Upload
others
View
1
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
KONFLIK BATIN TOKOH DALAM NOVEL LAUT BERCERITA
KARYA LEILA S.CHUDORI
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan (Strata 1)
YULIA ANITA
NPM 14080221
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
(STKIP) PGRI SUMATERA BARAT
PADANG
2019
HALAMAN PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini,
Nama : Yulia Anita
NPM : 14080221
Program Studi : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesi
Dengan ini menyatakan bahwa:
1. Karya tulis skripsi yang berjudul “Konflik Batin Tokoh dalam Novel Laut
Bercerita Karya Leila S.Chudori” belum pernah diajukan untuk mendapat
Gelar Akademik Sarjana baik di Sekolah Tinggi Keguruan Ilmu Pendidikan
(STKIP) PGRI Sumatera Barat maupun Perguruan Tinggi lainya.
2. Karya ini adalah karya saya sendiri, kecuali bantuan dan arahan seperti yang
disebutkan dalam kata pengantar.
3. Dalam karya ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis dan
dipublikasikan orang lain, kecuali secara tertulisdengan jelas dicantumkan
sebagai acuan dalam naskah ini dan disebutkan pengarang dalam daftar
pustaka.
4. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya apabila kemudian hari terdapat
penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini, maka saya bersedia
menerima sanksi akademik yang berlaku di kampus STKIP PGRI Sumatera
Barat termasuk berupa pencabutan gelar kesarjanaan yang telah diperoleh.
Padang, Februari 2019
Yang menyatakan
Yulia Anita
i
ABSTRAK
Yulia Anita (NPM 14080221). “Konflik Batin Tokoh dalam Novel Laut
Bercerita Karya Leila S.Choudri”. Skripsi, Program Studi Pendidikan
Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP PGRI Sumatera Barat, Padang, 2019.
Perbedaan karakter antar manusia menyebabkan tejadinya pertentangan
dalam kehidupan. Pertentangan tersebut menyebabkan terjadinya konflik yang
terjadi antar manusia atau dalam diri manusia. Konflik yang terjadi dalam satu diri
manusia saja atau diri sendiri disebut konflik batin. Seperti konflik batin yang
dialami oleh tokoh dalam novel Laut Bercerita karya Leila S.hudori. Penelitian ini
dilatarbelakangi karena adanya perasaan cemas dan depresi yang dialami oleh
tokoh dalam novel Laut Bercerita karya Leila S.Choudri. Penelitian ini
difokuskan pada konflik batin tokoh dalam novel Laut Bercerita karya Leila
S.Choudri. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan bentuk-bentuk dan
penyebab konflik batin tokoh dalam novel Laut Bercerita karya Leila S.Choudri.
Jenis penelitan ini adalah penelitian kualitatif. Metode yang digunakan
dalam penelitian ini adalah metode Deskriptif Analisis. Data dalam penelitian ini
berupa kata-kata, kalimat dan dialog yang berhubungan dengan konflik batin
dalam novel Laut Bercerita karya Leila S.Choudri. Sumber data dalam penelitian
ini adalah novel Laut Bercerita karya Leila S.Choudri.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa bentuk-bentuk konflik batin yang
terdapat dalam novel Laut Bercerita karya Leila S.Choudri yaitu: Pertama,
depresi yang terlihat pada tokoh Laut, Laut mengalami depresi karena dirinya
dianggap sebagi buron. Kedua, cemas terlihat pada ayah Laut, ayah Laut merasa
cemas dengan pekerjaan yang dilakukan oleh Laut. Ketiga, takut dan tidak
mampu. Bentuk konflik yang paling dominan adalah bentuk konflik cemas. Tokoh
Laut dan Ayah laut mengalami cemas karena dirinya dihadapkan pada masalah
yang membuat dirinya disandra oleh pemerinta. Penyebab-penyebab konflik batin
yang terdapat dalam novel Laut Bercerita karya Leila S Choudri yaitu penyebab
predisposisi, penyebab penguat dan penyebab aktual.
.
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis mengucapkan kehadirat Allah Swt. Atas segala
limpahan rahmat dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
yang berjudul Konflik Batin Dalam Novel Laut Bercerita Karya Leila S.Chudori.
Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis banyak mendapatkan bimbingan,
bantuan, dorongan serta motivasi dari berbagai pihak. Untuk itu dalam
kesempatan ini dengan kerendahan hati penulis ingin mengucapkan terima kasih
yang sebanyak-banyaknya kepada:
1. Dr.Hj. Zusmelia, M.Si sebagai Ketua STKIP PGRISumatera Barat.
2. Sri Imelwaty, M.Pd., Ph.D. sebagai Wakil Ketua I Bidang Akademik; Liza
Husnita, M.Pd. sebagai Wakil Ketua II Administrasi Umum dan Keuangan;
Jarudin, M.A., Ph.D. sebagai Wakil Ketua III Bidang Kemahasiswaan, Alumni
dan Kerjasama.
3. Emil Septia, S.S., M.Pd selaku Dosen Pembimbing I sekaligus Penasihat
Akademik dan Risa Yulisna, M.Pd selaku Dosen Pembimbing II yang telah
membimbing, memberi arahan serta pengetahuan dengan penuh kesabaran dan
keikhlasan demi kesempurnaan skripsi ini.
4. Dra. Indriani Nisja, M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa dan
Sastra Indonesia STKIP PGRI Sumatera Barat.
5. Samsiarni, M.Hum, selaku Sekretaris Program Studi Pendidikan Bahasa dan
Sastra Indonesia STKIP PGRI Sumatera Barat.
ii
6. Bapak dan ibu dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
STKIP PGRI Sumatera Barat yang telah membekali penulis dengan ilmu
pendidikan.
7. Teristimewa untuk kedua orang tua, kepada kedua orang tua, yang selalu
memberikan arahan moral maupun material, serta doa yang tidak pernah putus
dan sangat berarti bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
8. Sahabat-sabahat terdekat dan rekan-rekan seperjuangan BP 2014 yang telah
memberikan semangat dan doa untuk menyelesaikan skripsi ini, serta semua
pihak yang telah membantu dan memberi motivasi terhadap penulis baik secara
langsung maupun tidak langsung semoga persahabatan ini tetap abadi
selamanya.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk
itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak demi kesempurnaan
skripsi ini. Akhir kata penulis mohon maaf jika ada kata-kata yang salah atau
tidak berkenan dalam tulisan ini.
Padang, Februari 2019
Penulis
iii
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK...........................................................................................................................i
KATA PENGANTAR ....................................................................................................... .ii
DAFTAR ISI...................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ......................................................................................... 1
B. Fokus Masalah ........................................................................................................ 5
C. Rumusan Masalah ................................................................................................... 5
D. Tujuan Penellitian ................................................................................................... 5
E. Manfaat Penelitian .................................................................................................. 6
F. Batasan Istilah ......................................................................................................... 7
BAB II KAJIAN TEORITIS
A. Landasan Teori........................................................................................................ 8
1. Hakikat Novel ................................................................................................... 8
a. Pengertian Novel ......................................................................................... 8
b. Unsur Pembangun Novel ............................................................................ 9
2. Hakikat Konflik Batin ....................................................................................... 16
a. Pengertian Konflik ...................................................................................... 16
b. Pengertian Konflik Batin ............................................................................ 17
c. Jenis-Jenis Konflik Batin ............................................................................ 19
d. Bentuk-Bentuk Konflik Batin ..................................................................... 20
e. Faktor Penyebab Konflik Internal (Batin) .................................................. 23
3. Hakikat Psikologi Sastra ................................................................................... 24
a. Pengertian Psikologi Sastra......................................................................... 24
b. Pendekatan Psikologi Sastra ....................................................................... 25
B. Penelitian Relevan .................................................................................................. 26
C. Kerangka Konseptual .............................................................................................. 27
iii
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian........................................................................................................ 30
B. Metode Penelitian ................................................................................................... 30
C. Data dan Sumber Data ............................................................................................ 30
D. Instrumen Penelitian ............................................................................................... 31
E. Teknik Pengumpulan Data ...................................................................................... 31
F. Teknik Pengabsahan Data ....................................................................................... 32
G. Teknik Analisis Data............................................................................................... 33
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Data ......................................................................................................... 34
B. Analisis Data ........................................................................................................... 36
C. Pembahasan............................................................................................................. 64
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................................................. 68
B. Saran ....................................................................................................................... 68
KEPUSTAKAAN .............................................................................................................. 70
LAMPIRAN I….. .............................................................................................................. 72
LAMPIRAN II .................................................................................................................. 73
LAMPIRAN III ................................................................................................................. 79
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Manusia merupakan objek dalam kehidupan ini. Setiap manusia dalam
kehidupannya memiliki karakter yang berbeda-beda, begitu pula dalam karya
sastra. Seorang pengarang akan menggambarkan tokoh dalam karyanya dengan
karakter yang berbeda-beda pula sesuai dengan pendapat (Poni, 2018:32).
Perbedaan karakter setiap manusia seringkali menimbulkan permasalahan
kehidupan. Perbedaan karakter antar manusia menyebabkan terjadinya
pertentangan dalam kehidupan. Pertentangan tersebut meyebabkan terjadinya
konflik. Konflik dapat terjadi antarmanusia ataupun dalam diri manusia. Konflik
yang terjadi dalam satu diri manusia saja atau diri sendiri disebut dengan konflik
batin.
Konflik merupakan proses dinamika psikologi dalam kehidupan individu.
Konflik dapat diketahui dari cara bersikap, raut wajah, perasaan, dan bahkan
menimbulkan rasa cemas yang membuat manusia tidak tenang. Konflik yang
dialami seseorang juga akan menimbulkan frustrasi karena apa yang diinginkan
tidak tercapai atau karena adanya tekanan. Konflik batin merupakan sesuatu yang
tidak menyenangkan yang terjadi atau yang dialami oleh tokoh cerita.
Permasalahan yang sering dialami oleh manusia dalam cerita fiksi seperti novel
dapat menimbulkan konflik batin pada si tokoh. Terkadang sebagai manusia,
dalam menyikapi permasalahan yang terjadi sangat menonjolkan emosi atau
perasaan sehingga permasalahan yang sederhana menjadi masalah yang besar
1
2
karena tidak mengetahui bagaimana cara menyikapinya atau hanya menurutkan
perasaan atau ego pribadi.
Karya sastra merupakan suatu karya fiktif yang objeknya adalah manusia
dengan lingkunganya. Sebagai sebuah karya imajinasi, sastra menawarkan
berbagai permasalahan manusia dan menggunakan bahasa sebagai mediumnya.
Sastra merupakan salah satu cabang ilmu kesenian yang telah ada dalam
kehidupan manusia sejak dahulu. Setiap karya sastra memiliki seninya masing-
masing. Ada karya sastra yang mengangkat masalah tentang kehidupan
masyarakat dengan berbagai permasalahan yang akan menyebabkan suatu konflik,
salah satunya adalah konflik batin.
Beberapa di antara genre sastra yang membahas berbagai bentuk konflik
batin manusia adalah novel. Novel mengemukakan berbagai hal yang dialami diri
tokoh dalam cerita. Salah satu novel yang memaparkan tentang persoalan dan
masalah kehidupan dengan memperlihatkan konflik batin adalah novel Laut
Becerita karya Leila S. Chudori. Melalui tokoh-tokoh dalam novel, diperlihatkan
berbagai macam konflik yang terjadi.
Novel Laut Bercerita karya Leila S. Chudori menceritakan tentang
konflik yang dialami pada setiap pokoh yang diceritakanya. Tokoh utama novel
ini bernama Biru Laut, seorang mahasiswa Sastra Inggris di Yogyakarta yang
turut bergabung dengan aktivis Winatra, organisasi mahasiswa yang memihak
pada kaum kecil seperti buruh dan petani. Dengan segala kegiatanya yang
dianggap menentang pemerintahan Orde Baru. Laut bersama teman-temannya
harus hidup dalam persembunyian. Terlebih setelah Winatra dianggap sering
3
menjadi dalang kerusuhan. Tak hanya itu, pemerintah juga secara terang-terangan
memasukan aktivis Winatra dan Wirasena sebagai buron oleh pemerintah karena
mereka dianggap orang yang berperan penting dibalik demo yang dilakukan oleh
masyarakat.
Dalam menjalani aktivitas sebagai aktivis kampus, Laut mendapatkan
berbagai macam masalah dan rintangan. Masalah-masalah yang dihadapi oleh
Laut ini lah yang akhirnya menimbulkan konflik dalam diri Laut. Salah satu
bentuk konflik yang dialami oleh Laut yaitu cemas, dimana tokoh Laut merasakan
kecemasan dengan kondisi yang sedang dialami bersama teman-temanya.(Tokoh
Laut juga mengalami depresi dan tekanan karena selalau diincar oleh pemerintah
karena dirinya dianggap membangkang dan selalu hidup berpindah-pindah,
sehingga Laut merasakan susahnya menjadi seorang buron.
Dalam novel ini konflik batin tidak hanya diperlihatkan padi tokoh Laut,
namun juga tergambarkan pada tokoh-tokoh yang juga terlibat dalam isi cerita,
seperti konflik batin yang tergambarkan pada tokoh dari keluarga teman-temanya
Laut, mereka merasakan kecemasan dan kehilangan karena keberadaan sanak
saudaranya tidak diketahui dan menemui titik terang. Konflik batin juga
tergambarkan dalam sosok teman-teman Laut yang ikut menjadi buron dan harus
hidup berpindah-pindah tempat karena adanya ancaman dari pemerintah yang
menganggap aktivis yang digelutinya melanggar hukum bagi pemerintah. Leila S.
Chudori adalah seorang sastrawan, penulis dan juga redaktur lahir di Jakarta, 12
Desember 1962 dan menempuh pendidikan di Trent University, Kanada. Karya
awal Leila dipublikasiian diberbagai media sejak dia berusia 12 tahun. Tahun
4
1989 Leila menciptakan kumpulan cerpen Malam Terakhir yang diterjemahkan
kedalam bahasa Jerman Die Letze (Horleman Verlag). Kumpulan cerpen 9 dari
Nadira diterbitkan 2009 (Kepustakaan Populer Gramedia) dan mendapat
penghargaan sastra dari Badan Bahasa. Kemudian 2012 Leila menghasilkan novel
Pulang yang kini sudah diterjemahkan kedalam bahasa Inggris, Prancis, Belanda,
Jerman dan Italia. Leila adalah penggagas dan penulis skenario Drama TV
berjudul Dunia Tanpa Koma dan penulis skenario film pendek Drupadi (keduanya
diproduksi oleh Sinemart).
Selain Novel Laut Bercerita, novel lain yang juga membahas mengenai
konflik batin tokoh yaitu novel Pulang Karya Leila S Choudri. Novel Pulang
menceritakan kisah tentang empat eksil politik Indonesia yang menjadi pendiri
“Restoran Tanah Air” di Paris: Dimas Suryo, Nugroho Dewantoro, Risjaf, dan
Tjahjadi Sukarna (Tjai Sin Soe). Keempatnya adalah wartawan kecuali Tjai pada
Kantor Berita Nusantara sebelum Peristiwa 30 September 1965 terjadi, novel ini
menghadirkan salah satu sisi perjalanan sejarah kita yang dulu dengan sengaja
dilupakan oleh rezim. Orde baru yang merupakan sajarah bagi bangsa Indonesia.
Namun pada penelitian ini masalah yang akan dibahas dalam novel Laut
Bercerita, adalah bagaimana bentuk-bentuk konflik dan penyebab konflik batin
pada tokoh dalam novel Laut Bercerita karya Laila S Choudri. Dibandingkan
dalam novel Pulang, novel Laut Bercerita lebih banyak menghadirkan masalah
konflik batin yang di alami oleh tokoh, salah satu bentuk konflik yang terdapat
yaitu depresi atau perasaan tertekan karena mereka telah dianggap sebagai buron
dari pemerintah.
5
Berdasarkan latar belakang di atas, beberapa hal yang melatarbelakangi
penelitian terhadap konflik batin tokoh dalam novel Laut Becerita karya Leila S.
Chudori ini adalah sebagai berikut: (1) tokoh dikarenakan adanya konflik batin
gejolak kejiwaan yang disebabkan karena berbagai macam persoalan yang saling
berkaitan satu sama lain. (2) jenis-jenis konflik batin yang terjadi dalam diri tokoh
utama terlihat dari masalah-masalah yang dihadapi oleh tokoh dalam menjadi
seorang aktivis kampus yang dianggap melawan pemerintahan. Berdasarkan
ulasan masalah di atas, penelitian ini menarik untuk dikaji lebih mendalam
mengenai konflik batin tokoh yang terdapat dalam novel Laut Becerita karya
Leila S. Chuodori. Maka judul dari penelitian ini adalah “Konflik Batin Tokoh
Dalam Novel Laut Becerita Karya Leila S. Chudori”.
B. Fokus Masalah
Mengingat banyaknya masalah yang dapat diteliti dalam karya sastra,
penelitian ini difokuskan pada konflik batin tokoh yang terdapat dalam novel Laut
Becerita karya Leila S.Chudori dengan tinjauan Psikologi Sastra.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan fokus masalah, maka rumusan masalah penelitian ini adalah
bagaimana bentuk konflik batin dan apakah penyebab konflik batin pada
penelitian ini.
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah, tujuan penelitian ini adalah untuk
mendeskripsikan konflik batin tokoh yang terdapat dalam novel Laut Becerita
6
karya Leila S Chudori dan mendeskripsikan penyebab konflik batin tokoh yang
terdapat dalam novel Laut Becerita Karya Leila S.Chudori.
E. Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian maka manfaat penelitian adalah sebagai
berikut:
1. Manfaat Teoretis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat terhadap
perkembangan ilmu sastra khususnya dibidang konflik batin dengan tinjauan
psikologi sastra. Selain itu hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat
untuk menambah ilmu dalam penggunaan teori sastra dan hasil penelitian ini
diharapkan dapat memberikan gambaran perkembangan sastra.
2. Manfaat Praktis
Secara praktis penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk:
a. Bagi mahasiswa, khususnya program studi Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia untuk menambah dan memperdalam pengetahuan tentang
sastra khususnya novel.
b. Bagi peneliti sastra, penelitian ini diharapkan menjadi salah satu bahan
acuan untuk penelitian selanjutnya khususnya pada konflik batin dengan
tinjauan psikologi sastra.
c. Bagi peneliti sendiri, penelitian ini bermanfaat bagi peneliti untuk
mengetahui seluk beluk karya sastra terutama konflik batin dalam novel
Laut Bercerita karya Leila S. Chudori.
7
F. Batasan Istilah
1. Konflik adalah yang dramatik mengacu pada pertarungan antara dua
kekuatan yang seimbang yang menyiratkan adanya aksi dan aksi balasan
2. Konflik Batin adalah konflik yang terjadi dalam hati, jiwa seseorang tokoh
cerita
3. Tokoh adalah orang atau pelaku yang ditampilkan dalam sebuah cerita
4. Novel adalah karya fiksi prosa yang ditulis secara naratif dan bersifat
imajinasi, biasanya dalam bentuk cerita
5. Novel Laut Bercerita Karya Leila S. Chudori yang menceritakan konflik
batin yang diialami tokoh utama dalam novel.
8
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
Pada bab ini akan diuraikan beberapa teori yang relevan untuk mendukung
penelitian ini. Teori-teori tersebut adalah: (1) Hakikat novel, (2) Hakikat Konflik
Batin dan (3) Hakikat Psikologi Sastra.
1. Hakikat Novel
Dalam bab ini akan dibahas teori-teori yang berhubungan dengan novel, di
antaranya yaitu: (a) Pengertian novel, dan (b) Unsur Pembangun novel.
a. Pengertian Novel
Novel berasal dari bahasa Italia yaitu novella yang secara harfiah berarti
sebuah barang baru yang kecil, kemudian diartikan sebagai cerita pendek dalam
bentuk prosa. Novel juga berasal dari bahasa latin novellus yang diturunkan pula
dari kata novie yang berarti baru. Dikatakan baru karena novel dibandingkan
dengan jenis-jenis sastra lain seperti puisi, drama, dan lain sebagainya maka jenis
novel ini muncul kemudian (Tarigan, 2010:167)
Atmazaki (200:40) menyatakan bahwa novel adalah fiksi naratif modern
yang berkembang pada pertengahan abad ke-18, novel berbentuk prosa yano
lebih panjang dan kompleks dari pada cerpen yang mengekspresikan sesuatu
tentang kualitas atau nilai pengalaman manusia. Persoalan yang terdapat didalam
novel diambil dari pola-pola kehidupan dalam suatu waktu dan tempat yang
eksotik dan imajinasi. Pengarang menghayati berbagai permasalahan yang ada
kemudian mengungkapkan kembali melalui novel sesuai dengan pandanganya.
8
9
Muhardi dan Hassanuddin WS (1992: 6) menyatakan bahwa novel
merupakan sebuah rangkaian cerita yang memuat beberapa kesatuan
permasalahan yang membentuk rantai permasalahan, permasalahan itu disertai
oleh faktor lain. Dalam rangkaian permasalahan itu terdapat puluhan
permasalahan. Dengan kata lain, novel memiliki karakteristik permasalahan yang
lebih luas serta mengutarakan permasalahan yang lebih banyak.
Berdasarkan pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa novel
adalah suatu karya sastra tertulis dalam bentuk buku yang menceritakan tentang
berbagai konflik dan permasalahan didalamnya.
b. Unsur Pembangun Novel
Secara garis besar karya sastra dibangun oleh dua unsur yaitu unsur
intrinsik dan unsur ekstrinsik. Kedua unsur inilah yang banyak digunakan dalam
mengkaji novel atau karya sastra pada umumnya.
1. Unsur Intrinsik
Nurgiyantoro (1995:2) menyatakan bahwa unsur intrinsik adalah unsur
yang terdapat dalam sebuah karya sastra. Unsur intrinsik adalah unsur-unsur yang
membangun sebuah karya sastra dari dalam yang mewujudkan struktur karya
sastra itu sendiri. Unsur intrinsik dibagi menjadi tubuh bagian yang terdiri dari
tema, penokohan, alur atau plot, latar, sudut pandang dan amanat. Keperpaduan
dari unsurunsur Intrinsik inilih yang membuat keperpaduan cerita dalam novel.
Menurut Muhardi dal Hassanudin WQ (1992:20) unsur intrinsik dibedakan
atas dua macam, yaitu unsur utama dan unsur penunjang. Unsur utama adalah
semua yang berkaitan dengan pemberian makna yang disampaikan melalui
10
bahasa. Unsur penunjang adalah segala upaya yang digunakan dalam
memanfaatkan bahasa.
Dapat disampaikan bahwa unsur intrinsik adalah unsur yang membangun
karya sastra dari dalam, tanpa adanya unsur intrinsik maka akan sulit untuk
membangun keterpaduan antar cerita di dalam karya sastra karena keterpaduan
antar unsur ilmiah yang membuat sebuah novel terwujud. Unsur intrinsik tersebut
antara lain:
1) Tema
Nurgiyantoro (1995:68) menyatakan tema adalah gagasan-gagasan dasar
umum yang menopang sebuah karya sastra dan terkandung di dalam teks sebagai
struktur sistematis dan menyangkut persamaan-persamaan dan perbedaan-
perbedaan. Menentukan tema adalah salah satu cara untuk mendeskripsikan apa
yang menjadi pokok permasalahan dalam cerita. Adanya tema akan membantu
pembaca dalam menafsirkan dan mendeskripsikan apa saja yang menjadi pokok
permasalahan cerita dalam novel.
Semi (1988:43) menjelaskan tema yaitu suatu gagasan sentral yang
menjadi dasar sebuah karya sastra. Dalam tema mencakup persoalan dan tujuan
atau amanat dari pengarang. Tema akan menjadi dasar dari pengembangan cerita
didalam novel dan akan menjiwai seluruh bagian cerita. Kehadiran tema dalam
cerita tidak dilukiskan secara khusus, melainkan pembaca yang akan
menemukanya sendiri didalam cerita. Jadi dapat disimpulkan bahwa tema dalam
novel merupakan suatu inti bagi peneliti dalam menganalisis karya sastra.
11
2) Penokohan
Muhardi dan Hasanuddin WS (1992:48) menyatakan bahwa penokohan
adalah penulisan gambaran yang jelas tentang seseorang yang ditampilkan dalam
sebuah cerita. Dalam hal ini penokohan termasuk masalah penamaan, pemeranan,
keadaan fisik, keadaan psikis, dan karakter. Bagian-bagian penokohan akan saling
berhubungan dalam membangun fiksi.
Semi (1998:31) menyatakan bahwa perwatakandalam suatu karya fiksi
dapat dilihat dari dua segi. Pertama, perwatakan yang mengacu kepada orang atau
tokoh yang bermain dalam cerita. Kedua, perwatakan yangmengacu kepada
pembaharuan dari minat, keinginan, emosi dan moral yang membentuk individu
yang bermain dalam suatu cerita. Pengarang akan mewujudkan dan
mengembangkan tokoh-tokoh dalam cerita yang berdasarkan kreativitasnya
sendiri.
Jadi dapat disimpulkan bahwa penokohan artinya siapa tokoh dalam cerita,
bagaimana perilaku atau perwatakanya dalam sebuah cerita yang diperankanya
sehingga dapat digambarkan secara jelas terhadap pembaca.
3) Alur dan Plot
Nurgiyantoro (1995:13) mengatakan bahwa plot adalah sebagai peristiwa-
peristiwa yang ditampilkan dalam cerita yang tidak bersifat sederhana karena
pengarang menyusun peristiwa itu berdasarkan kaitan sebab akibat. Alur dapat
juga dikatakan sebagai jalan cerita yang diatur oleh pengarang
berdasarkankeinginanya. Dikatakan demikian karena hanya pengarang itu sendiri
yang akan menentukan bagaimana bagusnya alur dalam cerita yang disajikan,
12
sehingga dapat menambah daya tarik pembaca bahkan membuat pembaca
penasaran dengan ceritayang mereka baca.
Menurut Muhardi dan Hasanuddin WS (1992:28) hubungan antara satu
peristiwa atau sekelompok peristiwa dengan peristiwa lain disebut alur. Alur
tersebut memiliki kausalitas karena hubungan yang satu dengan yang lainya
menunjukan hubungan sebab akibat. Jika hubungan kausalitas peristiwa terputus
dengan peristiwa yang lain maka dapat dikatakan bahwa alur tersebut kurang baik.
Alur yang baik adalah alur yang memiliki hubungan antar sesama peristiwa yang
ada dalam sebuah cerita.
Jadi dapat disimpulkan bahwa alur atau plot dapat diartikan sebagai suatu
rangkaian berjalanya suatu cerita yang berusaha memecahkan konflik-konflik
yang ada dalam cerita, yang disajikan oleh pengarang secara runtut dan menarik
berdasarkan sebab akibat yang ada dalam cerita.
4) Latar
Muhardi dan Hasanuddin WS (1992:30) menjelaskan latar atau biasa
disebut setting merupakan istilah yang digunakan untuk menentukan tempat,
suasana dan waktu terjadinya peristiwa. Latar memperjelas pembaca untuk
mengidentifikasi permasalahan fiksi, apakah fiksi mengungkapkan permasalahan
tahun 20-anatau mungkin 80-an, pagi atau sore, siang atau malam, didalam kota
atau desa. Secara langsung latar berkaitan dengan alur atau penokohan, karena
latar yang kongkret biasanya akan berhubungan dengan tokoh-tokoh yang
kongkret dan peristiwa-peristiwa yang kongkret pula.
13
Atmazaki (2005:106) menyatakan bahwa latar merupakan sebuah episode
dalam karya sastra dan lokasi tertentu secara fisik tempat tindakan terjadi. Latar
terbagi dari tiga bagian yaitu latar tempat, waktu dan sosial. Latar tempat
mengacu kepada dimana terjadinya peristiwa. Latar waktu mengacu pada masalah
kapan terjadinya peristiwa danlatar sosial mengacu pada hal yang berhubungan
dengan perilaku kehidupan sosial masyarakat disuatu tempat.
Jadi dapat disimpulkan bahwa latar dalam cerita mengkaji tentang tempat
dan waktu kemudian suasana yang ada dalam cerita yang akan memberikan
pijakan cerita secara jelas dang kongret, sehingga menciptakan suasana tertentu.
5) Sudut Pandang
Nurgiyantoro (1995:246) mengemukakan bahwa sudut pandang
merupakan salah satu unsur fiksi yang oleh Stanton digolongkan sebagai sarana
cerita. Walaupun demikian hal itu bukan berarti bahwa peranya dalam karya fiksi
tidak penting. Sudut pandang haruslah dipertimbangkan kehadiranya, sebab
pemilihan sudut pandang akan berpengaruh terhadap penyajian cerita.
Menurut Muhardi dan Hasanuddin WS (1992:32) sudut pandang
merupakan unsur penunjang fiksi, lain halnya dengan alur, penokohan dan latar
yang sebagai unsur utama. Sudut pandang sering juga disamakan dengan pusat
pengisahan oleh para pengamat selama ini. Jika ditinjau dari sudut komunikasi
antara pengarang dengan pembaca, maka terdapatlah perbedaan antara sudut
pandang dengan pengisahan. Sudut pandang merupakan suatu cara bagi pembaca
untuk mendapatkan informasi-informasi fiksi, sedangkan pusat pengisahan
merupakan suatu cara bagi pemgarang dalam menyampaikan informasi pada fiksi.
14
Dapat disimpulkan bahwa sudut pandang yaitu cara pengarang
menempatkan dirinya dalam cerita. Sudut pandang terbagi tiga yaitu, orang
pertama, orang kedua dan campuran.
6) Gaya Bahasa
Menurut Muhardi dan Hasanuddin WS (1992:36) gaya bahasa cenderung
dikelompokan menjadi empat jenis yaitu: penegasan, pertentanga, perbandingan
dan sindiran. Masing-masing jenis tersebut dapat pula diperinci lebih lanjut,
misalnya metafora, personifikasi, asosiasi, parallel, dan lain-lain.
Semi (194:49) mengemukakan gaya bahasa itu berasal dari dalam batin
seseorang pengarang, maka gaya bahasa yang digunakan seorang pengarang
dalam karya sastra secara tidak langsung menggambarkan sikap atau karakteristik
pengarang tersebut. Agar gaya bahasa dalam karya sastra itu menarik maka
pengungkapanya harus diperhatikan secermat mungkin, usahakan tidak ambigu
ataupun membingungkan pembaca.
Jadi dapat disimpulkan bahwa gaya bahasa dalam suatu cerita merupakan
cirri khas seseorang pengarang dalam menempatkan bahasa dalam karyanya,
bahasa yang disuguhkan harus menarik dan tidak berbelit-belit.
7) Amanat
Nurgiyantoro (1995:321) menjelaskan bahwa amanat sama halnya dengan
tema, merupakan sesuatu yang ingin disampaikan oleh pengarang kepada
pembaca, merupakan makna yang terkandung dalam sebuah karya, makna yang
disarankan dalam sebuah cerita. Amanat dapat juga disebut sebagai nilai-nilai
moralyang bisa diambil oleh pembaca setelah membaca cerita tersebut. Amanat
15
dalam karya sastra biasanya mencerminkan pandangan hidup yang bersangkutan,
pandangan tentang nilai-nilai kebenaran dan pengarang ingin menyampaikan hal
tersebut terhadap pembaca.
Menurut Muhardi dan Hasanuddin WS (1992:38) amanat merupakan
opini, kecenderungan dan visi pengarang terhadap tema yang ditemukanya.
Amanah dalam sebuah fiksi dapat terjadi lebih dari satu, asal semua itu berkait
dengan tema. Pencarian amanat pada dasarnya identik atau sejalan dengan
pencarian tema. Oleh sebab itu, amanat merupakan kristalisasi dari berbagai
peristiwa, perilaku tokoh dan latarcerita.
Jadi dapat disimpulkan bahwa amanat dalam karya sastra berisi tentang
nilai moral yang dapat diambil oleh pembaca, amanat dapat dipetik berdasarkan
persoalan hidup manusia pada dasarnya yang diceritakan dalam karya tersebut.
2. Unsur Ekstrinsik
Menurut Nurgiyantoro (1995:23) unsur ekstrinsik adalah unsur-unsur yang
berada diluar karya sastra tidak langsung mempengaruhi hubungan atau sistem
organisme karya sastra. Atau secara lebih khusus ia dapat dikatakan sebagai
unsur-unsur yang mempengaruhi bangun cerita sebuah karya sastra, namun
sendiri tidak ikut menjadi bagian didalamnya. Walau demikian, unsur ekstrinsik
cukup berpengaruh terhadap totalitas bangun cerita yang dihasilkan. Oleh karena
itu, unsur ekstrinsik sebuah novel haruslah dipandang sesuatu yang penting.
Menurut Wellek dan Werren (dalam Nurgiayntoro 1995:24) unsur
ekstrinsik masih dipandang sebagai sesuatu yang kurang penting. Keadaan
subjektivitas individu pengarang yang memilki sikap, keyakinan, dan pandangan
16
hidup yang kesemuanya itu akan mempengaruhi karya sastra yang ditulisnya.
Unsur biografi pengarang turut menentukan corak karya yang dihasilkanya. Unsur
ekstrinsik berikutnya adalah psikologi, baik yang berupa psikologi pengarang,
psikologi pembaca, maupun penerapan prinsip psikologi karya sastra. Keadaan
lingkungan pengarang seperti, ekonomi, politik, dan sosial juga akan berpengaruh
terhadap karya sastra.
Menurut Muhardi dan Hasanudin (1992:41) unsur ekstrinsik juga
dibedakan atas unsur utama dan unsur penunjang. Unsur utama/pengarang
dibedakan atas sensivitas/kepekaan, imajinasi, intelektualitas, dan pandangan
hidup. Unsur penunjang/realitas objektif terdiri dari norma, ideologi, tata nilai,
konvensi budaya, konvensi budaya dan konvensi sastra.
Dari pendapat ahli di atas dapat disimpulkan bahwa unsur ekstrinsik
merupakan keadaan subjektivitas individu pengarang yang memilki sikap,
keyakinan, dan pandangan hidup yang kesemuanya itu akan mempengaruhi karya
sastra yang ditulisnya
2. Hakikat Konflik Batin
Pada bagian ini akan dibahas beberapa teori yang berhubungan dengan
konflik. Dalam teori ini terdiri dari dua bagian penting. Adapun teori-teori
tersebut adalah sebagai berikut.
a. Pengertian Konflik
Menurut Haryanto dan Edwi (2011:163) konflik berasal dari kata latin
“Configere” yang berarti “saling memukul”. Secara sosiologi konflik diartikan
sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau lebih (bisa juga kelompok)
17
dimana suatu pihak berusaha menyingkirkan pihak yang lain dengan cara
menghancurkannya atau membuatnya menjadi tidak berdaya. Suyanto (2011:168)
konfik sebagai suatu proses ternyata dipraktikkan juga secara luas didalam
masyarakat. Konflik adalah suatu proses kelompok-kelompok yang saling
menantang dengan ancaman kekerasan.
Emzir (2015:101) menyatakan bahwa konflik merupakan pertarungan
seseorang dengan dirinya sendiri, dengan kata hatinya, dalam konflik semacam ini
terjadi pertempuran hebat didalam diri tokoh. Mereditd & fitzgerald, (dalam
Nurgiyantoro 2010:122) menyatakan bahwa konflik adalah sesuatu yang
dramatik, mengacu pada pertarungan antara dua kekuatan yang seimbang yang
menyiratkan adanya aksi dan aksi balasan.
Berdasarkan pendapat para ahli tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa
konflik merupakan dua pertarungan antara diri seseorang dengan kata hatinya
yang saling bertolak belakang sehingga mengakibatkan terjadinya suatu konflik.
b. Pengertian Konflik Batin
Menurut Diana (2016:44) konflik batin timbul dalam diri individu,
terutama ketika seseorang menghadapi alternatif atau memilih di antara dua atau
beberapa kemungkinan yang mengandung motif atau sebab-sebab yang menjadi
dorongan tindakan seseorang atau dasar pikiran seseorang. Konflik batin
berhubungan erat dengan kejiwaan seseorang. Konflik batin terjadi dalam hati
atau jiwa seorang tokoh cerita. Konflik batin adalah konflik yang dialami manusia
dengan dirinya sendiri atau biasa disebut dengan permasalahan intern seorang
individu. Konflik batin ini merupakan pertentangan dalam diri suatu tokoh cerita
18
rekaan (fiksi) yang merupakan unsur esensial atau merupakan hakikat dalam
mengembangkan alur cerita. Konflik merupakan sesuatu yang bersifat tidak
menyenangkan yang terjadi atau dialami oleh tokoh cerita. Jika tokoh itu memiliki
kebebasan untuk memilih, ia tidak akan memilih peristiwa/ konflik yang menimpa
dirinya.
Menurut Alwi, dkk (2003: 588) batin adalah sesuatu yang terdapat di
dalam hati; sesuatu yang menyangkut jiwa (perasaan hati dsb), sesuatu yang
tersembunyi (gaib, tidak kelihatan), dan semangat; hakikat. Batin merupakan
salah satu unsur pembentuk cerita di mana batin akan melekat pada diri tokoh.
Batin, sebagai bagian dari tokoh, sering dipermainkan oleh pengarang untuk
membentuk seri cerita yang menarik untuk dibahas. Pergolakan batin yang
digambarkan dalam cerita seakan-akan kita merasakan apa yang dirasakan oleh
tokoh dalam cerita tersebut.
Nurgiyantoro (2010:124) menyatakan bahwa konflik batin adalah konflik
yang terjadi dalam hati, jiwa seseorang tokoh (atau tokoh-tokoh) cerita. Jadi ia
merupakan konflik yang dialami manusia dengan dirinya sendiri, ia lebih
merupakan permasalahan interen manusia. Menurut Sujanto, (2009:12) batin
bertindak sebagai suatu pengontrol yang kritis, sehingga manusia sebenarnya
sering diperingatkan untuk selalu bertindak menurut batas-batas tertentu, yang
tidak boleh dilanggarnya, berdasarkan norma-norma yang konfensional di dalam
kehidupan masyarakat atau negara. Jika terlalu sering melakukan perbuatan yang
bertentangan dengan suara batin, didalam kehidupan yang sadar, hanya akan
menyebabkan pecahnya pribadi seseorang. Sehingga didalamnya akan selalu
19
dirasakan konflik-konflik jiwa yang tiada berkesudahan. Untuk dapat
menghilangkannya hanya dengan menguatkan fungsi batin sebagai alat pengontrol
yang harus dipatuhi.
Menurut Alwi (2003:588) konflik batin adalah konflik yang disebabkan
oleh adanya dua gagasan atau lebih, atau keinginan yang saling bertentangan
untuk mengusai diri sehingga mempengaruhi tingkah laku. Pendapat lain
mengenai konflik batin oleh Hardjana yang mengemukakan bahwa konflik terjadi
manakala hubungan antara dua orang atau dua kelompok, perbuatan yang satu
berlawanan dengan perbuatan yang lain, sehingga salah satu atau keduanya saling
terganggu. Konflik adalah percekcokan, perselisihan atau pertentangan.
c. Jenis-jenis Konflik
Emzir (2015:189-190) menjelaskan bahwa konflik terbagi menjadi tiga
jenis, yaitu:
1. Konflik dalam diri seorang (tokoh), konflik tersebut sering di sebut juga
dengan psychological conflict atau konflik kejiwaan. Konflik jenis ini
biasanya terjadi musabab suatu pertarungan individual atau perjuangan
seorang tokoh dalam melawan dirinya sendiri, sampai pada akhirnya ia dapat
mengatasi dan menentukan apa yang mesti dilakukannya.
2. Konflik antara orang-orang atau seseorang dan masyarakat. Konflik tersebut
disebut dengan istilah social conflict atau konflik sosial. Konflik seperti ini
biasanya terjadi antara tokoh dengan lingkungan sekitarnya. Konflik tersebut
timbul dari sikap individu terhadap lingkungan sosial dan menyangkut pada
masalah yang terjadi di masyarakat.
20
3. Konflik antara manusia dan alam. konflik seperti ini sering di sebut sebagai
physical or element conflict atau konflik alamiah. Konflik ini tidak bisa
memanfaatkan dan membudayakan alam sekitar. Apabila hubungan manusia
dengan alamnya tidak serasi, maka akan terjadi disharmoni yang dapat
menyebabkan terjadinya konflik tersebut.
Ketiga jenis konflik tersebut dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok
jenis konflik, yakni konflik eksternal dan konflik internal. Konflik eksternal
(external conflict) adalah konflik yang terjadi antara seorang tokoh dengan
sesuatu yang di luar dirinya. Konflik internal (internal conflict) adalah konflik
yang terjadi dalam hati atau jiwa seorang tokoh cerita. Konflik seperti ini biasanya
dialami oleh manusia dengan dirinya sendiri.
d. Bentuk-Bentuk Konflik Internal
Sobur (2003:292-299), mengatakan bahwa konflik mempunyai beberapa
bentuk, antara lain:
1. Konflik mendekat-mendekat. Konflik ini timbul jika suatu terdapat dua motif
yang kesemuanya positif (menyenangkan atau menguntungkan), sehinnga
muncul keseimbangan untuk memilih satu di antaranya.
2. Konflik mendekat-menjauh. Konflik ini timbul jika dalam waktu yang sama
timbul dua motif yang berlawanan mengenai suatu obejk, motif yang satu
positif (menyenangkan), yang lain negatif (merugikan, tidak menyenagkan).
Karena itu ada keseimbangan, apakan mendekati atau menjauh objek itu.
3. Konflik menjauh-menjauh. Konflik ini terjadi apabila pada saat yang
bersamaan, timbul dua motif yang negatif, dan muncul kebimbngan kerena
21
menjauhi. Motif yang satu bearti harus memenuhi motif yang lain juga
negatif.
Selanjutnya Muis (2009:42-59), menyatakan bahwa secara garis besar ada
beberapa konflik internal (kejiwaan) antara lain sebagai berikut.
1. Depresi adalah gejala seseorang mengalami depresi bila dia dalam kondisi
kesedihan maksudnya suatu emosi yang ditandai oleh perasaan tidak
beruntung, kehilangan, dan tidak berdaya. Saat itu manusia sering menjadi
lebih diam, kurang bersemangat dan menarik diri. Kecewa juga termasuk
kedalam bagian depresi kecewa adalah berkecil hati, tidak puas karena tidak
terkabul keinginannya. murung dan susah juga bagian dari depresi. Jadi,
semua itu bagian dari depresi.
2. Obsesi, gejala seseorang dikatakan mempunyai suatu obsesi, bila dia terus
menerus mengalami suatu perasaan atau dihantui oleh fikiran-fikiran yang
terus menerus timbul menguasai alam kesadarannya.
3. Cemas, gejala seseorang dikatakan cemas bila dia merasa kuatir dan gamang,
setidaknya ada suatu perasaan yang merupakan sinyal atau kecurigaan atau
perasaan takut yang berhubungan dengan suatu malapetaka atau kejadian yang
tidak menyenangkan, yang bakal terjadi, baik itu nyata atau hanya dalam
fikiran saja.
4. Takut, rasa takut yang muncul bila seseorang berada dalam kekhawatiran,
keragu-raguan dan rasa gelisah yang sangat kuat, sehingga sudah curiga dan
khawatir mengenai apa yang diyakini mungkin akan terjadi.
22
5. Tidak Aman. Pada dasarnya, rasa tidak aman disebabkan oleh kekurangan
pemecahan kecemasan dasar pada individu, dan kurangnya kontrol terhadap
lingkungan terutama yang pertama kali yang dialami pada tingkat oral.
6. Rasa salah, rasa salah timbul dari suatu penilaian fikiran atau prilaku oleh
superego individu, yaitu gagal untuk hidup menurut diri sendiri, atau terlalu
memberi hati pada dorongan-dorongan alam tidak sadar.
7. Tidak mampu, menurut teori psikoanalisa, semua perasaan tidak mampu
seseorang merupakan refleksi dari menyamaratakan perasaan-perasaan seksual
dirinya atau kegagalan untuk hidup ideal sendiri.
8. Frustasi, kebanyakan dari frustasi disebabkan penggantian prilaku-prilaku atau
keinginan-keinginan yang tidak disadari untuk membuat individu gagal.
9. Marah, Seseorang menjadi marah bila merasa tersinggung, sakit hati atau
jengkel oleh prilaku orang lain.
10. Sakit hati, seseorang mungkin menjadi sakit hati bila ada yang dengan sengaja
atau tidak menghina, bersifat kasar atau kurang ajar terhadapnya. Pada tahap
ini mungkin individu melakukan serangan baik dengan menggunakan
komentar-komentar singkat, sindiran atau sesuatu yang kurang ajar, karena
menafsirkan semua situasi seperti itu sebagai suatu serangan langsung,
terhadap martabat dia, dan membuat dia menjadi sakit hati.
11. Tidak puas, perasaan tidak puas terhadap seseorang merupakan hasil prilaku
pengganti yang mana individu menggunakan mekanisme pertahanan sibsitusi,
sublimasi dan pergeseran secara berlebihan.
23
12. Perhatian, terjadinya perhatian pada individu didasari pada kebutuhan untuk
melaksanakan tingkat awal psikosensual yang sering mengambil bentuk
kecemasan yang berkaitan dengan fikiran individu yang mengenai apa yang
mungkin diambil dari dia, apa mungkin tidak ia peroleh, atau apa yang
mungkin ia tawarkan pada orang lain.
Berdasarkan permasalah di atas, dapat disimpulkan bahwa konflik internal
(batin) merupakan perjuangan seorang tokoh dalam melawan dirinya sendiri, yang
menentang keingina, harapan, masalah-masalah yang melawan jiwa dan hatinya
sendiri karena sesuatu yang belum tercapai atau terselesaikan. Adapun bentuk-
bentuk konflik yang akan dianalsis terhadap tokoh utama dalam novel Laila S.
Choudri adalah bentuk-bentuk konflik batin menurut Muis (2009:42-59).
e. Faktor Penyebab Konflik Internal (Batin)
Sutarjo (2007:41-42) menyatakan bahwa ada beberapa faktor penyebab
yang mempengaruhi konflik internal (batin), yaitu sebagai berikut .Pertama,
penyebab primer (primary Causes) sebagai suatu kondisi atau situasi yang harus
ada seandainya suatu gangguan terjadi. Suatu primer biasanya hal yang mutlak,
tetapi tidak selalu mencakupi untuk melahirkan prilaku abnormal. Kedua,
Penyebab Predisposisi (Predisposising Causes) penyebab yang bersifat disposisi
atau kecendrungan, yaitu suatu kondisi yang datang sebelum terjadinya gangguan
pada suatu kondisi tertentu. Misalnya, penolakan orang tua yang dapat menjadi
faktor predisposisi seorang anak yang menghadapi kesukaran dalam membangun
relasi dengan orang tuanya dikemudian hari atau keterkaitan pada ibu merupakan
penyebab predisposisi terjadinya gangguan pada seseorang.
24
Ketiga, penyebab Aktual (precipitating Causes) suatu kondisi yang secara
langsung memberikan efek pada terjadinya gangguan dan bertindak sebagai
pemicu. Penyebab ini sering lebih dilihat atau tampil sebagai penyebab-penyebab
yang dilihat secara langsung. Keempat, penyebab penguat (Reinforcing Causes)
Suatu penyebab berupa kondisi yang cenderung untuk memelihara prilaku
maladaptif yang telah atau sedang terjadi. Misalnya, pemberian perhatian yang
berlebihan (bisa simpati) atau dilepaskannya tanggung jawab seseorang dari
perbuatan salahnya dengan alasan sakit, maka penyakit itu akan terus tetap dan
bahkan berkembang.
3. Hakikat Psikologi Sastra
Psikologi sastra adalah telaah karya sastra yang mencerminkan proses dan
aktivitas kejiwaan. Untuk lebih jelasnya dibawah ini akan diuraikan (a) pengertian
psikologi sastra, (b) pendekatan psikologi sastra.
a. Pengertian Psikologi Sastra
Wellek dan Werren (dalam Ratna 2010:61), menunjukan empat model
pendekatan psikologis, yang dikaitkan dengan pengarang, proses kreatif, karya
sastra, dan pembaca. Meskipun demikian, pendekatan psikologis pada dasarnya
berhubungan dengan tiga gejala utama yaitu: pengarang, karya sastra, dan
pembaca, dengan pertimbangan bahwa pendekatan psikologis lebih banyak
berhubungan dengan pengarang dan karya sastra.
Menurut Endraswara (2011:96) Psikologi sastra adalah kajian ssatra yang
memandang karya sebagai aktivitas kejiwaan. Pengarang menggunakan cipta, rasa
dan karya dalam berkarya. Sebagai sosiologi refleksi, psikologi sastra mengenai
25
karya sastra sebagai pantulan kejiwaan. Pengarang akan menangkap gejala jiwa
kemudian diolah kedalam teks dan dilengkapi dengan kejiwaanya. Proyeksi
pengalaman sendiri dan pengalaman hidup disekitar pengarang akan terproyeksi
secara imajiner kedalam teks sastra.
Minderop (2011:59) menyatakan Psikologi sastra adalah interdisiplin
antara psikologi dan sastra. Mempelajari psikologi sastra sama halnya dengan
mempelajari manusia di sisi dalam. Daya tarik psikologi sastra adalah masalah
manusia yang melukiskan potret jiwa. Tidak hanya jiwa sendiri yang muncul
dalam sastra, tetapi bisa juga mewakili orang lain.
Berdasarkan pendapat para ahli diatas, maka dapat disimpulkan bahwa
psikologi sastra adalah kajian yang mengundang karya sastra sebagai aktivitas
kejiwaan serta kreatifitas pengarang yang dipengaruhi dengan menggunakan cipta,
rasa dalam berkarya dengan mempelajari aspek-aspek kejiwaan orang lain yang
berkaitan dengan pegarang, karya dan pembaca.
b. Pendekatan Psikologi Sastra
Minderop (2011:98) menyatakan bahwa telaah karya sastra yang
mencerminkan konsep-konsep psikologi disajikan dengan cara, Pertama
disuguhkan ringkasan cerita tiap-tiap karya sastra yang ditelaah. Kedua, diberikan
perwatakan para tokoh yang relevan dengan tujuan analisis ini. Adapun alasanya
ialah agar dapat ditelusuri secara komprehensif apa yang menjadi latar belakang
timbulnya masalah-masalah psikologis dari masing-masing tokoh serta pula
dipahami proses dan akibat dari kondisi-kondisi yang mendorong pencerminan
26
konsep-konsep psikologi yang emban oleh para tokoh tersebut disajikan melalui
teori dan metode perwatakan yang sesuai dengan terminologi susastra.
Menurut Wellek dan Werren (dalam Endraswara, 2011:98) psikologi
sastra mempunyai empat kemungkinan penelitian. Pertama, penelitian psikologi
pengarang sebagai tipe atau sebagai pribadi. Kedua, penelitian proses kreatif
dalam kaitanya dengan kejiwaanya. Ketiga, penelitian hukum-hukum psikologi
yang diterapkan pada karya sastra. Keempat, penelitian dampak psikologi teks
sastra kepada pembaca.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa psikologi sastra tidak hanya mengkaji
karya sastra itu sendiri, melainkan juga mengkaji dampak psikologi sastra kepada
pembaca.
B. Penelitian yang Relevan
Penelitian sebelumnya yang relevan dengan penelitian ini dan dapat
dijadikan acuan serta referensi adalah sebagai berikut:
Pertama Wahlin (2009) dengan judul penelitian “Konflik Batin Tokoh
Utama dalam Novel Tambang ilalang karya MD. Aminuddin”. Hasil
penelitiannya adalah berbagai persoalan dan masalah kehidupan cukup banyak
dilewatinya. Berawal dari perpisahan tokoh utama dengan putra tercinta sehingga
persoalan tokoh utama mengalami konflik batin yang luar biasa. Perbedaannya
terletak pada sumber data dan objek kajiannya. Sedangkan persamaannya sama-
sama membahas tentang konflik batin.
Kedua Sari (2004) dengan judul penelitian “Konflik Batin Tokoh Raras
dalam Novel Tabularasa karya Rati Kumala. Hasil penelitiannya menunjukan
27
bahwa Tokoh Raras mengalami konflik batin karena percintaannya melanggar
norma, Aspek id membuat Raras mencintai Violet. Aspek ego membuat Raras
menjadi sosok yang mempertahankan pendapat uang berdampak pada dirinya
sendiri. Aspek superego akhirnya membuat Raras sadar akan kekeliruannya
mempertahankan egonya selama ini hingga membuat Raras terjebak kedalam
situasi sulit.
Ketiga Firliana (2016) dengan judul penelitian “Konflik Batin Tokoh Ayu
dalam Novel Akulah Istri Teroris Karya Abidah El Khaliqy”. Penelitian ini
memaparkan konflik batin dan lika-liku kehidupan seorang tokoh yang bernama
Ayu. Ia sering berhadapan dengan lingkungan yang menganggap dirinya adalah
istri teroris. Penyebab konflik batin yang dirasakan Ayu disini adalah dikarenakan
suaminya ditembak oleh sekompi aparat keamanan. Ditambah lagi orang-orang
menganggap suaminya adalah seorang teroris.
Perbedaan dan persamaan penelitian penulis dengan penelitian sebelumnya
yaitu persamaannya terletak pada masalah yang akan diteliti. Sedangkan
perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yaitu dari sumber data
yang digunakaan, pada penelitian ini penulis mendapatkan sumber dari novel Laut
Becerita Karya Laila S Chudori.
C. Kerangka Konseptual
Karya fiksi mengandung penerapan moral dalam sikap dan tingkah laku
sesuai dengan pandangan tentang moral. Melalui cerita sikap dan tingkah laku
itulah pembaca diharapkan dapat mengambil hikmah dan pesan-pesan moral yang
disampaikan. Pesan-pesan moral yang baik hendaknya diambil pembaca untuk
28
dijadikan ajaran yang baik, sedangkan pesan moral yang tidak baik dijadikan
sesuatu yang tidak perlu diikuti dan dipedomani.
Untuk menggambarkan pesan moral yang dimiliki manusia itu, pangarang
melukiskannya lewat kehidupan tokoh dalam suatu cerita. Melalui kajian tentang
moral, maka dapat dilihat gambaran kehidupan manusia serta berbagai macam
bentuk permasalahan dan cara mengatasinya oleh tokoh-tokoh untuk mencapai
suatu tujuan yang akan diinginkan Kerangka konseptual yang digunakan dalam
penelitian ini adalah:
29
Bagan 1. Kerangka Konseptual Konflik Batin Tokoh dalam Novel Laut
Becerita Karya Leila S Chudori.
Karya satra
aa
Novel
Struktur Novel
Unsur Intrinsik Unsur Ekstrinsik
Tokoh
Realita
Objektif
Penyebab Konflik
Batin
Bentuk-Bentuk
Konflik Batin
Tema Alur Latar Amanat
t
Konflik Batin
Gaya
Bahasa
Konflik Batin Tokoh Utama dalam Novel Laut
Bercerita Karya Leila S. Chudori
Pengarang
Sudut
Pandang
Ideologi Konvensi
Budaya
Konvensi
Sastra
Tata Nilai
Norma- Norma Konvensi Bahasa
30
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini adalah penelitan kualitatif. Ratna (2010:46) menjelaskan
bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian yang secara keseluruhan
memanfaatkan cara-cara penafsiran dengan menyajikannya dalam bentuk
deskripsi. Penelitian ini memperkenankan hakikat nilai-nilai yang mana objek
penelitiannya bukan gejala sosial secara substantive, melainkan makna-makna
yang terkandung dibalik tindakan, yang justru menimbulkan gejala sosial tersebut.
Maka penelitian ini adalah mendeskripsikan dan menganalisis konflik batin tokoh
dalam novel Laut Becerita karya Leila S Chudori.
B. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini deskriptif analisis. Ratna
(2010:53) menyatakan metode deskriptif analisis dilakukan dengan cara
mendeskripsikan fakta-fakta yang kemudian disusul dengan analisis. Secara
etimolog deskripsi dan analisis berarti menguraikan. Tapi, tidak semata-mata
menguraikan melainkan juga memberikan pemahaman dan penjelasan
secukupnya. Penelitian ini mendeskripsikan atau menggambarkan apa yang
menjadi masalah, kemudian menganalisis dan menafsirkan data yang ada.
C. Data dan Sumber Data
Ratna (2010:47) menyatakan bahwa data penelitian, sebagai data formal
adalah teks yang berupa kata, kalimat, dan wacana. Data dalam penelitian ini
adalah data yang beerwujud kata, frase, ungkapan dan kalimat yang ada
30
31
kaitannya dengan Konflik Batin Tokoh yang terdapat dalam novel Laut Becerita
karya Leila S. Chudori. Sumber data penelitian ini adalah novel Laut Becerita
karya Leila S. Chudori yang diterbitkan oleh KPG (Keustakaan Populer
Gramedia) tahun 2017 Novel ini setebal 379 halaman.
D. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian ini adalah peneliti sendiri, peneliti membaca,
menandai objek yang diteliti, mencatat data, mengklasifikasikan data yang sesuai
dengan Konflik Batin dalam Tokoh Novel Laut Bercerita Karya Leila S.Chudori.
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini
menggunakan pendapat Muhardi dan Hasanuddin WS. (1992:41) yang dilakukan
dengan cara: (1) membaca dan memahami novel Laut Becerita karya Leila S
Chudori, (2) menandai teks yang berhubungan dengan konflik batin tokoh. (3)
mengklasifikasikan data yang telah ditemukan sesuai dengan konflik batin tokoh
dalam novel Laut Bercerita Karya Leila S.Chudori. Pada penbelitian ini, peneliti
juga dibantu oleh alat-alat tulis yang digunakan untuk mencatat dan menganalisis
data dibantu dengan format inventarisasi data sebagai berikut:
32
Format 1. Inventarisasi Data Konflik Batin Tokoh dalam Novel Laut
Becerita Karya Leile S Chudori
No
Tokoh
Kutipan
Konflik Batin Tokoh
Halaman Bentuk Konflik Penyebab
Konflik Batin
a b c d e f g h i j k l a b c d
Keterangan:
F. Tekinik Pengabsahan data
Teknik pengabsahan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
teknik triangulasi. Triangulasi yaitu teknik pemeriksaan keabsahan data yang
memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau
sebagai perbandingan terhadap data itu (Moleong, 2010 : 330). Penelitian ini
menggunakan triagulasi penyidik, yaitu data yang telah penulis dapat harus diuji
validitasnya. Pada penelitian ini teknik triangulasi yang digunakan adalah tenik
triangulasi penyidik. Teknik triangulasi dalam bentuk penyidik merupakan teknik
Penyebab Konflik Batin
a. Penyebab Primer
b. Penyebab Predis posisi
c. Penyebab Aktual
d. Penyebab Penguat
Bentuk Konflik Batin
a. Depresi
b. Obsesi
c. Cemas
d. Takut
e. Tidak Aman
f. Rasa Salah
g. Tidak Mampu
h. Frustasi
i. Marah
j. Sakit Hati
k. Tidak Puas
l. Perhatian
33
pengabsahan data dengan memanfaatkan peneliti atau pengamat lainya untuk
keperluan pengecekan kembali derajat kepercayaan data. Pemanfaatan yang
lainnya membantu mengurangi kemelencengan dalam pengumpulan data.
Dalam penelitian ini Validator untuk pengabsahan data penelitian adalah
Emil Septia, S.S M.Pd karena beliau pernah membimbing mahasiswa meneliti
karya sastra dengan tinjauan psikologi sastra terutama mengenai konflik batin
seorang tokoh yang sesuai dengan penelitian ini yaitu “Konflik Batin Tokoh
dalam Novel Laut Bercerita Karya Leila S.Chudori”. Beliau sebagai validator
sekaligus pembimbing I dalam penelitian ini.
G. Teknik Analisis Data
Analisis data merupakan proses mengatur urutan data, mengorganisasikan
ke dalam suatu pola, kategori, dan satuan uraian dasar. Analisis data dilakukan
dengan langkah-langkah sebagai berikut: (1) mendeskripsikan data penelitian
berdasarkan konflik batin tokoh dalam novel Laut Bercerita Karya Leila
S.Chudori, (2) menganalisis dan menginterpretasikan data sesuai dengan konflik
batin tokoh dalam novel Laut Bercerita karya Leila S.Chudori, (3) membuat
kesimpulan dan menuliskan penelitian berdasarkan analisis konflik batin tokoh
dalam novel Laut Bercerita karya Leila S.Chudori.
34
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Pada bab ini akan dijelaskan deskripsi data dan analisis data yang
berhubungan dengan konflik batin tokoh yang terdapat dalam Novel Laut
Bercerita karya Leila S.Choudri.
A. Deskripsi Data
Pada penelitian ini dijelaskan deskripsi data yang berhubungan dengan
konflik batin tokoh dalam novel Laut Bercerita karya Leila S.Choudri. Data yang
akan dipaparkan adalah sebagai berikut. (1) bentuk konflik batin dan (2) penyebab
konflik batin.
Novel Laut Bercerita karya Leila S.Choudri menceritakan perjalanan
kehidupan mahasiswa yang mengalami masalah dengan pemerintah. Para
mahasiswa ini tergabung dalam aktivitis yang bertugas sebagai seorang wartawan
yang mengumpulkan informasi mengenai berita-berita baik yang terjadi pada
lembaga pemerintahan maupun yang terjadi di lingkungan masyarakat. Kehadiran
aktivis ini dianggap sebagai tindakan yang menyalahi aturan bagi pemerintah,
sehingga keberadaan mereka dicekam oleh pemerintah dan mereka diasingkan
dari keluarga, sehingga kehilangan mereka ini menimbulkan konflik batin baik
bagi para mahasiswa yang di sekap maupun bagi keluarga yang ditinggalkan.
Kejadian-kejadian yang dihadapi oleh tokoh-tokoh dalam novel ini
menimbulkan konflik batin yang ada pada dirinya. Konflik batin yang terdapat
dalam novel Laut Bercerita karya Leila S.Choudri adalah konflik batin depresi,
cemas, takut dan tidak mampu.
35
1. Deskripsi Data Konflik Batin Depresi Tokoh dalam Novel Laut Bercerita
Karya Leila S.Choudri
Pertama, bentuk konflik batin depresi. Konflik batin dapat dilihat pada
tokoh Adik Laut yaitu Asmara dan keluarganya. Rasa kesedihan yang begitu
dalam atas kehilangan sang kakak membuat Asmara sangat merasakan begitu
kehilangan sehingga menimbulkan depresi pada dirinya. Asmara merasa jika
dirinya tidak bisa membayangkan bagaimana keadaan sang kakak yang sudah
bertahun-tahun tidak pernah ada kabar berita tentang dirinya. Rasa gelisah yang
dihadapi oleh Asmara menimbulkan konflik batin dalam diri Asmara.
2. Deskripsi Data Konflik Batin Cemas Tokoh Dalam Novel Laut Bercerita
Karya Leila S.Choudri
Kedua, bentuk konflik batin cemas juga terdapat dalam novel ini. Konflik
cemas diperlihatkan oleh tokoh Laut dan kedua orangtuanya. Laut yang merasa
cemas dengan keadaan yang sedang dialminya dan juga perasaan cemas atas nasib
keluarga yang kini mungkin sedang memikirkan nasibnya. Cemas juga dialami
oleh Ibu dan Ayah laut. Orang Tua Laut sangat merasa khwatir dengan keadaan
anaknya yang telah bertahun-tahun hilang. Mereka tidak pernah mengetahui
bagaimana keadaan anaknya, apakah masih hidup atau telah meninggal. Sehingga
rasa kekawatiran itu menimbulkan konflik batin.
3. Deskripsi Data Konflik Batin Rasa Takut Tokoh dalam Novel Laut
Bercerita Karya Leila S.Choudri
Ketiga takut. Bentuk konflik batin rasa takut juga dialami oleh Laut dan juga
teman-temnya. Laut yang disekap di sebuah tempat yang gelap, sunyi dan jauh
dari keramain sehingga membuat Laut dan teman-temanya merasa takut. Selain
36
disekap Laut dan teman-temanya juga diinterogasi dan disiksa sehingga siksaan
itu menimbulkan rasa takut pada diri Laut dan teman-temanya.
4. Deskripsi Data Konflik Batin Rasa Tidak Mampu Tokoh Dalam Novel
Laut Bercerita Karya Leila S.Choudri
Keempat, Selain itu bentuk konflik tidak mampu juga dialami oleh tokoh
Laut. Rasa tidak mampu yang dirasakan oleh Laut karena dia tidak mampu
melawan dan memberontak siksaan yang dilakukan oleh petugas pemerintah yang
meyekapnya. Selain itu Laut juga tidak mampu untuk menahan sakitnya siksaan
yang dirasakanya. Perasaan tidak mampu dalam menghadapi semua masalah ini
yang menjadi konflik batin dalam diri Laut dan teman-temanya.
5. Penyebab Konflik Batin Tokoh Dalam Novel Laut Bercerita Karya Leila
S. Choudri
Penyebab konflik batin yang dtemukan dalam novel yaitu, penyebab
predisposisi, adanya penyeyab yang merupakan atas suatu tindakan dari
kecendrungan seseorang. Penyebab penguat yaitu penyebab yang terjadi karena
pengaruh atau adanya efek yang terjadi dalam diri seseorang. Penyebab aktual
yaitu merupakan penyeyab yang disebabakan karena adanya perasaan bersalah
atau sikap perhatian yang berlebihan yang diberikan oleh seseorang terhadap
dirinya sehingga menimbulkan konflik batin dalam dirinya.
B. Analisis Data
Berdasarkan temuan penelitian yang sudah dideskripsikan di atas. Maka
dapat dianalisis temuan penelitian tersebut yang berhubungan dengan konflik
batin tokoh dalam novel Laut Bercerita karya Leila S.Choudri.
37
1. Bentuk Konflik Batin dalam Novel Laut Bercerita karya Leila S Choudri
Pada subbab ini akan dianalis bentuk-bentuk konflik batin sebagai berikut.
(1) Depresi, (2) cemas, (3) takut dan (3) tidak mampu.
a. Depresi
Salah satu bentuk konflik batin yang dialami oleh seseorang yaitu depresi.
Depresi biasanya muncul karena masalah-masalah yang tidak terpecahkan. Selain
itu, depresi bisa menyebabkan pikiran seseorang berubah-rubah, karena merasa
sangat terbebani dengan masalah yang sedang dihadapinya. Depresi juga bisa
merupakan bentuk perasaan suka atau tidak suka yang dialami oleh seseorang,
depresi juga bisa merupakan bentuk rasa kekecewaan seseorang terhadap suatu
hal, sehingga rasa itu membuat dirinya tertekan sehingga membuat dirinya
depresi. Berikut ini adalah contoh kutipan data yang menunjukan adanya konflik
deperesi yang dialami oleh tokoh yaitu sebagai berikut:
Data 30
“Aku menghela nafas. Ada rasa rindu dan sedih
mengingat mereka. sampaikan pada mereka, aku
berjanji akan hati-hati. Dan suatu hari aku akan duduk
bersama mereka di meja makan menikamti gulai tengklek
buatuan Ibu, seperti biasa (Leila, 2017:209)
Dari kutipan di atas, dapat dilihat bahwa terdapat bentuk konflik batin
yang dialami oleh tokoh Laut. Depresi yang dialami oleh Laut berupa adanya rasa
sedih dan rasa kecewa yang dialami oleh Laut dan Laut juga terbebani dengan
masalah yang sedang dihadapinya. Ia merasa tidak berdaya untuk meluapkan rasa
kerinduanya kepada kedua orangtua dan adiknya. Karena ia terlibat dalam sebuah
aktivis dan menjadi buron membuatnya tak leluasa untuk meluangkan waktu dan
38
menjalankan kebiasaanya bersama keluarga. Kesedihanya mengingat keluarga
yang ditinggalkanya membuat ia merasa depresi karena ia selalu menahan rindu
kepada keluarganya. Hal tersebut merupakan bentuk depresi yang dialami oleh
tokoh Laut. Penyebab terjadinya depresi yang dialami oleh Laut karena adanya
faktor penyebab aktual. Masalah yang sedang dihadapinya secara langsung
memberikan efek pada dirinya sehingga menimbulkan depresi yang sedang
dihadapinya. Maka dapat diloihat bahwa Laut mengalami masalah yaitu diirnya
kini menjadi buron, sehingga masalah ini lah yang menyebabkan laut depresi.
Data 31
“Sebetulnya aku tak mau mebuat kehidupan
keluargaku lebih menderita, tetapi setiap kali aku
mendapat pesan yang sama, kirimkan skripsi mu. Aku
mengirimkan disketku agar mereka berhenti mengulang-
ngulang pesan yang sama. (Leila, 2017:213)
Dari kutipan di atas, dapat dilihat bahwa tokoh Laut merasakan bentuk
konflik batin depresi. Bentuk depresi yang dialami oleh Laut karena adanya rasa
kekahawatiranya terhadap keadaan keluarga yang kini di tinggalnya. Laut juga
meresa kecewa dan juga terbebani dengan masalah yang sedang dihadapinya. Laut
merasa bahwa masalah yang dihadapinya akan berdampak terhadap keluarganya,
maka dari itu masalah ini membuat Laut depresi. Laut tidak ingin membuat
keluarganya menjadi sedih karena hal yang kini menimpanya. Disatu sisi Laut
harus menyelesaikan Skripsinya dan disisi lain ia juga terlibat dalam aktivis yang
dapat membahayakan dirinya karena ia dalam buronan. Sebisa mungkin Laut
berusaha meyakinkan keluarganya bahwa ia dalam keadaan baik-baik saja. Hal ini
menjadi beban dalam diri Laut yang menimbulkan konflik batin depresi. Depresi
39
yang dialami oleh Laut disebabkan karena penyebab panguat, depresi yang
dirasakanya karena adanya efek dari perasaan takutnya jika keluarganya
mengetahui bahwa dirinya dalam keadaan yang kurang baik bahkan menjadi
buronan pemerintah.efek penguat yang dialami oleh laut yaitu berupa adanya rasa
takut yang ada dalam dirinya, maka rasa inilah yang menyebabkan laut depresi.
Berikut juga dapat dilihat bentuk konflik dperesi yaitu sebagai berikut:
Data 34
“Maafkan aku di hari ulang tahun ini, aku belum bisa
menghubungi karena keadaan yang masih sangat
bahaya. Maka semua kuucapkan dalam hati dan suatu hari
aku berharap kau bisa menerimanya tanpa perlu
kuucapkan.” (Leila, 2017:220).
Dari kutipan di atas, dapat dilihat bahwa tokoh Laut merasa depresi dan
tertekan. Laut mengalami rasa sedih dan kecewa karena dirinya sedang
diahadapkan pada pilihan yang rumit, Laut merasa kecewa dengan keadaan yang
sedang dihadapinya. Tokoh Laut merasa sangat kecewa karena dirinya tidak bisa
mengucapkan selamat ulang tahun pada adiknya Asmara. Keadan yang dialami
oleh Laut membuat dirinya jauh dari keluarga dan merasa tidak berdaya, sehingga
hal ini membuat Laut tidak bisa berbuat sesuatu yang dapat membahgiakan
adiknya. Maka hal inilah yang menjadikan tokoh Laut depresi. Penyebab depresi
yang dialami oleh Laut karena adanya perasaan tertekan yang disebabakan karena
tokoh Laut yang merasa tidak bisa berbuat sesuatu untuk merayakan ulang tahun
adiknya. Penyebab terjadinya depresi pada tokoh Laut karena adanya faktor
penyebab Prediposisi karena adanya kecenderungan atas suatu kejadian pada
40
kondisi tertentu. Penyebab predisposisi yang dialami oleh laut karena meresa
adanya perasaan sedih yang selalu mebuat laut depresi.
Data 39
“Tiba-tiba saja terdengar suara raungan Ibu. Dia
menangis dan menyebut-nyebut nama Mas Laut.
Bapak berdiri dan membimbing Ibu ke kamar (Leila,
2017:254)
Dari kutipan di atas, dapat dilihat bahwa terdapat bentuk konflik batin
yang dialami oleh tokoh Asmara. Depresi yang dialami oleh Asmara karena
dirinya merasa tidak tenang melihat kondisi Ibunya semenejak kehilanagn Mas
Laut. Asmara merasa sedih melihat ibunya yang selalu menangis memikirkan
keadaan Mas Laut yang telah lama menghilang tanpa kabar. Asmara tidak bisa
membayangkan apa yang terjadi pada kakaknya sehingga ia menghilang begitu
saja. Hal tersebut membuat Asmara merasa sangat sedih dan tidak bisa menahan
semua kesediahanya. Asmara merasa bahwa semua masalah yang terjadi di
keluarganya ini telah menimbulkan kesedihan yang mendalam atas kehilangan
Laut bagi mereka. Mendengar raungan tangisan ibu yang meyebut nama Mas Laut
membuat Asmara merasakan kesedihan yang mendalam sehingga ia tidaktahuapa
yang harus ia lakukan untuk menenangkan hati ibunya. Kesedihan ini merupakan
bentuk depresi yang dialami oleh Asmara. Konflik batin depresi yang dialami oleh
Asmara karena adanya penyebab prediposisi. Penyebab predisposisi yang dialami
oleh Asmara karena adanya rasa sedih yang dilamai olehAsmara yang membuat
dirinya merasa terus-menerus dihadapkan pada pilihan yang rumit dan
membuatnya depresi. Berikut ini adalah contoh kutipan data yang menunjukan
adanya konflik deperesi yaitu sebagai berikut:
41
Data 42
“Mereka tak akan pernah bisa menerima kenyataan
bahwa Mas Laut hilang, diculik, dan mungkin saja dia
sudah tewas di bunuh. Ibu dan Bapak percaya pada suatu
hari laut akan muncul dipintu rumahnya. (Leila,
2017:262)
Dari kutipan di atas, dapat dilihat bahwa tokoh Asmara merasakan bentuk
konflik batin depresi. Bentuk depresi yang dialami oleh Asmara karena adanya
rasa kesedihan dan merasa kehilangan kakanya yaitu Laut. Asmara merasa
terbebani dengan kasus hilangnya Mas Laut. Asmara tidak bisa memecahkan
masalah yang sedang dihadapi oleh kakanya, sehingga hal ini membuat Asmara
depresi. Asmara merasa bahwa kurang bersemangat karena selalu memikirkan
kakanya yang menghilang begitu saja. Melihat kedua orangtuanya yang selalu
berpikir bahwa kakanya akan kembali membuat Asmara menjadi bersedih karena
ia merasa hal itu tidak akan terjadi sebab kakaknya telah lama menghilang.
Asmara pun bingung memikirkan kakaknya apakah masih hiudp atau telah tewas
dibunuh. Ia merasa tidak bisa menerima kenyataan jika kakaknya memang benar-
benar telah tewas. Depresi yang dialami oleh Asmara disebabkan karena penyebab
aktual, karena kondisi ini secara langsung memberikan efek depresi pada dirinya.
Penyebab aktual yang dialami oleh Asmara karena masalah hilangnya si laut
sehingga masalah ini yang mebuat Asmara depresi. Berikut juga dapat dilihat
bentuk konflik dperesi yaitu sebagai berikut:
Data 43
“Aku perlahan meninggalkan dapur menuju kamarku.
Untuk pertama kali aku merasa remuk. Untuk
pertama kali aku merasa sesak dan ingin menangis
sejadi-jadinya.” (Leila, 2017:264).
42
Dari kutipan di atas, dapat dilihat bahwa tokoh Asmara merasa tertekan
dan bersedih. Kesedihan inilah yang menimbulkan konflik batin berbentuk depresi
yang dirasakan oleh Asmara. Perasaan depresi yang dirasakan oleh Asmara karena
melihat kedua orangtuanya yang selalu memikirkan keberadaan sang kakanya.
Asmara tidak tahan melihat kesedihan yang dirasakan oleh kedua orang tuanya,
karena kedua orang tuanya belum bisa menerima kehilangan sang kakanya. Untuk
pertama kalinya ia merasa remuk dan sesak sehingga iaingin menangis sejadi-
jadinya untuk meluapkan kesedihanya karena telah kehilangan kakak yang begitu
dekat denganya. Ia merasa tidak sanggup menanggungbebean masalah yang kini
ada dalam keluarganya. Penyebab depresi yang dialami oleh Asmara karena
adanya perasaan tertekan dari sikap orang tuanya. Maka penyebab depresi Asmara
terjadi karena adanya faktor penyebab aktual adanya sebuah efek dari tindakan
secara langsung memberikan efek kepada Asmara yang merasa depresi karena
sikap kedua orangtuanya. Efek yang dimaksud disini yaitu adanya sebuah
perasaan tertekan karena Asmara merasa kalau orang tuanya tidak sayang dan
peduli kepada dirinya.
Data 44
“Aku meninggalkan dapur dan duduk di atas toilet
yang tertutup sembari menangis sejadi-jadinya.
Bagaimana caranya menghalau rasa putus asa ini..”
(Leila, 2017:265).
Dari kutipan di atas, dapat dilihat bahwa tokoh Asmara merasa depresi dan
tertekan. Asmara tidak hanya merasa sedih atas kehilangan sang kakak, tapi sikap
kedua orangtuanya juga mebuat Asmara menjadi depresi. Asmara merasa bahwa
43
kesedihan yang dirasakan kedua orangtuanya juga ia rasakan begitu dalam atas
kehilangan kakaknya. Melihat kedua orangtuanya yang selalu berharap Laut akan
pulang membuat Asmara merasa kecewa atas sikap kedua orangtuanya. Saat
sedang duduk didapur bersama kedua orangtuanya tiba-tiba Asmara pergi ke toilet
untuk meluapkan rasa kesedihanya dan ia menangis sejadi-jadinya untuk
meghalau rasa putus asanya. Putus asa yang dirasakan oleh Asmara inilah yang
menimbulkan depersi pada dirinya. Rasa kesedihan yang berlarut juga membuat
Asmara merasa depresi. Penyebab depresi yang dialami oleh Asmara disebabkan
karena faktor penyebab aktual karena tindakan dari kedua orangtuanya yang
selalu beranggapan Laut akan kembali. Hal tersebut memberikan efek secara
langsung kepada Asmara karena ia merasa kedua orangtuanya yang selalu
berhalusinasi Laut akan kembali pulang setelah sekian lama menghilang.
Data 46
“Kini aku tak tahu apakah aku bisa mengatasi ini semua.
Kakak yang hilang diculik dan tak tahu keberadaanya.
Apakah dia masih hidup, apakah dia sudah tewas. Dan
aku sendiri tak tahu kapan aku bisa membicarakan
semuanya kepada Ibu dan bapak.” (Leila, 2017:314).
Dari kutipan di atas, dapat dilihat bahwa tokoh Asmara merasa tidak
berdaya karena ia tidak tahu apakah bisa mengatasi masalahnya. Ia merasa tidak
berdaya jika ia memendam masalahnya yang mengetahui bahwa kakaknya terlibat
dalam sebuah aktivis yang dapat membahayakan kakaknya. Ia lebih suka
memendam masalahnya dari pada menceritakan kepada kedua orangtuanya
mengenai kakanya yang terlibat sebuah aktivis dan tidak tahu apakah ia akan
menceritakan kepada kedua orangtuanya ataukah akan ia pendam masalah
44
tersebut sendiri. Asmara berpikir apakah kakaknya masih hidup ataukah sudah
tewas dibunuh karena sudah lama meghilang. Karena itulah Asmara merasa lebih
memilih diam dari pada harus megatakan kepada kedua orangtuanya. Hal tersebut
membuat asmara merasa depresi karena ia menahan masalahnya sendiri dan ia tak
tahu kapan waktunya ia akan mengatakan kepada kedua orangtuanya bahwa
kakanya selama ini megikuti kegiatan yang membahayakan dirinya. Penyebab
Asmara merasakan depresi karena adanya faktor penyebab aktual. Asmara
merasakan depresi karena ia menahan masalahnya sendiri sehingga ia tidak tahu
akan menceritakan kepada kedua orangtuanya atau tidak sehingga hal ini
memberikan efek depresi pada dirinya.
Data 47
“Aku juga kehilangan abangku Bu. Mas Laut adalah
kakaku yang sangat dekat denganku. Aku mulai tak
tahan dan tersinggung dengan ucapan Ibu. Aku juga
kehilangan Bapak dan Ibu perlu tahu, aku juga
kehilanagn Ibu.” (Leila, 2017:362).
Dari kutipan di atas, dapat dilihat bahwa tokoh Asmara merasa sedih
karena ibu menganggap bahwa hanya dirinya yang kehilangan Mas Laut.
Mendengar perkataan ibunya yang berkata begitu beratnya kehilangan seorang
anak membuat Asmara tersinggung dan bersedih karena tidak hanya Ibu yang
merasa kehilangan Mas Laut tapi ia juga merasakan kehilangan karena Laut
adalah kakak yang sangat dekat denganya. Selain kehilangan kakaknya Asmara
juga merasa kehilangan ibunya karena ia merasa ibunya hanya memikirkan Laut
saja padahal ia juga anak dari kedua orangtuanya. Sikap ibunya membuat Asmara
45
bekecil hati karena ia merasa tidak diperhatikan oleh kedua orangtuanya yang
hanya memikirkan Laut yang telah lama meghilang. Semenjak Laut meghilang
Asmara merasa kurang diperhatikan sehingga membuatnya merasa kecewa dan
berkecil hati atas sikap kedua orangtuanya. Hal inilah yang menimbulkan konflik
batin berbentuk depresi yang dirasakan oleh Asmara. Faktor penyebab Asmara
merasakan depresi karena adanya faktor penyebab aktual yang secara langsung
memberikan efek kepada dirinya setelah mendengarkan perkataan ibunya. Efek
yang dialami oleh Asmara yaitu adanya perasaan bersalah dan juga perasaan
bersedih Asmara yang kehilnagan kakanya, maka masalah ini membuat dirinya
bersedih dan depresi.
b. Cemas
Cemas merupakan salah satu bentuk konflik batin yang terjadi pada diri
seseorang. Perasaan cemas merupakan perasaan seseorang ketika merasa khawatir
dan gamang, setidaknya ada suatu perasaan yang merupakan sinyal atau
kecurigaan atau perasaan takut yang berhubungan dengan suatu malapetaka atau
kejadian yang tidak menyenangkan yang bakal terjadi, baik itu nyata atau hanya
dalam fikiran saja. Berikut ini adalah contoh kutipan data yang menunjukan
adanya konflik batin cemas yang dialami oleh toko yaitu sebagai berikut:
Data 6
“Kalian harus hati-hati. Zaman sekarang Intel sering
menyelusup ke dalam acara diskusi mahasiswa dan
aktivis. Beberapa kolega bapak dari mejalah Tera
mangatakan bahwa selalu ada intel yang borgonta
ganti mengikuti beberapa wartawan. Mereka juga
46
senang sekali keluar masul LBH, berpura-pura mnejadi
aktivis (Leila, 2017:76)
Dari kutipan di atas, dapat dilihat bahwa terdapat bentuk konflik cemas
yang dirasakan oleh Ayah Laut. Ayah laut merasa khawatir dan cemas, karena dia
tahu jika anaknya sedang melakukan hal yang sangat berbahaya, sehingga hal ini
menimbulkan kekahwatiran yang dirasakan oleh Ayahnya terhadap keselematan
anaknya. Ayah laut merasa curiga terhadap suatu hal yang dapat membahayakan
keselamatan anaknya. Ayah Laut memberikan nasehat bahwa sebagai aktivis
mereka selalu di intai, dan gerak-geriknya diawasi karena orang-orang itu akan
ada dimana-mana dan bahkan bisa orang terdekat dengan kita. Penyebab konflik
cemas yang dialami oleh Ayah laut yaitu predisposisi, karena adanya suatu hal
yang telah terjadi yang dialami oleh Ayah laut, sehingga kecendrungan itu
menimbulkan kecemasan dalam diri Ayah laut. Berikut ini adalah contoh kutipan
data yang menunjukan adanya konflik yaitu sebagai berikut:
Data 7
“Tiba-tiba saja ruang makan menjadi sepi dan tak nyaman.
Aku membayangkan semua kawan-kawanku... mana
mungkin mereka intel? Naratama? Itu lagi. Dia
memang menyebalkan, tapi Intel. (Leila, 2017:76)
Dari kutipan di atas, dapat dilihat bahwa terdapat bentuk konflik cemas
yang diperlihatkan oleh tokoh Laut. Laut merasakan kekawhatiran karena ia
membayangkan jika salah satu diantara temanya ada yang menjadi mata-mata
dalam aksi yang mereka lalukan. Laut merasa curiga dengan salah satu temanya,
sehingga perasaan curiga inilah yang mneyebabkan rasa cemas pada diri Laut.
Terlebih Laut juga telah diberitahu oleh Ayahnya, jika semua orang bisa jadi Intel,
47
kita tidak pernah tau siapa lawan dan siapa kawan maka dari itu laut merasa
curiga dan khawatir jika salah satu temanya adalah Intel. Penyebab konflik cemas
yang dialami oleh Laut yaitu predisposisi, karena adanya suatu hal yang telah
terjadi, sehingga kecendrungan itu menimbulkan kecemasan dalam diri Laut.
Berikut juga dapat dilihat bentuk konflik cemas yaitu sebagai berikut:
Data 8
“Bapak membuka pintu belakang dan duduk memandang
kebun kecil kami. Aku tahu ia akan merokok sambil
mencoba meyakinkan bahwa anak laki-lakinya tidak
terlibat kegiatan yang mengkahwatirkan.’’(Leila,
2017:79).
Dari kutipan di atas, dapat dilihat bahwa terdapat bentuk konflik cemas
yang diperlihatkan oleh tokoh Ayah laut. Ayah Laut tidak bisa tenang, karena dia
membayangkan nasib anaknya yang kini sedang berada dalam suatu masalah,
namun ayah Laut mencoba untuk berfikir posistif, namun kecemasan tidak bisa
dilepaskan dari pikiran ayahnya. Ayah Laut merasa curiga terhadap sesuatu yang
akan menimbulkan bahaya yang akan terjadi pada anaknya. Ayah Laut
membayangkan jika sesuatu akan terjadi pada anak laki-laki semata wayangnya,
sehingga hal ini membuat Ayah Laut tidak bisa tidur dan diliputi rasa
kekahwatiran. Penyebab konflik cemas yang dialami oleh Ayah Laut yaitu
predisposisi, karena adanya suatu hal yang telah terjadi yang dialami oleh Ayah
Laut, sehingga kecendrungan itu menimbulkan kecemasan dalam dirinya. Ayah
laut juga pernah mengalami hal yang tidak baik, sehingga kecendrungan berfikir
inilah yang menimbulkan kecemasan dalam diri ayah Laut.
48
Data 9
“Aku tidak menjawab, karena sebetulnya mulai bulan
depan memang secara resmi kutinggalkan. Asmara dan
aku berputar-putar debat soal geografi dan lokasi, tapi
sesungguhnya dia sedang menegur kegiatanku yang
menyerempet bahaya.” (Leila, 2017:87).
Dari kutipan di atas, dapat dilihat bahwa terdapat bentuk konflik cemas
yang diperlihatkan oleh tokoh Laut. Laut merasa khawatir karena dalam
perbincangan dengan adiknya ia beranggapan bahwa adiknya akan membocorkan
rahasia kegiatan dalam aktivis yang diikutinya kepada kedua orangtuanya. Laut
khawatir karena jika adiknya membicarakan kegiatanya dalam aktivis maka bisa
saja sesuatu hal yang buruk yang akan terjadi. Jika kedua orangtuanya megetahui
kegiatanya sudah pasti Laut akan dipindahkan dan tidak diizinkan megikuti
kegiatan aktivis yang dapatmembahayakan dirinya termasuk juga keluarganya.
Kecemasan yang dirasakan oleh Laut ini merupakan penyebab aktual karena
secara langsung memberikan efek pada Laut sehingga ia merasakan kecemasan
pada dirinya. Efek yang diterima oleh laut yaitu dia merasa sangat kahawtir
dengan keadaan adaiknya, sehingga kekahawatiran ini memberikan efek negatif
kepadanya, maka muncullah konflik batin dalam diri Laut.
Data 12
“Tiba-tiba saja aku kepingin sekali menjawab, kalau
kami memang hanya anak kecil, kenapa bapak merasa
terancam. Lelaki disebelahku mengampar kepalaku
dengan tangan yang sebesar tampah.” (Leila, 2017:96).
Dari kutipan di atas, dapat dilihat bahwa tokoh Laut merasa khawatir dan
ingin rasanya ia melawan dan memberontak, tapi Laut tidak bisa melakukan
apapun. Laut dan teman-temanya hanya bisa menahan semua amarahnya. Tokoh
49
Laut khawatir jika mereka sampai membantah maka orang-orang itu tentu akan
menghajarnya. Laut membayangkan sesuatu hal buruk akan menimpa dirinya,
sehingga perasaan itu menimbulkan kecemasan dalam diri Laut. Penyebab konflik
cemas yang dialami oleh Laut yaitu penyebab penguat, karena adanya suatu efek
yang disebabkan oleh tindakan seseorang.tindakan yang dilakukan para penculik
itu adalah membentak dan mengancam laut sehingga bentakan dan ancaman inilah
yang membuat Laut mengalami konflik batin depresi.
Data 17
“Kami paham bahwa menyebar seleberan untuk para
mahasiswa dan aktivis berisiko. Tapi tak menyangka
penyeberan yang mendadak itu hanya sehari sebelum
tanggal penyelenggraran diskusi bisa segera
menyebabkan penggerebekan. Sunu langsung
berkesimpulan ada seseorang diantara kami yang
membocorkan rencana diskusi terbatas ini.” (Leila,
2017:115).
Dari kutipan di atas, dapat dilihat bahwa tokoh Laut merasa khawatir
karena jika ia menyebarkan selebaran kepada mahasiswa dan aktivis diketahui
oleh aparat pemerintah maka akan beresiko dan mereka akan tertangkap. Laut
menyadari kalau tindakan yang dilakukanya sebenarnya merupakan tindakan yang
berbahaya dan sesekali akan menjadi masalah, namun Laut tetap ingin
melanjutkan semua penemuanya dan menggunakan selembaran untuk
menyampaikan aspirasi para aktivis. Penyebab konflik cemas yang dialami oleh
Laut yaitu penyebab prediposisi karena adanya kecenderungan atas suatu kejadian
yang tejadi. Dumana Laut pernah mengalami peristiwa yang sama pada
dahulunya, sehingga ketika kejadiajn itu terulang lagi maka laut menjadi cemas
dan kahwatir.
50
Data 20
“Kita harus berusaha keluar dari desa ini begitu ada
kesempatan. Sang Penyair sedikit menaikan volume
suaranya bersaing dengan suara hujan yang semakin
deras.” (Leila, 2017:134).
Dari kutipan di atas, dapat dilihat bahwa Laut merasa cemas. Laut dan
teman-temanya ingin kabur dari desa Blanggunan ini, karena jika mereka
berlama-lama dalam desa tersebut maka akan menjadi masalah bagi keselamatan
mereka yang kini sedang dalam buronan. Jika mereka tidak segera keluar dari
desa itu maka bias saja petugas pemerintah menemukan keberadaanya dan teman-
temanya. Rasa cemas yang dialami oleh Laut dan teman-temanya karena
disebabkan oleh penyebab penguat atau adanya sebuah afek dari tindakan
seseorang. Petugas yang sedang megintai keberadaan Laut dan teman-temanya
membuat mereka merasa cemas jika keberadaan mereka diketahui oleh petugas
pemerintah yang sedang mencarinya.
Data 21
“Kami tidak bisa tersenyum mendengar Mat keluh
bersuara. Tetapi memang ini menyedihkan. Sajak
seonggok jangung yang seolah menjadi pompa darah kami
terasa kehilangan daya sang penyair pasti paham akan
kekecewaan kami.” (Leila, 2017:134).
Dari kutipan di atas, dapat dilihat bahwa Laut merasa cemas. Laut dan
teman-temanya ingin kabur dari desa ini, karena kalau mereka berlama-lama
dalam desa tersebut maka akan menjadi masalah bagi keselamatan mereka. Laut
mencurigai sesuatu yang buruk akan terjadi jika mereka masih bersembunyi di
desa tersebut, maka Laut meminta teman-temanya untuk bisa kleuar dari Desa itu
dengan segera. Sehingga rasa curiga inilah yang menimbulkan rasa cemas dalam
51
diri Laut. Rasa cemas yang dialami oleh Laut karena disebabkan oleh penyebab
penguat atau adanya sebuah afek dari tindakan seseorang. Efek dan tindakan yang
terjadi yaitu Laut yang selalu dikejar oleh sekelompok oarang yang tak dikenal
sehingga hal ini membuat Laut menjadi cemas.
Data 29
“Aku hanya menghela nafas. Pasti Tama paham
mengapa kami semua masih tak tahu bagaimana
caranya berkomunikasi dengan dia..” (Leila,
2017:191).
Dari kutipan di atas, dapat dilihat bahwa Laut merasa cemas. Laut dan
teman-temanya ingin kabur dari desa Blanggunan , karena jika mereka berlama-
lama dalam desa tersebut maka akan menjadi masalah bagi keselamatan mereka.
Laut berfikir bagaimana caranya agar bisa berkomunikasi dengan orang-orang
diluar untuk meminta bantuan terutama kepada Naratama, rasa kekahwatiran Laut
tidak bisa ia tahan lagi karena dia tidak hanya memikirkan diri sendiri, tetapi juga
memikirkan kondisi para teman dan terutama keluarga yang kini ditinggalaknya.
Rasa cemas yang dialami oleh Laut terjadi karena adanya faktor penguat atau
adanya sebuah afek dari tindakan seseorang. Tindakan yang dilakukan oleh
sekelompok orang yang ingin meyelakai laut sehingga tindakan ini berpengaruh
terhadap ketenagan laut sehingga muncullah konflik batin dalam diir laut.
Data 37
“Tapi aku menghadapi keadaan lain yang tak bisa
diselesaikan dengan bedah operasi belaka. Kakaku dan
kawan-kawanya hilang. Dihilangkan secara paksa.”
(Leila, 2017:247).
52
Dari kutipan di atas, dapat dilihat bahwa Asmara merasa sangat khawatir
dengan kabar sang kakanya. Asmara tidak bisa berfikir dengan tenang, ia
beranggapan bahwa kakaknya hilang. Asmara tidak bisa berfikir tenang berbagai
spekualsi muncul dalam diri Asmara. Asmara berfikir apakah kakanya masih
selamat atau telah mati dibunuh atau dimana keberadaan kakanya dan bagaimana
kabarnya sampai saat ini. Asmara telah membayangkan sesuatu hal yang buruk
telah menimpa kakanya, sehingga perasan curiga inilah yang menimbulkan rasa
cemas dalam diri Asmara, karena Asmara membayangkan sesuat hal yang buruk
atau malapetaka akan menimpa kakanya. Rasa cemas yang dialami oleh Asmara
terjadi karena adanya faktor penyebab penguat.
Data 40
“Alex tampak serba salah dan aku meyakinkan dia
bahwa itu bukan salah dia. Bahwa dia harus tetap
meneruskan ceritanya agar kami tahu kabar Mas laut
selama ini.” (Leila, 2017:254).
Dari kutipan di atas, dapat dilihat bahwa tokoh Alex merasa khawatir jika
keluarga Laut akan marah karena dirinya telah menceritakan keterlibatan mereka
dalam sebuah aktivis. Alex merasa kalau dia tak seharusnya menceritakan semua
kejadian yang menimpa dirinya dan laut. Cerita yang disampaikan oleh alex
membuat orangtua Laut sangat sedih, sehingga Alex merasa tidak enak hati.
Penyebab kecemasan yang dialami oleh Alex merupakan penyebab aktual karena
adanya pemicu yang ditimbulakn dari tindakan seseorang, pemicu yang dilakukan
yaitu adanya perasaan menyesal atas apa yang dilakukan oleh Alexs, sehingga
perasaan menyesal itulah yang menimbulkan konflik batin cemas yang dialami
oleh Alex.
53
Data 41
“Bapak mengnguk-nganguk paham. Air matanya
mengalir deras. Pasti dia membayangkan kemana Mas
laut dan kawan-kawanya dibawa setelah diambil dari
tahanan bawah tanah itu. kami terdiam cukup lama
dengan pikiran masing-masing. sementara bapak
mencoba menenngkan diri.” (Leila, 2017:258).
Dari kutipan di atas, dapat dilihat bahwa Asmara merasa sangat khawatir
melihat ayahnya yang memikirkan keberadaan kakaknya. Dengan kekhawatiran
dan pemikiranya menimbulkan kecemasan pada dirinya yang memikirkan
keberadaan kakaknya. Asmara tidak bisa berfikir dengan tenang, yang dipikirkan
hanyalah kabar dari sang kakak yang kini keberadaannya entah dimana. Asmara
tidak bisa berfikir tenang berbagai spekualsi muncul dalam diri Asmara, Asmara
berfikir apakah kakanya masih selamat atau telah mati atau dimana dan
bagaimana kabarnya sampai saat ini. Asmara memiliki adanya perasaan curiga
yang dialami karena mebayangkan nasib sang kakanya. Asmara membayangkan
bahwa sebuah petaka telah terjadi pada kakanya, sehingga rasa curiga inilah yang
menimbulkan malapetaka pada tokoh Laut. Rasa cemas yang dialami oleh Asmara
disebabkan oleh penyebab aktual, karena memberikan efek secara langsung. Efek
yang diberikan yaitu karena laut hilang maka masalah ini me buat Asmara
menjadi resan dan cemas sehingga hal inilah yang membuat timbulnya konflik
batin dalam diri Asmara.
54
c. Takut
Takut merupakan salah satu bentuk konflik batin. Rasa takut sering
dialami oleh seseorang apabila dirinya dalam menghadapi suatu masalah atau
kejadian. Rasa takut yang muncul bila seseorang berada dalam kekhawatiran,
keragu-raguan dan rasa gelisah yang sangat kuat, sehingga sudah curiga dan
khawatir mengenai apa yang diyakini mungkin akan terjadi. Berikut ini bentuk
konflik batin yang dialami oleh seseorang dapat dilihat pada kutipan berikut ini.
Data 1
“Aku ingat betapa aku ingin sekali meneleponya untuk
mengucapkan selamat ulang tahun dan menjanjikan buku
apa saja yang disukainya, tapi mustahil. Di masa buron
seperti ini segala medium komunikasi dengan keluarga
diminimalisir. Karena itu akau hanya mengucapkan
selamat ulang tahun dalam hati.” (Leila, 2017:51).
Dari kutipan di atas, dapat dilihat bahwa Laut merasa takut karena dirinya
sedang menghadapi suatu masalah dan kejadian karena terlibat dalam sebuah
aktivis dan menjadi buron. Rasa takut muncul karena dirinya berada dalam
kekhawatiran, keragu-raguan dan rasa gelisah yang sangat kuat sehingga apa yang
diyakini mungkin akan terjadi. Ketakutan yang dihadapi oleh Laut yaitu di tidak
ingin menghubungi keluarganya, karena jika dia menghubungi keluarganya maka
nanti keluarganya juga akan mendapatkan masalah. Ia ingin mengucapkan selamat
ulang tahun kepada adiknya melalui media komunikasi, namun hal itu tidak
mungkin dapat ia lakukan karena segala media komunikasi pasti diminimalisir. Ia
takut jika mengucapkan melalui media komunikasi pasti keberadaanya akan
diketahui oleh pemerintah karena kini ia dalam buronan. Laut merasa takut
keluarganya juga akan mendapatkan masalah jika dia bersikeras ingin
55
menghubungi keluarganya. Oleh karena itu muncul perasaan takut dalam diri
Laut. Rasa takut yang dialami oleh Laut karena disebabkan oleh penyebab aktual
karena ketakutan yang dirasakan Laut sebagai penyebab yang dilihat secara
langsung. Laut yang menyaksikan adanya tindakan brutal yang dilakukan oleh
para penyekap tersebut sehingga hal inilah yang menimmbulkan konflik batin
dalam diri Laut.
Data 2
“Suara ketukan yang terdengas keras dan tak sabar.
Aku tak langsung membukanya. Jantungku mulai
berdebar-debar. Perlahan aku melangkah ke dalam
kamar dan melongok ke arah luar jendela. Karena
kamar kami berada di lantai rumah susun, aku bisa
mnegintip dari bawah. Kulihat ada beberapa lelaki
berbadan kekar mengenakan sebo penutup wajah wol..”
(Leila, 2017:52).
Dari kutipan di atas, dapat dilihat bahwa Laut merasa takut karena ada
beberapa orang menggedor pintu dan memaksa masuk. Ia takut untuk membuka
pintu karena ia beranggapan mereka adalah orang-orang yang menculik
sahabatnya Sunu. Ia takut jika orang-orang itu juga akan menyekapnya sama
seperti sahabatnya Sunu. Rasa ketakutan tersebut membuat Laut menjadi resah
karena sudah pasti mereka akan menginterogasi dan menculiknya. Rasa takut Laut
muncul karena dirinya berada dalam kekhawatiran, keragu-raguan dan rasa
gelisah yang sangat kuat. Rasa takut yang dialami oleh Laut karena disebabkan
oleh penyebab aktual karena rasa ketakutan Laut merupakan penyebab yang
dilihat secara langsung. Laut yang menyaksikan adanya penyiksaan yang
56
dilakukan oleh sekelompok orang terhadap teman-temanya, sehingga kejadan ini
membuat Laut mengalami konflik batin takut.
Data 3
“Aku menjerit keujung langit. Seluruh tulangku terasa
rontok. Aku berteriak menyebut nama Tuhan. Tapi
suaraku sulit keluar. Setrum listrik itu seperti menahan
segalanya di tenggorokanku.” (Leila, 2017:57).
Dari kutipan di atas, dapat dilihat bahwa Laut merasa takut karena ia
dalam keadaan disekap dan disiksa oleh petugas pemerintah yang menyekapnya.
Ingin rasanya ia melawan namun setrum listrik yang menghajarnya membuat Laut
tidak berdaya dan tidak bisa berbuat apa-apa untuk melawan mereka. Siksaan
yang dialaminya membuat Laut merasakan begitu kesakitan dan takut jika siksaan
itu akan lebih parah lagi. Rasa takut Laut muncul karena dirinya berada dalam
kekhawatiran, keragu-raguan dan rasa gelisah yang sangat kuat apakah ia bisa
keluar dari sekapanya dan apakah siksaan yang dirasakanya akan lebih dahsyat
dari apa yang ia rasakan saat ini. Rasa takut yang dialami oleh Laut disebabkan
oleh penyebab penguat karena ia merasakan efek secara langsung. Efek yang
dialami oleh laut yaitu adanya bentuk kekerasan yang disaksikan dan dialami oleh
laut, maka hal ini membuat laut mengalami konflik batin takut.
Data 4
“Aku mencoba membrontak dari ikatan tangan dan
kakiku, meski aku tahu tak mungkin aku bisa terlepas
begitu saja. Tiba-tiba sebuah tinju melayang menebok
kepalaku. Dan tiba-tiba kudengar suara Alex yang
mengarang-ngarang terdengar suara gebukan dan
tendengan.” (Leila, 2017:59).
57
Dari kutipan di atas, dapat dilihat bahwa Laut merasa takut. Rasa takut
yang dialami oleh Laut karena dirinya sedang menghadapi suatu masalah atau
kejadian. Rasa takut Laut muncul karena dirinya berada dalam kekhawatiran,
keragu-raguan dan rasa gelisah yang sangat kuat. Laut merasa takut karena dirinya
disiksa, dan siksaan itu sangat menyakitkan dirasakan oleh Laut. Laut diikat dan
tidak bisa melakukan apapun, dan dia mencoba untuk dapat melepaskan ikatan
yang ada ditanganya, namun semua usaha yang dilakukan oleh Laut sangat sia-
sia. Laut hanya kembali disikasa dan kepalanya membentur ketembok.
Mendengar raungan temanya Alex yang disiksa membuat Laut semakin
merasakan ketakutan jika dirinya akan disiksa lebih parah lagi atau bahkan dia
akan dibubuh. Oleh karena itu muncul perasaan takut dalam diri laut. Rasa taku
yang dialami oleh Laut karena disebabkan oleh penyebab aktual karena
merupakan suatu kondisi yang secara langsung memberikan efek pada dirinya.
Data 5
“Detak jantungku berhenti seketika. Aku lebih jeri
jika kegiatanku terungkap oleh Asmara daripada
penyamaranku ketahuan polisi atau tentara. Asmara
akan lebih kejam dari pada mereka, percayalah.,” (Leila,
2017:64).
Dari kutipan di atas, dapat dilihat bahwa Laut merasa takut. Rasa takut
yang dialami oleh Laut karena ia tak ingin jika adiknya mengetahui keterlibatanya
dalam sebuah aktivis mahasiswa yang dapat membahayakan dirinya sendiri. Jika
adiknya mengetahui hal tersebut maka sudah pasti keterlibatanya dalam aktivis
mahasiswa yang memberontak pemerintah juga akan diketahui oleh ayah dan
ibunya. Laut tidak ingin jika Asmara mengetahui kegitanya karena dia takut
58
adiknya akan mencemaskan keadaan kakaknya, terlebih jika kegiatan tersebut
diketahui kedua orangtuanya. Laut tak ingin semua keluarganya tau apa yang
sedang dialaminya saat ini. Rasa takut yang dialami oleh Laut karena disebabkan
oleh penyebab penguat, cemas yang dialami oleh Laut terjadi karena adanya
faktor penguat atau adanya sebuah afek dari tindakan seseorang. Tindakan yang
terjadi yaitu Asmara yang mengetahui kalau kakaknya telah melakukan hal yang
berbahaya maka hal ini membuat Asmara mengalami konflik batin.
Data 10
“Suara berat dan tenag si Mata Merah itu terasa menekan.
Aku memutuskan tidak menjawab. Jika dia tahu
seacra tentang keluarga, pasti dia juga sudah tahu
kegiatan Winatra dan Wirasena.” (Leila, 2017:95).
Dari kutipan di atas, dapat dilihat bahwa Laut merasa takut. Rasa takut
yang dialami oleh Laut karena dirinya sedang menghadapi suatu masalah. Dalam
sekapanya Laut diinterogasi oleh tentara untuk mengetahui keberadaan teman-
temanya yang juga terlibat dalam aktivis mahasiswa. Laut merasa takut jika ia
menjawab pertanyaan tentara yang menginterogasinya tersebut maka mereka akan
megetahui kegiatan Winatra dan Wirasena. Rasa takut Laut muncul karena dirinya
berada dalam kekhawatiran dan gelisah yang sangat kuat. Laut merasa takut jika
para tentara ini akan mengetahui tentang latar belakang keluarganya. Laut takut
jika keluarganya akan diculik dan akan disiksa sama sepertinya. Laut tidak ingin
semua anggota keluarganya juga akan menanggung semua masalah dari kesalahan
yang dilakukanya, maka dari itu muncul rasa takut dalam diri Laut. Rasa takut
yang dialami oleh Laut karena disebabkan oleh penyebab prediposisi karena
ketakutanya jika kegiatan Winatra dan Wirasena diketahui oleh pemerintah.
59
Data 11
“Aku mengambil gelas kaleng itu dengan tangan gemetar.
Kedua tanganku sepanjang malam diikat di kedua unjung
tempat tidur velbed sehingga rasanya hampir tak
berfungsi. Aku menghirup kopi itu sedikit saja, jadi
seandainya ada racun, aku tidak langsung mati”
(Leila, 2017:64).
Dari kutipan di atas, dapat dilihat bahwa Laut merasa takut. Rasa takut
Laut muncul karena dirinya berada dalam kekhawatiran. Rasa khawatir itulah
yang menyebabkan dia takut jika kopi yang diminumnya ada racun yang bisa
membunuhnya. Rasa takut Laut untuk meminum kopi yang diberikan oleh
penjaga sel dalam sekapanya membuat dia berhati-hati untuk meminum kopi itu
sedikit aja agar jika kopi itu diberi racun ia tidak akan langsung mati. Rasa takut
yang dirasakan oleh Laut karena adanya penyebab prediposisi kareana
ketakutanya untuk meminum kopi yang dianggapnya telah diberi racun oleh
penjaga sel dalam sekapanya tersebut.
Data 19
“Tiga puluh detik yang terasa seperti setahun yang
menyikasa itu berlalu ketika mobil-mobil patrol itu
bergerak meninggalkan rumah Bu Sumantri. Terasa
ketegangan yang kental mencair seketika” (Leila,
2017:133).
Dari kutipan di atas, dapat dilihat bahwa Laut merasa takut. Rasa takut
yang dialami oleh Laut karena keteganganya dan teman-temanya yang sedang
bersembunyi di rumah Bu Sumantri di desa Blanggunan. Rasa takut yang dialami
oleh Laut karena dirinya sedang menghadapi masalah yaitu dirinya telah menjadi
buron sehingga keberadaan sedeang dicari oloeh pemerintah yang merasa tidak
60
suka dengan keberadaan Laut dan aktivisnya, Laut yang menjadi buron inilah
yang menimbulkan rasa takut dalam diri Laut, kartena dia takut jika dirinya
ditangkap maka bagaimana dengan nasib keluarga yang akan ditingalaknya. Laut
merasa ketakutan karena para patroli tersebut akan menemukanya dan juga teman-
temanya dari persembunyian di rumah bu Sumantri. Rasa takut yang dialami oleh
Laut karena disebabkan oleh penyebab aktual karena rasa ketakutan yang
dialaminya menilbulkan rasa ketakutan secara langsung pada dirinya.
Data 25
“Kalau kamu berani mebual saya setrum kamu. Aku
menjadi tegang dan berpreluh. Masih sempat kulirik
sebuah tombol merah yang dipegang si petugas itu.”
(Leila, 2017:169).
Dari kutipan di atas, dapat dilihat bahwa Laut merasa takut. Rasa takut
yang dialami oleh Laut muncul karena dirinya sedang menghadapi suatu masalah
dan kejadian dalam sekapanya. Laut diancam akan di setrum jika ia tidak
menjawab pertanyaan petugas pemerintah yang sedang menginterogasinya. Laut
merasa ketakutan karena dirinya akan dianiaya jika dia mmeberikan pernyataan
yang palsu. Laut tidak bisa membayangkan jika dirinya harus disiksa dalam waktu
yang cukup lama, sehingga hal inilah yang menimbulkan ketakutan dalam diri
Laut. Rasa takut yang dialami oleh Laut karena disebabkan oleh penyebab aktual
karena rasa ketakutan yang dirasakanya secara langsung akibat ancaman setruman
petugas yang sedang menginterogasinya.
61
d. Tidak Mampu
Tidak mampu merupakan sebuah tindakan yang dirasakan oleh seseorang
karena ketidak berdayaanya dalam menghadapi suatu peristiwa. Semua perasaan
tidak mampu seseorang merupakan refleksi dari menyamaratakan perasaan-
perasaan seksual dirinya atau kegagalan untuk hidup ideal sendiri. Bentuk konflik
tidak mampu juga terdapat dalam Novel Laut Bercerita, hal itu dapat dilihat pada
kutipan berikut ini:
Data 15
“Aku tidak bisa berontak dan mencoba melepaskan
diiriku. Tangan ku dibogrol dan sekaligus diikat pada
kursi lipat jelek ini. aku menguncang-nguncang
tanganku dengan sia-sia dan para manusia pohon Cuma
terkekeh-kekeh mengeluarkan duit dari kantong mereka.”.
(Leila, 2017:98).
Dari data di atas, dapat lihat bahwa tokoh Laut mengalami konflik batin
tidak mampu. Perasaan tidak mampu Laut terlihat saat dia menjalani semua
penyiksaan yang dihadapinya selama dalam sekapan ini. Laut berusaha untuk bisa
lepas dari semua bentuk penyiksaan ini, tapi Laut tidak memiliki kemampuan
untuk melawan sekapan petugas yang kini sedang memborgol tanganya. Semua
perasaan tidak mampu seseorang merupakan refleksi dari menyamaratakan
perasaan-perasaan seksual dirinya atau kegagalan untuk hidup ideal sendiri.
Konflik batin tidak mampu yang terjadi pada Laut dikarenakan adanya penyebab
aktual, karena dia merasa tidak mampu untuk melawan petugas sel dalam
sekapanya yang sedang menginterogasinya.
62
Data 16
“Kali ini pecut listrik itu menghajar kaki dan punnggung
ku. Sakitnya menusuk saraf. Aku menjerit dan
meminta dibunuh saja karena, sungguh, sengatan pada
saraf ini tak tertahankan sakitnya..”. (Leila, 2017:111).
Dari data di atas, dapat kita lihat bahwa tokoh Laut mengalmi konflik
batin tidak mampu. Kejamnya siksaan yang dilakukan oleh petugas membuat Laut
tidak bisa berbuat apa-apa. Laut merasa sudah tidak kuat untuk menjalani siksaan
yang dirasakanya selama dalam sekapan. Ia tidak mampu untuk melawan dan
memberontak petugas itu karena dia merasa lemah karena hampir setiap hari ia
disiksa oleh petugas itu. Laut telah menyerah dan pasrah, bahkan Laut lebih
memilih untuk dibunuh saja dari pada dirinya harus hidup tetapi hanya untuk
mereasakan penyiksaan setiap harinya. Semua perasaan tidak mampu yang
dirasakan oleh Laut merupakan refleksi dari perasaan tidak mampunya untuk
melawan petugas yang menjaganya selama dalam sekapan.
Data 22
“Aku tak tahu bagaimana caranya mencerna semua
perkembangan baru ini karena kepalaku pusing dan
perutku mual bukan buatan. Sudah jelas siksaaan
terakhir adalah rangkaian sikasaan terberat dan terkeji
hingga kami semua tak sadarkan diri.” (Leila, 2017:145).
Dari data di atas, dapat kita lihat bahwa tokoh Laut mengalmi konflik
batin tidak mampu karena ia merasa lemah setelah disiksa oleh petugas yang
menyekapnya. Ia merasakan efek dari siksaan yang dilakukan petugas sehingga
membuatnya merasa pusing dan merasakan mual yang bukan buatan akibat
siksaan itu. Siksaan yang dirasakanya membuat ida tidak berdaya hingga tak
63
sadarkan diri. Laut sudah pasrah dan menyerah karena siksaan yang dirasakanya
kali ini merupakan siksaan yang terberat yang dirasakanya selama dalam sekapan.
Perasaan tidak mampu yang dialami Laut merupakan refleksi dari siksaan yang
dialaminya.
Data 23
“Ada kemarahan. Ada benih dendam yang bertumbuhan
begitu subur di setiap pori tubuhku. Tetapi aku tak tahu
apakah aku bisa menunaikan dendam itu. penahanan
dan penyiksaan ini sungguh berbeda dengan yang
kami alami di Bungurasih”. (Leila, 2017:150).
Dari data di atas, dapat kita lihat bahwa tokoh Laut mengalami konflik
batin tidak mampu. Perasaan tidak mampu yang dirasakan oleh Laut terlihat saat
dia ingin menunaikan dendamnya kepada petugas yang selama ini menyekap
bahkan menyiksanya selama dalam sekapan. Karena penyiksaan yang ia rasakan
saat ini sangat berbeda dengan penyiksaan sebelumnya sehingga ia merasa tidak
akan bisa menunaikan dendamnya kepada orang-orang yang telah menyiksanya
itu. Perasaan tidak mampu yang dirasakan oleh Laut untuk menunaikan
dendamnya merupakan refleksi dari siksaan yang dirasakanya selama dalam
sekapan. Maka penyabab konflik batin hyang dialamim oleh laut karena adanya
pengaruh aktual yaitu adanya tindakan atau efek yang menyebabkan timbulnya
masalah. Maka efek yang dirasakan oleh Laut yaitu adanya kekerasaan dan
penganiayaan yang dialami oleh laut, maka penganiayaan ini yang menimbulkan
konflik batin tidak mampu dalamk diri Laut
64
C. Pembahasan
Berdasarkan analisis konflik batin tokoh dalam novel Laut Bercerita karya
Leila S.Choudri terdapat empat bentuk-bentuk konflik batin pada tokoh yang
terdapat dalam Laut Bercerita karya Leila S.Choudri. Bentuk-bentuk konflik batin
yang terdapat dalam novel Laut Bercerita yaitu konflik batin depresi, cemas, takut
dan tidak mampu. Sedangkan penyebab konflik batin yang terdapat yaitu
penyebab predispoisi, penyeyab aktual dan penyebab penguat.
Konflik batin yang terjadi pada tokoh dalam novel Laut Bercerita yaitu
karena adanya perasaan kekecewaan dan ketakutan yang dialami oleh para aktivis
kampus. Kegiatan mereka sebagai seorang aktivis membawa dampak terhadap
keselamatan nyawa mereka. Keberadaan mereka sebagai aktivis dianggap
menyalahi aturan dalam birokrasi pemerintahan, sehingga mereka yang bekerja
sebagai aktivis setiap tindakanya di cekam dan sampai akhirnya mereka di
asingkan dan culik secara paksa. Laut diculik bersama temanya Sunu. Selama
dalam sekapanya Laut diinterogasi dan disiksa oleh petugas pemerintah yang
menyekapnya. Keberadaanya tidak diketahui oleh siapapun hingga keluarganya.
Maka kejadian inilah yang menimbulkan berbagai bentuk konflik batin berupa
depresi, cemas, takut dan tidak mampu yang dialami oleh tokoh dalam novel Laut
Bercerita karya Leila S Choudri. Teori yang dipakai dalam penelitian ini adalah
mengaju pada bentuk-bentuk konflik batin yang dikemukakan oleh Muis
(2009:42-49). Selain bentuk konflik batin, pada tokoh juga terdapat penyebab
konflik batin yang mengacu pada teori Wiramihardja (2007: 41-42), dimana
65
penyebab konflik batin ada empat penyebab yaitu penyebab primer, penyebab
predisposisi, penyebab aktual dan penyebab penguat.
Novel Laut Bercerita karya Leila S.Chudori terlihat dari cover novel
menggambarkan keadaan kedalam laut yang dihiasi karang bebatuan dan banyak
ikan dan terlihat kaki yang tengah dipasung rantai. Dari cover dapat dilihat bahwa
dari kedalam laut tersebut tokoh yang bernama Laut ingin menceritakan
bagaimana penderitaanya menahan siksaan dan perasaan rindu kepada
keluarganya. Laut ingin menceritakan bahwa ia disekap oleh petugas pemerintah
bahkan disiksa sehingga membuat Laut tak berdaya dan tak sadarkan diri hingga
Laut tidak sadar dimana keberadaanya sekarang. Keluarga yang ditinggalkanya
merasakan kehilangan karena setelah sekian lama Laut menghilang tanpa kabar
dan tidak diketahui keberadaanya entah ia masih hidup atau sudah meninggal.
Matahari menumpahkan seluruh cahayanya hingga permukaan laut bagai
kepingan perak yang bergelombang. Kedua ika pari terbang berloncatan
mengawal sekumpulan karangan bunga dan lilin yang tak kunjung mati meski
sudah diganggu angin. Pada kedalaman dan kesunyian laut dan kami percaya
bahwa Mas Laut dan teman-temanya akan hidup berkjali-kali. L.A.U.T
B.E.R.C.E.R.I.T.A
Novel Laut Bercerita karya Leila S.Chudori menceritakan kisah
mahasiswa yang bergabuing dalam sebuah aktivis untuk memberontak masa
pemerintahan Orde Baru pada masa itu. Kisah yang dialami oleh Laut dan teman-
temanya yang menghilang karena memberontak pemerintah kisah ini merupakan
bagian dari kisah mereka dan kisah kita juga. Dengan membaca novel Laut
66
Bercerita karya Leila S.Chudori kita dapat mengetahui bagaimana kehidupan
dimasa Orde Baru. Semangat para mahasiswa untuk membentuk aktivis melawan
pemerintah yang dianggap semena-mena kepada masyarakat menjadi acuan untuk
pembaca sehingga novel ini dapat mengingatkan kita pada masa pemerintahan
Orde Baru dikala itu.
Konflik batin sering kali dialami oleh seseorang. Berbagai macam bentuk
konflik yang dialami oleh manusia, mulai dari konflik dengan sesama manusia
maupun konflik yang terjadi di dalam dirinya. Pada saat ini sebagai manusia,
seringkali masyarakat dihadapkan pada konflik batin. Masalah-masalah yang
dihadapinya sering menimbulkan konflik dalam dirinya. Salah satu bentuk konflik
batin yang sering dialami oleh individu pada saat ini adalah konflik batin depresi.
Persaan kecewa dan kesedihan yang begitu berlebihan membuat seseorang mudah
mnegalami depresi. Adanya rasa kekecewaan terhadap masalah yang dihadapinya
di lingkungan sosialnya juga mmebuat seseorang mengalami depresi. Saat ini
sering dlilihat bahwa seseorang dengan mudah merasa kecewa, sedih dan merasa
terbebenani dengan masalah yang dihadapinya sehingga menimbulkan konflik
batin depresi.
Konflik batin yang dirasakan seseorang bisa terjadi karena beberapa
penyebab. Seperti konflik batin yang dialami oleh siswi SMA yang mengalami
kopnflik batin pada dirinya. Siswa ini merasakan depresi terhadap masalah kedua
orang tuanya yang bercerai sehingga membuat ia merasakan kurang kasih sayang
dan perhatian dari kedua orangtuanya. Ia sering sekali tidak masuk sekolah dan
sering berdiam diri ketika disekolah seolah menarik diri dari pergaulan bersama
67
teman-temanya. Konflik batin yang dialami siswa ini seharusnya dapat diatasi
dengan cara pendekatan seorang guru BK dengan siswa tersebut dengan
memberikan arahan kepada siswa yang mengalami konflik batin tersebut. Dengan
mengetahui permasalahan yang dialaminya maka konflik batin yang dirasakan
dapat diselesaikan. Hal ini juga terdapat dalam novel Laut Bercerita Karya Leila
S.Choudri karena terdapatnya beberapa bentuk konflik batin yang dialami oleh
tokoh karena adanya masalah-masalah yang dihadapinya sehingga menimbulkan
konflik batin.
68
BAB V
PENUTUP
Pada bab ini akan di uraikan kesimpulan mengenai permasalahn peneltian
yang penulis lakukan. Adapun uraian yang akan dijelaskan pada ini adalah
kesimpulan dari keselutuhan hasil penelitian dan juga berupa saran-saran yang
dituliskan penulis guna untuk lebih menyempurnakan stulisan ilmiah penulis.
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut: pertama,
Bentuk-bentuk konflik batin Tokoh dalam novel Laut Bercerita karya Leila S
Choudri, kedua, penyebab konflik batin tokoh dalam novel Laut Bercerita karya
Leila S Choudri.
Bentuk-bentuk konflik batin yang terdapat dalam novel Laut Bercerita
karya Leila S Choudri yaitu depresi, cemas, takut dan tidak mampu. Bentuk
konflik yang palin didominan adalah bentuk konflik cemas. Tokoh laut dan Ayah
laut mengalami cemas karena dirinya dihadapkan pada masalah ynag membuat
dirinya disandra oleh pemerinta. Penyebab-penyebab konflik batin yang terdapat
dalam novel Laut Bercerita karya Leila S Choudri yaitu penyebab predisposisi,
penyebab penguat dan penyebab aktual .
B. Saran
Adapun saran yang ingin penulis sampaikan sehubungan dengan penelitian
ini antara lain: Bagi penikmat sastra, hasil penelitian ini dapat menambah
pengetahuan dan pemahaman tentang sastra dan ilmu tentang konflik batin. Bagi
penulis, hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan dalam
68
69
menganalisis suatu karya sastra. Bagi peneliti berikutnya, hasil penelitian ini dapat
dijadikan acuan atau pedoman untuk penelitian sastra.
70
DAFTAR PUSTAKA
Alwi, dkk. 2003. Kamus Besar Bahasa Indoensia. Edisi Ketiga. Cetakan Ketiga.
Jakarta Balai Pustaka.
Atmazaki. 2007. Ilmu Sastra Teori dan Terapan. Padang: UNP Press.
Depertemen Pendidikan Nasional. 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia: Edisi
Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka.
/
Diana, Ani. 2016. Analisis Konflik Batin Tokoh Utama Dalam Novel Wanita Di
Lautan Sunyi Karya Nurul Asmayani. Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia STKIP Muhammadiyah Pringsewu.
Emzir, dan Saifur Rohman. 2015. Teori dan Pengajaran Sastra. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada.
Endraswara, Suwardi. 2011. Metode Penelitian Sastra. Yogyakarta:CAPS.
Haryanto, Dany dan G. Edwi Nugrohadi. 2011. Pengantar Sosiologi Dasar.
Jakarta: PT Prestasi Pustaka Karya.
Leni, Wahyuni. 2013. Konflik Batin Dalam Bumi Cinta Karya Habiburahman El
Shirazy. Tinjauan Psikologi Sastra Dan Implementasi Dalam
Pembelajaran Sastra Di SMA. Universitas Muhamidiyah Surakarta.
Lisa, Anggraini. 2013. Konflik Batin Tokoh Utama Novel Pudarnya Pesona
Cleopatra Karya Habiburahman El Shirazi. FBS: UNP Padang.
Minderop, Albertine. 2011. Psikologi Sastra: Karya Sastra Metode, Teori dan
Contoh Kasus. Jakarta:Yayasan Pustaka Obor Indonesia.
Moleong, J. Lexy. 2010. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Muhardi dan Hasanuddin WS. 1992. Prosedur Analisis Fiksi. Padang: IKIP
Padang Press.
Muis, Salahudin. 2009. Kenali Kepribadian Anda dan Permasalahanya dari
Sudut Pandang Teori Psikoanalisa. Yogyakarta:Graha Ilmu.
Nurgiyantoro, Burhan. 2010. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gajah Mada.
71
Poni Ernis. 2018. Perbandingan Karakter Tokoh Utama Novel Salah Asuhan
Karya Abdoel Moeis Dan Belenggu Karya Armin Pane. STKIP Yayasan
Abdi Pendidikan Payakumbuh. Pena Literasi Jurnal Pendidikan Bahasa dan
Sastra Indonesia. Volume 1 No 1 April 2018.
Pranoto, Nining. 2011. Sekuntum Ruh dalam Merah. Jogjakarta: Diva Press.
Ratna, Nyoman Kuta. 2010. Teori, Metode dan Teknik Penelitian Sastra.
Yogyakarta:Pustaka Pelajar.
Refmitasari. 2012. “Konflik Psikologis Dan Watak Tokoh Utama Novel Tuhan
Telah Memutuskan Karya Free Hearly”. Skripsi tidak diterbitkan. Padang:
Universitas Bung Hatta.
Rini Agustina. 2015. Konflik Batin Tokoh Utama Dalam Novel Catatan Malam
Terakhir Karya Firdya Taufiqurrahman. Program Studi Pendidikan
Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Bahasa dan Seni IKIP PGRI
Pontianak.
.
Sobur, Alex. 2005. Psikologi Umum. Bandung: Pustaka Setia
Sujanto, Agus dkk. 2009. Psikologi Kepribadian. Jakarta: Bumi Aksara.
Sutarjo, Wiramihardja. 2007. Pengantar Psikologi Abnormal. Bandung: Refika
Aditama
Wahlin. 2009. Konflik Batin Tokoh Utama dalam Novel Tambang ilalang karya
MD. Aminuddin. Skripsi. STKIP PGRI Sumatera Barat: Padang
Winda, Sari. 2014. “Konflik Tokoh Raras Dalam Novel Tabularasa karya Rati
Kumala”. Skripsi. Padang: STKIP PGRI Sumatera Barat.
72
LAMPIRAN 1
IDENTITAS NOVEL
Judul : Laut Bercerita
Pengarang : Leila S. Chudori
Penerbit : KPG (Kepustakaan Populer Gramedia) Jakarta
ISBN : 9786024246945
KPG : 591701418
Kategori : Sastra
Ketebalan : 2cm
Jumlah Halaman : 379 halaman
73
LAMPIRAN 2
SINOPSIS NOVEL LAUT BERCERITA
Novel Laut Bercerita ini menceritakan kelompok mahasiswa muda yang
bergabung dalam sebuah aktivis yang diberi nama Winatra dan Wirasena. Mereka
memilki latar belakang dan hobinya masing-masing. Meskipun disibukan dalam
kelompok aktivisnya namun mereka tidak melalaikan kewajibanya sebagai
seorang mahasiswa dan tugas-tugas perkuliahanya. Aktivis yang mereka bentuk
bertujuan untuk membantu masyarakat dan memberontak masa orde baru
pemerintahan.
Kemajemukan horizontal antara masyarakat khususnya petani dengan
pemerintah serta aparat militer merupakan penyebab konflik sosial yang terjadi.
Konflik sosial yang terjadi dalam novel ini adalah konflik antar kelas sosial dan
konflik kepentingan yang terjadi antara masyarakat dan pemerintah. Otoritas
pemerintahan Orde Baru terhadap masyarakat merupakan suatu kepentingan bagi
pemerintah yang telah menggunakan lahan pertanian masyarakat untuk dijadikan
sebagai lapangan pelatihan penembakan bagi aparat tentara sehingga masyarakat
tidak dapat bercocok tanam seperti menanam jagung untuk kebutuhan panganya.
Masyarakat yang didukung oleh kelompok aktivis mahasiswa untuk membela
masyarakat agar tidak tertindas oleh otoritas pemerintahan Orde Baru dengan cara
menanam bibit jagung. Namun usaha para mahasiswa yang tergabung dalam
sebuah aktivis tersebut tidak berhasil karena keberadaan mereka di tengah
lingkungan penduduk di Blanggunan diketahui oleh tentara.
74
Selama masa pemberontakanya terhadap orde baru para aktivis mahasiswa
ini menjadi buronan oleh pemerintah karena mereka dianggap orang yang
berperan penting dibalik demo yang dilakukan oleh masyarakat. Gerak gerik
mereka dimana pun berada seakan diawasi aparat militer pemerintah. Selama
mereka disekap selain diinterogasi mereka juga disiksa, dipukul, di setrum,
diinjak, di baringkan dalam balok besar bahkan dimasukanya semut rang-rang ke
bola mata Biru Laut saat interogasi. Meskipun demikian hal tersebut tidak
menyurutkan semangat mereka untuk menolong masyarakat dari otoritas
pemerintahan orde baru yang mereka brontak hingga mengorbankan dirinya yang
disiksa oleh tentara. Meskipun sibuk dengan aktivis yang mereka bentuk, namun
pendidikan yang sedang mereka jalankan sebagai seorang mahasiswa tidak
terbengkalai karena aktivis yang mereka bentuk sangat menyibukan keseharianya.
Disebuah tempat yang gelap dan tak diketahui keberadaan serta waktunya
Biru Laut disekap oleh beberapa orang yang menyiksanya semalaman. Ia di
gebuk, diinjak dan ditonjok oleh beberapa orang sekaligus. Dimanakah aku?
Begitu gelap tanya dalam hatinya. Akhirnya ia menyerah dan membiarkan
badanya tertelungkup beberapa lama sebelum bangsat-bangsat itu datang lagi
menghantamnya. Ia ingat bahwa beberapa jam yang lalu, atau kemarin ketika
beberapa orang yang meringkusnya adalah tanggal 13 Mei 1998, persis bertepatan
dengan ulang tahun adiknya Asmara Jati.
Didalam rumah susun tempat yang ia tinggali saat ia mengambil mie
instan didalam kemari, tiba-tiba saja ada orang yang mengetuk pintu. Ia tak
langsung membukakan pintu. Jantungnya berdebar-debar. Lalu ia masuk ke dalam
75
kamar dan mengintip dari jendela kamar. Ia melihat ada beberapa orang berbadan
kekar mengenakan seibo dan penutup wajah wol. Mungkin merekalah yang telah
menculik Sunu sahabatnya dua pekan yang lalu. Segerombolan orang berseibo itu
berhasil menggebrak pintu segera ke kamar dan mengepungku dan membawaku
setelah berhasil mengetahui identitasku.
Hari itu, aku tiba tepat pukul lima sore di depan pintu rumah. Di sebuah
hari Minggu. Matahari senja yang menggelincir mengusap-usap jendela yang
dinaungi pohon kamboja kuning. Aku bisa mencium aroma kuah tengkleng yang
mengisi rumah orangtuaku. Sudah pasti di hari Minggu sore seperti ini Ibu
memasak untukku, karena dia tau aku akan mencoba sebisaku menjenguk Jakarta
setiap bulan pada akhir pekan keempat. Namun karena kesibukan kuliah dan lebih
lagi karena keterlibatanku di Winatra, sulit sekali menemukan waktu untuk
menjenguk ke Jakarta. Sudah tiga bulan aku tak mengunjungi ciputat. Kalau
bukan Asmara mengirim pesan melalui pager dengan nada mengancam, mungkin
aku tak akan menunda kunjungan ku ke Jakarta.
Setelah beberapa hari tergeletak mati didasar laut, aku juga tak pernah tau
secara jelas lokasi penahanan kami. Apakah mereka meletakan kami di sebuah
penjara atau sebuah markas? Sebaliknya si mata merah dan parahambanya
mengetahui nama asli dan nama-nama samaranku selama kami dalam pelarian
sejak Juli 1996 lalu. Dia bahkan mengetahui nama Bapak, Ibu, dan Asmara,
pekerjaan bapak, pekerjaan Ibu. Dia tau lokasi rumah kami di Ciputat dan kampus
Asmara di Salemba.
76
Kehidupan dibawah laut semakin sunyi. Atau mungkin lebih tepat lagi,
kahidupan sesudah mati adalah hidup tanpa bunyi dan tanpa rasa.
Matilah engkau mati. Engkau akan hidup berklai-kali. Selamat ulang
tahun Biru Laut. 12-12—1995. Usia 25 tahun penting karena saat itu kita sudah
merasa membuat jejak, kata sang penyair. Aku tak tahu apakah aku sudah
membuat jejak atau belum dalam hidupku. Untuk waktu yang tak lama tak ada
satu pun yang mengeluarkan satu pertanyaan di dalam gelap. Sama seperti aku,
semua kehilangan kata.
Aku masih menggigil dan bibirku bergetar akibat berjam-jam
diperintahkan berbaring di atas balok es itu, tetapi itu semua hampir tak ada
bandingnya dengan rasa marah, benci, sakit sekaligus putu asa ketika aku
menyadari siapa Gusti Suroso; menyadari betapa bodohnya aku selama ini
mencurigai Naratama yang cuma bermulut besar, tetapi sangat setia dan berbudi;
menyadari bahwa Gusti dan blitz itu adalah lambang segala penghianatan yang
mengganggu membuat bangunan Indonesia menjadi semakin karatan.
ASMARA JATI
Dari balik jendela, matahari mengucap salam padaku dan menggelincir ke
balik daun jambu. Senja itu, seperti senja sebelumnya, dan sebelumnya lagi, setiap
menit akan diisi dengan kegiatan yang sama. Tetapi ini sudah tahun kedua sejak
kakak sulungku menghilang. Dan Biru Laut tak kunjung muncul di muka pintu.
Meski dari jauh, aku mengenali rambutnya yang berminyak, tak beraturan, dan
pasti jarang menyentuh sisir. Rasanya baru kemarin Mas Laut bercerita tentang
77
Anjani dengan mata yang berbinar-binar dan kini aku melihat gadis itu seperti
sebuah tubuh yang hanya terdiri dari tulang belulang, kesedihan dan rambut yang
tak di cucui berbulan-bulan.
Aku memperhatikan foto satu per satu. Lalu wajah Anjani yang kini sudah
basah entah oleh air mata atau keringat. Tapi mata itu menunjukan sesuatu yang
membuatku jeri:suatu sinar keyakinan sekaligus keras kepala. Sikap yang ku
kenal dan kutemui hampir setiap hari dirumah. Sinar mata Bapak dan Ibu yang tak
akan pernah mau mengakui bahwa anak sulungnya tak akan kembali.
Sudah lama aku hidup bersama suara, napas, dan air mata ini:
penyangkalan. Penyangkalan adalah suatu cara untuk bertahan hidup. Menyangkal
bahwa mereka diculik dan menyangkal kemungkinan besar bahwa mereka sudah
dibunuh. Mereka. Harus ku akui, aku masih sulit mengucapkan nama kakakku
bersama kawan-kawanya dalam satu baris yang sama. Saat ini Komisi Orang
Hilang mendata orang-orang yang belum kembali adalah: Biru Laut, Gala
Pranaya, Kasih Kinanti, Sunu Dyantoro, Julius Sasongko, Narendra Jaya, Dana
Suwarsa dan lia orang lagi. Untuk waktu yang lama, aku selalu melewatkan nama
Biru Laut.
Tak tergambarkan bagaimana reaksi Bapak dan Ibu ketika Anjani
mendapatkan kabar tentang Mas Laut yang menghilang pada ulang tahunku 13
Maret 1998. Aku bahkan tak bisa berbagi kesedihan pada siapa pun ketika
belakangan kami menyadari bahwa Alex dan Daniel tampaknya hilang pada hari
yang sama. Aku menghadapi kenyataan lain yang tak bisa diselesaikan dengan
78
bedah operasi belaka. Kakakku dan kawan-kawanya hilang. Dihilangkan secara
paksa. Aku teringat keadaan Bapak dan Ibu yang sukar bergerak dan berfungsi
seperti orag tua yang ku kenal. Mereka mengisi hari-hari dengan terus menerus
mencari Laut dan setiap malam tetap menganggap Laut akan mendadak muncul di
depan pintu rumah kami. Mas Laut. Ini hanyalah surat imajinatif. Yang kutulis di
dalam hati dan ku kirim melalui gerimis hujan yang kelak akan menguap. Entah
bagaimana caranya, aku tahu surat ini akan tiba ditanganmu.
Matahari menumpahkan seluruh cahayanya hingga permukaan laut di
hadapan kami bagaikan kepingan perak yang bergelombang. Kedua ikan pari
terbang berloncatan mengawal sekumpulan karangan bunga dan lilin-lilin yang
tak kunjung mati meski sudah diganggu angin. Kepak sayap mereka terdengar
lebih keras meski kedua ikan itu tetap beterbangan agak jauh dari kami. Sekali
lagi, kepakan ituterdengan penuh ritme. Kami percaya pada kedalaman dan
kesunyian laut, dan kami percaya pada terangnya matahari. Kami juga percaya
Mas Laut, Mas Gala, Sunu, Kinan, dan kawan-kawan yang lain akan lahir berkali-
kali.
L.A.U.T.B.E.R.C.E.R.I.T.A.
79
LSMPIRAN III
Tabel Invetarisasi Konflik Batin Tokoh dalam Novel Laut Bercerita
Karya Leila S Choudri
No Tokoh Kutipan Bentuk Konflik
Batin
Penyebab
Konflik Batin
Halam
an
a b c d a b c
1 Laut Aku ingat betapa aku ingin sekali
meneleponya untuk mengucapkan
selamat ulang tahun dan menjanjikan buku apa saja yang
disukainya, tapi mustahil. Di masa
buron seperti ini segala medium
komunikasi dengan keluarga
diminilisir. Karena itu akau hanya
mengucapkan selamat ulang
tahun dalam hati.
√ √ 51
2 Laut Suara ketakutan yang terdengan
keras dan tak sabar. Aku tak
langsung membukanya.
Jantungku mulai berdebar-debar.
Perlahan aku melangkah ke
dalam kamar dan melongok ke
arah luar jendela. Karena kamar
kami berada di lantai rumah susun,
aku bisa mnegintip dari bawah.
Kulihat ada beberapa lelaki
berbadan kekar mengenakan sebo
penutup wajah wol
√ √ 52
3 Laut Aku menjerit keujung langit.
Seluruh tulangku terasa rontok.
Aku berteriak menyebut nama
Tuhan. Tapi suaraku sulit keluar.
Setrum listrik itu seperti menahan
segalanya di tenggorokanku.
√ √ 57
4 Laut Aku mencoba membrontak dri
ikatan tangan dan kakiku, meski
aku tahu tak mungkin aku bisa
terlepas begitu saja. Tiba-tiba
sebuah tinju melayang menebok
keplaku. Dan tiba-tiba kudengar
suara Alex yang mengarang-
ngarang terdengan suara gebukan
dan tendengan.
√ √ 59
5 Laut Detak jantungku berhenti
seketika. Aku lebih jeri jika
kegiatanku terungkap oleh
Asmara daripada penyamaranku
ketahuan polisi atau
√ √ 64
80
tentara.Asmara akan lebih kejam dari pada mereka, percayalah.
6 Bapak
Laut Kalian harus hati-hati. Zaman
sekarang Intel sering menyelusup
ke dalam acara diskusi mahasiswa
dan aktivis. Beberapa kolega
bapak dari mejelah Tera
mangatakan bahwa sellau ada
intel yang borgonta ganti
mengikuti benerapa wartawan.
Mereka juga senang sekali keluar
masul LBH, berpura-pura mnejadi
aktivis.
√ √ 76
7 Laut Tiba-tiba saja ruang makan menjadi
sepi dan tak nyaman. Aku
membayangkan semua kawan-
kawanku... mana mungkin
mereka intel? Naratama? Itu lagi.
Dia memmang menyebalkan, tapi
Intel?
√ √ 76
8 Bapak
Laut
Bapak membuka pintu belakang dan
duduk memandang kebun kecil
kami. Aku tahu ia akan merokok
sambil mencoba meyakinkan
bahwa anak laki-lakinya tidak
terlibat kegiatan yang
mengkahwatirkan.
√ √ 79
9 Laut Aku tidak menjawab, karena
sebetulnya mulai bulan depan
memamng secara resmi kutingalkan.
Asmara dan aku berputar-putar
debat soal geografi dan lokasi, tapi
sesungguhnya dia sedang menegur
kegiatanku yang menyerempaet
bahaya.
√ √ 87
10 Laut Suara berat dan tenag si Mata Merah
itu terasa menekan. Aku
memutuskan tidak menjawab.
Jika dia tahu seacra tentang
keluarga, pasti dia juga sudah
tahu kegiatan Wiinatara dan
Wiresa.
√ √ 95
11 Laut Aku mengambil gelas kaleng itu
dengan tangan gemetar. Kedua
tanganku sepanjang malam diikat di
kedua unjung tempat tidur velbed
sehingga rasanya hampir tak
berfungsi. Aku menghirup kopi itu
sedikit saja, jadi seandainya ada
racun, aku tidak langsung mati.
√ √ 96
81
12 Laut Tiba-tiba saja aku kepingin sekali
menjawab, kalau kami memang
hanya anak kecil, kenapa bapak
merasa terancam. Lelaki
disebelahku mengampar kepalku
dengan tangan yang sebesar tampah.
√ √ 96
13 Pemerint
ah Sok ngajarin lagi. Kalian ikut-
ikuatan? Pidato-pidato Arifin
Bramantyo kan membela petani
dan buruh. Persis PKI
√ √ 97
14 Pemerint
ah
Bosmu sudah terteangkap, tiba-tiba
manusia pohon sebelah kiriku
menyela. Dua sudah membusuk di
Cipinang sana bersama Xanana. He
kalian coba ceritakan urusan apa
kalian dengan anak Timtim.
Urusan tanah Air saja tidak beres,
kalian ikut-ikutan masalah Tim-
tim.
√ √ 97
15 Laut Aku tidak bisa berontak dan
mencoba melepaskan diiriku.
Tangan ku dibogrol dan sekaligus
diikat pada kursi lipat jelek ini.
aku menguncang-nguncang
tanganku dengan sia-sia dan para
manusia pohon Cuma terkekeh-kekh
mengeluarkan duit dari kantong
mereka.
√ √ 98
16 laut Kali ini pecut listrik itu menghajar
kaki dan punnggung ku. Sakitnya
menusuk saraf. Aku menjerit dan
meminta dibunuh saja karena,
sungguh, sengatan pada saraf ini
tak tertahankan sakitnya.
√ √ 111
17 Laut Kami paham bahwa menyebar
seleberan untuk para mahasiswa
dan aktivis berisiko. Tapi tak
menyangka penyeberan yang
mendadak itu hanya sehari
sebelum tanggal penyelenggraran
diskusi bisa segera menyebabkan
pengerebekan. Sunu langsung
berkesimpulan ada seseorang
diantara kami yang membocorkan
rencana diskusi terbatas ini.
√ √ 115
18 Sunu Mobil patrol. Sunu mengintip dan
segera memberi isyarat agar kami
merunduk. Semua merapat ke
dinding dan jangan bergerak,
jangan ada yang ke jendela. Kinan
√ √ 132
82
memberi perintah.
19 Laut Tiga puluh detik yang terasa seperti
setahun yang menyikasa itu berlalu
ketika mobil-mobil patrol itu
bergerak meninggalkan rumah Bu
Sumantri. Terasa ketegangan yang
kental mencair seketika.
√ √ 133
20 Laut Kita harus berusaha keluar dari
desa ini begitu ada kesempatan. Sang Penyair sedikit menaikan
volume suaranya bersaing dengan
suara hujan yang semakin deras.
√ √ 134
21 Laut Kami tidak bisa tersenyum
mendengar Mat keluh bersuara.
Tetapi memang ini menyedihkan. Sejak seonggok jangung yang seolah
menjadi pompa darah kami terasa
kehilangan daya sang penyair pasti
paham akan kekecewaan kami.
√ √
22 Laut Aku tak tahu bagaimana caranya
mencerna semua perkembangan
baru ini karena kepalaku pusing
dan perutku mual bukan buatan. Sudah jelas siksaaan terakhir adalah
rangkaian sikasaan terberat dan
terkeji hingga kami semua tak
sadarkan diri.
√ √ 145
23 laut Ada kemarahan. Ada benih demdam
yang bertumbuhan begitu subur di
setiap pori tubuhku. Tetapi aku tak
tahu apakah aku bhisa
menunaikan dendam itu. panahan
dan penyiksaan ini sungguh
berbeda dengan yang kami alami
di Bungurasih.
√ √ 150
24 Teman
laut Pereistiwa di Belangun malah
mebuat kami semakin nekat. Tetapi operasi penculikan ini jelas
lebih terencana. Mereka sudah
mengintai kami sejak lama.
√ √ 150
25 laut Kalau kami berani mebual saya
setrum kami. Aku menjadi tegang
dan berpreluh. Masih sempat
kulirik sebuah tombol merah yang
dipegang si petugas itu.
√ √ 169
26 Laut Kinan mengambil tanganku dan
mengemgamnya. Kekuatan laut.
Keinginan yang jauh lebih besar
untuk tetap bergerak. Ini semua
menaikan melintasi kita, bukan
√ √ 182
83
memmadamkanya.
27 Luat dan
Teman Kinan mengemngam tanganku
dengan kedua tanganya. Kita tak
ingin selama-lamnya berada di
bawah pemerintahan satu orang
selama puluhan tahun, laut. Hanya
di negara ini diktotorial satu orang
bisa memirintah begitu lama.
√ √ 182
28 Laut Peristiwa ini sama sekali tidak
mengurangi melitansiku, atau
kawan-kawan yang lain. Aku
hanya bertanya seandainya kami
dicambuk hingga mati pun, apakah
ada gunanya.
√ √ 182
29 Laut Aku hanya menghela nafas. Pasti
Tama paham mengapa kami
semua masih tak tahu bagaimana
caranya berkomunikasi dengan
dia.
√ √ 191
30 Laut Aku menghela nafas. Ada rasa
rindu dan sedih mengingat
mereka. sampaikan pada mereka,
aku berjanji akan hati-hati. Dan
suatu hari aku akan duduk bersama
mereka di meja makan menikamti
gulai tengklek buatuan Ibu, seperti
biasa.
√ √ 209
31 Laut Sebetulnya aku tak mau mebuat
kehidupan keluargaku lebih
menderita, tetapi setiap kali aku
mendapat pesan yang sama,
kirimkan skripsi mu. Aku
mengirimkan disketku agar mereka
berhenti mengulang-ngulang pesan
yang sama.
√ √ 213
32 Asmara Aku terdiam. Hatiku ikut remuk
karena Alex justru membaca hal-
hal yang tak tertulis, yang tak
mampu diwujudkan dengan diksi
yang palingh puistis sekalipun.
√ √ 217
33 laut Aku menahan getar di bibirku.
Tiba-tiba saja aku sadar. Bapaku
tidak sendirian. Dia tidak pernah
bertanya seperti itu. aku kangen
Bapak, Ibu dan Mara. Terdengar
suara Bapak membersihkan
kerongkonganya, aku menahman Air
mata jatuh dan segera menyapanya.
Bapak Sehat?. Ia Bapak sehat nak.
Apa kamu Sehat?
√ √ 218
84
34 Laut Maafkan aku di hari ulang tahun
ini, aku belum bisa menghubungi
karena keadaan yang masih
sangat bahaya. Maka semua
kuucapkan dalam hati dan suatu hari
aku berharap kau bisa menerimanya
tanpa perlu kuucapkan.
√ √ 220
35 Asmara Mara. Kami yakin, aku yakin
Sunu dan Laut masih hidup.
Mereka sedang bersembunyi
buktinya ini.
√ √ 238
36 Asmara Aku terdiam dan mencoba
membayangkan suasana kantor
iklan tempat Anjani bekerja
waktu. Bagaimana Mas Laut dan
Alex? Kinan Juga?
√ √ 243
37 Asmara Tapi aku menghadapi keadaan lain
yang tak bisa diselesaikan dengan
bedah operasi belaka. Kakaku dan
kawan-kawan hulang.
Dihilangkan secara paksa.
√ √ 247
38 Asmara Aku tak bisa bergerak. Akhirnya aku
memutuskan membatlakan
rencanaku untuk mengambil
residensi bedah pada tahun ini. jika
aku ingin mencarai mas laut akau
harus realistis dengan paraktik
sebagai dokter untuk sementara.
√ √ 247
39 Ibu Laut Tiba-tiba saja terdengar suara
raungan Ibu. Dia menangis dan
menyebut-nyebut nama Mas Laut.
Bapak berdiri dan membimbing
Ibu kekkamar.
√ √ 254
40 Alex Alex tampak serba salah dan aku
meyakinkan dia bahwa itu bukan
salah dia. Bahwa dia harus tetap
meneruskan ceritanya agar kami
tahu kabar Mas laut selama ini.
√ √ 254
41 Bapak Bapak mengnguk-nganguk paham.
Air matanya mengalir deras. Pasti
dia membayangkan kemana Mas
laut dan kawan-kawanya dibawa
setelah diambil dari tahanan
bawah tanah itu. kami terdian
cukup lama dengan pikiran
masing-masing. sementara bapak
mencoba menenngkan diri.
√ √ 258
42 Ibu Laut Mereka tak akan pernah bisa
menerima kenyataan bahwa Mas
Laut hilang, diculik, dan mungkin
√ √ 262
85
saja dia sudah tewas di bunuh. Ibu dan Bapak percaya pada suatu hari
laut akan muncul dipintu rumahnya.
43 Asmara Aku perlahan meninglakan dapur
menuju kamarku. Untuk pertama
kali aku merasa remuk. Untuk
pertama kali aku merasa sesak
dan ingin menangis sejadi-
jadinya.
√ √ 264
44 Asmara Akau meninglakan dapur dan
duduk di atas toilet yang tertutup
semabri mengais sejadi-jadinya.
Bagaimana caranya menghalau
rasa putus asa ini.
√ √ 265
45 Asmara Bagaimana bisa melawan jika
sesekali aku sendiri melihat Mas
Laut di setiap pojok ini. aku selalu
melihat sosok Mas Laut disetiap
sudut rumah ini
√ √ 312
46 Asmara Kini aku tak tahu apakah aku bisa
mengatasi ini semua. Kakak yang
hilang diculik dan tak tahu
keberadaanya. Apakah dia masih
hisup, apakah dia sudah teaws.
Dan aku sendiri tak tahu kapan
aku bisa membicarakan semuanya
kepada Ibu dan bapak.
√ √ 314
47 Asmara Aku juga kehilangan abangku Bu.
Mas Laut adalah kakaku yang sangat
dekat denganku. Aku mulai tak
tahan dan tersinggung dengan
ucapan Ibu. Aku juga kehilangan
Bapak dan Ibu perlu tahu, aku
juga kehilanagn Ibu.
√ √ 362
Jumlah 12 20 10 5 11 27 9
Keterangan
Kepribadian sehat
a. Depresi
b. Cemas
c. Takut
d. Tidak Mampu
Kepribadian tidak sehat
a. Predisposisi
b. Penyebab Aktual
c. Penyebab Penguat