Upload
others
View
12
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
TERAPI RUMATAN METADON BAGI PENGGUNA NARKOBA SUNTIK DALAM
TINJAUAN HUKUM ISLAM
TESIS
Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu syarat
Memperoleh Gelar Magister Agama (MA)
Dalam Bidang Ilmu Agama Islam
Oleh:
Abdullah Syafei
NIM: 211.610.102
Pembimbing:
Prof.DR.H.Artani Hasbi, MA
DR.HJ. Umi Husnul Khotimah , M.Ag
KONSENTRASI ILMU SYARI,AH
PROGRAM STUDI ILMU AGAMA ISLAM
PROGRAM PASCA SARJANA
INSTITUT ILMU AL-QUR’AN (IIQ)
JAKARTA
1437 H/ 2016
i
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Tesis dengan judul “Terapi Rumatan Metadon Bagi Pengguna Narkoba
Suntik Dalam Tinjauan Hukum Islam” yang disusun oleh Abdullah Syafei
dengan Nomor Induk Mahasiswa 211.610.102 telah melalui proses
bimbingan dengan baik dan dinilai oleh pembimbing telah memenuhi syarat
ilmiah untuk diujikan di sidang munaqosyah.
Pembimbing 1 Pembimbing 2
Prof.DR.H.Artani Hasbi, MA DR. HJ. Umi Husnul Khotimah , M.Ag
Tanggal: Tanggal :
iii
LEMBAR PENGESAHAN
Tesis dengan judul “Terapi Rumatan Metadon Bagi Pengguna Narkoba
Suntik Dalam Tinjauan Hukum Islam” yang ditulis oleh Abdullah Syafei
dengan nomor induk mahasiswa 211.610.102 telah diujikan di sidang
munaqasyah Program Pascasarjana Isntitut Ilmu Al-Qur`an (IIQ) Jakarta
pada tanggal 14 Januari 2016/11 Dzulqaidah 1437 H. Tesis tersebut telah
diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Magister Agama (MA)
dalam bidang Ilmu Agama Islam.
Direktur Program
Dr. KH. Ahmad Munif Suratmaputra, MA
Panitia Ujian
Dr. KH.Ahmad Munif Suratmaputra, MA. (………………………..)
Ketua Sidang & Penguji II Maret 2016
Dr. KH. Ahmad Fudhaili, MA. (……….……………….)
Sekretaris Maret 2016
Prof. Dr. H. Said Agil al-Munawwar, MA. (………………………..)
Anggota (Penguji I) Maret 2016
Prof.DR.H.Artani Hasbi, MA (……….……………….)
Pembimbing I Maret 2016
DR.HJ. Umi Husnul Khotimah, M.Ag ( .....................................) Pembimbing II Maret 2016
iii
iv
PERNYATAAN PENULIS
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
1. Tesis ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu
persyaratan memperoleh gelar strata 2 di Institut Ilmu Al-Qur`an Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan
ketentuan yang berlaku di IIQ Jakarta.
3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan
jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi dicabutnya gelar yang
diperoleh karenanya, yang berlaku di IIQ Jakarta.
Jakarta, 19 Agustus 2015
Ahmad Zaky Syaukani
v
حيمحمن الر بسم الله الر
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah atas limpahan rahmat dan karunia Allah Swt penulis
telah dapat menyelesaikan penelitian tesis dengan baik. Penyusunan tesis ini
dapat terlaksana atas bantuan semua pihak. Pada kesempatan ini penulis
menyampaikan rasa hormat dan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada
para pihak yang telah memberi arahan, motivasi serta bimbingan dalam
penulisan tesis ini. Untuk itu perkenankanlah penulis menyampaikan
terimakasih kepada yang terhormat:
1. Prof. Dr.Hj.Huzaemah Tahido Yanggo, MA sebagai Rektor Institut Ilmu
Al-Qur’an Jakarta
2. Dr.KH Ahmad Munif Suratmaputra, MA selaku Direktur Sekolah Pasca
Sarjana Institut Ilmu Al-Qur’an Jakarta
3. Prof.DR.H.Artani Hasbi, MA, selaku pembimbing I yang telah
memberikan dan memberi arahan kepada penulis sehingga dapat
menyelesaikan tesis ini
4. DR.HJ. Umi Husnul Khotimah, M.Ag, selaku pembimbing II yang telah
memberikan dan memberi arahan kepada penulis sehingga dapat
menyelesaikan tesis ini
5. Segenap Dosen Pasca Sarjana Magister Ilmu Syari’ah Institut Ilmu Al-
Qur’an Jakarta yang telah mengajarkan ilmunya dan memberikan
motivasi untuk terus membuka cakrawala wawasan ilmu sehingga dapat
diambil manfaat kepada sesama
6. Kepada Perpustakaan Institut Ilmu Al-Qur’an Jakarta, Perpustakaan UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta, Perpustakaan Kementrian Kesehatan RI,
Perpustakan Daerah Bekasi Jawa Barat, Perpustakaan Iman Jama
Jakarta, Perpustakaan Majlis Ulama Indonesia, Perpustakaan UI Depok.
7. Prof.Dr.dr.H.Dadang Hawari, Dr.Hasanudin M.Ag, Dr. Ahmad Syam
Madyan Lc, MA, dr. Richard, dr Agung, Chris W. Green, Pengurus
KOMBES (Komunitas Metadon Bekasi), yang telah memberikan
waktunya untuk melakukan wawancara.
vi
8. Teman-temanku seperjuangan mahasiswa Magister konsentrasi Ilmu
Syari’ah, angkatan 2011 sekelas dengan penulis yang saling memberikan
motivasi untuk terus maju meraih harapan dan impian.
Saya sadar dalam tesis ini tentunya masih jauh dari sempurna
meskipun penulis telah berusaha semaksimal mungkin memberikan yang
terbaik. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang
konstruktif sebagai tambahan pengetahuan dan penerapan disiplin ilmu pada
lingkungan yang luas.
Akhirnya tiada satupun didunia ini yang sempurna, hanya kepada-
Nyalah kita berserah diri dan memohon ampunan. Dengan segala kerendahan
hati, penulis berharap semoga dengan Tesis yang sederhana ini dapat
memberikan inspirasi dan bermanfaat bagi penulis sendiri khususnya dan
kepada semua pembaca pada umumnya.
Jakarta, 29 Januari 2016
19 Rabiul akhir 1437 H
Penulis,
vii
DAFTAR ISI
Persetujuan Pembimbing ……………………………………………........ i
Lembar Pengesahan Tesis……………………………………………....... iii
Pernyataan Penulis ……………………………………………………..... iv
Kata Pengantar ................……………………………………………....... v
Daftar Isi ..……………………………………………………….............. vii
Sistem Transliterasi IIQ Jakarta ……………………………………......... ix
Abstrak ..……………………………………………………………......... xi
BAB 1: PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ........................................................ 1
B. Identifikasi Masalah ............................................................. 9
C. Pembatasan Perumusan Masalah ......................................... . 9
D. Tujuan dan kegunaan Penelitian ........................................... 10
E. Metodelogi Penelitian ........................................................... 10
F. Kajian Pustaka ...................................................................... 11
G. Sistematika Penulisan ........................................................... 12
BAB 11: NARKOBA DAN PERMASALAHANNYA
A. Pengertian Narkoba ............................................................... 15
B. Sejarah dan Penggolongan Narkoba .................................... 17
C. Jenis Narkoba ........................................................................ 26
D. Bahaya Penyalahgunaan Narkoba ......................................... 31
E. Penanggulangan Penyalahgunaan Narkoba .......................... 35
BAB 111:HUKUM ISLAM DAN PRINSIP-PRINSIP PENERAPAN
HUKUM
A. Defenisi Hukum Islam ......................................................... 45
B. Tujuan-Tujuan Hukum Islam (Maqa shid asy-Syari ’ah) ....... 50
C. Sekilas Tentang Dharurat, Pengertian dan Batasannya.......... 59
BAB 1V: TERAPI METADON DALAM TINJAUAN HUKUM ISLAM
A. Mekanisme Terapi Rumatan Metadon ............................... 75
B. Pendapat Para Ahli tentang Terapi Rumatan Metadon ..... 92
1. Praktisi Terapi Metadon dan Psikiater ........................... 92
a. dr. Richard ............................................................. . 92
b. Chris W.Green......................................................... 94
c. Prof.DR.dr.H.Dadang Hawari ................................. 96
2. Ahli Hukum Islam...................................................... ... 104
a. DR.Ahmad Syam Madyan.Lc,MA ........................ . 104
b. DR. Hasanudin, M.Ag.............................................. 111
C. Analisa Penulis tentang Terapi Metadon........................ ..... 114
viii
BAB V: PENUTUP
A. Kesimpulan.......................................................................... 151
B. Saran-saran.......................................................................... 152
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 153
ix
Sistem Transliterasi IIQ Jakarta
Transliterasi adalah penyalinan dengan penggantian huruf dari abjad
yang satu ke abjad yang lain. Dalam penulisan tesis di IIQ, transliterasi Arab-
Latin mengacu pada berikut ini:
1. konsonan
q ق Z ز A ا
k ك S س B ب
l ل Sy ش T ت
m م Sh ص Ts ث
n ن Dh ض J ج
w و Th ط h ح
h ه Zh ظ Kh خ
` ء ‘ ع D د
y ي Gh غ Dz ذ
F ف R ر
2. Vokal
Vokal tunggal Vokal panjang Vokal rangkap
Fath ah : a ا : a …ي : ai
Kasrah : i ي : i …و : au
Dhammah : u و : u
3. Kata sandang
a. kata sandang yang diikuti (ال) qamariyah
Kata sandang yang diikuti oleh alih lam (ال) qamariyah ditransliterasikan
sesuai dengan bunyi. Contoh:
al-Madinah : المدينة al-Baqarah : البقرة
b. kata sandang yang diikuti oleh alif-lam (ال) syamsiyah
kata sandang yang diikuti (ال) syamsiyah ditransliterasikan sesuai dengan
aturan yang digariskan di depan dan sesuai dengan bunyinya. Contoh:
as-sayyidah : السيدة ar-rajul : الرجل
ad-darimi : الدارمي asy-syams : الشمس
c. syaddah (tasydi d)
x
syaddah (tasydid) dalam system aksara arab digunakan lambang ( )
sedangkan untuk alih aksara ini dilambangkan dengan huruf, yaitu dengan
cara menggandakan huruf bertanda tasydi d. Aturan ini berlaku secara umum,
baik tasydi d yang berada ditengah kata, di akhir kata ataupun yang terletak
setelah kata sandang yang diikuti oleh huruf-huruf syamsiyah. Contoh:
Amanna : أمنا بالل billa hi فهاء Amana as-sufaha : أمن الس `u
inna al-ladzi : إن الذين na كع والر : wa ar-rukka’i
d. Ta Marbu thah (ة)
Ta Marbu thah (ة) apabila berdiri sendiri, waqaf atau diikuti oleh kata (na’at),
maka huruf tersebut dialihaksarakan menjadi huruf “h”. contoh:
ة ي م ل س ال الجامعة al-Af`idah : الأفئدة : al-ja mi’ah al-Isla miyyah
Sedangkan ta marbuthah (ة) yang diikuti atau disambungkan (di-washal)
dengan kata benda (ism), maka dialihaksarakan menjadi huruf (t). contoh:
Amilatun Na‘ : عاملة ناصبة sibah الأية الك برى : al-`Ayat al-Kubra
e. Huruf Kapital
Sistem penulisan huruf arab tidak mengenal huruf capital, akan tetapi apabila
telah dialihaksarakan maka berlaku ketentuan ejaan yang disempurnakan
(EYD) bahasa Indonesia, seperti penulisan awal kalimat, huruf awal nama
tempat, nama bulan, nama diri dan lain-lain. ketentuan yang berlaku pada
EYD berlaku pula dalam alih aksara ini, seperti cetak miring (italic) atau
cetak tebal (bold) dan ketentuan lainnya. Adapun untuk nama diri yang
diawali dengan kata sandang, maka huruf yang ditulis capital adalah awal
nama diri, bukan kata sandangnya. Contoh: ‘Ali Hasan al-‘Aridh, al-
‘Asqalla ni , al-Farmawi dan seterusnya. Khusus untuk penulisan kata Al-
Qur`an dan nama-nama surahnya menggunakan huruf capital. Contoh: Al-
Qur`an, Al-Baqarah, Al-Fa tihah dan seterusnya.
xi
ABSTRAK
Terapi Rumatan Metadon merupakan program pengurangan
dampak buruk yang berkaitan dengan penggunaan napza suntik. Terapi
rumatan metadon telah diatur oleh Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia No:494/MENKES/SK/IV/2008 Tentang Penerapan Rumah Sakit
dan Satelit Uji coba Pelayanan Terapi Metadon serta Pedoman Program
Terapi Rumatan Metadon.
Metadon termasuk kedalam narkotika golongan II, dan jika
dikonsumsi dalam waktu yang lama akan menyebabkan ketergantungan fisik.
Jika berhenti mengkonsumsi metadon secara tiba-tiba, akan mengalami
gejala putus zat. Dalam hukum Islam, keharaman narkoba dikiaskan kepada
khamr, karena keduanya menimbulkan efek yang sama yaitu dapat
memabukan, menghadirkan kenikmatan semu, dan menimbulkan kecanduan,
membuat rusak sistem kerja otak, menimbulkan banyak penyakit, baik
penyakit dalam atau luar. Berdasarkan latar belakang tersebut, masalah yang
penulis teliti dalam masalah ini mengenai hukum terapi rumatan metadon
bagi pengguna narkoba suntik dalam tinjaun hukum Islam.
Kepatuhan yang kuat dari pasien dan dengan pengawasan yang
ketat dari dokter, penggunaan metadon dapat membantu menghilangkan
kebiasaan memakai opioda, mengurangi tingkat kriminalitas, dan membantu
memperbaiki hubungan pasien dilingkungan sosialnya. Metadon mampu
meningkatkan produktivitas pecandu secara social sehingga berbagai masalah
social yang timbul dapat diminimalisir atau bahkan dapat dihilangkan. Para
pecandu yang mengikuti rumatan metadon dapat kembali menjalani
kehidupan yang normal, meningkatkan kemampuan diri sendiri. Selama
pemberian jangka panjang, efek yang tidak diinginkan berkurang setelah
beberapa minggu, namun demikian konstipasi dan berkeringat akan tetap ada,
Beberapa efek samping yang muncul akibat metadon antara lain:
hypoventilasi (depresi pernafasan), konstipasi (penurunan kerja usus,
sehingga akan menimbulkan sulit BAB), pupil yang miosis (pupil
berkontriksi, sehingga penglihatan menjadi kurang jelas terutama pada
tempat gelap), nausea (mual), hipotensi, halusinasi, pusing, muntah, aritmia
jantung (bunyi jantung yang ireguler), anoreksi (penurunan nafsu makan),
peningkatan berat badan, nyeri perut, xerostomia (mulut kering), perspiration
(keringat berlebih), flushing (wajah memerah), kesulitan BAK,
pembengkakan pada tangan dan kaki, perubahan mood, penglihatan kabur,
insomnia, impotensi, ruam kulit, kejang. Jika dikombinasikan dengan obat
lain akan berpotensi menimbulkan kematian.
Metode penelitian dalam tesis ini adalah menggunakan metode
deskriptif analitik dengan pendekatan yuridis yaitu menghimpun data-data
yang dibutuhkan, selanjutnya disesuaikan dan dianalisis secara teliti
xii
berdasarkan hukum Islam. Langkah berikutnya adalah memaparkan hasil
temuan penelitian tersebut secara sistematis dan akurat. Kemudian penulis
juga menggunakan metode penelitian lapangan (Field research) dalam
mengumpulkan data-data yang dibutuhkan melalui wawancara dengan para
pasien yang mengikuti program terapi rumatan metadon, para ahli hukum
Islam dan juga yang berkompeten dan tahu banyak tentang seluk beluk
masalah terapi Metadon.
Hasil penelitian menunjukan bahwa program terapi rumatan
metadon dalam prespektif penanggulangan HIV/AIDS adalah tidak benar dan
dalam presfektif penyalahgunaan narkoba sama sekali tidak menyelesaikan
masalah. Penggunaan metadon tidak lebih dari sekedar untuk menggantikan
opioid ilegal, mabuk (ngefly) dengan narkoba yang murah dan legal. Berhenti
dari putaw atau NAPZA, sesungguhnya bukan karena metadon tetapi karena
niat yang kuat dari sipecandu, bahkan keluarga dan lingkungan hanya sebatas
mampu memberikan dukungan dan ketegasan. Metadon memiliki efek
samping yang bisa merusak kesehatan manusia. Dengan demikian,
menggunakan metadon sebagai pengobatan atau terapi hukumnya adalah
haram. Selain karena keharaman narkoba sudah qoth’i, metadon hanya
pengalihan bukan penyembuhan.
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Narkotika adalah zat kimia yang mengandung racun dan dapat
menyebabkan pemakainya ketagihan dan bahkan dapat merusak jaringan-
jaringan tubuh dalam, namun dalam jumlah tertentu dapat menghilangkan
rasa nyeri dan merangsang untuk tidur.1
Secara terminology (istilah), narkoba atau narkotika adalah
obat/bahan/zat, yang bukan tergolong makanan. Jika diminum, dihisap,
ditelan atau disuntikkan, berpengaruh terutama pada kerja otak (susunan saraf
pusat), dan sering menyebabkan ketergantungan2.
Menurut Dadang Hawari, narkotika adalah semacam candu atau
madat, terkandung di dalamnya zat adiktif yang dapat mempengaruhi,
merusak jaringan otak (syaraf pusat), dan jaringan tubuh3.
Narkotika dalam bahasa Arab di kenal dengan sebutan al-
Mukhaddira t. Al-Mukhaddira t adalah bentuk jama dari al-Mukhaddir. Dan
al-Mukhaddir merupakan isim fa ’il (bentuk subyek) dari kata al-Khidr yang
berarti as-Sitr (menutupi).4 Orang Arab sering berkata: al-Mar’atu
Khaddaraha Ahluha yakni perempuan itu ditutupi dan dilindungi oleh
keluarganya dari hal-hal yang membuatnya terhina. Dari keterangan ini,
maka al-Mukhaddira t adalah semua benda atau zat yang dapat menutup akal
sehat.5
Smith Kline dan French Clinical memberikan defenisi narkotika:
“Narkotika are drugs which produce insensibility or stupor due to
their depresseant effect on the central system. Included in this
definition are opium, opium derevatives (morphine, codien, heroin)
and synthetic opiates (meperidin, methadone)”.6
“Narkotika adalah zat-zat yang dapat mengakibatkan
ketidaksadaran atau pembiusan dikarenakan zat-zat tersebut bekerja
mempengaruhi susunan syaraf pusat. Dalam defenisi ini termasuk juga jenis
1 M. Dahlan al-Barry, Kamus Ilmiah Populer, (Yogyakarta: Arkola, 2001),h.510
2 Martono, L, Harlina dan Joewana Satya, Pencegahan dan Penanggulangan
Penyalahgunaan Narkoba Berbasis Sekolah, (Jakarta: Balai Pustaka, 2006), Cet,1,h.5 3 Dadang Hawari, Bahaya Narkotika, Majalah Panji Masyarakat, No, 37
(Jakarta: Dana Bhakti Prima Yasa, 1999), h. 26 4 Aw Munawwir, Kamus Al-Munawwir Arab-Indonesia Terlengkap, (Surabaya :
Pustaka Progresif, 2002), Cet.ke-20, h.352 5 Lihat dalam www aljazeera.net, 23 Oktober 2008
6 Smith Kline and French Clinial, A Manual For Law Enforcemen Officer Drugs
Abuse, (Pensylvania: Philladelphia, 1996), h.91
2
candu dan variannya seperti morpin, cocain dan heroin atau candu yang
dibuat secara sintetis seperti meripidin dan methadon”.
Meningkatnya jumlah pemakai Narkoba terutama yang
menggunakan jarum suntik telah menambah banyak jumlah penderita
penyakit menular seksual seperti HIV dan AIDS, Hepatitis B, Hepatitis C,
Siphilis, dan sebagainya. Berdasarkan penelitian lembaga-lembaga
penanggulangan masalah narkoba, 70% pemakaia narkoba yang
menggunakan jarum suntik di Jakarta telah tertular HIV dan AIDS. Awalnya
menular diantara sesama pemakai narkoba, akhirnya dapat menular kepada
keluarga dan masyarakat luas7.
Pemerintah berkewajiban menjamin hak-hak dasar setiap warga
negara, termasuk atas hak kesehatan. Dalam pasal 34 ayat 3 UUD 1945
disebutkan: “Negara bertanggungjawab atas fasilitas pelayanan kesehatan
dan fasilitas pelayanan umum yang layak”. Dalam fiqh siyasah juga
ditegaskan bahwa keberadaan negara dimaksudkan untuk menjamin
kebutuhan dan kemaslahatan publik. ( ةإح ل ص م ال بإط و ن م ةإي عإالر لى ع امإم الإ ف ر ص ت ).8
Dalam UUD 1945 Pasal 281 ayat (4), kewajiban umum negara
telah ditegaskan, “Perlindungan, pemajuan, penegakkan, dan Pemenuhan hak
asasi manusia adalah tanggungjawab negara, terutama pemerintah”. Oleh
karena itu, Program pengurangan dampak buruk dari penularan Narkotik
suntik ( Harm Reduction ) mutlak diperlukan. Harm Reduction terdiri dari
beberapa kegiatan yaitu: Program Kondom, program jarum suntik, dan
program substitusi.9
Ketiga program ini, dikalangan masyarakat menjadi bahan
perdebatan, terutama di kalangan tokoh agama. Ada yang menolak dan ada
juga yang menerima dengan argumentasi yang dimilikinya.
Kegiatan pendekatan Harm Reduction yang sedang dijalankan
hingga saat ini adalah terapi substitusi oral dengan metadon dalam sediaan
cair, dengan cara diminum. Hal tersebut dikenal sebagai Program Terapi
Rumatan Metadon (PTRM) yang dulunya dikenal dengan Program Rumatan
Metadon (PRM). Perogram terapi rumatan metadon telah diatur oleh
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No:494/MENKES/
7BNK kota Bekasi, Kenali Narkoba dan musuhi penyalahgunannya, (Lembaga
Kesehatan Preventif Yayasan Karya Bhakti, 2004), h.3 8Jalâl ad-Dîn ‘Abdurrah ma n bin Abi Bakr as-Suyu thi , al-Asybâh wa an-
Nazhâ’ir fi al Furû’, (Beirut, Dâr al-Fikr, t.th), hal. 83 9Kementerian Kesehatan, Modul dan Kurikulum Pelatihan Program Terapi
Rumatan Metadon, 2009, h,6
3
SK/IV/2008 Tentang Penerapan Rumah Sakit dan Satelit Uji coba Pelayanan
Terapi Metadon serta Pedoman Program Terapi Rumatan Metadon.10
Metadon termasuk kedalam narkotika golongan II yaitu narkotika
yang berkhasiat pengobatan digunakan sebagai pilihan terakhir dan dapat
digunakan dalam terapi dan atau untuk tujuan pengembangan ilmu
pengetahuan serta mempunyai potensi tinggi mengakibatkan
ketergantungan11.
Metadon adalah suatu opiat sintetik12 yang menyebabkan pasien
akan mengalami ketergantungan fisik. Jika ia berhenti mengkonsumsi
metadon secara tiba-tiba, ia akan mengalami gejala putus zat.
Terapi metadon merupakan suatu terapi pengganti opioid bagi
orang yang memiliki ketergantungan kronis terhadap opioid selama kurun
waktu lebih dari satu tahun. Opioid merupakan Zat adiktif golongan
narkotika yang saat ini merupakan jenis zat yang paling banyak digunakan di
Indonesia. Salah satu jenis opioid sintesis yang banyak beredar di kalangan
pengguna NAPZA adalah heroin13.
Terapi metadon bertujuan untuk mencegah/mengendalikan
penularan infeksi HIV, Hepatitis B dan C yang rentan ditularkan melalui
pemakaian jarum suntik bersama. Metadon diberikan dalam bentuk cair
dengan cara diminum dan ditelan di hadapan petugas. Jika digunakan secara
benar dan dengan pengawasan dokter, terapi metadon dapat membantu
menghilangkan kebiasaan memakai opioda, mengurangi tingkat kriminalitas,
dan membantu memperbaiki hubungan pasien di lingkungan sosialnya.
Prinsip utama rumatan metadon adalah untuk meniadakan keadaan sakau
(putus obat), meminimalkan gejala-gejala putus obat dan menghilangkan efek
euphoria yang disebabkan heroin. Para pecandu yang mengikuti rumatan
metadon dapat kembali menjalani kehidupan yang normal, meningkatkan
10
Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 494 Tentang Penetapan Rumah Sakit
dan Satelit Uji Coba Pelayanan Terapi Rumatan Metadon,thn 2006. h.4
11
Hari Sasangka, Narkotika dan Psikotrapika Dalam Hukum Pidana, (Jakarta:
Mahdur Masya, 2003) h.142 12
Salah satu sub kelompok utama narkoba yang merupakan depresan CNS
(Central Nerve System) atau Susunan Syaraf Pusat dan dapat mengurangi rasa nyeri dan
menyebabkan ketergantungan, heroin 10 kali lipat morfin, sedangkan kekuatan opioida
sintetik 400 kali lipat kekuatan mrfin. Lihat dalam Holil Soelaiman, Kamus istilah Tentang
Dan yang berhubungan dengan Penyalahgunaan Narkotika, psikotropika, dan Bahan Adiktif
lainnya (BNN, Jakarta, 2006) h, 156. Lihat juga dalam Martono, L, Harlina dan Joewana
Satya, Pencegahan dan Penanggulangan Penyalahgunaan Narkoba Berbasis Sekolah,
(Jakarta: Balai Pustaka, 2006), Cet,1,h. 12 13
Kementerian Kesehatan RI, Modul Konseling Adiksi Napza Bagi Petugas
Kesehatan, 2010
4
kemampuan diri sendiri dan lebih jauh lagi mampu menolong teman sebaya
dalam mengatasi masalah ketergantungan14.
Untuk pengaturan dosis, biasanya dosis awal metadon dianjurkan
sebanyak 15-30 mg setiap hari selama 3 hari pertama. Kematian sering terjadi
bila menggunakan dosis awal melebihi 40 mg. Pasien harus diobservasi
selama 45 menit setelah pemberian dosis awal untuk memantau tanda-tanda
toksisitas atau gejala putus obat. Peningkatan dosis harus perlahan-lahan dari
dosis awal (fase stabilisasi) sehingga memasuki fase rumatan. Dosis yang
direkomendasikan digunakan dalam fase stabilisasi adalah dosis awal
dinaikkan 5-10 mg tiap 3-5 hari (start slow go slow aim height). Hal ini
bertujuan untuk melihat efek dari dosis yang sedang diberikan. Total
kenaikan dosis tiap minggu tidak boleh lebih 30 mg. Jika pasien sudah
merasa nyaman, dosis dipertahankan antara 40-100 mg/hari selama kurang
lebih 18-24 bulan atau peserta memutuskan untuk berhenti (fase rumatan).
Dosis yang perharinya dibagi dua diturunkan 10 % tiap minggu dan ketika
dosis mencapai 20-30 mg, dosis dikurangi 1 mg per 2 minggu atau dosis tetap
selama lebih dari satu minggu, sampai akhirnya dihentikan.15
Jika dibandingkan dengan narkotik lainnya (morfin, idrocodone,
heroin), penggunaan metadon terbukti lebih aman (jika digunakan sesuai
dengan arahan klinis) dan tidak menyebabkan kerusakan pada organ vital
tubuh manusia (otak, hati, paru atau ginjal), meskipun telah dikonsumsi
selama lebih dari 30 tahun. Sifat kecanduan metadon tidak lebih buruk dari
heroin. Walaupun keadaan putus zat metadon lebih panjang dari
dibandingkan heroin, tetapi tidak lebih berat. Oleh karena sifat “High” tidak
sama dengan yang dihasilkan heroin, sugestinya juga tidak sebesar sugesti
terhadap heroin16.
Yang penting untuk menjadi perhatian di sini adalah bahwa
metadon termasuk kedalam narkotika golongan II, dan jika dikonsumsi dalam
waktu yang lama akan menyebabkan ketergantungan fisik, Jika ia berhenti
mengkonsumsi metadon secara tiba-tiba, ia akan mengalami gejala putus
zat.17 Sedangkan para ulama mengharamkan narkotika yang lazim disebut al-
Hasyisy.18
14
Yayasan Spiritia, Lembaga Informasi tentang HIV/AIDS untuk Odha,(Jakarta:
2009), h.670 15
Andrew Preston, Metadon hand book, (Jakarta: 2006), h.2 17
Gejala putus zat atau istilah lainnya adalah withdrawl syndrome yaitu keadaan
nyeri hebat sekujur tubuh akibat penghentian atau pengurangan penggunaan zat. Lihat dalam
Holil Soelaiman, Kamus istilah Tentang Dan yang berhubungan dengan Penyalahgunaan
Narkotika, psikotropika, dan Bahan Adiktif lainnya (BNN, Jakarta: 2006) h, 156 18
Bp Dharma Bhakti dan Yayasan Penerus Nilai-nilai Luhur Perjuangan 1945,
Mari Bersatu Memberantas Bahaya Penyalahgunaan Narkoba, (Jakarta: t.th), h,135
5
رإم ل ا ب ارإش د ي ام ك ال اوإن ت م د ي ام ر ح ة ش ي شإل أ “Hasyi sy (hukumnya) haram dan orang meminumnya dihukum
sebagaimana peminum khamr.”
Majelis Ulama Indonesia (MUI) dalam fatwanya tentang
penyalahgunaan Narkotika pada tanggal 10 Shafar 1396 H/ 10 Ferbuari 1976,
juga menyatakan haram hukumnya menyalahgunakan Narkotika, karena
dapat membawa kemadharatan yang mengakibatkan rusaknya mental dan
fisik serta terancamnya keselamatan masyarakat dan ketahanan Nasional.
Keharaman narkotika dapat diqiyaskan pada hukum khamr.
Sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur’an surah Al-Ma idah [5] ayat 90.
.
“Wahai orang-orang yang beriman! Sesungguhnya minuman
keras, berjudi, (berkorban untuk) berhala, dan mengundi nasib
dengan anak panah, adalah perbuatan keji dan termasuk
perbuatan setan. Maka jauhilah (perbuatan-perbuatan) itu agar
kamu beruntung”. (QS. Al-Ma idah [5]:90)
Ayat ini merupakan ayat yang terakhir yang diturunkan terkait
dengan pengharaman khamr. Ayat ini turun setelah peristiwa perang uhud.
Jika ayat pengharaman khamr dimulai dari QS. An-Nahl: 67, An-Nisa ’: 43,
Al-Baqarah: 219, dan diakhiri dengan ayat diatas (Al-Ma idah:90), maka
proses pengharaman khamr berlangsung sekitar 10 tahun. Ini artinya, Islam
selalu memperhatikan kadar kekuatan umatnya dalam proses penentuan
sebuah hukum. Dalam terminologi ushu l fiqh, proses penurunan hukum
secara bertahap ini dikenal dengan sebutan at-Tadarruj (berangsur-angsur).
Dalam ayat tersebut di atas secara tegas Allah SWT melarang
untuk meminum khamr. Larangan dimaksud dapat dilihat dari dua segi yaitu:
6
1. Shighat an-Nahi yakni Allah SWT menyebutkan keburukan dari
perbuatan dimaksud yang dalam hal ini dengan kata س ج رإ
2. Terdapat perkataan fa ijtanibu hu, ( ه وب نإت ج اف ) yang artinya : Maka jauhilah
olehmu. Kata tersebut berbentuk amr ( أمر ( atau perintah.19 Perkataan
berbentuk amr menunjukan perintah yang wajib dikerjakan. Oleh karena
itu maksud dari perkataan tersebut adalah: Wajib kamu jauhi minuman
khamr itu”.20 Al-Qurthubi (w. 671) berkata: Kalimat itu mengandung
kewajiban agar menjauhinya dari segala aspek pemanfaatan. Bukan saja
tidak boleh diminum, tetapi juga tidak boleh dijual, dan tidak boleh
dijadikan obat.21
Jumhur ulama berpendapat bahwa hakikat asal nahi itu adalah
haram dan ia baru bisa menjadi bukan haram bila ada dalil lain yang
menunjukannya. Dalam hal ini jumhur ulama mengemukakan sebuah Kaidah
Ushuliyah yang populer:
أ 22 ي إرإح لت لإيإه الن فإل ص ل
“Asal dari larangan adalah untuk hukum haram”.
Penelitian medis membuktikan efek negatif khamr bagi kehidupan
manusia baik secara pribadi maupun sosial. Peminum khamr akan mengalami
berbagai gangguan pisik maupun psikis, bahkan kalaupun kebiasaan minum
khamr itu dihentikan, pelakunya tidak luput dari gangguan lain. Kebiasaan
minum akan berakibat negatif dan sekalipun akan dihentikan juga
menimbulkan efek negatif23.
Dengan demikian Khamr dan narkotika merupakan dua jenis yang
berbeda, tapi mempunyai kesamaan dalam akibat yang ditimbulkannya,
sama-sama dapat memabukan dan menimbulkan kecanduan, bahkan dapat
menimbulkan banyak penyakit, baik penyakit dalam maupun luar.
Kemudian hubungannya dengan objek kajian dalam penelitian ini,
yaitu tentang terapi metadon yang dihubungkan dengan hukum Islam. Penulis
19
Abdul Wahab Abdul Muhaimin, Kajian Islam Aktual, (Jakarta: Gaung Persada
Press, 2011), Cet 1, h, 217 20
Ar-Ra gib al-Ashfaha ni , al-Mufradât fî Gharîb Al-Qur’an, (Kairo: Maktab
Taufiqiyah, t.th) h, 79 21
Quraish Shihab, Tafsi r al-Misbâh, (Jakarta: Lentera Hati, 2006), vol 3, h,19 22
Amir Syarifuddin, Ushûl Fiqh, (Jakarta: Prenada Media Group,2009), Cet 5,
h,210. Lihat juga Beni Ahmad Saebani, Filsafat Hukum Islam, (Bandung: Pustaka Setia,
2007) h, 283 23
Ali Haidar, Hukum Minum Bir, Dalam Huzaimah T.Yanggo dan H.A.Hafiz
Anshary, ed, Problematika Hukum Islam Kontemporer,(Jakarta: Pustaka Firdaus, cet. 3,
2002,) h, 147
7
memulainya dengan sebuah pertanyaan: Apakah penggunaannya dibolehkan,
karena ia bermanfaat bagi manusia atau sebaliknya, yaitu bahwa
penggunaannya dilarang, karena ia masuk dalam kategori barang-barang
yang buruk, dan akan berimplikasi negatif bagi penggunanya. Apakah
Metadon diperbolehkan untuk pengobatan?
Berikut ini penulis akan mengemukakan salah satu ayat dan hadits
yang berbicara tentang hal tersebut, agar kita mendapat gambaran yang tepat
...
“…Menghalalkan bagi mereka yang baik-baik dan lezat dan
mengharamkan yang keji-keji (kotor). (QS.Al-A’raf:[7]:157)
Ayat di atas berbicara tentang perintah mengerjakan sesuatu yang
baik (ma,ruf) dan melarang mengerjakan hal yang mungkar. Kemudian Allah
menghalalkan sesuatu yang sifatnya baik dan mengharamkan sesuatu yang
buruk.
Hadits Rasulullah SAW:
ون ار ه ن ب د ي زإي ان ث د ح ى طإاسإو ال ة د اب ع ن ب د م م ان ث د ح أ ن ع م لإس م نإب ة ب ل ع ث ن ع اش ي ع ن بإيل اعإس إإان ار ب خ أ ان ر م عإبإ
أ ن ع اءإد ر الد م أ ن ع ي ارإص ن ال اللإل و س ر ال ق :ل قا اءإد ر الد بإاء د ل ك لإل ع ج و اء و الد و اء الد ل ز ن أ الل ن إإ:م ل س و هإي ل ع ىاللإل ص و او د ت ل او و او د ت ف اء و د 24هأبوداود(ارو)ام ر ابإ
“Muhammad bin ‘Ubâdah al-Wasîthi memberitahukan kepada
kami: Yazîd bin Hârun memberitahukan kepada kami: ‘Ismâi l bin
Ayyâsy mengabarkan kepada kami: dari Tsa’labah bin Muslim
dari Abî ‘Imran al-Anshârî dari Umi ad-Dardâ dari Abî ad-Dardâ
berkata: Rasulullah saw bersabda: Sesungguhnya Allah Ta’ala
menurunkan penyakit dan obat. Dia menjadikan obat untuk setiap
penyakit, maka berobatlah, dan janganlah berobat dengan yang
haram.” (HR. Abû Dâwud)
24
Sulaima n ibn al-Asy’ats Abû Dâwud al-Sijistânî, Sunan Abî Dâwud, (Kairo:
Dâr al-Haitsa m, 2007) Kitab ath-Thib, bab fi al-Adwiyat al-Makru h ah,No hadits. 3874. Jilid
2, h.276
8
Hadits diatas dengan tegas melarang berobat dengan sesuatu yang
diharamkan.
Persoalan ini menjadi menarik untuk dielaborasi lebih lanjut,
terutama setelah kita coba untuk menganalisa lebih jauh tentang keberadaan
suatu dalil atau kaidah yang berbunyi sebagai berikut:
25 انإم ز ل ا ي إغ ت بإمإكا ح ل ا ر ي غ ت “Ketentuan-ketentuan hukum dapat berubah dengan berubahnya
masa (kondisi)”.
Persoalan ini juga akan menjadi menarik, kalau kita coba
menggunakan metode qiyas (analogi) kepada ayat yang membolehkan
memakan makanan yang telah jelas-jelas diharamkan, tentunya dalam
kondisi tertentu. Ayat yang dimaksud adalah ayat 173 Surah Al-Baqarah.
“Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan bagimu bangkai,
darah, daging babi, dan binatang yang (ketika disembelih) disebut
(nama) selain Allah. Tetapi barang siapa dalam keadaan terpaksa
(memakannya) sedang dia tidak menginginkannya dan tidak (pula)
melampaui batas, Maka tidak ada dosa baginya. Sesungguhnya
Allah maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”(QS. Al-Baqarah
[2]: 173)
Ayat di atas menerangkan tentang keharaman bangkai, darah
daging babi dan juga binatang yang akan disembelih dengan menyebut nama
selain Allah, akan tetapi dalam keadaan “terpaksa” maka semua yang
diharamkan sebagaimana disebutkan di atas adalah dibolehkan karena adanya
25
Jalâl ad-Din ‘Abdurrah ma n ibn Abi Bakr as-Suyu thi , al-Asybâh wa an-
Nazhâ’ir (Beirut: Dâr-Al-kutub Al-Ilmiyah, 1430) Jilid 1 h.157
9
prioritas kepentingan yang lebih diutamakan yaitu kepentingan menjaga jiwa,
tentunya dengan tidak berlebihan dalam pemanfatannya.
Imam Jala l ad-Di n as-Suyu thi (841-911H) dalam kitabnya al-
Asybâh wa an-Nazhâ’ir, ketika menjelaskan kaidah : اتإر و ظ ح م ال ح ي بإت ة ر و ر الض
(dharurat itu membolehkan hal-hal yang dilarang) berkata, “Berdasarkan
kaidah tersebut, dibolehkan memakan bangkai (mayat) manusia ketika dalam
keadaan kelaparan, sementara makanan lain tidak ada.”26
Kemudian kaidah yang berbunyi: امإع ال رإر الض عإف د لإاص ال ر ر الض ل م ح ت ي
(Kemudharatan yang sifatnya lebih kecil bisa dikalahkan untuk menghindari
yang lebih besar). Contoh kaidah ini adalah Pendapat Ibnu Taimiyah yang
membiarkan seorang pemabuk untuk minum khamr, karena jika ia tidak
minum khamr ia akan membunuh banyak kaum muslimin di sekitar tempat
itu27.
Sehubungan dengan masalah metadon, pertanyaan yang kemudian
muncul adalah: Apakah metadon bisa dianalogikan dengan apa yang
dimaksud dan disebut oleh ayat dan kaidah fiqhiyah tersebut di atas, karena
memiliki unsur yang sama atau sebaliknya bahwa metadon tidak dapat
dianalogikan, karena tidak memiliki unsur penunjang (‘illat) dan memenuhi
persyaratan analogi.
Hal inilah yang menjadi perhatian dan menarik, khususnya bagi
penulis, sehingga penulis berinisiatif mengadakan penelitian secara
komprehensif yang akan membahas panjang lebar masalah “Terapi
Rumatan Metadon Bagi Pengguna Narkoba Suntik Dalam Tinjauan
Hukum Islam” dalam tesis ini. Yang nantinya diharapkan permasalahan
seputar terapi metadon akan menemukan titik pemecahan masalah yang jelas.
B. Identifikasi Masalah
Beradasarkan uraian tentang Terapi Metadon, yang ada dalam latar
belakang masalah, maka teridentifikasi beberapa masalah sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan terapi rumatan metadon?
2. Bagaimanakah terapi rumatan metadon itu di terapkan bagi pengguna
narkoba suntik?
3. Apa manfaat dan mafsadat dari terapi rumatan metadon?
4. Apa tujuan terapi rumatan metadon ?
C. Pembatasan Perumusan Masalah
26
Jala l ad-Din ‘Abdurrah ma n as-Suyu thi , al-Asybâh wa al-Nazhâ’ir, (Beirut-
Libanon: Dâr al-Fikr, 1415 H/1995 M), Hal 60. 27
‘Abd al-Kari m Zaidan, al-Waji z fî Ushûl al-Fiqh, (Beirut: Muassasah al-
Risalah, 2006), Cet 15, h,383
10
Dari ilustrasi di atas, jelas sekali terlihat bahwa jika kita mencoba
untuk memfokuskan perhatian pada permasalahan terapi metadon, maka akan
dihadapkan pada beberapa permasalahan yang terkait dengannya.
Permaslahan tersebut sangat dominan dalam memberi pengaruh dan
dijadikan pertimbangan dalam melihat boleh dan tidaknya penggunaan
metadon dalam proses pengobatan bagi pengguna narkoba. Dengan berpijak
pada masalah yang dimaksud (dalam identifikasi masalah), dalam hal ini
penulis akan membatasi pembahasan penelitian pada terapi rumatan metadon
dilihat dari sudut pandang hukum Islam, yang dalam pembahasannya juga
akan menyinggung pendapat ulama. Untuk mencapai maksud tersebut,
tentunya penulis juga akan mengemukakan metodologi pengambilan
kesimpulan hukum yang digunakan oleh para ulama dalam proses pencarian
dan penetapan hukum.
Berdasarkan hal tersebut diatas, dan untuk mengetahui bagaimana
posisi hukum penggunaan metadon dalam Islam, maka penulis dapat
merumuskan permasalahan-permasalahan dalam bentuk pertanyaan sebagai
berikut:
1. Apakah yang dimaksud dengan Terapi Rumatan Metadon?
2. Bagaimana tinjauan hukum Islam tentang Terapi Rumatan Metadon?
D. Tujuan dan kegunaan penelitian
a. Tujuan Penelitian:
1. Untuk mengetahui apakah yang dimaksud dengan Terapi Rumatan
Metadon?
2. Untuk mengetahui bagaimana tinjauan hukum Islam tentang Terapi
Rumatan Metadon?
b. Manfaat Penelitian:
1. Menambah khazanah keilmuan baru dalam dunia keilmuan Islam
2. Diketahuinya prinsip medis terapi rumatan metadon
3. Diketahuinya hukum terapi rumatan metadon
4. Untuk memperoleh gelar Magister Agama
E. Metode Penelitian
1. Metode yang digunakan
Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode deskriptif
analitik dengan pendekatan yuridis yaitu menghimpun data-data yang
dibutuhkan, selanjutnya disesuaikan dan dianalisis secara teliti berdasarkan
hukum Islam. Langkah berikutnya adalah memaparkan hasil temuan
penelitian tersebut secara sistematis dan akurat.
2. Sumber dan pengumpulan data
Pengumpulan data yang penulis lakukan melalui studi kepustakaan
(library research) dengan mengumpulkan karya-karya yang berkaitan dengan
itu. mulai dari literatur-literatur yang berupa bacaan, bahan dari majalah,
surat kabar, artikel serta sumber lain yang menunjang.
11
Kemudian penulis juga menggunakan metode penelitian lapangan
(Field research) dalam mengumpulkan data-data yang dibutuhkan guna
melengkapi data yang telah ada. Penelitian lapangan yang dimaksud adalah
lebih pada usaha-usaha yang dilakukan penulis berkompeten dan tahu banyak
tentang seluk beluk masalah terapi metadon melalui wawancara. Proses
wawancara tersebut menggunakan alat bantu berupa pedoman wawancara
dan Handphone dan alat-alat lain yang dibutuhkan.
Hasil wawancara tersebut dicatat, setelah terlebih dahulu mendapat
izin dari orang yang diwawancarai. Kemudian ditranskrip ke dalam bentuk
tulisan. Proses selanjutnya, ialah peneliti mencari jawaban-jawaban atas
permasalahan yang telah dirumuskan dalam peneletian ini, dari hasil
wawancara yang telah ditranskrip tersebut.
F. Kajian Pustaka
Buku-buku dan karya tulis mengenai terapi metadon dalam
tinjauan hukum Islam memang belum ada, tetapi buku-buku yang
menyinggung tentang metadon secara sepintas sudah ada, seperti buku
yang berjudul Advokasi, Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba, yang
diterbitkan oleh Badan Narkotika Nasional Republik Indonesia (BNN RI).
Kemudian keluarnya Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
No:494/MENKES/SK/IV/2008 Tentang Penerapan Rumah Sakit dan Satelit
Uji coba Pelayanan Terapi Metadon serta Pedoman Program Terapi Rumatan
Metadon sebagai upaya untuk mengurangi dampak buruk dari penularan
Narkotik suntik. Di samping itu, terdapat modul Konseling Adiksi Napza
Bagi Petugas Kesehatan, yang diterbitkan oleh Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia. Modul tersebut sekaligus merupakan pedoman bagi
petugas kesehatan klinik PTRM diseluruh Indonesia.
Ada juga beberapa buku Dr. Dadang Hawari, seorang Dokter dan
Psikiater yang banyak menggeluti masalah dan menanggulangi korban
narkoba. Seperti, Penyalahugunaan dan ketergantungan Naza
(Narkotika,Alkohol, dan Zat Adiktif), Petunjuk Praktis Terapi (Detoksifikasi)
Miras dan Narkoba Tanpa Anestesi dan Substitusi (Metadon, Subutex, dan
Sejenisnya) dan HIV/AIDS. Disamping itu, Beliau banyak menulis tentang
narkoba di media-media cetak dan majalah serta dalam bentuk makalah untuk
seminar. Dadang Hawari sangat menentang keras terhadap Terapi Rumatan
Metadon dengan mengatakan “Itu terapi yang salah besar”. Metadon hanya
obat lama dan tidak mendunia. Tetapi beliau tidak membahas secara
mendetail tentang metadon itu sendiri, terlebih-lebih dalam kajian hukum
Islamnya.
Kemudian buku yang berjudul al- Halâl wa al- H arâm fi al-Islâm
karangan Dr.Yu suf al-Qaradha wi , yang menjelaskan mengenai dasar-dasar
halal dan haram dalam Islam. Cakupan buku ini sangat luas tidak hanya
membahas mengenai halal dan haram dalam kaitannya dengan makanan dan
12
minuman, tetapi juga konsep halal dan haram seluruh aspek kehidupan
seorang muslim. Dan juga Buku al-Fiqh al-Islâmî wa Adillatuhu yang ditulis
oleh Wahbah az-Zuh aili terdapat bab yang menyinggung mengenai makanan
halal dan haram, pendapat ulama mengenai dibolehkannya makanan dan
minuman yang haram dalam keadaan darurat serta pendapat para ulama
mengenai bahan najis dan haram dalam pengobatan. Selain itu, ada juga
dalam bentuk tesis yang disusun oleh Arison Sani Mahasiswa IIQ Jakarta,
Konsentrasi Ulum Al-Qur’an dan Ulum al-Hadits dengan judul Khamr dalam
Prespektif Al-Qur’an. Tesis ini juga membahas tentang pengertian khamr,
jenis dan golongannya, serta bahaya khamr. Tesis ini menghasilkan bahwa
Khamr dapat dikatakan narkoba atau sebaliknya, narkoba juga dapat disebut
sebagai Khamr dalam arti majazi . Argumentasinya yang dikemukakan
adalah: Kegunaan dan dampak yang ditimbulkan dari khamr dan narkoba
adalah sama: Kegunannya yaitu berfoya-foya mabuk-mabukkan dan
kecanduan sedangkan dampaknya yaitu menimbulkan penyakit baik dalam
maupun luar dan merusak system kerja otak. Juga tesis yang disusun oleh
Hilyatuz zahrah yang berjudul Titik kritis keharaman obat dan solusinya
dalam kajian fiqh. Penelitian ini menghasilkan bahwa penggunaan alkohol
yang berasal dari khamr di dalam pembuatan obat-obatan, hukumnya haram
kecuali dengan alasan darurat. Itupun tidak berlaku untuk selamanya. Umat
Islam tetap harus mencari penggantinya.
Dari penelitian yang penulis temukan dari kedua judul tesis diatas
pada prinsipnya semua mengatakan bahwa khamr ataupun narkotika
adalah haram untuk dikonsumsi (diminum dan dimakan), begitu juga
haram dijadikan sebagai pembuatan obat-obatan. Dalam penelitian ini,
Penulis melakukan penelitian tentang Peraturan Pemerintah yang telah
diputuskan dan diberlakukan dibeberapa Rumah Sakit di setiap Kabupaten
atau Kota yang ada diseluruh Indonesia oleh Menteri Kesehatan RI
NO:494/MENKES/SK/IV/2008, tentang Pelayanan Terapi Rumatan
Metadon Serta Pedoman Program Terapi Rumatan Metadon.
G. Sistematika penulisan
Penulisan penelitian ini terdiri dari lima bab yang masing-masing
memiliki sub-sub bab, adapun sistematika penulisan dalam penelitian ini
dapat digambarkan sebagai berikut:
Pada Bab Pertama, merupakan bab pendahuluan, yang diawali
dengan Latar belakang masalah, kemudian secara berurutan akan dibahas
identifikasi masalah, pembatasan dan perumusan masalah, metode penelitian,
tujuan dan kegunaan dan terakhir adalah sistematika penulisan.
Pada Bab kedua, penulis menjelaskan dan memaparkan secara
umum tentang Pengertian Narkoba, Sejarah dan Penggolongan Narkoba,
Jenis Narkoba, Bahaya Penyalahgunaan Narkoba, dan Penanggulangan
Penyalahgunaan Narkoba.
13
Bab ketiga, penelitian ini akan diarahkan pada prinsip yang
menjadi pertimbangan dalam penetapan hukum Islam, yang diawali dengan
defenisi hukum Islam dan tujuan syari’at Islam. Selain itu penulis juga akan
sedikit menyinggung tentang darurat, pengertian serta batasannya sebagai
rangkaian akhir pembahasan yang terdapat dalam bab ini.
Pada Bab ke empat, penulis akan memfokuskan pada pembahasan
tentang kedudukan hukum metadon dan terapi rumatan metadon dari sudut
pandang hukum Islam. Untuk mendapatkan jawaban tentang kedudukan
hukum metadon, maka pada bab ini penulis akan memaparkan pendapat para
praktisi terapi metadon dan ulama hukum Islam. Dan analisa penulis terhadap
terapi rumatan methadon.
Pada Bab kelima, merupakan bagian penutup dari keseluruhan
penelitian ini, yang akan diformulasikan dalam bentuk penarikan kesimpulan
dan pemberian saran-saran jika diperlukan.
14
15
151
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan urain-uraian yang telah disampaikan pada bab-bab
sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa:
1. Terapi Rumatan Metadon adalah usaha pemerintah untuk
mengurangi dampak buruk yang diakibatkan oleh pengguna
narkoba suntik. Terapi metadon dilatarbelakangi oleh adanya
semakin meningkatnya pengguna narkoba suntik dan penularan
penyakit HIV dan AIDS.
2. Dalam tinjauan hukum Islam, haram hukumnya menggunakan
metadon sebagai terapi atau pengobatan. Adapun argumentasinya
adalah:
a. Dari sisi kegunaan, metadon digunakan untuk mabuk-
mabukan, menghadirkan kenikmatan semu, dan menimbulkan
kecanduan. Dari sisi dampak yang ditimbulkan, metadon
membuat rusak sistem kerja otak, menimbulkan banyak
penyakit, baik penyakit dalam maupun luar. Bahkan jika
dibandingkan dengan heroin atau napza lainnya rasa sakit
karena metadon lebih lama sampai 3 bulan, sementara heroin
atau putaw hanya 7 hari sudah hilang rasa sakitnya. Ada
beberapa hadits yang menyebutkan bahwa:
)رواه مسلم ( " كل مسكر خمر ومكل مسكر حمرمام "“Setiap yang memabukkan adalah khamr dan setiap yang
memabukkan adalah haram”.
Dan juga Hadits:
ه مسلم (ا)رو إنه لميسم بدموماء وملمكنه دماء
“Sesungguhnya khamr bukanlah obat, namun sebenarnya dia
adalah penyakit.” (HR.Muslim).
Dalam hadits lain disebutkan:
اءم ومالد اوموا اء اءم ومجمعملم لكل دماء دموم وم إن اللهم أمن زملم الد ف متمدماوموا بمرمام )رو (أبو داوده اوملام تمدم
“Sesungguhnya Allah menurunkan penyakit dan obat. Dia
menjadikan obat untuk setiap penyakit, maka berobatlah dan
jangan berobat dengan yang haram.” (HR. Abû Dâwud).
152
Dan juga hadits
البخارى( ها)رو م ك ي لم عم مم ر ا حم مم ي ف م ك اءم فم ش ل عم يم لم اللهم ن إ
“Sesungguhnya Allah tidaklah menjadikan kesembuhan kamu
di dalam sesuatu yang diharamkan.” (HR. al-Bukhârî).
b. Terapi metadon dilakukan dalam jangka panjang, karena itu
disebut Terapi Rumatan Metadon, bahkan bisa sampai seumur
hidup. Dalam hukum Islam, Selama masih ada obat-obatan
yang halal dan suci, umat Islam diwajibkan untuk
menggunakan obat atau ramuan yang halal dan bebas dari hal-
hal yang diharamkan oleh Allah SWT Karena sesungguhnya
Allah tidak akan meletakkan obat pada sesuatu yang haram
kecuali dengan alasan dharurat. Penggunaan bahan yang
haram dengan alasan dharurat hanya berlaku untuk jangka
pendek saja, tidak berlaku untuk selamanya. Oleh karena itu
tetap harus dicari pengganti yang halal dan sesuai syar’i
c. Berhenti dari heroin atau putaw sesungguhnya bukan karena
metadon, tetapi karena niat yang kuat dari setiap pasien untuk
tidak mengkonsumsi narkoba.
B. Saran-saran
1. Upaya pencegahan dan pemberantasan terhadap penyalahgunaan
dan peredaran gelap narkoba perlu dilakukan secara komprehensif
dan multidimensional, dengan melibatkan berbagai pihak yang
terkait, baik pemerintah maupun masyarakat.
2. Dalam upaya terapi dan rehabilitasi bagi korban penyalahgunaan
narkoba selain menjadi tanggungjawab pemerintah, diberikan
kesempatan seluas-luasnya kepada masyarkat, organisasi
kemasyarakatan dan keagamaan untuk berpartisipasi dalam upaya
penyelenggaraan terapi dan rehabilitasi dengan berpedoman
kepada standarisasi pelayanan terapi dan rehabilitasi yang
ditentukan.
3. Program terapi rumatan metadon yang telah diatur dalam
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No:
494/MENKES/SK/IV/ 2008 Tentang Penerapan Rumah Sakit dan
Satelit Uji Coba Pelayanan Terapi Metadon serta Pedoman
Program Terapi Rumatan Metadon adalah program yang gagal
dalam menyelesaikan penyalahgunaan narkoba. Oleh karena itu
dalam mencari pengobatan atau rehabilitasi bagi pengguna narkoba
hendaknya umat Islam mencari terlebih dahulu obat atau ramuan
yang halal sesuai dengan syariat Islam.
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Muhaimin, Abdul Wahab. Kajian Islam Aktual, Jakarta: Gaung
Persada Press, 2011.
Abd ar-Rauf, Muh ammad. At-Tukîf ‘alâ Mahmâti at-Ta’ârif, Damaskus: Dar
al- Fikr,1410 H.
Abû Yah ya, Zakariya Ibn Muh ammad Ibn Zakariya al-Anshâri , Al-Hudu d al-
Aniqah wa at-Ta’rîfât ad-Daqîqah, Beirut: Dâr al-Fikr al-
Mu’âshi r, 1411 M
Ahmad Saebani, Beni. Filsafat Hukum Islam, Bandung, Pustaka Setia, 2007.
Ahmad, Amrullah dkk. Dimensi Hukum Islam dalam Sistem Hukum
Nasional, Jakarta: Gema Insani Press,Tahun 1996.
Al-‘Asqalla ni , Ah mad bin ‘Ali bin Hajar. Fath al-Bari bisyarh Shahih al-
Bukhari , cet. 1, Kairo: Dar al- H adits, 2004.
Ali, Muh ammad Daud. Hukum Islam: Pengantar Ilmu Hukum dan Tata
Hukum Islam di Indonesia, Jakarta: PT raja Grafindo Persada,
2009.
Ambari, Mu’arif Hasan. Ensiklopedi Islam, Jakarta: PT Ikhtiar Baru van
Hoeve, 1996.
Ansharullah, Muhammad. Beralkohol tapi Halal, Menjawab Keraguan
Tentang Alkohol Dalam Makanan, Minuman, Obat dan Kosmetik,
Solo, Pustaka Arafah, 2011.
‘Audah, Abd al-Qa dir. at-Tasyri ’ al-Jina ’i al-Islami , Kairo: Maktabah an-
Nahdhah al-‘Arabiyah, Juz 2,1990.
Bikrett, Dj. NSW Methadone Maintenance Treatment Clinical Practice
Guidelines, NSW Health Departement, 1999.
BNK Samarinda. Sejarah Narkoba, Makalah penanggulangan Narkoba,
2007.
BNN RI. Advokasi, Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba, 2009.
_______, Jurnal data Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan
Peredaran Gelap Narkoba (P4GN) tahun 2012 edisi tahun 2013.
_______, Komunikasi Penyuluhan Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba,
2004.
_______, Pedoman Pelaksanaan P4GN, Melalui Peran Serta Kepala
Desa/Lurah, Babinkamtibmas dan PLKB di Tingkat
Desa/Kelurahan, 2007.
_______, Pedoman Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba bagi Pemuda,
2004.
_______, Pedoman Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba bagi Remaja,
2003
_______, Modul Pelatihan Tokoh Masyarakat sebagai Fasilitator Penyuluh
Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba, Jakarta: Pusat Dukungan
Pencegahan Pelaksana Harian Badan Narkotika Nasional, 2005.
_______, Kamus istilah Tentang dan yang berhubungan dengan
Penyalahgunaan Narkotika, psikotropika, dan Bahan Adiktif
lainnya, Jakarta, 2006.
_______, Narkotika dalam Pandangan Agama,Jakarta, Direktorat Diseminasi
Informasi Deputi Bidang Pencegahan Badan Narkotika Nasional.
2010.
Budiarjo, Ahmad et.al. Kamus Psykologi, Semarang: Dahlan Prize, 1991.
Al-Bukhâri , Abi ‘Abdillah Muh ammad ibn Ismâ’i l. Matn al-Bukhari bi
Hasyiyah as-Sindi , Juz. 1,3 Beirut: Da r al-Fikr, cet. 1, 1994
Buku Kedokteran EGC, Kamus Kedokteran Dorland, Tim terjemah: Rima
M. Harjono et.al, Jakarta: 1994
Dagum, Save M. et al, Kamus Besar Ilmu Pengetahuan, Jakarta: Lembaga
pengkajian kebudayaan Nusantara,1999.
Departemen Kesehatan. Modul dan Kurikulum Pelatihan Program Terapi
Rumatan Metadon (PTRM), 2009.
Ad-Dimasyqi , Abu al-Fidâ’ Isma i l bin Katsir al-Qurasyi . Tafsîr Al-Qur’an
al-‘Azhîm, Kairo: Dar al-manar, Juz I, 2002.
DITJEN Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial. Acuan Umum Pelayanan Sosial
Penyandang HIV/AIDS, Jakarta: Departemen Sosial RI, 2003.
Djamil, Fathurrahman. Metode IjtihadMajlisTarjih Muhammadiyah,Jakarta,
logos publishing house, cet. 1, 1995.
_______, Filsafat Hukum Islam, Jakarta: Logos Wacana Ilmu,1999.
Djazuli, Ahmad. Kaidah-kaidah Fikih: Kaidah-Kaidah Hukum Islam dalam
Menyelesaikan Masalah-masalah yang praktis, Jakarta: Kencana,
cet ke-3, 2010,
Echole, John M. Kamus Inggris-Indonesia, Jakarta: Gramedia, 2000.
Al-Fanjari , Ahmad Syauqi . Nilai Kesehatan dalam Syari,at Islam, Pentrj.
Ahsin Wijaya dan Totok Jumantoro, Jakarta: Bumi Aksara, 2010
Al-Ghaza li, Abu Hamid Muh ammad bin Muhammad bin Muhammad. al-
Mustashfa bi tahqiqi Abdullah Mahmud Muh ammad ‘Umar,
Beirut: Dar al Kutub Ilmiyah, 2008.
Gulo, Dali. Kamus Psikologi, Bandung: Tonis, 1982.
Hanafi, Ahmad. Pengantar dan Sejarah Hukum Islam, Jakarta: Bulan
Bintang,1970.
Hawari, Dadang. Ilmu Kedokteran Jiwa dan Kesehatan jiwa Prespektif Al-
Qur’an dan as-Sunnah, Jakarta: Fakultas Kedokteran Indonesia,
2013
_______, Al-Qur’an Ilmu kedokteran dan kesehatan jiwa, Yogyakarta: PT
Dana Bhakti Prima Yasa, 2004.
155
_______, Bahaya Narkotika, Majalah Panji Masyarakat, Jakarta: Dana
Bhakti Prima Yasa, 1999.
_______, Konsep Islam Memerangi AIDS dan NAZA, Yogyakarta: PT Dana
Bhakti Prima Yasa, 1996.
_______, Penyalahgunaan dan Ketergantungan NAZA, Jakarta: Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia, 2008.
_______, Penyalahugunaan dan ketergantungan Naza Narkotika, Alkohol,
dan Zat Adikti), Jakarta: Fakultas Kedokteran Indonesia, 2012.
_______, Petunjuk Praktis Terapi (Detoksifikasi) Miras dan Narkoba Tanpa
Anestesi dan Substitusi (Methadon, Subutex, dan Sejenisnya) dan
HIV/AIDS, Edisi ke 2, Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia, 2011.
_______, Terapi dan rehabilitasi Mutakhir Pasien NAZA Metode
Prof.Dr.dr.H.Dadang Hawari,Psikiater, Jakarta: UI-Press, 2008
Hayya n, Abu Hayya n Muh ammad bin Yu suf bin ‘Ali bin Yu suf, al-Bah r al-
Muhi th, Beirut: Da r Sha dr, t.th
Hermawan, Rachman S. Penyalahgunaan Narkotika oleh Para Remaja,
Bandung: PT Eresco, 1986.
Hoan Tjay, Tan dan Kirana Rahardja. Obat-obat penting, khasiat,
Penggunaan dan efek-efek sampingnya, Jakarta: PT Elek Media
Komputindo Kelompok Gramedia, 2002.
Al-Jaizani, Muh ammad bin Hasan. Ma’a lim fi Ushûl Fiqh ‘Inda Ahlis sunnah
wa al-Jamâ’ah, Riyadh: Dâr al Ibnul Jauzi, 1996 M/1416
Al-Jazairi, Abdurrah man. al-Fiqh ‘alâ Madzâhib al-Arba’ah, Kairo: Dâr al-
Hadi ts, Juz V, 2004.
Al-Jurjâni, ‘Ali Ibn Muh ammad Ibn ‘Ali. at-Ta’rîfât, Beirut: Dâr al-kitab al-
Arabi,1405
Ka’bah, Rifyal. Hukum Islam di Indonesia, Jakarta : Universitas Yarsi,1999.
Kartono, Kartini. Patologi Sosial 3: Gangguan-gangguan kejiwaan, Jakarta:
PT. Raja Grafindo Persada, 1997.
Kementerian Kesehatan RI. Modul Konseling Adiksi Napza Bagi Petugas
Kesehatan, 2010.
Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 494 Tentang Penetapan Rumah Sakit
dan Satelit Uji Coba Pelayanan Terapi Rumatan Metadon,2006
Khalla f, ‘Abd al-Waha b. Ilm Ushûl al-Fiqh, Kairo: Dâr al-Fikr, 1996
_______, Masha dir at-Tasyri ’ fi ma la Nassha Fi h, Kuwait: Da r al-Qalam,
1972.
Khali l, Hasan Rasya d. at-Tasyri ’ al-Isla mi: Adwaru Tathwurihi Mashadiruhu
Madza hibuhu al-Fiqhiyah, Kairo: Universitas al-Azhar, 2001.
Madyan, Ahmad Syam. AIDS Dalam Islam Krisis Moral atau Krisis
Kemanusiaan, Mizan, Bandung, 2009.
Mahmassani, Subhi. Falsafah al-Tasyri’ fil al-Islâm, ter. Ahmad Sudjono,
Bandung: PT Al-Ma’a rif, 1981.
Mardani. Penyalahgunaan Narkoba dalam Prespektif Hukum Islam dan
Hukum Pidana Nasional, Jakarta: Rajawali Pers, 2007.
Martono, Harlina dan Joewana Satya, Pencegahan dan Penanggulangan
Penyalahgunaan Narkoba Berbasis Sekolah, Jakarta: Balai
Pustaka, 2006.
Ma’ruf, Ridha. Narkotika Masalah dan Bahayanya, Jakarta: CV Maega Jaya,
1976
Al-Mara ghi , Ah mad Mushthafa . Tafsiral-Mara ghi , juz 4, Beirut: Da r al-Kutb
al-‘Ilmiyah, 2006.
Ma’sum, Sumarno. Penanggulangan Bahaya Narkotika dan Ketergantungan
Obat, Jakarta: CV Mas Agung, 1987.
Megand, Yusuf. “Bebas dari Narkoba,” Buletin Khusus Warta Untuk Warga,
Oktober 2006
MUI, Himpunan Fatwa, Jakarta, Depag RI, 2003
Munawir, AW. Kamus al-Munawir Arab Indonesia, Surabaya: Pustaka
Progresif,1997.
Murni, et.al, Hidup dengan HIV/AIDS, Jakarta; Yayasan Spiritia: 2006.
Musa, Kamil. Ah kâm al-Ath’imah fi al-Islâm, Beirut: Muassha ar-
Risalah,1986
Musthofa, Ahmad Sanusi. Problem narkotika-Psykotropika dan HIV/AIDS,
Jakarta: Dzikrul Hakim, 2002.
An-Nada wi , ‘Ali Ahmad. al-Qawa ’id al-FiqhiyyahMafhu muha , Nasy`atuha , Tathawwuruha, Dirasatmuallafatiha, Adillatuha, Muhimmatuha , Tathbiqa tuha , Beirut: Daru al-Qalam, cet. 1, 1986.
an-Na’i m, Abdullahi Ahmed. Toword an Islamic Reformatian Civil Liberties,
Human Right and International Law. (ter). Ahmad Suaedy dan
Amiruddin ar-Rani, Dekontruksi Syari,ah, Yogyakarta:
Lkis/Pustaka Pelajar, 2001.
Partodiharjo, Subagyo. Kenali Narkoba dan Musuhi Penyalahgunaannya,
Jakarta, Lembaga Kesehatan Preventif Yayasan Karya Bhakti,
2004.
Pemerintah Republik Indonesia, Undang-undang No.22 Tahun 1997, tentang
Narkotika,Jakarta: Sinar Grafika, 2007
Preston, Andrew. Metadon hand book, Jakarta, 2006.
Al-Qaradha wi ,Yu suf. al-Hala l wa al-Hara m fi al-Islam, Surabaya: PT Bina
Ilmu, 1990
Al-Qazwaini , Abu Abdillah Muhammad bin Yazi d. Sunan Ibnu Majah,
Kairo: Dar al- H adits, 2010
157
Al-Qurthubi , Abû ‘Abdillah Muh ammad ibn Ah mad ibn abi bakr ibn Farh. al- Jâmi ‘li ahkâm Al-Qur’an, Kairo: Dar al-sya’ab,1372
Al-Qusyairi , Abu al-Husain Muslim bin al-Hajja j. Shahi h Muslim, juz. 2,3,
Beirut: Dar al-Kutub al-Ilmiyah, cet. 2, 2008.
Rahman, Fazlur. Islam, alih bahasa Ahsin Muhammad, Bandung:
Pustaka,1984.
Rafiq, Ahmad. Hukum Islam di Indonesia, Jakarta: PT.Raja Grafindo
Persada,2000.
Ar-Ra zi, Fakhru ad-Di n. Mafa tih al-Ghaib, Beirut: Dar Sha dr, Juz V, t.th. Rozak, Abdul.et.al, Remaja dan Bahaya Narkoba, Jakarta: Prenada, 2006.
As-Sadlan, Shalih Ibnu Ghanim. Bahaya Narkotika Mengguncang Umat,
Jakarta: Darul Haq, 2000.
As-Sajasta ni , Abu Da wud Sulaiman bin al-Asy’ab. Sunan Abi Dawud, juz.
1,2, al-Qahirah: dar ibn al-Haytsa m, cet. 1, 2007.
Sasangka, Hari. Narkotika dan Psikotrapika Dalam Hukum Pidana, Jakarta:
Mahdur Masya, 2003.
As-Sayis, Muhammad ‘Ali. Tafsi r A ya t al-Ahkam, Kairo: Al-Azhar
University, 2002, Jilid II.
Shihab, M. Quraish. Membumikan AL-Qur,an, Bandung: Mizan, 1992.
Soedjono, Pathologi Sosial, Bandung: Alumni 1997
Sofyan, Ahmadi. Narkoba Mengincar Anak Anda, Jakarta: Prestasi Pustaka,
2007.
As-Subki , Taj ad-Di n ‘Abdul wahab. Jam’u al-Jawâmi, Beirut: Dar al-Fikr,
1974
Sudarsono, Kamus Filsafat dan psykologi, Jakarta: Rineka Cipta, 1993.
________, Kenakalan Remaja, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1995
________, Mengenal Jenis dan Efek Buruk Narkoba, Tangerang: Visi Media,
2006
Sudarto, Kapita Selekta Hukum Islam, Bandung: Alumni, 1986.
Sudiro, Masruhi. Islam Melawan Narkoba, Yogyakarta: Madani Pustaka,
2000
As-Suyûthi , Jalal ad-Di n ‘Abd ar-Rah man ibn Abû Bakr. al-Asybâh wa an-
Nazhâ’ir, Beirut : Dâr al-Kutub al-Ilmiyyah, Jilid I, 1430.
Asy-Sya’ra wi , Syaikh Mutawalli . al-Hiwâr ma’a asy-Sya’rawi: As’ilah
Harijah wa Ajwibah Sharîh ah, Kairo: Dâr asy-Syurûq, 2000
Syarifuddin, Amir. Ushul Fiqh, Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1997.
Asy-Syâthibî, Abû Ish âq. Al-Muwâfaqât fi Ushûl al-Syarî,ah, Beirut: Dâr al-
Ma,rif, Jilid 1, tt.
Asy-Syauka ni , Muhammad bin ‘Ali. Irsya d al-Fuhul, Beirut: Dar al-Kutub
al-Ilmiyah, 1994.
ath-Thabari, Ibnu Jarir. Tafsir ath-Thabari, Kairo: Dar at-Tirats al-‘Arabi,Juz XIV,
t.th
Ath-Thariqi , ‘Abdullah Ibn Muhammad Ibn Ah mad. al-Idhtirâr ilal ath-imah
wa al-Adawiyah al-Muharramât, Jakarta: Pustaka Azam, 2001
________, Fiqh Darurat, diterj. oleh Abdul Rosyad Shiddiq, Jakarta :
Pustaka Azam,1996.
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus
Besar Indonesia, Jakarta: Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan,Balai Pustaka,1989.
Tim PTRM RSUD Kota Bekasi, Modul Pelatihan Program Terapi Rumatan
Methadon, 28 Mei 2008
Vendramin, Andrea. et,al Pharmacology and Neorochemistry of
Methadone,Reguler article heroin Addict Relat Clin Problem,
Drug Unit (SerT), Department of Drug Dependence, Padua, Italy,
EU, 2009.
Wawancara dengan Chris W. Green, Kantor Yayasan Spiritia, Jakarta.
Tanggal 9 September 2014.
Wawancara dengan Dadang Hawari, Jakarta Tanggal 8 Nopember 2013.
Wawancara dengan Wakil Ketua Komisi Fatwa MUI Pusat periode 2010-
2015, Dr.Hasanudin M.Ag, Jakarata, tanggal 22 Mei 2015.
Wawancara dengan dr.Agung, Bekasi, Tanggal 15 September 2015
Wawancara dengan Koordinator Klinik PTRM Bekasi, dr. Richard, Bekasi
Tanggal 2 September 2014.
Wawancara dengan pengguna metadon di RSUD Kota Bekasi, Ancha
Ferdian, Tanggal 9 juli 2015.
Wawancara dengan Sekretaris KOMBES. Evan Nugraha, Bekasi, Tanggal 9
September 2015
Widjajanti, Nuraini V, Obat-obatan, Yogyakarta: Kanisius, 1998
Yanggo, Prof. DR. HJ. Huzaemah Tahido, dan HA.Hafiz Anshary. ed,
Problematika Hukum Islam Kontemporer, Jakarta: Pustaka Firdaus
2002.
Yanny, Dwi L. Narkoba, Pencegahan dan Penanggulangannya, Jakarta: PT
Elek Media Komputindo Kelompok Gramedia, 2001.
Yayasan Spiritia, Lembaga Informasi tentang HIV/AIDS untuk Odha, Jakarta,
2009.
Zaida n, Abdul Karim. al-Waji z fi Ushûl al-Fiqh,Beirut: Muassasah Risalah,
Cet 15, 1427 H/ 2006 M.
Az-Zuh aili, Wahbah. Ushûl al-fiqh al-Islâmî, Beirut: Dâr al-Fikr, Juz II, 1986
_______, Konsep Darurat dalam Islam, diterj. oleh Said Aqil Husain al-
Munawar, Jakarta: Penerbit Gaya Media Pratama,1997.
_______, Wahbah. al- Fiqh al-Islam wa Adillatuhu, Damaskus: Dar al-Fikr,
Cet IV, 2004
159
Http.//en.wikipedia.org/wiki/Methadone#History. 25 Agustus 2015
http//www.depkes.go.id./downloads/Kepmenkes?NAPZA/Lamp%20KMK%
20 Napza.doc
http://narkobasi.blogspot.com. Kamis, 26 Mei 2011
http://www.erowid.org/archive/rhodium/chemistry/methadone.html. 19
September 2015
https://www.health.gov.au/internet/main/publishing.../mono39.pdf /28 Januari
1999
Jurnalbidandiah.blogspot.com, 23 April 2012
kkpmedan.blogspot.com/archive.html. 23 Maret 2008
Rakyat Merdeka. Sabtu Wage 20 Nopember 1999
Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas. 25-08-2015
www aljazeera.net, 23 Oktober 2008
www.methadone-indonesia.blogspot.com/yah. Sumber by: Dr. Bagus.
Monday-May-19-2008
www.Muslimedianews.com. Rumusan Bahtsul Masail Diniyah LKNU
Tentang Penanggulngan HIV/AIDS. 22 February 2014
BIOGRAFI PENULIS
Nama : Abdullah Syafei
TTL : Bekasi, 12 April 1976
Alamat : Jl. H.Kamal Rt 06 Rw 01 Kel Bojong Rawa Lumbu
Kecamatan Rawa Lumbu kota Bekasi
RiwayatPendidikan : 1982-1988 SDN Rawaroko Bekasi
1988-1991 MTs al-Islah Sukabumi
1991-1994 MA YASTI Sukabumi
1994-1998 IAIN SGD Bandung Fakultas Syari’ah