Upload
sennamarzy
View
235
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
SNI Operasi Bangunan Air
Citation preview
Cuplikan file Prosedur Opreasi ini diambil dari PPST Jaringan Irigasi Balai Bendung dan Jaringan Irigasi, Litbang Air
Diperuntukkan untuk bahan ajar program S2 Rehabilitasi & Pemeliharaan JTS FT UNS
1 dari 29
5.1 Kegiatan Operasi Jaringan Irigasi
5.1.1 Tahap perencanaan
1) Perencanaan Penyediaan Air Tahunan .
Dibuat oleh instansi teknis tingkat kabupaten/tingkat provinsi yang membidangi irigasi berdasarkan data-data antara lain ketersediaan air (debit andalan), realisasi tanam tahun yang lalu, kondisi hidroklimatologi yang akan dipakai sebagai dasar penyusunan rencana tata tanam tahunan, mengacu pada SNI 03-6738-2002 : Metode perhitungan debit andal air sungai dengan analisis lengkung kekerepan.
2) Perencanaan Tata Tanam Detail.
Penyusunan rencana tata tanam tahunan dirapatkan dan disusun oleh tiap unit P3A, mengenai luas tanam, jenis tanaman, perkiraan umur tanaman, waktu pengolahan tanah, waktu sebar benih dan lain-lain diusulkan ke GP3A terkait (Formulir Operasi : Usulan Dan Keputusan Luas Tanam Per Juru Pengairan/Mantri) selambat-lambatnya 3 bulan sebelum musim tanam pada musim hujan (MT-I).
3) Rapat Komisi Irigasi untuk Menyusun Rencana Tata Tanam.
Penyusunan Rencana Tata Tanam Tahunan berdasarkan kebutuhan tanaman yang diusulkan dengan menggunakan Formulir Operasi : Kutipan Lampiran Keputusan Komisi Irigasi Mengenai Rencana Tata Tanam Per Daerah Irigasi yang berisi rangkuman seluruh areal daerah irigasi. Usulan itu dibahas dalam rapat komisi irigasi untuk menyusun Rencana Tata Tanam yang dilaksanakan setiap tahun sekali sebelum MT-I .
4) SK Bupati/Gubernur Mengenai Rencana Tata Tanam .
Setelah ada kesepakatan dalam rapat komisi irigasi maka disusun penetapan melalui SK Bupati/Gubernur tentang Rencana Tata Tanam (RTT). SK tersebut sebagai dasar dalam menyusun rencana pembagian dan pemberian air serta waktu pengeringan dan sebelum MT-I SK ini harus sudah terbit.
5) Perencanaan Pembagian dan Pemberian Air Tahunan.
Penyusunan rencana pembagian dan pemberian air (RPA) pada jaringan irigasi primer, sekunder, dan tersier yang disusun oleh Dinas/Cabang Dinas dan atau Kemantren/IP3A, berdasarkan SK Bupati/Gubernur tentang RTT selambat-lambatnya 1 bulan sebelum musim tanam pada musim hujan (MT-I) .
Semua hal yang berkaitan dengan tahap perencanaan kegiatan operasi mengacu dan berpedoman pada Pedoman Operasi Jaringan Irigasi Partisipatif pada Irigasi Air Permukaan, Team SUBDIT O&P.IRIGASI, Oktober 2006.
5.1.2 Tahap pelaksanaan
Berdasarkan SK Bupati/Gubernur tentang Rencana Tata Tanam yang dilengkapi dengan Rencana Pembagian dan Pemberian Air, maka pelaksanaan kegiatan operasi dapat dilakukan sebagai berikut:
2 dari 29
1) Laporan Keadaan Air Dan Tanaman.
Untuk mengetahui realisasi tanam dan usulan tanam beserta ketersediaan air di petak-petak tersier dengan menggunakan Formulir Operasi : Laporan Keadaan Air Dan Tanaman yang diisi oleh mantri/juru dengan periode 2 mingguan.
2) Penentuan Rencana Kebutuhan Air Di Pintu Pengambilan/Bendung.
Setelah ditetapkan rencana tata tanam maka disiapkan rencana kebutuhan air di pintu pengambilan dengan menggunakan Formulir Operasi : Rencana Kebutuhan Air Di Pintu Pengambilan/Bendung yang diisi oleh ranting/mantri dan diketahui oleh IP3A dengan periode 2 mingguan.
3) Pencatatan Debit Saluran
Untuk mengontrol debit yang dialirkan di ruas-ruas saluran yang telah ditetapkan dalam skema pembagian dan pemberian air, petugas/mantri pengairan/juru pengairan melakukan pencatatan debit saluran dengan menggunakan Formulir Operasi : Pencatatan Debit Saluran.
4) Penetapan Pembagian Air Pada Jaringan Sekunder Dan Primer.
Setelah mengetahui ketersediaan air irigasi di pintu pengambilan, usulan rencana tata tanam ditetapkan pemberiannya dengan menggunakan Formulir Operasi : Penetapan Pembagian Air Pada Jaringan Sekunder Dan Primer yang dilaksanakan oleh ranting/pengamat dengan periode 2 mingguan.
5) Pencatatan Debit Sungai/Bangunan Pengambilan.
Untuk mengontrol debit yang masuk ke pintu pengambilan dan debit limpasan di atas mercu bendung, petugas penjaga bendung/mantri pengairan/juru bendung melakukan pencatatan debit dengan menggunakan Formulir Operasi : Pencatatan Debit Sungai/Bangunan Pengambilan.
6) Perhitungan Faktor K atau Faktor Palawija Relatif (FPR).
Faktor K adalah perbandingan antara debit tersedia di bendung dengan debit yang dibutuhkan pada periode pembagian dan pemberian air 2 mingguan (awal bulan dan tengah bulan).
Jika persediaan air cukup maka faktor K=1 sedangkan pada persediaan air kurang maka faktor K<1.
Perhitungan faktor K menggunakan Formulir Operasi : Perhitungan Faktor K dan dihitung oleh Cabang Dinas/Ranting/Pengamat.
Dengan menggunakan rumus .
Pada kondisi air cukup (faktor K=1), pembagian dan pemberian air adalah sama dengan rencana pembagian dan pemberian air.
Pada saat terjadi kekurangan air (K<1), pembagian dan pemberian air disesuaikan dengan nilai faktor K yang sudah dihitung.
Didekati dengan prosedur sebagai berikut :
Formulir Operasi : Rencana Kebutuhan Air Di Jaringan Utama Dan Penetapan Pemberian Airnya menginformasikan besarnya debit (Q) yang diperlukan dan penetapan pemberiannya di tingkat jaringan. Pemberian debit disesuaikan dengan perhitungan faktor K nya.
Formulir Operasi : Pencatatan Debit Bangunan Pengambilan/ Pencatatan Debit Sungai menginformasikan besarnya debit (Q) yang tersedia di bendung atau pada bangunan pengambilan.
3 dari 29
7) Pencatatan Realisasi Luas Tanam Per Daerah Irigasi.
Petugas dinas kabupaten yang membidangi irigasi setingkat Pengamat/ Cabang/ Dinas/ Ranting/ Korwil PSDA melaksanakan pencatatan realisasi luas tanam, mengetahui realisasi luas tanam, dan neraca pembagian airnya per daerah irigasi dengan melakukan pencatatan per musim tanam selama satu tahun dengan menggunakan Formulir Operasi : Pencatatan Realisasi Luas Tanam Per Daerah Irigasi.
Formulir ini menginformasikan antara lain :
Realisasi tanam per musim tanam (MT-I, MT-II, MT-III). Kerusakan tanaman. Rencana tanam pada tahun berjalan dan pada tahun mendatang. Keadaan air. Produksi tanaman .
Pencatatan ini dilaksanakan oleh Cabang Dinas/Ranting/Pengamat setiap satu tahun sekali setelah MT-III .
8) Pencatatan Realisasi Luas Tanam Per Kabupaten/Kota.
Untuk mengetahui realisasi luas tanam per daerah irigasi per musim tanam (MT) per kabupaten. Dengan menggunakan Formulir Operasi : Pencatatan Realisasi Luas Tanam Per Kabupaten/Kota yang dilaksanakan oleh petugas Dinas Kabupaten yang membidangi irigasi/sumber daya air. Pencatatan ini dilakukan setiap satu tahun sekali setelah MT-III. Formulir ini adalah informasi mengenai rencana luas tanam, realisasi tanam, dan areal terkena musibah.
Formulir tersebut harus dikondisikan dengan kewenangan pengelolaan daerah irigasi yang bersangkutan, yaitu DI kewenangan pemerintah pusat, pemerintah provinsi, dan pemerintah kabupaten/kota.
9) Pencatatan Realisasi Luas Tanam Per Provinsi/Per DAS.
Merupakan rekapitulasi dari Formulir Operasi : Pencatatan Realisasi Luas Tanam Per Provinsi/Per DAS yang diisi oleh petugas Dinas Provinsi/Balai yang membidangi irigasi/sumber daya air. Pencatatan ini dilakukan setiap satu tahun sekali setelah MT-III. Formulir ini adalah informasi mengenai rencana luas tanam, realisasi tanam, dan areal terkena musibah.
Formulir tersebut harus dikondisikan dengan kewenangan pengelolaan daerah irigasi yang bersangkutan, yaitu DI kewenangan pemerintah pusat, pemerintah provinsi, dan pemerintah kabupaten/kota.
10) Pengoperasian Bangunan Pengatur Irigasi.
Pengoperasian bangunan pengatur ini dilakukan oleh petugas/mantri/juru pengairan untuk mengatur debit air sesuai dengan kebutuhan yang telah ditetapkan.
Semua hal yang berkaitan dengan tahap kegiatan pelaksanaan operasi mengacu dan berpedoman pada Pedoman Operasi Jaringan Irigasi Partisipatif pada Irigasi Air Permukaan, Team SUBDIT O&P.IRIGASI, Oktober 2006.
5.1.3 Tahap monitoring dan evaluasi .
1) Monitoring pelaksanaan operasi.
Tahap monitoring pelaksanaan operasi dilakukan dengan menggunakan daftar simak Bagan Alir Formulir Operasi.
Formulir tersebut harus dikondisikan dengan kewenangan pengelolaan daerah irigasi yang bersangkutan, yaitu DI kewenangan pemerintah pusat, pemerintah provinsi, dan pemerintah kabupaten/kota.
4 dari 29
2) Kalibrasi alat ukur
Jenis alat ukur yang dipakai dalam pembagian air sesuai dengan KP Irigasi ada 6 macam, yaitu :
Tipe Romijn.
Tipe Parshal Flume.
Tipe CHO (Constant Head Orifice).
Tipe Crump De Gruyter.
Tipe Cippoletti.
Tipe Broadcrested Weir/Drempel.
Enam tipe alat ukur diatas sudah memiliki rumus standar tersendiri, asal dipenuhi syarat hidrolisnya.
Besarnya air yang mengalir melewati suatu alat ukur dalam satuan waktu tertentu tidak selalu sama dengan perhitungan memakai rumus standar yang berlaku.
Hal ini disebabkan oleh berbagai hal, antara lain nilai kekasaran, endapan, umur, dan kekentalan air itu sendiri. Di samping itu, pengerjaan dan pemasangan alat ukur pada saat pembangunan juga sangat berpengaruh.
Mengingat hal tersebut sebelum dipergunakan, alat ukur harus di kalibrasi yaitu dengan membandingkan kenyataan besarnya debit yang mengalir dengan besarnya debit sesuai dengan perhitungan menggunakan rumus umum.
Tata cara kalibrasi harus dilakukan sesuai dengan petunjuk pelaksanaan tata cara kalibrasi, sbb:
SNI 03 -6455.1-2000 : Metode pengukuran debit pada saluran terbuka dengan bangunan ukur Parshall Flume.
SNI 03 -6455.2-2000 : Metode pengukuran debit pada saluran terbuka dengan bangunan ukur ambang v-rata.
SNI 03 -6455.3-2000 : Metode pengujian aliran pada saluran terbuka dengan bangunan ukur empat persegi.
SNI 03 -6455.4-2000 : Metode pengukuran debit pada saluran terbuka dengan ambang tajam segitiga.
SNI 03 -6455.5-2000 : Metode pengukuran debit pada saluran terbuka dengan ambang tajam persegi panjang.
SNI 03-6381-2000 : Metode pengukuran debit pada saluran terbuka dengan bangunan ukur Cipoletti.
SNI-03-6467.1-2000 : Tata cara pengukuran aliran benda cair pada saluran terbuka dengan bangunan ukur ambang lebar horizontal dan ujung hulu bulat.
Kalibrasi harus dilakukan setiap ada perubahan/perbaikan dari alat ukur atau minimal lima tahun sekali.
Apabila terjadi kerusakan alat ukur pada jaringan irigasi teknis maka sambil menunggu perbaikan, pengukuran debit pada alat ukur yang rusak dapat dilakukan antara lain sebagai berikut :
5 dari 29
Pengukuran debit dengan alat ukur arus tipe baling-baling atau metode pelampung yang mengacu pada SNI 03-2819-1992 : Metode Pengukuran Debit Sungai dan Saluran Terbuka dengan Alat Ukur Arus Tipe Baling-Baling dan SNI 03-2820-1992 : Metode Pengukuran Debit Sungai dan Saluran Terbuka Dengan Pelampung Permukaan.
Dibuat lubang pintu ukur yang proporsional dengan pintu ukur yang masih berfungsi.
3) Monitoring kinerja daerah irigasi
Kegiatan monitoring kinerja daerah irigasi menggunakan Formulir 1 dan 2 Indeks Kinerja Jaringan Irigasi.
Formulir tersebut harus dikondisikan dengan kewenangan pengelolaan daerah irigasi yang bersangkutan, yaitu DI kewenangan pemerintah pusat, pemerintah provinsi, dan pemerintah kabupaten/kota.
Semua hal yang berkaitan dengan tahap kegiatan monitoring dan evaluasi mengacu dan berpedoman pada Pedoman Operasi Jaringan Irigasi Partisipatif pada Irigasi Air Permukaan, Team SUBDIT O&P.IRIGASI, Oktober 2006.
5.1.4 Pengoperasian Bangunan Pengatur Irigasi
Pengoperasian bangunan pengatur ini dilakukan oleh petugas/mantri/juru pengairan untuk mengatur debit air sesuai dengan kebutuhan yang telah ditetapkan.
a) Operasi Bangunan Pengambilan Utama
b) Operasi Bangunan Pembilas
c) Operasi Kantong Lumpur
Semua hal yang berkaitan dengan kegiatan operasi jaringan irigasi mengacu pada Pedoman Operasi Jaringan Irigasi Partisipatif pada Irigasi Air Permukaan, Team SUBDIT O&P.IRIGASI, Oktober 2006.
5.2 Penyusunan Biaya Operasi dan Pemeliharaan
Pembiayaan pengelolaan irigasi dilaksanakan oleh GP3A dibantu oleh pemerintah daerah melalui dana pengelolaan irigasi Kabupaten / Kota yang pemanfaatannya diusulkan oleh GP3A kepada Komisi Irigasi.
Untuk kegiatan O&P irigasi perlu disusun komponen biaya yang harus disediakan antara lain:
5.3.1 Penyusunan Biaya Operasi
Gaji upah tenaga operasi
- PNS …………………
- Tenaga harian, tetap
- Tenaga harian insidentil
Perjalanan dinas lapangan (uang makan, uang jalan) = …………….
Peralatan kerja/perlengkapan (rol meter, tabel-tabel, topi lapangan, senter, jas hujan, sepatu lapangan dll).
Peralatan komunikasi : Telepon / HT / radio
6 dari 29
Peralatan kantor : Mesin tik, alat tulis kantor (kertas, pensil), meja, kursi dan lain-lain.
Transportasi : Kendaraan sepeda motor / sepeda.
Lian-lainpengeluaran : Biaya rapat, telepon, air, pajak, sumbangan, listrik dan lain-lain.
Jumlah biaya operasi selama 1 tahun = Rp.…………………… (A)
1. PENGENDALIAN MUTU
Pengendalian mutu yang perlu diperhatikan dalam pedoman penyusunan spesifikasi teknis pekerjaan operasi dan pemeliharaan bangunan irigasi yang harus memuat :
6.1. Kegiatan Operasi
a) Monitoring Pelaksanaan Operasi dilakukan dengan menggunakan daftar simak Bagan Alir Blanko Operasi.
b) Kalibrasi Alat Ukur
c) Evaluasi kinerja sistem irigasi
Evaluasi kinerja sistem irigasi dimaksudkan untuk mengetahui kondisi kinerja
sistem irigasi yang meliputi :
Prasarana fisik
Produktivitas tanaman
Sarana penunjang
Organisasi personalia
Dokumentasi
Kondisi kelembagaan P3A
Evaluasi ini dilaksanakan setiap tahun dengan menggunakan formulir 1 (untuk DI
utuh dalam 1 kabupaten/kota) dan formulir 2 (untuk DI lintas kabupaten/kota)
Indeks Kinerja Sistem Irigasi, dengan nilai sebagai berikut :
80-100 : kinerja sangat baik
70-79 : kinerja baik
55-69 : kinerja kurang dan perlu perhatian
< 55 : kinerja jelek dan perlu perhatian
Maksimal 100, minimal 55 dan optimum 77,5.
2. PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN
Pengukuran dan pembayaran yang perlu diperhatikan dalam pedoman penyusunan spesifikasi teknis pekerjaan operasi dan pemeliharaan irigasi harus memuat :
7.1. Pengukuran
7 dari 29
Kuantitas untuk pekerjaan operasi dan pemeliharaan harus diukur berdasarkan biaya langsung personil serta biaya langsung non personil.
7.2. Dasar Pembayaran
Kuantitas pekerjaan operasi dan pemeliharaan yang diukur menurut ketentuan di atas, akan dibayar menurut satuan pengukuran dengan harga yang dimasukkan dalam Daftar Kuantitas dan Harga untuk masing-masing Mata Pembayaran yang terdaftar di bawah ini.
Nomor UraianSatuan
Pengukuran
1.1.1
1.2
2.2.1
2.2
Kegiatan Operasi:Biaya Langsung Personil Biaya Inspeksi Lapangan Biaya Survey dan Desain Biaya Penyusunan ProgramBiaya Langsung Non Personil (formulir)
Kegiatan PemeliharaanBiaya Langsung Personil Biaya Inspeksi Lapangan Biaya Survey dan Desain Biaya Penyusunan ProgramBiaya Langsung Non Personil
Orang BulanOrang BulanOrang BulanOrang Bulan
Lumpsum
Orang BulanOrang BulanOrang BulanOrang Bulan
Lumpsum
8 dari 29
Bibliografi
Departemen Pekerjaan Umum, Direktorat Jenderal Pengairan, 1995, tentang Pedoman Prosedur Pemeliharaan Jaringan Irigasi, Jakarta.
Departemen Pekerjaan Umum, Direktorat Jenderal Sumber Daya Air, 2006, tentang Pedoman Operasi Jaringan Irigasi Partisipatif Pada Irigasi Air Permukaan, Jakarta.
Undang-Undang Republik Indonesia No. 7 tahun 2004, tentang “SUMBER DAYA AIR”
Undang-Undang Republik Indonesia No. 32 tahun 2004, tentang “PEMERINTAH DAERAH”
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 20 tahun 2006, tentang “IRIGASI”
9 dari 29
Hak Guna Air ( 5 tahunan) perJaringan
HGA per Sekunder
HGA per Tersier Usulan Tata Tanam P3A
GP3ADebit Andalan Sumber Air
Debit Andalan Jaringan
Revisi Tata Tanam/Rotasi/Giliran
Kesepakatan
KebutuhanAir
Jaringan
IP3A
Komisi Irigasi
Ketetapan (SK RTT oleh Bupati)
PENYEDIAAN KEBUTUHAN
Lampiran - A
Perencanaan Operasi Jaringan Irigasi
10 dari 29
SK. RTT Bupati/Gubernur
Pengisian RTT sesuai Keputusan KomisiIrigasi oleh Dinas
Informasi ke P3A tentang RTTD per petakTersier
Persiapan Sarana dan Prasarana Operasi
Rapat Pelaksanaan Pembagian & PemberianAir
Realisasi Ketersediaan dan Kebutuhan Air
Pelaksanaan & Pemberian Air di SaluranSekunder & Tersier
Pengisian Papan O&P
Pengaturan Pintu Air
Kebutuhan Airuntuk Tanaman
Ketersediaan Airdi Bendung
Monitoring dan Evaluasi
Lampiran – B
Bagan Alir Prosedur Operasi
11 dari 29
Lampiran – D
Formulir Operasi Jaringan Irigasi
: ……… : ………: ……… : ………: ….… Ha : ….…Ha
: ………BPKIW : ……… : ………
MT 1 MT 2 MT 3 MT 1 MT 2 MT 32 3 4 5 6 7
xxxxxxxx xxxxxxxx xxxxxxxxxxxxxxxx xxxxxxxx xxxxxxxx
FORMULIR USULAN DAN KEPUTUSAN LUAS TANAM PER DAERAH IRIGASI
Tanggal Pengolahan Tanah
Keperluan lainPalawija
Golongan Tanam
BeroLuas Sawah Irigasi
2) Keputusan Komisi Irigasi Kab. (Ha)
1) Usulan IP3A/GP3A (Ha) Jenis Tanaman & Lain-lain
1Padi
TebuTelah ada
Akan ditanam
MT 2 : Bln…………….. 20….. s/d Bln…………………. 20…..MT 3 : Bln…………….. 20….. s/d Bln…………………. 20…..
Nama Daerah Pelaksana OPPeriode Masa Tanam : Tahun 20.….. / 20.……
KecamatanKabupaten
MT 1 : Bln…………….. 20….. s/d Bln…………………. 20…..
Daerah Irigasi
Total Luas Sawah Irigasi DINo. Kode DI
Luas Sawah Pemb. Pel. OP
Nama Org. IP3A/GP3ANama Daerah Pelaksana OP
Tgl …………….. 20……
Ketua IP3A/GP3A……………………
Tgl …………….. 20……
Mantri……………………
Tanda tangan :
Nama :NIP :
Jabatan Dinas :
Tanda tangan :
Nama :
12 dari 29
: Luas Sawah Pelaksana OP : ……..…..… Ha::
: Bulan ………..……… 20….. s/d Bulan ………..…… 20..…
Irigasi Ada YAD Ada YAD Mulai Selesai(Ha) (Ha) (Ha) (Ha) (Ha) (Ha) (Ha) (Ha) (Ha) (Ha) (Ha) (Ha) (Ha) (Ha) (Ha) Tgl Tgl
1 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
Nama Wil. Kerja No
Pembantu Pelaksana OP
XXXXXXXX
Kecamatan
2
2) Kutipan Keputusan Komisi Irigasi
Bero JumlahGolongan
Pemberian AirPadi
TebuLain-lainPalawija
Luas sawah 1) Usulan IP3A/GP3A
TebuBeroPadi Palawija Lain-lain Jumlah
Jumlah Areal Kerja PelaksanaOP
XXXXXX
Tgl ………………...…………………... 20……
Pelaksana OP………………………………
XXXXXX XXXXX
Tanda Tangan :
Jabatan Dinas :
Nama :NIP :
Periode Masa Tanam :
Nama :NIP :
Mengetahui :Kasie OP Irigasi Wilayah Kabupaten…………………………………………Tanda Tangan :
Jabatan Dinas :
FORMULIR RENCANA TANAM PER PEMBANTU PELAKSANA OP PER MASA TANAM
…………………. Ha
………………………………………………
Daerah irigasiNo. Kode DITotal Luas Sawah Irigasi
Kabupaten : …………….
MT 1 MT 2 MT 3
13 dari 29
: ……………….. = ……………… Ha: ……………….. = ……………… Ha
Total Luas Sawah Irigasi DI : ………………..Ha = ……………… Ha= ……………… Ha
BPKIW : ………………..= ……………… Ha
Jumlah Luas(MT1+MT2+ Mulai Selesai
(Ha) MT3) (Ha) Tgl Tgl1 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
Koordinator OP Irigasi Wilayah Kabupaten
Tanda tangan :
Jabatan Dinas :
MT 2 MT 3
Pelaksana OP...
Ada YAD MT 1
Tebu (Ha)Padi (Ha) Palawija
MT 1 MT 2 MT 3 MT 1 MT 2 MT 3
Jumlah
2 3
LuasNo Pelaksana OP
Nama Wil Kerja Pembantu Pelaksana OP
Nama Wil Kerja
Nama :NIP :
……………………………………………
Daerah IrigasiNo. Kode DI
Periode Masa Tanam : Tahun 20 ….. / 20 ……
Meliputi :
Jumlah
Pelaksana OP…Pelaksana OP...Pelaksana OP...
GolonganPemberian AirKeperluan Lain
Tgl ………………..………….…… 20…...
FORMULIR KUTIPAN LAMPIRAN KEPUTUSAN KOMISI IRIGASI MENGENAI RENCANA TATA TANAM PER DAERAH IRIGASI
14 dari 29
= …………. : ………… buah= ……….…. Luas Sawah Pem. Pel. OP : ………… Ha= ………..……Ha= ………..… 1 s/d 15= ………..… 16 s/d …
1Padi : ………… HaTebu Muda : ………… HaTebu Tua : ………… HaPalawija : ………… HaLain-lain : ………… HaJumlah Tanaman : ………… Ha Bero : …………….Ha
2
1
2.1
2.2
2.3
2.4
2.52.62.7
berlebihan cukup kurang
Mantri
Tanda tangan :
No
Usulan dan Realisasi Luas Tanam (Ha)
Daerah IrigasiNo Kode DITotal Luas Irigasi DI
Realisasi Luas Tanam s/d saat lap. Dibuat
KabupatenBagian Pelak. Kegiatan
Keputusan Target Areal Tanam (data dari Blanko 01)
Masa Tanam : MT 1/MT 2/MT 3 Bulan …………. 20….. s/d …………. 20…..
xxxxxxxxxxxxx
xxxxxxxxxxxxx
xxxxxxxxxxxxx
Jenis Areal (Ha)2.22.1
xxxxxxxxxxxxxPadi MT 1Padi MT 2Padi MT 3
NIP :
BeroJum : (L. Sawah Irigasi)
Mengetahui,Pelaksana OP Irigasi……………………………………………..
Keadaan Air Irigasi di Petak Tersier
Kerusakan Tanaman (Ha) :Tanaman
xxxxxxxxxxxxx
Nama :
Palawija MT 3Gadu Tidak Ijin MT 2Gadu Tidak Ijin MT 3Lain-lain
xxxxxxxxxxxxxPalawija MT 1
Tebu Muda
Usulan Luas Tanam Pada Periode TersebutJenis Tanaman Areal (Ha) Jumlah
3.2 3.33.1
Palawija MT 2
Padi Rendeng/Padi Gadu Ijin : xxxxxxxxxxxxx
c) Panen Tebu :
xxxxxxxxxxxxx
xxxxxxxxxxxxxa) Pengolahan Tanah + Persemaian b) Pertumbuhan
b) Yang Perlu sedikit Air
a) Pengolahan Tanah + Persemaian b)Tebu Mudac)Tebu TuaPalawija :
Jum : (L. Sawah Irigasi)
Tebu Tua
xxxxxxxxxxxxx
Jabatan Dinas :
xxxxxxxxxxxxx
Lain-lain KeperluanBero
xxxxxxxxxxxxx
NIP :
xxxxxxxxxxxxx
Nama :
xxxxxxxxxxxxx
Gadu Tidak Ijin
a)Yang Perlu Banyak Air
xxxxxxxxxxxxx
Tanda tangan :
Jabatan Dinas :
xxxxxxxxxxxxx
…………………………………
…………..…., …………..…..…. 20…
Genangan/Kebanjiran
Jumlah Petak Tersier
Periode Pemberian Air Tgl = bln ……….….. 20….
FORMULIR LAPORAN KEADAAN AIR DAN TANAMAN PADA PEMBANTU PELAKSANA OP
Kekeringan
PadiTebu
Palawija
15 dari 29
= ……………..= ……….…….= ………..…… Ha= ………..……= ………..…… 1 s/d 15
16 s/d ….
Usulan Kebutuhan Usulan Kebutuhan Usulan Kebutuhan Usulan Kebutuhan Usulan Kebutuhan Usulan Kebutuhan Usulan Kebutuhan Usulan Kebutuhan Usulan Kebutuhan Usulan Kebutuhan Luas Air di Luas Air di Luas Air di Luas Air di Luas Air di Luas Air di Luas Air di Luas Air di Luas Air di Luas Air di
Tanam Sawah Tanam Sawah Tanam Sawah Tanam Sawah Tanam Sawah Tanam Sawah Tanam Sawah Tanam Sawah Tanam Sawah Tanam Sawah(Ha) (l/det) (Ha) (l/det) (Ha) (l/det) (Ha) (l/det) (Ha) (l/det) (Ha) (l/det) (Ha) (l/det) (Ha) (l/det) (Ha) (l/det) (Ha) (l/det)
1 2 3.1 3.2 4 5=3.1x4 6 7=3.1x6 8 9=3.1x8 10 11=3.1x10 12 13=3.1x12 14 15=3.1x14 16 17=3.1x16 18 19=3.1x18 20 21=3.1x20 22 23=3.1x22
1 Padi Rendeng/Padi Gadu Ijin a) Pengolahan tanah + Persemaian 1.25b) Pertumbuhan/Pemasakan 0.725c) Panen 0
2 Tebu a) Pengolahan tanah + Persemaian 0.85b) Tebu Muda (MT 1) 0.36c) Tebu Tua (MT 2) 0.125
3 Palawijaa) Yang perlu banyak air 0.3b) Yang perlu sedikit air 0.2
4 Gardu Tanpa Ijin
5 Lain-lain
6 Jumlah di Sawah (l/det) xxxxx xxxxxxxx xxxxxx xxxxxx xxxxxx xxxxxx xxxxxx xxxxxx xxxxxx xxxxxx xxxxxx xxxxxx
7 Faktor Tersier xxxxx xxxxxxxx xxxxxx xxxxxx xxxxxx xxxxxx xxxxxx xxxxxx xxxxxx xxxxxx xxxxxx xxxxxx
8 Kebutuhan Air di Pintu Tersier (l/det) xxxxx xxxxxxxx xxxxxx xxxxxx xxxxxx xxxxxx xxxxxx xxxxxx xxxxxx xxxxxx xxxxxx xxxxxx
9 Kerusakan Tanaman (Banjir/Kering)(dibuat setiap 15 hari)
Pemb. Pelaks OP …………………..
Satuan 3) kebAir di Sawah
No Uraian / Bab
Tanda Tangan Ketua IP3A/GP3A :10 XXXXXXXXXXXXX
Pemb. Pelaks OP …………………..
MT 1 MT 2 / MT 3
(l/det/Ha)
Pemb. Pelaks OP …………………..
Pemb. Pelaks OP …………………..
Pemb. Pelaks OP …………………..
Pemb. Pelaks OP …………………..
Pemb. Pelaks OP …………………..
Pemb. Pelaks OP …………………..
Pemb. Pelaks OP …………………..
Pemb. Pelaks OP …………………..
NIP :
Bagian Pelaksana Kegiatan
Jabatan Dinas :
Nama :
………………….., ……………………….. 20……...Pelaksana OP Irigasi
………………………………..Tanda tangan :
FORMULIR RENCANA KEBUTUHAN AIR DI PINTU PENGAMBILAN
Periode : MT 1/MT 2/MT 3 Bulan …………...……. 20…..... s/d ……………...….. 20…..
Periode Pemberian Air Tanggal = Bulan …….……….…..….. 20…...
Total Luas Irigasi DINo Kode DIDaerah Irigasi
Kabupaten
16 dari 29
=== Ha==
Debit Rata-rata
Bangunan Kontrol Debit Setengah 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 Bulanan16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 (l/det)
Pelaksana OP Irigasi………………………………..Tanda tangan :
NIP :
Pembantu Pelaksana OP Irigasi
Jabatan Dinas :
Nama :NIP :
Mengetahui,
Jabatan Dinas :
Nama :
………………………………..Tanda tangan :
………………….., ……………………….. 20…..
Luas Sawah Pembantu Pelaksana
: ……...….: ………….: ………. Ha
a b
Cara
Debit Pengukuran Kondisi Alat Ukur
Baik Rusak
Nama Daerah Pembantu PelaksanaNama Daerah Pelaksana OP
Debit (l/det) pada tanggal
Bagian Pelaksana Kegiatan ………..…… Bulan : …………………… 20……..
Daerah IrigasiNo Kode DITotal Luas Sawah IrigasiKabupaten
FORMULIR PENCATATAN DEBIT SALURAN
NoNama
(Bagi/Bagi Sadap/Sadap)
Jumlah
(l/det)
……………..……….…….………..……………..……
17 dari 29
= …………….. : ………….= ……….……. : ……… Ha= ………..…… Ha : ……… buah= ………..…… 1 s/d 15= ………..…… 16 s/d …
1 3 4 5 6 7 8 9 10 11=(7+8+9+10) 12
Ranting
NIP :
FORMULIR RENCANA KEBUTUHAN AIR DI JARINGAN UTAMA DAN PENETAPAN PEMBERIAN AIRNYA
Tanda tangan :
Jabatan Dinas :
Nama :
Daerah Irigasi
……………………., ………………………. 20……..
…………………………………
Jumlah Petak Tersier
Periode Pemberian Air Tanggal = Bulan ………...….20…..
K-ditetapkan
Nama Wil Kerja Pelaksana OPLuas Areal Kerja Pel OP
Debit Diberikan
(l/det)
No Kode DITotal Luas Irigasi DIKabupatenBagian Pelaksana Kegiatan
Usulan Luas Tanam Pada Periode Ini
(Ha)
Realisasi Debit Pada Periode Sebelumnya (l/det)
Debit Rata-rata Debit Pada
Akhir Periode
Rencana Kebutuhan Air Periode Pembagian Air Tersebut (l/det)
Keb. Air di Pintu Tersier
Keb. Air Lain-lain (Ql)
Qhilang Sisa Induk/Sek (Qh)
Keb. Air di Bang. Bagi (Qb)
Debit Suplesi (Qs)
NoNama Wilayah Kerja
Pembantu Pelaksana OP Irigasi
Luas Sawah Irigasi (Ha)
2
18 dari 29
: ………… = ………..…: ………… = ………..…: ………… = ………..…: ………… Ha 1 s/d 15
16 s/d …
H (cm) Q (l/det) H (cm) Q (l/det) H (cm) Q (l/det)2 3 4 5 6 7 8
Pelaksana OP Irigasi………………………………..Tanda tangan :
91
KiriDebit
Sungai (l/det)
Debit Rata-rata 5 harian (l/det)
Debit Pintu Masuk PengambilanTanggal
Debit Limpas BendungKanan
…………..…., …………………...….. 20…..
Penjaga Bendung
Jabatan Dinas :
Pembantu Pelaksana OP Irigasi
………………………………..Tanda tangan :
Nama :NIP :
Jabatan Dinas :
NIP :Nama :
Bendung
Total Luas Sawah IrigasiDaerah Irigasi Bagian Pelak. Kegiatan
Pelaksana OP Irigasi
bln ………...….20…..Periode Pemberian Air Tanggal =
Sungai Kabupaten
FORMULIR PENCATATAN DEBIT BANGUNAN PENGAMBILAN/PENCATATAN DEBIT SUNGAI
19 dari 29
= ………..…..… = ………..…..…= ………..…..… = ………..…..…= ………..…..… Ha= ………..…..… 1 s/d 15= ………..…..… 16 s/d …
1. Debit Diperlukan (dari blanko 07-O) 2. Debit Tersedia (dari blanko 08-0)
No Kode Jumlah (l/det)
1.1 Qt1.2 Ql
1.3 Qh (+)
(-)1.5 Qb (a) (b)
Debit (l/det) (l/det)Tersedia (Qra) (b)Diperlukan (Qb) (a)
4.14.24.34.44.54.6
………………., …………………. 20…...Ranting…………………………………Tanda tangan :
Di pintu tersierKep. lain-lain
Hilang
No
3. Debit Dialirkan
NeracaDebit Dialirkan
(Qa)
Bagian Pelaksana Kegiatan
Jumlah :Suplesi :Di bendung
1.4 Qs
Debit
NoTotal Debit
(l/det)Debit (l/det)Kode
Nama :NIP :
QaQsQlQh
Faktor - K =
4. Perhitungan Faktor K
( c )
( d )
4.54.6
Selisih = ( c ) - ( d )Qt
Batas Normal
DebitQ 100% SaluranQ 70% Saluran
Jabatan Dinas :
(l/det)
Pembantu Pelaksana OP
Kabupaten
Periode Pemberian Air Tanggal =
Daerah IrigasiNo Kode DITotal Luas Irigasi DI
FORMULIR PERHITUNGAN FAKTOR - K
Jumlah (m3/det)
Q Rata-rata
Tanggal Faktor K (K1/K2/K3…
Pelaksana OP
bln ………...….20…..
20 dari 29
= ……………..= ……….…….= ………..……Ha= ………..……buah
MT 1 MT 3
2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24Oktober I
IINopember I
IIDesember I
IIJanuari I
IIFebruari I
IIMaret I
IIApril I
IIMei I
IIJuni I
IIJuli I
IIAgustus I
IISeptember I
II
……………………., ………………………. 20……..
Ranting…………………………………
Tanda tangan :
NIP :Nama :
Jabatan Dinas :
Nama :NIP :
Jabatan Dinas :
Mengetahui,Kasie OP Wilayah Kabupaten
Tanda tangan :
Kabupaten : ………….
FORMULIR LAPORAN PRODUKTIVITAS DAN NERACA PEMBAGIAN AIR PER DAERAH IRIGASI
Luas Areal Kerja Pel. OP : ……….…Jumlah Pembantu Pelaksana OP : ……… buahBagian Pelaksana Kegiatan : ………….
Tahun 20 ……….. s/d 20 ………..Jumlah Petak TersierTotal Luas Irigasi DINo Kode DIDaerah Irigasi
3. Rencana Tanam Rencana Thn Ini
% = Jumlah Intensitas tanam MT 1 + MT 2 + MT 3
Rencana YAD
2. Kerusakan Tanam Dari Blanko 05-OGenangan/banjir
KekeringanJumlah Produksi (ton)
c) = (a) x (b)produksi padi ton
a) Puncak Luas Tanam (Ha)b) Data Ubinan Dari DIPERTA rata2 (t/Ha)
Gadu Ijin
PalawijaTebu/ lain2
Gadu Tak Ijin
5. Produksi Tanaman
4. Keadaan Air
Padi Rendeng
Perihal
Total Debit
Tersedia
(m3/det)
Debit Pengamb.
(m3/det)
Q limpas Bendung
(m3/det)
Kehil. Air di Jar. Utama
(m3/det)
Q Suplesi
(m3/det)
Curah Hujan (mm)
Neraca Air
(m3/det)
Q Pengambilan Dibagi Debit
RencanaTersier Lain-lain
Faktor K Rata-rata
Debit Rencana
Kebutuhan Air
(m3/det)
1. Realisasi Tanam (dari Blanko 05-O)
Puncak Luas Tanam (Ha)
Intensitas Tanaman Total
Intensitas Tanam Masing-masing
MT **)
Tebu (Ha) Lain-lainJumlah
Tanaman (Ha)
BeroGadu
Tidak Ijin
PalawijaPadi
Padi RendengMT 1 MT 2 MT 3
1
MT 2Gadu
Tidak IjinGadu Ijin
Bulan
21 dari 29
= ……………..= ……….…….= ………..…… Ha= ………..…… buah
Lama Baru Izin Tak Izin Padi izin Palawija Tebu Padi Palawija Tebu1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
Koordinator OP Irigasi Wilayah Kabupaten
Tanda tangan :
Jabatan Dinas :
Bagian Pelaksana Kegiatan : ………….
FORMULIR REALISASI LUAS TANAM PER DAERAH IRIGASI PER MASA TANAM
: ……… buah: ………….
: ……… buah
Kabupaten
Jumlah Pembantu Pelaksana OP Jumlah Pelaksana OP
……………………., ………………………. 20……..
Daerah IrigasiNo Kode DITotal Luas Irigasi DIJumlah Petak Tersier
Kekeringan Genangan Banjir(3) Areal Kena Musibah (Ha)
Jumlah Tanaman
Nama :NIP :
……………………………………………
(2) Realisasi Luas Tanam (Ha)Padi
Tebu Palawija Lain-lainJumlah
tanaman Bero
Pelaksana OPNoPadi Palawija
Tebu(1) Rencana Luas Tanam (Ha)
Luas Sawah (Ha)
Pembantu Pelaksana OP Lain-lain Bero
22 dari 29
=Luas Total Areal Bagian Pelaksana =Jumlah Kabupaten =
MT 1 MT 2 MT 3 MT 1 MT 2 MT 3 Tua Muda MT 1 MT 2 MT 3 MT 1 MT 2 MT 3 Tua Muda Padi Tebu Palawija Padi Tebu Palawija1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33
Asisten OP Bagian Pelaksana Kegiatan Irigasi
Nama : NIP :
Wilayah ………………………………………..
Nama : NIP :
Wilayah ………………………………………..
: …………… buah: 20…… / 20…….
……………………., ………………………. 20……..
…...….. Buah
Areal Kena MusibahKekeringan Tergenang Banjir
Bagian Pelaksana KegiatanTahun Masa Tanam
Mengetahui,Pemimpin Bagian Pelaksana Kegiatan Irigasi
Luas Sawah Irigasi
Jumlah Daerah Irigasi …...….. Buah…..…… Ha
BeroNo
Realisasi Luas Tanam (Ha)Padi Palawija Tebu
Lain-lain Jumlah Bero
FORMULIR REALISASI LUAS TANAH PER BAGIAN PELAKSANA KEGIATAN IRIGASI WILAYAH SELAMA SETAHUN
KabupatenDaerah Irigasi
No Kode DI
Rencana Luas Tanam (Ha)Padi Palawija Tebu
Lain-lain Jumlah
23 dari 29
LAMPIRAN F
PERHITUNGAN ANGKA KEBUTUHAN NYATA
PEMBIAYAAN PENGELOLAAN IRIGASI (AKNPI)
1.1. Biaya di Tingkat Daerah Irigasi
Biaya pengelolaan irigasi meliputi biaya di lapangan dan di kantor Dinas. Biaya di
lapangan atau di tingkat Daerah Irigasi adalah biaya langsung yang dibutuhkan untuk
pengelolaan irigasi, meliputi biaya operasi, pemeliharaan, dan rehabilitasi.
1.1.1 Perhitungan Pembiayaan Operasi Jaringan Irigasi
Pembiayaan Operasi irigasi di lapangan adalah semua biaya yang terkait
langsung dengan operasi jaringan irigasi di lapangan. Perhitungan ini dibuat
oleh pengamat/ranting pengairan bersama dengan GP3A, dengan mengisi
blanko AKNPI-01. Blanko ini dibuat setahun sekali.
1.1.2 Perhitungan Pembiayaan Pemeliharaan Jaringan Irigasi
Pembiayaan Pemeliharaan irigasi di lapangan adalah semua biaya yang
terkait langsung dengan pemeliharaan jaringan irigasi di lapangan.
Perhitungan ini dibuat oleh mantri/juru pengairan bersama dengan P3A,
dengan mengisi blanko AKNPI-02 untuk pemeliharaan rutin dan blanko
AKNPI-03 untuk pemeliharaan berkala. Pengisian blanko AKNPI-03 dibuat
berdasarkan hasil penelusuran jaringan.
1.1.3 Perhitungan Pembiayaan Rehabilitasi Jaringan Irigasi
Pembiayaan Rehabilitasi irigasi di lapangan adalah semua biaya yang
dibutuhkan untuk rehabilitasi jaringan irigasi. Perhitungan ini dibuat oleh dinas
yang membidangi irigasi dengan mengisi blanko AKNPI-04. Pengisian blanko
ini dibuat berdasarkan hasil SID (Survey, Investigasi, dan Desain) Rehabilitasi
jaringan irigasi.
1.2. Perhitungan Pembiayaan Pengelolaan Irigasi Tingkat Kabupaten/ Kota/Provinsi
24 dari 29
Perhitungan pembiayaan pengelolaan irigasi tingkat kabupaten merupakan
rekapitulasi dari biaya O&P, Rehabilitasi di masing-masing Daerah Irigasi ditambah
biaya untuk pembinaan/koordinasi dan pemberdayaan P3A.
Kebutuhan biaya ini dihitung oleh Dinas kabupaten dan diajukan ke Bappeda
kabupaten/Dinas yang membidangi irigasi provinsi/Balai besar dengan mengirimkan
blanko AKNPI-07.
1.2.1 Perhitungan Pembiayaan Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A)
Pembiayaan untuk pemberdayaan P3A dibuat oleh Dinas pengelola irigasi
setiap tahun sekali, meliputi semua biaya yang diperlukan dalam
pemberdayaan dan pendampingan P3A. Semua program tahunan untuk
pemberdayaan P3A dimasukkan kedalam blanko AKNPI-05.
1.2.2 Perhitungan Pembiayaan Pembinaan/Koordinasi Pengelolaan Irigasi
Pembiayaan untuk pembinaan pengelolaan irigasi dibuat oleh Dinas
pengelola irigasi setiap tahun sekali, meliputi semua biaya yang diperlukan
dalam pembinaa petugas pengelola irigasi dan biaya untuk melakukan
koordinasi dengan instansi lain, biaya administrasi dan pemeliharaan kantor.
Semua kebutuhan biaya untuk ini dimasukkan kedalam blanko AKNPI-06.
1.3. Mekanisme Pembiayaan Pengelolaan Jaringan Irigasi
Sesuai dengan UU 7/2004, kewenangan dan tanggung jawab pengelolaan irigasi
dibagi-bagi sesuai dengan luasan daerah irigasi. Oleh sebab itu penetapan program
definitif pengelolaan jaringan irigasi harus disesuaikan dengan kewenangan dan
tanggung jawabnya masing-masing.
Untuk Daerah Irigasi yang menjadi kewenangan kabupaten/kota, program definitif
diusulkan oleh dinas yang mengelola irigasi dan ditetapkan oleh bupati/walikota,
setelah mendapat rekomendasi dari komisi irigasi.
Untuk daerah irigasi yang menjadi kewenangan provinsi, program definitif ditetapkan
oleh kepala dinas PU/kepala dinas PSDA di provinsi berdasarkan usulan dari balai
provinsi.
Untuk daerah irigasi yang menjadi kewenangan pusat, program definitif ditetapkan
oleh Dirjen SDA berdasarkan usulan dari Bupati/Kepala Balai Besar.
25 dari 29
Usulan pembiayaan pengelolaan jaringan irigasi dapat dilihat pada bagan alir
dibawah ini:
26 dari 29
BAGAN ALIRUSULAN BIAYA PENGELOLAAN IRIGASI
KEGIATAN PENGAMAT DINAS
Operasi
Pemeliharaan Rutin
Pemeliharaan BerkalaSwakelola
Pemeliharaan BerkalaDiborongkan
Rehabilitasi
Pemberdayaan P3A
Pembinaan & Koordinasi
*) Usulan sesuai kewenangan
27 dari 29
USULANBIAYAO&P*)
BIAYA diTINGKAT DI
REKAP AKNPI
AKNPI-01
AKNPI-02
AKNPI-03B
AKNPI-03A
AKNPI-04
AKNPI-05
AKNPI-06
USULANBIAYAO&P*)
BIAYA diTINGKAT DI
REKAP AKNPI
AKNPI-01
AKNPI-02
AKNPI-03B
AKNPI-03A
AKNPI-04
AKNPI-05
AKNPI-06
DANA PENGELOLAAN IRIGASI (DPI)
28 dari 29
PENETAPAN BIAYA O&P
OLEH BUPATI
APBD KAB
APBDProv.
IPAIRP3A
DANA PENGELOLAAN IRIGASI(DPI)
PELAKSANAAN
PUSAT
USULAN BIAYA OP
USULAN BUPATI
KEWENANGANKAB / KOTA ?
29 dari 29