21
KONSEP MEDIS A. Pengertian Miopia adalah suatu keadaan mata yang mempunyai kekuatan pembiasan sinar yang berlebihan atau kerusakan refraksi mata sehingga sinar sejajar yang datang dibiaskan di depan retina ( bintik kuning ) dimana sistem akomodasi berkurang. Pasien dengan myopia akan menyatakan melihat lebih jelas bila dekat sedangkan melihat jauh kabur atau pasien adalah rabun jauh. Pasien miopia mempunyai pungtum remotum ( titik terjauh yang masih dilihat jelas) yang dekat sehingga mata selalu dalam atau berkedudukan konvergensi yang akan menimbulkan keluhan astenopia konvergensi. Bila kedudukan mata ini menetap maka penderita akan terlihat juling ke dalam atau esotropia. Mata minus / myopia / short sighred eye adalah : keadaan pada mata dimana cahaya/benda yang jauh letaknya jatuh/difokuskan didepan retina/selpaut jala/bintik kuning Myopia merupakan mata dengan daya lensa positif yang lebih kuat sehingga sinar yang sejajar atau datang dari tak terhingga difokuskan didepan retina. Kelainan ini diperbaiki dengan lensa negatif sehingga bayangan benda tergeser ke belakang dan diatur dan tepat jatuh diretina (Mansjoer, 2002). Myopia adalah suatu bentuk kelainan refraksi dimana sinar-sinar sejajar yang datang dari jarak tak terhingga oleh mata dalam keadaan tidak berakomodasi dibiaskan pada satu titik di depan retina.

KONSEP MEDIS MIYOPIA

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Myopia

Citation preview

Page 1: KONSEP MEDIS MIYOPIA

KONSEP MEDIS

A. Pengertian

Miopia adalah suatu keadaan mata yang mempunyai kekuatan pembiasan sinar

yang berlebihan atau kerusakan refraksi mata sehingga sinar sejajar yang datang dibiaskan

di depan retina ( bintik kuning ) dimana sistem akomodasi berkurang. Pasien dengan

myopia akan menyatakan melihat lebih jelas bila dekat sedangkan melihat jauh kabur atau

pasien adalah rabun jauh. Pasien miopia mempunyai pungtum remotum ( titik terjauh yang

masih dilihat jelas) yang dekat sehingga mata selalu dalam atau berkedudukan konvergensi

yang akan menimbulkan keluhan astenopia konvergensi. Bila kedudukan mata ini menetap

maka penderita akan terlihat juling ke dalam atau esotropia.

Mata minus / myopia / short sighred eye adalah : keadaan pada mata dimana

cahaya/benda yang jauh letaknya jatuh/difokuskan didepan retina/selpaut jala/bintik kuning

Myopia merupakan mata dengan daya lensa positif yang lebih kuat sehingga sinar yang

sejajar atau datang dari tak terhingga difokuskan didepan retina. Kelainan ini diperbaiki

dengan lensa negatif sehingga bayangan benda tergeser ke belakang dan diatur dan tepat

jatuh diretina (Mansjoer, 2002).

Myopia adalah suatu bentuk kelainan refraksi dimana sinar-sinar sejajar yang

datang dari jarak tak terhingga oleh mata dalam keadaan tidak berakomodasi

dibiaskan pada satu titik di depan retina.

Terdapat dua teori utama tentang terjadinya pemanjangan sumbu bola mata pada

myopia yaitu:

Teori biologik menganggap pemanjangan sumbu bola mata sebagai akibat kelainan

pertumbuhan retina(overgrowth).

Teori mekanik mengemukakan penekanan (stress) sklera sebagai penyebab

pemanjangan tersebut.

Myopia Yaitu keadaan di mana mata terasa kabur apabila melihat objek-objek yang

letaknya jauh, tapi mata mampu melihat objek yang dekat.

Pada rabun jauh (myopia) penderita selalu berusaha memicingkan matanya agar dapat

melihat lebih jelas objek-objek yang jauh letaknya. Hal ini adalah ciri khas utama dari

penderita myopia.

Page 2: KONSEP MEDIS MIYOPIA

Myopia paling banyak terjadi pada usia anak-anak dan ditemukan secara tak

sengaja pada saat skrining pemeriksaan mata di sekolah. Pada umumnya memang hal ini

disebabkan oleh keturunan. Selain karena faktor keturunan, myopia juga bisa disebabkan

oleh faktor kelengkungan kornea maupun kelainan bentuk lensa mata.

Ciri khas lain dari myopia ini adalah sifatnya yang progresif hingga pada usia remaja (hal

ini dikarenakan faktor panjang sumbu bola mata yang bertambah seiring pertumbuhan

anak) dan kemudian progresifitasnya menurun pada usia dewasa muda. Pertambahan

derajat myopia membutuhkan kaca mata yang makin berat kekuatannya, karena itu pada

masa usia dini dianjurkan agar pemeriksaan diulang tiap 6 bulan.

Tipe / Bentuk myopia yaitu:

a. Myopia Axial

Dalam hal ini, terjadinya myopia akibat panjang sumbu bola mata (diameter

Antero-posterior), dengan kelengkungan kornea dan lensa normal, refraktif power

normal dan tipe mata ini lebih besar dari normal.

b. Myopia Kurvatura

Dalam hal ini terjadinya myopia diakibatkan oleh perubahan darikelengkungan

kornea atau perubahan kelengkungan dari pada lensa seperti yang terjadi pada

katarak intumesen dimana lensa menjadi lebih cembung sehingga pembiasan lebih

kuat, dimana ukuran bola mata normal.

c. Perubahan Index Refraksi

Perubahan indeks refraksi atau myopia refraktif, bertambahnya indeks bias media

penglihatan seperti yang terjadi pada penderita Diabetes Melitussehingga

pembiasan lebih kuat.

d. Perubahan Posisi Lensa

Pergerakan lensa yang lebih ke anterior setelah operasi glaucomaberhubungan

dengan terjadinya myopia.

Myopia dikategorikan berbahaya apabila berpotensi untuk menimbulkan kebutaan

bagi penderitanya, karena tidak bisa diatasi dengan pemberian kacamata. Myopia

berbahaya ini dibarengi dengan kerapuhan dari selaput jala (retina) yang makin lama makin

menipis dari waktu ke waktu.

Pada puncaknya proses penipisan ini menimbulkan perobekan pada selaput jala

(retina), yang membutuhkan tindakan bedah sedini mungkin untuk pemulihannya. Tingkat

keberhasilan pemulihan penglihatan akibat hal ini sangat tergantung pada kecepatan

tindakan penanggulangannya.

Page 3: KONSEP MEDIS MIYOPIA

B. Etiologi / Penyebab

Pertengahan tahun 1900 SM, para dokter ahli mata dan ahli pemeriksa mata ( ahli

kacamata ) percaya bahwa miopia menjadi hereditas utama. Di antara peneliti-peneliti dan

para professional peduli mata, mereka mengatakan bahwa miopia sekarang telah menjadi

sebuah kombinasi genetik dan merupakan salah satu faktor lingkungan.

Ada 2 mekanisme dasar yang dipercaya menjadi penyebab myopia yaitu:

Hilangnya bentuk mata ( juga diketahui sebagai hilangnya pola mata ), terjadi ketika

kualitas gambar dalam retina berkurang.

Berkurangnya titik fokus mata, terjadi ketika titik fokus cahaya berada di depan

atau di belakang retina. Myopia Terjadi karena bola mata tumbuh terlalu panjang saat bayi.

Dikatakan pula, semakin dini mata seseorang terkena sinar terang secara langsung, maka

semakin besar kemungkinan mengalami miopi. Ini karena organ mata sedang berkembang

dengan cepat pada tahun-tahun awal kehidupan.akibatnya para penderita miopi umumnya

merasa bayangan benda yang dilihatnya jatuh tidak tepat pada retina matanya, melainkan

didepannya (Curtin, 2002).

C. Patofisiologi

Terjadinya elongasi sumbu yang berlebihan pada myopia patologi masih belum

diketahui. Sama halnya terhadap hubungan antara elongasi dan komplikasi penyakit ini,

seperti degenerasi chorioretina, ablasio retina dan glaucoma. Columbre dan rekannya,

tentang penilaian perkembangan mata anak ayam yang di dalam pertumbuhan normalnya,

tekanan intraokular meluas ke rongga mata dimana sklera berfungsi sebagai penahannya.

Jika kekuatan yang berlawanan ini merupakan penentu pertumbuhan ocular post natal pada

mata manusia, dan tidak ada bukti yang menentangnya maka dapat pula disimpulkan dua

mekanisme patogenesa terhadap elongasi berlebihan pada myopia.

Menurut perjalanan miopia dikenal bentuk:

Myopia stasioner, myopia yang menetap setelah dewasa

Myopia progresif, myopia yang bertambah terus pada usia dewasa akibat bertambah

panjangnya bola mata

Myopia maligna, myopia yang berjalan progresif, yang dapat mengakibatkan ablasi retina

dan kebutaan atau sama dengan myopia pernisiosa sama dengan myopia maligna sama

dengan myopia degenerative.

Myopia degenertif atau myopia maligna biasanya bila myopia lebih dari 6 dioptri disertai

kelainan pada fundus okuli dan pada panjangnya bola mata sampai terbentuk stafiloma

Page 4: KONSEP MEDIS MIYOPIA

postikum yang terletak pada bagian temporal papil disertai dengan atrofi karioretina.

Atrofi retina berjalan kemudian setelah terjadinya atrofi sclera dan kadang-kadang terjadi

rupture membrane Bruch yang dapat menimbulkan rangsangan untuk terjadinya

neovaskularisasi subretina. Pada myopia dapat terjadi bercak Fuch berupa biperplasi

pigmen epitel dan perdarahan, atropi lapis sensoris retina luar, dan dewasa akan terjadi

degenerasi papil saraf optic. (Sidarta, 2005).

Page 5: KONSEP MEDIS MIYOPIA

D. Penyimpangan KDM

Penyebab belum diketahui

Faktor usiaFaktor genetik

Penekanan pada sklera

Kurang informasi

Kelainan pertumbuhan

retina

Kurangpengetahua

n

Perubahan status penglihatan/kesehatan

Penglihatan jauh menjadi kabur

Nyeri

Gangguan refraksi (jatuhnya cahaya pada

retina)

Kortex serebral

Aktivasi mediator

Kontraksi otot periokuler yang

berlebihanCemas

Gangguan Persepsi sensori

Rangsangan hipothalamus &

thalamus

Pemanjangan sumbu bola mata

Page 6: KONSEP MEDIS MIYOPIA

E. Manifestasi Klinis

Penglihatan kabur atau mata berkedip ketika mata mencoba melihat suatu objek

dengan jarak jauh ( anak-anak sering tidak dapat membaca tulisan di papan tulis tetapi

mereka dapat dengan mudah membaca tulisan dalam sebuah buku.

Penglihatan untuk jauh kabur, sedangkan untuk dekat jelas. Jika derajat miopianya

terlalu tinggi, sehingga letak pungtum remotum kedua mata terlalu dekat, maka kedua mata

selalu harus melihat dalam posisi kovergensi, dan hal ini mungkin menimbulkan keluhan

(astenovergen) . Mungkin juga posisi konvergensi itu menetap, sehingga terjadi strabismus

konvergen (estropia). Apabila terdapat myopia pada satu mata jauh lebih tinggi dari mata

yang lain dapat terjadi ambliopia pada mata yang myopianya lebih tinggi. Mata ambliopia

akan bergulir ke temporal yang disebut strabismus divergen (eksotropia). (Illyas,2005).

Pasien dengan myopia akan memberikan keluhan sakit kepala, sering disertai dengan juling

dan celah kelopak yang sempit. Seseorang penderita myopia mempunyai kebiasaan

mengerinyitkan matanya untuk mencegah aberasi sferis atau untuk mendapatkan efek

pinhole (lubang kecil). Pasien myopia mempunyai pungtum remotum (titik terjauh yang

masih dilihat jelas) yang dekat sehingga mata selalu dalam atau berkedudukan konvergensi

yang akan menimbulkan keluhan astenopia konvergensi.bila kedudukan mata ini menetap,

maka penderita akan terlihat juling kedalam atau esoptropia (Sidarta, 2005).

Gejala-gejala myopia juga terdiri dari:

1) Gejala subjektif :

- Kabur bila melihat jauh

- Membaca atau melihat benda kecil harus dari jarak dekat

- Lekas lelah bila membaca ( karena konvergensi yang tidak sesuai dengan

akomodasi )

2) Gejala objektif :

- Myopia simpleks : Pada segmen anterior ditemukan bilik mata yang dalam dan

pupil yang relative lebar. Kadang-kadang ditemukan bola mata yang agak

menonjol.

Pada segmen posterior biasanya terdapat gambaran yang normal atau dapat disertai

kresen myopia ( myopic cresent ) yang ringan di sekitar papil saraf optik.

- Myopia patologik : Gambaran pada segmen anterior serupa dengan myopia

simpleks, Gambaran yang ditemukan pada segmen posterior berupa kelainan-

kelainan pada:

Page 7: KONSEP MEDIS MIYOPIA

Badan kaca : dapat ditemukan kekeruhan berupa pendarahan atau degenarasi yang

terlihat sebagai floaters, atau benda-benda yang mengapung dalam badan kaca.

Kadang-kadang ditemukan ablasi badan kaca yang dianggap belum jelas

hubungannya dengan keadaan myopia.

- Papil saraf optic : terlihat pigmentasi peripapil, kresen myopia, papil terlihat lebih

pucat yang meluas terutama ke bagian temporal. Kresen myopia dapat ke seluruh

lingkaran papil sehingga seluruh papil dikelilingi oleh daerah koroid yang atrofi

dan pigmentasi yang tidak teratur

- Makula: Berupa pigmentasi di daerah retina, kadang-kadang ditemukan pendarahan

subretina pada daerah macula.

- Retina bagian perifer: Berupa degenersi kista retina bagian perifer Seluruh lapisan

fundus yang tersebar luas berupa penipisan koroid dan retina. Akibat penipisan ini

maka bayangan koroid tampak lebih jelas dan disebut sebagai fundus tigroid.

(Illyas,2005).

F. Komplikasi

1. Ablatio retina terutama pada myopia tinggi

2. Strabismus

a.esotropia bila myopia cukup tinggi bilateral

b.bexotropia pada myopia dengan anisometropia

3. Ambliopia terutama pada myopia dan anisometropia.

G. Penatalaksanaan Medis

Non farmakologi

Kacamata, kontak lensa, dan operasi refraksi adalah beberapa pilihan untuk

mengobati gejala-gejala visual pada pada penderita myopia. Dalam ilmu

keratotology kontak lensa yang digunakan adalah adalah kontak lensa yang keras

atau kaku untuk pemerataan kornea yang berfungsi untuk mengurangi miopia.

Terapi dengan menggunakan laser dengan bantuan keratomilesis (LASIK) atau

operasi lasik mata, yang telah populer dan banyak digunakan para ahli bedah untuk

mengobati miopia. Dalam prosedurnya dilakukan pergantian ukuran kornea mata

dan dirubahnya tingkat miopia dengan menggunakan sebuah laser. Selain lasik

digunakan juga terapi lain yaitu Photorefractive Keratotomy (PRK) untuk jangka

pendek, tetapi ini menggunakan konsep yang sama yaitu dengan pergantian

Page 8: KONSEP MEDIS MIYOPIA

kembali kornea mata tetapi menggunakan prosedur yang berbeda. Selain itu ada

juga pengobatan yang dilakukan tanpa operasi yaitu orthokeratologi dan

pemotongan jaringan kornea mata. Orang-orang dengan miopia rendah akan lebih

baik bila menggunakan teknik ini. Orthokeratologi menggunakan kontak lensa

secara berangsur-angsur dan pergantian sementara lekukan kornea. Pemotongan

jaringan kornea mata menggunakan bahan-bahan plastik yang ditanamkan ke dalam

kornea mata untuk mengganti kornea yang rusak( Lee dan Bailey,

www.allaboutvision.com/conditions/myopia.Htm,2006).

Farmakologi

Obat yang digunakan untuk penderita miopia adalah obat tetes mata untuk

mensterilisasi kotoran yang masuk ke dalam mata. Obat-obat tradisionalpun banyak

digunakan ada penderita myopia

H. Penatalaksanaan Pearawatan

Latihan pergerakan mata dan teknik relaksasi Para pelaksana dan penganjur terapi

alternatif ini sering merekomendasikan latihan pergerakan mata dan teknik relaksasi seperti

cara menahan (pencegahan).

Page 9: KONSEP MEDIS MIYOPIA

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian

1. Pengumpulan data

a. Data Demografi

1) Biodata

- Nama : Tn. A

- Usia : 40 Thn

- Jenis kelamin : Laki - Laki

- Alamat : Jln. Gatot Subroto

- Suku / bangsa : Muna/INA

- Status pernikahan : -

- Agama / keyakinan : Islam

- Pekerjaan : Wiraswasta

- Diagnosa medik : Miopia

- No. medical record : -

- Tanggal masuk : -

- Tanggal pengkajian : -

2) Penanggung jawab

- Nama : Ny. Ah.

- Usia : 30 Thn

- Jenis kelamin : Perempuan

- Pekerjaan : PNS

- Hubungan dengan klien : Suami

b. Riwayat Kesehatan

1) Riwayat kesehatan sekarang

- Keluhan Utama

Sakit kepala karena nyeri pada mata.

- Riwayat Keluhan Utama

Pada saat dilakukan pengkajian klien mengeluh sakit kepala nyeri

di matanya, sering menangis. Skala nyeri 4 (0-5), menurut klien

nyeri yang dirasakan sudah berlangsung lama. Walaupun klien

sedang istrahat nyeri tetap dirasakan. Menurut keluarga klien

tidak ada yang dilakukan untuk mengurangi rasa nyeri yang di

derita klien.

Page 10: KONSEP MEDIS MIYOPIA

2) Riwayat kesehatan lalu

- Klien tidak ada riwayat alergi terjadap makanan dan obat -

obatan.

3) Riwayat kesehatan keluarga

- Menurut keluarga klien tidak ada anggota keluarga yang

mengalami penyakit yang sama dengan klien.

c. Pemeriksaan fisik

1) Keadaan umum klien : Baik

Kesadaran : Compos mentis

Tanda - tanda vital :

Suhu : 370 c

Nadi : 120 X/Menit

Pernafasan : 24 X/Menit

Tekanan darah : -

2) Sistem pernafasan

Bentuk hidung simetris, tidak terdapat sekret, mukosa hidung kering,

tidak ada nyeri tekan pada hidung, tidak ada pernapasan cuping

hidung, bentuk leher simetris, tidak ada benjolan atau massa, bentuk

dada simetris, pernapasan 24 X/Menit, tidak terdengar suara napas

tambahan, tidak ada retraksi otot - otot dada.

3) Sistem kardiovaskuler

Bunyi jantung reguler, perkusi jantung pekak, palpasi denyut nadi

terdengar atau teraba jelas 120 X/Menit, tidak ada pembesaran area

jantung.

4) Sistem perncernaan

Bentuk lembap, tidak ada stomatitis, lidah bebas bergerak, refleks

menelan baik, terdengar peristaltik usus 8x/menit, tidak ada nyeri

tekan pada abdomen, tidak teraba pembesaran hepar dan lien,

terdengar bunyi timpani.

5) Sistem indra

Mata

- Penglihatan kabur

- Mata juling (strabismus)

- Mata merah

- Mata sering berair

Hidung

- Mampu membedakan berbagai macam aroma.

Page 11: KONSEP MEDIS MIYOPIA

- Tidak ada sekret.

Telinga

- Klien mengatakan gatal – gatal pada telinganya, terdapat udema

pada liang telinga, bernanah dan bau, Telinga tampak kotor,

nyeri tekan pada telinga.

6) Sistem saraf

- Nervus I (Olvactorius) : Fungsi penciuman baik.

- Nervus II ( Optikus ) : Fungsi menurun

- Nervus III, IV, VI (Okulomotorius, troklearis, abdusen )

: fungsi kontraksi terhadap cahaya

baik.

- Nervus V (Trigeminus) : dapat merasakan usapan

- Nervus VII (fasialis) : mampu merasakan rasa asin,

manis dan pahit.

- Nervus VIII (Auditorius) : Klien mengatakan tidak bisa

mendengar dengan baik.

- Nervus IX (Glasofaringeus) : Mampu menelan

- Nervus X (Vagus) : Mampu bersuara

- Nervus XI (Assesorius) : Mampu menoleh dan

mengangkat bahu.

- Nervus XII (Hipoglosus) : Mampu menggerakan lidah.

7) Sistem muskuloskeletal

- Ekstremitas Atas

Bentuk simetris kiri dan kanan, pergerakan bebas, kekuatan otot

4/4

- Ekstremitas Bawah

Bentuk simetris kiri dan kanan, pergerakan bebas, kekuatan otot

4/4

8) Sistem integumen

Warna rambut hitam, penyebaran merata, bersih, tidak mudah

rontok, tidak ada nyeri tekan, tidak ada udema, kuku bersih, suhu

38,5o c.

9) Sistem endokrin

Tidak ada pembesaran kelenjar getah bening, ginjal tidak teraba.

10) Sistem perkemihan

Tidak teraba adanya pembesaran ginjal, tidak ada distensi kandung

kemih.

Page 12: KONSEP MEDIS MIYOPIA

d. Aktivitas Sehari-Hari

1) Nutrisi

Pola makan teratur, frekuensi makan 3 kali sehari, tidak ada makanan

pantang.

2) Cairan

Klien mengonsumsi air putih sebanyak 5 – 6 gelas/hari.

3) Eliminasi ( BAB & BAK )

BAB 1-2X/hari dan BAK tidak menentu.

4) Istirahat Tidur

Klien cepat tidur dan rutin.

5) Olahraga

Klien sering main bola tapi sejak sakit klien belum berolahraga lagi.

6) Rokok / alkohol dan obat-obatan

Klien tidak merokok dan mengonsumis alkohol atau obat – obat

terlarang lainya.

7) Personal hygiene

Klien mandi teratur 2x sehari, gosok gigi setiap kali mandi dan

keramas 3 kali seminggu.

e. Data psikososial

Klien hidup rukun dengan sesama anggota masyarakat di lingkunganya

dan saling membutuhkan satu sama yang lain.

f. Data psikologis

Klien tampak cemas, gelisah dan ekspresi wajah meringis. Klien sering

menanyakan tentang penyakitnya.

g. Data spritual

Klien beragama Islam dan taat beribadah.

2. Pengelompokan data

a. Data subyektif :

Klien mengatakan bila melihat jauh selalu menjulingkan matanya

Klien mengatakan bila melihat benda yg kecil harus dari jarak dekat

Klien mengatakan merasa takut dengan penyakitnya yang di derita

Klien mengatakan penglihatannya kabur

Klien mengatakan cepat lelah bila membaca

Klien mengatakan cemas akan kondisi matanya

Klien mengatakan tidak tau tentang kondisi penyakit matanya

Page 13: KONSEP MEDIS MIYOPIA

b. Data obyektif :

Mata juling (strabismus)

Aktivitas kurang

Klien tampak Gelisah

Klien tampak pusing

Klien sering bertanya tentang penyakitnya

B. Analisa Data

No Problem Etiologi Symptom

1. Gangguan persepsi

sensori :

penglihatan

Kalainan struktur segmen dalam bola mata

Terjadinya elongasi

sumbu yang berlebihan

Pemanjangan sumbu

kornea mata

Pembiasan sinar yang

berlebihan di depan

retina mata

Penglihatan jadi kabur

Miopia

Gangguan penglihatan

Ds :

- Klien mengatakan

penglihatannya kabur

- Klien mengatakan bila

melihat benda yang agak

kecil harus dari jarak dekat

- Klien mengatakan bila

melihat jauh selalu

menjulingkan matanya

- Klien mengatakan cepat lelah

bila membaca

Do :

- Tampak pusing

- Tampak juling saat melihat

kejauhan

2. Ansietas Kurangnya pemaparan

informasi tentang

penyakitnya

Doping menurun

Cemas

Ansietas

Ds :

- Klien mengatakan cemas

akan keadaan penyakitnya

Do :

- Tampak cemas

- Tampak gelisah

- Tampak bingung saat di

tanya tentang penyakitnya

Page 14: KONSEP MEDIS MIYOPIA

3. Kurang

pengetahuan

Kurangnya pemaparan

informasi tentang

penyakitnya

Kurang pengetahuan

Ds :

- Klien mengatakan tidak tau

tentang penyakit yang di

deritanya

Do :

- Tampak bingung

C. Prioritas Masalah

1. Gangguan persepsi sensori : penglihatan

2. Ansietas

3. Kurang pengetahuan

D. Diagnosa Keperawatan

1. Gangguan persepsi sensori : penglihatan berhubungan dengan gangguan

penerimaan sensori/gangguan status organ indera di tandai dengan :

Ds :

- Klien mengatakan penglihatannya kabur

- Klien mengatakan bila melihat benda yang agak kecil harus dari jarak

dekat

- Klien mengatakan bila melihat jauh selalu menjulingkan matanya

- Klien mengatakan cepat lelah bila membaca

Do :

- Tampak pusing

- Tampak juling saat melihat kejauhan

2. Ansietas/ketakutan berhubungan dengan perubahan status kesehatan (kelelahan

pada mata) di tandai dengan :

Ds :

- Klien mengatakan cemas akan keadaan penyakitnya

Do :

- Tampak cemas

- Tampak gelisah

- Tampak bingung saat di tanya tentang penyakitnya

3. Kurang pengetahuan/informasi tentang kondisi, prognosis dan pengobatanyang

di tandai dengan :

Ds :

- Klien mengatakan tidak tau tentang penyakit yang di deritanya

Do :

- Tampak bingung

Page 15: KONSEP MEDIS MIYOPIA

DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddarth. Buku Ajar Keperawatan Medical Bedah Edisi 8 Vol 3.

Jakarta: EGC

Chan,WM.2004. Ophthalmology and Visual Science. The Chinese university of

Hongkong.88(10):1315-1319.

www.pubmedcentral.nih.gov/artclender

Curtin. B., J., 2002. The Myopia. Philadelphia Harper & Row. 348-381

Curtin Brian J, Whitemore, Wayne G. The Optics of Myopia, In Duanes Clinical

Doenges, Marilyn E. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta: EGC

Guell, JL., Morral, M.,Gris, O. 2007. Implantation for Myopia Ophthalmology

(abstract only).