Upload
lediep
View
227
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
KONSEP MAUT DALAM AL-QUR’AN
(KAJIAN SEMANTIK)
SKRIPSI
Diajukan Kepada
Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Isam
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta
Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Agama (S.Ag)
Oleh:
ATIKA HENY ARTANTY
12530035
JURUSAN ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR
FAKULTAS USHULUDDIN DAN PEMIKIRAN ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
2016
ii
iii
iv
v
HALAMAN MOTTO
د ف األرض مراغما كثريا من ي وسعة ومن ي هاجر ف سبيل الله ي ر ومن ورا مهاجرا إل الله ورسول ثه يدرك الموت ف قد وقع أجره على الله وكان الله غ
رحيماBarang siapa berhijrah di jalan Allah, niscaya mereka mendapati di muka bumi ini tempat hijrah yang luas dan rezeki yang banyak. Barang siapa
keluar dari rumahnya dengan maksud berhijrah kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian kematian menimpanya (sebelum sampai ke
tempat yang dituju), maka sungguh telah tetap pahalanya di sisi Allah. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang
(Q.S. Al-Nisa: 100)
vi
Persembahan
Teruntuk kedua orangtuaku tercinta yang tak pernah lelah
mendoakan dan memotivasi penulis
dan
Adikku, Ahmad Rifa’i yang terus menyemangati penulis dengan caranya sendiri
Almamaterku tercinta
Prodi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir
Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta
vii
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN
Pedoman Transliterasi Arab-Latin ini merujuk pada SKB Mentri Agama dan dan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI, tanggal 22 januari 1988 No: 158 / 1987
dan 0543b/U/1987.
I. Konsonan Tunggal
Huruf Arab Nama Huruf Latin Keterangan
Alif ...... Tidak dilambangkan أ
Bā’ B Be ب
Tā’ T Te ت
Śā’ ṡ es titik atas ث
Jim J Je ج
Hā’ ḥ ha titik di bawah ح
Khā’ Kh Ka dan ha خ
Dal D De د
Źal Ż zet titik di atas ذ
Rā’ R Er ر
Zai Z Zet ز
Sīn S Es س
Syīn Sy Es dan ye ش
Ṣād ṣ es titik di bawah ص
Dād ḍ de titik di bawah ض
Tā’ Ṭ te titik di bawah ط
viii
Zā’ Ẓ zet titik di bawah ظ
Ayn …‘… koma terbalik (di atas)‘ ع
Gayn G Ge غ
Fā’ F Ef ف
Qāf Q Qi ق
Kāf K Ka ك
Lām L El ل
Mīm M Em م
Nūn N En ن
Waw W We و
Hā’ H Ha ه
Hamzah …’… Apostrof ء
Yā Y Ye ي
II. Konsonan rangkap karena Tasydīd ditulis rangkap:
Ditulis muta‘aqqidīn متعقدين
Ditulis ‘iddah عدة
III. Tā’ Marbūtah di akhir kata
1. Bila dimatikan, ditulis h :
Ditulis hibah هبة
Ditulis jizyah جزية
ix
(ketentuan ini tidak diperlukan terhadap kata-kata Arab yang sudah
terserap ke dalam bahasa Indonesia seperti zakat, shalat dan
sebagainya, kecuali dikehendaki lafal aslinya).
2. Bila dihidupkan karena berangkaian dengan kata lain, ditulis t :
Ditulis ni’matullāh نعمة هللا
Ditulis Zakāt al-fiṭri زكاة الفطر
IV. Vocal pendek
fatḥah ditulis a contoh ب ر ض ditulis ḍaraba
kasrah ditulis i contoh فهم ditulis Fahima
Ḍammah ditulis u contoh كتب ditulis Kutiba
V. Vokal panjang
1. fatḥah + alif, ditulis ā (garis di atas)
Ditulis jāhiliyyah جاهلية
2. fatḥah + alif maqșūr, ditulis ā (garis di atas)
Ditulis yas‘ā يسعى
3. kasrah + ya mati, ditulis ī(garis di atas)
Ditulis Majīd مجيد
x
4. ḍammah + wau mati, ditulis ū (dengan garis di atas)
Ditulis Farūd فرود
VI. Vocal rangkap
1. fatḥah + yā mati, ditulis ai
Ditulis bainakum بينكم
2. fatḥah + wau mati, ditulis au
Ditulis qaul قول
VII. Vocal-vokal pendek yang berurutan dengan dalam satu kata,
dipisahkan dengan apostrof
Ditulis A’antum أانتم
Ditulis uʻiddat أعدت
Ditulis La’in syakartum لئن شكرتم
VIII. Kata sandang Alif + Lam
1. Bila diikuti huruf qamariyah ditulis al-
Ditulis al-Qur’ān القران
Ditulis al-Qiyās القياس
xi
2. Bila diikuti huruf syamsiyyah, sama dengan huruf qamariyah
Ditulis al-Syams الشمس
’Ditulis al-Samā السماء
IX. Huruf besar
Huruf besar dalam tulisan Latin digunakan sesuai dengan Ejaan Yang
Disesuaikan (EYD(
X. Penulisan kata-kata dalam rangkaian kalimat dapat ditulis ῑmenurut
penulisannya
Ditulis Żawi al-furūḍ ذوى الفروض
Ditulis Ahl al-Sunnah اهل السنة
xii
KATA PENGANTAR
سم هللا الرمحن الرحيم
نبينا حممد وعلى ال وأصحا ،والصالة والسالم على خامت األنبياء واملرسلني احلمد هلل رب العاملني،
والاعني هلم إبحسان إل يوم الدين
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga proses pengerjaan skripsi ini dapat terselesaikan dengan lancar. Shalawat
serta salam senantiasa tercurahkan kepada baginda Rasulullah SAW, yang telah
menyinari kehidupan manusia menuju jalan kebahagiaan yang abadi.
Pada dasarnya skripsi ini disusun guna memenuhi persyaratan untuk
memperoleh gelar Sarjana Agama pada prodi Ilmu Al-Qur‘an dan Tafsir Fakultas
Ushuluddin dan Pemikiran Islam Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga
Yogyakarta. Seperti halnya karya ilmiah yang lain, skripsi ini jauh dari
kesempurnaan, maka kritik dan saran dari pembaca sangat dinantikan.
Di samping itu, penulis menyadari sepenuhnya bahwa selesainya skripsi ini
tidak lepas dari bantuan dan dorongan semangat serta kontribusi dari berbagai
pihak. Oleh karena itu penulis ini menyampaikan ucapan terimakasih yang setulus-
tulusnya kepada:
1. Prof. Drs. Yudian Wahyudi, M.A, Ph.D. selaku Rektor UIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta.
2. Bapak Dr. Alim Roswantoro, S.Ag, M.Ag, selaku Dekan Fakultas Ushuluddin
dan Pemikiran Islam UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta,
xiii
3. Bapak Dr. Abdul Mustaqim, S.Ag, M.Ag., selaku Ketua Prodi Ilmu al-Qur‘an
dan Tafsir Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam UIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta, serta Bapak Afdawaiza, S.Ag, M.Ag., selaku sekretaris prodi yang
secara ketat menyeleksi penelitian yang akan dilakukan.
4. Bapak Ahmad Rafiq, MA, Ph.D., selaku Dosen Pembimbing Akademik dan
merupakan embrio persetujuan lahirnya penulisan ini.
5. Bapak Prof. Dr. Muhammad Chirzin, M.Ag selaku Dosen Pembimbing dalam
penulisan skripsi ini, yang telah meluangkan waktu, tenaga, pikiran, kesabaran,
perhatian, dan mengarahkan penulis dalam rangka menyelesaikan penulisan
skripsi ini.
6. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen Prodi Ilmu al-Qur‘an dan Tafsir yang
memberikan pengajaran dan pembelajaran kepada penulis selama menjadi
mahasiswa IAT, serta seluruh karyawan-karyawati di Fakultas Ushuluddin dan
Pemikiran Islam yang telah memfasilitasi dan memperlancar proses pendidikan
di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
7. Kedua orang tua yang sangan penulis cintai dan sayangi, Bapak Sukirman dan
Ibu Tutik Wahyuni. Terimakasih atas lantunan do’a, arahan, serta motivasi
yang tak henti-hentinya diberikan hingga saat ini. Semoga selalu diberi
kesehatan dan keselamatan oleh Allah SWT.
8. Kepada adikku yang selalu mendoa’kan dan menyemangati penulis dengan
caranya sendiri.
9. Ibu Nyai Hj. Luthfiyah Baidhawi beserta keluarga, selaku pengasuh Pondok
Pesantren Ali Maksum Komplek Gedung Putih Krapyak Yogyakarta, yang
xiv
telah bersedia menjadi guru, orang tua, dan selalu membimbing penulis.
Semoga selalu sehat dan senantiasa mendapat limpahan rahmat-Nya.
10. Teman-teman Prodi Ilmu al-Qur’an dan Tafsir khususnya kelas B angkatan
2012 atas dorongan dan semangat yang kalian berikan. Tak lupa juga kepada
Khoiriyah, Hikmah, Rika, Mba Erma, Ning Ifa, Tati, yang telah membantu
melancarkan proses penulisan skripsi ini.
11. Sahabat seperjuanganku di Gedung Putih, Lailiya Sab’atun, Maula, Alma,
Diana, Arbi, Nia, Tika Rodiyah, Meyda, Winda, Ena, Zulfa, Nida, terutama
kepada anak kamarku Ani, Nadia, Lala, Dewi, isti. Terima kasih atas canda
tawa, suka dan duka kalian yang membuat penulis betah di kota rantau, dan
maafkan atas segala kesalahan penulis.
12. Tak lupa juga terimakasih kepada teman-teman kelompok KKN 171 Prahu,
Ananto, Yaya, Mba Ela, Fitri, Nay, Bang Nashih, Bang Flo, Mblo Mala, Mblo
Amel, atas doa’a dan kegilaan kalian yang selalu membuat penulis terhibur.
Semoga kebersamaan kita tak terhenti sampai di sini.
13. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang telah
memberikan bantuan motivasi dalam menyelesaikan studi S1 di Universitas
Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Semoga bantuan dari semua pihak dibalas Allah dengan pahala yang berlipat
gandan. Amin.
xv
ABSTRAK
Penelitian ini berjudul KONSEP MAUT DALAM AL-QUR’AN (Kajian
Semantik). Al-Qur’an dapat di pahami melalui banyak pendekatan, salah satunya
dengan semantik. Dalam semantik dikenal istilah kunci. Istilah kunci al-Qur’an
merupakan kata-kata yang memainkan peranan sangat penting untuk menentukan
penyusunan struktur konseptual dasar pandangan dunia al-Qur’an. Diantara istilah-
istilah kunci al-Qur’an ialah kata maut. Kata maut sering diartikan dengan
hilangnya ruh dari jasad. Dalam al-Qur’an kata maut disebutkan sebanyak 161 kali
dalam 53 surat dengan berbagai bentuk derivasinya. Kata ini sudah dikenal sejak
zaman jahiliyyah, akan tetapi setiap kata dalam al-Qur’an bisa berubah dan
berkembang maknanya dari waktu ke waktu. Oleh karena itu penulis tertarik
mengkaji makna kata maut dalam al-Qur’an.
Dalam skripsi ini, penulis mengungkapkan makna dan konsep kata maut
yang tekandung dalam al-Qur’an dengan menggunakan analisis semantik yang
dikembangkan oleh Toshihiko Izutsu. Semantik al-Qur’an menurut Toshihiko
Izutsu berusaha menyingkap pandangan dunia al-Qur’an melalui analisis terhadap
istilah kunci al-Qur’an. Proses yang dilakukan dalam penelitian ini adalah meneliti
makna dasar dan relasional kata maut dengan menggunakan analisis sintagmatik
dan paradigmatik, kemudian meneliti penggunaan kosakata maut dalam periode pra
Qur’anik, Qur’anik, dan pasca Qur’anik.
Penelitian ini menghasilkan kesimpulan bahwa kematian menurut
pengetahuan adalah kematian batang otak, meskipun manusia masih bisa bernapas
dengan bantuan respirator jika otak tidak ada lagi berjalan maka dianggap mati.
Maut memiliki makna dasar diam. Maut memiliki makna relasional sifat Allah yang
Mahamematikan dan menghidupkan ketika bersandingan dengan kata Allah,
kesulitan dan perih ketika ruh meninggalkan jasad ketika disandingkan dengan kata
sakara. Maut juga berarti malaikat pencabut nyawa ketika disandingkan dengan
kata malak. Maut juga bermakna siksa ketika disandingkan dengan kata kafara.
Maut memiliki sinonim wafa, ajal, dan halak. Maut juga memiliki antonim yaitu,
hayat, baqa, dan khalaq. Dalam pra Qur’anik maut dipahami dengan keadaan sedih
yang sangat mendalam dan ketenangan, kemudian dalam periode Qur’anik maut
diartikan dengan sesuatu yang mati seperti nuthfah (sperma), atau sesuatu yang mati
dan tak ada potensi untuk hidup seperti berhala, atau suatu yang tidak berfungsi
sebagimana mestinya. Sedangkan pada periode pasca Qur’anik, maut diartikan
tidak jauh berbeda dengan periode Qur’anik akan tetapi pada periode ini kata maut
bukan hanya mati atau tidak berfungsi sesuatu dengan semestinya. Mati dalam
periode ini berarti semua kembali kepada Allah, khususnya manusia, ketika
manusia mati berarti telah selesai segala permasalahannya tetapi manusia akan
menuju kehidupan yang baru.
xvi
DAFTAR ISI
HALAMANJUDUL ..................................................................................... i
HALAMAN PERNYATAAN ...................................................................... ii
HALAMAN NOTA DINAS ......................................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................... iv
HALAMAN MOTTO .................................................................................. v
HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................. vi
HALAMAN TRANSLITRASI .................................................................... vii
HALAMAN KATA PENGANTAR ............................................................ xii
HALAMAN ABSTRAK .............................................................................. xv
HALAMAN DAFTAR ISI ........................................................................... xvi
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1
A. Latar Belakang ................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .............................................................................. 6
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ....................................................... 6
D. Telaah Pustaka ................................................................................... 7
E. Kerangka Teori................................................................................... 10
F. Metode Penelitian............................................................................... 12
G. Sistematika Pembahasan .................................................................... 14
BAB II DESKRIPSI AYAT-AYAT MAUT DALAM AL-QUR’AN ....... 16
A. Ayat-ayat tentang Maut dalam al-Qur’an .......................................... 16
xvii
B. Konteks Historis Ayat-ayat Maut....................................................... 18
C. Klasifikasi Ayat-ayat Makkiyah danMadaniyah ................................ 40
BAB III SEMANTIK KATA MAUT .......................................................... 45
A. Maut dalam Tinjauan Ilmu Pengetahuan ........................................... 45
B. Makna Dasar Kata Maut .................................................................... 46
C. Makna relasional Kata Maut .............................................................. 48
1. Analisa Sintagmatik ..................................................................... 48
2. Analisa Paradigmatik ................................................................... 52
BAB IV MAKNA SINKRONIK DAN DIAKRONIK MAUT ................. 68
A. Periode Pra Qur’anik .......................................................................... 68
B. Periode Qur’anik ................................................................................ 69
C. Periode Pasca Qur’nik ........................................................................ 74
D. Relasi Maut dalam al-Qur’an dan Ilmu Pengetahuan ........................ 77
BAB V PENUTUP ........................................................................................ 79
A. Kesimpulan ........................................................................................ 79
B. Saran ................................................................................................... 81
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 83
LAMPIRAN .................................................................................................. 86
CURRICULUM VITAE .............................................................................. 112
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Hidup dan mati silih berganti adalah sunnatullah dalam ciptaan-Nyadan
pergantian itu menyangkut individu dalam makhluk hidup, termasuk manusia.1
Kematian adalah sesuatu yang nyata dan hanya Allah yang kekal dan Maha
Hidup.2 Kematian ibarat anak panah lepas dari busurnya, akan terus mengejar
sasarannya. Begitu ia mengenai sasaran saat itu juga kematian tiba. Kecapatan
anak panah itu melebihi kecepatan makhluk, sehingga betapapun kencangnya
makhluk berlari, dan seberapa kokohnya benteng perlindungannya, anak panah
itu tetap dan pasti akan menemuinya.3
Kematian dipandang kekuatan dahsyat yang siap merenggut eksistensi
manusia kapan dan dimana saja. Kebanyakan manusia takut akan mati. Alasan
manusia takut pada kematian adalah manusia tidak tahu apa yang terjadi setelah
mati, merasa telah nyaman dengan kenikmatan duniawi dan sulit untuk
melepaskan kenikmatan tersebut, terakhir ketakutan yang dirasakan oleh orang
sholeh adalah merasa banyak dosa.4
1M. Quraish Shihab, Kematian adalah Nikmat, (Jakarta: Lentera Hati,2013), hlm.2. 2Muhammad Syahrur, Rahasia Umur, Rizki dan Amal: Sebuah Kajian Epistimologi Islam,
terj. M. Firdaus (Bandung: Naunsa, 2007), hlm.40. 3M. Quraish Shihab, Kehidupan Setelah kematian Surga yang Dijanjikan Al-Qur’an (Jakarta:
Lentera Hati, 2008), hlm.13 4 A’id Ibn Abd Allah al-Qarni, Drama Kematian: Persiapan Menyongsong Akhirat terj.
Lukman Junaidi, (Jakarta: Serambi Ilmu Semesta, 2003), hlm. 7-8.
2
Banyak manusia tidak menyadari persoalan hidup dan mati, seperti ucapan
Sayyidina Ali ra yang dikutip oleh Quraish Shihab5:
“Banyak yang melihat kematian, tetapi menduganya hanya menimpa
selainnya dan lupa bahwa suatu ketika dia pun akan mati. Ketika mengantar jenazah
kita menduga kita mengantar musafir yang sebentar lagi akan kembali, tetapi tidak
demikian itu halnya.”
Kematian sudah merupakan kepastian dan kematian merupakan peristiwa
menakutkan, maka orang lebih memilih tidak memikirkannya dan berusaha agar
bisa merasakan kebahagiaan setiap saat yang dilaluinya. 6 Istilah kematian juga
dikenal dikalangan kedokteran, ilmu yang membahas tentang kematian adalah
tanalogi. Dalam ilmu kedokteran dikenal beberapa istilah tentang mati, yaitu mati
somatis, mati suri, mati seluler, mati serebral dan mati otak.7
Merujuk pada surah al-Hijr yang redaksinya menjelaskan bahwa maut
mengunjungi setiap orang, terasa bahwa maut mempunyai wujud. Sesuatu yang
dirasakan pastilah ada wujudnya bahkan yang lebih jelas adalah pada firman Allah:
لوكم أيكم أحسن عمال وهو العزيز الغفور الذي خلق الموت والياة لي ب “Dia yang menciptakan maut dan hidup untukmenguji kamu siapa yang lebih baik
amalnya” (QS.Al-Mulk 67:2). 8
5M. Quraish Shihab, Kematian adalah Nikmat, hlm.2. 6Komaruddin Hidayat, Psikologi Kematian: Mengubah Ketakutan Menjadi Optimis, (Jakarta:
Hikmah, 2010), hlm.140. 7Repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/21606/4/Chapter%20II.pdf , diaksespada 26
Agustus 2016 pukul 14.00 8 Semua terjemahan ayat al-Qur’an diambil dari HadisWeb 3.0 Kumpulan dan Referensi
Belajar Hadis.
3
Atas dasar ini ulama penganut paham ini mendefinisikan maut dengan lawan
hidup.9
Ada juga ulama yang berpendapat bahwa maut tidak memiliki wujud
tersendiri. Ayat dan hadits yang menggambarkan wujud maut merupakan redaksi
metaforis. Kata mencipta pada ayat sebelumnya, berarti menetapkan, yakni
mengetahui sejak semula bahwa maut tidak wujud karena kehendak-Nya memang
demikian. Sedangkan hadis yang disebut nilainya tidak bisa
dipertanggungjawabkan. Ulama yang berpendapat demikian, memahami maut
sebagai ketiadaan yakni ketiadaan hidup.10
Meskipun demikian ulama penganut pendapat pertama dan kedua
menegaskan bahwa walaupun maut berarti ketiadaan bukan berarti tidak ada lagi
eksistensi manusia setelah kematian. Setelah maut masih ada lagi kehidupan baru
manusia. Pendapat ini merujuk kepada ayat:
ئا مذكورا هل أتى على اإلنسان حني من الدهر ل يكن شي
“Bukanlah telah datang kepada manusia satu masa di mana dia pernah
tiada?” (QS.al-Insan 76:1)
yakni ia berada di mana pun, ia adalah makhluk baru yang pernah
mengalami ketiadaan.11
Istilah-istilah kunci al-Qur’an merupakan kata-kata yang memainkan peran
yang sangat menentukan dalam penyusunan struktur konseptal dasar pandangan
9M. Quraish Shihab, Kehidupan Setelah kematian, hlm.18 10M. Quraish Shihab, Kehidupan Setelah kematian,hlm.19 11M. Quraish Shihab, Kehidupan Setelah kematian, hlml.19-20
4
dunia alQur’an. Kesema-menaan dalam pemilihannya terhadap istilah-istilah kunci
hampir tak terelakkan dan mungkin sangat mempengaruhi paling tidak beberapa
aspek dari gambaran keseluruhan.12 Di antara istilah kunci dalam al-Qur’an ialah
kata maut.
Kata maut terulang 161 kali dalam al-Qur’an dengan berbagai derivasinya.13
Maut atau mati adalah peristiwa berpisahnya roh dari jasad seseorang.14 Maut juga
berarti hilangnya kekuatan jasmani, hilangnya akal, dan tidur. Tidur bisa dikatan
kematian ringan sedangakan maut atau kematian adalah tidur berat.15
Muqatil ibn Sulaiman menegaskan bahwa setiap kata dalam al-Qur’an, di
samping memiliki arti yang definitif, juga memiliki makna alternatif lainnya.
Muqatil memaknai kata maut, yang mempunyai maka dasar “mati” dalam konteks
pembicaraan ayat, kata tersebut mempunyai empat alternatif, yaitu pertama, tetes
yang belum dihidupkan. Kedua, manusia yang salah beriman. Ketiga, tanah gersang
yang tandus. Keempat, ruh yang hilang. Muqatil menyatakan bahwa seseorang
belum bisa dikatakan menguasai al-Qur’an sebelum ia menyadari dan mengenal
pelbagai dimensi yang dimiliki al-Qur’an tersebut.16
12Toshihiko Izutsu, Relasi Tuhan dan Manusia: pendekatan Semantik terhadap al-Qur’an
terj. Agus Fahri Husen (dkk), (Yogyakarta: Tiara Wacana, 1997), hlm.18. 13 Muhammad Fu’ad Abdul Bāqi, Al-Mu’jam al-Mufahras Li alfaẓ al-Qur’an al-Karim,
(Beirut: Dar al-Fikr, 1981), hlm. 678-680. 14Ed. Syahrin Harahap dan Hasan Bakti Nasution,Ensiklopedi Akidah Islam, (Kencana:
Jakarta, 2009), hlm.378. 15Al-Ragrib al-Asfahani, Mu’jam Mufradat Alfazi al-Qur’an, (Beirut: Dar al-Kutub al-
‘Ilmiah, 2008), hlm.497. 16M. Nur Kholis Setiawan, Al-Qur’an Kitab Sastra Terbesar, (Yogyakarta: Elsaq,2006),
hlm.170.
5
Kata maut menarik untuk dikaji dengan menggunak pendekatan linguistik,
yaitu semantik. Kata maut juga memiliki sinonim seperti kata wafa, ajal, yang
sama-sama mengandung arti kematian. Sekalipun demikian, sinonim tidaklah
bersifat mutlak tetapi bersifat relatif. Ketika al-Qur’an menggunakan sebuah kata,
kata tersebut tidak dapat digantikan dengan kata lain yang biasannya dipandang
sebagai sinonim kata pertama dalam kamus bahasa Arab.17 Meskipun banyak kata
yang memiliki arti sama, tetapi setiap kata dalam al-Qur’an memiliki tendensi
makna yang berbeda. Maut atau kematian sendiri dalam al-Qur’an mengandung
banyak makna, maut bisa bermakna nikmat seperti dalam QS. Al-Mulk:2 :
لوكم أيكم أحسن ع مال وهو العزيز الغفور الذي خلق الموت والياة لي ب
“Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa
diantara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha perkasa lagi Maha
Pengampun.”
Ada pula maut yang mengandung makna musibah, seperti dalam QS. Al-Maidah:
106:
منكم أو ي أي ها الذين آمنوا شهادة ب ينكم إذا حضر أحدكم الموت حني الوصية اث نان ذوا عدل سون هما من ب عد الصالة تب آخران من غيكم إن أن تم ضرب تم ف األرض فأصاب تكم مصيبة الموت
تم ال نشتي به ثنا ولو كان ذا ق رب وال نكتم شهادة الل إ ن إذا لمن اآلثني ف ي قسمان بلل إن ارت ب
“Hai orang-orang yang beriman, apabilla salah seorang kamu menghadapi
kematian, sedang dia akan berwasiat, maka hendaklah (wasiat itu) disaksikan oleh
dua orang yang adil diantara kamu, atau dua orang yang berlainan agama dengan
kamu, jika kamu dalam perjalanan dimuka bumi lalu kamu ditimpa bahaya
kematian. Kamu tahan kedua saksi itu sesudah sembahyang (untuk bersumpah),
lalu mereka keduanya bersumpah dengan nama Allah, jika kamu ragu-ragu:
“(Demi Allah) kami tidak akan membeli dengan sumpah ini harga yang sedikit
17Yayan Rahmatikawati dan Dadan Rusmana, Metodologi Tafsir Al-Qur’an: Strukturalisme,
Semantik, Semiotik, dan Hermeneutik, (Bandung: Pustaka Setia, 2013), hlm.260
6
(untuk kepentingan seseorang), walaupun dia karib kerabat, dan tidak (pula) kami
menyembunyikan persaksian Allah; sesungguhnya kami kalau demikian tentulah
termasuk orang-orang yang berdosa”.
Dalam penelitian ini, penulis mengangkat kata maut untuk mengaplikasikan
metode semantik al-Qur’an. Penelitian ini menggunakan analisis semantik
Toshihiko Izutsu, seorang orientalis ahli lInguistik yang tertarik pada al-Qur’an.
Semantik al-Qur’an berusaha menyingkap pandangan dunia al-Qur’an melalui
analisis semantik terhadap materi di dalam al-Qur’an sendiri, yakni kosakata atau
istilah-istilah penting yang banyak digunakan oleh al-Qur’an.
Dengan sudut pandang semantik, kata dalam al-Qur’an itu sebenarnya
menyimpan rahasia yang rumit sehingga banyak menimbulkan pemaknaan yang
berbeda. Menurut Toshihiko Izutsu semantik al-Qur’an bertujuan untuk
memunculkan pesan-pesan yang dinamik dari al-Qur’an dengan penelaahan
analitis dan metodologis terhadap konsep-konsep pokok, yaitu konsep yang
tampaknya memainkan peran menentukan dalam pembentukan visi Qur’ani
terhadap alam semesta.18
B. Rumusan Masalah
1. Apa makna dasar dan relasional kata maut?
2. Bagaimana perkembangan makna sinkronik dan diakronik kata maut?
3. Apa relasi konsep maut dalam al-Qur’an dan ilmu pengetahuan?
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan Penelitian
18Toshihiko Izutsu, Relasi Tuhan dan Manusia: pendekatan Semantik terhadap al-Qur’an
terj. Agus Fahri Husen (dkk), (Yogyakarta: Tiara Wacana, 1997), hlm.3.
7
Tujuan dari penelitian ini adalah:
a. Mengetahui makna dasar dan relasional kata maut.
b. Mengetahui makna sinkronik dan diakronik kata maut.
c. Mengetahui relasi maut dalam al-Qur’an dan ilmu pengetahuan.
2. Kegunaan Penelitian
a. Menjelaskan makna dasar dan relasional kata maut.
b. Menjelaskan makna sinkronik dan diakronik kata maut.
c. Menjelaskan relasi konsep maut dalam al-Qur’an dan ilmu pengetahuan.
d. Menambah khazanah keilmuan khususnya dalam ranah penafsiran dan
memberi sumbangan pemikiran pada jurusan Ilmu al-Qur’an dan Tafsir
Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam UIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta.
D. Telaah Pustaka
Kajian mengenai maut telah banyak yang membahas sebelumnya. Berikut
ini penulis paparkan sebagian buku maupun penelitian yang terkait dengan maut:
Skripsi berjudul “Al-Maut dan al-Wafah dalam al-Qur’an: Studi penafsiran
al-Baidhawi dalam Tafsir Anwar al-Tanzil wa Asrar al-Ta’wil” karya Herman
Felani. 19 Skripsi ini menjelaskan tentang biografi al-Baidhawi, penafsiran al-
Baidhawi tentang kata al-maut dan al-wafah dalam al-Qur’an, serta menjelaskan
kelebihan dan kekurangan Kitab Anwar al-Tanzil wa Asrar al-Ta’wil.
19Herman Felani, “Al-Maut dan al-Wafah dalam al-Qur’an: Studi penafsiran al-Baidhawi
dalam Tafsir Anwar al-Tanzil wa Asrar al-Ta’wil”, Skripsi Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran
Islam UIN Sunan Kalijaga, 2009
8
Buku Relasi Tuhan dan Manusia: Pendekatan Semantik terhadap Al-
Qur’an karya Toshihiko Izutsu. 20 Buku ini menjelaskan tentang semantik Al-
Qur’an dan aplikasi metode semantik untuk menjelaskan hubungan vertikal antara
manusia dan Tuhannya.
Buku Kehidupan setelah kematian: surga yang dijanjikan al-Qur’an karya
M. Quraish Shihab. Dalam buku ini dijelaskan perjalanan manusia menuju
keabadian, dijelaskan pula arti maut, pengertian hidup dan mati, sakaratul maut,
gambaran tentang hari kiamat, hingga gambaran surga dan neraka.21
Buku Perjalanan menuju keabadian kematian, surga, dan ayat-ayat tahlil
karya M.Quraish Shihab. Isi dalam buku ini sama dengan buku Quraish Shihab
yang berjudul Kehidupan setelah kematian: surga yang dijanjikan al-Qur’an, hanya
saja dalam buku ini dilengkapi dengan ayat-ayat tahlil beserta tafsirannya.
Buku Psikologi Kematian karya Komaruddin Hidayat.22 Membahas soal
kematian bisa menimbulkan sebuah pemberontakan yang menyimpan kepedihan
dalam setiap jiwa manusia, yaitu kesadaran dan keyakinan bahwa mati akan tiba
serta punahlah semua yang dinikmati dalam hidup ini. Buku ini juga membantu
pembaca untuk menghadapi kematian dengan tenang dan melupakan kenikmatan
duniawi.
20Toshihiko Izutsu, Relasi Tuhan dan Manusia: pendekatan Semantik terhadap al-Qur’an
terj. Agus Fahri Husen (dkk), (Yogyakarta: Tiara Wacana, 1997)..
21M. Quraish Shihab, Kehidupan setelah kematian: surga yang dijanjikan al-Qur’an, (Jakarta:
Lentera Hati, 2008)
22Komaruddin Hidayat, Psikologi Kematian: Mengubah Ketakutan Menjadi Optimis,
(Jakarta: Hikmah, 2010)
9
Buku Tour Kematian: The Story of Death23 yang ditulisoleh Abbas Rashed
dan diterjemahkan oleh Kamran As’ad Irsyadi. Dalam buku ini terdapat banyak
penjelasan tentang kematian dan pasca kematian dari perspektif yang berbeda-beda.
Mulai dari kematian perspektif manusia primitive, bangsa sumeria, Bangsa
Babilonia, Bangsa Mesir Kuno, Agama Yahudi, Agama Kristen, sampai Bangsa
Arab Pra-Islam. Pada awal buku ini dijelaskan juga sekilas mengenai psikologi
kematian
Buku Spiritual kematian: Meraih Hidup Indah dan Husnul Khatimah24
karya Abdul Mustaqim. Dalam buku ini dijelaskan mengenai filsafat kehidupan,
kiat-kiat meraih husnul khatimah beserta faktor penyebabnya. Dalam buku ini juga
terdapat kisah-kisah inspiratif yang bisa diambil hikmahnya agar kita bisa
menjemput kematian dengan hati tenang, dalam buku ini juga dilengakapi dengan
doa-doa menuju husnul khatimah yang bisa dipratikkan dalam kehidupan sehari-
hari.
Buku Menjemput Maut: Bekal Perjalanan Menuju Allah SWT 25 karya
M.Qurays Shihab. Dalam buku ini dijelaskan tentang tujuan hidup di dunia, kisah
tentang wafatnya Nabi dan para khalifah sehingga para pembaca bisa mengambil
23Abbas Rashed,Tour Kematian: The Story of Deathterj. Kamran As’adIrsyadi, (Jakarta:
Amzah, 2008)
24 Abdul Mustaqim, Spiritual Kematian: MeraihHidup Indah danHusnulKhatimah,
(Yogyakarta: Kaukaba, 2011) 25M.QuraysShihab, MenjemputMaut: BekalPerjalananMenuju Allah SWT, (Jakarta:
LenteraHati, 2005)
10
hikmah dari kisah tersebut. Dalam buku ini juga dipaparkan pesan Luqman al-
Hakim yang diabadikan dalam al-Qur’an.
Dari hasil kajian pustaka di atas, buku-buku yang membahas tentang maut
sudah banyak. Namun sejauh pengamatan penulis, penelitian di atas belum ada
yang membahas maut dengan semantik. Oleh karena itu, penulis mengkhususkan
kajian semantik untuk memahami kata maut. Dari hal itulah penulis mengajukan
judul KONSEP MAUT DALAM AL-QUR’AN (KAJIAN SEMANTIK).
E. Kerangka teoritik
1. Teori Makna
Terdapat banyak teori yang dikembangkan oleh pakar filsafat dan
linguistik sekitar konsep makna dalam studi semantik. Para filsuf dan
linguis mempersoalkan makna dalam bentuk hubungan antara bahasa
(ujaran), pikiran, dan realitas alam.26 Teori makna pada umumnya memiliki
relevansi atas tiga macam teori sebagai berikut:27
a. Teori referensial
Dalam teori referensial, bahasa berfungsi sebagai wakil
realitas yang menyertai proses berpikir manusia secara
individual. Makna diartikan sebagai label yang berada dalam
kesadaran manusia untuk menunjuk dunia luar. Makna adalah
26 J.D, Parera, Teori Semantik, Edisi Kedua, (Jakarta: Erlangga, 2004), hlm. 44-45. 27 Sugeng Sugiyono, Lisan dan Kalam Kajian Semantik al-Qur’an, (Yogyakarta: Sunan
Kalijaga Press, 2009), hlm. 19-22.
11
hubungan antara reference dengan referent yang dinyatakan lewat
simbol bunyi bahasa, baik berupa kata, frasa, maupun kalimat.
b. Teori Mentalisme atau Ideasionalisme
Pendekatan ini lebih menekankan pada keberadaan bahasa
sebagai media dalam mengolah pesan dan penyampaian
informasi. Jika pendekatan referensial mengaitkan makna
dengan masalah nilai serta proses berpikir manusia dalam
memahami bahasa secara benar, maka pendekatan ideasional ini
mengaitkan makna dengan kegiatan menyusun dan
menyampaikan gagasan lewat bahasa.
c. Teori Behavioral
Pada teori behavioral, makna dikaitkan dengan fakta
pemakaian bahasa dalam konteks sosial-situasional. Behavioral
berpandangan bahwa makna paling mendasar dari sebuah
ungkapan terletak pada pesan yang dikehendaki oleh pembicara
untuk mempengaruhi perilaku pendengar atau pembaca.
2. Teori Medan Makna
Pada awal analisis lingiuistik struktural, para linguis sangat
dipengaruhi oleh psikologi asosionistik dalam endekatan mereka terhadap
makna. Para linguis dengan intuisi mereka menyimpulkan hubungan di
antara seperangkat kata. Ferdinand de Saussure memberikan gambaan
tentang hubungan asosiatif makna dengan contoh kata enseignement. Ia
12
membedakan ada pertama, kesamaan formal dan semantik, kedua,
similaritas semantik. Ketiga, similaritas sufiks-umum biasa. Keempat,
similaritas kebetulan. 28
Muridnya Bally, memasukkan konsep medan asosiatif dan
menganalisisnya secara mendetail dan rinci. Bally melihat medan asosiatif
sebagai satu lingkaran yang mengelilingi satu tanda dan muncul ke dalam
lingkaran leksikalnya.29 Dalam hal ini Toshihiko membagi menjadi sisi
negatif dan positif, seperti dalam bukunya Toshihiko mengaplikasikannya
pada kata iman,dalam kata iman terdapat kata kunci yang mengelompok di
sekitar iman bersifat positif contohnya seperti kata syukur, islam.
Sedangkan sisi negatifnya seperti kata kufr, takhdib, isyan.30
F. Metode Penelitian
Agar penelitian ini menghasilkan hasil yang baik dan dapat dipertanggung
jawabkan secara ilmiah, maka diperlukan sebuah metode yang sesuai dengan obyek
yang dikaji. Dalam hal ini penulis menggunakan metode tematik dengan
pendekatan semantik.
1. Jenis penelitian
Penulisan ini menggunakan metode penelitianpustaka
(libraryresearch) yang mengambil datanya dari literatur yang berkaitan
dengan tema penelitian, baik berupa sumber primer, yaitu al-Qur’an,
28 J.D, Parera, Teori Semantik, Edisi Kedua, hlm. 137-138. 29 J.D, Parera, Teori Semantik Edisi Kedua, hlm. 138. 30 Toshihiko Izutsu, Relasi Tuhan dan Manusia: pendekatan Semantik terhadap al-Qur’an,
hlm. 23.
13
maupun sumber sekunder berupa kamus, tafsir al-Qur’an, puisi Arab,
dan literatur yang berkaitan dengan kajian semantik. Penelitian dengan
pendekatan semantik terhadap al-Qur’an tidak saja menunjukkan
konsistensi penelitian ini dalam menggunakan metode analisis
semantik atas kosakata al-Qur’an, tetapi juga menunjukkan dua
penekanan dalam studi, yaitu semantik yang merujuk pada aspek
metodologi, dan al-Qur’an sebagai materinya.31
2. Sumber data
Sumber data yang dipakai dalam penelitian ini terdiri dari beberapa
sumber yakni al-Qur’an dan terjemahannya, dan buku-buku tentang
semantik dalam hal ini penulis menggunakan buku Relasi Tuhan dan
Manusia: Pendekatan Semantik terhadap al-Qur’an karya Toshihiko
Izutsu. Sumber sekunder yang terdiri dari kitab-kitab pokok Lisan al-
A’rab, Mu’jam Mufahras Li Alfazi al-Qur’an al-karim, Mufradat Garib
al-Qur’an. Kitab tafsir al-Qur’an, puisi Arab, jurnal, artikel, majalah
dan internet berkaitan dengan pokok permasalahan dalam peelitian ini
dan dianggap penting untuk dikutip dan dijadikan informasi tambahan.
3. Pengolahan data
Dalam penelitian ini, data-data yang telah didapatkan dan
dikumpulkan akan diolah dan diproses dengan cara-cara berikut:
a. Deskripsi
31Sugeng Sugiyono, Lisan dan Kalam Kajian Semantik al-Qur’an (Yogyakarta: SUKA
PRESS, 2009), hlm.31.
14
Yaitu mengumpulkan dan mengelompokkan ayat-ayat
tentang kata maut, kemudian menguraikan makna-makna kata maut
yang terdapat di dalam al-Qur’an.
b. Analisis
Melakukan analisis dengan menggunakan teori semantik.
Analisis ini meliputi makna kata maut di dalam al-Qur’an, konsep-
konsep yang terkait dengan konsep maut, dan pemaknaan maut dari
sisi sinkronik diakronik, dan yang terakhir mencari weltanschauung
kata maut.
G. Sistematika pembahasan
Bab pertama, berisi pendahuluan. Bab ini mencakup latar belakang
penelitian, masalah-masalah yang akan diteliti, tujuan dan kegunaan penelitian,
tinjauan pustaka, kerangka teori, metode penelitian, dan sistematika pembahasan.
Bab kedua, memuat tentang deskripsi ayat-ayat tentang maut, berupa ayat-
ayat maut, sebab turunnya ayat, dan makki dan madani.
Bab ketiga, membahas tentang semantik makna dasar dan makna relasional
kata maut yang terdiri dari tiga sub bab yaitu maut dalam tinjauan ilmu
pengetahuan, makna dasar, makna relasional. Adapun makna relaisonal terbagi
menjadi dua integrasi antarkonsep (analisis sintagmatik) dan medan semantik
(analisis paradigmatik).
15
Bab keempat, membahas tentang makna sinkronik dan diakronik kata maut,
yang terdiri dari peride pra Qur’anik, periode Qur’anik, dan pasca Qur’anik, dan
relasi maut dalam al-Qur’an dan ilmu pengetahuan.
Bab kelima, berisikan kesimpulan dan saran-saran. Dalam bab ini memuat
kesimpulan dari ayat dan makna kata maut.
79
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari uraian-uraian yang telah dibahas pada bab-bab sebelumnya, maka
dapat ditarik kesimpulan yaitu:
1. Makna dasar dari kata maut adalah diam. Maksudnya adalah sesuatu
yang tidak lagi berfungsi sebagaimana fungsinya dinamakan mati.
Sedangkan makna relasional kata maut dalam al-Qur’an adalah
kesulitan dan perih sebelum ruh lepas dari jasad ketika disandingkan
dengan kata sakara, ketika disandingkan dengan kata ẓaiqat bermakna
bahwa seluruh makhluk yang berjiwa akan merasakan mati baik itu
manusia hewan, bahkan malaikat tertentu. Bermakna malaikat ketika
bersandingan dengan kata malak, orang shalih akan didatangi oleh
malaikat nikmat sedangan orang yang durhaka akan didatangi oleh
malaikat siksa. Ketika bersandingan dengan kata daraka yang memiliki
arti susul menyusul, maut bermakna sesuatu yang mempunyai wujud
yang selalu dibelakang manusia dan dengan tiba-tiba akan menyusul
atau berada di hadapan manusia, dan bermakna sikasa ketika
bersandingan dengan kata kafara.
Kata maut memiliki persamaan kata (sinonim) dengan ajal, wafa,
dan halak. Ketika al-Qur’an menggunakan kata ajal berarti waktu
manusia di dunia yang ditentukan oleh Allah telah habis dan akan
80
menuju ke alam berikutnya. Ketika menggunakan kata wafa berarti jiwa
manusia telah digenggam oleh Allah, maka dari itu dalam al-Qur’an
wafa diartikan juga dengan tidur, ketika tidur jiwa manusia akan
digenggam oleh Allah ketika terbangun berarti Allah telah
mengembalikan jiwa tersebut, akan tetapi jika jiwa tersebut tidak
kembali saat itulah manusia akan mati. Wafa lebih merujuk kepada
manusia sedangkan maut merujuk kepada setipa makhluk yang ada di
dunia. Kata halak memiliki makna maut juga yang berarti mati. Akan
tetapi halak lebih menunjukkan kepada kemurkaan Allah atau
kerusakan yang sangat besar.
Kata maut juga memiliki lawan kata (antonim) yaitu hayat, baqa,
dan khalaq. Kata hayat memiliki makna hidup yang berarti kebalikan
dari kata mati. Baqa memiliki makna kekal dan suatu yang kekal tidak
akan mati. Khalaq memiliki makna menjadikan sesuatu yang belum
pernah ada menjadi ada.
2. Makna sinkronik dan diakronik kata maut
Maut pada periode pra Qur’anik dipahami dengan kepedihan yang
sangat mendalam dan juga ketenangan. Pada periode Qur’anik kata
maut berati sesuatu yang mati atau tidak memiliki aktivitas pergerakan
seperti nuthfah, atau sesuatu yang tidak mempunyai potensi untuk
hidup seperti berhala, atau suatu yang tidak berfungsi sebagimana
mestinya. Sedangkan pada periode pasca Qur’anik, maut diartikan
tidak jauh berbeda dengan periode Qur’anik akan tetapi pada periode
81
ini kata maut bukan hanya mati atau tidak berfungsi sesuatu dengan
semestinya. Mati dalam periode ini berarti semua kembali kepada
Allah, khususnya manusia, ketika manusia mati bukan berarti telah
selesai segala permasalahannya tetapi manusia akan menuju kehidupan
yang baru.
3. Maut dalam ilmu pengetahuan dikenal dengan berbagai istilah, salah
satunya adalah mati suri dan mati seluler. Mati suri sendiri sudah
dikenal dikalangan orang banyak.mati suri berarti gangguan yang
terdapat pada ketiga sistem bersifat sementara. Ketiga sistem tersebut
adalah sistem pernafasan, sistem kardiovaskuler, dan sistem persarafan.
Dalam al-Qur’an sendiri dijelaskan pada surat al-Zumar ayat 42 bahwa
kematian adalah sepenuhnya hak Allah, ketika tidur ruh manusia
digenggam oleh Allah, oleh karena itu tidur juga dinamai mati kecil.
Ketika Allah mengembalikan ruhnya kembali maka manusia tersebut
akan kembali hidup.
B. Saran
Setelah penulisan menyelesaikan penyusunan skripsi ini, penulis
menyadari bahwa sebuah penelitian pasti tidak terlepas dari kekurangan dan
kesalahan. Untuk itu, penelitian ini tidak dapat dikatakan telah selesai, tapi
masih bisa dikaji ulang secara mendalam lagi, mengingat masih ada yang
perlu dikaji lebih mendalam lagi dalam penelitian ini:
Pertama, pengkajian mengenai makna dasar dan relasional dalam
kata maut serta pengkajian mendetail mengenai konsep maut dalam periode
82
pra Qur’anik dan Qur’anik, bahkan pasca Qur’anik sangatlah tidak
mendetail, mengingat literatur dan pamahaman penulis mengenai bahasa
sangatlah kurang.
Kedua, pengkajian konsep maut bisa dikaji melalui metode yang lain
seperti semiotik, hermeneutika, dan lain-lain. Namun bisa juga pengkajian
terhadap konsep lain dengan pendekatan semantik mengingat bahwa suatu
pengkajian terhadap kosakata dalam al-Qur’an dengan pendekatan semantik
amat membantu dalam memahami kosakata dalam al-Qur’an yang erat akan
budaya, pesan moral, dan pradaban.
83
DAFTAR PUSTAKA
Amal, Taufik Adnan, Rekonstruksi Sejarah Al-Qur’an. Jakarta: Pustaka Alvabet,
2013.
Al-Anṣori, Ibn Manẓur. Jamāl al-Dīn Muhammad bin Mukarram. Lisan al-Arab.
Beirut: Darul Kutub al-Ilmiyah, 2009.
Al-Asfahani, Al-Ragrib. Mu’jam Mufradat Alfazi al-Qur’an. Beirut: Dar al-Kutub
al-‘Ilmiah, 2008.
Bāqi, Muhammad Fu’ad Abdul. Al-Mu’jam al-Mufahras Li alfaẓ al-Qur’an al-
Karim. Beirut: Dar al-Fikr, 1981.
Bertens, K. Etika Biomedis. Yogyakarta: Kanisius, 2011.
Dzamaghani, Hasan bin Muhammad. al-Wujuh wa al-Naḍair fi al-Qur’ān al-
‘Aḍim. Beirut: Dar al-Ulum Lilmulain, 1085.
Ed. Jane Dammen McAuliffe. Encyclopaedia Of The Qur’an. Leiden: Koninklijke
Brill, 2001.
Ed. Syahrin Harahap dan Hasan Bakti Nasution. Ensiklopedi Akidah Islam.
Kencana: Jakarta, 2009.
Al-Ghazali, Abu Hamid, Metafisika Alam Akhirat terj. Wasmukan dan Muhammad
Luqman Hakiem. Surabaya: Risalah Gusti, 1997.
Hakim, Manshur Abdul, Kiamat Tanda-tandanya Menurut Islam, Kristen, dan
Yahudi. Jakarta: Gema Insani, 2006.
Hidayat, Komaruddin. Psikologi Kematian: Mengubah Ketakutan Menjadi
Optimis. Jakarta: Hikmah, 2010.
HadisWeb 3.0 Kumpulan dan Referensi Belajar Hadis.
Ibrahim, Ahmad Syauqi. Keajaiban Tidur: Menjelajahi Misteri Alam Kematian
Kecil. Jakarta: Serambi Ilmu Semesta, 2007.
Izutsu, Toshihiko,Relasi Tuhan dan Manusia: pendekatan Semantik terhadap al-
Qur’an terj. Agus Fahri Husen (dkk). Yogyakarta: Tiara Wacana, 1997.
al-Jauziyah, Ibnu Qayyim. Roh terj. Kathur Suhardi. Jakarta: Pustaka Al-Kautsar,
2013.
Khazim, Musa. Kehidupan setelah mati. Jakarta: Mizan, 2013.
84
al-Mahalliy, Jalaluddin, dan Jalaluddin al-Suyuthi. Tafsir Jalalain terj. Mahyudin
Syaf. Bandung: Sinar Baru, 1990.
Mahali, A. Mujab. Asbabun nuzul: Studi pendekatan Al-Qur’an. Jakarta: Rajawali
press, 1989.
al-Maraghiy, Ahmad Mushthafa. Tafsir Al-Maraghiy terj. K. Anshori Umar
Sitanggal (dkk). Semarang: Toha Putra, 1988.
Al-Mishrī, Abῑ al-Fadl Jamāl al-Dīn Muhammad bin Mukarram bin Manẓūr. Lisan
al-Arab. Beirut: Darul Kutub al-Ilmiyah, 2009.
Munawwir, Ahmad Warsun. Al-Munawwir: Kamus Arab-Indonesia. Surabaya:
Pustaka Prograsif, 1997.
Mukhtar, Naqiyah, Ulumul Qur’an. Purwokerto: STAIN Press, 2013.
Mustaqim, Abdul, Dinamika Sejarah Tafsir Al-Qur’an. Yogyakarta: Adab Press,
2012.
Mustaqim, Abdul. Spiritual kematian: Meraih Hidup Indah dan Husnul
Khatima.,Yogyakarta: Kaukaba, 2011.
Musyhadi,Ahmad Subki. Nail al-Muna. Pekalongan: Al-Masyhad, tt.
Parera, J.D. Teori Semantik, Edisi Kedua. Jakarta: Erlangga, 2004.
al-Qarni, A’id Ibn Abd Allah. Drama Kematian: Persiapan Menyongsong Akhirat
terj. Lukman Junaidi. Jakarta: Serambi Ilmu Semesta, 2003.
Rakhmat, Jalaluddin. Memaknai Kematian. Depok: Pustaka Iman, 2006.
Rahman, Nailur, “Konsep Salam Dalam al-Qur’an Dengan Pendekatan Toshihiko
Izutsu”, Skripsi Fakultas Ushuluddin UIN Sunan Kalijaga. Yogyakarta,
2014.
Rahmatikawati, Yayan, dan Dadan Rusmana. Metodologi Tafsir Al-Qur’an.
Bandung: Pustaka Setia, 2013.
Rashed, Abbas. Tour Kematian terj. Kamran As’ad Irsyadi, Jakarta: Amzah, 2008.
Setiawan, M. Nur Kholis, Al-Qur’an Kitab Sastra Terbesar. Yogyakarta:
Elsaq,2006.
Shihab, M. Quraish, Kehidupan Setelah kematian Surga yang Dijanjikan Al-
Qur’an. Jakarta: Lentera Hati, 2008.
Shihab , M. Quraish, Kematian adalah Nikmat. Jakarta: Lentera Hati, 2013.
85
Sugiyono, Sugeng, Lisan dan Kalam Kajian Semantik al-Qur’an. Yogyakarta:
SUKA PRESS, 2009.
Suna, Muhammad Amin, Ulumul Qur’an. Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2013.
al-Suyuthi, Jalaluddin, Lubabun Nuqul fi Asbabun Nuzul terj. M. Abdul Mujieb.
Surabaya: Dārul Ihya, 1986.
Syahrur, Muhammad, Rahasia Umur, Rizki dan Amal: Sebuah Kajian Epistimologi
Islam, terj. M. Firdaus. Bandung: Naunsa, 2007.
Thalib, M, Mati dalam Tinjauan Ilmu dan Islam: terlepasnya ruh dari jasad.
Yogyakarta: Pustaka Abd Muis, 1981.
Usman, Ulumul Qur’an.Yogyakarta:Teras, 2009.
Repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/21606/4/Chapter%20II.pdf , diakses
pada 26 Agustus 2016 pukul 14.00
86
LAMPIRAN
AYAT-AYAT MAUT
1. Al-Baqarah
ذر أو كصيب من السماء فيه ظلمات ورعد وب رق يعلون أصابعهم ف آذانم من الصواعق ح ميط بلكافرين الموت والل
atau seperti (orang-orang yang ditimpa) hujan lebat dari langit disertai gelap gulita,
guruh dan kilat; mereka menyumbat telinganya dengan anak jarinya, karena
(mendengar suara) petir, sebab takut akan mati. Dan Allah meliputi orang-orang
yang kafir. (Al-Baqarah: 19)
تم أمواتا فأحياكم ث ييتكم ث يييكم ث إليه ت رجعو ن كيف تكفرون بلل وكن Mengapa kamu kafir kepada Allah, padahal kamu tadinya mati, lalu Allah
menghidupkan kamu, kemudian kamu dimatikan dan dihidupkan-Nya kembali,
kemudian kepada-Nya-lah kamu dikembalikan? (Al-Baqarah: 28)
ث ب عث ناكم من ب عد موتكم لعلكم تشكرون Setelah itu Kami bangkitkan kamu sesudah kamu mati, supaya kamu bersyukur.
(Al-Baqarah: 56)
الموتى ويريكم آيته لعلكم ت عقلون ف قلنا اضربوه بب عضها كذلك ييي الل Lalu Kami berfirman: "Pukullah mayit itu dengan sebahagian anggota sapi betina
itu!" Demikianlah Allah menghidupkan kembali orang-orang yang telah mati, dan
memperlihatkan padamu tanda-tanda kekuasaan-Nya agar kamu mengerti. (Al-
Baqarah: 73)
تم ار اآلخرة عند الل خالصةا من دون الناس ف تمن وا الموت إن كن ادقن ص قل إن كانت لكم الد Katakanlah: "Jika kamu (menganggap bahwa) kampung akhirat (surga) itu khusus
untukmu di sisi Allah, bukan untuk orang lain, maka inginilah kematian (mu), jika
kamu memang benar. (Al-Baqarah: 94)
اصطفى لكم ين فال ت ووصى با إب راهيم بنيه وي عقوب ي بن إن الل وتن إو وأن تم مسلمون الد Dan Ibrahim telah mewasiatkan ucapan itu kepada anak-anaknya, demikian pula
Yakub. (Ibrahim berkata): "Hai anak-anakku! Sesungguhnya Allah telah memilih
agama ini bagimu, maka janganlah kamu mati kecuali dalam memeluk agama
Islam". (Al-Baqarah: 132)
87
تم شهداء إذ حضر ي عقوب الموت إذ قال لبنيه ما ت عبدون من ب عدي قالوا ن عبد إ ك وإله ل أم كن ا و نن له مسلمون آبئك إب راهيم وإساعيل وإسحاق إلاا واحدا
Adakah kamu hadir ketika Yakub kedatangan (tanda-tanda) maut, ketika ia berkata
kepada anak-anaknya: "Apa yang kamu sembah sepeninggalku?" Mereka
menjawab: "Kami akan menyembah Tuhanmu dan Tuhan nenek moyangmu,
Ibrahim, Ismail dan Ishak, (yaitu) Tuhan Yang Maha Esa dan kami hanya tunduk
patuh kepada-Nya." (Al-Baqarah: 133)
وو ت قولوا لمن ي قتل ف سبيل الل أموات بل أحياء ولكن و تشعرون Dan janganlah kamu mengatakan terhadap orang-orang yang gugur di jalan Allah,
(bahwa mereka itu) mati; bahkan (sebenarnya) mereka itu hidup, tetapi kamu tidak
menyadarinya. (Al-Baqarah: 154)
إن الذين كفروا وماتوا وهم كفار أولئك عليهم لعنة الل والمالئكة والناس أجعن Sesungguhnya orang-orang kafir dan mereka mati dalam keadaan kafir, mereka itu
mendapat laknat Allah, para malaikat dan manusia seluruhnya. (Al-Baqarah: 161)
فع الناس تري ف إن ف خلق السماوات واألرض واختالف الليل والن هار والفلك الت البحر با ي ن من السماء من ماء فأحيا به األرض ب عد موتا وبث فيها من كل دابة تصريف الري و وما أن زل الل
لقوم ي عقلون والسحاب المسخر ب ن السماء واألرض آليت Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam dan
siang, bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia, dan
apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu Dia hidupkan
bumi sesudah mati (kering) -nya dan Dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan,
dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi; Sungguh
(terdapat) tanda-tanda (keesaan dan kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan.
(Al-Baqarah: 164)
م ولم النزير وما أهل به لغي الل فمن اضطر غ تة والد ا حرم عليكم المي ر بغ وو عاد فال إث إن ي عليه إن الل غفور رحيم
Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan bagimu bangkai, darah, daging babi dan
binatang yang (ketika disembelih) disebut (nama) selain Allah. Tetapi barang siapa
dalam keadaan terpaksa (memakannya) sedang ia tidak menginginkannya dan tidak
(pula) melampaui batas, maka tidak ada dosa baginya. Sesungguhnya Allah Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang. (Al-Baqarah: 173)
88
راا الوصية للوالدين واألق ربن بلمع وف حقاا على ر كتب عليكم إذا حضر أحدكم الموت إن ت رك خي المتقن
Diwajibkan atas kamu, apabila seorang di antara kamu kedatangan (tanda-tanda)
maut, jika ia meninggalkan harta yang banyak, berwasiat untuk ibu-bapa dan karib
kerabatnya secara makruf, (ini adalah) kewajiban atas orang-orang yang bertakwa.
(Al-Baqarah: 180)
د الرام تال فيه قل قتال فيه كبي وصد عن سبيل الل وكفر ب يسألونك عن الشهر الرام ق ه والمسنة أكب ر من القتل وو ي زالون ي قاتلونكم ح دينكم ي ردوكم عن ت وإخراج أهله منه أكب ر عند الل والفت
ن يا واآلخرة إن استطاعوا ومن ي رتدد منكم عن دينه ف يمت وهو كافر فأولئك حبطت أعمالم ف الد وأولئك أصحاب النار هم فيها خالدون
Mereka bertanya kepadamu tentang berperang pada bulan Haram. Katakanlah:
"Berperang dalam bulan itu adalah dosa besar; tetapi menghalangi (manusia) dari
jalan Allah, kafir kepada Allah, (menghalangi masuk) Masjidilharam dan mengusir
penduduknya dari sekitarnya, lebih besar (dosanya) di sisi Allah. Dan berbuat fitnah
lebih besar (dosanya) daripada membunuh. Mereka tidak henti-hentinya
memerangi kamu sampai mereka (dapat) mengembalikan kamu dari agamamu
(kepada kekafiran), seandainya mereka sanggup. Barang siapa yang murtad di
antara kamu dari agamanya, lalu dia mati dalam kekafiran, maka mereka itulah yang
sia-sia amalannya di dunia dan di akhirat, dan mereka itulah penghuni neraka,
mereka kekal di dalamnya. (Al-Baqarah: 217)
موتوا ث أل ت ر إل الذين خرجوا من ديرهم وهم ألوف حذر الم أحياهم إن الل وت ف قال لم الل لذو فضل على الناس ولكن أكث ر الناس و يشكرون
Apakah kamu tidak memperhatikan orang-orang yang keluar dari kampung
halaman mereka, sedang mereka beribu-ribu (jumlahnya) karena takut mati; maka
Allah berfirman kepada mereka: "Matilah kamu", kemudian Allah menghidupkan
mereka. Sesungguhnya Allah mempunyai karunia terhadap manusia tetapi
kebanyakan manusia tidak bersyukur. (Al-Baqarah: 243)
الملك إذ قال إب راهيم رب الذي يييأل ت ر إل الذي ح وييت قال أن اج إب راهيم ف ربه أن آته الل يت بلشمس من المشرق فأت با من المغرب ف به ت الذي كفر أحيي وأميت قال إب راهيم فإن الل
و ي هدي القوم الظالمن واللApakah kamu tidak memperhatikan orang yang mendebat Ibrahim tentang
Tuhannya (Allah) karena Allah telah memberikan kepada orang itu pemerintahan
(kekuasaan). Ketika Ibrahim mengatakan: "Tuhanku ialah Yang menghidupkan dan
mematikan," orang itu berkata: "Saya dapat menghidupkan dan mematikan".
89
Ibrahim berkata: "Sesungguhnya Allah menerbitkan matahari dari timur, maka
terbitkanlah dia dari barat," lalu heran terdiamlah orang kafir itu; dan Allah tidak
memberi petunjuk kepada orang-orang yang lalim. (Al-Baqarah: 258)
ب عد موتا ف مائة أ أو كالذي مر على ق رية وهي خاوية على عروشها قال أن ييي هذه الل ماته اللر إل طعامك بثت قال لبثت ي وماا أو ب عض ي وم قال بل لبثت مائة عام فانظ عام ث ب عثه قال كم ل
علك آيةا للناس وانظر إل العظام كيف ن نش ا زها ث نكسوه وشرابك ل ي تسنه وانظر إل حارك ولن على كل شيء قدير له قال أعلم أن الل لماا ف لما ت ب ن
Atau apakah (kamu tidak memperhatikan) orang yang melalui suatu negeri yang
(temboknya) telah roboh menutupi atapnya. Dia berkata: "Bagaimana Allah
menghidupkan kembali negeri ini setelah hancur?" Maka Allah mematikan orang
itu seratus tahun, kemudian menghidupkannya kembali. Allah bertanya: "Berapa
lama kamu tinggal di sini?" Ia menjawab: "Saya telah tinggal di sini sehari atau
setengah hari". Allah berfirman: "Sebenarnya kamu telah tinggal di sini seratus
tahun lamanya; lihatlah kepada makanan dan minumanmu yang belum lagi
berobah; dan lihatlah kepada keledai kamu (yang telah menjadi tulang belulang);
Kami akan menjadikan kamu tanda kekuasaan Kami bagi manusia; dan lihatlah
kepada tulang belulang keledai itu, kemudian Kami menyusunnya kembali,
kemudian Kami membalutnya dengan daging". Maka tatkala telah nyata kepadanya
(bagaimana Allah menghidupkan yang telah mati) dia pun berkata: "Saya yakin
bahwa Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu". (Al-Baqarah: 259)
لب قال فخذ وإذ قال إب راهيم رب أرن كيف تي الموتى قال أول ت ؤمن قال ب لى ولكن ليطمئن ق هن جزءاا ث ادعهن ي أرب عةا من الطي فصرهن إليك ث اجعل على كل تينك سعياا واعلم أن جبل من
عزيز حكيم اللDan (ingatlah) ketika Ibrahim berkata: "Ya Tuhanku, perlihatkanlah padaku
bagaimana Engkau menghidupkan orang mati". Allah berfirman: "Belum yakinkah
kamu?". Ibrahim menjawab: "Aku telah meyakininya, akan tetapi agar hatiku tetap
mantap (dengan imanku)". Allah berfirman: "(Kalau demikian) ambillah empat
ekor burung, lalu cingcanglah semuanya olehmu. (Allah berfirman): "Lalu letakkan
di atas tiap-tiap satu bukit satu bagian dari bagian-bagian itu, kemudian panggillah
mereka, niscaya mereka datang kepadamu dengan segera". Dan ketahuilah bahwa
Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (Al-Baqarah: 260)
2. Ali Imran
ت من الي وت رزق من الن هار ف الليل وترج الي من الميت وترج المي تولج الليل ف الن هار وتولج تشاء بغي حساب
90
Engkau masukkan malam ke dalam siang dan Engkau masukkan siang ke dalam
malam. Engkau keluarkan yang hidup dari yang mati, dan Engkau keluarkan yang
mati dari yang hidup. Dan Engkau beri rezeki siapa yang Engkau kehendaki tanpa
hisab (batas)." (Ali Imran: 27)
تكم بية من ربكم أن أخلق لكم من الط ئة الطي فأن ف ن ورسوو إل بن إسرائيل أن قد جئ كهي كلون وما م فيه ف يكون طي راا بذن الل وأبرئ األكمه واألب رص وأحيي الموتى بذن الل وأنبئك با
تم مؤمنن تدخرون ف ب يوتكم إن ف ذلك آليةا لكم إن كن Dan (sebagai) Rasul kepada Bani Israel ( yang berkata kepada mereka):
"Sesungguhnya aku telah datang kepadamu dengan membawa sesuatu tanda
(mukjizat) dari Tuhanmu, yaitu aku membuat untuk kamu dari tanah berbentuk
burung; kemudian aku meniupnya, maka ia menjadi seekor burung dengan seizin
Allah; dan aku menyembuhkan orang yang buta sejak dari lahirnya dan orang yang
berpenyakit sopak; dan aku menghidupkan orang mati dengan seizin Allah; dan aku
kabarkan kepadamu apa yang kamu makan dan apa yang kamu simpan di rumahmu.
Sesungguhnya pada yang demikian itu adalah suatu tanda (kebenaran kerasulanku)
bagimu, jika kamu sungguh-sungguh beriman." (Ali Imran: 49)
د به أولئك لم ء األرض ذهباا ولو اف ت إن الذين كفروا وماتوا وهم كفار ف لن ي قبل من أحدهم مل عذاب أليم وما لم من نصرين
Sesungguhnya orang-orang yang kafir dan mati sedang mereka tetap dalam
kekafirannya, maka tidaklah akan diterima dari seseorang di antara mereka emas
sepenuh bumi, walaupun dia menebus diri dengan emas (yang sebanyak) itu. Bagi
mereka itulah siksa yang pedih dan sekali-kali mereka tidak memperoleh
penolong.(Ali Imran: 91)
وا آمنا وإذا خلوا عضوا ه وإذا لقوكم قال ها أن تم أووء تبون هم وو يبونكم وت ؤمنون بلكتاب كل عليكم األنمل من الغيظ قل موتوا بغيظكم إن الل عليم بذات الصدور
Beginilah kamu, kamu menyukai mereka, padahal mereka tidak menyukai kamu,
dan kamu beriman kepada kitab-kitab semuanya. Apabila mereka menjumpai
kamu, mereka berkata: "Kami beriman"; dan apabila mereka menyendiri, mereka
menggigit ujung jari lantaran marah bercampur benci terhadap kamu. Katakanlah
(kepada mereka): "Matilah kamu karena kemarahanmu itu". Sesungguhnya Allah
mengetahui segala isi hati. (Ali imran: 119)
تم تن ون الموت من ق بل أن ت لقوه ف قد رأي تموه وأ ن تم ت نظرون ولقد كن Sesungguhnya kamu mengharapkan mati (syahid) sebelum kamu menghadapinya;
(sekarang) sungguh kamu telah melihatnya dan kamu menyaksikannya. (Ali Imran:
143)
91
تم على أعق وما ممد إو رسول قد خلت من ق بله الرسل أفإن مات أ قلب و قتل ان قلب ابكم ومن ي ن الشاكرين زي الل ئاا وسي شي على عقب يه ف لن يضر الل
Muhammad itu tidak lain hanyalah seorang rasul, sungguh telah berlalu sebelumnya
beberapa orang rasul. Apakah jika dia wafat atau dibunuh kamu berbalik ke
belakang (murtad)? Barang siapa yang berbalik ke belakang, maka ia tidak dapat
mendatangkan mudarat kepada Allah sedikit pun; dan Allah akan memberi balasan
kepada orang-orang yang bersyukur. (Ali imran: 144)
ها من يرد ث واب و وما كان لن فس أن توت إو بذن الل كتابا مؤجال ومن يرد ث واب الدن يا ن ؤته من زي الشاكرين ا ها وسن آلخرة ن ؤته من
Sesuatu yang bernyawa tidak akan mati melainkan dengan izin Allah, sebagai
ketetapan yang telah ditentukan waktunya. Barang siapa menghendaki pahala
dunia, niscaya Kami berikan kepadanya pahala dunia itu, dan barang siapa
menghendaki pahala akhirat, Kami berikan (pula) kepadanya pahala akhirat. Dan
Kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur. (Ali Imran: 145)
انوا غزا لو نم إذا ضربوا ف األرض أو ك ي أي ها الذين آمنوا و تكونوا كالذين كفروا وقالوا إلخوا ييي وييت و ذلك حسرةا ف ق لوبم والل عل الل با ت عملون كانوا عندن ما ماتوا وما قتلوا لي الل
بصي Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu seperti orang-orang kafir (orang-
orang munafik) itu, yang mengatakan kepada saudara-saudara mereka apabila
mereka mengadakan perjalanan di muka bumi atau mereka berperang: "Kalau
mereka tetap bersama-sama kita tentulah mereka tidak mati dan tidak dibunuh."
Akibat (dari perkataan dan keyakinan mereka) yang demikian itu, Allah
menimbulkan rasa penyesalan yang sangat di dalam hati mereka. Allah
menghidupkan dan mematikan. Dan Allah melihat apa yang kamu kerjakan. (Ali
Imran: 156)
ا يمعون ولئن قتلتم ف ر سبيل الل أو متم لمغفرة من الل ورحة خي Dan sungguh kalau kamu gugur di jalan Allah atau meninggal, tentulah ampunan
Allah dan rahmat-Nya lebih baik (bagimu) dari harta rampasan yang mereka
kumpulkan. (Ali Imran: 157)
ولئن متم أو قتلتم إلل الل تشرون Dan sungguh jika kamu meninggal atau gugur, tentulah kepada Allah saja kamu
dikumpulkan. (Ali Imran: 158)
تم صادقن ل فادرءوا عن أن فسكم الموت إن ك الذين قالوا إلخوانم وق عدوا لو أطاعون ما قتلوا ق ن
92
Orang-orang yang mengatakan kepada saudara-saudaranya dan mereka tidak turut
pergi berperang: "Sekiranya mereka mengikuti kita, tentulah mereka tidak
terbunuh". Katakanlah: "Tolaklah kematian itu dari dirimu, jika kamu orang-orang
yang benar." (Ali Imran: 168)
م ي رزقون وو تسب الذين قتلوا ف سبيل الل أمواتا بل أحياء عند ربJanganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati;
bahkan mereka itu hidup di sisi Tuhannya dengan mendapat rezki. (Ali Imran: 169)
ا ت وف ون أجوركم ي وم القيامة فمن زحز عن النار وأدخ ل النة ف قد فاز كل ن فس ذائقة الموت وإنالدن يا إو متاع الغرور وما الياة
Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat
sajalah disempurnakan pahalamu. Barang siapa dijauhkan dari neraka dan
dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia
itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan. (Ali Imran: 185)
3. Al-Nisa
ن ف ه والالت يتن الفاحشة من نسائكم فاستشهدوا عليهن أرب عةا منكم فإن شهدوا فأمسكو لن سبيالالب يوت حت ي ت وفاهن الموت أو يعل الل
Dan (terhadap) para wanita yang mengerjakan perbuatan keji, hendaklah ada empat
orang saksi di antara kamu (yang menyaksikannya). Kemudian apabila mereka
telah memberi persaksian, maka kurunglah mereka (wanita-wanita itu) dalam
rumah sampai mereka menemui ajalnya, atau sampai Allah memberi jalan yang lain
kepadanya. (Al-Nisa: 15)
الذين وو وليست الت وبة للذين ي عملون السيئات حت إذا حضر أحدهم الموت قال إن ت بت اآلن ا يوتون وهم كفار أولئك أعتدن لم عذابا أليما
Dan tidaklah tobat itu diterima Allah dari orang-orang yang mengerjakan kejahatan
(yang) hingga apabila datang ajal kepada seseorang di antara mereka, (barulah) ia
mengatakan: "Sesungguhnya saya bertobat sekarang" Dan tidak (pula diterima
tobat) orang-orang yang mati sedang mereka di dalam kekafiran. Bagi orang-orang
itu telah Kami sediakan siksa yang pedih. (Al-Nisa: 18)
هم حسنة ي قولوا هذ أي نما تكونوا يدرككم الموت ولو تم ف ب روج مشيدة وإن تصب ه من عند الل كن هم سيئة ي قولوا هذه من عندك قل كل من عند الل فمال هؤوء القوم و يكا ون ي فقهون د وإن تصب
حديثاا
93
Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendati pun kamu
di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh, dan jika mereka memperoleh kebaikan,
mereka mengatakan: "Ini adalah dari sisi Allah", dan kalau mereka ditimpa sesuatu
bencana mereka mengatakan: "Ini (datangnya) dari sisi kamu (Muhammad)".
Katakanlah: "Semuanya (datang) dari sisi Allah". Maka mengapa orang-orang itu
(orang munafik) hampir-hampir tidak memahami pembicaraan sedikit pun? (Al-
Nisa: 78)
د ف األ رج من ب يته مه ومن ي هاجر ف سبيل الل ي اجراا إل الل رض مراغماا كثياا وسعةا ومن غفوراا رحيماا ورسوله ث يدركه الموت ف قد وقع أجره على الل وكان الل
Barang siapa berhijrah di jalan Allah, niscaya mereka mendapati di muka bumi ini
tempat hijrah yang luas dan rezeki yang banyak. Barang siapa keluar dari rumahnya
dengan maksud berhijrah kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian kematian
menimpanya (sebelum sampai ke tempat yang dituju), maka sungguh telah tetap
pahalanya di sisi Allah. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
(Al-Nisa: 100)
ا وإن من أهل الكتاب إو لي ؤمنن به ق بل موته وي وم القيامة يكون عليهم شهيداTidak ada seorang pun dari Ahli Kitab, kecuali akan beriman kepadanya (Isa)
sebelum kematiannya. Dan di hari Kiamat nanti Isa itu akan menjadi saksi terhadap
mereka. (Al-Nisa: 159)
4. Al-Maidah
م ولم النزير وما أهل لغي الل به تة والد ة والموقوذة والمت ردية والمنخنق حرمت عليكم المي تم وما ذبح على النصب وأن تست قسموا بألزوم ذل ي كم فسق والنطيحة وما أكل السبع إو ما ذك
أتمت عليكم هم واخشون الي وم أكملت لكم دينكم و الي وم يئس الذين كفروا من دينكم فال تشو انف إلث فإن الل غفور ر مت حيم ر نعمت ورضيت لكم اإلسالم ديناا فمن اضطر ف ممصة غي
Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, (daging hewan) yang
disembelih atas nama selain Allah, yang tercekik, yang dipukul, yang jatuh, yang
ditanduk, dan yang diterkam binatang buas, kecuali yang sempat kamu
menyembelihnya, dan (diharamkan bagimu) yang disembelih untuk berhala. Dan
(diharamkan juga) mengundi nasib dengan anak panah, (mengundi nasib dengan
anak panah itu) adalah kefasikan. Pada hari ini orang-orang kafir telah putus asa
untuk (mengalahkan) agamamu, sebab itu janganlah kamu takut kepada mereka dan
takutlah kepada-Ku. Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan
telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridai Islam itu jadi agama
bagimu. Maka barang siapa terpaksa karena kelaparan tanpa sengaja berbuat dosa,
sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.(Al-Maidah: 3)
94
منكم أو ي أي ها الذين آمنوا شهادة ب ينكم إذا حضر أحدكم الموت حن الوصية اث نان ذوا عدل ون هما من ب عد الصالة الموت تبس آخران من غيكم إن أن تم ضرب تم ف األرض فأصاب تكم مصيبة
تم و نشتي به ثناا ولو كان ذا ق رب وو نكتم شهادة الل إ ن إذاا لمن اآلثن ف ي قسمان بلل إن ارت ب Hai orang-orang yang beriman, apabila salah seorang kamu menghadapi kematian,
sedang dia akan berwasiat, maka hendaklah (wasiat itu) disaksikan oleh dua orang
yang adil di antara kamu, atau dua orang yang berlainan agama dengan kamu, jika
kamu dalam perjalanan di muka bumi lalu kamu ditimpa bahaya kematian. Kamu
tahan kedua saksi itu sesudah sembahyang (untuk bersumpah), lalu mereka
keduanya bersumpah dengan nama Allah jika kamu ragu-ragu: "(Demi Allah) kami
tidak akan menukar sumpah ini dengan harga yang sedikit (untuk kepentingan
seseorang), walaupun dia karib kerabat, dan tidak (pula) kami menyembunyikan
persaksian Allah; sesungguhnya kami kalau demikian tentulah termasuk orang-
orang yang berdosa". (Al-Maidah: 106)
ي عيسى ابن مري اذكر نعمت عليك وعلى والدتك و القدس تكلم الناس إذ أيدتك بر إذ قال الليل وإذ تلق من الطن ئة الطي ك ف المهد وكهال وإذ علمتك الكتاب والكمة والت وراة واإلن هي
ف فيها ف تكون طي راا بذن الموتى بذن وإذ وت بئ األكمه واألب رص بذن وإذ ترج بذن ف ت ن هم إن هذا إو سحر ت هم بلبينات ف قال الذين كفروا من بن م كففت بن إسرائيل عنك إذ جئ
(Ingatlah), ketika Allah mengatakan: "Hai Isa putra Maryam, ingatlah nikmat-Ku
kepadamu dan kepada ibumu di waktu Aku menguatkan kamu dengan ruhul qudus.
Kamu dapat berbicara dengan manusia di waktu masih dalam buaian dan sesudah
dewasa; dan (ingatlah) di waktu Aku mengajar kamu menulis, hikmah, Taurat dan
Injil, dan (ingatlah pula) di waktu kamu membentuk dari tanah (suatu bentuk) yang
berupa burung dengan izin-Ku, kemudian kamu meniup padanya, lalu bentuk itu
menjadi burung (yang sebenarnya) dengan seizin-Ku. Dan (ingatlah), waktu kamu
menyembuhkan orang yang buta sejak dalam kandungan ibu dan orang yang
berpenyakit sopak dengan seizin-Ku, dan (ingatlah) di waktu kamu mengeluarkan
orang mati dari kubur (menjadi hidup) dengan seizin-Ku, dan (ingatlah) di waktu
Aku menghalangi Bani Israel (dari keinginan mereka membunuh kamu) di kala
kamu mengemukakan kepada mereka keterangan-keterangan yang nyata, lalu
orang-orang kafir di antara mereka berkata: "Ini tidak lain melainkan sihir yang
nyata." (Al-Maidah: 110)
5. Al-An’am
يب الذ ا يست ث إليه ي رجعون إن عث هم الل ين يسمعون والموتى ي ب Hanya orang-orang yang mendengar sajalah yang mematuhi (seruan Allah), dan
orang-orang yang mati (hatinya), akan dibangkitkan oleh Allah, kemudian kepada-
Nya-lah mereka dikembalikan. (Al-An’am: 36)
95
ا وهم و وهو القاهر ف وق عباده وي رسل عليكم حفظةا حت إذا جاء أحدكم الموت ت وف ته رسلن ي فرطون
Dan Dialah yang mempunyai kekuasaan tertinggi di atas semua hamba-Nya, dan
diutus-Nya kepadamu malaikat-malaikat penjaga, sehingga apabila datang
kematian kepada salah seorang di antara kamu, ia diwafatkan oleh malaikat-
malaikat Kami, dan malaikat-malaikat Kami itu tidak melalaikan kewajibannya.
(Al-An’am: 61)
ن اف ت ثل ما ر على الل كذبا أو قال أوحي إل ول يو إليه شيء ومن قال سأنزل م ومن أظلم ولو ت ر إذ الظالمون ف غمرات الموت والمالئكة بسطو أيديهم أخرجوا أن وم سكم الي ف أن زل الل
تم عن آيته تستكبون ر الق وكن تم ت قولون على الل غي تزون عذاب الون با كن Dan siapakah yang lebih lalim daripada orang yang membuat kedustaan terhadap
Allah atau yang berkata: "Telah diwahyukan kepada saya", padahal tidak ada
diwahyukan sesuatu pun kepadanya, dan orang yang berkata: "Saya akan
menurunkan seperti apa yang diturunkan Allah". Alangkah dahsyatnya sekiranya
kamu melihat di waktu orang-orang yang zalim (berada) dalam tekanan-tekanan
sakratulmaut, sedang para malaikat memukul dengan tangannya, (sambil berkata):
"Keluarkanlah nyawamu". Di hari ini kamu dibalas dengan siksaan yang sangat
menghinakan, karena kamu selalu mengatakan terhadap Allah (perkataan) yang
tidak benar dan (karena) kamu selalu menyombongkan diri terhadap ayat-ayat-Nya.
(Al-An’am: 93)
رج الي من الميت ومرج الميت من الي ذلكم الل فالق الب والن و فأن ت ؤفكون إن اللSesungguhnya Allah menumbuhkan butir tumbuh-tumbuhan dan biji buah-buahan.
Dia mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan mengeluarkan yang mati dari
yang hidup. (Yang memiliki sifat-sifat) demikian ialah Allah, maka mengapa kamu
masih berpaling? (Al-An’am: 95)
منوا إو أن لمالئكة وكلمهم الموتى وحشرن عليهم كل شيء ق بال ما كانوا لي ؤ ولو أن نا ن زلنا إليهم ا ولكن أكث رهم يهلون يشاء الل
Kalau sekiranya Kami turunkan malaikat kepada mereka, dan orang-orang yang
telah mati berbicara dengan mereka dan Kami kumpulkan (pula) segala sesuatu ke
hadapan mereka niscaya mereka tidak (juga) akan beriman, kecuali jika Allah
menghendaki, tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui. (Al-An’am: 111)
ناه تاا فأحي ي ها وجعلنا له نوراا يشي به ف الناس كمن مث له ف الظلمات لي أومن كان مي ارج من س كذلك زين للكافرين ما كانوا ي عملون
96
Dan apakah orang yang sudah mati kemudian dia Kami hidupkan dan Kami berikan
kepadanya cahaya yang terang, yang dengan cahaya itu dia dapat berjalan di tengah-
tengah masyarakat manusia, serupa dengan orang yang keadaannya berada dalam
gelap gulita yang sekali-kali tidak dapat keluar daripadanya? Demikianlah Kami
jadikan orang yang kafir itu memandang baik apa yang telah mereka kerjakan. (Al-
An’am: 122)
تةا ف ه فيه شركاء م وقالوا ما ف بطون هذه األن عام خالصة لذكورن ومرم على أزواجنا وإن يكن مي زيهم وصفهم إنه حكيم عليم سي
Dan mereka mengatakan: "Apa yang dalam perut binatang ternak ini adalah khusus
untuk pria kami dan diharamkan atas wanita kami," dan jika yang dalam perut itu
dilahirkan mati, maka pria dan wanita sama-sama boleh memakannya. Kelak Allah
akan membalas mereka terhadap ketetapan mereka. Sesungguhnya Allah Maha
Bijaksana lagi Maha Mengetahui. (Al-An’am: 139)
ا أ تةا أو دماا مسفوحا و لم قل و أجد ف ما أوحي إل مرماا على طاعم يطعمه إو أن يكون مي ر بغ وو عاد فإن ربك غفو خنزير فإنه رج ر رحيم س أو فسقاا أهل لغي الل به فمن اضطر غي
Katakanlah: "Tiadalah aku peroleh dalam wahyu yang diwahyukan kepadaku,
sesuatu yang diharamkan bagi orang yang hendak memakannya, kecuali kalau
makanan itu bangkai, atau darah yang mengalir atau daging babi, karena
sesungguhnya semua itu kotor atau binatang yang disembelih atas nama selain
Allah. Barang siapa yang dalam keadaan terpaksa sedang dia tidak
menginginkannya dan tidak (pula) melampaui batas, maka sesungguhnya Tuhanmu
Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (Al-An’am: 145)
ات لل رب العالمن قل إن صالت ونسكي ومياي وKatakanlah: "Sesungguhnya salat, ibadah, hidup dan matiku hanyalah untuk Allah,
Tuhan semesta alam”. (Al-An’am: 162)
6. Al-A’raf
ها ترجون قال فيها تي ون وفيها توتون ومن Allah berfirman: "Di bumi itu kamu hidup dan di bumi itu kamu mati, dan dari bumi
itu (pula) kamu akan dibangkitkan. (Al-A’raf: 25)
فأن زلنا به ي رسل الري بشراا ب ن يدي رحته حت إذا أق لت سحابا ثقاو سقناه لب لد ميت وهو الذي الماء فأخرجنا به من كل الثمرات كذلك نرج الموتى لعلكم تذكرون
Dan Dialah yang meniupkan angin sebagai pembawa berita gembira sebelum
kedatangan rahmat-Nya (hujan); hingga apabila angin itu telah membawa awan
mendung, Kami halau ke suatu daerah yang tandus, lalu Kami turunkan hujan di
97
daerah itu, maka Kami keluarkan dengan sebab hujan itu pelbagai macam buah-
buahan. Seperti itulah Kami membangkitkan orang-orang yang telah mati, mudah-
mudahan kamu mengambil pelajaran. (Al-A’raf: 57)
يعاا الذي له ملك السماو إله إو هو ييي ات واألرض وقل ي أي ها الناس إن رسول الل إليكم جم ت هتدون ك وييت فآمنوا بلل ورسوله النب األمي الذي ي ؤمن بلل وكلماته واتبعوه لعل
Katakanlah: "Hai manusia sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu
semua, yaitu Allah yang mempunyai kerajaan langit dan bumi; tidak ada Tuhan
(yang berhak disembah) selain Dia, Yang menghidupkan dan mematikan, maka
berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul Nya, Nabi yang umi yang beriman
kepada Allah dan kepada kalimat-kalimat-Nya (kitab-kitab-Nya) dan ikutilah dia,
supaya kamu mendapat petunjuk". (Al-A’raf: 158)
7. Al- anfal
ا يساقون إل الموت وهم ي نظرون كأن يادلونك ف الق ب عدما ت ب نmereka membantahmu tentang kebenaran sesudah nyata (bahwa mereka pasti
menang), seolah-olah mereka dihalau kepada kematian, sedang mereka melihat
(sebab-sebab kematian itu). (Al-Anfal: 6)
8. Al-Taubah
ا وو ت قم على ق به إن هم كفروا بلل و هم مات أبدا سوله وماتوا وهم فاسقون ر وو تصل على أحد من Dan janganlah kamu sekali-kali menyembahyangkan (jenazah) seorang yang mati
di antara mereka, dan janganlah kamu berdiri (mendoakan) di kuburnya.
Sesungguhnya mereka telah kafir kepada Allah dan Rasul-Nya dan mereka mati
dalam keadaan fasik. (Al-Taubah: 84)
إن الل له ملك السماوات واألرض ييي وييت وما لكم من دون الل من ول وو نصي Sesungguhnya kepunyaan Allah-lah kerajaan langit dan bumi. Dia menghidupkan
dan mematikan. Dan sekali-kali tidak ada pelindung dan penolong bagimu selain
Allah. (Al-Taubah: 116)
رجسهم وماتوا وهم كافرون وأما الذين ف ق لوبم مرض ف زادت هم رجساا إل Dan adapun orang-orang yang di dalam hati mereka ada penyakit, maka dengan
surat itu bertambah kekafiran mereka, di samping kekafirannya (yang telah ada)
dan mereka mati dalam keadaan kafir. (Al-Taubah: 125)
9. Yunus
98
رج الي من الميت قل ورج من ي رزقكم من السماء واألرض أم من يلك السمع واألبصار ومن ف قل أفال ت ت قون الميت من الي ومن يدبر األمر فسي قولون الل
Katakanlah: "Siapakah yang memberi rezeki kepadamu dari langit dan bumi, atau
siapakah yang kuasa (menciptakan) pendengaran dan penglihatan, dan siapakah
yang mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan mengeluarkan yang mati dari
yang hidup dan siapakah yang mengatur segala urusan?" Maka mereka akan
menjawab: "Allah". Maka katakanlah: "Mengapa kamu tidak bertakwa (kepada-
Nya)?" (Yunus: 31)
هو ييي وييت وإليه ت رجعون Dia-lah yang menghidupkan dan mematikan dan hanya kepada-Nya-lah kamu
dikembalikan. (Yunus: 56)
10. Hud
لوكم أيكم أ م وكان عرشه على الماء لي ب حسن عمال وهو الذي خلق السماوات واألرض ف ستة أيعوثون من ب عد الموت لي قولن الذين كفروا إن هذا حر مبن إو س ولئن ق لت إنكم مب
Dan Dia-lah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, dan adalah
Arasy-Nya di atas air, agar Dia menguji siapakah di antara kamu yang lebih baik
amalnya, dan jika kamu berkata (kepada penduduk Mekah): "Sesungguhnya kamu
akan dibangkitkan sesudah mati", niscaya orang-orang yang kafir itu akan berkata:
"Ini tidak lain hanyalah sihir yang nyata". (Hud: 7)
11. Al-ra’d
يعاا أف لم ي يأس ولو أن ق رآنا سيت به البال أو قطعت به األرض أو كلم به الموتى بل لل األ مر جيعاا وو ي زال الذين كفروا تصيب هم با صن ع لد الناس ج وا قارعة أو تل الذين آمنوا أن لو يشاء الل
لف الميعاد قريباا من دارهم حت يت وعد الل إن الل و Dan sekiranya ada suatu bacaan (kitab suci) yang dengan bacaan itu gunung-
gunung dapat digoncangkan atau bumi jadi terbelah atau oleh karenanya orang-
orang yang sudah mati dapat berbicara, (tentu Al Qur'an itulah dia). Sebenarnya
segala itu adalah kepunyaan Allah. Maka tidakkah orang-orang yang beriman itu
mengetahui bahwa seandainya Allah menghendaki (semua manusia beriman), tentu
Allah memberi petunjuk kepada manusia semuanya. Dan orang-orang yang kafir
senantiasa ditimpa bencana disebabkan perbuatan mereka sendiri atau bencana itu
terjadi dekat tempat kediaman mereka, sehingga datanglah janji Allah.
Sesungguhnya Allah tidak menyalahi janji. (Al-Ra’d: 31)
12. Ibrahim
99
رعه وو يكاد يسيغه ويتيه الموت من كل م ذاب غليظ كان وما هو بيت ومن ورائه ع ي ت Diminumnya air nanah itu dan hampir dia tidak bisa menelannya dan datanglah
(bahaya) maut kepadanya dari segenap penjuru, tetapi dia tidak juga mati; dan di
hadapannya masih ada azab yang berat. (Ibrahim: 17)
13. Al-Hijr
وإن لنحن نيي ونيت ونن الوارثون Dan sesungguhnya benar-benar Kami-lah yang menghidupkan dan mematikan dan
Kami (pulalah) yang mewarisi. (Al-Hijr: 23)
14. Al-Nahl
أن زل من السماء ماءا فأحيا به األرض ب عد موتا إن ف ذلك آليةا لقوم يسمعون والل Dan Allah menurunkan dari langit air (hujan) dan dengan air itu dihidupkan-Nya
bumi sesudah matinya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat
tanda-tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang mendengarkan (pelajaran).
(Al-Nahl: 65)
م ولم النزير وما أهل لغي الل به فمن اضطر غ تة والد ا حرم عليكم المي ر بغ وو عاد فإن الل إن ي يم غفور رح
Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan atasmu (memakan) bangkai, darah,
daging babi dan apa yang disembelih dengan menyebut nama selain Allah; tetapi
barang siapa yang terpaksa memakannya dengan tidak menganiaya dan tidak pula
melampaui batas, maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang. (Al-Nahl: 115)
15. Al-Isra
نا نصياا إذاا ألذق ناك ضعف الياة وضعف الممات ث و تد لك علي kalau terjadi demikian, benar-benarlah Kami akan rasakan kepadamu (siksaan)
berlipat ganda di dunia ini dan begitu (pula siksaan) berlipat ganda sesudah mati,
dan kamu tidak akan mendapat seorang penolongpun terhadap Kami. (Al-Isra: 75)
16. Maryam
عث حياا وسالم عليه ي وم ولد وي وم يوت وي وم ي ب Kesejahteraan atas dirinya pada hari ia dilahirkan, dan pada hari ia meninggal dan
pada hari ia dibangkitkan hidup kembali. (Maryam: 15)
تن مت ق بل هذا وكنت نسياا منسياا فأجاءها المخاض إل جذع النخلة قالت ي لي
100
Maka rasa sakit akan melahirkan anak memaksa ia (bersandar) pada pangkal pohon
kurma, ia berkata: "Aduhai, alangkah baiknya aku mati sebelum ini, dan aku
menjadi sesuatu yang tidak berarti, lagi dilupakan". (Maryam: 23)
ي وم أموت وي وم أب عث حيااوالسالم علي ي وم ولدت و Dan kesejahteraan semoga dilimpahkan kepadaku, pada hari aku dilahirkan, pada
hari aku meninggal dan pada hari aku dibangkitkan hidup kembali". (Maryam: 33)
يااوي قول اإلنسان أئذا ما مت لسوف أخرج ح Dan berkata manusia: "Betulkah apabila aku telah mati, bahwa aku sungguh-
sungguh akan dibangkitkan menjadi hidup kembali?" (Maryam: 66)
17. Tha Ha
إنه من يت ربه مرماا فإن له جهنم و يوت فيها وو يياSesungguhnya barang siapa datang kepada Tuhannya dalam keadaan berdosa, maka
sesungguhnya baginya neraka Jahanam. Ia tidak mati di dalamnya dan tidak (pula)
hidup. (Tha Ha: 74)
18. Al-Anbiya
الالدون وما جعلنا لبشر من ق بلك اللد أفإن مت ف هم Kami tidak menjadikan hidup abadi bagi seorang manusia pun sebelum kamu
(Muhammad), maka jikalau kamu mati, apakah mereka akan kekal? (Al-Anbiya:
34)
نا نةا وإلي لوكم بلشر والي فت ت رجعون كل ن فس ذائقة الموت ون ب Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan
keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan hanya
kepada Kami lah kamu dikembalikan. (Al-Anbiya: 35)
19. Al- hajj
وأنه ييي الموتى وأنه على كل شيء قدير ذلك بن الل هو الق Yang demikian itu, karena sesungguhnya Allah, Dialah yang hak dan sesungguhnya
Dialah yang menghidupkan segala yang mati dan sesungguhnya Allah Maha Kuasa
atas segala suatu. (Al-Hajj: 6)
رزقاا حسناا وإن الل و ر الرازقن ل الذين هاجروا ف سبيل الل ث قتلوا أو ماتوا لي رزق ن هم الل و خي
101
Dan orang-orang yang berhijrah di jalan Allah, kemudian mereka dibunuh atau
mati, benar-benar Allah akan memberikan kepada mereka rezeki yang baik (surga).
Dan sesungguhnya Allah adalah sebaik-baik pemberi rezeki. (Al-Hajj: 58)
وهو الذي أحياكم ث ييتكم ث يييكم إن اإلنسان لكفور Dan Dialah Allah yang telah menghidupkan kamu, kemudian mematikan kamu,
kemudian menghidupkan kamu (lagi), sesungguhnya manusia itu, benar-benar
sangat mengingkari nikmat. (Al-Hajj: 66)
20. Al-mu’minun
ث إنكم ب عد ذلك لميتون Kemudian, sesudah itu, sesungguhnya kamu sekalian benar-benar akan mati. (Al-
Mu’minun: 15)
تم ت رابا وعظاماا أنكم مرجون أيعدكم أنكم إذا متم وكن Apakah ia menjanjikan kepada kamu sekalian, bahwa bila kamu telah mati dan telah
menjadi tanah dan tulang belulang, kamu sesungguhnya akan dikeluarkan (dari
kuburmu)? (Al-Mu’minun: 35)
عوثن إن هي إو حيات نا الدن يا نوت ونيا وما نن بب kehidupan itu tidak lain hanyalah kehidupan kita di dunia ini, kita mati dan kita
hidup dan sekali-kali tidak akan dibangkitkan lagi. (Al-Mu’minun: 37)
وهو الذي ييي وييت وله اختالف الليل والن هار أفال ت عقلون Dan Dialah yang menghidupkan dan mematikan, dan Dialah yang (mengatur)
pertukaran malam dan siang. Maka apakah kamu tidak memahaminya? (Al-
Mu’minun: 80)
عوثون نا وكنا ت رابا وعظاماا أئنا لمب قالوا أئذا مت Mereka berkata: "Apakah betul, apabila kami telah mati dan kami telah menjadi
tanah dan tulang belulang, apakah sesungguhnya kami benar-benar akan
dibangkitkan? (Al-Mu’minun: 82)
حت إذا جاء أحدهم الموت قال رب ارجعون Demikianlah keadaan orang-orang kafir itu), hingga apabila datang kematian
kepada seseorang dari mereka, dia berkata: "Ya Tuhanku kembalikanlah aku (ke
dunia). (Al-Mu’minun: 99)
21. Al-Furqan
102
لقون وو يلكون ألن فسهم ئاا وهم لقون شي راا وو ن فعاا وو يلكون ض واتذوا من دونه آلةا و موتا وو حياةا وو نشوراا
Kemudian mereka mengambil tuhan-tuhan selain daripada-Nya (untuk disembah),
yang tuhan-tuhan itu tidak menciptakan apa pun, bahkan mereka sendiri diciptakan
dan tidak kuasa untuk (menolak) sesuatu kemudaratan dari dirinya dan tidak (pula
untuk mengambil) sesuatu kemanfaatan pun dan (juga) tidak kuasa mematikan,
menghidupkan dan tidak (pula) membangkitkan. (Al-Furqan: 3)
ا خلقنا أن تاا ونسقيه عاماا وأنسي كثياالنحيي به ب لدةا مي agar Kami menghidupkan dengan air itu negeri (tanah) yang mati, dan agar Kami
memberi minum dengan air itu sebagian besar dari makhluk Kami, binatang-
binatang ternak dan manusia yang banyak. (Al-Furqan: 49)
ي الذي و يوت وسبح حمده وكفى به بذنوب عباده خبيااوت وكل على ال Dan bertawakkallah kepada Allah Yang Hidup (Kekal) Yang tidak mati, dan
bertasbihlah dengan memuji-Nya. Dan cukuplah Dia Maha Mengetahui dosa-dosa
hamba-hamba-Nya. (Al-Furqan: 58)
22. Al-Syu’ara
والذي ييتن ث يين dan Yang akan mematikan aku, kemudian akan menghidupkan aku (kembali). (Al-
Syua’ara: 81)
23. Al-Naml
إنك و تسمع الموتى وو تسمع الصم الدعاء إذا ولوا مدبرين Sesungguhnya kamu tidak dapat menjadikan orang-orang yang mati mendengar dan
(tidak pula) menjadikan orang-orang yang tuli mendengar panggilan, apabila
mereka telah berpaling membelakang. (Al-Naml: 80)
24. Al-‘Ankabut
نا ت رجعون كل ن فس ذائقة الموت ث إل ي Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kemudian hanyalah kepada Kami
kamu dikembalikan. (Al-‘Ankabut: 57)
ق المد لل بل ل ولئن سألت هم من ن زل من السماء ماءا فأحيا به األرض من ب عد موتا لي قولن الل أكث رهم و ي عقلون
103
Dan sesungguhnya jika kamu menanyakan kepada mereka: "Siapakah yang
menurunkan air dari langit lalu menghidupkan dengan air itu bumi sesudah
matinya?" Tentu mereka akan menjawab: "Allah". Katakanlah: "Segala puji bagi
Allah", tetapi kebanyakan mereka tidak memahami (nya). (Al-‘Ankabut: 63)
25. Al-ruum
ن رج الي من الميت ورج الميت من الي وييي األرض ب عد موتا وكذلك ترجو Dia mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan mengeluarkan yang mati dari
yang hidup dan menghidupkan bumi sesudah matinya. Dan seperti itulah kamu
akan dikeluarkan (dari kubur). (Al-rum: 19)
ا إن ف ذلك ومن آيته يريكم الب رق خوفاا وطمعاا وي نزل من السماء ماءا ف يحيي به األرض ب عد موت ت لقوم ي عقلون آلي
Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya, Dia memperlihatkan kepadamu kilat
untuk (menimbulkan) ketakutan dan harapan, dan Dia menurunkan air hujan dari
langit, lalu menghidupkan bumi dengan air itu sesudah matinya. Sesungguhnya
pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang
mempergunakan akalnya. (Al-Ruum: 24)
الذي خلقكم ث رزقكم ث ييتكم ث يييكم هل من شركائكم من ي فعل من ذ كم من شيء ل اللحانه وت عال عما يشركون سب
Allah-lah yang menciptakan kamu, kemudian memberimu rezeki, kemudian
mematikanmu, kemudian menghidupkanmu (kembali). Adakah di antara yang
kamu sekutukan dengan Allah itu yang dapat berbuat sesuatu dari yang demikian
itu? Maha Sucilah Dia dan Maha Tinggi dari apa yang mereka persekutukan. (Al-
Ruum: 40)
كل شيء ىفانظر إل آثر رحة الل كيف ييي األرض ب عد موتا إن ذلك لمحيي الموتى وهو عل قدير
Maka perhatikanlah bekas-bekas rahmat Allah, bagaimana Allah menghidupkan
bumi yang sudah mati. Sesungguhnya (Tuhan yang berkuasa seperti) demikian
benar-benar (berkuasa) menghidupkan orang-orang yang telah mati. Dan Dia Maha
Kuasa atas segala sesuatu. (Al-Ruum: 50)
فإنك و تسمع الموتى وو تسمع الصم الدعاء إذا ولوا مدبرين Maka sesungguhnya kamu tidak akan sanggup menjadikan orang-orang yang mati
itu dapat mendengar, dan menjadikan orang-orang yang tuli dapat mendengar
seruan, apabila mereka itu berpaling membelakang. (Al-Ruum: 52)
104
26. Luqman
عنده علم الساعة وي نزل الغيث وي علم ما ف األرحام وما تدري ن فس ماذا تك ا وما س إن الل ب غداالل عليم خبي تدري ن فس بي أرض توت إن
Sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang Hari
Kiamat; dan Dia-lah Yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada dalam
rahim. Dan tiada seorang pun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan
diusahakannya besok. Dan tiada seorang pun yang dapat mengetahui di bumi mana
dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.
(Luqman: 34)
27. Al-Sajdah
ل بكم ث إل ربكم ت رج عون قل ي ت وفاكم ملك الموت الذي وك Katakanlah: "Malaikat maut yang diserahi untuk (mencabut nyawa) mu akan
mematikan kamu; kemudian hanya kepada Tuhanmulah kamu akan dikembalikan.
(Al-Sajdah: 11)
28. Al-Ahzab
فعكم الفرار إن ف ررت من الموت أو القتل وإذاا و تت عون إو قليال قل لن ي ن Katakanlah: "Lari itu sekali-kali tidaklah berguna bagimu, jika kamu melarikan diri
dari kematian atau pembunuhan, dan jika (kamu terhindar dari kematian) kamu
tidak juga akan mengecap kesenangan kecuali sebentar saja". (Al-Ahzab: 16)
من الموت أشحةا عليكم فإذا جاء الوف رأي ت هم ي نظرون إليك تدور أعي ن هم كالذي ي غشى عليه أعمالم وكان ي ؤمنوا ف فإذا ذهب الوف سلقوكم بلسنة حداد أشحةا على الي أولئك ل أحبط الل
ذلك على الل يسيااMereka bakhil terhadapmu apabila datang ketakutan (bahaya), kamu lihat mereka
itu memandang kepadamu dengan mata yang terbalik-balik seperti orang yang
pingsan karena akan mati, dan apabila ketakutan telah hilang, mereka mencaci
kamu dengan lidah yang tajam, sedang mereka bakhil untuk berbuat kebaikan.
Mereka itu tidak beriman, maka Allah menghapuskan (pahala) amalnya. Dan yang
demikian itu adalah mudah bagi Allah. (Al-Ahzab: 19)
29. Saba
كل منسأته ف لما خر م على موته إو دابة األرض نا عليه الموت ما دل ب ي نت الن أن ت ف لما قضي لو كانوا ي علمون الغيب ما لبثوا ف العذاب المهن
105
Maka tatkala Kami telah menetapkan kematian Sulaiman, tidak ada yang
menunjukkan kepada mereka kematiannya itu kecuali rayap yang memakan
tongkatnya. Maka tatkala ia telah tersungkur, tahulah jin itu bahwa kalau sekiranya
mereka mengetahui yang gaib tentulah mereka tidak tetap dalam siksa yang
menghinakan. (Saba’: 14)
30. Fathir
نا به األرض ب عد م الذي أرسل الري ف تثي سحابا فسقناه إل ب لد ميت فأحي ي وتا كذلك والل النشور
Dan Allah, Dialah Yang mengirimkan angin; lalu angin itu menggerakkan awan,
maka Kami halau awan itu ke suatu negeri yang mati lalu Kami hidupkan bumi
setelah matinya dengan hujan itu. Demikianlah kebangkitan itu. (Fathir: 9)
األموات إن الل يسمع من يشاء وما أنت بسمع من ف القبور وما يستوي األحياء ووDan tidak (pula) sama orang-orang yang hidup dan orang-orang yang mati.
Sesungguhnya Allah memberikan pendengaran kepada siapa yang dikehendaki-
Nya dan kamu sekali-kali tiada sanggup menjadikan orang yang di dalam kubur
dapat mendengar. (Fathir: 22)
هم من عذابا كذلك فف عن نزي كل والذين كفروا لم نر جهنم و ي قضى عليهم ف يموتوا وو كفور
Dan orang-orang kafir bagi mereka neraka Jahanam. Mereka tidak dibinasakan
sehingga mereka mati dan tidak (pula) diringankan dari mereka azabnya.
Demikianlah kami membalas setiap orang yang sangat kafir. (Fathir: 36)
31. Yasiin
ناه ف إمام مبن إن نن نيي الموتى ونكتب ما قد موا وآثرهم وكل شيء أحصي Sesungguhnya Kami menghidupkan orang-orang mati dan Kami menuliskan apa
yang telah mereka kerjakan dan bekas-bekas yang mereka tinggalkan. Dan segala
sesuatu Kami kumpulkan dalam Kitab Induk yang nyata (Lohmahfuz). (Yasiin: 12)
ها حباا فمنه يكلون ناها وأخرجنا من تة أحي ي وآية لم األرض المي Dan suatu tanda (kekuasaan Allah yang besar) bagi mereka adalah bumi yang mati.
Kami hidupkan bumi itu dan Kami keluarkan daripadanya biji-bijian, maka
daripadanya mereka makan. (Yasiin: 33)
32. Al-Shaffat
عوثون نا وكنا ت رابا وعظاماا أئنا لمب أئذا مت
106
Apakah apabila kami telah mati dan telah menjadi tanah serta menjadi tulang belulang,
apakah benar-benar kami akan dibangkitkan (kembali)? (Al-Shaffat: 16)
نا وكنا ت رابا وعظاماا أئنا لمدينون أئذا مت Apakah bila kita telah mati dan kita telah menjadi tanah dan tulang belulang, apakah
sesungguhnya kita benar-benar (akan dibangkitkan) untuk diberi pembalasan?" (Al-
Shaffat: 53)
أفما نن بيتن Maka apakah kita tidak akan mati? (Al-Shaffat: 58)
بن إو موت ت نا األول وما ن ن بعذ Melainkan hanya kematian kita yang pertama saja (di dunia), dan kita tidak akan
disiksa (di akhirat ini)? (Al-Shaffat: 59)
33. Al-Zumar
إنك ميت وإن هم ميتون Sesungguhnya kamu akan mati dan sesungguhnya mereka akan mati (pula). (Al-
Zumar: 30)
ها الموت ي ت وف األن فس حن موتا والت ل تت ف منامها ف يمسك الت قضى علي وي رسل اللإن ف ذلك آليت لقوم ي ت فكرون األخر إل أجل مسماى
Allah memegang jiwa (orang) ketika matinya dan (memegang) jiwa (orang) yang
belum mati di waktu tidurnya; maka Dia tahanlah jiwa (orang) yang telah Dia
tetapkan kematiannya dan Dia melepaskan jiwa yang lain sampai waktu yang
ditentukan. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda kekuasaan
Allah bagi kaum yang berpikir. (Al-Zumar: 42)
34. Al-Mukmin
ت نا اث ن ت ن فاعت رف نا بذنوبنا ف هل ل خروج من سبيل إ قالوا رب نا أمت نا اث ن ت ن وأحي ي Mereka menjawab: "Ya Tuhan kami Engkau telah mematikan kami dua kali dan
telah menghidupkan kami dua kali (pula), lalu kami mengakui dosa-dosa kami.
Maka adakah sesuatu jalan (bagi kami) untuk keluar (dari neraka)?" (Al-Mukmin:
11)
ا ي قول له كن ف يكون هو الذي ييي وييت فإذا قضى أمراا فإنDia-lah yang menghidupkan dan mematikan, maka apabila Dia menetapkan sesuatu
urusan, Dia hanya berkata kepadanya: "Jadilah", maka jadilah ia. (Al-Mukmin: 68)
107
35. Al-Fuṣṣilat
ها الماء اهت زت وربت إن الذي أح اها لمحيي ي ومن آيته أنك ت ر األرض خاشعةا فإذا أن زلنا علي الموتى إنه على كل شيء قدير
Dan sebagian dari tanda-tanda (kekuasaan) Nya bahwa kamu melihat bumi itu
kering tandus, maka apabila Kami turunkan air di atasnya, niscaya ia bergerak dan
subur. Sesungguhnya Tuhan Yang menghidupkannya tentu dapat menghidupkan
yang mati; sesungguhnya Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu. (AL-Fushshilat: 39)
36. Al-Syura
هو الول وهو ييي الموتى وهو على كل شيء قدير أم اتذوا من دونه أولياء فاللAtau patutkah mereka mengambil pelindung-pelindung selain Allah? Maka Allah,
Dialah Pelindung (yang sebenarnya) dan Dia menghidupkan orang-orang yang mati
dan Dia adalah Maha Kuasa atas segala sesuatu. (Al-Syu’ara: 9)
37. Al-Zukhrūf
تاا كذلك ترجون والذي ن زل من السماء ماءا بقدر فأنشرن به ب لدةا مي Dan Yang menurunkan air dari langit menurut kadar (yang diperlukan) lalu Kami
hidupkan dengan air itu negeri yang mati, seperti itulah kamu akan dikeluarkan
(dari dalam kubur). (Al-Zukhrūf: 11)
38. Al-Dukhān
و إله إو هو ييي وييت ربكم ورب آبئكم األولن Tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia, Yang menghidupkan dan
Yang mematikan. (Dialah) Tuhanmu dan Tuhan bapak-bapakmu yang terdahulu.
(Al-Dukhan: 8)
إن هي إو موت ت نا األول وما نن بنشرين Tidak ada kematian selain kematian di dunia ini. Dan kami sekali-kali tidak akan
dibangkitkan. (Al-Dukhan: 35)
و يذوقون فيها الموت إو الموتة األول ووقاهم عذاب الحيم mereka tidak akan merasakan mati di dalamnya kecuali mati di dunia. Dan Allah
memelihara mereka dari azab neraka. (Al-Dukhan: 56)
39. Al-Jatsiyah
108
من السماء من رزق فأحيا به األرض ب عد موتا تصريف و واختالف الليل والن هار وما أن زل الل الري آيت لقوم ي عقلون
Dan pada pergantian malam dan siang dan hujan yang diturunkan Allah dari langit
lalu dihidupkan-Nya dengan air hujan itu bumi sesudah matinya; dan pada
perkisaran angin terdapat pula tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang
berakal. (Al-Jatsiyah: 5)
ات هم و حسب الذين اجت رحوا السيئات أن نعلهم كالذين آمنوا وعملوا الصالات سواءا مياهم أم ساء ما يكمون
Apakah orang-orang yang membuat kejahatan itu menyangka bahwa Kami akan
menjadikan mereka seperti orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang
saleh, yaitu sama antara kehidupan dan kematian mereka? Amat buruklah apa yang
mereka sangka itu. (Al-Jatsiyah: 21)
هر وما لم بذلك من ع وقالوا ما هي إو حيات نا الدن يا نوت ونيا وما ي هلكنا إ لم إن هم إو و الد يظنون
Dan mereka berkata: "Kehidupan ini tidak lain hanyalah kehidupan di dunia saja,
kita mati dan kita hidup dan tidak ada yang membinasakan kita selain masa", dan
mereka sekali-kali tidak mempunyai pengetahuan tentang itu, mereka tidak lain
hanyalah menduga-duga saja. (Al-Jatsiyah: 24)
يييكم ث ييتكم ث يمعكم إل ي وم القيامة و ريب فيه ولكن أكث ر ال اس و ي علمون ن قل الل Katakanlah: "Allah-lah yang menghidupkan kamu kemudian mematikan kamu,
setelah itu mengumpulkan kamu pada hari kiamat yang tidak ada keraguan
padanya; akan tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui. (Al-Jatsiyah: 26)
40. Al-Ahqaaf
ال لقهن بقادر على أن ييي المو أول ي روا أن الل تى ب لى إنه ذي خلق السماوات واألرض ول ي عي على كل شيء قدير
Dan apakah mereka tidak memperhatikan bahwa sesungguhnya Allah yang
menciptakan langit dan bumi dan Dia tidak merasa payah karena menciptakannya,
kuasa menghidupkan orang-orang mati? Ya (bahkan) sesungguhnya Dia Maha
Kuasa atas segala sesuatu. (Al-Ahqaaf: 33)
41. Muhammad
109
رأيت الذين ف ق لوبم وذكر فيها القتال وي قول الذين آمنوا لوو نزلت سورة فإذا أنزلت سورة مكمة مرض ي نظرون إليك نظر المغشي عليه من الموت فأول لم
Dan orang-orang yang beriman berkata: "Mengapa tiada diturunkan suatu surat?"
Maka apabila diturunkan suatu surat yang jelas maksudnya dan disebutkan di
dalamnya (perintah) perang, kamu lihat orang-orang yang ada penyakit di dalam
hatinya memandang kepadamu seperti pandangan orang yang pingsan karena takut
mati, dan kecelakaanlah bagi mereka. (Muhammad: 20)
لم إ ن الذين كفروا وصدوا عن سبيل الل ث ماتوا وهم كفار ف لن ي غفر الل Sesungguhnya orang-orang yang kafir dan menghalangi (manusia) dari jalan Allah
kemudian mereka mati dalam keadaan kafir, maka sekali-kali Allah tidak akan
memberi ampun kepada mereka. (Muhammad: 34)
42. Al-Hujuraat
عضكم ب عضاا ب ي أي ها الذين آمنوا اجتنبوا كثياا من الظن إن ب عض الظن إث وو تسسوا وو ي غتب ت واب رحيم أيب أحدكم أن يكل تاا فكرهتموه وات قوا الل إن الل لم أخيه مي
Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya
sebagian prasangka itu adalah dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan
orang lain dan janganlah sebahagian kamu menggunjing sebahagian yang lain.
Sukakah salah seorang di antara kamu memakan daging saudaranya yang sudah
mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah.
Sesungguhnya Allah Maha Penerima tobat lagi Maha Penyayang. (Al-Hujurat: 12)
43. Qāf
نا وكنا ت رابا ذلك رجع بعيد أئذا مت Apakah kami setelah mati dan setelah menjadi tanah (kami akan kembali lagi)? itu
adalah suatu pengembalian yang tidak mungkin. (Qāf: 3)
تاا كذلك الروج نا به ب لدةا مي رزقاا للعباد وأحي ي Untuk menjadi rezeki bagi hamba-hamba (Kami), dan Kami hidupkan dengan air
itu tanah yang mati (kering). Seperti itulah terjadinya kebangkitan. (Qāf: 11)
وجاءت سكرة الموت بلق ذلك ما كنت منه تيد Dan datanglah sakaratulmaut dengan sebenar-benarnya. Itulah yang kamu selalu
lari daripadanya. (Qāf: 19)
نا المصي إن نن نيي ونيت وإلي
110
Sesungguhnya Kami menghidupkan dan mematikan dan hanya kepada Kami-lah
tempat kembali (semua makhluk). (Qāf: 43)
44. Al-Najm
ه هو أمات وأحياوأن Dan bahwasanya Dialah yang mematikan dan menghidupkan. (Al-Najm: 44)
45. Al-Waqi’ah
عوثون نا وكنا ت رابا وعظاماا أئنا لمب وكانوا ي قولون أئذا مت Dan mereka selalu mengatakan: "Apakah apabila kami mati dan menjadi tanah dan
tulang belulang, apakah sesungguhnya kami benar-benar akan dibangkitkan
kembali? (Al-Waqi’ah: 47)
نكم الموت وما نن بسبوقن رن ب ي نن قدKami telah menentukan kematian di antara kamu dan Kami sekali-kali, tidak dapat
dikalahkan. (Al-Waqi’ah: 60)
46. Al-Hadid
له ملك السماوات واألرض ييي وييت وهو على كل شيء قدير Kepunyaan-Nya lah kerajaan langit dan bumi, Dia menghidupkan dan mematikan,
dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu. (Al-Hadid: 2)
اعلموا أن الل ييي األرض ب عد موتا قد ب ي نا لكم اآليت لعلكم ت عقلون Ketahuilah olehmu bahwa sesungguhnya Allah menghidupkan bumi sesudah
matinya. Sesungguhnya Kami telah menjelaskan kepadamu tanda-tanda kebesaran
(Kami) supaya kamu memikirkannya. (Al-Hadid: 17)
47. Al-Jumu’ah
تم صادقن إ قل ي أي ها الذين هادوا إن زعمتم أنكم أولياء لل من دون الناس ف تمن وا الموت ن كن Katakanlah: "Hai orang-orang yang menganut agama Yahudi, jika kamu
mendakwakan bahwa sesungguhnya kamu sajalah kekasih Allah bukan manusia-
manusia yang lain, maka harapkanlah kematianmu, jika kamu adalah orang-orang
yang benar". (Al-Jumu’ah: 6)
تم ون منه فإنه مالقيكم ث ت ردون إل عال الغيب والشهادة ف ي ن قل إن الموت الذي تفر بئكم با كن ت عملون
111
Katakanlah: "Sesungguhnya kematian yang kamu lari daripadanya, maka
sesungguhnya kematian itu akan menemui kamu, kemudian kamu akan
dikembalikan kepada (Allah), yang mengetahui yang gaib dan yang nyata, lalu Dia
beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan". (Al-Jumu’ah: 8)
48. Al-Munafiqun
ل أجل قريب ف ي قول رب لوو أخرتن إ وأنفقوا من ما رزق ناكم من ق بل أن يت أحدكم الموت فأصدق وأكن من الصالن
Dan belanjakanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu sebelum
datang kematian kepada salah seorang di antara kamu; lalu ia berkata: "Ya
Tuhanku, mengapa Engkau tidak menangguhkan (kematian) ku sampai waktu yang
dekat, yang menyebabkan aku dapat bersedekah dan aku termasuk orang-orang
yang saleh?" (Al-Jumu’ah: 10)
49. Al-Mulk
لوكم أيكم أحسن عم ال وهو العزيز الغفور الذي خلق الموت والياة لي ب Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu
yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun. (Al-Mulk:
2)
50. Al-Qiyamat
الموتىأليس ذلك بقادر على أن ييي Bukankah (Allah yang berbuat) demikian berkuasa (pula) menghidupkan orang
mati? (Al-Qiyamat: 40)
51. Al-Mursalah
وأمواتا أحياءا Orang-orang hidup dan orang-orang mati? (Al-Mursalah: 26)
52. ‘Abasa
ث أماته فأق ب ره Kemudian Dia mematikannya dan memasukkannya ke dalam kubur. (‘Abasa: 21)
53. Al-A’la
ث و يوت فيها وو يياKemudian dia tidak mati di dalamnya dan tidak (pula) hidup. (Al-A’la: 13)
112
CURRICULUM VITAE
Nama Lengkap : Atika Heny Artanty
NIM : 12530035
Fakultas : Ushuluddin dan Pemikiran Islam
Prodi : Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir
Tempat, Tanggal Lahir : Banyumas, 14 Mei 1995
No. Hp : 085643006562
E-mail : [email protected]
Nama orangtua:
Ayah : Sukirman
Ibu : Tutik Wahyuni
Alamat Asal : Perum Citra Kebun Mas, Blok BD.08, Majalaya,
Karawang
Alamat di Jogja : Ponpes Ali Maksum, Komplek Gedung Putih,
Krapyak, Yogyakarta
Riwayat pendidikan:
1. SDN bengle 1 Karawang Lulus tahun 2006
2. SMP Nihayatul Amal Karawang Lulus tahun 2009
3. MA Al-Hikmah 2 Brebes Lulus tahun 2012
4. UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta 2012-2016