47
,MAKALAH EKOLOGI ASAS-ASAS DAN KONSEP MENGENAI ORGANISASI PADA TARAF POPULASI 0leh : Kelompok : 2 Nama anggota : 1. Melly Safitri ( A1D013003) 2. Yemi Ulviani (A1D013016) 3. Eria Irmawati (A1D013017) 4. Siti Nurohma (A1D0130 5. Een Suci Febrianti (A1D0130 Dosen pengampu : 1. Dra. Kasrina, M.Si 2. Nike Anggraini, M.Sc i | Page

Konsep Populasi

Embed Size (px)

DESCRIPTION

asas alle dan konsep populasi

Citation preview

Page 1: Konsep Populasi

,MAKALAH EKOLOGI

ASAS-ASAS DAN KONSEP MENGENAI ORGANISASI PADA TARAF POPULASI

0leh :

Kelompok : 2

Nama anggota :

1. Melly Safitri ( A1D013003)

2. Yemi Ulviani (A1D013016)

3. Eria Irmawati (A1D013017)

4. Siti Nurohma (A1D0130

5. Een Suci Febrianti (A1D0130

Dosen pengampu : 1. Dra. Kasrina, M.Si

2. Nike Anggraini, M.Sc

PROGAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS BENGKULU

2015

i | P a g e

Page 2: Konsep Populasi

Kata Pengantar

Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah

melimpahkan rahmat, karunia, dan hidayah-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan

makalah kami yang berjudul “Asas-Asas Dan Konsep Mengenai Organisasi Pada Taraf

Populasi”.

Makalah ini dibuat sebagai syarat untuk menyelesaikan tugas mata kuliah

Ekologi. Makalah ini memuat materi mengenai asas-asas dan konsep mengenai

organisasi pada taraf populasi, diharapkan dengan adanya makalah ini pembaca dapat

menambah wawasan. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang

telah membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini, terutama kepada Ibu Dra.

Kasrina, M.Si dan Ibu Nike Anggraini, S.Pd. M.Scselaku dosen pengampu mata kuliah

Ekologi.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk kemajuan dunia pendidikan. Kami

menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran

membangun dari pembaca sangat kami perlukan demi perbaikan makalah kami yang

selanjutnya.

Bengkulu, November 2015

Penyusun

ii | P a g e

Page 3: Konsep Populasi

Daftar isi

Halaman judul............................................................................................................i

Kata pengantar...........................................................................................................ii

Daftar isi.....................................................................................................................iii

Bab I. Pendahuluan...................................................................................................

1.1 Latar belakang................................................................................................1

1.2 Tujuan.............................................................................................................1

Bab II. Isi....................................................................................................................

2.1 Regulasi populasi san konsep-konsep kepadatan bebas dan tak bebas...........2

2.2 Sebaran populasi..............................................................................................7

2.3 Struktur populasi dan prinsip Alle...................................................................14

2.4 Isolasi dan teritorialitas....................................................................................16

2.5 Interaksi dua spesies........................................................................................18

Bab III. Penutup.........................................................................................................

3.1 Kesimpulan......................................................................................................25

3.2 Saran................................................................................................................26

Daftar pustaka............................................................................................................27

iii | P a g e

Page 4: Konsep Populasi

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Komunitas adalah kumpulan dari berbagai populasi yang hidup pada waktu dan

daerahtertentu yang saling bertinteraksi dan saling mempengaruhi. Komunitas memiliki

derajat keterpaduan yang lebih kompleks bila di bandingkan dengan populasi.

Komunitas tidak hanya mempunyai kesatuan fungsional tertentu dengan struktur trofik

danarus energi khas saja, tetapi juga merupakan kesatuan yang di dalamnya terdapat

peluang bagi jenis tertentu untuk dapat hidup dan berdampingan. Walaupun demikian

tetap masih adakompetisi diantaranya, sehingga akan ditemukan populasi tertentu

berperan sebagai dominansisuatu komunitas. Populasi yang mendominasi tersebut

terutama adalah populasi yang dapatmengendalikan sebagian besar arus energi dan kuat

sekali mempengaruhi lingkungan pada semua jenis yang ada di dalam komunitas yang

sama.

Untuk memahami masalah tentang populasi tersebut, bukan hanya sekedar

mengetahui tetapi juga mempertimbangkan prinsip umum ekologi populasi,

karena tidak ada populasi yang tumbuh terbatas.Spesies selain manusia ada yang

mengalami ledakan populasi tetapi mereka tidak terhindar dari kehancuran,

tetapi banyak juga yang relatif stabil populasinya dengan sedikit peningkatan

atau penurunan tingkat populasi.Ekologi populasi ini meliputi pengukuran

perubahan dalam ukuran dan komposisi populasi, dan dengan identifikasi

penyebab ekologis dan evolusioner dari fluktuasi tersebut.Berdasarkan hal

tersebut makalah ini dibahas tentang asas-asas dan konsep mengenai organisasi

pada taraf populasi.

1.2 Tujuan

1. Untuk memahami regulasi populasi san konsep-konsep kepadatan bebas dan tak

bebas.

2. Untuk memahami sebaran populasi.

3. Untuk memahami struktur populasi dan prinsip Alle.

4. Untuk memahami isolasi dan teritorialitas.

5. Untuk memahami interaksi dua spesies.

1 | P a g e

Page 5: Konsep Populasi

BAB II

ISI

2.1 Regulasi populasi dan konsep-konsep kepadatan bebas dan tak bebas

Di dalam ekosistem yang mempunyai keanekaragaman rendah,dan

mengalami tekanan secara fisik,atau di dalam ekosistem yang menjadi sasaran

gangguan –gangguan luar yang tidak dapat di duga,populasi-populasi cenderung

di atur oleh komponen-komponen fisik seperti cuaca,arus air,faktor kimia yang

membatasi ,pencemaran,dan sebagainya.Dalam ekosistem yang mempunyai

keanekaragaman tinggi,atau yang tidak mengalami penekanan secara

fisik,populasi-populasi cenderung untuk di kendalikan secara biologi.Di dalam

semua ekosistem terdapat kecenderungan yang kuat untuk semua populasi

berkembang lewat seleksi alam menuju ke arah pengaturan diri ( karena

kelebihan populasi bukan merupakan hal yang paling menarik dari populasi

yang manapun ) sekalipun hal ini sukar di capai di bawah tekanan luar. Dari segi

populasi itu sendiri ,konsep-konsep berikut merupakan kewajaran terhadap teori

umum ini(Odum.1993:243).

Faktor negatif maupun positif yang membatasi populasi :

1. Ketidaktergantungan pada kepadatan (density independent atau density

legislatif), apabila pengaruhnya itu tidak tergantung dari besarnya populasi.

2. Ketergantungan pada kepadatan (density dependent), apabila pengaruhnya pada

populasi merupakan fungsi dari kepadatan.

Tindakan ketergantungan dari kepadatan biasanya langsung yaitu menginvestikannya

sementara batas atau di dekati ,tetapi dia dapat juga sebaliknya (berkurang di dalam

intensitas sementara kepadatan naik)(Odum.1993:243).

Pakar ekologi yang bekerja di lingkungan yang penuh dengan ketegangan atau

lingkungan ekstrim (seperti di daerah kering) atau dengan organisme kecil (seperti

misalnya serangga atau plankton yang mempunyai daur hidup pendek,potensial biotik

tinggi,dan laju metabolisme per gram yang tinggi,dan karenanya ,standing crop

persatuan ruang yang relatif kecil pada suatu saat ) terkesan oleh hal-hal berikut :

2 | P a g e

Page 6: Konsep Populasi

1. Pentingnya kurun waktu saat laju dari pertambhannya (r) positif

2. Pentingnya faktor-faktor bebas dari kepadatan seperti cuaca dalam menentukan

panjangnya kurun-kurun yang baik

3. Nilai sekunder daripada yang primer dari kakas-kakas yang batasi di dalam

populasi

4. Ketiadaan umum dari kemantapan dalam kepadatan dari satu jenis mana saja

bahkan apabila ekosistem seolah-olah mantap.

Para pakar ekologi yang bekerja dalam lingkungan yang tidak berbahaya atau lunak

( seperti di taman Inggris atau di hutan trofik ataupun di daerah terumbu karang ) atau

dengan organisme – organisme besar (seperti burung,mammalia, atau pohon-pohon

hutan,yang daur hidupnya lebih panjang ,dan banyaknya biomas lebih jelas lagi

mencerminkan arus energi) telah terpengaruh oleh hal-hal berikut:

1. Pentingnya faktor ketregantungan pada kepadatan ,terutama persaingan antar

jenis yang membatasi diri ( seperti pada persamaan pertumbuhan sigmoid) dan

pencegahan antar jenis dari barbgai macam atau cara (persaingan antara jenis,

parasit ,dan sebagainya)

2. Kemantapan atau paling sedikit konsistensi dalam pola-pola kepadatan

3. Nilai umum dari mekanisme pengendalian biologi.

Di atas semuanya itu ,apabila kita tertarik pada pengkajian yang intensif mengenai

populasi tertentu ,kita tidak boleh melupakan integrasi yang terjadi pada tingkat

komunitas dan ekosistem sebab bagian-bagiannya (populasi) tidak pernah dapat di

terangkan secara lengkap tanpa memperhatikan keseluruhannya ( ekosistem ) atau

sebaliknya.

Di dalam analisis terakhir, pengaturan populasi harus merupakan fungsi dari jenis

ekosistem tempat populasi yang bersangkutan merupakan bagiannya .Ekosistem-

ekosistem alam di daerah beriklim sedang yang tentunya ,merupakan ekositem yang

paling di kenal dari segi ekologi ,merupakan perantara mengenai arti pentingnya

pengatur-pengatur fisik dan biotik.

Milne ( 1957 dan 1962 ) dalam Odum (1993) menegaskan interaksi pengendali

ketidaktergantungan kepadatan ketergantungan pada kepadatan,dan menunjukkan

bahwa yang terakhir itu jarang sempurna ,seperti dalam model pertumbuhan sigmoid

3 | P a g e

Page 7: Konsep Populasi

atau logistik,tetapi sering kali “tidak sempurna” dalam segi pembatasan-pembatasan

dapat lebih efektif pada suatu kepadatan dari pada kepadatan lain.Sebenarnya Holing

( 1961 ) dalam Odum (1993) berkesimpulan bahwa di dalam pemangsaan serangga-

serangga biasanya merupakan fungsi yang meningkat dari kepadatan binatang mangsa

pada kepadatan rendah dari pemangsanya tetapi merupakan fungsi yang menurun pada

kepadatan – kepadatan tinggi (ketergantungan pada kepadatan yang terbalik).

Misalnya,apabila jumlah pemburu yang sama di ijinkan menangkap dua ekor

rusa permusim, mereka akan berburu sampai mereka berhasil memperoleh buruannya

tadi ,maka jumlah rusa yang sama akan di singkirkan setiap tahun,tanpa menghiraukan

jumlah seluruh rusa yang ada .Hal ini dsebut juga faktor yang mempengaruhi

ketergantungan pada kepadatan. Seandainya pengaruhnya secara persen adalah sama

tanpa menghiraukan kepadatan ,misalnya apabila 10 persen rusa di tangkap setiap setiap

tahun,sekalipun dalam hal ini jumlah yang di pengaruhi ( di ambil ) akan tergantung

pada kepadatan(Odum.1993:245)

Satu cara untuk menjelaskan persoalan ini ialah berfikir dari segi persamaan

pertumbuhan yang telah di berikan sebelumnya ( contoh lain mengenai manfaat model

matematika).Suatu tetapan di tambahkan kepada persamaan,merupakan tindakan

ketergantungan pada kepadatan mutlak.Satu tetapan di perbanyak dengan N ( jumlah di

dalam populasi) merupakan pengaruh persentase ketergantungan pada kepadatan yang

mantap. Sesuatu faktor ( seperti misalnya ( K-N) / K) yang meningkatkan atau

menurunkan secara persentase sementara jumlahnya meningkat dapat di sebut

ketergantungan pada kepadatan.

Mungkin bagian yang paling penting dari teori umum kita ialah pernyataan

bahwa “ populasi berkembang ke arah pengaturan diri”. Selama tahun 1960 bukti-bukti

telah menumpuk untuk menunjukkan bahwa populasi tidak hanya menghindari daerah

ekstrim dengan gerakan melampaui jauh di atas atau di bawah tingkat-tingkat

kejenuhan; melainkan merata berkembang ke arah pengaturan kepadatan nya pada

tingkat cukup di bawah asimptot atas atau daya dukung yang dapat di capai apabila

semua sumber energi dan ruang di gunakan secara penuh. Dalam cara demikian ,

seleksi alam bertindak memaksimumkan mutu lingkungan individu dan mengurangi

kemungkinan kepunahan populasi. Perihal pengaturan diri populasi ini telah dengan

gigih di canangkan oleh Wynne- Edward ( 1962 dan 1965 ) dalam Odum(1993)

4 | P a g e

Page 8: Konsep Populasi

sedangkan peraturan melalui interaksi antar jenis di tinjau oleh Pimentel ( 1961 dan

1968 ) dalam Odum(1993) sebagai yang terjadi oleh peristiwa umpan balik genetik.

Wynne- Edward mencatat dua mekanisme yang dapat memantapkan kepadatan pada

tingkat lebih rendah daripada kejenuhan :

1. Teritorialitas,bentuk persaingan antar jenis yang di besar-besarkkan yang

membatasi pertumbuhan melalui pengendalian “tata guna lahan”,

2. Perilaku golongan, seperti pec-orders”,sexual dominan ce’’ dan aspek-aspek

lain. Konsep umpan balik genetic mengacu pada suatu mekanisme dengan mana

populasi jenis yang berinteraksi secara dekat meredakan keinginan terhadap satu sama

lain. Dalam kata-kata Pimentel (1961) didalam system herbifora-tumbuhan,kepadatan

binatang mempengaruhi tekanan selektif pada tumbuhan; pemilihan atau seleksi ini

mempengaruhi susunan genetik tumbuhan dan dalam giliranya susunan genetic dari

tumbuhan mempengaruhi kepadatan binatang. Aksi dan reaksi di dalam populasi yang

berinteraksi di dalam populasi yang berpopulasi dalam peredaran rantai makanan di

dalam mekanisme umpan balik genetic mengakibatkan evolusi dan pengaturan

populasi”.macam “koevulasi” .

Ringkasan aspek-aspek ketidaktergantungan pada kepadatan lingkungan

cenderung menimbulkan variasi-variasi,kadang-kadang drastis,didalam kepadatan

populasi dan menyebabkan penggeseran assymtote atas atau tingkat-tingkat daya

dukung,sedangkan natalitas dan mortalitas yang tergantung kepada kepadatan

cenderung mempertahankan atau memelihara populasi di dalam “tahanan mantap” atau

mempercepat pemulihanya ke tinkat demikian.yang terdahulu berperan lebih besar

dalam pengendalian di dalam ekosistem-ekosistem yang tertekan secara fisik,yang

kemudian menjadi lebih penting sementara tegangan atau tekanan dari luar

berkurang.seperti didalam system cybernetic yang bergawai secara hals , pengendalian

umpan balik negative tambahan yang di berikan oleh interaksi-interaksi (keduanya

fenotipik dan genetic)antara populasi-populasi dari jenis yang berlainan yang di

hubungkan bersama rantai-rantai pangan,atau oleh hubungan-hubungan ekologi lain

yang penting.di dalam tiga tahun setudi, keong (acmea) yang hidup dibatu-batu di

daerah pasang surut,frank(1965) dalam Odum (1993) menemukan bahwa kebanyakan

perubahan dalam populasi adalah ketergantungan pada kepadatan kecuali untuk

mortalitas yang terjadi setelah frost musim dingin ketika bagian-bagian dari permukaan

5 | P a g e

Page 9: Konsep Populasi

batu rontok berjatuhan, menyingkirkan keong-keong itu tanpa menghiraukan jumlah

yang ada. Seperti telah di tunjukan didalam pembahasan,interaksi antara jenis kurang

memungkinkan untuk menunjukan ketergantungan pada kepadatan linier.pengkajian

yang mendalam tentang lalat bintil suatu jenis gulma (varley,1947) menunjukan bahwa

tindakan serangan parasit utama (eurytoma curta) dapat merupakan ketergantungan

pada kepadatan, karena dia membunuh persentase lebih besar dan juga jumlah yang

lebih besar inangnya apabila populasi inang tinggi: walupun demikin<di dalam

pengkajian lainya, Varley dan Edwards(1957) melaporkan bahwa apabila “daerah

penemuan “itu rendah,seperti hanya dengan lebih parasit mormoniella,tindakan parasit

pada inang-inang dipternya itu tidak berarti ketergantungan pada kepadatan.

Jadi,perbedan dalam perilaku dapat penting. Holling(1965,1968) dalam Odum

(1993) baik natalitas maupun mortalitas dapat berubah-ubah dengan kepadatan seperti

di perlihatkan oleh dua contoh , satu di ambil dari laboratorium dan satu dari

lapangan ,di lukiskan pada gambar 7-19.dari grafik-grafik tersebut kita melihat bahwa

produksi telur dan serangga muda per betina menurun dengan bertambahnya kepadatan

di dalam pembiakan laboratorium cladoceria (“lalat air”) dan di dalam populasi liar

burung tit (semacam gelatik). Di dalam kedua hal hubunganya jelas eksponensial (dan

dapat dinyatakan oleh persamaan dasar yang sama seperti yang digunakan untuk

pertumbuhan opulasi.

6 | P a g e

Page 10: Konsep Populasi

Gambar 7-19. Natallitas ketergantungan pada kepadatan di dalam populasi

cladocera di laboratorium (grafik atas) dan populasi liar “ great tists “ (grafik

bawah) .Kurva menunjukkan penurunan dalam produksi yang muda-muda dengan

meningkatnya kepadatan serupa sekali dalam kedua populasi yang berbeda itu ( grafik

atas di gambar dari Frank,1952 ,gambar bawah di gambar kembali Klujiver(1951)

dalam odum (1993).

2.2 Sebaran populasi

Perlakuan atau penyebaran pupulasi adalah gerakan individu-individu atau anak-

anaknya (biji-biji,spora,larva,dan sebagainya) kedalam atau daerah populasi. Ada tiga

bentuk penyebaran : emigrasi-gerakan ke luar satu arah; imigrasi-gerakan ke dalam satu

arah;dan migrasi-berangkat ke dalam satu arah; dan migrasi-berangkat (pergi) dan

datang (kembali) secara periodik(Odum.19913:243).

Penyebaran membantu natalitas da mortalitas di dalam memberi wujud bentuk

pertumbuhan dan kepadatan populasi. Di dalam kebanyakan kasus berapa indivu atau

7 | P a g e

Page 11: Konsep Populasi

hasil reproduktifnya secara tetap meninggalkan atau memasuki populasi. Seringkali tipe

penyebaran yang berangsur-angsur ini pengaruhnya kecil pada seluruh populasi

(terutama apabila satuan besarnya populai besar) baik karena emigraso mengimbangi

imigrasi atau karena pertumbuhan dan pengurangannya itu diimbangi oleh perubahan-

perubahan dalam natalitas dan mortalitas, namun demikian, pada kasus lain, penyebaran

massa terjadi melibatkan perubahan-perubahan yang cepat dengan pengarhnya yang

serupa pada populasi. Penyebaran inin sangat diengaruhi oleh individu-individu yang

tidak dapat dipisahkan, yang disebut juga dengan vagility. Penyebaran merupakan alat

atau cara dimana daerah-daerah baru atau daerah kosong diduduki dan keanekaragaman

yang imbang terbentuk. Hal ini merupakan kelompok yang penting di dalam arus gene

dan perristiwa spesiasi. Penyebaran organisme-organisme kecil dan tunas-tunas anakan

yang pasif umumnya terbnetuk ekponensial dalam arti bahwa kepadatannya menurun

dengan jumlah yang sama untuk kelipatan yang sama dari jarak dari sumbernya.

Penyebaran binatang-binatang besar dan aktif menyimpang dari pola dan dapat

membentuk “penyebran set-distance” penyebaran yang terbagi secara normal, atau

bentuk-bentuk lainnya(Odum.1993:249).

Populasi merupakan sesuatu satuan yang terisolisir dari populasi-populasi

lainnya. Pengaruh yang akan ditimbulkan oleh penyebaran-penyebaran ini pada

populasi pertama-tama tergantung kepada status dari bentuk pertumbuhan populasi dan

dua laju oada laju pennyebaran(Odum.1993:249).

Apabila populasi “well stocked” dan dalam keseimbangan dengan faktor—faktor

lingkungan yang membatasi(yakni opada tingkat assymtotik), immigrasi atu emigrasi

yang moderat akan mempunyai pengaruh umum atau permanen kecil, pertambahan atau

kehilangan oleh penyebaran hanya berakibat dalam perubahan-perubahan yang bersifat

mengimbangi pada natalitas dan mortalitas. Apabila populasi berada pada dibawah atau

di atas daya dukung penyebaran dapat mempunyai pengaruh yang lebih nyata.

Immigrasi, kisalnya dapat mempercepat pertumbuhan populasi atau dalam kasus

pengurangan yang ekstrim, menghalag-halangi kemusnahan. Kita telah melihat

bagaimana emigrasi burung hantu putih di daerah-daerah yang terlampau padat

penduduknya merupakan faktor yang menghasilkan atau menyebabkan penurunan yang

tajam atau kehancuran yang khas dari fluktuasi-fluktuasi populasi jenis tersebut.

8 | P a g e

Page 12: Konsep Populasi

Perubahan massa dapat merubah struktur populasi yang seimbang dalam cara-cara lain.

Penyebaran sangat dipengaruhi oleh adanya atau tidak adanyabarier-barier vagilitas,

yang ditafsirkan sebagai kekuatan bergerak berpindah yang tidak dapat dipisahkan.

Vagitalis sering kali lebih besar daripada yang biasanya dijumpai atau daripada

kenyataannya. Meskipun burung-burung dan serangga-serangga terkenalm

kemampuannya untuk menyebar, banyak tumbuhan dan lebih sedikit bentuk binatang

sebenarnya mempunyai kekuatan menyebar yang lebih besar. Tidak hanya spora,biji-

biji, dan jasad renik, tetapi binatang seperti mialnya laba-laba yang mengamabang

bermil-mil melekat pada payung-payung semacam benag buatan mereka

sendiri(Odum.1993:249).

Wolfenbarger,(1946) dalam Odum (1993). Ia menemukan bahwa kebanyakan

organisme kecil atau anakan cenderung untuk menyebar sebagai logaritma jarak dari

sumbernya. Jika satuan-satuan jarak yang ditempatkan secara logaritmik dan satuan-

satuan kejadiannya (sumbu Y) secra seragam (gambar semi logaritma) garus luruslah

yang ering kali diperoleh. Lereng atau kemiringan dari garis regresi menjadi ukuran

kuantitatif dari penyebaran dan berguna untuk membandingkan populasi-populasi yang

berbeda membandingkan misalnya laju berkurangnya bakteri dan serangga, atau spora

dan nyamuk. Penyebaran eksponensial, dengan menggunakan persamaan eksponensial

yang sama seperti yang telah dibahas dalam bab ini. Pengetahuan mengenai vagilitas

nisbi dan kemampuan menduga peluang dari organisme berpidah dalam jarak tertentu

seringkali mempunyai kepentingan praktis yang besar, seperti misalnya, dalam

menentukan berapa jauh dari tempat tinggal manusia harus dilakukan tindakan

pencegahan terhadap nyamuk.

Organisme-organisme yang mempunyai sistem urat saraf yang berkembang baik

dan gerakan yang terarah, tentunya dapat tidak dapat mengikuti pola penurunan secara

logaritmik dari sumbernya. Lebah-lebah dan burung, misalnya dapat tidak

menghiraukan pakan yang dekat sarangnya, tetapi lebih tertarik pada pakan yang

terletak jauh. Demikian juga, migrasi dan gerkan-gerakan lainnya diarahkan sepanjang

jalan khusus atau ke titik-titik tertentu akan menghasilkan pola-pola penyebaran

populasi khas untuk setiap jenis(Odum.1993:250).

9 | P a g e

Page 13: Konsep Populasi

MacArthur dan Wilson,(1967) dalam Odum(1993) membahas tiga pola

penyebaran dalam hububungannya dengan gerakan tunas-tunas anak dari daratan (pulau

utama) ke pulau-pulau atau dari pulau ke pulau : 1. Pola eksponensial didalam individu-

individu yang meneruskan dengan bertambahnya jarak berkurang dengan laju e-x

(seperti baru sajadikemjukakan diatas), 2. Pola penyebaran secara normal dalam bagian

yang berkurang dengan laju e-x2 , dan 3. Pola seragam, yamg dapat disebut penyebaran

set-distantce yang mana tunas-tunas anakan pindah atau bergerak sampai jarak tertentu

dan berhenti se untujperti burung-burung yang terbang dari satu pulau ke pulau yang

lainnya atau pulang kembali ke darat musim dingin, contoh-contoh untuk kedua pola

yang pertama diperlihatkan pada gambar 7-21.

Migrasi , seperti yang ditafsirkan di atas, merupakan tipe penyebaran populasi

yang sangat baik sering kali melibatkan gerakan atau perpindahan massa dari seluruh

populasi. Hal ini dapat terjadi, tentunya hanya pada organisme-organisme yang

bergerak, dan berkembang dengan baik dalam antropoda dan vertebrata. Migrasi

musiman dan siang tidak hanya memungkinkan pendudukan daerah-daerah yang akan

tidak baik dalam ketiadaan migrasi tetapi juga memungkinkan binatang-binatang

memelihara laju rata-rata kepadatan dan kegiatan yang lebih tinggi. Populasi yang tidak

bermigrasi sering kali harus menjalani pengurangan kepafatan yang luar biasa atau

melakukan semacam bentuk dorman selama periode yang tidak baik(Odum.1993:250).

ARUS ENERGI POPULASI DAN BIOENERGETIK

Arus energi (laju asimilasi) di dalam populasi memberikan dasar yang paling

terpercaya untuk penilaian fluktuasi yang dapat diamati dalam kepadatan dan

menentukan peranan populasi di dalam komunitasnya.

Konsep-konsep arus energi dan produktivitas yang telah diterangkan dengan

singkat bahwa berlaku baik untuk tingkat populai ataupun tingkat ekosistem. Apabila

data mengenai jumlah dan biomassa dapat digunakan untuk menghitung laju perubahan

dan arus energi, maka dapat diperoleh penduga yang lebih terpercaya mengenai arti

populasi di dalam komunitasnya. Pada gambar 7-23 menggambarkan suatu pengkajian

dimana hal tersebut telah dikerjakan untuk populasi belakang yang hidup dalam

komunitas rawa beragam. Dalam kasus yang relatif sederhana ini, binatangnya adalah

10 | P a g e

Page 14: Konsep Populasi

herbivora menetap dan hanya mempunyai satu generasi per tahun serta hidup di dalam

tegalan yang agak seragam terdiri dari satu jenis tumbuhan yang memberikan satu-

satunya sumber pakan dan naungan. Jumlah dan biomassanya per m persegi diukur

dalam interval 3 hingga 4 hari. Dari data ini, pertumbuhan populasi yang hidup kepada

pertumbuhan populasi atau produksinya ditentukan dengan menjumlahkan kenaikan

beratnya populasi yang hidup pada pertumbuhan individ-individu yang mati selama

interval sensus. Produksinya kemudian diubah dalam kilogram kalori per m2 per hari.

Penggunaan oksigen (respirasi) oleh yang dewasa dan nympha-nympha yang berbeda-

beda besarnya dalam hubungannya dengan temperatur kemudian ditentukan dalam

laboratorium. Dari data ini respirasi standing crop rata-rata selama setiap interval

dihitung dan disesuaikan (dicocokkan) dengan temperatur yang sebenarnya dari

lingkungan. Penggunaan oksigen diubah dalam kalori dengan menggunakan koefisien

oksikalori. Laju asimilasi populasi total kemudian diperoleh dengan menambahkan

produksi pada respirasi(Odum.1993: 252-253).

Grafik

Seperti dapat dilihat pada gambar 7-23, jumlah atau banyaknya belalang berada

pada puncaknya pada pertengahan mei, ketika banyak sekali nympha kecil menetas dari

telur musim dingin, dan kemudian menurun cepat sekali selama musim itu. Dalam tahun

tertentu dari pengkajian ini terdapat dua periode kematian berat, masing-masing diikuti

pleh pertumbuhan yang dipercepat dari yang hidup, dan juga oleh sedikit anggota baru

(penetesan telur-telur baru pada permulaan musim panas, imigrasi selama akhir musim

panas). Puncak dari arus energi tidak sesuai dengan puncak dalam jumlah maupun

puncak biomassa, tetapi terjadi selama periode ketika populasi terdiri dari jumlah yang

sedang dari nympha-nympha yang sedang besranya, semuanya tumbuh cepat sekali.

Dengan perkataan lain, dampak terbesar dari populasi pada rawa (dalam segi konsumsi

11 | P a g e

Page 15: Konsep Populasi

rumput) tidak berimpit dengan jumlah atau biomassa maksimum meskipun lebih lebih

dekatkepada yang terakhir daripada yang pertama. Juga, perhatikan bahwa sementara

jumlah dan biomassa berubah-ubah dan berfluktuasi 5 hingga 6 kali lipat, arus energi

berubah-ubah hanya dua kali lipat. Karena metabolisme pergram nympha kecil

beberapa kali lipat metabolisme serangga dewasa, maka populasi musim semi dengan

jumlah besar tetapi biomassa kecil kurang lebih massa dengan populasi musim kering

akhir yang mempunyai jumlah kecil tetapi biomassa besar. Dari grafik 7-23 kita dapat

melihat bahwa kurang lebih sepertiga dari suatu kkal per hari di asimilasi populasi yang

hidup pada daerah seluas 1 m2 selama kira-kira 2 ½ bulan. Arus energi total per m2 untuk

musim itu kurang lebih 2b kkal atau kira-kira 7 gram berat kering rumput (4 kkal per

gram), karena belalang ini mengasimilasi kurang lebih seperti apa yang mereka makan

(efisiensi asimilasi kurang lebih 33 persen), maka kira-kira 21 gram per m2 barangkali

yang diambil dari tumbuhan yang tumbuh. Perlu ditegaskan bahwa 14 gram yang tidak

di asimilasi tidak mengubah tingkat-tingkat trofik tetapi tersedia sebagai pakan untuk

konsumen primer lainnya, seperti bakteri, atau binatang pemakan

detritus(Odum.1993:253-254).

Pengkajian Kale,1965 dalam odum(1993) ini merupakan pengkajian

satu dari pengkajian yang paling lengkap yang memasukkan tidak hanya

energetika terperinci dari populasi tetapi juga dari ekosistem pada mana hal tadi

merupakan bagian fungsionalnya. Pengkajian-pengkajian semacam itu

mengungkapkan nilai sebenarnya dari populasi hingga satu tahap yang tidak

dapat ditentukan oleh informasi sensus saja (ialah hanya dengan mengetahui “N”

saja).

POLA-POLA PENYEBARAN INTERN (DISPERSI)

Individu-individu di dalam populasi dapat tersebut menurut tiga pola yaitu, acak,

seragam(lebih teratur daripada acak), dan bergerombol (tidak teratur, tidak secara acak).

Penyabaran secara acak relatif jarang di alam, terjadi dimana lingkungan sangat

seragam dan terdapat padanya kecenderungan untuk berkumpul. Penyebaran seragam

dapat terjadi dimana persaingan diantara individu sangat keras dimana terdapat

antaginisme positif yang mendorong pembagian ruang yang sama. Penggerombolan dari

berbagai dari berbagai derajat mewakili polayang paling umum, hampir merupakan

12 | P a g e

Page 16: Konsep Populasi

aturan, apabila yang diperhatikan adalah individu-individu. Walaupun demikian, apabila

individu-individu dari suatu populasi cenderung untuk membuat kelompok-kelompok

dari ukuran tertentu, misalnya, pasangan-pasangan dalam binatang-binatang, atau

kolone-kolone vegetatif dalam tumbuhan, penyebaran dari kelompok-kelompok itu

dapat lebih mendekati acak. Metode pengambilan analisis statistik merupakan cara yang

sangat tepat untuk penyebaran secara acak atau seragam mungkin seluruhnya tidak

memberikan hasil yang diharapkan atau menyesatkan apabila diterapkan kepada

penyebaran menggrombol(Odum.1993:255).

Ketiga pola penyebaran atau dispersi antar populasi secara sederhana

diperlihatkan pada gambar 7-25. Tiap bujur sangkar berisi kurang lebih jumlah individu

yang sama. Didalam kasus penyebaran kelompok (C), kelompok-kelompok dapat sama

atau berubah-ubah besarnya dan mereka dapat tersebar secara acak,seragam,atau

bergerombol sendiri dengan ruang yang luas tidak terisi, dalam kata lain kita dapat

menganggap ada lima tipe penyebaran: seragam, secara acak, menggerombol secara

acak, menggerombol seragam dan menggerombol berkumpul. Semua tipe itu tidak

diragukan di alam. Contoh kecil dari populasi dengan penyebaran bergerombol akan

cenderung memberikan kepadatan yang terlalu tinggi ataupun terlalu rendah apabila

jumlah yang diperoleh di dalam contoh diperbanyak untuk memperoleh populasi yang

menggerombol memerlukan teknik pengambialan contoh yang lebih hati-hati daripada

untuk populasi bergerombol(Odum.1993: 255-256).

13 | P a g e

Page 17: Konsep Populasi

Gambar 7-25 ,Pola Penyebaran

2.3 Struktur populasi dan prinsip Alle

Pengelompokan merupakan sifat dari struktur dalam dari kebanyakan populasi pada satu

saat atau lainnya. pengelompokan;

1. dalam menanggapi perubahan-perubahan cuaca harian dan musiman

2. menanggapi perubahan habitat setempat

3. sebagai akibat dari proses reproduktif,

4. sebagai daya tarik sosial (dalam binatang-binatang yang lebih tinggi).

Derajat pengumpulan yang akan di jumpai di dalam populasi jenis tertentu,

tergantung dari sifat khas dari habitat ,cuaca atau dari faktor fisik lainya ,tipe

pola refroduktif khas dari jenis, dan derajat dari sosialitasnya.pengumpulan

dapat meningkatkan persaingan di antara individu-individu untuk hara, pekan

atau ruangan, tetapi ini seringkali dari pada diimbangi oleh meningkatnya daya

hidup dari kelompok. Individu-individu di dalam kelompok-kelompok sering

mengalami laju kematian lebih renda selama periode-priode tidak baik atau

selama di serang oleh organisme lain, daripada individu-individu yang terpencil

sebab daerah permukaan yang terbuka terhadap lingkungan lebih kurang jika di

bandingankan dengan massa dan sebab kelompok mungkin mampu mengubah

secara baik iklim mikro atau habitat mikro. Derajat pengumpulan dan demikian

juga kepadatan keseluruhan yang mengakibatkan pertumbuhan dan jumlah yang

hidup yang optimum dari populasi,berubah-ubah dari jenis dan keadaan-keadaan

karnanya ‘underclowding’ (atau tiadanya pengumpulan)dan juga over crowding

‘,dapat membatasi. Di sebut asas allee(Odum.1993:258).

Pada tumbuhan-tumbuhan pada umumnya dan mungkin dalam beberapa

golongan binatang yang lebih rendah, hal itu merupakan asas ekologi yang agak

tegas bahwa pengumpulan itu berhubungan terbalik dengan mobilitas

diseminulnya (biji-biji, spora, dan sebagainya)misalnya, kalau kita berkeliling-

berkeliling meninjau lapangan-lapangan yang di tinggalkan, kita akan melihat

jenis-jenis tumbuhan dengan biji yang tidak bergerak hampir selalu berkelompo-

kelompok tumbuhnya tidak tersebar jauh dari induknya, atau di sepanjang pagar

14 | P a g e

Page 18: Konsep Populasi

atau tempat-tempat lain di mana burung atau satwa lain yang ikut menyebarkan

biji-biji secara berkelompok sedangkan di lain pihak kita juga akan melihat

jenis-jenis yang menyebarnya jauh lebih merata misalnya rumput dan bahkan

tusam yang mempunyai biji-biji yang ringan yang tersebar luas oleh angin, bila

di bandingkan tersebar jauh lebih merata di seluruh lapangan luas

itu(Odum.1993:259).

Nilai survival kelompok merupakan sifat penting yang dapat di hasilkan dari

pengumpulan. Sekelompok tumbuhan dapat bertahan terhadap pengaruh angin

yang lebih baik dari pada satu individu tumbuhan yang terpencil atau mampu

mengurai kehilangan air secara lebih efektif. Pada tumbuhan-tumbuhan hijau

pengaruh yang mengganggu dari persaingan terhadap sinar atau hara umumnya

segeera di imbangi dengan keuntungan berkelompok. Nilai-nilai survival yang

paling menonjol akan dapat di jumpai pada binatang. Allee (1931, 1938 dan

1951) dalam odum (1993) kawanan-kawanan ikan dapat tahan terhadap dosis

tertentu dari racun yang di berikan ke dalam air jauh lebih baik dari pada

individu-individu yang terpencil. Individu-individu yang terpencil lebih tahan

terhadap racun apabila ditempatkan ke tempat yang dulunya di tempati oleh

kelompok-kelompok ikan dari pada di tempatkan dalam air yang tidak di

bumbui secara biologi, lebah-lebah juga memberikan contoh dari nilai

kelompok. Sarang lebah atau kawanan lebah dapat mengeluarkan dan dapat

mempertahankan panas yang cukup dalam masa untuk hidupnya semua individu

pada temperatur yang cukup rendah yang akan mampu membunuh semua

individu seandainya mereka hidup terpencil-pencil, burung-burung koloni sering

juga gagal bereproduksi jika koloninya mengecil(Odum.1993:259).

Pengumpulan-pengumpulan sosial yang sebenarnya seperti yang tampak pada

serangga-serangga atau vertebrata-vertebrata sosial mempunyai organisasi yang

pasti yang menyangkut heararki sosial dan spesies individu. Heararki sosial

dapat mengambil bentuk “peck-order”(dinamakan demikian karna kejadianya

yang pertama kali di jelaskan pada ayam) dengan dominansi-subordinansi yang

jelas dalam individu-individu sering kali dalam urutan linier atau dapat juga

mengambil bentuk pola kepemimpinan yang lebih rumit dominansi, koorpirasi

15 | P a g e

Page 19: Konsep Populasi

seperti yang terjadi dalam kelompok yang terjalin baik dari burung-burung dan

serangga yang bertingkah laku hampir sebagai satu kesatuan. Jenis-jenis

organisasi sosial ini tidak hanya menguntungkan populasi sebagai keseluruhan,

tetapi mereka dapat sebagai pengatur dalam menjaga kelebihan

pertumbuhan(Odum.1993:259-260).

Masyarakat-masyarakat serangga yang paling tinggi perkembangannya di

jumpai di antara rayap dan semut-semut serta lebah-lebah. Pembagian kerja di

selesaikan dalam jenis yang paling terspesialisasi oleh tiga kasta reproduktif

(ratu-ratu dan raja) pekerja-pekerja dan tentara-tentara, masing-masing

terkususkan secara morfologi untuk melakukan fungsi-fungsi reproduksi,

mengumpulkan makanan dan melindungi atau mempertahankan

2.4 Isolasi dan teritorialitas

Isolasi, yaitu pengucilan individu anggota populasi oleh yang lainnya

dalam suatu populasi. Isolasi terjadi karena adanya persaingan antara individu-

individu yang berbeda jenis terhadap sumber daya alam yang persediaannya

sedikit. Adanya isolasi tersebut akan menyebabkan individu atau kelompok jenis

masing-masing akan membatasi akan membatasi kegiatan mereka pada suatu

daerah tertentu dan berusaha ingin mempertahankan daerah tersebut yang

dinamakan sebagai teritorialitas, sedangkan wilayah atau daerah yang

dipertahankan oleh individu-individu tersebut merupakan daerah teritori yang

dapat merupakan seluruh atau sebagian dari daerah tempat organisme hidup

secara normal(Sasmita.2014)

Isolasi (pengucilan) biasanya terjadi akibat dari (1) Persaingan antar

individu terhadap sumber-sumber yang persediaanya sedikit atau (2)

Antagonisme secara langsung. Akibatnya penyebaran populasi menjadi acak

atau seragam. Individu-individu , pasangan-pasangan atua kelompok-kelompok

keluarga vertebrata dan invertebrata yang lebih tinggi biasanya membatasi

kegiatan mereka terhadap atau pada daerah tertentu, disebut homerange (daerah

pengembaraan) Maka disebut territory. Territorialitas tampaknya paling

menonjol pada vertebrata dan artropoda. Pada binatang tingkat tinggi

16 | P a g e

Page 20: Konsep Populasi

mekanisme yang mengisolir itu tampaknyaya bersifat perilaku (neural),

sedangkan pad abinatang tingkat rendah dan tumbuhan hal itu adalah kimiawi

(yakni yang disebbabkan oleh senyawa antibioik atau “alelopatik”. Ringkasnya

isolasi cara demikian mengurangi persaingan, menghemat atau menyimpan

energi selama periode-periode yan gawat, dan menghindari kelebihan penduduk

atau pemborosan persedian makanan dalam kasusu binatang, atau hara,air ,sinar

matahari, dalam kasusu tumbuhan. Dengan kata lain territorialitas merupakan

fenomena cenderung untuk mengatur populasi pada taraf dibawah tingkat

kejenuhan, maka dapat diaktakan pula bahwa territorialitas merupakan

fenomena (peristiwa) ekologi umum tidak terbatas pada salah satu kelompok

taksonomis seperti burung(odum.1993 : 261)

Gambar

Banyak binatang mengucilakn diri dan membatasi daerah pengembaraanya

(home range), yang dapat berubah-ubah lasnya mulai dari beberapa cm persegi

hingga bermil-mil (misalnay pkuma). Karean daerah pengemabaanya itu sering

sekali tumpang tindih, hanya spacing sebagian saja yang tercapai (gambar 7- 27,

kiri). Territorialitas mencapai puncaknya/akhirnya di dalam spacing (gambar 7-

27, kanan). Teritori-teritori buung telah diklasifikasn oleh Nice(1941) dalam

odum (1993) ke dalam beberap tipe dasar :

A. Seluruh daerah perkawinan, mencari pakan dan berkembang biak dipertahankan

B. Daerah perkawinan dan bersarang dipertahankan tetapi tidak mencari pakan

C. Hanya daerah perkawinan saja

D. Hanaya sarangnya saja yang dpertahankan

E. Daerah yang bukan untk berkemabngbiak yang dipertahankan

Didalam tipe A, daerah yang dipertahankan mungkin sangat laus, lebih luas dari pada

yang diperluka. Misalnay, burung kecil yang dikenal sebagai gnatchatcer (sebangsa

burung beranjangan atau burung muda) yang berat badannya anya sekitar 3 gram

memaparkan saatu teritori yang luasnya 4,6 acre tetapi mem[eroleh semua paknnya

yang diperlukan dari dalam daerah yang lebih kecil sekitar saranganya(Root, 1969)

dalam odum (1993). Dalam kebanyakan perilaku berteritorial perkelahian

17 | P a g e

Page 21: Konsep Populasi

memperebutakn batas-batas itu diusahakan seminimum mungkin. Pemiliknya

menyatakan daerah atau tempat tinggalnya dengan menyanyi atau dengan tarian dan

penyelundupan-penyelundupan mengehindari daerah kekuasaan yang telah mantap.

Kenyataan bahwa daerah yang dipertahankan burung seringkali lebih luas

dalam permulaan daur bersaranganya dibandingkan dengan permintaan makanan

yang lebih besar dan kebanyakan bahwa jenis burung teritorial, ikan dan reptil

sama sekali tidak mempertahankan daearah tempat mencari makanannya

menyokong gagasan bahwa isolasi reproduktif serta pengendalian reprodukrif

mempunyai survival value yang lebih besar. Terirorialitas tidaks aja menjaga

overpopulasi, tetapi jihga emeberikan penyembuhan secara cepat seaindainya

terjadi kematian yang luar biasa dari peternakannya, sebab sejumlah individu

yang tidak berkembang biasanya terdapat juga yang tidak mampu menemukan

ruang dan ini akan segera mengisi tempat yang ditinggalkan pemegangnya

karen amati atau pergi.

Tempat yang baik untuk mengamati perlakuaan territorial dalam musim semi adalah di

air dangkal di kolam yang berisikan ikan “bass” atau “sunfis”. Jantan dapat diamati

mempertahankan “saramhnya” , bilaman individu lain mendekati pejantan

memperlihatkan warna-warna sirip yang cemerlang adan menyerang ke arah

penganggu. Karean yang jantan mempertahankan daerahnya sebelum dan sesudah yang

betina bertelur, pertahanan jalas dalam segi ruang dan bukan pertahanan terhadap

anaknya semata(odum. 1993: 262).

Batas sampai mana manusai adalah teritorial erdasarkan atass perilaku

yang tidak dapat dipisah pisahkan dan batas asampai maan manusia dapat

belajar menggunakan pengendalian dan perencanaan tata guan lahan sebagai

usaha perlindungan terhadap overpopoulasi kedua-duanya sekarang sedang

diperdebatkan seacar giat.

2.5 Tipe- tipe Interaksi antar dua spesies

Secara teori, populasi dari dua jenis dapat berinteraksi didalam cara-cara

dasar yang sesuai dengan kombinasi dari 0, +, dan -, seperti berikut: 00, --, ++,

+0, -0, dan +-. Tiga dari kombinasi ini (++, --, dan +-) biasanya dibagi,

18 | P a g e

Page 22: Konsep Populasi

menghasilkan 9 interaksi penting yang telah diperagakan (lihat adaptasi

Burkholder, 1952) pada skala klasifikasi Haskel (1949) dalam Odum (1993).

Hal-hal tersebut (lihat tabel 7-8) adalah sebagai berikut: (1) Neutralisme di

dalam mana tidak ada satu pun populasi yang terpengaruh oleh asosiasi dengan

yang lain, (2) tipe persaingan yang saling menghalang-halangi (mutual

inhibition competition type) dalam mana kedua populasi secara aktif saling

menghalang-halangi, (3) tipe persaingan penggunaan sumber daya di dalam

mana tiap populasi mempunyai pengaruh yang merugikan yang lain dalam

perjuangannya untuk memperoleh sumber-sumber yang persediannya berada

dalam kekurangan, (4) Amensalisme, di dalam mana satu populasi dihalang-

halangi sedangkan yang lainnya tidak terpengaruh, (5) Parasitisme, dan (6)

Pemangsaan (predator), di mana satu populasi merugikan yang lain dengan cara

menyerang secara langsung tetapi meskipun begitu tergantung kepada yang lain,

(7) Commensalisme, dimana satu populasi diuntungkan sedangkan yang lain

tidak terpengaruh, (8) Protocooperation, dalam mana kedua populasi

memperoleh keuntungan dengan adanya asosiasi itu tetapi hubungan itu tidak

merupakan suatu keharusan; dan (9) Mutualisme, dimana pertumbuhan dan

kehidupan kedua populasi itu mendapat keuntungan dan tidak satu pun dapat

hidup di alam tanpa yang lain. Dari segi pertumbuhan dan kehidupan atau

hidupnya populasi, interaksi ini meliputi penambahan segi positif, negatif atau

nol terhadap persamaan pertumbuhan populasi dasar (Odum.1993:263).

Semua interaksi populasi ini wajar terjadi di dalam komunitas dan dapat segera

diketahui dan dipelajari, paling tidak secara kualitas, sekalipun di dalam komunitas

yang sangat kompleks. Untuk sepasang jenis tertentu tipe interaksi ini dapat berubah di

bawah keadaan yang berlainan atau selama tahap-tahap yang berturut-turut dalam masa

hidupnya. Jadi, dua jenis dapat memperlihatkan parasitisme pada satu saat,

commensalisme pada saat lain, dan betul-betul netral pada saat lain lagi. Komunitas

yang disederhanakan dan percobaan-percobaan laboraturium memberikan cara-cara

untuk menyendirikan dan mempelajarinya secara kualitatif pelbagai interaksi. Juga,

modal secara matematika deduktif yang diturunkan dari studi demikian itu

memungkinkan kita untuk menganalisis faktor-faktor yang tidak dapat dipisahkan

secara biasa.

19 | P a g e

Page 23: Konsep Populasi

Dilihat dari segi gambaran keseluruhan ekosistem kesembilan tipe interaksi itu

dapat dikurangi menjadi dua tipe yang besar, misalnya, interaksi negatif dan interaksi

positif. Dua asas yang mengenai kategori ini wajar untuk ditegaskan: (1) Di dalam

evolusi dan perkembangan ekosistem interaksi negatif cenderung diminimumkan untuk

kebaikan simbiosis positif yang meningkatkan hidupnya jenis-jenis yang berinteraksi

(lihat juga Bab 9), (2) Asosiasi yang sekarang atau baru tampaknya lebih banyak

mengembangkan koaksi negatif yang hebat daripada asosiasi yang telah tua

(Odum.1993:263).

Keadaan yang tidak asing adalah tindakan satu populasi yang mempengaruhi

laju pertumbuhan atau kematian populasi lainnya. Jadi, anggota-anggota satu populasi

dapat memakan anggota-anggota populasi lainnya, bersaing pakan mengeluarkan

kotoran yang merugikan, atau cara lain mencampur-tangani populasi lainnya. Demikian

juga, populasi-populasi dapat saling bantu, interaksinya dapat searah ataupun timbal-

balik. Interaksi-interaksi semacam ini dapat termasuk kedalam beberapa kategori yang

pasti seperti dikemukakan padapernyataan diatas atau dalam tabel 7-8. Sebelum

membahas kasus-kasus yang sebenarnya, maka akan ada baiknya membuat bagan

kasus-kasus yang secara hipotetik dan agak disederhanakan untuk melihat bagaimana

interaksi-interaksi ini dapat berlangsung mempengaruhi pertumbuhan dan hidupnya

populasi-populasi. Seperti sebelumnya telah ditunjukkan, “model” persamaan

pertumbuhan membuat takrip-takrip lebih tepat, pemikiran yang jelas, dan

memungkinkan kita untuk menentukan bagaimana faktor-faktor yang bekerja di dalam

keadaan alam yang kompleks.

Apabila pertumbuhan satu populasi dapat dibuat bagannya dan dilukiskan

dengan persamaaan, pengaruh populasi lainnya dapat dinyatakan dengan istilah yang

merubah pertumbuhan populasi yang pertama.

Tabel 7-8. Analisis Interaksi-interaksi Populasi Dua Jenis.

0 MENUNJUKKAN TIDAK ADA INTERAKSI YANG NYATA

+ MENUNJUKKAN PERTUMBUHAN, HIDUP, DAN CIRI-CIRI

POPULASI LAINNYA YANG MENGUNTUNGKAN

20 | P a g e

Page 24: Konsep Populasi

(FAKTOR POSITIF DITAMBAHKAN KEPADA

PERSAMAAN PERTUMBUHAN).

- MENUNJUKKAN PERTUMBUHAN POPULASI ATAU

SIFAT-SIFAT LAIN YANG DIHAMBAT (FAKTOR NEGATIF

DITAMBAHKAN KEPADA PERSAMAAN PERTUMBUHAN).

No Tipe InteraksiSpesies

Sifat Umum dari Interaksi1 2

1. Neutralisme0 0

Tidak satupun populasi yang

mempengaruhi yang lainnya.

2. Persaingan: Tipe campur

tanagan secara langsung- -

Penghambatan secara langsung dari

setiap jenis oleh yang lain.

3. Persaingan: Tipe

penggunaan sumber - -

Penghambatan secara tidak langsung

apabila sumber terbatas

persediaannya.

4. Amensalisme- 0

Populasi 1 dihambat, 2 tidak

dipengaruhi.

5. Parasitisme+ -

Populasi 1 adalah parasit umumya

lebih kecil daripada 2 , inangnya.

6. Pemangsaan (predator)+ -

Populasi 1, predatorr, umumnya lebih

besar daripada mangsanya, 2.

7. Commensalisme

+ 0

Populasi 1, yang merupakan

commensalisme, mendapat

keuntungan, sedangkan 2, inangnya,

tidak terpengaruh.

8. Protocooperasi

+ +

Interaksi yang menguntungkan

keduanya tetapi tidak merupakan

kewajiban.

9. Mutualisme+ +

Interaksi menguntungkan keduanya

dan merupakan kewajiban.

21 | P a g e

Page 25: Konsep Populasi

* Tipe-tipe 2 sampai 4 dapat diklasifikasikan sebagai “interaksi negatif”, tipe-

tipe 7 hingga 9 sebagai “interaksi positif”, dan 5 dan 6 sebagai keduanya.

Berbagai istilah dapat digantikan menurut tipe interaksi. Misalnya di

dalam persaingan laju pertumbuhan tiap populasi sama dengan laju tak terbatas

dikurangi pengaruh-pengaruh selferowdingnya sendiri (yang bertambah apabila

populasinya bertambah) dikurangi pengaruh yang merugikan dari jenis lainnya

N2, (yang juga bertambah apabila jumlah kedua jenis itu, N dan N2 bertambah,

atau

d Ndt = rN - ( r

KN 2) - C N2 N

[ Lajutumbuh][ Lajutidak

terbatas ][ Pengaruhself −¿crowding] [Pengaruh yang

merugikan darijenis lain ](Odum.1993:265).

Persamaan ini akan dapat dikenal sebagai persamaan logistik seperti

yang telah dikemukakan. Kecuali adanya tambahan komponen terakhir, yakni

dikurangi pengaruh-pengaruh yang merugikan dari jenis lain. Maka terdapat

beberapa hasil atau akibat yang mungkin dari macam interaksi ini. Apabila “C”

untuk kedua jenis itu kecil sehingga pengaruh antara jenis yang tidak baik lebih

kecil dari pengaruh antarjenis (membatasi sendiri), laju pertumbuhan dan

barangkali kepadatan akhir dari kedua jenis itu ditekan sedikit; tetapi kedua jenis

mungkin akan mampu hidup bersama atau berdampingan. Dalam kata lain,

pengaruh-pengaruh penekanan dari jenis lain akan kurang penting daripada

persaingan di dalam jenis itu sendiri. Juga, apabila jenis itu memperlihatkan

pertumbuhan secara eksponenial (dengan faktor yang membatasi sendiri tidak

ada dari persamaan), maka persaingan antarjenis mungkin dapat memberikan

fungsi “meratakan” yang tidak terdapat dari bentuk pertumbuhan jenis itu

sendiri. Meskipun demikian, apabila “C” besar, jenis yang melakukan pengaruh

yang terbesar akan melenyapkan saingannya atau memaksa dia ke habitat lain.

Jadi, secara teori, jenis yang mempunyai kebutuhan yang serupa tidak dapat

hidup bersama karena persaingan yang kuat akan secara wajar berkembang, dan

akan menyebabkan satu daripadanya terhapus atau terusir. Model-model dari

22 | P a g e

Page 26: Konsep Populasi

kita menunjukkan beberapa dari kemungkinan-kemungkinan, kita akan melihat

bagaimana hasil kemungkinan-kemungkinan ini sebenarnya

mengatur(Odum.1993:265).

Jika kedua jenis dari populasi yang saling berinteraksi mempunyai

pengaruh yang menguntungkan pada keduanya masing-masing dan merugikan,

faktor positif harus ditambahkan kepada persamaan-persamaan pertumbuhan. Di

dalam kasus demikian kedua populasi itu tumbuh dan subur, dan akan mencapai

tingkat keseimbangan yang menguntungkan keduanya. Apabila pengaruh yang

menguntungkan dari populasi yang lain (faktor positif didalam persamaan)

adalah perlu untuk pertumbuhan dan hidupnya kedua populasi itu, hubungannya

diketahui sebagai hubungan mutualisme. Apabila, dipihak lain, pengaruh yang

menguntungkan hanya meningkatkan besarnya atau laju pertumbuhan populasi

dan bukan atau tidak perlu untuk pertumbuhan hidupnya, hubungannya menjadi

bersifat cooperation protocooperation (sebab cooperation yang dinyatakan tidak

perlu hasil atau akibat dari kesadaran atau “intelligensia”, mungkin istilah yang

terakhir ini lebih disukai). Pada rotocooperation dan mutualisme hasilnya adalah

serupa, yakni pertumbuhan dari kedua populasi itu lebih kecil atau nol tanpa

adanya populasi lain. Apabila tingkat keseimbangan dicapai kedua populasi itu

hidup berdampingan secara mantap, biasanya di dalam proporsi yang

pasti(Odum.1993:265).

Pertimbangan mengenai interaksi-interaksi populasi seperti yang

disajikan dalam tabel 7-8, atau dari segi persamaan-persamaan pertumbuhan,

menghindari kesimpangsiuran yang sering timbul apabila hanya istilah-istilah

atau faktor-faktor dan takrip-takrip saja yang diperhatikan. Jadi, istilah simbiosis

kadang-kadang digunakan dalam arti yang sama sebagai mutualisme; kadang-

kadang istilah itu digunakan untuk mencakup komensalisme dan juga

parasitisme. Karena simbiosis secara harafiah berarti “hidup bersama”, yaitu

kata yang digunakan di dalam buku ini dalam arti yang luas tanpa

memperhatikan sifat dari hubungannya itu. Istilah parasit dan ilmu parasitologi

umumnya dianggap membicarakan organisme kecil apa saja yang hidup pada

atau di dalam organisme lain tanpa memperhatikan apakah pengaruhnya itu

positif, negatif atau netral. Berbagai kata benda telah digunakan atau telah

23 | P a g e

Page 27: Konsep Populasi

diusulkan untuk tipe interaksi yang serupa, tambah membingungkan. Namun

apabila hubungan-hubungannya itu dibagankan, masih ada sedikit keragu-raguan

mengenai tipe interaksi yang sedang dibicarakan; kata atau Label” kemudian

menjadi hal kedua mengenai mekanisme dan hasilnya. sekalipun apabila kita

tidak pernah mampu menerapkan persamaan itu kepada keadaan sebenarnya,

model matematika ini masih berlaku atau bermanfaat sekali dalam menjelaskan

pikiran seseorang, di dalam membuka jalan untuk menyatakan secara kuantitatif,

dan di dalam membantu menghindari takrip-takrip yang bertele-tele yang dapat

yang dapat mengkhianati sejarah ekologi mula-mula(Odum.1993:266)

Satu butir terakhir Perhatikan bahwa kata “merugikan” tidak

dipergunakan di dalam melukiskan interaksi negatif. Persaingan dan

pemangsaan menurunkan laju tumbuh populasi yang terpengaruh, tetapi ini tidak

perlu berarti bahwa interaksi itu merugikan dari segi kehidupan jangka panjang

atau segi evolusioner. Kenyataannya, interaksi negatif dapat meningkatkan laju

seleksi alam, yang menghasilkan atau berakibatkan penyesuaian diri yang baru.

Seperti telah kita lihat, pemangsa-pemangsa dan parasit-parasit sering kali

menguntungkan kepada populasi yang tidak mempunyai atau kurang memiliki

pengaturan diri yang dapat menjaga kepadatan yang dapat berakibat dalam

penghancuran diri(Odum.1993:266).

Akhirnya, kecendrungan untuk kekerasan dari interaksi dikurangi dan

yang positif ditingkatkan, seperti yang telah diterangkan dengan singkat dalam

pernyataan, adalah satu konsep yang sangat penting bagi

manusia( Odum.1993:266).

24 | P a g e

Page 28: Konsep Populasi

BAB III

PENUTUP

31. Kesimpulan

Regulasi

Faktor kepadatan bebas ( densyti independent ) merupakan faktor perubahan

lingkungan yang berpengaruh pada anggota populasi secara merata,sebagai

contoh tsunami yang menimpa sebagian Aceh dan Sumatera Utara akan

mematikan semua anggota populasi tertentu.Secara umum ketersediaan makanan

merupakan kepadatan tak bebas,demikian juga kompetisi,penyakit,dan peristiwa

migrasi.

Penyebaran populasi

25 | P a g e

Page 29: Konsep Populasi

- Ada tiga bentuk penyebaran : emigrasi-gerakan ke luar satu arah; imigrasi-

gerakan ke dalam satu arah;dan migrasi-berangkat ke dalam satu arah; dan

migrasi-berangkat (pergi) dan datang (kembali) secara periodik

- Sedangkan tiga pola penyebaran dalam hububungannya dengan gerakan tunas-

tunas anak dari daratan (pulau utama) ke pulau-pulau atau dari pulau ke pulau :

1. Pola eksponensial didalam individu-individu yang meneruskan dengan

bertambahnya jarak berkurang dengan laju e-x

2. Pola penyebaran secara normal dalam bagian yang berkurang dengan

laju e-x2 , dan

3. Pola seragam, yamg dapat disebut penyebaran set-distantce yang mana

tunas-tunas anakan pindah atau bergerak sampai jarak tertentu dan

berhenti seperti burung-burung yang terbang dari satu pulau ke pulau

yang lainnya atau pulang kembali ke darat musim dingin.

Struktur populasi dan prinsip Alle

Pengelompokan merupakan hasil atau akibat dari pengumpulan individu-

individu :

1. Dalam menanggapi perubahan-perubahan cuaca harian dan musiman

2. perubahan habitat setempat

3. Sebagai akibat dari proses reproduktif,

4. Sebagai daya tarik sosial (dalam binatang-binatang yang lebih tinggi).

Derajat pengumpulan dan demikian juga kepadatan keseluruhan yang

mengakibatkan pertumbuhan dan jumlah yang hidup yang optimum dari

populasi,berubah-ubah dari jenis dan keadaan-keadaan karnanya

‘underclowding’ (atau tiadanya pengumpulan)dan juga over crowding ‘,dapat

membatasi.

Isolasi, yaitu pengucilan individu anggota populasi oleh yang lainnya dalam

suatu populasi.

Isolasi (pengucilan) biasanya terjadi akibat dari (1) Persaingan antar individu

terhadap sumber-sumber yang persediaanya sedikit atau (2) Antagonisme secara

langsung. Akibatnya penyebaran populasi menjadi acak atau seragam. Individu-

individu , pasangan-pasangan atua kelompok-kelompok keluarga vertebrata dan

26 | P a g e

Page 30: Konsep Populasi

invertebrata yang lebih tinggi biasanya membatasi kegiatan mereka terhadap

atau pada daerah tertentu, disebut homerange (daerah pengembaraan)

Tipe-tipe interaksi antar dua spesies

(1) Neutralisme (2) tipe persaingan yang saling menghalang-halangi (mutual inhibition

competition type), (3) tipe persaingan penggunaan sumber daya, (4) Amensalisme,

(5) Parasitisme, dan (6) Pemangsaan (predator (7) Commensalisme, dimana satu

populasi diuntungkan sedangkan yang lain tidak terpengaruh, (8) Protocooperation,

(9) Mutualisme, kesembilan tipe interaksi itu dapat dikurangi menjadi dua tipe yang

besar, misalnya, interaksi negatif dan interaksi positif

3.2 Saran

Daftar pustaka

Odum, P. Eugne. 1993. DASAR-DASAR EKOLOGI. Yogyakarta : Gadjah Mada

University Press

http://adjforter.blogspot.co.id/2014/07/konsep-organisasi-pada-tingkat-

populasi.html

27 | P a g e