30
BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG Al Qur’an merupakan sumber dari segala sumber ajaran Islam. Ia merupakan kitab suci yang andai pepohonan di seluruh dunia dijadikan pena dan samudera dijadikan tinta, tidak akan habis diuraikan makna- maknanya. Al Qur’an merupakan kalam Allah yang menjadi rujukan dasar nilai dan ajaran Islam. Sebagai kalam Allah, ia merupakan sifat Allah yang harus diletakkan dan disikapi sebagai sumber inspirasi, kreativitas,dan nilai bagi kaum muslimin. Oleh karena itu semua hal “dituntut” untuk merujuk sumber yang asasi tersebut. Al Qur’an merupakan sumber ilmu. Banyak sekali ilmu yang berkaitan dengan Al Qur’an. Hal itu karena para pengkaji Al Qur’an bermaksud merealisasikan banyak tujuan dan memandang Al Qur’an dari segi yang berbeda. Diantara beberapa masalah yang sering dibahas oleh para ahli agama, khususnya dalam bidang ilmu-ilmu Al Qur’an (ulum Al Qur’an ) adalah tentang sebab-sebab turunnya Al Qur’an (asbab al nuzul). Hal ini terbukti dengan adanya tema asbab al nuzul hampir pada setiap kitab ulum Al Qur’an dan ilmu Tafsir sebagai salah satu objek kajian.Hal ini sekali lagi memberikan kesan bahwa asbab al nuzul memang 1

Konsep Asbab Al Nuzul

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Konsep Asbab Al Nuzul

BAB IPENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG

Al Qur’an merupakan sumber dari segala sumber ajaran Islam. Ia

merupakan kitab suci yang andai pepohonan di seluruh dunia dijadikan pena dan

samudera dijadikan tinta, tidak akan habis diuraikan makna-maknanya. Al Qur’an

merupakan kalam Allah yang menjadi rujukan dasar nilai dan ajaran Islam.

Sebagai kalam Allah, ia merupakan sifat Allah yang harus diletakkan dan disikapi

sebagai sumber inspirasi, kreativitas,dan nilai bagi kaum muslimin. Oleh karena

itu semua hal “dituntut” untuk merujuk sumber yang asasi tersebut.

Al Qur’an merupakan sumber ilmu. Banyak sekali ilmu yang berkaitan

dengan Al Qur’an. Hal itu karena para pengkaji Al Qur’an bermaksud

merealisasikan banyak tujuan dan memandang Al Qur’an dari segi yang berbeda.

Diantara beberapa masalah yang sering dibahas oleh para ahli agama, khususnya

dalam bidang ilmu-ilmu Al Qur’an (ulum Al Qur’an ) adalah tentang sebab-sebab

turunnya Al Qur’an (asbab al nuzul). Hal ini terbukti dengan adanya tema asbab

al nuzul hampir pada setiap kitab ulum Al Qur’an dan ilmu Tafsir sebagai salah

satu objek kajian.Hal ini sekali lagi memberikan kesan bahwa asbab al nuzul

memang salah satu tema kunci dan utama dalam studi ilmu-ilmu Al Qur’an.

Asbab al nuzul berfungsi mengungkap kejadian-kejadian historis dan

peristiwa-peristiwa yang melatarbelakangi turunnya nash Al Qur’an. Tinjauan

terhadap Al Qur’an Al Karim seperti mengetahui ayat mana yang turun terlebih

dahulu dan mana yang belakangan; ayat mana yang turun berkenaan dengan sebab

tertentu yang mendahuluinya, ayat mana yang menjelaskan sebab tersebut, dan

ayat mana yang merupakan tanggapan terhadapnya atau menjelaskan hukumnya;

apakah ayat tersebut harus dipahami berdasarkan keumuman arti atau kekhususan

sebab turunnya; jangkauan pertimbangan terhadap realitas ayat dan situasi serta

kondisi yang menyertainya; kejadian dan siapa-siapa yang terlibat didalamnya

semua itu dijelaskan dalam asbab al nuzul (al aththar,1994: 25).

1

Page 2: Konsep Asbab Al Nuzul

Ketika Rosulullah SAW masih hidup, para sahabat menanyakan semua

persoalan mereka kepada beliau, atau melihat sikap dan perilaku beliau.Setelah

Rosulullah SAWwafat tidak ada orang yang mempunyai otoritas kenabian untuk

menjelaskan suatu perkara,dimasa sahabat, banyak dipelajari asbab al nuzul untuk

mengetahui penafsiran sebuah ayat demi mendekati penafsiran Rosulullah.Oleh

karena itu mereka “haus” untuk mengetahui sebab-sebab turunnya sebuah ayat,

sehingga mereka dapat mengambil kesimpulan dari ayat tersebut. Penafsiran

tersebut semakin terasa penting ketika para tabiin yang tidak hidup bersama nabi

berhadapan dengan masalah-masalah fiqh yang menuntut pengambilan hukum,

sehingga sikap kehati-hatian mereka mendorong munculnya kodifikasiilmu asbab

al nuzul.

2. BATASAN MASALAH

Dalam makalah ini akan dibahas tentang kajian singkat sejauh mana

signifikansi (posisi dan fungsi) asbab al nuzul terhadap pemahaman Al Qur’an,

dengan memaparkan dan mengkaji berbagai pendapat ulama tentang asbab al

nuzul.

2

Page 3: Konsep Asbab Al Nuzul

BAB IIPOKOK PEMBAHASAN

1. PENGERTIAN ASBAB AL NUZUL

Secara etimologis asbab al nuzul terdiri dari kata “asbab” (bentuk plural

dari kata “sabab”) yang mempunyai arti latar belakang, alasan atau sebab/ illat (Al

munawwir,1997:602) sedang kata “nuzul” berasal dari kata “nazala” yang berarti

turun (Al munawwir,1997:1409). Dengan demikian asbab al nuzul adalah suatu

konsep, teori, atau berita tentang sebab-sebab turunnya wahyu tertentu dari Al

Qur’an kepada nabi Muhammad, baik berupa satu ayat maupun rangkaian ayat.

Para ulama berpendapat bahwa berkaitan dengan latarbelakang turunnya, ayat-

ayat Al Qur’an turun dengan dua cara. Pertama, ayat-ayat yang diturunkan oleh

Allah tanpa suatu sebab atau peristiwa tertentu yang melatarbelakangi. Kedua,

ayat-ayat yang diturunkan karena dilatarbelakangi oleh peristiwa

tertentu.Berbagai hal yang menjadi sebab turunnya ayat inilah yang kemudian

disebut dengan asbab al nuzul.

Secara umum asbab al nuzul adalah segala sesuatu yang menjadi sebab

turunnya ayat, baik untuk mengomentari, menjawab, ataupun menerangkan

hukum pada saat sesuatu itu terjadi. Dengan demikian (menurut definisi tersebut)

yang harus diperhatikan adalah bahwa berbagai peristiwa masa lalu pada zaman

para Nabi dan Rosul tidak termasuk asbab al nuzul (al zarqani,tanpa tahun: 108).

Disisi lain, mengetahui waktu, tempat, dan orang-orang dalam segala seluk-beluk

kisah suatu ayat atau surah mempunyai pengaruh yang besar dalam mengukur

kedalaman makna ayat dan mengungkap tabir yang terselubung didalamnya.

Begitu pula sebaliknya, ketidaktahuan terhadap semua itu akan menyebabkan

timbulnya kekeliruan, bahkan bisa menimbulkan pengamalan yang berlawanan

dengan yang dikehendaki oleh suatu ayat.

Bagaimana cara mengetahui asbab al nuzul ?.dalam kitab-kitab ulum Al-

Quran – meskipun dengan redaksi yang berbeda – para ulama sepakat bahwa tidak

3

Page 4: Konsep Asbab Al Nuzul

ada cara lain kecuali dengan jalan naql atau riwayat yang shahih, baik itu dari

Nabi ataupun sahabat yang secara langsung menyaksikan hal itu serta para tabiin

yang menerima berita dari para sahabat. Al Wahidi berpendapat bahwa tidak

diperbolehkan berpendapat mengenai asbab al nuzul ayat-ayat Al Qur’an kecuali

melalui periwayatan, mendengar dari mereka (sahabat) yang menjadi saksi

peristiwa turunnya ayat, dan mereka yang meneliti (mencari ilmu) tentang sebab-

sebab turunnya ayat (As Suyuti dalam Nasr Hamid,2003:132). Para ulama

memberikan prioritas mutlak terhadap riwayat-riwayat para sahabat, khususnya

apabila disebutkan sebab turunnya ayat dengan jelas bukan menyebutkan hukum

atau dalalah-nya, maka mereka menganggap tipe periwayatan semacam itu

sebagai periwayatan yang menduduki hadis musnad. Riwayat yang berasal dari

tabiin menduduki hadis marfu' yang dapat diterima apabila sanadnya sahih, dan

tabiin tersebut termasuk imam-imam tafsir yang mendapatkannya dari sahabat

seperti Mujahid, Ikrimah, dan Said bin Jabir (Nasr Hamid,2003: 133).

2. URGENSI MENGETAHUI ASBAB AL NUZUL

Ilmu asbab al nuzul termasuk diantara ilmu-ilmu penting.Ilmu ini

membahas dan menyingkapkan hubungan dan dialektika antara teks (ayat) dan

realitas. Diantara hal-hal yang dapat menjadi petunjuk tentang sebab turunnya

sebuah ayat ialah jika dimulai dengan ungkapan dialogis, seperti: “mereka

bertanya kepadamu (nabi), “katakan kepada mereka” dan lain-lain. Begitu juga

bila disebutkan nama pribadi orang seperti zayd (ibn haritsah) dan abu lahab.

Masdar f. mas’udi dalam artikelnya “Relevansi asbab al nuzul bagi pandangan

historisis segi-segi tertentu ajaran keagamaan” menyatakan bahwa pengetahuan

tentang asbab al nuzulakan membantu seseorang memahami konteks

diturunkannya sebuah ayat suci. Konteks itu akan memberi penjelasan tentang

implikasi sebuah ayat, dan memberi bahan penafsiran dan pemikiran tentang

bagaimana mengaplikasikan ayat tersebut dalam situasi yang berbeda.

Sumber pengetahuan tentang asbab al nuzul diperoleh dari penuturan para

sahabat nabi. Nilai berita itu sendiri sama dengan nilai berita-berita lain yang

4

Page 5: Konsep Asbab Al Nuzul

menyangkut persoalan kuat dan lemah, sahih dan dhaif serta otentik dan palsunya

berita itu. Semua ini menjadi bahasan dalam cabang ilmu kritik hadis (ilmu tajrih

dan ta’dil).Sebagaimana persoalan hadis pada umumnya, penuturan atau berita

tentang suatu sebab turunnya wahyu tertentu juga dapat beranekaragam, sejalan

dengan keanekaragaman sumber berita.Maka tidak perlu lagi ditegaskan bahwa

informasi-informasi yang ada harus dipilih dengan sikap kritis.

Sebagai contoh ialah berita tentang firman Allah, “kepunyaan Allah-lah

timur dan barat maka kemanapun kamu menghadapkan wajahmu ,disanalah

wajah Allah sesungguhnya Allah mahaluas (rahmatnya) dan maha mengetahui”

(QS. Al baqoroh: 115). Firman ini turun kepada nabi berkaitan dengan peristiwa

yang dialami sekelompok orang beriman yang mengadakan perjalanan dimalam

hari.Pagi harinya mereka baru menyadari bahwa semalam mereka shalat dengan

menghadap kearah yang salah, tidak ke kiblat. Kemudian mereka bertanya kepada

Nabi berkenaan dengan apa yang mereka alami. Maka turunlah ayat suci itu, yang

menegaskan bahwa kemanapun seseorang menghadapkan wajahnya, sebenarnya

ia juga menghadap Tuhan. KarenaTuhan tidak terikat oleh ruang dan waktu

sehingga Ia ada di mana-mana “Timur ataupun Barat”. Akan tetapi Karena

konteks turunnya ayat itu bersangkutan dengan peristiwa tertentu diatas, tidak

berarti dalam melaksanakan shalat seorang muslim dapat menghadap kemanapun

ia suka. Ia harus menghadap kiblat yang sah, yaitu arah masjid al haram mekah.

Namun, ia dibenarkan menghadap mana saja dalam shalat jika ia tidak tahu arah

yang benar, atau karena kondisi tertentu yang tidak mungkin baginya menghadap

kearah yang benar.

Berkaitan dengan hal ini, Masdar F. Mas’udi menyatakan bahwa firman

Allah tentang “Timur dan Barat” mempunya kemungkinan implikasi yang

luas.Firman itu menyangkut kaum yahudi madinah. Menurut penuturan ibn abi

thalhah, ketika Nabi -dengan izin Allah- mengubah kiblat dari arah yerussalem

kearah mekah, kaum yahudi bertanya-tanya, mengapa ada perubahan yang

mengesankan sikap tidak teguh dalam beragama?. Maka firman Allah tersebut

bermaksud untuk menampikkan ejekan kaum yahudi dan menegaskan bahwa

5

Page 6: Konsep Asbab Al Nuzul

perkara arah menghadap dalam shalat bukanlah sedemikian prinsipilnya sehingga

harus dikaitkan dengan permasalahan nilai keagamaan yang lebih mendalam ,

seperti keteguhan atau konsistensi (istiqomah) sebagai ukuran kesejatian dan

kepalsuan.

Dalam kitab-kitab ulum Al Qur’an atau ulum al Tafsir, baik yang klasik

ataupun yang kontemporer, hampir semua ulama sepakat tentang pentingnya

mempelajari dan mengetahui asbab al nuzul dalam rangka memahami atau

menafsirkan Al Qur’an. Syaikhul Islam ibn Taimiyah (M.Roem Rowi,2005:10)

menyatakan bahwa penguasaan asbab al nuzul merupakan unsur penentu dalam

memahami sebuah ayat, karena sesungguhnya pengetahuan tentang "sebab" akan

melahirkan tentang "akibat".

Secara lebih terperinci, para ulama menyebutkan beberapa manfaat asbab

al nuzul, antara lain :

1. Mengetahui berbagai hikmah yang terkandung dalam pemberlakuan suatu

hukum.

2. Menjelaskan al hasr (pembatasan) yang terdapat dalam suatu ayat dengan

melihat konteks turunnya.

3. Memudahkan pemahaman dan menguatkan ingatan terhadap kandungan

wahyu yang diketahui sebab-sebab kejadiannya

3. PROBLEMATIKA ASBAB AL NUZUL

Asbab al nuzul sebagai suatu peristiwa sejarah tentu memiliki

problematika dalam mengungkapkan segala peristiwa dan kejadian dari suatu

sebab turunnya ayat Al Qur’an.Tidak semua hadis tentang asbab al nuzul

sanadnya muttasil, tetapi ada juga yang sanad periwayatannya terputus, atau

kisah-kisahnya kurang dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.

Dalam menelaah asbab al nuzul suatu ayat, diperlukan ketelitian dalam

rangka mendapatkan data yang akurat dan valid.Ada tiga hal dari asbab al

6

Page 7: Konsep Asbab Al Nuzul

nuzulyang perlu mendapat perhatian, yaitu dari segi redaksi, periwayatan, dan

peristiwanya.Ketiga segi inilah yang menjadi problematika asbab al nuzul.

a. Redaksi asbab al nuzul

Asbab al nuzul diketahui melalui beberapa bentuk susunan redaksi.

Bentuk-bentuk redaksi itu akan memberikan penjelasan apakah suatu

peristiwa itu merupakan asbab al nuzul atau bukan. Redaksi dari riwayat-

riwayat yang shahih tidak selalu berupa nash sharih (pernyataan yang jelas)

dalam menerangkan sebab turunnya ayat. Diantara nashTersebut ada yang

menggunakan pernyataan yang konkret, dan ada pula yang menggunakan

bahasa yang samar, yang kurang jelas maksudnya. Mungkin yang

dimaksudkannya adalah sebab turunnya ayat atau hukum yang terkandung

dalam ayat tersebut.

Redaksi yang digunakan para sahabat untuk menunjukkan sebab

turunnya Al Qur’an tidak selamanya sama. Redaksi-redaksi itu berupa

beberapa bentuk.pertama, redaksi asbab al nuzul berupa ungkapan yang jelas

dan tegas, seperti :

كذا األية هذه .نزلت

Kedua, redaksi asbab al nuzul tidak ditunjukkan dengan lafadz sebab,

tetapi dengan menggunakan lafadz fa ta’qibiyah yang masuk kedalam ayat

yang dimaksud secara langsung setelah pemaparan suatu peristiwa atau

kejadian.Ketiga,asbab al nuzul dipahami secara pasti dari konteksnya. Dalam

hal ini rosulullah ditanya oleh seseorang, maka ia diberi wahyu dan

menjawab pertanyaan itu dengan ayat yang baru diterimanya. Keempat, asbab

al nuzul tidak disebutkan dengan redaksi sebab secara jelas, tidak dengan

menggunakan fa ta’qibiyah yang menunjukkan sebab, dan tidak pula berupa

jawaban yang dibangun atas dasar pertanyaan, akan tetapi dengan redaksi

7

Page 8: Konsep Asbab Al Nuzul

كذا فى األية هذه .نزلت Redaksi seperti itu tidak secara

definitif menunjukkan sebab, tetapi redaksi itu mengandung dua

kemungkinan, yaitu bermakna sebab turunnya (tentang hukum kasus) atau

persoalan yang sedang dihadapi.

b. Periwayatan asbab al nuzul

Keterangan dari riwayat-riwayat tentang asbab al nuzul tidak semua

bernilai shahih (benar), seperti halnya riwayat-riwayat hadis.Oleh karena itu

perlu dilakukan penelitian yang seksama terhadap keterangan-keterangan

(riwayat-riwayat) tentang asbab al nuzul, baik tentang sanad-sanadnya

(perowi-perowi) maupun matan- matannya.

Asbab al nuzul suatu ayat terkadang mengandung beberapa riwayat, maka

riwayat manakah yang benar-benar merupakan asbab al nuzul, dalam hal

seperti ini dapat dilakukan beberapa cara :

Pertama, satu diantara bentuk redaksi riwayat itu tidak tegas,

sedangkan riwayat lain menyebutkan asbab al nuzul suatu ayat dengan tegas,

maka yang menjadi pegangan adalah riwayat yang menyebutkan asbab al

nuzul secara tegas, dan riwayat lain dipandang masuk dalam kandungan

hukum ayat. Kedua, apabila banyak riwayat tentang asbab al nuzul dan

semuanya menegaskan sebab turunnya, tetapi hanya salah satu riwayat saja

yang shahih, maka yang menjadi pegangan adalah yang shahih.Disinilah

diperlukan penelitian hadis, baik matan maupun sanad.Ketiga, apabila

beberapa riwayat itu sama shahih, namun terdapat segi yang memperkuat

salah satunya, seperti kehadiran perowi dalam kisah tersebut, atau salah satu

dari riwayat-riwayat itu lebih sharih, maka riwayat yang lebih kuat itulah

yang didahulukan. Keempat, apabila beberapa riwayat asbab al nuzulsama

kuat, maka riwayat-riwayat tersebut dipadukan atau dikompromikan bila

mungkin, sehingga dinyatakan bahwa ayat tersebut turun sesudah terjadi dua

sebab atau lebih, karena jarak waktu diantara sebab-sebab itu berdekatan.

8

Page 9: Konsep Asbab Al Nuzul

Kelima, riwayat-riwayat itu tidak bisa dikompromikan karena jarak waktu

antara sebab-sebab tersebut berjauhan, maka hal yang demikian menurut para

ulama dianggap sebagai banyaknya sebab dan berulang-ulang turunnya ayat

tersebut.Namun sebagian ulama berpendapat bahwa pendapat yang

menyatakan ayat itu turun berulang-ulang tidak dapat diterima.Bahkan

menurut Al qattan (1973:91) hal ini tidak mempunyai kridit poin yang

positif.Kedua riwayat itu bisa ditarjih atau dikuatkan salah satunya.

c. Peristiwa asbab al nuzul

Interval waktu antara peristiwa dan nuzul ayat

Para ulama berbeda pendapat mengenai berapa lama jarak yang

memisahkan antara terjadinya peristiwa atau pernyataan dengan turunnya

ayat Al Qur’an, sehingga peristiwa tersebut dapat dianggap sebagai asbab

al nuzul.

1. Sebagian ulama berpendapat bahwa jarak antara turunnya ayat dengan

peristiwa yang dianggap sebagai asbab al nuzul ayat tidak harus

dekat, tetapi boleh berjarak waktu yang cukup lama. Al wahidi

berpendapat bahwa suratAl fill turun karena peristiwa terjadinya

penyerangan tentara gajah ke ka’bah yang terjadi sekitar 40 tahun

lebih sebelum turunnya ayat.

2. Pendapat lain menyatakan bahwa jarak antara peristiwa dengan ayat

yang diturunkan harus dekat, sehingga ayat yang turun jauh setelah

peristiwa tersebut tidak dapat dipandang sebagai asbab al nuzul ayat.

Maka peristiwa serangan tentara gajah bukanlah merupakan asbab al

nuzulsuratAl fill.

9

Page 10: Konsep Asbab Al Nuzul

Banyak nuzul dengan satu sebab ( ta’addut al nazil wa asbab wahid)

Terkadang banyak ayat yang turun, sedang sebabnya hanya satu.

Dalam hal ini tidak ada permasalahan yang cukup penting, karena itu

banyak ayat yang turun berkenaan dengan satu peristawa (Al

qattan,1973:92). Statemen Al qattan diatas benar apabila yangdimaksud

dengan “satu sebab” adalah satu tema asbab al nuzul yang sama, yang

kemudian dianggap satu sebab.

Beberapa ayat yang turun untuk satu orang

Terkadang seorang sahabat mengalami beberapa peristiwa, yang Al

Qur’an turun mengenai peristiwa-peristiwa tersebut.Oleh karena itu,

banyak ayat Al Qur’an yang turun mengenai dirinya sesuai dengan

banyaknya peristiwa yang terjadi. Misalnya, apa yang diriwayatkan oleh

bukhori dalam kitab Al adab Al mufrad (Al qattan,1973:94) dari saad bin

abi waqas yang menyatakan bahwa ada empat ayat yang turunberkenaan

denganku. Pertama, ketika ibuku bersumpah bahwa ia tidak akan makan

dan minum sebelum aku meninggalkan Muhammad, lalu Allah

menurunkan ayat ke-15 surat Luqman.

15. dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan

aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, Maka

janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di

dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku,

kemudian hanya kepada-Kulah kembalimu, Maka Kuberitakan

kepadamu apa yang telah kamu kerjakan. (QS. Luqman: 15).

10

Page 11: Konsep Asbab Al Nuzul

Kedua, ketika aku mengambil sebilah pedang dan mengaguminya,

maka aku berkata kepada Rosulullah, wahai Rosulullah berikanlah pedang

ini kepadaku, maka Allah menurunkan ayat pertama surat Al anfal.

1. mereka menanyakan kepadamu tentang (pembagian) harta rampasan perang. Katakanlah: "Harta rampasan perang kepunyaan Allah dan Rasul[593], oleh sebab itu bertakwalah kepada Allah dan perbaikilah perhubungan di antara sesamamu; dan taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya jika kamu adalah orang-orang yang beriman." (Al Anfal :1 )

[593] Maksudnya: pembagian harta rampasan itu menurut ketentuan Allah dan RasulNya.

Ketiga, ketika aku sedang sakit, Rosulullah mengunjungiku. Aku

bertanya kepadanya: wahai Rosuluulah, aku ingin membagikan hartaku,

bolehkah aku mewasiatkan separuhnya? Ia menjawab tidak. Aku bertanya

lagi bagaimana kalau sepertiganya?Rosuluulah diam. Maka wasiat dengan

sepertiga harta itulah yang diperbolehkan..Keempat, ketika aku sedang

minum minuman keras (khamr), salah seorang diantara mereka memukul

hidungku dengan tulang rahang unta, lalu aku datang kepada

Rosulullah.Maka Allah menurunkan larangan minum khamr.

d. Signifikansi asbab al nuzul

Asbab al nuzul mempunyai peranan penting dalam upaya mengetahui

dan memahami maksud suatu ayat dan hikmah yang terkandung di

dalamnya.Asbab al nuzul juga dibutuhkan terutama untuk menetapkan tujuan

atau sasaran yang ingin dicapai Al Qur’an ("ideal moral" Al Qur’an) atau

sebab berlakunya hukum (ratiologis).Hampir semua ulama sepakat bahwa

asbab al nuzul itu penting dan mendasar untuk menemukan makna dan

signifikansi ayat-ayat Al Qur’an. Al wahidi salah seorang ulama yang

mengawali penulisan kitab “asbab al nuzul” menyatakan bahwa tidak

11

Page 12: Konsep Asbab Al Nuzul

mungkin bias menafsirkan ayat dan mengetahui maknanya, tanpa mengetahui

kisah dan sebab turunnya.

Namun demikian ada juga yang berpendapat bahwa pengaruh asbab

al nuzul terhadap pemahaman Al Qur’an tidak begitu penting. Mereka

beralasan, karena tidak seluruh ayat dan surat dalam Al Qur’an memiliki

asbab al nuzul. Kalaupun dihitung jumlahnya tidak signifikan. Bahkan

Muhammad Syahrur (M.Roem Rowi,2005 :12) berpendapat bahwa Al Qur’an

sebenarnya tidak memiliki asbab al nuzul, karena kandungan Al Qur’an

sudah terprogram sejak di lauhul mahfud yang tercermin dalam terminologi

Al kitab, Al makmun, dan fi Imam mubin. Di samping bahwa Al Qur’an

diturunkan dalam satu paket wahyu yang utuh pada bulan Ramadhan,

karenanya tidak ada kaitan antara peristiwa quranik yang diceritakan dalam al

hadis dengan ayat-ayat tersebut. Sebagaimana firman Allah:

1. Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Quran) pada malam

kemuliaan(QS. Al qadr:1)[1593].

[1593] Malam kemuliaan dikenal dalam bahasa Indonesia dengan malam

Lailatul Qadr Yaitu suatu malam yang penuh kemuliaan, kebesaran,

karena pada malam itu permulaan turunnya Al Quran.

185. (Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya

diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-

penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). karena

itu, Barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, Maka

hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan Barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu

ia berbuka), Maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu,

12

Page 13: Konsep Asbab Al Nuzul

pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki

kesukaran bagimu.dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu

mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu

bersyukur.(QS. Al baqarah:185).

Meskipun asbab al nuzul sangat penting dalam menyingkapkan

makna teks, namun mengetahui secara pasti dan meyakinkan sebab-sebab

sejumlah besar teks Al Qur’an diturunkan tidak selalu mudah. Sebab,

terkadang kita dapatkan banyak riwayat yang melontarkan sejumlah sebab

yang berbeda bagi turunnya suatu ayat itu sendiri (ta'addud al asbab wa al

nazil wahid), dan terkadang sebab yang sama berkaitan dengan ayat-ayat

yang berlainan (ta'addud alnazil wa al sabab wahid). Apakah asbab al

nuzul itu hanya berkenaan dengan peristiwa atau orang yang spesifik atau

dapat digeneralisasikan.Dikalangan mufassirin terjadi ikhtilaf apakah

pelajaran (al 'ibrah) itu bersifat spesifik (bi khusus al sabab) atau umum

(bi umum al lafdz). Masalah yang lain adalah dalam hal kebahasaan,

kalimat istifham (kalimat Tanya) umpamanya, adalah sekedar suatu

kalimat. Namun ia bisa mempunyai pengertian yang lain, seperti taqrir

(penegasan), nafi (penafian) dan pengertian-pengertian yang lainnya.

Terlepas dari perbedaan pendapat di atas, memang patut

dipertanyakan lagi pendapat yang menyatakan bahwa tidak mungkin

memahami Al Qur’an tanpa mengetahui tentang asbab al nuzulnya.Sejalan

dengan pendapat ini, M. Roem Rowi. (2005:12) berpendapat bahwa

pernyataan seperti di atas terkesan memutlakkan posisi asbab al nuzul

dalam pemahaman Al Qur’an.Padahal kalau diteliti secara seksama, hanya

sebagian kecil saja diantara ayat-ayat Al Qur’an yang tidak bisa dipahami

secara akurat kecuali dengan mengetahui sebab turunnya.Adapun sebagian

besar lainnya tetap bisa dipahami meskipun tidak memakai asbab al nuzul-

nya, baik itu dengan pendekatan kebahasaan dengan sesama ayat, konteks

ayat dan cara-cara lainnya.

13

Page 14: Konsep Asbab Al Nuzul

Dalam kitab “Asbab al Nuzul” karya Al wahidi jumlah ayat yang

memiliki asbab al nuzul sebanyak 715 ayat / 11,46 % dari keseluruhan

ayat Al Qur’an. Dalam kitab “Lubab al nuqul fi asbab al nuzul” karya Al

suyuti terdapat 711 ayat/ 11,40 %. Sedangkan dalam kitab “Al musnad al

shahih min asbab al nuzul” karya Muqbil bin Hadi al wadi’I terdapat 333

ayat/ 5,34 % (M.Roem Rowi,2005:16). Dengan demikian bisa dikatakan

bahwa ayat-ayat yang mempunyai asbab al nuzul sangat sedikit dibanding

dengan jumlah ayat Al Qur’an secara keseluruhan. Namun jumlah surat

yang memiliki asbab al nuzul menurut ketiga ulama tersebut cukup

dominan, dari 114 surat-surat Al Qur’an. Jumlah surat yang ayat-ayatnya

mempunyai asbab al nuzulsebanyak : 82 surat/ 71,90% (Al wahidi) , 103

surat/ 90,35% (Al suyuti), dan 55 surat/ 48,24% (Muqbil bin Hadi).

Namun tetap tidak signifikan, karena yang menjadi ukuran adalah jumlah

ayat-ayat yang mempunyai asbab al nuzul.

Sedangkan jumlah hadis yang membuat asbab al nuzul menurut Al

wahidi memuat 885 hadis dari 715 ayat yang dijelaskan, sedangkan as

suyuti menyatakan 994 hadis dari 711 ayat. Akan tetapi sebagian hadis-

hadis tersebut tidak secara spesifik menceritakan sebab-sebab turunnya

sebuah ayat, karena hanya bersifat menjelaskan tentang posisi Makki dan

Madani ayat dan sebagian hadis yang lain, lebih tepat diistilahkan dengan:

“ Ma ruwiya min al hadis bi sabab al hayah “.Dengan kata lain, tidak

semua sahabat menyaksikan turunnya ayat dalam berbagai waktu yang

berbeda-beda. Oleh karena itu, ibn Taimiyah (Nasr Hamid,2003:132)

menyadari bahwa kita harus membedakan riwayat-riwayat sahabat antara

riwayat yang memastikan sebab turunnya ayat dengan riwayat yang

menunjukkan hukumnya (ayat).

Dari perspektif kuantitatif di atas bisa disimpulkan bahwa

sebetulnya dalam memahami ataupun menafsirkan Al Qur’an, faktor

pengetahuan asbab al nuzul bukan segala-galanya, apalagi di anggap

sebagai sesuatu yang mutlak, yang seakan-akan tidak mungkin bisa

14

Page 15: Konsep Asbab Al Nuzul

memahami Al Qur’an tanpa asbab al nuzul. Atau dengan kata lain bisa

dinyatakan bahwa, penggunaan asbab al nuzul hanya diperlukan pada

ayat-ayat yang tidak dapat dipahami secara tepat berdasarkan teksnya saja.

Diantaranya adalah ayat :

Sesungguhnya Shafaa dan Marwa adalah sebahagian dari syi'ar

Allah[102]. Maka Barangsiapa yang beribadah haji ke Baitullah atau

ber-'umrah, Maka tidak ada dosa baginya[103] mengerjakan sa'i antara

keduanya. dan Barangsiapa yang mengerjakan suatu kebajikan dengan

kerelaan hati, Maka Sesungguhnya Allah Maha Mensyukuri[104]

kebaikan lagi Maha mengetahui.(QS. Al baqarah: 158).

[102] Syi'ar-syi'ar Allah: tanda-tanda atau tempat beribadah kepada

Allah.

[103] Tuhan mengungkapkan dengan Perkataan tidak ada dosa sebab

sebahagian sahabat merasa keberatan mengerjakannya sa'i di situ,

karena tempat itu bekas tempat berhala.dan di masa jahiliyahpun

tempat itu digunakan sebagai tempat sa'i. untuk menghilangkan rasa

keberatan itu Allah menurunkan ayat ini.

[104] Allah mensyukuri hamba-Nya: memberi pahala terhadap amal-

amal hamba-Nya, mema'afkan kesalahannya, menambah nikmat-Nya

dan sebagainya.

Dalam redaksi ayat tersebut terdapat kalimat la junaha (tidak ada

dosa besar) yang memberikan pengertian menafikan kewajiban sa'i.

kemudian Zubair bertanya kepada kepada Aisyah ra, tentang hal tersebut

yang kemudian diterangkan bahwa kalimat la junaha tidak berarti

menafikan kewajiban, melainkan berarti menghilangkan perasaan berdosa

dan beban dari hati kaum muslimin ketika melaksanakan sa'i antara shafa

dan marwa, sebab perbuatan itu termasuk tradisi jahiliyah. Dalam riwayat

15

Page 16: Konsep Asbab Al Nuzul

disebutkan bahwa di daerah shafa terdapat patung yang dinamakan ishaf ,

dan di atas marwa ada patung lain yang bernama nailah. Jauh sebelum

islam datang, ketika orang musyrik mengerjakan sa'i, mereka

melakukannya sambil mengusap kedua patung tersebut. Setelah islam

datang dan kedua patung itu dihancurkan, kaum muslimin masih merasa

keberatan untuk melakukan sa'i, sehingga turunlah ayat tersebut.

BAB III

16

Page 17: Konsep Asbab Al Nuzul

PENUTUP

KESIMPULAN

Penjelasan di atas merupakan kajian kritis yang bersifat meninjau ulang

posisi dan fungsi asbab al nuzul dalam pemahaman Al Qur’an.Mengingat bahwa

asbab al nuzul adalah salah satu ilmu-ilmu Al Qur’an yang terpenting.Oleh karena

itu para ulama menuangkan masalah asbab al nuzul dalam berbagai karya ilmiah

yang kini mewnjadi rujukan para ahli. Jika berbagai data kuantitatif dan analisis

di atas dihubungkan dengan persoalan signifikansi pemahaman Al Qur’an, maka

memang tidak semua ayat Al Qur’an membutuhkan penjelasan dengan memakai

asbab al nuzul. Sehingga dengan demikian maka Al Qur’anakan lebih mudah

dipahami dan dipelajari, sesuai dengan apa yang dijanjikan Allah dalam Al

Qur’an. Namun ini sama sekali tidak berarti mengurangi arti penting asbab al

nuzul, apalagi dianggap tidak perlu lagi.

DAFTAR PUSTAKA

17

Page 18: Konsep Asbab Al Nuzul

Daftar Referensi Berbahasa Asing

Al Sayyid Alwi bin Sayyid Abbas Al Maliki, Faidlu Al Khobir Wa Khulashotu Al Taqriin. Al Haramain.

Al qattan, Manna’ Kholil.1973. Mabahis fi ulum Al Qur’an. Tanpa kota: Mansyurat bi’ashri al hadits.

Al Zarqani .Tanpa tahun.Manahil al ‘irfan fi ulum Al Qur’an.Beirut : daar al fikr

Jalaluddin bin Abdirrahman Al Suyuthi 2002 (Cet. 1 ). Lubabu Al Nuqul Fi Asbaabi Al Nuzul. Bheirut Libanon : Muassisah Al Kutub Al Tsaqafiah.

Muhammad Drs bin Al Husni Al Maliki Alawi (cet2) 1983.Zubdah Al Itqon fi ulum Al Qur’an. Jeddah : Dar Asy Syuruq.

Daftar Referensi Berbahasa Indonesia

Al aththar, DR. Dawud.1994 (cet. Ke-1).Perspektif baru ilmu Al Qur’an. Terjemahan Afif dan Ahsin. Bandung: Pustaka hidayah.

Al munawwir, Ahmad Warson.1997 (cet. 14).Kamus Al munawwir.Surabaya : Pustaka progressif.

Al Qur’an dan Terjemahan (2005), King Abdussu’ud : Makkah Al Mukarramah

Abu Zayd, Nasr Hamid. 2003 (cet. Revisi).Tekstualitas Al Qur’an. Yogyakarta : LkiS.

As Shiddieqy, Hasbi Prof. Dr Muhammad. Ilmu-ilmu Al Qur’an ( Ulum Al Qur’an ) 2009 (Cet.1). Semarang : Pustaka Rizki Putera

F. Mas’udi, Masdar. Tanpa tahun.“Asbab al nuzul – Relevansinya bagi pandangan Historisis segi-segi tertentu ajaran keagamaan” . Dalam Munawar, Budhy dan Rachmat. Artikel yayasan paramadina: KONTEKSTUALISASI DOKTRIN ISLAM DALAM SEJARAH. Jakarta. Yayasan paramadina.

Rowi, Prof. DR. HM. Roem. 2005. Menimbang kembali signifikansi asbab al nuzul dalam pemahaman Al Qur’an. Surabaya: Tanpa penerbit.

Lampiran :

18

Page 19: Konsep Asbab Al Nuzul

Jumlah surat dan ayat yang memiliki asbab al nuzul menurut

Jalaluddin bin Abdirrahman As Suyuti dalam karyanya Lubab Al Nuqul fi Asbab Al Nuzul

No. Nama Jml.ayatJml. ayat Asb.

Nuzul (%)Nomor ayat Jml. hds

1 Alfatihah 7

2 Al baqarah 286 71 6,7,14,17,19,26,62,76,79,80,81,89,94,99,100,102,104,118,119,120,125,130,135,142,143,144,154,159,164,174,177,178,184,186,187,188,189,190,195,196,197,198,199,200,204,207,208,214,215,217,219,220,221,222,223,228,229,230,231,237,238,240,241,245,256,257,237,272,274,278,285.

152

3 Ali imran 200 33 21,26,28,31,58,65,71,72,73,77,79,86,97,100,113,118,121,128,130,140,143,144,154,161,165,169,172,181,186,188,190,195,199.

56

4 Al Nisa 176 47 3,6,11,19,22,23,24,32,33,34,37,43,48,49,51,58,59,60,65,66,69,77,83,88,90,92,93,94,95,97,100,101,102,105,123,124,127,128,135,148,153,154,155,156,163,166,176.

102

5 Al maidah 120 25 2,3,4,6,11,15,18,23,38,41,49,51,53,57,59,64,68,82,87,90,91,93,100,101,106.

50

6 Al an’am 165 19 19,26,33,52,53,54,55,65,82,91,93,94,108,109,118,119,120,121,122. 257 Al a’raf 206 5 31,32,184,187,204. 68 Al anfal 75 23 1,5,9,17,19,27,30,31,32,33,34,35,36,49,55,58,64,65,67,70,71,73,75. 409 Al taubah 129 35 14,17,18,19,25,28,30,37,38,39,41,43,49,50,53,58,61,65,74,75,79,81,84,91,

99,102,103,107,108,111,113,117,119,122.57

10 Yunus 109 1 1 111 Hud 123 3 5, 8, 114 512 Yusuf 111 1 3 213 Al ra’d 43 16 8,9,10,11,12,13,31,38,39 414 Ibrahim 52 1 28 115 Al hijr 99 5 24,45,47,49,95 716 Al nahl 128 12 1,38,41,75,83,91,92,103,106,110,126 1617 Al isra’ 111 20 15,26,28,29,45,56,59,60,61,73,76,80,85,88,90,91,92,93,110,111 3118 Al kahfi 110 5 6,23,28,104 1519 Maryam 98 3 64,77,96 120 Taha 135 4 1,105,114,131 621 Al anbiya’ 112 4 6,34,36,101 322 Al hajj 78 9 3,11,19,25,27,37,39,52,60 1323 Al mukminun 118 4 2,14,67,76 824 Al nur 64 27 26,27,29,31,33,48,55,61,62,63 3825 Al furqan 77 7 10,20,27,32,68,69,70 726 Al syu’ara 227 6 205,214,224,225,226,227, 227 Al naml 93 - - -28 Al qasas 88 6 51,52,56,57,61,85 929 Al ankabut 69 5 1,2,8,51,60,68 730 Al rum 60 3 1,27,28 331 Luqman 34 3 6,27,34 632 Al sajdah 30 4 16,17,18,28 433 Al ahzab 73 16 1,4,9,12,23,28,35,36,37,40,43,47,50,51,53,57 4234 Saba’ 54 2 15,34 235 Fatir 45 4 8,29,35,42 436 Yasin 83 10 1,2,3,4,5,6,7,8,21,77 437 Al saffat 182 4 64,158,165,176 538 Sad 88 8 1,2,3,4,5,6,7,8, 139 Al zumar 75 11 3,9,17,23,36,45,53,64,65,66,67 1940 Al mu’min 85 4 4,55,56,57 4

19

Page 20: Konsep Asbab Al Nuzul

41 Fussilat 54 3 22,40,44 342 Al shura’ 53 5 16,23,24,25,27 543 Al zuhruf 89 5 19,31,36,57,80 544 Al dukhan 59 5 10,15,16,43,49 445 Al jahiyah 37 2 23,24 246 Al ahqaf 35 8 10,11,17,19 847 Muhammad 38 5 1,4,13,16,33 548 Al fath 29 7 1,2,5,18,25,25,27 649 Al hujurat 18 10 1,2,3,4,6,9,11,12,13,17 2250 Qaf 45 2 35,38 151 Al dhariyat 60 3 19,54,55 352 Al tur 49 1 30 153 Al najm 62 11 32,33,34,35,36,37,38,39,40,41,61 554 Al qamar 55 5 1,45,47,48,49 355 Al rahman 78 1 46 156 Al waqi’ah 96 12 13,27,29,75,76,77,78,79,80,81,82 657 Al hadid 29 3 16,28,29 858 Al mujadilah 22 9 1,8,10,11,12,13,14,18,22 1359 Al hasr 24 4 1,5,9,11 960 Al mumtahanah 13 5 1,8,10,11,13 961 Al saf 14 4 1,2,10,11 362 Al jumu’ah 11 1 11 263 Al munafiqun 11 4 5,6,7,8 464 Al taghabun 18 2 14,16 365 Al talaq 12 3 1,2,4 766 Al tahrim 12 3 1,2,5 767 Al mulk 30 - - -68 Al qalam 52 6 2,4,10,11,13,17 669 Al haqqah 52 1 1,2,4 170 Al ma’arij 44 2 1,2,5 371 Nuh 28 - - -72 Al jin 28 5 2,6,16,18,22 873 Al muzammil 20 2 1,20 274 Al mudasir 56 11 1,2,3,4,5,6,7,11,30,31,52 675 Al qiyamah 40 3 16,34,35 376 Al insan 31 3 8,20,24 377 Al mursalat 50 1 48 178 Al naba’ 40 1 1 179 Al naziyat 46 7 10,12,42,43,44,45,46 280 ‘Abasa 40 2 1,7 281 Al takwir 29 1 29 182 Al infitar 19 1 6 183 Al mutaffifin 36 1 1 184 Al inshiqaq 25 -

85 Al buruj 22 -

86 Al tariq 17 1 5 187 Al a’la 19 1 6 188 Al gasiyah 26 1 17 189 Al fajr 30 1 27 190 Al balad 20 -

91 Al sams 15 - -

92 Al lail 21 12 1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12 493 Al zuha 11 5 1,2,3,4,5 594 Al inshirah 8 1 6 195 Al tin 8 1 5 1

20

Page 21: Konsep Asbab Al Nuzul

96 Al ‘alaq 19 6 6,9,10,11,12,13 397 Al qadar 5 2 1,3 398 Al bayinah 8 - -

99 Al zalzalah 8 1 7 1100 Al ‘adiyat 11 1 1 1101 Al qari’ah 11 - -

102 Al takatsur 8 2 1,2 2103 Al ‘asr 3 - -

104 Al humazah 9 9 1,2,3,4,5,6,7,8,9 3105 Al fiil 5 - -

106 Al qurays 4 1 1 1107 Al ma’un 7 1 4 1108 Al kautsar 3 3 1,2,3 8109 Al kafirun 6 6 1,2,3,4,5,6 3110 Al nasr 3 3 1,2,3 1111 Al lahab 5 5 1,2,3,4,5 2112 Al ikhlas 4 4 1 4113 Al falaq 5 5 1,2,3,4,5 1114 Al nas 6 6 1,2,3,4,5,6 1Jml 6234 711 994

21