28
Praktikum Kimia Dasar 2012 KONSEP ANALISIS KUANTITATIF DAN PENGUKURAN pH Yusra Saskia Nabila 123020127 Asisten: Galuh Permata Sari Tujuan Percobaan : 1. Untuk mengetahui Normalitas, Molalitas, dan persen dalam larutan. 2. Mengetahui jenis larutan baku dan mengetahui cara membuat larutan baku. 3. Menentukan konsentrasi suatu zat dengan metode volumetrik yaitu Asidimetri dan Alkalimetri. 4. Mengetahui jenis larutan indikator. Prinsip Percobaan : Berdasarkan metode Alkalimetri dan Asidimetri, dimana pereaksi standar bereaksi dengan larutan yang diuji dengan dibantu oleh indikator sebagai penunjuk TAT (Titik Akhir Titrasi) sehingga bereaksi secara kuantitatif. Berdasarkan teori Asam-Basa Arrhenius Asam : zat yang menghasilkan ion hidrogen (H + ) dalam larutan Basa : zat yang menghasilkan ion hidroksida (OH - ) dalam larutan

Konsep Analisis Kuantitatif Dan Pengukuran Ph

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Konsep Analisis Kuantitatif Dan Pengukuran Ph

Praktikum Kimia Dasar 2012

KONSEP ANALISIS KUANTITATIF DAN PENGUKURAN pH

Yusra Saskia Nabila123020127

Asisten: Galuh Permata Sari

Tujuan Percobaan :

1. Untuk mengetahui Normalitas, Molalitas, dan persen dalam larutan.

2. Mengetahui jenis larutan baku dan mengetahui cara membuat larutan

baku.

3. Menentukan konsentrasi suatu zat dengan metode volumetrik yaitu

Asidimetri dan Alkalimetri.

4. Mengetahui jenis larutan indikator.

Prinsip Percobaan : Berdasarkan metode Alkalimetri dan Asidimetri, dimana

pereaksi standar bereaksi dengan larutan yang diuji dengan dibantu oleh indikator

sebagai penunjuk TAT (Titik Akhir Titrasi) sehingga bereaksi secara kuantitatif.

Berdasarkan teori Asam-Basa Arrhenius

Asam : zat yang menghasilkan ion hidrogen (H+) dalam larutan

Basa : zat yang menghasilkan ion hidroksida (OH-) dalam larutan

Berdasarkan Browsted Lowry

Asam : Donor proton (ion hidrogen)

Basa : Akseptor proton (ion hidrogen)

Berdasarkan teori Lewis

Asam : Senyawa yang dapat menerima pasangan elektron bebas

Basa : Senyawa yang dapat memberi pasangan elektron bebas

Page 2: Konsep Analisis Kuantitatif Dan Pengukuran Ph

Praktikum Kimia Dasar 2012

Metode Percobaan :

Gambar 1. Metode Percobaan Pengukuran pH

Pengukuran pH dengan menggunakan indikator universal, kertas lakmus, dan pH meter.

Larutan Lakmus Biru Indikator Universal pH meter

Larutan A Larutan B

Larutan C

Page 3: Konsep Analisis Kuantitatif Dan Pengukuran Ph

Praktikum Kimia Dasar 2012

Gambar 2. Metode Percobaan Analisis Kuantitatif Asam-Basa “Alkalimetri”

Analisis Kuantitatif Asam-Basa

ALKALIMETRI

Page 4: Konsep Analisis Kuantitatif Dan Pengukuran Ph

Praktikum Kimia Dasar 2012

Gambar 3. Metode Percobaan Analisis Kuantitatif Asam-Basa “Asidimetri”

Analisis Kuantitatif Asam-Basa

ASIDIMETRI

Page 5: Konsep Analisis Kuantitatif Dan Pengukuran Ph

Praktikum Kimia Dasar 2012

Hasil Pengamatan :

Berdasarkan hasil percobaan yang dilakukan didapatkan hasil sebagai berikut:

Tabel 1. Hasil Pengamatan Pengukuran pH

No Larutan Lakmus IndikatorUniversal pH Meter Keterangan

1 A Biru → Merah 0 0,03 Asam

2 B Biru → Biru 12 13,05 Basa

3 C Biru → Biru 7 8,41 Basa

(Sumber : Yusra Saskia Nabila, Kel. E, Meja 6, 2012)

Tabel 2. Hasil Percobaan Analisis Kuantitatif Asam-Basa

No Percobaan Hasil

1 Alkalimetri a. VHCl = 10,25 ml

NHCl = 0,12 N

b. VHCl = 26,85 ml

NNaOH = 0,123 N

c. VNaOH = 12,25 ml

NCH3COOH = 0,06 N

% CH3COOH = 14,5 %

2 Asidimetri a. VNaOH = 21,55 ml

NNaOH = 0,116 N

b. VHCl = 25,3 ml

NHCl = 0,1173 N

c. VNaOH = 7,9 ml

NCH3COOH = 0,037 N

% CH3COOH = 8,79 %

(Sumber : Yusra Saskia Nabila, Kel. E, Meja 6, 2012)

Pembahasan :

Dari hasil pengamatan pengukuran pH diperoleh hasil pada larutan A yaitu

merupakan larutan asam karena kertas lakmus yang berwarna biru berubah

Page 6: Konsep Analisis Kuantitatif Dan Pengukuran Ph

Praktikum Kimia Dasar 2012

menjadi merah lalu dengan menggunakan indikator universal diperoleh angka pH

0 dan yang terakhir dengan pH meter di dapat hasil yang lebih akurat yaitu 0,03.

Larutan B merupakan larutan basa karena kertas lakmus biru yang digunakan

tetap berwarna biru, angka pH yang diperoleh dengan menggunakan indikator

universal adalah 12 sedangkan menggunakan pH meter yaitu 13,05. Larutan C

merupakan larutan basa karena kertas lakmus biru tidak berubah warna, angka pH

menggunakan indikator universal menunjukan pH 7 sedangkan menggunakan pH

meter diperoleh angka pH 8,41.

Ciri-Ciri umum larutan asam yaitu : Terasa masam, Bersifat korosif, Dapat

memerahkan kertas lakmus biru, Larutan dalam air dapat mengantarkan arus

listrik, Menyebabkan perkaratan logam (korosif). Contoh larutan Asam : Air

jeruk, Hidrogen Klorida/Asam Klorida (HCL), Tembaga(II) Sulfat (CuSO4),

Alumunium Sulfat (AlSO4). Ciri-ciri umum larutan basa yaitu : Rasanya pahit,

Bersifat licin, Dapat membirukan kertas lakmus merah, Larutan dalam air dapat

mengantarkan listrik, Jika mengenai kulit, maka kulit akan melepuh (kaustik).

Contoh larutan basa : Air Sabun, Amoniak (NH3), Soda Api/Natrium Hidroksida

(NaOH),Natrium Karbonat (Na2CO3). (wikipedia,2012)

pH adalah derajat keasaman yang digunakan untuk menyatakan tingkat

keasaman atau kebasaan yang dimiliki oleh suatu larutan yang diukur dengan

menggunakan skala pH antara 0 hingga 14. Sifat asam mempunyai pH antara 0

hingga 7 dan sifat basa mempunyai nilai pH 7 hingga 14. (wikipedia,2012)

Lakmus adalah suatu kertas dari bahan kimia yang akan berubah warna

jika dicelupkan kedalam larutan asam/basa. Warna yang dihasilkan sangat

dipengaruhi oleh kadar pH dalam larutan yang ada. Warna kertas lakmus dalam

larutan asam, larutan basa, dan larutan bersifat netral berbeda. Ada dua macam

kertas lakmus, yaitu lakmus merah dan lakmus biru. Sifat dari masing-masing

kertas lakmus tersebut sbagai berikut.

Page 7: Konsep Analisis Kuantitatif Dan Pengukuran Ph

Praktikum Kimia Dasar 2012

1. Lakmus merah dalam larutan asam berwarna merah dan dalam larutan

basa berwarna biru dan dalam larutan netral berwarna merah.

2. Lakmus biru dalam larutan asam berwarna merah dan dalam larutan basa

berwarna biru dan dalam larutan netral berwarna biru.

3. Metil merah dalam larutan asam berwarna merah dan dalam larutan basa

berwarna kuning dan dalam larutan netral berwarna kuning.

4. Metil Jingga dalam larutan asam berwarna merah dan dalam larutan basa

berwarna kuning dan dalam larutan netral berwarna kuning.

5. Fenolftalin dalam larutan asam berwarna - dan dalam larutan basa

berwarna merah dan dalam larutan netral berwarna

Indikator universal adalah gabungan dari beberapa indikator. Larutan

indikator universal yang biasa digunakan dalam laboratorium terdiri dari metal

jingga (trayek : 2,9-4,0), metal merah (trayek : 4,2-6,3), bromtimol biru (trayek :

6,0-7,6), dan fenolftalein (trayek : 8,3-10,0). Indikator-indikator itu memberi

warna yang berbeda bergantung pada pH larutan.

Page 8: Konsep Analisis Kuantitatif Dan Pengukuran Ph

Praktikum Kimia Dasar 2012

IndikatorTrayek Perubahan

WarnaPerubahan Warna

Lakmus 5,5-8,0 Merah-biruMetil Jingga 2,9-4,0 Merah-kuningMetil Merah 4,2-6,3 Merah-kuning

Bromtimol biru 6,0-7,6 Kuning-biruFenolftalein 8,3-10,0 Tidak berwarna-merah

pH meter adalah suatu piranti pengukur voltase yang dirancang untuk

digunakan dengan sel-sel yang beresistansi-tinggi. Ada dua tipe yang biasa

tersedia di pasar, potensiometer dan pembacaan langsung. Pengukuran pH yang

paling akurat yaitu dengan menggunakan pH meter karena tingkat ketelitiannya

lebih tinggi. pH meter menggunakan elektroda yang sifatnya sensitive terhadap

ion-ion dalam larutan. pH meter dapat langsung menunjukkan nilai pHnya secara

teliti dengan nominal yang ada di belakang koma (Bishop, 2000).

Dari ketiga indikator ini jika digunakan tingkat ketelitian yang tinggi yaitu

pH meter karena menunjukan angka pH dengan ketelitian dua angka dibelakang

koma sedangkan lakmus hanya bisa menentukan larutan tersebut asam atau basa

tanpa bisa mengetahui berapa angka pH dari larutan tersebut juga satu jenis kertas

lakmus tidak bisa dipakai langsung untuk mendeteksi sekaligus asam dan basa

nya larutan tersebut. Jadi misalnya suatu larutan menggunakan lakmus biru

berubah jadi merah berarti larutan tersebut adalah asam. Tetapi jika warna lakmus

tidak berubah tetap berwarna biru, kita tidak tahu larutan itu bersifat netral atau

basa, utnuk mengetahuinya kita harus mencobanya lagi dengan menggunakan

kertas lakmus merah. Pada indikator universal kita bisa mengetahui angka pH tapi

tingkat ketelitiannya rendah karena penentuanyna dengan menyamakan warna

yang tertera pada bungkus indikator universal yang mana angka pH tidak akan

sama antara satu orang dengan orang yang lainnya karena menggunakan indera

penglihatan yang ketajaman satu orang dengan orang yang lainnya akan berbeda.

Trayek perubahan warna dari beberapa indikator 

Page 9: Konsep Analisis Kuantitatif Dan Pengukuran Ph

Praktikum Kimia Dasar 2012

Dari hasil pengamatan analisis kuantitatif asam basa, yaitu alkalimetri dan

asidimetri. Percobaan alkalimetri pada percobaan pertama menggunakan HCl

sebagai pentitrasi dan N2B4O7 sebagai titrat diperoleh VHCl 10,25 ml dan

konsentrasi HCl 0,12 N. Pada percobaan kedua menggunakan HCl sebagai

pentitrasi dan NaOH sebagai titrat diperoleh VHCl 26,85 ml dan konsentrasi NaOH

0,123 N. Pada percobaan ketiga menggunakan NaOH sebagai pentitrasi dan

CH3COOH sebagai titrat diperoleh NNaOH 12,25 ml, konsentrasi CH3COOH 0,06

N, dan persen CH3COOH sebanyak 14,5 %. Percobaan asidimetri pada percobaan

pertama menggunakan NaOH sebagai pentitrasi dan H2C2O4 sebagai titrat

diperoleh VNaOH 21,55 ml dan konsentrasi NaOH 0,116 N. Pada percobaan kedua

menggunakan NaOH sebagai pentitrasi dan HCl sebagai titrat diperoleh VHCl 25,3

ml dan konsentrasi HCl 0,1173 N. Pada percobaan ketiga menggunakan NaOH

sebagai pentitrasi dan CH3COOH sebagai titrat diperoleh NNaOH 7,9 ml,

konsentrasi CH3COOH 0,037 N, dan persen CH3COOH sebanyak 8,79 %.

Titrasi adalah cara analisis yang memungkinkan kita untuk mengukur jumlah

yang pasti dari suatu larutan dengan mereaksikan larutan dengan suatu larutan lain

yang telah diketahui konsentrasinya. Larutan yang ada dalam labu buret disebut

pentiter, Pentiter adalah larutan dalam buret yang diteteskan secara perlahan

melalui kran ke dalam labu erlenmeyer yang mengandung larutan pereaksi lain

(Brady,1999). Larutan yang ada dalam erlenmeyer disebut titran, titran adalah

reagensia (suatu larutan standar) yang ditambahkan dari dalam sebuah buret untuk

bereaksi dengan analitnya. Larutan standar adalah suatu larutan yang

konsentrasinya telah ditetapkan dengan akurat. (syukri, 1999)

Indikator adalah suatu zat yang mempunyai warna dalam keadaan asam atau

basa berlainan. (Brady, 1999)

Page 10: Konsep Analisis Kuantitatif Dan Pengukuran Ph

Praktikum Kimia Dasar 2012

Macam-macam indikator

No Indikator Perubahan Warna Rentang pH

1 Asam Pikrat Tak Berwarna - Kuning 0,1 – 0,8

2 Timol Biru Merah – Kuning 1,2 – 2,8

3 2,6-Dinitofenol Tak Berwarna – Kuning 2,0 – 4,0

4 Metil Kuning Merah – Kuning 2,9 – 4,0

5 Bronfenol Biru Kuning - Biru 3,0 – 4,6

6 Metil Orange Merah – Kuning 3,1 – 4,4

7 Bromkresol Hijau Kuning – Biru 3,8 – 5,4

8 Metil Merah Merah – Kuning 4,2 – 6,2

9 Litmus Merah – Biru 4,5 – 8,3

10 Metil Ungu Ungu - Hijau 4,8 – 5,4

11 p-Nitrofenol Tak Berwarna - Kuning 5,0 – 7,0

12 Bromkresol Ungu Kuning – Ungu 5,2 – 6,8

13 Bromtimul Biru Kuning – Biru 6,0 - 7,6

14 Netral Merah Merah – Kuning 6,8 – 8,0

15 fenol merah Kuning – Merah 6,8 – 8,4

16 p-α Naftol ftalein Kuning – Biru 7,0 – 9,0

17 Fenoptalein Tak Berwarna – Merah 8,0 – 9,6

18 Timolftalen Tak Berwarna – Biru 9,3 – 10,6

19 Alizarin Kuning Kuning – Merah Lembayung 10,1 – 12

20 1,3,5 –Trinitrobenzen Tak Berwarna - Orange 12 – 14

Pemakaian indikator fenolptalein dan metil merah tidak bisa ditukar

penggunaannya karena mempunyai rentang pH masing-masing, metil merah

memiliki rentang pH 4,2 sampai 6,2 (bersifat asam), dan fenolptalein memiliki

rentang pH 8,0 sampai 9,6 (bersifat basa). Fenolftalein adalah indikator khas

untuk titrasi asam-basa, tidak berwarna dalam larutan asam dan merah muda

dalam larutan basa.

Page 11: Konsep Analisis Kuantitatif Dan Pengukuran Ph

Praktikum Kimia Dasar 2012

Asidimetri adalah analisis volumetrik yang menggunakan larutan baku basa

untuk menentukan konsentrasi asam yang ada. Alkalimetri adalah analisis

volumetrik yang menggunakan larutan baku asam untuk menentukan konsentrasi

basa yang ada. Perbedaan antara asidimetri dan alkalimetri adalah asidimetri

mencari konsentrasi asam sedangkan alkalimetri mencari konsentrasi basa, selain

itu larutan standar yang digunakan berbeda alkalimetri menggunakan larutan baku

asam sedangkan asidimetri menggunakan larutan baku basa. Pada alkalimetri

indikator yang digunakan adalah metil merah (MM) sedangkan pada asidimetri

adalah fenolptalein (PP).

TAT (Titik Akhir Titrasi) adalah titik dimana pada saat larutan berubah

warna, titik dimana mol asam = mol basa dan sebaliknya yang ditandai dngan

perubahan pH dapat dilihat dari berubahnya warna indikator dan harus segera

dihentikan penitrasiannya. Sedangkan TET (Titik Eqivalen Titrasi) adalah jumlah

titran yang terpakai saat titrasi, jumlah titran (yang diburet) yang equivalen (tepat)

bereaksi dengan sampel.

Larutan baku adalah larutan yang konsentrasinya diketahui dengan tepat

dan teliti yang dapat dipakai untuk menentukan konsentrasi dari larutan lain.

Larutan baku dibedakan menjadi dua, yaitu larutan baku primer dan larutan baku

sekunder.

Larutan baku primer adalah bahan dengan kemurnian tinggi yang

digunakan untuk membakukan larutan standar dan untuk membuat larutan baku

dimana kadarnya atau konsentrasinya dapat diketahui secara langsung dari hasil

penimbangan senyawanya dan volume larutan yang dibuat. Adapun syarat-syarat

larutan standar primer ialah :

1. Mempunyai kemurnian yang tinggi ( 100 % )

2. Mempunyai rumus molekul yang pasti

3. Tidak mengalami perubahan selama penimbangan

Page 12: Konsep Analisis Kuantitatif Dan Pengukuran Ph

Praktikum Kimia Dasar 2012

4. Mempunyai berat ekivalen tinggi sehingga kesalahan penimbangan dapat

diabaikan

5. Zat tersebut harus stabil baik pada suhu kamar ataupun pada waktu

dilakukan pemanasan, standar primer biasanya dikeringkan terlebih dahulu

sebelum ditimbang

6. Mudah diperoleh

Biasanya zat standar primer memiliki massa molar ( Mr ) yang besar, hal ini

untuk memperkecil kesalahan pada waktu proses penimbangan. Menimbang zat

dalam jumlah besar memiliki kesalahan relatif yang lebih kecil dibanding dengan

menimbang zat dalam jumlah yang kecil.

Larutan baku sekunder adalah bahan yang telah dibakukan sebelumnya oleh

baku primer kareana sifatnya yang tidak stabil, larutan yang konsentrasinya

ditentukan dengan cara pembakuan . Adapun syarat – syarat larutan standar

sekunder :

1. Derajat kemurniannya lebih rendah dari larutan primer

2. Berat ekivalennya tinggi

3. Larutan relatif stabil didalam penyimpanan

Larutan penyangga atau buffer adalah larutan yang bertahan terhadap

perubahan pH bila suatu asam atau basa ditambahkan, aau bila larutan diencerkan.

(Underwood,1983). Sifat yang khas dari larutan penyangga ini adalah pH-nya

hanya berubah sedikit dengan pemberian sedikit asam kuat atau basa kuat.Larutan

penyangga tersusun dari asam lemah dengan basa konjugatnya atau oleh basa

lemah dengan asam konjugatnya. Reaksi di antara kedua komponen penyusun ini

disebut sebagai reaksi asam-basa konjugasi. Larutan penyangga dibagi dua, yaitu :

Larutan penyangga yang bersifat asam yaitu larutan yang mempertahankan pH

pada daerah asam (pH < 7). Untuk mendapatkan larutan ini dapat dibuat dari asam

lemah dan garamnya yang merupakan basa konjugasi dari asamnya. Adapun cara

lainnya yaitu mencampurkan suatu asam lemah dengan suatu basa kuat dimana

asam lemahnya dicampurkan dalam jumlah berlebih. Campuran akan

Page 13: Konsep Analisis Kuantitatif Dan Pengukuran Ph

Praktikum Kimia Dasar 2012

menghasilkan garam yang mengandung basa konjugasi dari asam lemah yang

bersangkutan. Pada umumnya basa kuat yang digunakan seperti natrium(Na),

kalium, barium, kalsium. Sedangkan larutan penyangga yang bersifat basa adalah

larutan yang mempertahankan pH pada daerah basa (pH > 7). Untuk mendapatkan

larutan ini dapat dibuat dari basa lemah dan garam, yang garamnya berasal dari

asam kuat. Adapun cara lainnya yaitu dengan mencampurkan suatu basa lemah

dengan suatu asam kuat dimana basa lemahnya dicampurkan berlebih.

(wikipedia,2012)

DUPLO adalah melakukan percobaan secara dua kali. Sebelum dilakukan

DUPLO pada percobaan kita kurang yakin dengan hasil percobaan titrasi yang

kita dapatkan. Percobaan dilakukan secara DUPLO atau percobaan dilakukan

secara dua kali, karena untuk memperoleh hasil yang akurat dari analisis

kuantitatif asam dan basa ini, akan diperoleh Vrata-rata.

Pada percobaan ada beberapa faktor-faktor kesalahan yang dilakukan

praktikan yang menyebabkan tidak akuratnya hasil titrasi yang didapat antara lain

adalah kurang telitinya dalam melakukan proses titrasi, kurang tepat pada saat

pembuatan larutan N2B4O7 dan H2C2O4 seperti pada saat penimbangan, terjadi

perubahan skala buret yang tidak konstan, kurangnya ketelitian dalam

memperhatikan perubahan warna indikator, terlalu banyak meneteskan indikator

PP atau MM.

Aplikasi dalam bidang pangan mengenai analisis kuantitatif dan pengukuran

pH adalah dapat menentukan persen boraks yang ada dalam bakso atau dalam

bahan pangan lain yang biasa dikonsumsi sehari-hari, menentukan persen cuka

yang digunakan untuk kebutuhan rumah tangga, membuat garam dapur (NaCl)

dari pencampuran antara NaOH dan HCl, mengetahui zat-zat yang dapat dijadikan

bahan aditif makanan, membuat soda kue (Natrium Bikarbonat) untuk

pengembang kue, pembuatan yogurt dan pembuatan nata de coco. Juga untuk

mengawatkan makanan dengan cara diasamkan.

Page 14: Konsep Analisis Kuantitatif Dan Pengukuran Ph

Praktikum Kimia Dasar 2012

Kesimpulan :

Dari percobaan yang dilakukan, praktikan dapat menentukan pH larutan

dan dapat mengetahui konsentrasi larutan yang di uji, mengetahui alat pengukur

pH, dan dapat mengetahui cara melakukan titrasi.

Pada pengukuran pH, sampel A dapat memerahkan lakmus biru, pada

indikator universal menunjukkan 0, dan pada pH meter menunjukkan 0,03 berarti

sampel A memiliki sifat asam. Pada sampel B, lakmus biru tidak berubah,

menunjukkan angka 12 pada indikator universal, dan pada pH meter menunjukkan

13,05 berarti sampel B memiliki sifat basa. Pada sampel C, lakmus biru tidak

berubah, menunjukkan angka 7 pada indikator universal, dan pada pH meter

menunjukkan 8,41 berarti sampel C memiliki sifat basa.

Pada percobaan alkalimetri didapatkan konsentrasi HCl 0,12 N,

konsentrasi NaOH 0,123 N, konsentrasi CH3COOH 0,06 N, dan didapatkan

persen cuka sebesar 14,5%. Pada percobaan asidimeter didapatkan konsentrasi

NaOH 0,116 N, konsentrasi HCl 0,1173 N, konsentrasi CH3COOH 0,037 N, dan

didapatkan persen cuka sebesar 8,79%.

Page 15: Konsep Analisis Kuantitatif Dan Pengukuran Ph

Praktikum Kimia Dasar 2012

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2012. Wikipedia.com. Larutan Penyangga. Diakses : 5 Desember

2012

Bishop, B. Carl. 2000. Standard and Microscale Experiment in General

Chemistry, United State of America, Harcourt

Brady, James E. 1999. Kimia Universitas Asas dan Struktur, Binarupa Aksara,

Jakarta.

Chang, Raymond. 2003. Kimia Dasar Konsep-Konsep Inti, Jilid 1, Erlangga,

Jakarta

E. T. Sutrisno dan I. S. Nurminabari.2012. Penuntun Praktikum Kimia Dasar.

Universitas Pasundan, Bandung.

Fatih, Ahmad. 2011. Kamus Lengkap Kimia. Panji Pustaka, Yogyakarta.

Ratna, dkk. 2009.

http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-

smk/kelas_x/konsentrasi-larutan-2/ratna. Diakses: 5 Desember 2012

S, Syukri. 1999. Kimia Dasar 1. ITB, Bandung.

Page 16: Konsep Analisis Kuantitatif Dan Pengukuran Ph

Praktikum Kimia Dasar 2012

LAMPIRAN

Pengukuran pH

No Larutan Lakmus IndikatorUniversal pH Meter Keterangan

1 A Biru → Merah 0 0,03 Asam

2 B Biru → Biru 12 13,05 Basa

3 C Biru → Biru 7 8,41 Basa

(Sumber : Yusra Saskia Nabila, Kel. E, Meja 6, 2012)

Analisis Kuantitatif Asam-Basa

No Percobaan Hasil

1 Alkalimetri d. VHCl = 10,25 ml

NHCl = 0,12 N

e. VHCl = 26,85 ml

NNaOH = 0,123 N

f. VNaOH = 12,25 ml

NCH3COOH = 0,06 N

% CH3COOH = 14,5 %

2 Asidimetri d. VNaOH = 21,55 ml

NNaOH = 0,116 N

e. VHCl = 25,3 ml

NHCl = 0,1173 N

f. VNaOH = 7,9 ml

NCH3COOH = 0,037 N

% CH3COOH = 8,79 %

(Sumber : Yusra Saskia Nabila, Kel. E, Meja 6, 2012)

1. Alkalimetri

Diketahui:

a. HCl : V1 = 9,7 ml V N2B4O7 = 25 ml

V2 = 10,8 ml N N2B4O7 = 0,05 N

Page 17: Konsep Analisis Kuantitatif Dan Pengukuran Ph

Praktikum Kimia Dasar 2012

Ditanyakan: N HCl?

Jawab:

V HCl=V 1+V 22

V HCl=9,7 ml+10,8 ml2

V HCl = 10,25 ml

HCl = Na2B4O7

V1N1 = V2N2

10,25 x N1 = 25 x 0,05

N1 =25× 0,05

10,25

N1 = 0,12 N

b. Diketahui:

HCl : V1 = 26,1 ml V NaOH = 25 ml

V2 = 27,6 ml N HCl = 0,11 N

Ditanyakan: N NaOH?

Jawab:

V HCl=V 1+V 22

V HCl=26,1 ml+27,6 ml2

V HCL = 26,85 ml

HCL = NaOH

V1N1 = V2N2

26,85 ml x 0,12 = 25 ml x N2

Page 18: Konsep Analisis Kuantitatif Dan Pengukuran Ph

Praktikum Kimia Dasar 2012

N2 = 26,85× 0,12

25

N2 = 0,123 N

c. Diketahui:

NaOH : V1 = 12,5 N NaOH = 0,107 N

V2 = 12 Mr CH3COOH = 60

Ditanyakan : i. Konsentrasi CH3COOH (N) ?

ii. % CH3COOH ?

Jawab:

V NaOH=V 1+V 22

V NaOH=12,5 ml+12 ml2

V NaOH = 12,25 ml

i. NaOH = CH3COOH

V1N1 = V2N2

12,25ml x 0,123 = 25 x N2

N2 = 12,25× 0,123

25

N2 = 0,06 N

ii. %Cuka=FP × (V . N ) NaOH × Mr .Cuka

V . Cuka ×1000×100 %

%Cuka=

100025

× (12,25 ×0,123 ) ×60

25 × 1000×100 %

%Cuka=40 ×1,51×6025000

×100 %

%Cuka= 362425000

×100 %

Page 19: Konsep Analisis Kuantitatif Dan Pengukuran Ph

Praktikum Kimia Dasar 2012

%Cuka=14,5 %

2. Asidimetri

a. Diketahui:

NaOH : V1 = 22 ml V H2C2O4 = 25 ml

- V2 = 21,1 ml N H2C2O4 = 0,1 N

Ditanyakan: N NaOH?

Jawab:

V NaOH=V 1+V 22

V NaOH=22 ml+22,1 ml2

V NaOH = 21,55 ml

NaOH = H2C2O4

V1N1 = V2N2

21,55 x N1 = 25 x 0,1

N1 = 25× 0,121,55

N1 = 0,116 N

b. Diketahui:

HCl : V1 = 25 V NaOH = 25 ml

V2 = 25,6 N NaOH = 0,19 N

Ditanyakan: N HCl?

Jawab:

V HCl=V 1+V 22

V HCl=25 ml+25,6 ml2

V HCl = 25,3 ml

Page 20: Konsep Analisis Kuantitatif Dan Pengukuran Ph

Praktikum Kimia Dasar 2012

NaOH = HCl

V1N1= V2N2

25,3 x 0,116 = 25 x N2

N2 = 25,3× 0,116

25

N2 = 0,1173 N

c. Diketahui:

CH3COOH: V1 = 8,8 ml N NaOH = 0,21 N

V2 = 7 ml Mr CH3COOH = 60

V CH3COOH = 25 ml

Ditanyakan: i. Konsentrasi CH3COOH (N) ?

ii. % CH3COOH ?

Jawab:

V NaOH=V 1+V 22

V NaOH=8,8 ml+7 ml2

V NaOH = 7,9 ml

i. CH3COOH = NaOH

V1N1 = V2N2

25 x N1 = 7,9 x 0,116

N1 = 7,9× 0,116

25

N1 = 0,04 N

iii. %Cuka=FP × (V . N ) NaOH × Mr .Cuka

V . Cuka ×1000×100 %

%Cuka=

100025

× (7,9 ×0,116 )× 60

25 ×1000× 100 %

Page 21: Konsep Analisis Kuantitatif Dan Pengukuran Ph

Praktikum Kimia Dasar 2012

%Cuka=2199,3625000

×100 %

%Cuka=8,79 %