Upload
elmavy-shop
View
2.219
Download
3
Embed Size (px)
Citation preview
KONSEP DASAR ILMU MANAJEMEN
(Di ajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Manjemen yang di bImbing oleh:
Bapak Abdul Haris)
Oleh :
Al-Mahfudh Bukhari
07210006
Kelas A
JURUSAN AL AHWAL AL SYAHSHIYAH
FAKULTAS SYARIAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM
MALANG
2010
A. Latar Belakang
Ilmu manajemen sebetulnya sama usianya dengan kehidupan manusia, mengapa
demikian karena pada dasarnya manusia dalam kehidupan sehari-harinya tidak bisa terlepas
dari prinsip-prinsip manajemen, baik langsung maupun tidak langsung. Baik di sadarai
ataupun tidak disadari. Ilmu manajemen ilmiah timbul pada sekitar awal abad ke 20 di benua
Eropa barat dan Amerika. Dimana di negara-negara tersebut sedang dilanda revolusi yang
dikenal dengan nama revolusi industri. Yaitu perubahan-berubahan dalam pengelolaan
produksi yang efektif dan efisien. Hal ini dikarenakan masyarakat sudah semakin maju dan
kebutuhan manusia sudah semakin banyak dan beragama sejenisnya.
Sekarang timbul suatu pertanyaan “siapa sajakah yang sebenarnya memakai
manajemen “ apakah hanya digunakan di perusahaan saja atau apakah di pemerintahan saja.
Manajemen diperlukan dalam segala bidang. Bentuk dan organisasi serta tipe kegiatan.
Dimana orang-orang saling bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan.
Ada begitu banyak konsep manajemen yang pernah dipergunakan hingga saat ini. Ada
Total Quality Management, Value Based Concept, Kaizen, Just in Time, Balanced Scorecard,
Six Sigma, Management by Objective, Competency Based Human Resources Management,
dan banyak lagi yang lain. Tetapi seperti yang dikatakan oleh Charles Darwin the survival of
the fittest maka semua konsep manajemen tersebut satu persatu hilang bersama waktu yang
berlalu. Beberapa masih bisa terpakai tetapi beberapa sudah tidak bergaung lagi.
B. Definisi Manajemen
Mendefinisikan manajemen ada berbagai ragam, ada yang mengartikan dengan
ketatalaksanaan, manajemen pengurusan dan lain sebagainya. Pengertian manajemen dapat
dilihat dari tiga pengertian.
1. Manajemen sebagai suatu proses
2. Manajemen sebagai suatu kolektivitas manusia
3. Manajemen sebagai ilmu ( science ) dan sebagai seni
Manajemen sebagai suatu proses. Pengertian manajemen sebagai suatu proses dapat
dilihat dari pengertian menurut :
1. Encylopedia of the social science, yaitu suatu proses dimana pelaksanaan suatu tujuan
tertentu dilaksanakan dan diawasi.
2. Haiman, manajemen yaitu fungsi untuk mencapai suatu tujuan melalui kegiatan orang lain,
mengawasi usaha-usaha yang dilakukan individu untuk mencapai tujuan
3. Georgy R. Terry, yaitu cara pencapaian tujuan yang telah ditentukan terlebih dahulu
dengan melalui kegiatan orang lain.
Manajemen sebagai kolektivitas yaitu merupakan suatu kumpulan dari orang-orang
yang bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan bersama. Kolektivitas atau kumpulan orang-
orang inilah yang disebut dengan manajemen, sedang orang yang bertanggung jawab
terhadap terlaksananya suatu tujuan atau berjalannya aktivitas manajemen disebut Manajer.
Manajemen sebagai suatu ilmu dan seni, melihat bagaimana aktivitas manajemen
dihubungkan dengan prinsip-prinsip dari manajemen. Pengertian manajemen sebagai suatu
ilmu dan seni dari :
1. Chaster I Bernard dalam bukunya yang berjudul The function of the executive, bahwa
manajemen yaitu seni dan ilmu, juga Henry Fayol, Alfin Brown Harold, Koontz Cyril
O’donnel dan Geroge R. Terry.
2. Marry Parker Follett menyatakan bahwa manajemen sebagai seni dalam menyelesaikan
pekerjaan melalui orang lain.
Dari devinisi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa manajemen yaitu koordinasi
semua sumber daya melalui proses perencanaan, pengorganisasian, penetapan tenaga kerja,
pengarahan dan pengawasan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu.
C. Manajemen Sebagai Ilmu Dan Sebagai Seni
Manajemen merupakan suatu ilmu dan seni, mengapa disebut demikian, sebab antara
keduanya tidak bisa dipisahkan. Manajemen sebagai suatu ilmu pengetahuan, karena telah
dipelajari sejak lama, dan telah diorganisasikan menjadi suatu teori. Hal ini dikarenakan
didalamnya menjelaskan tentang gejala-gejala manajemen, gejala-gejala ini lalu diteliti
dengan menggunakan metode ilmiah yang dirumuskan dalam bentuk prinsip-prinsip yang
diujudkan dalam bentuk suatu teori.
Sedang manajemen sebagai suatu seni, disini memandang bahwa di dalam mencapai
suatu tujuan diperlukan kkerja sama dengan orang lain, nah bagaimana cara memerintahkan
pada orang lain agar mau bekerja sama. Pada hakekatnya kegiatan manusia pada umumnya
adalah managing ( mengatur ) untuk mengatur disini diperlukan suatu seni, bagaimana orang
lain memerlukan pekerjaan untuk mencapai tujuan bersama.
D. Manajemen Sebagai Suatu Profesi
Dalam jaman modern ini semua jenis kegiatan selalu harus dimanajemeni, dalam arti
aturan yang jelas, dan sekarang boleh dikata bahwa bidang manajemen sudah merupakan
suatu profesi bagi ahlinya. Mengapa demikian karena dalam kegiatan apapun pekerjaan harus
dikerjakan secara efisien dan efektif, sehingga diperoleh masukan atau input yang besar.
Edgar H Schein dalam bukunya yang berjudul organization socialization and the profession
of Managemen menguraikan karakteristik atau criteria-kriteria sesuatu bisa dijadikan suatu
profesi yaitu :
1. Para professional membuat keputusan atas dasar prinsip-prinsip umum yang berlaku dalam
situasi dan lingkungan, hal ini banyak ditunjang dengan banyaknya pendidikan-pendidikan
yang tujuannya mendidik siswanya menjadi seorang professional. Misalnya Akademi
Pendidikan Profesi Manajemen, kursus-kursus dan program-program latihan dan lain
sebagainya.
2. Para profesioal memperoleh status dengan cara mencapai suatu standar prestasi kerja
tertentu, ini tidak didasarkan pada keturunan, favoritas, suku bangsa, agama dam criteria-
kriteria lainnya.
3. Para professional harus ditentukan oleh suatu kode etik yang kuat.
E. Tingkatan Manajemen Dan Manajer
Manajemen digunakan dalam segala bentuk kegiatan baik kegiatan profesi maupun
non profesi, baik organisasi pemerintah maupun swasta, maka manajer dapat diklasifikasi
dalam dua cara yaitu tingkatan dalam organisasi dan lingkup kegiatan yang dilakukan.
Bila dilihat dari tingkatan dalam organisasi, manajemen dibagi menjadi tiga golongan yang
berbeda yaitu :
1. Manajemen Lini : atau manajemen tingkat pertama yaitu tingkatan yang paling rendah
dalam suatu organisasi, dimana seorang yang bertanggung jawab atas pekerjaan orang lain,
misalnya mandor atau pengawas produksi dalam suatu pabrik pengawas teknik suatu bagian
riset dan lain sebagainya.
2. Manajemen menengah ( Midle Manager ) yaitu mencakup lebih dari satu tingkatan
didalam organisasi.
3. Manajemen Puncak ( Top Manajer ) terdiri atas kelompok yang relatif kecil, yang
bertanggung jawab atas manajemen keseluruhan dari organisasi.
Manajer fungsional bertanggung jawab pada satu kegiatan organisasi, seperti produksi
pemasaran, keuangan dan lain sebagainya, manajer umum membawahi unit yang lebih rumit
misalnya sebuah perusahaan cabang atau bagian operasional yang independen yang
bertanggung jawab atas semua kegiatan unit.
Ada dua fungsi utama atau keahlian ( skill ) yaitu keahlian teknik ( Teknical Skill ) dan
keahlian manajerial ( Managerial Skill ). Keahlian teknik yaitu keahlian tentang bagaimana
cara mengerjakan dan menghasilkan sesuatu yang terdiri atas pengarah dengan motivasi,
supervisi dan komunikasi. Keahlian manajerial yaitu keahlian yang berkenan tentang hal
penetapan tujuan perencanaan, pengorganisasian, penyusunan personalia dan pengawasan.
F. Aliran Manajemen Modern
Muncul aliran ini lebih kepada aliran kuantitatif merupakan gabungan dari Operation
Research dan Management Science. Pada aliran ini berkumpul para sarjana matematika,
pisik, dan sarjana eksakta lainnya dalam memecahkan masalahmasalah yang lebih kompleks.
Tim sarjana ini di Inggris, di Amerika Serikat, sesudah perang Dunia II dikenal dengan
sebutan "OR Tema” dan setelah perang dimanfaatkan dalam bidang industri. Masalah-
masalah ruwet yang memerlukan "OR Tim" ini antara lain di bidang transportasi dan
komunikasi. Kehadiran teknologi komputer, membuat prosedur OR lebih diformasikan
menjadi aliran IImu Manajemen Modem.
Pengembangan model-model dalam memecahkan masalah-masalah manajemen yang
kompleks. Adanya bantuan komputer, maka dapat memberi pemecahan masalah yang lebih
berdasar rasional kepada para manajer dalam membuat putusan-putusannya. Teknik-teknik
ilmu manajemen ini membantu para manajer organisasi dalam berbagai kegiatan penting,
seperti dalam hat penganggaran modal, manajemen cash flow, penjadwalan produksi, strategi
pengembangan produksi, perencanaan sumber daya manusia dan sebagainya.
Aliran ini juga memiliki kelemahan karena kurang memberi perhatian kepada
hubungan manusia. Oleh karena itu sangat cocok untuk bidang perencanaan dan
pengendalian, tetapi tidak dapat menjawab masalah-masalah sosial individu seperti motivasi,
organisasi dan kepegawaian. Konsep dari aliran ini sebenarnya sukar dipahami oleh para
manajer karena dapat menyangkut kuantitatif sehingga para manajer itu merasa jauh dan
tidak terlibat dengan penggunaan teknik-teknik ilmu
manajemen yang sangat ilmiah dan kompleks.
G. Perkembangan Teori Manajemen
Ketiga aliran manajemen yang telah diuraikan di atas ternyata sampai sekarang
berkembang terus. Aliran hubungan manusiawi dan ilmu manajemen memberikan
pendekatan yang penting dalam meneliti, menganalisis dan memecahkan masalahmasalah
manajemen. Demikian pula aliran klasik yang telah berkembang ke arah pemanfaatan hasil-
hasil penelitian dari aliran lain dan terus tumbuh menjadi pendekatan baru yang disebut
pendekatan sistem dan kontingensi.
Aliran klasik dikenal dengan pendekatan proses dan operasi manajemen. Dengan
terjadinya proses perkembangan yang saling berkaitan di antara berbagai aliran ini, maka
kemudian sudah sulit untuk terlalu membedakan dan memisahkan antara aliran-aliran ini.
Proses perkembangan teori manajemen terus berkembang hingga saat ini yang dilihat
dari lima sisi yaitu :
1. Dominan, yaitu aliran yang muncul karena adanya aliran lain. Pengkajian dari masing-
masing aliran masih dirasakan bermanfaat bagi pengembangan teori manajemen.
2. Divergensi, yaitu dimana ketiga aliran masing-masing berkemabng sendiri-sendiri
tanpa memanfaatkan pandangan aliran-aliran lainnya.
3. Konvergensi, yang menampilkan aliran dalam satu bentuk yang sarna sehingga batas
antara aliran menjadi kabur. Perkembangan seperti inilah yang sudah terjadi sekalipun bentuk
pengembangannya tidak seimbang karena masih terlihat bentuk dominan dari satu rnazhab
terhadap yang lain.
4. Sintesis, berupa pengembangan menyeluruh yang lebih bersitat integrasi dari aliran-aliran
seperti yang kemudian tampil dalam pendekatan sistem dan kontingensi.
5. Proliferasi, merupakan bentuk perkembangan teori manajemen dengan munculnya teori-
teori manajenlen yang baru yang memusatkan perhatian kepada satu permasalahan
manajemen tertentu.
Seperti kita ketahui hingga saat organisasi bisnis nlerupakan penciptaan pengetahuan
dan menjadi sumber inovasi yang penting bagi manajemen. Hal ini dapat dilihat bagaimana
perusahaan-perusahaan Jepang dan perusahaan besar lain di belahan dunia ini berhasil dan
berkembang karena keahlian danpengalaman dari para manajer dan perusahaan secara
keseluruhan menciptakan pengetahuan baru, service, system, produk.
Adanya inovasi yang terns menerus sebenamya rnerupakan inisiatif dari individual
dan interaksi datam kelompok sehingga perubahan terns teljadi merupakan hasil dari
pengalaman, penyatuan, diskusi, dialog yang menciptakan pengetahuan baru. Seperti yang
dikatakan oleh Ikuijiro Nanoka dakam bukunya Knowledge Creating Company (1995), yang
dikutip dari Dirlanudin (hal. 10, 1996) bahwa pengembangan kerangka kelja teori khususnya
teori manajemen adalah :
"pengembangan kerangka kerja teori, dengan menjelaskan pada dua dimensi, epistemological
dan ortological mengenai kreasi pengetahuan organisasional. Dimensi epistemological yang
digambarkan pada garis vertikal, yang mana konversi pengetahuan tacit dan pengetahuan
eksplisit. Sedangkan dimensi ortologi yang mewakili garis horisontal, dimana pengetahuan
diciptakan melalui individu-individu yang kemudian ditransformasi pada pengetahuan tingkat
kelompok, organisasi dan antar organisasi dan berinteraksi secara terus-menerus".
H. Fungsi Manajemen
1. Perencanaan : fungsi manajemen yang berkaitan dengan penyusunan tujuan dan
penjabarannya dalam bentuk perencanaan untuk mencapai tujuan tersebut.
2. Pengorganisasian : fungsi manajemen yang berkaitan dengan pengelompokan personal dan
tugasnya untuk menjalankan pekerjaan sesuai tugas dan fungsinya.
3. Pengaturan personil ; fungsi manajemen yang berkaitan dengan kegiatan bimbingan dan
pengaturan kerja personil unit masing - masing manajemen sampai pada kegiatan seperti
seleksi,penempatan,pelatihan,pengembangan dean kompensasi, sebagai bagian dari bantuan
unit pada unit personalia organisasi dalam pengembangan sumberdaya manusia.
4.Pengarahan : fungsi manajemen yang berkaitan dengan kegiatan melakukan pengarahan -
pengarahan,tugas - tugas dan instruksi.
5.Pengawasan : kegiatan manajemen yang berkaitan dengan pemeriksaan untuk menentukan
apakah pelaksanaannya sudah dikerjakan sesuai dengan perencanaan,sudah sampai sejauh
mana kemajuan yang dicapai,dan perencanaan yang belum mencapai kemajuan, serta
melakukan koreksi bagi pelaksanaan yang belum terselesaikan sesuai rencana
I. Asas Dan Filsafat Manajemen.
Pendelegasian wewenang (delegation of authority) adalah proses pembagian kerja,
pengelompokan tugas seorang manajer sedemikian rupa, sehingga akhirnya manajer hanya
mengerjakan bagian pekerjaan yang tidak dapat diserahkan kepada para baawahannya,
berhubungan posisinya dalam organisasi.
J. Teori Dan Aliran Manajemen
Mempelajari teori manajemen membatu kita menjadi seorang manajer yang efektif
dalam mengelola organisasi yang semakin kompleks dewasa ini. Manajemen merupakan
disiplin ilmu yang berfokus pada hasil yang mudah dilaksanakan. Teori adalah kumpulan
prinsip yang disusun secara sistematis. Sedangkan konsep adalah simbol yang dipakai untuk
menjelaskan pengertian tertentu dalam teori.
Paling tidak ada 4 (empat) alasan mempelajari teori manajemen antara lain :
1) Teori mengarahkan keputusan Manajemen. Mempelajari teori membantu mamahami
proses yang pokok dan dapat memilih suatu tindakan yang efektif. Pada hakikatnya
suatu teori merupakan kelompok asumsi-asumsi yang koheren/ logis, yang
menjelaskan antara dua atau lebih fakta yang dapat di observasi. Teori yang absah,
dapat memprediksi apa yang akan terjadi pada situasi tertentu. Dengan pengetahuan
ini, dapat menerapkan teori manajemen yang berbeda terhadap situasi yang berbeda.
2) Teori membentuk pandangan kita mengenai organisasi.
Mempelajari teori manajemen juga memberi petunjuk kepada kita dimana kita
mendapatkan beberapa ide mengenai organisasi dan manusia didalamnya.
3) Teori membuat kita sadar mengenai lingkungan usaha.
Dengan mempelajari teori, kita dapat melihat bahwa setiap teori adalah hasil dari
lingkungannya – social, ekonomi, politik dan kekuatan teknologi yang ada pada
waktu dan tempat terjadinya peristiwa tertentu. Pengetahuan ini akan membantu kita
memehami apa sebabnya teori tertentu cocok terhadap keadaan yang berbeda.
4) Teori merupakan suatu sumber ide baru.
Teori memungkinkan kita pada suatu kesempatan mengambil pandangan yang
berbeda dari situasi sehari-hari. Pendekatan “electic”, yaitu praktek meminjam
prinsip-prinsip dari teori yang berbeda, seperti yang diperlukan oleh keadaan “State of
the Art” dalam teori dan praktek manajemen.
Tiga kelompok pemikiran terdahulu dalam ilmu manajemen
• Perspektif Manajemen Klasik
– Kelompok Manajemen Ilmiah atau Saintifik
• Perusahaan manufaktur, Bank Umum, Perusahaan Asuransi,
Perusahaan Ritel, dll
– Kelompok Manajemen Administrasi
• Perspektif Manajemen Perilaku
– Studi Howthorne
– Teori Relasi Manusia
– Teori Perilaku Kontemporer
• Perspektif Manajemen Kuantitatif
– Kelompok Manajemen Sains
– Kelompok Manajemen Operasi
14 Prinsip Fayol dalam Manajemen
1. Pembagian Kerja yaitu adanya spesialisasi akan meningkatkan efisiensi pelaksanaan
kerja
2. Wewenang yaitu adanya hak untuk memberi perintah dan dipatuhi.
3. Disiplin harus ada respek dan ketaatan pada peranan-peranan dan tujuan organisasi.
4. Kesatuan Perintah bahwa setiap pekerja hanya menerima instruksi tentang kegiatan
tertentu dari hanya seorang atasan.
5. Kesatuan Pengarahan kegiatan operasional dala organisasi yang memiliki tujuan yang
sama harus diarahkan oleh seorang manajer dengan penggunaan satu rencana.
6. Meletakkan kepentingan perseorangan di bawah kepentingan umum kepentingan
perseorangan harus diupayakan agar senantiasa dibawah kepentingan organisasi.
Artinya prioritas harus didahulukan untuk kepentingan bersama daripada kepentingan
pribadi.
7. Balas jasa kompensasi untuk pekerjaan yang dilaksanakan harus adil baik bagi
karyawan maupun pemilik.
8. Sentralisasi adanya keseimbangan antara pendekatan sentraliasi dengan desentralisasi
9. Garis wewenang (scalar system) adanya garis wewenang dan perintah yang jelas.
10. Order sumber daya organisasi termasuk sumber daya manusianya, harus ada pada
waktu dan tempat yang tepat. Penempatan orang-orang harus sesuai dengan pekerjaan
yang akan dikerjakan.
11. Keadilan Perlakuan dalam organisasi harus sama dan tanpa ada diskriminasi
12. Stabilitas Staf dalam Organisasi perlu adanya kestabilan dalam menjalankan
organisasi, tidak terlalu cepat ataupun terlalu lambat.
13. Inisiatif setiap pekerja harus diberi kesempatan untuk mengembangkan dirinya dan
diberi kebebasan untuk merencanakan dan menjalankan tugasnya secara kreatif
walaupun memungkinkan terjadi kesalahan.
14. Esprit de Corps (semangat korps) Prinsip ini menekankan bahwa pada dasarnya
kesatuan adalah sebuah kekuatan. Pelaksanaan operasional organisasi perlu memiliki
kebanggaan, kesetiaan, dan rasa memiliki dari para anggota yang tercermin pada
semangat korps/kebersamaan.
Kesimpulan mengenai Perspektif Manajemen Klasik
Kontribusi Manajemen Klasik
• spesialisasi pekerjaan
• studi mengenai masa dan beban kerja
• metode ilmiah dalam manajemen
• Dikenalnya fungsi-fungsi manajemen.
• Prosedur dan Birokrasi
Keterbatasan Manajemen Klasik
• Kurang memperhatikan aspek kemanusiaan dari pekerja, seperti motif, tujuan,
perilaku, dan lain sebagainya
Perspektif Manajemen Perilaku
• Hugo Munstberg (1863-1916)
Pentingnya pemahaman psikologis khususnya motivasi para pekerja
• Studi Howthorne (Elton Mayo)
– Teori Perhatian (Attention Theory)
• Pekerja akan lebih produktif jika merasa diperhatikan
– Teori Penerimaan Sosial (Social Acceptance Theory)
• Pekerja akan menunjukkan produktifitas berdasarkan faktor penerimaan sosial
• Teori Relasi Manusia
– Hirarki Kebutuhan dari Abraham Maslow
– Teori X dan Y dari Douglas Mc Gregor
• Teori Perilaku Kontemporer
– Perhatian pada perilaku pekerja yang disebabkan oleh faktor psikologis,
sosiologis, antropologis, dan lan sebagainya
– Melahirkan konsentrasi ilmu Perilaku Organisasi
Perspektif Manajemen Kuantitatif
• Kelompok Manajemen Sains
Pengenalan penggunaan model matematis dalam kegiatan bisnis dan industri,
seperti penentuan jumlah Teller dalam sebuah Bank (kasus Bank of England),
peramalan atas volume penjualan, dan lain sebagainya
• Kelompok Manajemen Operasi
– Lanjutan dari kelompok Manajemen Sains
– Adanya fokus pada pendekatan kuantitatif untuk peningkatan efisiensi
– Dikenalnya pendekatan Analisa Break Even, Queuing Theory, dll.
Perspektif Sistem dalam Manajemen
• Sistem terbuka adalah sistem yang melakukan interaksi dengan lingkungan dimana
kebalikannya, sistem tertutup tidak melakukan interaksi dengan lingkungan.
• Sub-sistem merupakan elemen-elemen dalam sistem organisasi atau manajemen yang
satu sama lainnya saling berkaitan
• Sinergi adalah konsep yang menjelaskan bahwa pekerjaan yang dilaksanakan secara
bersama-sama akan memberikan hasil yang lebih baik daripada jika hanya dikerjakan
oleh seorang saja.
• Entropi adalah kondisi dimana organisasi mengalami penurunan produktifitas dan
kualitasnya disebabkan ketidakmampuan dalam membaca dan beradaptasi dengan
lingkungan.