22
Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan Institut Pertanian Bogor | KONSEP PENGEMBANGAN Copyright Budy Wiryawan [email protected] http://budywi.staff.ipb.ac.id/karya-ilmiah/konsep-pengembangan-perikanan-terpadu-1/ KONSEP PENGEMBANGAN PERIKANAN TERPADU 1) KONSEP PENGEMBANGAN PERIKANAN TERPADU 1) Oleh : Budy Wiryawan, Sugeng H. .Wisudo, Mulyono S. Baskoro 2) ABSTRAK Desakan ekonomi menjadi sangat dominan mempengaruhi perilaku masyarakat page 1 / 22

KONSEP PENGEMBANGAN PERIKANAN TERPADU 1)achamad.staff.ipb.ac.id/wp-content/plugins/as-pdf/Pemanfaatan... · jenis-jenis ikan, udang dan biota lainnya dengan tingkah laku dan sifat

  • Upload
    others

  • View
    14

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: KONSEP PENGEMBANGAN PERIKANAN TERPADU 1)achamad.staff.ipb.ac.id/wp-content/plugins/as-pdf/Pemanfaatan... · jenis-jenis ikan, udang dan biota lainnya dengan tingkah laku dan sifat

Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan Institut Pertanian Bogor | KONSEP PENGEMBANGAN PERIKANAN TERPADU 1)Copyright Budy Wiryawan [email protected]://budywi.staff.ipb.ac.id/karya-ilmiah/konsep-pengembangan-perikanan-terpadu-1/

KONSEP PENGEMBANGAN PERIKANAN TERPADU1)

KONSEP PENGEMBANGAN PERIKANAN TERPADU 1)

Oleh :

Budy Wiryawan, Sugeng H. .Wisudo, Mulyono S. Baskoro 2)

ABSTRAK

Desakan ekonomi menjadi sangat dominan mempengaruhi perilaku masyarakat

page 1 / 22

Page 2: KONSEP PENGEMBANGAN PERIKANAN TERPADU 1)achamad.staff.ipb.ac.id/wp-content/plugins/as-pdf/Pemanfaatan... · jenis-jenis ikan, udang dan biota lainnya dengan tingkah laku dan sifat

Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan Institut Pertanian Bogor | KONSEP PENGEMBANGAN PERIKANAN TERPADU 1)Copyright Budy Wiryawan [email protected]://budywi.staff.ipb.ac.id/karya-ilmiah/konsep-pengembangan-perikanan-terpadu-1/

pesisir dalam memanfaatkan sumberdaya perikanan. Kelestarian sumberdayaperikanan seringkali kurang mendapat perhatian didalam memenuhi permintaanpasar untuk ikan dimana permintaannya meningkat terus seiring dengan semakinbertambahnya populasi penduduk dunia. Permasalahan ini apabila tidak diatasi,kehancuran ekosistem sumberdaya laut akan terus terjadi yang intensitasnyasemakin besar. Untuk mengatasi hal ini, pendekatan yang dapat dilakukan adalahmembangkitkan kesadaran masyarakat (public awareness) dalam pengelolaansumberdaya perikanan secara terpadu. Konsep pengembangan perikanan secaraterpadu pada hakikatnya berarah pada peningkatan produksi, peningkatanpendapatan dan kesempatan kerja.

Peningkatan konsumsi ikan, peningkatan penerimaan devisa, peryediaan bahanbaku industri serta menunjang pembangunan daerah melalui berbagai aktivitassubsektor perikanan secara sinergis dengan tetap memperhatikan kelestariansumberdaya dan lingkungan. Rekomendasi yang dapat diajukan untukimplementasi konsep perikanan terpadu, dapat melalui penyempurnaan peraturandan kebijakan, pengelolaan terpada perikanan dan pengelolaan pesisir, kerjasamapengelolaan sumberdaya ikan, dan kerjasama peningkatan ilmu dan teknologi.

Kata Kunci: Perikanan Terpadu, kelestarian sumberdaya perikanan.

page 2 / 22

Page 3: KONSEP PENGEMBANGAN PERIKANAN TERPADU 1)achamad.staff.ipb.ac.id/wp-content/plugins/as-pdf/Pemanfaatan... · jenis-jenis ikan, udang dan biota lainnya dengan tingkah laku dan sifat

Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan Institut Pertanian Bogor | KONSEP PENGEMBANGAN PERIKANAN TERPADU 1)Copyright Budy Wiryawan [email protected]://budywi.staff.ipb.ac.id/karya-ilmiah/konsep-pengembangan-perikanan-terpadu-1/

1)     Makalah disampaikan pada Seminar Nasional Kelautan, 2008

2)     Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, FPIK, IPB Bogor.

1. 1.      PENDAHULUAN

Pembangunan perikanan pada hakekatnya berarah pada pemanfaatan sumberdaya secara optimal dan rasional bagi kesejahteraan masyarakat, tanpa menimbulkankerusakan sumberdaya itu sendiri maupun lingkungannya.  Selanjutnya, UUPerikanan No. 31/2004 juga mengamanatkan bahwa pengelolaan perikanan harusdilakukan berdasarkan asas manfaat, keadilan, kemitraan, pemerataan,keterpaduan, keterbukaan, efisiensi, dan kelestarian yang berkelanjutan.

Sumberdaya pesisir dan lautan merupakan modal dasar pembangunan perikanandan dalam pemanfaatannya diperlukan sebesar-besarnya bagi kesejahteraanmasyarakat. Perlu diketahui bahwa sifat sumberdaya perikanan adalah tidak takterbatas, sehingga pemanfaatannya harus lebih berhati-hati agar tidak terjadikepunahan. Dewasa ini di beberapa tempat telah terjadi tekanan pemanfaatansumberdaya perikanan dari berbagai gangguan yang kurang terkendali,penggunaan bahan peledak dan pemakaian alat tangkap yang terlarang.Sementara dalam pelaksanaan pembangunannya masih terdapat berbagaipermasalahan yang bersumber dari  sumberdaya perikanan, sumberdaya manusia,sarana dan prasarana perikanan, pasca panen dan pemasaran, pembangunanteknologi, agribisnis perikanan, dan kelembagaan perikanan.

Pembangunan perikanan Indonesia terutama dilakukan melalui upaya peningkatanproduksi perikanan yang diarahkan untuk meningkatkan konsumsi, penerimaandevisa dan meningkatkan penyediaan bahan baku industri. Dalam usahapeningkatan produksi, sekaligus diupayakan pula untuk dapat meningkatkanpendapatan petani nelayan dan kesempatan kerja/berusaha, meningkatkankonsumsi ikan dan mendorong industri dalam negeri serta menunjangpembangunan daerah dengan tetap memperhatikan kelestarian sumberdaya danlingkungan hidup dalam rangka mewujudkan pembangunan perikanan yangberkelanjutan.

page 3 / 22

Page 4: KONSEP PENGEMBANGAN PERIKANAN TERPADU 1)achamad.staff.ipb.ac.id/wp-content/plugins/as-pdf/Pemanfaatan... · jenis-jenis ikan, udang dan biota lainnya dengan tingkah laku dan sifat

Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan Institut Pertanian Bogor | KONSEP PENGEMBANGAN PERIKANAN TERPADU 1)Copyright Budy Wiryawan [email protected]://budywi.staff.ipb.ac.id/karya-ilmiah/konsep-pengembangan-perikanan-terpadu-1/

   1.1  Inventarisasi jenis alat tangkap ikan dan sumberdaya ikan

Dilihat dari segi oseanografi, keadaan topografi dasar perairan, banyaknyajenis-jenis ikan, udang dan biota lainnya dengan tingkah laku dan sifat yangberbeda-beda, sudah tentu memerlukan alat penangkap dan cara penangkapanyang berbeda-beda pula di dalam memanfaatkan sumberdaya perikanan. DiIndonesia, banyak terdapat  jenis alat penangkap, baik untuk ikan, udang atau biotalainnya.  Beberapa alat penangkap sederhana yang telah lama diusahakan olehnelayan di Indonesia, antara lain;  tombak, sero, bubu, pancing dan jala.  Dalamperkembangan lebih lanjut kemudian muncul alat penangkap yang lebih produktifdan efisien, seperti; pukat udang, pukat cincin, rawai, huhate dan lain sebagainya.  Departemen Kelautan  dan Perikanan Indonesia telah mengklasifikasikan berbagaimacam alat penangkap yang ada di Indonesia ke dalam sepuluh (10) kelompok,yaitu: (1) Pukat udang; (2) Pukat cincin; (3) Pukat kantong; (4) Jaring insang; (5)Jaring angkat; (6) Pancing; (7) Perangkap; (8) Alat pengumpul kerang dan rumputlaut; (9) Muro-ami, termasuk soma mallagis dan (10) Alat penangkap lainnya.

Potensi sumberdaya ikan laut Indonesia diperkirakan sebesar 6,408 juta ton pertahun (Dahuri, R., 2003), yang terdiri dari pelagis besar sekitar 1,165 juta ton pertahun, pelagis kecil sekitar 3,605 juta ton per tahun, demersal sekitar 0,145 juta tonper tahun dan udang, termasuk cumi-cumi sekitar 0,128 juta ton per tahun.  Selainsumberdaya ikan yang hidup di wilayah perairan Indonesia, masyarakat Indonesiajuga memiliki peluang memanfaatkan sumberdaya ikan di laut lepas (open seas).

Dalam pemanfaatan sumberdaya ikan, dianut azas kehati-hatian (precautionaryapproach), maka guna menjaga kelestarian sumberdaya yang ada, jumlahtangkapan yang diperbolehkan (JTB) ditetapkan sebesar 80% dari potensi tersebut. Hasil tangkapan dari suatu alat tangkap ikan juga dipengaruhi oleh tingkah lakuikan yang menjadi tujuan penangkapan.  Tingkah laku ikan ini akan menjadi dasardidalam penggunaan tipe alat penangkap ikan.

Beberapa jenis ikan ada yang soliter hidupnya, tapi banyak pula yang biasa hidupberkelompok-kelompok (schooling species).  Ikan kakap merah (Lutjanus sp)merupakan sasaran penangkapan yang penting bagi berbagai usaha perikananpantai sepanjang kisaran geografisnya.   Hal ini oleh karena sifat dan tingkah lakujenis ikan kakap merah yang umumnya menyendiri serta bukan merupakan jenisikan yang biasa membentuk gerombolan.  Bahkan selain umumnya menyendiri,jenis ikan ini juga mempunyai sifat mempertahankan daerah teritorialnya sendiri.

page 4 / 22

Page 5: KONSEP PENGEMBANGAN PERIKANAN TERPADU 1)achamad.staff.ipb.ac.id/wp-content/plugins/as-pdf/Pemanfaatan... · jenis-jenis ikan, udang dan biota lainnya dengan tingkah laku dan sifat

Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan Institut Pertanian Bogor | KONSEP PENGEMBANGAN PERIKANAN TERPADU 1)Copyright Budy Wiryawan [email protected]://budywi.staff.ipb.ac.id/karya-ilmiah/konsep-pengembangan-perikanan-terpadu-1/

Tenggiri (Scomberomorus sp) adalah jenis ikan yang mempunyai nilai ekonomispenting di Indonesia.  Tenggiri tergolong ikan pelagis besar dan termasuk ikan yangsuka memakan ikan kecil sperti sardin (Sardinella sp), tembang (Sardinellafimbriata), teri (Stelophorus sp) dan cumi-cumi (Loligo sp).  Di Indonesia terdapattiga jenis tenggiri, yakni Scomberomorus commersonii, Scomberomorus guttatusdan Scomberomorus lineatus.

Cephalopoda merupakan salah satu sumberdaya non-ikan yang penting diIndonesia.  Walau demikian, tingkat pemanfaatan sumberdaya cephalopoda ini ditanah air kita, dapat dikatakan relatif masih rendah bila dibandingkan dengansumberdaya ikan lainnya.

1.2   Suberdaya ikan dan daerah penangkapan

Penentuan metode dan alat tangkap yang bagaimana yang sebaiknya kita gunakanuntuk keberhasilan penangkapan jenis-jenis cephalopoda yang dikehendaki,tentulah menuntut pengetahuan yang akan dijadikan titik tolak penentuan tersebut. Dasar pengetahuan menyangkut jenis dan klasifikasinya akan menuntun kita untukmemilih jenis apa yang sebaiknya kita tangkap.  Pengetahuan menyangkut anatomidan fisiologinya sedikit banyak akan membekali kita dengan pengetahuan agar kitabisa memahami apa dan bagimana tingkah laku makan cephalopoda ini, dimanadan apa saja yang menjadi makanannya.  Kemudian juga pengetahuan yangmenyangkut bagaimana pergerakan dan cara atau tingkah laku renang mereka,mau tidak mau membekali kita dengan pemahaman alat dan metode yangbagaimana yang sebaiknya digunakan.  Pemahaman menyangkut penyebarannya,memungkinkan kita untuk menentukan kapan, dimana sebaiknya kita melakukanpenangkapan.  Juga hal-hal yang menyangkut pengetahuan daerah-daerahpenangkapannya, sedikit banyak mengarahkan kita dimana jenis-jenis ini biasaditangkap.  Kesemua itu walau mungkin baru serba sedikit, akan  membantu padawaktu kita memilih dan menentukan jenis alat tangkap apa yang akan kitagunakan.

Jenis cephalopoda pelagis, khususnya jenis cumi-cumi, seperti kita ketahui, bersifatfototaksis positif.  Reaksi dari sifat inilah yang dieksploitasi sedemikian rupa gunadapat terbentuknya suatu agregasi dari cumi-cumi tersebut,  pendekatan seperti initelah lama dikenal dan dikembangkan.  Jenis jaring angkat atau “lift net”, sepertimisalnya alat tangkap bagan di negara kita, sangat banyak ragam jenis maupunukurannya.  Alat tangkap ini pun sangat efektif untuk menangkap cumi-cumi. 

page 5 / 22

Page 6: KONSEP PENGEMBANGAN PERIKANAN TERPADU 1)achamad.staff.ipb.ac.id/wp-content/plugins/as-pdf/Pemanfaatan... · jenis-jenis ikan, udang dan biota lainnya dengan tingkah laku dan sifat

Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan Institut Pertanian Bogor | KONSEP PENGEMBANGAN PERIKANAN TERPADU 1)Copyright Budy Wiryawan [email protected]://budywi.staff.ipb.ac.id/karya-ilmiah/konsep-pengembangan-perikanan-terpadu-1/

Selain itu juga alat tangkap seperti set net dan pancing yang khusus untukcumi-cumi sangat efektif digunakan untuk menangkap cumi-cumi.

Tuna yang berasal dari marga Thunnus merupakan salah satu jenis sukuscombridae.  Ikan-ikan tuna umumnya memiliki bentuk tubuh seperti torpedodengan kepala yang lancip.  Tubuhnya licin, sirip dada melengkung dan sirip ekorbercagak dengan celah yang lebar.  Di belakang sirip punggung, dubur, perut dandada, pada pangkalnya merupakan lekukan pada tubuh.  Sirip-sirip tersebut dapatdilipat masuk ke dalam lekukan itu, sehingga dapat memperkecil daya gesekan airpada saat ikan itu sedang berenang dengan kecepatan penuh.  Umumnya  ikan-ikantuna hidup dengan mengarungi samudera besar di dunia dengan kecepatan renangbisa mencapai 50 km/jam.

Tuna mata besar atau bigeye tuna bisa mencapai panjang 2,3 meter dan beratsampai 150 kg.  Ikan ini menyebar di Samudera Pasifik melalui perairan diantarapulau-pulau Indonesia ke Samudera Hindia.   Di Indonesia ikan ini banyak ditangkapdi laut-laut dalam antara lain di perairan sebelah Selatan Jawa, sebelah Barat DayaSumatera Selatan, Bali dan Nusa Tenggara, juga di Laut Banda dan Laut Maluku. Kadang-kadang juga tertangkap di perairan pantai.

Jenis ikan yang biasa berkelompok (schooling species) tidak saja biasa dijumpai dilapisan dasar maupun di lapisan tengah perairan saja, ternyata banyak diantaramereka yang hidup berkelompok pada lapisan permukaan.  Oleh karena itu kelompok yang terakhir tersebut biasa juga dikenal sebagai ”pelagic schoolingspecies”, misalnya seperti teri, kembung, selar, layang, tongkol dan lainsebagainya.  Adapun keuntungan dari kebiasaan atau tingkah laku ikan yangdemikian tersebut adalah bahwa kita dapat menangkap mereka dalam jumlah yangsangat besar serta sejumlah alasan lainnya.  Jenis mackerel yang umum dikenal diIndonesia antara lain adalah jenis-jenis kembung (Rastrelliger kanagurta, Rastrelliger brachysoma), tongkol (Euthynnus sp., Auxis sp.), tenggiri (Scomberomorus sp.), selengseng (Scomber sp.) dan lain sebagainya.  Selain ituikan-ikan pelagis yang lainnya yang biasanya menjadi tujuan penangkapan purseseine adalah sardin, seperti tembang (Sardinella. fimbriata), lemuru (Sardinopsmelanosticta), ikan layang (Decaptrus sp.), selar (Selaroides sp.) dan jenis-jenis teri(Stolephorus sp.).

Jenis-jenis ikan tertentu yang karena melakukan migrasi pada suatu waktu tertentudatang melalui tempat-tempat tertentu di dekat pantai, lalu pada tempat ini

page 6 / 22

Page 7: KONSEP PENGEMBANGAN PERIKANAN TERPADU 1)achamad.staff.ipb.ac.id/wp-content/plugins/as-pdf/Pemanfaatan... · jenis-jenis ikan, udang dan biota lainnya dengan tingkah laku dan sifat

Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan Institut Pertanian Bogor | KONSEP PENGEMBANGAN PERIKANAN TERPADU 1)Copyright Budy Wiryawan [email protected]://budywi.staff.ipb.ac.id/karya-ilmiah/konsep-pengembangan-perikanan-terpadu-1/

nelayan memasang jaring; gerombolan ikan diusahakan untuk memasuki jaringtersebut setelah dihadang seraya digiring dengan leader net menuju badan jaringdan akhirnya ke bag net.  Lalu setiap hari pada waktu tertentu jaring itu diangkatpada bagian bagnetnya ataupun setelah dilihat dan diperkirakan bahwa ikan telahmemasuki jaring kantong, lalu jaring kantong diangkat.  Tata cara penangkapanikan yang demikian adalah merupakan prinsip dari setnet.  Jelasnya, pada suatutempat tertentu yang dianggap sesuai, dimana kelompok ikan datang melaluinyadipasang jaring untuk suatu musim tertentu (bulan, tahun) dinamakan setnet.  Alatpenangkap ikan ini terdiri dari 4 bagian utama, yaitu; (1) Leader net, yang berfungsimenghadang arah ruaya ikan dan kemudian menggiringnya masuk ke dalam badanjaring (playground), (2) Playground, yang berfungsi mencegah kelompok ikan untukmelarikan diri dari segala arah, (3) Funnel net, berfungsi mengarahkan kelompokikan untuk masuk ke dalam bag net dan memutus arah ruaya mereka, dan (4) Bagnet, adalah tempat terakhir untuk ikan terkumpul dan bagian dari set net yang di hauling untuk setiap pengoperasian set net (Baskoro, 1995).

Ikan-ikan yang yang mempunyai sifat datang beruaya ke arah pantai (coastalmigration) adalah yang menjadi tujuan penangkapan dari set net, misalnya yellowtail, mackerel, sardine, salmon, tuna, skipjack, cumi-cumi dan lain-lain.  Ikan dalamruayanya dihadang dan diusahakan dengan penghadangan itu ikan akan merubaharah ruayanya menuju jaring yang telah terpasang (Baskoro et al, 2004).

Setnet termasuk jenis perangkap, alat ini dipasang pasif menetap di suatu perairan. Ikan yang menjadi tujuan penangkapan hendaklah ikan yang bermigrasi ke arahpantai (coastal migration); dan jaring haruslah dipasang pada tempat yang dilaluioleh kelompok ikan.  Selain itu, ada beberapa persyaratan yang perlu diperhatikandidalam menentukan daerah yang baik untuk pemasangan setnet, yaitudiantaranya: (1) Daerah tersebut bukan daerah alur pelayaran; (2) Tidak ada alattangkap ikan yang beroperasi di daerah tersebut; (3) Kekuatan arus maksimum 5knot; (4) Dasar perairan adalah lumpur atau pasir, atau campuran keduanya; (5)Jarak isodepth relatif berdekatan.

Alat tangkap setnet saat ini sedang dalam proses pengembangan di perairanIndonesia.  Hal ini dengan mempertimbangkan beberapa kelebihan dari alattangkap setnet, diantaranya adalah; (1) Ramah terhadap lingkungan, jaringdipasang secara menetap pada suatu perairan dengan dasar pasir atau lumpur ataucampur keduanya dan dimana ikan-ikan dapat dengan bebas keluar dan masuk kedalam jaring, mereka dapat bermain-main dan mencari makan padadinding-dinding jaring dan bahkan kadang kala dinding jaring setnet ini merupakantempat menempelkan telur-telur bagi cumi-cumi, (2) Selektif terhadap hasil

page 7 / 22

Page 8: KONSEP PENGEMBANGAN PERIKANAN TERPADU 1)achamad.staff.ipb.ac.id/wp-content/plugins/as-pdf/Pemanfaatan... · jenis-jenis ikan, udang dan biota lainnya dengan tingkah laku dan sifat

Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan Institut Pertanian Bogor | KONSEP PENGEMBANGAN PERIKANAN TERPADU 1)Copyright Budy Wiryawan [email protected]://budywi.staff.ipb.ac.id/karya-ilmiah/konsep-pengembangan-perikanan-terpadu-1/

tangkapan, dimana selektifitas alat ini dapat ditempuh dengan membuat konstruksibagian kantong dengan ukuran mata jaring yang sesuai pada bagian kantong, ataupada saat hauling bagian kantong dapat diseleksi ikan-ikan yang bukan tujuanpenangkapan, (3) Mudah dan sedikit memerlukan waktu dalam pengoperasiannya,(4) Biaya operasional murah, karena alat tangkap ini dipasang pada perairan pantaiyang tidak jauh dari lokasi fishing base, tidak banyak memerlukan bahan bakar dan(5) Ikan-ikan hasil tangkapan dalam keadaan hidup, hal ini sebenarnya dapatdipadukan dengan kegiatan  budidaya laut.

1. Pengembangan Konsep dan Metodologi

2.1   Pendekatan menuju Perikanan Berkelanjutan

Pembangunan berkelanjutan mengandung tiga unsur (dimensi) utama yangmeliputi dimensi ekonomi, ekologi, dan social (Harris and Goodwin, 2002).Pembangunan suatu kawasan, mulai dari desa, kabupaten/kota, propinsi, negara,sampai dunia; atau suatu ekosistem seperti daerah aliran Sungai Musi, kawasanpesisir Teluk Jakarta, P. Bali, Teluk Kendari, dan Teluk Bintuni, dikatakanberkelanjutan, apabila secara ekonomis dapat efisien serta layak, secara ekologislestari (ramah lingkungan), dan secara sosial berkeadilan.

Suatu kawasan pembangunan, termasuk pesisir dan laut, secara ekonomisdianggap berkelanjutan (an economically sustainable area/ ecosystem) jikakawasan termaksud mampu: menghasilkan barang dan jasa (goods and services secara berkesinambungan (on a continuing basis), memelihara pemerintahan darihutang luar negeri pada tingkatan yang terkendali (a manageable level), danmenghindarkan ketidakseimbangan yang ekstrirn antarsektor (extreme sectoralembalances) yang dapat mengakibatkan kehancuran produksi sektor primer, sektorsekunder (manufacturing), atau sektor tersier.

Suatu kawasan pembangunan dapat dikatakan secara ekologis berkelanjutan (anecologically sustainable area/ecosystem), manakala basis (ketersediaan stok)sumberdaya alamnya dapat dipelihara secara stabil, tidak terjadi eksploitasiberlebih  terhadap sumberdaya yang dapat diperbaharui (renewable resources),tidak terjadi pembuangan limbah yang melampaui kapasitas asimilasi lingkunganyang menimbulkan pencemaran, serta pemanfaatan sumberdaya tak dapatdiperbaharui (non-renewable resources) yang dibarengi upaya pengembangan

page 8 / 22

Page 9: KONSEP PENGEMBANGAN PERIKANAN TERPADU 1)achamad.staff.ipb.ac.id/wp-content/plugins/as-pdf/Pemanfaatan... · jenis-jenis ikan, udang dan biota lainnya dengan tingkah laku dan sifat

Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan Institut Pertanian Bogor | KONSEP PENGEMBANGAN PERIKANAN TERPADU 1)Copyright Budy Wiryawan [email protected]://budywi.staff.ipb.ac.id/karya-ilmiah/konsep-pengembangan-perikanan-terpadu-1/

bahan substitusinya secara memadai. Dalam konieks ini, termasuk pulapemeliharaan keanekaragaman hayati (biodiversity), stabilitas siklus hidrologi,siklus biogeo-kimia, dan kondisi iklim.

Sementara itu, suatu kawasan pembangunan, yang secara sosial disebut berkelanjutan (a socially sustainable area/ecosystem), apabila seluruh kebutuhandasar (pangan, sandang, perumahan, kesehatan, dan pendidikan) bagi semuapenduduk terpenuhi; terjadi distribusi pendapatan; terbukanya kesempatanberusaha secara adil; kesetaraan gender (gender equity); dan terdapatakuntabilitas serta partisipasi politik.

Dengan demikian semakin jelas bahwa tujuan pembangunan perikananberkelanjutan bersifat multidimensi (multiobjectives) yaitu mewujudkan kelestarian (sustainability) pembangunan suatu kawasan/ekosistem baik secara ekonomis,ekologis maupun sosial. Implikasi dari pelaksanaan konsep pembanqunanberkelanjutan memang lebih menantang dan kompleks.

Apabila kita terapkan konsep pembangunan berkelanjutan dalam pengelolaanpembangunan sumberdaya perikanan dan kelautan, maka secara teknis dapatdidefinisikan bahwa "pembangunan kelautan berkelanjutan (sustainable marinedevelopment) adalah suatu upaya pemanfaatan sumberdaya alam dan jasa-jasalingkungan yang terdapat di dalam kawasan pesisir dan lautan untuk kesejahteraanmanusia, terutama stakeholders, sedemikian rupa, sehingga laju (tingkat)pemanfaatan sumberdaya alam dan jasa-jasa lingkungan, tidak melebihi dayadukung (carrying capicty) yang mampu disediakan oleh kawasan pesisir dan lauttersebut" (Gambar 1).

page 9 / 22

Page 10: KONSEP PENGEMBANGAN PERIKANAN TERPADU 1)achamad.staff.ipb.ac.id/wp-content/plugins/as-pdf/Pemanfaatan... · jenis-jenis ikan, udang dan biota lainnya dengan tingkah laku dan sifat

Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan Institut Pertanian Bogor | KONSEP PENGEMBANGAN PERIKANAN TERPADU 1)Copyright Budy Wiryawan [email protected]://budywi.staff.ipb.ac.id/karya-ilmiah/konsep-pengembangan-perikanan-terpadu-1/

Gambar 1.       Hubungan timbal antara ekosistem dan sistem sosial dalam KonteksPembangunan Perikanan dan kelautan Berkelanjutan (Harris and Goodwin, 2002 vide Dahuri, 2003).

2.2   Permasalahan Pemasaran Perikanan

Permasalahan yang terkait dengan pasar domestik yang sampai saat ini dapatdiindikasikan sebagai berikut:

1)    Rendahnya daya tawar nelayan dan pembudidaya ikan produsen yangdisebabkan oleh sifat alamiah usaha dan hasil perikanan yang mudah rusak,musiman, heterogen dalam ukuran dan mutu, serta lemahnya kondisisosial-ekonomi mereka sehingga kurang memungkinkan terciptanya suatu transaksiyang adil.

2)    Biaya transaksi yang relatif besar yang ditunjukkan oleh relatif besarnya selisihharga yang diterima petani-nelayan dengan harga yang dibayarkan oleh pengolah,pedagang atau konsumen.

3)    Penguasaan informasi tidak sama (asimetris) antara nelayan-pembudidaya ikanprodusen dengan pembelinya, yang menggambarkan bahwa sistem informasipemasaran belum berfungsi optimal. Keadaan ini menyebabkan proses penetapanharga tidak berjalan seimbang. Apalagi dengan struktur pasar oligopolistik,menyebabkan pembeli pada posisi penentu harga.

4)    Keterkaitan fungsional antara nelayan-pembudidaya ikan, pedagang, pengolahdan distributor tidak disertai oleh keterkaitan kepentingan dan keterkaitanorganisasi; yang dapat menyebabkan hambatan serius dalam kontinuitas bahanbaku untuk industri pengolahan hasil-hasil perikanan.

5)    Perubahan harga di pasar konsumen belum bisa direfleksikan pada harga ditingkat produsen, sehingga produsen tidak bisa menyesuaikan dengan permintaan

page 10 / 22

Page 11: KONSEP PENGEMBANGAN PERIKANAN TERPADU 1)achamad.staff.ipb.ac.id/wp-content/plugins/as-pdf/Pemanfaatan... · jenis-jenis ikan, udang dan biota lainnya dengan tingkah laku dan sifat

Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan Institut Pertanian Bogor | KONSEP PENGEMBANGAN PERIKANAN TERPADU 1)Copyright Budy Wiryawan [email protected]://budywi.staff.ipb.ac.id/karya-ilmiah/konsep-pengembangan-perikanan-terpadu-1/

pasar, akibatnya rangsangan bagi produsen berkurang atau dapat menyebabkanalokasi sumberdaya yang tidak efisien.

6)    Kurangnya  infrastruktur  pemasaran,  terutama  di  sentra-sentra  produksibudidaya dan di sentra-sentra konsumen (pasar konsumen).

7)    Lelang murni di tempat-tempat Pelelangan Ikan yang diselenggarakan KoperasiUnit Desa (KUD) Mina belum berjalan baik dan seiring kekurangan modal untuktransaksi lelang. Hal ini terkait dengan kondisi struktur sosial komunitas nelayanyang masih dicirikan kuatnya pola patron-klien.

8)    KUD Mina belum berperan dalam memasarkan hasil-hasil usaha nelayananggotanya, karena selama ini KUD tersebut masih berorientasi pada pelayanankepentingan produksi.

9)    Kemampuan para pelaku bisnis perikanan dalam memanfaatkanpeluang-peluang pasar masih lemah.

10) Promosi hasil-hasil perikanan belum terpola dan terencana dengan baik.

3.2 Pengembangan Alat Tangkap Ramah Lingkungan

Alat tangkap ramah lingkungan merupakan jenis teknologi penangkapan ikan yangtidak merusak ekosistem dan layak untuk dikembangkan.  Suatu alat tangkap dapatdikatakan ramah lingkungan apabila memenuhi 9 kriteria yang diantaranya adalah(Monintja, 2000):

1)      Mempunyai selektivitas yang tinggi

page 11 / 22

Page 12: KONSEP PENGEMBANGAN PERIKANAN TERPADU 1)achamad.staff.ipb.ac.id/wp-content/plugins/as-pdf/Pemanfaatan... · jenis-jenis ikan, udang dan biota lainnya dengan tingkah laku dan sifat

Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan Institut Pertanian Bogor | KONSEP PENGEMBANGAN PERIKANAN TERPADU 1)Copyright Budy Wiryawan [email protected]://budywi.staff.ipb.ac.id/karya-ilmiah/konsep-pengembangan-perikanan-terpadu-1/

Suatu alat tangkap dikatakan mempunyai selektivitas yang tinggi apabila alattersebut di dalam operasionalnya hanya menangkap sedikit spesies dengan ukuranyang relatif seragam.  Selektivitas alat tangkap ada dua macam, yaitu selektifterhadap spesies dan selektif terhadap ukuran dengan nilai masing-masingsub-kriteria :

(1)   Menangkap lebih dari tiga spesies ikan dengan variasi ukuran yang berbedajauh.

(2)   Menangkap tiga spesies ikan atau kurang dengan variasi ukuran yang berbedajauh.

(3)   Menangkap kurang dari tiga spesies ikan dengan ukuran yang relatif seragam.

(4)   Menangkap ikan satu spesies dengan ukuran relatif seragam.

2)      Tidak merusak habitat

Habitat terumbu karang memiliki ciri sangat rentan terhadap gangguan baik daridalam maupun dari luar, seperti aktivitas penangkapan ikan.  Pemberian bobotpada tingkat kerawanan alat tangkap terhadap habitat terumbu karang didasarkanpada luasan dan tingkat kerusakan yang ditimbulkan :

(1)   Menyebabkan kerusakan habitat pada wilayah yang luas.

(2)   Menyebabkan kerusakan habitat pada wilayah yang sempit.

page 12 / 22

Page 13: KONSEP PENGEMBANGAN PERIKANAN TERPADU 1)achamad.staff.ipb.ac.id/wp-content/plugins/as-pdf/Pemanfaatan... · jenis-jenis ikan, udang dan biota lainnya dengan tingkah laku dan sifat

Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan Institut Pertanian Bogor | KONSEP PENGEMBANGAN PERIKANAN TERPADU 1)Copyright Budy Wiryawan [email protected]://budywi.staff.ipb.ac.id/karya-ilmiah/konsep-pengembangan-perikanan-terpadu-1/

(3)   Menyebabkan kerusakan sebagian habitat pada wilayah yang sempit.

(4)   Aman bagi habitat.

3)      Menghasilkan ikan berkualitas tinggi

Kualitas ikan hasil tangkapan sangat ditentukan oleh jenis alat tangkap yangdigunakan, metode penangkapan dan penanganannya.  Untuk menentukan levelkualitas ikan dengan berbagai jenis alat tangkap didasarkan pada kondisi hasiltangkapan yang terlihat secara morfologis, yaitu :

(1)   Ikan mati dan busuk.

(2)   Ikan mati, segar, cacat fisik.

(3)   Ikan mati dan segar.

(4)   Ikan hidup.

4)      Tidak membahayakan nelayan

Tingkat bahaya atau resiko yang diterima oleh nelayan dalam mengoperasikan alattangkap sangat tergantung pada jenis alat tangkap dan keterampilan yang dimilikioleh nelayan.  Resiko tingkat bahaya yang dialami oleh nelayan didasarkan padadampak yang mungkin diterima, yaitu :

page 13 / 22

Page 14: KONSEP PENGEMBANGAN PERIKANAN TERPADU 1)achamad.staff.ipb.ac.id/wp-content/plugins/as-pdf/Pemanfaatan... · jenis-jenis ikan, udang dan biota lainnya dengan tingkah laku dan sifat

Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan Institut Pertanian Bogor | KONSEP PENGEMBANGAN PERIKANAN TERPADU 1)Copyright Budy Wiryawan [email protected]://budywi.staff.ipb.ac.id/karya-ilmiah/konsep-pengembangan-perikanan-terpadu-1/

(1)   Bisa berakibat kematian pada nelayan.

(2)   Bisa berakibat cacat permanen pada nelayan.

(3)   Hanya bersifat gangguan kesehatan yang bersifat sementara.

(4)   Aman bagi nelayan.

5)      Produksi tidak membahayakan konsumen

Tingkat bahaya yang diterima oleh konsumen terhadap produksi yangdimanfaatkan tergantung dari ikan yang diperoleh dari proses penangkapan. Apabila dalam proses penangkapan nelayan menggunakan bahan-bahan beracunatau bahan-bahan lainnya yang berbahaya, maka akan berdampak pada tingkatkeamanaan konsumsi pada konsumen.  Tingkat bahaya yang mungkin dialami olehkonsumen, diantaranya adalah :

(1)   Berpeluang besar menyebabkan kematian pada konsumen.

(2)   Berpeluang menyebabkan gangguan kesehatan pada konsumen.

(3)   Relatif aman bagi konsumen.

(4)   Aman bagi konsumen

6)      By-Catch rendah

page 14 / 22

Page 15: KONSEP PENGEMBANGAN PERIKANAN TERPADU 1)achamad.staff.ipb.ac.id/wp-content/plugins/as-pdf/Pemanfaatan... · jenis-jenis ikan, udang dan biota lainnya dengan tingkah laku dan sifat

Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan Institut Pertanian Bogor | KONSEP PENGEMBANGAN PERIKANAN TERPADU 1)Copyright Budy Wiryawan [email protected]://budywi.staff.ipb.ac.id/karya-ilmiah/konsep-pengembangan-perikanan-terpadu-1/

Suatu spesies dikatakan hasil tangkapan sampingan apabila spesies tersebut tidaktermasuk dalam target penangkapan.  Hasil tangkapan yang didapat ada yangdimanfaatkan dan ada yang dibuang ke laut (discard).  Beberapa kemungkinanby-catch yang didapat adalah :

(1)   By-Catch ada beberapa spesies dan tidak laku dijual di pasar.

(2)   By-Catch ada beberapa spesies dan ada jenis yang laku di pasar.

(3)   By-Catch kurang dari tiga spesies dan laku di pasar.

(4)   By-Catch kurang dari tiga spesies dan mempunyai harga yang tinggi

7)      Dampak ke biodiversity

Dampak buruk yang diterima oleh habitat akan berpengaruh buruk pula terhadap biodiversity yang ada di lingkungan tersebut, hal ini tergantung dari bahan yangdigunakan dan metode penangkapan ikan.  Pengaruh pengoperasian alat tangkapterhadap biodiversity yang ada adalah :

(1)   Menyebabkan kematian semua mahluk hidup dan merusak habitat.

(2)   Menyebabkan kematian beberapa spesies dan merusak habitat.

(3)   Menyebabkan kematian beberapa spesies tetapi tidak merusak habitat.

page 15 / 22

Page 16: KONSEP PENGEMBANGAN PERIKANAN TERPADU 1)achamad.staff.ipb.ac.id/wp-content/plugins/as-pdf/Pemanfaatan... · jenis-jenis ikan, udang dan biota lainnya dengan tingkah laku dan sifat

Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan Institut Pertanian Bogor | KONSEP PENGEMBANGAN PERIKANAN TERPADU 1)Copyright Budy Wiryawan [email protected]://budywi.staff.ipb.ac.id/karya-ilmiah/konsep-pengembangan-perikanan-terpadu-1/

(4)   Aman bagi biodiversity.

8)      Tidak membahayakan ikan-ikan yang dilindungi

Suatu alat tangkap dikatakan berbahaya terhadap spesies yang dilindungi apabilaalat tangkap tersebut mempunyai peluang yang cukup besar untuk menangkapspesies yang dilindungi.  Tingkat bahaya alat tangkap terhadap spesies yangdilindungi berdasarkan kenyataan di lapangan adalah :

(1)   Ikan yang dilindungi sering tertangkap.

(2)   Ikan yang dilindungi beberapa kali tertangkap.

(3)   Ikan yang dilindungi pernah tertangkap.

(4)   Ikan yang dilindungi tidak pernah tertangkap.

9)      Dapat diterima secara sosial

Penerimaan masyarakat terhadap suatu alat tangkap yang digunakan tergantungpada kondisi sosial, ekonomi dan budaya masyarakat setempat.  Suatu alat tangkapditerima secara sosial oleh masyarakat apabila; (1) biaya investasi murah; (2)menguntungkan; (3) tidak bertentangan dengan budaya setempat dan (4) tidakbertentangan dengan peraturan yang ada.

Ada beberapa kemungkinan yang ditemui di lapangan dalam menentukan alattangkap dapat diterima/dikembangkan pada suatu daerah, yaitu :

page 16 / 22

Page 17: KONSEP PENGEMBANGAN PERIKANAN TERPADU 1)achamad.staff.ipb.ac.id/wp-content/plugins/as-pdf/Pemanfaatan... · jenis-jenis ikan, udang dan biota lainnya dengan tingkah laku dan sifat

Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan Institut Pertanian Bogor | KONSEP PENGEMBANGAN PERIKANAN TERPADU 1)Copyright Budy Wiryawan [email protected]://budywi.staff.ipb.ac.id/karya-ilmiah/konsep-pengembangan-perikanan-terpadu-1/

(1)   Alat tangkap memenuhi 1 dari 4 kriteria di atas.

(2)   Alat tangkap tersebut memenuhi 2 dari 4 kriteria yang ada.

(3)   Alat tangkap tersebut memenuhi 3 dari 4 kriteria.

(4)   Alat tangkap tersebut memenuhi semua kriteria yang ada.

1. Konsep Pengembangan Perikanan Terpadu

3.1   Pengelolaan perikanan dan otonomi daerah

Otonomi daerah sebagaimana yang tertuang dalam Undang-Undang No. 32 tahun2004, agar otonomi daerah memberikan dampak positif terhadap pengelolaansumberdaya perikanan dan kelautan, maka perlu adanya keinginan dan komitmenPemerintah Daerah bersama masyarakat untuk mengelola sumberdaya yangberada dalam kewenangannya secara berkelanjutan.  Berikut ini beberapa arahanpengelolaan sumberdaya perikanan dan kelautan yang dapat diterapkan olehPemerintah Daerah dalam membangun sumberdaya perikanan dan kelautan untukmencapai pembangunan yang berkelanjutan.

3.2 Arahan Umum Pengeloiaan Pembangunan Perikanan Terpadu

Sebagaimana tersirat dalam definisi pembangunan berkelanjutan di  atas,  bahwa pembangunan  suatu  kawasan  akan  bersifat berkesinambungan (sustainable)apabila tingkat (laju) pembangunan beserta segenap dampak yang ditimbulkannyasecara agregat (totalitas) tidak melebihi daya dukung lingkungan kawasan tersebut. Sementara itu,  daya  dukung  lingkungan  suatu  kawasan  ditentukan  olehkemampuannya di dalam menyediakan sumberdaya alam dan jasa-jasa lingkunganbagi kehidupan makhluk hidup serta kegiatan pembangunan manusia, yaitu: (1)ketersediaan ruang (space) yang sesuai (suitable) untuk tempat

page 17 / 22

Page 18: KONSEP PENGEMBANGAN PERIKANAN TERPADU 1)achamad.staff.ipb.ac.id/wp-content/plugins/as-pdf/Pemanfaatan... · jenis-jenis ikan, udang dan biota lainnya dengan tingkah laku dan sifat

Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan Institut Pertanian Bogor | KONSEP PENGEMBANGAN PERIKANAN TERPADU 1)Copyright Budy Wiryawan [email protected]://budywi.staff.ipb.ac.id/karya-ilmiah/konsep-pengembangan-perikanan-terpadu-1/

tinggal/permukiman dan berbagai kegiatan pembangunan; (2) ketersediaansumberdaya alam untuk keperluan konsumsi dan proseproduksi lebih lanjut; (3)kemampuan kawasan untuk menyerap/ mengasimilasi limbah sebagai hasilsamping dari kegiatan manusia dan kegiatan pembangunannya; dan (4)kemampuan kawasan menyediakan jasa- jasa penunjang kehidupan (life-supportingsystems) dan kenyamanan  (ameneties) seperti udara bersih, air bersih, siklushidrologi, siklus hara, siklus biogekimia, dan tempat-tempat yang indah sertanyaman untuk rekreasi dan  pemulihan kedamaian jiwa (spiritual renewa).

3.3 Integrasi Rencana Pengelolaan Perikanan dan Pengelolaan WilayahPesisir di Daerah

Dalam kasus pengelolaan sumberdaya kelautan yang bersifat lintas wilayah ataudaerah,  agar sumberdaya dapat dimanfaatkan optimal, maka kegiatan yangterdapat di masing-masing propinsi atau kabupaten/kota hendaknya menerapkanprinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan. Pola pengelolaan seperti ini dapatdilakukan di beberapa daerah, antara lain: Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tenggarayang dipisahkan oleh Teluk Bone, Jawa Barat dan Lampung yang dibatasi oleh SelatSunda, ataupun antara Jawa Timur dengan Propinsi Bali, dan sebagainya. Hal iniberdasarkan pada pertimbangan bahwa kawasan kelautan di kedua propinsisesungguhnya saling terkait melalui pergerakan massa air laut (arus laut), migrasibiota laut, bahan organik, dan lain-lain Oleh karena itu, setiap kabupaten danpropinsi yang terdapat di dalam kawasan tersebut hendaknya mempunyai RencanaPengelolaan Wilayah Pesisir (Coastal Zone Management Plan) denganmengintegrasikan industri perikanan, yang  masing-masing dengan mengikutikaidah-kaidah pembangunan berkelanjutan.

RPWP (Rencana Pengelolaan Wilayah Pesisir) tersebut pada prinsipnya harusmencakup dua hal utama, yaitu: (1) kebijakan, strategi dan program untukmendayagunakan potensi pembangunan yang masih belum dimanfaatkan secaraoptimal sesuai dengan daya dukung lingkungan dan permintaan pasar; dan (2)kebijakan, strategi dan program untuk mencega serta menanggulangipermasalahan baik yang bersifat biofisik maupun social ekonomi dan budaya.

Secara lebih spesifik, RPWP tersebut hendaknya juga mencakup hal-hal sebagaiberikut:

page 18 / 22

Page 19: KONSEP PENGEMBANGAN PERIKANAN TERPADU 1)achamad.staff.ipb.ac.id/wp-content/plugins/as-pdf/Pemanfaatan... · jenis-jenis ikan, udang dan biota lainnya dengan tingkah laku dan sifat

Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan Institut Pertanian Bogor | KONSEP PENGEMBANGAN PERIKANAN TERPADU 1)Copyright Budy Wiryawan [email protected]://budywi.staff.ipb.ac.id/karya-ilmiah/konsep-pengembangan-perikanan-terpadu-1/

Penetapan batas wilayah pesisir sebagai suatu satuan pengelolaan (a

management unit).

1. Tata ruang witayah pesisir sesuai dengan kaidah-kaidah pembangunanberkelanjutan di atas.

2. Penentuan jenis kegiatan pembangunan (seperti perikanan, pariwisata,industri, pertambangan dan energi, perhubungan, dan konservasi) besertaintensitasnya untuk lima tahun atau dua puluh lima tahun ke depan.

3. Pedoman pengelolaan pencemaran dan pemeliharaan kualitas perairan laut.4. Pedoman konservasi habitat pesisir yang vital (seperti mangrove, terumbu

karang, estuaria, dan padang iamun) dan biota atau satwa langka/dilindungi.5. Deskripsi tentang struktur dan mekanisme organisasi untuk melaksanakan

RPWP, termasuk tanggung jawab dan hubungan antar stakeholders (pihakterkait) baik kalangan pemerintah (tingkat II, tingkat I, dan pusat),swasta,maupun swadaya masyarakat.

3.4  Pedoman Pengelolaan Perikanan pada Lintas Batas Propinsi

Pada dasarnya pengelolaan sumberdaya kelautan yang bersifat tetap (tidakbergerak) seperti mineral dan bahan tambang yang terdapat di dasar laut dandaratan pesisir, hutan mangrove, dan terumbu karang) tidak akan menimbulkanmasalah antardaerah. Berbeda halnya dengan sumberdaya kelautan  yangbergerak, seperti beberapa jenis ikan dan biota laut lainnya (penyu misalnya) yangbermigrasi. Jenis-jenis ikan/biota laut tertentu, seperti tuna, cakalang, udangpenaeid, dan penyu, bisa saja bertelur dan memijah di kawasan perairan yangtermasuk wilayah propinsi dan kabupaten/kota tertentu, tetapi membesarkandirinya di kawasan perairan daerah lainnya.  Demikian pula halnya dengan paranelayan, kadangkala nelayan dari satu daerah tertentu melakukan penangkapan didaerah lainnya.  Untuk mengelola pemanfaatan sumberdaya perikanan di laut yangbersifat lintas batas (shared stock) antar kedua daerah atau lebih, perlu dibuat TimKerjasama kedua propinsi. Tim ini bertugas: (1) menentukan kuota penangkapanuntuk nelayan masing-masing propinsi; (2) merumuskan pedoman pengelolaankegiatan penangkapan ikan sesuai dengan kaidah responsible fisheries yang telahditetapkan oleh FAO (1995); (3) melakukan kegiatan MCS (Monitoring, Controlling,and Surveilance); dan (4) bersama instansi terkait melakukan aksi penegakanhukum (law enforcement).  Pola kerjasama seperti ini telah banyak dilakukan dinegara lain, misalnya Filipina.

page 19 / 22

Page 20: KONSEP PENGEMBANGAN PERIKANAN TERPADU 1)achamad.staff.ipb.ac.id/wp-content/plugins/as-pdf/Pemanfaatan... · jenis-jenis ikan, udang dan biota lainnya dengan tingkah laku dan sifat

Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan Institut Pertanian Bogor | KONSEP PENGEMBANGAN PERIKANAN TERPADU 1)Copyright Budy Wiryawan [email protected]://budywi.staff.ipb.ac.id/karya-ilmiah/konsep-pengembangan-perikanan-terpadu-1/

Pengelolaan suatu teluk misalnya, yang melibatkan lebih dari satu pemerintahdaerah, kemudian menyusun suatu tim pekerja (technical working group).Kelompok inilah menjembatani antara pemerintahan daerah dalam mengambilkebijakan-kebijakan pengelolaan teluk.

Aspek lain yang bersifat lintas batas adalah perhubungan laut, kabel dasar laut, danpencemaran. Pencemaran yang terjadi di wilayah perairan Lampung, misalnya, bisasaja menyebar ke wilayah perairan Jawa Barat, dan sebaliknya. Oleh karena itu,segenap aspek ini harus dikelola secara bersama antar kedua propinsi.

1. Kesimpulan

Upaya-upaya yang perlu dilakukan guna menjawab tantangan/ hambatan, yangmeliputi eksplorasi, eksploitasi sumberdaya serta pengelolaan yang meliputipelestarian, konservasi, rehabilitasi, pengamanan, keselamatan, pencemaran,abrasi, intrusi, sedimentasi pada kawasan kelautan perbatasan antara propinsimeliputi:

1. Upaya penyempurnaan peraturan tentang pemanfaatan ruang wilayah secaralebih operasional. Hal ini akan memberikan peluang dan kemudahan bagitumbuhnya investasi masyarakat/dunia usaha, acuan/pedoman dalampengembangan wilayah perbatasan antara propinsi secara lebih efisien danefektif bagi semua sektor pembangunan, baik yang dilakukan pemerintahmaupun masyarakat/dunia usaha. Dengan begitu dapat memberikankeuntungan bagi semua pihak khususnya masyarakat luas dengan tetapmenjaga kelestarian lingkungan bagi pembangunan berkelanjutan;

2. Upaya pengelolaan pemanfaatan sumberdaya secara terpadu dan sinergisantara propinsi terhadap rencana pengembangan kawasan strategis regional(lintas wilayah dan sektor) melalui program-program pengembangan wisatabahari, pengembangan transportasi laut, pengelolaan perikanan, agroindustr;dan agrowisata terpadu.

3. Upaya peningkatan kerjasama antardaerah (propinsi dan kabupaten) dalamoptimalisasi pemanfaatan fasilitas sarana dan prasarana yang tersedia.

4. Upaya bersama dalam peningkatan dan pengembangan institusi yang adaguna mengantisipasi dan memenuhi kebutuhan dalam rangka pengelolaanwilayah kelautan untuk lebih meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

5. Upaya bersama berbagai pihak dalam penerapan dan pengembangan ilmupengetahuan dan teknologi guna peningkatan kesejahteraanmasyarakat/daerah. Hal ini merupakan tantangan bagi perguruan tinggi(lembaga penelitian) di kedua propinsi untuk berperanaktif.

page 20 / 22

Page 21: KONSEP PENGEMBANGAN PERIKANAN TERPADU 1)achamad.staff.ipb.ac.id/wp-content/plugins/as-pdf/Pemanfaatan... · jenis-jenis ikan, udang dan biota lainnya dengan tingkah laku dan sifat

Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan Institut Pertanian Bogor | KONSEP PENGEMBANGAN PERIKANAN TERPADU 1)Copyright Budy Wiryawan [email protected]://budywi.staff.ipb.ac.id/karya-ilmiah/konsep-pengembangan-perikanan-terpadu-1/

Daftar Pustaka

Baskoro, Mulyono S., Ronny I Wahyu dan Arief Effendy, 2004.  Migrasi dan DistribusiIkan. Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, FPIK – IPB, Bogor.

Baskoro, Mulyono S.  1995.  Capture process of small scale set net.  Thesis.  TokyoUniversity of  Fisheries. Tokyo.

Dahuri, Rokhmin,  2003.  Perkembangan Terakhir Kebijakan dan ProgramPembangunan Kelautan dan Perikanan Indonesia.  Departemen Kelautan danPerikanan, Republik Indonesia, Jakarta.

DKP, 2004. Pemantapan Program-Program Gerbang Mina Bahari (GMB).  SekretariatJenderal, Departemen Kelautan dan Perikanan, Jakarta.

DKP, 2006.  Penyusunan Identifikasi dan Klasifikasi Alat Penangkapan Ikan. Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap, Direktorat Kapal Perikanan dan AlatTangkap Ikan, Departemen Kelautan dan Perikanan, Jakarta.

Haluan, J. 1985. Proses Optimasi dalam Operasi Penangkapan ikan. Pedoman KuliahMetode Penangkapan Ikan II (Bagian Pertama).  Sistem Pendidikan Jarak JauhMelalui Satelit Sisdiksat Intim. Bogor.

Monintja, D. R.  2000.  Prosiding Pelatihan untuk Pelatih Pengelolaan Wilayah PesisirTerpadu.  Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan.  Institut Pertanian Bogor,Bogor.

Purbayanto, A., M. S. Baskoro. 1999.  Tinjauan Singkat Tentang PengembanganTeknologi Penangkapan ikan Ramah Lingkungan.  Mini Review on the Developmentof Environmental Friendly Fishing Technology.  Graduate Student at Tokyo

page 21 / 22

Page 22: KONSEP PENGEMBANGAN PERIKANAN TERPADU 1)achamad.staff.ipb.ac.id/wp-content/plugins/as-pdf/Pemanfaatan... · jenis-jenis ikan, udang dan biota lainnya dengan tingkah laku dan sifat

Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan Institut Pertanian Bogor | KONSEP PENGEMBANGAN PERIKANAN TERPADU 1)Copyright Budy Wiryawan [email protected]://budywi.staff.ipb.ac.id/karya-ilmiah/konsep-pengembangan-perikanan-terpadu-1/

University of Fisheries. Dept. of Marine Science and Technology, Tokyo.

page 22 / 22