24
Konsep Dasar Hamil dengan Mioma Uteri A. Pengertian Kehamilan adalah perubahan-perubahan yang terjadi dan diawali pertemuan dan persenyawaan antara sel telur (ovum) dan sel mani (sperma) yang menghasilkan zigot sehingga terbentuk janin.Untuk tiap kehamilan harus ada spermatozoa, ovum, perubahan ovum (konsepsi) dan nidasi hasil konsepsi (Saifuddin, 2009: 139). Mioma uteri merupakan tumor jinak otot rahim, disertai jaringan ikatnya, sehingga dapat dalam bentuk padat (karena jaringan ikatnya dominan dan lunak) karena otot rahimnya dominan (Manuaba, 2010 ). Neoplasma jinak yang berasal dari otot uterus dan jaringan ikat yang menumpangnya dan dikenal juga dengan istilah fibromioma, leiomioma dan fibroid (Prawiroharjo,2009). Tumor benigna yang berhubungan dengan otot polos uterus (Dutton,at al,2011). B. Etiologi Sampai saat ini belum diketahui penyebab pasti mioma uteri dan diduga merupakan penyakit multifaktorial. Dipercayai bahwa mioma merupakan sebuah tumor monoklonal yang dihasilkan dari mutasi somatik dari sebuah sel neoplastik tunggal. Sel-sel tumor mempunyai abnormalitas kromosom, khususnya pada kromosom lengan 12q13-15.

Konsep Dasar Hamil Dengan Mioma Uteri

Embed Size (px)

DESCRIPTION

mioma

Citation preview

Konsep Dasar Hamil dengan Mioma UteriA. Pengertian

Kehamilan adalah perubahan-perubahan yang terjadi dan diawali pertemuan dan persenyawaan antara sel telur (ovum) dan sel mani (sperma) yang menghasilkan zigot sehingga terbentuk janin.Untuk tiap kehamilan harus ada spermatozoa, ovum, perubahan ovum (konsepsi) dan nidasi hasil konsepsi (Saifuddin, 2009: 139).

Mioma uteri merupakan tumor jinak otot rahim, disertai jaringan ikatnya, sehingga dapat dalam bentuk padat (karena jaringan ikatnya dominan dan lunak) karena otot rahimnya dominan (Manuaba, 2010 ). Neoplasma jinak yang berasal dari otot uterus dan jaringan ikat yang menumpangnya dan dikenal juga dengan istilah fibromioma, leiomioma dan fibroid (Prawiroharjo,2009).Tumor benigna yang berhubungan dengan otot polos uterus (Dutton,at al,2011).

B. Etiologi

Sampai saat ini belum diketahui penyebab pasti mioma uteri dan diduga merupakan penyakit multifaktorial. Dipercayai bahwa mioma merupakan sebuah tumor monoklonal yang dihasilkan dari mutasi somatik dari sebuah sel neoplastik tunggal. Sel-sel tumor mempunyai abnormalitas kromosom, khususnya pada kromosom lengan 12q13-15.Beberapa penelitian mengatakan bahwa masing-masing mioma muncul dari satu sel neoplasma soliter (satu sel ganas) yang berada diantara otot polos miometrium (otot polos didalam rahim). Selain itu didapatkan juga adanya faktor keturunan sebagai penyebab mioma uteri.Pertumbuhan dari leiomioma berkaitan dengan adanya hormon estrogen. Tumor ini menunjukkan pertumbuhan maksimal selama masa reproduksi, ketika pengeluaran estrogen maksimal. Mioma uteri memiliki kecenderungan untuk membesar ketika hamil dan mengecil ketika menopause berkaitan dengan produksi dari hormon estrogen. Apabila pertumbuhan mioma semakin membesar setelah menopause maka pertumbuhan mioma ke arah keganasan harus dipikirkan.Faktor-faktor hormon yang mempengaruhi pertumbuhan tumor adalah estrogen, progesteron dan human growth hormone (mioma-uteri.html).1) Estrogen a. Mioma uteri dijumpai setelah menarche.

b. Seringkali terdapat pertumbuhan tumor yang cepat selama kehamilan dan terapi estrogen eksogen.

c. Mioma uteri akan mengecil pada saat menopause dan pengangkatan ovarium

d. Adanya hubungan dengan kelainan lainnya yang tergantung estrogen seperti endometriosis (50%), perubahan fibrosistik dari payudara (14,8%), adenomyosis (16,5%) dan hiperplasia endometrium (9,3%).

e. Mioma uteri banyak ditemukan bersamaan dengan anovulasi ovarium dan wanita dengan sterilitas.

f. 17B hidroxydesidrogenase: enzim ini mengubah estradiol (sebuah estrogen kuat) menjadi estron (estrogen lemah). Aktivitas enzim ini berkurang pada jaringan miomatous, yang juga mempunyai jumlah reseptor estrogen yang lebih banyak daripada miometrium normal.

2) ProgesteronProgesteron merupakan antagonis natural dari estrogen. Progesteron menghambat pertumbuhan tumor dengan dua cara yaitu: mengaktifkan 17B hidroxydesidrogenase dan menurunkan jumlah reseptor estrogen pada tumor.3) Hormon pertumbuhanLevel hormon pertumbuhan menurun selama kehamilan, tetapi hormon yang mempunyai struktur dan aktivitas biologik serupa yaitu HPL, terlihat pada periode ini, memberi kesan bahwa pertumbuhan yang cepat dari leiomioma selama kehamilan mungkin merupakan hasil dari aksi sinergistik antara HPL dan estrogen.C. Patofisiologi

Mioma memiliki reseptor estrogen yang lebih banyak disbanding miometrium normal. Teori cell nest atau teori genitoblat membuktikan dengan pemberian estrogen ternyata menimbulkan tumor fibromatosa yang berasal dari sel imatur. Mioma uteri terdiri dari otot polos dan jaringan yang tersusun seperti konde diliputi pseudokapsul.Mioma uteri lebih sering ditemukan pada nulipara, faktor keturunan juga berperan.Perubahan sekunder pada mioma uteri sebagian besar bersifaf degeneratif karena berkurangnya aliran darah ke mioma uteri (Manuaba, 2007).

Meningkatnya vaskularisasi uterus ditambah dengan meningkatnya kadar estrogen sirkulasi sering menyebabkan pembesaran dan pelunakan mioma. Mioma tumbuh lebih cepat dalam kehamilan akibat hipertrofi dan edema, terutama dalam bulan-bulan pertama, mungkin karena pengaruh hormonal.Setelah kehamilan 4 bulan mioma tidak bertambah besar lagi.

Jika pertumbuhan mioma terlalu cepat, akan melebihi suplai darahnya sehingga terjadi perubahan degeneratif pada tumor ini. Hasil yang paling serius adalah nekrobiosis (degenerasi merah). Perubahan ini menyebabkan rasa nyeri di perut yang disertai gejala- gejala rangsangan peritoneum dan gejala-gejala peradangan, walaupun dalam hal ini peradangan bersifat suci hama. Pasien dapat mengeluh nyeri dan demam derajat rendah, biasanya pada kehamilan 10 minggu kedua.Palpasi menunjukkan bahwa mioma sangat lunak.Terapinya adalah memberikan analgetika. Nyeri akan hilang dalam beberapa hari dan kehamilan berlanjut.

Mioma uteri subserosum yang bertangkai dapat mengalami torsi akibat desakan uterus yang makin lama makin membesar.Torsi menyebabkan gangguan sirkulasi yang nekrosis dan menimbulkan gambaran klinik acute abdomen.(Yuska, 2009).D. Faktor predisposisi

Menurut Manuaba (2007), faktor-faktor penyebab mioma uteri belum diketahui, namun ada 2 teori yang menjelaskan faktor penyebab mioma uteri, yaitu:1. Teori StimulasiBerpendapat bahwa estrogen sebagai faktor etiologi dengan alasan :a. Mioma uteri sering kali tumbuh lebih cepat pada masa hamilb. Neoplasma ini tidak pernah ditemukan sebelum monarchec. Miomauteri biasanya mengalami atrofi sesudah menopaused. Hiperplasia endometrium sering ditemukan bersama dengan mioma uteri2. Teori Cellnest atau GenitoblasTerjadinya mioma uteri tergantung pada sel-sel otot imatur yang terdapat pada cell nest yang selanjutnya dapat dirangsang terus menerus oleh estrogen.Selain teori tersebut, menurut Muzakir (2008) faktor risiko yang menyebabkan mioma uteri adalaha. Usia penderitaMioma uteri ditemukan sekitar 20% pada wanita usia reproduksi dan sekitar 40%-50% pada wanita usia di atas 40 tahun. Mioma uteri jarang ditemukan sebelum menarke (sebelum mendapatkan haid).Sedangkan pada wanita menopause mioma uteri ditemukan sebesar 10%.b. Hormon endogen (Endogenous Hormonal)Mioma uteri sangat sedikit ditemukan pada spesimen yang diambil dari hasil histerektomi wanita yang telah menopause, diterangkan bahwa hormon esterogen endogen pada wanita-wanita menopause pada level yang rendah/sedikit (Parker, 2007). Otubu et al menemukan bahwa konsentrasi estrogen pada jaringan mioma uteri lebih tinggi dibandingkan jaringan miometrium normal terutama pada fase proliferasi dari siklus menstruasi (Djuwantono, 2004).

c. Riwayat KeluargaWanita dengan garis keturunan tingkat pertama dengan penderita mioma uteri mempunyai 2,5 kali kemungkinan untuk menderita mioma dibandingkan dengan wanita tanpa garis keturunan penderita mioma uteri. Penderita mioma yang mempunyai riwayat keluarga penderita mioma mempunyai 2 (dua) kali lipat kekuatan ekspresi dari VEGF- (a myoma-related growth factor) dibandingkan dengan penderita mioma yang tidak mempunyai riwayat keluarga penderita mioma uteri (Parker, 2007).

d. Indeks Massa Tubuh (IMT)

Obesitas juga berperan dalam terjadinya mioma uteri.Hal ini mungkin berhubungan dengan konversi hormon androgen menjadi esterogen oleh enzim aromatease di jaringan lemak (Djuwantono, 2004).Hasilnya terjadi peningkatan jumlah esterogen tubuh yang mampu meningkatkan pprevalensi mioma uteri (Parker, 2007).e. Makanan

Beberapa penelitian menerangkan hubungan antara makanan dengan prevalensi atau pertumbuhan mioma uteri.Dilaporkan bahwa daging sapi, daging setengah matang (red meat), dan daging babi menigkatkan insiden mioma uteri, namun sayuran hijau menurunkan insiden mioma uteri.Tidak diketahui dengan pasti apakah vitamin, serat atau phytoestrogen berhubungan dengan mioma uteri (Parker, 2007).f. Kehamilan

Kehamilan dapat mempengaruhi mioma uteri karena tingginya kadar esterogen dalam kehamilan dan bertambahnya vaskularisasi ke uterus kemungkinan dapat mempercepat terjadinya pembesaran mioma uteri (Manuaba, 2007).g. Paritas

Lebih sering terjadi pada nullipara atau pada wanita yang relatif infertil, Semakin besar jumlah paritas, maka akan menurunkan angka kejadian mioma uteri (mioma-uteri.html, 2010). Tetapi sampai saat ini belum diketahui apakah infertilitas menyebabkan mioma uteri atau sebaliknya mioma uteri yang menyebabkan infertilitas, atau apakah kedua keadaan ini saling mempengaruhi.h. Kebiasaan merokok

Merokok dapat mengurangi insiden mioma uteri.Diterangkan dengan penurunan bioaviabilitas esterogen dan penurunan konversi androgen menjadi estrogen dengan penghambatan enzim aromatase oleh nikotin (Parker, 2007).i. Fungsi ovariumDiperkirakan ada korelasi antara hormon estrogen dengan pertumbuhan mioma, dimana mioma uteri muncul setelah menarke, berkembang setelah kehamilan dan mengalami regresi setelah menopause (mioma-uteri.html, 2010).E. Patologi Anatomi

Berdasarkan teori genitoblast Meyer dan de Snoo, dan rangsangan terus menerus setiap bulan dari estrogen, maka pertumbuhan mioma uteri terjadi :

1) Berlapis seperti berambang

Jika tumor dipotong, akan menonjol di atas miometrium sekitarnya karena kapsulnya berkontraksi. Warnanya abu keputihan, tersusun atas berkas-berkas otot jalin-menjalin dan melingkar-lingkar di dalam matriks jaringan ikat. Pada bagian perifer serabut otot normal yang mengelilingi tumor berorientasi yang sama. Antara tumor dan miometrium normal, terdapat lapisan jaringan areolar tipis yang membentuk pseudokapsul, tempat masuknya pembuluh darah ke dalam mioma.

2) Lokalisasi bervariasi

Sarang mioma di uterus dapat berasal dari serviks uteri (1-3%) dan selebihnya adalah dari korpus uteri. Menurut tempatnya di uterus dan menurut arah pertumbuhannya, maka mioma uteri dibagi 4 jenis antara lain:

a. Mioma Subserosa

Tumor subserosa terletak tepat di bawah lapisan serosa dan meonjol keluar dari permukaan uterus.Tumor ini dapat bertangkai dan meluas ke dalam rongga panggul atau rongga abdomen.Mioma subserosa dapat tumbuh diantara kedua lapisan ligamentum latum menjadi mioma intraligamenter atau wondering parasit fibroid.b. Mioma IntramuralTumor terletak di dalam dinding otot uterus dan dapat merusak bentuk rongga uterus atau dapat pula menonjol pada permukaan luar.Tumor ini di dalam otot rahim dapat besar, padat (jaringan ikat dominan), lunak (jaringan otot rahim dominan).Karena pertumbuhan tumor, jaringan otot sekitarnya akan terdesak dan terbentuk simpai yang mengelilingi tumor. Bila didalam dinding rahim dijumpai banyak mioma, maka uterus akan mempunyai bentuk yang berbenjo-benjol dengan konsistensi yang padat. Mioma yang terletak pada dinding depan uterus, dalam pertumbuhannya akan menekan dan mendorong kandung kemih ke atas, sehingga dapat menimbulkan keluhan miksi.c. Mioma Submukosa

Tumor submukosa terletak tepat dibawah lapisan endometrium.Tumor ini juga dapat bertangkai dan dapat menonjol ke dalam rongga uterus, melalui ostium serviks ke dalam vagina, atau keluar melalui lubang vagina.Jenis ini dijumpai 6,1% dari seluruh kasus mioma. Jenis ini sering memberikan keluhan gangguan perdarahan. Mioma jenis lain meskipun besar mungkin belum memberikan keluhan perdarahan, tetapi mioma submukosa, walaupun kecil sering memberikan keluhan gangguan perdarahan.

d. Mioma Pedinkulata

Mioma yang melekat ke dinding uterus dengan tangkai yang bisa masuk ke peritoneal atau cavum uteri. Tumor ini dapat keluar dari rongga rahim ke vagina, dikenal dengan nama mioma geburt atau mioma yang dilahirkan, yang mudah mengalami infeksi, ulcerasi, dan infark. Pada beberapa kasus, penderita akan mengalami anemia dan sepsis karena proses diatas.

Jenis mioma yang paling sering terjadi adalah jenis intramural (54%), subserosa (48%), submukosa (6,1%) dan jenis pendikulata.

Gambar : Letak mioma dalam uterus

F. Tanda gejalaGejala tergantung pada besar dan posisi mioma, besarnya perubahan sekunder serta komplikasi yang ditimbulkan.Kebanyakan mioma kecil dan beberapa yang lebih besar tidak menimbulkan gejala dan hanya terdeteksi pada pemeriksaan rutin. Tanda dan gejala mioma dibagi sebagai berikut: Mengalami perdarahan yang banyak dan lama selama masa haid atau pun di luar masa haid.

Mengalami rasa nyeri karena tekanan tumor dan terputarnya tangkal tumor, serta adanya infeksi di dalam rahim.

Terjadi penekanan pada organ di sekitar tumor seperti kandung kemih, ureter, rektum atau organ rongga panggul lainnya, menimbulkan gangguan buang air besar dan buang air kecil, pelebaran pembuluh darah vena dalam panggul, gangguan ginjal karena pembengkakan tangkai tumor.

Mengalami pula gangguan sulit hamil hal itu disebabkan karena terjadi penekanan pada saluran indung telur.

Kemudian pada bagian bawah perut dekat rahim terasa kenyal.Apabila sudah mengalami hal diatas anda harus waspada selain itu penyakit mioma apabila masih kecil tidak lah menimbulkan gejala tetapi anda harus waspada jika mioma ini sudah besar karena dapat menimbulkan gejala seperti : Mengalami rasa nyeri pada perut atau pinggul.

Kemudian perut terasa penuh bahkan terkadang membesar seperti wanita hamil.

Merasa nyeri saat bersenggama atau berhubungan suami istri.

Mengalami gejala anemia karena kehilangan darah haid.

Disertai sering berkemih karena miom menekan kandung kemih.

Terjadi tekanan pada panggul.

Mengalami gangguan haid seperti tidak teratur, nyeri, serta pendarahan tidak normalHampir separuh kasus mioma gejalanyatergantung dari lokasi myoma, besarnya myoma dan perubahan-perubahan dalam myoma. Gejala-gejala dapat digolongkan sebagai berikut :

1). Perdarahan tidak normal :a. BersifatMenorrhagiamekanisme perdarahan tidak diketahui jelas, tetapi faktor lain yang memegang peranan, yaitu :meluasnya permukaan endometriumdangangguandalamkontraktilitas miometrium.b. Bersifat metrorrhagia: disebabkanmioma sub mukosum, faktoryang lain sepertihiperplasia endometriumatauadenokarsinoma endometri.

2). Rasa NyeriDapat terjadi apabila :a. Miomamenyempitkankanalis cervikalisb. Mioma sub mukosum sedangdikeluarkandari rongga Rahim\c. Ada penyakit adneksa(inflamasi pada tuba dan ovarium) sepertiadneksitis. Salpingitis(inflamasi akut atau kronis pada tuba uterina)oovoritis(inflamasi pada ovarium)3). Terjadidegenerasi merahatauputaran tangkai(Myomgeburt).Tanda-tanda Penekanan tergantung :a. Tanda penekanan daribesar dan lokasimyoma uteri.b. Bisa padatraktus urinarius,usus, danpembuluh darah:(a) Akibat tekanan pada kandung kemih :distorsi=>gangguan miksiureter=>menyebabkanhidro ureter.

(b) Pada rektum dapat menyebabkanobstipasidannyeri defekasi.

(c) Pada pembuluh darah dalam panggul=>pembesaran pembuluh vena=>edema pada tungkaidanrasa nyeri pelvis.

4). Infertilitas dan Abortus :

a. Padamioma intra mural=>menutupataumenekan pars interstisialis tuba.b. Myoma submukosum=>terjadinyaabortus.

Apabila ditemukan myoma pada wanita dengan keluhan infertilitas=>lakukan pemeriksaan yang seksama terhadap sebab-sebab lain dari infertilitas, sebelum dihubungkan dengan adanya myoma uteri.:1) Perdarahan Abnormal

Perdarahan abnormal terjadi disebabkan antara lain karena :

a. Permukaan endometrium yang luas dari pada biasanya

b. Pengaruh estrogen yang lebih mempengaruhi ovarium sehinggaterjadilah hiperplasia endometrium sampai adeno karsinomaendometrium.c. Atrofi endometrium diatas myoma submukosa.

d. Miometrium tidak dapat berkontraksi maksimal karena adanya miomadiantara serabut miometrium, sehingga tidak dapat menjepit pembuluhdarah yang dilaluinya. Mioma subendometrium yang bertangkai dapat menyebabkan perdarahan persisten dari uterus.Akibat perdarahan, penderita dapat mengeluh anemis karena kekurangan darah, pusing, cepat lelah, dan mudah terjadi infeksi.

2) NyeriNyeri dapat timbul karena adanya gangguan sirkulasi darah padamioma disertai nekrosis dan peradangan. Adanya mioma akanmenjepit karnalis servikalis yang dapat menyebabkan dismenorea. Ketika uterus berkontraksi, juga dapat timbul nyeri kram.Mioma serviks dapat menyebabkan nyeri panggul dan kesulitan melakukan hubungan seksual.

3) Tanda Penekanan

Gangguan ini tergantung besarnya dan tempat mioma uteri. Penekananpadakandung kemih akan menyebabkan poliuri. Pada uretra akanmenyebabkan retensi urine pada pembuluh darah dan pembuluh limfedipanggul bisa menimbulkan nyeri pada panggul. Pada ureter dapat menyebabkan hidro ureter dan hidronefrosis, pada rektum dapat menyebabkan obstipasi dan tenesmia. Pada pembuluh darah dan pembuluh lymfe di panggul dapat menyebabkan edema tungkai dan nyeri panggul (baja, 2011). G. Pengaruh Mioma pada Kehamilan dan PersalinanMenurut Manuaba (2004), Bahaya mioma terhadap kehamilan:a. Gangguan terhadap tumbuh kembang janin dalam rahim dan dapat menimbulkan abortus, persalinan prematuritas IUGR, dan kelainan letak janin dalam rahim.

b. Inpartu dapat menimbulkan gangguan kontraksi, atau terjadi gangguan perjalanan persalinan normal sehingga memerlukan tindakan operasi.

c. Postpartum dapat terjadi:

Atonia uteri dan perdarahan.

Red degenerasi, karena gangguan dari aliran darah vena yang menimbulkan keadaan akut abdomen dan memerlukan tindakan operasi.

Kehamilan dapat mempengaruhi mioma uterikarena:

tingginya estrogen kehamilan,

vaskularisasi ke uterus bertambah.

Kedua keadaan ini ada kemungkinan dapat mempercepat terjadinya pembesaran mioma uteri.

Seksio sesarea pada kombinasi hamil dan mioma uteri

Pada umumnya, ditetapkan bahwa seksio sesarea saja tanpa mengangkat mioma, karena dugaan:

a. Terjadi banyak perdarahan sebagai akibat:

vaskularisasi rahim bertambah

operasi berlangsung lebih lama;

ada kemungkinan teknik operasi sulit.

b. Pengangkatan mioma hanya direkomendasikan bila terdapat hal-hal berikut.

Subserosa mioma uteri dengan modifikasinya.

Bila perdarahan cukup banyak dan membahayakan penderita, sebagian besar dilakukan histerektomi sehingga akan merugikan penderita bila ingin dilakukan enuklisasi mioma harus dapat dilakukan dengan teknik operasi khusus:

Selesaikan dulu operasi seksionya sampai menutup berlapis dengan perlindungan oksitosir, drip dan intramural.

Dengan oksitosin akan dapat dilihat dengan jelas batas miomanya.

Sekitar mioma sebaiknya ditambah lagi suntikan oksitosin sehingga pembuluh darahnya benar-benar tertutup oleh pembuluh darah untuk mengurangi perdarahannya.

Catatan:dr. H.A. Arifuddin Djuanna, SpOG dan dr. I.B.G. Fajar Manuaba di laboratorium obstetri dan ginekologi RSUP dr. Wahidin Sudirohusodo telah banyak melakukan miomektomi bersamaan dengan seksio sesarea, tanpa terdapat perdarahan yang berarti. Teknik yang dilakukan secara khusus telah membantah teori yang menyatakan bahwa miomektomi hanya dapat dilakukan sekitar 6 bulan setelah dilakukan seksio sesarea.

(penuntun kepaniteraan obstetri dan ginekologi Edsisi 2, IBG Manuaba, 2004. Jakarta :EGC)

Menurut Arifuddin Juana (2010), mioma uteri dapat menyebabkan :

1. Gangguan terhadap tumbuh kembang janin dalam rahim 2. Pada usia kehamilan muda yaitu kurang dari 3 bulan, miom dapat menyebabkan keguguran atau abortus pada janin karena gangguan nutrisi, gangguan vaskularisasi plasenta, penekanan oleh myoma yang dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan dan menyebabkan late abortion (partus immaturus)3. Persalinan prematuritas IUGR, dan kelainan letak janin dalam rahim4. Semakin tua usia kehamilan, maka miom bisa menyebabkan kelainan letak janin. Sehingga bisa saja janin mengalami sungsang atau letaknya melintang5. Inpartu dapat menimbulkan gangguan kontraksi, atau terjadi gangguan perjalanan persalinan normal sehingga memerlukan tindakan operasi6. Atonia uteri disertai perdarahan yang banyak7. Kelainan letak plasenta8. Plasenta sukar lepas, terutama pada mioma submukus dan intramular9. Menghalangi ahirnya janin, terutama yang letak mioma di servik10. Post partum : atonia uteri dan perdarahanMenurut manuaba (2001), Pengaruh Kehamilan Terhadap Mioma Uteri:a. Meningkatnya vaskularisasi uterus ditambah dengan meningkatnya kadar esterogen sirkulasi sering menyebabkan pembesaran dan perlunakan mioma.b. Tumor lebih lunak , mudah terjadi perubahan bentuk sehingga terjadi gangguan sirkulasi yang dapat menimbulkan perdarahan dan nekrosis terutama ditengah-tengah tumor

c. Mioma uteri subserosum yang bertangkai dapat mengalami torsi atau tangkai berputar akibat desakan uterus.yang makin lama makin membesar yang menyebabkan nyeri perut mendadak.d. Pada saat hamil, myom dapat semakin kurang mendapat pasokan oksigen atau kurang mendapat aliran darah, sehingga miom dapat berubah dari padat menjadi cair. Akibatnya miom bisa berdegenerasi dan bisa menyebabkan kesakitan pada ibu hamil.e. Red degenerasi, karena gangguan dari aliran darah vena yang menimbulkan keadaan akut abdomen yang memerlukan tindakan operasi(Manuaba, 2001).Menurut manuaba (2007), kehamilan dan persalinan juga dapat berdampak pada mioma uteri, yaitu:1). Tumor bertumbuh lebih cepat dalam kehamilan akibat hipertrofi dan edema, terutama dalam bulan-bulan pertama, mungkin kaena pengaruh hormonal. Setelah kehamilan 4 bulan tumor tidak bertambah besar lagi.2). Tumor menjadi lebih lunak dalam kehamilan, dapat berubah bentuk, dan mudah terjadi gangguan sirkulasi di dalamnya, sehingga terjadi perdarahan dan nekrosis, terutama ditengah-tengah tumor. Tumor tampak merah (degenerasi merah) atau tampak seperti daging (degenerasio karnosa). Perubahan ini menyebabkan rasa nyeri di perut yang disertai gejala-gejala rangsangan peritonium dan gejala-gejala peradangan, walaupun dalam hal ini peradangan bersifat suci hama (sterile). Lebih sering lagi komplikasi ini terjadi dalam masa nifas karena sirkulasi dalam tumor mengurang akibat perubahan-perubahan sirkulasi yang dialami oleh wanita setelah bayi lahir.3). Mioma uteri subserosum yang bertangkai dapat mengalami putaran tangkai akibat desakan uterus yang makin lama makin membesar. Torsi menyebabkan gangguan sirkulasi yang nekrosis yang menimbulkan gambaran klinik perut mendadak (acute abdomen) (budi darma, 2011).H. KomplikasiKomplikasi yang dapat ditimbukan oleh mioma uteri antara lain :1) Degenerasi ganas, mioma uteri yang menjadi leimiosarkoma ditemukan hanya 0,32-0,6% dari seluruh kasus mioma uteri serta merupakan 50-75% dari semua sarkoma uterus. Keganasan umumnya baru ditemukan pada pemeriksaan histologi uterus yang telah diangkat. Komplikasi ini dicurigai jika ada keluhan nyeri atau ukuran tumor yang semakin bertambah besar terutama jika dijumpai pada penderita yang sudah menopause. 2) AnemiaAnemia timbul karena seringkali penderita mioma uteri mengalami perdarahan pervaginam yang abnormal. Perdarahan abnormal pada kasus mioma uteri akan mengakibatkan anemia defisiensi besi.

3) TorsiSarang mioma yang bertangkai dapat mengalami torsi, timbul gangguan sirkulasi akut sehingga mengalami nekrosis. Dengan demikian timbul sindroma abdomen akut, mual, muntah dan shock.4) InfertilitasInfertilitas dapat terjadi apabila sarang mioma menutup atau menekan pars interstisialis tuba, sedangkan mioma uteri submukosum juga memudahkan terjadinya abortus oleh karena distorsi rongga uterus. Penegakkan diagnosis infertilitas yang dicurigai penyebabnya adalah mioma uteri maka penyebab lain harus disingkirkan.I. DiagnosisSecara sederhana dapat diperkirakan kemungkinan mioma uteri dengan memperhatikan gejala klinik, yaitu terdapat perdarahan menstruasi yang tidak normal, terdapat gangguan miksi atau buang air besar, dan terasa nyeri terutama saat menstruasi.Pada pemeriksaan dalam, dapat dijumpai teraba tumor padat pada abdomen bagian bawah dan pergerakan tumor terbatas. Dapat pula teraba tumor berasal dari rahim dan pergerakan tumor dapat terbatas atau bebas (Manuaba, 2010 ).

Pemeriksaan abdomen dan vagina mungkin menunjukkan uterus yang menonjol atau pembesaran uterus yang licin. Kalau serviks digerakkan, seluruh massa yang padat bergerak. Pada beberapa kasus diagnosis jelas, pada kasus yang lain pembesaran yang licin mungkin disebabkan oleh kehamilan atau massa ovarium. Pemeriksaan ultrasound pelvic dapat menegakkan diagnosis (Liewellyn-Jones, 2001).

Berikut ini beberapa prosedur pemeriksaan yang dapat membantu menegakkan diagnosis mioma uteri :

2) Pemeriksaan Fisik

a. Mioma uteri mudah ditemukan melalui pemeriksaan bimanual rutin uterus.

b. Diagnosis mioma uteri menjadi jelas bila dijumpai gangguan kontur uterus oleh salah satu atau lebih massa yang lebih licin, tetapi sering sulit untuk memastikan bahwa massa seperti ini adalah bagian dari uterus (biomolekuler).

c. Palpasi abdomen didapatkan tumor di abdomen bagian bawah

d. Pemeriksaan ginekologi dengan pemeriksaan bimanual didapatkan tumor tersebut menyatu dengan rahim atau mengisi kavum dauglas

e. Konsistensi padat, kenyal, mobil, permukaan tumor umumnya rata

3) Pemeriksaan Laboratorium

Anemia merupakan akibat paling sering dari mioma. Hal ini disebabkan perdarahan uterus yang banyak dan habisnya cadangan zat besi. Kadang-kadang mioma menghasilkan eritropoitin yang pada beberapa kasus menyebabkan polisitemia. Adanya hubungan antara polisitemia dengan penyakit ginjal diduga akibat penekanan mioma terhadap ureter yang menyebabkan peninggian tekanan balik ureter dan kemudian menginduksikan pembentukan eritropoetin ginjal.

4) Pemeriksaan Penunjang

a. Ultrasonografi, untuk menentukan jenis tumor, lokasi mioma, ketebalan endometrium dan keadaan adnexa dalam rongga pelvis. Ultrasonografi transabdominal dan transvaginal bermanfaat dalam menetapkan adanya mioma uteri. Ultrasonografi transvaginal terutama bermanfaat pada uterus yang kecil. Uterus atau masa yang paling besar baik diobservasi melalui ultrasonografi transabdominal.

b. Hiteroskopi, dengan pemeriksaan ini dapat dilihat adanya mioma uteri submukosa, jika tumornya kecil serta bertangkai. Tumor tersebut sekaligus dapat diangkat. c. MRI (Magnetic Resonance Imaging) sangat akurat dalam menggambarkan jumlah, ukuran, dan lokasi mioma tetapi jarng diperlukan. Pada MRI, mioma tampak sebagai masa gelap berbatas tegas dan dapat dibedakan dari miometrium normal. MRI dapat mendeteksi lesi sekecil 3 mm yang dapat dilokalisasi dengan jelas, termasuk mioma submukosa. MRI dapat menjadi alternatif ultrasonografi pada kasus-kasus yang tidak dapat disimpulkan.

J. PenatalaksanaanSedapat-dapatnya diambil sikap konservatif karena myomektomi pada pada kehamilan sangat berbahaya disebabkan kemungkinan perdarahan hebat dan juga dapat menimbulkan abortus.Operasi terpaksa kita lakukan kalau ada penyulit-penyulit yang menimbulkan gejala akut atau karena myoma sangat besar. Jika myoma menghalangi jalan lahir dialakukan sectio caesarea disusul dengan hysterektomi tapi kalau akan dilakukan enucleasi lebih baik ditunda selesai nifas.Kebanyakan tumor terletak pada uterus bagian atas, pada kebanyakan pasien memungkinkan persalinan pervaginam.Sedikit wanita dengan mioma letak rendah yang menimbulkan obstruksi jalan lahir memerlukan Seksio Caesaria. Miomektomi tidak boleh dilakukan pada operasi yang sama karena bahaya hemostasis dan infeksi. Sedapat-dapatnya diambil sikap konservatif karena enukleasi mioma dalam kehamilan sangat berbahaya karena menimbulkan perdarahan hebat dan menimbulkan abortus.Operasi dilakukan jika ada penyulit-penyulit yang dapat menimbulkan gejala-gejala akut atau karena mioma sangat besar.

Kehamilan terhadap mioma:

Cepat membesar

Perubahan red degenerasipenyebab: esterogen tinggi, vaskularisasi meningkat

Mioma terhadap kehamilan:

Bortus

Prematur

UGR

Gangguan inpartu

Atonia uteri-perdarahan memanjang

Perdarahan

Degenerasi merah (akut abdomen)

Kehamilan terjadi:

Mioma

Subserosa

Intrauneal

Kavum uteri balk

Persalinan kehamilan dan mioma:

Persalinan spontan tanpa penyulit

Seksio sesaria dengan dugaan:

Perdarahan banyak

Atonia uteri

Miomektomi

Enokliasi mioma teknik khusus