Pihak-pihak yang berkonflik adalah Suku Dani dan Suku Moni yang
merupakan dua diantara banyak asli suku Papua. Yang menjadi
persoalan konflik adalah terjadi akibat adanya perebutan tanah di
Kali Kamoro, Jalan Trans Timika-Paniai bermula dengan aksi saling
bakar alat berat milik kedua suku tersebut pada 17-18 Februari 2014
dilokasi Kali Iwaka. Meskipun sebenarnya telah dibuat perjanjian
damai pada bulan Februari namun pada kenyataannya konflik perebutan
lahan tersebut tetap berlanjut hingga 4 Maret 2014. Suku Dani dan
Suku Moni terlibat saling serang dan membuat Kampung Mimika Gunung,
Jayanti, Distrik Kuala Kencana, dan Kabupaten Mimika mencekam mulai
tanggal 7 Maret 2014.Perang antara Suku Dani dan Suku Moni dipicu
sengketa lahan pada Selasa 4 Maret 2014 lalu. Sebanyak 4 orang dari
kedua suku tewas dalam peperangan ini. Sementara ratusan orang lain
menderita luka-luka akibat benda tajam. Adanya hubungan yang tidak
baik antara kedua belah pihak yang berkonflik. Kelompok suku Dani
yang sedang bertikai dengan suku Moni, memang sudah mendiami
wilayah Utikini Baru kurang lebih 16-17 tahun di sana. Padahal
sebelum ada Utikini Baru, daerah asal mereka yaitu kampung Utikini
sendiri berada di daerah pegunungan sana yang merupakan daerah asli
asal suku Dani ini sendiri. Migrasi besar-besaran yang terjadi
akibat dari aktivitas PT Freeport Indonesialah yang mengakibatkan
mereka dipindahkan ke dataran rendah yang sekarang Utikini Baru.
Yang secara teritorial adat merupakan tanah atau wilayah suku
Kamoro. Dengan alasan bahwa di kampung asal mereka(Utikini) tidak
ada pekerjaan dan tidak memungkinkan untuk mereka hidup lagi serta
PT Freeport Indonesia sendiri tidak bisa mempekerjakan mereka
karena mereka tidak punya skill. Sehingga dengan bantuan pemerintah
kabupaten Fak-Fak (Karena saat itu Mimika masih masuk dalam wilayah
kabupaten Fak-Fak hingga 1998), maka suku Dani dengan kata lain
turun ke bawah agar memiliki kehidupan yang layak.
