Konseling Psikologi Individual

Embed Size (px)

DESCRIPTION

bahan kuliah

Citation preview

  • 7/13/2019 Konseling Psikologi Individual

    1/3

    KONSELING PSIKOLOGI INDIVIDUAL(Adler)

    A. Pandangan Tentang Manusia1. Manusia tidak semata-mata bertujuan memuaskan dorongan-dorongannya,

    tetapi secara jelas juga termotivasi untuk melaksanakan tanggung jawabsosial dan pemenuhan kebutuhan untuk mencapai susuatu.

    2.Tingkah laku individu ditentukan oleh: lingkungan, pembawaan, danindividu itu sendiri.

    3.Tingkah laku tidak ditentukan oleh kejadian yang diluar individu, melainkanoleh bagaimana individu mempersepsi dan meng-interpretasikan kejadianitu:

    a. Persepsi dan interpretasi itu membentuk fiksi yang menjadi tujuan bagitingkah laku individu ---fictional goal (fg).

    b. Life goal (lg): fictional goal menjadi arah dari tingkah laku individu untukmengatasi kelemahannya dalam menghadapi dunianya. --- fictional goalmenjadilife goal.

    c. Life style (ls): life goal yang menjadi arah tingkah laku itu lebih jauh akanmembentuk life style.

    d.Social interest (si): manusia dilahirkan sebagai makhluk social dan adapunyang dilakukannya selalu dalam hubungannya dengan kelompok social.

    B. Kepribadian1. Perkembangan Kepribadiana. Dasar kepribadian terbentuk pada usia empatlima tahun pertama.b. Pada awalnya manusia dilahirkan dengan feeling of inferiority (foi) yang

    selanjutnya menjadi dorongan bagi perjuangannya kea rah feeling ofsuperiority (fos).

    http://1.bp.blogspot.com/-vWsgkw_tFGw/T-WJryyYTZI/AAAAAAAAAJc/3HEPwbXN6tA/s1600/adler.jpg
  • 7/13/2019 Konseling Psikologi Individual

    2/3

    c. Anak-anak menghadapi lingkungannya dengan kemampuan dasarnya danmenginterpretasikan lingkungannya itu dan pada saat itu juga socialinterest-nya juga berkembang.

    d.Selanjutnya terbentuklah life styleyang unik pada masing-masing individu --- human individuality yang bersifat: self-deterministik, teleologis, dan

    holistic.e. Sekali terbentuk life style sukar untuk berubah; perubahannya akan

    membawa kepedihan.

    2.Individu sukar menyadari sepenuhnya life style-nya sendiri, untukmenjelaskannya biasanya diperlukan orang lain.

    C. Kasus

    1. Sebab utama Tingkah Laku Salah Suai (TLSS) adalah perasaanfeeling of inferiority yang amat sangat, yang ditimbulkan oleh: a.Cacat mental atau fisik,b. Penganiayaan oleh orangtua, dan c.Penelantaran. Apabila ketiga hal tersebut dibesar-besarkan makafeeling of inferiority akan semakin berkembang.

    2. Tingkah Laku Salah Suai (TLSS) adalah hasil dari pengaruhlingkungan, yang pada umumnya berawal daritingkah laku orang tua sewaktu anak masih kecil, demikian jugaanak-anak yang ditelantarkan.

    3. Apabila pada diri anak berkembang situasi tegang karenamemuncaknya perasaan feeling of inferiority, maka tingkah lakuabnormal akan berkembang:

    a. Upaya mengejar superioritasyang berlebihan:1) terlalu keras sehingga menjadi kaku dan2) perfeksionistikyang tidak wajar.b. Social Interestterganggu:1) hubungan social tidak menyenangkan dan2) selfish, mengisolasi diri.

    D. Tujuan1. Membantu klien mengubah konsep tentang diri sendiri:a. Menstrukstur dan menyadari life style klienb.Mengurangi penilaian negatif tentang diri sendiri dan perasaan inferiornya.

    2. Mengoreksi persepsi klien tentang lingkungannya dan mengembangkantujuan-tujuan baru yang hendak dicapai melalui tingkah laku baru klien,kemudian membangun kembali Social Interest-nya.

    E. Teknik1. Membangun hubungan yang baik antara klien dengan konselor, jangan

    sampai klien takut --- socialinterest:a. Konselor mampu berkomunikasi dengan baik

    b. Objektifc. Mampu mendengarkan dengan baik.

  • 7/13/2019 Konseling Psikologi Individual

    3/3

    2. Tiga tahap dalam proses konseling:a. Mengembangkan pemahaman tentang life goal dan life style klienb.Menginterpretasikan tingkah laku klien sehingga klien menyadari bagaimana

    tujuan-tujuan (yang termuat di dalam tingkah lakunya itu) menimbulkan

    gangguan atau kesulitan.c. Apabila klien sudah menyadarinya, dikembangkanlah socialinterestklien.

    3. Teknik Koselinga. Analisi LifeStyle1)Memahami cacat fisik dan mental, penganiayaan dan/ atau penelantaran

    yang pernah dialami.2) Memahami tingkah laku klien (berkenaan dengan point 1)3) Memahami pola asuh orangtua dimana klien dibesarkan.4) Interpretasi yang tajam --- (hubungan antara point 1, 2 dan 3)

    b. Interpretasi early recollections (er)Konsleor mendiskusikan dengan klien ingatan/ kenangan klien dimasa lalu,pada masa sebelum umur 10 tahun. Berbagai kejadian dan perasaanterhadap kejadian-kejadian itu diungkapkan. Hasilnya akan memberikangambaran tentang bagaimana klien memandang diri sendiri, orang lain, danlife style-nya sendiri.

    c. InterpretasiSetelah klien menyadari berbagai hal tentang dirinya, kemudian diarahkanklien menyadari kesalahan-kesalahan yang mendasar dalam menjalani

    hidupnya. Selanjutnya dikembangkan pemahaman-pemahaman baru untukmeng-hadapi hidup. Untuk itu klien perlu didorong, dibangkitkankeberaniannya untuk menghadapi kehidupan-nya dengan cara-cara baruyang lebih efektif dan membahagiakan.

    Rujukan:

    Prayitno. 1998. Konseling Pancawaskita: Kerangka Konseling Eklektik. Padang:UNP Press.