Konsep Perancangan Agrowisata

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Konsep Agrowisata

Citation preview

Konsep Perancangan

4.1.Konsep PerancanganUrban CatalystKawasan MakroKabupaten Demak merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Tengah. Lokasi Kabupaten Demak ini berbatasan langsung dengan Kota Semarang dan masuk dalam kawasan Kedungsepur. Oleh karena itu, perkembangan Kabupaten Demak secara tidak langsung dipengaruhi oleh daerah lain disekitarnya. Namun pada kenyataanya, Kabupaten Demak yang masuk dalam wilayah Kedungsepur justru tidak mengalami perkembangan yang pesat atau dapat dikatakan sebagai kabupaten yang tertinggal.Hal tersebut dapat dilihat dari kondisi infrastuktur, fasilitas umum, perilaku masyarakat lokal dan beberapa potensi yang belum dapat dikembangkan.Kabupaten Demak memiliki beberapa potensi seperti pariwisata, industri UMKM dan pertanian yang tersebar di beberapa kecamatan. Berdasarkan data yang didapat dari Dinas Pariwisata Kabupaten Demak, terdapat beberapa jenis potensi pariwisata, yaitu meliputi 78 wisata religi dan 15 wisata lainnya.Potensi pertanian di Kabupaten Demak meliputi pertanian buah jambu air, belimbing, padi dan bawang merah. Sedangkan potensi UMKM yang ada di Kabupaten Demak yaitu batik tulis karang melati, bedhug, sentra bordir,handycraftenceng gondok dan sentra industri sanggul. Banyaknya potensi yang dimiliki Kabupaten Demak yang telah disebutkan sebelumnya, secara ideal seharusnya dapat digunakan sebagai penggerak perkembangan kota namun hal tersebut belum dapat diterapkan pada Kabupaten Demak.Kecamatan Demak merupakan pusat aktivitas atau dapat dikatakan sebagaicity coreKabupaten Demak. Kecamatan Demak ini dipilih sebagai wilayah studi makro karena Kecamatan Demak merupakancity coreyang menjadi pusat aktivitas terutama aktivitas pemerintahan, pariwisata dan ekonomi. Selain itu, sesuai dengan RTRW Kabupaten Demak, Kecamatan Demak merupakan hirarki 1 yang didalamnya terdapat kelengkapan fasilitas umum, memiliki ketersediaan sarana dan prasarana yang lengkap dan memadai.Sesuai dengan peran Kecamatan Demak sebagai wilayah dengan hirarki 1 nyatanya belum dapat mendongkrak perkembangan Kabupaten Demak. Hal tersebut disebabkan karena Kecamatan Demak belum mampu mengembangkan pariwisata dan komponen pendukungnya seperti transportasi dan penginapan sehingga belum mampu menjadi menjadi sektor ekonomi basis bagi perekonomian Kabupaten Demak. Untuk itu, diperlukan suatu konsepurban catalystsebagai media untuk mempercepat perkembangan kota khususnya badi Kabupaten Demak.Konsepurban catalystyang dipilih untuk mempercepat perkembangan Kecamatan Demak yaitu Kota Terpadu Berbasis Pariwisata. Pemilihan sektor pariwisata sebagaiurban catalystuntuk mengembangkan Kecamatan Demak disebabkan karena adanya pariwisata unggulan seperti masjid agung, alun-alun dan agrowisata. Selain itu, sektor pariwisata yang ada di Kecamatan Demak lebih menonjol dibandingkan dengan sektor lainnya. Konsep terpadu ini dipilih untuk menciptakan suatu sistem yang utuh antara pariwisata dengan komponen pendukungnya seperti penginapan, perdagangan dan transportasi.Pariwisata Masjid Agung Demak dan agrowisata buah jambu air dan belimbing akan lebih berkembang jika adanya suatu rancangan disain yang menarik dan menciptakan suatu atrkasi yang dapat menarik banyak pengunjung. Banyaknya pengunjung yang datang secara tidak langsung harus ditunjang pula oleh kemudahan transportasi dan kenyamanan penginapan. Selain itu, pengunjung yang datang secara tidak langsung akan berbelanja produk khas Kabupaten Demak. Uraian yang telah dijelaskan tersebut merupakan bentuk rencana keterpaduan yang akan diterapkan di Kecamatan Demak. Dengan adanya keterpaduan sektor pariwisata tersebut diharapkan mampu menjadi sektor basis dan sekaligus mendongkrak perkembangan Kabupaten Demak sehingga tidak lagi menjadi kota yang tertinggal.

4.2.Konsep PerancanganUrban CatalystKawasan Mikro4.2.1.Justifikasi Pemilihan Konsep Perancangan Kawasan MikroWilayah mikro yang dipilih yaitu Desa Betokan, Kecamatan Demak.Pemilihan Desa Betokan ini didasarkan pada potensi pertanian buah jambu air dan belimbing yang ada. Desa Betokan terkenal dengan penghasil buah belimbing dengan ciri khas rasa tersendiri. Buah belimbing ini memiliki 3 jenis yang dibedakan oleh warna buahnya yaitu kapur, kunir dan jingga. Awal mula atau embrio dalam mengembangkan buah belimbing ini dilakukan oleh penduduk Desa Betokan.Seiring dengan perkembangan waktu, penduduk Desa Betokan juga mengembangkan buah jambu yang berbeda dengan buah jambu pada umumnya karena memiliki ukuran yang lebih besar, tebal dan manis. Buah jambu ini juga memiliki 3 jenis yaitu buah jambu delima, citra dan hijau. Buah belimbing dan jambu kemudian menjadi ciri khas kabupaten Demak karena lebih unggul dan berbeda dengan wilayah lain.Melihat adanya potensi perkebunan belimbing dan jambu di Desa Betokan, pada tahun 2000 atas persetujuan oleh Bupati Kabupaten Demak Bapak Joko Wiji dibangunlah suatu agrowisata di Desa Demak dengan nama Kebun Bibit Holtikultura. Dalam agrowisata seluas 1 Ha dilengkapi dengan bangunan kantor, jalan setapak, rumah bunga dan tentu saja tanaman buah belimbing dan jambu.Kesuksesan pengembangan perkebunan belimbing dan jambu di Desa Betokan berbanding terbalik dengan agrowisatanya. Desa Betokan sebagai embrio dibangunya agrowisata justru kalah berkembang dengan agrowisata Desa Tempuran yang berbatasan langsung dengan Desa Betokan. Hal tersebut disebabkan karena kurang adanyagregetatau respon dari masyarakat, jalan lingkungan yang kurang lebar dan jauh dari jalan utama serta kuranya anggaran pemerintah Kabupaten Demak (APBD2).Agrowisata Desa Betokan sudah dibahas dalam RTRW namun belum dibahas dalam anggaran pemerintah. Dengan adanya hambatan tersebut menyebabkan agrowisata yang telah dibangun menjadi tidak terawat dan perkebunan yang ada di dalamnya disewakan pada penduduk sekitar untuk dikelola secara individu. Namun, menurut pihak Dinas Pariwisata agrowisata ini masih ada kemungkinan dikembangkan lagi sehingga citra embrio buah belimbing dan jambu tidak hilang dari Desa Betokan.Untuk itu, diperlukan suatu konsepurban catalystuntuk mengembangkan agrowisata Desa Betokan yang pada saat ini mulai terbengkalai. Konsep yang dipilih yaitu Fresh And Fun Betokan Kampoeng Agrotourism.KonsepFresh and Funini dipilih untuk merancang suatu agrowisata dengan nuansa yang asri dan menyenangkan. Konsepfreshini dipilih untuk menciptakan suasana yang segar atau asri yang mana pengunjung juga dapat memetik dan mencicipi buah dengan kondisi yang segar pula. Sedangkan konsepfunini dimaksudkan untuk menciptakan rasa menyenangkan karena kelengkapan wahana permainan dan fasilitas yang disediakan di dalam agrowisata. Konsep ini ditujukan agar agrowisata tidak terkesan monoton karena hanya bisa memetik buah saja tetapi dibuat lebih inovatif dengan menyediakan wahana permainan lainnya.Sedangkan pemilihan konsepKampoeng Agrotourismini dimaksudkan untuk melibatkan masyarakat dan petani buah sekitar dalam mendukung perancangan agrowisata.Pelibatan masyarakat dan petani buah ini sangat dibutuhkan dalam keberlangsungan agrowisata. Bentuk keterlibatan masyarakat yang direncanakan yaitu untuk mengolah buah belimbing dan jambu air menjadi produk makanan dalam bentuk UMKM. Selain itu, ada pula kreasi barang-barang unik yang mencirikan buah belimbing dan jambu air sebagai oleh-oleh khas Desa Betokan. Bentuk dari keterlibatan petani buah sekitar yaitu untuk mengadakan suatutrainingbertani buah belimbing dan jambu air yang dapat menghasilkan buah yang unggul.Konsep perancangan yang telah dipilih ini dimaksudkan untuk mencapai 3 komponen utama dalam bidang pariwisata yaitu aksesibilitas, amenities dan atraksi. Komponen aksesibilitas ini dicapai dengan pengaturan pintu masuk dan keluar pengunjung dengan sistem memutar untuk menghindari kemacetan.Komponen amenities yang meliputiwhat to do?, what to eat? And what to buy?telah disediakan dalam agrowisata sehingga dapat dengan mudah dilakukan pengunjung. Sedangkan komponen atraksi ini dikemas dalam bentuktraining agriculturedan petik buah pada saat panen raya. Konsep perancagan yang telah disusun ini diharapkan dapat menarik banyak pengunjung sehingga dapat lebih mengembangkan agrowisata yang ada.Dasar pemilihan konsepFresh and Fun Betokan Kampoeng Agrotourismtersebut selain berdasar pada permasalahan dan potensi yang ada juga melalui penilaian dari beberapa indikator, yakni sebagai berikut :Peningkatan sektor pariwisata melalui agrowisata Desa BetokanMelalui pengembangan agrowisata di Desa Betokan, akan menambah alternatif kunjungan wisatawan ke Demak yang selama ini hanya identik dengan wisata budaya dan religi. Agrowisata ini akan menawarkan sesuatu yang baru di Kabupaten Demak. Dengan demikian, diharapkan agrowisata ini mampu menjadi magnet baru untuk menarik wisatawan datang ke Kabupaten Demak.Peningkatan pendapatan asli daerah (PAD) Kabupaten Demak melalui kontribusi dari sektor pariwisataAdanya agrowisata di Desa Betokan yang mampu menjadi daya tarik wisata bari bagi Kabupaten Demak dengan otomatis akan menghasilkan pendapatan daerah. Oleh karena itu, penerapan konsep agrowisata Desa Betokan ini diharapkan mampu memacu perekonomian Kabupaten Demak melalui sektor pariwisata.Pengintegrasian agrowisata dengan aktivitas masyarakat Desa BetokanPada kondisi eksisting saat ini, masyarakat Desa Betokan yang bermata pencaharian sebagai petani masih cukup besar. Sebagian masyarakat juga banyak membuka usaha perdagangan. Oleh karena itu, dengan pengembangan agrowisata di Desa Betokan tidak beresiko menimbulkan permasalahan terkait aktivitas masyarakat. sebaliknya, pengembangan agrowisata di Desa Betokan dapat terpadu dengan aktivitas masyarakat Desa Betokan dan akan mampu memberikan dampak positif bagi masyarakat Desa Betokan.Pengendalian konversi lahan yang terjadi karena pertumbuhan kota dan kesesuaian penggunaan lahanPertumbuhan kota yang terjadi saat ini banyak berpengaruh pada perubahan penggunaan lahan. Pertumbuhan kota yang pada dasarnya merupakn upaya untuk meningkatkan kesejahteraan wilayah pada akhirnya menimbulkan dampak kurang baik akibat perubahan guna lahan yang berujung pada konversi lahan. Dengan pengembangan agrowisata di Desa Betokan ini, peningkatan kesejahteraan wilayah menimbulkan konversi lahan karena merupakan wisata pada ruang terbuka. Untuk akomodasi pendukung, seperti penginapan dan rumah makan memanfaatkan rumah-rumah penduduk yang sudah ada sehingga pembangunan yang akan dilakukan unruk menunjang aktivitas wisata dapat diminimalkan. Selain itu, penggunaan lahan sebagai agrowisata juga tidak akan merubah penggunaan lahan pertanian seperti yang telah direncanakan dalam RTRW Kabupaten Demak.Penciptaan lapangan kerja baru bagi masyarakat Desa BetokanPengembangan agrowisata tidak akan bisa berdiri sendiri tanpa adanya dukungan dati akomodasi penunjang. Dengan adanya pengadaan akomodasi penunjang maka akan membuka kesempatan kerja baru bagi masyarakat sehingga dapat berdampak positif pula dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat Desa Betokan.Pengintegrasian agrowisata dengan objek wisata lain untuk meningkatkan minat wisatawan berkunjung ke DemakPariwisata Kabupaten Demak saat ini identik dengan unsur budaya dan religi. Oleh karena itu, dengan adanya agrowisata ini akan melengkapi jenis pariwisata yang ada serta memberikan warna baru bagi pariwisata Kabupaten Demak. Melalui integrasi agrowisata dengan objek lain di Kabupaten Demak akan menambah kualitas paket wisata sehingga ditargetkan mampu menarik wisatawan lebih banyak.Kemudahan aksesibilitas dan kemampuan pemenuhan akomodasi penunjangLokasi Desa Betokan yang berada pada jalur strategi Demak-Kudus akan mempermudah penyediaan akses keluar masuk sehingga pemerintah tidak perlu menyediakan jalur baru, yang diperlukan adalah perbaikan kondisi pelayanan infrastruktur, terutama jaringan jalan.4.2.2.Penerapan Konsep Perancangan Kawasan Mikro PadaSitePerancanganKonsep yang telah dipilih dengan maksud untuk lebih mengembangkan agrowisata yang telah ada di Desa Betokan ini harus tergambar dalamsiteperancangan. Dalamsiteperancangan ini, 3 komponen utama dalam pariwisata juga harus nampak.Komponen aksesibilitas yang akan dicapai tergambar dalam 4 bentuk, yaitu:1.Pelebaran jalan yang pada awalnya 3 meter menjadi 5 meter.Hal ini dimaksudkan agar dapat dilalui oleh mobil, motor dan bus.2.Pengaturan sistem pintu keluar dan masukdalam agrowisata untuk kendaraan terpisah. Pengaturan sistem ini dipilih untuk menghindari kemacetan karena kendaraan yang hendak masuk tidak bertemu dengan kendaraan yang keluar sehingga lebih aksesibel.3.Pembuatan lahan untuk parkir padaagrowisata yang dipisahkan antar jenis kendaraan seperti motor, mobil dan bus.4.Pembuatan kelengkapan jalan yang meliputi jalur pedestrian dan jalur hijau selebar 1 meter, pepohonan peneduh dan jalan setapak di dalam agrowisata yang lentur sehingga tidak terkesan monoton.Komponen amanities padasiteperancangan tergambar dalam 3 bentuk, yaitu:1.What to do?Konsepwhat to do?yang tergambar dalamsiteperancangan yaitu jika pengunjung ingin mengikuti kegiatantraining agricultureyang diselenggarakan yaitu dapat dilakukan pada gedungtraining centre agriculture.Pengunjung yang ingin memetik buah atau membeli bibit buah dapat mengunjungi gedung pusat penjualan buah dan bibit buah. Pengunjung yang ingin melihat secara langsung proses pengolahan buah dapat mengunjungi gedung pusat pengolahan buah yang lokasinya diluar agrowisata atau didekat permukiman penduduk. Di dalam agrowisata dilengkapi pula dengan mushola dan WC yang mudah dijangkau. Selain itu, masih banyak lagi kegiatan yang dapat dilakukan pengunjung seperti berenang,outbonddan mencoba wahana permaian perahu di danau buatan.2.What to eat?Konsepwhat to eat?yang tergambar dalamsiteperancangan yaitu berupa cafetaria yang ada di dalam agrowisata. Selain itu, dapat pula ditemui restoran yang berada di luar agrowisata.3.What to buy?Konsepwhat to buy?yang tergambar dalamsiteperancangan yaitu dalam bentuk kios perdagangan yang ada di dalam agrowisata danshopping centreyang ada di luar agrowisata.Sedangkan komponen atraksi padasiteperancangan tergambar dalam 2 bentuk, yaitu:1.Training agricultureyang dilakukan pada gedungtraining centre agriculture.Dalam kegiatan ini pengunjung akan dilatih untuk dapat membudidayakan buah belimbing dan jambu air khas Betokan agar menghasilkan buah yang besar, padat dan manis.2.Petik buah pada panen raya. Kegiatan ini dimaksudkan untuk meningkatkan nilai jual buah agar tidak jatuh pada saat panen raya.Penerapan 3 komponen utama dalam pariwisata sekaligus dapat mencapai konsep pengembanganFresh And Fun Betokan Kampoeng Agrotourism.Dengan demikian perancangan kawasan agrowisata di Desa Betokan ini menjadi salah satu kalisator dalam pengembangan Kabupaten Demak.

ANALISIS PERANCANGAN KAWASAN AGROWISATA

BAB VANALISIS PERANCANGAN KAWASAN AGROWISATA DESA BETOKAN

5.1Analisis Aktivitas dan Kebutuhan RuangDalam perancangan sebuah kawasan, kita tidak hanya memperhatikan bentuk dan estetika suatu kawasan tapi juga perlu mempertimbangkan aktivitas yang berlangsung didalamnya, karena perancangan dilakukan untuk manusia agar dapat melakukan aktivitasnya dengan nyaman. Oleh karena itu, dibutuhkan analisis aktivitas yang berlangsung sehingga tidak saling mengganggu satu sama lain. Wilayah perencanaan di Desa Betokan, Kecamatan Demak merupakan wadah berkembangnya pertanian buah belimbing dan jambu air menjadi daya tarik agrowisata yang mampu menciptakan perkembangan ekonomi perdagangan dan jasa di Kabupaten Demak. Selain itu juga terdapat aktivitas lain, berupa permukiman yang mendukung agrowisata tersebut. Dari penjelasan di atas maka dapat dibuat pengelompokan aktivitas agar lebih memudahkan dalam perancangan wilayah perencanaan.

5.1.1Karakteristik Aktivitas Di Lokasi Perancangan Sebelum Penerapan KonsepDesa Betokan dikenal sebagai embrio perkembangan pertanian buah belimbing dan jambu air. Sampai saat ini, buah belimbing dan jambu air ini telah menjadiicondan kebanggaanKabupaten Demak. Prospek pertanian buah belimbing dan jambu air yang menguntungkan ini kemudian mulai dikembangkan di desa lainnya seperti Desa Tempuran.Walaupun mengembangkan komoditas jenis buah yang sama, tetapi hasil produksi Desa Betokan tetap lebih unggul dan manis. Melihat adanya potensi pertanian di Desa Betokan tersebut, pada tahun 2000 Dinas Pariwisata Kabupaten Demak mendirikan agrowisata yang diberi nama Kebun Bibit Hortikultura.Agrowisata ini dibangun diatas lahan pemerintah dengan luas 1Ha. Agrowisata di Desa Betokan ini terdapat pertanian buah belimbing dan jambu air, kantor pengelola dan rumah bunga. Agrowisata yang telah didirikan dan didisain oleh Dinas Pariwisata ini nyatanya tidak berkembang dengan baik. Hal tersebut disebabkan karena tidak adanya dana APBD Kabupaten Demak untuk mengelola agrowisata tersebut. Tidak adanya pengelolaan yang baik pada agrowisata menyebabkan tidak ada wisatawan yang datang untuk berkunjung. Kini, agrowisata di Desa Betokan terlihat tidak terawat dan lahan pertanian buah yang ada di dalamnya disewakan kepada petani lokal untuk dikelola. Untuk itu, aktivitas yang terlihat pada wilayah studi hanya pertanian yang meliputi penyiraman, pemupukan, pembibitan dan penyemprotan.Pada wilayah perancangan tidak terlihat pula aktivitas perdagangan yang terkait dengan buah yang diproduksi.5.1.2Karakteristik Aktivitas Di Lokasi Perancangan Setelah PenerapanKonsepTidak berkembangnya agrowisata yang telah didirikan oleh Dinas Pariwisata Kabupaten Demak secara tidak langsung memberikan kerugian bagi APBD. Hal ini disebabkan karena tidak ada wisatawan yang datang berkunjung sehingga tidak ada pemasukan bagi Dinas Pariwisata. Untuk itu, perlu adanya disain perancangan kawasan agrowisata yang menarik dan inovatif. Konsep perancangan yang ditawarkan adalah Fresh and FunBetokan Kampoeng Agrowisata. Konsep perancangan yang telah dipilih ini dimaksudkan agar dapat menarik pihak swasta untuk berinvestasi yang digunakan sebagai dana pengembangan mengingat bahwa tidak adanya dana yang diberikan APDB Kabupaten Demak.Konsep perancangan yang telah dipilih ini secara tidak langsung akan menciptakan aktivitas baru yang belum dilakukan sebelumnya. Secara tidak langsung, konsep perancangan ini sebagai pemberdayaan masyarakat terhadap aktivitas UMKM pengolahan produksi buah dan perdagangan. Dengan mencipatakan aktivitas seperti yang dijelaskan diatas maka dapat meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar. Selain itu, konsep perancangan ini juga menciptakan aktivitas rekreasi yang tidak hanya memetik buah saja tetapi juga berenang, bermain wahana air danoutbond.Kemudian ada pula aktivitas edukasi yaitu dengan mengikuti pelatihan pertanian buah belimbing dan jambu air khas Desa Betokan.5.1.3Analisis Karakteristik PenggunaDesa Betokan yang berbatasan langsung dengan Desa Bintoro yang merupakan pusat kota Demak adalah daerah peruntukan permukiman dan pertanian. Aktivitas utama di Desa Betokan secara keseluruhan adalah sebagai kawasan permukiman.Hal ini ditunjukan dengan bangunan-bangunan yang ditemui pada wilayah studi. Sedangkan untuk aktivitas dominan pada wilayah perancangan yang diambil adalah pertanian buah yang akan dikembangkan sebagai agrowisata Desa Betokan yang ditunjang oleh bebrapa aktivitas penunjang. Untuk merinci secara lebih jelas sistem aktivitas yang ada pada wilayah perancangan, berikut tabel sistem aktivitas Desa Betokan :

Fungsi RuangKelompok AktivitasJenis AktivitasJenis BangunanPengguna

UtamaPertanian buahAgrowisataKebun buahMasyarakat pengelola dan pengunjung agrowisata

PenunjangPermukimanHunianRumah dan pekaranganMasyarakat Desa Betokan

PenginapanPengunjung agrowisata

PelayananPerdagangan dan JasaJual beli, pemenuhan akomodasiKios, toko, rumah makanMasyarakat Desa Betokan dan pengunjung agrowisata

PendidikanPelatihanLatihan bertani buah belimbing dan jambu iarBangunan dan lahan pertanianMasyarakat Desa Betokan dan pengunjung agrowisata

RekreasiRekreasiWahana permainanKolam renang,outbond,danauMasyarakat Desa Betokan dan pengunjung agrowisata

Tabel V.1Analisis Karakteristik Pengguna

Aktivitas yang telah disebutkan pada tabel diatas dapat dijelaskan pula melaui bagan dibawah ini.

Sumber : Analisis Kelompok 1 Studio Perancangan dan Pembangunan Kota, 2012Gambar 5.1Aktivitas Agrowisata Desa Betokan

Dari aktivitas-aktivitas yang ada di Desa Betokan, diperlukan suatu pemenuhan kebutuhan ruang untuk mewadahi aktivitas tersebut. Oleh karena itu, perancangan yang akan diterapakan di kawasan agrowisata Desa Betokan adalah terhadap bangunan rumah, perancangan kebun buah, fasilitas perdagangan, dan fasilitas lain yang terkait. Di samping perancangan bangunan, juga akan dilakukan perancanga akses jalan untuk memperbaiki aksesibilitas keluar masuk kawasan agrowisata.

5.1.4Analisis Kebutuhan RuangDalam menyediakan wadah bagi aktivitas yang ada pada wilayah perancangan, yakni agrowisata Desa Betokan, maka diperlukan suatu perencanaan ruang yang dibutuhkan sesuai dengan jenis aktivitasnya. Di bawah ini merupakan tabel kebutuhan ruang terkait perhitungan total luas ruang yang dibutuhkan :Tabel IV.2Kebutuhan RuangJenis AktivitasJenis BangunanJumlah UnitStandar kebutuhan Luas per UnitSirkulasi (30 %)Keb.Ruang

Pertanian (Agrowisa-ta)Kebun buah1217.000217.000

Gedung agrowisata1600180780

Kolam renang11.7501.750

Gedung kolam renang1400120520

Gedungtraining centre1600180780

Gedung Pengolahan Buah130090390

Total Kebutuhan Ruang untuk Aktivitas Agrowisata221.220

PermukimanRumah dan pekarangan59100307.670

Total Kebutuhan Ruang untuk Aktivitas Permukiman7.670

Perdagangan dan JasaKios agrowisata42257,51.365

Kafetaria220060520

Restoran1600180780

Pusat Penjualan Buah130090390

Shopping Centre130090390

Total Kebutuhan Rumah untuk Aktivitas Perdagangan dan Jasa3.445

PelayananMushola130090390

Toilet4041,2208

Parkir Bus120060260

Parkir Mobil127081351

Parkir Motor115446,2200,2

Total Kebutuhan Ruang untuk Aktivitas Pelayanan1.408,2

Total Kebutuhan Ruang233.743,2

Sumber : Analisis Kelompok 1 Studio Perancangan dan Pembangunan Kota,

Luas lahan yang tersedia: 237.800 m2Total kebutuhan lahan:233.743,2m2Building coverage: 60 %Jumlah total kebutuhan lahan untuk agrowisata Desa Betokan adalah sebesar233.743,2m2dari total luas lahan sebesar 237.800 m2. Sisa lahan yang ada merupakan jalan lingkungan yang mengakses masuk dan keluar agrowisata Desa Betokan.AgrowisataKebun buah= (217.000x 1 unit)=217.000m2Gedung agrowisata= (600x 1unit) + sirkulasi 30 %=780m2Kolam renang= (1.750x 1 unit) +sirkulasi 30 %=1.750m2Gedung kolam renang= ( 400x 1 unit) + sirkulasi 30 %= 520 m2Gedungtraining centre=(600x1unit)+sirkulasi 30%= 780 m2Gedung Pengolahan Buah= ( 300 x 1unit) + sirkulasi 30 %= 390 m2

Jumlah total kebutuhan ruang untuk aktivitas agrowisata adalah sebesar221.220m2atau 93,03 % dari total luas wilayah perancangan.Prosentase ruang untuk aktivitas agrowisata Desa Betokan ini sangat besar karena agrowisata merupakan aktivitas yang dominan di Desa Betokan.HunianRumah=(100 m2x 59 unit) + sirkulasi 30%= 7.670 m2Total kebutuhan ruang untuk hunian adalah 7.670 m2, atau sebesar 3,23 % dari total luas wlayah perancangan. Ruang hunian yang dirancang pada kawasan agrowisata Desa Betokan ini akan dikhususkan bagi masyarakat Desa Betokan bermukim pada bagian dari wilayah perancangan serta beraktivitas di sektor wisata tersebut.Perdagangan dan JasaKios agrowisata= (25 x 42 unit) + sirkulasi 30 %=1.365m2

Kafetaria= (200 m2x 2 unit) + sirkulasi 30 %= 520 m2Restoran= (600 x 1 unit) + sirkulasi 30 %= 780 m2Shopping Centre= (300 x 1 unit) + sirkulasi 30 %= 390m2Total ruang yang dibutuhkan bagi aktivitas perdagangan adalah sebesar3.445m2atau sebesar 1,45 % dari total wilayah perancangan.Fasilitas perdagangan ini akan disebar di sekitar agrowisata untuk memudahkan akses pengunjung.PelayananMushola= (300 m2x 1 unit) + sirkulasi 30%= 390 m2Toilet= (4 m2x 40 unit) + sirkulasi 30%= 208 m2Parkir Bus= (200 m2x 1 unit) + sirkulasi 30%= 260 m2Parkir Mobil= (270 m2x 1 unit) + sirkulasi 30%= 351 m2Parkir Motor= (154 m2x 1 unit) + sirkulasi 30%= 200.2 m2Jumlah ruang yang diperlukan untuk aktivitas pelayanan 1.408,2 adalah sebesar 780 m2atau 0,59 % dari total wilayah perancangan.

URBAN DESIGN GUIDELINES KAWASAN AGROWISATA DESA BETOKAN

6.1.Urban Design Guidelines Kawasan Agrowisata Desa Betokan6.1.1.Pengaturan AktivitasTabel VI.1UDGL Pengaturan AktivitasKomponen Panduan Rancang KotaDesign GuidelinesKeterangan

Prescriptive Design GuidelinesPerformance Design Guidelines

Fungsi AktivitasKawasan perancangan adalah agrowisata Desa Betokan yang akan dikembangkan sebagai katalisator perkembangan wilayah Kabupaten Demak.Aktivitas yang terdapat di dalam kawasan agrowisata Desa Betokan ini meliputi aktivitas utama, aktivitas permukiman, aktivitas penunjang, serta aktivitas pelayanan.Aktivitas utama di dalam kawasan perancangan agrowisata adalah pariwisata sehingga di dalam agrowisata selain disediakan kebun buah dimana pengunjung dapat memetik sendiri hasil panen juga disediakan beberapa atraksi dan wahana permainan, seperti kolam renang, danau buatan, dan kolam air mancur. Selain itu, di dalam kawasan perancangan juga didirikan gedungtraining centreuntuk kegiatan pelatihan kepada kelompok petani Desa Betokan.Aktivitas permukiman yang ada di sekitar agrowisata adalah permukiman berskala rendah, yakni dengan jumlah hanya sekitar 50 unit. Jumlah tersebut telah mengalami pengurangan dari jumlah sebelumnya karena kepentingan pariwisata sehingga harus mempertahankan luasan ruang terbuka.Aktivitas penunjang agrowisata Desa Betokan yang paling utama adalah aktivitas perdagangan dan jasa. Waktu beroperasi aktivitas perdagangan dan jasa adalah sama dengan waktu beroperasi agrowisata Desa Betokan, yakni mulai pukul 08.00-22.00.

Aktivitas pelayanan yang disediakan untuk menunjang aktivitas utama pada kawasan agrowisata Desa Betokan adalah dengan menyediakan sarana peribadatan bagi pengunjung. Selain itu, disediakan pula lahan parkir untuk kendaraan pengunjung.Aktivitas utama agrowisata

Aktivitas permukiman

Aktivitas perdagangan dan jasa

Aktivitas HarianAktivitas harian yang ada di dalam kawasan agrowisata Desa Betokan adalah petik buah oleh pengunjung. Selain itu, pengunjung juga dapat menummati atraksi dari pemandangan danau buatan dan memanfaatkan wahana kolam renang yang telah disediakan.Waktu operasi dari aktivitas harian pada kawasan agrowisata Desa Betokan adalah mulai pukul 08.00-23.00. Untuk pengunjung yang menginap dihomestayDesa Betokan dapat menikmati pemandangansunrisepada pagi hari di sekitar agrowisata.Atraksi danau buatan

Kolam renang

Aktivitas Khusus(event)Aktivitas yang hanya dilakukan pada waktu tertentu antara lain petik masal pada panen raya, lomba dan pameran buah, dan pelatihan bagi para kelompok tani.Untuk petik masal pada panen raya akan dilakukan di kebun buah di dalam agrowisata.Lomba dan pameran buah akan dilaksanakan di halamanshopping centreyang berada di seberang agrowisata.Pelatihan ketrampilan bagi kelompok tani akan dilaksanakan di gedungtraining centreyang telah disediakan di dalam agrowisata.Panen raya dilakuakan minimal tiga kali dalam setahunLomba dan pameran buah dilaksanakan pada saat panen rayaPelatihan ketrampilan kepada kelompok petani dilaksanakan secara periodik setiap empat bulan sekali

Sumber : Analisis Kelompok 1 Studio Perancangan dan Pembangunan Kota, 2012

6.1.2.Pola Tata Massa Bangunan6.1.2.1.Rencana Peruntukan LahanSesuai dengan jenis katalisator yang akan digunakan untuk mempercepat pengembangan wilayah, yakni agrowisata Desa Betokan, maka peruntukan lahan utama adalah sebagai lahan pertanian buah sebagai lahan produksi buah dengan sirkulasi di dalamnya. Selain peruntukan lahan utama sebagai lahan pertanian, lahan di kawasan perancangan agrowisata Desa Betokan sebagaian kecil juga digunakan sebagai lahan permukiman penduduk, lahan perdagangan dan jasa, serta lahan untuk menampung aktivitas lain yang menunjang aktivitas agrowisata.Penataan dari setuap peruntukan lahan telah diatur dengan pertimbangan untuk menghindari percampuran aktivitas yang mungkin terjadi pada satu tempat untuk beberapa aktivitas yang berbeda, misalnya untuk menghindari terjadinya aktivitas perdagangan dan jasa yang bercampur dengan lahan permukiman sehingga mengurangi sirkulasi. Namun meskipun demikian, setiap peruntukan lahan akan dihubungkan langsung satu sama lain untuk mengoptimalkan fungsi dari setiap peruntukan lahan.Tabel VI.2UDGL Rencana Peruntukan LahanKomponen Panduan Rancang KotaDesign GuidelinesKeterangan

Prescriptive Design GuidelinesPerformance Design Guidelines

Rencana Peruntukan LahanLahan agrowisata Desa BetokanPermukiman masyarakatPerdagangan dan jasaFasilitas pelayananLahan peruntukan agrowisata dipergunakan seluruhnya untuk menampung aktivitas pariwisata sehingga di dalamnya dilengkapi dengan segala komponen yang menunjang aktivitas pariwisata, seperti kebun buah, kolam renang, tempat duduk santai, kolam air mancur, danau buatan, dan sebagainya.Lahan permukiman masyarakat yang dialokasikan di sekitar agrowisata merupakan milik masyarakat yang mengelola langsung agrowisata dan juga petani agrowisata.Lahan yang diperuntukan sebagai penampung aktivitas perdagangan dan jasa akan dialokasikan di sekitar agrowisata. Tujuan dari alokasi lahan perdagangan dan jasa ini adalah untuk mewadahi aktivitas penunjang pariwisata, khususnya perdagangan dan jasa yang di dalamnya akan digunakan untuk transaksi penjualan buah segar, buah olahan, bibit tanaman, dan barang serta jasa lain yang dibutuhkan oleh wisatawan.Jenis fasilitas yang akan dialokasikan pada kawasan agrowisata Desa Betokan adalah fasilitas peribadatan dan parkir yang disediakan untuk pengunjung.Peruntukan agrowisata

Peruntukan permukiman

Kelengkapan agrowisata

Fasilitas restoran

Fasilitas peribadatan

Sumber : Analisis Kelompok 1 Studio Perancangan dan Pembangunan Kota, 2012

6.1.2.2.Ukuran LahanUntuk setiap peruntukan lahan, ukurannya disesuaikan dengan jenis aktivitas yang akan ditampung. Untuk aktivitas utama di kawasan agrowisata Desa Betokan, yakni aktivitas pariwisata, lahan yang disediakan adalah sebesar 221.000 m2. Besarnya luas lahan yang disediakan untuk agrowisata ini telah dipertimbangkan dengan perkiraan jumlah pengunjung hingga 20 tahun ke depan. Luas lahan agrowisata sebesar 221.000 m2tersebut sudah termasuk dengan pertimbangan sirkulasi untuk pengunjung.Selain diperuntukkan untuk lahan agrowisata, sebagian lahan di kawasan perancangan juga dialokasikan sebagai lahan permukiman, yakni seluas 6.500 m2. Jumlah lahan permukiman yang direncanakan untuk 20 tahun ke depan telah dikurangi dari jumlah lahan permukiman saat ini. Sebagai gantinya, masyarakat yang mulanya tinggal di daerah yang dirancang diberikan ganti rugi senilai harga tanah dan bangunan. Dari total luas lahan yang sebesar 237.800 m2, sisa lahan yang telah digunakan sebagai lahan pertanian dan permukiman digunakan sebagai lahan untuk menampung aktivitas penunjang dan pelayanan.Tabel VI.3UDGL Ukuran LahanKomponen Panduan Rancang KotaDesign GuidelinesKeterangan

Prescriptive Design GuidelinesPerformance Design Guidelines

Ukuran LahanTotal lahan yang dialokasikan untuk lahan agrowisata Desa Betokan sesuai proyeksi hingga 20 tahun ke depan adalah seluas221.000 m2.Luas kawasan permukiman masyarakat yang direncanakan di sekitar kawasan sgrowisata Desa Betokan adalah sebesar6.500 m2, yakni lahan yang menampung sekitar 50 unit rumah.Untuk mendukung aktivitas perdagangan dan jasa, lahan yang dialokasikan adalah sebesar 4.832 m2yang terdiri dari kios, toko, rumah makan, danshopping centre.Untuk menampung pelayanan bagi pengunjung, disediakan fasilitas-fasilitas yang akan ditempatkan pada lahan seluas2.340m2.Alokasi lahan untuk agrowisata Desa Betokan yang disiapkan adalah sebesar 93,8% dari total luas kawasan perancangan.Hal ini terkait dengan aktivitas utama yang akan dilakukan pada wilayah prancangan adalah aktivitas pariwisata.Luasan kawasan permukiman masyarakat di sekitar kawasan agrowisata yang sebesar 2,79% dari total luas kawasan perancangan telah dipertimbangkan sesuai dengan aktivitas yang dominan, yakni pariwisata. Pada kondisi eksisting saat ini, luas kawasan permukiman yang ada lebih besar daripada luas kawasan permukiman yang akan direncanakan untuk proyeksi 20 tahun ke depan. Hal ini dikaitkan dengan kepentingan wisata agro yang memerlukan lebih banyak ruang terbuka sehingga beberapa rumah penduduk direlokasi di kawasan yang agak jauh dari agrowisata, tetapi masih di dalam Desa Betokan.Besar lahan untuk kawasan perdagangan dan jasa, yakni sebesar 2,03% dari total luas kawasan perancangan akan dimanfaatkan untuk menampung kios, yoko, rumah makan, danshopping centre. Bangunan-bangunan tersebut akan diletakkan secara tersebar supaya dapat menjangkan seluruh pengunjung dan juga masyarakat yang tinggal di sekitar kawasan agrowisata.

Lahan yang dialokasikan sebagai wadah bagi aktivitas pelayananadalah sebesar 0,98% dari total kawasan perancangan. Jenis fasilitas yang akan dibangun pada lahan ini adalah sarana peribadatan yang berupa masjid dan lahan parkir kendaraan wisatawan yang berkunjung ke agrowisata.

Lahan agrowisata

Lahan Permukiman

Lahan Perdagangan dan Jasa

Lahan Aktivitas Pelayanan

Sumber : Analisis Kelompok 1 Studio Perancangan dan Pembangunan Kota, 2012

6.1.2.3.Jenis Bangunan dan Jumlah Tiap BangunanJenis bangunan yang akan dirancang pada kawasan perancangan pada hakikatnya disesuaikan dengan aktivitas dan peruntukan lahannya. Untuk menunjang aktivitas utama di kawasan agrowisata Desa Betokan, jenis bangunan yang dirancang adalah kantor pengelola agrowisata, gedungtraining centre, toilet, gedung kolam renang, dan kafetaria. Sedangkan untuk aktivitas perumahan, jenis bangunan yang dirancang adalah bangunan rumah hunian masyarakat. jumlah unit rumah yang dirancang di sekitar agrowisata Desa Betokan adalah sebanyak 50 rumah.Untuk mendukung aktivitas penunjang seperti perdagangan dan jasa serta aktivitas pelayanan, jenis bangunan yang dirancang pada kawasan perancangan meliputi gedung pusat penjualan bibit tanaman,shopping centre, gedung pusat pengolahan buah, restoran, kios perdagangan, dan masjid. Berbagai jenis bangunan yang dirancang pada kawasan perancangan agrowisata semuanya telah disesuaikan dengan aktivitas yang harus ditampung di dalamnya. Banyaknya bangunan untuk setiap fungsi bangunan adalah seperti yang telah dicantumkan dalam perhitungan kebutuhan data sebelumnya.Tabel VI.4UDGL Jenis BangunanKomponen Panduan Rancang KotaDesign GuidelinesKeterangan

Prescriptive Design GuidelinesPerformance Design Guidelines

Jenis Bangunan dan Jumlah Tiap BangunanBangunan yang dirancang untuk mendukung aktivitas utama, yaitu pariwisata meliputi gedung kantor pengelola agrowisata, gedung kolam renang, dan kafetaria.Untuk aktivitas permukiman, seperti pada umumnya bangunan yang dirancang adalah bangunan rumah.Aktivitas perdagangan yang berfungsi menunjang aktivitas pariwisata akan didukung dengan bangunan yang meliputi kios, toko, rumah makan, gedung pengolahan buah, danshopping centre.Untuk pelayanan bagi pengunjung, fasilitas yang disediakan adalah fasilitas peribadatan yang berupa bangunan masjid.Bangunan inti yang berada di dalam agrowisata masing-masing memiliki fungsi yang penting. Gedung kantor pengelola agrowisata digunakan untuk kegiatan para pengelola ahrowisata, seperti pertemuan rutin dan untuk menerima tamu penting yang datang ke agrowisata. Gedungtraining centredidirikan sebagai tempat pelatihan yang akan diikuti oleh para petani buah dari Desa Betokan. Pelatihan diberikan dari kerjasama pemerintah dengan tenaga yang ahli di bidang pertanian.Gedung kolam renang merupakan tempat yang disediakan bagi pengunjung untuk berganti pakaian setelah dan sebelum berenang. Kafetaria yang didirikan di dalam agrowisata menyediakan pelayanan jual beli makanan, baik makanan kecil maupun makan besar.Jumlah bangunan yang berada di dalam agrowisata tersebut masing-masing satu unit.Jenis bangunan yang terdapat pada kawasan permukiman adalah bangunan rumah sederhana dengan luas per kavling sebesar 100 m2. Jumlah rumah yang dirancang di sekitar agrowisata adalah sebanyak 59unit. Jumlah tersebut sudah dikurangi dari jumlah rumah sebelum perancangan seperti yang telah dijelaskan sebelumnya.Bangunan yang disediakan untuk menunjang aktivitas perdagangan dan jasa akan disesuaikan dengan kemampuan beli pengunjung. Jumlah dari masing-masing bangunan adalah42buah kios,2 buah kafetaria, 1 buah restoran, 1 buah pusat penjualan buah,dan 1 buahshopping centre. Jumlah tersebut telah diperimbangkan dengan kapasitas pengunjung yang dapat ditampung oleh masing-masing bangunan.Jenis fasilitas peribadatan yang disediakan bagi pengunjung adalah masjid. Jumlah masjid yang akan disediakan untuk kawasan agrowisata adalah sebanyak 3 unit dengan luas masing-masing 600 m2.

Bangunan rumah

Sumber : Analisis Kelompok 1 Studio Perancangan dan Pembangunan Kota, 2012

6.1.2.4.Orientasi BangunanDalam perancangan agrowisata Desa Betokan ini, panduan mengenai orientasi bangunan tidak terlalu dipertimbangkan karena tidak ada aktivitas yang dipengaruhi oleh orientasi bangunan, seperti yang dipertimbangkan ketika merancang gedung sekolah. Kawasan perancangan yang akan didominasi oleh aktivitas pariwisata tidak akan terpengaruh oleh orientasi bangunan. Begitu halnya dengan permukiman, orientasi bangunan tidak terlalu mempengaruhi aktivitas di dalamnya. Hanya saja untuk menghindari kontak langsung dengan sinar matahari digunakan vegetasi di setiap rumah. Sama halnya dengan permukiman, untuk menghindari kontak lansung dengan sinar matahari, maka di setiap kawasan perdagangan dan jasa ditanami vegetasi yang bersifat perindang dan pelindung terhadap sinar matahari.Tabel VI.5UDGL Orientasi BangunanKomponen Panduan Rancang KotaDesign GuidelinesKeterangan

Prescriptive Design GuidelinesPerformance Design Guidelines

Orientasi BangunanOrientasi bangunan dalam kawasan perancangan agrowisata Desa Betokan tidak begitu dipertimbangkan karena tidak ada aktivitas yang terpengaruh oleh orientasi bangunan.Jenis bangunan yang ada di dalam kawasan perancangan agrowisata tidak mewadahi aktivitas yang berkaitan dengan orientasi bangunan. Oleh karena itu, arah bangunan pada umumnya menghadap jalan, tidak mempertimbangkan arah sinar matahari.Hanya saja, untuk menghindari kontak langsung dengan sinar matahari dengan memanfaatkan tanaman vegetasi yang berjenis perindang.Orientasi bangunan menghadap ke jalan

Sumber : Analisis Kelompok 1 Studio Perancangan dan Pembangunan Kota, 2012

6.1.2.5.Fasade BangunanUnsur estetika dalam perancangan kawasan merupakan faktor pertimbangan yang sangat penting. Oleh karena itulah fasade bangunan dimasukkan dalam komponen panduan rancang kawasan. Fasade bangunan atau keteraturan massa pada kawasan perancangan dapat dilihat dari susunan massa bangunan rumah penduduk dan tatanan pohon pada agrowisata. Tujuan dari penerapan fasade bangunan pada perancangan kawasan perancangan agrowisata adalah untuk meningkatkan nilai estetika agrowisata Desa Betokan sebagai kawasan pariwisata supaya dapat menarik serta mendatangkan wisatawan dalam jumlah yang lebih banyak.Tabel VI.6UDGL Fasade BangunanKomponen Panduan Rancang KotaDesign GuidelinesKeterangan

Prescriptive Design GuidelinesPerformance Design Guidelines

Fasade BangunanFasade bangunan untuk kawasan perancangan agrowisata Desa Betokan dapat dilihat dari keteraturan bangunan rumah-rumah penduduk.Keteraturan massa bangunan dengan polagridditata sedemikian rupa sehingga tampak lebih teratur dan memberikan kesan rapi. Selain dari massa bangunan, fasade bangunan juga dapat dilihat dari tatanan kebun buah yang rapi sehingga meningkatkan nilai estetika kawasan.Keteraturan massa bangunan

Sumber : Analisis Kelompok 1 Studio Perancangan dan Pembangunan Kota, 2012

6.1.2.6.Bentuk dan Bahan BangunanUntuk menambah keindahan pemandangan di sekitar kawasan agrowisata Desa Betokan, bentuk bangunan dirancang sedemikian rupa sehingga dapat menimbulkan kesan yang lebih menarik. Bentuk bangunan untuk semua bangunan yang ada di kawasan perancangan akan dibuat tradisional yang semi modern. Artinya semua bangunan dirancang dengan model tradisional tetapi sifatnya permanen. Hal demikian dimaksudkan untuk menjagaimagepedesaan yang dapat dirasakan secara visual oleh pengunjung dengan melihat bentuk bangunan. Untuk bahan bangunan yang digunakan akan disesuaikan dengan bentuk bangunan yang dirancang.Tabel VI.7UDGL Rencana Peruntukan LahanKomponen Panduan Rancang KotaDesign GuidelinesKeterangan

Prescriptive Design GuidelinesPerformance Design Guidelines

Bentuk dan Bahan BangunanBentuk kawasan perancangan agrowisata Desa Betokan dibuat tradisional.Bahan bangunan untuk kawasan perancangan agrowisata Desa Betokan adalah bahan bangunan yang diperuntukan bagi bangunan permanenDengan bentuk tradisional akan mempertahankanimagepedesaan secara visual dengan dikombinasikan bahan bangunan yang diperuntukan bagi bangunan permanen agarimagepedesaan tersebut dapat bertahan dalam jangka waktu yang lama.Bentuk bangunan rumah

Sumber : Analisis Kelompok 1 Studio Perancangan dan Pembangunan Kota, 2012

6.1.2.7.SignageBagi kawasan pariwisata, sebuah penanda merupakan nyawa yang harus melekat supaya kawasan wisata tersebut dapat dijangkau oleh pengunjung. Tanpa adanya penanda yang jelas untuk suatu kawasan wisata, maka wisatawan akan sulit mengenali objek wisata tersebut. Signage yang akan digunakan sebagai penanda untuk kawasan agrowisata Desa Betokan adalah berupa billboard yang akan diletakkan di akses masuk utama dari jalan utama. Sedangkan untuk pintu masuk di kawasan agrowisata,signageyang digunakan adalah patung buah jambu air dan belimbing. Selain itu, untuk penanda di dalam kawasan agrowisata yang akan digunakan adalah penanda yang bersifat penunjuk arah, seperti papan nama dan arah menuju suatu lokasi.Tabel VI.8UDGL SignageKomponen Panduan Rancang KotaDesign GuidelinesKeterangan

Prescriptive Design GuidelinesPerformance Design Guidelines

SignageSignage kawasan perancangan agrowisata Desa Betokan berupa bill board di jalan utama, patung buah jambu air dan belimbing, dan penandan umum seperti penunjuk arah menuju suatu lokasi dan papan namaDengan adanya signage di kawasan perancangan agrowisata Desa Betokan akan menghidupkan kawasan agrowisata Desa Betokan sehingga pengunjung akan dengan mudah mengenali dan mengakses agrowisata desa betokan. Tanpa adanya signage, pengunjung akan sulit menemukan agrowisata sehingga dapat menyebabkan penurunan jumlah pengunjung.Penanda masuk kebun buah

Sumber : Analisis Kelompok 1 Studio Perancangan dan Pembangunan Kota, 2012

6.1.2.8.GSB, KDB, dan KLBGaris Sempadan Bangunan (GSB)Berdasarkan perhitungan jarak sempadan bangunan terhadap jalan pada kawasan agrowisata Desa Betokan diperoleh sebesar 12 meter. Jarak tersebut telah dipertimbangkan berdasarkan kecapatan kendaraan dan jarak bangunan dari as jalan. Akan tetapi, dengan melihat kepadatan bangunan yang relatif rendah, jarak bangunan terhadap sempadan jalan bisa dikurangi.Koefisien Dasar Bangunan (KDB)Menrurt perhitungan yang telah dilakukan untuk menetukan kriteria terukur, ketentuan koefisien dasar bangunan yang diperbolehkan untuk kawasan agrowisata Desa Betokan adalah sebesar 70,14 %, yang artinya dari total luas lahan sebesar 23,78 hektar, area maksimal yang boleh tertutup bangunan adalah sebesar 16,68 hektar dan area yang harus dipertahankan terbuka sebesar 7,1 hektar. Penetapan koefisien dasar bangunan tersebut didasarkan pada pertimbangan luas kawasan, batas pengambilan air tanah, debit infiltrasi, serta luas area terbuka yang ada.

Koefisien Lantai Bangunan (KLB)Ketinggian bangunan yang boleh diterapkan pada kawasan agrowisata Desa Betokan telah ditetapkan berdasarkan rumusFloor Area Ratio(FAR). Dengan nilai FAR sebesar 1,43, maka berdasarkanLand Use Intensity(LUI) jumlah lantai bangunan maksimal yang diperbolehkan adalah sebanyak 6 lantai, atau dengan ketinggian bangunan maksimal 24 meter.Tabel VI.9UDGL Rencana Peruntukan LahGSB, KDB, dan KLBanKomponen Panduan Rancang KotaDesign GuidelinesKeterangan

Prescriptive Design GuidelinesPerformance Design Guidelines

GSB, KDB dan KLBGSBJarak sempadan bangunan terhadap jalan pada kawasan agrowisata Desa Betokan diperoleh sebesar 12 meterKDBKetentuan koefisien dasar bangunan yang diperbolehkan untuk kawasan agrowisata Desa Betokan adalah sebesar 70,14 %. Dari23,78 hektarluas lahan kawasan agrowisata desa betokan lahan yangboleh tertutup bangunan adalah16,68 hektar danluas lahan yang harus dipertahankan terbukaadalah7,1 hektarKLBDengan nilai FAR sebesar 1,43dan berdasarkanLand Use Intensity(LUI)Jumlah lantai bangunan maksimal yang diperbolehkan adalah sebanyak 6 lantai, atau dengan ketinggian bangunan maksimal 24 meterGSBJarak bangunan dengan as jalan tersebut dipertimbangkan berdasarkan kecepatan kendaraan yang melewati jalan tersebut, namun jika kepadatan bangunan tinggi jarak tersebut dapat dikurangi.KDBPenetapan koefisien dasar bangunan tersebut didasarkan pada pertimbangan luas kawasan, batas pengambilan air tanah, debit infiltrasi, serta luas area terbuka yang ada.KLBPerhitungan KLB di dasarkan padarumusFloor Area Ratio(FAR). Dengan ketinggian bangunan tersebut maka tidak akan mengganggu aliran angin dan pencahayaan matahari

Sumber : Analisis Kelompok 1 Studio Perancangan dan Pembangunan Kota, 2012

6.1.2.9.Street FurnitureDalam upaya melengkapi kelengkapan pada lokasi wisata di kawasan agrowisata Desa Betokan,street furnituremerupakan hal yang tidak boleh dilupakan. Kelengkapanstreet furnitureyang diperlukan pada agrowisata Desa Betokan meliputi kursi-kursi santai, tempat sampah, lampu penerang, serta papan petunjuk arah dan papan peringatan.

Tabel VI.10UDGLStreet FurnitureKomponen Panduan Rancang KotaDesign GuidelinesKeterangan

Prescriptive Design GuidelinesPerformance Design Guidelines

Street FurnitureDalam meningkatkan nilai lingkungan kawasan agrowisata Desa Betokan, diperlukan beberapastreet furnitureyang meliputi kursi-kursi santai, tempat sampah, lampu penerang, serta papan petunjuk arah dan papan peringatan.Pengaturan tata letak dan jumlahstreet furnituredisesuaikan dengan pembagian aktivitas yang ada di dalamnya karenastreet furnitureini sifatnya melengkapi dan menyediakan pelayanan pendukung yang dibutuhkan oleh pengunjung.Kursi Santai

Papan Penunjuk

Sumber : Analisis Kelompok 1 Studio Perancangan dan Pembangunan Kota, 2012

6.2.Traffic Management SystemKawasan Agrowisata Desa BetokanTabel VI.11UDGLTraffic Management SystemKomponenDesign GuidelinesKeterangan

PerformancePrescriptive

Pola JalanPola jalan dalam kawasan perancangan adalahlinier dengan 2 arahdengan lebar jalan hanya 3 meter.

Lebar jalan untuk kawasan perancangan akan dibuat menjadi 5 meter agar dapat dilewati 2 kendaraan dari 2 arah.Jalan setapak

SirkulasiSirkulasi pada kawasan perancangan dibagi menjadi 2 jenis, yaitu sirkulasi kendaraan bermotor dan sirkulasi manusia atau pejalan kaki.

Sirkulasi kendaraan bermotordiatur dengan ketentuan sebagai berikut:-Kendaraan bermotordibatasi oleh kendaraan seperti:mobil, motor, dan bus.-Kendaraan berat tidak diperkenankan memasuki kawasan untuk mengurangi polusi udara dalam mendukung terciptanya kawasan rekreasi yang nyaman.

Kendaraan pribadi yang menuju ke kawasanagrowisata disediakan parkir komunal. Antara pintu masuk ke kawasan agrowisata dan pintu keluar dibedakan agar tidak terjadi kemacetan.Sirkulasi manusia atau pejalan kaki, telah disediakanpedestrian waysyang lebardan nyaman.Ruang sirkulasi pejalan kaki dan ruang sirkulasi kendaraan diberibarierberuapa ruanghijau sebagai peneduh sehingga meningkatkan kenyamanan pejalan kaki.Tempat parkir diperkenankan untuk setiap kendaraan pribadi untuk pengunjung agrowisata

Traffic management system

ParkirSistem perparkiran pada kawasan perancanganmenggunakanparkiroff streetyang berupaareaparkiryang telah disediakan.

Parkirkendaran bermotor roda 4 adalah parkir dengan sudut 90Parkir kendaraan roda 2 adalah parkir dengansudut90

Pedestrian waysPedestrian waysatau jalur pejalan kaki terdapat di kawasan agrowisata menuju ke kebun buah untuk menikmati wisata petik buah.Lebar pedestrian 1 meter yang dapat digunakan untuk pengunjung agrowisata mengelilingi kebun buah dan melakukan wisata petik buah. Setiappedestrianwaysdilengkapi denganstreet furnitureberupa lampu penerangan, bangku taman, dan tong sampah.Pedestrian

Sumber : Analisis Kelompok 1 Studio Perancangan dan Pembangunan Kota, 2012

6.3.Pengaturan Luar Kawasan Agrowisata Desa Betokan6.3.1.Prasarana UmumPenyediaan prasarana dalam perancangan kawasan agrowisata difokuskan penyediaan saluran drainase dan persampahan. Untuk saluran drainase, sistem yang digunakan adalah drainase tertutup yang akan bermuara akhir ke Sungai Jajar. Sistem drainase tertutup dipilih karena dinilai lebih tepat untuk kawasan pariwisata sekaligus sebagai strategi untuk meningkatkan nilai estetika kawasan. Sedangkan untuk pengelolaan persampahan, sampah dari pengunjung dan masyarakat terlebih dahulu dikumpulkan di tong sampah dan akan diangkut secara berkala untuk dibawa ke TPS terdekat di luar kawasan agrowisata Desa Betokan.

6.3.2.Rencana PergerakanAkses pergerakan di dalam kawasan agrowisata bagi pengunjung dan masyarakat dapat ditempuh melalui jalan lingkungan searah yang telah direncanakan rutenya. Pergerakan keluar masuk kawasan agrowisata dapat dilakukan oleh pengunjung dan masyarakat dengan berbagai moda, mulai dari sepeda, sepeda motor, mobil, hingga bus kecil. Untuk mendukung pergerakan di dalam kawasan agrowisata pula telah disediakan lahan parkir, mulai dari parkir sepeda hingga parkir bus kecil. Selain itu, untuk mempermudah pergerakan menuju agrowisata, telah dipadukan dengan akses jalan utama Demak-Kudus sebelum masuk ke kawasan agrowisata Desa Betokan.6.3.3.Perkerasan JalanUntuk semua jalan di dalam kawasan agrowisata Desa Betokan, perkerasan jalan yang digunakan adalah jalan beton. Hal ini dimaksudkan untuk memperpanjang umur jalan sehingga menghemat biaya pemeliharaan jalan. Sedangkan untuk jalan di dalam agrowisata menggunakan jalan setapak karena hanya diakses oleh kaki manusia, sekaligus untuk menambah nilai estetika di dalam agrowisata.