80
KONSEP PENDIDIKAN PERSPEKTIF IBNU KHALDUN SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Oleh ARIYANI NURAHMAWATI NIM 111-12-070 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA 2017

KONSEP PENDIDIKAN PERSPEKTIF IBNU KHALDUN SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1707/1/SKRIPSI FIX..pdf · BAB III KONSEP DASAR PENDIDIKAN PERSPEKTIF IBNU ... Agama Islam

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: KONSEP PENDIDIKAN PERSPEKTIF IBNU KHALDUN SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1707/1/SKRIPSI FIX..pdf · BAB III KONSEP DASAR PENDIDIKAN PERSPEKTIF IBNU ... Agama Islam

KONSEP PENDIDIKAN PERSPEKTIF

IBNU KHALDUN

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh

ARIYANI NURAHMAWATI

NIM 111-12-070

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

2017

Page 2: KONSEP PENDIDIKAN PERSPEKTIF IBNU KHALDUN SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1707/1/SKRIPSI FIX..pdf · BAB III KONSEP DASAR PENDIDIKAN PERSPEKTIF IBNU ... Agama Islam

i

KONSEP PENDIDIKAN PERSPEKTIF

IBNU KHALDUN

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh

ARIYANI NURAHMAWATI

NIM 111-12-070

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

2017

Page 3: KONSEP PENDIDIKAN PERSPEKTIF IBNU KHALDUN SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1707/1/SKRIPSI FIX..pdf · BAB III KONSEP DASAR PENDIDIKAN PERSPEKTIF IBNU ... Agama Islam

ii

Page 4: KONSEP PENDIDIKAN PERSPEKTIF IBNU KHALDUN SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1707/1/SKRIPSI FIX..pdf · BAB III KONSEP DASAR PENDIDIKAN PERSPEKTIF IBNU ... Agama Islam

iii

Page 5: KONSEP PENDIDIKAN PERSPEKTIF IBNU KHALDUN SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1707/1/SKRIPSI FIX..pdf · BAB III KONSEP DASAR PENDIDIKAN PERSPEKTIF IBNU ... Agama Islam

iv

Page 6: KONSEP PENDIDIKAN PERSPEKTIF IBNU KHALDUN SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1707/1/SKRIPSI FIX..pdf · BAB III KONSEP DASAR PENDIDIKAN PERSPEKTIF IBNU ... Agama Islam

v

Page 7: KONSEP PENDIDIKAN PERSPEKTIF IBNU KHALDUN SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1707/1/SKRIPSI FIX..pdf · BAB III KONSEP DASAR PENDIDIKAN PERSPEKTIF IBNU ... Agama Islam

vi

MOTTO

“YAKIN USAHA SAMPAI”

Page 8: KONSEP PENDIDIKAN PERSPEKTIF IBNU KHALDUN SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1707/1/SKRIPSI FIX..pdf · BAB III KONSEP DASAR PENDIDIKAN PERSPEKTIF IBNU ... Agama Islam

vii

PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan untuk:

1. Kedua Orang tuaku tercinta, Bapak Wagiyanta dan Ibu St Nasihah, yang

selalu memberikan kasih sayang, mendidik dan membimbing,ku, do‟a restu

yang selalu dipanjatkan, nasihat-nasihat yang membangun, dan terimakasih

selalu menyemangati untuk mengerjakan karya ini.

2. Suamiku tercinta, Mas Danang Mulato yang selalu memberikan Inspirasi

serta menyemangatiku untuk segera menyelesaikan studi ini.

3. Ibu Mertuaku tercinta, Ibu Suwartini, yang selalu memberikan kasih sayang,

nasihat-nasihat, dan selalu mendo‟akanku.

4. Kakak-kakak iparku, mbak Yayuk, Mbak Ning, Mbak Witri, Mas Heri,Mbak

Anik, dan Mama Cici yang selalu menyemangati.

5. Adikku tersayang, Lailatunnisa Umi Susilowati yang selalu menyemangati.

6. Keluarga Besarku yang selalu memotivasi.

7. Sahabat-sahabatku, Ambar, Anisa, Dewi, Dysa, Fina, Hikmawan, Iswanto,

Nanda, Samsudin, Zidni yang selalu menemani, saling memotivasi dalam

menyelesaikan skripsi ini.

8. Teman-teman seperjuangan yang sedang berjuang menyelesaikan skripsi.

Page 9: KONSEP PENDIDIKAN PERSPEKTIF IBNU KHALDUN SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1707/1/SKRIPSI FIX..pdf · BAB III KONSEP DASAR PENDIDIKAN PERSPEKTIF IBNU ... Agama Islam

viii

KATA PENGANTAR

Assalamu‟alaikum Wr. Wb

Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha

Penyayang. Segala puji dan syukur senantiasa penulis haturkan kepada Allah

SWT. Atas segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat

diberi kemudahan dalam menyelesaikan skripsi yang berjudul Pendidikan

Karakter Perspektif Ibnu Khaldun. Shalawat serta salam semoga tercurahkan

kepada baginda Nabi Agung, Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat dan

para pengikut-Nya.

Penulis mengakui dan sadar bahwa skripsi ini tidak akan selesai

tanpa motivasi, dukungan, bentuan, dan bimbingan dari berbagai pihak yang

berkait. Sungguh menjadi kebahagiaan yang tiada tara penulis rasakan setelah

skripsi ini selesai. Oleh karena itu penulis ucapkan terima kasih dengan

setulusnya kepada:

1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku Rektor Institut Agama Islam

Negeri (IAIN) Salatiga.

2. Bapak Suwardi, M.Pd. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu

Keguruan (FTIK) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.

3. Ibu Siti Rukhayati, M.Ag. selaku Kepala Jurusan Pendidikan Agama Islam

(PAI), pada Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) Institut

Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.

Page 10: KONSEP PENDIDIKAN PERSPEKTIF IBNU KHALDUN SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1707/1/SKRIPSI FIX..pdf · BAB III KONSEP DASAR PENDIDIKAN PERSPEKTIF IBNU ... Agama Islam

ix

Page 11: KONSEP PENDIDIKAN PERSPEKTIF IBNU KHALDUN SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1707/1/SKRIPSI FIX..pdf · BAB III KONSEP DASAR PENDIDIKAN PERSPEKTIF IBNU ... Agama Islam

x

ABSTRAK

Rahmawati, Ariyani. 2017. Konsep Pendidikan Perspektif Ibnu Khaldun. Skripsi

Jurusan Pendidikan Agama Islam. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan.

Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing H. Agus Ahmad

Su‟aidi, M.A.

Kata Kunci: Pendidikan, dan Perspektif.

Pendidikan adalah suatu proses untuk mengubah sikap dan tingkah laku

seseorang maupun kelompok dengan tujuan untuk mendewasakan seseorang

melalui usaha pengajaran dan pelatihan. Sedangkan perspektif dapat diartikan

sebagai cara pandang seseorang terhadap sesuatu. Penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui: (1) Bagaimana konsep pendidikan perspektif Ibnu Khaldun? (2)

Bagaimana relevansi konsep pendidikan menurut Ibnu Khaldun dengan realitas

pendidikan Islam kontemporer di Indonesia?

Untuk menjawab pertanyaan diatas, peneliti menggunakan pendekatan

literatur. Metode yang digunakan dalam penelitian tersebut adalah dengan

menggunakan metode kajian pustaka. Objek peneliti adalah Tokoh Sejarah Dunia

yaitu Ibnu Khaldun.

Hasil penelitian ini dapat disimpulkan: (1) Konsep pendidikan menurut

Ibnu Khaldun memiliki tujuan untuk membentuk kepribadian seseorang yang

meliputi aspek agama, akhlak, sosial, dan pikiran. (2) Relevansinya dengan

pendidikan Islam kontemporer di Indonesia adalah konsep pendikan perspektif

Ibnu Khaldun dapat diterapkan pada pendidikan Islam kontemporer, karena

hakikat pendidikan Islam yang sebenarnya sudah mulai hilang dan sudah berbeda

materi, kurikulum, dan metode pengajarannya, dan konsep dasar dari Ibnu

Khaldun dapat memperbaiki pendidikan Islam di Indonesia.

Page 12: KONSEP PENDIDIKAN PERSPEKTIF IBNU KHALDUN SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1707/1/SKRIPSI FIX..pdf · BAB III KONSEP DASAR PENDIDIKAN PERSPEKTIF IBNU ... Agama Islam

xi

DAFTAR ISI

SAMPUL..................................................................................................................i

LEMBAR BERLOGO...........................................................................................ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING.......................................................................iii

PENGESAHAN KELULUSAN...........................................................................iv

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN.............................................................v

MOTTO.................................................................................................................vi

PERSEMBAHAN................................................................................................vii

KATA PENGANTAR.........................................................................................viii

ABSTRAK..............................................................................................................x

DAFTAR ISI..........................................................................................................xi

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1

A. Latar Belakang Masalah.........................................................................1

B. Rumusan Masalah..................................................................................6

C. Tujuan Penelitian...................................................................................6

D. Kegunaan Penelitian...............................................................................7

E. Metode Penelitian...................................................................................7

F. Penegasan Istilah....................................................................................9

G. Sistematika Penulisan...........................................................................10

Page 13: KONSEP PENDIDIKAN PERSPEKTIF IBNU KHALDUN SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1707/1/SKRIPSI FIX..pdf · BAB III KONSEP DASAR PENDIDIKAN PERSPEKTIF IBNU ... Agama Islam

xii

BAB II BIOGRAFI INTELEKTUAL IBNU KHALDUN...............................11

A. Kelahiran Ibnu Khaldun.......................................................................11

B. Kondisi Keagamaan dan Intelektual....................................................11

C. Bertugas di Pemerintahan…................................................................15

D. Pendidikan Ibnu Khaldun.....................................................................17

E. Guru-guru Ibnu Khaldun…………………………..............................19

F. Karakter Ibnu Khaldun.........................................................................22

G. Masa Mendidik dan Menjadi Qadhi....................................................22

H. Murid-murid Ibnu Khaldun……………………..................................24

I. Masa Mengarang Kitab........................................................................24

J. Karya-karya Ibnu Khaldun ..................................................................25

1. Jilid Pertama Disebut dengan Muqaddimah..................................28

2. Jilid Ke-2 Sampai Ke-5 Disebut dengan al-„Ibar..........................30

3. Jilid Ke-6 dan Ke-7 Disebut dengan al-Ta‟rif...............................31

K. Corak Pemikiran Ibnu Khaldun……...................................................31

L. Wafatnya Ibnu Khaldun…………………...........................................33

BAB III KONSEP DASAR PENDIDIKAN PERSPEKTIF IBNU

KHALDUN……………………………...………..............................35

A. Pendidikan Menurut Ibnu Khaldun......................................................35

B. Pendidik Menurut Ibnu Khaldun..........................................................39

C. Peserta Didik Menurut Ibnu Khaldun..................................................40

D. Tujuan Pendidikan Menurut Ibnu Khaldun..........................................41

E. Pandangan Mengenai Kurikulum.........................................................41

Page 14: KONSEP PENDIDIKAN PERSPEKTIF IBNU KHALDUN SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1707/1/SKRIPSI FIX..pdf · BAB III KONSEP DASAR PENDIDIKAN PERSPEKTIF IBNU ... Agama Islam

xiii

F. Materi Pendidikan Menurut Ibnu Khaldun..........................................42

G. Metode Pendidikan Menurut Ibnu Khaldun.........................................43

1. Berpikir…………………..............................................................43

2. Keragu-raguan (Skeptisme……......................................................44

3. Pembiasaan (Ta‟wid)………..........................................................45

BAB IV RELEVANSI KONSEP PENDIDIKAN MENURUT IBNU

KHALDUN DENGAN REALITAS PENDIDIKAN ISLAM

KONTEMPORER DI INDONESIA..................................................47

A. Pendidikan Islam Kontemporer di Indonesia.......................................47

1. Sistem Hubungan Guru dengan Murid..........................................50

2. Media Penyampaian Informasi......................................................50

3. Kurikulum Pendidikan...................................................................51

4. Tujuan Pendidikan…………….....................................................51

B. Relevansi Konsep Pendidikan Karakter Menurut Ibnu Khaldun dengan

Realitas Pendidikan Islam Kontemporer di Indonesia…….....………51

1. Pendidikan………..........................................................................51

2. Materi.............................................................................................51

3. Peserta Didik…..............................................................................52

4. Pendidik….....................................................................................53

5. Tujuan Pendidikan………………………………………….........53

6. Kurikulum………………………………………………………..53

7. Metode Pembelajaran…………………………………………….54

BAB V PENUTUP...............................................................................................58

Page 15: KONSEP PENDIDIKAN PERSPEKTIF IBNU KHALDUN SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1707/1/SKRIPSI FIX..pdf · BAB III KONSEP DASAR PENDIDIKAN PERSPEKTIF IBNU ... Agama Islam

xiv

A. Kesimpulan..........................................................................................58

B. Saran ....................................................................................................60

DAFTAR PUSTAKA.

BIOGRAFI PENULIS.

LEMBAR KONSULTASI SKRIPSI.

DAFTAR NILAI SKK

Page 16: KONSEP PENDIDIKAN PERSPEKTIF IBNU KHALDUN SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1707/1/SKRIPSI FIX..pdf · BAB III KONSEP DASAR PENDIDIKAN PERSPEKTIF IBNU ... Agama Islam

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Manusia merupakan mahkluk yang tidak bisa terlepas dari

pendidikan, yaitu sebagai pelaku pendidikan itu sendiri (menjadi pendidik

atau peserta didik). Dengan kata lain, manusia adalah makhluk yang

senantiasa terlibat dalam proses pendidikan, baik yang dilakukan

terhadap orang lain maupun terhadap dirinya sendiri (Sukardjo, 2009:1).

Manusia adalah makhluk yang termulia diantara makhluk-makhluk

lain dan dijadikan oleh Allah dalam sebaik-baik bentuk, baik fisik maupun

psikisnya, serta dilengkapi dengan potensi (fitrah) dan dapat dikembangkan

secara optimal melalui proses pendidikan (Muhaimin, 2008:22).

Pendidikan sangat penting dalam kehidupan dan tidak dapat

dipisahkan dari kehidupan. Sifatnya mutlak dalam kehidupan, baik dalam

kehidupan seseorang, keluarga, maupun bangsa dan negara. Maju mundurnya

suatu bangsa banyak ditentukan oleh maju mundurnya pendidikan bangsa itu.

Pendidikan adalah usaha yang dijalankan oleh seseorang atau sekelompok

orang lain agar menjadi dewasa atau mencapai tingkat hidup dan

penghidupan yang lebih tinggi dalam arti mental ( Sudirman, dkk, 1989: 3-4).

Dalam Undang-Undang tentang Sistem Pendidikan Nasional Nomor

20, tahun 2003, pasal 3 disebutkan bahwa pendidikan nasional berfungsi

untuk mengembangkan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang

bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Hal ini bertujuan

Page 17: KONSEP PENDIDIKAN PERSPEKTIF IBNU KHALDUN SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1707/1/SKRIPSI FIX..pdf · BAB III KONSEP DASAR PENDIDIKAN PERSPEKTIF IBNU ... Agama Islam

2

untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang

beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,

berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis

serta bertanggung jawab (Sahertian, 2008:1).

Pendidikan merupakan hal yang penting dalam kehidupan seseorang,

terutama untuk anak yang masih kecil. Anaklah yang akan menjadi penerus

bagi keluarga, teman, dan bangsa. Pendidikan adalah usaha pendidik untuk

membina peserta didik sesuai dengan nilai-nilai yang terdapat di masyarakat

dan bangsa.

Undang-undang RI No 20 (2003: 2) menyebutkan bahwa pendidikan

adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan

proses pembelajaran agar peserta didik secara mengembangkan potensi

dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan

dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.

Pada dasarnya pendidikan adalah laksana eksperimen yang tidak

pernah selesai sampai kapanpun, sepanjang ada kehidupan manusia di dunia

ini. Dikatakan demikian, karena pendidikan merupakan bagian dari

kebudayaan dan peradaban manusia yang terus berkembang. Hal ini sejalan

dengan pembawaan manusia yang memiliki potensi kreatif dan inovatif

dalam segala bidang kehidupannya (Hisbullah, 2009: IX).

Dalam Islam, tujuan yang ingin dicapai dalam pendidikan adalah

membentuk insan kamil, yakni manusia yang memiliki kecerdasan intelektual

Page 18: KONSEP PENDIDIKAN PERSPEKTIF IBNU KHALDUN SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1707/1/SKRIPSI FIX..pdf · BAB III KONSEP DASAR PENDIDIKAN PERSPEKTIF IBNU ... Agama Islam

3

dan spiritual, tujuan ini tidak mungkin terwujud tanpa adanya sistem dan

proses pendidikan yang baik. Oleh karena itu pakar pendidikan Islam

kemudian mencoba merumuskan pemikiran pendidikan Islam yang

diharapkan mampu menciptakan manusia yang akan mengemban tugas

menyejahterakan dan memakmurkan kehidupan di muka bumi ini (Raqib,

2009: V).

Belajar dikatakan identik dengan sekolah, padahal sekolah hanyalah

salah satu dari tempat belajar bagi peserta didik. Pendidikan adalah suatu

aktivitas untuk mengembangkan seluruh aspek kepribadian manusia yang

berjalan seumur hidup. Dengan kata lain pendidikan tidak hanya berlangsung

di dalam kelas tetapi juga berlangsung di luar kelas. Pendidikan bukan hanya

bersifat formal saja, tetapi juga non formal (Zuhairini, 1995: 149).

Agama Islam adalah agama yang universal, yang mengajarkan kepada

manusia berbagai aspek kehidupan, baik duniawi maupun akhirat. Salah satu

diantara ajaran Islam tersebut adalah mewajibkan kepada umat Islam untuk

melaksanakan pendidikan karena menurut ajaran Islam pendidikan

merupakan kebutuhan hidup manusia yang mutlak yang harus dipenuhi, demi

mencapai kesejahteraan dan kebahagiaan dunia dan akhirat. Dengan demikian

manusia akan mendapatkan berbagai macam ilmu pengetahuan untuk bekal

kehidupannya (Zuhairini, 1995: 98).

Dalam pendidikan Islam semua aspek kebaikan bersumber dari Allah Swt.

yaitu Al-Qur‟an dan As-Sunnah (Hadis Nabi). Al-Qur‟an merupakan sumber

Page 19: KONSEP PENDIDIKAN PERSPEKTIF IBNU KHALDUN SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1707/1/SKRIPSI FIX..pdf · BAB III KONSEP DASAR PENDIDIKAN PERSPEKTIF IBNU ... Agama Islam

4

utama referensi agama Islam dalam menentukan berbagai hukum. Dalam

surat Al-Baqoroh ayat (1-2):

Artinya: Alif laam miin. Kitab (Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya;

petunjuk bagi mereka yang bertaqwa .

Islam menyebutkan orang yang baik dan berperilaku positif itu

mereka orang-orang yang bertakwa yang tidak meragukan al-Qur‟an. Allah

juga menyebutkan bahwa al-Qur‟an merupakan petunjuk bagi orang yang

bertakwa yang pada dasarnya adalah mereka yang mempunyai karakter dan

bertujuan untuk menjadikan manusia yang seutuhnya (insan kamil).

(Departemen Agama, 1990:8).

Pendidikan dalam perspektif Islam secara teoritik sebenarnya telah

ada sejak Islam diturunkan di dunia, seiring dengan diutusnya Nabi

Muhammad SAW untuk memperbaiki atau menyempurnakan akhlak

manusia. Ajaran Islam sendiri mengandung sistematika ajaran yang tidak

hanya menekankan pada aspek keimanan, ibadah dan mu‟amalah, tetapi juga

akhlak. Pengalaman ajaran islam secara utuh merupakan model karakter

seseorang muslim, bahkan dipersonifikasikan dengan model karakter Nabi

Muhammad SAW, yang memiliki sifat Shidiq, Tabligh, Amanah, Fathonah

(STAF).

Konsep pendidikan Islam mencakup kehidupan manusia seutuhnya,

tidak hanya memperhatikan segi aqidah saja, juga tidak memperhatikan segi

Page 20: KONSEP PENDIDIKAN PERSPEKTIF IBNU KHALDUN SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1707/1/SKRIPSI FIX..pdf · BAB III KONSEP DASAR PENDIDIKAN PERSPEKTIF IBNU ... Agama Islam

5

ibadah saja, tidak pula segi akhlak, akan tetapi lebih luas dan lebih dalam

daripada itu (Zakiah Drajat, 1995: 35). Pendidikan dimulai dari keluarga

dimana anak-anak menerima pngaruh dari apa yang dilakukan oleh kedua

orang tuanya dengan cara meniru dan menerima pelajaran.

Pendidikan karakter akhir-akhir ini semakin banyak diperbincangkan

di tengah-tengah masyarakat Indonesia, terutama oleh kalangan akademisi.

Pendidikan karakter sendiri bertujuan untuk meningkatkan mutu

penyelenggaraan dan hasil pendidikan di sekolah yang mengarah pada

pencapaian karakter dan akhlak mulia peserta didik secara utuh, terpadu dan

seimbang, sesuai standar kompetensi lulusan. Melalui pendidikan karakter

diharapkan peserta didik mampu secara mandiri meningkatkan dan

menggunakan pengetahuannya, mengkaji, dan mengimplementasi serta

mempersonalisasi nilai-nilai karakter dan akhlak mulia sehingga terwujud

dalam pelaku sehari-hari dalam masyarakat. (Novan, 2011:11).

Pendidikan adalah suatu proses untuk menghasilkan suatu out put

yang mengarah kepada pengembangan sumber daya manusia yang berkualitas

tinggi dan berdisiplin tinggi. (Siregar, 1999:35-36).

Jadi pendidikan adalah proses dimana anak yang sedang tumbuh dan

berkembang di didik dan di arahkan agar menjadi lebih baik dan memiliki

akhlakul karimah.

Penulis meneliti tokoh Ibnu Khaldun karena ia adalah tokoh

sejarawan, sosiolog dan filsafat yang diakui dunia. Ibnu Khaldun berpendapat

bahwa “pendidikan bukan hanya proses belajar mengajar yang dibatasi oleh

Page 21: KONSEP PENDIDIKAN PERSPEKTIF IBNU KHALDUN SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1707/1/SKRIPSI FIX..pdf · BAB III KONSEP DASAR PENDIDIKAN PERSPEKTIF IBNU ... Agama Islam

6

empat dinding, tetapi pendidikan adalah suatu proses dimana manusia secara

sadar mengungkap, menyerap, dn menghayati peristiwa-peristiwa alam

sepanjang zaman”.

Ibnu Khaldun memiliki banyak karya, namun penulis belum

menemukan penelitian yang berhubungan dengan karya Ibnu Khaldun, maka

dari itu penulis tertarik untuk meneliti karya dari Ibnu Khaldun.

Dari uraian di atas sebagai pijakan latar belakang masalah, penulis

tertarik dan menganggap penting untuk mengkaji nilai-nilai pendidikan

karakter dalam pemikiran Ibnu Khaldun, maka judul penelitian ini adalah:

“KONSEP PENDIDIKAN PERSPEKTIF IBNU KHALDUN”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah ini maka penulis memiliki

beberapa hal sebagai rumusan masalah, dan tujuan dalam penelitian, yang

meliputi:

1. Bagaimana konsep pendidikan menurut Ibnu Khaldun?

2. Bagaimana relevansi konsep pendidikan menurut Ibnu Khaldun dengan

realitas pendidikan Islam kontemporer di Indonesia

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian yang ingin dicapai oleh penulis dalam

kaitannya dengan judul penelitian antara lain:

1. Untuk mengetahui konsep pendidikan menurut Ibnu Khaldun.

2. Untuk mengetahui relevansi konsep pendidikan menurut Ibnu Khaldun

dengan realitas Pendidikan Islam kontemporer di Indonesia.

Page 22: KONSEP PENDIDIKAN PERSPEKTIF IBNU KHALDUN SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1707/1/SKRIPSI FIX..pdf · BAB III KONSEP DASAR PENDIDIKAN PERSPEKTIF IBNU ... Agama Islam

7

D. Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan atau manfaat hasil penelitian ini ditinjau secara

teoritis dan praktis. Penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan manfaat

sebagai berikut:

1. Secara teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi

khasanah pendidikan, khususnya tentang pendidikan karakter perspektif

Ibnu Khaldun.

2. Secara Praktis

Dapat menjadi referensi atau salah satu pedoman bagi Lembaga

Pendidikan Islam dalam proses belajar mengajar.

E. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Penelitian yang dipakai termasuk penelitian literatur yang berfokus

pada referensi buku dan sumber yang relevan, penelitian literatur lebih

difokuskan kepada studi kepustakaan. (Amirin,1995: 135).

2. Sumber Data

Terdapat dua sumber data yang dijadikan bahan dalam kajian ini,

yaitu:

a. Sumber data primer

Sumber data primer mencakup data pokok yang dijadikan objek

kajian, yaitu Buku Muqaddimah Ibnu Khaldun terjemah Ahmad

Thoha.

Page 23: KONSEP PENDIDIKAN PERSPEKTIF IBNU KHALDUN SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1707/1/SKRIPSI FIX..pdf · BAB III KONSEP DASAR PENDIDIKAN PERSPEKTIF IBNU ... Agama Islam

8

b. Sumber data sekunder

Sumber data sekunder adalah buku atau karya tulis yang

berhubungan dengan pendidikan karakter dan buku-buku tentang

pemikiran Ibnu Khaldun.

3. Metode Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data-data yang diperlukan dalam penyusunan

skripsi ini, penulis menggunakan penelitian kepustakaan (Library

Research) dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Membaca buku primer maupun buku-buku yang berkaitan dengan

pendidikan karakter.

b. Mempelajari, mengkaji, serta memahami kajian yang terdapat dalam

buku-buku sumber.

c. Menganalisis untuk diteruskan identifikasi dan mengelompokkan

serta mengklasifikasi sesuai dengan sifatnya, dalam bentuk per bab.

4. Metode Analisis Data

Dari data yang diperoleh penulis menggunakan metode analisis isi

atau content analysis. Menurut Wimmer dan Dominik, dalam buku

metodologi penelitian kualitatif karya Burhan Bungin (2001:135) analisis

isi yaitu tehnik penelitian untuk menganalisis sesuatu secara sistematis,

objektif, dan komunikatif terhadap pesan yang Nampak.

Analisis ini juga bisa di definisikan sebagai tehnik penelitian untuk

membuat inferensi-inferensi yang dapat ditiru kebenaran data dengan

memperhatikan konteksnya. (Anton Bekker, dkk, 1990:65).

Page 24: KONSEP PENDIDIKAN PERSPEKTIF IBNU KHALDUN SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1707/1/SKRIPSI FIX..pdf · BAB III KONSEP DASAR PENDIDIKAN PERSPEKTIF IBNU ... Agama Islam

9

F. Penegasan Istilah

Untuk menghindari kesalahan dan kekeliruan terhadap judul

penelitian ini, maka penulis perlu untuk menjelaskan istilah-istilah yang

terdapat dalam judul ini, antara lain:

1. Pendidikan

Pendidikan adalah usaha sadar yang dengan sengaja dirancangkan

untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Sahertian, 2008:1).

Pendidikan bertujuan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia.

Pendidikan yang dimaksud penulis yaitu suatu usaha yang dilakukan

agar dapat membentuk peserta didik agar menjadi lebih baik dan berakhlak

mulia.

2. Perspektif

Perspektif dapat di artikan sebagai cara pandang seseorang terhadap

sesuatu. Perspektif merupakan cara pandang seseorang atau cara seseorang

berperilaku terhadap suatu fenomena, kejadian, atau masalah.

(Sumaatmadja dan Winardit : 1999). Sedangkan menurut Suhanadji dan

Waspada TS (2004) perspektif merupakan cara pandang atau wawasan

seseorang dalam menilai masalah yang terjadi di sekitarnya.

Jadi, perspektif dapat diartikan sebagai cara pandang seseorang dalam

menanggapi isu-isu yang terjadi. Perspektif dapat dijadikan sebagai

penambah wawasan seseorang dalam mempelajari suatu pandangan yang

luas.

Page 25: KONSEP PENDIDIKAN PERSPEKTIF IBNU KHALDUN SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1707/1/SKRIPSI FIX..pdf · BAB III KONSEP DASAR PENDIDIKAN PERSPEKTIF IBNU ... Agama Islam

10

G. Sistematika Penulisan

Untuk memberikan keterangan yang jelas dan menyeluruh sehingga

pembaca nantinya dapat memahami tentang isi skripsi dengan mudah, penulis

berusaha memberikan sistematika penulisan dengan penjelasan secara garis

besar. Skripsi ini terdiri dari lima bab yang masing-masing saling berkaitan,

yaitu sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Berisi Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian,

Kegunaan Penelitian, Metode Penelitian, Penegasan Istilah, Sistematika

Penulisan Skripsi.

BAB II : BIOGRAFI

Berisi tentang sejarah biografi Ibnu Khaldun.

BAB III : DESKRIPSI PEMIKIRAN

Deskripsi konsep dasar pendidikan karakter menurut Ibnu Khaldun.

BAB IV : ANALISIS PENELITIAN

Analisis data yang meliputi tentang konsep dasar pendidikan karakter

menurut Ibnu Khaldun relevansinya dengan realitas pendidikan islam

kontemporer di Indonesia.

BAB V : PENUTUP

Berisi kesimpulan, saran, daftar pustaka, dan lampiran-lampiran.

Page 26: KONSEP PENDIDIKAN PERSPEKTIF IBNU KHALDUN SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1707/1/SKRIPSI FIX..pdf · BAB III KONSEP DASAR PENDIDIKAN PERSPEKTIF IBNU ... Agama Islam

11

BAB II

BIOGRAFI INTELEKTUAL IBNU KHALDUN

A. Kelahiran Ibnu Khaldun

Ibnu Khaldun berasal dari Yaman Hadramaut dengan nama Kholid

bin Al Khottob dan tinggal di Carmona, sebuah kota kecil yang terletak di

antara Kordova, Sevilla dan Granada. Lahir pada tanggal 27 Mei 1332 M,

atau 1 Ramadhan 723 H, di Tunisia. Ia berasal dari keluarga terpelajar dari

pemimpin politik di Sevilla dan pada waktu itu keilmuan dijadikan sebagai

persyaratan untuk menjadi pemimpin.

Pada waktu itu yang menjadi pemimpin politik di Sevilla berada di

tangan keluarga Ibnu Khaldun, dan semua kekuasaan ada di tangan Ibnu

Khaldun, tetapi pada saat Spanyol diserbu oleh Kristen, Ibnu Khaldun

mengambil keputusan untuk meninggalkan Sevilla dan menuju ke barat laut

Afrika. (Siregar, 1999: 16-18).

B. Kondisi Keagamaan dan Intelektual

Ibnu Khaldun lahir ketika masyarakat muslim berada dalam keadaan

kritis. Pasukan muslim terkepung dan diserang dari tiga jurusan yang hampir

bersamaan. Bangsa Mongol menyerang dari Timur, tentara salib menyerang

dari Utara, dan orang-orang Spanyol menyerang dari Barat. Akibatnya kaum

muslimin dalam keadaan ketakutan dan putus asa dalam mempertahankan

wilayahnya. Hal ini menyebabkan umat Islam mendambakan sosok

pemimpin yang bisa mengayomi mereka.

Hal ini menimbulkan banyak sekali orang yang mengaku sebagai

Mahdi (orang yang mendapat arahan Allah untuk menjadi penyelamat umat).

Page 27: KONSEP PENDIDIKAN PERSPEKTIF IBNU KHALDUN SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1707/1/SKRIPSI FIX..pdf · BAB III KONSEP DASAR PENDIDIKAN PERSPEKTIF IBNU ... Agama Islam

12

Namun kebanyakan dari mereka tidak berhasil dan malah menimbulkan

kebencian dimana-mana. Ibnu Khaldun mempunyai dua sisi yang berbeda, di

satu sisi ia sangat dipengaruhi doktrin-doktrin sufi, bahkan menurut Mc

Donald, Ibnu Khaldun sangat dipengaruhi doktrin sufi Al-Ghazali. Tetapi

disisi pembahasan masalah sejarah dan sosial , ia berbeda pandangan dengan

para sufi, dan hal ini membuktikan bahwa Ibnu Khaldun mempunyai sifat

yang rasional dan obyektif.

Ibnu Khaldun berpendapat bahwa dalam dialetika kaum sufi sangat

didominasi oleh idealism dan spiritual, sehingga sulit penerapannya dalam

proses sosial yang nyata. Pendorong utama dialektika sosial menurut Ibnu

Khaldun adalah „Ashabiyah. Ashabiyah mempunyai peranan yang sangat

penting dalam dialektika sosial, seperti kehendak Allah bagi kaum sufi, disini

Ibnu Khaldun tidak menafikkan keterlibatan Allah dalam proses dealektika

sosial, khusus dalam gejala sosial Allah bisa melakukan apa saja sesuai

dengan hukum-hukum sosial, bahkan para Nabi dan Mahdi harus

menyesuaikan dengan Ashabiyah dalam lapangan sosial.

Berdasarkan realita di dunia Islam Ibnu Khaldun menganggap bahwa

khalifah tidak harus dari suku Quraisy dalam setiap ruang dan waktu.

Pernyataan Nabi yang menyebutkan: al-a‟immah min quraisyin. Alas an Nabi

menurut Ibnu Khaldun adalah karena pada saat itu orang Quraisy merupakan

suku yang mayoritas dan terkuat di jazirah Arab. Hal ini membuktikan bahwa

Ibnu Khaldun adalah tokoh ilmuwan muslim yang sangat rasional dalam

memahami doktrin-doktrin Islam.

Page 28: KONSEP PENDIDIKAN PERSPEKTIF IBNU KHALDUN SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1707/1/SKRIPSI FIX..pdf · BAB III KONSEP DASAR PENDIDIKAN PERSPEKTIF IBNU ... Agama Islam

13

Selain dalam bidang sosial politik dan keagamaan, dunia Islam juga

dilanda kemunduran dalam bidang intelektual pada era Ibnu Khaldun para

sarjana pada umumnya menyibukkan diri dengan menafsirkan penemuan

terdahulu dan hanya sedikit dari mereka yang berupaya menghasilkan karya

sendiri, sehingga sangat jarang dijumpai penemuan-penemuan orisinil para

sarjana muslim baik dalam bidang ilmu-ilmu keagamaan, seperti filsafat,

tasawuf, fiqh, teologi maupun ilmu-ilmu eksakta (basic Sciences).

Ibnu Khaldun dalam kitab Muqaddimah-nya menyebutkan nama

penulis Arab pada masanya diantaranya adalah: Ibnu Batutah (1304-1369),

seorang pengembara maroko yang telah melalang dunia, juga al-Umari (w.

1349) ahli ilmu bumi yang berasal dari Mesir dan juga al-Maqrizi (1364-

1442) adalah orang yang mendapat kesempatan duduk dalam kelas yang

diajar Ibnu Khaldun di Universitas Al-Azhar pada tahun 1383.

Pada saat dunia Islam mengalami kemunduran dalam berbagai bidang,

sebaliknya di dunia Barat pada abad ke-14 sedang mengalami masa

kebangkitan (Renaissance). Dimana mereka mengalami kemajuan yang

sangat pesat dalam berbagai bidang diantaranya ilmu pengetahuan, dan

terjadinya revolusi besar-besaran dalam bidang politik dan pemikiran.

Renaissance dalam Dictionary of Philosophy and Religion dijelaskan bahwa:

“Renaissance originally is French word meaning „rebirth‟ or „revival‟.

Applied to the periode of time in Western Europe running from the 14th

trough the 16th

centuries, the term current after Michelet in 1855 and

Burckardt in 1860 used the term in the tles of historical works of France and

Page 29: KONSEP PENDIDIKAN PERSPEKTIF IBNU KHALDUN SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1707/1/SKRIPSI FIX..pdf · BAB III KONSEP DASAR PENDIDIKAN PERSPEKTIF IBNU ... Agama Islam

14

Italy, respectively”. (Renaissance merupakan kata dari bahasa Prancis yang

mempunyai arti “kelahiran kembali”.diterapkan pada periode waktu di Eropa

Barat yang merentang dari abad ke-14 sampai dengan abad ke-16 M. istilah

ini kemudian bergema lagi setelah Michelet pada tahun 1855 dan Burckhardt

pada tahun 1860 menggunakan istilah ini dalam judul karya-karya sejarah

mengenai Perancis dan Italia).

Sedangkan Lorens Bagus dalam kamus filsafatnya mengartikan

Renaissance sebagai berikut: Renaissance merupakan istilah yang

menunjukkan suatu gerakan yang meliputi suatu zaman dimana orang merasa

dilahirkan kembali dalam keberadaban. Zaman Renaissance juga berarti

zaman yang menekankan otonomi dan kedaulatan manusia dalam berpikir,

mengadakan eksplorasi, eksperimen, mengembangkan seni, sastra dan ilmu

pengetahuan di Eropa.

Abad ke-16 juga dianggap sebagai titik balik dari masa kejayaan

filsafat skolastik (abad ke-6 sampai abad ke-13), pada aabad skolastik dunia

Barat didominasi oleh gereja, dengan corak pemikiran yang bersifat

pemaduan akal dan wahyu (agama dan filsafat). Memasuki abad ke-16,

penguasa sipil dan ilmuwan semakin menunjukkan sikap kemandirian dari

gereja.

Demikianlah kehidupan dalam roda perjalanan sejarah, adakalanya

umat islam berada diatas dan adakalanya berada dibawah. Kemajuan di Eropa

banyak berhutang budi pada khazanah ilmu pengetahuan dari umat Islam,

terutama melalui pusat-pusat Islam di Silicia dan Spanyol. Selain Ibnu

Page 30: KONSEP PENDIDIKAN PERSPEKTIF IBNU KHALDUN SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1707/1/SKRIPSI FIX..pdf · BAB III KONSEP DASAR PENDIDIKAN PERSPEKTIF IBNU ... Agama Islam

15

Khaldun para pemikir muslim yang berpengaruh bagi kemajuan Eropa antara

lain: Ibnu Bajah (w. 1138 M), Ibnu Thufail (1304-1377), Ibnu al-Khatib

(1317-1374).

Bangsa Eropa ketika Islam berada dalam kejayaan, masyarakatnya

sangat bodoh dan buta huruf. Mereka belajar di Universitas-universitas yang

didirikan penguasa muslim seperti halnya yang terjadi di Cordova, Selvia,

Malaga, Granada, dan Samananca. Selama belajar inilah, mereka banyak

belajar dan menerjemahkan buku-buku karangan ilmuwan Muslim yang

berpusat di Toledo. (Iqbal, 2015: 517-519).

C. Bertugas di Pemerintahan

Tahap ini dilalui Ibnu Khaldun dalam berbagai tempat, seperti Fez,

Granada, Bougie, Biskara dan lainnya dalam jangka waktu sekitar 32 tahun,

yakni antara tahun 1350-1383 M. pendidikan yang diterima dari ayahnya dan

guru-gurunya sangat mempengaruhi perkembangan intelektualnya. Pada saat

wabah pes telah menyerang belahan dunia Barat dan yang paling

menyedihkan telah menyebabkan orang tuanya dan sebagian guru-gurunya

meninggal dunia, dan yang masih ada mengungsi ke Kota Fez di Maroko.

Untuk mengurangi beban dalam hatinya inilah ibnu khaldun mengalihkan

perhatiannya dengan menghentikan belajarnya dan mengalihkan perhatiannya

pada bidang pemerintahan.

Karir pertama yang dilakukan adalah sebagai Shahahib al-„Allamah

(penyimpanan tanda tangan) pada pemerintahan Abu Muhammad Ibn

Tafrakin di Tunisia dalam usia mendekati 20 tahun. Pekerjaan ini hanya

Page 31: KONSEP PENDIDIKAN PERSPEKTIF IBNU KHALDUN SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1707/1/SKRIPSI FIX..pdf · BAB III KONSEP DASAR PENDIDIKAN PERSPEKTIF IBNU ... Agama Islam

16

dijalani selama 2 tahun. Ibnu Khaldun kemudian berkelana menuju Biskara

pada tahun 1352 M. di kota inilah pada tahun 1353 M Ibnu khaldun menikah

dengan putrid seorang panglima peran dari Bani Hafs, Jendral Muhammad

Ibn al-Hakim.

Pada tahun 1354 M Ibnu Khaldun memiliki karir sebagai sekretaris

kesultanan di Fez Maroko, pada masa pemerintahan Sultan Abu Inan. Tidak

lama menjabat sebagai sekretaris kesultanan, ia dicurigai Abu Inan sebagai

penghianat beserta pangeran Abu Abdillah Muhammad dari Bani Hafiz yang

berusaha melakukan komplotan politik yang menyebabkan ia dipenjara

selama 21 Bulan. Ibnu Khaldun dibebaskan pada saat Abu Salim menjabat

sebagai sultan Maroko. Dengan sultan yang baru ini, Ibnu Khaldun kembali

mendapatkan posisi yang penting dalam pemerintahan. Namun oada tahun

1361 M Abu Salim terbunuh karena intrik politik. Keadaan ini semakin

memojokkan Ibnu Khaldun dan masih dicurigai, maka demi mempertahankan

karirnya sebagai pengamat dan politikus ia berangkat ke Spanyol dan sampai

dan sampai Granada pada 26 Desember 1362.

Pada saat itu Granada dipimpin oleh Muhammad Yusuf bin Ismail bin

al-Ahmar sedangkan wazirnya adalah seorang sastrawan yang terkenal yaitu

Lisanuddin bin al-Khatib. Di Granada, sebagai sekretaris Sultan Abu Salim,

Ibnu Khaldun mendapat smbutan yang sangat baik dari Sultan dan Wazir

Granada. Ia dipercaya menduduki jabatan sebagai sekretaris dan penulis

pidato-pidato sultan.

Page 32: KONSEP PENDIDIKAN PERSPEKTIF IBNU KHALDUN SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1707/1/SKRIPSI FIX..pdf · BAB III KONSEP DASAR PENDIDIKAN PERSPEKTIF IBNU ... Agama Islam

17

Pada tahun 765 H (1362 M) Ibnu Khaldun ditunjuk sultan menjadi

Pedro El Cruel si bengis, untuk mengadakan berbagai perundingan damai

antara Granada dan Sevilla, misi ini pun dilaksanakan dengan sukses.

Penguasa Kristen bahkan berusaha mengajaknya untuk membuka kembali

lahan perkebunan yang dulu milik keluarganya di Sevilla , namun ia

menolaknya. Keberhasilan Ibnu Khaldun ini membuat Raja Muhammad

menyenanginya dan sang Sultan pun memberikan tempat dan kedudukan di

Granada. Sehingga menimbulkan banyak kecemburuan luar biasa di kalangan

perdana menteri Ibn al-Khatib.

Sebagai seorang yang kenyang dengan intrik politik dan kecemburuan

politik Ibnu Khaldun cukup sadar untuk tidak terlibat dengan konflik terbuka

dengan al-Khatib. Ibnu Khaldun tetap mengakui kemampuan sastra

saingannya ini. Sekalipun kontak pribadi keduanya terganggu. Sampai

akhirnya al-Khatib terbunuh di Fez pada tahun 1374 M, sehingga Ibnu

Khaldun berkali-kali mendapatkan tawaran untuk menduduki jabatan politik

dari para amir (Gubernur), dan untuk kesekian kali Ibnu Khaldun berpindah

dari penguasa yang satu kepada penguasa yang lain. (Iqbal,2015: 521-522).

D. Pendidikan Ibnu Khaldun

Ibnu Khaldun memperoleh gelar tambahan yaitu Waliuddin Al Tunisi

Al Hadrowi, merupakan gelar yang diberikan sewaktu dia memangku jabatan

hakim (qodli) di Mesir, pada masa pemerintahan Dzahir Burquq, salah

seorang sultan Mamluk di Mesir, sedangkan tambahan Al Hadrowi berkaitan

dengan nama Negara asalnya yaitu Hadromaut. Disamping gelar di belakang

Page 33: KONSEP PENDIDIKAN PERSPEKTIF IBNU KHALDUN SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1707/1/SKRIPSI FIX..pdf · BAB III KONSEP DASAR PENDIDIKAN PERSPEKTIF IBNU ... Agama Islam

18

namanya masih banyak lagi nama panggilan yang menyatakan tugas dan

kedudukan ilmiah dan status sosial, antara lain; Al Wazir, Al Rois, Al Hajib,

Al Shadrul Kabir, Al Faqihul Jalil, „Allamatul Ummah, dan Jamalul Islam

Wal Muslimin.

Dari nama-nama tambahan di belakang namanya, nampaklah bahwa

Ibnu Khaldun adalah seorang ilmuwan terkemuka pada zamannya yang telah

memperoleh pengakuan dari berbagai kalangan keilmuan, termasuk ilmuan

non muslim.

Dari sekian banyak gelar yang diperolehnya, tentu berdasarkan dari

sikap pribadi dan bimbingan orang tua dan guru-gurunya, serta pengalaman –

pengalaman yang diperolehnya melalui pengembaraan dan bergaul dengan

bermacam-macam suku bangsa dan situasi pemerintahan yang selalu silih

berganti yang dihadapinya. (Siregar,1999: 18-20).

Pada usia yang masih relatif muda, sekitar 18 tahun, Ibnu Khaldun

telah menguasai beberapa disiplin ilmu keislaman yang klasik, termasuk

ilmu-ilmu rasional yang bernuansa kefilsafatan. Meski demikian, semua ini

tidak membuat dia puas, dan berusaha untuk memperluas wawasannya

dengan mempelajari disiplin ilmu lain seperti ilmu politik, sejarah, ekonomi,

geografi dan lain sebagainya. Dengan kapasitas intelektual yang dimilikinya

inillah yang menyebabkan dia mempunyai pendekatan yang berbeda ketika

menganalisa gejala sosial yang terjadi pada manusia dan masyarakat yang

akan memunculkan ilmu-ilmu teoritis dan ilmu-ilmu praktis. Pada aspek

inilah letak kelebihan sekaligus kekurangan Ibnu Khaldun. Pengetahuannya

Page 34: KONSEP PENDIDIKAN PERSPEKTIF IBNU KHALDUN SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1707/1/SKRIPSI FIX..pdf · BAB III KONSEP DASAR PENDIDIKAN PERSPEKTIF IBNU ... Agama Islam

19

yang luas dan bercorak ensiklopedis, namun demikian, dalam sejarah ia tidak

dikenal sebagai orang yang menguasai disiplin ilmu.

Suatu hal yang menarik dari perjalanan hidup dan pengalaman

pengembaraannya,ia dapat merumuskan suatu formula mengenai pendidikan

sebagai hasil dari pengalaman, sebagai seorang sejarah dan sosiolog.

Pendidikan adalah mentransformasikan nilai-nilai dari pengalaman untuk

berusaha mempertahankan eksistensi manusia dalam masyarakat yang

berkebudayaan membutuhkan suatu kemampuan dan keberanian untuk

berbuat dan bertindak yang di dasarkan kepada pengetahuan, pengalaman,

pergaulan, dan sikap mental serta kemandirian yang bisa disebut sebagai

sumber daya manusia yang berkualitas.

Oleh karena itu, konsepsi yang sekarang sedang berkembang dalam

masyarakat kita adalah konsepsi dari Ibnu Khaldun sebagai hasil dari

berbagai pengalaman dan pengembaraannya, untuk dapat hidup dan

memperoleh jabatan dalam situasi yang selalu berganti. (Siregar,1995: 32-

33).

E. Guru-guru Ibnu Khaldun

Ibnu Khaldun sejak kecil sudah menghafal Al-Qur‟an dan

mempelajari tajwid secara baik. Gurunya yang pertama adalah ayahnya

sendiri yang mempunyai kemahiran dalam bidang syar‟i, retorika sya‟ir, dan

filsafat.

Ayahnya yang hidup di Tunisia yang pada waktu itu merupakan pusat

perkumpulan para ulama dan para sastrawan dari Negara-negara Maghribi

Page 35: KONSEP PENDIDIKAN PERSPEKTIF IBNU KHALDUN SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1707/1/SKRIPSI FIX..pdf · BAB III KONSEP DASAR PENDIDIKAN PERSPEKTIF IBNU ... Agama Islam

20

yang hijrah dari Andalusia. Di antara para ulama tersebut ada yang menjadi

guru Ibnu Khaldun, sebagaimana dikemukakan oleh Fathiyyah Hasan

Sulaiman: dia belajar Al-Qur‟an dari mereka, mempelajari dan mendalami ke

tujuh macam cara membaca Qiro‟at Ya‟kub. Penciptanya adalah Ya‟kub bin

Ishak bin Zaid bin Abdillah Al Hadromi Al Bashri (118-205 H). qiro‟at ini

diriwayatkan dengan dua cara. Pertama, riwayat Muhammad bin Al

Mutawakkil yang dikenal dengan Barwis.

Kedua, dari Ruh bin Abdil Mu‟min Al Hudzali. Dia juga mempelajari

ilmu syari‟at, yaitu ilmu tafsir, hadits, ushul, tauhid, dan fiqih bermadzhab

Imam Maliki (madzhab yang masih dan tetap diikuti sebagian kaum muslimin

di Maghribi). Selain itu dia juga mempelajari ilmu bahasa, nahwu, shorf,

balaghoh, dan kesusasteraan. Kemudian ia juga mempelajari logika, filsafat,

serta ilmu fisika dan matematika.

Dalam berbagai karyanya, Ibnu Khaldun mencatat nama-nama

gurunya, menuliskan riwayat hidupnya, meneliti kedudukan mereka dalam

dunia keilmuan dan karya-karya mereka. Guru-gurunya yaitu: Muhammad

bin Sa‟ad bin Burral Al Anshory, Muhammad bin Al „Aroby Al Husyairi,

Muhammad bin Syawas Al Zarzaly, Ahmad bin Al Qosyar, Muhammad bin

Bahr, Muhammad bin Jabir Al Qoisy, Muhammad bin „Abdillah Al Faqih,

Abul Qosyim Muhammad Al Qosir, Muhammad bin „Abdil Salam,

Muhammad bin Sulaiman Al Syathy, Ahmad Al Zawawy, „Abdullah bin

Yusuf bin Ridwan Al Maki, Abu Muhammad bin „Abdillah Muhaimin bin

Page 36: KONSEP PENDIDIKAN PERSPEKTIF IBNU KHALDUN SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1707/1/SKRIPSI FIX..pdf · BAB III KONSEP DASAR PENDIDIKAN PERSPEKTIF IBNU ... Agama Islam

21

„Abdil Muhsimin al Hadromy, dan Abdil Muhammad bin Muhammad Al

Aliby.

Dari sekian banyak guru-gurunya, ada dua orang yang sangat

berpengaruh bagi Ibnu Khaldun, yaitu dalam bidang keilmuan syari‟at,

bahasa, dan filsafat. Mereka adalah Muhammad bin „Abdillah Muhaimin bin

„Abdil Muhaimin Al Hadromy, seorang imam Muhadditsin dan ahli Nahwu

di Maghribi. Kemudian Abu „Abdillah Muhammad bin Ibrahim Al Alibi

dalam bidang ilmu rasional yang disebut juga ilmu-ilmu filsafat, ilmu-ilmu

hukum, logika, metafisika, fisika, ilmu falaq, dan musik.

Buku-buku yang pernah dipelajari Ibnu Khaldun yaitu: Al Lami‟ah fil

Qiro‟at, Al Roiyah fi Rosmil Mushaf, keduanya adalah karangan Al Syatiby,

kemudian Al Tashil fi „ilmi An Nahwy karangan Abu Al Farj Asfahany, Al

Mu‟allaqot, Kitabul Khamsah lil „Alam, Ontology, puisi Abu Tamam dan Al

Mutannabby, kitab-kitab hadits terutama kitab Shohih Muslim dan Al

Muwatto‟ karya imam Maliky Al Taqodlily Ahaditsy Al Muwatto‟ karangan

Ibnu „Abdil Baar, „Ulumul Hadits karangan Ibnu Sholeh, kitab Al Tahdzib

karangan Al Burda‟y, Mukhtashor Mudawwurrohmah kalangan Al Munfiqh

madzhab Maliki. Ibnil Hajib tentang Fiqh dan Ushl, serta Sairu karangan Ibnu

Ishaq.

Dari sekian banyak guru-gurunya dalam menimba ilmu, serta begitu

banyak buku-buku yang sudah pernah dipelajarinya, membuktikan ia adalah

seorang pecinta berbagai ilmu pengetahuan, sehingga ia mendapat perhatian

di kalangan penguasa pada masa itu. (Siregar,1999: 20-24).

Page 37: KONSEP PENDIDIKAN PERSPEKTIF IBNU KHALDUN SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1707/1/SKRIPSI FIX..pdf · BAB III KONSEP DASAR PENDIDIKAN PERSPEKTIF IBNU ... Agama Islam

22

F. Karakter Ibnu Khaldun

Ibnu Khaldun memandang bahwa usaha mendidik yang dilakukan

pendidik adalah pekerjaan yang memerlukan keahlian. Konsekuensi dari

pandangan ini adalah bahwa untuk menjadi seorang pendidik diperlukan

kualifikasi tertentu, antara lain pendidik harus memiliki pengetahuan tentang

perkembangan kerja akal secara bertahap, pendidik juga diruntut untuk

memiliki ilmu metodologi mengajar sesuai dengan perkembangan akal

peserta didik. Seorang pendidik tidak hanya memiliki ilmu yang akan ia

ajarkan, tetai juga harus memiliki ilmu mengajar atau memahami cara

mengajar yang baik, agar tidak membingungkan peserta didik sehingga tujuan

pendidikan tidak terpenuhi.

G. Masa Mendidik dan Menjadi Qadhi

Ibnu Khaldun tinggal di Tunisia selama empat tahun (780-784

H/1378-1382 M) selanjutnya ia merasa hubungannya dengan sultan kurang

harmonis, maka ia meminta izin sultan untuk pergi haji ke Makkah. Ibnu

Khaldun meninggalkan Tunisia pada tahun 784 H/1382 M. dengan naik kapal

menuju Alexandria (Iskandariyah) dan tiba di pelabuhan Alexandria pada

bulan Sya‟ban tahun 784 H. bertepatan dengan bulan November 1382 M.

swdangkan penguasa Mesir pada saat itu adalah sultan al-Zahir Barquq dari

dinasti Mamluk tanpa alas an yang jelas Ibnu Khaldun tidak melanjutkan

perjalanannya ke tanah suci untuk melaksanakan haji, tetapi ia pergi ke Kairo

dan tinggal disana sampai akhir hayatnya.

Page 38: KONSEP PENDIDIKAN PERSPEKTIF IBNU KHALDUN SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1707/1/SKRIPSI FIX..pdf · BAB III KONSEP DASAR PENDIDIKAN PERSPEKTIF IBNU ... Agama Islam

23

Namun belum sampai di Pelabuhan Iskandariyah, badai angin topan

menerjang kapalnya dan menenggelamkan seluruh penumpangnya tidak

terkecuali keluarga Ibnu Khaldun. Ia mencatat dalam bukunya sebagai suatu

peristiwa yang sangat mengharukan. Beliau melukiskan kesedihannya itu

dengan perasaan sedih yang sangat mendalam sebagai berikut: “bertepatan

dengan musibah yang menimpa diriku beserta keluarga dan anak-anakku

yang meninggalkan Al-Maghribi dengan kapal laut, kemudian badai

menimpanya sehingga kapalnya karam di lautan, maka lenyaplah segala yang

ada, tempat tinggal dan anak-anakku. Musibah itu amat berat rasanya untuk

dikeluhkan dan meninggikan keprihatinanku, maka aku berkeinginan keras

untuk keluar dari tugas pekerjaanku.

Pada tahun 1401 M Ibnu Khaldun ditunjuk Sultan Abbas untuk

melakukan perundian kedamaian dengan Timur Lenk (Tamerlane) diluar

dinding Kota Damaskus. Pada masa itu Islam juga digemparkan oleh

serangan Timur Lenk (1331-1405) ke berbagai wilayah Islam. Pertemuan dan

pembicaraan yang terjadi ini merupakan peristiwa dan rekaman sejarah dunia

karena pembicaraan ini dilakukan oleh dua orang yang sangat kontras, yang

satu seorang ilmuwan dan yang satu seorang penakhluk dunia. Keduanya

adalah produk dunia pada abad ke-14 yang masing-masing mempunyai latar

belakang yang snagat berbeda. Pertemuan ini berlangsung selama 35 hari di

Damaskus dan merupakan peristiwa yang sangat penting terakhir yang

dialami Ibnu Khaldun di sepanjang hidupnya. Sekembalinya dari Syiria ia

Page 39: KONSEP PENDIDIKAN PERSPEKTIF IBNU KHALDUN SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1707/1/SKRIPSI FIX..pdf · BAB III KONSEP DASAR PENDIDIKAN PERSPEKTIF IBNU ... Agama Islam

24

melanjutkan profesinya sebagai Hakim Agung Madzhab Maliki hingga

meninggal dunia. (Iqbal,2015: 523-524).

H. Murid-murid Ibnu Khaldun

Ibnu Khaldun mempunyai banyak murid, baik pada waktu ia mengajar

di Universitas Al Qasbah Tunisia maupun pada waktu mengajar di Kairo.

Murid-murid yang ternama antara lain:

1. Sejarawan ulung Taqiyyuddin Ahmad ibnu Ali Al Maqrizi pengarang

buku Al Suluk Li Ma‟rifah Duwal Al Muluk. Pada buku ini, Al Maqrizi

mengungkapkan bahwa guru kami Abu Zaid Abd Al Rahman ibnu

Khaldun dating dari negeri Maghribi dan mengajar di Al Azhar serta

mendapat sambutan baik dari masyarakat.

2. Ibnu Hajar Al „Asqalani, seorang ahli hadits dan sejarawan terkenal (wafat

852 H), dikabarkan bahwa ia sering mengadakan pertemuan dengan Ibnu

Khaldun untuk mendengarkan pelajaran-pelajaran yang berharga tentang

karya-karya Ibnu Khaldun terutama tentang sejarah.

I. Masa Mengarang Kitab

Dengan banyaknya persoalan yang bermunculan Ibnu Khaldun telah

jenuh dan lelah untuk menjauhi kehidupan yang penuh gejolak dan tantangan

ini, naluri kesarjanaannya memaksanya untuk menjauhi kehidupan yang

penuh gejolak dan tantangan ini.

Dalam kondisi demikian Ibnu Khaldun memasuki suatu tahapan dari

kehidupannya yang biasa disebut dengan Khalwat. Masa yang sangat

menentukan keberhasilan Ibnu Khaldun dalam bidang keintelektualan, yang

Page 40: KONSEP PENDIDIKAN PERSPEKTIF IBNU KHALDUN SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1707/1/SKRIPSI FIX..pdf · BAB III KONSEP DASAR PENDIDIKAN PERSPEKTIF IBNU ... Agama Islam

25

dilalui Ibnu Khaldun selama 4 tahun dari 776-780 H/1374-1378 M. masa

Khalwat ini dilakukan disebuah desa kecil yng bernama Qal‟at Ibn Salamah

dirumah Bani Arif. Di tempat inilah Ibnu Khaldun menghabiskan waktunya

untuk studi dan mengarang kitab al-I‟bar atau Tarikh Ibnu Khaldun yang

volume pertamanya diberi judul Muqaddimah, yang pada keluaran pertama

sangatlah digandrungi para ahli sejarah, sosiolog, filosof, dan juga dalam

dunia pendidikan karena ide-ide pemikirannya dinilai orisinil dan

komprehensif. Menurut beberapa keterangan Ibnu Khaldun telah melakukan

percobaan dengan menggabungkan antara agama yang konvensional dengan

filsafat yang rasional.

Pada tahun 780 H/1378 M Ibnu Khaldun dan keluarganya

meninggalkan Qal‟at Ibn Salamah menuju Tunisia. Di Tunisia ia terus

mengadakan revisi karyanya, Al-I‟bar. Naskah aslinya diserahkan kepada

Sultan Abbas pada tahun 784 H/1832 M untuk melengkapi perpustakaannya.

Naskah tersebut terdiri dari kata pengantar, pendahuluan, dan Muqaddimah

Ibnu Khaldun, serta sejarah Maghribi (Babar dan Zanatah), Negara-negara

Arab, sejarah orang-orang Arab sebelum dan sesudah kedatangannya, serta

sejarah Negara-Negara Islam. Naskah ini dikenal dengan Naskah Tunisia.

(Iqbal,2015: 522-523).

J. Karya-karya Ibnu Khaldun

Ibnu Khaldun telah menghasilkan berbagai karya, namun banyak

karyanya yang belum ditemukan ataupun yang tidak diterbitkan sama sekali.

Meski Ibnu Khaldu hidup pada masa dimana peradaban Islam mulai

Page 41: KONSEP PENDIDIKAN PERSPEKTIF IBNU KHALDUN SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1707/1/SKRIPSI FIX..pdf · BAB III KONSEP DASAR PENDIDIKAN PERSPEKTIF IBNU ... Agama Islam

26

mengalami kehancuran, akan tetapi beliau mampu tampil sebagai pemikir

muslim yang kreatif dan melahirkan pemikiran-pemikiran besar dalam

beberapa karyanya.

Karya-karya Ibnu Khaldun yang banyak dibahas ara ahli samai saat

ini ialah al-‟Ibar, Muqaddimah, dan al-Ta‟rif. Sebenarnya kitab Muqaddimah

dan al-Ta‟rif adalah bagian dari kitab al-‟Ibar yang terjadi dari tujuh jilid.

Muqaddimah meruakan pengantar al-„Ibar, dan al-Ta‟rif meruakan bagian

penutupnya. Adapun penjelasan mengenai kitab al‟Ibar yang terdiri dari tujuh

jilid besar tersebut ialah sebagai berikut:

1. Jilid pertama disebut dengan kitab Muqaddimah

Muqaddimah ialah bagian pertama dari kitab al-„Ibar yang

membahas tentang masyarakat dan gejala-gejalanya, seperti:

pemerintahan, kedaulatan, kekuasaan, otoritas, pencaharian, penghidupan,

perdagagan, keahlian, ilmu-ilmu pengetahuan, dan sebab-sebab, serta

alasan-alasan untuk memilikinya. Kitab pengantar yang panjang inilah

yang merupakan inti dari seluruh persoalan yang terdapat dalam kitab al-

„Ibar. Sehingga karya ini dikenal sebagai karya yang monumental dari

Ibnu Khaldun. Walaupun Muqaddimah ini dibedakan dari karya induknya

(al-„Ibar) dan akan dibahas tersendiri.

Muqaddimah merupakan kekayaan yang tidak terkira dalam

warisan intelektual sastra Arab karena pemikiran dan penelitiannya yang

sangat luar biasa serta memuat berbagai metode gejala-gejala sosial dan

sejarahnya, memuat berbagai aspek kehidupan dan juga ilmu pengetahuan.

Page 42: KONSEP PENDIDIKAN PERSPEKTIF IBNU KHALDUN SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1707/1/SKRIPSI FIX..pdf · BAB III KONSEP DASAR PENDIDIKAN PERSPEKTIF IBNU ... Agama Islam

27

Hal tersebut membuat pemikiran Ibnu Khaldun tetap dibicarakan hingga

kini sebagaimana pemikir-pemikir besar lainnya sepanjang masa.

Ibnu Khaldun menyelesaikan penulisan kitab Muqaddimah hanya

dalam waktu lima bulan di Benteng Salamah pada pertengahan 779

H/1377 M, untuk kemudian direvisi, serta melengkapinya dengan berbagai

sejarah bangsa-bangsa. Kitab ini menjadi kajian dan teori canggih yang

menempati posisi tertinggi di antara hasil-hasil pemikiran manusia.

Pada abad ke-15 ketika historiografi Eropa masih begitu

terbelakang dan tidak mengenal konsep-konsep karakter yang

dikemukakan dan dipertahankan Ibnu Khaldun, belum ada buku yang

ditulis seperti Muqaddimah yang membahas semua masalah dan

dikemukakan secara lebih mandiri, untuk membentuk pandangan dasar

para sejarawan modern. Para kritikus Barat menempatkan kitab

Muqaddimah di antara hasil-hasil pemikiran manusia yang paling tinggi

dan paling bernilai.

Pokok-pokok pembahasan didalam kitab Muqaddimah dibagi

menjadi enam bab. Bab-bab tersebut adalah sebagai berikut:

a. Bab pertama membahas peradaban dan kebudayaan umat manusia

secara umum.

b. Bab kedua membahas tentang kebudayaan Badui dan suku-suku yang

lebih beradab, peradaban masyarakat pengembara, bangsa dan kabilah-

kabilah liar, serta kehidupan mereka.

Page 43: KONSEP PENDIDIKAN PERSPEKTIF IBNU KHALDUN SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1707/1/SKRIPSI FIX..pdf · BAB III KONSEP DASAR PENDIDIKAN PERSPEKTIF IBNU ... Agama Islam

28

c. Bab ketiga membahas tentang negara, kerajaan, khilafah, tingkatan

kekuasaan, dan hal-hal lain yang bersangkutan dengan menekankan

filsafat sejarah untuk mengetahui sebab-sebab munculnya kekuasaan

dan sebab-sebab runtuhnya suatu negara.

d. Bab keempat membahas berbagai hal tentang wilayah-wilayah pedesaan

dan perkotaan, kondisi yang ada, berbagai peristiwa yang terjadi, dan

hal-hal utama yang harus diperhatikan.

e. Bab kelima membahas berbagai hal tentang sisi perekonomian negara,

mata pencaharian, ekonomi, perdagangan dan industri.

f. Bab keenam membahas berbagai jenis ilmu pengetahuan, pengajaran

dan metode-metodenya, serta berbagai aspek yang berkaitan dengan

masalah tersebut dalam tradisi Arab.

Dari pembagian-pembagian bab diatas, terlihat jelas betapa luas dan

beragamnya bidang kajian yang dihasilkan oleh Ibnu Khaldun dalam

kitabnya Muqaddimah, yang ditujukan untuk mengkritik sejarah dalam

upaya menemukan hukum-hukum sejarah yang terkait dengan kehidupan

sosial-politik.

2. Jilid ke-2 hingga ke-5 disebut dengan kitab al-„Ibar

Al-„Ibar merupakan karya utama bagi Ibnu Khaldun. Adapun judul

asli dari kitab al-„Ibar yaitu, Kitab al-„Ibar wa Diwan al-Mubtada‟ wa al-

Khabar fi Ayyam al-„Arab wa al-„Ajam wa al-Babar wa man Asharum min

Dzawi as-Sulthani al-Akbar (kitab pelajaran dan arsip sejarah zaman

permulaan dan zaman akhir yang mencakup peristiwa politik mengenai

Page 44: KONSEP PENDIDIKAN PERSPEKTIF IBNU KHALDUN SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1707/1/SKRIPSI FIX..pdf · BAB III KONSEP DASAR PENDIDIKAN PERSPEKTIF IBNU ... Agama Islam

29

orang-orang Arab, non Arab, dan Barbar, serta raja-raja besar yang semasa

dengan mereka). Karena judul kitab tersebut terlalu panjang, sehingga

dalam berbagai referensi pada umumnya sering disebut dengan kitab al-

„Ibar atau Tarekh Ibn Khaldun.

Kitab al-„Ibar diselesaikan Ibnu Khaldun ketika bermukim di Qal‟ah

ibn Salamah, daerah al-Jazair. Beliau memulai hidup baru ditengah

kesunyian padang pasir tersebut dengan menghabiskan waktu selama

empat tahun (776-780 H) dan berkonsentrasi dalam menulis al-„Ibar

sebagai suatu karya sosio-historis yang terkenal.

Kitab kedua yang terdiri dari empat jilid ini menguraikan tentang

sejarah bangsa Arab, generasi-generasi dan dinasti-dinastinya sejak

kelahiran Ibnu Khaldun. Di samping itu juga berisi tentang sejarah

beberapa bangsa yang terkenal pada saat itu dan orang-orang besar beserta

dinasti-dinastinya, seperti bangsa Pontian, Syria, Persia, Yahudi (Israel),

Koptik (Mesir), Yunani, Romawi, Turki, dan Franka (orang-orang Eropa)

hingga abad ke-8 H/14 M.

3. Jilid ke-6 dan ke-7 disebut dengan kitab al-Ta‟rif

Kitab ketiga yang terdiri dari dua jilid ini berisi tentang sejarah bangsa

Barbar dan suku-suku yang termasuk di dalamnya, seperti suku Zanata,

Nawatah, Mashmudah, Baranis, serta asal-usul dan generasi-generasinya.

Selanjutnya, Ibnu Khaldun membahas tentang sejarah dinasti yang ada

pada masanya, seperti Dinasti Bani Hafis, Dinasti Bani „Abdul Wadd, dan

Dinasti Bani Marin (Mariyin). Pembahasan terakhir dari kitab ini adalah

Page 45: KONSEP PENDIDIKAN PERSPEKTIF IBNU KHALDUN SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1707/1/SKRIPSI FIX..pdf · BAB III KONSEP DASAR PENDIDIKAN PERSPEKTIF IBNU ... Agama Islam

30

tentang Ibnu Khaldun yang berbicara tentang dirinya sendiri. Beliau

menyelesaikan penulisan kitab ini pada awal tahun 797 H. kitab ini

berjudul al-Ta‟rif bi Ibn Khaldun, Mu‟allif Hadza al-Kitab (perkenalan

dengan Ibnu Khaldun, pengarang kitab ini). Kitab ini kemudian direvisi

dan dilengkapi dengan hal-hal baru hingga akhir 808 H, beberapa bulan

sebelum beliau wafat. Dengan demikian, karya itu menjadi lebih tebal dan

berganti judul menjadi al-Ta‟rif bi Ibn Khaldun Mu‟allif Hadza al-Kitab

wa Rihlatuh Gharban wa Syarqan (perkenalan dengan Ibnu Khaldun,

pengarang kitab ini dan perjalanannya ke Timur dan Barat).

Tiga karya diatas (terutama Muqaddimah) menjadikan Ibnu Khaldun

sebagai salah satu ilmuan dunia, yang pemikirannya terus mengembara

dan berpengaruh hingga kini. Disamping ketiga karya tersebut, beberapa

referensi menyebutkan bahwa Ibnu Khaldun memiliki karya-karya lain,

seperti:

1. Lubab al-Muhashshal fi Ushul al-Din, yaitu ikhtisar terhadap al-

Muhashshal Imam Fakhruddin al-Razi (534-606 H) yang berbicara

tentang teologi skolastik.

2. Syifa‟ al-Sail li Tahzib al-Masail, yang ditulis oleh Ibnu Khaldun ketika

berada di Fez dan membahas tentang uraian mengenai tasawuf dan

hubungannya dengan ilmu jiwa serta masalah syariat (fiqh).

3. Burdah al-Bushairi

Page 46: KONSEP PENDIDIKAN PERSPEKTIF IBNU KHALDUN SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1707/1/SKRIPSI FIX..pdf · BAB III KONSEP DASAR PENDIDIKAN PERSPEKTIF IBNU ... Agama Islam

31

4. Buku kecil sekitar 12 halaman yang berisikan keterangan tentang negeri

Maghribi atas permintaan Timur Lenk ketika mereka bertemu di Syria.

(Martha, 2015).

K. Corak Pemikiran Ibnu Khaldun

Untuk mengetahui corak pemikiran Ibnu Khaldun kita tidak akan

pernah lepas dari aspek historis yang melingkupinya, dan yang jelas

pemikiran Ibnu Khaldun tidak bisa lepas dari akar pemikiran Islamnya.

Menurut M. Iqbal bahwa seluruh semangat Muqaddimah Ibnu Khaldun

adalah manifestasi pemikiran Ibnu Khaldun yang diilhami dari Al-Qur‟an dan

hadits. Dengan demikian tulisan Ibnu Khaldun dapat dinilai sebagai suatu

kecenderungan tergantung latar belakang lingkungannya.

Sebagai filosof muslim, pemikiran Ibnu khaldun sangatlah rasional

dan banyak berpegang pada logika. Hal ini sangat dimungkinkan sebab

semasa mudanya Ibnu Khaldun pernah belajar filsafat. Menurut Toto Suharto,

Filsafat Al-Ghazali (1058-111 M) dan Ibnu Rusyd (1126-1198 M) lah yang

melatar belakangi pola pemikiran filsafat Ibnu Khaldun. Padahal dalam

perjalanan sejarah kedua tokoh ini memiliki orientasi yang berlawanan, Al-

Ghazali menentang logika, sedangkan Ibnu Khaldun masih menghargainya

sebagai metode yang dapat melatih seseorang berfikir sistematis. Dalam

masalah hubungan filsafat dan agama Ibnu Khaldun terinspirasi dari Ibnu

Rusyd, bahkan pemikiran Ibnu Khaldun dituding merupakan kelanjutan dari

pemikiran Ibnu Rusyd. Tetapi dalam posisi lain Ibnu Khaldun berbeda

Page 47: KONSEP PENDIDIKAN PERSPEKTIF IBNU KHALDUN SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1707/1/SKRIPSI FIX..pdf · BAB III KONSEP DASAR PENDIDIKAN PERSPEKTIF IBNU ... Agama Islam

32

pandangan dengan Ibnu Rusyd, dalam hal ini bisa dilihat bahwa Ibnu

Khaldun berhasil menyatukan filsafat Al-Ghazali dan Ibnu Rusyd. Dengan

sintesis ini Ibnu Khaldun berhasil membangun corak pemikiran yang baru

yaitu rasionalistik-sufistik.

Pandangan Ibnu Khaldun mengenai pendidikan Islam berpijak pada

pendekatan filosofis-empiris. Dengan pendekatan ini memberikan arah baru

bagi pola pemikiran visi pendidikan Islam secara ideal dan praktis. Menurut

Andi Hakim pantas dijadikan Sains Falsafiyah yang dikembangkan oleh

Francis Bacon (1561-1626 M) dua setengah abad kemudian. Dan sebagai

seorang ilmuwan Ibnu Khaldun telah berhasil membuat pemikiran sintesa

antar aliran pemikiran idealis dan aliran realisme. Antara dedukasi dan

induksi dan perpaduan metode inilah yang disebut dengan metode ilmiah.

Dan ini membuktikan bahwa pola pemikiran Ibnu Khaldun sangatlah bisa

dikatakan “modern” pada zamannya.

Menurut Muhammad Iqbal, Ibnu Khaldun adalah satu-satunya muslim

yang telah memasuki dunia Tasawuf yang sepenuhnya berjiwa ilmiah. Hal ini

bisa dilihat dengan jabatan yang pernah diembannya sebagai Hakim Agung

Madzhab Maliki di Mesir selama beberapa kali. Beliau adalah seorang

muslim yang taat, bahkan menurut Fuad Baali dan Ali Wardi, Ibnu Khaldun

memiliki kecenderungan sufistik yang sangat kuat, karena telah dipengaruhi

doktrin sufi. Hal ini bisa dilihat dari Al-Muqaddimah Ibnu Khaldun selalu

diiringi nama Allah yang ayat-ayat Al-Qur‟an yang sesuai dengan

Page 48: KONSEP PENDIDIKAN PERSPEKTIF IBNU KHALDUN SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1707/1/SKRIPSI FIX..pdf · BAB III KONSEP DASAR PENDIDIKAN PERSPEKTIF IBNU ... Agama Islam

33

pembahasannya. Dan setiap penutup pasal selalu diiringi dengan ayat Al-

Qur‟an baik pendek maupun panjang.

Semua gaya dan corak pemikiran Ibnu Khaldun diatas, baik sebagai

ilmuwan, seorang filosof, maupun agamawan yang terbentuk dari hasil

kondisi sosio-kultural yang ada pada masanya. Corak pemikiran yang

rasionalistik-empiris-sufistik kiranya telah menjadi dasar pijakan dalam

membangun konsep-konsep teorinya mengenai pendidikan. (Iqbal, 2015:

526-527).

L. Wafatnya Ibnu Khaldun

Ibnu Khaldun menjunjung tinggi ilmu pengetahuan dan tidak

meremehkan sejarah. Ia adalah seorang peneliti yang tak kenal lelah dengan

dasar ilmu dan pengetahuan yang luas. Ia selalu memperhatikan komunitas-

komunitas masyarakat. Selain seorang pejabat penting, ia pun seorang penulis

yang produktif. Ia menghargai tulisan-tulisan yang telah ia buat. Bahkan

ketidaksempurnaan dalam tulisannya ia lengkapi dan ia perbaharui dengan

memerlukan waktu dan kesabaran. Sehingga karyanya benar-benar

berkualitas, yang di adaptasi oleh situasi dan kondisi.

Karena pemikiran-pemikirannya yang briliyan Ibnu Khaldun

dipandang sebagai peletak dasar ilmu-ilmu sosial dan politik islam. Dasar

pendidikan Al-Qur‟an yang diterapkan oleh ayahnya menjadikan Ibnu

Khaldun mengerti tentang Islam, dan giat mencari ilmu selain ilmu-ilmu

keislaman. Sebagai muslim dan hafidz Al-Qur‟an, ia menjunjung tinggi akan

kehebatan Al-Qur‟an. Sebagaimana dikatakan olehnya, “ketahuilah bahwa

Page 49: KONSEP PENDIDIKAN PERSPEKTIF IBNU KHALDUN SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1707/1/SKRIPSI FIX..pdf · BAB III KONSEP DASAR PENDIDIKAN PERSPEKTIF IBNU ... Agama Islam

34

pendidikan Al-Qur‟an termasuk syiar agama yang diterima oleh umat Islam

di seluruh dunia Islam. Oleh karena itu pendidikan Al-Qur‟an dapat meresap

kedalam hati dan memperkuat iman. Dan pengajaran Al-Qur‟an pun patut

diutamakan sebelum mengembangkan ilmu yang lain. Ibnu Khaldun wafat di

Kairo Mesir pada saat bulan suci Ramadhan, tepatnya pada tanggal 25

Ramadhan 808 H/19 Maret 1406 M (Iqbal,2015: 519).

Page 50: KONSEP PENDIDIKAN PERSPEKTIF IBNU KHALDUN SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1707/1/SKRIPSI FIX..pdf · BAB III KONSEP DASAR PENDIDIKAN PERSPEKTIF IBNU ... Agama Islam

35

BAB III

KONSEP PENDIDIKAN MENURUT IBNU KHALDUN

A. Pendidikan

Pendidikan sangat penting dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan.

Sifatnya mutlak, baik dalam kehidupan seseorang, keluarga, maupun bangsa

dan negara. Maju mundurnya suatu bangsa banyak ditentukan oleh maju

mundurnya pendidikan bangsa itu. Pendidikan adalah usaha yang dijalankan

oleh seseorang atau sekelompok orang lain agar menjadi dewasa atau

mencapai tingkat hidup dan penghidupan yang lebih tinggi dalam arti mental

( Sudirman, dkk, 1989: 3-4).

Pengertian pendidikan menurut para ahli (pendidikan) yaitu:

1. Langeveld

Pendidikan adalah setiap usaha, pengaruh, perlindungan dan

bantuan yang diberikan kepada anak yang tertuju kepada pendewasaan

anak itu, atau lebih tepat membantu anak agar cukup cakap

melaksanakan tugas hidupnya sendiri (Maunah, 2009: 4).

2. Ki Hajar Dewantara

Pendidikan adalah tuntunan di dalam hidup tumbuhnya anak-anak,

dalam arti, menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak

itu, agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat

dapatlah mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya

(Hisbullah, 2009: 4).

Page 51: KONSEP PENDIDIKAN PERSPEKTIF IBNU KHALDUN SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1707/1/SKRIPSI FIX..pdf · BAB III KONSEP DASAR PENDIDIKAN PERSPEKTIF IBNU ... Agama Islam

36

Dari beberapa pendapat tersebut penulis dapat menyimpulkan bahwa

pendidikan yaitu sebuah usaha yang disengaja yang diberikan kepada

seseorang agar menjadi dewasa dan upaya untuk mencerdaskan anak bangsa

dengan berbagai cara agar menjadi anak yang memiliki kepribadian utama,

berpendidikan dan berakhlak mulia melalui bimbingan, pengajaran, pelatihan,

dan pengembangan.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dijelaskan bahwa karakter

adalah sifat atau ciri kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan

seseorang dari yang lain, tabiat dan watak. Dengan demikian karakter adalah

cara berpikir dan berperilaku yang menjadi ciri khas tiap individu untuk

hidup dan bekerjasama, baik dalam lingkup keluarga, masyarakat bangsa, dan

negara. Individu yang berkarakter baik adalah individu yang bisa membuat

keputusan dan bisa mempertanggungjawabkan tiap akibat dari keputusan

yang ia buat (Damayanti, 2014: 11).

Karakter merupakan sebuah pola, baik itu pikiran, sikap, maupun

tindakan, yang melekat pada diri seseorang dengan sangat kuat dan sulit

dihilangkan. Karakter merupakan bentuk kegiatan manusia yang bersifat

mendidik, yang bertujuan untuk membentuk penyempurnaan individu dan

melatih agar menjadi individu yang lebih baik (Munir,2010: 3).

Dari pengertian di atas karakter adalah sifat-sifat yang dimiliki

seseorang yang melekat dalam diri dan menjadi ciri khas tersendiri seperti

budi pekerti, akhlak, watak, yang membedakan seseorang dengan orang lain,

seperti karakter santri yang berbeda-beda antara santri satu dengan santri

Page 52: KONSEP PENDIDIKAN PERSPEKTIF IBNU KHALDUN SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1707/1/SKRIPSI FIX..pdf · BAB III KONSEP DASAR PENDIDIKAN PERSPEKTIF IBNU ... Agama Islam

37

lainnya. Setiap santri memiliki karakter yang berbeda dalam kegiatan sehari-

hari misalnya: disiplin beribadah, disiplin belajar dan disiplin waktu.

Pendidikan karakter, menurut Ratna Megawangi (2004: 95), sebuah

usaha untuk mendidik anak-anak agar dapat mengambil keputusan dengan

bijak dan mempraktikannya dalam kehidupan sehari-hari, sehingga mereka

dapat memberikan konstribusi yang positif kepada lingkungannya.

Definisi lainnya dikemukakan oleh Fakry Gaffar (2010:1), yaitu

sebuah proses transformasi nilai-nilai kehidupan untuk ditumbuh

kembangkan dalam kepribadian seseorang sehingga menjadi satu dalam

perilaku kehidupan orang itu. Dalam definisi itu ada tiga ide pikiran penting

yaitu:

1. proses transformasi

2. ditumbuh kembangkan dalam kepribadian, dan

3. menjadi satu dalam perilaku.

Adapun definisi pendidikan karakter sebagai pembelajaran yang

mengarah pada penguatan dan pengembangan perilaku anak secara utuh yang

didasarkan pada suatu nilai tertentu yang dirujuk oleh sekolah. Definisi ini

mengandung makna:

1. pendidikan karakter merupaka pendidikan yang terintegrasi dengan

pembelajaran yang terjadi pada semua mata pelajaran.

2. Diarahkan pada penguatan dan pengembangan perilaku anak secara utuh.

Asumsinya anak merupakan organisme manusia yang memiliki potensi

untuk dikuatkan dan dikembangkan.

Page 53: KONSEP PENDIDIKAN PERSPEKTIF IBNU KHALDUN SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1707/1/SKRIPSI FIX..pdf · BAB III KONSEP DASAR PENDIDIKAN PERSPEKTIF IBNU ... Agama Islam

38

3. Panguatan dan pengembangan perilaku didasari oleh nilai yang di rujuk

sekolah atau lembaga (Kesuma,dkk, 2012:5-6).

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa penidikan

karakter adalah segala usaha yang dapat dilakukan untuk mempengaruhi

karakter seseorang, sehingga ia dapat memahami, memperhatikan, memiliki

nilai etika yang baik dan dapat berfikir dan berperilaku yang menjadi ciri

khas tiap individu untuk hidup dan bekerja sama baik dalam lingkungan

keluarga, masyarakat, bangsa maupun negara.

Dalam kitab Muqaddimah (Thoha,1986: 527), Ibnu Khaldun tidak

memberikan definisi pendidikan secara jelas, ia hanya memberi gambaran-

gambaran secara umum, seperti:

“barang siapa tidak terdidik oleh orang tuanya, maka akan terdidik oleh

zaman”. Maksudnya, barang siapa tidak terdidik oleh tata karma yang

dibutuhkan melalui orang tua, maka mereka akan mempelajarinya dengan

bantuan alam. Pendidikan tidak hanya proses belajar mengajar, tetapi

pendidikan adalah suatu proses, dimana manusia secara sadar menangkap,

menyerap, dan menghayati peristiwa-peristiwa alam sepanjang zaman, atau

zaman yang akan mengajarinya”. Rumusan pendidikan yang dikemukakan

oleh Ibnu Khaldun merupakan hasil dari berbagai pengalaman yang

dilaluinya sebagai seorang ahli filsafat sejarah, dan sosiologi yang mencoba

menghubungkan antara konsep dan realita.

Page 54: KONSEP PENDIDIKAN PERSPEKTIF IBNU KHALDUN SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1707/1/SKRIPSI FIX..pdf · BAB III KONSEP DASAR PENDIDIKAN PERSPEKTIF IBNU ... Agama Islam

39

Jadi pendidikan menurut Ibnu Khaldun tidak hanya proses belajar

mengajar di dalam ruangan (formal) tetapi pendidikan juga dapat terjadi pada

suatu kebiasaan, pengalaman, dan lingkungan disekitarnya.

B. Pendidik Menurut Ibnu Khaldun

Pendidik dalam pandangan Ibnu Khaldun haruslah orang yang

berpengetahuan luas, dan mempunyai kepribadian yang baik. Karena

pendidik selain sebagai pengajar di dalam kelas, pendidik juga harus bisa

menjadi contoh atau suri tauladan bagi peserta didiknya. Ibnu Khaldun

menganjurkan agar para guru bersikap dan berperilaku penuh kasih sayang

kepada peserta didiknya, mengajari mereka dengan sikap lembut dan saling

pengertian, tidak menerapkan perilaku keras dan kasar, sebab sikap demikian

dapat membahayakam peserta didik, bahkan dapat merusak mental mereka,

peserta didik bisa menjadi berlaku bohong, malas dan bicara kotor, serta

berpura-pura, karena didorong rasa takut dimarahi guru atau takut dipukuli.

Dalam hal ini, keteladanan guru yang merupakan keniscayaan dalam

pendidikan, sebab para peserta didik menurut Ibnu Khaldun lebih mudah

dipengaruhi dengan cara peniruan dan peneladanan serta nilai-nilai luhur

yang mereka saksikan, daripada yang dapat dipengaruhi oleh masehat,

pengajaran atau perintah-perintah. (Muhsoni,2012: 1).

Jadi hal yang harus dimiliki pendidik adalah guru harus profesional

(terdidik dengan baik, terlatih dengan baik, dan digaji), guru harus memiliki

bakat, dan guru harus tau perkembangan psikologis dan kemampuan daya

Page 55: KONSEP PENDIDIKAN PERSPEKTIF IBNU KHALDUN SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1707/1/SKRIPSI FIX..pdf · BAB III KONSEP DASAR PENDIDIKAN PERSPEKTIF IBNU ... Agama Islam

40

serap peserta didik, dan guru harus berperilaku baik, karena peserta didik

lebih mudah meniru daripada apa yang ia lihat.

C. Peserta Didik Menurut Ibnu Khaldun

Ibnu Khaldun berpendapat bahwa manusia bukan merupakan produk

nenek moyangnya, akan tetapi produk sejarah, lingkungan sosial, lingkungan

alam, adat istiadat. Karena itu, lingkungan sosial merupakan pemegang

tanggung jawab sekaligus memberikan corak perilaku seorang manusia.

Manusia sebagai makhluk yang berbeda dengan berbagai makhluk lainnya,

karena manusia mempunyai akal. Lewat kemampuan berpikirnya itu manusia

tidak hanya membuat kehidupannya sehingga mampu melahirkan ilmu

(pengetahuan) dan teknologi, tetapi juga menaruh perhatian terhadap berbagai

cara guna memperoleh makna hidup. Proses-proses semacam ini yang

melahirkan peradaban pada bagian lain. Dalam proses belajar atau menuntut

ilmu pengetahuan, manusia disamping harus sungguh-sungguh juga harus

memiliki bakat. Peserta didik adalah anak yang sedang tumbuh dan

berkembang baik secara fisik dan psikologis untuk mencapai tujuan

pendidikan. Hal yang harus dimiliki oleh peserta didik adalah sebagai berikut:

1. Peserta didik harus sering berdiskusi dan berdebat.

2. Peserta didik tidak dianjurkan untuk bergantung pada teks dan

kesimpulan-kesimpulan dari suatu ilmu pengetahuan.

3. Peserta didik harus mandiri (khuzainullah,2014: 01).

Jadi, peserta didik adalah seseorang yang sedang tumbuh dan

berkembang baik secara fisik dan psikologis, yang dapat mempengaruhi pola

Page 56: KONSEP PENDIDIKAN PERSPEKTIF IBNU KHALDUN SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1707/1/SKRIPSI FIX..pdf · BAB III KONSEP DASAR PENDIDIKAN PERSPEKTIF IBNU ... Agama Islam

41

pikir dan tumbuh kembang seseorang yaitu pada lingkungan sosialnya, maka

dari itu peserta didik harus diberi bimbingan dan arahan yang baik agar ia

menjadi manusia yang di ridhoi Allah.

D. Tujuan Pendidikan Menurut Ibnu Khaldun

Adapun tujuan pendidikan yang dikemukakan oleh Ibnu Khaldun,

diantaranya sebagai berikut:

1. Memberikan kesempatan kepada pikiran untuk aktif bekerja, karena

aktivitas ini sangat penting bagi kematangan individu agar mendapatkan

faedah bagi masyarakat.

2. Menyiapkan seseorang dari segi keagamaan, akhlak,sosial, pekerjaan,

pemikiran, dan kesenian.

3. Memperoleh berbagai ilmu pengetahuan, sebagai alat untuk membantunya

hidup dengan baik di dalam masyarakat yang maju dan berbudaya.

4. Memperoleh lapangan pekerjaan, yang digunakan untuk memperoleh

rezeki (Siregar,1999: 41).

Jadi tujuan pendidikan yaitu membentuk seseorang agar menjadi lebih

baik dalam segi agama, akhlak, sosial, dan memperoleh ilmu pengetahuan

yang luas agar dapat mendapatkan pekerjaan yang layak untuk memperoleh

rezeki.

E. Pandangan Mengenai Kurikulum

Pengertian kurikulum pada masa Ibnu Khaldun masih sebatas maklumat dan

dan pengetahuan yang dikemukakan oleh guru masih sebatas kitab-kitab

tradisional yang dikaji oleh peserta didik. Pemikiran Ibnu Khaldun tentang

Page 57: KONSEP PENDIDIKAN PERSPEKTIF IBNU KHALDUN SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1707/1/SKRIPSI FIX..pdf · BAB III KONSEP DASAR PENDIDIKAN PERSPEKTIF IBNU ... Agama Islam

42

kurikulum dapat dilihat dari epistimologinya. Menurutnya, ilmu pengetahuan

dalam kebudayaan umat Islam dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu: ilmu

pengetahuan syari‟at dan ilmu pengetahuan filosofis. Ilmu pengetahuan

syari‟at dan filosofis merupakan ilmu pengetahuan yang ditekuni manusia

(peserta didik) dan saling berinteraksi, baik dalam proses memperoleh atau

proses mengajarkannya (Iqbal,2015: 529-530).

Jadi kurikulum pada zaman dahulu hanya mencakup pada kitab-kitab

yang dikaji oleh peserta didik saja, dan ilmu pengetahuan pada saat itu hanya

dibagi menjadi dua bagian.

F. Materi Pendidikan Menurut Ibnu Khaldun

Dalam hal materi pendidikan, Ibnu Khaldun berpendapat bahwa ilmu

pengetahuan yang dikenal umat manusia terdiri atas:

1. Ilmu pengetahuan yang dipelajari karena faedah ilmu itu sendiri seperti,

ilmu-ilmu agama (syari‟at) yakni tafsir, hadits, fiqh, dan ilmu kalam,

ilmu alam, dan sebagian filsafat yang berhubungan dengan keutuhan.

2. Ilmu-ilmu yang merupakan alat untuk mempelajari ilmu golongan yang

pertama yakni ilmu bahasa Arab, ilmu hitung dan ilmu lainnya yang

membantu mempelajari agama serta logika yang membantu mempelajari

filsafat (Iqbal, 2015: 530).

Jadi materi pendidikan adalah ilmu pengetahuan yang memberikan

manfaat bagi peserta didik yang di dalam ilmu tersebut terdapat ilmu agama,

eksak, serta ilmu lain.

Page 58: KONSEP PENDIDIKAN PERSPEKTIF IBNU KHALDUN SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1707/1/SKRIPSI FIX..pdf · BAB III KONSEP DASAR PENDIDIKAN PERSPEKTIF IBNU ... Agama Islam

43

G. Metode Pendidikan Menurut Ibnu Khaldun

Ibnu Khaldun menjelaskan bahwa ilmu pengetahuan bisa diperoleh

dengan cara:

1. Berpikir (Tafakur)

Yakni aplikasi akal untuk membuat analisa dan sintesa melalui

alat indra (pendengaran, penglihatan, penciuman, dan perasaan). Proses

berpikir ini sebagai af‟idah (jama‟ fu‟ad). Adapun tingkatan berpikir:

a. Manusia adalah makhluk yang berbeda dengan makhluk lainnya,

manusia diberi akal agar mampu berpikir, sehingga dapat mengatur

tindakan-tindakannya secara tertib, bentuk pemikiran semacam ini

adalah persepsi yang bisa membedakan manusia tentang segala

sesuatu yang bermanfaat baginya dan yang mencelakai dirinya (al-

aql at-tamyizi/pembeda).

b. Pikiran yaitu hal yang melengkapi pengetahuan manusia dan

perilaku yang dibutuhkan dalam pergaulan. Pemikiran ini

kebanyakan berupa apersepsi (tashdiqat), yang dicapai secara

bertahap melalui pengalaman sehingga benar-benar dirasakan

manfaatnya (al-aql tajribi) dengan ide-ide yang dimanfaatkan untuk

memperoleh ilmu/akal eksperimental.

c. Pikiran yaitu hal yang melengkapi manusia dengan pengetahuan

(ilm) dan dugaan/hipotesis (dzan) mengenai sesuatu yang berada di

belakang persepsi indera tanpa tindakan praktis yang menyertainya

(al-aql an-Nadzari).

Page 59: KONSEP PENDIDIKAN PERSPEKTIF IBNU KHALDUN SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1707/1/SKRIPSI FIX..pdf · BAB III KONSEP DASAR PENDIDIKAN PERSPEKTIF IBNU ... Agama Islam

44

Jika ketiga tingkatan berpikir ini menyatu dalam dirinya, manusia

akan mencapai kesempurnaan, sebagai manusia yang berintelektual, murni

mempunyai jiwa-jiwa yang perseptif atau disebut sebagai realitas manusia

(haqiqah al-insaniyah). Dari kemampuan perpikir, hal yang membedakan

manusia dengan makhluk lainnya adalah pikiran, dan pikiran inilah

anugerah yang paling tinggi dari Allah, sebab jika manusia mampu

menggunakannya dengan baik maka ia bisa mempertahankan

eksistensinya, berkarya, merekayasa, segala sesuatu untuk kepentingan dan

kebutuhan manusia. Dengan ketiga tingkatan cara memperoleh ilmu

pengetahuan tersebut, Ibnu Khaldun membagi ilmu pengetahuan menjadi 2

kategori: Al-Ulum al-Naqliyah dan Al-Ulum al-Aqliyyah. Al-Ulum al-

Naqliyah tekstual (berdasarkan otoritas syariat) bersifat mutlak, akal tidak

mendapat tempat. Ilmu-ilmu ini mencakup ilmu tafsir, ilmu hadits, ilmu

qira‟atilmu ushul fiqh dan fiqh, ilmu kalam, ilmu tasawwuf, dan berbagai

ilmu alam yang menyertainya. Sedangakan Al-Ulum al-Aqliyyah

(rasional/bersifat alami/thabi‟i) diperoleh manusia melalui kemampuan

berpikirnya, inilah ilmu-ilmu hikmah filsafat yang menjadi tempat indah

dalam peradaban manusia. Ilmu-ilmu ini mencakup ilmu logika, fisika,

metafisika, dan matematika.

2. Keragu-raguan (skeptisme)

Yakni ragu-ragu akan sesuatu hal. Karena pada hakikatnya

manusia itu bodoh, ia menjadi berilmu melalui aktifitas pembelajaran

terhadap pengetahuan. Sudah wataknya bahwa manusia itu bodoh karena

Page 60: KONSEP PENDIDIKAN PERSPEKTIF IBNU KHALDUN SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1707/1/SKRIPSI FIX..pdf · BAB III KONSEP DASAR PENDIDIKAN PERSPEKTIF IBNU ... Agama Islam

45

keragu-raguan yang ada pada ilmunya, maka ia berilmu melalui pencarian

pengetahuan dan kemahiran (pengalaman), dia mencapai obyek yang

dicarinya dengan pikirannya yang berdasarkan syarat-syarat imitative

(peniruan).

Ilmu pengetahuan dan pengajaran merupakan hal yang dialami

peradaban manusia. Sebab manusia adalah makhluk yang memiliki indera,

gerak, manusia juga membutuhkan makanan, tempat berlindung dan

lainnya, hal yang membedakan manusia dengan hewan yaitu pikiran,

dengan pikirannya manusia mampu memenuhi kebutuhannya dengan

kerjasama. Oleh karena itu manusia mampu dan siap menerima perintah

Allah dan Rasul-Nya. Dari pikiran inilah tercipta berbagai ilmu

pengetahuan , ilmunya menjadi ilmu yang special, seseorang tertarik untuk

memperoleh ilmu dan mereka meminta bantuan para ahli sehingga timbul

pengajaran.

3. Pembiasaan (Ta‟wid)

Yakni proses belajar dengan cara pengulangan sampai merasa

bahwa dirinya paham betul dengan ilmu tersebut. Proses pembelajaran ini

bisa kita peroleh dengan mereka yang benar-benar mendalami disiplin

ilmu itu (yang mahir dalam ilmu tersebut) (Iqbal, 2015: 536-538).

Jadi ilmu pengetahuan bisa didapat dengan cara berpikir, mencari,

dan pengulangan terhadap disiplin ilmu. Karena pada hakikatnya manusia

itu bodoh, tetapi manusia diberi akal supaya mampu untuk berpikir,

sehingga ia menjadi seseorang yang cerdas dan dapat memperoleh

Page 61: KONSEP PENDIDIKAN PERSPEKTIF IBNU KHALDUN SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1707/1/SKRIPSI FIX..pdf · BAB III KONSEP DASAR PENDIDIKAN PERSPEKTIF IBNU ... Agama Islam

46

penghidupan yang layak. Hal yang membedakan antara manusia satu

dengan yang lainnya yaitu watak yang dimiliki setiap orang.

Page 62: KONSEP PENDIDIKAN PERSPEKTIF IBNU KHALDUN SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1707/1/SKRIPSI FIX..pdf · BAB III KONSEP DASAR PENDIDIKAN PERSPEKTIF IBNU ... Agama Islam

47

BAB IV

RELEVANSI KONSEP PENDIDIKAN MENURUT IBNU

KHALDUN DENGAN REALITAS PENDIDIKAN ISLAM

KONTEMPORER DI INDONESIA

A. Pendidikan Islam Kontemporer di Indonesia

Dunia akan terus berputar, bergerak dan hal itulah yang membuat

semakin banyak perubahan yang ada dalam dunia ini seorang filsuf dan

matematikawan, Alfred Nourth White menuturkan bahwa alam dengan segala

isinya senantiasa berubah dengan rangkaian peristiwa-peristiwa secara terus

menerus dalam bentuk perubahan yang terarah dan terpadu. Hal yang sama

juga dituturkan oleh seorang filsuf muslim bernama Mull Sandra seorang

filsuf pada tahun 1640 M mengemukakan teori dasarnya Al-barakat al

Jauhariyyah, juga mengemukakan bahwa seluruh dunia fisik maupun psikis

dan dunia imajinasi akan selalu bergerak secara horizontal hingga arketip-

arketip yang tidak bergerak dan bercahaya, selalu dalam gerak dan menjadi

(Fitriah, 2016: 46).

Dengan teori-teori yang dikemukakan diatas dapat diartikan

pembaharuan yang ada dalam kehidupan merupakan sebuah kewajaran

termasuk halnya dengan pendidikan yang dengan perkembangan zaman yang

ada di dunia pendidikan juga semakin kompleks dan beragam, sehingga

memunculkan sistem, isu-isu dan pendidikan kontemporer atau kekinian.

Page 63: KONSEP PENDIDIKAN PERSPEKTIF IBNU KHALDUN SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1707/1/SKRIPSI FIX..pdf · BAB III KONSEP DASAR PENDIDIKAN PERSPEKTIF IBNU ... Agama Islam

48

Di dunia yang semakin mengedepankan akal fikiran ini, manusia

membuat pendidikan yang berlaku pada masa kontemporer ini adalah

pendidikan yang bersifat ilmiah belaka seperti: sains, teknologi, dan lain

sebagainya sehingga pendidikan spiritualitas seperti pendidikan agama Islam

semakin ditinggalkan sehingga membentuk adanya dikotomi dalam sistem

pendidikan.

Menurut Yusuf Qardhawi, dikotomi pendidikan ini lahir dari dunia

Barat, khususnya Eropa yang jauh dari tata nilai dan norma-norma keislaman.

Lain halnya dengan Islam, Islam merupakan agama yang mendorong dan

memotivasi umat manusia untuk senantiasa berada dalam proses belajar

mengajar dan spirit yang mampu melahirkan sebuah peradaban besar yang

dibangun di atas teori dan metode ilmiah, sehingga mampu mengungkap

nilai-nilai peradaban yang humanis untuk diimplementasikan dalam

pergaulan hidup sehari-hari (Zainuddin,2008: 16).

Adanya dikotomi dalam pendidikan menjadikan semakin liberalnya

pemikiran-pemikiran manusia dan liberalisme pemikiran manusia

mengakibatkan pada kecenderungan pemuasan nafsu yang berimbas pada

sesuatu yang buruk dengan semakin bebasnya pemikiran manusia dan tidak

ada kontrol diri berupa ajaran-ajaran dalam pendidikan akan membuat

dampak yang lebih buruk, maka sistem pendidikan kontemporer yang harus

diusung adalah dengan mengintegrasikan pemikiran-pemikiran moderanitas

dengan nilai-nilai spiritualitas supaya arah pendidikan dan tujuan dari

pendidikan Islam terwujud dengan sempurna. Sistem pendidikan modern atau

Page 64: KONSEP PENDIDIKAN PERSPEKTIF IBNU KHALDUN SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1707/1/SKRIPSI FIX..pdf · BAB III KONSEP DASAR PENDIDIKAN PERSPEKTIF IBNU ... Agama Islam

49

kontemporer yang berkembang berbeda dengan sistem pendidikan Islam,

perbedaan tersebut secara prinsipil dapat dilihat dari beberapa aspek

diantaranya:

1. Sistem idiologi, Islam memiliki idiologi tauhid yang bersumber dari Al-

Qur‟an dan As-Sunnah, sedangkan pendidikan modern memiliki berbagai

macam idiologi yang bersumber dari “isme-isme” materialisme,

sosialisme, kapitalisme, dan sebagainya.

2. Sistem pendidikan Islam bersumber dari nilai Al-Qur‟an dan As-Sunnah

sedangkan pendidikan modern bersumber dari nilai lain.

3. Orientasi pendidikan, pendidikan Islam berorientasi pada duniawi dan

ukhrowi, sedangkan pendidikan Barat berorientasi pada duniawi saja.

Sayyid Hossein Nasr membandingkan pendidikan Islam dengan

pendidikan Barat yang modern secara teknis dibedakan oleh beberapa faktor,

diantaranya sebagai berikut:

1. Sistem hubungan guru dengan murid

Dalam pendidikan Islam, pola hubungan ini terjadi kontak batin yang

sangat kuat, sedangkan dalam pendidikan modern sebatas lahiriah.

2. Media penyampaian informasi

Dalam pendidikan Islam dikenal media penyampaian lewat kisah-

kisah teladan yang mengandung kebijaksanaan, hikmah, dan contoh

teladan. Sedangkan dalam pendidikan modern siswa disuguhi kisah-kisah

Page 65: KONSEP PENDIDIKAN PERSPEKTIF IBNU KHALDUN SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1707/1/SKRIPSI FIX..pdf · BAB III KONSEP DASAR PENDIDIKAN PERSPEKTIF IBNU ... Agama Islam

50

kekerasan dari dalam televisi sehingga menumbuhkan perilaku kekerasan

terhadap anak.

3. Kurikulum pendidikan

Dalam sistem pendidikan Islam tradisional dikenal hakiki sains yang

diajarkan, dan sains tertinggi adalah tentang ketuhanan (Tauhid)

sedangkan dalam pendidikan modern yang dikenalkan adalah sains-sains

suci dan sains profan.

4. Tujuan pendidikan

Tujuan akhir pendidikan Islam adalah mengenal Allah dan

mendekatkan diri kepada-Nya, sedangkan dalam pendidikan modern

adalah tidak ada orientasi transendental dalam misi pendidikan.

(Zainuddin,2008: 38).

Dari berbagai pandangan perbedaan sistem pendidikan Islam dengan

sistem pendidikan modern yang banyak perbedaan dan keduanya

bersimpangan maka agar terwujudnya sistem pendidikan Islam modern yang

melahirkan generasi yang berintelektual tinggi dan berakhlak baik harus

memadukan kedua sistem pendidikan yang berbeda tersebut membentuk

sistem pendidikan Islam integratif.

Jadi dapat dikatakan pendidikan agama Islam yang terintegrasi dengan

pendidikan umum yang menggunakan metode-metode penyampaiannya lewat

kisah-kisah teladan yang mengandung kebijaksanaan, hikmah, dan contoh

teladan serta dengan kurikulum yang terintegrasi dengan ilmu-ilmu Sains

yang dirangkum dengan teknologi yang kekinian.

Page 66: KONSEP PENDIDIKAN PERSPEKTIF IBNU KHALDUN SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1707/1/SKRIPSI FIX..pdf · BAB III KONSEP DASAR PENDIDIKAN PERSPEKTIF IBNU ... Agama Islam

51

Selain daripada itu pendidikan agama Islam kontemporer adalah

pendidikan yang mengedepankan sikap inklusif atau sikap keterbukaan

dengan metode, teori, atau sistem yang baru tentang pendidikan agama Islam

yang diadaptasi dari sistem pendidikan diluar pendidikan agama Islam

(pendidikan umum, atau teori-teori disiplin ilmu lainnya). Sehingga dengan

sikap inklusifisme dapat membuat trobosan-trobosan baru dalam sistem

pendidikan yang diusung dan disesuaikan dengan perkembangan zaman.

B. Relevansi Konsep Pendidikan Karakter Menurut Ibnu Khaldun dengan

Pendidikan Islam Kontemporer di Indonesia

1. Pendidikan

Pendidikan karakter menurut Ibnu Khaldun dengan pendidikan

Islam kontemporer di Indonesia ada relevansinya yaitu pendidikan

karakter pada masa Ibnu Khaldun hanya fokus pada pedoman Al-Qur‟an

dan As-Sunnah sedangkan pendidikan Islam kontemporer juga

berpedoman pada Al-Qur‟an dan As-Sunnah tetapi pendidikan Islam

kontemporer banyak dipengaruhi oleh ajaran-ajaran materialisme,

sosialisme, kapitalisme, dan sebagainya.

2. Materi

Materi yang digunakan ibnu Khaldun pada masa itu terdiri atas

ilmu pengetahuan yang dipelajari karena bermanfaat seperi ilmu agama

yang meliputi tafsir, hadits, fiqh, ilmu kalam, ilmu alam, dan sebagian

filsafat yang berhubungan dengan ketuhanan, dan ilmu bahasa Arab, ilmu

Page 67: KONSEP PENDIDIKAN PERSPEKTIF IBNU KHALDUN SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1707/1/SKRIPSI FIX..pdf · BAB III KONSEP DASAR PENDIDIKAN PERSPEKTIF IBNU ... Agama Islam

52

hitung, dan ilmu lainnya yang membantu mempelajari agama serta logika

yang mempelajari filsafat. Sedangkan pendidikan Islam kontemporer

materi yang diajarkan itu masih sama tetapi yang membedakan dengan

masa Ibnu Khaldun yaitu pendidikan yang fokus pada karakter peserta

didik atau pada budi pekerti peserta didik tersebut. pendidikan yang

berlaku pada masa kontemporer ini adalah pendidikan yang

menitikberatkan rasionalitas seperti: sains, teknologi, dan lain sebagainya

sedangkan pendidikan spiritualitas seperti pendidikan agama Islam

semakin ditinggalkan sehingga membentuk adanya dikotomi dalam sistem

pendidikan.

3. Peserta Didik

Pada masa Ibnu Khaldun lingkungan sosial merupakan pemegang

tanggung jawab sekaligus memberikan corak perilaku seorang manusia.

Manusia memiliki kemampuan untuk berpikir sehingga mampu

melahirkan ilmu pengetahuan dan teknologi, sama dengan masa sekarang

yang mempengaruhi sifat manusia pertama kali yaitu lingkungan sosial,

bagaimana pendidikan yang diterima dari orangtuanya dan lingkungan

sekitarnya, sedangkan yang membedakan yaitu manusia pada zaman

sekarang lebih terpengaruh oleh kemajuan teknologi, contohnya televisi

dan internet yang didalamnya terdapat banyak hal yang positif dan negatif.

Hal positifnya yaitu seseorang lebih mudah dalam mengakses berbagai

ilmu pengetahuan, sedangkan hal negatifnya yaitu terdapat banyak situs

atau tayangan yang tidak layak untuk di akses.

Page 68: KONSEP PENDIDIKAN PERSPEKTIF IBNU KHALDUN SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1707/1/SKRIPSI FIX..pdf · BAB III KONSEP DASAR PENDIDIKAN PERSPEKTIF IBNU ... Agama Islam

53

4. Pendidik

Pada masa Ibnu Khaldun seorang pendidik harus berpengetahuan

luas dan mempunyai kepribadian yang baik, pendidik juga harus bisa

menjadi suri tauladan bagi peserta didiknya sangat rekevan dengan masa

sekarang pendidik harus berpendidikan tinggi dan memiliki bakat agar

pada saat pengajaran pendidik tidak kehabisan akal untuk menghidupkan

suasana kelas, dan pendidik juga harus bisa menjadi suri tauladan karena

peserta didik lebih mudah meniru apa yang ia lihat daripada

mendengarkan nasehat yang diucapkan oleh pendidik.

5. Tujuan Pendidikan

Tujuan pendidikan pada masa Ibnu Khaldun dengan Tujuan

pendidikan Islam masa kini tentu sama, yaitu mengenal Allah dan

mendekatkan diri kepada-Nya. memberikan pikiran untuk aktif bekerja,

menyiapkan seseorang dari segi keagamaan, akhlak, sosial, pekerjaan,

pemikiran, dan seni. Untuk memperoleh berbagai ilmu pengetahuan untuk

membantunya hidup lebih baik di dalam masyarakat, dan untuk

memperoleh pekerjaan.

6. Kurikulum

Kurikulum pada zaman Ibnu Khaldun masih terbatas pada

maklumat-maklumat dan pengetahuan yang dikemukakan oleh guru dalam

Page 69: KONSEP PENDIDIKAN PERSPEKTIF IBNU KHALDUN SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1707/1/SKRIPSI FIX..pdf · BAB III KONSEP DASAR PENDIDIKAN PERSPEKTIF IBNU ... Agama Islam

54

bentuk mata pelajaran yang terbatas dalam bentuk kitab tradisional

tertentu. Berbeda dengan kurikulum masa kini yang mencakup konsep

yang lebih luas seperti tujuan pendidikan yang sekarang lebih membentuk

karakter dan budi pekerti peserta didik, pada kurikulum sekarang ini yang

diutamakan adalah keaktifan peserta didik, dan banyak juga metode

penilaian yang digunakan seperti penilaian sikap, pengetahuan, praktek.

7. Metode Pembelajaran

a. Metode pengajaran pada masa Ibnu Khaldun yang pertama yaitu

berpikir, yakni aplikasi akal untuk membuat analisa berdasarkan data

yang ditangkap indera (pendengaran, penglihatan, penciuman dan

perasaan). Dan tingkatan berpikir menurut Ibnu Khaldun yang pertama

yaitu manusia diberi akal agar dapat mengatur tingkah lakunya secara

tertib (kesopanan dan tata kramanya), kedua, pikiran dibutuhkan untuk

mengatur perilaku dalam pergaulan, pikiran ini kebanyakan berupa

apersepsi yang dicapai secara bertahap melalui pengalaman, dan yang

ketiga yaitu pikiran merupakan hal yang melengkapi manusia dengan

pengetahuan dan hipotesis mengenai sesuatu yang berada di belakang

persepsi indera.

b. Metode pengajaran pada masa Ibnu Khaldun yang kedua yaitu keragu-

raguan. Yakni ragu-ragu akan suatu hal. Dalam pencarian ilmunya

manusia membutuhkan bantuan orang yang ahli (yang telah

mendalami disiplin ilmu tersebut) untuk mempelajari ilmu tersebut.

Page 70: KONSEP PENDIDIKAN PERSPEKTIF IBNU KHALDUN SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1707/1/SKRIPSI FIX..pdf · BAB III KONSEP DASAR PENDIDIKAN PERSPEKTIF IBNU ... Agama Islam

55

c. Metode pengajaran pada masa Ibnu Khaldun yang ketiga yaitu

pembiasaan. Yakni proses belajar dengan cara pengulangan sampai

merasa bahwa dirinya paham betul dengan ilmu tersebut. Proses

pembelajaran ini bisa kita peroleh dengan orang-orang yang

mendalami disiplin ilmu tersebut.

Sedangkan metode pendidikan agama Islam kontemporer adalah

pendidikan yang mengedepankan sikap inklusif atau sikap keterbukaan

dengan metode, teori, atau sistem yang baru tentang pendidikan agama

Islam yang diadaptasi dari sistem pendidikan diluar pendidikan agama

Islam (pendidikan umum, atau teori-teori disiplin ilmu lainnya). Sehingga

dengan sikap inklusifisme dapat membuat trobosan-trobosan baru dalam

sistem pendidikan yang diusung dan disesuaikan dengan perkembangan

zaman.

Jadi relevansi metode pengajaran pada masa Ibnu Khaldun yaitu

sama-sama menggunakan pikiran untuk mempelajari dan menganalisa

sehingga dapat mencapai kemahiran dalam mempelajari suatu ilmu

pengetahuan. Bedanya pada masa Ibnu Khaldun hanya terpusat pada Al-

Qur‟an dan As-Sunnah sedangkan metode pada zaman sekarang diadaptasi

dari sistem pendidikan umum (teori disiplin ilmu lainnya).

Page 71: KONSEP PENDIDIKAN PERSPEKTIF IBNU KHALDUN SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1707/1/SKRIPSI FIX..pdf · BAB III KONSEP DASAR PENDIDIKAN PERSPEKTIF IBNU ... Agama Islam

56

BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dari serangkaian pembahasan dan beberapa paparan diatas, maka

penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Konsep pendidikan perspektif Ibnu Khaldun memiliki tujuan untuk

membentuk kepribadian seseorang yang meliputi aspek agama, akhlak,

sosial, dan pikiran. kemudian pendidik menurut Ibnu Khaldun adalah

seseorang yang berpengetahuan luas, mempunyai kepribadian yang baik,

dan profesional, karena selain menjadi pengajar di dalam kelas, pendidik

harus bisa menjadi suri tauladan yang baik. Sedangkan peserta didik

menurut Ibnu Khaldun adalah manusia yang memiliki akal pikiran yang

sedang tumbuh dan berkembang, dan harus diberi bimbingan dan arahan

agar menjadi manusia yang baik. Lalu kurikulum yang terdapat pada

masa Ibnu Khaldun masih sebatas pada pengetahuan yang dikemukakan

oleh guru atau sekolah dalam bentuk mata pelajaran yang terbatas atau

dalam bentuk kitab-kitab tradisional tertentu, yang dikaji oleh peserta

didik, dan materi yang diajarkannya yaitu ilmu Syari‟at dan ilmu bahasa,

logika, hitung, dan filsafat. Dan yang terakhir yaitu metode yang dipakai.

Ada tiga metode yang dipakai oleh Ibnu Khaldun diantaranya metode

berpikir, yakni aplikasi akal untuk membuat analisa dan sintesa melalui

alat indera (pendengaran, penglihatan, penciuman, dan perasaan).

Page 72: KONSEP PENDIDIKAN PERSPEKTIF IBNU KHALDUN SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1707/1/SKRIPSI FIX..pdf · BAB III KONSEP DASAR PENDIDIKAN PERSPEKTIF IBNU ... Agama Islam

57

mencari dan mempelajari ilmu pengetahuan. Belajar dengan cara

pengulangan sampai merasa bahwa dirinya paham betul dengan ilmu

tersebut.

2. Relevansi antara konsep pendidikan perspektif Ibnu Khaldun dengan

pendidikan Islam kontemporer di Indonesia adalah Ibnu Khaldun

memiliki konsep dasar untuk membentuk seseorang agar menjadi lebih

baik dalam segi agama, akhlak, dan sosial dengan memberikan

pengajaran yang memiliki manfaat dalam hubungannya dengan Allah,

dan hubungannya dengan sesama manusia. Materi yang diajarkannya pun

bersumber dari Al-Qur‟an dan As-Sunnah. Konsep ini dapat dipakai oleh

pendidikan Islam kontemporer yang sudah sangat berbeda konsep

pendidikannya. Karena pada masa kontemporer ini pendidikan hanya

bersifat ilmiah saja seperti sains dan teknologi sehingga membentuk

dikotomi dalam sistem pendidikan. Dikotomi dalam pendidikan

menjadikan pemikiran manusia menjadi liberal yang mengakibatkan

kecenderungan pemuasan nafsu yang berimbas pada sesuatu yang buruk,

dalam pendidikan modern peserta didik disuguhi kisah kekerasan dari

televisi. Kurikulum yang digunakan hanya menggunakan sains dan

teknologi.

Page 73: KONSEP PENDIDIKAN PERSPEKTIF IBNU KHALDUN SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1707/1/SKRIPSI FIX..pdf · BAB III KONSEP DASAR PENDIDIKAN PERSPEKTIF IBNU ... Agama Islam

58

B. SARAN-SARAN

Beberapa saran dari penulis ditujukan bagi:

1. Bagi pendidik

Dari pemaparan mengenai nilai-nilai pendidikan karakter

perspektif Ibnu Khaldun di atas, diharapkan dapat dijadikan rujukan

dalam mengajarkan karakter pada peserta didik sehingga mampu

diterapkan dalam lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat.

2. Bagi lembaga pendidikan

Lembaga pendidikan merupakan lembaga yang menyediakan

fasilitas dimana terdapat interaksi antara pendidik dan peserta didik

dalam proses pembelajaran, maka dalam hal ini lembaga pendidikan

dituntut agar mampu memberikan pendidikan yang berkualitas termasuk

memberikan pendidikan karakter kepada anak didiknya agar memiliki

kepribadian yang baik dan sesuai dengan harapan masyarakat karena

lembaga sekolah disebut sebagai lembaga pencetak generasi bangsa.

3. Bagi penelitian

Hasil dari analisis nilai-nilai pendidikan karakter perspektif Ibnu

Khaldun penulis bisa menerapkan dalam kehidupan bermasyarakat dan

mempunyai karakter yang mulia.

Page 74: KONSEP PENDIDIKAN PERSPEKTIF IBNU KHALDUN SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1707/1/SKRIPSI FIX..pdf · BAB III KONSEP DASAR PENDIDIKAN PERSPEKTIF IBNU ... Agama Islam

59

DAFTAR PUSTAKA

Bakker, Anton. 1990. Metodologi Penelitian Filsafat. Yogyakarta: Kanisius.

Damayanti, Deni. 2014. Panduan Implementasi Pendidikan Karakter di Sekolah.

Yogyakarta: Araska.

Departemen Agama RI. 2007. Al-Qur‟an dan Terjemah. Bandung: PT Sygma

Examedia Arkanleema.

Drajat, Zakiah. 1995. Pendidikan Islam Dalam Keluarga ilmu Sekolah. Jakarta:

Ruhama.

Fitriah, Fajri Rahmatul. 2016. Pendidikan Kontemporer Perspektif Ahmad

Dahlan. Skripsi.

Gaffar, Fakri.Praktis Pembelajaran Pesantren. Yogyakarta: PT. LKS Pelangi

Aksara.

Hisbullah. 2009. Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada.

Iqbal, Abu Muhammad. 2015. Pemikiran Pendidikan Islam. Yogyakarta: Pustaka

Pelajar.

Koesiemo, Doni A. 2007. Pendidikan Karakter: Startegi Mendidik Anak Zaman

Global. Jakarta: Grasindo.

Maunah, Binti. 2009. Ilmu Pendidikan. Yogyakarta: Penerbit TERAS.

Megawangi, Ratna. 2004. Praktis Pembelajaran Pesantren. Yogyakarta: PT.

LKS Pelangi Aksara.

Munir. Abdullah. 2010. Pendidikan Karakter. Yogyakarta: Pedagogia.

Raqib, Moh. 2009. Ilmu Pendidikan Islam Pengembangan Pendidikan Integratif

di Sekolah, Keluarga, dan Masyarakat. Yogyakarta: PT LKS

Sahertian, Piet. 2008. Konsep Dasar dan Teknik Supervisi Pendidikan dalam

Rangka Pengembangan Sumbar Daya Manusia. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Siregar, Marasudin. 1999. Konsepsi Pendidikan Ibnu Khaldun Suatu Analisa

Fenomenologi. Semarang: Pustaka Pelajar.

Page 75: KONSEP PENDIDIKAN PERSPEKTIF IBNU KHALDUN SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1707/1/SKRIPSI FIX..pdf · BAB III KONSEP DASAR PENDIDIKAN PERSPEKTIF IBNU ... Agama Islam

60

Sudirman. 1989. Ilmu pendidikan. Bandung: Remadja Karya.

Sukardjo dan Komarudin, Ukim. 2009. Landasan Pendidikan Konsep Dan

Aplikasinya. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Thoha, Ahmadie. 1986. Muqaddimah Ibnu Khaldun. Jakarta: Pustaka Firdaus.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem

Pendidikan Nasional. 2004. Jakarta:PT Armas Duta Jaya.

Zainuddin.2008. Paradigma Pendidikan Terpadu. Malang: UIN-Malang Pers.

Zuhairini, dkk. 1995. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara.

Zuhdi, Darmiyati. 2011. Pendidikan Karakter Dalam Perspektif Teori Dan

Praktik. Yogyakarta: UNY Pres.

www.arif621.blogspot.co.id, diakses 20 September 2016.

www.biografiku.com diakses 20 September 2016.

www.inherent-dikti.net, diakses 20 September 2016.

http://muhsoni-dzaki.blogspot.co.id/, diakses 15 Desember 2016.

https://www.repostory.uin-suka.ac.id, diakses 20 September 2016.

https://www.algunturi.blogspot.co.id/2010/01/pendidikan-islam-kontemporer.html

di akses pada 15 Januari 2017.

https://www.gadisgigikelinci.blogspot.co.id/pendidikan-islam-kontemporer,

diakses 15 Januari 2017.

Page 76: KONSEP PENDIDIKAN PERSPEKTIF IBNU KHALDUN SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1707/1/SKRIPSI FIX..pdf · BAB III KONSEP DASAR PENDIDIKAN PERSPEKTIF IBNU ... Agama Islam

BIOGRAFI PENULIS

NAMA : ARIYANI NURAHMAWATI

TEMPAT, TANGGAL LAHIR : KAB. SEMARANG, 30 JANUARI 1995

AGAMA : ISLAM

ALAMAT : CLUSTER FONTANIA BLOK N3 NO 24,

METLAND, BEKASI.

Riwayat pendidikan formal

1. Tamatan : RA Al-Muntadlor Ungaran Barat Tahun

2000

2. Tamatan : MI Ma‟arif Lerep Tahun 2006

3. Tamatan : MTs. NU Ungaran Tahun 2009

4. Tamatan : MAN Salatiga Tahun 2012

5. Kuliah Strata Satu (S1) Jurusan Pendidikan Agama Islam

(PAI) dan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) Institut Agama

Islam Negeri (IAIN) Salatiga Tahun 2012 sampai sekarang.

Page 77: KONSEP PENDIDIKAN PERSPEKTIF IBNU KHALDUN SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1707/1/SKRIPSI FIX..pdf · BAB III KONSEP DASAR PENDIDIKAN PERSPEKTIF IBNU ... Agama Islam
Page 78: KONSEP PENDIDIKAN PERSPEKTIF IBNU KHALDUN SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1707/1/SKRIPSI FIX..pdf · BAB III KONSEP DASAR PENDIDIKAN PERSPEKTIF IBNU ... Agama Islam
Page 79: KONSEP PENDIDIKAN PERSPEKTIF IBNU KHALDUN SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1707/1/SKRIPSI FIX..pdf · BAB III KONSEP DASAR PENDIDIKAN PERSPEKTIF IBNU ... Agama Islam

DAFTAR NILAI SKK

NAMA : AriyaniNurahmawati

FAKULTAS/JURUSAN : PAI

NIM : 111-12-070

DOSEN PEMBIMBING : H. Agus Ahmad Su‟aidi, M.A.

NO NAMA KEGIATAN PELAKSANAAN STATUS SKOR

1 OPAK STAIN SALATIGA

2012

05-07 September

2012

Peserta 3

2 OPAK JurusanTarbiyah

STAIN Salatiga

08-09 September

2012

Peserta 3

3 Entrepreneurship

danPerkoperasian 2012

11 September 2012 Peserta 2

4 Achevment Motivation

Training

12 September 2012 Peserta 2

5 Library User Education

(PendidikanPemakaiPerpustak

aan)

13 September 2012 Peserta 2

6 Hujab Class & Beauty Demo 28 Oktober 2012 Peserta 2

7 PelatihanKaryaTulisIlmiah

(PKTI) HMJ Tarbiyah STAIN

Salatiga

16 Maret 2013 Panitia 2

8 Seminar Nasional

“AhlussunnahWaljama‟ahdala

PerspektifIslam Indonesia

26 Maret 2013 Panitia 8

9 PelatihanStrategiSuksesKuliah 08 Juni 2013 Peserta 2

10 SuratTugasMengajarPramuka

MI Ma‟arifLerepTahun

2013/2014

01 Juli 2013 Pembimbi

ng

7

Page 80: KONSEP PENDIDIKAN PERSPEKTIF IBNU KHALDUN SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1707/1/SKRIPSI FIX..pdf · BAB III KONSEP DASAR PENDIDIKAN PERSPEKTIF IBNU ... Agama Islam

11 Seminar Nasional

“SosialisasiPancasila, UUD RI

1945, NKRI”

13 Juli 2013 Peserta 8

12 LombaBerhijab

(SemangatHMIwati,

RefleksiPerjuangan R.A

Kartini)

20 April 2014 Peserta 2

13 SuratTugasMengajarPramuka

MI Ma‟arifLerepTahun

2014/2015

12 Juli 2014 Pembimbi

ng

7