Konflik, Negoisasi , Dan Perilaku Antar Kelompok

  • Upload
    mrisqiw

  • View
    219

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

  • 7/23/2019 Konflik, Negoisasi , Dan Perilaku Antar Kelompok

    1/7

    KONFLIK, PERUNDINGAN DAN PERILAKU

    ANTAR KELOMPOK

    Konflik dapat merupakan masalah yang serius dalam setiap organisasi.Konflik itu mungkin tidak menimbulkan kematian suatu firma seperti terjadi pada

    Shea & Guold tetapi pasti merugikan kinerja suatu organisasi maupun mendorong

    kerugian bagi banyak karyawan yang baik. Tetapi, semua konflik tidaklah buruk.

    Konflik mempunyai sisi sisi positif maupun negative.

    Definisi Konflik

    Konflik dapat didefinisikan sebagai suatu proses yang mulai bila satu pihak

    lain telah mempengaruhi seara negative, atau akan segera mempengaruhi searanegative, sesuatu yang diperhatikan pihak pertama.

    !efinisi ini sengaja dibuat luas. !efinisi itu memberikan bahwa titik dalam

    setiap kegiatan yang terus berlangsung bila suatu interaksi berpindah menjadi suatu

    konflik antar pihak. !efinisi itu menakup rentang yang luas dari konflik yang

    dialami orang dalam organisasi ketidak ookan tujuan, perbedaan dalam penafsiran

    fakta, ketidak sepakatan yang didasarkan pada penghargaan perilaku, dan

    semaamnya. "khirnya, definisi kita ukup luwes untuk meliputi semua tentang

    tingkat konflik, dari tindakan yang terbuka dan penuh kekeasan sampaui keragam#

    ragam halus dari ketidaksepakatan.

    Transisi dalam Pikiran Konflik

    Telah terjadi konflik mengenai pandangan peran konflik dalam kelompok dan

    organisasi. $erikut beberapa pandangan itu %

    . 'andangan Tradisional

    'endekatan dini terhadap konflik mengandaikan bahwa semua konflik itu

    buruk. Konflik dipandang seara negative, dan disinonimkan dengan istilah seperti

    kekerasan (violene), destruksi, dan ketidakrasionalan demi memperkuat konotasi

    negative. Konflik, menurut definisi, adalah merugikan dan harus dihindari.

    'andangn tradisional itu konsisten dengan sikap#sikap yang dominant mengenai

    perilaku kelompok dalam dasawarsa *+#an dan *-#an. Konflik dilihat sebagai

    suatu hasil disfungsional akibat komunikasi yang buruk, kurangnya keterbukaan dan

    keperayaan antara orang#orang, dan kegagalan para manager untuk tanggap terhadap

    kebutuhan dan aspirasi para karyawan.

    'andangan bahwa semua konflik buruk tentu mengemukakan suatu pendekatan

    sederhana terhadap pandangan pada perilaku orang yang meniptakan konflik. Karena

    semua konflik harus dihindari kita sekedar perlu mengarahkan perhatian kita pada

    konflik dan mengoreksi salah fungsi ini untuk memperbaiki kinerja kelompok yang

    tinggi, banyak dari kita masih mengevaluasi situasi konflik dengan menggunakanstandar usang ini. !emikina pula banyak dewan direksi.

  • 7/23/2019 Konflik, Negoisasi , Dan Perilaku Antar Kelompok

    2/7

    . 'andangan /ubungan 0anusia

    'osisi hubungan manusia berargumen bahwa konflik merupakan peristiwa

    yang wajar dalam semua kelompok dan organisasi. Karena konflik itu tidak

    terelakkan, aliran hubungan manusia membela penerimaan baik konflik merekamerasionalkan eksistensinya % konflik tidak dapat disingkirkan dan bahkan adakalanya

    konflik dapat bermanfaat pada kinerja kelompok. 'andangan hubungan#manusia itu

    mendominasi teori konflik dari akhir dasawarsa *-#an sampai *1#an

    +. 'andangan 2nteraksionis

    Sementara pendekatan hubungan manusia menerima baik konflik, pendekatan

    interaksionis mendorong konflik atas dasar bahwa kelompok yang kooperatif, tenag,

    damai, dan serasi enderung menjadi statis, apatis, dan tidak tanggap terhadap

    kebutuhan akan perubahan dan inovasi. 3leh karena itu, sumbangan utama dari

    pendekatan interaksionis mendorong pemimpin kelompok untuk mempertahankan

    suatu tingkat minimum kelanjutan dari konflik ukup untuk membuat kelompok itu

    hidup, kritis diri dan kreatif.

    !engan adanya pandangan interaksionis menjadi jelas bahwa untuk

    mengatakan konflik itu seluruhnya baik atau buruk tidaklah tepat dan na4f. "pakah

    suatu konflik itu baik atau buruk tergantung pada tipe konflik. Seara khusus perlu

    untuk memperbedakan antara konflik fungsional dan disfungsional.

    Konflik Fungsional laan Disfungsional

    'andangan interaksionis tidak berpendapat bahwa semua konflik itu baik.5ebih tepat, beberapa konflik mendukung tujuan kelompok dan memperbaiki

    kinerjanya % inilah ragam konflik, yang konstruktif fungsional. !i samping itu, ada

    konflik yang merintangi kinerja kelompok % inilah ragam konflik yang disfungsional

    atau destruktif. Konflik diantara mitra pada firma hokum Shea & Gould jelas berada

    dalam kategori disfungsional.

    Kriterium yang memperbedakan konflik fungsional dari disfungsional adalah

    kinerja kelompok. Karena kelompok#kelompok itu eksis untuk menapai suatu tujuan

    atau lebih, maka dampak konflik pada kelompok itu, dan bukannya pada setiap

    anggota individual. 6ang menentukan kefungsionalan. Tentu saja, dampak dari

    konflik pada individu dan dampak pada kelompok jarang bersifat saling menguilkan,

    jadi ara individu mempersepsikan suatu konflik dapat mempunyai suatu pengaruh

    yang penting pada efeknya terhadap kelompok itu. 7adi apakah seorang anggota

    kelompok individu merasakan konflik tertentu sebagai seara pribadi mengganggu

    atau positive relevan.

    Proses Konflik !

    . 3posisi atau Ketidakookan 'otensial

    5angkah pertama proses konflik adalah adanya kondisi yang meniptakan

    kesempatan untuk munulnya konflik. Sederhananya, kondisi ini telah

  • 7/23/2019 Konflik, Negoisasi , Dan Perilaku Antar Kelompok

    3/7

    dimampatkan ke dalam tiga kategori umum % komunikasi, struktur, dan

    variable pribadi

    . Kognisi dan 'ersonalisasi

    7ika kondisi pada tahap 2 mempengaruhi seara negative sesuatu yang perlu

    diperhatikan oleh satu pihak, maka potensi untuk oposisi atau ketidakookanmenjadi teraktualkan dalam taha kedua. Kondisi anteseden hanya dapat

    mendorong ke konflik bila satu pihak lebih dipengaruhi oleh dan sadar akan

    adanya konflik itu.

    /endaknya diingat dua pokok. 'ertama, Tahap 22 penting karena disitulah isu#

    isu konflik enderung didefinisikan. 2nilah tempat dalam proses dimana pihak#

    pihak memutuskan mengenai apakah konflik itu. !an pada gilirannya

    8pembuatan pengertian9 ini penting karena ara suatu konflik didefinisikan

    menempuh suatu jalan panjang menuju penetapan jenis hasil yang

    menyelesaikannya.

    +. 0aksud

    2ntensi : maksud berada diantara persepsi serta emosi orang dan perilaku

    terang#terangan mereka. 0aksud merupak keputusan untuk bertindak dalam

    suatu ara tertentu.

    -. 'erilaku

    !isinilah konflik tampak nyata. Tahap perilaku menakup pernyataan,

    tindakan dan reaksi yang dibuat oleh pihak#pihak yang berkonflik.

    'erilaku konflik ini biasanya seara terang#terangan berupaya untuk

    melaksanakan maksud#maksud tiap pihak. Tetapi perilaku#perilaku ini

    mempunyai suatu kualitas rangsangan yang terpisah dari maksud#maksud.Sebagai hasil salah satu perhitungan atau tindakan yang tidak terampil,

    kadangkala perilaku terang#terangan menyimpang dari maksud#maksud yang

    orisinil.

    ;. /asil

    7adilah aksi#reaksi antara pihak#pihak yang berkonflik menghasilkan

    konsekuensi. Sperti 52/"T G"0$"?@>?/

    '"AB,.,72>?AS3

  • 7/23/2019 Konflik, Negoisasi , Dan Perilaku Antar Kelompok

    4/7

    Perundingan

    Kita mendefinisikan perundingan sebagai suatu proses dalam mana dua pihakatau lebih bertukar barang atau jasa dan berupaya menyepakati nilai (rate) tukar

    barang dan jasa tersebut. 'erhatikan bahwa kita mempergunakan istilah perundingan

    dan tawar menawar : bargaining : seara bergantian.

    !alam bagian ini, kontraskan dua strategi tawar menwar, kita berikan suatu

    model proses negoissasi, pertimbangkan bias yang merintangi perundingan yang

    efektif, memastikan peran dari irri kepribadian pada kegiatan tawar menawar,

    meninjau perbedaan budaya dalam perundingan, dan sepintas melihat perundingan

    pihak tiga.

    #$ra$egi Taar%menaar

    "da dua pendekatan umum terhadap perundingan % tawar-menawar

    distributive dan tawar-menawar integrative. "kan dijelaskan oleh table berikut

    Diri tawar#menawar Tawar menawar distributif Tawar menawar 2ntegratif

    Sumber !aya tersedia 7umlah tetap sumber daya

    untuk dibagi

    7umlah variable sumber

    daya untuk dibagi

    0otivasi primer Saya menang , "nda Kalah Saya menang, "nda

    menangKepentingan 'rimer Saling berlawanan Saling ook atau sama dan

    sebangun

    Eokus /ubungan 7angka pendek 7angka panjang

    !ari segi perilaku intaorganisasi, dengan semua hal yang sama, tawar

    menawar integrative lebih disukai daripada tawar menawar distributive. 0engapaB

    Karena yang pertama membina hubungan jangka panjang dan mempermudah

    kerjasama di masa depan. Tawar menawar integrative mengikat para perunding dan

    memungkinkan masing#masing untuk meninggalkan meja perundingan dengan

    perasaaan mendapat kemenangan.

    "u&ungan An$arkelom'ok

    2nilah jembatan terkoordinasi yang menautkan dua kelompok organisasional

    yang jelas terbedakannya. Seperti kita tujukan, efisiensi dan kualitas hubungan ini

    dapat mempunyai pengaruh yang menolok pada kinerja salah satu atau kedua

    kelompok dan kepuasan anggota mereka.

    Fak$or (ang Mem'engaru)i "u&ungan An$arkelom'ok

    Kinerja antar kelompok yang sukses merupakan sebuah fungsi dari sejumlah

    fator. Konsep paying yang mengesampingkan fator#faktor ini adalah koordinasi.Tiap fator berikut ini dapat mempengaruhi upaya koordinasi.

    -

  • 7/23/2019 Konflik, Negoisasi , Dan Perilaku Antar Kelompok

    5/7

    *+ Kesaling$ergan$ungan

    Tiga tipe kesalingtergantungan yang paling dikenal adalah kesalingtergantungan

    yang tersatukan, yang berurutan, dan yang timbal#balik. 0asing#masing menuntut

    deraja interaksikelompok yang makin meningkat. $ila dua kelompok berjalan

    dalam ketidaktergantungan relative tapi keluaran gabungan mereka menyokongtujuan keseluruhan organisasi, ada kesalingtergantungan tersatukan:pooled

    interdependence.

    $entuk yang paling rumit dari kesalingtergantungan adalah timbal balik(resiprok)

    !alam hal ini, kelompok#kelompok bertukaran masukan dan keluaran. !erajat

    tinggi ketergantungan ini diwujudkan dalam interaksi yang lebih besar sdan

    tuntutan keoordinasi yang ditingkatkan.

    Ke$idak'as$ian $ugas. Kuni menuju ketidakpastian tugas adalah bahwa tugas

    tidak rutin menuntu pemrosesan informasi yang agak lebih banyak. Tugas dengan

    ketidakpastian yang rendah enderung dibekukan. 5ebih jauh kelompok#

    kelompok melakukan tugas terbakukan tidak harus banyak berinteraksi dengan

    kelompok lain. Selanjutnya hal ini mendorong ke suatu kenutuhan akan informasi

    yang lebih banyak dan lebih baik.

    + -ak$u dan Orien$asi Tu.uan

  • 7/23/2019 Konflik, Negoisasi , Dan Perilaku Antar Kelompok

    6/7

    # Peren/anaan

    5angkah naik berikutnya dalam ontinuum itu adalah perenanaan untuk

    mempermudah koordinasi. 7ika tiap kelompok kerja mempunyai tujuan

    spesifik yang menjadi tanggung jawabnya, maka tiap kelompok tahu apa yang

    harus dilakukan. Tugas antar kelompok yang meniptakan masalahdipeahakan dalam bentuk tujuan#tujuan dan sumbangan dari tiap kelompok.

    # Peran Peng)u&ung

    'eran penghubung (liason)merupakan peran yang diranang khusus untuk

    memudahkan komunikasi antara dua satuan kerja yang saling bergantung.

    # #a$uan Tugas

    Satuan tugas (task fore) merupakan suatu kelompok sementara yang terdiri

    dari wakil#wakil dari sejumlah departemen. Satuan tugas dibentuk hanya

    selama dibutuhkan untuk memeahkan masalah tertentu. Setelah suatu

    pemeahan diapai, peserta satuan tugas itu kembali ke tugas biasa mereka.

    Satuan tugas merupakan piranti yang baik sekali untuk mengkoordinasi

    kegiatan bila jumlah kelompok yang berinteraksi lebih dari dua atau tiga.

    # Tim

    !engan makin menjadi rumitnya tugas#tugas, masalah tambahan munul

    selama kegiatan pelaksanaan. 'eranti#peranti koordinasi sebelumnya tidak lagi

    memadi. 7ika penundaan keputusan menjadi lama, garis#garis komunikasi

    menjadi terulur, dan manajer punak terpaksa menghabiskan lebih banyak

    waktu pada operasi sehari#hari, maka respon yang berikutnya adalah

    penggunaan tim#tim yang permanent. 5aFimnya tim#tim ini dibentuk sekitar

    masalah#masalah yang sering munul dengan anggota tim mempertahankantanggung jawab baik kepada departemen fungsional primer mereka maupun

    kepada tim itu. $ila tim itu telah menyelesaikan tugasnya, tiap anggota

    kembali penuh waktu ke tugas fungsional mereka.

    # De'ar$emen Pemadu

    $ila hubungan antar kelompok menjadi terlalu rumit untuk dikoordinasikan

    lewat pernanaan, satuan tugas, tim, dan semaamnya. 3rganisasi dapat

    meniptakan departemen pemadu (integrating). !epartemen permanent

    dengan anggota yang seara formal diberi tugas integrasi antara dua kelompok

    atau lebih. 0eskipun permanent dan mahal pemeliharaanya, mereka

    enderung digunakan bila suatu organisasi mempunyai sejumlah kelompok

    dengan tujuan#tujuan yang mungkin berkonflik, masalah#masalh tidak rutin,

    dan keputusan antar kelompok yang mempunyai dampak yang menolok pada

    operasi total organisasi itu. !epartemen pemadu ini juga merupakan peranti

    yang baik sekali untuk mengelola konflik antar kelompok bagi organisasi yang

    menghadapi pengurangan jangka#panjang. 'enggunaan departemen pemadu

    dalam berbagai kasus merupakan ara efektif untuk mengelola hubungan antar

    kelompok.

  • 7/23/2019 Konflik, Negoisasi , Dan Perilaku Antar Kelompok

    7/7

    1