36
Jurusan Kesehatan Lingkungan Surabaya 2011 PENDAHULUAN Latar Belakang Menurut UU RI No. 23 pasal 10 tentang kesehatan bahwa untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat diselenggarakan upaya kesehatan dengan pendekatan pemeliharaan, peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan penyakit (kuratif) dan pemulihan kesehatan berkesinambungan. (Depkes RI, 1992) Salah satu instansi kesehatan yang dapat menunjang kegiatan tersebut adalah Puskesmas. Puskesmas adalah ujung tombak dalam meningkatkan status kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya. Pembangunan kesehatan meliputi pembangunan yang berwawasan kesehatan, pemberdayaan masyarakat dan keluarga serta pelayanan kesehatan. Klinik sanitasi merupakan bagian integral dari kegiatan puskesmas yang dilaksanakan lintas program dan sector. Di wilayah kerja Puskesmas klinik sanitasi mempunyai kegiatan di dalam dan di luar lingkungan Puskesmas. Selain kegiatan sanitasi untuk menjaga perubahan lingkungan agar tidak beresiko terhadap kesehatan masyarakat, maka perlu adanya analisis resiko terhadap kesehatan lingkungan. Analisis resiko kesehatan lingkungan ditujukan untuk pemantauan wilayah setempat, kewaspadaan dini dan kesiapsiagaan serta dalam pelaksanaan investigasi pada kejadian luar biasa (KLB), wabah penyakit, kejadian pencemaran dan bencana. Kegiatan itu juga yang sekarang sedang di galakkan di Puskesmas Sukobendu yang terletak di wilayah Mantup – Lamongan. Laporan Praktikum Manajemen Resiko Lingkungan/Non Reg/IV 1

Konjungtivitis (Repaired)

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Konjungtivitis (Repaired)

Jurusan Kesehatan Lingkungan Surabaya 2011

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Menurut UU RI No. 23 pasal 10 tentang kesehatan bahwa untuk mewujudkan derajat

kesehatan yang optimal bagi masyarakat diselenggarakan upaya kesehatan dengan

pendekatan pemeliharaan, peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan penyakit (kuratif)

dan pemulihan kesehatan berkesinambungan. (Depkes RI, 1992)

Salah satu instansi kesehatan yang dapat menunjang kegiatan tersebut adalah

Puskesmas. Puskesmas adalah ujung tombak dalam meningkatkan status kesehatan

masyarakat di wilayah kerjanya. Pembangunan kesehatan meliputi pembangunan yang

berwawasan kesehatan, pemberdayaan masyarakat dan keluarga serta pelayanan kesehatan.

Klinik sanitasi merupakan bagian integral dari kegiatan puskesmas yang dilaksanakan

lintas program dan sector. Di wilayah kerja Puskesmas klinik sanitasi mempunyai kegiatan di

dalam dan di luar lingkungan Puskesmas. Selain kegiatan sanitasi untuk menjaga perubahan

lingkungan agar tidak beresiko terhadap kesehatan masyarakat, maka perlu adanya analisis

resiko terhadap kesehatan lingkungan. Analisis resiko kesehatan lingkungan ditujukan untuk

pemantauan wilayah setempat, kewaspadaan dini dan kesiapsiagaan serta dalam pelaksanaan

investigasi pada kejadian luar biasa (KLB), wabah penyakit, kejadian pencemaran dan

bencana. Kegiatan itu juga yang sekarang sedang di galakkan di Puskesmas Sukobendu yang

terletak di wilayah Mantup – Lamongan.

Konjungtivitis (konjungtivitis, pink eye) merupakan peradangan pada konjungtiva

(lapisan luar mata dan lapisan dalam kelopak mata) yang disebabkan oleh mikroorganisme

(virus, bakteri, jamur, chlamidia), alergi, dan iritasi bahan-bahan kimia (Anonim, 2009).

Boleh dikatakan masyarakat sudah sangat mengenalnya. Penyakit ini dapat

menyerang semua umur. Konjungtivitis yang disebabkan oleh mikro- organisme (terutama

virus dan kuman atau campuran keduanya) ditularkan melalui kontak dan udara. Dalam

waktu 12 sampai 48 jam setelah infeksi mulai, mata menjadi merah dan nyeri. Jika tidak

diobati bisa terbentuk ulkus kornea, abses, perforasi mata bahkan kebutaan. Untuk mengatasi

konjungtivitis bisa diberikan tablet, suntikan maupun tetes mata yang mengandung antibiotik

(Alamsyah, 2007).

Seperti halnya yang sedang terjadi di sekitar wilayah Puskesmas Sukobendu yang

terdiri dari 7 RT dan 2 RW .Berdasarkan hasil informasi yang di dapat dari catatan

Puskesmas saat ini di wilayah Sukobendu sedang terjadi wabah penyakit Radang Mata

(konjungtivitis). Sebanyak 20 dari 325 orang penduduknya menderita penyakit Radang Mata

Laporan Praktikum Manajemen Resiko Lingkungan/Non Reg/IV 1

Page 2: Konjungtivitis (Repaired)

Jurusan Kesehatan Lingkungan Surabaya 2011

(konjungtivitis). Penyakit Radang Mata (konjungtivitis) tersebut mewabah secara merata

hampir pada semua penduduk di wilayah Sukobendu yaitu di RW 01 penderita terdapat di RT

01,RT 02 dan RT 04 dan RW 02 pada RT 01 dan RT 03. Wabah penyakit Radang Mata

(konjungtivitis) yang terjadi di kawasan Puskesmas Sukobendu Mantup ini termasuk serius

karena menular dari orang yang satu ke orang yang lain baik anak-anak maupun orang

dewasa sehingga penderita Radang Mata (konjungtivitis) menjadi banyak.. Untuk itu pada

saat ini para petugas sanitarian Puskesmas Sukobendu sedang melaksanakan pemberantasan

penyakit Radang Mata (konjungtivitis) yang ditujukan pada kelompok anak-anak, remaja

dan orang dewasa.

INPUT

Analisa Situasi

Di wilayah Puskesmas Sukobendu Mantup telah terjadi kasus Kejadian Luar Biasa

(KLB) wabah penyakit Radang Mata (konjungtivitis) pada tanggal 2 Januari 2011. Kasus

KLB di wilayah Puskesmas Sukobendu Mantup yang terletak di Jl. Raya Sukobendu dan

kelurahan Sukobendu sendiri terletak dekat dengan jalan raya, dan hutan hutan yang agak

lebat. Sedangkan perumahan atau keadaan rumah penduduk di kelurahan Sukobendu sanitasi

rumahnya sudah cukup baik dan lingkungannya cukup bersih,tetapi terdapat penderita sakit

mata (konjungtivitis) sebanyak 20 orang dari 325 warga yang tersebar di beberapa RT dan

RW, yaitu :

- Kelurahan Sukobendu RW.01, penderita terdapat di RT.01,RT 02 dan RT.04.

- Kelurahan sukobendu RW.02, penderita terdapat di RT.01 dan RT.03.

Penderita sakit mata (konjungtivitis) terdiri dari kelompok anak-anak usia 7-15 tahun,remaja

dan dewasa dengan rincian sebagai berikut :

a. Penderita kelompok umur 7-15 tahun = 9 orang

b. Remaja = 5 orang

c. Dewasa = 6 orang

- Sebanyak 2 orang anak berusia 7-15 tahun, 1 orang remaja di rawat di Puskesmas

- Sebanyak 7 orang anak berusia 7-15 tahun, 4 orang remaja dan 6 orang hanya di rumah

Laporan Praktikum Manajemen Resiko Lingkungan/Non Reg/IV 2

Page 3: Konjungtivitis (Repaired)

Jurusan Kesehatan Lingkungan Surabaya 2011

Langkah-langkah Analisis Resiko Kesehatan Lingkungan

1. Evaluasi data informasi yang berkaitan dengan kejadian dengan cara

mengumpulkan dan mengevaluasi data informasi

a. Mengumpulkan Data dan Informasi Kejadian

Di wilayah Puskesmas Sukobendu Mantup telah terjadi kasus Kejadian Luar Biasa

(KLB) wabah penyakit Radang Mata (konjungtivitis) pada tanggal 2 Januari 2011.

Kasus KLB di wilayah Puskesmas Sukobendu Mantup yang terletak di Jl. Raya

Sukobendu terdapat sebanyak 20 orang dari 325 warga yang tersebar di beberapa RT

dan RW, yaitu :

- Kelurahan sukobendu RW.01, penderita terdapat di RT.01,RT 02 dan RT.04.

- Kelurahan Sukobendu RW.02, penderita terdapat di RT.01 dan RT.03.

Penderita mata (konjungtivis) terdiri dari kelompok anak-anak usia 2-12 tahun,remaja

dan dewasa dengan rincian sebagai berikut :

a. Penderita kelompok umur 7-15 tahun = 9 orang

b. Remaja = 5 orang

c. Dewasa = 6 orang

- Sebanyak 2 orang anak berusia 7-15 tahun, 1 orang remaja di rawat di Puskesmas

- Sebanyak 7 orang anak berusia 7-15 tahun, 4 orang remaja dan 6 orang hanya di rumah

b. Mengolah dan Menganalisa Kejadian

Konjungtivitis lebih dikenal sebagai pink eye, yaitu adanya inflamasi pada

konjungtiva atau peradangan pada konjungtiva, selaput bening yang menutupi bagian

berwarna putih pada mata dan permukaan bagian dalam kelopak mata. Konjungtivitis

terkadang dapat ditandai dengan mata berwarna sangat merah dan menyebar begitu

cepat dan biasanya menyebabkan mata rusak. Beberapa jenis Konjungtivitis dapat

hilang dengan sendiri, tapi ada juga yang memerlukan pengobatan (Effendi, 2008).

Konjungtivitis dapat mengenai pada usia bayi maupun dewasa. Konjungtivitis

pada bayi baru lahir, bisa mendapatkan infeksi gonokokus pada konjungtiva dari ibunya

ketika melewati jalan lahir. Karena itu setiap bayi baru lahir mendapatkan tetes mata

(biasanya perak nitrat, povidin iodin) atau salep antibiotik (misalnya eritromisin) untuk

Laporan Praktikum Manajemen Resiko Lingkungan/Non Reg/IV 3

Page 4: Konjungtivitis (Repaired)

Jurusan Kesehatan Lingkungan Surabaya 2011

membunuh bakteri yang bisa menyebabkan konjungtivitis gonokokal.. Biasanya

konjungtivitis hanya menyerang satu mata. Dalam waktu 12 sampai 48 jam setelah

infeksi mulai, mata menjadi merah dan nyeri. Jika tidak diobati bisa terbentuk ulkus

kornea, abses, perforasi mata bahkan kebutaan. Untuk mengatasi konjungtivitis

gonokokal bisa diberikan tablet, suntikan maupun tetes mata yang mengandung

antibiotik (Medicastore, 2009).

Anatomi Konjungtiva

Konjungtiva merupakan membran mukosa tipis yang membatasi permukaan

dalam dari kelopak mata dan melipat ke belakang membungkus permukaan depan dari

bola mata, kecuali bagian jernih di tengah-tengah mata (kornea). Membran ini berisi

banyak pembuluh darah dan berubah merah saat terjadi inflamasi. Konjungtiva terdiri

dari tiga bagian:

1. konjungtiva palpebralis (menutupi permukaan posterior dari palpebra).

2. konjungtiva bulbaris (menutupi sebagian permukaan anterior bola mata).

3. forniks (bagian transisi yang membentuk hubungan antara bagian posterior palpebra

dan bola mata) (Alamsyah, 2007).

Meskipun konjungtiva agak tebal, konjungtiva bulbar sangat tipis. Konjungtiva

bulbar juga bersifat dapat digerakkan, mudah melipat ke belakang dan ke depan.

Pembuluh darah dengan mudah dapat dilihat di bawahnya. Di dalam konjungtiva bulbar

terdapat sel goblet yang mensekresi musin, suatu komponen penting lapisan air mata

pre-kornea yang memproteksi dan memberi nutrisi bagi kornea (Alamsyah, 2007).

Penyebab penyakit mata (konjungtivitis):

Konjungtivitis dapat disebabkan oleh berbagai macam hal, seperti :

a. infeksi oleh virus atau bakteri

b. reaksi alergi terhadap debu, serbuk sari, bulu binatang.

c. iritasi oleh angin, debu, asap dan polusi udara lainnya; sinar ultraviolet dari las

listrik atau sinar matahari yang dipantulkan oleh salju.

d. pemakaian lensa kontak, terutama dalam jangka panjang, juga bisa menyebabkan

konjungtivitis (Anonim, 2009).

Laporan Praktikum Manajemen Resiko Lingkungan/Non Reg/IV 4

Page 5: Konjungtivitis (Repaired)

Jurusan Kesehatan Lingkungan Surabaya 2011

Cara-cara penularan penyakit mata (konjungtivitis):

Konjungtivitis bersifat mudah menular, dimulai dari satu mata lalu menyebar ke

mata lainnya. Karena bersifat mudah menular, maka setiap orang bisa terkena

konjungtivitis. Virus atau bakteri penyebab konjungtivitis akan menyebar dengan

mudah di rumah atau di kelas selama beberapa hari. Virus atau bakteri dapat menyebar

melalui handuk, baju, sarung bantal dan benda-benda lain yang dipakai penderita.

Ketika kamu menyentuh wajah atau mata temanmu yang sakit, kamu juga akan tertular.

Pada usia dewasa bisa mendapatkan konjungtivitis melalui hubungan seksual (misalnya

jika cairan semen yang terinfeksi masuk ke dalam mata)

Tanda-tanda konjungtivitis:

a. konjungtiva berwarna merah (hiperemi) dan membengkak

b. produksi air mata berlebihan (epifora).

c. kelopak mata bagian atas nampak menggelantung (pseudoptosis) seolah akan

menutup akibat pembengkakan konjungtiva dan peradangan sel-sel konjungtiva

bagian atas.

d. pembesaran pembuluh darah di konjungtiva dan sekitarnya sebagai reaksi

nonspesifik peradangan.

e. pembengkakan kelenjar (folikel) di konjungtiva dan sekitarnya.

f. terbentuknya membran oleh proses koagulasi fibrin (komponen protein). dijumpai

sekret dengan berbagai bentuk (kental hingga bernanah). (Anonim, 2009).

Gejala konjungtivitis :

Konjungtiva yang mengalami iritasi akan tampak merah dan mengeluarkan

kotoran. Konjungtivitis karena bakteri mengeluarkan kotoran yang kental dan

berwarna putih. Konjungtivitis karena virus atau alergi mengeluarkan kotoran yang

jernih. Kelopak mata bisa membengkak dan sangat gatal, terutama pada konjungtivitis

karena alergi (Anonim, 2004).

Gejala lainnya adalah:

a. mata berair

b. mata terasa nyeri

c. mata terasa gatal

Laporan Praktikum Manajemen Resiko Lingkungan/Non Reg/IV 5

Page 6: Konjungtivitis (Repaired)

Jurusan Kesehatan Lingkungan Surabaya 2011

d. pandangan kabur

e. peka terhadap cahaya

f. terbentuk keropeng pada kelopak mata ketika bangun pada pagi hari (Anonim,

2004).

g. Kelopak mata mungkin menempel sewaktu bangun tidur

c. Menilai data

Kasus penyakit mata yang terjadi di wilayah kelurahan sukobendu di duga

disebabkan oleh virus dari satu orang yang kemudian ditularkan ke orang lain yaitu

melalui udara dan kontak langsung yang terkena cairan matanya, karena penyakit ini

disebabkan oleh virus dan bakteri jadi bisa ditularkan melalui udara. Dan apabila dalam

serumah atau sekelas bisa ditularkan melalui pemakaian barang yang bersamaan seperti

handuk, sapu tangan, baju, bantal dll.

2. Mempelajari Kepedulian Terhadap Kejadian

Yaitu dengan cara :

a. Mempelajari Respon Masyarakat

Pada saat terjadi penyakit seperti ini, warga sangat resah karena panyakit ini

mudah menular ke orang lain sehingga apabila tidak cepat ditanggulangi, penyakit

akan menyebarluas. Penyakit ini mudah menular ke siapa saja mulai dari anak-

anak hingga dewasa. Hal ini juga sangat merugikan penduduk karena penyakit

mata ini mengganggu aktivitas penduduk, dikarenakan penglihatannya terganggu

dan kondisi tubuh agak demam, maka mereka tidak bisa bekerja dengan baik

begitu juga anak-anak tidak bisa melaksanakan pendidikan dengan tenang.

Melihat keresahan tersebut, warga langsung melaporkan ke ketua RT dan RW

setempat dan juga sebagian ada yang langsung diperiksakan ke Puskesmas.

b. Melakukan Respon terhadap Kepedulian Laporan Masyarakat

Pihak Puskesmas langsung merespon keluhan masyarakat dengan melakukan

langkah-langkah sebagai berikut :

1. Memeriksa kondisi warga yang sakit.

2. Memastikan suatu penyebab penyakit mata dengan cara :

- Mengelompokkan penderita menurut tingkat derajat keparahannya.

- Melihat gejala-gejala yang ada pada penderita, seperti tubuh panas, mata

gatal-gatal dan merah

Laporan Praktikum Manajemen Resiko Lingkungan/Non Reg/IV 6

Page 7: Konjungtivitis (Repaired)

Jurusan Kesehatan Lingkungan Surabaya 2011

- Melakukan pemeriksaan laboratorium pada feses

3. Melakukan pengobatan dan perawatan pada penderita Mata (konjungtivitis)

Pengobatan tergantung kepada penyebabnya. Kelopak mata

dibersihkan dengan air hangat. Jika penyebabnya bakteri, diberikan tetes mata

atau salep yang mengandung antibiotik. Untuk konjungtivitis karena alergi,

antihistamin per-oral (melalui mulut) bisa mengurangi gatal-gatal dan iritasi.

Atau bisa juga diberikan tetes mata yang mengandung corticosteroid. Untuk

memperbaiki posisi kelopak mata atau membukan saluran air mata yang

tersumbat, mungkin perlu dilakukan pembedahan.

Pengobatan spesifik tergantung dari identifikasi penyebab.

Konjungtivitis karena bakteri dapat diobati dengan sulfonamide (sulfacetamide

15 %) atau antibiotika (Gentamycine 0,3 %; chlorampenicol 0,5 %).

Konjungtivitis karena jamur sangat jarang sedangkan konjungtivitis karena

virus pengobatan terutama ditujukan untuk mencegah terjadinya infeksi

sekunder, konjungtivitis karena alergi di obati dengan antihistamin (antazidine

0,5 %, rapazoline 0,05 %) atau kortikosteroid (misalnya dexametazone 0,1 %).

Penanganannya dimulai dengan edukasi pasien untuk memperbaiki higiene

kelopak mata. Pembersihan kelopak 2 sampai 3 kali sehari dengan artifisial

tears dan salep dapat menyegarkan dan mengurangi gejala pada kasus ringan.

Pada kasus yang lebih berat dibutuhkan steroid topikal atau kombinasi

antibiotik-steroid. Sikloplegik hanya dibutuhkan apabila dicurigai adanya

iritis. Pada banyak kasus Prednisolon asetat (Pred forte), satu tetes, QID cukup

efektif, tanpa adanya kontraindikasi.

Apabila etiologinya dicurigai reaksi Staphylococcus atau acne rosasea,

diberikan Tetracycline oral 250 mg atau erythromycin 250 mg QID PO,

bersama dengan pemberian salep antibiotik topikal seperti bacitracin atau

erythromycin sebelum tidur. Metronidazole topikal (Metrogel) diberikan pada

kulit TID juga efektif. Karena tetracycline dapat merusak gigi pada anak- anak,

sehingga kontraindikasi untuk usia di bawah 10 tahun. Pada kasus ini, diganti

dengan doxycycline 100 mg TID atau erythromycin 250 mg QID PO. Terapi

dilanjutkan 2 sampai 4 minggu. Pada kasus yang dicurigai, pemeriksaan X-ray

dada untuk menyingkirkan tuberkulosis (Alamsyah, 2007).

Laporan Praktikum Manajemen Resiko Lingkungan/Non Reg/IV 7

Page 8: Konjungtivitis (Repaired)

Jurusan Kesehatan Lingkungan Surabaya 2011

Obat-obat yang terkait

Laporan Praktikum Manajemen Resiko Lingkungan/Non Reg/IV 8

Page 9: Konjungtivitis (Repaired)

Jurusan Kesehatan Lingkungan Surabaya 2011

ALBUCETINE TETES MATA 15 ML

ALBUCID TETES MATA

ALBUVIT TETES MATA 15 ML

ALCON CILOX TETES MATA

ALOMIDE TETES MATA

ARCODRYL VIAL

BAQUINOR TETES MATA

BLEPH-10 TETES MATA

CENDO CETAPRED TETES MATA

CENDO FENICOL TETES MATA 5 ML

CENDO MYCETIN SALEP MATA

CENDO MYCOS SALEP MATA

CENDO P-H-N TETES MATA 0,5% 5 ML

CENDO XITROL TETES MATA 5 ML

DANSEMID TETES MATA

FUCITHALMIC TETES MATA

FUKRICIN TETES MATA

GAREXIN TETES MATA

INTERFLOX TETES MATA ISOTIC CETRIDE TETES MATA

ISOTIC NEOLYSON TETES MATA

ISOTIC RENATOR TETES MATA

ISOTIC SALMICOL TETES MATA 0,5 %

ISOTIC TIMACT TETES MATA

ISOTIC TOBRIZON TETES MATA

OCUFLAM TETES MATA

PATANOL TETES MATA

RECO TETES MATA (GMP)

SPERSADEX COMP TETES MATA

TARIVID TETES MATA

TERRAMYCIN POLY SALEP MATA

VASACON TETES MATA

XIMEX CYLOWAM TETES MATA

Laporan Praktikum Manajemen Resiko Lingkungan/Non Reg/IV 9

Page 10: Konjungtivitis (Repaired)

Jurusan Kesehatan Lingkungan Surabaya 2011

.

4. Melakukan upaya pencegahan

1. Hindari menyentuh mata atau mengucak mata yang sakit

2. Mencuci tangan sesering mungkin dengan air dan sabun

3. Untuk membersihkan kotoran mata, lebih baik gunakan tisu

daripada saputangan atau handuk. Jika kamu harus menggunakan

handuk, jangan dipakai bersama-sama engan anggota keluarga

yang lain

4. Konjungtivitis mudah menular, karena itu sebelum dan sesudah

membersihkan atau mengoleskan obat, penderita harus mencuci

tangannya bersih-bersih.

5. Usahakan untuk tidak menyentuh mata yang sehat sesudah

menangani mata yang sakit.

6. Jangan menggunakan handuk atau lap bersama-sama dengan

penghuni rumah lainnya.

7. Gunakan lensa kontak sesuai dengan petunjuk dari dokter dan

pabrik pembuatnya.

http://loligo-3.blogspot.com/2010/12/mengenal-penyakit-mata

konjungtivitis.html

c. Menyimpulkan Kepedulian Kejadian

Kesimpulan Keluhan penduduk yaitu peradangan pada konjungtiva

(lapisan luar mata dan lapisan dalam kelopak mata) sehingga menjadikan badan

demam sedang mata merah, berair dan gatal-gatal hingga nyeri yang disebabkan

Laporan Praktikum Manajemen Resiko Lingkungan/Non Reg/IV 10

Page 11: Konjungtivitis (Repaired)

Jurusan Kesehatan Lingkungan Surabaya 2011

oleh mikroorganisme (virus, bakteri, jamur, chlamidia), alergi, dan iritasi bahan-

bahan kimia Penyakit tersebut dikarenakan :

Pemakaian peralatan seperti handuk, sapu tangan, baju yang bersamaan

dengan orang yang sakit mata

Penggunaan kontak lens yang terlalu lama

Kontak langsung dengan penderita dan terkena cairannya

Mengucak mata yang sakit

Kurangnya gizi dan imunitas menurun

Kurangnya pengetahuan akan haygine sanitasi

Pihak Puskesmas memberikan penyuluhan untuk mencegah dan mengatasi

kasus, penyuluhan tersebut mengenai :

Memberikan penjelasan tentang penularan penyakit mata dari penderita ke

orang sehat.

Memperhatikan kesehatan lingkungan, yaitu dengan cara :

- Kebersihan rumah/tempat tinggal

- Pembersihan ruangan yang teratur supaya terhindar dari debu.

Memperhatikan gizi, hendaknya gizi diperhatikan sejak bayi yaitu dengan cara:

- Pada usia bayi, disusui sampai usia 2 tahun.

- Memberikan makanan padat pada bayi sesuai umurnya.

- Pada bayi dan anak, makanan harus mengandung gizi cukup yaitu

mengandung cukup protein (zat putih telur), karbohidrat, lemak, vitamin dan

mineral.

- Bayi dan balita hendaknya secara teratur ditimbang untuk mengetahui apakah

beratnya sesuai dengan umurnya dan perlu diperiksa apakah ada penyakit

yang menghambat pertumbuhan.

Meningkatkan imunitas dengan makan makanan bergizi,

meminum suplemen dan vitamin secara rutin/setiap hari.

Menjelaskan tentang bagaimana cara-cara pencegahan

dan pengobatan apabila terkena sakit mata (konjungtivitis)

3. Menetapkan Faktor Sasaran Kegiatan

Laporan Praktikum Manajemen Resiko Lingkungan/Non Reg/IV 11

Page 12: Konjungtivitis (Repaired)

Jurusan Kesehatan Lingkungan Surabaya 2011

a. Potensi Kegiatan yang Berkaitan dengan Sumber Penyebab

Konjungtivitis lebih dikenal sebagai pink eye, yaitu adanya inflamasi pada

konjungtiva atau peradangan pada konjungtiva, selaput bening yang menutupi bagian

berwarna putih pada mata dan permukaan bagian dalam kelopak mata. Konjungtivitis

terkadang dapat ditandai dengan mata berwarna sangat merah dan menyebar begitu

cepat dan biasanya menyebabkan mata rusak. Beberapa jenis Konjungtivitis dapat

hilang dengan sendiri, tapi ada juga yang memerlukan pengobatan (Effendi, 2008).

Boleh dikatakan masyarakat sudah sangat mengenalnya. Penyakit ini dapat

menyerang semua umur. Konjungtivitis yang disebabkan oleh mikro- organisme

(terutama virus dan kuman atau campuran keduanya) ditularkan melalui kontak dan

udara. Dalam waktu 12 sampai 48 jam setelah infeksi mulai, mata menjadi merah dan

nyeri. Jika tidak diobati bisa terbentuk ulkus kornea, abses, perforasi mata bahkan

kebutaan. Untuk mengatasi konjungtivitis bisa diberikan tablet, suntikan maupun tetes

mata yang mengandung antibiotik (Alamsyah, 2007).

Penularan Penyakit mata (konjungtivitis)

Konjungtivitis yang disebabkan oleh mikro- organisme (terutama virus dan

kuman atau campuran keduanya) ditularkan melalui kontak dan udara. Bayi baru lahir

bisa mendapatkan infeksi gonokokus pada konjungtiva dari ibunya ketika melewati

jalan lahir. Karena itu setiap bayi baru lahir mendapatkan tetes mata (biasanya perak

nitrat, povidin iodin) atau salep antibiotik (misalnya eritromisin) untuk membunuh

bakteri yang bisa menyebabkan konjungtivitis gonokokal. Orang dewasa bisa

mendapatkan konjungtivitis gonokokal melalui hubungan seksual (misalnya jika

cairan semen yang terinfeksi masuk ke dalam mata). Biasanya konjungtivitis hanya

menyerang satu mata.

Dalam waktu 12-48 jam setelah infeksi mulai, mata menjadi merah dan nyeri.

Jika tidak diobati bisa terbentuk ulkus kornea, abses, perforasi mata bahkan kebutaan.

Konjungtivitis vernalis adalah salah satu bentuk dari konjungtivitis yang disebabkan

oleh faktor alergi, disamping juga dipengaruhi oleh faktor, yakni; iklim, usia, dan

jenis kelamin.penyakit ini biasanya mengenai pasien muda antara 3-25 tahun. Pada

Laporan Praktikum Manajemen Resiko Lingkungan/Non Reg/IV 12

Page 13: Konjungtivitis (Repaired)

Jurusan Kesehatan Lingkungan Surabaya 2011

laki-laki biasanya dimulai pada usia dibawah 10 tahun. Virus atau bakteri penyebab

konjungtivitis akan menyebar dengan mudah di rumah atau di kelas selama beberapa

hari. Virus atau bakteri dapat menyebar melalui handuk, baju, sarung bantal dan

benda-benda lain yang dipakai penderita. Ketika kamu menyentuh wajah atau mata

temanmu yang sakit, kamu juga akan tertular

Tanda dan gejala penyakit Mata (konjungtivitis)

Mata terasa kasar menggatalkan, merah dan mungkin berair. Kelopak mata

mungkin menempel sewaktu bangun tidur. Konjungtiva yang mengalami iritasi akan

tampak merah dan mengeluarkan kotoran. Konjungtivitis karena bakteri

mengeluarkan kotoran yang kental dan berwarna putih. Konjungtivitis karena virus

atau alergi mengeluarkan kotoran yang jernih. Kelopak mata bisa membengkak dan

sangat gatal, terutama pada konjungtivitis karena alergi. Gejala lainnya adalah: - mata

berair - mata terasa nyeri - mata terasa gatal - pandangan kabur - peka terhadap

cahaya - terbentuk keropeng pada kelopak mata ketika bangun pada pagi hari. Waktu

terekspos sampai kena penyakit 1-3 hari.

Diagnosis penyakit Mata (konjungtivitis)

Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan mata.

a. Gejala Subyektif Konjungtivitis flikten biasanya hanya menyebabkan iritasi dengan rasa sakit

dengan mata merah dan lakrimasi. Khasnya pada konjungtivitis flikten apabila

kornea ikut terlibat akan terdapat fotofobia dan gangguan penglihatan. Keluhan

lain dapat berupa rasa berpasir. Konjungtivitis flikten biasanya dicetuskan oleh

blefaritis akut dan konjungtivitis bakterial akut.

b. Gejala Obyektif

Dengan Slit Lamp tampak sebagai tonjolan bulat ukuran 1-3 mm, berwarna kuning

atau kelabu, jumlahnya satu atau lebih yang di sekelilingnya terdapat pelebaran

pembuluh darah konjungtiva (hiperemia). Bisa unilateral atau mengenai kedua

mata.

c. Pemeriksaan Laboratorium

Laporan Praktikum Manajemen Resiko Lingkungan/Non Reg/IV 13

Page 14: Konjungtivitis (Repaired)

Jurusan Kesehatan Lingkungan Surabaya 2011

Dapat dilakukan pemeriksaan tinja, kemungkinan kuman dan adanya

tuberkulosa paru dan pemeriksaan kultur konjungtiva. Pemeriksaan dengan

pewarnaan gram pada sekret untuk mengidentifikasi organisme penyebab maupun

adanya infeksi sekunder (Alamsyah, 2007).

Komplikasi akibat penyakit Mata (konjungtivitis)

Penyakit radang mata yang tidak segera ditangani/diobati bisa menyebabkan

kerusakan pada mata/gangguan pada mata dan menimbulkan komplikasi. Beberapa

komplikasi dari konjungtivitis yang tidak tertangani diantaranya :

1. Glaucoma

2. Katarak

3. ablasi retina

4. komplikasi pada konjungtivitis kataral teronik merupakan segala penyulit dari

blefaritis seperti ekstropin, trikiasis

5. komplikasi pada konjungtivitis purulenta seringnya berupa ulkus kornea

6. komplikasi pada konjungtivitis membranasea dan pseudomembranasea adalah bila

sembuh akan meninggalkan jaringan perut yang tebal di kornea yang dapat

mengganggu penglihatan, lama- kelamaan orang bisa menjadi buta

7. komplikasi konjungtivitis vernal adalah pembentukan jaringan sikratik dapat

mengganggu penglihatan

b. Karakteristik Pencemar/Virus

Konjungtivitis dapat disebabkan oleh berbagai macam hal, seperti :

a. infeksi oleh virus atau bakteri

b. reaksi alergi terhadap debu, serbuk sari, bulu binatang.

c. iritasi oleh angin, debu, asap dan polusi udara lainnya; sinar ultraviolet dari

las listrik atau sinar matahari yang dipantulkan oleh salju.

d. pemakaian lensa kontak, terutama dalam jangka panjang, juga bisa

menyebabkan konjungtivitis (Anonim, 2009).

Konjungtiva yang mengalami iritasi akan tampak merah dan mengeluarkan

kotoran. Konjungtivitis karena bakteri mengeluarkan kotoran yang kental dan

berwarna putih. Konjungtivitis karena virus atau alergi mengeluarkan kotoran yang

Laporan Praktikum Manajemen Resiko Lingkungan/Non Reg/IV 14

Page 15: Konjungtivitis (Repaired)

Jurusan Kesehatan Lingkungan Surabaya 2011

jernih. Kelopak mata bisa membengkak dan sangat gatal, terutama pada konjungtivitis

karena alergi.

Gejala lainnya adalah:

- mata berair - mata terasa nyeri

- mata terasa gatal - pandangan kabur

- peka terhadap cahaya

- terbentuk keropeng pada kelopak mata ketika bangun pada pagi hari.

c. Status Pencemar Sasaran dan Bukan Sasaran

Pencemar : orang yang memiliki daya tahan tubuh lemah dan penderita

penyakit mata (konjungtivitis)

Bukan pencemar : orang yang memiliki daya tahan tubuh kuat serta tidak terpajan

penderita mata (konjungtivitis)

PETA JALUR PEMAJANAN PENYAKIT MATA (KONJUNGTIVITIS) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS

SUKOBENDU

Laporan Praktikum Manajemen Resiko Lingkungan/Non Reg/IV 15

Page 16: Konjungtivitis (Repaired)

Jurusan Kesehatan Lingkungan Surabaya 2011

keterangan :

batas wilayah

RT yang terpajan

RT yang tidak terpajan

Garis jalur pemajanan

4. Identifikasi Elemen-Elemen Jalur Pemajanan Pada Media Dan Agent/ Vektor

a. Keterhubungan Elemen-Elemen Jalur Pemajanan

Laporan Praktikum Manajemen Resiko Lingkungan/Non Reg/IV 16

Orang imun rendah

Orang imun rendah

Virus dan bakteriVirus dan bakteri

Sakit mata

(konjungtivitis)

Sakit mata

(konjungtivitis)

Udara dan kontak langsung

Udara dan kontak langsung

Orang yang sehat

Orang yang sehat

Page 17: Konjungtivitis (Repaired)

Jurusan Kesehatan Lingkungan Surabaya 2011

Dari bagan di atas dapat disimpulkan bahwa penyakit mata disebabkan oleh virus dan

bakteri. Virus dan bakteri tersebut masuk ke dalam orang yang imunnya rendah, kemudian

orang tersebut mengalami sakit mata. Pada oarng yang sehat, mereka bisa tertular melalui

udara dan kontak langsung seperti pemakaian pakaian yang bersamaan, sapu tangan yang

bersamaan, handuk yang bersamaan dan terkena cairannya. Apabila kondisi tubuh tidak

benar-benar sehat maka akan mudah sekali terserang penyakit ini karena bakteri dan virus

ini mudah sekali menularkan memalui udara.

b. Kategori Jalur Pemajanan Riel Dan Potensial

Kategori dari kasus/kejadian penyakit mata yang terjadi di wilayah kelurahan

sukobendu, kec. Mantup tergolong kasus yang berat/ serius karena penyakit ini

ditularkan oleh virus dan bakteri melalui udara. Dan penularan ini berlangsung sangat

cepat. Dan juga penyakit ini menyebabkan 20 orang sakit dari 325 penduduk.

c. Simpulan Pada Jalur Pemajanan

Kasus penyakit ini berawal dari laporan masyarakat pada pukul 07.00 WIB.

Kasus ini tergolong serius karena penularannya sangat cepat melalui media udara.

Dana harus segera di obati karena kalau tidak bisa menimbulkan komplikasi.

5. Memperkirakan Risiko Kesehatan Masyarakat

a. Dari data yang telah didapatkan, kasus penyakit mata yang terjadi di kelurahan

Sukobendu jumlah penderita adalah sebagai berikut:

a. Penderita kelompok umur 7-15 tahun = 9 orang

b. Remaja = 5 orang

c. Dewasa = 6 orang

- Sebanyak 2 orang anak berusia 7-15 tahun, 1 orang remaja di rawat di

Puskesmas

- Sebanyak 7 orang anak berusia 7-15 tahun, 4 orang remaja dan 6 orang hanya di

rumah

Laporan Praktikum Manajemen Resiko Lingkungan/Non Reg/IV 17

Page 18: Konjungtivitis (Repaired)

Jurusan Kesehatan Lingkungan Surabaya 2011

b. Dari kasus penyakit mata di daerah Sukobendu Mantup tersebut dapat disimpulkan

ada beberapa hal yang menjadi pemicu terjadinya penyakit mata, antara lain:

a. Pemakaian peralatan seperti handuk, sapu tangan, baju yang bersamaan

dengan orang yang sakit mata

b. Penggunaan kontak lens yang terlalu lama

c. Kontak langsung dengan penderita dan terkena cairannya

d. Mengucak mata yang sakit

e. Kurangnya gizi dan imunitas menurun

f. Kurangnya pengetahuan akan haygine sanitasi

c. Untuk orang yang sakit mata harus dilakukan pengobatan secara teratur, dan istirahat

sejenk di rumah ataupun di rumah sakit ataupun Puskesmas sampai sembuh dulu agar

penyakit tersebut tidak menyebar semakin luas. Dari pihak Puskesmas memberikan

penyuluhan kepada masyarakat tentang sanitasi rumah agar masyarakat sadar akan

kebersihan lingkungan.

6. Rekomendasi dan Kesimpulan

Rekomendasi

a. Kasus penyakit mata di sukobendu, termasuk kriteria dengan resiko berat. Karena

penyebaran penyakitnya secara cepat pada daerah tersebut.

b. Tindakan/langkah segera yang dilakukan warga pertama kali melihat kasus penyakit

mata ini adalah :

1. Mendata penderita penyakit mata

2. Pemberian obat pada penderita penyakit mata

3. Jika penderita sakit mata, semakin parah maka segera dibawa ke puskesmas atau

rumah sakit terdekat

Melaporkan kepada RT / RW dan puskesmas terdekat

c. Tindakan lanjutan :

1. Melakukan penyuluhan bagaimana tanda dan gejala awal penyakit mata dan

bagaimana cara pengobatnnya

2. Memberikan penyuluhan dan saran untuk penderita sakit mata agar istirahat dulu

supaya tidak lebih menular ke orang lain yang sehat.

Laporan Praktikum Manajemen Resiko Lingkungan/Non Reg/IV 18

Page 19: Konjungtivitis (Repaired)

Jurusan Kesehatan Lingkungan Surabaya 2011

Tujuan Umum :

Untuk mencegah terjadinya penyakit mata agar tidak semakin meluas di wilayah

tersebut.

Tujuan Khusus :

1. Meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang bahaya penyakit mata

(konjungtivitis)

2. Meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang gejala-gejala dan penyebab penyakit

mata (konjungtivitis) dan pengobatannya

Unsur 6M :

1. Man : sanitarian dan tenaga medis puskesmas

2. Money : uang di puskesmas yang digunakan untuk kegiatan ini Rp. 4.500.000

3. Methode : Penyuluhan dan pencatatan data penderita penyakit mata

4. Machine : alat tulis kantor

5. Material : Pemeriksaan penderita penyakit mata

6. Market : masyarakat yang menderita penyakit mata

PLANNING

Rekomendasi

d. Kasus penyakit mata di sukobendu, termasuk kriteria dengan resiko berat. Karena

penyebaran penyakitnya secara cepat pada daerah tersebut.

e. Tindakan/langkah segera yang dilakukan warga pertama kali melihat kasus penyakit

mata ini adalah :

4. Mendata penderita penyakit mata

5. Pemberian obat pada penderita penyakit mata

6. Jika penderita sakit mata, semakin parah maka segera dibawa ke puskesmas atau

rumah sakit terdekat

Melaporkan kepada RT / RW dan puskesmas terdekat

f. Tindakan lanjutan :

1. Melakukan penyuluhan bagaimana tanda dan gejala awal penyakit mata dan

bagaimana cara pengobatnnya

Laporan Praktikum Manajemen Resiko Lingkungan/Non Reg/IV 19

Page 20: Konjungtivitis (Repaired)

Jurusan Kesehatan Lingkungan Surabaya 2011

2. Memberikan penyuluhan dan saran untuk penderita sakit mata agar istirahat dulu

supaya tidak lebih menular ke orang lain yang sehat.

Tujuan Umum :

Untuk mencegah terjadinya penyakit mata agar tidak semakin meluas di wilayah

tersebut.

Tujuan Khusus :

1. Meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang bahaya penyakit mata

(konjungtivitis)

2. Meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang gejala-gejala dan penyebab

penyakit mata (konjungtivitis) dan pengobatannya

Laporan Praktikum Manajemen Resiko Lingkungan/Non Reg/IV 20

Page 21: Konjungtivitis (Repaired)

Jurusan Kesehatan Lingkungan Surabaya 2011

Tabel Rencana Kegiatan Analisis Resiko Lingkungan

No.Uraian

Kegiatan

Tanggal/Tempat

Pelaksanaan

Sasaran

Target

Penanggung

Jawab/Pemateri

Unsur Input

Man Money Machine Material Methode Market

1. Penyusunan

panitia

20 Juli 2011 10 orang Lian Seluruh panitia (10

orang)

Rp

50.000

Handphone,

papan tulis

Alat tulis

menulis- Undangan

2. Pembagian

kerja

22 Juli 2011 10 orang,

panitia dari

kelurahan

Eka Sekretaris Rp

80.000

Handphone,

papan tulis

Alat tulis

menulis - Undangan

3. Rapat kerja 23 Juli 2011 10 orang,

terbentuknya

program

kerja

Lian Sekretaris Rp

40.000

Handphone,

papan tulis

Alat tulis

menulis- Undangan

4. Penentuan

jadwal dan

konsep acara

24 Juli 2011 10 orang,

terbentuknya

jadwal

Lian SekretarisRp

40.000

Handphone,

papan tulis

Alat tulis

menulis -

Undangan

5. Pendanaan 25 Juli 2011 8 orang,

mendapat

dana 5 juta

Reza LSM terkait,

bendahara

Rp

30.000

Kendaraan

Handphone,

papan tulis

Surat

donator, (by

email atau

door to

door), alat

tulis menulis

-

LSM

terkait

Laporan Praktikum Manajemen Resiko Lingkungan/Non Reg/IV 21

Tabel Rencana Kegiatan Analisis Resiko Lingkungan

Page 22: Konjungtivitis (Repaired)

Jurusan Kesehatan Lingkungan Surabaya 2011

6. Sosialisasi 27 Juli 2011 90 orang Virna Warga, sie

sosialisasi

Rp

80.000

Kendaraan

Handphone,

papan tulis

Alat tuls

menulis,surat

-

Ketua

RT,

mouth to

mouth,

undangan,

rapat RT

7. Persiapan

perlengkapan

28 Juli 2011 10 orang Seva dan Anang Sie perlengkapan

dan 10 orang, dan

aparat desa

Rp

150.000

Kendaraan Papan tulis,

mik, sound

system,

kursi, karpet,

meja, hiasan

panggung,

banner,

materi yang

akan

disampaikan,

alat tulis

- -

8. Pelaksanaan

penyuluhan

30 Juli 2011 10 orang, 3

petugas

puskesmas

Penanggung

jawab : Pandu

Pemateri :

1. dr. Marni Pemateri,

masyarakat

Rp. Kendaraan

Handphone,

Materi Pemberiaan

materi,

Undangan

Laporan Praktikum Manajemen Resiko Lingkungan/Non Reg/IV 22

Page 23: Konjungtivitis (Repaired)

Jurusan Kesehatan Lingkungan Surabaya 2011

(gejala-gejala,

penyebab dan

pengobatan

penyakit mata)

sie pemberdayaan

masyarakat, MC

1000.000 papan tulis penyuluhan peragaan,

dan Tanya

jawab

9. Pelaksanaan

pelatihan

1 Agustus 2011 10 orang, 3

petugas

puskesmas

Penanggung

jawab : Pandu

Pemateri :

1. Winarko,

SKM,M.Kes

(cara

pengolahan

limbah udara)

Pemateri,masyarakat

, sie pemberdayaan

masyarakat, MC

Rp

1.000.000

Kendaraan

Handphone,

papan tulis

Materi

penyuluhan

Pemberiaan

materi,

peragaan,

dan Tanya

jawab

Undangan

10. Evaluasi 2 Agustus 2011 10 orang Eka Ketua dan panitia Dana

awal :

Rp

4.500.000

Dana

akhir :

Rp

Papan tulis Alat tulis

menulis

- Undangan

Laporan Praktikum Manajemen Resiko Lingkungan/Non Reg/IV 23

Page 24: Konjungtivitis (Repaired)

Jurusan Kesehatan Lingkungan Surabaya 2011

2.470.000

Laporan Praktikum Manajemen Resiko Lingkungan/Non Reg/IV 24

Page 25: Konjungtivitis (Repaired)

Jurusan Kesehatan Lingkungan Surabaya 2011

ORGANIZING

1. Ketua : Lian Dwi Fibrianti

Wakil ketua : Fahri Reza

Sekretaris : Selvy Dianita

2. Bendahara : Shinta Kalalo

3. Anggota :

Sie Pemberdayaan Masyarakat :

Garda Visaka

Sie Konsumsi :

Devy Dwi

Sie Humas :

Rico Nugroho

Dwi A. F

Sie Perlengkapan :

Deny Satria

Rinta Anaya

Sie Pendanaan :

Indah Kartika

Sie Pubdekdok :

Yeni Dwi

Laporan Praktikum Manajemen Resiko Lingkungan/Non Reg/IV 25