45
KEMENTERIAN DALAM NEGERI Oleh : Zamhir Islamie , S.Sos , MPA DIREKTORAT SINKRONISASI URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH III DIREKTORAT JENDERAL BINA PEMBANGUNAN DAERAH Jakarta, 16 Maret 2017 KONSEP DASAR PERENCANAAN KESEHATAN DAERAH

KONSEP DASAR PERENCANAAN KESEHATAN DAERAHdinus.ac.id/repository/docs/ajar/PAPARAN_BANGDA.pdf · KONSEP DASAR PERENCANAAN KESEHATAN ... Pelindungan Anak, Pangan, Pertanahan, LH, Adminduk

  • Upload
    vuhuong

  • View
    269

  • Download
    1

Embed Size (px)

Citation preview

KEMENTERIAN DALAM NEGERI

Oleh:

Zamhir Islamie, S.Sos, MPA

DIREKTORAT SINKRONISASI URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH IIIDIREKTORAT JENDERAL BINA PEMBANGUNAN DAERAH

Jakarta, 16 Maret 2017

KONSEP DASAR PERENCANAAN KESEHATAN DAERAH

TATA KELOLA PEMERINTAHANGOVERNMENT

• Origin - Greek • Steering (a ship)

• Motion• Direction• Safety

FOR WHAT?

Kauzya, J.M. (2003). (Eds.). Reinventing Government for the Twenty-FirstCentury: State Capacity in a Globalizing Society. Kumarian Press Inc, USA.Pp. 181-192.

HappinessDestination

Good governance

Definitely not good enough Governance !!

TUJUAN NEGARA DALAM ALINEA IV PEMBUKAAN UUD 1945

1. Melindungi segenap bangsa Indonesia

dan seluruh tumpah darah Indonesia.

2. Memajukan kesejahteraan umum.

3. Mencerdaskan kehidupan bangsa.

4. Ikut melaksanakan ketertiban dunia

yang berdasarkan kemerdekaan,

perdamaian abadi dan keadilan sosial.

5

KEKUASAAN PEMERINTAHAN

PRESIDEN

Pemerintahan Daerah

KEMENDAGRI

Kementerian/LPNK

KoordinasiKoordinasiSebagian

Urusan

Tanggungjawab

PUSAT

DAERAH

Otonomi Seluas-luasnya Ps 18

(5) UUD ‘45

Psl 17 UUD 1945

PEMEGANG KEKUASAAN

PEMERINTAHAN – PSL 4 (1)

UUD 1945

PERATURAN PERUNDANGAN

PELAKSANAAN

Koordinator binwas dlm

penyeleng. urusan pem.

di daerah

Psl 8 ayat 3 UU 23/2014

6

KEB I JAKAN PENYELENGGARAAN PEMER INTAHAN DAERAH

Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruhtumpah darah Indonesia.

Memajukan kesejahteraan umum. Mencerdaskan kehidupan bangsa. Ikut melaksanakan ketertiban dunia

Hak Warga NegaraPs. 27, 28 H, PS. 34 UUD 1945

Pendidikan, Kesehatan, Hak atas Pekerjaan, Hak atasPenghidupan yg layak, dan Jaminan Sosial

Indonesia Negara Kesatuan yg Terdesentralisasidgn Presiden Memegang Kekuasaan

Pemerintahan (Pasal 4 UUD 1945)

Pasal 18, 18A dan 18B UUD 1945NKRI dibagi atas prov, Kab, dan KotaAsas Ootonomi dan Tugas PembantuanDipimpin Gub, Bupati, Walkot yg dipilih demokratis – memiliki DPRD dipilih melalui PemiluMenjalankan Urusan PemerintahanHub. Wewenang antar Tingkatan PemerintahanHub. Keuangan, Pelayanan umum, pemanfaatan SDA dan SDA lainnya dilaks. Adil & diatur dengan UUNegara mengakui & menghormati satuan2 pemerintahan daerah yg bersifat khusus atau istimewa yg diatur dgn UU

Otonomi Daerah

Hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonomuntuk mengatur dan mengurus sendiri Urusan

Pemerintahan dan Kepentingan Masyarakatsetempat dalam sistem NKRI

TujuanDemokrasiMemposisikan Pemda sebagai instrumenpendidikan politik di tingkat lokal, yg akanmenyumbang terhadap pendidikan politik nasionaldemi terwujudnya civil societyKesejahteraanPemda menyediakan pelayanan publik yg efektif, efisien dan ekonomis untuk masyarakat lokal

Selaras dg tujuan Otda penyelenggaraan Pemda diarahkan untuk mempercepat terwujudnya

kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan pelayanan, pemberdayaan, & peran serta

masyarakat serta peningkatan daya saing daerah dg memperhatikan prinsip demokrasi,

pemerataan, keadilan, dan kakhasan suatu daerah dalam sistem NKRI

7

Konsekuensi dari negara kesatuan adalah tanggung jawab akhir

pemerintahan ada di tangan Presiden. Urusan Pemerintahan yang

diserahkan ke Daerah berasal dari kekuasaan pemerintahan yang ada di

tangan Presiden.

Presiden menetapkan pedoman penyelenggaraan urusan pemerintahan

dan melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap penyelenggaraan

Pemerintahan Daerah.

Pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan Pemda Kabupaten/Kota

dilaksanakan oleh Gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat.

Dengan demikian hubungan Presiden dengan Gubernur dan

Bupati/Walikota bersifat hierarkis dan hubungan Gubernur sebagai wakil

Pemerintah Pusat dengan Bupati/Walikota bersifat hierarkis.

HUBUNGAN PEMERINTAH PUSAT DAN DAERAH

8

KLASIF IKAS I URUSAN PEMERINTAHAN

KONKURENABSOLUT

1. POLITIK LUAR NEGERI

2. PERTAHANAN3. KEAMANAN4. YUSTISI5. AGAMA6. MONETER &

FISKALNASIONAL

PILIHAN (8)WAJIB

PELAYANAN DASAR (6)

NON PELAYANAN DASAR (18)

S P M

URUSAN PEMERINTAHAN UMUM

1. PEMBINAAN WAWASAN

KEBANGSAAN;

2. PEMBINAAN PERSATUAN

KESATUAN;

3. PEMBINAAN KERUKUNAN

ANTAR SARA

4. PKS;

5. KOORDINSASI TUGAS

ANTARISNTANSI YG ADA DI

DAERAH;

6. PENGEMBANGAN DEMOKRASI;

7. PELAKSANAAN URUSAN

PEMERINTAHAN YG BUKAN

MRP KEWENANGAN DAERAH/

TDK DILAKSANAKAN INSTANSI

VERTIKAL

APBN

FORKOPIMDA

URUSAN PEMERINTAHAN

9

NSPK

1. Urusan Pemerintahan Absolut: urusan pemerintahan yang mutlak

menjadi kewenangan Pemerintah Pusat .

2. Urusan Pemerintahan Konkuren: urusan pemerintahan yang dibagi

antara Pemerintah Pusat, Provinsi dan Kabupaten/Kota.

3. Urusan Pemerintahan Umum: urusan Pemerintah Pusat yang

dilimpahkan pelaksanaannya kepada Gubernur dan Bupati/Walikota

di wilayahnya masing-masing.

URUSAN PEMERINTAHAN

KLASIF IKASI URUSAN PEMERINTAHAN

10

WAJIB

PELAYANAN

DASARNON PELAYANAYAN

DASAR

S P M

PILIHAN

1. Pendidikan

2. Kesehatan

3. PU & Penataan

Ruang

4. Perumahan Rakyat

& Kawasan

Permukiman

5. Tramtibum &

Linmas

6. Sosial

Tenaga Kerja,

Pemberdayaan Perempuan &

Pelindungan Anak, Pangan,

Pertanahan, LH, Adminduk &

Capil, PMD, pengendalian

pddk &KB, perhubungan,

Kominfo, Koperasi, Usaha

Kecil & Menengah,

Penanaman Modal,

Kepemudaan & Olahraga,

Statistik, Persandian,

Kebudayaan, Perpustakaan

dan Kearsipan

1. Kelautan &

Perikanan

2. Pariwisata

3. Pertanian

4. Kehutanan

5. ESDM

6. Perdagangan

7. Perindustrian

8. Transmigrasi

Dibagi berdasarkan prinsip

Eksternalitas, Akuntabilitas dan

Efisiensi dan Kriteria tertentu

URUSAN PEMERINTAHAN

PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN KONKUREN

11

PROVINSIPUSAT KAB/KOTA

o Laksanakan sendirio Pelimpahan

(Dekonsentrasi)o Tugas Pembantuan

o Laksanakan sendirio Tugas Pembantuan Kab/Kotao Penugasan kepada Desa

o Laksanakan sendirio Penugasan kepada Desa

PELAKSANAAN URUSAN KONKUREN

URUSAN WAJIB DASAR

URUSAN WAJIB NON DASAR

URUSAN PILIHAN

o Jenis Layanano Mutu Layanano Penerima Layanan

Pemetaan :o Kelembagaano Perencanaano Penganggaran

NSPK (NORMA, STANDAR, PROSEDUR, DAN KRITERIA)

SPM

PRESIDEN

MENDAGRI

Pembinaan Pengawasan

Binwas Umum Binwas Teknis

K/L

Secara Nas.

DIKOORDINASIKAN

MENDAGRI Provinsi

Gubernur sbg wakil Pem. Binwas

umum & teknis

(PP 19/2010 & PP 23/2011)

Kab/Kota

Pemegang

kekuasaan

pemerintahan –

Psl 4 (1) UUD

1945

Psl 17

UUD 1945

Koordinator Binwas

dalam penyelenggaraan

urusan pemerintahan di

daerah UU 23/2014

Psl 8 (3)

Koordinasi

Otonomi Seluas-luasnya

Ps 18 (5) UUD ‘45

Tanggung jawab

PEMBINAAN DAN PENGAWASAN

13

Urusan kesehatan merupakan urusan pemerintahan wajib yang berkaitan dengan pelayanan dasar, yang wajib diselenggarakan oleh semua daerah;

Pelaksanaan pelayanan dasar urusan kesehatan berpedoman pada Standar Pelayanan Minimal (SPM);

Penyelenggaraan jaminan Kesehatan;

Pemerintah daerah harus mengalokasikan anggaran urusan kesehatanminimal 10% dari total belanja APBD di luar gaji (amanat Pasal 171 ayat (2) UU No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan dan Permendagri No. 31 Tahun 2016 tentang Pedoman Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2017);

Pendanaan urusan kesehatan dapat bersumber dari APBN dan APBD.

URUSAN KESEHATAN

DASAR HUKUM

Amanat Pasal 18 UU 23/2014 ttg Pemerintahan Daerah menyatakanbahwa Penyelenggara Pemerintahan Daerah memprioritaskanpelaksanaan Urusan Pemerintahan Wajib yang berkaitan denganPelayanan Dasar .

Selanjutnya Pasal 298 menyebutkan bhw Belanja Daerahdiprioritaskan untuk mendanai Urusan Pemerintahan Wajib yangterkait Pelayanan Dasar yang ditetapkan dengan standar pelayananminimal

Urusan Pemerintahan Wajib yang berkaitan dengan Pelayanan Dasarmeliputi: pendidikan; kesehatan; pekerjaan umum dan penataan ruang; perumahan rakyat dan kawasan permukiman; ketenteraman, ketertiban umum, dan pelindungan masyarakat; sosial.

STANDAR PELAYANAN MINIMAL

DALAM UU NOMOR 23 TAHUN 2014

Standar Pelayanan Minimal adalah ketentuan mengenai jenisdan mutu Pelayanan Dasar yang merupakan UrusanPemerintahan Wajib yang berhak diperoleh setiap warganegara secara minimal. (Pasal 1)

Pelayanan Dasar adalah pelayanan publik untuk memenuhikebutuhan dasar warga negara. (Pasal 1)

Kebutuhan dasar warga negara barang dan/atau jasa dengankualitas dan jumlah tertentu yang berhak diperoleh olehsetiap individu agar dapat hidup secara layak.

Jenis Pelayanan Dasar adalah jenis pelayanan dalam rangkapenyediaan barang dan/atau jasa kebutuhan dasar yangberhak diperoleh oleh setiap warga negara.

Mutu pelayanan dasar adalah kualitas barang dan/atau jasakebutuhan dasar yang berhak diperoleh oleh setiap warganegara agar hidup secara layak.

PERUBAHAN KONSEP

STANDAR PELAYANAN MINIMAL

Standar Pelayanan Minimal adalah standar suatu pelayanan yang memenuhi persyaratan minimal kelayakan.

15 Urusan Pemerintahan Wajib terkait Pelayanan Dasar.

Ditetapkan dengan Peraturan Menteri oleh masing-masing Menteri/Pimpinan LPND dengan konsultasi yang dikoordinasikan oleh Menteri Dalam Negeri.

Standar Pelayanan Minimal adalah ketentuan mengenai jenis dan mutu Pelayanan Dasar yang merupakan Urusan Pemerintahan Wajib yang berhak diperoleh setiap warga negara secara minimal.

6 Urusan Pemerintahan Wajib terkait Pelayanan Dasar.

Ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah.

UU 32 Tahun 2004 UU 23 Tahun 2014

PRINSIP

a. kesesuaian kewenangan, SPM ditetapkan dan diterapkan sesuaidengan kewenangan daerah provinsi dan kabupaten/kota menurutpembagian Urusan Pemerintahan terkait dengan Pelayanan Dasar;

b. ketersediaan, SPM ditetapkan dan diterapkan dalam rangkamenjamin tersedianya barang dan/atau jasa kebutuhan dasar yangberhak diperoleh oleh setiap warga negara Indonesia;

c. keterjangkauan, SPM ditetapkan dan diterapkan dalam rangkamenjamin barang dan/atau jasa kebutuhan dasar, mudah diperoleholeh warga negara Indonesia;

d. kesinambungan, SPM memberikan jaminan tersedianya barangdan/atau jasa kebutuhan dasar warga negara Indonesia secara terus-menerus;

e. keterukuran, barang dan/atau jasa kebutuhan dasar warga negaraIndonesia harus terukur; dan

f. ketepatan sasaran, pemenuhan barang dan/atau jasa kebutuhandasar warga negara Indonesia oleh Pemerintah Daerah harusditujukan kepada warga negara Indonesia yang berhak.

MUATAN SPM

Standar Pelayanan Minimal memuat JENIS, MUTU, dan PENERIMA Pelayanan Dasar.

Setiap Jenis Pelayanan Dasar memiliki Mutu Pelayanan Dasar.

1. Para Stake holder relatif belum mengertimengenai Konsep SPM seusai UU 23/2014.

2. Kelengkapan data3. Sinkronisasi regulasi penganggaran SPM dengan

pengelolaan keuangan daerah4. Kesulitan dalam meng-konversi SPM kedalam

dokumen perencanaan5. Kesadaran Daerah untuk menempatkan SPM sbg

prioritas pembangunan (dlm perencanaan danpenganggaran)

TANTANGAN DALAM PENERAPAN SPM:

1. Sosialisasi Konsep SPM seusai UU 23/2014.2. Memfasilitasi daerah untuk memperkuat data2

pemb3. Penataan regulasi terkait SPM (dimuali dari

perencanaan, penganggaran, penerapan, s/dMonev)

4. Internalisasi SPM kedalam dok perencanaan s/ddok anggaran

5. Memastikan SPM sbg bagian prioritas dlmperencanaan dan penganggaran daerah

6. Pembinaan SDM daerah7. Koordinasi dng KL dalam melakukan Binwas

atas penerapan SPM di daerah

STRATEGI KEMDAGRI DLM PENERAPAN

SPM:

NO

JENIS

PELAYANAN

DASAR

MUTU PELAYANAN DASARPENERIMA

PELAYANAN DASAR

1. Pendidikan

menengah

a. standar jumlah dan kualitas barang dan/atau jasa;

b. standar jumlah dan kualitassarana dan prasarana;

c. standar jumlah dan kualitaspendidik dan tenaga kependidikan; dan

d. petunjuk teknis atau tata cara pemenuhan standar.

warga negara usia

16 s.d. 18 tahun.

2. Pendidikan

khusus

a. standar jumlah dan kualitas barang dan/atau jasa;

b. standar jumlah dan kualitassarana dan prasarana;

c. standar jumlah dan kualitaspendidik dan tenaga kependidikan; dan

d. petunjuk teknis atau tata cara pemenuhan standar.

warga negara usia 4

s.d. 18 tahun yang

berkebutuhan

khusus.

SPM Bidang Pendidikan:

Provinsi

SPM Bidang Pendidikan:

Kabupaten/Kota

NO

JENIS

PELAYANAN

DASAR

MUTU PELAYANAN DASARPENERIMA

PELAYANAN DASAR

1. Pendidikan

dasar

a. standar jumlah dan kualitas barang dan/atau jasa;

b. standar jumlah dan kualitas saranadan prasarana;

c. standar jumlah dan kualitaspendidik dan tenaga kependidikan; dan

d. petunjuk teknis atau tata cara pemenuhan standar.

warga negara usia 7

s.d. 15 tahun.

2. Pendidikan

kesetaraan

a. standar jumlah dan kualitas barang dan/atau jasa;

b. standar jumlah dan kualitas saranadan prasarana;

c. standar jumlah dan kualitaspendidik dan tenaga kependidikan; dan

d. petunjuk teknis atau tata cara pemenuhan standar.

warga negara usia 7

s.d. 18 tahun yang

tidak mendapatkan

pendidikan formal.

NOJENIS PELAYANAN

DASARMUTU PELAYANAN DASAR

PENERIMA PELAYANAN

DASAR3. pelayanan kesehatan

bayi baru lahir

1. standar jumlah dan kualitas barangdan/atau jasa;

2. standar jumlah dan kualitas sarana danprasarana;

3. standar jumlah dan kualitaspersonel/sumber daya manusia; dan

4. petunjuk teknis atau tata cara pemenuhanstandar.

bayi baru lahir.

4. pelayanan kesehatanbalita

1. standar jumlah dan kualitas barangdan/atau jasa;

2. standar jumlah dan kualitas sarana danprasarana;

3. standar jumlah dan kualitaspersonel/sumber daya manusia; dan

4. petunjuk teknis atau tata cara pemenuhanstandar.

balita.

5. pelayanan kesehatanpada usia pendidikandasar

1. standar jumlah dan kualitas barangdan/atau jasa;

2. standar jumlah dan kualitas sarana danprasarana;

3. standar jumlah dan kualitaspersonel/sumber daya manusia; dan

4. petunjuk teknis atau tata cara pemenuhanstandar.

anak usiapendidikan dasar.

…..Lanjutan

NOJENIS PELAYANAN

DASARMUTU PELAYANAN DASAR

PENERIMA

PELAYANAN

DASAR

6. pelayanan

kesehatan pada usia

produktif

1. standar jumlah dan kualitas barang dan/atau jasa;2. standar jumlah dan kualitas sarana dan prasarana;3. standar jumlah dan kualitas personel/sumber daya

manusia; dan4. petunjuk teknis atau tata cara pemenuhan standar.

setiap warga

negara pada

usia produktif

7. pelayanan

kesehatan pada usia

lanjut

1. standar jumlah dan kualitas barang dan/atau jasa;2. standar jumlah dan kualitas sarana dan prasarana;3. standar jumlah dan kualitas personel/sumber daya

manusia; dan4. petunjuk teknis atau tata cara pemenuhan standar.

setiap warga

negara pada

usia lanjut

8. pelayanan

kesehatan penderita

hipertensi

1. standar jumlah dan kualitas barang dan/atau jasa;2. standar jumlah dan kualitas sarana dan prasarana;3. standar jumlah dan kualitas personel/sumber daya

manusia; dan4. petunjuk teknis atau tata cara pemenuhan standar.

penderita

hipertensi.

9. pelayanan

kesehatan penderita

diabetes melitus

1. standar jumlah dan kualitas barang dan/atau jasa;2. standar jumlah dan kualitas sarana dan prasarana;3. standar jumlah dan kualitas personel/sumber daya

manusia; dan4. petunjuk teknis atau tata cara pemenuhan standar.

penderita

diabetes

melitus.

...

lanjutan

NOJENIS PELAYANAN

DASARMUTU PELAYANAN DASAR

PENERIMA

PELAYANAN DASAR

10. pelayanan kesehatan

orang dengan

gangguan jiwa berat

1. standar jumlah dan kualitas barangdan/atau jasa;

2. standar jumlah dan kualitas sarana danprasarana;

3. standar jumlah dan kualitaspersonel/sumber daya manusia; dan

4. petunjuk teknis atau tata cara pemenuhanstandar.

orang dengan

gangguan jiwa

(ODGJ) berat.

11 . pelayanan kesehatan

orang terduga

tuberkulosis

1. standar jumlah dan kualitas barangdan/atau jasa;

2. standar jumlah dan kualitas sarana danprasarana;

3. standar jumlah dan kualitaspersonel/sumber daya manusia; dan

4. petunjuk teknis atau tata cara pemenuhanstandar.

orang terduga

tuberkulosis

12. pelayanan kesehatan

orang dengan risiko

terinfeksi Human

Immundeficiency Virus

(HIV)

1. standar jumlah dan kualitas barangdan/atau jasa;

2. standar jumlah dan kualitas sarana danprasarana;

3. standar jumlah dan kualitaspersonel/sumber daya manusia; dan

4. petunjuk teknis atau tata cara pemenuhanstandar.

orang dengan risiko

terinfeksi Human

Immundeficiency

Virus

... lanjutan

KONSEP DASAR PERENCANAAN KESEHATAN DAERAH

28

PERENCANAAN :

1. UU 25/2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional

2. UU 23/2014 tentang Pemerintahan Daerah

3. PP 08/2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendaliandan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah

4. PERMENDAGRI 54/2010 tentang Pelaksanaan PP 08/2008

5. PERMENDAGRI 18/2016 tentang Pedoman Penyusunan,Pengendalian dan Evaluasi RKPD 2017

PENGANGGARAN :

1. UU 17/2003 tentang Keuangan Negara

2. UU 1/2004 tentang Perbendaharaan Negara

3. UU 32/2004 tentang Pemerintahan Daerah UU 23 Tahun 2014

4. PP 58/2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah

5. Permendagri 13/2006 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah

6. Permendagri 59/2007 tentang Perubahan atas PERMENDAGRI13/2006

7. Permendagri 31/ 2016 tentang Pedoman Penyusunan APBD 2017 .

DASAR HUKUM PERENCANAAN& PENGANGGARAN

PEMBANGUNAN DAERAHDALAM PERSPEKTIF UU 23/2014 ( Pasal 258)

TARGET PEMBANGUNAN NASIONAL

• Peningkatan & pemerataan pendapatan masyarakat, • kesempatan kerja, • lapangan berusaha, • meningkatkan akses dan kualitas pelayanan publik • daya saing Daerah.

PEMBANGUNAN DAERAH

sinkronisasi dan harmonisasi koordinasi

teknis Dikoordinasikan oleh MDN dengan Menteri Bidang

Perencanaan

K/L PROV+KAB/KOTA

TARGET PEMBANGUNAN PROVINSI

koordinasi teknis pembangunan dilaksanakan

oleh GUBERNUR sebagai wakil Pemerintah Pusat

PROV KAB

APA YANG AKAN MENJADI ACUAN

RPJMD

RPJMN

2015 -2019

SPMTARGET

K/L

PROGRAM STRATEGIS NASIONAL

30

NAWA CITA

SINKRONISASI

32

PEMBANGUNAN DAERAH Merupakan perwujudan dari pelaksanaan UrusanPemerintahan yang telah diserahkan ke Daerah sebagai bagianintegral dari pembangunan Nasional ( Pasal 258, UU 23/2014)

(dalam prakteknya: adalah pemanfaatan sumber daya yang dimiliki (daerah)untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat yang nyata, baik dalam aspekpendapatan, kesempatan kerja, lapangan berusaha, akses terhadappengambilan kebijakan, peningkatan daya saing, maupun peningkatan indekspembangunan manusia (IPM).

PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH adalah suatu proses penyusunan tahapan-tahapan kegiatan yangmelibatkan berbagai unsur pemangku kepentingan didalamnya, gunapemanfaatan dan pengalokasian sumber daya yang ada dalam rangkameningkatkan kesejahteraan sosial dalam suatu lingkungan wilayah/daerahdalam jangka waktu tertentu.

Daerah melaksanakan pembangunan untuk peningkatandan pemerataan pendapatan masyarakat, kesempatankerja, lapangan berusaha, meningkatkan akses dan kualitaspelayanan publik dan daya saing Daerah.

Pembangunan Daerah merupakan perwujudan daripelaksanaan Urusan Pemerintahan yang telah diserahkan keDaerah sebagai bagian integral dari pembangunan nasional.

K/L berdasarkan pemetaan Urusan Pemerintahanmelakukan sinkronisasi dan harmonisasi dengan Daerahuntuk mencapai target pembangunan nasional.

Untuk mencapai target pembangunan nasional dilakukankoordinasi teknis pembangunan antara K/L dan Daerah sertaantar Daerah.

Kepala Daerah wajib mengendalikan anggaran di setiap PerangkatDaerah yang dipimpinnya. Tidak hanya diserahkan kepada Bappeda.

Anggaran daerah harus berorientasi manfaat untuk masyarakat danberorientasi pada prioritas untuk mencapai tujuan pembangunannasional.

Kebijakan anggaran belanja yang dilakukan tidak berdasarkan money follow function, tetapi money follow program prioritas. Tidak perlu semua tugas dan fungsi (Tusi) harus dibiayai secara merata.

Memangkas program yang nomenklaturnya tidak jelas dan tidak ada manfaatnya bagi masyarakat, semua nomenklatur proyek harus jelas, misalnya membeli jaring, membeli benih, dan seterusnya.

HAL PENTING DAERAH PERHATIKAN

VISI DAN MISI PEMBANGUNAN NASIONAL 2015-2019

1. Mewujudkan keamanan nasional yang mampu menjagakedaulatan wilayah, menopang kemandirian ekonomi,dengan mengamanakan sumberdaya maritime, danmencerminkan kepribadian Indonesia sebagai negarakepulauan

2. Mewujudkan masyarakat maju, berkesimbangan dandemokratis berlandaskan negara hukum

3. Mewujudkan politik luar negeri bebas-aktif danmemperkuat jati diri sebagai negara maritime

4. Muwujudkan kualitas hidup manusia Indonesia yang tinggi,maju dan sejahtera

5. Mewujudkan bangsa yang berdaya saing

6. Mewujudkan Indoensia menjadi negara maritim yangmandiri, maju, kuat dan berbasis kepentingan nasional

7. Mewujudkan masyarakat yang berkepribadian dalamkebudayaan

Terwujudnya Indonesia yang berdaulat, mandiri danberkepribadian berlandaskan gotong royong

MISI

VISI

Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenapbangsa dan memberikan rasa aman pada seluruh warganegara

Membangun tata kelola pemerintahan yang bersih,efektif, demokratis dan terpercaya

Membangun Indonesia dari pinggiran denganmemperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangkanegara kesatuan

Memperkuat kehadiran negara dalam melakukanreformasi sistem dan penegakan hukum yang bebaskorupsi, bermartabat dan terpercaya

Meningkatkan kualitas hidup manusia dan masyarakatIndonesia

Meningkatkan produktifitas rakyat dan daya saing dipasar internasional

Mewujudkan kemandirian ekonomi denganmenggerakkan sector-sktor strategis ekonomi domestik

Melakukan revolusi karakter bangsa

Memperteguh kebhinekaan dan memperkuat restorasisocial Indonesia

1

2

3

4

5

6

7

8

9

PRIORITAS (NAWA CITA)

I

35

DIMENSI PEMBANGUNAN

MANUSIA

DIMENSI PEMBANGUNAN

SEKTOR UNGGULAN

DIMENSI PEMERATAAN DAN

KEWILAYAHAN

KONDISI PERLU

PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN NASIONAL 2017

NAWA CITA JOKOWI-JK “MONEY FOLLOW PROGRAM”

PUSAT

PROVINSI

KAB/KOTA

RKPD 2017

SINKRONISASI

PEMBANGUNAN

NASIONAL PUSAT

HINGGA DAERAH

STRATEGI PEMBANGUNAN NASIONAL

1. Pembangunan bersifat holistic komprehensif memperhatikan seluruh dimensi terkait

2. Pembangunan untuk manusia dan masyarakat harus memberdayakan masyarakat untuk menjadi mandiri dan tidakmenyebabkan justru menjadi masyarakat yang lemah

3. Pembangunan tidak menciptakan ketimpangan yang semakin lebar

4. Pembangunan tidak boleh merusak, menurunkan daya dukung lingkungan dan ekosistem

5. Pembangunan harus mendorong tumbuh berkembangnya swasta dan tidak justru mematikan usaha yang sudah berjalan

NORMA POKOK KABINET KERJA

3 DIMENSI PEMBANGUNAN

DIMENSI PEMBANGUNAN MANUSIA

1. REVOLUSI MENTAL2. PENDIDIKAN3. KESEHATAN4. PERUMAHAN

Nawa cita5

Nawa Cita8 & 9

DIMENSI PEMBANGUNAN SEKTOR UNGGULAN

1. Kedaulatan pangan2. Kedaulatan energy dan

ketenagalistrikan3. Kemaritiman dan kelautan4. Pariwisata dan Industri

Nawa Cita6 & 7

DIMENSI PEMERATAAN DAN KEWILAYAHAN

1. Antar kelompok pendapatan2. Antar wilayah: a. Desa, b. perbatasan, c.

tertinggal, d. perkotaanNawa Cita 3

KONDISI PERLU

Kepastian danPenegakan hukum

Keamanan danketertiban

Politik dan DemokrasiTata kelola dan reformasi

birokrasi

Nawa Cita 4 Nawa Cita 1 Nawa Cita 9 Nawa Cita 2

37

Prioritas Nasional Kesehatan 2018

KESEHATAN

PeningkatanKesehatan Ibu

dan Anak

Pencegahandan

PengendalianPenyakit

Preventif danPromotif(Gerakan

MasyarakatHidup Sehat)

Peningkatan Kualitas PelayananKesehatan Ibu dan Anak

Perbaikan Kualitas Gizi Ibu danAnak

Peningkatan Akses PelayananKesehatan Ibu dan Anak

Pencegahan dan PengendalianPenyakit Menular

Pencegahan dan PengendalianPenyakit Tidak Menular

Surveilans, Imunisasi, Sistem Informasi Penyakit dan Karantina Kesehatan

Lingkungan Sehat

Konsumsi Pangan Sehat

Peningkatan PemahamanHidup Sehat

PRIORITAS NASIONAL

PROGRAM PRIORITAS

KEGIATAN PRIORITAS

SASARAN PEMBANGUNAN KESEHATAN 2015-2019

39

No

IndikatorBaseline (2014)

2015 2016 2017 2018 2019

1 Meningkatnya Status Kesehatan Ibu, Anak dan Gizi Masyarakata. Menurunnya Angka kematian ibu (AKI)*, diukur

dengan proksi:346(SP,

2010)

305(SUPAS, 2015)

n.a. n.a. n.a. 306

• Persalinan di fasilitas kesehatan (persen) 70,4 (2013)

75 77 81,0 87 85

• Kunjungan Antenatal (K4) (persen) 70,4 (2013)

72 74 85,0 86 80

b. Menurunnya Angka kematian bayi (AKB)*, diukur dengan proksi:

32 (2012)

n.a. n.a. n.a. n.a. 24

• Kunjungan Neonatal Pertama (KN1) (persen) 71,3 (2013)

75 78 81 85 90

c. Prevalensi stunting (pendek dan sangat pendek) pada anak baduta (bawah dua tahun) (persen)

32,9 (2013)

31,3 30,5 29,6 28,8 28

d. Angka kelahiran total (Total Fertility Rate/TFR) 2,6 (2012)

2,37 2,36 2,33 2,31 2,28

e. Angka pemakaian kontrasepsi (CPR) 61,9% (2012)

65,2 65,4 65,6 65,8 66,0

2 Menurunnya Penyakit Menular dan Tidak Menulara. Prevalensi HIV (persen) 0,46

(2014)<0,5 <0,5 <0,5 <0,5 <0,5

b. Prevalensi Tuberkulosis per 100.000 penduduk 297 (2013)

280 271 262 254 245

c. Prevalensi merokok pada usia ≤ 18 tahun (persen) 7,2 (2013)

6,9 6,4 5,9 5,6 5,4

d. Prevalensi tekanan darah tinggi (persen) 25,8 (2013)

25,0 24,6 24,2 23,8 23,4

SASARAN PEMBANGUNAN KESEHATAN 2015-2019

40

No IndikatorBaseli

ne (2014)

2015 2016 2017 2018201

9

3 Meningkatnya Perlindungan Finansiala. Penduduk yang menjadi peserta

BPJS-Kesehatan (persen)51,8(Okt,

2014)60 68 77 85

Min. 95

4 Meningkatnya Pemerataan dan Mutu Pelayanan Kesehatan dan Sumber Daya Kesehatana. Jumlah Kab/Kota yang memiliki

minimal 1 RSUD yang tersertifikasi akreditasi nasional

10 (2014)

94 190 287 294 481

b. Persentase kabupaten/kota yang mencapai 80 persen imunisasi dasar lengkap pada bayi

71,2 (2013)

75 80 85 92,5 95

c. Jumlah puskesmas yang minimal memiliki 5 jenis tenaga kesehatan

1.015 (2013)

1.200 2.000 3.0004.20

05.60

0d. Persentase puskesmas dengan ketersediaan obat dan vaksin esensial

75,5* 77* 80* 85 90 95

5 Meningkatnya kepuasan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan

PRIORITAS NASIONAL YANG TERKAIT DENGAN KESEHATAN

41

Prioritas Nasional Program Prioritas

2. Kesehatan •Peningkatan Kesehatan Ibu dan Anak

•Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit

•Preventif dan Promotif (Gerakan Masyarakat

Hidup Sehat)

3. Perumahan dan

Pemukiman

•Air Bersih dan Sanitasi

4. Pengembangan Dunia

Usaha dan Pariwisata

•Pengembangan 3 Kawasan Pariwisata (dari 10)

7. Penanggulangan

Kemiskinan

• Jaminan dan Bantuan Sosial Tepat Sasaran

• Pemenuhan Kebutuhan Dasar

• Peningkatan Daya Saing UMKM dan Koperasi

9. Pembangunan

wilayah

• Pembangunan Wilayah Perbatasan dan Daerah

Tertinggal

• Pencegahan dan Penanggulangan Bencana (a.l

Kebakaran Hutan)

• Percepatan Pembangunan Papua

Pokok-pokok Penyusunan RKPD 2017, meliputi:

Menyelaraskan 3 Dimensi Prioritas dan Sasaran PembangunanNasional 2017:

o Dimensi Pembangunan Manusia

o Dimensi Pembangunan Sektor Unggulan

o Dimensi Pemerataan dan Kewilayah

Standar Pelayanan Minimal

Pelaksanaan otonomi daerah dan desentralisasi

Pelaksanaan Otonomi Khusus

Pembinaan perencanaan pembangunan daerah

Pelaksanaan Urusan Pemerintahan Daerah selain SPM

PERMENDAGRI 18/2016

TENTANG

PEDOMAN PENYUSUNAN, PENGENDALIAN DAN

EVALUASI RKPD 2017

PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH( Pasal 260, Pasal 261 & Pasal 262)

RENCANA PEMBANGUNAN DAERAH PROVINSI, KAB/KOTA

RENCANA PEMBANGUNAN NASIONAL

RPJPN RPJMN RKP

RPJPD RPJMD RKPD

dikoordinasikan, disinergikan, dandiharmonisasikan oleh BAPPEDA PROVINSI

Menggunakan pendekatan:• teknokratik, • partisipatif, • politis, • atas-bawah • dan bawah-atas.

Dirumuskan secara transparan, responsif, efisien, efektif, akuntabel, partisipatif, terukur, berkeadilan, dan berwawasan lingkungan.

Daerah sesuai dengan kewenangannya menyusun rencana pembangunan Daerahsebagai satu kesatuan dalam sistem perencanaan pembangunan nasional.

SPM

PrioritasNasional

Visi-MisiKdh

NSPK

Urusan

Lain

BPJS

Non SPM

DAU

DAK

SDM

SarPras

Regulasi

TERIMA KASIH

TERIMA KASIHTERIMA KASIH