga

3. Sistem Persamaan Linear dan Kuadrat

Dari soal di atas, Teorema Pythagoras digunakan untuk

menentukan tinggi segitiga dan panjang alas segitiga yang belum

diketahui dan menentukan luas segitiga.

b) Koneksi di luar Topik Matematika

Koneksi matematika di luar topik matematika terdiri dari

koneksi di dalam sekolah, yaitu koneksi matematika dengan mata

pelajaran lain dan koneksi di luar sekolah, yaitu koneksi matematika

dengan kehidupan sehari-hari. Matematika sebagai suatu disiplin

ilmu dapat bermanfaat baik bagi pengembangan disiplin ilmu lain,

maupun dalam memecahkan permasalahan dalam kehidupan sehari-

hari.

Johanes dalam Ruspiani mengemukakan bahwa,

“matematika berperan sebagai ilmu pengetahuan pembantu yang

ampuh bagi ilmu pengetahuan lain, terutama ilmu pengetahuan

eksak”.27 Sementara itu,Fehr dalam Paimin berpendapat bahwa,

“matematika dalam hubungannya dengan komunikasi ilmiah

mempunyai peran ganda, yakni sebagai raja sekaligus sebagai

pelayan ilmu”.28 Dari kedua pendapat tersebut nampak matematika

27 Ruspiani, Kemampuan Siswa..., h. 16 28 Joula Ekaningsih Paimin, Agar Anak..., h. 8

Page 31: Koneksi matematika SMP

31

merupakan dasar bagi pengembangan berbagai ilmu pengetahuan

lain.

Dari kedudukan matematika sebagai raja ilmu pengetahuan,

seperti telah diuraikan di atas, tersirat bahwa matematika sebagai

suatu ilmu berfungsi pula untuk melayani ilmu pengetahuan. Dengan

kata lain, matematika tumbuh dan berkembang untuk dirinya sendiri

sebagai suatu ilmu, juga untuk melayani kebutuhan ilmu

pengetahuan.

NCTM, mengemukakan bahwa

students should connect mathematical concepts to their daily

lives, as well as to situations from science, the social

sciences, medicine, and commerce. For example, high school

students worked with a drug store chain to determine where

it should locate a new pharmacy in their neighborhood on the

basis of analyses of demographic and economic data. Siswa harus menghubungkan konsep-konsep matematika

untuk kehidupan sehari-hari mereka, matematika dengan ilmu

pengetahuan, ilmu-ilmu sosial, kedokteran, dan perdagangan.

Sebagai contoh, siswa SMA bekerja sama dengan sebuah toko obat

untuk menentukan di mana ia harus membangun apotek baru dalam

lingkungannya berdasarkan analisis data demografi dan ekonomi.

Selain itu contoh sederhana matematika dalam kehidupan sehari-hari

terlihat ketika tugas polisi lalu lintas di perempatan jalan sangat

terbantu dengan adanya lampu lalu lintas. Lampu tersebut

menggunakan teori logika matematika Jelas bahwa matematika

mempunyai kaitan dengan kehidupan sehari-hari.

Selain dengan ilmu eksak, matematika juga mempunyai

koneksi dengan ilmu seni. Eric M.Andersen mengemukakan bahwa

origami dan matematika saling berhubungan. The connection with

hana, art an a geometric figure.29

29 Eric M. Andersen, “Origami & Math”, dari www.paperholding.com/math/index.php, 15

Juni 2010

Page 32: Koneksi matematika SMP

32

Koneksi matematika yang terdapat dalam origami, yaitu

koneksi dengan geometri. Jelas dilihat dari model origami yang

dilipat merupakan bagian dari sebuah seni dan bentuk geometri.

Hal senada juga dikemukakan oleh George Levenson bahwa,

origami a link to math: transforming a flat piece of paper

into a three dimensional crane (or other origami figure)is a

unique exercise in spatial reasoning. Origami is also

important in teaching symmetry; for many of the folds,

whatever is done to one side, is like wise done to the other. In

addition, paper holding allows students to create and

manipulate basic geometric shapes such as squuares,

rectangles, and triangles.30

Origami merupakan salah satu cara untuk memperkenalkan

matematika; Transformasi sepotong kertas datar menjadi tiga

dimensi adalah latihan yang unik dalam penalaran spasial. Origami

jug penting dalam mengajar simetri, karena banyak lipatan antara

satu sisi dengan sisi lainnya. Selain itu, kertas lipat memungkinkan

siswa untuk membuat dan memanipulasi bentuk geometris dasar

seperti kotak, persegi panjang, dan segitiga.

Kemudian pelukis Crockett Johnson juga menggunakan

teorema matematika sebagai inspirasi dan alat bagi karya seninya. In

the 1970s, Johson painted an abstract geometrical painting entitled

Squared Circle in which he used the square root of Pi as inspiration.

As seen below, the image on the left is Johnson's finished work while

30George Levenson, “Educational Benefits of Origami”, dari

www.paperholding.com/math/index.php, 15 Juni 2010

Page 33: Koneksi matematika SMP

33

the image on the right is the construction behind the painting.31

Pada

tahun 1970-an, Johnson melukis lukisan abstrak geometri yang

berjudul Square Circle di mana ia mengginakan akar kuadrat Pi

sebagai inspirasi. Seperti yang terlihat di bawah ini, gambar sebelah

kiri adalah lukisan Johnson yang telah selesai sedangkan gambar di

sebelah kanan adalah konstruksi di belakang lukisan itu.

(http://www.k-state.edu/english/nelp/purple/essays.html#mathematics_of_geometry)

Dari uraian di atas jelas bahwa koneksi matematika tidak

hanya antar topik matematika, tetapi koneksi matematika itu terdapat

antar matematika dengan disiplin ilmu lain dan juga koneksi

matematika dengan kehidupan sehari-hari. Dan koneksi matematika

yang dimaksud dalam penelitian ini sesuai dengan pendapat Kutz, yaitu

koneksi matematika yang meliputi koneksi internal(koneksi antar topik

matematika) dan koneksi eksternal(koneksi matematika dengan

pelajaran lain dan koneksi matematika dengan kehidupan sehari-hari).

d. Tujuan Koneksi Matematika

Menurut NCTM (1989) dalam Ruspiani tujuan koneksi

matematika di sekolah adalah “…to help student broaden their

prespective, to view mathematics as an integrated whole rather than

as an isolated set of topics, and to acknowledge its relevance and

31 http://www.mth151.wordpress.com/ mathematics-and-art-an-unlikely-connection/-33,

15 Juni 2010

Page 34: Koneksi matematika SMP

34

usefulness both in and of out of school.”32 Dari pernyataan ini,

terdapat tiga tujuan koneksi matematika disekolah, yaitu memperluas

wawasan pengetahuan siswa, memandang matematika sebagai

keseluruhan yang padu bukan sebagai materi yang berdiri sendiri-

sendiri, dan mengenal relevansi dan manfaat matematika baik di

sekolah maupun di luar sekolah.

1. Memperluas wawasan pengetahuan siswa. Dengan koneksi

matematika, siswa diberikan suatu materi yang bisa menjangkau ke

berbagai aspek permasalahan baik di dalam maupun di luar

sekolah, sehingga pengetahuan yang diperoleh siswa tidak

tertumpu pada materi yang sedang dipelajari saja.

2. Memandang matematika sebagai keseluruhan yang padu bukan

sebagai materi yang berdiri sendiri-sendiri. Secara umum, materi

matematika terdiri dari atas aljabar, geometri, trigonometri,

aritmetika, kalkulus, dan statistika dengan masing-masing materi

atau topik yang ada di dalamnya. Masing-masing topik tersebut

bisa dilibatkan dengan topik lainnya.

3. Mengenal relevansi dan manfaat matematika baik di sekolah

maupun di luar sekolah. Melalui koneksi matematika, siswa

diajarkan konsep dan keterampilan dalam memecahkan masalah

dari berbagai bidang yang relevan, baik dengan bidang matematika

itu sendiri maupun dengan bidang di luar matematika

Selanjutnya NCTM (2000) dalam Marzuki memberikan

penjelasan bahwa tujuan koneksi matematika adalah siswa dapat

memandang matematika sebagai suatu kesatuan yang utuh,

menyelidiki masalah dan menggambarkan hasil-hasil yang

menggunakan materi matematika atau mempersentasikannya,

memahami ide matematika untuk memahami ide matematika

selanjutnya, menggunakan pemikiran matematika dan membuat model

matematika dalam memecahkan masalah dalam disiplin ilmu lain

32 Ruspiani, Kemampuan Siswa..., h. 8

Page 35: Koneksi matematika SMP

35

seperti seni, musik, psikologi, sains, dan bisnis, serta menilai peran

matematika dalam budaya dan masyarakat.33

2. Model Pembelajaran Generatif

a. Pengertian Model Pembelajaran Generatif

Model pembelajaran generatif bukan merupakan suatu teori

yang baru dalam bidang pendidikan. Model pembelajaran generatif

merupakan suatu model pembelajaran yang berdasarkan pada teori

pembelajaran yang berdasarkan pada teori belajar konstruktivisme.

Konstruktivisme merupakan salah satu filsafat pengetahuan yang

menekankan bahwa pengetahuan kita merupakan hasil konstruksi

(bentukan) kita sendiri.34

Pembelajaran pada konstruktivisme bukanlah kegiatan

memindahkan pengetahuan dari guru kepada siswa, melainkan suatu

kegiatan yang memungkinkan siswa membangun sendiri

pengetahuannya. Siswa perlu dibiasakan untuk memecahkan masalah,

menemukan sesuatu yang berguna bagi dirinya dan bergelut dengan

ide-ide yaitu siswa harus mengkonstruk pengetahuan dibenak mereka

sendiri.

Pandangan ini memberikan pengertian kepada guru, bahwa

dalam mengajarkan ilmu pengetahuan perlu dikaitkan dengan

pengetahuan sebelumnya dan kejadian lain yang telah diketahuinya

sehingga tiap siswa dapat membangun pengetahuannya lebih

bermakna. Hal ini sesuai dengan pendapat Ausubel dalam Trianto,

yang menyatakan bahwa, “belajar bermakna merupakan proses

33Ahmad Marzuki, Implementasi Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning)Tipe

STAD Dalam Upaya Meningkatkan Kemampuan Koneksi dan Pemecahan masalah Matematik

Siswa, Tesis Pascasarjana UPI Bandung, (Bandung :UPI, 2006), h. 28, tidak diterbitkan 34 M. Rahmad dan Alfina Sari Dewi, “Hasil belajar Keterampilan Sosial Sains Fisika

Melalui Model Pembelajaran Generatif Pada Siswa Kelas VIII B MTS Dar El Hikmah Pekanbaru”, dalam Geliga Sains, Vol. 1 No. 2, 2007, h. 26

Page 36: Koneksi matematika SMP

36

dikaitkannya informasi baru pada konsep-konsep relevan yang

terdapat pada struktur kognitif seseorang”.35

Menurut pandangan konstruktivisme, cara memperoleh lebih

diutamakan dibandingkan seberapa banyak siswa memperoleh dan

mengingat pengetahuan. Hal ini juga sejalan dengan teori belajar

bruner, yaitu teorema konstruksi. Dalam teori konstruksi cara berpikir

terbaik bagi seorang anak untuk belajar konsep dan prinsip adalah

dengan mengkonstruksikan konsep dan prinsip itu.36 Hal penting dari

model pembelajaran konstruktif adalah bagaimana siswa harus secara

individu menemukan konsep-konsep atau informasi yang komplek

dan mengorganisasikannya dalam benaknya untuk menjadi miliknya

sendiri.

Menurut Tasker mengemukakan penekanan dalam teori

belajar konstruktivisme, adalah siswa aktif dalam mengkonstruksi

pengetahuan mereka secara bermakna, pentingnya membuat kaitan

antara gagasan dalam mengkonstruksian pengetahuan, dan

mengaitkan antara gagasan dengan informasi yang baru

diterima.Kemudian dasar pengembangan model pembelajaran

konstruktif adalah dari gagasan Piaget dan Vigotsky, yang

mengemukakan bahwa perubahan kognitif hanya terjadi bila konsep-

konsep telah dipahami sebelumnya, diolah melalui proses

ketidakseimbangan dalam upaya mencari ataupun menemukan

informasi baru.37

Untuk itu, tugas guru adalah memfasilitasi proses tersebut

dengan:

a) Menjadikan pengetahuan bermakna dan relevan bagi siswa,

35Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif:(KTSP),(Jakarta:Kencana

Prenada Media Group, 2009), Cet. I, h. 37 36 Joula Ekaningsih Paimin, Agar Anak..., h. 13 37Wakhinudin, “Model Pembelajaran Konstruktivisme”, dari

Wakhinuddin.wordpress.com/2010/05/05/model-pembelajaran-konstruktivisme, 11 juni 2010

Page 37: Koneksi matematika SMP

37

b) Memberi kesempatan siswa menemukan dan menerapkan idenya

sendiri, dan

c) Menyadarkan siswa agar menerapkankan strategi mereka sendiri

dalam belajar

Sejalan dengan teori konstruktivisme, maka salah satu model

pembelajaran yang sesuai dengan konstruktivisme adalah model

pembelajaran generatif. Menurut Osborne dan Wittrock dalam Katu,

pembelajaran generatif merupakan suatu model pembelajaran yang

menekankan pada pengintegrasian secara aktif pengetahuan baru

dengan pengetahuan yang sudah dimiliki siswa sebelumnya.38

Wittrock (1991) states that “generative model is a model of

the teaching of comprehension and the learning of the types of

relations that learners must construct between strored knowledge,

memories experience, and new information for comprehension to

occur”.39 Wittrock menyatakan bahwa model generatif adalah suatu

model pembelajaran komprehensif dan pembelajaran di mana siswa

membangun pengetahuan(memperoleh pemahaman) dengan

menghubungkan pengetahuan (pengalaman) yang telah ada

sebelumnya dengan informasi yang baru.

Selain itu model pembelajaran generatif membuat siswa aktif

dalam proses belajar sebagaimana yang dikemukakan Wittrock,

“emphasized one very significant and basic assumption: the learner is

not a passive of information; rather she or he is an active participant

in the learning process, working to construct meaningful

understanding of information found in the environment”. 40 Wittrock

menekankan bahwa dasar yang sangat signifikan dalam pembelajaran

ini adalah bahwa siswa bukanlah penerima informasi secara pasif,

38Anwar Kholil, “Pembelajaran Generatif (MPG)”, dari

Anwarholil.blogspot.com/2008/04/pembelajaran-generatif-mpg.html, 10 November 2009 39Gilian Scalzo, “Generative Teaching of Comprehension”, dari

www.readingcenter.buffalo.edu/center/research/gencom.html, 12 Desember 2007 40 Barbara L. Grabwoski, “Generative Learning: Past, Present, And Future”, AECT dari

www.aect.org/generative/teaching/comprehension.html, 14 Juni 2010

Page 38: Koneksi matematika SMP

38

melainkan aktif dalam proses belajar untuk membangun pemahaman

atas informasi yang ditemukannya.

Dalam model pembelajaran generatif pikiran bukanlah suatu

blank state yang pasif belajar mencatat informasi yang datang.

Osborne dan Wittrock juga Van Den Berg dalam Maria menyatakan

bahwa proses pembentukan pengetahuan menurut model pembelajaran

generatif adalah sebagai berikut:41

Gambar I

Proses Pembentukan Pengetahuan dalam Model Pembelajaran Generatif

41Haratua Tiur Maria S, Penerapan Model Belajar Generatif Dalam Pembelajaran

Rangkaian Listrik Arus Searah, Tesis Pascasarjana (Bandung: IKIP, 1999), h. 13. Tidak diterbitkan

2. Otak menentukan data sensori mana yang dipilih dan diperhatikan

1. Otak mengatur dan mengarahkan indera

3. Masukan sensori belum mempunyai makna

4. Siswa membangun hubungan antara data sensori baru denagn isi otak(memori)

7. Makna yang dibangun oleh siswa disimpan di otak (memori melalui proses asimilasi dan akomodasi)

5. Hubungan yang dibangun berguna untuk memberikan makna terhadap data sensori

6. Pengujian makna terhadap isi otak (memori).

Page 39: Koneksi matematika SMP

39

Dari uraian di atas, dapat disimpulkan teori belajar generatif

merupakan suatu penjelasan tentang bagaimana seorang siswa

membangun pengetahuan dalam pikirannya, seperti membangun ide

tentang suatu fenomena atau membangun arti untuk suatu istilah dan

juga membangun suatu strategi untuk sampai pada suatu penjelasan

tentang pertanyaan bagaimana dan mengapa. Dalam pembelajaran

generatif, di mana siswa diajarkan bagaimana melakukan kerja

mental, menangani informasi baru yang bersumber dari informasi

yang sudah diterima sebelumnya.

Model pembelajaran generatif bertujuan untuk

memperkenalkan konsep dan dapat mengadopsi informasi baru

terhadap apa yang mereka ketahui sebelumnya. Keunggulan dari

model pembelajaran generatif ini adalah lebih efisien dan efektif

untuk meningkatkan rasa tanggung jawab siswa secara mandiri

bekerjasama dengan teman sekelompoknya untuk mengolah informasi

dan meningkatkan keterampilan berkomunikasi.42

Menurut Scalzo keunggulan dari pembelajaran generatif ini

adalah:

a) Siswa aktif dalam proses belajar,

b) Meningkatkan kemampuan pemahaman siswa,

c) Meningkatkan prestasi tanpa menambah jam pelajaran dan tanpa

memerlukan perlengkapan yang mahal, dan

d) Mengembangkan kemampuan metakognitif siswa.

Jadi model pembelajaran generatif adalah model

pembelajaran dalam menggunakan pendekatan generatif yang

berorientasi pada paham bahwa belajar pada dasarnya adalah

pengembangan intelektual. Teori atau konsep baru yang diperoleh

dengan model ini merupakan generalisasi dari faktor-faktor empiris,

sehingga pembahasan dimulai dari fakta-fakta atau data-data. Konsep

42M. Rahmad dan Alfina Sari Dewi, “Hasil belajar..., h. 26

Page 40: Koneksi matematika SMP

40

atau teori yang telah diuji kemudian disusun menjadi suatu

kesimpulan.

Adapun komponen-komponen dari model pembelajaran

geneartif, yaitu proses motivasi (the motivational processes), proses

belajar (the learning processes), proses penciptaan pengetahuan (the

knowledge creation processes), dan proses generasi (the processes of

generation).

1) Proses Motivasi

Proses motivasi amat ditentukan oleh minat (interest) dan

atribusi (attribution). Menurut Wittrock, persepsi siswa terhadap

dirinya berhasil atau gagal sangat mempengaruhi motivasi belajar

siswa, sedangkan minat sangat bersifat pribadi dan berasal dari diri

siswa sendiri. 43 Pembelajaran yang dapat meningkatkan minat,

ketekunan, dan motivasi adalah aktivitas yang bercirikan:

a) Pembelajaran yang mengatribusikan belajar sebagai hasil dan

upaya individu memperbaiki konsep diri,

b) Menciptakan kepuasan dari keterlibatan dalam proses belajar

memodifikasi persepsi siswa sebagai siswa aktif,

c) Meningkatkan kendali, tanggung jawab, dan akuntabilitas siswa

dalam proses belajar, dan

d) Menggunakan sistem penghargaan sebagai atribusi langsung

terhadap upaya individu.

2) Proses Belajar

Proses belajar seseorang dipengaruhi oleh rangsangan

(aurosal) dan niat (intention). Faktor penting dalam proses belajar

adalah perhatian, karena tanpa perhatian, proses belajar tidak akan

pernah terjadi pembelajaran.

43 Paulina Pannen, dkk, Konstruktivisme dalam Pembelajaran, (Jakarta: PAU-PPAI, UT,

2001), h. 80

Page 41: Koneksi matematika SMP

41

Kegiatan pembelajaran yang membantu dalam mendapatkan

perhatian siswa tersebut adalah aktivitas yang:

a) Menyediakan latihan sebagai alat untuk memperhatikan dengan

cara kontrol diri , perencanaan, dan pengorganisasian,

b) Mengemukakan tujuan intruksional yang jelas dan pertanyaan-

pertanyaan yang menantang,

c) Memberikan interpretasi akan pentingnya topik yang dipilih,

d) Menjelaskan relevansi topik-topik yang disajikan dengan

menggunakan kasus-kasus yang mencerminkan permasalahan,

misteri, investigasi, dan

e) Mengarahkan perhatian siswa agar menjadi pembelajaran yang

bermakna bagi siswa.

3) Proses Penciptaan Pengetahuan

Proses penciptaan pengetahuan dilandasi pada beberapa

komponen ingatan (memory), yaitu hal-hal yang sudah diketahui

sebelumnya (preconceptions), kepercayaan atau sistem nilai

(beliefs), konsep (concepts), keterampilan strategi kognitif

(metacognition), dan pengalaman (experiences). Ingatan berfungsi

untuk menerima, mengkode, dan menyimpan informasi.44

Sementara itu, di antara lima komponen ingatan tersebut, maka

hubungan antarkonsep diformulasikan, dan kebermaknaan dapat

terbentuk sebagai pengetahuan seseorang.

Dalam hal ini, hal-hal yang sudah diketahui sebelumnya

oleh seseorang sangat berpengaruh terhadap proses belajarnya.

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kemampuan yang

diharapkan dari belajar bermakna adalah kemampuan siswa dalam

koneksi.

Oleh karena itu, disarankan agar aktivitas pembelajaran

merupakan aktifitas yang:

44 Paulina Pannen, dkk, Konstruktivisme dalam Pembelajaran..., h. 81

Page 42: Koneksi matematika SMP

42

a) Mencoba menghubungkan antara pengetahuan yang baru

dengan pengalaman dan pengetahuan awal siswa, dan

b) Menghasilkan sesuatu yang dapat dilihat dari proses belajar.

4) Proses Generasi

Pada dasarnya pada saat konstruksi,pengetahuan siswa

menggenerasikan hubungan antara berbagai informasi yang mereka

peroleh dari pengalaman kemudian mereorganisasi, mengelaborasi,

dan merekonseptualisasi informasi untuk membentuk

pengetahuan.45

Hal yang penting diingat dalam model pembelajaran

generatif adalah pengetahuan awal yang dimiliki siswa yang sangat

berpengaruh terhadap kemampuan siswa dalam proses pembelajaran.

b. Langkah-langkah Model Pembelajaran Generatif

Dalam melaksanakan pembelajaran generatif, guru perlu

memperhatikan beberapa hal, diantaranya adalah sebagai berikut:

1) Menyajikan demonstrasi untuk menantang intuisi siswa. Setelah

guru mempersiapkan demonstrasi yang menghasilkan peristiwa

yang dapat berbeda dari intuisi siswa. Dengan melihat peristiwa

yang berbeda dari dugaan mereka maka di dalam pikiran mereka

timbul perasaan kacau (dissonance) yang secara psikologis

membangkitkan perasaan tidak tenteram sehingga dapat

memotivasi mereka untuk mengurangi perasaan kacau itu dengan

mencari alternatif jawaban,

2) Mengakomodasi keinginan siswa dalam mencari alternatif

penjelasan dengan menyajikan berbagai kemungkinan kegiatan

siswa antara lain berupa eksperimen/percobaan, kegiatan kelompok

menggunakan diagram, analogi, atau simulasi, pelatihan

menggunakan tampilan jamak (multiple representation) untuk

45 Paulina Pannen, dkk, Konstruktivisme dalam Pembelajaran..., h. 82

Page 43: Koneksi matematika SMP

43

mengaktifkan siswa dalam proses belajar. Variasi kegiatan ini

dapat membantu siswa memperoleh penjelasan yang cukup

memuaskan, dan

3) Untuk lebih memperkuat pemahaman siswa maka guru dapat

memberikan soal-soal terbuka (open-ended questions), soal-soal

kaya konteks (context-rich problems) dan pertanyaan terbalik

(reverse questions) yang dapat dikerjakan secara berkelompok. 46

Model pembelajaran generatif terdiri dari empat tahap, yaitu:

(1) pendahuluan atau tahap eksplorasi; (2) tahap pemfokusan; (3)

tahap tantangan; dan (4) tahap penerapan konsep. 47

(1) Pendahuluan atau tahap eksplorasi

Pada tahap eksplorasi guru membimbing siswa untuk

melakukan eksplorasi terhadap pengetahuan, ide, atau konsepsi

awal yang diperoleh dari pengalaman sehari-hari atau diperoleh

dari pembelajaran pada tingkat kelas sebelumnya. Pada proses

pembelajaran ini guru berperan memberikan dorongan,

bimbingan, motivasi dan memberi arahan agar siswa mau dan

dapat mengemukakan pendapat/ ide/ hipotesis. Pendapat/ ide/

hipotesis siswa itu mungkin ada yang benar dan mungkin pula

ada yang salah. Prakonsepsi siswa ini pada umumnya bersifat

miskonsepsi. Namun demikian, guru pada saat itu sebaiknya tidak

memberikan makna, menyalahkan atau membenarkan terhadap

konsepsi siswa.

(2) Tahap pemfokusan

Pada tahap ini guru mengarahkan siswa untuk

menjelaskan ide/gagasannya. Pada pihak lain, siswa melakukan

pengujian hipotesis melalui kegiatann-kegiatan untuk lebih

46Anwar Kholil, “Pembelajaran Generatif (MPG)”, dari

Anwarholil.blogspot.com/2008/04/pembelajaran-generatif-mpg.html, 10 November 2009 47 Made Wena, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer Suatu Tinjauan

Konseptual Operasional, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), Cet. 1, h. 178

Page 44: Koneksi matematika SMP

44

mengenal material-material yang digunakan untuk

mengeksplorasi konsep. Di samping itu, siswa juga mengajukan

pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan konsep yang

dipelajari serta mempresentasikan atau mengkomunikasikan

konsepsinya kepada teman sejawatnya melalui diskusi kelompok

atau diskusi kelas.

(3) Tahap tantangan

Pada tahap tantangan guru berperan sebagai moderator

dan fasilitator agar jalannya diskusi dapat terarah. Guru

mempertimbangkan dan menghargai semua gagasan siswa. Pada

tahap ini sebaiknya guru memberikan pemantapan konsep dan

latihan soal. Latihan soal dimaksudkan agar siswa memahami

secra mantap konsep tersebut. Pada pihak lain, para siswa

mempertimbangkan serta menguji gagasan teman sejawatnya

dengan jalan mencari bukti-bukti sehingga diharapkan pada akhir

diskusi siswa memperoleh kesimpulan dan pemantapan konsep

yang benar.

(4) Tahap penerapan konsep

Pada tahap ini, guru memberikan soal-soal. Kemudian

siswa diajak untuk dapat memecahkan masalah dengan konsep

barunya atau konsep yang benar dalam situasi baru yang

berkaitan dengan hal-hal praktis dalam kehidupan sehari-hari.

Pada tahap ini siswa perlu diberi latihan-latihan soal. Dengan

adanya latihan soal, siswa akan semakin memahami konsep

secara mendalam dan bermakna. Lebih lanjut, guru membantu

siswa dalam memecahkan masalah-masalah yang sulit.

B. Hasil Penelitian yang Relevan

Beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian ini seperti yang

dilakukan Yaniawati (2001) dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa

pembelajaran open-ended dapat meningkatkan koneksi matematika meski

Page 45: Koneksi matematika SMP

45

belum mencapai kriteria hasil belajar yang baik. Namun secara umum siswa

memiliki sikap positif terhadap pembelajaran dengan pendekatan open-ended

dan soal-soal koneksi matematika.

Dhini Kusumawati (2010) dalam skripsinya yang berjudul “Pengaruh

Metode Inkuiri dalam Pembelajaran Matematika Terhadap Peningkatan

Kemampuan Koneksi Matematik Siswa” menyimpulkan dari hasil tes

kemampuan koneksi diperoleh nilai rata-rata kelas kontrol 67,5 dan rata-rata

kelas eksperimen 77,83. Dengan kata lain, rata-rata hasil tes kemampuan

koneksi matematik siswa pada siswa yang diajarkan dengan metode inkuiri

lebih tinggi dari rata-rata hasil tes kemampuan koneksi matematik siswa yang

diajarkan dengan metode konvensional.

Gusti Ayu Mahayukti (2001) dalam penelitiannya yang berjudul

“Pengembangan Model Pembelajaran Generatif Dengan metode PQ4R dalam

Upaya Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Matematika”, menyimpulkan

hasil penelitian menunjukkan di akhir pembelajaran rata-rata skor hasil

belajar siswa didapatkan 6, 93 pada siklus I, 7,82 pada siklus II, dan 8, 02

pada siklus III. Hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran generatif dengan

metode PQ4R dapat meningkatkan kualitas pembelajaran matematika,

menurunkan miskonsepsi, meningkatkan hasil belajar, meningkatkan aktifitas

belajar, dan meningkatkan kualitas pengajaran guru. Selain itu pula,

pembelajaran generatif dengan metode PQ4R mendapat tanggapan positif

dari guru dan siswa.

Selain itu, M. Rahmad dan Alfina Sari Dewi (2007) dalam

penelitiannya yang berjudul “Hasil Belajar Keterampilan Sosial Sains Fisika

Melalui Model Pembelajaran Generatif” menyimpulkan hasil belajar

keterampilan sosial sains fisika siswa lebih tinggi selama proses pembelajaran

dengan menggunakan model pembelajaran generatif. Hal ini dapat dilihat dari

frekuensi selama pembelajaran berlangsung, pada pertemuan pertama 72,2%

kemudian di akhir pembelajaran menjadi 80,5%. Dalam penelitian ini juga

disimpulkan bahwa model pembelajaran generatif cukup efektif diterapkan

pada bidang studi fisika materi bunyi.

Page 46: Koneksi matematika SMP

46

C. Kerangka Berpikir

Pembelajaran matematika di sekolah sangat diperlukan karena dapat

membantu siswa dalam kehidupan sehari-hari dan juga membantu siswa

dalam mempelajari berbagai ilmu pengetahuan. Dengan pembelajaran

matematika diharapkan siswa memiliki kemampuan-kemampuan untuk

menghadapi berbagai permasalahan. Salah satu dari kemampuan tersebut

adalah kemampuan koneksi matematika. Melalui koneksi matematika,

konsep pemikiran dan wawasan siswa terhadap matematika akan semakin

luas sehingga siswa tidak hanya tertuju pada suatu topik yang sedang

dipelajari.

Namun pada kenyataannya yang terjadi adalah sebaliknya, siswa

lebih cenderung tertuju pada materi yang sedang dipelajari saja dan

melupakan materi sebelumnya. Siswa menganggap materi yang sudah

berlalu tidak diperlukan lagi untuk diingat. Akibatnya ketika mereka

dihadapkan dengan persoalan atau materi baru yang melibatkan materi

sebelumnya, mereka kesulitan untuk menyelesaikan persoalan

tersebut.Sehingga siswa menganggap bahwa matematika adalah pelajaran

yang sulit dan tidak menyenangkan. Banyak faktor yang menyebabkan hal

ini terjadi diantaranya kecerdasan siswa, kemampuan belajar, minat siswa,

model pembelajaran, suasana belajar, dan kompetensi guru.

Menanggapi hal-hal tersebut, guru hendaknya menyelenggarakan

suatu pembelajaran yang lebih inovatif dan kondusif agar dapat lebih

melibatkan siswa secara aktif dalam belajar, sehingga siswa memiliki

kemampuan koneksi matematika yang tinggi. Berdasarkan teori model

pembelajaran yang memungkinkan dapat meningkatkan kemampuan koneksi

matematika salah satunya adalah model pembelajaran generatif (Generative

Learning). Model pembelajaran generatif merupakan model pembelajaran

dengan melibatkan siswa secara aktif dalam membangun pengetahuan yang

baru dengan menghubungkan pengetahuan (pengalaman) yang dimiliki

sebelumnya dengan pengetahuan yang sedang dipelajari. Model

Pembelajaran generatif diharapkan mampu meningkatkan keterlibatan siswa

Page 47: Koneksi matematika SMP

47

dalam proses belajar mengajar, siswa diberi kebebasan dan keleluasaan

untuk mengembangkan kemampuan pemahaman dan metakognitifnya serta

potensi lainnya. Guru hanya sebagai fasilitator dan motivator untuk memacu

motivasi, dan tanggung jawab siswa dalam suasana yang menyenangkan,

sehingga materi pembelajaran akan mudah dipahami oleh siswa secara

mandiri dan pembelajarannya menjadi pembelajaran yang bermakna.

Dengan demikian, pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan

model pembelajaran generatif diduga dapat meningkatkan kemampuan

koneksi matematika siswa.

D. Pengajuan Hipotesis

Sesuai dengan pemilihan pokok masalah yang diajukan dan kerangka

teori yang melandasi penelitian ini, maka pengajuan hipotesis sebagai

berikut "Rata-rata kemampuan koneksi matematik siswa yang diberi model

pembelajaran generatif lebih tinggi daripada siswa yang diberi model

pembelajaran konvensional".

Page 48: Koneksi matematika SMP

48

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di kelas SMAN I Tirtayasa Serang. Sedangkan

waktu penelitian dilaksanakan pada semester ganjil tahun ajaran 2010 /2011.

B. Metode dan Desain Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen semu

(quasi eksperimen) yaitu metode yang tidak memungkinkan peneliti untuk

melakukan pengontrolan penuh. Penelitian ini dilakukan terhadap kelompok-

kelompok homogen, dengan membagi dua kelompok, yaitu kelompok X1

dan kelompok X2. Kelompok X1 adalah kelompok yang diberi perlakuan

model pembelajaran generatif, sedangkan kelompok X2 adalah kelompok

yang tidak diberi perlakuan model pembelajaran generatif. Perlakuan ini

diberikan selama kegiatan belajar mengajar berlangsung yaitu pada pokok

bahasan sistem persamaan linear dan kuadrat.

Setelah penguasaan materi pelajaran, kedua kelompok diberi tes yang

sama. Kemudian membandingkan hasil tes tersebut antara siswa yang

memperoleh model pembelajaran generatif (kelompok X1) dengan siswa

yang tidak memperoleh model pembelajaran generatif (kelompok X2)

Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian Two Group

Randomized Subject Post Test Only. Untuk pelaksanaannya diperlukan 2

kelompok, yaitu:

1. Kelompok eksperimen adalah kelompok siswa yang diajar dengan

menggunakan model pembelajaran generatif.

2. Kelompok kontrol adalah kelompok siswa yang tidak diajar dengan

menggunakan model pembelajaran generatif (konvensional).

Page 49: Koneksi matematika SMP

49

Desainnya dapat digambarkan sebagai berikut:

Tabel 1

Desain Penelitian

Kelompok Treatment Postest

(R) E XE Y

(R) K Xk Y

Keterangan :

R : Proses pemilihan subjek secara random.

E : Kelompok eksperimen

K : Kelompok Kontrol

Y : Postest

X : Perlakuan

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah “semua anggota kelompok manusia, binatang,

peristiwa, atau benda yang tinggal bersama dalam satu tempat dan secara

terencana menjadi target kesimpulan dari hasil akhir suatu penelitian”.48

Populasi dapat di bedakan menjadi dua macam:

a. Populasi Target

Populasi target penelitian ini adalah seluruh siswa SMAN I

Tirtayasa Serang yang terdaftar pada tahun ajaran 2010/2011.

b. Populasi Terjangkau

Populasi terjangkau pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas

X SMAN I Tirtayasa Serang tahun ajaran 2010/2011. Jumlah siswa kelas

X SMAN I TIRTAYASA sebanyak 227 siswa yang terbagi atas 7 kelas,

penempatan siswa pada kelas X SMAN I TIRTAYASA dilakukan secara

acak oleh pihak sekolah tanpa didasarkan atas peringkat dan nilai.

48 Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan,(Yogyakarta:Bumi Aksara,2008),cet.ke-

5.h.53

Page 50: Koneksi matematika SMP

50

Dengan demikian, diasumsikan bahwa setiap kelas pada kelas X SMAN I

TIRTAYASA ini merupakan kelas yang relatif homogen.

2. Sampel

Sampel adalah “sebagian dari jumlah dan karakteristik yang

dimiliki populasi tersebut”.49 Sampel dalam penelitian ini diambil dari

populasi terjangkau yang dipilih sebanyak 64 siswa. Kelas sampel

diambil dengan teknik cluster random sampling sebanyak dua kelas. Satu

kelas dijadikan kelas eksperimen yaitu kelas X-6 dan satu kelas diambil

dijadikan kelas kontrol, yaitu kelas X-4. Dengan perinciannya dapat

dilihat pada tabel berikut:

Tabel 2

Perincian Populasi dan Sampel

No. Kelas Jumlah Siswa Sampel

1 X 4 32 32

2 X 6 32 32

D. Teknik Pengumpulan Data

Data diperoleh dari instrumen penelitian yang digunakan untuk

mengukur kemampuan koneksi matematika siswa pada pokok bahasan sistem

persamaan linear dan kuadrat. Tes ini diberikan pada akhir pokok bahasan

materi yang telah dipelajari.

Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengumpulan data

tersebut adalah sebagai berikut:

1. Variabel yang diteliti:

Variabel bebas : Model Pembelajaran Generatif

Variabel terikat : Kemampuan Koneksi Matematika Siswa

2. Sumber data

Sumber data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah sampel

yang terdiri dari siswa kelas kontrol dan siswa kelas eksperimen, guru, dan

peneliti.

49 Sugiyono, Statistika untuk Penelitian, (Bandung: Alfabeta, 2005), Cet. Ke-7, h. 56

Page 51: Koneksi matematika SMP

51

3. Instrumen penelitian

Instrument pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini

berupa tes berbentuk uraian sebanyak 7 soal untuk mengukur kemampuan

koneksi matematika pada pokok akhir bahasan materi yang telah

dipelajari. Tes ini diberikan sesudah diberi perlakuan, baik pada kelas

eksperimen maupun kelas kontrol. Tes ini mengacu pada definisi konsep

dan operasional kemampuan koneksi matematika siswa.

a. Definisi Konsep Kemampuan Koneksi Matematika

Kemampuan koneksi matematika adalah kemampuan siswa dalam

mengaitkan topik yang sedang dibahas dengan topik matematika

lainnya, dengan pelajaran lain, atau dengan kehidupan sehari-hari.

Seseorang dikatakan mampu mengkoneksikan antara satu hal

dengan lainnya bila dapat melakukan hal-hal sebagai berikut:

a) Menghubungkan antar topik atau pokok bahasan matematika dengan

topik atau pokok bahasan lainnya.

b) Mengaitkan berbagai topik atau pokok bahasan dalam matematika

dengan bidang lain atau hal-hal yang berkaitan dengan kehidupan

sehari-hari.

b. Definisi Operasional

Secara operasional yang dimaksud kemampuan koneksi

matematika adalah nilai yang diperoleh siswa terhadap butir-butir

instrument yang menggambarkan koneksi matematika setelah

melakukan proses belajar mengajar. Kemampuan koneksi matematika

siswa diukur dengan menggunakan instrument tes uraian sebanyak 7

butir soal, yaitu 5 soal tergolong koneksi internal(koneksi antar topik

matematika) dan 2 soal tergolong koneksi eksternal (koneksi di luar

topik matematika). Setiap butir soal memiliki nilai yang berbeda

tergantung tingkat kesulitannya. Nilai maksimum yang dapat diperoleh

adalah 100 dan nilai minimum yang dapat diperoleh adalah 0.

Page 52: Koneksi matematika SMP

52

4. Uji Instrumen Penelitian

a. Uji Validitas

Tes yang digunakan dalam penelitian perlu dilakukan uji validitas

agar ketepatan penilaian terhadap konsep yang dinilai sesuai, sehingga

betul-betul menilai apa yang harus dinilai. Uji validitas yang

digunakan dalam penelitian ini menggunakan validitas tes secara

rasional yang terdiri dari validitas konstruk dan validitas isi. Validitas

konstruksi adalah uji validitas dengan meminta pendapat para ahli

tentang instrument yang telah disusun, mungkin para ahli akan

memberikan keputusan: instrument dapat digunakan tanpa perbaikan,

ada perbaikan, dan mungkin dirombak total.50 Sedangkan validitas isi

adalah uji validitas dengan membandingkan antara isi instrumen

dengan materi pelajaran yang telah diajarkan. 51

Validitas isi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah

menyusun tes yang bersumber dari kurikulum (standar kompetensi

pokok bahasan). Kemudian diberikan kepada rater untuk dinilai.

Penulis membuat 7 butir soal untuk meminta pendapat para panelis,

ternyata setelah dikoreksi, semua soal bisa digunakan sebagai

instrument tes hanya saja ada beberapa soal yang harus diperbaiki

redaksinya atau indikator soal. Berikut ini adalah keterangannya:

1. Untuk soal nomor 1 dan 3 sudah bisa digunakan.

2. Untuk soal nomor 2, 4, 5, 6, dan 7 hanya perlu diperbaiki

redaksinya saja.

50 Sugiyono, Metode Penelitian, Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta,

2010), Cet.ke-11, h. 125 51 Sugiyono, Metode Penelitian…, h. 129

Page 53: Koneksi matematika SMP

53

Tabel 3

Kisi-kisi Instrumen Tes Kemampuan Koneksi Matematika

Standar

Kompetensi Dimensi Indikator

No.

Soal Jumlah

Menyelesaikan Masalah Program Linear

Koneksi antar topik matematika (koneksi internal)

Siswa dapat menentukan persamaan lingkaran melalui keterkaitan antara persamaan lingkaran dengan Sistem Linear Tiga Variabel.

1 5

Siswa dapat menentukan grafik fungsi melalui keterkaitan antara fungsi kuadrat dengan Sistem Persamaan Linear Tiga Variabel.

2

Siswa dapat menentukan luas segitiga melalui keterkaitan antara dalil phtagoras dan luas segitiga dengan Sistem Persamaan Linear dan Kuadrat.

3

Siswa dapat menentukan keliling melalui keterkaitan antara persegi panjang dengan Sistem Persamaan Linear Dua Variabel.

4

Siswa dapat menyelesaikan persamaan matematika melalui keterkaitan antara logaritma dan eksponen dengan Sistem Persamaan Linear Tiga Variabel.

5

Koneksi di luar topik matematika (koneksi eksternal)

Siswa dapat menentukan model matematika dari suatu masalah dan dapat menghitung nilai maksimal melalui keterkaitan antara program linear dengan Sistem Persamaan Linear Dua Variabel.

6 2

Siswa dapat menentukan waktu pergerakan suatu objek terhadap objek lain dengan prinsip

7

Page 54: Koneksi matematika SMP

54

koneksi antara kecepatan dan percepatan dengan Sistem Persamaan Linear dan Kuadrat.

Jumlah 7

b. Reliabilitas Interater

Koefisien reliabilitas interater atau antar penilai ditentukan

berdasarkan hasil penilaian ketepatan mengukur indikator. Interater

atau penilai adalah pakar substansi dalam pembelajaran matematika.

Untuk mengetahui koefisien reliabilitas instrument tes koneksi

matematika siswa, digunakan rumus sebagai berikut:52

� � ����� � ��������� ���� � � ���!"� ���� � � ���!"� Keterangan :

r = relibilitas kesesuaian penilai

i = no butir; 1, 2, 3,…, 7

j = responden; A, B, C, dan D

Adapun prosedur pengujiannya sebagai berikut:

1. Menentukan JKtotal dengan rumus: JKtotal = ��# � $ �%&� � '��()

2. Menentukan JKbaris dengan rumus:

���*+%, � ��� � �-. $/�%�0� � '��()

3. Menentukan JKkolom dengan rumus:

��.1213 � ��. � �-� $4��&5� � '��()

4. Menentukan JKeror dengan rumus: JKeror= JKe= JKT – JKb – JKk

dbb = b – 1 ; dbe = (b – 1)(k – 1)

Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai koefisien

reliabilitas interrater adalah 0,62.53 Dengan demikian soal tes

kemampuan koneksi matematika memiliki 62% kesamaan antara

materi yang diajar dengan kurikulum.

52 Djaali dan Pudji Mulyono, Pengukuran Dalam Bidang Pendidikan, (Jakarta: Grasindo,

2008), h. 95 53 Lampiran 8, h. 151

Page 55: Koneksi matematika SMP

55

E. Teknik Analisis Data

1. Pengujian Prasyarat Penelitian

a. Uji Normalitas Data

Uji Normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sampel yang

diteliti berdistribusi normal atau tidak. Uji kenormalan yang dilakukan

dengan uji Chi-kuadrat dengan langkah-langkah sebagai berikut:54

1. Menentukan hipotesis

H0= sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal

H1= sampel berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal

2. Menentukan rata-rata

3. Menentukan Standar Deviasi

4. Membuat daftar frekuensi observasi dan frekuensi ekspektasi

a. Rumus banyak kelas interval: (aturan Struges)

K = 1 + 3,3 log (n) ; dengan n = banyaknya subjek

b. Rentang (R) = skor terbesar – skor terkecil

c. Panjang kelas (P) = ��

5. Cari χ2hitung dengan rumus $ /678970(

97

6. Cari :���";<dengan derajat kebebasan (dk) = banyak kelas (k) –3

dan taraf kepercayaan 95% dan taraf signifikansi = = 5%

7. Kriteria pengujian:

Terima H0 jika :�>?�@AB C�:���";<, maka H0 diterima dan H1 ditolak

berarti subjek berdistribusi normal

Tolak H0 jika :�>?�@AB D �:���";<, maka H0 ditolak dan H1 diterima

berarti subjek tidak berdistribusi normal.

54M. Subana dan Sudrajat, Dasar-Dasar Penelitian Ilmiah, (Bandung: Pustaka Setia,

2005), Cet.II, h.149-150.

Page 56: Koneksi matematika SMP

56

b. Uji Homogenitas

Uji homogenitas dilakukan dengan uji Fisher.55 Uji ini dilakukan

untuk mengetahui kesamaan antara dua keadaan atau populasi. Langkah-

langkah dalam uji Fisher adalah sebagai berikut:

1) Tentukan Hipotesis:

2) Bagi data menjadi dua kelompok

3) Tentukan simpangan baku dari masing-masing kelompok

4) Tentuka Fhitung dengan rumus

)1(

)(

22

2

2

2

1

−=== ∑ ∑

nn

XXn

S

SF

ii2Sdimana

terkecilVarians

terbesarVarians

5) Tentukan taraf nyata yang akan digunakan

6) Tentukan db pembilang (varians terbesar) dan db penyebut

(varians terkecil)

7) Tentukan kriteria pengujian:

a) Jika Fhitung < Ftabel maka H0 diterima, yang berarti varians

kedua populasi homogen.

b) Jika Fhitung ≥ Ftabel maka H0 ditolak, yang berarti varians kedua

populasi tidak homogen.

2. Uji Hipotesis Penelitian

Uji hipotesis penelitian menggunakan to:56

to

21

21

11

nns

XX

g +

−= , Dimana:

( ) ( )2

11

21

2

22

2

112

−+−+−

=nn

SnSnsg

Untuk sampel yang tak homogen (heterogen)57

1) Mencari nilai t dengan rumus:

2

2

2

1

2

1

21

n

s

n

s

XXt

+

−=

55Sudjana, Metoda Statistika, (Bandung: Tarsito, 2005), h. 249 56 Sudjana, Metoda Statistika…, (Bandung: Tarsito, 2005), h. 239 57 Sudjana, Metoda Statistik…, h.241.

Page 57: Koneksi matematika SMP

57

2) Menentukan derajat kebebasan dengan rumus:

11 2

2

2

2

2

1

2

1

2

1

2

2

2

2

1

2

1

+−

+

=

n

n

s

n

n

s

n

s

n

s

df

3) Mencari ttabel dengan taraf signifikansi (α) 5%.

4) Kriteria pengujian hipotesisnya:

Jika thitung < ttabel maka H0 diterima dan H1 ditolak Jika thitung ≥ ttabel maka H0 ditolak dan H1 diterima

Keterangan :

1X :Skor rata-rata matematika siswa yang diberi model

pembelajaran generatif

2X : Skor rata-rata matematika siswa yang diberi model

pembelajaran konvensional

gs : Varians gabungan

n1 : Jumlah sampel kelompk eksperimen

n2 : Jumlah sampel kelompok control

Sedangkan jika pada Uji Normalitas diperoleh bahwa

kelompok eksperimen dan/atau kelompok kontrol tidak berasal dari

populasi yang berdistribusi normal, maka untuk menguji hipotesis

digunakan uji statistik non-parametrik. Adapun jenis uji statistik

non-parametrik yang digunakan pada penelitian ini adalah

Uji Mann-Whitney (Uji “U”) untuk sampel besar dengan taraf

signifikansi α = 0,05. Rumus Uji Mann-Whitney (Uji “U”) yang

digunakan yaitu :

U

UUz

σµ−

=

dengan: 2

21nnU =µ dan

( )12

12121 ++=

nnnnUσ

Page 58: Koneksi matematika SMP

58

Keterangan:

Uµ : nilai rata-rata

Uσ : nilai simpangan baku

1n : banyaknya anggota kelompok 1

2n : banyaknya anggota kelompok 2 58

G. Hipotesis Statistik

1. Untuk Uji “t”

H0: 21 µµ =

H1: 21 µµ f

Keterangan:

1µ : Skor rata-rata kelompok eksperimen

2µ : Skor rata-rata kelompok control

2. Untuk Uji Mann-Whitney (Uji “U”)

H0: E � EF

H1: E D EF

Keterangan: z = nilai z hasil penghitungan Uji “U”

αz = nilai z pada taraf signifikansi 05,0=α

58Kadir, Statistika (Untuk penelitian Ilmu-Ilmu Sosial),(Jakarta:PT. Rosemata Sampurna,

2010), h. 275

Page 59: Koneksi matematika SMP

59

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data

Penelitian ini dilakukan di SMAN I Tirtayasa Serang. Pada penelitian

ini digunakan dua kelas sampel. Kelas X-4 sebagai kelas kontrol yang diajar

dengan model pembelajaran konvensional, sedangkan kelas X-6 sebagai

kelas eksperimen yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran

generatif.Materi matematika yang diajarkan pada penelitian ini adalah sistem

persamaan linear dan kuadrat dengan 8 kali treatment.

Instrument penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes

kemampuan koneksi matematika siswa, yang terdisi dari 7 butir soal

berbentuk uraian yang meliputi 5 soal tergolong koneksi internal (koneksi

antar topik matematika) dan 2 soal tergolong koneksi eksternal (koneksi di

luar topik matematika). Tes kemampuan koneksi matematika ini diberikan

kepada kedua kelompok sampel setelah menyelesaikan pokok bahasan

mengenai sistem persamaan linear dan kuadrat, di mana dalam proses

pembelajarannya kedua kelompok sampel mendapat perlakuan yang

berbeda, yaitu kelompok eksperimen diajarkan dengan model pembelajaran

generatif sedangkan kelompok kontrol diajarkan dengan model pembelajaran

konvensional.

Setelah diberikan perlakuan yang berbeda antara kelompok eksperimen

dan kelompok kontrol lalu kedua kelompok tersebut diberikan tes berupa

post tes, maka diperoleh hasil kemampuan koneksi matematika dari kedua

kelompok sampel tersebut. Kemudian dilakukan pengujian persyaratan

analisis (uji normalitas dan homogenitas) dan pengujian hipotesis penelitian.

Adapun kemampuan koneksi matematika siswa yang diperoleh dari

kedua kelompok tersebut adalah sebagai berikut:

Page 60: Koneksi matematika SMP

60

1. Kemampuan Koneksi Matematika Siswa Kelompok Eksperimen

Dari hasil tes yang diberikan kepada kelompok eksperimen dalam

pembelajarannya menggunakan model pembelajaran generatif, diperoleh

nilai terendah 21 dan nilai tertinggi 78. Untuk lebih jelasnya data

kemampuan koneksi matematika siswa kelompok eksperimen disajikan

dalam bentuk tabel distribusi frekuensi berikut:

Tabel 4

Distribusi Frekuensi Kemampuan Koneksi Matematika Kelas

Eksperimen

Nilai Batas

Nyata

Frekuensi

Absolut Kumulatif Relatif (%)

21- 30 20,5 - 30,5 2 2 6,25

31- 40 30,5 - 40,5 7 9 21,88

41- 50 40,5 - 50,5 11 20 34,38

51– 60 50,5 - 60,5 4 24 12,5

61–70 60,5 - 70,5 6 30 18,75

71 – 80 70,5 - 80,5 2 32 6,25

32

Berdasarkan tabel distribusi frekuensi di atas dapat dilihat bahwa

banyak kelas interval 6 kelas dengan panjang interval kelas adalah 10.

Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai rata-rata sebesar 48,94,

median sebesar 46,86, modus sebesar 44,14, simpangan baku sebesar

13,59, varians sebesar 184,69, koefisien kemiringan sebesar 0,35 (kurva

model positif atau menceng ke kanan), dan ketajaman atau kurtosis

sebesar 0,295 (distribusinya adalah distribusi platikurtis atau bentuk

kurva runcing).59

59 Lampiran 9, h. 153

Page 61: Koneksi matematika SMP

61

Secara visual kemampuan koneksi matematika yang diberi model

pembelajaran generatif disajikan dalam histogram dan poligon berikut:

Frekuensi

11

10

9

8

7

6

5

4

3

2

1

20,5 30,5 40,5 50,5 60,5 70,5 80,5

x

Interval Data

Gambar 2: Histogram dan Poligon Distribusi Frekuensi Kemampuan Koneksi

Matematika Kelas Eksperimen

Page 62: Koneksi matematika SMP

62

2. Kemampuan Koneksi Matematika Siswa Kelompok Kontrol

Dari hasil tes yang diberikan kepada kelompok kontrol dalam

pembelajarannya menggunakan model pembelajaran konvensional,

diperoleh nilai terendah 18 dan nilai tertinggi 46. Untuk lebih jelasnya

data kemampuan koneksi matematika siswa kelompok kontrol disajikan

dalam bentuk tabel distribusi frekuensi berikut:

Tabel 5

Distribusi Frekuensi Kemampuan Koneksi Matematika Kelas Kontrol

Nilai Batas

Nyata

Frekuensi

Absolut Kumulatif Relatif (%)

18- 22 17,5 - 22,5 2 2 6,25

23- 27 22,5 - 27,5 8 10 25

28- 32 27,5 - 32,5 6 16 18,75

33–37 32,5 - 37,5 3 19 9,38

38– 42 37,5 - 42,5 7 26 21,88

43 – 47 42,5 - 47,5 6 32 18,75

32

Berdasarkan tabel distribusi frekuensi di atas dapat dilihat bahwa

banyak kelas interval 6 kelas dengan panjang interval kelas adalah 5.

Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai rata-rata sebesar 33,59,

median sebesar 32,50, modus sebesar 26,50, simpangan baku sebesar

8,25, varians sebesar 68,06, koefisien kemiringan sebesar 0,89 (kurva

model positif atau menceng ke kanan), dan ketajaman atau kurtosis

sebesar 0,343 (distribusinya adalah distribusi platikurtis atau bentuk

kurva runcing).60

60 Lampiran 10, h. 158

Page 63: Koneksi matematika SMP

63

Secara visual kemampuan koneksi matematika yang tidak diberi

model pembelajaran generatif disajikan dalam histogram dan poligon

berikut:

10

9

8

7

6

5

4

3

2

1

17,5 22,5 27,5 32,5 37,5 42,5 47,5

x

Interval Data

Gambar 3: Histogram dan Poligon Distribusi Frekuensi Kemampuan Koneksi

Matematika Kelas Kontrol

Berdasarkan uraian di atas mengenai skor kemampuan koneksi

matematika siswa kelompok eksperimen dan kelompok kontrol terlihat

adanya perbedaan. Untuk lebih memperjelas perbedaan antara nilai

kemampuan koneksi matematika siswa antara kelompok eksperimen dan

kelompok kontrol dapat dilihat pada tabel berikut:

Page 64: Koneksi matematika SMP

64

Tabel 6

Perbandingan Hasil Tes Kemampuan Koneksi Matematika Kelas

Eksperimen dan Kontrol

Statistik Kelas

Eksperimen Kontrol

Nilai Terendah 21 18

Nilai Terbesar 78 46

Rata-rata 48, 94 33,59

Median 48, 86 32, 5

Modus 44, 14 26, 25

Varians 184, 58 68, 12

Simpangan Baku 13,59 8, 25

Koefisien Kemiringan 0,35 0,89

Kurtosis 0,29 0,34

B. Pengujian Persyaratan Penelitian

1. Uji Normalitas

Uji normalitas data ini dilakukan untuk mengetahui apakah sampel

yang diteliti berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak.

Uji normalitas yang digunakan adalah uji Kai kuadrat. Berdasarkan

perhitungan uji normalitas data, didapat hitung2χ untuk kelas eksperimen

sebesar 3,62 dan pada tabel harga kritis tabel2χ untuk dk = 3 pada taraf

signifikansi α = 0,05 adalah 7,82 karena hitung2χ < tabel

2χ maka sampel

pada kelas eksperimen berasal dari populasi yang berdistribusi normal.

Sedangkan untuk kelas kontrol didapat harga hitung2χ = 8,81 dan pada

tabel harga kritis tabel2χ untuk dk = 3 pada taraf signifikan α = 0,05,

diperoleh tabel2χ = 7,82. karena hitung

2χ > tabel2χ maka sampel pada

kelas kontrol berasal dari populasi yang berdistribusi tidak normal.

Page 65: Koneksi matematika SMP

65

Hasil uji normalitas kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat

dilihat pada Tabel 7 berikut.

Tabel 7

Hasil Uji Normalitas Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Variabel dk Taraf Signifikansi

hitung2χ tabel

2χ Keterangan

Kelas Eksperimen 3 0,05 3,62 7,82 Normal

Kelas Kontrol 3 0,05 8,81 7, 82 Tidak normal

2. Uji Homogenitas

Uji homogenitas yang digunakan adalah uji Fisher. Dari hasil

perhitungan (lampiran 13), diperoleh nilai varians kelas eksperimen

adalah 184,58 dan varians kelas kontrol adalah 68,12. Sehingga didapat

Fhitung = 2,71. Dengan taraf signifikan α = 0,05 untuk dbpembilang = 31 dan

dbpenyebut = 31, dengan microsoft excel (FINV) didapat Ftabel = 1,82.

Karena Fhitung > Ftabel, artinya H0 ditolak. Sehingga dapat disimpulkan

bahwa kedua kelompok tersebut berasal dari populasi yang heterogen.

Hasil uji homogenitas dapat dilihat pada Tabel 8 berikut.

Tabel 8

Hasil Uji Homogenitas Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Varians Taraf

Signifikan Fhitung Ftabel Keterangan Kelas

Eksperimen Kelas

Kontrol 184,58 68,12 0,05 2,7096 1,82 Data Heterogen

Page 66: Koneksi matematika SMP

66

C. Pengujian Hipotesis dan Pembahasan

1. Pengujian Hipotesis

Perhitungan uji hipotesis dilakukan untuk mengetahui ada atau

tidaknya pengaruh dalam pembelajaran dengan menggunakan model

pembelajaran generatif terhadap kemampuan koneksi matematika siswa.

Berdasarkan hasil uji prasyarat di atas, diperoleh bahwa salah satu dari

kelompok sampel berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal,

maka pengujian hipotesis dalam penelitian ini mengunakan uji statistik

non-parametrik. Adapun uji statistik yang digunakan dalam penelitian ini

yaitu Uji Mann-Whitney (Uji “U”) untuk sampel besar. Pengujian

hipotesis ini diawali dengan menggabungkan data (nilai posttest) dari

kedua kelompok sampel dan menentukan peringkat dari setiap data, serta

kemudian melakukan pengujian dengan Uji Mann-Whitney (Uji “U”).

Dari hasil penghitungan (lihat lampiran penghitungan pengujian

hipotesis halaman 171) diperoleh bahwa nilai z sebesar -4.39. Untuk

taraf signifikansi 05,0=α dan mengkonsultasikannya pada tabel

distribusi normal, maka diperoleh nilai p = 0,00003. Karena diperoleh G H =/�I���� H �I�� )maka tolak Ho. Berarti dapat disimpulkan

bahwa rata-rata kemampuan koneksi matematika siswa pada kelompok

eksperimen yang dalam pembelajarannya menggunakan model

pembelajaran generatif lebih tinggi dari rata-rata kemampuan koneksi

matematika siswa pada kelompok kontrol yang dalam pembelajarannya

menggunakan model pembelajaran konvensional.

2. Pembahasan Hasil Pengujian

Pengujian hipotesis di atas menyatakan bahwa rata-rata

kemampuan koneksi matematika siswa pada kelompok eksperimen yang

dalam pembelajarannya menggunakan model pembelajaran generatif

lebih tinggi dari rata-rata kemampuan koneksi matematika siswa pada

kelompok kontrol yang dalam pembelajarannya menggunakan model

Page 67: Koneksi matematika SMP

67

pembelajaran konvensional. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat

pengaruh model pembelajaran generatif terhadap kemampuan koneksi

matematika siswa.

Hal tersebut didukung oleh hasil pengamatan selama

berlangsungnya pembelajaran, pada pertemuan pertama aktifitas

pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran generatif belum

bisa dikondisikan dengan baik dan belum tercapai. Siswa yang pintar

lebih senang mengerjakan soal latihan sendiri dan tidak mau bekerja

sama dengan teman kelompoknya sehingga siswa yang kurang mengerti

terlihat kebingungan. Pada saat anggota perwakilan kelompok diminta

untuk mempersentasikan hasil diskusinya, siswa terlihat malu-malu dan

sulit dalam menyampaikan hasil diskusinya dikarenakan takut salah

sehingga siswa lain lebih banyak mengobrol dan enggan menanggapi

presentasi temannya.

Pada pertemuan berikutnya, berangsur-angsur mengalami

perubahan yang lebih baik, siswa sudah dapat mengerjakan LKS dengan

adanya diskusi antar anggota kelompok dan tidak malu untuk bertanya

saat mereka kebingungan ataupun kurang mengerti dalam menyelesaikan

masalah atau kurang memahami materi. Siswa lebih berani untuk

mempresentasikan hasil diskusinya tanpa harus ditunjuk oleh guru dan

siswa yang lainnya mengungkapkan pendapatnya. Berbeda dengan kelas

eksperimen, yaitu pada kelas kontrol yang dalam pembelajarannya

menggunakan model pembelajaran yang biasa diterapkan sebelumnya,

yaitu kegiatan pembelajaran cenderung berpusat pada guru, yaitu guru

memberikan materi dengan metode ceramah kemudian siswa

memindahkan kebuku catatan dilanjutkan siswa mengerjakan tugas yang

diberikan oleh guru, akibatnya pembelajaran menjadi kurang efektif

karena hanya berpusat kepada guru.

Berdasarkan hasil tes kemampuan koneksi matematika dapat

diketahui bahwa siswa yang dalam pembelajarannya menggunakan

Page 68: Koneksi matematika SMP

68

model pembelajaran generatif memiliki rata-rata kemampuan koneksi

matematika 48, 94. Sedangkan siswa yang dalam pembelajarannya

menggunakan model pembelajaran konvensional memiliki rata-rata

kemampuan koneksi matematika 33, 59.

Pada kelas eksperimen yang pembelajarannya menggunakan

model pembelajaran generatif, pada umumnya lebih mengutamakan

proses penyelesaian dengan cara menghubungkan pengetahuan yang

telah dimiliki sebelumnya dengan pengetahuan yang sedang dipelajari

dan tidak mengutamakan hasil akhir. Misalnya ketika siswa menentukan

titik potong untuk menentukan harga barang dan kuantitas barang pada

keseimbangan pasar dengan hukum permintaan dan hukum penawaran

yang telah diketahui sebelumnya (soal koneksi matematika dengan

pelajaran lain) ada sebagian siswa yang mengerjakan dengan cara grafik

dan sebagian siswa yang lain mengerjakan dengan cara aljabar (eliminasi

atau subtitusi). Sedangkan siswa di kelas kontrol lebih cenderung

mengerjakan dengan cara aljabar.

Hal ini dikarenakan model pembelajaran generatif membuat

siswa lebih aktif dan merasa dilibatkan dalam pembelajaran, karena

dalam proses pembelajaran generatif siswa dilatih untuk berpikir dengan

menghubungkan pengetahuan yang dimiliki sebelumnya dengan

pengetahuan yang sedang dipelajari untuk menyelesaikan masalah-

masalah yang diberikan sehingga melatih kemampuan koneksi

matematika siswa.

Serupa dengan hasil penelitian Gusti Ayu Mahayukti (2001) yang

mengungkapkan dalam penelitiannya bahwa pengembangan model

pembelajaran generatif dengan metode PQ4R dapat meningkatkan

kualitas pembelajaran matematika dan hasil penelitian M. Rahmad dan

Alfina Sari Dewi (2007) dalam penelitiannya mengungkapkan bahwa

model pembelajaran generatif dapat meningkatkan hasil belajar

keterampilan sosial sains fisika. Berdasarkan hasil penelitian di atas,

Page 69: Koneksi matematika SMP

69

maka dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran generatif

memberikan pengaruh yang baik terhadap kemampuan koneksi

matematika siswa. Hal ini terlihat dari rata-rata nilai kemampuan koneksi

matematika siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran generatif.

D. Keterbatasan Penelitian

Penulis menyadari penelitian ini belum sempurna. Berbagai cara

telah dilakukan agar dalam pelaksanaannya memperoleh hasil optimal.

Namun demikian, masih ada faktor yang sulit dikendalikan, sehingga

membuat penelitian ini memiliki keterbatasan diantaranya:

1. Keadaan siswa yang merasa kaku dan tidak mengerti apa yang harus

dilakukan karena belum terbiasa dengan model pembelajaran generatif.

2. Kemampuan materi prasyarat seperti sistem persamaan satu variabel,

serta dalam menyelesaikan sistem persamaan linear dan kuadrat masih

kurang sehingga menghambat proses pembelajaran.

3. Kemampuan peneliti yang masih terbatas sehingga belum mampu

meninjau kemampuan koneksi secara individu.

4. Alokasi waktu pembelajaran yang kurang sehingga diperlukan

pengaturan dan persiapan kelas yang baik.

5. Kontrol terhadap subjek penelitian hanya meliputi variabel model

pembelajaran generatif dan kemampuan koneksi matematika saja.

Page 70: Koneksi matematika SMP

70

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data yang diperoleh dari

penelitian yang dilakukan mengenai “Pengaruh Model Pembelajaran

Generatif terhadap Kemampuan Koneksi Matematika Siswa SMA Negeri 1

Tirtayasa”, maka dapat disimpulkan bahwa kemampuan koneksi

matematika siswa pada kelas eksperimen, yaitu yang menggunakan model

pembelajaran generatif diperoleh rata-rata kemampuan koneksi matematika

48, 94. Sedangkan pada kelas kontrol, yaitu yang menggunakan model

pembelajaran konvensional diperoleh rata-rata kemampuan koneksi

matematika 33, 59. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata kemampuan

koneksi matematika siswa yang diajar dengan model pembelajaran generatif

lebih tinggi dari rata-rata kemampuan koneksi matematika siswa yang diajar

dengan model pembelajaran konvensional. Jadi, dengan kata lain terdapat

pengaruh model pembelajaran generatif terhadap kemampuan koneksi

matematika siswa.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh, peneliti dapat

memberikan saran-saran sebagai berikut:

1. Agar siswa dapat lebih terlatih untuk membangun pengetahuan sebaiknya

frekuensi penggunaan model pembelajaran generatif lebih ditingkatkan

dalam proses belajar mengajar sehingga hasilnya sesuai dengan tujuan

yang telah ditetapkan.

2. Karena beberapa keterbatasan peneliti dalam melaksanakan penelitian ini,

maka disarankan dilakukan penelitian lanjutan yang sama yaitu meneliti

tentang pembelajaran dengan model pembelajaran generatif, tetapi pada

pokok bahasan yang berbeda atau jenjang pendidikan sekolah yang

berbeda.

Page 71: Koneksi matematika SMP

71

Lampiran-lampiran

Page 72: Koneksi matematika SMP

72

Lampiran 1

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

KELAS EKSPERIMEN

MATA PELAJARAN : MATEMATIKA

POKOK BAHASAN : SISTEM PERSAMAAN LINEAR DAN

KUADRAT

KELAS/SEMESTER : XI/ I

ALOKASI WAKTU : 16 X 45 MENIT (8 Pertemuan)

Standar Kompetensi

Memecahkan masalah yang berkaitan dengan sistem persamaan linear dan

pertidaksamaan satu variabel

Kompetensi Dasar

1. Menyelesaikan sistem persamaan linear dan sistem persamaan campuran

linear dan kuadrat dalam dua variabel,

2. Merancang model matematika dari masalah yang berkaitan dengan

sistem persamaan linear, dan

3. Menyelesaikan model matematika dari masalah yang berkaitan dengan

sistem persamaan linear dan penafsirannya.

Indikator 1. Menentukan penyelesaian sistem persamaan linear dua variabel,

2. Menentukan penyelesaian sistem persamaan linear tiga variabel,

3. Menentukan penyelesaian sistem persamaan campuran linear dan kuadrat

dalam dua variabel,

4. Mengidentifikasi masalah yang berhubungan dengan sistem persamaan

linear,

5. Membuat model matematika yang berhubungan dengan sistem

persamaan linear,

6. Menentukan model matematika dari masalah yang berhubungan dengan

sistem persamaan linear, dan

7. Menafsirkan hasil penyelesaian masalah yang berhubungan dengan

sistem persamaan linear.

Page 73: Koneksi matematika SMP

73

A. TUJUAN PEMBELAJARAN

1. Siswa dapat menentukan penyelesaian sistem persamaan linear dua

variabel,

2. Siswa dapat menentukan penyelesaian sistem persamaan linear tiga

variabel,

3. Siswa dapat menentukan penyelesaian sistem persamaan campuran

linear dan kuadrat dalam dua variabel,

4. Siswa dapat mengidentifikasi masalah yang berhubungan dengan

sistem persamaan linear,

5. Siswa dapat membuat model matematika yang berhubungan dengan

sistem persamaan linear,

6. Siswa dapat menentukan model matematika dari masalah yang

berhubungan dengan sistem persamaan linear, dan

7. Siswa dapat menafsirkan hasil penyelesaian masalah yang

berhubungan dengan sistem persamaan linear.

B. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN

MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF

Pertemuan Pertama

Materi Ajar : Persamaan Garis Lurus

1. Pendahuluan (20 Menit)

a. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran,

b. Guru menyampaikan manfaat mempelajari topik yang akan

dipelajari, dan

c. Guru menjelaskan tentang model pembelajaran yang akan

digunakan, yaitu model pembelajaran generatif.

2. Kegiatan Inti (60 Menit)

1) Tahap Eksplorasi

a. Guru membimbing siswa untuk melakukan eksplorasi dengan

cara memberikan pertanyaan tentang basic aljabar (mengenai

Page 74: Koneksi matematika SMP

74

variabel, koefisien, konstanta, dan titik koordinat) yang menjadi

kemampuan prasyarat dengan materi yang akan dipelajari, yaitu

tentang persamaan garis lurus, dan

b. Beberapa siswa diminta untuk menjawab pertanyaan secara

lisan.

2) Tahap Pemfokusan

a. Siswa membaca materi pelajaran dan membuat catatan kecil,

selanjutnya mencoba jawaban pertanyaan-pertanyaan di tahap

awal secara tulisan,

b. Siswa diberikan pertanyaan-pertanyaan oleh guru, dan

c. Respon dan gagasan siswa menginterpretasikan dan diklarifikasi

oleh guru, kemudian bersama guru, siswa merangkum pelajaran.

3) Tahap Tantangan

a. Siswa membentuk kelompok kecil, terdiri dari 4-5 orang siswa,

b. Siswa mengerjakan latihan-latihan dengan mengingat materi dan

menyatakan konsep-konsep penting serta menuangkannya dalam

menjawab pertanyaan dalam Lembar Kerja Siswa (LKS) yang

telah disediakan, LKS no.1, 2, dan 3

c. Masing-masing kelompok mempresentasikan pendapatnya,

d. Siswa bersama guru membahas soal-soal yang belum dipahami,

dan

e. Siswa diminta untuk memperdalam pemecahan masalah dengan

penyelidikan atau bertanya kepada ahli.

4) Tahap Aplikasi

a. Guru memberikan soal-soal (masalah-masalah yang terdapat

dalam kehidupan sehari-hari)yang dapat dipecahkan dengan

konsep, LKS no. 4 dan 5.

Page 75: Koneksi matematika SMP

75

b. Siswa menyajikan solusi soal-soal kepada teman sejawatnya di

kelas, dan

c. Siswa bersama guru memecahkan soal-soal yang sulit.

3. Penutup (10 Menit )

a. Guru mengadakan revieu terhadap perubahan ide-ide siswa dengan

melakukan umpan balik, meminta beberapa siswa untuk

mengungkapkan kembali konsep-konsep yang telah dipelajari,

b. Guru memberikan pekerjaan rumah (PR), dan

c. Guru mengingatkan siswa untuk membaca materi yang akan

dibahas pada pertemuan berikutnya.

Pertemuan Kedua

Materi Ajar : Menyelesaikan Sistem Persamaan Linear Dua

Variabel Dengan Menggunakan Metode Grafik

1. Pendahuluan (20 Menit)

a. Siswa mengunpulkan PR,

b. Guru mengingatkan kembali materi sebelumnya, dan

c. Guru menyampaikan manfaat mempelajari topik yang akan

dipelajari.

2. Kegiatan Inti (60 Menit)

1) Tahap Eksplorasi

a. Guru memberikan pertanyaan awal mengenai kesamaan,

persamaan linear, dan sistem persamaan linear, yang menjadi

kemampuan prasyarat dengan materi yang akan dipelajari, dan

b. Beberapa siswa diminta untuk menjawab pertanyaan secara

lisan.

Page 76: Koneksi matematika SMP

76

2) Tahap Pemfokusan

a. Siswa membaca materi pelajaran dan membuat catatan kecil,

selanjutnya mencoba jawaban pertanyaan-pertanyaan di tahap

awal secara tulisan,

b. Siswa diberikan pertanyaan-pertanyaan oleh guru, dan

c. Respon dan gagasan siswa menginterpretasikan dan diklarifikasi

oleh guru, kemudian bersama guru, siswa merangkum tentang

penyelesaian sistem persamaan linear dua variabel dengan

menggunakan metode grafik.

3) Tahap Tantangan

a. Siswa membentuk kelompok kecil, terdiri dari 4-5 orang siswa,

b. Siswa mengerjakan latihan-latihan dengan mengingat materi dan

menyatakan konsep-konsep penting serta menuangkannya dalam

menjawab pertanyaan dalam Lembar Kerja Siswa (LKS) yang

telah disediakan, LKS no.1,

c. Masing-masing kelompok mempresentasikan pendapatnya,

d. Siswa bersama guru membahas soal-soal yang belum dipahami,

dan

e. Siswa diminta untuk memperdalam pemecahan masalah dengan

penyelidikan atau bertanya kepada ahli.

4) Tahap Aplikasi

a. Guru memberikan soal-soal (masalah-masalah yang terdapat

dalam kehidupan sehari-hari)yang dapat dipecahkan dengan

konsep, LKS no. 2, 3 dan 4,

b. Siswa menyajikan solusi soal-soal kepada teman sejawatnya di

kelas, dan

c. Siswa bersama guru memecahkan soal-soal yang sulit.

Page 77: Koneksi matematika SMP

77

3. Penutup (10 Menit)

a. Guru mengadakan revieu terhadap perubahan ide-ide siswa

dengan melakukan umpan balik, meminta beberapa siswa untuk

mengungkapkan kembali konsep-konsep yang telah dipelajari,

b. Guru memberikan pekerjaan rumah (PR), dan

c. Guru mengingatkan siswa untuk membaca materi yang akan

dibahas pada pertemuan berikutnya.

Pertemuan Ketiga

Materi Ajar : Menyelesaikan Sistem Persamaan Linear Dua

Variabel Dengan Menggunakan Metode

Aljabar(Eliminasi, Subtitusi, eliminasi-subtitusi)

1. Pendahuluan (20 Menit)

a. Siswa mengunpulkan PR,

b. Guru mengingatkan kembali materi yang telah dipelajari di

pertemuan kedua, dan

c. Guru menyampaikan manfaat mempelajari topik yang akan

dipelajari, dan

2. Kegiatan Inti (60 Menit)

1) Tahap Eksplorasi

a. Guru memberikan contoh masalah kehidupan sehari-hari yang

dapat diselesaikan dengan sistem persamaan linear sebagai

stimulus pada siswa di awal pembelajaran dan menanyakan

bagaimana siswa dapat menyelesaikan masalah yang diberikan.

dan

b. Beberapa siswa diminta untuk menjawab pertanyaan secara

lisan.

2) Tahap Pemfokusan

Page 78: Koneksi matematika SMP

78

a. Siswa membaca materi pelajaran dan membuat catatan kecil,

selanjutnya mencoba jawaban pertanyaan-pertanyaan di tahap

awal secara tulisan,

b. Siswa diberikan pertanyaan-pertanyaan oleh guru, dan

c. Respon dan gagasan siswa menginterpretasikan dan diklarifikasi

oleh guru, kemudian bersama guru, siswa merangkum

penyelesaian sistem persamaan linear dua variabel dengan

metode eliminasi, subtitusi, eliminasi-subtitusi.

3) Tahap Tantangan

a. Siswa membentuk kelompok kecil, terdiri dari 4-5 orang siswa,

b. Siswa mengerjakan latihan-latihan dengan mengingat materi dan

menyatakan konsep-konsep penting serta menuangkannya dalam

menjawab pertanyaan dalam Lembar Kerja Siswa (LKS) yang

telah disediakan, LKS no. 1,

c. Masing-masing kelompok mempresentasikan pendapatnya,

d. Siswa bersama guru membahas soal-soal yang belum dipahami,

dan

e. Siswa diminta untuk memperdalam pemecahan masalah dengan

penyelidikan atau bertanya kepada ahli.

4) Tahap Aplikasi

a. Guru memberikan soal-soal (masalah-masalah yang terdapat

dalam kehidupan sehari-hari)yang dapat dipecahkan dengan

konsep, LKS no. 2,

b. Siswa menyajikan solusi soal-soal kepada teman sejawatnya di

kelas, dan

c. Siswa bersama guru memecahkan soal-soal yang sulit.

Page 79: Koneksi matematika SMP

79

3. Penutup (10 Menit )

a. Guru mengadakan revieu terhadap perubahan ide-ide siswa dengan

melakukan umpan balik, meminta beberapa siswa untuk

mengungkapkan kembali konsep-konsep yang telah dipelajari,

b. Guru memberikan pekerjaan rumah (PR), dan

c. Guru mengingatkan siswa untuk membaca materi yang akan

dibahas pada pertemuan berikutnya.

Pertemuan Keempat

Materi Ajar : Menyelesaikan Sistem Persamaan Linear Tiga

Variabel (SPLTV)

1. Pendahuluan (20 Menit)

a. Siswa mengunpulkan PR,

b. Guru menyampaikan manfaat mempelajari topik yang akan

dipelajari, dan

c. Guru mengingatkan kembali materi yang telah dipelajari di

pertemuan ketiga.

2. Kegiatan Inti (60 Menit)

1) Tahap Eksplorasi

a. Guru memberikan contoh sistem persamaan linear tiga variabel

dan memberikan pertanyaan kepada siswa sehingga siswa dapat

membedakan antara SPLDV dan SPLTV, dan

b. Beberapa siswa diminta untuk menjawab pertanyaan secara

lisan.

2) Tahap Pemfokusan

a. Siswa membaca materi pelajaran dan membuat catatan kecil,

selanjutnya mencoba jawaban pertanyaan-pertanyaan di tahap

awal secara tulisan,

b. Siswa diberikan pertanyaan-pertanyaan oleh guru, dan

Page 80: Koneksi matematika SMP

80

c. Respon dan gagasan siswa menginterpretasikan dan diklarifikasi

oleh guru, kemudian bersama guru, siswa merangkum tentang

penyelesaian SPLTV dengan menggunakan metode eliminasi,

subtitusi, eliminasi-subtitusi.

3) Tahap Tantangan

a. Siswa membentuk kelompok kecil, terdiri dari 4-5 orang siswa,

b. Siswa mengerjakan latihan-latihan dengan mengingat materi dan

menyatakan konsep-konsep penting serta menuangkannya dalam

menjawab pertanyaan dalam Lembar Kerja Siswa (LKS) yang

telah disediakan, LKS no. 1 dan 2,

c. Masing-masing kelompok mempresentasikan pendapatnya,

d. Siswa bersama guru membahas soal-soal yang belum dipahami,

dan

e. Siswa diminta untuk memperdalam pemecahan masalah dengan

penyelidikan atau bertanya kepada ahli.

4) Tahap Aplikasi

a. Guru memberikan soal-soal (masalah-masalah yang terdapat

dalam kehidupan sehari-hari)yang dapat dipecahkan dengan

konsep, LKS no.3 dan 4,

b. Siswa menyajikan solusi soal-soal kepada teman sejawatnya di

kelas, dan

c. Siswa bersama guru memecahkan soal-soal yang sulit.

3. Penutup (10 Menit)

a. Guru mengadakan revieu terhadap perubahan ide-ide siswa dengan

melakukan umpan balik, meminta beberapa siswa untuk

mengungkapkan kembali konsep-konsep yang telah dipelajari,

b. Guru memberikan pekerjaan rumah (PR), dan

c. Guru mengingatkan siswa untuk membaca materi yang akan

dibahas pada pertemuan berikutnya.

Page 81: Koneksi matematika SMP

81

Pertemuan Kelima

Materi Ajar : Menyelesaikan Sistem Persamaan Linear dan Kuadrat

1. Pendahuluan (20 Menit)

a. Siswa mengumpulkan PR,

b. Guru mengingatkan kembali materi sebelumnya, dan

c. Guru menyampaikan manfaat mempelajari topik yang akan

dipelajari.

2. Kegiatan Inti (60 Menit)

1) Tahap Eksplorasi

a. Guru memberikan contoh masalah kehidupan sehari-hari yang

berhubungan dengan sistem persamaan linear dan kuadrat

sebagai stimulus pada siswa di awal pembelajaran dan

menanyakan bagaimana siswa dapat menyelesaikan masalah

yang diberikan, dan

b. Beberapa siswa diminta untuk menjawab pertanyaan secara

lisan.

2) Tahap Pemfokusan

a. Siswa membaca materi pelajaran dan membuat catatan kecil,

selanjutnya mencoba jawaban pertanyaan-pertanyaan di tahap

awal secara tulisan,

b. Siswa diberikan pertanyaan-pertanyaan oleh guru, dan

c. Respon dan gagasan siswa menginterpretasikan dan diklarifikasi

oleh guru, kemudian bersama guru, siswa merangkum materi

yang telah dipelajari.

3) Tahap Tantangan

a. Siswa membentuk kelompok kecil, terdiri dari 4-5 orang siswa,

b. Siswa mengerjakan latihan-latihan dengan mengingat materi dan

menyatakan konsep-konsep penting serta menuangkannya dalam

Page 82: Koneksi matematika SMP

82

menjawab pertanyaan dalam Lembar Kerja Siswa (LKS) yang

telah disediakan, LKS no.1 dan 2,

c. Masing-masing kelompok mempresentasikan pendapatnya,

d. Siswa bersama guru membahas soal-soal yang belum dipahami,

dan

e. Siswa diminta untuk memperdalam pemecahan masalah dengan

penyelidikan atau bertanya kepada ahli.

4) Tahap Aplikasi

a. Guru memberikan soal-soal (masalah-masalah yang terdapat

dalam kehidupan sehari-hari)yang dapat dipecahkan dengan

konsep, LKS no.3 dan 4,

b. Siswa menyajikan solusi soal-soal kepada teman sejawatnya di

kelas, dan

c. Siswa bersama guru memecahkan soal-soal yang sulit.

3. Penutup (10 Menit)

a. Guru mengadakan revieu terhadap perubahan ide-ide siswa dengan

melakukan umpan balik, meminta beberapa siswa untuk

mengungkapkan kembali konsep-konsep yang telah dipelajari,

b. Guru memberikan pekerjaan rumah (PR), dan

c. Guru mengingatkan siswa untuk membaca materi yang akan

dibahas pada pertemuan berikutnya.

Pertemuan Keenam

Materi Ajar : Menyelesaikan Sistem Persamaan Linear dan Kuadrat

1. Pendahuluan (20 Menit)

a. Siswa mengumpulkan PR,

b. Guru mengingatkan kembali materi sebelumnya, dan

c. Guru menyampaikan manfaat mempelajari topik yang akan

dipelajari.

Page 83: Koneksi matematika SMP

83

2. Kegiatan Inti (60 Menit)

1) Tahap Eksplorasi

a. Guru memberikan contoh bentuk sistem persamaan linear dan

kuadrat yang berbeda dari yang telah dipelajari di pertemuan

kelima dan menanyakan bagaimana siswa dapat menyelesaikan

masalah yang diberikan, dan

b. Beberapa siswa diminta untuk menjawab pertanyaan secara

lisan.

2) Tahap Pemfokusan

a. Siswa membaca materi pelajaran dan membuat catatan kecil,

selanjutnya mencoba jawaban pertanyaan-pertanyaan di tahap

awal secara tulisan,

b. Siswa diberikan pertanyaan-pertanyaan oleh guru, dan

c. Respon dan gagasan siswa menginterpretasikan dan diklarifikasi

oleh guru, kemudian bersama guru, siswa merangkum materi

yang telah dipelajari.

3) Tahap Tantangan

a. Siswa membentuk kelompok kecil, terdiri dari 4-5 orang siswa,

b. Siswa mengerjakan latihan-latihan dengan mengingat materi dan

menyatakan konsep-konsep penting serta menuangkannya dalam

menjawab pertanyaan dalam Lembar Kerja Siswa (LKS) yang

telah disediakan, LKS no.1 dan 2,

c. Masing-masing kelompok mempresentasikan pendapatnya,

d. Siswa bersama guru membahas soal-soal yang belum dipahami,

dan

e. Siswa diminta untuk memperdalam pemecahan masalah dengan

penyelidikan atau bertanya kepada ahli.

Page 84: Koneksi matematika SMP

84

4) Tahap Aplikasi

a. Guru memberikan soal-soal (masalah-masalah yang terdapat

dalam kehidupan sehari-hari)yang dapat dipecahkan dengan

konsep, LKS no.3 dan 4,

b. Siswa menyajikan solusi soal-soal kepada teman sejawatnya di

kelas, dan

c. Siswa bersama guru memecahkan soal-soal yang sulit.

3. Penutup (10 Menit)

a. Guru mengadakan revieu terhadap perubahan ide-ide siswa dengan

melakukan umpan balik, meminta beberapa siswa untuk

mengungkapkan kembali konsep-konsep yang telah dipelajari,

b. Guru memberikan pekerjaan rumah (PR), dan

c. Guru mengingatkan siswa untuk membaca materi yang akan

dibahas pada pertemuan berikutnya.

Pertemuan Ketujuh

Materi Ajar : Merancang Model Matematika dari Masalah yang

Berkaitan dengan Sistem Persamaan linear

1. Pendahuluan (20 menit)

a. Siswa mengumpulkan PR,

b. Guru mengingatkan kembali materi sebelumnya, dan

c. Guru menyampaikan manfaat mempelajari topik yang akan

dipelajari.

2. Kegiatan Inti (60 Menit)

1) Tahap Eksplorasi

a. Guru melakukan tanya jawab kepada siswa tentang sistem

persamaan linear yang telah dipelajari.

b. Guru memberikan contoh soal cerita yang menggunakan prinsip

soal cerita.

Page 85: Koneksi matematika SMP

85

c. Beberapa siswa diminta untuk menjawab pertanyaan secara

lisan.

2) Tahap Pemfokusan

a. Siswa membaca materi pelajaran dan membuat catatan kecil,

selanjutnya mencoba jawaban pertanyaan-pertanyaan di tahap

awal secara tulisan,

b. Siswa diberikan pertanyaan-pertanyaan oleh guru, dan

c. Respon dan gagasan siswa menginterpretasikan dan diklarifikasi

oleh guru, kemudian bersama guru, siswa merangkum materi

yang telah dipelajari.

3) Tahap Tantangan

a. Siswa membentuk kelompok kecil, terdiri dari 4-5 orang siswa,

b. Siswa mengerjakan latihan-latihan dengan mengingat materi dan

menyatakan konsep-konsep penting serta menuangkannya dalam

menjawab pertanyaan dalam Lembar Kerja Siswa (LKS) yang

telah disediakan, LKS no.1 dan 2,

c. Masing-masing kelompok mempresentasikan pendapatnya,

d. Siswa bersama guru membahas soal-soal yang belum dipahami,

dan

e. Siswa diminta untuk memperdalam pemecahan masalah dengan

penyelidikan atau bertanya kepada ahli.

4) Tahap Aplikasi

a. Guru memberikan soal-soal (masalah-masalah yang terdapat

dalam kehidupan sehari-hari)yang dapat dipecahkan dengan

konsep, LKS no.3,

b. Siswa menyajikan solusi soal-soal kepada teman sejawatnya di

kelas, dan

c. Siswa bersama guru memecahkan soal-soal yang sulit.

Page 86: Koneksi matematika SMP

86

3. Penutup (10 Menit)

a. Guru mengadakan revieu terhadap perubahan ide-ide siswa dengan

melakukan umpan balik, meminta beberapa siswa untuk

mengungkapkan kembali konsep-konsep yang telah dipelajari,

b. Siswa mempertanyakan keseluruhan materi yang telah dianggap

belum jelas.

c. Guru memberikan pekerjaan rumah (PR), dan

d. Guru mengingatkan siswa untuk membaca materi yang akan

dibahas pada pertemuan berikutnya.

Pertemuan Kedelapan

Materi Ajar : Merancang Model Matematika dari Masalah yang

Berkaitan dengan Sistem Persamaan linear

1. Pendahuluan (20 Menit)

a. Siswa mengumpulkan PR,

b. Guru mengingatkan kembali materi sebelumnya, dan

c. Guru menyampaikan manfaat mempelajari topik yang akan

dipelajari.

2. Kegiatan Inti (60 Menit)

1) Tahap Eksplorasi

a. Guru melakukan tanya jawab kepada siswa tentang sistem

persamaan linear yang telah dipelajari.

b. Guru memberikan contoh soal cerita yang menggunakan prinsip

soal cerita.

c. Beberapa siswa diminta untuk menjawab pertanyaan secara

lisan.

Page 87: Koneksi matematika SMP

87

2) Tahap Pemfokusan

a. Siswa membaca materi pelajaran dan membuat catatan kecil,

selanjutnya mencoba jawaban pertanyaan-pertanyaan di tahap

awal secara tulisan,

b. Siswa diberikan pertanyaan-pertanyaan oleh guru, dan

c. Respon dan gagasan siswa menginterpretasikan dan diklarifikasi

oleh guru, kemudian bersama guru, siswa merangkum materi

yang telah dipelajari.

3) Tahap Tantangan

a. Siswa membentuk kelompok kecil, terdiri dari 4-5 orang siswa,

b. Siswa mengerjakan latihan-latihan dengan mengingat materi dan

menyatakan konsep-konsep penting serta menuangkannya dalam

menjawab pertanyaan dalam Lembar Kerja Siswa (LKS) yang

telah disediakan, LKS no.1,

c. Masing-masing kelompok mempresentasikan pendapatnya,

d. Siswa bersama guru membahas soal-soal yang belum dipahami,

dan

e. Siswa diminta untuk memperdalam pemecahan masalah dengan

penyelidikan atau bertanya kepada ahli.

4) Tahap Aplikasi

a. Guru memberikan soal-soal (masalah-masalah yang terdapat

dalam kehidupan sehari-hari)yang dapat dipecahkan dengan

konsep, LKS no.2 dan 3,

b. Siswa menyajikan solusi soal-soal kepada teman sejawatnya di

kelas, dan

c. Siswa bersama guru memecahkan soal-soal yang sulit.

Page 88: Koneksi matematika SMP

88

3. Penutup (10 Menit)

a. Guru mengadakan revieu terhadap perubahan ide-ide siswa dengan

melakukan umpan balik, meminta beberapa siswa untuk

mengungkapkan kembali konsep-konsep yang telah dipelajari,

b. Guru memberikan pekerjaan rumah (PR), dan

c. Guru mengingatkan siswa untuk membaca materi yang akan

dibahas pada pertemuan berikutnya.

C. SUMBER BELAJAR

a) Alat : Lembar Kerja Siswa (LKS)

b) Sumber : Buku paket matematika SMA kelas X dan sumber-

sumber lainnya yang relevan.

D. PENILAIAN

a) Teknik instrumen : Tes tertulis

b) Bentuk Instrumen : Tes Essai

Page 89: Koneksi matematika SMP

89

Lampiran 2

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

KELAS KONTROL

MATA PELAJARAN : MATEMATIKA

POKOK BAHASAN : SISTEM PERSAMAAN LINEAR DAN

KUADRAT

KELAS/SEMESTER : XI/ I

ALOKASI WAKTU : 16 X 45 MENIT (8 Pertemuan)

Standar Kompetensi

Memecahkan masalah yang berkaitan dengan sistem persamaan linear dan

pertidaksamaan satu variabel

Kompetensi Dasar

1. Menyelesaikan sistem persamaan linear dan sistem persamaan campuran

linear dan kuadrat dalam dua variabel,

2. Merancang model matematika dari masalah yang berkaitan dengan

sistem persamaan linear, dan

3. Menyelesaikan model matematika dari masalah yang berkaitan dengan

sistem persamaan linear dan penafsirannya.

Indikator

1. Menentukan penyelesaian sistem persamaan linear dua variabel,

2. Menentukan penyelesaian sistem persamaan linear tiga variabel,

3. Menentukan penyelesaian sistem persamaan campuran linear dan kuadrat

dalam dua variabel,

4. Mengidentifikasi masalah yang berhubungan dengan sistem persamaan

linear,

Page 90: Koneksi matematika SMP

90

5. Membuat model matematika yang berhubungan dengan sistem

persamaan linear,

6. Menentukan model matematika dari masalah yang berhubungan dengan

sistem persamaan linear, dan

7. Menafsirkan hasil penyelesaian masalah yang berhubungan dengan

sistem persamaan linear.

A. TUJUAN PEMBELAJARAN

1. Siswa dapat menentukan penyelesaian sistem persamaan linear dua

variabel,

2. Siswa dapat menentukan penyelesaian sistem persamaan linear tiga

variabel,

3. Siswa dapat menentukan penyelesaian sistem persamaan campuran linear

dan kuadrat dalam dua variabel,

4. Siswa dapat mengidentifikasi masalah yang berhubungan dengan sistem

persamaan linear,

5. Siswa dapat membuat model matematika yang berhubungan dengan

sistem persamaan linear,

6. Siswa dapat menentukan model matematika dari masalah yang

berhubungan dengan sistem persamaan linear, dan

7. Siswa dapat menafsirkan hasil penyelesaian masalah yang berhubungan

dengan sistem persamaan linear.

B. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN

Model Pembelajaran Konvensional

Pertemuan Pertama

Materi Ajar : Persamaan Garis Lurus

Pendahuluan(10 Menit)

a. Guru menjelaskan manfaat materi yang akan dipelajari

b. Guru menjelaskan tujuan materi yang akan dipelajari

Page 91: Koneksi matematika SMP

91

Kegiatan inti(65 Menit)

a. Guru menjelaskan persamaan garis dan membuat grafik dari

persamaan garis

b. Siswa mengerjakan latihan soal yang diberikan oleh guru

Penutup(15 Menit)

a. Dengan bimbingan guru, siswa membuat rangkuman

b. Siswa dan guru melakukan refleksi

c. Guru memberikan tugas (PR

Pertemuan Kedua

Materi Ajar: Menyelesaikan Sistem Persamaan Linear Dua Variabel

Dengan Menggunakan Metode Grafik

Pendahuluan (10 Menit)

a. Siswa mengumpulkan PR

b. Guru membahas PR yang kurang dimengerti oleh siswa

Kegiatan inti(65 Menit)

a. Guru meminta siswa menyebutkan perbedaan persamaan linear dua

variabel dengan sistem persamaan linear dua variabel

b. Bersama siswa guru membahas tentang persamaan linear dua

variabel dengan sistem persamaan linear dua variabel

c. Guru menjelaskan cara penyelesaian sistem persamaan linear dua

variabel dengan metode grafik

d. Siswa mengerjakan latihan soal yang diberikan oleh guru

Penutup(15 Menit)

a. Dengan bimbingan guru, siswa membuat rangkuman

b. Siswa dan guru melakukan refleksi

c. Guru memberikan tugas (PR)

Page 92: Koneksi matematika SMP

92

Pertemuan Ketiga

Materi Ajar : Menyelesaikan Sistem Persamaan Linear Dua

Variabel Dengan Menggunakan Metode Aljabar

Pendahuluan(10 Menit)

a. Siswa mengumpulkan PR

b. Guru membahas PR yang kurang dimengerti oleh siswa

c. Guru mengingatkan pelajaran pada pertemuan sebelumnya

Kegiatan inti(65 Menit)

a. Guru menjelaskan penyelesaian sistem persamaan linear dua variabel

dengan menggunakan metode aljabar (eliminasi, subtitusi, eliminasi-

subtitusi)

b. Guru memberikan contoh soal dan memberikan latihan soal-soal

c. Siswa mengerjakan latihan soal yang diberikan oleh guru

Penutup(15 Menit)

a. Dengan bimbingan guru, siswa membuat rangkuman

b. Siswa dan guru melakukan refleksi

c. Guru memberikan tugas (PR)

Pertemuan Keempat

Materi Ajar : Menyelesaikan Sistem Persamaan Linear Tiga

Variabel (SPLTV)

Pendahuluan(10 Menit)

a. Siswa mengumpulkan PR

b. Guru membahas PR yang kurang dimengerti oleh siswa

Kegiatan inti(65 Menit)

a. Guru menjelaskan penyelesaian sistem persamaan linear tiga variabel

b. Guru memberikan contoh soal dan memberikan latihan soal-soal

c. Siswa mengerjakan latihan soal yang diberikan oleh guru

Penutup(15 Menit)

a. Dengan bimbingan guru, siswa membuat rangkuman

Page 93: Koneksi matematika SMP

93

b. Siswa dan guru melakukan refleksi

c. Guru memberikan tugas (PR)

Pertemuan Kelima

Materi Ajar : Menyelesaikan Sistem Persamaan Linear dan Kuadrat

Pendahuluan(10 Menit)

a. Siswa mengumpulkan PR

b. Guru membahas PR yang kurang dimengerti oleh siswa

Kegiatan inti(65 Menit)

a. Guru menjelaskan penyelesaian sistem persamaan linear dan kuadrat

b. Guru memberikan contoh soal dan memberikan latihan soal-soal

c. Siswa mengerjakan latihan soal yang diberikan oleh guru

Penutup(15 Menit)

a. Dengan bimbingan guru, siswa membuat rangkuman

b. Siswa dan guru melakukan refleksi

c. Guru memberikan tugas (PR)

Pertemuan Keenam

Materi Ajar : Menyelesaikan Sistem Persamaan Linear dan Kuadrat

Pendahuluan(10 Menit)

a. Siswa mengumpulkan PR

b. Guru membahas PR yang kurang dimengerti oleh siswa

Kegiatan inti(65 Menit)

a. Guru menjelaskan penyelesaian sistem persamaan linear dan kuadrat

dalam bentuk yang berbeda dengan pertemuan sebelumnya

b. Guru memberikan contoh soal dan memberikan latihan soal-soal

c. Siswa mengerjakan latihan soal yang diberikan oleh guru

d. Siswa bersama guru membahas soal-soal yang belum dimengerti oleh

siswa

Page 94: Koneksi matematika SMP

94

Penutup(15 Menit)

a. Dengan bimbingan guru, siswa membuat rangkuman

b. Siswa dan guru melakukan refleksi

c. Guru memberikan tugas (PR)

Pertemuan Ketujuh

Materi Ajar : Merancang Model Matematika dari Masalah yang

Berkaitan dengan Sistem Persamaan linear

Pendahuluan(15 Menit)

a. Siswa mengumpulkan PR

b. Guru membahas PR yang kurang dimengerti oleh siswa

Kegiatan inti(65 Menit)

a. Guru memberikan contoh soal yang dalam penyelesaiannya dapat

diselesaikan dengan sistem persamaan linear

b. Guru memberikan latihan soal-soal

c. Siswa mengerjakan latihan soal yang diberikan oleh guru

d. Siswa bersama guru membahas soal-soal yang belum dimengerti oleh

siswa

Penutup(10 Menit)

a. Dengan bimbingan guru, siswa membuat rangkuman

b. Siswa dan guru melakukan refleksi

c. Guru memberikan tugas (PR)

Pertemuan Kedelapan

Materi Ajar : Merancang Model Matematika dari Masalah yang

Berkaitan dengan Sistem Persamaan linear

Pendahuluan(10 Menit)

a. Siswa mengumpulkan PR

b. Guru membahas PR yang kurang dimengerti oleh siswa

Page 95: Koneksi matematika SMP

95

Kegiatan inti(65 Menit)

a. Guru memberikan contoh soal yang berkaitan dengan kehidupan

sehari-hari yang dalam penyelesaiannya dapat diselesaikan dengan

sistem persamaan linear

b. Guru memberikan latihan soal-soal

c. Siswa mengerjakan latihan soal yang diberikan oleh guru

d. Siswa bersama guru membahas soal-soal yang belum dimengerti oleh

siswa

Penutup(15 Menit)

a. Dengan bimbingan guru, siswa membuat rangkuman

b. Siswa dan guru melakukan refleksi

c. Guru memberikan tugas (PR)

C. SUMBER BELAJAR

a) Alat : Lembar Kerja Siswa (LKS)

b) Sumber: Buku paket matematika SMA X dan sumber yang relevan.

D. PENILAIAN

c) Teknik instrumen : Tes Tertulis

d) Bentuk Instrumen : Tes Essai

Page 96: Koneksi matematika SMP

96

SOAL KELOMPOK

1. Tentukan persamaan garis yang melalui titik (0,c) dengan gradien

m!

Jawab:

y - .... = m ( .... - .... )

y - .... = .... ( .... - .... )

y = .... x + c

2. Tentukan persamaan garis yang melalui titik (4,5) dan sejajar garis

y + 2x = 4!

Jawab:

Langkah pertama

� Garis y = mx+c dengan m menyatakan gradien

� Cari gradien(m) dari garis y + 2x = 4

� Ubah persamaan garis y + 2x = 4 menjadi y =..... + .....

� Diperoleh m = ....

Langkah kedua

Setelah diperoleh gradien (m)=..., maka persamaan garis melalui titik (4,5) dan

gradien (m) = ....

Perhatikan soal no.1, dengan cara yang sama pada soal no. 1 diperoleh persamaan

garis:

Ingat rumus persamaan garis yang melalui satu titik koordinat dengan gradien m

NAMA : NILAI:

KELAS :

Page 97: Koneksi matematika SMP

97

y - .... = .... ( .... - .... )

y - .... = .... ( .... - .... )

y = ..... + .....

3. Diketahui garis 2x + 3y – 4 = 0 yang tegak lurus garis 2mx + (m + 3)y + m = 0.

Tentukan nilai m!

Jawab:

Langkah pertama

� Cari gradien dari kedua garis itu

� Untuk memperoleh gradien(m) dari garis 2x + 3y – 4 = 0,

ubah persamaan menjadi

y = ..... + .....

dari persamaan diatas diperoleh gradien (m1) = ....

� Untuk memperoleh gradien(m) dari garis 2mx + (m + 3)y + m = 0,

( ingat bentuk persamaan garis Ax + By + C = 0, gradiennya� � JK ),

maka m2 � � LLL�LLL

m2 = .....

Langkah kedua

� Mencari nilai m:

Karena garis (1) tegak lurus garis (2), maka berlaku hubungan m1 . m2 � �1

Jadi : .... x ... = -1

m = .....

SOAL LATIHAN (INDIVIDU)

4. Tentukan nilai t, jika garis 4x + 2y = 5 sejajar dengan garis tx + (2t - 1)y =

9!

Jawab:

Page 98: Koneksi matematika SMP

98

Langkah pertama

� Cari gradien dari kedua garis itu

� Perhatikan dan ingat kembali langkah penyelesaian soal nomor 3

di soal kelompok.

� Maka untuk garis pertama: 4x + 2y = 5 diubah menjadi y = .... + ....

diperoleh gradien (m1) = ....

� untuk garis kedua: tx + (2t - 1)y = 9,

( ingat bentuk persamaan garis Ax + By + C = 0, gradiennya� � JK),

maka m2 � � LLL�LLL

m2 = .....

Langkah kedua

� mencari nilai t

Karena garis (1) sejajar garis (2), maka berlaku hubungan m1 = m2

m1 = .....

m2 = ...........

..........

= - ........

........

.......... = .........

.......... = .........

.......... = .........

.......... = .........

5. Diketahui garis l tegak lurus pada g: y= 2x + c dan l melalui titik (4,3).

Tentukan persamaan garis l !

Jawab:

� Cari gradien dari garis yang sudah diketahui g: y= 2x + c, maka mg =....

Page 99: Koneksi matematika SMP

99

� Karena garis(l) tegak lurus garis(g), maka berlaku hubungan ml. mg = - 1

ml x .... = - 1

ml = - ......

......

maka diperoleh persamaan garis l : y - .... = ..... ( .... - ..... )

SOAL PEKERJAAN RUMAH (PR)

6. Tentukan gradien garis yang melalui titik A(0, -4) dan B (6,5)!

7. Tentukan persamaan garis yang melalui titik (1,5) dan sejajar

dengan garis y = 3x – 4!

Ingat rumus persamaan garis yang melalui satu titik koordinat dengan gradien m

Page 100: Koneksi matematika SMP

100

SOAL KELOMPOK

1. Berilah tanda silang (X)jika persamaan berikut termasuk

“PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL (PLDV)” dan tanda (√)

jika persamaan berikut termasuk “SISTEM PERSAMAAN

LINEAR DUA VARIABEL (SPLDV)”!

o 4X = 16

o 5.3 = 15

o 3a – b = 0

o 2y = 0

o x-y = 3

o x + y = 7

2x + y = 12

o 3M � �

o N O � � �

y= 2x

berdasarkan jawaban di atas, maka:

Persamaan linear dua variabel adalah

NAMA : NILAI:

KELAS :

Page 101: Koneksi matematika SMP

101

bentuk umum PLDV:

bentuk umum SPLDV:

jika soal tersebut merupakan SPLDV, selesaikanlah dengan metode grafik...!!!

SOAL LATIHAN

2. Penggunaan hukum Ohm untuk rangkaian listrik diberikan sistem persamaan

sebagai berikut:

-2 I + E = 2

I + E = 5

Tentukan nilai E dan I dari sistem persamaan di atas dengan menggambar

grafiknya!

(Petunjuk: Ambil E sebagai sumbu x dan I sebagai sumbu y)

Jawab:

ubah persamaan di atas dalam bentuk x dan y, jadi:

..... + ..... = 2 .......... (1) grafik: Y

..... + ..... = 5 .......... (2)

Menentukan titik koordinat:

(1)

(2)

X

Y

X

Y

Sistem Persamaan linear dua variabel adalah

X 0

Page 102: Koneksi matematika SMP

102

3. Tentukan himpunan penyelesaian dari SPL berikut dengan cara grafik!

a. x + y = 5 b. 2x – y =8 c. 2x + y = 4

2x + 2y = 10 2x – y =6 3x – 2y= -1

Jawab:

a. Grafik a:

X

Y

X

Y

b. Grafik b:

X

Y

X

Y

X 0

Y

X 0

Y

Page 103: Koneksi matematika SMP

103

c. Grafik c:

X

Y

X

Y

Apa yang bisa disimpulkan dari grafik a, b, dan c?

1) Dua garis tersebut ..........., jika gradien.......

2) Dua garis tersebut ..........., jika gradien.....

3) Dua garis tersebut ............, jika persamaan linear

yang satu merupakan.........

4. Periksalah apakah pasangan-pasangan berikut ini merupakan penyelesaian

dari SPLDV yang diberikan:

Buktikan dengan menggambar grafiknya!

a. x + 4y = - 5 b. x + y = -3

(-5, 0) (1, -5)

y = 2x + 10 2x = y + 6

X 0

Y

Page 104: Koneksi matematika SMP

104

SOAL PR

5. Diketahui sistem persamaan linear: x + 2y = 10

3x – 2y = 6

a. Gambarkan grafik masing-masing komponen persamaan linear di atas

pada satu sistem koordinat cartesius!

b. Tentukan himpunan penyelesaian penyelesaian sistem persamaan linear

tersebut dan berikan alasannya!

Page 105: Koneksi matematika SMP

105

SOAL KELOMPOK

1. Jika P8�Q � �R� dan �P8Q��� - 16 = 0 maka x+y =....(gunakan metode grafik dan

bandingkan dengan metode aljabar, apakah hasilnya sama?)

Jawab:

Ingat kaidah eksponen �P8Q��� - 16 = 0

3x-2y = � �R� 2x-y = .....

3x-2y = ��L 2x-y = ……

3x-2y = 3- … 2x-y = ……

x - … =… (persamaan 1) x – y = …… (persamaan 2)

setelah diperoleh sistem persamaan linear, selesaikan dengan menggunakan

a. metode grafik:

pers 1: ......

X

Y

pers 2 :.......

X

Y

NAMA : NILAI:

KELAS :

Page 106: Koneksi matematika SMP

106

b. Metode Aljabar (pilih menyelesaikan dengan cara eliminasi, subtitusi,

eliminasi-subtitusi, atau cara matriks)

SOAL LATIHAN

2. Dari segitiga ABC diketahui bahwa titik A adalah perpotongan

garis 2x + y – 6 = 0 dan garis x + 2y – 3 = 0. Sedangkan

koordinat B dan C berturut-turut adalah (0,1) dan (1,2).

Tentukan persamaan garis tinggi dari titik sudut A!

Jawab:

Diketahui : Titik B = ( .... , .... )

Titik C = ( .... , .... )

garis 2x + y – 6 = 0 (pers.1 )dan garis x + 2y – 3 = 0

(pers. 2)

untuk mendapatkan titik A, menggunakan metode Eliminasi-

subtitusi

Langkah Pertama

Eliminasi pers (1) dan (2) : 2x + y – 6 = 0

x + 2y – 3 = 0

pers (2) kalikan 2 (untuk mengeliminir x) sehingga: 2x + y – 6 = 0

2x + 4y –6 = 0

... y = ...

y = ...

-

Page 107: Koneksi matematika SMP

107

Subtitusikan nilai y =... ke pers (1) atau ke pers (2):

Jika disubtitusikan ke pers (1) : 2x + ( ... ) - 6 = 0

2x = ....

x = ....

Jika disubtitusikan ke pers (1) : x + ( ... ) - 3 = 0

x = ...

maka diperoleh titik A ( .... , .... )

agar lebih jelas garis tinggi yang dimaksud, maka gambarlah

segitiga ABC!

Dari gambar diketahui garis tinggi dari sudut A tegak lurus

dengan garis ...., maka hitunglah persamaan garis

tersebut!(Ingat Rumus persamaan garis melaui titik (x1, y1) dan

titik (x2, y2))

O � SL � S � N � SL � S

.......... = ..........

y = .... + ....

Page 108: Koneksi matematika SMP

108

dari persamaan garis diatas diperoleh gradien (m) =...

karena garis tinggi terbentuk dari titik sudut A yang tegak lurus

dengan garis....,maka gradien garis tinggi yang terbentuk dari

titik sudut A (mA): (ingat gradien dari dua garis yang saling

tegak lurus ).

mA . m... = ....

mA x .... = ....

mA = ....

setelah diperoleh gradien titik sudut A(mA) =...dan melalui titik

A (.... , ....) maka persamaan garis tinggi melaui titik sudut A

adalah.... (ingat persamaan garis melalui gradien m

dan titik (x1, y1))

y - .... = .... ( .... - .... )

y - .... = .... ( .... - .... )

y = .....

SOAL PR

3. Penyelesaian dari sistem persamaan: ��� � TU �V �

�N O � �

4. Nilai x yang memenuhi persamaan: 5x+y = 125

x-y = 7

Page 109: Koneksi matematika SMP

109

SOAL KELOMPOK

1. Tentukan himpunan penyelesaian sistem persamaan :

�����P �Q �W � �

�N � O �E � � �

� �N ��O � �E � �

JAWAB:

Dimisalkan �P � �I �Q � "I �W � X, maka sistem persamaan semula menjadi:

.... + .... + .... = 5 (pers. 1)

.... - .... + .... = -4 (pers. 2)

-.... + .... - .... = 1 (pers. 3)

Dengan menggunakan cara eliminasi-subtitusi,

Eliminasi variabel c: pers (1) dan (2) pers (2) dan (3)

.... + .... + .... = 5 (pers. 1) .... - .... + .... = -4 (pers. 2)

NAMA : NILAI:

KELAS :

Page 110: Koneksi matematika SMP

110

.... - .... + .... = -4 (pers. 2) -.... + .... - ... = 1 (pers. 3)

.... + .... = 9 (pers. 4) .... + .... = -3 (pers. 5)

Pers (4) dan (5) membentuk SPLDV, Eliminasi pers (4) dan (5)

.... + .... = 9

.... +.... = -3

Subtitusikan ke pers (5), nilai yang diperoleh dari mengeliminasi pers (4) dan

(5): a - .... = -3

a = -3 + ....

a = ....

Subtitusikan nilai a = ..., b =.... ke pers (1) : .... + .... + c = 5

c = ....

Subtitusikan nilai a = ...., b = ...., c = .... ke variabel yang dimisalkan, �N � ��I �O � "I �E � X

Jadi, himpunan penyelesaiannya adalah {( ....., ....., ..... )}

2. Parabola y = ax2 + by + c melalui A (0,0), B (2,3), dan C (3,6).

Maka tentukan nilai a, b, dan c!

Jawab:

Subtitusikan A = (0,0) ke pers : y = ax2 + by + c

..... = ...... + ...... + ......

c = .....

Subtitusikan B = (2,3) ke pers : y = ax2 + by + c

......= a.... + b.... + ..... (pers. 1)

Subtitusikan C = (3,6) ke pers : y = ax2 + by + c

......= a.... + b.... + ..... (pers.2)

- +

+

Page 111: Koneksi matematika SMP

111

Selesaikan pers (1) dan (2) dengan menggunakan cara eliminasi-subtitusi

Eliminasi pers (1) dan (2):

....a + ...b = .... (pers. 1)

....a + ...b = .... (pers. 2)

a = ....

subtitusikan nilai a = .... ke pers (1)

...... + ...b =

...... + b = ....

b = ....

jadi nilai a = ...., b =...., dan c = ....

SOAL LATIHAN

3. Parabola y = ax2 + by + c melalui A (1,-2), B (-2,7), dan C (3,12).

Maka a + b + c = .....

Ingat penyelesaian soal no.2

4. Apabila titik-titik (5,0), (0,5), dan (3,4) berada pada lingkaran x2 + y2 + Ax + By

+ C = 0, maka tentukan persamaan lingkaran tersebut...Ingat penyelesaian soal

no.2 dan no.3

SOAL PR

5. Sistem persamaan pada rangkaian listrik seperti berikut ini:

12 - 9I1 – 5I2 = 0

12 - 9I1 – 10I3 = 0

I1 - I2 – I3 = 0

Selesaikan sistem persamaan di atas untuk menghitung kuat arus I1, I2, dan

I3.

Page 112: Koneksi matematika SMP

112

SOAL KELOMPOK

1. Diketahui SPLK: y = x – a

y = x2 + 5x – 2

a) Carilah nilai a agar SPLK tepat mempunyai satu anggota himpunan

penyelesaiannya.

b) Carilah himpunan penyelesaian itu.

Jawab:

a) Subtitusikan persamaan linear y = x – a ke bagian kuadrat y = .... + .... - .... ,

diperoleh:

x – a = ...

x2 + .... + .... = 0

dengan menggunakan diskriminan persamaan tersebut adalah:

(ingat nilai diskriminan)

D = b2 – 4...

D = ....

D = ....

D = ....

NAMA : NILAI:

KELAS :

Page 113: Koneksi matematika SMP

113

Agar SPLK itu tepat mempunyai satu anggota himpunan penyelesaiannya,

maka haruslah D = 0

Jadi:

......... = 0

....a = 0

a = ...

b) Subtitusikan nilai a = ... ke persamaan kuadrat

(persamaan yang diperoleh dari soal (a)), diperoleh:

x2 + .... + .... = 0

x2 + .... + .... = 0

(x + .... ) = 0

x = ....

subtitusikan x = ...... ke persamaan y = x2 + 5x – 2, diperoleh:

y = ....

y =....

jadi himpunan penyelesainnya adalah ........

2. Nilai x yang memenuhi persamaan: 34x + y = ���� adalah....

x2 + 7y = 25

Jawab:

Ubah ke persamaan linear

Ingat persamaan eksponen harus menyamakan bilangan pokok terlebih dahulu,

34x + y = ����

34x + y = ��L�

Page 114: Koneksi matematika SMP

114

34x + y = 8�L

4x + y =- ... persamaan linear 1

Ubah persamaan di atas menjadi y = - 4x - .... (pers.1)

Untuk mendapatkan nilai x yang memenuhi persamaan, subtitusikan pers (1 ke

persamaan

Kedua.

x2 + 7 (- 4x - ....)= 25

x2 - 28x - ....= 25

x2 - 28x - ....- 25= 0

x2 - 28x - ....= 0

(x - ...)(x +...) = 0

x1 = ...

x2 = ...

Jadi diperoleh nilai x adalah x1 = ....dan x2= ....

SOAL LATIHAN

3. Sebuah segitiga siku-siku dengan panjang sisi miringnya 10 cm.

Jika panjang alasnya sama dengan ���tinggi segitiga itu.hitunglah

luas segitiga tersebut!

Jawab:

Diketahui :Segitiga siku-siku dengan sisi miring (c)= 10cm

Panjang alas (a) = �� tinggi (t)

Ingat dalil phytagoras!!!(a2 + b2 = c2)

Subtitusikan nilai c = 10, a = �� t ke dalil phytagoras

a2 + b2 = c2

(...)2 + t2 = ....

t2 = ....

t =�L � t = ....

Page 115: Koneksi matematika SMP

115

Subtitusikan nilai t =....ke pers a = �� t sehingga diperoleh nilai

a =....

Jadi luas segitiga tersebut

L = ���...X...

L =.....cm2

4. Grafik fungsi linear y = mx – 14 dan fungsi kuadrat y = 2x2+ 5x -12 tidak

berpotongan maupun bersinggungan. Tentukan batas-batas nilai m!

Jawab:

Subtitusikan y = mx – 14 ke persamaan y =2x2+ 5x -12, diperoleh:

2x2+ 5x -12 = mx – 14

2x2+ (5 - ...)x -12+ ...= 0

2x2+ (5 - ...)x + ...= 0

Tentukan nilai diskriminan dari persamaan kuadrat di atas!

D = b2- 4 a.c

D = (5 - ...)2 – 4 (...)(...)

D = 25- ....+....2 - ....

D = ....

Grafik fungsi linear dan fungsi kuadrat tidak berpotongan dan tidak

bersinggungan jika

D < 0, maka

.................< 0

.................< 0

.....<m<.....

Jadi, batas-batas nilai m adalah....

Ingat Rumus

luas segitiga

Page 116: Koneksi matematika SMP

116

SOAL PR

5. Carilah ukuran persegi panjang yang luasnya 24 m2 dan kelilingnya 2m !

6. Garis g melalui titik (4,0) dan menyinggung parabola y = x2 – 6x + 8.

Tentukan persamaan garis g

Page 117: Koneksi matematika SMP

117

SOAL KELOMPOK

1. Carilah himpunan penyelesaian dari SPLK berikut ini

4x2 – 12xy2 + 9y = 16

2x + 3y = 8

Jawab:

Fungsi kuadrat 4x2 – 12xy2 + 9y = 16 dapat difaktorkan:

4x2 – 12xy2 + 9y = 16

(2x - ...y)2 – 16 = 0

(2x -...y+...)(2x -....y -....)=0

2x -....y -....=0 dan 2x -...y+...= 0

Gabungkan persamaan-persamaan tersebut dengan persamaan semula, menjadi

2x + 3y = 8 2x + 3y = 8

2x -....y -....=0 2x -...y+...= 0

Untuk persamaan 2x + 3y = 8

2x -....y -....=0 diperoleh himpunan penyelesaiannya adalah

NAMA : NILAI:

KELAS :

Page 118: Koneksi matematika SMP

118

dengan metode eliminasi

2x + 3y = 8

2x -....y=...

y=...

subtitusikan nilai y=...ke persamaan 2x + 3y = 8

2x + 3(...)= 8

2x + ....= 8

x =...

jadi himpunan penyelesaian dari SPLDV adalah (....,....)

Untuk persamaan 2x + 3y = 8

2x -....y +....=0 diperoleh himpunan penyelesaiannya

adalah dengan metode eliminasi

2x + 3y = 8

2x -....y= -...

y=...

subtitusikan nilai y=...ke persamaan 2x + 3y = 8

2x + 3(...)= 8

2x + ....= 8

x =...

jadi himpunan penyelesaian dari SPLDV adalah (....,....)

Sehingga diperoleh hasil akhir himpunan penyelesaian dari SPLK itu

adalah Y/L I � 0Z/L I L 0[

2. Jika garis 2x + y – a = 0 menyinggung parabola y = x2 + 2x + 2, maka a = .....

Jawab :

Ubah persamaan garis menjadi y= a -2x kemudian subtitusikan ke persamaan

parabola

a -2x = x2 + 2x + 2

a-2x – x2- ....= 0

x2+ ...x +...-a+2x = 0

x2+...x + ...-a = 0

-

-

Page 119: Koneksi matematika SMP

119

Diskriminan untuk garis yang menyinggung parabola D = 0

(...)2- 4 (...)(...) =0

a = ...

Jadi garis akan menyinggung parabola dengan nilai a = ....

SOAL LATIHAN

3. Keliling sebuah persegi panjang adalah (2x + 24) cm dan lebarnya (8 - x) cm.

Agar luas persegi panjang tersebut maksimum, maka panjangnya adalah....

Jawab :

K = (2x + 24) cm

l = (8 - x) cm

2x + 24 = 2 (p+ (8 – x)

2x + 24 = 2p +....-...x

4x =...p – 8

- ...p =- 4x -8

...p = 4x + 8

p = 2x +4

subtitusikan nilai p dan l ke Luas persegi panjang = p X l

= (2x+...) X (8-x)

=16x - 2x2+....- ...x

=....x -2x2+...

=....x- x2+...

x2-...x-16= 0

(x - ...)(x - ...) = 0

Diperoleh x1= ....dan x2=....

Karena ditanyakan Luas maksimum maka gunakan x yang terbesar antara x1

dengan x2 kemudian subtitusikan nilai x ke persamaan p = 2x +4

p= 2 (....) + 4

p=....

Jadi Panjang maksimum persegi panjang adalah....

K = 2 (p+l)

Page 120: Koneksi matematika SMP

120

4. Garis y = x – 10 memotong parabola y = x2 –ax + 6 di dua titik yang berlainan

jika nilai a berada pada interval...

Jawab :

Subtitusikan persamaan garis ke persamaan parabola

x – 10 = x2 –ax + 6

x – 10 -x2 +ax – 6 = 0

-x2 +ax+x – ... = 0

-x2 +(a+...)x – ... = 0

Diskriminan untuk garis yang memotong parabola di dua titik yang berlainan

(D>0)

(a+...)2- 4 (-...)(-...) >0

a2+...+...- 4 (...) >0

a2+...+...- ...>0

a2+...- ... >0

(a+...)(a-...)>0

Jadi a berada pada interval a....atau a...

SOAL PR

5. Carilah himpunan penyelesaian dari SPLK : x + y – 1 = 0

x2 + y2 – 25 = 0

6. Carilah nilai m, agar SPLK berikut ini tepat mempunyai satu anggota himpunan

penyelesaiannya..

y = mx

x2 + y2 -8x – 4y +16 = 0

Page 121: Koneksi matematika SMP

121

SOAL KELOMPOK

1. Dua buah buku dan tiga batang pensil harganya Rp. 5. 250, 00. Lima buah

buku dan dua batang pensil harganya Rp. 9. 000, 00. Tentukan harga sebuah

buku dan sebatang pensil!

Jawab:

Misal: buku = x

Pensil= y

Masalah di atas dapat dituliskan dalam persamaan sebagai berikut:

...x+...y = 5250 (persamaan 1)

...x+...y = 9000 (persamaan 2)

Mencari nilai x dan y dengan menggunakan metode eliminasi-subtitusi

...x+...y = 5250 X 2 ...x+...y = 10.500

...x+...y = 9000 X 3 ...x+...y = 27000

...x = -16500

x = ....

subtitusikan nilai x=... ke pers.1

...x+...y = 5250

...(...)+...y = 5250

....+...y = 5250

...y = 5250 - ...

...y = ...

y = ...

Jadi harga sebuah buku adalah Rp........dan harga sebuah pensil adalah Rp.....

NAMA : NILAI:

KELAS :

-

Page 122: Koneksi matematika SMP

122

2. Hitunglah panjang dan lebar persegi panjang yang panjangnya 4 cm lebih

panjang dari lebarnya, sedangkan luasnya 192 cm2!

Jawab :

Diketahui : p = p + 4l (persamaan 1)

L = 192cm2

Subtitusikan nilai p ke rumus luas persegi panjang (L = p X l)

192= (....+....) X l

192= ...+l2

...+l2 =192

l2+...-192 = 0

(l +...)(l - ...) = 0

l1 = ...

l2 = ...

dari l1 dan l2 pilih l yang bernilai positif karena luas tidak bernilai negatif.

Subtitusikan nilai l=... ke persamaan 1

p = p + 4(...)

p =...

Jadi panjang persegi panjang (p) adalah ... dan lebar persegi panjang (l) adalah

...

SOAL LATIHAN

3. Dua mesin memproduksi barang yang sama. Mesin A dapat

memproduksi 100 unit barang per jam, sedangkan mesin B dapat

memproduksi 150 unit barang per jam. Dalam satu hari kedua mesin

itu harus dapat memproduksi 2600 unit barang. Jumlah jam kerja

dalam satu hari untuk kedua mesin itu adalah 20 jam. Berapa jam

mesin A harus bekerja satu harinya?

Page 123: Koneksi matematika SMP

123

Jawab :

Misal Mesin A = x

Mesin B = y

Masalah di atas dapat ditulis dalam sistem persamaan:

100x +...y = 2600 (persamaan 1)

x+y = 20 (persamaan 2)

sederhanakan persamaan 1 untuk mempermudah dalam perhitungan

100x +...y = 2600 menjadi 2x +...y = 52

Mencari nilai x dan y dengan menggunakan metode eliminasi-subtitusi

2x+...y = 5 X 1 2x+...y = 52

x+y = 20 X 2 ...x+...y = ...

y = ...

subtitusikan nilai y = ...ke persamaan 2

x+... = 20

x= 20 - ...

x= ...

Jadi mesin A harus bekerja selama ....jam/hari

SOAL PR

4. Perbandingan panjang dan lebar suatu persegi panjang 4 : 3. Jika panjangnya

ditambah 4 dan lebarnya dikurangi 8 maka perbandingan nya menjadi 2 : 1.

Tentukan keliling persegi panjang tersebut!

5. Siswa-siswi kelas X.1 akan mengadakan wisata menggunakan bus dengan

harga sewa Rp. 120.000,00 untuk memenuhi tempat duduk, 2 siswa dari

kelas lain diajak serta. Dengan demikian ongkos per anak berkurang

Rp. 100,00. Berapakah jumlah tempat duduk semula?

-

Page 124: Koneksi matematika SMP

124

SOAL KELOMPOK

1. Sebuah mobil bergerak dengan kecepatan konstan 20ms-1. mobil

lain bergerak dengan arah yang sama dari keadaan diam dengan

percepatan konstan 10 ms-2 tepat setelah mobil pertama

melewatinya. Kapankah mobil kedua menyusul mobil pertama?

Jawab:

Diketahui :Kecepatan konstan (Vo) = 20 ms-1

Percepatan konstan (a) = 10 ms-2

Rumus jarak jika yang diketahui kecepatan konstan: x = Vo. t

Rumus jarak jika yang diketahui percepatan konstan: x = ��. at2

(x = jarak; t= waktu yang diperlukan)

# Mobil pertama bergerak dengan kecepatan konstan

x = Vo. t

x = ...t (persamaan 1)

# Mobil kedua bergerak dengan percepatan konstan

x = ��. at2

x = ��. ...t2

x = ...t2 (persamaan 2)

NAMA : NILAI:

KELAS :

Page 125: Koneksi matematika SMP

125

Subtitusikan persamaan 1 dan persamaan 2

...t = ...t2

...t-...t2 = 0

t (...-...t) = 0

t1= 0

(...-...t) = 0

...t =...

t2 =...

t1= 0, t2=...

Subtitusikan nilai t1= 0 dan t2=... ke persamaan 1

untuk t1 untuk t2

x = ...t x = ...t

x = ...X 0 x = ...X ...

x =... x = ...

#Untuk t1= 0 diperoleh x1= ...,

Untuk t2=... diperoleh x2 = ...

# t= 0 dan x = 0 berarti ketika mobil pertama tepat melewati mobil

kedua

# t= ... dan x = ... berarti ketika ...

Jadi mobil kedua dapat menyusul mobil pertama ketika waktu ... detik

dalam posisi ... meter

SOAL LATIHAN

2. Tentukan harga barang dan kuantitas barang pada keseimbangan

pasar apabila diberikan hukum-hukum permintaan dan penawaran

berikut:

Hukum permintaan:

q + 2p = 30

Hukum penawaran:

-2p + q = 10

(jika p = harga barang dan q = kuantitas barang)

Jawab :

Cara Aljabar:

Page 126: Koneksi matematika SMP

126

2p + q = 30 (persamaan 1)

-2p + q = 10 (persamaan 2)

Dengan menggunakan metode eliminasi-subtitusi diperoleh nilai p

dan q

2p + q = 30

-2p + q = 10

...p = ...

p = ...

subtitusikan nilai p=... ke persamaan 1

2(...) + q = 30

q = 30 - ...

q = ...

Jadi harga barang adalah.... dan kuantitas barang adalah ...

Cara Grafik

Misal p = sumbu x

q = sumbu y

# 2p + q = 30 menjadi 2...+...= 30

X

Y

# -2p + q = 10 menjadi ...+...=10

X

Y

-

Page 127: Koneksi matematika SMP

127

Gambar grafiknya

Dari gambar grafik kedua garis berpotongan di titik (...,...)

Karena sumbu x adalah p dan sumbu y adalah q, maka harga barang

adalah

...dan kuantitas barang adalah ...

3. Sebuah segitiga siku-siku dengan panjang sisi miringnya 10 cm. Jika

panjang alasnya sama dengan ���tinggi segitiga itu.hitunglah luas

segitiga tersebut!

Jawab:

Sisi miringnya segitiga siku-siku (c) = 10

Panjang sisi alasnya (a) = 4

3 tinggi (t)

a = 4

3t (persamaan 1)

ingat dalil phytagoras: a2 + b2 = c2

subtitusikan a= 4

3t

(...)2 + t2 = 102

.... + t2 = 100

...t2 + ...t2 = ....

...t2 = ...

0

y

x

Page 128: Koneksi matematika SMP

128

t2 = ...

t = ...

t = ... cm

Substitusikan t = ... ke pers (1)

a = 4

3(...)

a = ...

Substitusikan nilai tinggi (t) = ...cm dan alas (a) =...cm ke rumus luas

segitiga. Jadi L = 2

1 . a . t

L =... cm2

SOAL PR

4. Ali, badar, dan charlie berbelanja di sebuah toko buku. Ali membeli

dua buah buku tulis, sebuah pensil, dan sebuah penghapus dengan

harga Rp. 4. 700, 00. Badar membeli sebuah buku tulis, dua buah

pensil, dan sebuah penghapus dengan harga Rp. 4.300,00. Dan

charlie membeli tiga buah buku tulis, dua buah pensil, dan sebuah

penghapus dengan harga Rp. 7. 100,00. Berapa harga untuk sebuah

buku tulis, sebuah pensil, dan sebuah penghapus?

Page 129: Koneksi matematika SMP

12

9

Lampiran 4

Penilaian Validitas Isi Instrumen Kem

ampuan Koneksi M

atematika Oleh Panelis (Rater)

(Diadaptasi dari Dr. Kadir, M.Pd)

A. Identitas

Nam

a

:

Pek

erja

an/B

idan

g K

eahl

ian

:

B. Pengantar

Ber

ikut

ini

dib

erik

an s

kala

val

idit

as i

si (

cont

ent

vali

dity

) in

stru

men

kem

ampu

an k

onek

si m

atem

atik

a. B

apak

/ibu

dim

inta

men

ilai

ket

epat

an s

oal

(but

ir)

men

guku

r in

dika

tor

deng

an c

ara

mel

ingk

ari

alte

rnat

if p

enil

aian

. Ada

pun

skal

a pe

nila

ian

adal

ah s

ebag

ai b

erik

ut:

1 :

Jika

but

ir k

uran

g te

pat

men

guku

r in

dika

tor

2 :

Jika

but

ir t

epat

men

guku

r in

dika

tor

3 :

Jika

but

ir s

anga

t te

pat

men

guku

r in

dika

tor

P

ara

peni

lai

juga

dim

inta

mem

beri

kom

enta

r/ko

reks

i te

rhad

ap b

utir

soa

l ya

ng m

asih

kur

ang

jela

s.

Page 130: Koneksi matematika SMP

13

0

C. Indikator, soal, dan skala penilaian

No

But

ir

Indi

kato

r S

oal

Ska

la

Pen

ilai

an

Kom

enta

r/K

orek

si

1 2

3

1 S

isw

a da

pat

men

entu

kan

pers

amaa

n li

ngka

ran

deng

an

prin

sip

kone

ksi

anta

ra

pers

amaa

n li

ngka

ran

deng

an

Sis

tem

Lin

ear

Tig

a V

aria

bel.

Dik

etah

ui l

ingk

aran

x2 +

y2 +

Ax

+ B

y +

C =

0

mel

alui

tit

ik (

3, -

1),

(5,

3),

dan

(6,

2).

Ten

tuka

n

nila

i A

, B

, da

n C

, ke

mud

ian

tuli

skan

per

sam

aan

ling

kara

n it

u.

1 2

3

2 S

isw

a da

pat

men

entu

kan

graf

ik

fung

si

deng

an

prin

sip

kone

ksi

anta

ra f

ungs

i ku

adra

t

deng

an

Sis

tem

P

ersa

maa

n

Lin

ear

Tig

a V

aria

bel.

Gra

fik

fung

si k

uadr

at y

= a

x2 + b

x +

c m

elal

ui

titi

k (-

1, 0

), (

1, 6

), d

an (

2, 1

2).

Car

ilah

nil

ai a

, b,

dan

c, k

emud

ian

tuli

skan

gra

fik

fung

si k

uadr

at

ters

ebut

!

1 2

3

Page 131: Koneksi matematika SMP

13

1

3 S

isw

a da

pat

men

entu

kan

luas

segi

tiga

de

ngan

pr

insi

p

kone

ksi

anta

ra d

alil

pht

agor

as

dan

luas

se

giti

ga

deng

an

Sis

tem

Per

sam

aan

Lin

ear

dan

Kua

drat

.

Seb

uah

segi

tiga

sik

u-si

ku d

enga

n pa

njan

g si

si

mir

ingn

ya

10

cm.

Jika

pa

njan

g al

asny

a sa

ma

deng

an

� ��tinggi

segi

tiga

it

u.hi

tung

lah

luas

segi

tiga

ter

sebu

t!

1 2

3

4 S

isw

a da

pat

men

entu

kan

keli

ling

de

ngan

pr

insi

p

kone

ksi

anta

ra

keli

ling

pers

egi

panj

ang

deng

an

Sis

tem

Per

sam

aan

Lin

ear

Dua

Var

iabe

l.

Per

band

inga

n pa

njan

g da

n le

bar

suat

u pe

rseg

i

panj

ang

4 :

3. J

ika

panj

angn

ya d

i ta

mba

h 4

dan

leba

rnya

di

kura

ngi

8 m

aka

perb

andi

ngan

ny

a

men

jadi

2 :

1.

Ten

tuka

n ke

lili

ng p

erse

gi p

anja

ng

ters

ebut

!

1 2

3

5 S

isw

a da

pat

men

yele

saik

an

pers

amaa

n m

atem

atik

a

mel

alui

ke

terk

aita

n an

tara

Ten

tuka

n x,

y, d

an z

dar

i pe

rsam

aan

beri

kut

ini!

2 2l

og(2

x –

y) =

3 –

z

1 2

3

Page 132: Koneksi matematika SMP

13

2

loga

ritm

a da

n ek

spon

en

deng

an

Sis

tem

P

ersa

maa

n

Lin

ear

Tig

a V

aria

bel.

5x . 5

3y =

25z

+ 5

� �

33x:

32y =

31-

4z

6 S

isw

a da

pat

men

entu

kan

mod

el m

atem

atik

a da

ri s

uatu

mas

alah

da

n da

pat

men

ghit

ung

nila

i m

aksi

mal

deng

an p

rins

ip k

onek

si a

ntar

a

prog

ram

lin

ear

deng

an S

iste

m

Per

sam

aan

Lin

ear

Dua

Var

iabe

l

Dua

m

esin

m

empr

oduk

si

bara

ng

yang

sa

ma.

Mes

in A

dap

at m

empr

oduk

si 1

00 u

nit

bara

ng

per

ja

m,

seda

ngka

n m

esin

B

da

pat

mem

prod

uksi

150

uni

t ba

rang

per

jam

. D

alam

satu

ha

ri

kedu

a m

esin

it

u ha

rus

dapa

t

mem

prod

uksi

26

00

unit

ba

rang

. Ju

mla

h ja

m

kerj

a da

lam

sa

tu

hari

un

tuk

kedu

a m

esin

it

u

adal

ah 2

0 ja

m.

a.

Bua

tlah

mod

el m

atem

atik

a da

ri m

asal

ah

di a

tas!

b.

Ber

apa

jam

mes

in A

dan

mes

in B

har

us

beke

rja

untu

k m

engh

asil

kan

bara

ng

seca

ra m

aksi

mal

?

1 2

3

Page 133: Koneksi matematika SMP

13

3

7

Sis

wa

dapa

t m

enen

tuka

n

wak

tu p

erge

raka

n su

atu

obje

k

terh

adap

ob

jek

lain

de

ngan

prin

sip

ko

neks

i an

tara

kece

pata

n da

n pe

rcep

atan

deng

an

Sis

tem

P

ersa

maa

n

Lin

ear

dan

Kua

drat

.

Seb

uah

mob

il

berg

erak

de

ngan

ke

cepa

tan

kons

tan

20

ms-1

. M

obil

la

in

berg

erak

de

ngan

arah

ya

ng

sam

a da

ri

kead

aan

diam

de

ngan

perc

epat

an k

onst

an 1

0 m

s-2 t

epat

set

elah

mob

il

pert

ama

mel

ewat

inya

. K

apan

kah

mob

il

kedu

a

men

yusu

l m

obil

per

tam

a?

Pet

unju

k:

• R

umus

ja

rak

jika

ya

ng

dike

tahu

i

kece

pata

n ko

nsta

n: x

= V

o. a

t

• R

umus

ja

rak

jika

ya

ng

dike

tahu

i

perc

epat

an k

onst

an:

x =

� �. at2

1

2

3

Page 134: Koneksi matematika SMP

134

Lampiran 5

Instrumen Tes Kemampuan Koneksi Matematika

Nama :

Kelas :

Waktu : 90 Menit

Petunjuk : Bacalah soal dengan teliti, kemudian jawablah soal-soal di

bawah ini dengan benar!

1. Diketahui lingkaran x2 + y2 + Ax + By + C = 0 melalui titik (3, -1), (5,

3), dan (6, 2). Tentukan nilai A, B, dan C, kemudian tuliskan persamaan

lingkaran itu!

2. Grafik fungsi kuadrat y = ax2 + bx + c melalui titik (-1, 0), (1, 6), dan (2,

12). Carilah nilai a, b, dan c, kemudian tuliskan grafik fungsi kuadrat

tersebut!

3. Sebuah segitiga siku-siku dengan panjang sisi miringnya 10 cm. Jika

panjang alasnya sama dengan ���tinggi segitiga itu.hitunglah luas segitiga

tersebut!

4. Perbandingan panjang dan lebar suatu persegi panjang 4 : 3. Jika

panjangnya di tambah 4 dan lebarnya dikurangi 8 maka perbandingan

nya menjadi 2 : 1. Tentukan keliling persegi panjang tersebut!

5. Tentukan masing-masing nilai x, y, dan z dari persamaan berikut ini!

2 2log(2x – y) = 3 – z

5x . 5 3y = 25z + 5��

33x: 32y = 31-4z

6. Dua mesin memproduksi barang yang sama. Mesin A dapat

memproduksi 100 unit barang per jam, sedangkan mesin B dapat

memproduksi 150 unit barang per jam. Dalam satu hari kedua mesin itu

harus dapat memproduksi 2600 unit barang. Jumlah jam kerja dalam satu

hari untuk kedua mesin itu adalah 20 jam.

a. Buatlah model matematika dari masalah di atas!

b. Berapa jam mesin A dan mesin B harus bekerja untuk menghasilkan

barang secara maksimal?

NILAI

Page 135: Koneksi matematika SMP

135

7. Sebuah mobil bergerak dengan kecepatan konstan 20 ms-1. Mobil lain

bergerak dengan arah yang sama dari keadaan diam dengan percepatan

konstan 10 ms-2 tepat setelah mobil pertama melewatinya. Kapankah

mobil kedua menyusul mobil pertama?

(Petunjuk:- Rumus jarak jika yang diketahui kecepatan konstan: x = Vo. t

- Rumus jarak jika yang diketahui percepatan konstan: x = ��.

at2 - x = jarak yang ditempuh (dalam meter) diukur ketika mobil

kedua bergerak - t = waktu yang diperlukan (dalam detik) untuk menempuh

jarak sejauh x meter)

--------------------Selamat MengerjakanSelamat MengerjakanSelamat MengerjakanSelamat Mengerjakan--------------------

Page 136: Koneksi matematika SMP

13

6

Lampiran 6

KUNCI JAWABAN INSTRUMEN

NO

KUNCI JAWABAN

SKOR

SKOR

MAKSIM

UM

1 D

iket

ahui

per

sam

aan

ling

kara

n: x

2 + y

2 + A

x +

Bx

+ C

= 0

mel

alui

tit

ik –

tit

ik (

3, -

1), (

5, 3

), (

6, 2

).

Ten

tuka

n ni

lai

A, B

, dan

C. K

emud

ian

tuli

skan

per

sam

aan

ling

kara

n.

Pen

yele

saia

n:

� M

elal

ui t

itik

(3,

-1)

32 +

12 +

3A

– B

+ C

= 0

9

+ 1

+ 3

A –

B +

C =

0

10 +

3A

– B

+ C

= 0

3A –

B +

C =

-10

……

…(1

) �

Mel

alui

tit

ik (

5, 3

)

52 +

32 +

5A

+ 3

B +

C =

0

25 +

9 +

5A

+ 3

B +

C =

0

34 +

5A

+ 3

B +

C =

0

5A

+ 3

B +

C =

-34

……

…(2

) �

Mel

alui

tit

ik (

6, 2

)

62 +

22 +

6A

+ 2

B +

C =

0

3

6 +

4 +

6A

+ 2

B +

C =

0

4

0 +

6A

+ 2

B +

C =

0

6A

+ 2

B +

C =

-40

……

…(3

) •

Eli

min

asi

vari

abel

C

1 1 1

8

Page 137: Koneksi matematika SMP

13

7

Per

s (1

) da

n (2

) 3A

B +

C =

-10

5A

+ 3

B +

C =

-34

-2

A –

4B

= 2

4 …

……

……

…..

(4)

Per

s (1

) da

n (3

) 3A

B +

C =

-10

6A

+ 2

B +

C =

-40

-3

A –

3B

= 3

0

……

……

……

(5)

• E

lim

inas

i va

riab

el A

P

ers

(4)

dan

(5)

-2A

– 4

B =

24

x 3

-6

A –

12B

= 7

2 -3

A –

3B

= 3

0 x

2

-6A

6B =

60

-6

B =

12

B =

-2

Sub

stit

usik

an n

ilai

B =

-2

ke p

ers

(1)

-2A

– 4

(-2

) =

24

-2A

+ 8

= 2

4

-2A

= 2

4 –

8

-2A

= 1

6

A

= -

8

Sub

stit

usik

an n

ilai

A =

-8,

B =

-2

ke p

ers

(1)

1 1 1 1

Page 138: Koneksi matematika SMP

13

8

3A

– B

+ C

= -

10

3(

-8)

– (-

2) +

C =

-10

-24

+ 2

+ C

= -

10

-

22 +

C =

-10

C

= -

10 +

22

C =

12

Jad

i ni

lai

A =

-8,

B =

-2,

dan

C =

12.

Per

sam

aan

ling

kara

nnya

: x2 +

y2 –

8x

– 2y

+ 1

2 =

0

1

2 D

iket

ahui

fun

gsi

kuad

rat

y =

ax2 +

bx

+ c

mel

alui

titi

k –

titi

k (-

1, 0

), (

1, 6

), d

an (

2, 1

2). c

aril

ah n

ilai

a,

b, d

an c

. Kem

udia

n tu

lisk

an p

ersa

maa

n fu

ngsi

kua

drat

. P

enye

lesa

ian:

M

elal

ui t

itik

(-1

, 0)

0 =

a(-

1)2 +

b(-

1) +

c

a –

b +

c =

0 …

……

……

..

(1)

M

elal

ui t

itik

(1,

6)

6 =

a(1

)2 + b

(1)

+ c

a +

b +

c =

6 …

……

……

(2)

M

elal

ui t

itik

(2,

12)

12

= a

(2)2 +

b(2

) +

c

4a +

2b

+ c

= 1

2 …

……

……

(3)

E

lim

inas

i va

riab

el c

1 1 1 1

7

Page 139: Koneksi matematika SMP

13

9

Per

s (1

) da

n (2

) a

– b

+ c

= 0

a

+ b

+ c

= 6

-2b

= -

6

b

= 3

P

ers

(1)

dan

(3)

a

b +

c =

0

4a

+ 2

b +

c =

12

-3a

– 3

b =

-12

……

……

……

…...

(4)

Sub

stit

usik

an b

= 3

ke

pers

(4)

D

iper

oleh

:

-3a

– 3

(3)

= -

12

-

3a –

9 =

-12

-3a

= -

12 +

9

-

3a =

-3

a =

1

Sub

stit

usik

an a

= 1

dan

b =

3 k

e pe

rs (

1)

Dip

erol

eh:

a –

b +

c =

0

1 –

3 +

c =

0

-2

+ c

= 0

c

= 2

Ja

di n

ilai

a =

1, b

= 3

, dan

c =

2. p

ersa

maa

n fu

ngsi

kua

drat

nya

adal

ah y

= x

2 +3x

+ 2

1 1 1

3 D

iket

ahui

:

9

Page 140: Koneksi matematika SMP

14

0

Sis

i m

irin

gnya

(c)

=

10

cm

Pan

jang

sis

i al

asny

a (a

) =

43 t

ingg

i (t

)

a =

43t

……

… (

1)

# D

enga

n m

engg

unak

an D

alil

Phy

tago

ras

a2 + b

2 = c

2

(43

t)2 +

t2 =

102

169t2 +

t2 =

100

9t2 +

16t

2 = 1

600

2

5t2 =

160

0

t2 = 6

4

t

=

64

t

= 8

cm

#

Sub

stit

usik

an t

= 8

ke

pers

(1)

a =

43

(8)

a =

424

a =

6 c

m

#Jad

i lu

as s

egit

iga

adal

ah :

L =

21 .

a . t

5 1

Page 141: Koneksi matematika SMP

14

1

L =

21. 6

. 8

L =

24

cm2

3

4 M

odel

mat

emat

ika

:

lp=

43 (

perb

andi

ngan

pan

jang

dan

leb

ar a

dala

h 3:

4)

3

p =

4l

3p

– 4

l =

0 …

……

……

. (1

84

−+lp

= 12

(jik

a pa

njan

g di

tam

bah

4 da

n le

barn

ya d

ikur

angi

8 m

aka

perb

andi

ngan

nya

men

jadi

2:1

)

p +

4 =

2(l

– 8

) p

+ 4

= 2

l –

16

p –

2l

= -

16 –

4

p –

2l

= -

20

p

= -

20 +

2l

……

…..

(2)

#

Sub

stit

usik

an p

ers

(2)

ke p

ers

(1)

3(-2

0 +

2l)

– 4

l =

0

-

60 +

6l

– 4l

= 0

-6

0 +

2l

= 0

2l =

60

l

= 3

0 cm

#

Sub

stit

usik

an n

ilai

l =

30

ke p

ers

(2)

p =

-20

+ 2

(30)

1 2 1

7

Page 142: Koneksi matematika SMP

14

2

=

-20

+ 6

0

p

= 4

0 cm

J

adi

keli

ling

per

segi

pan

jang

ter

sebu

t ad

alah

: K

= 2

(p

+ l

)

=

2 (

40 +

30)

=

2 (

70)

= 1

40 c

m.

1 2 5

Dik

etah

ui p

ersa

maa

n :

22l

og (

2x –

y) =

3 –

z

5x .

53y =

��\]M (

3

3x :

32y

= 3

1 –

4z

Men

entu

kan

x,y,

dan

z d

enga

n m

erub

ah p

ersa

maa

n-pe

rsam

aan

di a

tas

men

jadi

sis

tem

per

sam

aan

line

ar:

22l

og (

2x –

y) =

3 –

z

2

x-y

= 3

-z

2x-y

+z

= 3

……

……

.(1)

5x .

53y =

��\]M (

5

x . 53y

= ��\]M (

5x . 53y

= ��/W]

M (0 x

+ 3

y =

2z

+ 1

1 x+

3y-2

z =

11

……

……

.(2)

33x

: 3

2y =

31

– 4z

3x-2

y =

1-4

z 3x

-2y+

4z =

1 …

……

….(

3)

#

Eli

min

asi

vari

abel

z d

ari

pers

(1)

dan

pers

(2)

3 3 3

14

Page 143: Koneksi matematika SMP

14

3

2x-y

+z

= 3

X 2

4x-

2y+

2z =

6

x+3y

-2z

= 1

1 X

1 x

+3y

-2z

= 1

1

5

x+y

= 1

7

……

……

……

(4)

#Eli

min

asi

vari

abel

z d

ari

pers

(1)

dan

per

s (3

) 2x

-y+

z =

3

X

4 8

x-4y

+4z

= 1

2 3x

-2y+

4z =

1 X

1 3

x-2y

+4z

= 1

5x

-2y

= 1

1 ..

......

......

......

...(5

)

# E

lim

inas

i va

riab

el x

dar

i pe

rs(4

) da

n pe

rs(5

) 5x

+y

= 1

7

5x-2

y =

11

3y

= 6

y

= 2

#Sub

titu

sika

n y

= 2

ke

pers

(4)

5x

+2

= 1

7

5x

= 1

7-2

5

x =

15

x =

3

#S

ubti

tusi

kan

x =

3, y

= 2

ke

pers

(1)

1 1 1 1

+ -

-

Page 144: Koneksi matematika SMP

14

4

2x-y

+z

= 3

2(

3)-2

+z

= 3

6-2

+z

= 3

4

+z

= 3

z =

3-4

z =

-1

#

Jadi

x =

3, y

= 2

dan

z =

-1

1

6 D

iket

ahui

:

Mes

in A

mem

prod

uksi

100

uni

t ba

rang

/jam

M

esin

B m

empr

oduk

si 1

50 u

nit

bara

ng/j

am

Jum

lah

jam

ker

ja k

edua

mes

in i

tu=

20

jam

K

edua

mes

in d

alam

dal

am s

atu

hari

har

us d

apat

mem

prod

uksi

260

0 ba

rang

a.

Mod

el m

atem

atik

a da

ri m

asal

ah d

iata

s M

isal

: M

esin

A =

x

M

esin

B =

y

1

00x

+15

0y =

260

0

(p

ersa

maa

n 1)

x+

y =

20

(p

ersa

maa

n 2)

b.

Wak

tu m

esin

A d

an m

esin

B h

arus

bek

erja

unt

uk m

engh

asil

kan

bara

ng s

ecar

a m

aksi

mal

#S

eder

hana

kan

pers

amaa

n 1

untu

k m

empe

rmud

ah d

alam

per

hitu

ngan

100

x +

150y

= 2

600

men

jadi

2x

+3y

= 5

2 M

enca

ri n

ilai

x d

an y

den

gan

men

ggun

akan

met

ode

elim

inas

i-su

btit

usi

2

6

Page 145: Koneksi matematika SMP

14

5

# U

bah

pers

amaa

n 2

men

jadi

y =

20

– x

subt

itus

ikan

ke

pers

amaa

n 1

2x +

3(2

0 –

x) =

52

2x +

60

– 3x

= 5

2 x=

8

#

Sub

titu

sika

n ni

lai

x =

8 k

e pe

rsam

aan

2 x+

y =

20

8+y

= 2

0 y

= 1

2

Jad

i m

esin

A b

eker

ja s

elam

a 8

jam

/har

i da

n m

esin

B b

eker

ja s

elam

a 12

jam

/har

i

1 1 2

7 D

iket

ahui

:

Kec

epat

an k

onst

an (

Vo)

= 2

0 m

s-1

Per

cepa

tan

kons

tan

(a)

= 1

0 m

s-2

Rum

us j

arak

jik

a ya

ng d

iket

ahui

kec

epat

an k

onst

an:

x =

Vo.

t

Rum

us j

arak

jik

a ya

ng d

iket

ahui

per

cepa

tan

kons

tan:

x =

� �. at2

# M

obil

per

tam

a be

rger

ak d

enga

n ke

cepa

tan

kons

tan

x =

Vo.

t

x =

20t

(pe

rsam

aan

1)

# M

obil

ked

ua b

erge

rak

deng

an p

erce

pata

n ko

nsta

n

x

= � �. a

t2

x =

� �. 10t

2

x =

5t2

(per

sam

aan

2)

1 1

8

Page 146: Koneksi matematika SMP

14

6

S

ubti

tusi

kan

pers

amaa

n 1

dan

pers

amaa

n 2

20t

= 5

t2

20t

-5t2 =

0

t

(20-

5t)

= 0

2

0 =

5t

t =

4

t1=

0, t

2=4

#Unt

uk t

1= 0

dip

erol

eh x

1= 0

, U

ntuk

t2=

4 di

pero

leh

x 2 =

80

#

t= 0

dan

x =

0 b

erar

ti k

etik

a m

obil

per

tam

a te

pat m

elew

ati

mob

il k

edua

#

t= 4

dan

x =

80

bera

rti

keti

ka m

obil

ked

ua m

enyu

sul

mob

il p

erta

ma

Jadi

mob

il k

edua

dap

at m

enyu

sul

mob

il p

erta

ma

keti

ka w

aktu

4 d

etik

dal

am p

osis

i 80

met

er

Jumlah

2 1 1 2 59

59

Nil

ai s

isw

a�_`ab

�_cdef

_`ab�gf`

dcghg�i���

Page 147: Koneksi matematika SMP

147

Lampiran 7

Hasil Penilaian Validitas Isi Oleh Para Rater

No

Butir Nilai

A B C D

1 3 3 3 3 2 2 3 2 2 3 2 3 3 3 4 2 2 2 3 5 3 3 3 3 6 3 2 2 2 7 2 1 2 3

Keterangan Rater:

A. Dr. Kadir, M.Pd

B. Otong Suhyanto, M.Si

C. Maifalinda Fatra, M.Pd

D. Abdul Muin, S.Si, M.Pd

Mengetahui

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Kadir, M.Pd Otong Suhyanto, M.Si

NIP: 19670812 199402 1 001 NIP:19681104 199903 1 001

Page 148: Koneksi matematika SMP

148

Lampiran 8

Reliabilitas Interrater

No

butir

Nilai j kl Xi2

Xij2

A B C D Xij

2 Xij

2 Xij

2 Xij

2 j klmn 1 3 3 3 3 12 144 9 9 9 9 36

2 2 3 2 2 9 81 4 9 4 4 21

3 2 3 3 3 11 121 4 9 9 9 31

4 2 2 2 3 9 81 4 4 4 9 21

5 3 3 3 3 12 144 9 9 9 9 36

6 3 2 2 2 9 81 9 4 4 4 21

7 2 1 2 3 8 64 4 1 4 9 18

j km 17 17 17 19 70 716

184

Xj2 289 289 289 361

j kmn 1228

Data tersebut selanjutnya disajikan dalam bentuk sebagai berikut:

dimana

Xij, i = 1, 2, 3,…….7

j = A, B, C, D

� � opqr8opqsopqr ���� � pqrt�r ���� � pqst�s

r = reliabilitas kesesuaian penilai

��# � $ �%&� � '��() = 184 – /u�0�

�� = 184 – 175 = 9

��" � �Av $/�?�0� � ����w = � (716) -

/u�0��� = 179 – 175 = 4

��v � �A" $4��x5� � ����w = �u (1228) -

/u�0��� = 175,4285714 – 175 = 0,4285714

Page 149: Koneksi matematika SMP

149

JKe= JKT – JKb – JKk = 9 – 4 – 0,4285714 = 4,5714286

dbb = b – 1 = 7 – 1 = 6

dbk = k – 1 = 4 – 1 = 3

dbe = (b – 1) (k – 1) = 6 x 3 = 18

dbT = N – 1 = 28 – 1 = 27

maka:

���� � pqrt�r = � �0,666666666

���� � pqst�s = I�u������ � 0,253968255

� � opqr8opqsopqr = �I�����������I���������I��������� � �I�������I��������� � 0,619047616

Jadi koefisien reliabilitas interrater antar ke empat penilai sebesar 0,62

Page 150: Koneksi matematika SMP

150

Lampiran 9

Daftar Distribusi Frekuensi Mean, Median, Modus, Varians,

Simpangan Baku, Kemiringan, Dan Kurtosis

Kelompok Eksperimen

A. Distribusi Frekuensi

21 25 36 36 36 36 36 36

39 41 41 41 43 43 43 46

46 48 50 50 55 55 57 59

61 64 64 64 66 68 70 78

1. Banyaknya data (n) = 32

2. Rentangan (R) = Data terbesar – Data terkecil

= 78-21

= 57

3. Banyak kelas (BK) = 1 + 3,3 log n

= 1 + 3,3 log 32

= 1 + 4,97

= 5,97 (dibulatkan menjadi 6)

4. Panjang kelas (P) = (BK) KelasBanyak

(J) Rentang

= 6

57

= 9,5 (dibulatkan menjadi 10)

Page 151: Koneksi matematika SMP

151

B. Perhitungan Mean

Mean = ∑∑

i

ii

f

xf

= 32

1566

= 48,94

C. Perhitungan Median (Me)

Me = b + p f

F -n 2

1

m

= 40,5 + 10 11

9 - (32) 2

1

= 40,5 + 6,36

= 46,86

Distribusi Frekuensi Nilai Tes Kelas Eksperimen

Interval BB BA xi fi fk

f

(relatif)

%

fixi xi2 fi(xi)

2

21-30 20.5 30.5 25.5 2 2 6.25 51 650.25 1300.50

31-40 30.5 40.5 35.5 7 9 21.88 248.5 1260.25 8821.75

41-50 40.5 50.5 45.5 11 20 34.38 500.5 2070.25 22772.75

51-60 50.5 60.5 55.5 4 24 12.5 222 3080.25 12321.00

61-70 60.5 70.5 65.5 6 30 18.75 393 4290.25 25741.50

71-80 70.5 80.5 75.5 2 32 6.25 151 5700.25 11400.50

Jumlah 32 1566 82358.00

Page 152: Koneksi matematika SMP

152

D. Perhitungan Modus (Mo)

Mo = b + pdd

d

+ 21

1

= 40,5 + 10 )411()711(

711

−+−−

= 40,5 + 10 47

4

+

= 40,5 + 10 11

4

= 40,5 + 3, 64

= 44, 14

E. Perhitungan Varians (Si2)

Si2 =)1(

)( 22

−∑ ∑nn

fxfxN ii

=)31(32

)1566()828358)(32( 2−

= 184,58

F. Perhitungan Simpangan Baku (S)

S =2

iS

= 58,184

= 13,59

Page 153: Koneksi matematika SMP

153

G. Perhitungan Kemiringan (yz)

=� =S

Mx o−

= 59,13

14,4494,48 −

= 0,35

Kesimpulan:

Karena kemiringan bernilai positif jadi distribusi data miring positif atau landai

kanan.

H. Perhitungan Kurtosis (y{)

( )

1090

13

4PP

2

1

−=

QQ

α

Kriteria:

4α = 0,263 : distibusi mesokurtis(model kurva normal)

4α > 0,263 : distribusi leptokurtis(model kurva runcing)

4α < 0,263 : distribusi platikurtik(model kurva datar)

#Menentukan letak Qn dengan rumus c|�

Q1 terletak pada interval kelas ke-2 (karena angka 8 berada pada fk=9).

}| � ~ � ��� � �� �

Q1= 30,5 + 10 �^��(� 8�� �

Q1= 39,07

Page 154: Koneksi matematika SMP

154

Q3 terletak pada interval kelas ke-4 (karena angka 24 berada pada fk=24).

}| � ~ � ��� � �� �

Q3= 50,5 + 10 ����(� 8��� �

Q3= 60,50

#Menentukan letak Pn dengan rumus: c|���

P10 terletak pada interval kelas ke-2 (karena angka 3,2 berada pada fk=9

�| � ~ � � 7�^��8�� �

��� � �I� �� �^���(^�� 8�� �

P10 = 32,21

P90 terletak pada interval kelas ke-5 (karena angka 28,8 berada pada fk=30

�| � ~ � � 7�^��8�� �

��� � ��I� �� �����(^�� 8��T �

P90 = 68,50

Jadi ( )

1090

13

4PP

2

1

−=

QQ

α

( )

32,2162,10

07,3950,602

1

−=

= 0,295

Kesimpulan:

Karena ketajaman lebih dari 0,263 maka kurvanya leptourtik(model kurva

runcing).

Page 155: Koneksi matematika SMP

155

Lampiran 10

Daftar Distribusi Frekuensi Mean, Median, Modus, Varians,

Simpangan Baku, Kemiringan, Dan Kurtosis

Kelompok Kontrol

A. Distribusi Frekuensi

18 21 23 24 24 24 25 26

27 27 32 32 32 32 32 32

34 34 35 39 39 40 40 41

41 41 43 43 44 45 45 46

1. Banyaknya data (n) = 32

2. Rentangan (R) = Data terbesar – Data terkecil

= 46-18

= 28

3. Banyak kelas (BK) = 1 + 3,3 log n

= 1 + 3,3 log 32

= 1 + 4,97

= 5,97 (dibulatkan menjadi 6)

4. Panjang kelas (P) = (BK) KelasBanyak

(J) Rentang

= 6

28

= 4,7 (dibulatkan menjadi 5)

Page 156: Koneksi matematika SMP

156

B. Perhitungan Mean

Mean = ∑∑

i

ii

f

xf

= 32

1075

= 33,59

C. Perhitungan Median (Me)

Me = b + p f

F -n 2

1

m

= 27,5 + 5 6

10 - (32) 2

1

= 27,5 + 5

= 32,5

Interval BB BA xi fi fk

f

(relatif)

%

fixi xi2 fi(xi)

2

18-22 17.5 22.5 20 2 2 6.25 40 400 800

23-27 23.5 27.5 25 8 10 25 200 625 5000

28-32 27.5 32.5 30 6 16 18.75 180 900 5400

33-37 32.5 37.5 35 3 19 9.38 105 1225 3675

38-42 37.5 42.5 40 7 26 21.88 280 1600 11200

43-47 42.5 47.5 45 6 32 18.75 271 2025 12150

Jumlah 32 1075 38225.00

Page 157: Koneksi matematika SMP

157

D. Perhitungan Modus (Mo)

Mo = b + pdd

d

+ 21

1

= 22,5 + 5 )68()28(

28

−+−−

= 22,5 + 5 26

6

+

= 22,5 + 5 8

6

= 22,5 + 3, 75

= 26, 25

E. Perhitungan Varians (Si2)

Si2 =)1(

)( 22

−∑ ∑nn

fxfxN ii

=)31(32

)1075()38225)(32( 2−

= 68,12

F. Perhitungan Simpangan Baku (S)

S =2

iS

= 12,68

= 8,25

G. Perhitungan Kemiringan (yz)

=� =S

Mx o−

= 25,8

25,2659,33 −

= 0,89

Page 158: Koneksi matematika SMP

158

Kesimpulan:

Karena kemiringan bernilai positif jadi distribusi data miring positif atau landai

kanan.

H. Perhitungan Kurtosis (y{)

( )

1090

13

4PP

2

1

−=

QQ

α

Kriteria:

4α = 0,263 : distibusi mesokurtis(model kurva normal)

4α > 0,263 : distribusi leptokurtis(model kurva runcing)

4α < 0,263 : distribusi platikurtik(model kurva datar)

#Menentukan letak Qn dengan rumus c|�

Q1 terletak pada interval kelas ke-2 (karena angka 8 berada pada fk=8).

}| � ~ � ��� � �� �

Q1= 22,5 + 5 �^��(� 8�R �

Q1= 26,25

Q3 terletak pada interval kelas ke-5 (karena angka 24 berada pada fk=26).

}| � ~ � ��� � �� �

Q3= 37,5 + 5 ����(� 8��� �

Q3= 47,07

#Menentukan letak Pn dengan rumus: c|���

Page 159: Koneksi matematika SMP

159

P10 terletak pada interval kelas ke-2 (karena angka 3,2 berada pada fk=10

�| � ~ � � 7�^��8�� �

��� � ��I� � �^���(^�� 8�R �

P10 = 23,25

P90 terletak pada interval kelas ke-6 (karena angka 28,8 berada pada fk=32

�| � ~ � � 7�^��8�� �

��� � �I� � �����(^�� 8�TT �

P90 = 44,85

Jadi ( )

1090

13

4PP

2

1

−=

QQ

α

( )

23,2544,85

25,2607,412

1

−=

= 0,343

Kesimpulan:

Karena ketajaman lebih dari 0,263 maka kurvanya leptourtik(model kurva

runcing).

Page 160: Koneksi matematika SMP

160

Lampiran 11

Perhitungan Normalitas Kelompok Eksperimen

1. Merumuskan Hipotesis

H0 : sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal H1 : sampel berasal dari populasi yang berdistribusi tidak normal

2. Menentukan tabel2χ

Dari tabel kai kuadrat untuk jumlah sampel 32 siswa pada taraf

signifikansi 0,05 dan dk=3, diperoleh tabel2χ =7,82

3. Menentukan hitung2χ

Skor

Batas

Kelas Z

Nilai Z

Batas

Kelas

Luas Z

Tabel Ei Oi

/�� � ��0n�l

20,5 -1,72 0,0182 - - - -

21-30 0,0692 2,2144 2 0,0207

30,5 -0,99 0,0874

31-40 0,1799 5,7568 7 0,2685

40,5 -0,25 0,2673

41-50 0,2784 8,9088 11 0,4909

50,5 0,48 0,5457

51-60 0,2568 8,2176 4 2,1646

60,5 1,22 0,8025

61-70 0,1412 4,5184 6 0,4858

70,5 1,96 0,9437

71-80 0,0462 1,4784 2 0,1840

80,5 2,69 0,9899 j � � j � I���

tabel2χ 7,82

hitung2χ 3,6145

Page 161: Koneksi matematika SMP

161

4. Kriteria Pengujian

Terima H0, jika hitung2χ H tabel

Tolak Ho, jika hitung2χ � tabel

5. Membandingkan tabel2χ dengan hitung

Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh hitung2χ H tabel

2χ (3,62<7,82)

6. Kesimpulan

Karena hitung2χ H tabel

2χ maka H0 diterima, dengan demikian sampel

berasal dari populasi yang berdistribusi normal

Page 162: Koneksi matematika SMP

162

Lampiran 12

Perhitungan Normalitas Kelompok Kontrol

1. Merumuskan Hipotesis

H0 : sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal H1 : sampel berasal dari populasi yang berdistribusi tidak normal

2. Menentukan tabel2χ

Dari tabel kai kuadrat untuk jumlah sampel 32 siswa pada taraf

signifikansi 0,05 dan dk=3, diperoleh tabel2χ =7,82

3. Menentukan hitung2χ

Skor

Batas

Kelas Z

Nilai Z

Batas

Kelas

Luas Z

Tabel Ei Oi

/�� � ��0n�l

17,5 -1,94 0,0256 - - - -

18-22 0,0638 2,0416 2 0,0009

22,5 -1,34 0,0894

23-27 0,1408 4,5056 8 2,710

27,5 -0,74 0,2302

28-32 0,2172 6,9504 6 0,1299

32,5 -0,13 0,4474

33-37 0,2348 7,5136 3 2,7114

37,5 0,22 0,6822

38-42 0,1777 5,6864 7 0,3035

42,5 1,08 0,8599

43-47 0,0942 3,0144 6 2,9571

47,5 1,69 0,9541 j � � j � �I���

tabel2χ 7,82

hitung2χ 8,8130

4. Kriteria Pengujian

Terima H0, jika hitung2χ H tabel

Tolak Ho, jika hitung2χ � tabel

Page 163: Koneksi matematika SMP

163

5. Membandingkan tabel2χ dengan hitung

Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh hitung2χ � tabel

2χ (8,81�7,82)

6. Kesimpulan

Karena hitung2χ � tabel

2χ maka H0 ditolak, dengan demikian sampel

berasal dari populasi yang berdistribusi tidak normal

Page 164: Koneksi matematika SMP

164

Lampiran 13

Perhitungan Uji Homogenitas

Uji Homogenitas yang dilakukan adalah uji fisher, dengan rumus:

Fhitung =1)-(

)( Sdengan

terkecilvarians

terbesarvarians

22

2

2

2

2

1

nn

fxfxn

S

S ii∑ ∑−==

Langkah-langkah perhitungannya:

1. Merumuskan hipotesis

H0 = Data memiliki varians homogen

H1 = Data memiliki varians tidak homogen

2. Menentukan kriteria pengujian

Jika Fhitung < Ftabel maka terima H0

Jika Fhitung > Ftabel maka terima H1

3. Mencari db pembilang (varians terbesar) dan db penyebut (varians terkecil),

diperoleh:

db1 (Pembilang) = n –1 = 32-1 = 31

db2 (penyebut) = n -1 = 32-1 = 31

4. Menentukan nilai Fhitung

Berdasarkan perbandingan data statistik kelompok eksperimen dan

kelompok kontrol diperoleh varians terbesar adalah nilai varians kelompok

eksperimen dan varians terkecil adalah nilai varians kelompok kontrol.

Diperoleh S12 = 184,69 dan S2

2 = 68,12 sehingga:

Fhitung = 12,68

69,184 = 2,7085

5. Menentukan nilai Ftabel

Dengan menggunakan microsoft excel (FINV)diperoleh Ftabel = 1,82.

Karena Fhitung > Ftabel (2,71 > 1,82) dimana H0 ditolak. Maka dapat

disimpulkan bahwa kedua data memiliki varians yang heterogen.

Page 165: Koneksi matematika SMP

165

Lampiran 14

Perhitungan Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan Uji Mann-Whitney,

dengan langkah-langkah perhitungan sebagai berikut:

1. Merumuskan Hipotesis

H0 : �� � ��

H1 : �� C ��

2. Melakukan Pengujian Statistik

a. Tetapkan satu sampel sebagai kelompok 1 dan sampel yang lain

sebagai kelompok 2.

Kelompok 1 = kelompok eksperimen

Kelompok 2 = kelompok kontrol

b. Data dari kedua kelompok disatukan dengan setiap data diberi kode

asal kelompoknya (eksperimen diberi kode E dan kontrol diberi kode

K). Kemudian data yang telah digabungkan diberi peringkat dari nilai

terkecil sampai n.(lampiran tabel penentuan peringkat).

c. Hitung jumlah peringkat dari kelompok 1 dan diberi simbol K1 dan

jumlah peringkat dari kelompok 2 diberi simbol K2.

d. Tentukan U1 dan U2

������ � ���� |^/|^]�0� � �

� /�0/�0 ��/��]�0� � ��uI�

= 184,5

������ � ���� ��/�� �0� � �

� /�0/�0 �/� �0� � u��I�

= 839,5

Page 166: Koneksi matematika SMP

166

e. Tentukan U

U = Min (U1,U2

= 184,5

f. Tentukan rata-rata (��)

�� � A�A��

= ������

= 512

g. Tentukan Simpangan Baku (��)

�� � �A�A�/A� A� �0��

�  �����/��]��]�0��

��������� uIu����

h. Tentukan nilai Z

¡ � ¢ � £h¤h

= �R�IM8M����I��M��T�

= �I�u�����

i. Tentukan nilai

Dengan mengkonsultasikan nilai Z= = -4,39 ke tabel distribusi

normal dengan taraf signifikansi (=) = 0,05 diperoleh p = 0,00003.

3. Kriteria Pengujian

Tolak Ho jika p <�=

Terima Ho jika p >�=

Page 167: Koneksi matematika SMP

167

4. Kesimpulan

Karena p <�= (0,00003 < 0,05) maka Ho ditolak berarti rata-rata

kemampuan koneksi matematik siswa yang diberi model pembelajaran

generatif lebih tinggi daripada siswa yang diberi model pembelajaran

konvensional.

Page 168: Koneksi matematika SMP

168

Tabel Penentuan Peringkat Nilai Posstest

Uji Mann-Whitney(Uji-U)

Data Gabungan (Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol)

No Nama Skor Rank No Nama Skor Rank

1 K3 18 1 33 E2 41 35.5

2 E9 21 2.5 34 E3 41 35.5

3 K29 21 2.5 35 E5 41 35.5

4 K17 23 5 36 K14 41 35.5

5 K17 24 6 37 K19 41 35.5

6 K6 24 6 38 K32 41 35.5

7 K22 24 6 39 E4 43 41

8 E6 25 8.5 40 E13 43 41

9 K4 25 8.5 41 E21 43 41

10 K27 26 10 42 K21 43 41

11 K8 27 11 43 K23 43 41

12 K12 27 11 44 K25 44 44

13 K5 32 15.5 45 K24 45 45.5

14 K9 32 15.5 46 K26 45 45.5

15 K15 32 15.5 47 E26 46 48

16 K18 32 15.5 48 E30 46 48

17 K28 32 15.5 49 K11 46 48

18 K31 32 15.5 50 E12 48 50

19 K10 34 19.5 51 E19 50 51.5

20 K20 34 19.5 52 E27 50 51.5

21 K13 35 21 53 E15 55 53.5

22 E1 36 24.5 54 E22 55 53.5

23 E10 36 24.5 55 E25 57 55

24 E16 36 24.5 56 E29 59 56

25 E17 36 24.5 57 E7 61 57

26 E23 36 24.5 58 E8 64 59

27 E32 36 24.5 59 E18 64 59

28 E20 39 29 60 E24 64 59

29 K2 39 29 61 E14 66 61

30 K7 39 29 62 E31 68 62

31 K16 40 31.5 63 E11 70 63

32 K30 40 31.5 64 E28 78 64

Page 169: Koneksi matematika SMP

169

Tabel Data Setelah Penentuan Peringkat

Eksperimen Kontrol

No Nama Skor Rank No Nama Skor Rank

1 E9 21 2.5 1 K3 18 1

2 E6 25 8.5 2 K29 21 2.5

3 E1 36 24.5 3 K17 23 4

4 E10 36 24.5 4 K17 24 6

5 E16 36 24.5 5 K6 24 6

6 E17 36 24.5 6 K22 24 6

7 E23 36 24.5 7 K4 25 8.5

8 E32 36 24.5 8 K27 26 10

9 E20 39 39 9 K8 27 11.5

10 E2 41 35.5 10 K12 27 11.5

11 E3 41 35.5 11 K5 32 15.5

12 E5 41 35.5 12 K9 32 15.5

13 E4 43 41 13 K15 32 15.5

14 E13 43 41 14 K18 32 15.5

15 E21 43 41 15 K28 32 15.5

16 E26 46 48 16 K31 32 15.5

17 E30 46 48 17 K10 34 19.5

18 E12 48 50 18 K20 34 19.5

19 E19 50 51.5 19 K13 35 21

20 E27 50 51.5 20 K2 39 29

21 E15 55 53.5 21 K7 39 29

22 E22 55 53.5 22 K16 40 31.5

23 E25 57 55 23 K30 40 31.5

24 E29 59 56 24 K14 41 35.5

25 E7 61 57 25 K19 41 35.5

26 E8 64 59 26 K32 41 35.5

27 E18 64 59 27 K21 43 41

28 E24 64 59 28 K23 43 41

29 E14 66 61 29 K25 44 44

30 E31 68 62 30 K24 45 45.5

31 E11 70 63 31 K26 45 45.5

32 E28 78 64 32 K11 46 48

Jumlah 1554 1367.5 Jumlah 1081 712.5

Page 170: Koneksi matematika SMP

170

Lampiran 15

LEMBAR WAWANCARA

1. Apakah pembagian kelas X di sekolah ini berdasarkan tingkat kemampuan siswa? Jawab: tidak, pembagian siswa di sekolah ini secara acak saja tidak berdasarkan

kemampuan siswa.

2. Bagaimana keadaan para siswa pada saat pembelajaran matematika? Jawab: ada siswa yang terlihat antusias, aktif bertanya namun sebagian lagi siswa

terlihat pasif.

3. Apakah para siswa aktif bertanya ketika mereka mengalami kesulitan pada saat pembelajaran matematika? Jawab: iya. namun tidak semuanya siswa yang mengalami kesulitan mau

bertanya, itu terlihat ketika guru memberikan soal latihan siswa yang malu bertanya lebih memilih melihat hasil dari temannya.

4. Kesulitan apa saja yang ibu alami dalam proses pembelajaran matematika?

Jawab: kurangnya pengetahuan awal siswa, sehingga guru harus mengulang pelajaran sehingga proses belajarnya terhambat.

5. Model pembelajaran atau metode apa yang ibu gunakan dalam proses

pembelajaran matematika? Jawab: macam-macam, ada ceramah, demonstrasi, menggunakan alat-alat yang

ada di sekitar siswa terkadang menggunakan infokus atau OHP.

6. Bagaimana kemampuan koneksi matematika siswa yang ibu ajar, khususnya siswa di kelas X? Jawab: kemampuan koneksi matematika siswa kelas X sangat kurang

dikarenakan pengetahuan awal mereka yang kurang. Siswa beranggapan pengetahuan prasyarat itu tidak perlu jadi dilupakan begitu saja.

7. Apakah menurut ibu perlukah meningkatkan kemampuan koneksi matematika

siswa? Jawab: perlu, karena tiap pokok bahasan matematika saling berkaitan. Contohnya

untuk materi Sistem Persamaan Linear dua variabel tentunya harus mempelajari Sistem Persamaan Linear satu variabel.

8. Hal apakah yang biasa ibu lakukan untuk menumbuhkan kemampuan koneksi

matematika di kelas? Jawab: mengingatkan kembali pada saat apersepsi.

Tirtayasa, 19 Agustus 2010

Guru Pamong

(Khuzaimah, S. Si)